BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan dan masyarakat yang bermukim di sekitarnya merupakan dua komponen yang saling mempengaruhi. Aktivitas produksi yang dilakukan oleh perusahaan memiliki dampak terhadap masyarakat di sekitarnya, baik positif maupun negatif. Begitupun sebaliknya, pandangan atau tindakan masyarakat sekitar perusahaan dapat mempengaruhi keberlanjutan keberadaan sebuah perusahaan di wilayah tertentu. Interaksi di antara keduanya merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindarkan karena mereka berada dalam lingkungan yang sama. Aktivitas perusahaan memiliki dampak terhadap masyarakat sekitarnya. Dampak tersebut dapat berupa dampak positif seperti antara lain penciptaan lapangan pekerjaan dan peningkatan ekonomi, maupun dampak negatif seperti antara lain penurunan kualitas lingkungan dan kesehatan masyarakat. Namun, bagian mana yang lebih menonjol dari kedua dampak tersebut tergantung dari sudut mana masyarakat memandangnya. Apabila dampak positif lebih menonjol dibandingkan dampak negatif di mata masyarakat sekitar, maka hal tersebut tentu akan menguntungkan bagi perusahaan. Hal yang tidak diinginkan adalah apabila yang terjadi merupakan hal yang sebaliknya. Akibatnya, kegiatan perusahaan dan proses produksinya dapat terhambat sebagaimana yang dialami oleh PT. Freeport Indonesia pada tahun 20061. Cara masyarakat sekitar memandang perusahaan disebut sebagai persepsi. Leavitt (1978) menyatakan bahwa persepsi (perception) adalah pandangan atau pengertian, yaitu bagaimana seseorang memandang atau mengartikan sesuatu. Persepsi masyarakat ini dibentuk oleh faktor individu dan faktor lingkungan. Rakhmat (2005) menyebutnya sebagai faktor personal dan situasional, sedangkan 1 PT. Freeport Indonesia menghentikan sementara kegiatan di kantor dan produksinya pada tanggal 22 Februari 2006 akibat adanya penutupan ruas jalan dan pemukiman karyawan PT. Freeport Indonesia ke lokasi pengolahan dan penambangan Grasberg oleh sekitar 500 warga Kampung Kali Kabur dan Banti, Distrik Tembagapura (Ambadar, 2008). 2 Krech dan Cruthfield (1997:235) dalam Rakhmat (2005) menyebutnya faktor fungsional dan faktor struktural. Kebutuhan merupakan salah satu contoh faktor personal yang membentuk persepsi. Ambadar (2008) menyatakan bahwa sebuah pabrik atau bentuk usaha lain di lingkungan yang tertinggal dari segi ekonomi diharapkan dapat menjadi penolong bagi masyarakat di sekitarnya, sebagai pengaruh dari kehadirannya tersebut. Apabila hal tersebut tidak terjadi, maka masyarakat akan mudah dipengaruhi oleh pihak lain yang memiliki kepentingan buruk terhadap perusahaan. Hal tersebut mengartikan juga bahwa apabila kebutuhan masyarakat terpenuhi oleh kehadiran perusahaan, maka masyarakat cenderung memiliki persepsi positif terhadap perusahaan sehingga tidak mudah untuk dipengaruhi oleh pihak lain. Menurut Ambadar (2008), paradigma perusahaan yang hanya berorientasi memperoleh laba (profit) sebesar-besarnya sudah mulai bergeser dan mulai berupaya memberikan dampak positif keberadaannya bagi kesejahteraan masyarakat sekitar. Lebih lanjut Ambadar (2008) memaparkan bahwa komunitas bisnis di berbagai negara telah semakin menyadari bahwa pembangunan berkelanjutan suatu perusahaan hanya dapat dipertahankan apabila terdapat keseimbangan antara aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup yang mendukungnya. Aktivitas kepedulian perusahaan ini salah satunya diwujudkan dalam tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility/CSR). Tanggung jawab sosial perusahaan merupakan salah satu upaya perusahaan untuk memperbaiki persepsi masyarakat sekitar. Salah satu praktik tanggung jawab sosial perusahaan yang menonjol di Indonesia menurut Ambadar (2008) adalah penekanan pada aspek pemberdayaan masyarakat (community development), meskipun tanggung jawab sosial tidak hanya merupakan community development. Hal ini sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat yang berdasarkan data pemerintah masih berada dalam kemiskinan2. Beberapa manfaat yang dapat dirasakan oleh perusahaan melalui kegiatan tanggung jawab 2 Data pemerintah menyebutkan jumlah kemiskinan di Indonesia lebih dari 30% populasi, sedangkan pengangguran sudah mencapai 40 juta orang penduduk (Ambadar, 2008). 3 perusahaan sebagai upaya pengembangan masyarakat berdasarkan hasil penelitian Herlin (2008) adalah untuk mempublikasikan keberadaannya sehingga hubungan yang baik dengan stakeholder (dalam hal ini masyarakat) dapat terwujud dan membina hubungan baik dengan masyarakat sehingga tidak terjadi konflik. Upaya perusahaan untuk memperbaiki persepsi masyarakat sekitar lainnya adalah melalui penerapan komunikasi perusahaan. Menurut Hadi (2001) hubungan perusahaan dengan komunitas merupakan suatu tindakan yang harus dilakukan perusahaan untuk memelihara dan membina hubungan dengan lingkungannya melalui komunikasi yang saling menguntungkan. Oleh karena itu, komunikasi perusahaan diharapkan dapat menjangkau semua lapisan masyarakat. PT. Indah Kiat Pulp and Paper Mills (PT. IKPP) Tangerang merupakan salah satu perusahaan terkemuka di Indonesia yang berdiri di tengah masyarakat. Laporan keberlanjutan lingkungan dan sosial Asia Pulp and Paper (APP) untuk Indonesia tahun 2005-2006 menyebutkan bahwa PT. IKPP Mills Tangerang merupakan pabrik kertas pertama di Indonesia yang mendapatkan sertifikat ISO 14001 pada tahun 1996. PT. IKPP Mills Tangerang telah mendapatkan peringkat ”hijau” dalam Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (PROPER) pada periode 2006-2007 yang dikembangkan oleh Kementrian Negara Lingkungan Hidup (www.menlh.go.id, 20/10/2009, 19:00). Peringkat tersebut menandakan bahwa perusahaan telah melakukan pengelolaan lingkungan lebih dari yang dipersyaratkan, telah mempunyai sistem pengelolaan lingkungan, dan mempunyai hubungan yang baik dengan masyarakat, termasuk melakukan upaya 3R (Reuse, Recycle dan Recovery). Selain itu, atas komitmennya untuk melestarikan lingkungan, PT. IKPP Mills Tangerang juga menerima penghargaan lingkungan dari Bupati Tangerang H. Ismet Iskandar dan OHSAS 18001 Awards pada tahun 2007. Beberapa prestasi yang telah dicapai oleh PT. IKPP Mills Tangerang tersebut sejalan dengan komitmennya yaitu untuk menjalankan usahanya secara berkelanjutan, dimana perusahaan menggunakan definisi usaha berkelanjutan Bank Dunia (jms dan brn, 2007). Definisi usaha berkelanjutan tersebut terdiri atas tiga pilar, yaitu lingkungan, sosial dan ekonomi. Adapun kegiatan sosial yang 4 telah dilakukan PT. IKPP Mills Tangerang secara rutin antara lain sunatan massal, program beasiswa, bantuan sarana dan prasarana komunitas sekitar pabrik, dan lainnya. Sejauhmana upaya perusahaan tersebut dapat memperbaiki persepsi masyarakat sekitar terhadap aktivitas perusahaan merupakan hal yang menarik peneliti untuk melaksanakan penelitian ini. Peneliti juga tertarik untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi masyarakat sekitar terhadap aktivitas perusahaan. Oleh karena itu, penelitian ini berupaya untuk mengetahui bagaimana persepsi masyarakat di sekitar perusahaan dan bagaimana upaya perusahaan untuk memperbaiki persepsi masyarakat sekitar guna menjamin sustainability perusahaan di wilayah tersebut. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan tersebut, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah: 1. Bagaimana persepsi masyarakat sekitar terhadap aktivitas PT. IKPP Mills Tangerang berdasarkan faktor individu dan faktor lingkungan? 2. Bagaimana upaya PT. IKPP Mills Tangerang untuk memperbaiki persepsi masyarakat sekitar? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengidentifikasi: 1. Persepsi masyarakat sekitar terhadap aktivitas PT. IKPP Mills Tangerang berdasarkan faktor individu dan faktor lingkungan. 2. Upaya yang dilakukan PT. IKPP Mills Tangerang untuk memperbaiki persepsi masyarakat sekitar. 5 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi kalangan akademisi, perusahaan, dan masyarakat serta instansi terkait. Manfaat tersebut antara lain sebagai berikut: 1.4.1 Bagi Penulis dan Kalangan Akademisi Tulisan ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pemahaman penulis dan kalangan akademisi mengenai persepsi masyarakat sekitar terhadap aktivitas perusahaan. Selain itu, penulis dapat menerapkan teori-teori yang telah didapatkan di bangku perkuliahan. 1.4.2 Bagi Perusahaan Tulisan ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada perusahaan mengenai persepsi masyarakat sekitar terhadap aktivitas perusahaan dan juga hubungannya dengan upaya perusahaan untuk memperbaiki persepsi masyarakat sekitarnya. Hal ini diharapkan dapat berguna bagi perusahaan untuk menjalin hubungan baik dengan masyarakat demi keberlangsungan perusahaan di wilayah tersebut. 1.4.3 Bagi Masyarakat dan Instansi Terkait Masyarakat dapat menambah pengetahuan mengenai aktivitas perusahaan. Sedangkan bagi instansi terkait, penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam mengeluarkan kebijakan yang terkait dengan keberadaan perusahaan.