1 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN KAMBING PERANAKAN ETAWA (PE) KELOMPOK TARUNA TANI DI KECAMATAN TOARI KABUPATEN KOLAKA SKRIPSI Oleh : GORISMAN MATUALESI NIM. L1A1 13 009 JURUSAN PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2017 2 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN KAMBING PERANAKAN ETAWA (PE) KELOMPOK TARUNA TANI DI KECAMATAN TOARI KABUPATEN KOLAKA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Peternakan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Jurusan Peternakan Oleh : GORISMAN MATUALESI NIM. L1A1 13 009 URUSAN PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2017 3 4 5 6 ABSTRAK GORISMAN MATUALESI (L1A1 13 009) Analisis Kelayakan Usaha Peternakan Kambing Peranakan Etawah (PE) Kelompok Taruna Tani di Kecamatan Toari Kabupaten Kolaka. Dibimbing oleh LA ODE NAFIU sebagai Pembimbing I dan RAHMAN sebagai Pembimbing II. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelayakan usaha ternak kambing peranakan etawah (PE) Kelompok Taruna Tani di Kecamatan Toari Kabupaten Kolaka pada aspek finansial dan aspek non finansial. Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Toari Kabupaten Kolaka. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2017, dengan jumlah responden 25 orang. Penelitian ini menggunakan kriteria kelayakan usaha dari aspek non finansial dan aspek finansial dari kriteria investasi yaitu Net Present Value (NPV), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), Internal Rate of Return (IRR), Payback Period (PBP). Hasil Penelitian menunjukkan bahwa : (1) Analisis kelayakan finansial usaha peternakan kambing PE Kelompok Taruna Tani pada semua skala usaha layak dilaksanakan. Skala kecil dengan jumlah induk 1-3 ekor memiliki nilai NPV Rp 2.109.019, IRR 20%, Net B/C 1,138, dan Payback Period 4 tahun, skala sedang dengan jumlah induk 4-6 ekor memiliki nilai NPV Rp 13.846.185, IRR 34%, Net B/C 1,531, dan Payback Period 3 tahun, dan skala besar dengan jumlah induk lebih dari 7 ekor memiliki nilai NPV Rp 58.542.731, IRR 59%, Net B/C 2,429 dan Payback Period 2 tahun. Semakin banyak kambing yang dipelihara, maka semakin tinggi kelayakan usahanya, (2) Berdasarkan kriteria aspek nonfinansial (aspek pasar, aspek teknis, dan aspek manajemen) usaha peternakan kambing PE Kelompok Taruna Tani layak untuk dilaksanakan. Kata Kunci : Kambing Peranakan Etawah, NPV, IRR, NBCR, PBP dan Analisis Non Finansial. 7 ABSTRACT GORISMAN MATUALESI (L1A1 13 009) Analysis Business Feasibility Ranch Etawah Cross Goats (PE) “Taruna Tani” Farmers Group in Toari Subdistrict Kolaka District. Guided by the LA ODE NAFIU as Supervisor I and RAHMAN as Supervisor II. This study aims to analyze the feasibility of Etawah Cross goats (PE) in “Taruna Tani” Farmers Group on the financial and non-financial aspects. The research was conducted in the Toari Subdistrict, Kolaka District on January 2017 with 25 respondents. This study uses the the financial an non-financial criterias. The financial criteria was consisted of Net Present Value (NPV), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), Internal Rate of Return (IRR), Payback Period (PBP). Based on the results and the discussion concluded that: (1) The financial feasibility analysis of PE goat in “Taruna Tani” Farmers Group was feasible. Small scale (1-3 does) has a value of Rp 2.109.019 NPV, IRR 20%, Net B/C 1,138, and a Payback Period of 4 years, medium scale (4-6 does) has a value of Rp 13.846.185 NPV, IRR 34%, Net B/C 1,531, and Payback Period 3 year, and a large scale (more than 7 does) have a value of Rp 58.542.731 NPV, IRR 59%, Net B/C 2,429 and the payback period of 2 year. The more does are kept, the finance feasibility parameters are higher. (2) The non-financial criteria, was also feasible. Keywords: Etawah Cross Goats, NPV, IRR, NBCR, PBP and Non-financial Analysis. 8 DAFTAR RIWAYAT HIDUP Penulis bernama Gorisman Matualesi dilahirkan di Desa Waulai Kecamatan Barangka Kabupaten Muna Barat, pada tanggal 24 November 1995, putra pertama dari dua bersaudara dari pasangan bapak La Hamendo (Alm) dan ibu Wa Lati. Menyelesaikan pendidikan SDN 1 Sawerigadi pada tahun 2007 kemudian melanjutkan ke SMPN 2 Lawa pada tahun 2010 dan SMA Negeri 1 Sawerigadi pada tahun 2013. Pada tahun yang sama, penulis diterima di Universitas Halu Oleo Fakultas Peternakan Jurusan Peternakan melalui jalur SNMPTN. Selama menempuh pendidikan di UHO penulis menerima beasiswa BIDIK MISI sejak semester awal sampai selesai. 9 KATA PENGANTAR Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan Hidayah-Nya. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah SAW. beserta keluarga, para sahabat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Analisis Kelayakan Usaha Peternakan Kambing Peranakan Etawah (PE) Kelompok Taruna Tani di Kecamatan Toari Kabupaten Kolaka yang dibuat untuk salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Peternakan Universitas Halu Oleo, Kendari. Penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada Bapak Dr. Ir. La Ode Nafiu, M.Si. selaku pembimbing I, Rahman, S.Pt., M.T. selaku pembimbing II, dan Bapak Syam Rahadi., S.Pt, M.P. selaku penasehat akademik yang senantiasa memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis sejak dari tahap persiapan tugas akhir. Ucapan terima kasih dengan penuh rasa hormat, cinta dan kasih penulis persembahkan kepada Ayahanda tercinta La Hamendo (alm) dan Ibunda tercinta Wa Lati atas segala doa, cinta, kasih sayang, perhatian, nasehat, motivasi dan pengorbanan yang tidak dapat penulis balas sampai kapanpun dan dengan apapun. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada : 1. Bapak Prof. Dr. Ir. Supriadi Rustad, M.Si. selaku Rektor Universitas Halu Oleo, Bapak Prof. Dr. Ir. Takdir Saili, M.Si. selaku Dekan Fakultas Peternakan dan Bapak La Ode Arsad Sani, S.Pt., M.Sc. selaku Ketua Jurusan Peternakan yang telah memberikan kesempatan untuk mengikuti pendidikan di Universitas Halu Oleo. 10 2. Bapak La Ode Arsad Sani, S.Pt., M.Sc. Bapak Syam Rahadi., S.Pt, M.P. Bapak Musram Abadi, S.Pt.,M.Si. selaku dosen penguji atas kesediaannya menguji, memberikan saran dan koreksinya kepada penulis demi kesempurnaan skripsi. 3. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Peternakan yang telah memberikan ilmu dan pengalaman yang sangat bernilai dan bermanfaat bagi penulis serta seluruh staf yang telah memberikan fasilitas dan memudahkan dalam pengurusan administrasi selama masa kuliah penulis. 4. Bapak Musram Abadi, S.Pt.,M.Si. terima kasih atas bantuan dan perhatiannya selama penyelesaian tugas akhir penulis. 5. Rusdiana Syahputri orang terdekat saya yang selalu membantu, menemani, dan memberikan motivasi dalam penyelesaian tugas akhir. 6. Adikku tercinta Aca Arianti atas doa dan dukungannya yang telah memberikan bantuan berupa moril dan materil kepada penulis. 7. Teman-teman angkatan 2013 Andel, Irwan, Aris, Anto, Aco, Amin, Alwin, Asep, Arman, Jon, Faiz, Bidin, Yanto, Bito, Heri, Darni, Euis, siti, Ila, Febri, Fifi, Yana, Riski, Maya, Ida, Neli, Hasnawi, Lisran, Caca, liling, Ucu, Tando, Aulia, Juli, Noval, Ikhsan, Sam, Esi, Rabi, Ashar, Yunus, Ugi, Iner, Emi, Ita, Haja, Suherti, Ros, Tika, Helfiana, Arjan, Oki, Boys, Akram, Rahman, Mita, Tono, Inal, dan semuanya yang tak bisa disebutkan satu persatu terima kasih atas canda, tawa dan dukungan besar perhatiannya. 8. Teman-teman KKN Nusantara 2016 Yunardi, Kahar, Idris, Reza, Dewa, Ningsih, Astuti, Ulva, Suci, Yuli, Sidar, Intan, Isra, Meri, dan Marni terima kasih atas kerja samanya selama KKN di Konsel desa Wawobende. 11 9. Semua pihak yang telah terlibat dalam bentuk apapun itu selama menempuh kuliah yang tidak sempat tertulis, dengan tulus penulis haturkan terima kasih dan semoga Allah SWT. Memberi balasan yang sesuai. Penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Oleh sebab itu, Penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk mewujudkan kesempurnaan penulisan skripsi ini. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat kepada semua pihak yang terkait dan semoga kita selalu dalam lindungan Allah SWT. Kendari, Penulis, April 2017 12 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………........i HALAMAN PERNYATAAN ....................................................................................ii HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………………..…….iii HALAMAN PERSETUJUAN PANITIA UJIAN ...................................................iv ABSTRAK …………………………………………………………………………...v ABSTRAC ………………………………………………………………………..…vi DAFTAR RIWAYAT HIDUP …………………………………………………….vii KATA PENGANTAR ………………………………………………………..…...viii DAFTAR ISI …………………………………………………………..…………...ix DAFTAR GAMBAR …………………………………………………..……………x DAFTAR TABEL ......................................................................................................xi I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang …………………………………………………………………...1 1.2. Rumusan Masalah ………………………………………….….………………....3 1.3. Tujuan dan Manfaat ……………………………………….…….…………….....3 1.4. Kegunaan Penelitian ……………………………………………………………..4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi dan Karateristik Kambing PE ………………….….………………....5 2.2. Tatalaksana Pemeliharaan ……………………………………….………………6 2.2.1. Pemilihan Bibit ……………………………………………………….…...7 2.2.2. Reproduksi …………………………………………………………….…..7 2.2.3. Pakan ………………………………………………….……………….….8 2.2.4. Perkandangan …………………………………………….…….……..…...9 2.2.5. Penyakit pada Kambing ……………………………………………..…...10 2.3. Usaha Peternakan Kambing PE ……………………………………....………...10 2.4. Analisis Kelayakan …………………………………………………………......11 2.4.1. Aspek Finansial ……..……….…………………………………………..12 2.4.2. Aspek Non Finansial ………………………………………….…………13 2.5. Penelitian Terdahulu ………………………...………………………..….……..15 2.6. Kerangka Pikir ……………………………………………………………….....18 III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ………..………………………………………...20 3.2. Penentuan Lokasi dan Pemilihan Responden ………………………………….20 3.3. Jenis dan Sumber Data …………………………………………………………20 3.4. Teknik Pengumpulan Data ……………………………………………………..21 13 3.5. Variabel Penelitian ………………………………………………………..……21 3.6. Analisis Data …………………………………………….……………….…….22 3.6.1. Aspek Finansial ….………………………………………………..……..22 3.6.2. Aspek Non Finansial …………………………………………………….24 3.7. Konsep Operasional ……………………………………………………………27 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian …………………………………….….....30 4.1.1. Letak Geografis dan Batas Wilayah ………………………….………....30 4.1.2. Luas Wilayah ……………………………………………………………31 4.1.3. Iklim ……………………………………………………………………..31 4.2. Sejarah Kelompok ……………………………………………………………...32 4.2.1. Lokasi Usaha ……………..…………………………………………...…33 4.3. Keadaan Umum Responden ……………………………………………………33 4.3.1. Umur Responden ………………………………………………………..34 4.3.2. Jenis Kelamin …………………………………………………………....34 4.3.3. Tingkat Pendidikan ………………………………………………...……35 4.4. Analisis Aspek Finansial ……………………………………………………….37 4.4.1. Arus Penerimaan (Inflow) ...……………………………………………..37 4.4.2. Arus Pengeluaran (Outflow) ….……………………………….....….......43 4.4.3. Kriteria Kelayakan Usaha .……………………………………………....47 4.5. Analisis Aspek Non Finansial ………………………………………………….48 4.5.1. Aspek Pasar……………...…………………………………….…….…...49 4.5.2. Aspek Teknis…………………………………………………….………51 4.5.3. Aspek Manajemen………………………………….……………………54 V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ……………………….………………………………….………..58 5.2. Saran ………………………………………………………………….………..58 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN 14 DAFTAR GAMBAR Nomor 1. 2. 3. 4. Teks Halaman Kerangka Pikir Penelitian ……………………..……………………….............19 Peta Kecamatan Toari……………………………………………...…...………30 Kontruksi Kandang Kambing…………………………………….…………. ...45 Struktur Organisasi Kelompok Taruna Tani……………….…………...............47 1 DAFTAR TABEL Nomor Teks Halaman 1. Klasifikasi Responden Berdasarkan Umur di Kecamatan Toari, Kabupaten Kolaka ……………………..………………………..........................................................34 2. Klasifikasi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di Kecamatan Toari, Kabupaten Kolaka …………………..…………………………………………...35 3. Klasifikasi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Kecamatan Toari, Kabupaten Kolaka ………………………………………...……………………..36 4. Data Penjualan Ternak Kambing PE Kelompok Taruna Tani Kec. toari……................................................................................................................38 5. Harga Kambing Usaha Kelompok Taruna Tani ……………………………...….40 6. Jadwal Pemberian Pakan Kambing PE pada Kelompok Taruna Tani………............................................................................................................46 7. Jenis Penyakit pada Kambing yang Sering Timbul di Kelompok Taruna Tani………………………………………………………………………………47 8. Penjualan Kambing Kelompok Taruna Tani pada Setiap Kelas Usaha …………………………………………………………………………………....50 9. Penjualan Kotoran Kambing Kelompok Taruna Tani pada Setiap Kelas Usaha……………………………………………………………………………..51 10. Biaya Investasi Usaha Kambing PE Kelompok Taruna Tani ………………..…52 11. Biaya Tetap Usaha Kambing PE Kelompok Taruna Tani pada Berbagai Kelas Usaha ………………………………………………………………………..…..53 12. Biaya Variabel Usaha Kambing PE Kelompok Taruna Tani pada Berbagai Kelas Usaha ……………………………………………………………...……..……...54 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kambing peranakan etawah (PE) merupakan salah satu ternak yang cukup potensial sebagai penyedia protein hewani baik melalui daging maupun susunya. Rata-rata pertumbuhan bobot badan kambing PE mencapai sekitar 32-37 kg/hari dan kemampuan memproduksi susu sebanyak 1,5-3 liter per hari (Setiawan dan Tanius, 2005). Kemampuan produksi susu tersebut cukup signifikan untuk dikembangkan sebagai ternak penghasil susu yang sangat potensial. Jenis ternak ini pemeliharaannya mudah dan reproduksinya lebih cepat dibandingkan sapi baik dalam menghasilkan susu ataupun menghasilkan penerimaan. Keunggulan-keunggulan tersebut mengindikasikan bahwa peternakan kambing perah memiliki potensi yang besar dan prospek yang cerah untuk dikembangkan (Nuhaeli dkk., 2014). Populasi kambing di Kabupaten Kolaka pada tahun 2007 berjumlah 22.992 ekor. Jumlah tersebut mengalami peningkatan pada tahun 2013 menjadi 34.133 ekor. Ternak kambing sebagian besar masih diusahakan sebagai usaha sampingan, meskipun belum menjadi usaha utama, ternak tersebut secara terus menerus diusahakan masyarakat. Wilayah pengembangan usaha peternakan ini terdapat di Kecamatan Watubangga, Kecamatan Toari, Kecamatan Lalolae, Kecamatan Tirawuta, Kecamatan Baula, dan Kecamatan Wundulako. Kecamatan Toari memiliki potensi yang cukup tinggi untuk pengembangan usaha kambing PE karena satu-satunya peternakan kambing PE yang ada di Kabupaten Kolaka dan daya dukung ketersediaan pakan, serta aksesibilitas ke 2 berbagai daerah konsumen. Perkembangan teknologi dalam bidang peternakan yang pesat memungkinkan untuk mencapai produktivitas lebih dari yang ada pada saat ini. Populasi kambing di Kecamatan Toari cukup banyak yaitu berjumlah 4.434 ekor atau mencapai 31,78% dari total 15.123 ekor populasi kambing di Kabupaten Kolaka. Kambing PE mulai dikembangkan di Kecamatan Toari sejak tahun 2014. Jenis kambing ini dikembangkan oleh Kelompok Taruna Tani. Populasi kambing PE saat ini mencapai ± 4.000 ekor. Produk yang dihasilkan berupa anakan dan pupuk kandang. Keistimewaan Kambing PE yaitu harga jual yang lebih tinggi dibandingkan dengan kambing lokal, karena ukuran tubuh yang lebih besar dan penghasil susu dengan harga susu kambing yang lebih mahal dibandingkan harga susu sapi. Adanya peningkatan konsumsi susu per kapita per tahun dan memiliki harga jual yang cukup tinggi, menjadikan daya tarik pelaku usaha untuk memasuki usaha kambing PE dengan harapan memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnnya. Selain itu, kambing PE mempunyai efisiensi reproduksi yang tinggi apabila dipelihara dengan baik, dengan jangka waktu 7 sampai 10 bulan sehingga lebih cepat berkembang biak (Anggraini, 2013). Peternak kambing pada umumnya termasuk Kelompok Taruna Tani belum melakukan analisis kelayakan terhadap usaha yang sedang dijalankan. Studi kelayakan usaha sangat berperan penting dalam suatu usaha karena mengingat bahwa kondisi yang akan datang dipenuhi dengan ketidakpastian, maka diperlukan pertimbangan-pertimbangan tertentu di dalam memulai suatu usaha, dimana dasar 3 dari pertimbangan-pertimbangan tersebut dapat diperoleh melalui suatu studi terhadap berbagai aspek mengenai kelayakan suatu usaha yang akan dijalankan, sehingga hasil daripada studi tersebut digunakan untuk memutuskan apakah sebaiknya proyek atau usaha layak dikerjakan atau ditunda atau bahkan dibatalkan. Penelitian ini akan mengumpulkan data dan informasi yang dapat digunakan untuk menganalisis kelayakan usaha ternak kambing PE pada Kelompok Taruna Tani di Kecamatan Toari baik aspek finansial maupun aspek non finansial. 1.2. Rumusan Masalah Rumusan masalah pada penelitian ini adalah 1. Bagaimana kelayakan usaha ternak kambing peranakan etawah (PE) Kelompok Taruna Tani di Kecamatan Toari Kabupaten Kolaka ditinjau dari aspek finansial? 2. Bagaimana kelayakan usaha ternak kambing peranakan etawah (PE) Kelompok Taruna Tani di Kecamatan Toari Kabupaten Kolaka ditinjau dari aspek non finansial ? 1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kelayakan usaha ternak kambing peranakan etawah (PE) Kelompok Taruna Tani di Kecamatan Toari Kabupaten Kolaka pada aspek finansial dan aspek non finansial Manfaat dari penelitian ini adalah peternak dapat mengetahui kelayakan usaha ternak kambing peranakan etawah (PE) Kelompok Taruna Tani di Kecamatan Toari Kabupaten Kolaka pada aspek finansial dan aspek non finansial. 4 1.4. Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Diharapkan dapat memberikan masukan-masukan yang bermanfaat bagi pemilik usaha kambing PE mengenai kelayakan usaha tersebut demi keberlangsungan usahanya. 2. Bagi peternak, diharapkan dapat menjadi informasi dan pertimbangan untuk mengambil keputusan dalam perencanaan dan pelaksanaan usaha ternaknya. 3. Bagi pemerintah daerah, diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi sebagai informasi dalam mengembangkan usaha peternakan kambing PE. 4. Bagi investor, penelitian ini akan memberikan informasi tingkat kelayakan dalam melakukan investasi pada peternakan kambing PE. 5. Bagi akademisi, hasil dari penelitian ini dapat dijadikan data masukan bagi para peneliti di bidangnya dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi dan Karateristik Kambing PE Kambing (Capra aegagrus hircus) adalah sub spesies dari kambing liar yang tersebar di Asia Barat Daya dan Eropa. Kambing merupakan suatu jenis binatang memamah biak yang berukuran sedang. Kambing liar jantan maupun betina memiliki tanduk sepasang, namun tanduk pada kambing jantan lebih besar. Umumnya, kambing mempunyai jenggot, dahi cembung, ekor agak ke atas, dan kebanyakan berbulu lurus dan kasar. Panjang tubuh kambing liar, tidak termasuk ekor, adalah 1,31,4 m, sedangkan ekornya 12-15 cm. Bobot yang betina 50-55 kg, sedangkan yang jantan bisa mencapai 120 kg. Kambing liar tersebar dari Spanyol ke arah timur sampai India, dan dari India ke utara sampai Mongolia dan Siberia. Habitat yang disukainya adalah daerah pegunungan yang berbatu-batu. Kambing sudah dibudidayakan manusia kira-kira 8000 hingga 9000 tahun yang lalu (Sarwono, 2002) Klasifikasi Kambing adalah sebagai berikut: Filum : Chordota (Hewan Tulang Belakang) Kelas : Mamalia (Hewan Menyusui) Ordo : Artiodactyla (Hewan Berkuku Genap) Family : Bovidae (Hewan Memamah Biak) Sub Family : Caprinae Genus : Capra Spesies : C. aegagrus Sub Species : Capra aegagrus hircus 6 Kambing berkembang biak dengan melahirkan. Kambing bisa melahirkan dua hingga tiga ekor anak, setelah bunting selama 150 hingga 154 hari. Dewasa kelaminnya dicapai pada usia 8 bulan - 1 tahun. Kambing dapat beranak 3 kali dalam 1 tahun (Salasa, 2010). Kambing PE merupakan kambing unggul asal Indonesia, hasil persilangan antara kambing kacang lokal dengan kambing Jamnapari asal India. Diantara jenis kambing perah tersebut, kambing PE memiliki kemampuan memproduksi susu sebanyak 1,5-3,7 liter per hari dengan masa laktasi 7-10 bulan. Kemampuan produksi susu tersebut kambing PE cukup signifikan untuk dikembangkan sebagai ternak penghasil susu yang sangat potensial. Kambing lokal ini sangat potensial sebagai penghasil susu yang sangat tinggi, dengan tata cara pemeliharaan yang baik, kambing PE mampu beranak tiga kali dalam satu tahun. Jumlah anak bervariasi, yaitu 1-3 ekor (Putranto, 2012). 2.2. Tatalaksana Pemeliharaan Pengusahaan ternak kambing adalah semua kegiatan produksi dengan tujuan produk utama yang dihasilkan berupa daging, disamping menghasilkan anak untuk bibit atau sebagai kambing potong. Menurut Prabowo (2010), aspek yang harus diperhatikan dalam memelihara kambing perah diantaranya : 2.2.1. Pemilihan Bibit Bibit berpengaruh sangat besar terhadap produktivitas ternak, dan oleh karenanya pemilihan bibit yang berkualitas baik sangat penting untuk diperhatikan. 7 Menurut Sutama (2011), hal yang harus diperhatikan ketika memilih induk kambing agar memiliki kemampuan produksi susu yang tinggi diantaranya : untuk ciri kambing betina yaitu mempunyai karakter keibuan, garis punggung rata, mata cerah bersinar, kulit bulu halus dan bulu tidak kusam. Posisi rahang atas dan bawah rata, kapasitas rongga perut besar, dada lebar serta kaki kuat dan normal. Ukuran ambing cukup besar, kenyal, dan berbentuk simetris. Puting susu dua buah dan normal. Sedangkan bibit kambing jantan yang baik, memiliki kriteria dengan ciri-ciri diantaranya: mempunyai karakter jantan yang kuat, perototan kuat dan mata yang dimiliki terlihat bersinar. Bentuk punggung kuat dan rata. Bentuk kaki kuat dan simetris, testis dua buah berbentuk normal, simetris dan kenyal, penis normal serta libido tinggi. 2.2.2. Reproduksi Pemeliharaan yang sesuai dan sumber induk kambing yang unggul sangat mempengaruhi kualitas keturunan ternak yang dihasilkan. Kambing Peranakan Etawa betina mulai dapat dikawinkan umur ternak 12-15 bulan. Sedangkan kambing jantan pada umur 1,5 tahun. Kambing jantan berpotensi mengawinkan kambing betina setiap bulannya mencapai 12-16 ekor (Sutama dkk.,1997). Menurut Muljana (2001) Adanya pengaturan interval beranak adalah delapan bulan maka potensi kelahiran selama dua tahun menghasilkan tiga kali masa kelahiran. Lamanya kambing bunting adalah sekitar 144-156 hari. Setelah melahirkan pemberian susu pada anak kambing pra sapih sebaiknya umur 1-7 hari bersumber dari susu induknya. Minggu ke dua mulai diperkenalkan susu sapi dan susu kambing (50:50%) sebanyak 800ml/hari/ekor. Usia 8 anak kambing 3-4 minggu mulai di tingkatkan pemberian susu hingga 1 liter susu sapi/hari/ekor. Sedangkan minggu ke 5-10 diberikan susu sapi sebanyak 1,5-2 liter sapi/ekor/hari dan mulai memperkenalkan pakan tambahan seperti rumput. Hingga minggu ke 11-12 pemberian susu sapi mulai dikurangi hingga ternak tersebut beralih memakan rumput/konsentrat. 2.2.3. Pakan Ternak ruminansia perlu hijauan sebagai makanan yang dikonsumsi ternak setiap hari. Penyediaan hijauan yang cukup dan berkualitas tinggi merupakan prioritas utama dalam menunjang keberhasilan suatu usaha peternakan. Pakan yang sempurna mengandung protein, karbohidrat, lemak, air, vitamin dan mineral. Jenis hijauan yang dapat digunakan sebagai pakan ternak adalah jenis rumput seperti rumput gajah, rumput raja, Panicum maxsimum, Paspalum atratum dan kacangkacangan seperti Desmodium rensonii, Gliricidia sp, Sesbania sp dan Calliandra sp. Jenis jenis pakan ternak yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber nutrisi diantaranya rumput, daun-daunan, onggok, dedak, shorgum, ketela rambat dan singkong merupakan sumber energi yang dibutuhkan ternak. Sumber protein meliputi legum, limbah hasil pertanian (bungkil kedelai, bungkil kelapa, ampas tahu). Hal yang harus diperhatikan ketika memberikan pakan disesuaikan dengan kondisi dan umur. 2.2.4. Perkandangan Pembuatan kandang dapat dilakukan dengan jenis panggung dan non panggung seperti penggunaan lantai dengan tanah atau beton. Umumnya jenis 9 kandang yang sering dijumpai menggunakan jenis kandang panggung. Kandang merupakan tempat tinggal bagi ternak, pola pemeliharaan secara intensif harus memperhatikan kontruksi kandang. Tujuannya adalah agar kontruksi kandang kuat dan yang lebih penting lagi ternak yang berada di dalam kandang merasa nyaman atau tidak gaduh. Menurut Setiawan dan Tanius (2005), fungsi kandang bagi ternak diantaranya: sebagai tempat ternak berlindung dari semua gangguan yang dapat diprediksi seperti aklimatisasi, terpaan angin, sinar matahari maupun binatang pengganggu. Fungsi kandang harus mempermudah pengawasan dan pemeliharaan bagi peternak, seperti makan, minum, tidur, membuang kotoran. 2.2.5. Penyakit pada Kambing Kambing yang sehat mencirikan sistem manajemen pemeliharaan seperti kebersihan kandang, pakan yang cukup, tanggap terhadap gejala penyakit sehingga dapat ditanggulangi sedini mungkin. Dengan harapan produksi yang dihasilkan seoptimal mungkin. Beberapa jenis penyakit ada yang bersifat menular dan tidak menular. Menurut Sutama (2011), penyakit menular disebabkan oleh inveksi virus, bakteri, jamur, parasit darah, cacing dan kutu. Jenis penyakit yang sering menyerang ternak diantaranya mastitis, scabies, puru, cacingan. Sedangkan jenis penyakit yang tidak menular dikarenakan kekurangan mineral, tanaman beracun, racun. Jenis penyakit tidak menular diantaranya perut kembung, kurus kurang gizi, patah kaki karena terjepit dan lain sebagainya. Penyebaran penyakit dapat terjadi melalui: kontak 10 langsung dengan hewan sakit, tanaman beracun, racun, melalui serangga, angin dan pekerja kandang. 2.3. Usaha Peternakan Kambing PE Peternakan adalah usaha manusia untuk mendayagunakan hewan bagi kesejahteraan umat manusia. Kegunaan yang diperoleh manusia dari ternak yang dipeliharanya, antara lain tenaga kerja, makanan berupa daging, telur dan susu, olah raga dan rekreasi, serta kotorannya yang digunakan sebagai pupuk organic maupun biologis. Manajemen kambing PE adalah seni merawat, menangani dan mengatur kambing. Terdapat beberapa hal yang termasuk didalamnya, yaitu pemeliharaan, tenaga kerja, modal, pencegahan penyakit, dan kotoran. Agar sukses menjalankan usaha peternakan kambing PE, ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu bibit ternak yang digunakan, teknik pemberian pakan dan manajemen usaha ternak itu sendri. Manajemen pemeliharaan kambing perah dapat dikelola oleh anak-anak atau ibu rumah tangga, memerlukan lahan dan kandang yang tidak luas, dapat menghasilkan daging dan susu dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan keluarga petani di pedesaan di mana tempat penyimpanan (refrigerator) tidak tersedia. Secara biologis satu–dua ekor kambing dapat dipelihara dalam kondisi ketersediaan pakan terbatas, bahkan tidak cukup untuk seekor sapi (Andoko dan Warsito, 2013). Kambing merupakan bagian penting dari sistem usahatani bagi sebagian petani di Indonesia, bahkan di beberapa negara Asia, dan tersebar luas menelusuk masuk ke dalam berbagai kondisi agroeko-sistem, dari daerah dataran rendah di 11 pinggir pantai sampai dataran tinggi di pegunungan. Demikian pula tidak jarang ditemui pemeliharaan ternak kambing di pinggiran kota dan bahkan di tengah-tengah kota. Hal ini didukung oleh karena ternak kambing adaptif dengan berbagai kondisi agro-sistem dan tidak mempunyai hambatan sosial, artinya dapat diterima oleh semua golongan masyarakat (Yunus, 2013). 2.4. Analisis Kelayakan Aspek dalam studi kelayakan adalah bidang kajian dalam studi kelayakan tentang keadaan objek tertentu, yang dilihat dari fungsi-fungsi bisnis. Menurut Ibrahim (2009), Secara umum analisis kelayakan terbagi menjadi aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek sosial, dan aspek finansial. 2.4.1. Aspek Finansial Tujuan menganalisis aspek keuangan dari suatu studi kelayakan proyek bisnis adalah untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan, dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan seperti ketersediaan dana, modal, kemampuan proyek untuk membayar kembali dana tersebut dalam waktu yang telah ditentukan dan menilai apakah proyek akan dapat berkembang terus. Kritertia investasi yang digunakan yaitu Net Present Value, Internal Rate of Return, Net Benefit Cost Ratio, Payback Period (Umar, 2005). a. Net Present Value (NPV) Teknik NPV digunakan untuk mengetahui apakah suatu usulan proyek investasi layak dilaksanakan atau tidak, dengan cara mengurangkan antara present 12 value dan aliran kas bersih operasional atas proyek investasi selama umur ekonomis termasuk terminal cashflow dengan initial cashflow (Suratman, 2002). Net Present Value merupakan nilai selisih antara nilai sekarang investasi dengan nilai sekarang penerimaan-penerimaan kas bersih di masa yang akan datang (Husnan dan Suwarsono, 2000). b. Internal Rate of Return (IRR) Tingkat imbalan internal atau internal rate of return (IRR) adalah tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang (present value) dari arus kas yang diharapkan di masa datang atau dapat didefenisikan juga sebagai tingkat bunga yang menyebabkan NPV= 0. c. Net Benefit Cost Ratio ( Net B/C Ratio) Rasio manfaat dan biaya atau net benefit cost (B/C ratio) adalah nilai nilai perbandingan antara jumlah present value yang bernilai positif (pembilang) dengan present value yang bemilai negatif (penyebut). Nilai net B/C ratio menunjukkan besarnya tingkat tambahan manfaat pada setiap tambahan biaya sebesar satu rupiah (Husnan dan Suwarsono, 2000). d. Payback Period (PBP) Payback period adalah suatu periode yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan aliran kas, dengan kata lain payback period merupakan rasio antara pengeluaran investasi dengan cash inflow yang hasilnya merupakan satuan waktu (Umar, 2005). Selama proyek dapat 13 mengembalikan modal/investasi sebelum berakhirnya umur proyek, berarti proyek masih dapat dilaksanakan. 2.4.2. Aspek Non Finansial a. Aspek Pasar Aspek Pasar adalah inti dari penyusunan studi kelayakan. Kendatipun secara teknis telah menunjukan hasil yang memungkinkan untuk dilaksanakan, tapi tidak ada artinya apabila tidak dibarengi dengan adanya pemasaran dari produk yang dihasilkan. 2. Aspek Teknis Pengkajian aspek teknis dalam studi kelayakan dimaksudkan untuk memberikan batasan garis besar parameter-parameter teknis yang berkaitan dengan perwujudan fisik proyek. Aspek teknis memiliki pengaruh besar terhadap perkiraan biaya dan jadwal kegiatan yang dilakukan nantinya, karena akan memberikan batasan-batasan lingkup proyek secara kuantitatif (Husnan dan Suwarsono, 2000). 3. Aspek Manajemen Analisis ini berkaitan dengan hal-hal yang berkenaan dengan pertimbangan mengenai sesuai tidaknya proyek dengan pola sosial budaya masyarakat setempat, susunan organisasi proyek dengan pembentukan tim kerja, pembagian kerja, pembuatan rencana kerja agar sesuai dengan prosedur organisasi setempat, kesanggupan atau keahlian staf yang ada untuk mengelola proyek. Menurut Subagyo (2007) Struktur organisasi manajemen proyek disusun berdasarkan skala dan 14 kompleksitas proyek. Semakin besar skala proyek, semakin kompleks struktur yang diterapkan. 2.5. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang dijadikan rujukan adalah berbagai penelitian yang berhubungan dengan analisis kelayakan usaha, dan analisis pada kambing perah serta analisis kelayakan usaha pada peternakan kambing perah. Penelitian mengenai analisis kelayakan terutama kelayakan pada subsektor peternakan telah dilakukan oleh peneliti terdahulu namun dengan objek kajian atau komoditas yang berbeda. Salah satunya yaitu penelitian Dewi (2010). Penelitian ini bejudul Analisis Kelayakan Pengembangan Usaha Ternak Kambing Perah (Kasus : Peternakan Prima Fit, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat). Hasil dari penelitian ini antara lain: dilihat dari aspek non finansial, pengembangan usaha peternakan kambing perah di Peternakan Prima Fit telah layak, namun terdapat beberapa bagian masih harus diperbaiki yaitu proses pemerahan pada aspek teknis, pengadaan laporan keuangan pada aspek manajemen, pengaliran kotoran kambing perah serta penggunaan kotoran kambing perah sebagai pupuk organik untuk sawah pada aspek lingkungan, hasil analisis pada aspek finansial menjelaskan bahwa pengembangan usaha peternakan kambing perah di Peternakan Prima Fit layak untuk dijalankan. Hal ini dapat dilihat dari nilai NPV, IRR, dan Net B/C pada kondisi dengan pengembangan usaha, lebih besar jika dibandingkan dengan nilai NPV, IRR,dan Net B/C pada kondisi tanpa pengembangan usaha. 15 Penelitian selanjutnya yang dijadikan rujukan yakni penelitian yang dilakukan oleh Bahmat (2012). Penelitian ini bejudul Analisis Kelayakan Pengembangan Usaha Penggemukan Domba dan Kambing Di Peternakan Bapak Sarno, Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Hasil dari penelitian ini antara lain: hasil analisis kelayakan finansal usaha penggemukan domba dan kambing milik Bapak Sarno pada kondisi sebelum pengembangan memiliki nilai net benefit yaitu 85.570. 875 rupiah sedangkan pada kondisi pengembangan nilai net benefi yang diperoleh yaitu 100.796.700 rupiah. Berdasarkan kriteria investasi usaha penggemukan domba dan kambing ini layak untuk dijalankan karena nilai yang diperoleh sesuai dengan kriteria investasi. Nilai NPV lebih besar dari nol yaitu sebesar 1.201.056 rupiah dengan umur usaha delapan tahun. Nilai Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) lebih besar dari satu yaitu 1,012. Nilai Internal Rate of Return (IRR) adalah 12 persen, sama denga tingkat Discount Rate (DR) yang ditentukan yaitu 12 persen. Payback Period (PP) yang dihasilkan dari analisis tersebut adalah delapan tahun atau sama dengan umur ekonomis usaha yaitu delapan tahun. Penelitian yang akan dilakukan merupakan penelitian pada komoditas kambing perah. Analisis dilakukan pada kelayakan usaha ternak pada kondisi tanpa adanya pengembangan usaha berupa penambahan populasi kambing laktasi I dan pada kondisi adanya pengembangan usaha. Terdapat beberapa persamaan dan perbedaan antara penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian terdahulu. Pada penelitian yang dilakukan oleh Dewi (2010) persamaan antara penelitian ini dengan penelitian Bahmat (2012) terletak pada alat analisis yang digunakan 16 terutama pada analisis aspek finansial. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat analisis berupa kriteria kelayakan investasi yang terdiri dari Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), dan Payback Period (PBP). Untuk analisis aspek non finansial, beberapa penelitian terdahulu menggunakan penggolongan aspek yang berbeda dengan yang digunakan pada penelitian ini. Sedangkan perbedaan terletak pada jenis komoditas yang dikaji. 2.6. Kerangka Pikir Kambing PE merupakan kambing unggul asal Indonesia, hasil persilangan antara kambing kacang lokal dengan kambing Jamnapari asal India. Diantara jenis kambing perah tersebut, kambing PE memiliki kemampuan memproduksi susu sebanyak 1,5-3,7 liter per hari dengan masa laktasi 7-10 bulan. Kemampuan produksi susu tersebut kambing PE cukup signifikan untuk dikembangkan sebagai ternak penghasil susu yang sangat potensial. Produk yang dihasilkan dari kambing perah PE ini yaitu anak, dan pupuk kandang. Pada umumnya peternak kambing belum melakukan analisis kelayakan terhadap usaha yang sedang dijalankan. Penelitian ini akan mengumpulkan data dan informasi yang dapat digunakan untuk menganalisis kelayakan usaha ternak kambing perah PE pada Kelompok Taruna Tani di Kecamatan Toari. Hasil analisis tersebut diharapkan dapat diketahui seberapa besar tingkat kelayakan dalam melakukan investasi pada peternakan kambing PE dilihat dari finansial dan aspek non finansial. 17 Usaha peternakan kambing (PE) Produk yang dihasilkan - Anak - Pupuk Kandang Analisis Kelayakan Usaha Aspek finansial : - Analisis Kriteria Investasi (NPV, IRR, Net B/C, PBP) Layak Aspek non finansial : - Aspek pasar - Aspek teknis - Aspek manajemen Tidak Layak Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian 18 III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2017, yang berlokasi di Kecamatan Toari, Kabupaten Kolaka Provinsi Sulawesi Tenggara. 3.2. Penentuan Lokasi dan Pemilihan Responden Lokasi penelitian ditentukan dengan cara purposive sampling yaitu dengan sengaja. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa di Kecamatan Toari terdapat kelompok peternak yang mengusahakan ternak kambing peranakan Etawah (PE). Pemilihan responden pada penelitian ini dilakukan secara sensus yaitu mengambil sampel secara keseluruhan yang berjumlah 25 responden. 3.3. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh melalui wawancara langsung dengan responden dan pengamatan langsung dilapangan dengan menggunakan kuesioner dan data sekunder yang dikumpulkan mencakup kondisi umum lokasi yang meliputi : letak, luas dan status lokasi penelitian. Sumber data dapat diperoleh dari instansi-instansi terkait seperti Dinas Peternakan, Badan Pusat Statistik Sulawesi Tenggara, Desa Sampel dan Kantor Kecamatan dan penelitian-penelitian sebelumnya sebagai pembanding. 19 3.4. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1. Studi lapangan (field reaserch): untuk memperoleh data primer. Data primer adalah data yang diperoleh secara lansung dari sumber data, baik melalui pengamatan(observation), wawancara (interview), maupun hasil pengukuran langsung lainnya. 2. Studi kepustakaan (library reaserch): untuk memperoleh teori-teori dan/atau data sekunder yang relevan dengan permasalahan yang diteliti/dikaji. Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari objek penelitian atau data yang dikumpulkan secara langsung dari sumber-sumber lain misalnya buku-buku dan lembaga-lembaga terkait. 3.5. Variabel Penelitian Variabel penelitian yang diamati dalam penelitian ini meliputi, yaitu 1. Karateristik responden yang meliputi umur responden, tingkat pendidikan, pengalaman kerja, pekerjaan utama, dan jumlah tanggungan keluarga. 2. Biaya usaha yang meliputi (a) biaya investasi yaitu biaya lahan, biaya pembuatan kandang, biaya pengadaan peralatan, dan biaya pengadaan kendaraan (b) biaya tetap, yaitu upah tenaga kerja dan biaya air (c) biaya variabel, yaitu biaya bibit dan biaya obat-obatan. 3.6. Analisis Data Analisis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan untuk memperoleh gambaran tentang aspek- 20 aspek budidaya kambing PE secara umum meliputi analisis aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, dan aspek sosial. Analisis kuantitatif meliputi analisis kelayakan finansial pengusahaan kambing PE, analisis kelayakan finansial ini menggunakan perhitungan kriteria-kriteria investasi yaitu, Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), dan Payback Period (PBP) Data yang diperoleh diolah secara manual dengan menggunakan program komputer Ms. Excel. 3.6.1. Aspek Finansial Dalam melakukan analisis finansial diperlukanlah kriteria investasi yang digunakan untuk menyatakan layak atau tidaknya suatu usaha. Kriteria investasi yang digunakan yaitu Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), Payback Period (PBP). Analisis kelayakan investasi dilakukan dengan terlebih dahulu menyusun aliran tunai diskontokan (discounted cashflow) karena adanya pengaruh waktu terhadap nilai uang atau semua biaya dan manfaat yang akan datang harus diperhitungkan. a. Net Present Value (NPV) Net Present Value dapat diartikan sebagai nilai sekarang dari keuntungan bersih (neto tambahan) yang akan diperoleh pada masa mendatang, merupakan selisih antara nilai sekarang arus manfaat dikurangi dengan nilai sekarang arus biaya (Gittinger, 1986). Rumus yang digunakan dalam perhitungan NPV adalah sebagai berikut : 21 NPV = ∑ NB (1+i)n Keterangan : NPV NB i n = Nilai bersih sekarang = Net Benefit = Tingkat bunga Bank yang berlaku = Tahun Dalam metode NPV terdapat tiga penilaian investasi, yaitu : a. NPV > 0 berarti secara finansial usaha layak untuk dilaksanakan karena manfaat yang diperoleh lebih besar dari biaya. b. NPV < 0 berarti secara finansial usaha tersebut tidak layak untuk dilaksanakan, hal ini dikarenakan manfaat yang diperoleh lebih kecil dari biaya/tidak cukup untuk menutup biaya yang dikeluarkan. c. NPV = 0, berarti secara finansial proyek sulit dilaksanakan karena manfaat yang diperoleh hanya cukup untuk menutupi biaya yang dikeluarkan. b. Internal Rate of Return (IRR) IRR adalah salah satu kriteria investasi yang menunjukkan tingkat kemampuan suatu usaha atau proyek dalam mengembalikan modal pinjaman, dimana IRR menunjukkan besarnya tingkat discount rate pada saat NPV sama dengan nol (Pudjosumarto, 2008). Rumus yang digunakan dalam menghitung IRR adalah sebagai berikut : 22 NPV1 IRR = i1 + ( NPV1 – NPV2 ) (i2 – i1 ) Keterangan : i1 = Tingkat discount rate yang menghasilkan NPV1 i2 = Tingkat discount rate yang menghasilkan NPV2 NPV1 = NPV bernilai positif mendekati 0 (nol) NPV2 = NPV bernilai negatif mendekati 0 (nol) Selisih antara tingkat i1 dengan i2 tidak lebih besar dari 5 persen c. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) Net B/C ratio merupakan perbandingan antara total net benefit positif (+) yang telah didiscount dengan total net benefit negatif (-) yang telah didiscount. Untuk dapat menghitung Net B/C, selama umur proyek harus ada arus kas bersih (NB) yang bernilai negative (Umar, 2005). Rumus yang digunakan sebagai berikut : Net B/C = Æ© NB(1+ i)n (positif) Æ© NB(1+ i)n (Negatif) Apabila nilai net B/C > 1 (lebih besar dari 1) berarti rencana usaha tersebut layak untuk dilaksanakan, tetapi apabila nilai net B/C < 1 (kurang dari 1) berarti tidak layak. Bila nilainya = 1 (sama dengan 1) berarti arus kas proyek ada dalam keadaan impas (break even) dimana total cost sama dengan total benefit. d. Payback Period (PBP) Payback Period merupakan jangka waktu periode yang dibutuhkan untuk membayar kembali semua biaya-biaya yang telah dikeluarkan di dalam investasi 23 suatu proyek. Semakin cepat waktu pengembalian, semakin baik proyek tersebut untuk diusahakan. Akan tetapi analisis PBP memiliki kelemahan karena mengabaikan nilai uang terhadap waktu (present value) dan tidak memperhitungkan periode setelah PBP (Umar 2005). Secara sistematis dapat dirumuskan sebagai berikut : PBP = Tp-1 + Keterangan : Tp-1 Ii Bi-1 Bp Æ©I–Æ©B i i-1 Bp = tahun sebelum terdapat PBP = Jumlah Investasi = Jumlah benefit sebelum PBP = Jumlah benefit pada tahun PBP 3.6.2. Aspek Non Finansial 1. Analisis Aspek Pasar Analisis aspek pasar yang akan dilakukan pada usaha peternakan kambing PE Kelompok Taruna Tani yaitu untuk menilai apakah usaha tersebut melakukan investasi ditinjau dari segi pasar dan pemasaran, seberapa besar potensi pasar yang ada untuk produk yang ditawarkan. Kemudian bagaimana strategi pemasaran yang akan dijalankan untuk menangkap peluang pasar yang ada. Usaha peternakan kambing dikatakan layak berdasarkan aspek pasar dan pemasaran jika usaha tersebut dapat menghasilkan produk yang dapat diterima pasar dengan tingkat penjualan yang menguntungkan. 2. Analisis Aspek Teknis Aspek teknis merupakan aspek yang berkenaan dengan proses pembangunan bisnis secara teknis dan pengoperasiannya setelah bisnis tersebut selesai dibangun. 24 Aspek teknis ini lebih menekankan pada apakah secara teknis pilihan peralatan yang dipakai dapat dilaksanakan secara layak atau tidak. Pada aspek teknis akan menunjukkan kebutuhan apa saja yang diperlukan dan bagaimana secara teknis proses peternakan kambing akan dilaksanakan, jumlah ternak yang dipelihara, perlengkapan dan peralatan,dan lokasi usaha. Usaha peternakan kambing dikatakan layak berdasarkan aspek teknis jika berdasarkan hasil analisis usaha dapat dibangun dan dijalankan dengan baik. Pada aspek teknis kriteria kelayakan usaha yang dianalisis adalah kelayakan lokasi untuk menjalankan usaha, besarnya jumlah ternak yang digemukkan untuk mencapai tingkatan skala ekonomis. Kriteria pemilihan peralatan untuk menjalankan usaha peternakan kambing tersebut, layout bangunan dan fasilitas lainnya. 3. Aspek Manajemen Aspek manajemen dilihat berdasarkan pengelola usaha, spesifikasi keahlian dan distribusi tanggung jawab pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan usaha ini dan struktur organisasi. Dalam membuat suatu keputusan investasi dibutuhkan gambaran mengenai rencana kegiatan yang akan dijalankan di peternakan terkait dengan tenaga kerja yang dibutuhkan dan pembagian kerja yang sesuai. 3.7. Konsep Operasional Untuk menghindari kekeliruan dalam pelaksanaan penelitian ini maka dibuat beberapa defenisi sebagai berikut : a. Responden yaitu peternak kambing. 25 b. Umur responden yaitu jangka waktu dari tahun kelahiran responden sampai pada saat penelitian dilaksanakan. c. Tingkat pendidikan yaitu lamanya peternak mengenyam pendidikan formal yang dihitung dalam perhitungan tahun. d. Pengalaman beternak yaitu lamanya responden/peternak dalam berternak kambing yang dihitung dalam tahun. e. NPV yaitu jumlah nilai penerimaaan arus tunai pada waktu sekarang dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan selama waktu tertentu. f. IRR merupakan salah satu kriteria investasi yang menunjukan tingkat kemampuan suatu proyek dalam mengembalikan modal pinjaman. g. Net B/C ratio merupakan perbandingan antara total net benefit positif (+) yang telah didiscount dengan total net benefit negatif (-) yang telah didiscount. h. Payback Period merupakan jangka waktu periode yang dibutuhkan untuk membayar kembali semua biaya-biaya yang telah dikeluarkan di dalam investasi suatu proyek. 26 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1. Letak Geografis dan Batas Wilayah Kecamatan Toari terletak di jazirah Selatan Kabupaten Kolaka. Secara geografis terletak di bagian Selatan Kabupaten Kolaka, Kecamatan Toari di sebelah Utara berbatasan dengan Watubangga, sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Bombana, sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Bombana sebelah Barat berbatasan dengan Provinsi Sulawesi Selatan di Teluk Bone (BPS Kecamatan Toari, 2015). Toari Gambar 2. Peta Kecamatan Toari 27 4.1.2. Luas Wilayah Sebagian besar wilayah Kecamatan Toari merupakan perairan (laut), dengan luas wilayah 85,5 km2. Secara administrasi Kecamatan Toari pada tahun 2014 terdiri atas sepuluh wilayah desa/kelurahan, meliputi: Toari, Lakito, Ranomentaa,Wowoli, Anawua, Rano Jaya, Horongkuli, Wonua Raya, Rahabite, dan Rano Sangia (BPS Kecamatan Toari, 2015). 4.1.3. Iklim a. Musim Kecamatan Toari memiliki dua musim, yaitu musim kemarau dan penghujan. Musim Kemarau terjadi antara Bulan Mei dan Oktober, dimana angin Timur yang bertiup dari Australia tidak banyak mengandung uap air, sehingga mengakibatkan musim kemarau. Sebaliknya Musim Hujan terjadi antara Bulan November dan Maret, dimana angin Barat yang bertiup dari Benua Asia dan Samudera Pasifik banyak mengandung uap air sehingga terjadi musim hujan. Khusus pada Bulan April arah angina tidak menentu, demikian pula curah hujan sehingga pada bulan ini dikenal sebagai musim pancaroba. b. Curah Hujan Curah hujan dipengaruhi oleh perbedaan iklim, topografi dan perputaran/pertemuan arus udara. Hal ini menimbulkan adanya perbedaan curah hujan menurut bulan dan letak stasiun pengamat. Wilayah Kecamatan Toari, curah hujan mencapai rata-rata 1.676,00 mm pertahun (BPS Kecamatan Toari, 2015). 28 4.2. Sejarah Kelompok Peternakan Kambing PE Kelompok Taruna Tani adalah peternakan yang dikelola oleh Bapak Ahmad Samsudin. Awal berdirinya usaha Peternakan PE Kelompok Taruna Tani didirikan pada bulan Juli 2014. Usaha ternak kambing PE Kelompok Taruna Tani yang dilakukan merupakan usaha yang bersifat komersial, artinya tidak hanya untuk pemenuhan kebutuhan keluarga, tetapi diusahakan lebih untuk dipasarkan. Awal mula Pak Ahmad Samsudin mendirikan kelompok ini karena beliau berpikir selama ini warga hanya mengandalkan pertanian dengan menggunakan pupuk kimia yang secara berlebihan yang dapat berdampak pada kesuburan tanah dan selama ini pemerintah hanya memperhatikan pertanian yang ada di daerahnya, peternakan dikesampingkan sehingga Bapak Ahmad Samsudin termotifasi untuk mendirikan sebuah kelompok peternakan Kambing PE dengan tujuan peternak bisa mendapatkan penghasilan dari beternak kambing sehingga dapat memperbaiki ekonomi masyarakat. Pendiri kelompok ternak ini juga mempunyai tujuan khusus seperti membangun silahturahmi dengan warga sekitar, mencari upaya bagaimana supaya kelompok ini bisa diperhatikan oleh pemerintah dan organisasi lain khususnya dibidang peternakan Investasi awal usaha kelompok ternak kambing PE ini berasal dari modal sendiri dari ketua dan anggota kelompoknya. Pemasaran kambing PE yang telah dihasilkan awal mulanya dilakukan melalui mulut ke mulut, seperti menawarkan kepada saudara-saudara pemilik ternak. Sekarang ini kelompok Taruna Tani sudah 29 mempunyai pedagang-pedagang pengumpul yang membantu dalam pemasaran kambingnya didaerah Kolaka, Kolaka Timur, Kolaka Utara dan Kendari. 4.2.1. Lokasi Usaha Kelompok Peternakan Taruna Tani terletak di Desa Rano Jaya, Kecamatan Toari, Kabupaten Kolaka. kelompok memanfaatkan lahan di sekitar rumah seluas 1-2 ha untuk peternakan kambing PE, sementara kandang kambing tidak jauh dari rumah. 4.3. Keadaan Umum Responden 4.3.1. Umur Responden Umur merupakan usia responden pada saat dilakukan penelitian yang dihitung dalam satuan tahun. Umur merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi produktifitas seseorang dalam melakukan aktivitas. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan kisaran umur responden sangat bervariasi dimulai dari umur 28 tahun yang merupakan umur termuda dari 25 responden hingga umur 44 tahun yang merupakan umur tertua. Adapun pengelompokan responden berdasarkan tingkat umur pada Kelompok Taruna Tani di Kecamatan Toari Kabupaten Kolaka dapat dilihat pada Tabel 1 Tabel 1. Klasifikasi Responden Berdasarkan Umur pada Kelompok Taruna Tani di Kecamatan Toari, Kabupaten Kolaka No Umur (Tahun) Jumlah (orang) Persentase (%) 1. 21-30 3 12 2. 31-40 14 56 41-50 8 Jumlah 25 Sumber : Data Primer yang Telah Diolah, 2017. 32 100 3. 30 Tabel 1 menunjukkan bahwa sebagian besar responden berada pada kisaran umur 31 tahun hingga 40 tahun dengan jumlah 14 orang atau 56%. Setelah itu disusun dengan umur 41-50 tahun dengan jumlah 8 orang atau 32%. Keadaan seperti ini memberikan gambaran bahwa responden secara umum masih sangat aktif baik secara fisik maupun pemikiran dalam pengembangan usahanya. Hal ini berarti bahwa rata-rata peternak Kelompok Taruna Tani di Kecamatan Toari berada pada kelompok usia produktif. Umur peternak berkaitan erat dengan proses adopsi inovasi yang sangat penting dalam upaya peningkatan produktivitas. Hal ini sesuai dengan pendapat Notoadmodjo (2003) yang menyatakan bahwa bertambahnya umur seseorang dapat berpengaruh pada pertambahan pengetahuan yang diperolehnya, akan tetapi pada umur-umur tertentu atau menjelang usia lanjut kemampuan penerimaan atau mengingat sesuatu akan berkurang. 4.3.2. Jenis Kelamin Jenis kelamin hanya menggambarkan seberapa besar pekerjaan yang mampu dilakukan oleh peternak. Perbedaan jenis kelamin dengan ciri masing-masing menjadi gambaran tingkat kesulitan dari pekerjaan yang digeluti seseorang. Adapun klasifikasi responden berdasarkan jenis kelamin pada Kelompok Taruna Tani di Kecamatan Toari Kabupaten Kolaka dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Klasifikasi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin pada Kelompok Taruna Tani di Kecamatan Toari Kabupaten Kolaka No Jenis Kelamin Jumlah (orang) Persentase (%) 1. Laki-laki 24 96 2. Perempuan 1 4 Jumlah 25 100 Sumber : Data Primer yang Telah Diolah, 2017. 31 Tabel 2 menunjukkan banyaknya jumlah responden berdasarkan jenis kelamin yang berjumlah 25 responden dengan jumlah responden yang berjenis kelamin lakilaki sebanyak 24 orang dengan persentase 96%, sedangkan responden yang berjenis kelamin perempuan berjumlah 1 orang dengan persentase 4%. Hal ini menunjukkan jumlah responden laki-laki lebih banyak dibanding dengan jumlah responden yang berjenis kelamin perempuan. Hal ini sesuai dengan pendapat Notoadmodjo (2003) menyatakan bahwa pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh jenis kelaminnya dan hal ini sudah tertanam sejak jaman penjajahan. 4.3.3. Tingkat Pendidikan Pendidikan sangat dibutuhkan dalam menjalankan suatu usaha tidak terkecuali dalam menjalankan usaha tani ternak. Tingkat pendidikan turut mempengaruhi pola pikir masyarakat. Masyarakat dengan tingkat pendidikan relatif tinggi umumnya lebih dinamis dan kreatif dalam memperhitungkan tingkat keuntungan dan kerugian. Dengan menyempurnakan kemampuan untuk memperoleh dan menggunakan informasi, maka pendidikan memperdalam pemahaman seseorang atas diri pribadinya dan lingkungannya, memperkaya kecerdasan pikiran dengan memperluas baik konsumen, produsen, maupun sebagai warga Negara. Pendidikan memperkuat kemampuan untuk memenuhi kebutuhan diri sendiri dan kebutuhan keluarga melalui peningkatan produktivitas dan potensi untuk mencapai standar hidup yang tinggi, pendidikan akan melipatgandakan prestasi perorangan maupun prestasi masyarakat. Untuk mengetahui tingkat pendidikan responden dapat dilihat pada Tabel 3. 32 Tabel 3. Klasifikasi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan pada Kelompok Taruna Tani di Kecamatan Toari Kabupaten Kolaka No Pendidikan Jumlah (orang) Persentase (%) 1. SD 7 28 2. SMP 9 36 3. SMA 6 24 4. S1 3 12 Jumlah 25 100 Sumber : Data Primer yang Telah Diolah, 2017. Tabel 3 menunjukkan lebih banyak responden yang tingkat pendidikannya hanya lulusan SMP, yaitu sebanyak 9 orang dengan persentase 28%, jumlah responden yang lulusan SMA ada 6 orang dengan persentase 24%, jumlah responden SD sebanyak 7 orang dengan persenntase 28% dan jumlah responden yang lulusan S1 sebanyak 3 orang dengan persentase 12%. Mayoritas responden masih berada pada pendidikan yang rendah, namun tidak membatasi mereka untuk bagaimana caranya bisa membantu perekonomian peternak agar dapat menghidupi keluarganya. Hal ini sesuai dengan pendapat Lukman (2008) yang menyatakan bahwa pendidikan adalah suatu kegiatan atau proses pembelajaran untuk mengembangkan atau meningkatkan kemampuan tertentu sehingga sasaran pendidikan itu dapat berdiri sendiri. Tingkat pendidikan turut pula menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan memahami pengetahuan yang mereka peroleh, pada umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang makin semakin baik pula pengetahuanya. 4.3.4. Pengalaman Beternak Pengalaman beternak merupakan lamanya seseorang telah memelihara ternak kambing. Semakin lama seseorang memelihara ternak semakin banyak pula pengalamannya dan akan berpengaruh terhadap hasil produksi. Adapun klasifikasi 33 responden berdasarkan lama beternak pada Kelompok Taruna Tani di Kecamatan Toari Kabupaten Kolaka dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Klasifikasi Responden Berdasarkan Pengalaman Beternak pada Kelompok Taruna Tani di Kecamatan Toari Kabupaten Kolaka. No. Lama Beternak (Tahun) Jumlah (Orang) Persentase (%) 1. 1–3 5 20 2. 4–6 16 64 3. >7 4 16 Jumlah 25 100 Tabel 4 menunjukkan lebih banyak responden yang memiliki pengalaman beternak 4 hingga 6 tahun yaitu 16 orang dengan persentase 64%, sedangkan peternak yang memiliki pengalaman beternak 1 hingga 3 tahun yaitu 5 orang dengan persentase 20% dan peternak yang memiliki pengalaman beternak diatas 7 tahun yaitu 4 orang dengan persentase 16%. Menurut Indriyani dkk. (2012), semakin lama pengalaman beternak, maka peternak akan semakin efisien atau tingkat efisiensi semakin rendah dan cenderung semakin mudah peternak dalam mengambil keputusan yang berhubungan dengan teknis pemeliharaan usaha ternaknya. 4.4. Analisis Aspek Finansial Analisis finansial bertujuan untuk melihat sejauh mana kelayakan pelaksanaan usaha kambing PE Kelompok Taruna Tani dari segi keuangan. Analisis finansial digunakan dengan menggunakan kriteria-kriteria penilaian investasi yaitu NPV, IRR, Net B/C dan Payback Period. Untuk menganalisis kriteria tersebut digunakan arus kas (cashflow). Usaha kambing PE Kelompok Taruna Tani merupakan usaha pembesaran ternak dengan umur usaha lima tahun. Penentuan umur usaha ini dilihat dari umur 34 ekonomis investasi utama yang merupakan aset penting dan berpengaruh terhadap usaha yaitu umur ekonomis bangunan kandang. Bangunan kandang diperkirakan akan banyak melakukan perbaikan setelah umur lima tahun. Atas dasar tersebut umur usaha disesuaikan dengan umur ekonomis kandang. 4.4.1. Asumsi Dasar a. Umur ekonomis usaha ditetapkan lima tahun. Umur ini ditetapkan berdasarkan umur ekonomis dari aset terbesar yang ada pada usaha yaitu kandang kambing. b. Lahan tidak mengalami penyusutan sehingga nilai sisa pada akhir umur usaha merupakan nilai beli lahan tersebut pada awal umur usaha. c. Penerimaan dalam usaha ini terdiri dari penjualan ternak, penjualan kotoran, dan nilai sisa. d. Harga input dan output yang digunakan dalam penelitian ini adalah harga konstan yang berlaku pada saat penelitian dilakukan berdasarkan hasil wawancara dengan kelompok. e. Harga jual kambing Rp 1.200.000/ekor/tahun dan setiap tahun akan meningkat Rp 100.000. f. Seluruh modal yang digunakan dalam usaha ternak kambing PE menggunakan modal sendiri anggota kelompok. g. Harga seluruh input dan output yang digunakan dalam analisis ini bersumber dari hasil wawancara pada ketua dan anggota Kelompok. 35 h. Pada biaya variabel (biaya tidak tetap) hanya dicantumkan biaya obat-obatan dan biaya bibit karena biaya pakan, bahan bakar, dan transportasi masuk pada gaji tenaga kerja. i. Perhitungan biaya tenaga kerja untuk semua skala merupakan biaya yang pada kenyataanya tidak dibayarkan, tetapi tetap diperhitungkan dengan mengalikan total curahan waktu tenaga kerja untuk memelihara ternak kambing yang dinyatakan dalam Hari Kerja Pria (HKP) dengan upah tenaga kerja. Gaji tenaga kerja diambil dari : Analisis Alokasi waktu Keterangan ; JK = Jam Kerja (jam) JO = Jumlah orang (orang) HK = hari kerja (hari) HOK = Hari Orang kerja (hari kerja) JKtotal skala Kecil = 3,00 (mengambil pakan, memberi pakan, membersihkan Analisis Alokasi Waktu Kerja JKtotal = JO x JK x HK HOK = JKtotal JKS kandang), JKtotal Skala sedang = 6,00 dan JKtotal Skala Besar = 3,42. HK = 1 Hari, JO = 1 Orang, JKS = 8 jam , HOK Skala Kecil = 0,375, Skala Sedang = 0,744, dan Skala Besar = 0,427. Upah yang digunakan merupakan upah yang berlaku di Kecamatan Toari, pada skala kecil Rp 10.000, skala sedang Rp 20.000, dan skala besar 30.000. Gaji setiap tahun akan meningkat Rp 5.000. j. penjualan kambing tiap tahun di rata-ratakan 2 ekor untuk satu ekor induk, dimana rata-rata kelahiran/tahun 1,5 ekor, setiap 2 tahun melahirkan 3 kali. 3 dikali 1,5 sama dengan 4,5 ekor. 1 tahun sama dengan 4,5 dibagi 2 sama dengan 2 ekor. Skala usaha kecil rata-rata jumlah induk 2 ekor sehingga penjualan ternak 4 ekor/tahun, skala usaha sedang rata-rata jumlah induk 5 ekor sehingga penjualan ternak 10 ekor/tahun dan skala usaha besar rata-rata jumlah induk 8 36 ekor sehingga penjualan ternak 16 ekor/tahun. Jumlah penjualan kambing setiap tahun sama, karena tidak ada induk yang dijual, dan tidak ada penambahan induk. k. Pada penjualan pupuk, setiap ternak menghasilkan kotoran 0,5 kilogram per harinya dan mengalami penyusutan 0,3 kilogram hingga kotoran terjual. Sehingga pada saat penjualan dilakukan, berat kotoran menjadi 0,2 kilogram per ekor per hari, sehingga pada skala kecil rata-rata penjualan ternak 4 ekor/tahun, induk 2 ekor dan pejantan 1 ekor dihasilkan 7 ekor x 0,2 kg x 30 hari x 12 bulan = 504 karung/tahun, skala sedang rata-rata penjualan ternak 10 ekor/tahun, induk 5 dan pejantan 1 ekor dihasilkan 16 ekor x 0,2 kg x 30 hari x 12 bulan = 1.152 karung/tahun, dan skala besar rata-rata penjualan ternak 16 ekor/tahun, induk 8, dan pejantan 1 ekor dihasilkan 25 ekor x 0,2 kg x 30 hari x 12 bulan = 1.800 karung/tahun. Harga jual pupuk 5000/tahun pada waktu penelitian dan akan meningkat Rp 1.000/tahun pada tahun selanjutnya. l. Biaya air tahun pertama skala usaha kecil Rp. 10.000/tahun, skala sedang Rp 20.000/tahun, dan skala besar Rp 30.000/tahun. Biaya air akan meningkat Rp 10.000/tahun pada tahun selanjutnya. m. Biaya obat-obatan setiap tahun mengalami peningkatan 20.000/tahun. 4.4.2. Arus Penerimaan (Inflow) Penerimaan adalah segala sesuatu yang dapat meningkatkan pendapatan sebuah usaha. Arus manfaat dari usaha kambing PE Kelompok Taruna Tani ini 37 adalah penerimaan dari hasil penjualan kambing, penjualan pupuk kandang, dan nilai sisa dari investasi. Usaha peternakan kambing PE Kelompok Taruna Tani diperoleh dari keseluruhan penjualan ternak dan penjualan kotoran (pupuk kandang). Penerimaan penjualan dihitung berdasarkan jumlah ternak dikalikan dengan harga jual ternak per umur hidup. Kambing Kelompok Taruna Tani dihargai sebesar Rp 1.200.000/ekor. Satu periode (enam bulan) kambing yang dipelihara adalah 205 ekor. Maka jumlah ternak yang dipelihara selama dua periode adalah 410 ekor. Peternak menjual kambingnya satu kali dalam setahun saat berumur 8-12 bulan. penjualan pupuk kambing diasumsikan setiap ternak menghasilkan kotoran 0,5 kilogram per harinya dan mengalami penyusutan 0,2 kilogram hingga kotoran terjual. Sehingga pada saat penjualan dilakukan, berat kotoran menjadi 0,3 kilogram per ekor per hari. Rataan penjualan kambing dan penjualan pupuk Kelompok Taruna Tani setiap kelas usaha dapat dilihat pada Tabel 5 Tabel 5. Penjualan Kambing dan Penjualan Pupuk Kandang Kelompok Taruna Tani pada Setiap Skala Usaha 2016 Skala Usaha No. Penjualan Ternak Penjualan Pupuk (ekor) (Rp) (Rp) 1. Kecil (1 – 3) 4.800.000 2.520.000 2. Sedang (4 – 6) 12.000.000 5.760.000 3. Tinggi ( > 7) 19.200.000 9.000.000 Tabel 5 menunjukan penjualan kambing pada setiap skala usaha, dimana skala usaha kecil mempunyai penghasilan Rp 4.800.000, skala usaha sedang mempunyai penghasilan Rp 12.000.000, dan skala usaha tinggi mempunyai penghasilan Rp 19.200.000. Sedangkan penjualan pupuk kandang pada skala usaha kecil mempunyai 38 penghasilan Rp 2.520.000, skala usaha sedang mempunyai penghasilan Rp 5.760.000, dan skala usaha tinggi mempunyai penghasilan Rp 9.000.000 pada tahun pertama. Penerimaan nilai sisa adalah penerimaan yang diperoleh dari sisa modal investasi yang tidak terpakai habis selama umur usaha. pada usaha peternakan kambing Kelompok Taruna Tani, nilai sisa diperoleh dari investasi pada akhir tahun kelima seperti lahan, peralatan, dan kendaraan. 4.4.2. Arus Pengeluaran (Outflow) Arus pengeluaran (outflow) adalah aliran cashflow yang menunjukkan pengurangan kas, akibat biaya-biaya yang dikeluarkan untuk membiayai kegiatan usaha baik pada saat awal pendirian maupun saat tahun berjalan. Arus pengeluaran tersebut adalah biaya investasi dan biaya operasional. Biaya investasi pada usaha peternakan kambing PE Kelompok Taruna Tani adalah biaya yang dikeluarkan pada awal pendirian usaha ataupun pada saat tahun berjalan usaha untuk memperoleh manfaat beberapa tahun kemudian. Sedangkan biaya operasional merupakan biaya yang dikeluarkan selama proses pemeliharaan berlangsung yang terbagi menjadi biaya tetap dan biaya tidak tetap. a. Biaya Investasi Biaya investasi yang ada pada usaha ternak kambing PE pada berbagai Skala pada Kelompok Taruna Tani dikeluarkan pada saat usaha di jalankan baik itu pada usaha kambing dengan skala usaha kecil, skala usaha sedang dan skala usaha tinggi. 39 Biaya ini merupakan dana dalam pengadaan barang-barang investasi. Biaya investasi yang dikeluarkan oleh usaha peternakan kambing PE Kelompok Taruna Tani pada setiap skala usaha dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Rataan Biaya Investasi Setiap Skala Usaha. Skala Usaha Lahan No (ekor) (Rp/Thn) 1 Kecil (1-3) 119.225 2 Sedang (4- 6) 132.368 3 Tinggi ( > 7) 2.055.000 Usaha Kambing PE Kelompok Taruna Tani pada Kandang Peralatan Kendaraan Total (Rp/Thn) (Rp/Thn) (Rp/Thn) Rp/Thn 3.000.000 111.708 3.908.333 7.139.266 3.745.455 114.636 5.300.000 9.292.459 4.750.000 116.500 5.500.000 12.421.500 Tabel 7 menunjukan bahwa biaya investasi peternakan kambing PE Kelompok Taruna Tani biaya investasi kandang pada skala kecil Rp 3.000.000. lahan Rp 119.225. peralatan Rp 111.708. dan kendaraan Rp 3.908.333. Biaya investasi lahan pada skala sedang Rp 132.368. kandang Rp 3.745.455. peralatan Rp 114.636. dan kendaraan Rp 5.300.000. Sedangkan biaya investasi lahan pada skala tinggi Rp 2.055.000. kandang Rp 4.750.000. peralatan Rp 116.500. dan kendaraan Rp 5.500.000. b. Biaya Operasional Biaya operasional adalah biaya yang dikeluarkan agar terlaksananya suatu kegiatan usaha yang sedang dijalankan. Biaya oprasional yang dikeluarkan untuk mengusahakan Peternakan kambing PE Kelompok Taruna Tani terdiri dari biaya tetap dan biaya tidak tetap. Biaya tersebut akan dikeluarkan secara berkala selama usaha tersebut masih berjalan. 40 1. Biaya Tetap Biaya tetap yang dikeluarkan oleh kelompok taruna tani tahun pertama pada berbagai skala usaha berbeda-beda. Biaya tetap yang dikeluarkan diantaranya gaji tenaga kerja dan air. Biaya tetap yang dikeluarkan oleh usaha peternakan kambing PE Kelompok Taruna Tani pada setiap skala dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Rataan Biaya Tetap Usaha Kambing PE Kelompok Taruna Tani pada Setiap Skala Usaha Skala Usaha Gaji Air Total No (ekor) (Rp/Tahun) (Rp/Tahun) (Rp/Tahun) 1. Kecil (1 – 3) 2.250.000 240.000 2.490.000 2. Sedang (4 – 6) 6.698.864 360.000 7.058.864 3. Tinggi ( > 7) 5.381.250 480.000 5.861 .250 Sumber : Data Primer yang Telah Diolah. 2017 Tabel 8 menunjukan bahwa biaya tetap peternakan kambing PE Kelompok Taruna Tani untuk gaji tenaga kerja pada skala kecil Rp 2.250.000 dan biaya air Rp 240.000. Biaya gaji tenaga kerja pada skala sedang Rp 6.698.864 dan biaya air Rp 360.000. Sedangkan biaya gaji tenaga kerja pada Skala tinggi Rp 5.381.250 dan biaya air Rp 480.000. 2. Biaya Variabel Biaya variabel yang dikeluarkan diantaranya untuk kebutuhan pembelian obat-obatan dan pengadaan bibit. Untuk pengobatan ternak kambing yang sakit, peternak melakukan sendiri dengan menggunakan obat tradisional dan obat warung tetapi dengan dosis yang disesuaikan dengan bobot badan ternak, sehingga biaya yang yang dikeluarkan lebih sedikit. 41 Biaya variabel yang dikeluarkan tahun pertama oleh Kelompok Taruna Tani pada setiap skala usaha dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Biaya Variabel Usaha Kambing PE Kelompok Taruna Tani pada Berbagai Skala Usaha Skala Usaha Obat-obatan Bibit Total No (ekor) (Rp/Tahun) (Rp/Tahun) (Rp/Tahun) 6.687.500 1. Kecil (1 – 3) 187.500 6.500.000 2. Sedang (4 – 6) 197.273 11.000.000 11.197.273 3. Tinggi ( > 7) 215.500 23.500.000 23.715.500 Sumber : Data Primer yang Telah Diolah. 2017 Tabel 9 menunjukan bahwa biaya tidak tetap yang dikeluarkan Kelompok Taruna Tani untuk biaya obat-obatan pada skala kecil Rp 187.500. bibit Rp 6.500.000 dan biaya obat-obatan pada skala sedang Rp 197.273. biaya bibit Rp 11.000.000 dan biaya obat-obatan pada skala tinggi Rp 215.500. biaya bibit 23.500.000. 4.4.3. Kriteria Kelayakan Usaha Usaha peternakan kambing Kelompok Taruna Tani layak untuk dijalankan dan dikembangkan. Hal ini dilihat dari kriteria investasi yaitu Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), dan Pay Back Period (PP). Hasil perhitungan kriteria kelayakan usaha Kambing PE Kelompok Taruna Tani pada setiap skala usaha dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Kriteria Kelayakan Usaha Kambing PE Kelompok Taruna Tani pada Setiap Skala Usaha Skala Usaha NPV (Rp) IRR (%) Net B/C PBP (Tahun) Kecil (1-3 ekor) 2.109.019 20 1,138 4 Sedang (4-6 ekor) 13.846.185 34 1,531 3 Tinggi (> 7 ekor) 58.542.731 59 2,425 2 42 a. Net Present Value (NPV) Net Present Value dapat diartikan sebagai nilai sekarang dari keuntungan bersih (neto tambahan) yang akan diperoleh pada masa mendatang, merupakan selisih antara nilai sekarang arus manfaat dikurangi dengan nilai sekarang arus biaya (Gittinger, 1986). Data pada Tabel 10 menunjukkan bahwa semua skala usaha pada ternak kambing PE Kelompok Taruna Tani layak untuk dilaksanakan, karena nilai NPV-nya lebih besar dari 0 (>0). Nilai NPV skala usaha kecil dengan menggunakan suku bunga bank 15% yaitu Rp 2.109.019, artinya invetasi yang ditanamkan akan memperoleh keuntungan di tahun kemudian sebesar Rp 2.109.019, skala usaha sedang nilai NPV yang diperoleh Rp 13.846.185, dan skala usaha besar nilai NPV yang diperoleh Rp 58.542.731. b. Internal Rate of Return (IRR) IRR adalah salah satu kriteria investasi yang menunjukkan tingkat kemampuan suatu usaha atau proyek dalam mengembalikan modal pinjaman, dimana IRR menunjukkan besarnya tingkat discount rate pada saat NPV sama dengan nol (Pudjosumarto, 2008). Hasil perhitungan IRR pada semua skala usaha Kelompok Taruna Tani layak untuk dilaksanakan karena IRR yang dihasilkan lebih besar dari discount factor 15%. Tingkat IRR pada skala usaha kecil 20%, skala usaha sedang 34% dan skala usaha tinggi 59%, artinya tingkat pengembalian dari investasi pada setiap skala usaha lebih 43 besar nilainya dibandingkan dengan tingkat pengembalian yang dihasilkan dari investasi yang dilakukan pada bank. c. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) Net B/C ratio merupakan perbandingan antara total net benefit positif (+) yang telah didiscount dengan total net benefit negatif (-) yang telah didiscount. Untuk dapat menghitung Net B/C, selama umur proyek harus ada arus kas bersih (NB) yang bernilai negative (Umar, 2005). Hasil perhitungan Net B/C untuk semua skala usaha pada Kelompok Taruna Tani >1 berarti semua skala usaha pada Kelompok Taruna tani layak untuk dilanjutkan. Nilai Net B/C skala kecil yaitu 1,138, artinya setiap Rp 1,00 biaya yang dikeluarkan akan menghasilkan manfaat sebesar Rp 1,138, nilai Net B/C skala sedang yaitu 1,531, dan nilai Net B/C skala besar yaitu 2,425. d. Payback Period (PBP) Payback Period merupakan jangka waktu periode yang dibutuhkan untuk membayar kembali semua biaya-biaya yang telah dikeluarkan di dalam investasi suatu proyek. Semakin cepat waktu pengembalian, semakin baik proyek tersebut untuk diusahakan. Akan tetapi analisis PBP memiliki kelemahan karena mengabaikan nilai uang terhadap waktu (present value) dan tidak memperhitungkan periode setelah PBP (Umar 2005). Hasil perhitungan PBP menunjukkan bahwa pada skala usaha kecil sebesar 4 tahun, artinya seluruh biaya investasi dapat dikembalikan dalam jangka waktu empat 44 tahun. Bila dibandingkan dengan umur usaha yakni selama lima tahun, maka jangka waktu pengembalian modal usaha lebih cepat daripada umur usaha sehingga usaha ternak kambing PE Kelompok Taruna Tani pada skala kecil layak untuk dilaksanakan. Nilai PBP pada skala usaha sedang sebesar 3 tahun, artinya seluruh biaya investasi dapat dikembalikan dalam jangka waktu tiga tahun. Bila dibandingkan dengan umur usaha yakni selama lima tahun, maka jangka waktu pengembalian modal usaha lebih cepat daripada umur usaha sehingga usaha ternak kambing PE Kelompok Taruna Tani pada skala sedang layak untuk dilaksanakan. Nilai PBP pada skala besar sebesar 2 tahun, artinya artinya seluruh biaya investasi dapat dikembalikan dalam jangka waktu dua tahun. Bila dibandingkan dengan umur usaha yakni selama lima tahun, maka jangka waktu pengembalian modal usaha lebih cepat daripada umur usaha sehingga usaha ternak kambing PE Kelompok Taruna Tani pada skala besar layak untuk dilaksanakan. 4.5. Analisis Aspek Non Finansial Analisis aspek kelayakan non finansial dilakukan untuk melihat kondisi lingkungan yang berpengaruh pada proses alternatif pengambilan keputusan terbaik dan untuk mengetahui sampai sejauh mana usaha peternakan kambing PE Kelompok Taruna Tani layak jika dilihat dari aspek-aspek non finansial. Setiap aspek saling berhubungan satu dengan yang lain. sehingga penting untuk dikaji hal yang akan menjadi dasar pengambilan keputusan sebagai gambaran prospek usaha yang akan 45 dikembangkan. Penelitian ini akan mengkaji beberapa aspek non finansial yaitu aspek pasar. aspek teknis. dan aspek manajemen. 4.5.1. Aspek Pasar Analisis aspek pasar merupakan hal yang sangat penting dalam sebuah usaha karena sumber pendapatan utama usaha berasal dari penjualan produk yang dihasilkan. Aspek pasar memiliki tujuan untuk menganalisis apakah produk yang dihasilkan dapat memberikan nilai tinggi kepada pelanggan dibandingkan produk pesaing. Jika produk yang dihasilkan dan dibutuhkan konsumen dalam jumlah yang besar. tetapi harga tinggi. kualitas tidak lebih baik dibandingkan produk pesaing. dan tidak mudah didapatkan oleh konsumen maka produk yang dihasilkan tersebut akan ditinggalkan oleh pelanggan. Agar investasi atau usaha yang akan dijalankan dapat berhasil dengan baik. maka perlu diketahui peluang pasar dan dilakukan strategi yang tepat. Strategi tersebut adalah strategi bauran pemasaran (produk. harga. tempat. dan promosi). a. Peluang Pasar Peluang pasar untuk usaha peternakan kambing PE ini sangat terbuka luas hal ini dapat dilihat dari rata-rata penjualan ternak anggota Kelompok Taruna Tani ± 186-239 ekor/tahun. 46 Tabel 13. Data Penjualan Ternak Kambing PE Kelompok Taruna Tani Kecamatan Toari 2014 (ekor) 2015 (ekor) 2016 (ekor) Jenis Ternak ♂ ♀ ♂ ♀ ♂ ♀ Kambing PE 83 103 97 120 118 121 Sumber : Data Primer diolah 2017 Jumlah permintaan akan semakin meningkat pada saat Hari Raya Idul Adha. Hal ini disebabkan pada bulan tersebut banyak masyarakat yang beragama Islam yang mencari ternak kambing untuk keperluan qurban. Pada umumnya penduduk Desa Rano Jaya yang memiliki ternak kambing masih skala rumah tangga. yang merupakan pendapatan sampingan dan merupakan usaha budidaya yang prosesnya dapat menghabiskan waktu tahunan hingga mendapatkan hasil. Hal ini lah yang menyebabkan peluang pasar untuk usaha peternakan kambing kelompok Taruna Tani masih besar. b. Strategi Bauran Pemasaran Bauran pemasaran merupakan kombinasi dari empat variabel yang merupakan inti dari sistem pemasaran yang dapat dikendalikan oleh pelaku usaha. Empat variabel tersebut dikenal dengan 4P yaitu product (produk). price (harga). place (tempat). dan promotion (promosi). Berdasarkan wawancara dengan ketua kelompok. strategi pemasaran yang dilakukan yaitu: 1. Produk Usaha peternakan kambing yang dijalankan oleh Kelompok Taruna Tani merupakan usaha yang selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas ternaknya melalui penanganan di masa pemeliharaan. Penanganan yang dilakukan berupa 47 menjaga kebersihan kandang dan ternak. pemberian pakan secara teratur pemberian obat dan pemberian vitamin untuk menjaga kesehatan ternak. Strategi produk juga dilakukan dengan pemilihan indukan dan pejantan kambing yang baik yang didapat dari peternak dan masyarakat di Kecamatan Toari. Pemilihan indukan dan pejantan ini menjadi salah satu kunci sukses untuk menghasilkan produk kambing yang mempunyai kualitas yang baik karena pejantan dan indukan yang baik akan menghasilkan daging yang baik. Kambing PE yang dijual oleh Kelompok Taruna Tani merupakan ternak hidup. kambing tersebut dijual kepada pedagang pengumpul. jasa aqiqah. serta masyarakat yang membutuhkan untuk keperluan qurban. hajatan dan lainnya. Untuk memenuhi permintaan konsumen. kambing juga dapat diantarkan dalam bentuk daging (sudah disembelih). Permintaan ini dipenuhi oleh anggota kelompok agar banyak konsumen yang membeli kambing kepadanya serta untuk memberikan kepuasan dan nilai lebih kepada konsumen. 2. Harga Harga merupakan nilai yang ditukar konsumen dengan manfaat memiliki atau menggunakan produk yang nilainya ditetapkan oleh pembeli atau ditetapkan oleh penjual untuk satu harga yang sama terhadap semua pembeli. Harga kambing yang ditawarkan pada usaha kambing PE kelompok Taruna Tani yaitu berdasarkan umur ternak kambing. Harga kambing berbeda per bulannya. Semakin bertambah umur kambing maka harga akan semakin tinggi. Selain itu harga kambing tidak tetap bahkan pada saat hari raya Idul Adha harga akan semakin mahal. 48 Tabel 14. Harga Kambing Usaha Kelompok Taruna Tani Harga (Rp) Umur (bulan) ♀ ♂ 6 500.000 800.000 12 850.000 1.200.000 Sumber : Data Primer diolah 2017. Usaha peternakan kambing Kelompok Taruna Tani juga menerapkan harga berdasarkan taksiran penampilan fisik. Hal ini dimaksudkan untuk melayani calon pembeli yang lebih detil dalam memilih kambing dengan datang langsung ke kandang. Tidak ada ukuran yang baku dalam menentukan harga. tergantung dari kesepakatan tawar menawar antara pemilik dengan calon pembeli. Namun sampai saat ini penjualan kambing dari usaha peternakan ini mayoritas masih menggunakan sistem jual berdasarkan penampilan fisik. Harga juga dapat berubah sewaktu-waktu sesuai dengan situasi dan kondisi misalnya pada saat hari raya Idul Adha harga dapat menjadi lebih tinggi apalagi jika dalam kondisi permintaan sangat banyak. 3. Tempat Distribusi yang dilakukan pada usaha peternakan kambing Kelompok Taruna Tani merupakan penyaluran produk ternak kambing hingga sampai pada target pasar atau konsumen. Konsumen dapat datang langsung ke lokasi usaha untuk memilih kriteria kambing yang mereka inginkan untuk dibeli. Adapun konsumen berasal dari daerah Kolaka, Kolaka Timur, Kolaka Utara yang terdiri dari rumah makan. penjual sate dan konsumen rumah tangga. 49 4. Promosi Promosi dilakukan dengan tujuan menginformasikan segala jenis produk yang ditawarkan dan berusaha menarik calon konsumen. Promosi yang dilakukan oleh kelompok Taruna Tani melalui mulut ke mulut dan Media Sosial (Facebook). Kebanyakan dari konsumen yang merasa puas dengan produk yang mereka dapatkan memberitahukan informasi mengenai usaha penjualan kambing milik Kelompok Taruna Tani ke orang lain seperti teman ataupun kerabat. Hasil analisis yang diperoleh pada aspek pasar usaha peternakan kambing ini menunjukkan bahwa jumlah kambing yang ditawarkan kepada konsumen belum mampu memenuhi permintaan sehingga masih terbuka peluang pasar yang potensial. Jumlah permintaan akan terus meningkat pada saat hari raya Idul Adha karena mayoritas penduduk beragama Islam. kambing dibutuhkan untuk qurban. Selain itu kambing memiliki kelebihan tersendiri yaitu hewan yang digunakan untuk aqikah dan tidak dapat digantikan dengan hewan lain sehingga peluang usaha penggemukan kambing masih besar karena banyak masyarakat yang membutuhkan ternak kambing ini. 4.5.2. Aspek Teknis a. Penentuan Lokasi Pemilihan lokasi kandang merupakan langkah awal dalam memulai usaha peternakan kambing. Setelah lokasi yang cocok ditemukan. barulah kandang didirikan. Pemilihan lokasi yang tepat menjadi kunci keberhasilan dalam pembuatan kandang. Bahan material yang dipilih juga akan mempengaruhi kambing. selain itu 50 juga berpengaruh terhadap besaran modal yang akan di Investasikan. Untuk mendirikan usaha peternakan kambing. pemilik usaha memperhatikan lokasi tempat usaha. Pemilihan lokasi didasarkan pada pertimbangan berdasarkan variabel-variabel utama yang perlu mendapat perhatian. Pertimbangan tersebut yaitu: 1. Transportasi yang Mudah ke Daerah Pemasaran Pemasaran merupakan penentu keberhasilan usaha peternakan kambing. Oleh karena itu. transportasi dari lokasi peternakan ke daerah pemasaran harus baik. Faktor jarak yang dekat antara kandang dengan pasar akan mengurangi faktor penyusutan bobot badan kambing selama perjalanan karena kambing dapat mengalami stres. 2. Sumber Air Air merupakan kebutuhan yang paling utama. baik untuk keperluan ternak. sanitasi. maupun keperluan sehari-hari. Sumber air yang dimiliki oleh peternakan Kelompok Taruna Tani merupakan sumber air yang berasal dari sumur sehingga air selalu ada. mudah didapat dalam jumlah yang dapat memenuhi kebutuhan setiap hari. Air yang diperoleh juga merupakan air yang sehat yaitu tidak berbau. tidak berasa. jernih. bebas dari bahan kimia limbah yang berbahaya dan bebas dari penyakit 3. Sumber Pakan yang Mudah Didapat Pakan merupakan kebutuhan pokok dalam pemeliharaan kambing. Berdasarkan hasil penelitian. usaha peternakan Kelompok Taruna Tani dekat dengan tempat pengambilan pakan yaitu berupa hijauan yang didapat daerah sekitar Kecamatan Toari. 51 b. Kandang Kambing PE Kandang merupakan tempat yang digunakan oleh kambing untuk tinggal sehingga kenyamanan sebuah kandang sangat diperlukan oleh kambing mengingat karakteristik kambing yang rentan terhadap stress. Bila kambing perah mengalami stress maka bobot badan kambing yang dihasilkan tidak dapat berproduksi dengan optimal. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan. saat ini rata-rata anggota Kelompok Taruna Tani memiliki 1-2 kandang. Konstruksi kandang kambing PE Kelompok Taruna Tani dapat dilihat pada Gambar 3. a b Gambar 3. a. Kontruksi Kandang Kambing PE b. Tempat Penampungan Kotoran Kambing Konstruksi kandang kambing PE untuk masing-masing kandang yang terdapat di peternakan Kelompok Taruna Tani merupakan kandang tipe panggung dengan bagian bawah kandang setinggi ± satu meter. Hal ini ditujukan untuk memudahkan pembersihan kotoran dan urine kambing yang jatuh ke bagian bawah kandang. 52 c. Pemberian Pakan Pakan merupakan komponen input yang paling besar pengaruhnya terhadap bobot badan kambing sehingga pakan menjadi kebutuhan pokok bagi kambing PE. Untuk dapat menghasilkan bobot badan yang maka diperlukan pakan yang berkualitas pula. Seperti yang telah diuraikan pada bab sebelumnya. pakan pada kambing yaitu pakan hijauan. Hijauan yang biasa digunakan oleh peternakan ini hanya berupa daun gamal, daun jati putih, dan daun lamtoro yang di ambil disekitar lokasi peternakan. Jadwal Pemberian Pakan dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15. Jadwal Pemberian Pakan Kambing PE pada Kelompok Taruna Tani. Jumlah yang diberikan/ekor Waktu No Jenis pakan pemberian Anak Dewasa Indukan Pejantan Daun gamal . daun jati 1. 06.30 - 09.00 2.5 kg 4.5 kg 4.5 kg putih. dan daun lamtoro Daun gamal . daun jati 2 16.00 -18.00 4 kg 7 kg 6-8 kg putih. dan daun lamtoro Sumber : Wawancara dengan ketua kelompok peternak Kambing 4.5 kg 6-8 kg d. Penanganan Penyakit Penanganan penyakit pada kambing memegang peranan penting dalam pemeliharaan kambing karena selain untuk menjaga kesehatan kambing juga untuk menghindari kematian pada kambing. Berdasarkan penelitian yang dilakukan. penyakit yang sering timbul pada peternakan kambing PE Kelompok Taruna Tani dapat dilihat pada Tabel 16. 53 Tabel 16. Jenis Penyakit pada Kambing yang Sering Timbul di Kelompok Taruna Tani No Jenis penyakit Gejala Penanganan 1. Scabies/kurap Kambing merasa gatal. bulu Diberi vaksin Ivomec rontok. dan nafsu makan turun 2. Kembung Perut buncit Diberi santan kelapa atau minyak kelapa 3. Cacingan Lambat pertumbuhan. kerdil Diberi obat cacing dan perut buncit seperti Verm-O Sumber : Wawancara dengan anggota kelompok peternak Kambing Penanganan penyakit di peternakan Kelompok Taruna Tani masih belum berjalan dengan baik karena kurangnya obat pada toko-toko penjualan sekitar Kecamatan Toari. Penanganan penyakit Scabies pun masih belum optimal karena obat scabies yang digunakan merupakan obat susah didapat dan harga yang cukup mahal dan pemberiannya tidak teratur bahkan ada beberapa ternak yang tidak tertangani. 4.4.3. Aspek Manajemen Aspek manajemen yang dianalisis pada usaha peternakan kambing ini menyangkut masalah sumberdaya manusia dan struktur organisasi yang ada. Aspek manajemen merupakan aspek yang penting dianalisis karena suatu usaha tanpa didukung dengan manajemen yang baik maka kemungkinan akan mengalami kegagalan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakuka. usaha peternakan kambing PE Kelompok Taruna Tani memiliki struktur organisasi yang sederhana yaitu dipimpin oleh ketua kelompok sendiri. yang mengatur. membuat kebijakan dan pengambil keputusan dalam menjalankan usaha. Usaha ini memiliki dua puluh lima orang 54 anggota tetap yang merupakan masyarakat sekitar Desa Rano Jaya. Struktur organisasi pada usaha peternakan kambing kelompok Taruna Tani sebagai berikut: Ketua Sekretaris Bendahara Anggota Gambar 4. Struktur Organisasi Kelompok Taruna Tani Organisasi yang diterapkan pada peternakan Kelompok Taruna Tani memiliki struktur manajerial yang sederhana selain itu usaha yang dijalankan merupakan usaha perorangan. Dalam menjalankan usahannya ketua kelompok merupakan sekaligus sebagai manajer. Untuk menjalankan aktifitas usahannya ketua kelompok dibantu oleh 24 orang anggota. Anggota kelompok merupakan masyarakat sekitar Desa Rano Jaya yang telah lama berpengalaman beternak kambing PE. Hasil dari analisis aspek manajemen. yang meliputi manajemen sumberdaya manusia dan manajemen organisasi usaha peternakan dapat dikatakan bahwa pengusahaan ternak kambing PE yang dilakukan oleh Kelompok Taruna Tani tidak ada masalah manajemen yang dapat menghambat jalannya usaha peternakan ini. walau struktur organisasi terbilang sederhana sehingga dapat dikatakan layak untuk dijalankan. 55 V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa : 1. Analisis kelayakan finansial usaha peternakan kambing PE Kelompok Taruna Tani pada semua skala usaha layak dilaksanakan. Skala kecil dengan jumlah induk 1-3 ekor memiliki nilai NPV Rp 2.109.019, IRR 20%, Net B/C 1,138, dan Payback Period 4 tahun, skala sedang dengan jumlah induk 4-6 ekor memiliki nilai NPV Rp 13.846.185, IRR 34%, Net B/C 1,531, dan Payback Period 3 tahun, dan skala besar dengan jumlah induk lebih dari 7 ekor memiliki nilai NPV Rp 58.542.731, IRR 59%, Net B/C 2,429 dan Payback Period 2 tahun. Semakin banyak kambing yang dipelihara. maka semakin layak usahanya. 2. Berdasarkan kriteria aspek nonfinansial (aspek pasar, aspek teknis, dan aspek manajemen) usaha peternakan kambing PE Kelompok Taruna Tani layak untuk dilaksanakan. 5.2. Saran Saran yang dapat saya sampaikan pada penelitian ini yaitu 1. Mengingat hasil analisis usaha ini layak untuk dijalankan. maka disarankan agar peternak dapat mengembangkan ternak kambing dan bagi yang sudah memelihara disarankan agar menambah skala usahanya. 2. Usaha peternakan kambing PE Kelompok Taruna Tani sebaiknya membuat laporan keuangan. agar dapat mengetahui tentang kelayakan usaha ini. 56 3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai analisis kelayakan nonfinansial pada aspek sosial dan lingkungan. 1 DAFTAR PUSTAKA Andoko, A dan Warsito. 2013. Beternak Kambing Unggul. Agromedia Pustaka. Jakarta. Anggraini, H. 2013. Kelayakan Finansial Usaha Peternakan Kambing Perah Pasca Erupsi Merapi di Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman. Skripsi. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. Bahmat, S. 2012. Analisis Kelayakan Pengembangan Usaha Penggemukan Domba dan Kambing di Peternakan Bapak Sarno, Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor. BPS Kabupaten Kolaka. 2015. Toari dalam angka 2015. Badan Pusat statistik Kabupaten Kolaka. Kolaka. Budi, U. 2005. Pengaruh interval pemerahan terhadap aktivitas seksual setelah beranak pada kambing Peranakan Etawah. Jurnal Agribisnis Peternakan. 1(2):110-135. Dewi, T. G. 2010. Analisis Kelayakan Pengembangan Usaha Ternak Kambing Perah (Kasus : Peternakan Prima Fit, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat). Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Fahmi, I. Syahruddin, dan Y. L. Hadi. 2009. Studi Kelayakan Bisnis Teori dan Aplikasi. Alfabeta. Bandung. Gitingger J.P. 1968. Analisis Ekonomi Proyek-Proyek Pertanian. Penerjemah Slamet Sutomo Dan Komet Manggiri. Jakarta: Universitas Indonesia perss.. Husnan, S dan, M. Suwarsono. 2000. Studi Kelayakan Proyek. Unit Penerbit dan Percetakan. Yogyakarta. Indriyani, I, R. Nurmalina, dan A. Fariyanti, 2012. Analisis Efisiensi Teknis Usaha Penggemukan Sapi Potong di Kabupaten Agam Provinsi Sumatera Barat. Jurnal Peternakan Indonesia. 14(1):286-296. Irfansyah, 2009. Analisis Pengembangan dan Optimalisasi Produksi Usaha Ternak Sapi Perah: Studi Kasus Peternakan Barokah, Kebon Pedes, Kota Bogor. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Bogor. Ibrahim, Y. 2009. Studi Kelayakan Bisnis. Rineka Cipta. Jakarta. 2 Kasmir, dan Jakfar. 2008. Studi Kelayakan Bisnis. Kencana Prenada Media Group. Jakarta. Lukman, W. 2008. Pengetahuan Peternak Sebagai Prospek Pengembangan Usaha Peternakan Sapi Potong di Kecamatan Surade Kabupaten Sukabumi. Fakultas peternakan Institut pertanian Bogor. Bogor. Muljana, W. 2001. Cara Beternak Kambing. Aneka Ilmu. Semarang. Nuhaeli, N. N. Hidayat, dan P. Soediarto. 2014. Analisis Fungsi Produksi Ternak Kambing Perah. Jurnal Ilmiah Peternakan. 2(1):129-137. Notoatdmojo. 2003. Pengertian Pengetahuan. Fakultas Peternakan, Universitas Diponegoro, Semarang. Prabowo, A. 2010. Petunjuk Teknis Budidaya Ternak Kambing (materi pelatihan gribisnis bagi kmph). Report No. 51. STE. Final. Sumatera Selatan. Pudjosumarto, M. 2008. Evaluasi Proyek. Liberty. Yogyakarta. Putranto, T. 2012. Manajemen Pakan Kambing Perah Peternakan Bumiku Hijau Yogyakarta. Tugas Akhir. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. Rosid, A. 2009. Evaluasi Kelayakan Usaha Ternak Kambing Perah Peranakan Etawa (PE), di Peternakan Unggul, Kecamatan Ciampea. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Salasa, M. 2010. Mengenal Kambing. http://indonesianboergoat.com. Diakses tanggal 02 Desember 2016. Sarwono, B. 2002. Beternak Kambing Unggul. Penebar Swadaya. Depok. Setiawan, A. dan Tanius A. 2005. Beternak Kambing Perah Peranakan Etawa. Penebar Swadaya. Jakarta. Subagyo, A. 2007. Studi Kelayakan. Elex Media Komp utindo. Jakarta. Sunariyah. 2003. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Penerbit AMP YKPN, Yogyakarta. Suratman, 2002. Studi Kelayakan Proyek. Gramedia. Jakarta. Sutama, I. K. 2011. Kambing Peranakan Etawah Sumberdaya Ternak Penuh Berkah. Badan Litbang Pertanian. Edisi 19-25 oktober 2011 No.3427 Tahun XLII. Balai Penelitian Ternak. Ciawi Bogor. 3 Sutama, I. K., dan I. G. M. Budiarsana. 1997. Kambing Peranakan Etawa Penghasil Susu Sebagai Sumber Pertumbuhan Baru Subsektor Peternakan di Indonesia. Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner. Balai Penelitian Ternak. Bogor. Umar, H. 2005. Studi Kelayakan Bisnis. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Yunus, A. 2013. Panduan Budidaya Kambing Etawah. Pustaka Baru Press. Jakarta. 4 LAMPIRAN - LAMPIRAN 5 Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN KAMBING PE KELOMPOK TARUNA TANI KECAMATAN TOARI KABUPATEN KOLAKA A. Gambaran umum Kelompok ternak No Uraian 1 Sejarah Kelompok 2 Lokasi Usaha 3 Tujuan Kelompok Visi : Misi : 4. Kegiatan Bisnis Kelompok Keterangan B. Karateristik Responden Nama : …………………………. Umur : ………… Tahun Jenis Kelamin : Laki-Laki/Perempuan Pendidikan terakhir : SD/SLTP/SMA/S1/ lainnya ………….. Pekerjaan utama : a. Petani; b. Peternak; c. pedagang; d. Pegawai Swasta; e. PNS; f. Lainya ……… 6. Lama beternak : ……… tahun 7. Jumlah ternak saat ini : a. Induk…… ekor. b. Jantan ….ekor . c. Anak betina….ekor. d. Anak jantan …. Ekor 1. 2. 3. 4. 5. C. Biaya Investasi No Uraian 1. 2. 3. Biaya pembelian lahan/ sewa Biaya pembuatan kandang Biaya pembuatan gudang 4. 5. Biaya pembelian perlengkapan Biaya Pembelian Peralatan biaya pembelian bibit - Jantan - Betina Biaya instalasi air Biaya instalasi listrik 6. 7. 8. Umur ekonomis Jumlah (unit) Harga/unit (Rp) Total (Rp) 6 9. 9. Biaya perizinan usaha Biaya pembelian kendaraan - Mobil - Motor Total Biaya D. Biaya Tetap No. Uraian Jumlah 1 Gaji Tenaga Kerja 2 Gaji Tenaga kerja keluarga 3 PBB (pajak bumi dan bangunan 4 Air 5 Listrik Harga satuan (Rp) Total (Rp) Total Biaya E. Biaya Variabel No Uraian 1. 2. 3. Umur ekonomis Jumlah Harga/unit (Rp) Pakan/ Konsentrat - hijauan Obat-obatan ternak Bakalan Total Biaya E. Aspek Pasar No Uraian 1. Tujuan Pasar 2. Penjualan langsung kepasar 3. Penjualan ke pengumpul F. Aspek Teknis No Uraian 1. Lokasi Usaha 2. Jenis Kandang, luas kandang 3. Alat yang digunakan (Peralatan) 5. Transportasi Keterangan Keterangan Total 7 6. 7 Pakan dan obat-obatan Listrik dan air G. Aspek manajemen No Uraian 1. Struktur organisasi 2. Penyediaan tenaga kerja 3. System pembagian kerja H. Penerimaan 1. Penjualan Ternak Penjualan Ternak ………..ekor/minggu Penjualan Ternak ………..ekor/periode Harga jual Ternak …….…ekor Keterangan 2. Hasil Ikutan - Feses : - Jumlah feses : …….kg/periode - Harga Jual :………… /kg 8 Lampiran 2 DOKUMENTASI Ketua Kelompok Taruna Tani Wawancara dengan Anggota Kelompok Pengambilan Pakan Wawancara dengan Anggota Kelompok Pengambilan Pakan Pengamatan Terhadap Ternak 9 Kandang Kambing Kandang Kambing Tempat Pengambilan Pakan Pakan Kambing Obat-obatan Kambing Pengambilan Pakan 10 Lampiran 3. Karateristik Responden Kelompok Taruna Tani Kec. Toari Kab. Kolaka No Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Anugrah Sugeng sitti Fatimah Sutris Mang Yadi Soleh Wagiman Ikin Aman Jaelani Gito Soneto Suji 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Budi Raharjo La Hamida Agus Bc Kasiadi Sono Kamid Usman Beddu Muslim suyut Salim 1 2 Ahmad samsudin Agus R Lama Pendidikan Beternak (Th) Kelompok Skala Usaha Kecil (Induk 1-3 ekor) 36 S1 PNS 5 32 S1 PNS 3 37 SD Petani 4 42 SD Petani 4 29 SMP Petani 3 44 SD Peternak 7 28 SD petani 3 44 SMA Peternak 8 46 SD petani 6 29 SD Petani 3 38 SMP Petani 4 33 SMP Petani 5 Kelompok Skala Usaha Sedang (Induk 4-6 ekor) 40 SMP Petani 6 40 SMA Petani 7 30 SMP Peternak 4 37 SD Petani 5 41 SMA Petani 7 36 SMP Petani 4 33 SMP Petani 4 35 SMP Petani 5 39 SMA Petani 4 35 SMP petani 5 40 SMA Petani 6 Kelompok Skala Usaha besar (Induk > 7 ekor) Umur (Th) 32 37 Pekerjaan utama S1 SMA Peternak pedagang 4 6 Luas Lahan (ha) Jum Induk (ekor) 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 3 1 3 3 3 1 2 3 1 3 2 2 1 1.5 2 2 1 2 2 1 2 2 2 6 5 4 4 5 4 4 4 5 4 6 2 1 9 7 11 Lampiran 4. Biaya Usaha Kambing PE Kelompok Taruna Tani Biaya Investasi skala kecil No Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Rataan No Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 rata2 2 m 70 120 128 128 105 144 144 180 128 128 136 153 130 Lahan harga 84.000 120.000 153.600 128.000 105.000 129.600 144.000 90.000 83.200 153.600 102.000 137.700 119.225 Kandang peralatan Kendaraan 3.000.000 2.500.000 4.000.000 2.500.000 3.000.000 3.500.000 2.500.000 2.000.000 3.000.000 3.000.000 3.500.000 3.500.000 3.000.000 113.500 108.500 113.500 108.500 108.500 113.500 113.500 113.500 108.500 117.000 113.500 108.500 111.708 3.500.000 6.000.000 4.000.000 2.500.000 4.500.000 3.000.000 4.000.000 4.600.000 4.000.000 5.500.000 1.500.000 3.800.000 3.908.333 Biaya Tetap (air) Skala kecil 2015 2016 2017 Air (Rp) Air (Rp) Air (Rp) 120 240 360 120 240 360 120 240 360 120 240 360 120 240 360 120 240 360 120 240 360 120 240 360 120 240 360 120 240 360 120 240 360 120 240 360 120 240 360 2018 Air (Rp) 480 480 480 480 480 480 480 480 480 480 480 480 480 Dalam Ribu (000) 2019 2020 Air (Rp) Air (Rp) 600 720 600 720 600 720 600 720 600 720 600 720 600 720 600 720 600 720 600 720 600 720 600 720 600 720 12 Biaya Variabel Skala Kecil obat No Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Rataan Bibit 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Indukan Pejantan 150.000 240.000 180.000 240.000 120.000 150.000 180.000 150.000 300.000 150.000 240.000 150.000 187.500 170.000 260.000 200.000 260.000 140.000 170.000 200.000 170.000 320.000 170.000 260.000 170.000 207.500 190.000 280.000 220.000 280.000 160.000 190.000 220.000 190.000 340.000 190.000 280.000 190.000 227.500 210.000 300.000 240.000 300.000 180.000 210.000 240.000 210.000 360.000 210.000 300.000 210.000 247.500 230.000 320.000 260.000 320.000 200.000 230.000 260.000 230.000 380.000 230.000 320.000 230.000 267.500 250.000 370.000 310.000 370.000 250.000 280.000 310.000 280.000 430.000 280.000 370.000 280.000 315.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 3.500.000 3.500.000 3.500.000 3.500.000 3.500.000 3.500.000 3.500.000 3.500.000 3.500.000 3.500.000 3.500.000 3.500.000 3.500.000 Biaya Investasi skala sedang No Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Rataan Lahan 2 m 128 120 180 120 120 120 120 120 120 153 120 129 harga 128.000 112.000 162.000 120.000 300.000 90.000 108.000 120.000 96.000 130.050 90.000 132.368 Kandang peralatan Kendaraan 3.500.000 3.000.000 4.000.000 3.500.000 3.700.000 2.500.000 4.000.000 4.500.000 3.500.000 5.000.000 4.000.000 3.745.455 117.000 113.500 113.500 117.000 113.500 113.500 117.000 108.500 117.000 113.500 117.000 114.636 5.000.000 4.000.000 5.500.000 5.000.000 3.500.000 6.500.000 7.000.000 5.500.000 3.800.000 4.500.000 8.000.000 5.300.000 13 No Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Rataan Biaya Tetap (air) skala sedang 2015 2016 2017 Air (Rp) Air (Rp) Air (Rp) 240 360 480 240 360 480 240 360 480 240 360 480 240 360 480 240 360 480 240 360 480 240 360 480 240 360 480 240 360 480 240 360 480 240 360 480 2018 Air (Rp) 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 Dalam Ribu(000) 2019 2020 Air (Rp) Air (Rp) 720 840 720 840 720 840 720 840 720 840 720 840 720 840 720 840 720 840 720 840 720 840 720 840 Biaya Variabel Skala sedang Obat/Vitamin No Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Rataan Bibit 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Induk Pejantan 150.000 240.000 150.000 180.000 240.000 180.000 120.000 150.000 240.000 180.000 120.000 177.273 170.000 260.000 170.000 200.000 260.000 200.000 140.000 170.000 260.000 200.000 140.000 197.273 200.000 290.000 200.000 230.000 290.000 230.000 170.000 200.000 290.000 230.000 170.000 227.273 220.000 310.000 220.000 250.000 310.000 250.000 190.000 220.000 310.000 250.000 190.000 247.273 240.000 330.000 240.000 270.000 330.000 270.000 210.000 240.000 330.000 270.000 210.000 267.273 260.000 350.000 260.000 290.000 350.000 290.000 230.000 260.000 350.000 290.000 230.000 287.273 7.500.000 7.500.000 7.500.000 7.500.000 7.500.000 7.500.000 7.500.000 7.500.000 7.500.000 7.500.000 7.500.000 7.500.000 3.500.000 3.500.000 3.500.000 3.500.000 3.500.000 3.500.000 3.500.000 3.500.000 3.500.000 3.500.000 3.500.000 3.500.000 No Resp 1 2 Rataan Biaya Investasi skala Besar Lahan Kandang peralatan 2 m harga 2.400 2.160.000 5.500.000 117.500 1.500 1.950.000 4.000.000 115.500 1.950 2.055.000 4.750.000 116.500 Kendaraan 4.000.000 7.000.000 5.500.000 14 No Resp 1 2 Rataan Biaya Tetap (air) Skala Besar 2016 2017 2018 Air Air Air 480.000 600.000 720.000 480.000 600.000 720.000 480.000 600.000 720.000 2015 Air 360.000 360.000 360.000 2019 Air 840.000 840.000 840.000 Biaya Variabel Skala Besar Obat/Vitamin No Resp 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Air 960.000 960.000 960.000 Bibit 2020 Induk Pejantan 1 250.000 280.000 300.000 320.000 340.000 360.000 20.000.000 3.500.000 2 120.000 150.000 170.000 190.000 210.000 230.000 20.000.000 3.500.000 Rataan 185.000 215.000 235.000 255.000 275.000 295.000 20.000.000 3.500.000 Estimasi Komponen Biaya Skala 1 - 3 ekor Uraian biaya A. Biaya Investasi Lahan Kandang Peralatan Kendaraan Jumlah B. Biaya Tetap Gaji air Jumlah C. Biaya Variabel induk pejantan obat Jumlah Jum A+B+C jumlah (satuan) Harga (satuan) Tahun 2015 130 m2 2016 2017 2019 2020 2.025.000 240.000 2.265.000 2.700.000 360.000 3.060.000 3.375.000 4.050.000 480.000 600.000 3.855.000 4.650.000 4.725.000 720.000 5.445.000 3.000.000 3.500.000 187.500 207.500 6.687.500 207.500 15.296.767 2.472.500 227.500 227.500 3.287.500 247.500 267.500 247.500 267.500 4.102.500 4.917.500 287.500 287.500 5.732.500 119.225 3.000.000 111.708 3.908.333 7.139.267 1.350.000 120.000 1.470.000 24 ekor 12 ekor 2018 2.500.000 3.500.000 15 Penerimaan Skala Kecil Tahun 2016 2017 2018 2019 2020 Uraian Penerimaan Kambing Pupuk Jumlah Kambing Pupuk Jumlah Kambing Pupuk Jumlah Kambing Pupuk Jumlah Kambing Pupuk Nilai Sisa Kendaraan Peralatan Lahan Jumlah Jumlah Rataan Harga/satuan (ekor/karung) Penerimaan 4 1.200.000 4.800.000 504 5.000 2.520.000 7.320.000 4 1.300.000 5.200.000 504 6.000 3.024.000 8.224.000 4 1.400.000 5.600.000 504 7.000 3.528.000 9.128.000 4 1.500.000 6.000.000 504 8.000 4.032.000 10.032.000 4 1.600.000 6.400.000 504 9.000 4.536.000 1.116.667 55.854 119.225 12.227.746 Cash Flow Skala Kecil Uraian Tahun 2015 2016 2017 2018 2019 2020 penjualan kambing 4.800.000 5.200.000 5.600.000 6.000.000 6.400.000 penjualan pupuk 2.520.000 3.024.000 3.528.000 4.032.000 4.536.000 A. Cash Inflow nilai sisa peralatan 55.854 nilai sisa kendaraan 1.116.667 Nilai sisa lahan 119.225 Total Cash Inflow - B. Cash Out flow 1. Biaya Investasi Lahan 119.225 Kandang 3.000.000 Peralatan 111.708 Kendaraan 3.908.333 7.320.000 8.224.000 9.128.000 10.032.000 12.227.746 16 Jumlah 7.139.267 2. Biaya Operasional A. Biaya Tetap Gaji Tenaga Kerja 1.350.000 2.025.000 2.700.000 3.375.000 4.050.000 4.725.000 Air 120.000 240.000 360.000 480.000 600.000 720.000 Jumlah 1.470.000 2.265.000 3.060.000 3.855.000 4.650.000 5.445.000 B. Biaya Variabel Bibit Kambing Induk Bibit kambing pejantan obat/vitamin 3.000.000 187.500 207.500 227.500 247.500 267.500 287.500 Jumlah 6.687.500 207.500 227.500 247.500 267.500 287.500 Total Cash Inflow - 7.320.000 8.224.000 9.128.000 10.032.000 12.227.746 Total Cash outflow 15.296.767 2.472.500 3.287.500 4.102.500 4.917.500 5.732.500 Net Cash flow (15.296.767) 4.847.500 4.936.500 5.025.500 5.114.500 6.495.246 3.500.000 Arus Kas Usaha Peternakan Kambing PE Kelompok Taruna Tani Skala Kecil (1-3 ekor) Tahun 0 1 2 3 4 5 Jum Investasi operasi benefit 7.139.267 8.157.500 0 0 0 0 0 NPV Net B/C 2.472.500 3.287.500 4.102.500 4.917.500 5.732.500 = = 0 7.320.000 8.224.000 9.128.000 10.032.000 12.227.746 2.109.019 17.405.786 (15.296.767) NPV1 IRR = i1 + Net Benefit 15.296.767 4.847.500 4.936.500 5.025.500 5.114.500 6.495.246 ( NPV1 – NPV2 ) = DF 15% 1 0.870 0.756 0.658 0.572 0.497 NPV 1,138 (i2 – i1 ) 155.994 IRR = 20+ (155.994– (191.958)) (21– 20 ) PV Net Benefit Df 20% (15.296.767) 1.000 4.215.217 3.732.703 3.304.348 2.924.232 3.229.285 2.109.019 0.833 0.694 0.579 0.482 0.402 NPV 1 15296767 4039583 3428125 2908275 2466483 2610294 155.994 DF 21% 1.000 0.826 0.683 0.564 0.467 0.386 NPV 2 15296767 4006198 3371696 2836764 2385952 2504198 (191.958) 17 155.994 IRR = 20 + (1) 347.952 IRR = 20 % PBP = 15.296.767 17.405.786 x 5 = 4 Tahun Estimasi Komponen Biaya Skala 4 - 6 ekor Uraian biaya A. Biaya Investasi Lahan Jumlah (satuan) Harga (satuan) Tahun 2015 129 m2 2016 2017 2018 2019 2020 132.368 Kandang 3.745.455 Peralatan 114.636 Kendaraan 5.300.000 Jumlah B. Biaya Tetap Gaji 9.292.459 5.359.091 6.698.864 8.038.636 9.378.409 10.718.182 12.057.955 air 240.000 360.000 480.000 600.000 720.000 840.000 Jumlah C. Biaya Variabel Beli ternak Kambing induk 5.599.091 7.058.864 8.518.636 9.978.409 11.438.182 12.897.955 55 ekor 2.500.000 7.500.000 pejantan 11 ekor 3.500.000 3.500.000 obat 177.273 197.273 227.273 247.273 267.500 287.273 Jumlah Jumlah A+B+C 11.177.273 197.273 227.273 247.273 267.500 287.273 26.068.823 7.256.136 8.745.909 10.225.682 11.705.682 13.185.227 Penerimaan Skala Sedang Tahun 2016 2017 Uraian Penerimaan Kambing Pupuk Jumlah Kambing Pupuk Jumlah Jumlah (ekor/karung) 10 1152 10 1152 Harga/satuan Total Penerimaan 1.200.000 5.000 12.000.000 5.760.000 17.760.000 13.000.000 6.912.000 19.912.000 1.300.000 6.000 18 2018 2019 2020 Kambing Pupuk Jumlah Kambing Pupuk Jumlah Kambing Pupuk Nilai Sisa Kendaraan peralatan Lahan Jumlah Uraian 10 1152 1.400.000 7.000 10 1152 1.500.000 8.000 10 1152 1.600.000 9.000 14.000.000 8.064.000 22.064.000 15.000.000 9.216.000 24.216.000 16.000.000 10.368.000 1.514.286 57.318 132.368 28.071.972 Cash Flow Skala Sedang Tahun 2015 2016 2017 2018 2019 2020 penjualan kambing 12.000.000 13.000.000 14.000.000 15.000.000 16.000.000 penjualan pupuk 5.760.000 6.912.000 8.064.000 9.216.000 10.368.000 A. Cash Inflow nilai sisa peralatan 57.318 nilai sisa kendaraan 1.514.286 Nilai sisa lahan 132.368 Total Cash Inflow - 17.760.000 19.912.000 22.064.000 24.216.000 28.071.972 B. Cash Out flow 1. Biaya Investasi Lahan 132.368 Kandang 3.745.455 Peralatan 114.636 Kendaraan 5.300.000 Jumlah 2. Biaya Operasional A. Biaya Tetap 9.292.459 Gaji Tenaga Kerja 5.359.091 6.698.864 8.038.636 9.378.409 10.718.182 12.057.955 Air 240.000 360.000 480.000 600.000 720.000 840.000 Jumlah 5.599.091 7.058.864 8.518.636 9.978.409 11.438.182 12.897.955 B. Biaya Variabel Bibit Kambing Induk Bibit kambing pejantan 7.500.000 3.500.000 19 Obat/vitamin 177.273 197.273 227.273 247.273 267.500 287.273 Jumlah 11.177.273 197.273 227.273 247.273 267.500 287.273 Total Cash Inflow - 17.760.000 19.912.000 22.064.000 24.216.000 28.071.972 Total Cash outflow 26.068.823 7.256.136 8.745.909 10.225.682 11.705.682 13.185.227 Net Cash flow (26.068.823) 10.503.864 11.166.091 11.838.318 12.510.318 14.886.745 Arus Kas Usaha Peternakan Kambing PE Kelompok Taruna Tani Skala Sedang (4-6 ekor) Thn Investasi operasi benefit 0 9.292.459 16.776.364 - 1 0 7.256.136 17.760.000 2 0 8.745.909 3 0 10.225.682 4 0 11.705.682 5 0 13.185.227 19.912.000 22.064.000 24.216.000 28.071.972 Net Benefit DF 15% -26.068.823 1 10.503.864 0.870 11.166.091 0.756 11.838.318 0.658 12.510.318 0.572 14.886.745 0.497 Jum NPV PV Net Benefit DF 34% NPV 1 DF 35% NPV 2 (26.068.823) 1.000 (26.068.823) 1.000 (26.068.823) 9.133.794 0.746 7.838.704 0.741 7.780.640 8.443.169 0.557 6.218.585 0.549 6.126.799 7.783.886 0.416 4.920.119 0.406 4.811.591 7.152.815 0.310 3.880.156 0.301 3.766.459 7.401.343 13.846.185 0.231 3.445.686 234.428 0.223 3.319.945 (263.389) 13.846.185 NPV = Net B/C = 39.915.008 = (1.531) (26.068.823) NPV1 IRR = i1 + ( NPV1 – NPV2 ) (i2 – i1 ) 234.428 (35– 34 ) IRR = 34+ (276.210 – (263.389)) 276.210 IRR = 34 + (1) 497.816 IRR = 34 % PBP = 26.068.823 39.915.008 X 5 = 3 Tahun 20 Uraian biaya A. Biaya Investasi Lahan Kandang Peralatan Kendaraan Jumlah B. Biaya Tetap Gaji air Jumlah C. Biaya Variabel induk pejantan obat Jumlah Jumlah A+B+C Jumlah (satuan) Estimasi Komponen Biaya Skala > 7 ekor Harga Tahun (satuan) 2015 1950m2 2016 2017 2018 2019 2020 2.055.000 4.750.000 116.500 5.500.000 12.421.500 4.612.500 360.000 4.972.500 8 ekor 2 ekor 2.500.000 20.000.000 3.500.000 3.500.000 185.000 23.685.000 5.381.250 6.150.000 6.918.750 7.687.500 8.456.250 480.000 600.000 720.000 840.000 960.000 5.861.250 6.750.000 7.638.750 8.527.500 9.416.250 215.000 215.000 235.000 235.000 255.000 255.000 275.000 275.000 295.000 295.000 41.079.000 6.076.250 6.985.000 7.893.750 8.802.500 9.711.250 Tahun 2016 2017 2018 2019 2020 Uraian Penerimaan Kambing Pupuk Jumlah Kambing Pupuk Jumlah Kambing Pupuk Jumlah Kambing Pupuk Jumlah Kambing Penerimaan Skala Besar Jumlah Total Harga/satuan (ekor/karung) Penerimaan 16 1.200.000 19.200.000 1800 5.000 9.000.000 28.200.000 16 1.300.000 22.400.000 1800 6.000 10.800.000 33.200.000 16 1.400.000 25.600.000 1800 7.000 12.600.000 38.200.000 16 1.500.000 28.800.000 1800 8.000 14.400.000 43.200.000 16 1.600.000 32.000.000 21 Pupuk Nilai Sisa Kendaraan Peralatan Lahan Jumlah 1800 9.000 16.200.000 1.571.429 58.250 2.055.000 51.884.679 Cash Flow Skala Besar Uraian Tahun 2016 2017 2018 2019 2020 2021 penjualan kambing 19.200.000 22.400.000 25.600.000 28.800.000 32.000.000 penjualan pupuk 9.000.000 10.800.000 12.600.000 14.400.000 16.200.000 A. Cash Inflow nilai sisa peralatan 58.250 nilai sisa kendaraan 1.571.429 Nilai sisa lahan 2.055.000 Total Cash Inflow - 28.200.000 33.200.000 38.200.000 43.200.000 51.884.679 B. Cash Out flow 1. Biaya Investasi Lahan 2.055.000 Kandang 4.750.000 Peralatan 116.500 Kendaraan 5.500.000 Jumlah 2. Biaya Operasional A. Biaya Tetap 12.421.500 Gaji Tenaga Kerja 4.612.500 5.381.250 6.150.000 6.918.750 7.687.500 8.456.250 Air 360.000 480.000 600.000 720.000 840.000 960.000 Jumlah 4.972.500 5.861.250 6.750.000 7.638.750 8.527.500 9.416.250 185.000 215.000 235.000 255.000 275.000 295.000 Jumlah 23.685.000 215.000 235.000 255.000 275.000 295.000 Total Cash Inflow - 28.200.000 33.200.000 38.200.000 43.200.000 51.884.679 B. Biaya Variabel Bibit Kambing Induk pengadaan kambing pejantan obat/vitamin 20.000.000 3.500.000 Total Cash outflow 41.079.000 6.076.250 6.985.000 7.893.750 8.802.500 9.711.250 Net Cash flow (41.079.000) 22.123.750 26.215.000 30.306.250 34.397.500 42.173.429 22 Arus Kas Usaha Peternakan Kambing PE Kelompok Taruna Tani Skala Besar 28.200.000 Net Benefit 41.079.000 22.123.750 DF 15% PV Net Benefit DF 59% NPV 1 DF 60% NPV 2 1 (41.079.000) 1.000 (41.079.000) 1.000 (41.079.000) 33.200.000 26.215.000 0.870 19.238.043 0.629 13.914.308 0.625 13.827.344 0.756 19.822.306 0.396 10.369.447 0.391 10.240.234 7.893.750 38.200.000 30.306.250 0.658 19.926.851 0.249 7.539.470 0.244 7.398.987 0 8.802.500 43.200.000 34.397.500 0.572 19.666.882 0.156 5.381.934 0.153 5.248.642 0 9.711.250 51.884.679 42.173.429 0.497 20.967.648 0.098 4.150.050 0.095 4.021.972 NPV 58.542.731 Thn Investasi operasi Benefit 0 12.421.500 28.657.500 - 1 0 6.076.250 2 0 6.985.000 3 0 4 5 Jum NPV = Net B/C = 58.542.731 99.621.731 = (41.079.000) NPV1 IRR = i1 + (i2 – i1 ) ( NPV1 – NPV2 ) 276.210 (2.425) (60– 59 ) IRR = 59+ (276.210 – (341.822)) 276.210 IRR = 59 + (1) 618.031 IRR = 59 % PBP = 41.079.000 99.621.731 x 5 = 2 Tahun 276.210 (341.822) 23 Analisis Alokasi Waktu Kerja No 1 2 Nama Anugrah Sugeng sitti Fatimah Mencari Pakan Pria Wanita Anak (jam) (jam) (jam) memberi pakan dan minum Pria Wanita Anak (jam) (jam) (jam) membersihkan kandang Pria Wanita Anak (jam) (jam) (jam) 2.0 0.0 0.0 1.0 0.0 0.0 0.8 0.0 0.0 1.0 0.0 0.0 0.5 0.0 0.0 0.3 0.0 0.0 3 Sutris 2.0 0.0 0.0 1.0 0.0 0.0 0.8 0.0 0.0 4 Mang Yadi 2.0 0.0 0.0 1.0 0.0 0.0 0.8 0.0 0.0 5 Soleh 2.0 0.0 0.0 1.0 0.0 0.0 0.8 0.0 0.0 6 Wagiman 1.0 0.0 0.0 0.5 0.0 0.0 0.3 0.0 0.0 7 Ikin 1.5 0.0 0.0 0.8 0.0 0.0 0.3 0.0 0.0 8 Aman 2.0 0.0 0.0 1.0 0.0 0.0 0.8 0.0 0.0 9 Jaelani 1.0 0.0 0.0 0.5 0.0 0.0 0.3 0.0 0.0 10 Gito 2.0 0.0 0.0 1.0 0.0 0.0 0.8 0.0 0.0 11 Soneto 1.5 0.0 0.0 0.8 0.0 0.0 0.3 0.0 0.0 12 Suji 1.5 0.0 0.0 0.8 0.0 0.0 0.3 0.0 0.0 1.6 0.0 0.0 0.8 0.0 0.0 0.6 0.0 0.0 3.5 0.0 0.0 2.5 0.0 0.0 2.0 0.0 0.0 1 Rataan Budi Raharjo 2 La Hamida 3.0 0.0 0.0 2.0 0.0 0.0 1.5 0.0 0.0 3 Agus Bc 2.5 0.0 0.0 1.5 0.0 0.0 1.0 0.0 0.0 4 Kasiadi 2.5 0.0 0.0 1.5 0.0 0.0 1.0 0.0 0.0 5 Sono 3.0 0.0 0.0 2.0 0.0 0.0 1.5 0.0 0.0 6 Kamid 2.5 0.0 0.0 1.5 0.0 0.0 1.0 0.0 0.0 7 Usman 2.5 0.0 0.0 1.5 0.0 0.0 1.0 0.0 0.0 8 Beddu 2.5 0.0 0.0 1.5 0.0 0.0 1.0 0.0 0.0 9 Muslim 3.0 0.0 0.0 2.0 0.0 0.0 1.5 0.0 0.0 10 suyut 2.5 0.0 0.0 1.5 0.0 0.0 1.0 0.0 0.0 11 Salim 3.5 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 2.8 0.0 0.0 0.0 0.0 2.0 1.3 0.0 Rataan Ahmad samsudin 2.5 1.8 0.0 0.0 4.5 0.0 0.0 3.5 0.0 0.0 3.0 0.0 0.0 Agus R 4.0 0.0 0.0 3.0 0.0 0.0 2.5 0.0 0.0 4.3 0.0 0.0 3.3 0.0 0.0 2.8 0.0 0.0 1 2 Rataan Analisis Alokasi Waktu Kerja JKtotal = JO x JK x HK HOK = JKtotal JKS Keterangan ; JK = Jam Kerja (jam) JO = Jumlah orang (orang) HK = hari kerja (hari) HOK = Hari Orang kerja (hari kerja) 24 Skala Kecil No 1 2 3 Tenaga Kerja Keluarga Pria wanita Anak Kegiatan Mencari Pakan Memberi Pakan dan Minum Membersihkan kandang Jumlah Rataan 1.6 0.8 0.6 3.0 1.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 Skala Sedang No 1 2 3 Tenaga Kerja Keluarga Pria wanita Anak Kegiatan Mencari Pakan Memberi Pakan dan Minum Membersihkan kandang Jumlah Rataan 2.8 1.8 1.3 6.0 2.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 Skala Besar No 1 2 3 Alokasi Waktu Jktotal 3.00 HOK 0.375 Jktotal 6 HOK 0.744 Jktotal 3.42 HOK 0.427 Tenaga Kerja Keluarga Pria wanita Anak Kegiatan Mencari Pakan Memberi Pakan dan Minum Membersihkan kandang Jumlah Rataan 2015 2016 1.350.000 2.025.000 5.359.091 6.698.864 4.612.500 5.381.250 2017 4.3 3.3 2.8 10.3 3.4 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 2018 Skala Kecil 2.700.000 3.375.000 Skala sedang 8.038.636 9.378.409 Skala Besar 6.150.000 6.918.750 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 2019 2020 4.050.000 4.725.000 10.718.182 12.057.955 7.687.500 8.456.250