HUBUNGAN STRES DENGAN KEJADIAN PREEKLAMPSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BERGAS ARTIKEL OLEH : Aulia Rohmayani 030114A007 PROGAM STUDI D III KEBIDANAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS NGUDI WALUYO 2017 LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL Artikel dengan judul “Hubungan Stress dengan Kejadian preeklampsia pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Bergas” yang disusun oleh : Nama : Aulia Rohmayani NIM : 030114A007 Program Studi : DIII Kebidanan Telah disetujui dan disahkan oleh pembimbing utama Karya Tulis Ilmiah Program Studi D III Kebidanan Universitas Ngudi Waluyo. Ungaran, Agustus 2017 Pembimbing Utama Yulia Nur Khayati, S.SiT., MPH NIDN. 0622078601 ii HUBUNGAN STRESS DENGAN KEJADIAN PREEKLAMPSIA DI WLAYAH KERJA PUSKESMAS BERGAS KABUPATEN SEMARANG Aulia Rohmayani1, Yulia Nur Khayati 2, Heni Setyowati 3 Mahasiswa DIII Kebidanan1, Dosen Pembimbing Utama2 , Dosen Pembimbing Kedua3 Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Ngudi Waluyo ([email protected], [email protected], [email protected]) ABSTRAK Latar Belakang : Preeklampsia merupakan penyakit yang disebabkan kehamilan dan penyebab kematian maternal. Preeklampsia merupakan penyebab terbesar angka kematian ibu di kabupaten semarang pada tahun 2015 dengan presentse 29%. Salah satu faktor penyebab terjadinya preeklampsia adalah stress. Salah satu perubahan psikologis yang di alami ibu hamil yakni perasaan cemas, takut, bahkan tertekan, apabila ke tiganya dirasakan oleh ibu hamil maka hal tersebutlah yang dinamakan stres. Naiknya kortisol akan menyebabkan Pembuluh darah mengalami vasokontriksi menyebabkan gangguan perfusi metabolisme sehingga menjadi odeme dan membran glomerulus yang tidak berfungsi sehingga menjadi permeabilitas terhadap protein. Hipertensi, oedem, dan protein urin merupakan cirri khas yang terdapat pada preeklampsia. Tujuan : Untuk mengetahui Hubungan Stress dengan Kejadian preeklampsia pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Bergas. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasi menggunakan rancangan case control. Jumlah sampel 20 kasus dan 30 kontrol. Perbandingan1:2. Tekhnik sampling menggunakan quota sampling. Pengolahan data menggunakan analisis univariat, bivariat dengan chi square. Hasil : 50 Ibu hamil di wilayah kerja puskesmas bergas sebagian besar dalam kategori stress sedang yaitu sebanyak 19 (38,0%) dengan 12 (63,2%) ibu hamil mengalami preeklampsia. Berdasarkan hasil uji Chi-Square, ada hubungan stress dengan kejadian preeklampsia di wilayah kerja puskesmas bergas, nilai p-value sebesar 0,013 (α=0,05). Kesimpulan : Ada hubungan stress dengan kejadian preeklampsia di wilayah kerja puskesmas bergas dengan nilai p-value sebesar 0,013 (α=0,05). Saran : diharapkan dapat menambah pengetahuan ibu hamil tentang pentingnya menghindarkan stres selama hamil. Kata kunci : Stres, Preeklampsia, ibu hamil Kepustakaan : 38 (2007-2016) Hubungan Stress Dengan Kejadian Preeklampsia Di Wlayah Kerja Puskesmas Bergas Kabupaten Semarang 1 THE RELATIONSHIP BETWEEN STRESS AND PREECLAMPSIA INCIDENT ON PREGNANCY AT BERGAS PUBLIC HEALTH CENTER WORKING AREA SEMARANG REGENCY ABSTRACT Background : Preeclampsia is a disease caused by pregnancy and is the leading cause of maternal deaths. In 2015 at semarang regency, preeclampsia was the main motive of pregnant women death with 29% percentage, and stress was one of the factor that cause preeclampsia. One of the psychological changes experienced by pregnant mother are feelings of anxiety,fear, and depressed. If all of them felt by pregnant mother it is called stress. The rising number of cortisol will cause the vasoconstriction of blood vessels, it will causes edema due to disorders of metabolic perfusion and permeability of protein due to membrane glomerulidoes not work. Hypertension, edema, and protein in the urine are characteristics of preeclampsia. The purpose : to know the relationship between stress and preeclampsia incident on pregnancy at bergas public health center working area semarang regency Method : this research was a descriptive correlation case control design. The number of samples was 20 cases and 30 controls, with a ratio of 1: 1. Sampling by using quota sampling.Processing of the data in this study using univariate, bivariate with Chi-Square test. Result : there were fifty pregnancyat bergas public health center working area semarang regency were mostly in the category of moderate stress, 19 (38,0%) with 12 (63,2%) of pregnancy who were experiencing the preeclampsia. Based on the result of chi square test, there was a relationship between stress and preeclampsiaincident on pregnancy at bergas public health center working area semarang regency.With p-value 0,0013 (alpa = 0,05). Sumarry: there was a relationship between stress and preeclampsia incident on pregnancy at bergas public health center working area semarang regency.P- value = 0,0013 (alpa=0,05). Suggestion: this research was expected to increase the knowledge about the importance of avoiding stress during pregnancy. Keyword : stress, preeclampsia, pregnant woman. PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia merupakan salah satu tolak ukur kualitas pelayanan kebidanan dan salah satu indikator penting derajat kesehatan masyarakat. AKI menggambarkan jumlah wanita yang meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau penanganannya (tidak termasuk kecelakaan) selama kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari setelah melahirkan) tanpa memperhitungkan lama kehamilan per 100.000 kelahiran hidup (Depkes RI, 2015). Jumlah kasus kematian ibu di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2015 berdasarkan laporan dari kabupaten/kota sebanyak 619 kasus, mengalami penurunan cukup signifikan dibandingkan jumlah kasus kematian ibu tahun 2014 yang mencapai 711 kasus. Dengan demikian Angka kematian ibu Provinsi Jawa Tengah juga mengalami penurunan dari 126,55 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2014 menjadi Hubungan Stress Dengan Kejadian Preeklampsia Di Wlayah Kerja Puskesmas Bergas Kabupaten Semarang 2 111,16 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015. Kematian maternal terjadi pada waktu nifas sebesar 60,90%, pada waktu hamil sebesar 26,33%, dan pada waktu persalinan sebesar 12,76% (Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2015). Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang angka kematian ibu di Kabupaten Semarang tahun 2015 mengalami penurunan dibandingkan tahun 2014. Tahun 2014 AKI sebesar 144,31 per 100.000 KH (20 kasus), dan ditahun 2015 menjadi 120,34 per 100.000 KH (17 kasus). Meskipun mengalami penurunan namun belum dapat mencapai target SPM sebesar 102 per 100.000 KH (Profil Kesehatan Kabupaten Semarang, 2015). Adapun penyebab kematian ibu di Kabupaten Semarang tahun 2015 yaitu preeklamsi-eklamsi sebesar 29%, perdarahan sebesar 23%, penyakit jantung sebesar 17%, infeksi sebesar 5% dan lain-lain sebesar 23%, dengan demikian preeklamsi/eklamsi merupakan penyebab terbesar kematian ibu di Kabupaten Semarang (Profil Kesehatan Kabupaten Semarang, 2015). Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan penulis di puskesmas Bergas mendapatkan data jumlah ibu hami normal sejumlah 103 ibu hamil, ibu hamil dengan preeklampsia di puskesmas bergas pada tahun 2015 berjumlah 33 dan mengalami peningkatan pada tahun 2016 berjumlah 43 ibu hamil dengan preeklampsia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan Stress dengan Kejadian preeklampsia pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Bergas. METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah Jenis Penelitian deskriptif korelasi dengan menggunakan rancangan kasus dan kontrol. Jumlah sampel 20 kasus dan 30 kontrol, perbandingan1:2. Pengambilan sampel menggunakan tekhnik quota sampling. Analisis data yang digunakan adalah chi square. Pengolahan data menggunakan analisis univariat, bivariat dengan chi square. Adapun kriteria inklusi dalam penelitian adalah ibu hamil dengan janin tunggal, ibu hamil dengan paritas 2-3, ibu hamil dengan umur kehamilan sama dengan atau lebih dari 20 minggu, dan umur ibu 20-35 tahun, sedangkan kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah ibu hamil dengan penyakit ginjal, ibu hamil dengan penyakit DM, ibu hamil dengan penyakit vaskuler, ibu hamil dengan molahidatidosa, dan ibu hamil dengan riwayat keluarga preeklampsiaeklampsia. Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah master tabel dan kuesioner. Kuesioner digunakan untuk mengukur variabel stress ibu hamil dan master tabel digunakan untuk varibel kejadian preeklampsia pada ibu hamil. Untuk kuesioner stress menggunakan skala baku yaitu DASS (Depression Anxiety Stress Scale) 42 item, yang berisi 14 pertanyaan, yang telah di uji validitas menggunakan korelasi product moment dengan bantuan program SPSS for windows versi 16,0. Sedangkan uji reliabilitas menggunakan tehnik analisis Alpa cronbach yang diperoleh >0,60. Kuesioner DASS 42 ini juga sudah digunakan dalam berbagai penelitian sebagai alat pengumpulan data pada pasien ibu hamil yang mengalami stress, salah satunya adalah penelitian Sulistiyowati,dkk (2012). HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan pada ibu hamil di wilayah kerja puskesmas bergas diperoleh hasil sebagai berikut : Karakteristik Responden Hubungan Stress Dengan Kejadian Preeklampsia Di Wlayah Kerja Puskesmas Bergas Kabupaten Semarang 3 Tabel 1. Distribusi berdasarkan umur Umur 20-35 tahun Frekuensi 50 responden Tabel 3. Distribusi berdasarkan pendidikan Persentase (%) 100,0 Persentase (%) SD 4 8,0 SMP 28 56,0 SMA 17 34,0 D3 1 2,0 Jumlah 50 100,0 Hasil penelitian ini menyatakan bahwa berdasarkan tingkat pendidikan lebih didominasi oleh kelompok dengan tingkat pendidikan SLTA dengan jumlah 11 (55,0%), pada kelompok kasus dan 17 (56,7%) dan angka terendah terjadi pada kelompok dengan tingkat pendidikan D3/S1 dengan jumlah 1 (5,0%) pada kelompok kasus dan 0 (,0%) pada kelompok kontrol. Hasil penelitian Rozikhan tidak sejalan dengan penelitian Nurhusna (2013) yang menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan kejadian preeklampsia (OR=2,3). Pendidikan rendah mempunyai risiko terjadinya preklampsia 2,3 kali lebih tinggi dibandingkan dengan pendidikan tinggi. Tabel 4. Distribusi responden berdasarkan paritas Persentase Pekerjaan Frekuensi (%) Primipara 32 64,0 Multipara 18 36,0 Jumlah 50 100,0 Hasil penelitian ini menyatakan bahwa didapatkan paritas responden dalam penelitian adalah primipara atau paritas 1. Pada teori paritas 1 merupakan faktor utama preeklampsia, dimana pada ibu primigravida atau sering mengalami stress ibu yang pertama kali hamil sering mengalami stress dalam menghadapi kehamilan dan persalinan yang menyebabkan peningkatan tekanan darah akibat dari pelepasan corticotropicreleasing hormon oleh hipotalamus yang kemudian menyebabkan peningkatan kortisol. Jumlah 50 100,0 Berdasarkan tabel di atas diperoleh gambaran bahwa 50 responden berumur antara 20-35 tahun (100 %). Berdasarkan penelitian Wahyudi (2010) saat terbaik bagi seorang perempuan untuk hamil adalah saat berusia 20-35 tahun, sel telur telah diproduksi sejak lahir namun baru terjadi ovulasi ketika masa pubertas. Semakin lanjut usia maka kualitas sel telur sudah berkurang hingga berakibat juga menurunnya kualitas keturunan yang dihasilkan, sementara usia dibawah 20 tahun bukan masa yang baik untuk hamil karena organ-organ reproduksi belum sempurna yang tentu akan menyulitkan proses kehamilan dan persalinan. Tabel 2. Distribusi responden berdasarkan pekerjaan Persentase Pekerjaan Frekuensi (%) IRT 14 28,0 SWASTA 36 72,0 Jumlah 50 100,0 Hasil penelitian menyatakan bahwa jumlah ibu hamil yang bekerja pada kelompok kasus sebanyak 13 (65,0%) , kelompok kontrol sebanyak 23 (76,7%) dan untuk ibu hamil yang tidak bekerja berjumlah sama yaitu 7 responden pada kelompok kasus dan kontrol. sebagian besar responden yang bekerja yaitu sebanyak 13 responden ibu hamil preeklampsia, jumlah ini lebih besar dibandingkan dengan responden yang tidak bekerja yaitu sebanyak 7 ibu hamil preeklampsia. Menurut asumsi penelitian yang dilakukan Hadjiko (2014) bahwa pekerjaan sangat berpengaruh terhadap kehamilan ibu, hal ini disebabkan karena beban kerja ibu terlalu berat sehingga memberikan dampak kurang baik terhadap kehamilannya. Pendidikan responden Frekuensi Hubungan Stress Dengan Kejadian Preeklampsia Di Wlayah Kerja Puskesmas Bergas Kabupaten Semarang 4 Tabel 5. Distribusi gambaran stress Kejadian Frekuensi Persentase pada ibu hamil Preeklamsia (%) Tingkat Persentase Preeklamsia 20 40,0 Frekuensi Stres (%) Tidak 30 60,0 Normal 15 30,0 Preeklamsia Ringan 16 32,0 Jumlah 50 100,0 Sedang 19 38,0 Kejadian preeklampsia di wilayah Jumlah 50 100,0 kerja puskesmas bergas sebanyak 20 ibu Kejadian stress di wilayah kerja hamil atau 40,0% dari 50 responden. puskesmas bergas sebanyak 35 ibu hamil, Menurut Prawirohardjo (2009), dalam diantaranya mengalami stres sedang Rukiyah (2010) dikatakan preeklampsia sebanyak 19 orang (38,0%) dan adalah penyakit dengan tanda – tanda mengalami stress ringan sebanyak 16 hipertensi, proteinuria, dan edema yang orang (32,0%) dari 50 responden ibu timbul karena kehamilan. Pada hamil di wilayah kerja Puskesmas preeklampsia terjadi spasme pemuluh Bergas. Berdasarkan keterangan dari ibu darah disertai dengan restensi garam dan hamil yang mengalami stress sedang air. Pada beberapa kasus, lumen aticola bahwa berbagai macam masalah yang dalam tubuh mengalami spasme maka paling di rasakan oleh responden yaitu tekanan darah akan naik, sehingga usaha diantaranya, cenderung mudah untuk mengatasi kenaikan tekanan perifer tersinggung, mudah marah, sulit untuk agar oksigenasi jaringan dapat dicukupi beristirahat, dan rasa gelisah terhadap (Marmi, 2011). kehamilan maupun persalinan yang akan Proteinuria dapat disebabkan oleh mereka jalani. Faktor-faktor ini sesuai spasme arteriola sehingga terjadi dengan yang ada di poin-poin alat ukur perubahan pada glomerulus. Pengeluaran stress. Stress emosi yang terjadi pada ibu aliran darah ke ginjal telah terbukti dapat hamil menyebabkan peningkatan berkaitan pengerutan pada sistem pelepasan corticotropic-releasing arteriola aferen. Vasokontriksi aferen ini hormone (CRH) oleh hipotalamus, yang akhirnya dapat mengakibatkan kerusakan kemudian menyebabkan peningkatan pada membran glomerulus, sehingga hormon kortiosol. Naiknya hormone meningkatkan permeabilitasnya terhadap kortisol dapat menyebabkan ibu hamil protein (wiknjosastro, 2007), sedangkan rentan terkena berbagai penyakit, seperti, edema yang disebabkan oleh penimbunan gangguan jantung, hipertensi, sampai air yang berlebihan dalam ruangan preeklampsia. intersial belum diketahui sebabnya, mungkin karena retensi air garam Tabel 6. Distribusi gambaran (Marmi, 2011). preeklampsia pada ibu hamil Tabel 7. Hubungan stress dengan kejadian preeklampsia pada ibu hamil Kejadian Preeklamsia Tidak Stres Preeklamsia Total p-value 2 Preeklamsia F % F % F % Normal 2 13,3 13 86,7 15 100 8,732 0,013 Ringan 6 37,5 10 62,5 16 100 Sedang 12 63,2 7 36,8 19 100 Total 20 40,0 30 60,0 50 100 Hasil analisis hubungan antara besar tidak mengalami kejadian stress dengan kejadian preeklampsia pada preeklamsia, sejumlah 13 orang (86,7%). ibu hamil menunjukkan bahwa ibu hamil Sedangkan ibu hamil yang mengalami yang tidak mengalami stress sebagian stress ringan, sebagian besar mengalami Hubungan Stress Dengan Kejadian Preeklampsia Di Wlayah Kerja Puskesmas Bergas Kabupaten Semarang 5 kejadian preeklamsia, sejumlah 10 orang (62,5%). Ibu hamil yang mengalami stress sedang, sebagian besar mengalami kejadian preeklamsia, sejumlah 12 orang (63,2%). Berdasarkan hasil uji Chi Square diperoleh p-value 0,013. Karena p-value 0,013 < α (0,05) maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan secara signifikan antara stres dengan kejadian preeklampsia pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Bergas Kabupaten Semarang. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori Kurniati (2009) mengatakan bahwa ketika stress, tubuh memproduksi hormon adrenalin, tubuh juga mengeluarkan hormone kortisol. Naiknya kortisol akan melumpuhkan sistem kekebalan tubuh sehingga tubuh ibu hamil menjadi rentan terhadap berbagai penyakit dan gangguan, seperti gangguan jantung, hipertensi, saluran cerna, preeklampsia, dan sebagainya. Preeklampsia bisa terjadi karena jantung akan melakukan kompensasi dengan cara meningkatkan kardiak output yang menyebabkan hipertensi. Pembuluh darah pun mengalami vasokontriksi yang menyebabkan gangguan perfusi metabolisme sehingga menjadi odeme dan membran glomerulus yang tidak berfungsi sehingga menjadi permeabilitas terhadap protein. Teori diatas diperkuat oleh penelitian yang dilakukan Zhang (2013) di Tiangkok yang berjudul Association Between Mental Stress And Gestational hypertension/Preeclampsia: A MetaAnalysis, Zhang (2013) melakukan analisis, tiga belas penelitian disertakan dalam analisis akhir, yang benar-benar merekrut 668.005 wanita hamil. Hasilnya menunjukkan bahwa stress dikaitkan secara positif dengan risiko preeklampsia dengan (OR, 1,50; 95% CI, 1,15-1,97; P=0,003). Pada penelitian ini terdapat 2 (13,3%) responden yang tidak stress tetapi mengalami preeklampsia, hal tersebut dapat terjadi karena preeklampsia bukan hanya disebabkan oleh stress, namun dapat disebabkan oleh banyak faktor resiko yang dapat menyebabakan terjadinya preeklampsia pada ibu hamil. Beberapa faktor resiko preeklampsia berdasarkan hasil penelitian Elsanti dkk (2016) yaitu pendidikan, paritas, aktivitas fisik dan riwayat preeklampsia/eklampsia. Penelitian Elsanti dkk (2016) akifitas fisik pada ibu hamil dengan pre eklamsi terdapat hubungan signifikan dengan p value 0.0296. Aktifitas pekerjaan seseorang dapat mempengaruhi kerja otot dan peredaran darah. Responden yang tidak stress tetap mengalami preeklampsia Responden dengan kategori stress ringan sebanyak 16 ibu hamil, dimana 6 ibu hamil (37,5%) pada kelompok kasus dan 10 ibu hamil (62,5%) pada kelompok kontrol. Responden dengan kategori stress ringan pada kelompok kasus merupakan sebagian besar responden yang menjawab kuesioner penelitian yang dimana selama kehamilannya merasakan bahwa dirinya menjadi mudah sering sekali marah, berbeda dengan responden yang mengalami stress ringan pada kelompok kontrol merupakan sebagian besar responden yang menjawab kuesioner penelitian yang dimana selama kehamilannya merasakan bahwa dirinya tidak pernah marah atau kadang-kadang. Hal ini menunujukkan bahwa responden pada kelompok kasus lebih mudah mengalami stress dibanding dengan kelompok kontrol. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan antara lain sebagai berikut : 1. Kategori stress pada ibu hamil di wilayah kerja puskesmas bergas yaitu sebanyak 35 responden (70,0%), stress ringan sebanyak 16 (32,0%) dan stress sedang sebanyak 19 (38,0%). Hubungan Stress Dengan Kejadian Preeklampsia Di Wlayah Kerja Puskesmas Bergas Kabupaten Semarang 6 2. Preeklampsia pada ibu hamil di wilayah kerja puskesmas bergas sebanyak 20 responden (40,0%). 3. Ada hubungan yang bermakna antara stress dengan kejadian preeklampsia pada ibu hamil di willayah kerja puskesmas bergas dengan nilai pvalue 0,013. Kategori stress dalam penelitian adalah stres sedang yaitu sebanyak 12 ibu hamil (63,2%). Adapun saran yang diberikan antara lain : 1. Bagi institusi pendidikan Disarankan bagi pihak institusi agar dapat mempergunakan hasil penelitian ini sebagai referensi di perpustakan kampus. Agar bermanfaat bagi mahasiswa angkatan selanjutnya. 2. Bagi puskesmas Disarankan bagi puskesmas untuk dapat meningkatkan upaya promotif dan preventif dengan memberikan penyuluhan dan sosialisasi mengenai resiko terjadinya preeklampsia pada ibu hamil dan mengurangi stress dengan memberikan penyuluhan pada ibu hamil yaitu menagajarkan cara manajemen stres pada kehamilan sehingga dapat menambah pengetahuan ibu hamil mengenai faktor risiko preeklampsia. 3. Bagi bidan Disarankan bagi bidan untuk selalu memberikan dukungan pada ibu hamil, dukungan yang diberikan bidan bisa melalui kelas antenatal, antara lain membuka forum komunikasi yang dapat memberikan kesempatan kepada ibu hamil yang mengalami masalah untuk berkonsultasi, mengajarkan tehnik relaksasi, dan senam hamil. 4. Bagi responden Dapat menambah pengetahuan ibu hamil tentang pentingnya menghindarkan stres selama hamil. 5. Bagi peneliti Disarankan bagi peneliti agar memanfaatkan hasil penelitian ini dalam kehidupan sehari-hari dapat melanjutkan penelitian ini di tingkat studi yang lebih tinggi dan disarankan untuk peneliti selanjutnya, DAFTAR PUSTAKA Aprilia, Y. dan Ritchmond, B. (2011). Gentle Birth : Melahirkan Nyaman Tanpa Rasa Sakit. Jakarta : PT Gramedia Widiasarana Indonesia. Arfian, S. 2007 . Perbandingan Indeks Pulsasi Arteri Umbilikalis Pada Preeklampsia Dan Kehamilan Normal. Surabaya : Fak. Universitas Airlangga, Rsud Dr. Soetomo ( Diakses dari Www.Scribe.Com/Perbandingan IndeksPulsasi-ArteriUmbilikalis-Pada-PreeklampsiaDan-Kehamilan-Normal. Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Aryanti, K. 2012. Hubunga n Antara Stres Dengan Kejadian Kehamilan Preeklampsia Pada Maternal Di RSU Dr. Saiful Anwar Malang, diakses tahun 2012 dari http://eprints. umm.ac.id/eprint/29870. Brooks MD., 2011. Pregnancy, Preeclampsia. Dalam: Wulan, S.K., 2012. Karakteristik Penderita Preeklampsia Dan Eklampsia Di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2009 – 2011. Chapman, Vicky. 2013. Asuhan kebidanan persalinan. Jakarta : EGC. Cunningham. 2006. Obstetri William. Jakarta : EGC. _______. 2010. Obstetri William. Jakarta : EGC. Hubungan Stress Dengan Kejadian Preeklampsia Di Wlayah Kerja Puskesmas Bergas Kabupaten Semarang 7 Devita Elsanti, Diyah Yulistika, Yuliarti. 2016. Hubungan Antara Tingkat Stress Dan Aktivitas Fisik Terhadap Kejadian Pre Eklamsi Pada Ibu Hamil Di Wilayah Puskesmas Kalibagor. Prosiding. Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Purwokerto. (Diakses 2016). Dhiah, Stiarti. 2013. Hubungan Dukungan Suami Dengan Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Primigravida Trimester 3 di RSUD Temanggung. Skripsi. Program Pendidikan Ners Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisiyah Jogja. Dinas Kesehatan Jawa Tengah. 2015. Profil Kesehatan Jawa Tengah Tahun 2015. Diakses Tahun 2015, dari Http://Www. Dinkesjatengprov.go.id. Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang. 2015. Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang Tahun 2015. Diakses tahun 2015, dari Http://Www.Dinkeskab semarang.go.id. Hawari . 2013. Manajemen Stress, Cemas Dan Depresi. Jakarta. : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Irmayani, Sambara. 2010. Faktor Yang Berhubungan Dengan Stres Kerja Ibu Hamil Di Puskesmas Batua Kota Makassar. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Makasar .(Diakses 2010). Kementrian Kesehatan Indonesia. 2014. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2014. Diakses Tahun 2014, Dari Http:// ProfilKesehatan-Indonesia-2014-Pdf. Kurniati, A. 2009. Coping Stres Perawat Dalam Menghadapi Agresi Pasien Di Rumah Sakit Jiwa Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang. Diakses Bulan April 2014 Dari http://journal. unair.ac.id/download-fullpapersjpioa53a2a93e2full.pdf Kusmiyati, et al (2009). Perawatan Ibu Hamil (Asuhan Ibu Hamil). Yogyakarta: Fitra Maya Lisnawati, L. 2013. Askeb Terkini Kegawatdrurtan Maternak Dan Neonatal. Jakarta; Trans Info Media. Lovibond, S.H. & Lovibond, P.F. 1995. Depression Anxiety And Stres Scale 42 (DASS 42).http://www.clintools.com/vict ims/resources/assessment/affect/d ass42.html. Diakses pada tanggal 25 mei 2013. Manuaba. 2007. Gawat Darurat Obstetri Ginekologi Dan Obstetri Ginekologi Social Untuk Profesi Bidan. Jakarta: EGC. Manuaba, IBG,dkk. 2010. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan Dan KB. Jakarta : EGC. Marmi. 2011. Asuhan Kebidanan Patologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Marry, E. 2007. Psychosocial Stress Increases Inflammatory Markers And Alters Cytokine Production Across Pregnancy. https://doi.org/10.1016/j.bbi.2006. 08.006 (Diakses 2007) Medicastro, 2011. Stres Saat Hamil Diakses Pada Tanggal 21 Oktober 2011, Dari Http://Www.BeeHealth.Com/ Hindari-Stres-SaatHamil. Hubungan Stress Dengan Kejadian Preeklampsia Di Wlayah Kerja Puskesmas Bergas Kabupaten Semarang 8 Muhammad, Taufik. 2013. Pengaruh Olah Raga Jalan Kaki Sepuluh Menit Pada Ibu Hamil Primigravida Terhadap Tekanan Darah Di Wilayah Kecamatan Buaran Kabupaten Pekalongan. Skripsi. Program Studi S1 Keperawatan STIKES Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan. (Diakses 2013) National Safety Council. T.C. Gilchrest. 2004. Manajemen Stres Alih Bahasa Widyastutik. Jakarta: EGC. Ningsih M.A. 2008. Kecemasan terhadap Kehamilan pada Wanita Dewasa Muda yang Bekerja. Gunadarma ejournal. Notoatmodjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. _______. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Pepine CJ, Drexter H, Dzau VJ. 1996. Endothelial Cell in Cardiovascular Health and Disease. Florida: University of Florida. Poter, P.A,PERRY, A.G. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, Dan Praktek. Edisi 4 Volume 2. Alih Bahasa : Renata Komalasari, Dkk. Jakarta : EGC Prawirohardjo ,S. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo _______. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo Pudiasuti, Ratna Dewi. 2012. Asuhan Kebidanan Pada Hamil Normal & Patologi. Yogyakarta : Nuha Medika. Rukiyah, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan 4 Patologi Kebidanan. Jakarta; Trans Info Media Shanchun, Zhang. 2013. Association Between Mental Stress And Gestational Hypertension/Preeclampsia: A Meta-Analysis. Am J Obstet Gynecol. 2013 .November ; 209(5): . doi:10.1016/j.ajog.2013.07.003. Silbernagl, Stefan. Lang, Florian. 2009. Institute of physiology University of wuzbrung. Color Atlas of Patophysiology. 2nd Edition Sugiyanti. 2015. Stres Ibu Selama Menjalani Kehamilan Di Kelurahan Belawan II Kecamatan Medan Belawan Diakses 7 November 2015 Dari Http://Repository.Usu.Ac.Id.// Handle/123456789/50217. Sugiyono. 2009. Metode Penilitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif dan R& D. Bandung: Alfabeta. Sugiyanto. 2015. Stress Ibu Selama Menjalani Kehamilan. Diakses Tahun 2015, Dari Repository.Usu.Ac.Id/Bitstream/1 23456789/50217/7/Cover.Pdf Sukaesih, S 2012. Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Pengetahuan Ibu Hamil Mengenai Tanda Bahaya Dalam Kehamilan di Puskesmas Tegal Selatan Kota Tegal. Skripsi. Program Sarjana Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (Diakses 27 Mei 2016) Sulistyawati, Ari. Kebidanan 2009. Pada Asuhan Masa Hubungan Stress Dengan Kejadian Preeklampsia Di Wlayah Kerja Puskesmas Bergas Kabupaten Semarang 9 Kehamilan. Jakarta : Salemba Medika Sunaryo, 2014. Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta : EGC Varney,H., 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4. Jakarta;EGC Vianna, Priscila. 2011. Distress Conditions During Pregnancy May Lead To Pre-Eclampsia By increasing Cortisol Levels And Altering Lymphocyte Sensitivity To Glucocorticoids. journal homepage: www.elsevier.com/locate/mehy (Diakses 2011). Wibowo, Naroyono. Dharma, Rahajuningsih. Raranta. 2005. Disfungsi Endotel Pada Praeklampsia. Departemen Patologi klinik, Departemen Obsetri dan ginekologi Fakultas kedokteran Universitas Indonesia ; Indonesia, Jakarta : FK UI. Hubungan Stress Dengan Kejadian Preeklampsia Di Wlayah Kerja Puskesmas 10 Bergas Kabupaten Semarang