ISSN-P 2407-2184 Jurnal Akuntansi Politeknik Sekayu ( ACSY ) Volume I, No. 1, November 2014, h. 39-51 PENGARUH DIVIDEND PER SHARE (DPS) DAN EARNING PER SHARE (EPS) TERHADAP HARGA SAHAM INDUSTRI MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA Maulan Irwadi, S.E., M.Si., Ak.CA Dosen Program Studi Akuntansi Politeknik Anika Abstrak Penelitian ini beetujuan untuk mengetahui pengaruh Deviden Per Share (DPS) dan Earning Per Share (EPS) terhadap harga saham pada perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia dan berdasarkan sample (purpose sampling) di dapatkkan 7 perusahaan Industri manufaktur yang melaporkan laporan keuangan secara lengkap dan menerbitkkan dividen selama lima tahun berturut-turut yaitu dari tahun 2008 sampai tahun 2012. Data yang digunakan adalah data sekunder.Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial DPS tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham perusahaan industri manufaktur di Bursa Efek Indoonesia periode 2008 s.d. 2012.Dari segi teori, hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat pertama dalam irrelevance theory mengenai pengaruh kebijakan dividen terhadap harga saham.Teori ini menganggap bahwa kebijakan dividen tidak membawa dampak apa-apa bagi nilai perusahaan.sedangkan secara parsial EPS memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham perusahaan industri manufaktur di Bursa Efek Indonesia periode 2008 s.d.2012. EPS dan DPS secara simultan (bersama-sama) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham perusahaan industri manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Kata kunci: Earning Per Share, Earning Per Share, harga saham dan laporan keuangan. 1. PENDAHULUAN yang menunjukkan berapa besar keuntungan 1.1 Latar Belakang (return) yang diperoleh investor atau pemegang Tahun 2008 terjadi krisis global yang saham persaham (Darmadji dan Fakhuddin, disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya 2006,h.139). Dengan memperhatikan Earnings Per naiknya harga minyak dunia yang menyebabkan Share maka investor dapat mempertimbangkan naiknya harga makanan di seluruh dunia, para untuk berinvestasi di pasar modal. Earnings Per investor mulai kehilangan kepercayaan sehingga Share dipengaruhi oleh pendapatan perusahaan, harga-harga saham terbesar di bursa-bursa utama jika pendapatan perusahaan tinggi maka nilai dunia pun jatuh. Diperkirakan krisis ekonomi ini Earnings Per Share juga akan tinggi, begitu juga hampir sama dengan krisis ekonomi yang terjadi sebaliknya. Hal ini akan mempengaruhi harga di tahun 1929 (www.vibizmanagement.com). saham, karena pergerakan harga saham pengaruh Adapun permasalahan yang dihadapi oleh awalnya adalah pada pendapatan perusahaan. investor di pasar modal adalah adanya kesulitan Earnings per share yang tinggi menggambarkan untuk menentukan keputusan investasinya dan bahwa perusahaan tersebut mampu memberikan faktor apa yang menentukan harga saham di bursa. tingkat kesejahteraan yang lebih baik kepada Para dalam pemegang saham.Salah satu variabel dividen yang senantiasa dapat mempengaruhi harga saham adalah dividend, menginginkan agar laba per lembar saham atau yaitu pembagian sisa laba bersih perusahaan yang earnings per share yang dimiliki meningkat. didistribusikan kepada pemegang saham, atas Informasi perusahaan persetujuan RUPS (Darmadji dan Fakhuddin 2006, menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan h.62). Oleh karena itu informasi mengenai yang siap dibagikan bagi semua pemegang saham dividend per share ini sangat diperlukan untuk perusahaan. Earning per Share (EPS) adalah rasio mengetahui berapa besar keuntungan setiap lembar Jurnal ASCY, Volume I, No. 1, November 2014, h. 39-51 39 pemegang menanamkan saham perusahaan investasinya Earnings Per Share saham yang akan diterima oleh para pemegang 2.2 saham. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti Pengertian Saham Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2006, mengenai h.5) “saham (stock) dapat didefenisikan sebagai “Pengaruh Dividen Per Share (EPS) dan Earning tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau Per Share (EPS) terhadap harga saham pada badan dalam suatu perusahaan atau perseroan perusahaan Industri Manufaktur di Bursa Efek terbatas”. Wujud saham adalah selembar kertas Indonesia pada periode 2008 s.d 2012”. yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut akan menganalisis lebih lanjut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat 1.2 Perumusan Masalah berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan Berdasarkan masalah yang telah diuraikan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian di perusahaan tersebut. ini adalah :Adakah pengaruh Dividen Per Share (DPS) dan Earning Per Share (EPS) terhadap 2.3 Deviden Per Share (DPS) harga saham baik secara parsial maupun simultan Menurut Darmadji dan Fakhrudin, (2006, pada perusahaan Industridi BEI pada periode h.127) “Dividen merupakan Pembagian sisa laba 2008-2012. bersih perusahaan yang didistribusikan kepada pemegang saham, atas persetujuan RUPS.Dividen Tujuan Penelitian itu sendiri bisa dalam bentuk tunai (cash dividend) Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk atau pun dividen saham (stock dividend)”.Dividend mengetahui besarnya pengaruh Dividen Per Share Per Share digunakan untuk mengukur berapa (DPS) dan Earning Per Share (EPS) terhadap rupiah yang diberikan kepada pemilik saham dari harga saham baik secara parsial maupun simultan keuntungan perusahaan pada perusahaan Industridi BEI pada periode 2008 saham. Investor mengharapkan dividen yang s.d 2012. diterimanya dalam jumlah besar dan mengalami 1.3 untuk setiap lembar peningkatan setiap periode. Menurut penelitian Maryati (2012, h.29) 2. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pasar Modal dalam buku Weston and Copeland (1995:310), Menurut UU Pasar Modal No.8 (1995, h.3), Dividend Per Share adalah perbandingan antara “Pasar Modal adalah kegiatan yang bersangkutan dividen yang akan dibayarkan perusahaan dengan dengan Penawaran Umum dan perdagangan Efek, jumlah lembar saham. Perusahaan Publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi DPS = Dividen Tunai Jumlah Saham Beredar yang berkaitan dengan efek. Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2006, h.1) Pasar Modal (capital market) merupakan 2.3.1 Teori Kebijakan Dividen pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka Menurut Perkembangan ilmu keuangan panjang yang bisa diperjual belikan, baik dalam modern memunculkan pendekatan baru yang lebih bentuk utang ataupun modal sendiri. Pasar Modal relevan dan lebih mampu menjelaskan kebijakan merupakan pasar untuk surat berharga jangka dividen dalam dunia bisnis praktis, yaitu: panjang. Jurnal ASCY, Volume I, No. 1, November 2014, h. 39-51 40 a. Signal theory Dividend bahwa menunjukkan berapa besar keuntungan (return) signalling informasi theory tentang menjelaskan dividen yang yang diperoleh investor atau pemegang saham per saham”. Semakin tinggi nilai EPS tentu saja dibayarkan, digunakan oleh investor sebagai menggembirakan pemegang sinyal perusahaan di masa mendatang.Sinyal semakin besar perubahan dividen dapat dilihat dari reaksi pemegang harga saham. Reaksi harga saham dapat dirumuskan sebagai berikut: laba saham. saham karena yang disediakan untuk Perhitungan EPS dapat diukur dengan menggunakan return saham sebagai nilai perubahan harga atau dengan EPS menggunakan abnormal return. b. Laba Bersih Setelah Pajak Jumlah Saham Beredar Teori Dividen Residual (Residual Theory of Dividens) Earnings per share merupakan informasi Menurut teori dividen residual, perusahaan yang dianggap paling mendasar dan berguna, menetapkan kebijakan dividen setelah semua karena bisa menggambarkan prospek earnings investasi yang menguntungkan habis dibiayai. perusahaan di masa depan. Meskipun beberapa Dengan kata lain, dividen yang dibayarkan perusahaan merupakan „sisa‟ (residual) setelah semua earnings per share perusahaanbersangkutan dalam usulan investasi yang menguntungkan habis laporan keuangannya, namun besarnya earnings dibiayai. per share perusahaan bisa dihitung berdasarkan tidak mencantumkan besarnya informasi laporan neraca dan laporan rugi laba 2.3.2 Pengaruh Deviden Per Share Terhadap perusahaan. Harga Saham Semakin besar tingkat kemampuan suatu 2.5 Pengaruh Earning Per Share Terhadap perusahaan dalam menghasilkan deviden per share Harga Saham bagi pemegang saham, maka akan memberikan Rasio ini menunjukkan laba bersih yang korelasi yang positif terhadap harga saham berhasil diperoleh perusahaan untuk setiap lembar perusahaan yang berimbas pada indeks harga saham selama satu periode tertentu yang akan saham. Hal ini sesuai dengan signally theory yang dibagikan menyatakan bahwa deviden menunjukkan sinyal Kenaikan atau penurunan EPS dari tahun ke tahun prospek suatu perusahaan dimasa yang akan adalah ukuran penting untuk mengetahui baik datang. Dividden signaling theory menjelaskan tidaknya pekerjaan yang dilakukan perusahaan bahwa informasi tentang deviden yang dibayarkan, pemegang sahamnya.EPS yang tinggi menandakan digunakan oleh investor sebagai sinyal perusahaan bahwa perusahaan dapat memberikan tingkat dimasa mendatang. Sinyal perubahan deviden kemakmuran kepada para pemegang saham, dapat sebaliknya EPS yang lebih rendah memberikan dilihat dari reaksi harga saham (www:repository.usu.ac.id) kepada semua pemegang saham. tingkat kemakmuran yang rendah menandakan bahwa perusahaan gagal dalam memberikan 2.4 Earning Per Share (EPS) tingkat kemakmuran kepada para pemegang Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2006, saham. Secara teori semakin tinggi EPS, harga h.139), “Earning Per Share merupakan rasio yang Jurnal ASCY, Volume I, No. 1, November 2014, h. 39-51 41 saham cenderung naik. EPS yang meningkat Dividend Per Share, dan Financial Leverage menandakan bahwa perusahaan tersebut berhasil secara signifikan terhadap harga saham pada meningkatkan taraf kemakmuran investor dan hal perusahaan food & beverage yang terdaftar di ini akan mendorong investor untuk menambah Bursa Efek Indonesia periode 2006-2009. Variabel jumlah modal yang ditanamkan pada perusahaan independen EPS, DPS, dan FL, Variabel dependen tersebut. jumlah yang diteliti yaitu Harga Saham. Pemilihan sampel permintaan terhadap saham mendorong harga dilakukan dengan metode purposive sampling dan saham juga ikut naik. (www.manajemenringga. dari 20 perusahaan food & beverage yang terdaftar blogspot.com) di Bursa Efek Indonesia periode 2006-2009 Pada akhirnya peningkatan diperoleh 8 perusahaan dikalikan dengan 4 tahun pengamatan 2.6 Kerangka Pemikiran menjadi 32 perusahaan sebagai Kerangka pemikiran merupakan sintesis sampel penelitian.Hasil penelitian menunjukkan dari tinjauan teori dan tinjauan penelitian terdahulu secaraParsial EPS berpengaruh signifikan terhadap serta harga saham, DPS dan FL secara parsial tidak alasan-alasan logis. Adapun kerangka pemikiran dari penelitian ini adalah: berpengaruh signifikan terhadap harga saham, secara simultan variabel EPS, DPS, dan FL Dividen Per Share berpengaruh signifikan terhadap harga saham (X1) Harga Saham (Y) Earning Per Share Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Maryati (2012) dengan judul Pengaruh Earnings Per Share, Dividend Per Share, dan Financial Leverage Terhadap Harga Saham Pada (X2) Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Industri Perbankan Yang Terdaftardi Bursa Efek Indonesia periode 2007-2010. Populasi penelitian 2.7 Hipotesis ini adalah 31 industri perbankan yang terdaftar di Menurut Arikunto (2005, h. 45) Hipotesis Bursa Efek Indonesia periode 2007-2010.Sampel merupakan dugaan tentang kebenaran mengenai ditentukan hubungan dua variabel atau lebih. Adapun purposive sampling, diperoleh 10 perusahaan.Hasil hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai penelitian menunjukkan bahwa EPS berpengaruh berikut: positif dan signifikan terhadap harga saham, DPS H1 = Ada pengaruh positif Dividen Per share (DPS) terhadap harga saham secara parsial dengan menggunakan metode tidak berpengaruh terhadap harga saham, FL tidak berpengaruh terhadap harga saham. H2 = Ada pengaruh positif Earning Per Share Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan (EPS) terhadap harga saham secara parsial oleh Kalana (2011) dengan judul Pengaruh H3 = Ada pengaruh yang positif Earning Per Financial Leverage (FL), Dividend Per Share Share (EPS), Dividen Per share (DPS) (DPS) danEarning Per Share (EPS)Terhadap secara bersama-sama terhadap harga saham Harga Saham pada Perusahaan Pertambangan di Bursa Efek Indonesia Periode 2005-2009. Teknik 2.8 penentuan sampel menggunakan metode purposive Penelitian yang Relevan Berdasarkan menganalisis Miranda pengaruh (2011) Earning Per yang samling.Hasil penelitian menunjukkan bahwa Share, secara parsial FL dan EPS tidak mempunyai Jurnal ASCY, Volume I, No. 1, November 2014, h. 39-51 42 pengaruh signifikan terhadap harga saham dan 1. Variabel Bebas (Variabel Independen) DPS mempunyai pengaruh signifikan terhadap Variabel Independen merupakan variabel harga saham.Secara simultan variabel independen yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab FL, DPS dan EPS mempunyai pengaruh signifikan perubahannya atau timbulnya variabel dependen terhadap harga saham. (terikat). Dalam penelitian ini ada 2 (dua) variabel Perbedaan peneliti dengan peneliti sebelumnya adalah peneliti menggunakan objek perusahaan manufaktur sebelumnya objeknya sedangkan independen yang digunakan, yaitu Deviden per Share (DPS), danEarning per Share (EPS). penelitian perusahaan food and 2. beverage, perbankan dan pertambangan. Variabel Terikat (Variabel Dependen) Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena 3. METODOLOGI PENELITIAN adanya variabel bebas.Dalam Penelitian ini, 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi peneliti menggunakan variabel dependen berupa Operasional harga saham. 3.1.1. Variabel Penelitian Variabel penelitian pada dasarnya adalah 3.1.2. Definisi Operasional segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang Definisi operasional merupakan petunjuk ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga tentang bagaimana suatu variabel diukur. Untuk diproleh informasi tentang hal tersebut, kemudian mempermudah dalam penganalisian maka tiap ditarik kesimpulannya. (Sugiyono 2010, h. 2). variabel akan didefinisikan secara operasional. Dalam penelitian ini digunakan dua (2) variabel, yaitu sebagai berikut: Tabel 3.1 Matrik Pengukuran Variabel No 1 Variabel Penelitian Y Harga Saham X1 Deviden Per Share Defenisi Operasional Indikator Saham merupakan salah satu bentuk efek atau surat berharga yang diperdagangkan dipasar modal (bursa) 2 DPS (Dividend Per Share) merupakan total semua dividen tunai yang dibagikan dibandingkan dengan jumlah saham yang beredar 3 X2 Earning per Share (EPS) adalah rasio pasar Earning Per yang menunjukkan bagian laba untuk setiap Share saham Sumber: Data diolah 2014 3.2 dengan 3.2.1 Populasi penelitian ini yang adalah menjadi Rasio (closing price) Deviden Tunai Jumlah Saham beredar Rasio Laba bersih setelah pajak Jumlah saham beredar Rasio selama 5 (lima) periode, yaitu tahun 2008 sampai Populasi dan Sampel Populasi Skala objek perusahaan dalam Industri tahun 2012 yaitu berjumlah 138 perusahaan manufaktur yang go publik di Bursa Efek Indonesia. manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Jurnal ASCY, Volume I, No. 1, November 2014, h. 39-51 43 pertimbangan karakteristik tertentu dari subjek 3.2.2 Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh penelitian yang memenuhi kriteria sampel yang populasi telah ditentukan sebelumnya. Sampel dalam (Sugiyono, 2010, hal. 62).Sampel dalam penelitian penelitian ini berjumlah 7 perusahaan industri ini menggunakan metode purpose sampling, yaitu manufaktur go publik di Bursa Efek Indonesia penarikan sampel dengaan menekankan pada periode 2008-2012 yaitu perusahaan. Tabel 3.3 Kriteria Penentuan Sampel No Perusahaan Manufaktur Keterangan 1 Perusahaan Industri manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) 138 2 Perusahaan Industri manufaktur yang tidak mempublikasi-kan laporan keuangan lengkap periode 2008-2012 131 3 Perusahaan industri manufaktur yang mempublikasikan laporan keuangan lengkap dan menerbitkan dividen cash periode 2008-2012 (Jumlah perusahaan yang menjadi sampel penelitian) 7 Sumber :www.idx.co.id 3.3 Teknik Pengumpulan Data 3.3.2 Teknik Observasi Data yang dikumpulkan adalah berupa data Data yang digunakan dalam penelitian ini sekunder, yaitu jenis data yang diperoleh secara merupakan data sekunder sehingga prosedur tidak langsung dari sumber pertama (perusahaan). pengumpulan Data skunder ialah data yang sudah diproses oleh observasi pihak tertentu sehingga data tersebut sudah disediakan oleh perusahaan itu sendiri yang tersedia saat kita memerlukannya (Sarwono, diperooleh dari ICMD dan harga saham harian 20102, h.32) Pengumpulan data serta bahan-bahan www.idx.co.id dan www.financeyahoo.com data terhadap dilakukan dengan teknik laporan keuangan, yang dalam penelitian ini dilakukan melalui penelitian sebagai berikut: 3.3.1 Penelitian Kepustakaan (Library 4. PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian Objek penelitian yang digunakan adalah Research) perusahaan industri manufaktur yang terdaftar di Penelitian dengan cara membaca dan Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2008 mempelajari literatur seperti buku-buku, jurnal, sampai dengan 2012 (5 tahun) melalui proses internet dan berbagai macam sumber tertulis seleksi sampel dengan menggunakan metode lainnya yang berkaitan dengan topik penelitian. purposive sampling di dapat 7 (tujuh) perusahaan (Arikunto, 2005 h.56) industri manufaktur sebagai sampel penelitian. Berikut nama-nama perusahaan yang menjadi objek dalam penelitian ini : Jurnal ASCY, Volume I, No. 1, November 2014, h. 39-51 44 Tabel 4.1 Daftar Perusahaan Industri Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia No Kode Nama Perusahaan 1 AKRA Akr Corporindo Tbk 2 ASII Astra International Tbk 3 BATA Sepatu Bata Tbk 4 DVLA Darya-Varia Laboratria Tbk 5 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk 6 SMSM Selamat Sempurna Tbk 7 UNVR Unilever Tbk Sumber : ICMD (Indonesian Capital Market Directory) Industri Sector Wholesale Miscellaneous Industry Miscellaneous Industry Consumer Goods Industry Consumer Goods Industry Miscellaneous Industry Consumer Goods Industry Analisis Dan Uji Hipotesis penulis melakukan transformasi data ke model 4.2.1 Analisis Pengujian Asumsi Klasik logaritma natural (Ln) yaitu dari persamaan harga 1) Uji Normalitas saham = HS menjadi LN_Harga_Saham = Dari hasil uji normalitas di atas, dapat (LN_HS). Setelah itu, data diuji ulang berdasarkan dilihat bahwa variabel EPS, DPS dan HS memiliki asumsi normalitas.Oleh karena itu, dilakukan data yang tidak terdistribusi dengan normal karena transformasi data yang tidak terdistribusi secara nilai signifikannya < 0,05 yaitu variabel EPS normal tersebut untuk menormalkannya.Caranya sebesar 0.004, variabel DPS sebesar 0.000 dan adalah dengan melakukan LN terhadap semua variabel harga saham sebesar 0.000. Untuk variabel yang tidak terdistribusi secara normal mengubah nilai residual agar berdistribusi normal, tersebut.Hasilnya data telah normal sebagai berikut 4.2 Tabel 4.2 Uji Normalitas (3) One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Hs N Normal Parametersa,,b 35 60282.4286 1.41688E5 .347 .347 -.336 2.054 .000 Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative Most Extreme Differences Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) dps 35 1501.5471 3729.01778 .350 .350 -.345 2.073 .000 Eps 35 5269.6366 9595.92486 .300 .300 -.293 1.774 .004 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber : diolah dari SPSS 2) dilakukan dengan menghitung nilai VIF (variance Uji Multikolinieritas Uji Multikolinieritas untuk inflation factor) dari setiap variabel independen. mengetahui apakah antara variabel independen Adapun hasil pengujian Multikolinieritas adalah yang sebagai berikut: dipergunakan mempunyai korelasi. dalam Uji bertujuan penelitian ini Multikolinieritas Jurnal ASCY, Volume I, No. 1, November 2014, h. 39-51 45 Tabel 4.3 Uji Multikolinearitas Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1 B Standardized Coefficients Std. Error (Constant) 3.547 .603 LN_DPS .077 .120 LN_EPS .774 .105 Beta Collinearity Statistics t Sig. Tolerance VIF 5.881 .000 .072 .640 .527 .592 1.690 .826 7.389 .000 .592 1.690 a. Dependent Variable: LN_HS Sumber : diolah dari SPSS Hasil uji multikolonieritas dengan menggunakan bantuan SPSS versi 17 hasilnya regresi yang ada layak untuk dipakai.(Priyatno, 2012, h.153). terlihat dalam tabel 4.3. Variabel independent DPS dan EPS menunjukkan angka VIF kurang dari 10 3) dan nilai tolerance di atas 0,10. Dengan demikian dapat disimpulkan model regresi tersebut tidak Uji Autokorelasi Hasil dari uji autokorelasi dapat dilihat pada tabel berikut ini: terdapat masalah multikolinieritas.Maka model Tabel 4.4 Uji Autokorelasi Model Summaryb Model R 1 R Square .874a Adjusted R Square .763 .748 Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1.03047 2.093 a. Predictors: (Constant), LN_EPS, LN_DPS b. Dependent Variable: LN_HS Sumber : Diolah dari SPSS Berdasarkan tabel 4.4 di atas, diketahui bahwa nilai DW 2,093 angka D-W tersebut berada diantara 1,54< 2,093 < 2,46 berarti tidak terjadi autokorelasi 4) Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk homokedastisitas, yaitu dengan melakukan uji menguji apakah terjadi ketidaksamaan variabel dengan melihat pola titik-titik pada scatteplots dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain regresi dan uji Koefisien Spearman‟s Rho.Hasil dalam model regresi. Model regresi yang baik penelitian ini tidak ada pola yang jelas, serta titik- adalah tidak terjadi heteroskedastisitas atau terjadi titik menyebar maka tidak terjadi heteroskedasitas Jurnal ASCY, Volume I, No. 1, November 2014, h. 39-51 46 4.2.2 Analisis Regresi Linier Berganda Tabel 4.5 Uji Regresi Linier Berganda Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1 B Standardized Coefficients Std. Error Beta (Constant) 3.547 .603 LN_DPS .077 .120 LN_EPS .774 .105 t Sig. 5.881 .000 .072 .640 .527 .826 7.389 .000 a. Dependent Variable: LN_HS Sumber: diolah dari SPSS Dari nilai-nilai koefisien di atas, persamaan regresi yang dapat disusun untuk variabel EPS dan DPS adalah:Y = 3,547 + 0,077 X1 + 0,774 X2 4.2.3 Uji Koefisien Determinasi (R2) Nilai koefisien korelasi (R) menunjukkan menjelaskan variabel dependennya. Nilai R seberapa besar korelasi atau hukungan antara square adalah nol sampai dengan satu. Apabila variabel-variabel independen dengan variabel nilai R square semakin mendekati satu, maka dependen. Koefisien korelasi dikatakan kuat variabel-variabel independen memberikan semua apabila nilai R berada di atas 0,5 dan mendekati 1. informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi Koefisien determinan (R square) menunjukkan seberapa besar variabel independen variasi variabel dependen dan diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4.6 Uji Autokorelasi Model Summaryb Model 1 R R Square .874a Adjusted R Square .763 .748 Std. Error of the Estimate 1.03047 a. Predictors: (Constant), LN_EPS, LN_DPS b. Dependent Variable: LN_HS Sumber : Diolah dari SPS Pada model summary sebelumnya, angka 74,8% variasi atau perubahan dalam harga saham R sebesar 0,748 menunjukkan bahwa korelasi atau dapat dijelaskan oleh sebab-sebab lain yang tidak hubungan antara HS (variabel dependen dengan dimasukkan dalam model penelitian. Kemudian EPS dan DPS (variabel independen) adalah kuat standar error the estimate adalah sebesar 1,03047. karena berada di atas angka 0,5 (50%). Angka Semakin kecil angka ini akan membuat model adjusted R square atau koefisien determinasi yang regresi semakin tepat dalam memprediksi HS. disesuaikan adalah 0,748. Hal ini berarti bahwa Jurnal ASCY, Volume I, No. 1, November 2014, h. 39-51 47 Berdasarkan 4.2.4 Uji Hipotesis Untuk melihat pengaruh EPS dan DPS hasil pengolahan data dengan program SPSS 17,0 maka diperoleh hasil seperti secara individu terhadap harga saham, dapat yang terlihat pada tabel 4.7 berikut: dilakukan dengan menggunakan uji statistik t. Tabel 4.7 Uji Statistik t Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1 B Standardized Coefficients Std. Error Beta (Constant) 3.547 .603 LN_DPS .077 .120 LN_EPS .774 .105 T Sig. 5.881 .000 .072 .640 .527 .826 7.389 .000 a. Dependent Variable: LN_HS Sumber: diolah dari SPSS Dari tabel koefisien regresi di hal Dari tabel dapat kita lihat bahwa variabel sebelumnya, dapat diambil kesimpulan yaitu: DPS mempunyai angka sigfikansi sebesar 1. Uji t digunakan untuk menguji signifikansi 0,266 yang berada di atas 0,05 yang konstanta dan setiap variabel independennya. menunjukkan bahwa EPS secara individual Dari tabel dapat kita lihat bahwa variabel tidak berpengaruh signifikansi terhadap HS. EPS mempunyai angka signifikansi sebesar Setelah melakukan uji t, kemudian untuk 0,000 yang berada di bawah 0,05 yang melihat pengaruh EPS dan DPS secara simultan menunjukkan bahwa EPS secara individual terhadap harga saham, dapat dilakukan dengan berpengaruh signifikan terhadap HS menggunakkan uji statistik F. Hasil uji statistik F Uji t digunakan untuk menguji signifikansi dengan program SPSS 17.0 dapat dilihat pada tabel konstanta dan setiap variabel independennya. berikut ini: 2. Tabel 4.8 Uji Statistik F ANOVAb Model 1 Sum of Squares Regression Residual Total Df Mean Square 109.561 2 54.781 33.979 32 1.062 143.541 34 F 51.589 Sig. .000a a. Predictors: (Constant), LN_EPS, LN_DPS b. Dependent Variable: LN_HS Sumber: Data diolah dari SPSS Dari uji ANOVA atau F-test, diperoleh signifikan 0,0000. Berdasarkan hasil tersebut nilai F hitung sebesar 51,589 dengan tingkat dapat disimpulkan bahwa variabel EPS dan DPS Jurnal ASCY, Volume I, No. 1, November 2014, h. 39-51 48 secara simultan berpengaruh signifikan terhadap = 32. Hasil diperoleh t tabel sebesar -2,037. Dari variabel harga saham karena tingkat signifikansi output sebesar 0,0000 (<0,05). pengujiannya jika –t tabel < t hitung < y tabel didapat t hitung 7,389. Kriteria maka Ho diterima dan jika –t hitung < -t tabel Pembahasan Hasil Analisis atau t hitung > t tabel maka Ho ditolak. Sehingga Dari hasil penelitian, dapat dilihat bahwa di dapatkan nilai t hitung > t tabel (7,389 > 2,037) variabel X1 atau dividen per lembar saham atau maka Ho ditolak yang berarti Variabel X2 Dividen Per Share (DPS) tidak berpengaruh berpengaruh signifikan terhadap variabel Y. signifikan terhadap variabel Y (harga saham), Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai EPS sebagaimana angka 6 dari 7 perusahaan manufaktur di BEJ selama signifikansinya 0,527 > 0,05 setelah dilakukan uji empat tahun terakhir ini relatif naik yaitu pada t. t tabel dicari pada signifikansi 0,05/2 = 0,025 tahun 2008 sampai dengan tahun 2011 karena (uji dua sisi) dengan derajat kebebasan df = n-k-1 tahun 2012 EPS dipublikasikan belum mencapai atau 35-2-1 = 32. Hasil diperoleh t tabel sebesar - akhir periode. Dari 7 perusahan manufaktur yang 2,037.Dari output didapat t hitung 0,640. Kriteria telah go public dan menawarkan sahamnya di BEJ pengujiannya jika –t tabel < t hitung < y tabel yang terpilih menjadi sampel dalam penelitian ini maka Ho diterima dan jika –t hitung < -t tabel tidak ada satupun perusahaan yang memiliki EPS atau t hitung > t tabel maka Ho ditolak. Sehingga di bawah nol (negatif). Hal ini menunjukkan di dapatkan nilai t hitung > t tabel (-2,037 < bahwa 7 perusahaan tersebut mampu membagikan 0,640) maka Ho diterima yang berarti Variabel X1 keuntungan bersihnya kepada para pemegang tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel Y. saham. Perusahaan-perusahan yang dipandang 4.3 Hal ditunjukkan tersebut oleh teori paling berhasil dari indikator perolehan EPS yang kebijakan dividen dalam irrelevance Theory tinggi yaitu PT. Multi Bintang Indonesia karena mengenai pengaruh kebijakan dividen terhadap secara berturut-turut dari tahun 2008 sampai harga bahwa dengan 2011 mampu membagikan keuntungan kebijakan dividen tidak membawa dampak apa- kepada pemegang saham dalam jumlah yang apa bagi nilai perusahaan. Peningkatan atau relatif besar. Jadi hal ini terbukti kebenarannya penurunan dividen oleh perusahaan tidak akan terhadap hipotesis bahwa EPS berpengaruh mempengaruhi nilai perusahaan. Jadi teori ini terhadap harga saham. saham.Teori sesuai ini dengan menganggap tidak terbukti kebenarannya terhadap hipotesis bahwa DPS tidak berpengaruh terhadap harga 5. saham. Dari Dari hasil penelitian, dapat dilihat bahwa variabel X2 atau Earning Per Share (EPS) memiliki KESIMPULAN pengaruh yang sangat signifikan hasil penelitian ini, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. DPS secara parsial tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham terhadap variabel (Y) harga saham, sebagaimana perusahaan industri manufaktur di Bursa ditunjukkan oleh angka signifikansinya sebesar Efek Indoonesia periode 2008-2012. Dari 0,0000 < 0,05 setelah dilakukan uji t. t tabel dicari segi teori, hasil penelitian ini sesuai dengan pada signifikansi 0,05/2 = 0,025 (uji dua sisi) pendapat pertama dalam irrelevance Theory dengan derajat kebebasan df = n-k-1 atau 35-2-1 mengenai Jurnal ASCY, Volume I, No. 1, November 2014, h. 39-51 pengaruh kebijakan dividen 49 terhadap harga saham. Teori ini menganggap DAFTAR PUSTAKA bahwa kebijakan dividen tidak membawa dampak apa-apa bagi nilai perusahaan. Jadi, peningkatan atau penurunan dividen oleh perusahaan tidak akan mempengaruhi nilai 2. Suharsimi. 2005. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Darmadji,Tjiptono dan Hendy M. Fakhruddin, perusahaan. 2006.Pasar EPS secara parsial memiliki pengaruh yang Pendekatan Tanya Jawab.Jakarta: PT signifikan terhadap harga saham perusahaan Salemba Empat. industri manufaktur di Bursa Efek Indonesia 3. Arikunto, Modal di Indonesia Intan, Taranika. (2009). “Pengaruh Dividend Per periode 2008-2012. Share dan Earning Per Share Terhada EPS dan DPS secara simultan (bersama- p Harga Saham pada Perusahaan Go sama) memiliki pengaruh yang signifikan Public di Bursa Efek Indonesia”. terhadap harga saham perusahaan industri Jurnal Ekonomi (Diakses 6 Februari manufaktur di Bursa Efek Indonesia. 2013). Kalana, Jaka Insan. 2011. Pengaruh Financial Leverage (FL), Dividend Per Share (DPS) dan Earning Per Share (EPS) Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Pertambangan di Bursa Efek Indonesia 2009.Jurnal Periode Ekonomi 2005- (Diakses 6 Februari 2013). Lestari, Puji. PengaruhEarning Per Share (EPS), Dividend Per Share (DPS) dan Financial Leverage (FL) Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Dasar Kimia. Jurnal Ekonomi (Diakses 6 Februari 2013). Madichah. 2005. PengaruhEarning Per Share (EPS), Dividend Per Share (DPS) dan Financial Leverage (FL) Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode 2000-2002.Jurnal Ekonomi (Diakses 6 Februari 2013). Maryati, Mita. 2012. Pengaruh Earning Per Share Dividend Per Share dan Financial Leverage Terhadap Harga Saham pada Industri Perbankan yangTerdaftar di Bursa Efek Indonesia Jurnal ASCY, Volume I, No. 1, November 2014, h. 39-51 50 Periode 2007-2010. Jurnal Ekonomi terhadap Perubahan Harga Saham (Diakses 6 Februari 2013). Sebelum dan Setelah Stock Split pada Miranda, Andini. 2011. Pengaruh Earning Per Share, Dividend Per Share, Dan Financial Leverage Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Food & Perusahaan-Perusahaan Ekonomi (Diakses 6 Februari 2013). Wibowo & Arif, Abubakar. 2009. Akuntansi Keuangan Efek Gramedia Widiasarana. Jurnal Ekonomi(Diakses 6 Februari 2013). Nurmala.2001. Pengaruh Kebijakan Go Publik di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Beverage Yang Terdaftar Di Bursa Indonesia. yang Dasar 2. Jakarta: PT. Wulandari Amelia Dwi. Pengaruh Earning Per Dividen Share dan Dividen Per Share terhadap Terhadap Harga Saham Perusahaan- Harga Perusahaan Otomotif di Bursa Efek Perusahaan LQ45 yang terdaftar di Jakarta.Jurnal Bursa Efek Indonesia). Jurnal Ekonomi Ekonomi(Diakses 6 Februari 2013). Return On Investment (ROI), Earning Per Share (EPS), Dan Dividen Per Share (DPS) Terhadap Harga Saham Pertambangan (Kasus pada (Diakses 6 Februari 2013). Priatinah, Denies & Kusuma Prabandaru Adhe. Pengaruh Saham Yang Perusahaan Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode www.google.co.id / diakses 1 Maret 2013. www.idx.co.id / diakses 1 Maret 2013. www.lorealfinance.com/site/us/contenu/lexique.as p / diakses 1 Maret 2013 www://staff.blog.ui.ac.id/martani/files/2011/04/E D-PSAK-1.pdf / Maret 2013. www.bapepam.go.id/pasar_modal/regulasi_pm/uu 2008-2010. Jurnal Ekonomi (Diakses 6 _pm/UU%20No%208%20Tahun%201 Februari 2013). 995%20tentang%20Pasar%20Modal.p Priyatno, Duwi. 2012. Cara Kilat Belajar Analisis Data dengan SPSS 20. Yogyakarta: Andi Yogyakarta. df. Diakses 1 Maret 2013. www.vibizmanagement.com/ diakses 1 Maret 2013. Saliman, Abdul R dkk.2005. Hukum Bisnis untuk www://faizalmushonnif.wordpress.com/2013/02/2 Perusahaan Teori dan ContohKasus 8/masalah-industri-serta- Edisi Kedua.Jakarta: PT. Kencana perkembangannya-di-indonesia/ Media Group. diakses 1 Maret 2013. Sarwono, Jonathan. 2012. Metode Riset Skripsi Pendekatan Kuantitatif (Menggunakan Prosedur SPSS).Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. www://repository.usu.ac.id/ diakses 1 Maret 2013. www.manajemenringga.blogspot.Com/diakses 1 Maret 2013. Sugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian. Jakarta: Alfabeta. Tadi, Yetty Novriyanti. 2008. Pengaruh Earning Per Share dan Dividend Per Share Jurnal ASCY, Volume I, No. 1, November 2014, h. 39-51 51