pemanfaatan media lingkungan untuk meningkatkan

advertisement
PEMANFAATAN MEDIA LINGKUNGAN
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS
SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI 4 TANAH PUTIH
KECAMATAN TELAWANG
KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR
ROSO SUGIYANTO
Dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Jurusan Ilmu Pendidikan
FKIP Universitas Palangka Raya
Alamat E-mail: [email protected]
Abstrak
Penelitian ini dilaksanakan karena masih kurangnya pemanfaatan media
lingkungan dalam proses kegiatan pembelajaran IPS dan masih rendahnya
hasil belajar IPS siswa. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk
meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas IV di SD Negeri 4 Tanah Putih,
Kecamatan Telawang Kabupaten Kotawaringin Timur tahun pelajaran
2014/2015 melalui penggunaanmedia lingkungan. Penelitian ini termasuk
jenis penelitian tindakan kelas (classroom action research) dengan subjek
penelitian siswa kelas IV SD Negeri 4 Tanah Putih. Teknik pengumpulan
data menggunakan observasi. Instrumen penelitian berupa butir soal tes dan
lembar observasi penggunaan media lingkungan. Hasil penelitian
menunjukkan penggunaan media lingkungan pada mata pelajaran IPS dapat
meningkatkan hasil belajar IPS siswa dikelas IV SD Negeri 4 Tanah Putih,
Kecamatan Telawang Kabupaten Kotawaringin Timur tahun ajaran
2014/2015. Peningkatan hasil belajar siswa ditunjukan dengan adanya
perubahan rata-rata hasil belajar IPS siswa yaitu dari pra-siklus rata-rata
61,67dengan adanya tindakan siklus I menjadi 70,83(9.16%), dan adanya
peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I dengan rata-rata 70,83 menjadi
91,73 pada tindakan siklus II (20.9%).
Kata Kunci: Media lingkungan, hasil belajar, dan pembelajaran IPS
•
Roso Sugiyanto, Pemanfaatkan Media Lingkungan untuk Meningkatkan Hasil …
I. Pendahuluan
Keberhasilan suatu pendidikan ditandai dengan adanya suatu
perubahan positif pada anak didik. Perubahan tersebut meliputi
perubahan pada aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Untuk
mencapai sasaran tersebut seorang guru sebagai tenaga
profesional,hendaknya senantiasa meningkatkan kemampuan siswa.
Kenyataan di lapangan, banyak dijumpai guru yang belum mampu
untuk mengembangkan kurikulum menjadi rencana pembelajaran
yang aplikatif. Guru masih menggunakan model pembelajaran yang
kurang mampu merangsang siswa untuk belajar lebih lanjut pada
kegiatan pembelajaran IPS dan proses pembelajaran yang dilakukan
masih menekankan pada aspek pengetahuan. Proses pembelajaran
masih bersifat transfer informasi daripada mengembangkan potensi
siswa. Artinya, kendala yang dihadapi guru-guru IPS adalah proses
pembelajaran masih terpola pada pembelajaran yang konvensional
yang kurang memberdayakan lingkungan. Hal itu mengakibatkan
lemahnya aktivitas dan perkembangan potensi siswa dalam
pembelajaran.
Dalam rangka mencapai harapan seperti itulah maka dalam
pembelajaran perlu diberikan pilihan strategi dan media yang
menarik, yaitu dengan menampilkan contoh-contoh di lingkungan
sekitar yang menunjukkan adanya keterkaitan antara, fakta, konsep,
generalisasi, nilai, sikap, dan keterampilan intelektual, personal, dan
sosial. Contoh-contoh tersebut perlu dimasukkan ke dalam langkahlangkah pembelajaran agar dapat dihayati adanya nilai dan sikap
serta konsep-konsep keilmuan yang sedang dipelajari.
Penggunaan lingkungan memungkinkan terjadinya proses
belajar yang lebih bermakna (meaningfull learning) sebab anak
dihadapkan kepada keadaan dan situasi yang sebenarnya. Hal ini
akan memenuhi prinsip kontekstual sebagai salah satu prinsip
pendidikan. Selain itu pemanfaatan lingkungan sebagai media
pembelajaran akan mendorong pada penghayatan nilai-nilai atau
aspek-aspek kehidupan yang ada di lingkungannya.
Berdasarkan uraian di atas timbul suatu tantangan bagi guru,
khususnya pada mata pelajaran IPS untuk dapat menciptakan situasi
pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Salah satu
alternatif untuk menjawab tantangan tersebut adalah dengan
menggunakan media pembelajaran lingkungan sekitar sebagai media
pembelajaran. Pemanfaatan media pembelajaran yang tepat
31
Jurnal GeoTadulako Vol. 3 No. 6 Juli - Desember 2015
.•
diharapkan berpengaruh terhadap peningkatan kualitas proses
pembelajaran dan hasil belajar siswa.
II. Kajian Pustaka
Menurut Azhar Arsyad (1997: 3) kata media berasal dari bahasa
Latin medius yang secara harfiah berarti ‘tengah’, ‘perantara’ atau
‘pengantar’. Dalam bahasa Arab, media adalah perantara (wasaail)
atau pengantar pesan dari pengirim pesan kepada penerima pesan.
Gerlach & Ely (Azhar Arsyad, 1997: 3) mengatakan bahwa media
apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau
kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu
memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Menurut
Fleming (Azhar Arsyad 1997: 3) media yang sering diganti dengan
kata mediator adalah penyebab atau alat yang ikut campur tangan
dalam dua pihak dan mendamaikannya.
Sedangkan menurut Hujair AH Sanaky (2009: 4) media
pembelajaran adalah sarana pendidikan yang dapat digunakan
sebagai perantara dalam proses pembelajaran untuk mempertinggi
efektivitas dan efesiensi dalam mencapai tujuan pengajaran. Untuk
itu setiap guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang
cukup tentang media pendidikan.
Disimpulkan dalam penelitian ini bahwa media adalah segala
sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari
pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan,
perhatian, dan minat, serta perhatian siswa sedemikian rupa
sehingga proses belajar terjadi. Media pembelajaran dapat diartikan
sebagai alat yang dapat dimanfaatkan sebagai penyampai pesan yang
disampaikan oleh guru kepada para siswa dalam kegiatan
pembelajaran sehingga siswa terangsang untuk aktif dalam proses
pembelajaran.
Secara umum, manfaat media dalam proses pembelajaran
adalah memperlancar interaksi antara dengan siswa sehingga
kegiatan pembelajaran akan lebih efektif dan efisien (Etin Solihatin &
Raharjo, 2008: 23). Sehingga diharapkan media pengajaran dapat
mempertinggi proses belajar siswa dalam pengajaran yang pada
gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang
dicapainya (Nana Sudjana & Ahmad Rivai, 2009: 2).
Lebih jauh Oemar Hamalik (2008: 195), menemukan
lingkungan (environment) sebagai dasar pengajaran adalah faktor
32
•
Roso Sugiyanto, Pemanfaatkan Media Lingkungan untuk Meningkatkan Hasil …
kondisional yang mempengaruhi tingkah laku individu dan
merupakan
faktor
yang
penting.
Lingkungan
belajar/
pembelajaran/pendidikan terdiri dari:
a. Lingkungan sosial adalah lingkungan masyarakat baik kelompok
besar atau kelopok kecil.
b. Lingkungan personal meliputi individu-individu sebagai suatu
pribadi berpengaruh terhadap individu pribadi lainnya.
c. Lingkungan alam (fisik) meliputi semua sumber daya alam yang
dapat diberdayakan sebagai sumber belajar.
d. Lingkungan kultural mencakup hasil budaya dan teknologi yang
dapat dijadikan sumber belajar dan dapat menjadi faktor
pendukung pengajaran. Dalam konteks ini termasuk sistem nilai,
norma, dan adat kebiasaan.
Nana Sudjana & Ahmad Rivai (2009: 209-211) menjelaskan
bahwa ada beberapa cara bagaimana mempelajari lingkungan
sebagai media dan sumber belajar, yaitu:
1) Dengan cara survey, yakni siswa mengunjungi lingkungan, seperti
masyarakat setempat untuk mempelajari proses sosial, budaya,
ekonomi, kependudukan dan lain-lain.
2) Dengan kamping atau berkemah. Kemah cocok untuk
mempelajari ilmu pengetahuan alam, ekologi, biologi, kimia, dan
fisika. Siswa dituntut merekam apa yang ia alami, rasakan, lihat
kerjakan selama kemah berlangsung dan hasilnya dibawa ke
sekolah untuk dibahas dan dipelajari bersama-sama.
3) Dengan cara field trip atau karyawisata. Dalam pengertian
pendidikan karyawisata adalah kunjungan siswa keluar kelas
untuk mempelajari objek tertentu sebagai bagian integral dari
kegiatan kurikuler di sekolah.
4) Dengan cara praktek lapangan. Praktek lapangan dilakukan oleh
siswa untuk memperoleh keterampilan dan kecakapan khusus.
5) Mengundang manusia sumber atau narasumber. Pada narasumber
mengundang tokoh masyarakat ke sekolah untuk memberikan
penjelasan mengenai keahliannya di hadapan para siswa.
6) Melalui proyek pelayanan dan pengabdian pada masyarakat.
Guru dan siswa secara bersama-sama melakukan kegiatan
memberikan bantuan kepada masyarakat, seperti pelayanan,
penyuluhan, partisipasi dalam kegiatan masyarakat, dan kegiatan
lain yang diperlukan.
33
Jurnal GeoTadulako Vol. 3 No. 6 Juli - Desember 2015
.•
Nana Sudjana & Ahmad Rivai (2009: 208-209) menyatakan
keuntungan yang diperoleh dengan memanfaatkan lingkungan
sebagai media pembelajaran:
a) Kegiatan belajar lebih menarik dan tidak membosankan, sehingga
motivasi belajar siswa akan lebih tinggi.
b) Hakikat belajar akan lebih bermakna sebab siswa dihadapkan
dengan situasi dan keadaan yang sebenarnya atau bersifat alami.
c) Bahan-bahan yang dapat dipelajari lebih kaya dan lebih faktual
sehingga kebenarannya lebih akurat.
d) Kegiatan belajar siswa lebih komprehensif dan lebih aktif sebab
dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti mengamati,
bertanya
atau
wawancara,
membuktikan
atau
mendemonstrasikan, menguji fakta dan lain-lain.
e) Sumber belajar menjadi lebih kaya sebab lingkungan yang dapat
dipelajari bisa beranekaragam. Seperti lingkungan sosial,
lingkungan alam, lingkungan buatan, dan lain-lain.
f) Siswa dapat memahami dan menghayati aspek-aspek kehidupan
yang ada di lingkungannya.
Lingkungan
sebagai
media
pembelajaran
mencakup
lingkungan fisik/alam, lingkungan sosial budaya terutama di
lingkungan sekitar. Hal tersebut karena pembelajaran IPS seharusnya
lebih mengarah ke penerapan ilmu tanpa mengabaikan pengalaman.
Menurut Martorella (1994: 6) mengidentifikasi IPS sebagai berikut:
“Social Studies is an integration of experience and knowledge concerning
human relations for the purpose of citizenship education”. Maksudnya
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan gabungan dari
pengalaman dan ilmu pengetahuan yang memperhatikan pada
hubungan manusia untuk tujuan pendidikan kewarganegaraan.
Jadi media pembelajaran lingkungan adalah pemahaman
terhadap gejala atau tingkah laku tertentu dari objek atau
pengamatan ilmiah terhadap sesuatu yang ada di sekitar sebagai
bahan pengajaran siswa sebelum dan sesudah menerima materi dari
sekolah dengan membawa pengalaman dan penemuan dengan apa
yang mereka temui di lingkungan mereka.
III. Metode Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas atau
classroomaction research. Pemilihan jenis penelitian ini didasarkan
bahwa permasalahan yang terjadi di dalam kelas merupakan
34
•
Roso Sugiyanto, Pemanfaatkan Media Lingkungan untuk Meningkatkan Hasil …
masalah
yang
memerlukan
penanganan
melalui
proses
pembelajaran.Dalam penelitian tindakan kelas, partisipan merupakan
salah satu yang mutlak harus ada, baik sebagai pelaksana tindakan
ataupun sebagai observer. Penelitian tindakan kelas ini
menggunakan sistem siklus model spiral menurut Kemmis & Taggart
(1993: 32) karena dengan menggunakan model ini apabila dalam
awal pelaksanaan tindakan ditemukan adanya kekurangan maka
perbaikan masih dapat di lanjutkan pada siklus berikutnya sampai
mencapai target yang diinginkan. Menurut Kemmis & Taggart ada
empat komponen penelitian dalam setiap siklus yaitu perencanaan,
pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.
Lokasi penelitian dilaksanakan di SD Negeri 4 Tanah Putih,
Kecamatan Telawang Kabupaten Kotawaringin Timur. Waktu
penelitian bulan Februari 2015 dan lamanya tindakan penelitian 2
siklus selama proses pembelajaran IPS berlangsung.Subjek dalam
penelitian ini adalah siswa kelas IV dengan jumlah 30 siswa terdiri
dari 13 siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan. Teknik
pengumpulan data menggunakan observasi. Instrumen penelitian
berupa butir soal tes dan lembar observasi penggunaan media
lingkungan.
IV. Hasil dan Pembahasan Penelitian
Guru melaksanakan tindakan pertama-tama memberikan
kesempatan kepada masing-masing siswa untuk menjawab semua
soal yang telah diberikan. Hal ini dilakukan untuk memperoleh
gambaran awal tentang kemampuan penguasaan IPS. Melalui
latihan tersebut, setelah diadakan pemeriksaan dengan seksama.
Maka diperoleh data mengenai kemampuan penguasaan materi IPS
sebelum tindakan. Nilai tes IPShasilnyamasih banyak yang belum
mencapai KKM. Peserta didik yang mendapat nilai 75 ke atas baru 2
anak, sedangkan yang mendapat nilai kurang dari 75 ada 28
anak.Melihat hasil tes formatif yang berada di bawah rata-rata 75,
maka peneliti memutuskan untuk mengadakan perbaikan
pembelajaran pada siklus l
Pada pertemuan pertama ini, setelah selesai mengerjakan soal
Pra tindakan atau pre-test, lalu guru mengajak siwa untuk:
memberikan contoh-contoh alat produksi, Siswa mengamati gambar
alat produksi masa lalu dan masa sekarang. Kemudian siswa
membandingkan alat produksi yang menggunakan teknologi
35
Jurnal GeoTadulako Vol. 3 No. 6 Juli - Desember 2015
.•
modern dan tradisional, siswa menjelaskan pengalamannya
menggunakan alat produksi pada masa lalu dan masa sekarang.
Sampai pada akhirnya guru menyelesaikan proses pembelajaran IPS
hanya di ruang kelas saja.
Hasil kajian observasi dan refleksi, diskusi dengan teman
sejawat dan mengadakan wawancara dengan beberapa murid (siswa)
dapat ditarik beberapa hal penyebab tidak memadainya hasil yang
diperoleh siswa dalam mata pelajaran IPS adalah sebagai berikut:
a. Pada saat menyampaikan materi pelajaran, guru tidak
menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan materi
pembelajaran.
b. Guru kurang memberikan motivasi kepada siswa untuk belajar.
Melihat kenyataan di atas, maka pada tahap pelaksanaan untuk
pertemuan selanjutnya guru harus berpedoamann pada rancangan
yang sudah dibuat dalam skenario pembelajaran.
Pada siklus pertama, peneliti dan teman sejawat secara
kolaboratif mengadakan kegiatan sebagai berikut: (1) mengamati
proses pembelajaran khususnya media pembelajaran yang
digunakan guru dalam pembelajaran IPS, (2) mengidentifikasi faktorfaktor hambatan yang ditemui guru dalam pembelajaran IPS, (3)
merumuskan altematif tindakan yang akan dilaksanakan dalam
pembelajaran IPS, sebagai upaya untuk meningkatkan aktivitas
pemahaman belajar, interaksi positif, dan kreatifitas berpikir siswa
dalam pembelajaran IPS, (4) menyusun rancangan pelaksanaan
pembelajaran IPS, dengan menggunakan media lingkungan. dalam
rangkamemanfaatkan media lingkungan untukmeningkatkan
pemahaman belajar, interaksi positif, dan kreatifitas berpikir siswa
dalam pembelajaran.
Pemahaman belajar, interaksi positif, dan kreatifitas berpikir
siswa tersebut meliputi (1) memilih topik yang benar-benar relevan
dengan kebutuhan dan minat siswa, memberikan wawasan dan
pengetahuan baru, serta yang menantang kreativitas berpikir, (2)
memilih prosedur atau strategi pembelajaran IPS yang benar-benar
efektif, efisien, dan kreatif, dan (3) mengatur siswa untuk meunjungi,
mengamati dan wawancara terkait dengan materi IPS, sehingga
siswa tidak merasa terhalangi untuk memperoleh informasi
pengetahuan yang seluas-luasnya.
Pertemuan siklus I guru sudah melakukan perubahan dalam
proses pembelajaran IPS. Pelaksanaan pembelajaran yang sudah
36
•
Roso Sugiyanto, Pemanfaatkan Media Lingkungan untuk Meningkatkan Hasil …
dirancang dengan menggunakan media lingkungan sudah di
laksanakan oleh guru. Hal ini terlihat setelah guru melakukan
pembukaan pelajaran pada kegiatan inti pembelajaran guru
mengajak siswa untuk melakukan observasi tentang alat produksi
yang banyak digunakan masyarakat setempat.Kegiatan observasi di
lakukan selama 15 menit kemudian guru mengajak siswa berkumpul
di depan ruang kelas. Guru mengarahkan siswa untuk melakukan
diskusi kelas tentang alat produksi yang paling banyak digunakan
masyarakat setempat, kemudian siswa melakukan tanya jawab
tentang alat produksi yang digunakan masyarakat setempat.
Kegiatan pembelajaran IPS dengan menggunakan media
lingkungan akhirnya di diakhiri setelah siswa selesai diskusi dan
tanya jawab. Sebelum pembelajaran selesai guru memberikan refleksi
menyimpulkan materi tentang teknologi produksi masa lalu dan
masa sekarang, guru memotivasi siswa agar selalu rajin belajar dan
mempersiapkan materi pelajaran dengan membaca materi yang akan
disampaikan pada pertemuan yang akan datang dan guru menutup
pertemuan.
Refleksi dari hasil observasi siklus I adalah adanya peningkatan
hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 4 Tanah Putih dalam mata
pelajaran IPS yakni nilai rata-rata sebelum adanya tindakan 61.67 dan
meningkat menjadi 70.83 setelah adanya tindakan yaitu pada siklus
1. Berdasarkan hasil observasi dalam pelaksanaan siklus I belum
maksimal. Hal ini baik dalam penggunaan media pembelajaran
lingkungan oleh guru maupun sikap siswa yang belum optimal
mengikuti jalannya proses pembelajaran dengan baik. Berdasarkan
hal ini peneliti perlu melanjutkan tindakan siklus II.
Pelaksanaan siklus yang kedua peneliti memberikan
pengarahan, motivasi dan stimulus kepada guru untuk
mengguanakan media lingkungan agar siswa dapat menyelesaikan
tugasnya dengan baik serta dapat melaksanakan perannya
berdasarkan rencana. Peneliti juga melakukan pemantauan
menyeluruh terhadap pelaksanaan tindakan pembelajaran, kendala
yang dihadapi, serta kesempatan dan peluang yang berkaitan dengan
penggunaan media lingkungan dalam pembelajaran IPS. Jika pada
siklus pertama pertemuan pertama, anggota peneliti/pelaksana
melakukan penjaringan gambaran awal tentang kemampuan
penguasaan materi IPS, maka pada tahap ini kegiatan tersebut tidak
dilakukan. Pada tahap ini setelah melakukan pembukaan pelajaran di
37
Jurnal GeoTadulako Vol. 3 No. 6 Juli - Desember 2015
.•
kegiatan inti guru mengajak siswa untuk mengnjungi ke tempat
produksi klapa sawit.
Guru membagi kelompok yang beranggotakan 3 orang siswa.
Setelah dibagi kedalam 10 kelompok kegiatan selanjutnya adalah
siswa mengamati teknologi produksi klapa sawit, teknologi
komunikasi yang digunakan dan teknologi transportasi yang ada di
sekitar tempat kunjungan. Pada kegiatan akhir, guru memberikan
soal tes untuk dikerjakan sekaligus di tempat kunjungan untuk
melihat kemampuan siswa dalam pembelajaran IPS. Selain itu siswa
juga di minta membuat laporan hasil kunjungan secara sederhana
berdasarkan materi dari penjelasan pemandu.
Setelah diadakan siklus kedua, Pada tahapan kegiatan ini,
masing-masing siswa memperolah hasil berbeda. Karena kegiatan ini
sifatnya mengulang kegiatan serupa pada siklus pertama, hasil
kegiatan ini menjadi jauh lebih baik. Jika pada kegiatan serupa di
siklus pertama diketahui rata-rata hasil belajar IPS siswa 70.83. Maka,
pada kegiatansiklus kedua diperoleh data rata-rata hasil belajar IPS
siswa 91.73. Dengan demikian, berangkat dari kenyataan/
permasalahan di atas dapat dikatankan bahwa dalam pembelajaran
IPS dengan menggunakan media lingkungan dapat dikatakan
berhasil.
Untuk aktivitas proses pembelajaran pada siklus II, dapat
digambarkan bahwa hampir semua aktivitas pembelajaran dapat
dilaksanakan sesuai rencana. Beberapa hal yang masih belum
sempurna pelaksanaanya pada siklus pertama disempurnakan. Pada
tahap ini sudah tidak adalagi kegiatan yang pelaksanaannya kurang
optimal. Hasil dari penelitian secara keseluruhan dapat dilihat pada
diagram dibawah ini:
38
•
Roso Sugiyanto, Pemanfaatkan Media Lingkungan untuk Meningkatkan Hasil …
25
22
20
86100
16
14
15
14
9
10
70-85
8
7
56-69
5
41-55
0
0
0
0 0
0
PRA SIKLUS
SIKLUS 1
SIKLUS 2
Diagram Batang Nilai Mata Pelajaran IPS kelas IV
SD Negeri 4 Tanah Putih, Kecamatan Telawang
Kabupaten Kotawaringin Timur
Berdasarkan data yang ada dari siklus pertama dan siklus
kedua menunjukkan bahwa penelitian ini sudah berhasil. Hal ini
ditandai dengan adanya peningkatan hasil belajar siswa dari awal
pra-siklus (rata-rata nilai 61.67), siklus pertama (rata-rata nilai 70.83),
dan siklus kedua (rata-rata nilai 91.73) menunjukan arah yang selalu
meningkat. Sampai pada akhirnya hasil yang diharapkan tercapai
yaitu semua siswa kelas IV SD Negeri 4 Tanah Putih, Kecamatan
Telawang Kabupaten Kotawaringin Timur hasilnya tuntas dalam
mengikuti pembelajaran IPS atau memperoleh nilai di atas 75.
V. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan penelitian pada bab IV maka dapat
disimpulan bahwa penggunaan media lingkungan dapat
meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas IV SD Negeri 4 Tanah
Putih, Kecamatan Telawang Kabupaten Kotawaringin Timur.
Kesimpulan tersebut dibuktikan dengan hasil penelitian sebagai
berikut:
1. Adanya peningkatan hasil belajar siswa dari pra-siklus rata-rata
61.67 menjadi 70.83 pada siklus I (9.16%).
2. Adanya peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I dengan ratarata 70.83 menjadi 91.73 pada tindakan siklus II (20.9%).
39
Jurnal GeoTadulako Vol. 3 No. 6 Juli - Desember 2015
.•
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Azhar. (1997). Media Pengajaran. Jakarta: PT. Raja Grasindo
Persada.
Solihatin, Etin & Raharjo. (2008). Cooperatif Learning Analisis Model
Pembelajaran IPS. Jakarta: Bumi Aksara.
Sanaky, Hujair AH. (2009). Media Pembelajaran. Yogyakarta: Safiria
Insania Press.
Mortorela, P.H. (1994). Social Studies for Elementary School Children.
New York: Macmillan College Publishing Company.
Sudjana, Nana & Ahmad Rivai. (2002). Media Pengajaran. Jakarta:
Sinar Baru Aglensindo.
Hamalik, Oemar. (2008). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Penerbit
Bumi Aksara.
40
Download