BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1. Hakikat Hasil Belajar Materi Sifat-Sifat Cahaya 2.1.1. Pengertian Hasil Belajar Pada Sifat-Sifat cahaya Menurut Wenei (dalam Kurnia dkk 2007:1 ) bahwa Belajar adalah suatu proses yang terus menerus, agar terjadi perubahan perilaku, proses ini bersifat aktif dan diharapkan menjadi bekal permanen. Respon dari belajar merupakan alat untuk mengukur kemampuan keberhasilan seseorang. Hasil belajar dapat diukur setelah diadakan evaluasi. Oleh sebab itu, dalam mengimplementasikan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) mengharuskan bahwa setiap guru sebelum melaksanakan kegiatan belajar mengajar menentukan batasan kriteria ketuntasan minimal (KKM) dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan ratarata siswa, kompetensi serta kemampuan sumber daya pendukung dan pelaksanaan pembelajaran. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan guru dapat menentukan apakah hasil ulangan yang diadakan setiap mengakhiri suatu kompetensi dapat dikatakan tuntas atau tidak. Edward Walter (dalam Kurnia dkk 2007:3) berpendapat bahwa Belajar adalah perubahan tingkah laku akibat pengalaman dan latihan. Dalam hal ini guru SD harus memupuk anak agar mau melatih diri, bukan mengkritik anak dengan komentar negatif karena ini akan membuat siswa untuk takut belajar . sedangkan Clifford T Morgan berpendapat bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku karena hasil pengalaman sehingga memungkinkan seseorang menhadapi situasi selanjutnya dengan cara yang berbeda–beda. Ini berarti bahwa skenario 8 pembelajaran yang ditampilkan harus dapat memotifasi siswa untuk aktif dalam belajar contoh denga menuangkan games atau metode pembelajaran yang melibatkan siswa secara langsung dalam pembelajaran. Lain halnya dengan Woodword mengemukakan bahwa belajar merupakan perubahan yang relatif permanen akibat interaksi lingkungan. Jika pembelajaran baik di sekolah maupun di rumah disajikan dengan berbagai media, metode, model maupun pendekatan maka siswa akan merasa nyaman dan ingin terus menikmati apa yang mereka pelajari. Para guru di sekolah dasar dan orang tua di rumah hendaknya memberi respon positif agar siswa berbesar hati membangun kepercayaan diri pada saat mempelajari apa yang mereka pelajari. Crow & Crow berpendapat bahwa belajar adalah suatu perubahan dalam diri individu karena kebiasaan, pengetahuan dan sikap.penggunaan strategi, media, model, metode, pendekatan dan lain sebagainya dalam proses pembelajaran berdampak positf untuk memperluas wawasan, pengetahuan, dan sikap prilaku anak SD. Teknologi moderen memperkaya anak sehingga banyak meahami perunahan dalam proses belajar. Selain pendapat para pakar diatas pakar-pakar yang lain berpendapat bahwa, belajar merupakan proses memiliki pengetahuan dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak bisa menjadi bisa. Selain itu belajar merupakan perubahan secara fisik maupun motorik. Belajar juga merupakan proses perubahan yang menekankan aspek – aspek rohani. Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku akibat interaksi lingkungan. Davies, Jarolimek dan foster (dalam Dimiyati, Dkk) mengemukakan bahwa ranah tujuan pendidikan berdasarkan hasil belajar siswa secara umum dapat diklasifikasikan menjadi tiga rana yakni : ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Sudjana (2008:22) menyatakan bahwa dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan intruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah yakni ranah kogniitif, afektif, psikomotor. Menurut Dwi Priyo Utomo (dalam Poerwati,dkk 2008:5) bahwa hasil belajar siswa dapat diklasifikasikan kedalam tiga ranah yaitu : a. Kognitif adalah pengetahuan yang mencakup kecerdasan bahasa dan kecardasan logika. b. Afektif adalah sikap dan nilai dan atau yang mencakup kecerdasan antara pribadi dan kecerdasan intra pribadi dengan kata lain kecerdasan emosional. c. Psikomotor adalah keterampilan atau yang mencakup kecerdasan kinestetik, kecerdasan visual-spasial, dan kecerdasan musikal. Dari hasil penilaian terhadap hasil belajar siswa dapat diketahui keberhasilan dari hasil belajar siswa. Arikunto (2003:117) juga mengemukakan bahwa ada tiga ranah atau domain besar, yang terletak pada tingkatan ke 2 yang selannjutnya disebut taksonomi yaitu : ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Dalam sumber yang sama, Arikunto (2003:137) menjabarkan kata operasional dalam tiga ranah atau domain besar sebagi, berikut : a) Kognitif 1) Pengetahuan (knowledge) Mendefinisikan, mendeskripsikan, mendaftarkan, menjodohkan, menyebutkan, menyatakan, dan mereproduksi. 2) Pemahaman (comprehension) Mempertahankan, membedakan, menduga, menerangkan, memperluas, menyimpulkan,menggeneralisasikan, memberikan contoh, menuliskan kembali dan memperkirakan. 3) Aplikasi Mengubah, menghitung, mendemonstrasikan, memanipulasikan, memodifikasikan, mengoperasikan, meramalkan, menyiapkan, menghasilkan, menghubungkan, menunjukkan, memecahkan dan mengggunakan. 4) Analisis Memerinci, menyusun diagram, membedakan, mengidentifikasikan, mengilustrasikan, menyimpulkan, menujukkan, menghubungkan, memilih, memisahkan, dan membagi. 5) Sintesis Mengkategorikan, mengkombinasikan, mengarang, meniptakan,membuat desain, menjelaskan, memodifinisikan, mengorganisasikan, menyusun, membuat rencana, mengatur kembali, merekonstruksikan, menghubungkan, mereorganisasikan, menceritakan. merevisi, menuliskan kembali, menuliskan, dan 6) Evaluasi Menilai, membandingkan, menyimpulkan, mempertentangkan, mengkritik, mendeskripsikan, membedakan, menerangkan, memutuskan, menafsirkan, menghubungkan, dan membantu. b. Afektiv 1) Receiving Menanyakan, memilih, mendeskripsikan, mengikuti, memberikan, mengidentifikasikan, menyebutkan, menunjukkan, memilih dan menjawab. 2) Responding Menjawab, membantu, mendiskusikan, menghormat, berbuat, melakukan, membaca, memberikan, menghafal, melaporkan, memilih, menceritakan, dan menulis. 3) Valuing Melengkapi, menggambarkan, membedakan, menerangkan, mengikuti, membentuk, mengundang, menggabungkan, mengusulkan, membaca, melaporkan, memilih, bekerja sama, mengambil bagian, dan mempelajari. 4) Organization Mengubah, mengatur, menggabungkan, membandingkan, melengkapi, mempertahankan, menerangkan, menggeneralisasikan, mengidentifikasikan, menginterogasikan, memodifikasi, menghubungkan, dan mensintesiskan. mengorganisir, menyiapkan, 5) Characterization by value or value complex Membedakan, menerapkan, mengusulkan, memperagakan, mempengaruhi , mendengarkan, memodifikasi, mempertunjukan, menanyakan, merevisi, melayani, memecahkan, dan menggunakan, c. Psikomotor 1) Musculat or motor skills Mempertontonkan gerak, menunjukan hasil, (pekerjaan tangan), melompat, menggerakan, dan menampilkan. 2) Manipulations of material or objects Mereparasi, menyusun, membersihkan, menggeser, memindahkan, dan membentuk. 3) Neuromuscular coordination Mengamati, menerapkan, menghubungkan, menggandeng, memadukan, memasang, memotong, menarik, dan menggunakan. Berdasarkan pngertian diatas, maka dapat dijelaskan bahwa hasil belajar merupakan tingkat keberhasilan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak, dan menilai informasi – inforamasi yang diperoleh dalam belajar mengajar. Hasil belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau raport setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar. Hasil belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya hasil belajar. Hasil belajar dapat dikatakan sempurna jika memenuhi tiga aspek diatas yakni: kognitif, afektif, dan psikomotor. Sebaliknya dikatakan prestasi kurang memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi target dalam ketiga kriteria tersebut. 2.1.2. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar siswa Pada Materi Sifat-Sifat Cahaya Menurut Suryabrata (2004:233) untuk mencapai hasil balajar siswa sebagaimana yang diharapkan, maka perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar antara lain: faktor yang berasal dari diri siswa(faktor intern), dan faktor yang berasal dari luar diri siswa (faktor ekstern). Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri siswa bersifat biologis sedangkan faktor yang bersal dari luar diri siswa antara lain adalah faktor keluarga, sekolah, masyarakat, dan lain sebagainya. 1. Faktor Intern Faktor intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu itu sendiri. Adapun yang dapat digolongkan ke dalam faktor intern yaitu kecerdasan/inteligensi, bakat, maniat, dan motivasi. 2. Faktor Ekstern Faktor ekstern adalah faktor yang berasal dari luar diri individu keluarga, sekolah, masyarakat dan lain sebagainya. Artinya keluarga merupakan lingkungan pendidik yang pertama, karena dalam keluarga inilah anak mendapatkan pendidikan dan bimbingan, sedangkan tugas utama dalam keluarga bagi pendidikan anak ialah sebagai peletak dasar bagi pendidikan akhlak dan pandangan hidup keagamaan. Oleh karena itu orang tua hendaknya menyadari bahwa pendidikan dimulai dari keluarga. Sedangkan sekolah merupakan pendidikan lanjutan. Peralihan pendidikan informal ke lembaga–lembaga formal memerlukan kerjasama yang baik antara orang tua dan guru sebagai pendidik dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Agar fungsi pendidikan sebagai motivator, inspirator dan fasilitator dapat dilakonkan dengan baik, maka pendidik perlu memahami faktor – faktor yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa. 2.2. Hakekat Metode Eksperimen dalam Materi Sifat-Sifat Cahaya 2.2.1. Pengertian Metode Eksperimen Sagala dkk (dalam Abimayun 2006:10) menyatakan bahwa eksperimen adalah percobaan untuk membuktikan suatu pertanyaan atau hipotesis tertentu. Eksperimen dapat dilakukan pada suatu laboratorium atau di luar laboratorium. Sedangkan metode eksperimen dalam pembelajaran adalah cara penyajian bahan pelajaran yang memungkinkan siswa melakukan percobaan untuk membuktikan sendiri suatu pertanyaan atau hipotesis yang dipelajari. Dalam proses pembelajaran dengan metode eksperimen siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti proses, mengamati suatu obyek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang suatu obyek, keadaan atau proses tertentu. Peran guru dalam metode eksperimen adalah memberi bimbingan agar eksperimen ini dilakukan dengan teliti sehingga tidak terjadi kekeliruan atau kesalahan. Menurut Al-farisi (2005:2) metode eksperimen adalah metode yang bertitik tolak dari suatu masaalah yang hendak dipecahkan dan dalam prosedur kerjanya berpegang pada prinsip metode ilmiah. Menurut Schoenherr yang dikutip oleh Palendeng (2003:81) metode eksperimen adalah metode yang sesuai dengan pembelajaran sians, karena metode eksperimen mampu memberikan kondisi belajar yang dapat mengembangkan kemampuan berfikir dan kreativitas secara optimal. 2.2.2. Tujuan Metode Eksperimen Metode eksperimen bertujuan agar : a. Siswa menyimpulkan fakta-fakta, informasi atau data yang diperoleh. b. Siswa mampu merancang, mempersiapkan, malaksanakan dan melaporkan percobaannya. c. Siswa mampu menggunakan logika berfikir induktif untuk menarik kesimpulan dari fakta, informasi atau data yang di kumpulkan melalui percobaan. d. Siswa mampu berfikir sistematis, disiplin tinggi, hidup teratur dan rapi. 2.2.3. Alasan Penggunaan Metode Eksperimen Beberapa alasan penggunaan metode eksperimen adalah : a. Dapat menumbuhkan cara berfikir rasional dan ilmiah b. Dapat memungkinkan siswa belajar secara aktif dan mandiri. c. Dapat mengembangkan sikap dan perilaku kritis, tidak mudah percaya sebelum ada bukti-bukti nyata. 2.2.4. Keunggulan dan Kelemahan Metode Eksperimen a) Keunggulan Metode Eksperimen 1) Membuat siswa percaya pada kebenaran kesimpulan percobaannya sendiri dari pada menurut cerita orang atau buku. 2) Siswa aktif mengumpulkan fakta, informasi atau data yang diperlukan melalui percobaan yang dilakukannya. 3) Dapat digunakan untuk melaksanakan prosedur metode ilmiah dan berfikir ilmiah. 4) Hasil belajar dikuasai siswa dengan baik dan tahan lama dalam ingatan. 5) Menghilangkan verbalisme. b) Kelemahan metode eksperimen 1) Memerlukan peralatan dan bahan percobaan yang lengkap serta umumnya mahal. 2) Dapat menghabat lajunya pembelajaran sebab eksperimen umumnya memerlukan waktu lama. 3) Kesalahan dalam eksperimen akan berakibat pada kesalahan kesimpulannya. 4) Belum tentu semua guru dan siswa menguasai metode eksperimen. 2.2.5. Cara Mengatasi Kelemahan Metode Eksperimen a. Guru harus menjelaskan secara gamblang hasil yang ingin dicapai dengan eksperimen b. Guru harus menjelaskan prosedur eksperimen, bahan – bahan eksperimen yang diperlukan, peralatan yang dibutuhkan dan cara penggunaannya, variabel yang perlu di kontrol, dan hal yang perlu dicatat selama eksperimen. c. Mengawasi pelaksanaan eksperimen dan memberi bantuan jika siswa mengalami kesulitan. d. Meminta setiap siwa melaporkan proses dan hasil eksperimennya, membanding-bandingkanya dan mendiskusikannya, untuk mungetahui kekurangan dan kekeliruan yang mungkin terjadi. 2.2.6. Langkah-Langkah eksperimen. Pelaksanaan Pembelajaran dengan Metode Pembelajaran dengan eksperimen menurut Palendeng (2003:82) meliputi langkah-langkah sebagai berikut : a. Percobaan awal, percobaan diawali dengan melakukan percobaan yang dilakukan oleh guru kemudian siswa mengamati. b. Hipotesis awal, siswa dapat merumuskan hipotesis sementara berdasarkan hasil pengamatannya. c. Verifikasi, kegiatan untuk membuktikan kebenaran dari dugaan raeal yang telah dirumuskan dan dilakukan melalui kerja kelompok. Siswa diharapkan merumuskan hasil percobaan dan membuat kesimpulan. d. Evaluasi, merupakan kegiatan akhir setelah selesai satu konsep. 2.3. Penerapan Metode Eksperimen pada Materi Sifat-sifat Cahaya 2.3.1. Kegiatan Persiapan a. Merumuskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dengan metode eksperimen. b. Menyiapkan materi pelajaran yang diajarkan melalui eksperimen. c. Menyiapkan alat, sarana dan bahan yang ingin diperlukan dalam eksperimen. d. Menyiapkan paduan prosedur pelaksanaan eksperimen, termasuk lembar kerja siswa. 2.3.2. Kegiatan Pelaksanaan Eksperimen a. Kegiatan Awal. 1) Menanyakan materi pelajaran yang telah diajarkan minggu lalu. 2) Memotivasi siswa. 3) Mengemukakan tujuan pembelajaran yang ingin di capai. 4) Menyampaikan hal-hal yang akan dilaksanakan pada saat pembelajaran. b. Kegiatan inti 1) Siswa dan guru menyiapkan alat dan bahan yang akan dipakai dalam eksperimen. 2) Siswa melaksanakan eksperimen berdasarkan panduan dan LKS yang telah disiapkan guru. 3) Guru memonitor dan membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam melaksanakan eksperiman. 4) Melaporkan hasil eksperimen dan diskusi. c. Kegiatan penutup a) Siswa merangkum hasil eksperimen. b) Mengadakan evaluasi hasil dan proses eksperimen. c) Tindak lanjut, yaitu meminta siswa yang belum menguasai materi eksperimen untuk mengulang lagi eksperimennya, dan bagi yang sudah menguasai tugas untuk pendalaman. 2.4. Kajian Penelitian yang Relevan Adapun yang menjadi kajian relevan pada penelitian tindakan kelas ini adalah meningkatkan hasil belajar siswa tentang perpindahan energi panas pada mata pelajaran IPA melalui metode Eksperimen di kelas IV SDN No 28 Kota Selatan Kota Gorontalo. Hal ini relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh Djarika Nani. 2010. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA Tentang Energi Panas Melalui Metode Eksperimen. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada siswa kelas IV SDN 2 Bunggalo Kecamatan Telga Jaya Kabupaten Gorontalo pada tahun pelajaran 2009/2010. Siswa yang dikenai tindakan berjumlah hasil siklus I dari 16 orang siswa yang dikenakan tindakan 10 orang (62,50 %) yang memperoleh nilai kurang dari 65 ke atas sedangkan 6 siswa (37,50 %) lainnya memperoleh nilai 65 ke bawah. Pada siklus II diperoleh nilai lebih dari 65 ke atas. Hasil penelitian ini dapat disimpulakn bahwa penerapan metode eksperimen pada materi perpindahan panas dapat meningkatkan hasil belajar kelas IV SDN 2 Bunggalo Kecamatan Telaga Jaya Kabupaten Gorontalo. Berdasarkan hasil penelitian disarankan bagi guru hendaknya menerapkan metode eksperimen dengan menggunakan media pembelajaran yang menarik agar siswa dapat belajar aktiv serta hasil belajarnya dapat meningkat. 2.5. Hipotesis Tindakan Jika guru menggunakan metode eksperimen dalam pembelajara, maka hasil belajar tentang materi sifat-sifat cahaya pada siswa kelas V SDN 21 Bongomeme Kecamatan bongomeme Kabupaten Gorontalo dapat ditingkatkan. 2.6. Indikator Kinerja Adapun indikator kinerja dalam penelitian ini adalah jika jumlah siswa yang memiliki hasil belajar di atas ketentuan KKM hanya 42% atau hanya 11 orang siswa dari jumlah siswa 26 orang setelah dilakukan metode eksperimen jumlah siswa yang memiliki hasil balajar di atas ketentuan KKM mengalami peningkatan menjadi 23 orang siswa dari 26 orang siswa atau terjadi peningktan sebesar 88% dari jumlah siswa 26 orang.