UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN, TOTAL FENOL DAN

advertisement
JKK, Tahun 2014, Volume 3(3), halaman 30-35
ISSN 2303-1077
UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN, TOTAL FENOL DAN TOKSISITAS
DARI EKSTRAK DAUN DAN BATANG LAKUM (Cayratia trifolia (L) Domin)
Rumayati1*, Nora Idiawati1, Lia Destiarti1
Program Studi Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Tanjungpura,
Jl. Prof. Dr. H. Hadari Nawawi,
*email: [email protected]
1
ABSTRAK
Lakum (Cayratia trifolia) merupakan salah satu tumbuhan yang berpotensi sebagai antioksidan alami.
Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan, kandungan total fenol
dan aktivitas toksisitas ekstrak metanol, fraksi n-heksana, fraksi kloroform dan fraksi metanol daun dan
batang lakum. Uji aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH (2,2-difenil-1-pikril-hidrazil), uji
kandungan total fenol menggunakan metode Folin-Ciocalteu dan uji toksisitas menggunakan metode
Brine Shrimp Lethality Test. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa % rendemen tertinggi yaitu pada
fraksi metanol daun 25,617%. Hasil skrining fitokimia menunjukkan bahwa ekstrak dan fraksi metanol
daun dan batang mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, polifenol dan steroid. Fraksi n-heksana dan
kloroform daun dan batang mengandung senyawa polifenol dan steroid. Aktivitas antioksidan terdapat
pada fraksi metanol batang lakum memilki dengan nilai IC50 60 ppm dan kandungan total fenol tertinggi
yaitu sebesar 57,7 μg/mL. Uji toksisitas menunjukkan bahwa fraksi kloroform dan metanol batang
memiliki aktivitas toksisitas yang tertinggi dengan nilai LC50 91,7 ppm. Hal ini mengindikasikan bahwa
fraksi metanol bersifat aktif sebagai antioksidan dan fraksi kloroform batang bersifat aktif sebagai
antikanker.
Kata kunci : antiokisdan, Cayratia trifolia, lakum, skrining fitokimia, total fenol, toksisitas
steroid, sterol, polifenol, flavonoid, glikosida
(Karthik et al., 2010 dan Patil et a., 2000).
Adanya penelitian sebelumnya dari beberapa
bagian tumbuhan lakum dan species Cayratia
maka diduga daun dan batang lakum juga
berpotensi sebagai antioksidan dan antikanker.
Namun, sampai saat ini belum ada referensi
tentang kandungan total fenol, uji toksisitas dan
aktivitas antioksidan dari daun dan batang
lakum. Oleh karena itu perlu dilakukan
pengujian skrining fitokimia, penentuan total
fenol, aktivitas antioksidan, dan uji toksisitas dari
ekstrak dan fraksi daun dan batang lakum.
PENDAHULUAN
Lakum (Cayratia trifolia) merupakan salah
satu tumbuhan tropis yang termasuk ke dalam
keluarga Vitaceae dan termasuk jenis tanaman
liar yang mudah dijumpai di hutan, terutama di
kawasan tepi sungai. Bagian tumbuhan lakum
yang sering digunakan oleh masyarakat yaitu
bagian buah, batang dan daun. Daun lakum,
secara
empiris,
telah
digunakan
oleh
masyarakat untuk minuman herbal bagi wanita
yang habis melahirkan dan obat bisul. Lakum
memiliki family yang sama dengan daun anggur
ungu (Vitis vinifera L).
Penelitian terhadap tumbuhan lakum telah
dilakukan oleh beberapa peneliti yaitu lakum
mengandung senyawa flavonoid, tannin,
saponin, triterpenoid, antrakuinon dan alkaloid
yang berpotensi sebagai antioksidan (Kumar et
al., 2012, Perumal et al., 2012, Widhiana, dkk,
2012). Gupta et al. (2012), melaporkan bahwa
ekstrak petroleum eter daun Cayratia trifolia
(Linn) memiliki potensi sebagai antiinflamasi.
Penelitian golongan senyawa kimia daun dan
batang 7 spesies Cayratia spp (C. anemonifolia,
C. auriculata, C. carnosa, C. elongata, C.
planicaulis, C. pedata dan C. trilobata) yaitu
memiliki kandungan kimia karbohidrat, lignin,
METODOLOGI PENELITIAN
Alat dan Bahan
Alat-alat yang akan digunakan pada
penelitian adalah alat rotary evaporator, blender,
kertas saring, botol vial, penangas air, neraca
analitik, seperangkat alat gelas, corong pisah,
pipet mikro dan spektrofotometer UV-VIS
Genesys 6.
Bahan-bahan yang akan digunakan pada
penelitian adalah akuades (H2O), sampel, larva
udang, asam klorida (HCl), asam sulfat (H2SO4),
kloroform, besi (III) klorida (Fe3Cl), 2,2-difenil-1pikril-hidrazil (DPPH), metanol (CH3OH), natrium
karbonat (Na2CO3), natrium hidroksida (NaOH),
n-heksana (C6H14), dimetil sulfoksida (DMSO),
30
JKK, Tahun 2014, Volume 3(3), halaman 30-35
ISSN 2303-1077
pereaksi Wagner, pereaksi Mayer, pereaksi
Lieberman-Burchard, asam tanat, reagen FolinCiocalteu dan Asam Askorbat (vitamin C).
Penentuan kandungan total fenol (Bhaskar et
al., 2011)
Penentuan Kandungan total fenol dilakukan
dengan metode Folin-Ciocalteu. Sebanyak 0,5
mL larutan ekstrak 0,05% dari ekstrak metanol,
fraksi metanol, fraksi kloroform dan fraksi nheksana dan dicampurkan 0,75 mL reagen
Folin-Ciocalteu 10% dan 2 mL Na2CO3 (2%
w/v). Kemudian campuran dihomogenkan
dengan alat vortek selama 15 detik dan
dipanaskan pada suhu 45oC selama 15 menit.
Absorbansi sampel diukur pada λmaks 720 nm
menggunakan spektrofotometer UV-Vis.
Kurva standar asam tanat ditetapkan dengan
menggunakan persamaan regresi linier, yang
menyatakan hubungan antara konsentrasi asam
tanat (0, 20, 40, 60, 80, 100 ppm) yang
dinyatakan sebagai sumbu X dengan besarnya
absorbansi hasil reaksi asam tanat dengan
pereaksi Folin-Ciocalteu yang dinyatakan
sebagai sumbu Y.
Prosedur Penelitian
Preparasi Sampel
Sampel tumbuhan lakum diperoleh dari Jalan
Parit Husein I Kota Pontianak Kalimantan Barat
dibersihkan dan dilakukan determinasi spesies
di Herbarium Bogoriense Pusat Penelitian
Biologi-LIPI Bogor. Selanjutnya dipisahkan
antara batang dan daun, Kemudian sampel
dikeringanginkan dan dihaluskan dengan
menggunakan blender.
Ekstraksi dan Partisi Sampel
Serbuk daun lakum 1,4 Kg dan batang
lakum 1,5 Kg yang telah kering dimaserasi
dengan metanol selama 3x24 jam pada suhu
kamar. Ekstrak kemudian disaring agar
diperoleh filtrat yang terpisah dari residu.
Ekstrak metanol kemudian dilakukan partisi
menggunakan pelarut dengan tingkat kepolaran
yang berbeda yaitu pelarut n-heksana dan
pelarut kloroform selanjutnya dipekatkan
menggunakan evaporator untuk memperoleh
ekstrak pekat dari masing-masing fraksi.
Uji aktivitas antioksidan dengan metode
DPPH (Kekuda et al., 2009)
Sebanyak 1 mL larutan dari ekstrak metanol
dan masing-masing fraksi (metanol, kloroform
dan n-heksana) dengan konsentrasi 50, 100,
150, 200, dan 250 µg/mL dicampurkan dengan
2 mL larutan DPPH 0,002%, kemudian
campuran didiamkan selama 30 menit.
selanjutnya serapannya diukur pada panjang
gelombang 525 nm. Sebagai kontrol positif
digunakan vitamin C (konsentrasi 2, 4, 6, 8 dan
10 ppm). Kekuatan inhibisinya dihitung
menggunakan rumus :
Analisis fitokimia
Identifikasi kandungan kimia dalam ekstrak
dilakukan
terhadap
senyawa
senyawa
(Harbone, 1987):
a. Steroid/ triterpenoid
Sebanyak 1 ml larutan ekstrak ditambah
dengan pereaksi Lieberman-Burchard. Adanya
senyawa steroid ditandai timbulnya warna hijau
atau biru dan triterpenoid menimbulkan warna
merah atau violet.
% Inhibisi=
x100%
Uji toksisitas dengan metode Brine Shrimp
Lethality Test (BSLT) (McLaughlin, 1998)
b. Alkaloid
Larutan ekstrak sebanyak 3 ml ditambah
dengan 1 ml HCl 2 N, dan 6 ml air suling,
kemudian panaskan selama 2 menit, dinginkan
kemudian disaring. Filtrat diperiksa adanya
senyawa alkaloid dengan pereaksi Dragendorff,
Mayer dan Wagner
a. Persiapan larva udang dan larutan induk
Wadah disekat dua bagian, diisi dengan air
laut sebanyak 1 liter. Telur Artemia salina
dimasukkan pada bagian sekat yang tertutup
dan sekat yang satu dibiarkan terbuka,
kemudian diberi lampu diatas bagian yang
terbuka untuk menarik udang Artemia salina
menuju bagian yang terkena cahaya lampu
sehingga terpisah dari cangkangnya. Telur-telur
dari Artemia salina akan menetas menjadi larva
dalam waktu 48 jam dan digunakan untuk uji
toksisitas dari ekstrak metanol, fraksi nheksana, fraksi kloroform dan fraksi metanol
daun dan batang lakum.
Dibuat larutan induk 2000 ppm dengan
melarutkan sebanyak sebanyak 0,5 g ekstrak
metanol, fraksi n-heksana, fraksi kloroform dan
c. Polifenol
Larutan ekstrak ditambahkan 2 tetes pereaksi
besi (III) klorida 1%. Senyawa fenol akan
menghasilkan warna biru, hijau, merah, ungu
atau hitam.
d. Flavonoid
Larutan ekstrak sebanyak 2 ml ditambah
dengan sedikit serbuk magnesium dan 2 ml HCl
2N. Senyawa flavonoid akan menimbulkan
warna jingga, kuning sampai merah.
31
JKK, Tahun 2014, Volume 3(3), halaman 30-35
ISSN 2303-1077
fraksi metanol daun dan batang lakum.
Dilarutkan dalam 25 mL air laut, ditambah 3
tetes DMSO, kemudian diencerkan menjadi tiga
macam konsentrasi yaitu 0, 10, 100, dan 1000
ppm.
Hasil partisi ekstrak daun dan batang lakum
diperoleh masing-masing tiga fraksi (Tabel 1)
yaitu :
Tabel 1 Rendemen Fraksi n-heksana, Kloroform
dan Metanol Daun dan Batang Lakum
Fraksi
Massa
% Rendemen
Kental (gr)
n-heksana daun
2,174
10,87%
Kloroform daun
3,691
18,46%
Metanol daun
5,123
25,62%
n-heksana batang
2,026
6,75%
Kloroform batang
3,791
12,64%
Metanol batang
6,048
20,16%
*massa awal fraksi daun : 20 gram
*massa wal fraksi batang : 30 gram
b. Uji toksisitas
Sebanyak 10 ekor udang dimasukkan ke
dalam masing-masing botol vial yang telah diisi
larutan ekstrak metanol, fraksi n-heksana, fraksi
kloroform dan fraksi metanol daun dan batang
lakum dengan konsentrasi masing-masing 1000,
100 dan 10 ppm dalam tiga kali ulangan. Botol
vial masing-masing berisi 5 mL (air laut, sampel
dan 10 ekor udang), satu sebagai kontrol.
Setelah 24 jam, diamati jumlah udang yang mati
untuk tiap-tiap konsentrasi. Data hasil penelitian
akan diolah dan disajikan dalam bentuk tabel
dan grafik. Data dari uji toksisitas tersebut akan
dianalisis dengan analisis probit menggunakan
SPSS versi 20.0 untuk mengetahui harga LC50.
Tabel 1 menunjukkan bahwa pada fraksi
metanol daun dan batang lakum memiliki nilai
rendemen
tertinggi
dibandingkan
fraksi
kloroform dan fraksi n-heksana. Hal ini
dikarenakan pada saat proses maserasi sampel
daun lakum memiliki luas permukaan yang lebih
besar dibandingkan batang lakum dan
Kandungan air pada daun tersebut lebih sedikit
sehingga penyusutan berat pada daun lakum
lebih kecil (Sudirman, 2011).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Ekstraksi
Ekstraksi daun dan batang lakum dilakukan
dengan metode maserasi menggunakan pelarut
metanol. Pelarut metanol dapat merusak dinding
sel pada sampel sehingga senyawa yang
bersifat polar ataupun non polar dapat terlarut
dalam metanol. Selama proses terjadi proses
difusi (Basset et al., 1994). Hasil maserasi daun
dan batang lakum dengan pelarut metanol
diperoleh rendemen sekitar 6,05% dan 3,35%.
Uji Fitokmia
Uji
fitokimia
dilakukan
sebagai
uji
pendahuluan secara kualitatif untuk mengetahui
kandungan kimia. Berikut adalah hasil skrining
fitokimia pada berbagai fraksi pada tumbuhan
lakum daun dan batang.
Tabel 2 Hasil Skrining Fitokimia Daun dan Batang Lakum
Sampel
Uji Golongan Senyawa
Alkaloid
Flavonoid
Polifenol
Ekstrak metanol daun
+
+
+
Fraksi n-heksana daun
+
Fraksi kloroform daun
+
Fraksi metanol daun
+
+
+
Ekstrak metanol batang
+
+
+
Fraksi n-heksana batang
+
Fraksi kloroform batang
+
+
Fraksi metanol batang
+
+
+
Ket
:+
-
Steroid
+
+
+
+
+
+
+
-
= Terjadi perubahan warna
= Tidak terjadi perubahan warna
Hasil Tabel 2 menunjukkan bahwa hampir
semua sampel mengandung golongan senyawa
polifenol dan steroid. Golongan senyawa
flavonoid hanya ada pada ekstrak dan fraksi
metanol. Hal ini karena golongan senyawa
flavonoid terdapat pada pelarut yang bersifat
polar yaitu pada fraksi ekstrak dan fraksi
metanol. Golongan senyawa alkaloid terdapat
pada ekstrak metanol, fraksi metanol dan fraksi
kloroform batang. Hasil skrining fitokimia ekstrak
petroleum
eter
Cayratia
trifolia
(Linn)
mengandung senyawa golongan flavonoid,
steroid, tannin dan terpenoid (Kumar et al.,
2012). Menurut Perumal et al., 2011, ekstrak
etanol daun batang dan akar lakum
32
JKK, Tahun 2014, Volume 3(3), halaman 30-35
ISSN 2303-1077
mengandung golongan senyawa
alkaloid,
flavonoid, terpenoid, tannin, dan saponin.
kandungan senyawa flavonoid yang berperan
sebagai antioksidan (Kumalaningsih, 2010).
Penentuan Kandungan Total Fenol
Penentuan kandungan total fenol dengan
metode Folin-Ciocalteu dilakukan berdasarkan
kemampuan
reagen
Folin-Ciocalteu
mengoksidasi gugus hidroksil (OH-) dari
senyawa golongan fenol. Senyawa fenolik
mereduksi fosfomolibdat fosfotungstat dalam
Folin-Ciocalteu membentuk molibdenum yang
berwarna biru.
Tabel 4 Hasil Uji Aktivitas Antioksidan dengan
Metode DPPH
Ekstrak/fraksi
Nilai IC50 (ppm)
Ekstrak metanol daun
165,9
Fraksi n-heksana daun
592,1
Fraksi kloroform daun
129,5
Fraksi metanol daun
125,7
Ekstrak metanol batang
155,9
Fraksi n -heksana batang
506,9
Fraksi kloroform batang
245,0
Fraksi metanol batang
60
Vitamin C
8
Tabel 3 Kandungan Total Fenol Daun dan
Batang Lakum
Ekstrak/Fraksi
Total Fenol (µg/mL)
Ekstrak metanol daun
24,0
Fraksi n-heksana daun
10,7
Fraksi Kloroform daun
39,3
Fraksi metanol daun
43,3
Ekstrak metanol batang
30,7
Fraksi n-heksana batang
12,7
Fraksi kloroform batang
20,7
Fraksi metanol batang
57,7
Berdasarkan hasil uji statistik analisis Uji
Anova (P<0,05) antara konsentrasi dan %
inhibisi memiliki perbedaan signifikan dan
berbeda nyata.
Aktivitas antioksidan diketahui memiliki
hubungan dengan kandungan total fenol.
Berdasarkan Tabel 5 ditunjukkan bahwa fraksi
metanol batang yang memiliki kandungan total
fenol tertinggi yaitu 57,7 µg/mL dan
menunjukkan nilai IC50 yang paling rendah yaitu
59,3 μg/mL. Semakin rendah nilai IC50 maka
kandungan total fenol semakin tinggi, sehingga
aktivitas antioksidan berbanding lurus dengan
total fenol, semakin tinggi kandungan fenol
dalam suatu bahan semakin tinggi pula
aktivitasnya sebagai antioksidan (Huang et al.,
2005).
Berdasarkan
hasil
yang
diperoleh
menunjukkan bahwa senyawa fenolik lebih
banyak terekstrak pada fraksi metanol batang
lakum daripada fraksi semi polar dan non polar.
Kandungan total fenol tertinggi terdapat pada
fraksi metanol batang yaitu sebesar 57,7 µg/mL.
Hal ini dapat terjadi karena senyawa golongan
fenol bersifat polar atau semi polar (Hayati dkk,
2010).
Tabel 5 Hubungan Antioksidan dan Kandungan
Total Fenol
Ekstrak/Fraksi
Total
Nilai IC50
Fenol
(ppm)
(µg/mL)
Ekstrak metanol daun
24,0
165,9
Fraksi n-heksana daun
10,7
592,1
Fraksi kloroform daun
39,3
129,5
Fraksi metanol daun
43,3
125,7
Ekstrak metanol batang
30,7
155,9
Fraksi n-heksana batang
12,7
506,9
Fraksi kloroform batang
20,7
245,0
Fraksi metanol batang
57,7
60
Uji Aktivitas Antioksidan dengan Metode
DPPH (2,2-difenil-1-pikril-hidrazil)
Uji aktivitas antioksidan dengan metode
DPPH dilakukan untuk menentukan seberapa
besar aktivitas suatu sampel untuk menghambat
radikal stabil DPPH dengan cara mendonorkan
atom hidrogen. Sampel yang memiliki aktivitas
antioksidan akan mereduksi DPPH menjadi
DPPH-H (Molyneux, 2004). Reduksi terjadi
ditandai dengan perubahan warna ungu menjadi
kuning.
Nilai IC50 dianggap sebagai ukuran yang baik
untuk efisiensi antioksidan senyawa-senyawa
murni ataupun ekstrak. Menurut Molyneux
(2004) semakin kecil nilai IC50 berarti semakin
tinggi aktivitas antioksidan. Hasil menunjukkan
bahwa pada sampel fraksi metanol batang
memiliki nilai IC50 terkecil dibandingkan sampel
lainnya, namun masih memiliki nilai IC50 lebih
besar dibandingkan nilai IC50 vitamin C. Fraksi
metanol mempunyai nilai IC5O yang lebih kecil
dibanding ekstrak lainnya karena
adanya
Berdasarkan hasil uji statistik Anova antara
nilai IC50 dengan kandungan total fenol memiliki
perbedaan yang signifikan dengan nilai selang
kepercayaan 0,852 artinya pengaruh kandungan
total fenol terhadap aktivitas antioksidan 85,2%
sedangkan 14,8% dipengaruhi oleh senyawa
lainnya.
33
JKK, Tahun 2014, Volume 3(3), halaman 30-35
ISSN 2303-1077
Uji Toksisitas dengan Brine Shrimp Lethality
Test (BSLT)
Brine Shrimp Lethaly Test (BSLT) dilakukan
untuk menentukan aktivitas toksisitas dari suatu
sampel bahan alam. Metode ini merupakan uji
awal yang digunakan untuk menentukan
aktivitas antikanker berdasarkan kemampuan
suatu sampel untuk membunuh larva udang
(Artemia salina) (Meyer, 1982).
DAFTAR PUSTAKA
Basset, J., Denny, R.C., Jeffrey, G.H. dan
Mendham, J., 1994, Buku Ajar Vogel
Kimia Analitik Kuantitatif Anorganik,A.B :
Pudjaatmaka, A.H. dan Setiono, L., Edisi
Ke-4, EGC, Jakarta
Bhaskar, A.; Nithya, V., and Vidhya, V.G., 2011,
Phytochemical Screening and In vitro
Antioxidant Activities of the Ethanolic
Extract of Hibiscus rosa sinensis L, J.
Annals of Biological Research., 2(5): 653661.
Gupta, A., Bhardwaj, A., Gupta, J. and Bagchi,
A., 2012, Antiimplantation Activity of
Petroleum Ether Extract of Leaves of
Cayratia trifolia Linn. on Female Albino
Rat, J. Asian Pacific of Tropical
Biomedicine, 2:S197-S199.
Harborne, J.B., 1987, Metode Fitokimia,
Penuntun Cara Modern Menganalisis
Tumbuhan, AB: K. Padmawinata dan I.
Soediro, terbitan ke-2, ITB, Bandung.
Hayati E.K., Fasyah A.G., dan Sa’adah L., 2010,
Fraksinasi dan Identifikasi Senyawa Tanin
pada Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa
bilimbi L.), J. Kimia, 4(2): 193-200.
Huang D., Ou B., Prior RL., 2005, The
Chemistry Behind Antioxidant Capacity
Assays. J. Agricultural and Food
Karthik, P., Amudha, P. and Srikanth, J., 2010,
Study on phytochemical profile and antiulcerogenic effect of Cayratia pedatata
Lam
in
albino
wistar
rats,
J.
Pharmacologyonline., 2: 1017-1029.
Kekuda, T.R.P.; Vinayaka, K.S.; Kumar, S.V.P.
and Sudharshan, S.J., 2009, Antioxidant
and Antibacterial Activity of Lichen
Extracts, Honey, and Their Combination,
J. Pharmacy Research., 2(12): 1875-1878
Kumalaningsih S., 2010, Antioksidan Sumber
dan Manfaatnya, J. Antioxidant centre 12:
112-123.
Kumar, D., Gupta, J., Kumar, S., Arya, R.,
Kumar, T. and Gupta, A., 2012,
Pharmacognostic Evaluation of Cayratia
trifolia (Linn.) Leaf, Asian Pacific Journal of
Tropical Biomedicine, 2:6-10.
McLaughlin, J.L and Roger , L.L., 1998, The
Use Of Medical Assays To Evaluate
Botanicals, J. Drug Information., 32 : 513524.
Meyer, B.N, and Ferrigni, M.L., 1982, Brine
Shrimp: A Convenient General Bioassay
for Active Plant Constituents, J. Planta
Medica., 45: 31-34.
Tabel 6 Nilai LC50 pada Sampel Daun dan
Batang Lakum
Ekstrak/Fraksi
Nilai LC50 (ppm)
Ekstrak metanol daun
666,6
Fraksi n-heksana daun
1292,2
Fraksi kloroform daun
232,7
Fraksi metanol daun
1177,2
Ekstrak metanol batang
652,3
Ekstrak n-heksana batang
984,3
Fraksi kloroform batang
91,7
Fraksi metanol batang
91,7
Nilai LC50 merupakan konsetrasi dari suatu
senyawa kimia yang dapat membunuh 50%
organisme uji (Meyer et al.,1982). Hasil
menunjukkan bahwa sampel fraksi kloroform
dan batang lakum lebih toksik dibandingan pada
fraksi lainnya hal ini dapat di lihat dari nilai LC50
yang paling kecil yaitu 91,7 ppm. Hal ini
berdasarkan Meyer et al., 1982 ekstrak yang
bersifat toksik apabila nilai LC50 < 1000 mg/ml.
Ekstrak yang lebih toksik yaitu pada fraksi
kloroform dan metanol batang lakum karena
batang lakum memiliki tingkat kematian yang
lebih besar dibandingkan dengan daun lakum
pada berbagai fraksi, selain itu karena pengaruh
dari senyawa metabolit sekunder yang
terkandung yaitu polifenol, alkaloid, flavonoid
dan steroid yang dapat membunuh larva udang
(Mutia, 2010).
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa
Kandungan total fenol tertinggi yaitu pada fraksi
metanol batang. Aktivitas antioksidan paling
besar yaitu pada fraksi metanol batang. Nilai
LC50 yang paling bersifat toksik yaitu pada fraksi
metanol batang dan fraksi kloroform batang.
Berdasarkan penapisan fitokimia, senyawa yang
berperan
terhadap
aktivitas
antioksidan
diperkirakan dari golongan flavonoid dan
senyawa yang berperan terhadap aktivitas
sitotoksik adalah dari golongan alkaloid dan
steroid. Semakin besar kandungan total fenol,
maka
semakin
besar
pula
aktivitas
antioksidannya.
34
JKK, Tahun 2014, Volume 3(3), halaman 30-35
ISSN 2303-1077
Molyneux, P., 2004, The Use of the Stable Free
Radikal diphenylpicrylhydrazyl (DPPH) for
Estimating Antioxidant Activity, J. Science
of Technology., 26(2):211-219.
Mutia, D., 2010, Uji Toksisitas Akut Ekstrak
Etanol Buah Anggur (Vitis vinifera)
terhadap Larva Artemia salina Leach
dengan Metode Brine Shrimp Lethality
Test (BST), Universitas Diponegoro,
Fakultas Kedokteran, Semarang, (Skripsi).
Patil, S. And Honrao, B. K., 2000,
Phytochemical Studies in the Genus
Cayratia Juss. (Vitaceae) and Their
Significance. Journal of Economic and
Taxonomic Botany., 24 : 688-694.
Gopalakrishnan, V.K., 2012, In Vitro
Antioxidant Activities and HPTLC Analysis
of Ethanolic Extract of Cayratia trifolia (L.),
Asian Pacific Journal of tropical disease.,
S952-S956.
Sudirman, S., 2011, Aktivitas Antioksidan dan
Komponen
Bioaktif
Kangkung
Air
(Ipomoea
aquatica
Forsk.),
Institut
Pertanian Bogor, Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan, Bogor, (Skripsi).
Widhiana, E.T., Fitriana, N., Neliyanti. Dan
Anugrah, E.T., 2012, Skrining Fitokimia
dan Uji Aktivitas Antioksidan Buah Lakum
(Vitis diffusa) Khas Kalimantan Barat pada
Berbagai
Fraksi,
MIPA
Universitas
Tanjungpura,
Pontianak,
Laporan
Penelitian PKMP.
Perumal, P.C., Sophia, D., Raj, C.A.,
Ragavendran, P., Starlin, T., and
35
Download