analisis kelayakan usaha peternakan kambing peranakan etawa

advertisement
1
ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN KAMBING
PERANAKAN ETAWA (PE) KELOMPOK TARUNA TANI
DI KECAMATAN TOARI KABUPATEN KOLAKA
SKRIPSI
Oleh :
GORISMAN MATUALESI
NIM. L1A1 13 009
JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2017
2
ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN KAMBING
PERANAKAN ETAWA (PE) KELOMPOK TARUNA TANI
DI KECAMATAN TOARI KABUPATEN KOLAKA
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Peternakan
untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh
gelar sarjana pada Jurusan Peternakan
Oleh :
GORISMAN MATUALESI
NIM. L1A1 13 009
URUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2017
3
4
5
6
ABSTRAK
GORISMAN MATUALESI (L1A1 13 009) Analisis Kelayakan Usaha Peternakan
Kambing Peranakan Etawah (PE) Kelompok Taruna Tani di Kecamatan Toari
Kabupaten Kolaka. Dibimbing oleh LA ODE NAFIU sebagai Pembimbing I dan
RAHMAN sebagai Pembimbing II.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelayakan usaha ternak kambing
peranakan etawah (PE) Kelompok Taruna Tani di Kecamatan Toari Kabupaten
Kolaka pada aspek finansial dan aspek non finansial. Penelitian dilaksanakan di
Kecamatan Toari Kabupaten Kolaka. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan
Januari 2017, dengan jumlah responden 25 orang. Penelitian ini menggunakan
kriteria kelayakan usaha dari aspek non finansial dan aspek finansial dari kriteria
investasi yaitu Net Present Value (NPV), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), Internal
Rate of Return (IRR), Payback Period (PBP).
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa : (1) Analisis kelayakan finansial usaha
peternakan kambing PE Kelompok Taruna Tani pada semua skala usaha layak
dilaksanakan. Skala kecil dengan jumlah induk 1-3 ekor memiliki nilai NPV Rp
2.109.019, IRR 20%, Net B/C 1,138, dan Payback Period 4 tahun, skala sedang
dengan jumlah induk 4-6 ekor memiliki nilai NPV Rp 13.846.185, IRR 34%, Net
B/C 1,531, dan Payback Period 3 tahun, dan skala besar dengan jumlah induk lebih
dari 7 ekor memiliki nilai NPV Rp 58.542.731, IRR 59%, Net B/C 2,429 dan
Payback Period 2 tahun. Semakin banyak kambing yang dipelihara, maka semakin
tinggi kelayakan usahanya, (2) Berdasarkan kriteria aspek nonfinansial (aspek pasar,
aspek teknis, dan aspek manajemen) usaha peternakan kambing PE Kelompok Taruna
Tani layak untuk dilaksanakan.
Kata Kunci : Kambing Peranakan Etawah, NPV, IRR, NBCR, PBP dan Analisis
Non Finansial.
7
ABSTRACT
GORISMAN MATUALESI (L1A1 13 009) Analysis Business Feasibility Ranch
Etawah Cross Goats (PE) “Taruna Tani” Farmers Group in Toari Subdistrict Kolaka
District. Guided by the LA ODE NAFIU as Supervisor I and RAHMAN as
Supervisor II.
This study aims to analyze the feasibility of Etawah Cross goats (PE) in
“Taruna Tani” Farmers Group on the financial and non-financial aspects. The
research was conducted in the Toari Subdistrict, Kolaka District on January 2017
with 25 respondents. This study uses the the financial an non-financial criterias. The
financial criteria was consisted of Net Present Value (NPV), Net Benefit Cost Ratio
(Net B/C), Internal Rate of Return (IRR), Payback Period (PBP).
Based on the results and the discussion concluded that: (1) The financial
feasibility analysis of PE goat in “Taruna Tani” Farmers Group was feasible. Small
scale (1-3 does) has a value of Rp 2.109.019 NPV, IRR 20%, Net B/C 1,138, and a
Payback Period of 4 years, medium scale (4-6 does) has a value of Rp 13.846.185
NPV, IRR 34%, Net B/C 1,531, and Payback Period 3 year, and a large scale (more
than 7 does) have a value of Rp 58.542.731 NPV, IRR 59%, Net B/C 2,429 and the
payback period of 2 year. The more does are kept, the finance feasibility parameters
are higher. (2) The non-financial criteria, was also feasible.
Keywords: Etawah Cross Goats, NPV, IRR, NBCR, PBP and Non-financial
Analysis.
8
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Gorisman Matualesi dilahirkan di Desa
Waulai Kecamatan Barangka Kabupaten Muna Barat,
pada tanggal 24 November 1995, putra pertama dari dua
bersaudara dari pasangan bapak La Hamendo (Alm) dan
ibu Wa Lati. Menyelesaikan pendidikan SDN 1
Sawerigadi pada tahun 2007 kemudian melanjutkan ke
SMPN 2 Lawa pada tahun 2010 dan SMA Negeri 1
Sawerigadi pada tahun 2013. Pada tahun yang sama, penulis diterima di Universitas
Halu Oleo Fakultas Peternakan Jurusan Peternakan melalui jalur SNMPTN. Selama
menempuh pendidikan di UHO penulis menerima beasiswa BIDIK MISI sejak
semester awal sampai selesai.
9
KATA PENGANTAR
Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan Hidayah-Nya. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada
Rasulullah SAW. beserta keluarga, para sahabat sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul Analisis Kelayakan Usaha Peternakan Kambing
Peranakan Etawah (PE) Kelompok Taruna Tani di Kecamatan Toari Kabupaten
Kolaka yang dibuat untuk salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada
Fakultas Peternakan Universitas Halu Oleo, Kendari.
Penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada Bapak Dr. Ir.
La Ode Nafiu, M.Si. selaku pembimbing I, Rahman, S.Pt., M.T. selaku pembimbing
II, dan Bapak Syam Rahadi., S.Pt, M.P. selaku penasehat akademik yang senantiasa
memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis sejak dari tahap persiapan tugas
akhir. Ucapan terima kasih dengan penuh rasa hormat, cinta dan kasih penulis
persembahkan kepada Ayahanda tercinta La Hamendo (alm) dan Ibunda tercinta Wa
Lati atas segala doa, cinta, kasih sayang, perhatian, nasehat, motivasi dan
pengorbanan yang tidak dapat penulis balas sampai kapanpun dan dengan apapun.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada :
1.
Bapak Prof. Dr. Ir. Supriadi Rustad, M.Si. selaku Rektor Universitas Halu Oleo,
Bapak Prof. Dr. Ir. Takdir Saili, M.Si. selaku Dekan Fakultas Peternakan dan
Bapak La Ode Arsad Sani, S.Pt., M.Sc. selaku Ketua Jurusan Peternakan yang
telah memberikan kesempatan untuk mengikuti pendidikan di Universitas Halu
Oleo.
10
2.
Bapak La Ode Arsad Sani, S.Pt., M.Sc. Bapak Syam Rahadi., S.Pt, M.P. Bapak
Musram Abadi, S.Pt.,M.Si. selaku dosen penguji atas kesediaannya menguji,
memberikan saran dan koreksinya kepada penulis demi kesempurnaan skripsi.
3.
Bapak dan Ibu dosen Fakultas Peternakan yang telah memberikan ilmu dan
pengalaman yang sangat bernilai dan bermanfaat bagi penulis serta seluruh staf
yang telah memberikan fasilitas dan memudahkan dalam pengurusan
administrasi selama masa kuliah penulis.
4.
Bapak Musram Abadi, S.Pt.,M.Si. terima kasih atas bantuan dan perhatiannya
selama penyelesaian tugas akhir penulis.
5.
Rusdiana Syahputri orang terdekat saya yang selalu membantu, menemani, dan
memberikan motivasi dalam penyelesaian tugas akhir.
6.
Adikku tercinta Aca Arianti atas doa dan dukungannya yang telah memberikan
bantuan berupa moril dan materil kepada penulis.
7.
Teman-teman angkatan 2013 Andel, Irwan, Aris, Anto, Aco, Amin, Alwin, Asep,
Arman, Jon, Faiz, Bidin, Yanto, Bito, Heri, Darni, Euis, siti, Ila, Febri, Fifi,
Yana, Riski, Maya, Ida, Neli, Hasnawi, Lisran, Caca, liling, Ucu, Tando, Aulia,
Juli, Noval, Ikhsan, Sam, Esi, Rabi, Ashar, Yunus, Ugi, Iner, Emi, Ita, Haja,
Suherti, Ros, Tika, Helfiana, Arjan, Oki, Boys, Akram, Rahman, Mita, Tono,
Inal, dan semuanya yang tak bisa disebutkan satu persatu terima kasih atas canda,
tawa dan dukungan besar perhatiannya.
8.
Teman-teman KKN Nusantara 2016 Yunardi, Kahar, Idris, Reza, Dewa, Ningsih,
Astuti, Ulva, Suci, Yuli, Sidar, Intan, Isra, Meri, dan Marni terima kasih atas
kerja
samanya
selama
KKN
di
Konsel
desa
Wawobende.
11
9.
Semua pihak yang telah terlibat dalam bentuk apapun itu selama menempuh
kuliah yang tidak sempat tertulis, dengan tulus penulis haturkan terima kasih dan
semoga Allah SWT. Memberi balasan yang sesuai.
Penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan dalam penulisan skripsi ini.
Oleh sebab itu, Penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun
untuk mewujudkan kesempurnaan penulisan skripsi ini. Penulis berharap skripsi ini
dapat bermanfaat kepada semua pihak yang terkait dan semoga kita selalu dalam
lindungan Allah SWT.
Kendari,
Penulis,
April 2017
12
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………........i
HALAMAN PERNYATAAN ....................................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………………..…….iii
HALAMAN PERSETUJUAN PANITIA UJIAN ...................................................iv
ABSTRAK …………………………………………………………………………...v
ABSTRAC ………………………………………………………………………..…vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP …………………………………………………….vii
KATA PENGANTAR ………………………………………………………..…...viii
DAFTAR ISI …………………………………………………………..…………...ix
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………..……………x
DAFTAR TABEL ......................................................................................................xi
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang …………………………………………………………………...1
1.2. Rumusan Masalah ………………………………………….….………………....3
1.3. Tujuan dan Manfaat ……………………………………….…….…………….....3
1.4. Kegunaan Penelitian ……………………………………………………………..4
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Klasifikasi dan Karateristik Kambing PE ………………….….………………....5
2.2. Tatalaksana Pemeliharaan ……………………………………….………………6
2.2.1. Pemilihan Bibit ……………………………………………………….…...7
2.2.2. Reproduksi …………………………………………………………….…..7
2.2.3. Pakan ………………………………………………….……………….….8
2.2.4. Perkandangan …………………………………………….…….……..…...9
2.2.5. Penyakit pada Kambing ……………………………………………..…...10
2.3. Usaha Peternakan Kambing PE ……………………………………....………...10
2.4. Analisis Kelayakan …………………………………………………………......11
2.4.1. Aspek Finansial ……..……….…………………………………………..12
2.4.2. Aspek Non Finansial ………………………………………….…………13
2.5. Penelitian Terdahulu ………………………...………………………..….……..15
2.6. Kerangka Pikir ……………………………………………………………….....18
III. METODE PENELITIAN
3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ………..………………………………………...20
3.2. Penentuan Lokasi dan Pemilihan Responden ………………………………….20
3.3. Jenis dan Sumber Data …………………………………………………………20
3.4. Teknik Pengumpulan Data ……………………………………………………..21
13
3.5. Variabel Penelitian ………………………………………………………..……21
3.6. Analisis Data …………………………………………….……………….…….22
3.6.1. Aspek Finansial ….………………………………………………..……..22
3.6.2. Aspek Non Finansial …………………………………………………….24
3.7. Konsep Operasional ……………………………………………………………27
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian …………………………………….….....30
4.1.1. Letak Geografis dan Batas Wilayah ………………………….………....30
4.1.2. Luas Wilayah ……………………………………………………………31
4.1.3. Iklim ……………………………………………………………………..31
4.2. Sejarah Kelompok ……………………………………………………………...32
4.2.1. Lokasi Usaha ……………..…………………………………………...…33
4.3. Keadaan Umum Responden ……………………………………………………33
4.3.1. Umur Responden ………………………………………………………..34
4.3.2. Jenis Kelamin …………………………………………………………....34
4.3.3. Tingkat Pendidikan ………………………………………………...……35
4.4. Analisis Aspek Finansial ……………………………………………………….37
4.4.1. Arus Penerimaan (Inflow) ...……………………………………………..37
4.4.2. Arus Pengeluaran (Outflow) ….……………………………….....….......43
4.4.3. Kriteria Kelayakan Usaha .……………………………………………....47
4.5. Analisis Aspek Non Finansial ………………………………………………….48
4.5.1. Aspek Pasar……………...…………………………………….…….…...49
4.5.2. Aspek Teknis…………………………………………………….………51
4.5.3. Aspek Manajemen………………………………….……………………54
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan ……………………….………………………………….………..58
5.2. Saran ………………………………………………………………….………..58
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
14
DAFTAR GAMBAR
Nomor
1.
2.
3.
4.
Teks
Halaman
Kerangka Pikir Penelitian ……………………..……………………….............19
Peta Kecamatan Toari……………………………………………...…...………30
Kontruksi Kandang Kambing…………………………………….…………. ...45
Struktur Organisasi Kelompok Taruna Tani……………….…………...............47
1
DAFTAR TABEL
Nomor
Teks
Halaman
1. Klasifikasi Responden Berdasarkan Umur di Kecamatan Toari, Kabupaten Kolaka
……………………..………………………..........................................................34
2. Klasifikasi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di Kecamatan Toari,
Kabupaten Kolaka …………………..…………………………………………...35
3. Klasifikasi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Kecamatan Toari,
Kabupaten Kolaka ………………………………………...……………………..36
4. Data Penjualan Ternak Kambing PE Kelompok Taruna Tani Kec.
toari……................................................................................................................38
5. Harga Kambing Usaha Kelompok Taruna Tani ……………………………...….40
6. Jadwal Pemberian Pakan Kambing PE pada Kelompok Taruna
Tani………............................................................................................................46
7. Jenis Penyakit pada Kambing yang Sering Timbul di Kelompok Taruna
Tani………………………………………………………………………………47
8. Penjualan Kambing Kelompok Taruna Tani pada Setiap Kelas Usaha
…………………………………………………………………………………....50
9. Penjualan Kotoran Kambing Kelompok Taruna Tani pada Setiap Kelas
Usaha……………………………………………………………………………..51
10. Biaya Investasi Usaha Kambing PE Kelompok Taruna Tani ………………..…52
11. Biaya Tetap Usaha Kambing PE Kelompok Taruna Tani pada Berbagai Kelas
Usaha ………………………………………………………………………..…..53
12. Biaya Variabel Usaha Kambing PE Kelompok Taruna Tani pada Berbagai Kelas
Usaha ……………………………………………………………...……..……...54
1
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kambing peranakan etawah (PE) merupakan salah satu ternak yang cukup
potensial sebagai penyedia protein hewani baik melalui daging maupun susunya.
Rata-rata pertumbuhan bobot badan kambing PE mencapai sekitar 32-37 kg/hari dan
kemampuan memproduksi susu sebanyak 1,5-3 liter per hari (Setiawan dan Tanius,
2005). Kemampuan produksi susu tersebut cukup signifikan untuk dikembangkan
sebagai ternak penghasil susu yang sangat potensial. Jenis ternak ini pemeliharaannya
mudah dan reproduksinya lebih cepat dibandingkan sapi baik dalam menghasilkan
susu
ataupun
menghasilkan
penerimaan.
Keunggulan-keunggulan
tersebut
mengindikasikan bahwa peternakan kambing perah memiliki potensi yang besar dan
prospek yang cerah untuk dikembangkan (Nuhaeli dkk., 2014).
Populasi kambing di Kabupaten Kolaka pada tahun 2007 berjumlah 22.992
ekor. Jumlah tersebut mengalami peningkatan pada tahun 2013 menjadi 34.133 ekor.
Ternak kambing sebagian besar masih diusahakan sebagai usaha sampingan,
meskipun belum menjadi usaha utama, ternak tersebut secara terus menerus
diusahakan masyarakat. Wilayah pengembangan usaha peternakan ini terdapat di
Kecamatan Watubangga, Kecamatan Toari, Kecamatan Lalolae, Kecamatan
Tirawuta, Kecamatan Baula, dan Kecamatan Wundulako.
Kecamatan Toari memiliki potensi yang cukup tinggi untuk pengembangan
usaha kambing PE karena satu-satunya peternakan kambing PE yang ada di
Kabupaten Kolaka dan daya dukung ketersediaan pakan, serta aksesibilitas ke
2
berbagai daerah konsumen. Perkembangan teknologi dalam bidang peternakan yang
pesat memungkinkan untuk mencapai produktivitas lebih dari yang ada pada saat ini.
Populasi kambing di Kecamatan Toari cukup banyak yaitu berjumlah 4.434
ekor atau mencapai 31,78% dari total 15.123 ekor populasi kambing di Kabupaten
Kolaka. Kambing PE mulai dikembangkan di Kecamatan Toari sejak tahun 2014.
Jenis kambing ini dikembangkan oleh Kelompok Taruna Tani. Populasi kambing PE
saat ini mencapai ± 4.000 ekor. Produk yang dihasilkan berupa anakan dan pupuk
kandang.
Keistimewaan Kambing PE yaitu harga jual yang lebih tinggi dibandingkan
dengan kambing lokal, karena ukuran tubuh yang lebih besar dan penghasil susu
dengan harga susu kambing yang lebih mahal dibandingkan harga susu sapi. Adanya
peningkatan konsumsi susu per kapita per tahun dan memiliki harga jual yang cukup
tinggi, menjadikan daya tarik pelaku usaha untuk memasuki usaha kambing PE
dengan harapan memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnnya. Selain itu,
kambing PE mempunyai efisiensi reproduksi yang tinggi apabila dipelihara dengan
baik, dengan jangka waktu 7 sampai 10 bulan sehingga lebih cepat berkembang biak
(Anggraini, 2013).
Peternak kambing pada umumnya termasuk Kelompok Taruna Tani belum
melakukan analisis kelayakan terhadap usaha yang sedang dijalankan. Studi
kelayakan usaha sangat berperan penting dalam suatu usaha karena mengingat bahwa
kondisi yang akan datang dipenuhi dengan ketidakpastian, maka diperlukan
pertimbangan-pertimbangan tertentu di dalam memulai suatu usaha, dimana dasar
3
dari pertimbangan-pertimbangan tersebut dapat diperoleh melalui suatu studi
terhadap berbagai aspek mengenai kelayakan suatu usaha yang akan dijalankan,
sehingga hasil daripada studi tersebut digunakan untuk memutuskan apakah
sebaiknya proyek atau usaha layak dikerjakan atau ditunda atau bahkan dibatalkan.
Penelitian ini akan mengumpulkan data dan informasi yang dapat digunakan
untuk menganalisis kelayakan usaha ternak kambing PE pada Kelompok Taruna Tani
di Kecamatan Toari baik aspek finansial maupun aspek non finansial.
1.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah
1. Bagaimana kelayakan usaha ternak kambing peranakan etawah (PE) Kelompok
Taruna Tani di Kecamatan Toari Kabupaten Kolaka ditinjau dari aspek finansial?
2. Bagaimana kelayakan usaha ternak kambing peranakan etawah (PE) Kelompok
Taruna Tani di Kecamatan Toari Kabupaten Kolaka ditinjau dari aspek non
finansial ?
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kelayakan usaha ternak
kambing peranakan etawah (PE) Kelompok Taruna Tani di Kecamatan Toari
Kabupaten Kolaka pada aspek finansial dan aspek non finansial
Manfaat dari penelitian ini adalah peternak dapat mengetahui kelayakan usaha
ternak kambing peranakan etawah (PE) Kelompok Taruna Tani di Kecamatan Toari
Kabupaten Kolaka pada aspek finansial dan aspek non finansial.
4
1.4. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Diharapkan dapat memberikan masukan-masukan yang bermanfaat bagi pemilik
usaha kambing PE mengenai kelayakan usaha tersebut demi keberlangsungan
usahanya.
2. Bagi peternak, diharapkan dapat menjadi informasi dan pertimbangan untuk
mengambil keputusan dalam perencanaan dan pelaksanaan usaha ternaknya.
3. Bagi pemerintah daerah, diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai
referensi sebagai informasi dalam mengembangkan usaha peternakan kambing PE.
4. Bagi investor, penelitian ini akan memberikan informasi tingkat kelayakan dalam
melakukan investasi pada peternakan kambing PE.
5. Bagi akademisi, hasil dari penelitian ini dapat dijadikan data masukan bagi para
peneliti di bidangnya dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
5
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Klasifikasi dan Karateristik Kambing PE
Kambing (Capra aegagrus hircus) adalah sub spesies dari kambing liar yang
tersebar di Asia Barat Daya dan Eropa. Kambing merupakan suatu jenis binatang
memamah biak yang berukuran sedang. Kambing liar jantan maupun betina memiliki
tanduk sepasang, namun tanduk pada kambing jantan lebih besar. Umumnya,
kambing mempunyai jenggot, dahi cembung, ekor agak ke atas, dan kebanyakan
berbulu lurus dan kasar. Panjang tubuh kambing liar, tidak termasuk ekor, adalah 1,31,4 m, sedangkan ekornya 12-15 cm. Bobot yang betina 50-55 kg, sedangkan yang
jantan bisa mencapai 120 kg. Kambing liar tersebar dari Spanyol ke arah timur
sampai India, dan dari India ke utara sampai Mongolia dan Siberia. Habitat yang
disukainya adalah daerah pegunungan yang berbatu-batu. Kambing sudah
dibudidayakan manusia kira-kira 8000 hingga 9000 tahun yang lalu (Sarwono, 2002)
Klasifikasi Kambing adalah sebagai berikut:
Filum
: Chordota (Hewan Tulang Belakang)
Kelas
: Mamalia (Hewan Menyusui)
Ordo
: Artiodactyla (Hewan Berkuku Genap)
Family
: Bovidae (Hewan Memamah Biak)
Sub Family
: Caprinae
Genus
: Capra
Spesies
: C. aegagrus
Sub Species
: Capra aegagrus hircus
6
Kambing berkembang biak dengan melahirkan. Kambing bisa melahirkan dua
hingga tiga ekor anak, setelah bunting selama 150 hingga 154 hari. Dewasa
kelaminnya dicapai pada usia 8 bulan - 1 tahun. Kambing dapat beranak 3 kali dalam
1 tahun (Salasa, 2010).
Kambing PE merupakan kambing unggul asal Indonesia, hasil persilangan
antara kambing kacang lokal dengan kambing Jamnapari asal India. Diantara jenis
kambing perah tersebut, kambing PE memiliki kemampuan memproduksi susu
sebanyak 1,5-3,7 liter per hari dengan masa laktasi 7-10 bulan. Kemampuan produksi
susu tersebut kambing PE cukup signifikan untuk dikembangkan sebagai ternak
penghasil susu yang sangat potensial. Kambing lokal ini sangat potensial sebagai
penghasil susu yang sangat tinggi, dengan tata cara pemeliharaan yang baik, kambing
PE mampu beranak tiga kali dalam satu tahun. Jumlah anak bervariasi, yaitu 1-3 ekor
(Putranto, 2012).
2.2. Tatalaksana Pemeliharaan
Pengusahaan ternak kambing adalah semua kegiatan produksi dengan tujuan
produk utama yang dihasilkan berupa daging, disamping menghasilkan anak untuk
bibit atau sebagai kambing potong. Menurut Prabowo (2010), aspek yang harus
diperhatikan dalam memelihara kambing perah diantaranya :
2.2.1. Pemilihan Bibit
Bibit berpengaruh sangat besar terhadap produktivitas ternak, dan oleh
karenanya pemilihan bibit yang berkualitas baik sangat penting untuk diperhatikan.
7
Menurut Sutama (2011), hal yang harus diperhatikan ketika memilih induk kambing
agar memiliki kemampuan produksi susu yang tinggi diantaranya : untuk ciri
kambing betina yaitu mempunyai karakter keibuan, garis punggung rata, mata cerah
bersinar, kulit bulu halus dan bulu tidak kusam. Posisi rahang atas dan bawah rata,
kapasitas rongga perut besar, dada lebar serta kaki kuat dan normal. Ukuran ambing
cukup besar, kenyal, dan berbentuk simetris. Puting susu dua buah dan normal.
Sedangkan bibit kambing jantan yang baik, memiliki kriteria dengan ciri-ciri
diantaranya: mempunyai karakter jantan yang kuat, perototan kuat dan mata yang
dimiliki terlihat bersinar. Bentuk punggung kuat dan rata. Bentuk kaki kuat dan
simetris, testis dua buah berbentuk normal, simetris dan kenyal, penis normal serta
libido tinggi.
2.2.2. Reproduksi
Pemeliharaan yang sesuai dan sumber induk kambing yang unggul sangat
mempengaruhi kualitas keturunan ternak yang dihasilkan. Kambing Peranakan Etawa
betina mulai dapat dikawinkan umur ternak 12-15 bulan. Sedangkan kambing jantan
pada umur 1,5 tahun. Kambing jantan berpotensi mengawinkan kambing betina setiap
bulannya mencapai 12-16 ekor (Sutama dkk.,1997). Menurut Muljana (2001) Adanya
pengaturan interval beranak adalah delapan bulan maka potensi kelahiran selama dua
tahun menghasilkan tiga kali masa kelahiran. Lamanya kambing bunting adalah
sekitar 144-156 hari. Setelah melahirkan pemberian susu pada anak kambing pra
sapih sebaiknya umur 1-7 hari bersumber dari susu induknya. Minggu ke dua mulai
diperkenalkan susu sapi dan susu kambing (50:50%) sebanyak 800ml/hari/ekor. Usia
8
anak kambing 3-4 minggu mulai di tingkatkan pemberian susu hingga 1 liter susu
sapi/hari/ekor. Sedangkan minggu ke 5-10 diberikan susu sapi sebanyak 1,5-2 liter
sapi/ekor/hari dan mulai memperkenalkan pakan tambahan seperti rumput. Hingga
minggu ke 11-12 pemberian susu sapi mulai dikurangi hingga ternak tersebut beralih
memakan rumput/konsentrat.
2.2.3. Pakan
Ternak ruminansia perlu hijauan sebagai makanan yang dikonsumsi ternak
setiap hari. Penyediaan hijauan yang cukup dan berkualitas tinggi merupakan
prioritas utama dalam menunjang keberhasilan suatu usaha peternakan. Pakan yang
sempurna mengandung protein, karbohidrat, lemak, air, vitamin dan mineral. Jenis
hijauan yang dapat digunakan sebagai pakan ternak adalah jenis rumput seperti
rumput gajah, rumput raja, Panicum maxsimum, Paspalum atratum dan kacangkacangan seperti Desmodium rensonii, Gliricidia sp, Sesbania sp dan Calliandra sp.
Jenis jenis pakan ternak yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber nutrisi
diantaranya rumput, daun-daunan, onggok, dedak, shorgum, ketela rambat dan
singkong merupakan sumber energi yang dibutuhkan ternak. Sumber protein meliputi
legum, limbah hasil pertanian (bungkil kedelai, bungkil kelapa, ampas tahu). Hal
yang harus diperhatikan ketika memberikan pakan disesuaikan dengan kondisi dan
umur.
2.2.4. Perkandangan
Pembuatan kandang dapat dilakukan dengan jenis panggung dan non
panggung seperti penggunaan lantai dengan tanah atau beton. Umumnya jenis
9
kandang yang sering dijumpai menggunakan jenis kandang panggung. Kandang
merupakan tempat tinggal bagi ternak, pola pemeliharaan secara intensif harus
memperhatikan kontruksi kandang. Tujuannya adalah agar kontruksi kandang kuat
dan yang lebih penting lagi ternak yang berada di dalam kandang merasa nyaman
atau tidak gaduh. Menurut Setiawan dan Tanius (2005), fungsi kandang bagi ternak
diantaranya: sebagai tempat ternak berlindung dari semua gangguan yang dapat
diprediksi seperti aklimatisasi, terpaan angin, sinar matahari maupun binatang
pengganggu. Fungsi kandang harus mempermudah pengawasan dan pemeliharaan
bagi peternak, seperti makan, minum, tidur, membuang kotoran.
2.2.5. Penyakit pada Kambing
Kambing yang sehat mencirikan sistem manajemen pemeliharaan seperti
kebersihan kandang, pakan yang cukup, tanggap terhadap gejala penyakit sehingga
dapat ditanggulangi sedini mungkin. Dengan harapan produksi yang dihasilkan
seoptimal mungkin. Beberapa jenis penyakit ada yang bersifat menular dan tidak
menular.
Menurut Sutama (2011), penyakit menular disebabkan oleh inveksi virus,
bakteri, jamur, parasit darah, cacing dan kutu. Jenis penyakit yang sering menyerang
ternak diantaranya mastitis, scabies, puru, cacingan. Sedangkan jenis penyakit yang
tidak menular dikarenakan kekurangan mineral, tanaman beracun, racun. Jenis
penyakit tidak menular diantaranya perut kembung, kurus kurang gizi, patah kaki
karena terjepit dan lain sebagainya. Penyebaran penyakit dapat terjadi melalui: kontak
10
langsung dengan hewan sakit, tanaman beracun, racun, melalui serangga, angin dan
pekerja kandang.
2.3. Usaha Peternakan Kambing PE
Peternakan adalah usaha manusia untuk mendayagunakan hewan bagi
kesejahteraan umat manusia. Kegunaan yang diperoleh manusia dari ternak yang
dipeliharanya, antara lain tenaga kerja, makanan berupa daging, telur dan susu, olah
raga dan rekreasi, serta kotorannya yang digunakan sebagai pupuk organic maupun
biologis.
Manajemen kambing PE adalah seni merawat, menangani dan mengatur
kambing. Terdapat beberapa hal yang termasuk didalamnya, yaitu pemeliharaan,
tenaga kerja, modal, pencegahan penyakit, dan kotoran. Agar sukses menjalankan
usaha peternakan kambing PE, ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu bibit
ternak yang digunakan, teknik pemberian pakan dan manajemen usaha ternak itu
sendri. Manajemen pemeliharaan kambing perah dapat dikelola oleh anak-anak atau
ibu rumah tangga, memerlukan lahan dan kandang yang tidak luas, dapat
menghasilkan daging dan susu dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan keluarga
petani di pedesaan di mana tempat penyimpanan (refrigerator) tidak tersedia. Secara
biologis satu–dua ekor kambing dapat dipelihara dalam kondisi ketersediaan pakan
terbatas, bahkan tidak cukup untuk seekor sapi (Andoko dan Warsito, 2013).
Kambing merupakan bagian penting dari sistem usahatani bagi sebagian
petani di Indonesia, bahkan di beberapa negara Asia, dan tersebar luas menelusuk
masuk ke dalam berbagai kondisi agroeko-sistem, dari daerah dataran rendah di
11
pinggir pantai sampai dataran tinggi di pegunungan. Demikian pula tidak jarang
ditemui pemeliharaan ternak kambing di pinggiran kota dan bahkan di tengah-tengah
kota. Hal ini didukung oleh karena ternak kambing adaptif dengan berbagai kondisi
agro-sistem dan tidak mempunyai hambatan sosial, artinya dapat diterima oleh semua
golongan masyarakat (Yunus, 2013).
2.4. Analisis Kelayakan
Aspek dalam studi kelayakan adalah bidang kajian dalam studi kelayakan
tentang keadaan objek tertentu, yang dilihat dari fungsi-fungsi bisnis. Menurut
Ibrahim (2009), Secara umum analisis kelayakan terbagi menjadi aspek pasar, aspek
teknis, aspek manajemen, aspek sosial, dan aspek finansial.
2.4.1. Aspek Finansial
Tujuan menganalisis aspek keuangan dari suatu studi kelayakan proyek bisnis
adalah untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat
yang diharapkan, dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan seperti
ketersediaan dana, modal, kemampuan proyek untuk membayar kembali dana
tersebut dalam waktu yang telah ditentukan dan menilai apakah proyek akan dapat
berkembang terus. Kritertia investasi yang digunakan yaitu Net Present Value,
Internal Rate of Return, Net Benefit Cost Ratio, Payback Period (Umar, 2005).
a. Net Present Value (NPV)
Teknik NPV digunakan untuk mengetahui apakah suatu usulan proyek
investasi layak dilaksanakan atau tidak, dengan cara mengurangkan antara present
12
value dan aliran kas bersih operasional atas proyek investasi selama umur ekonomis
termasuk terminal cashflow dengan initial cashflow (Suratman, 2002).
Net Present Value merupakan nilai selisih antara nilai sekarang investasi
dengan nilai sekarang penerimaan-penerimaan kas bersih di masa yang akan datang
(Husnan dan Suwarsono, 2000).
b. Internal Rate of Return (IRR)
Tingkat imbalan internal atau internal rate of return (IRR) adalah tingkat
bunga yang menyamakan nilai sekarang (present value) dari arus kas yang
diharapkan di masa datang atau dapat didefenisikan juga sebagai tingkat bunga yang
menyebabkan NPV= 0.
c. Net Benefit Cost Ratio ( Net B/C Ratio)
Rasio manfaat dan biaya atau net benefit cost (B/C ratio) adalah nilai nilai
perbandingan antara jumlah present value yang bernilai positif (pembilang) dengan
present value yang bemilai negatif (penyebut). Nilai net B/C ratio menunjukkan
besarnya tingkat tambahan manfaat pada setiap tambahan biaya sebesar satu rupiah
(Husnan dan Suwarsono, 2000).
d. Payback Period (PBP)
Payback period adalah suatu periode yang diperlukan untuk menutup kembali
pengeluaran investasi dengan menggunakan aliran kas, dengan kata lain payback
period merupakan rasio antara pengeluaran investasi dengan cash inflow yang
hasilnya
merupakan
satuan
waktu
(Umar,
2005).
Selama
proyek
dapat
13
mengembalikan modal/investasi sebelum berakhirnya umur proyek, berarti proyek
masih dapat dilaksanakan.
2.4.2. Aspek Non Finansial
a. Aspek Pasar
Aspek Pasar adalah inti dari penyusunan studi kelayakan. Kendatipun secara
teknis telah menunjukan hasil yang memungkinkan untuk dilaksanakan, tapi tidak
ada artinya apabila tidak dibarengi dengan adanya pemasaran dari produk yang
dihasilkan.
2. Aspek Teknis
Pengkajian aspek teknis dalam studi kelayakan dimaksudkan untuk
memberikan batasan garis besar parameter-parameter teknis yang berkaitan dengan
perwujudan fisik proyek. Aspek teknis memiliki pengaruh besar terhadap perkiraan
biaya dan jadwal kegiatan yang dilakukan nantinya, karena akan memberikan
batasan-batasan lingkup proyek secara kuantitatif (Husnan dan Suwarsono, 2000).
3. Aspek Manajemen
Analisis ini berkaitan dengan hal-hal yang berkenaan dengan pertimbangan
mengenai sesuai tidaknya proyek dengan pola sosial budaya masyarakat setempat,
susunan organisasi proyek dengan pembentukan tim kerja, pembagian kerja,
pembuatan rencana kerja agar sesuai dengan prosedur organisasi setempat,
kesanggupan atau keahlian staf yang ada untuk mengelola proyek. Menurut Subagyo
(2007) Struktur organisasi manajemen proyek disusun berdasarkan skala dan
14
kompleksitas proyek. Semakin besar skala proyek, semakin kompleks struktur yang
diterapkan.
2.5. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang dijadikan rujukan adalah berbagai penelitian yang
berhubungan dengan analisis kelayakan usaha, dan analisis pada kambing perah serta
analisis kelayakan usaha pada peternakan kambing perah. Penelitian mengenai
analisis kelayakan terutama kelayakan pada subsektor peternakan telah dilakukan
oleh peneliti terdahulu namun dengan objek kajian atau komoditas yang berbeda.
Salah satunya yaitu penelitian Dewi (2010). Penelitian ini bejudul Analisis Kelayakan
Pengembangan Usaha Ternak Kambing Perah (Kasus : Peternakan Prima Fit,
Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat). Hasil dari penelitian
ini antara lain: dilihat dari aspek non finansial, pengembangan usaha peternakan
kambing perah di Peternakan Prima Fit telah layak, namun terdapat beberapa bagian
masih harus diperbaiki yaitu proses pemerahan pada aspek teknis, pengadaan laporan
keuangan pada aspek manajemen, pengaliran kotoran kambing perah serta
penggunaan kotoran kambing perah sebagai pupuk organik untuk sawah pada aspek
lingkungan, hasil analisis pada aspek finansial menjelaskan bahwa pengembangan
usaha peternakan kambing perah di Peternakan Prima Fit layak untuk dijalankan. Hal
ini dapat dilihat dari nilai NPV, IRR, dan Net B/C pada kondisi dengan
pengembangan usaha, lebih besar jika dibandingkan dengan nilai NPV, IRR,dan Net
B/C pada kondisi tanpa pengembangan usaha.
15
Penelitian selanjutnya yang dijadikan rujukan yakni penelitian yang dilakukan
oleh Bahmat (2012). Penelitian ini bejudul Analisis Kelayakan Pengembangan Usaha
Penggemukan Domba dan Kambing Di Peternakan Bapak Sarno, Desa Citapen,
Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Hasil dari penelitian ini antara lain:
hasil analisis kelayakan finansal usaha penggemukan domba dan kambing milik
Bapak Sarno pada kondisi sebelum pengembangan memiliki nilai net benefit yaitu
85.570. 875 rupiah sedangkan pada kondisi pengembangan nilai net benefi yang
diperoleh
yaitu
100.796.700
rupiah.
Berdasarkan
kriteria
investasi
usaha
penggemukan domba dan kambing ini layak untuk dijalankan karena nilai yang
diperoleh sesuai dengan kriteria investasi. Nilai NPV lebih besar dari nol yaitu
sebesar 1.201.056 rupiah dengan umur usaha delapan tahun. Nilai Net Benefit Cost
Ratio (Net B/C) lebih besar dari satu yaitu 1,012. Nilai Internal Rate of Return (IRR)
adalah 12 persen, sama denga tingkat Discount Rate (DR) yang ditentukan yaitu 12
persen. Payback Period (PP) yang dihasilkan dari analisis tersebut adalah delapan
tahun atau sama dengan umur ekonomis usaha yaitu delapan tahun.
Penelitian yang akan dilakukan merupakan penelitian pada komoditas
kambing perah. Analisis dilakukan pada kelayakan usaha ternak pada kondisi tanpa
adanya pengembangan usaha berupa penambahan populasi kambing laktasi I dan
pada kondisi adanya pengembangan usaha. Terdapat beberapa persamaan dan
perbedaan antara penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian terdahulu.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Dewi (2010) persamaan antara penelitian
ini dengan penelitian Bahmat (2012) terletak pada alat analisis yang digunakan
16
terutama pada analisis aspek finansial. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian
ini adalah alat analisis berupa kriteria kelayakan investasi yang terdiri dari Net
Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit Cost Ratio (Net
B/C), dan Payback Period (PBP). Untuk analisis aspek non finansial, beberapa
penelitian terdahulu menggunakan penggolongan aspek yang berbeda dengan yang
digunakan pada penelitian ini. Sedangkan perbedaan terletak pada jenis komoditas
yang dikaji.
2.6. Kerangka Pikir
Kambing PE merupakan kambing unggul asal Indonesia, hasil persilangan
antara kambing kacang lokal dengan kambing Jamnapari asal India. Diantara jenis
kambing perah tersebut, kambing PE memiliki kemampuan memproduksi susu
sebanyak 1,5-3,7 liter per hari dengan masa laktasi 7-10 bulan. Kemampuan produksi
susu tersebut kambing PE cukup signifikan untuk dikembangkan sebagai ternak
penghasil susu yang sangat potensial. Produk yang dihasilkan dari kambing perah PE
ini yaitu anak, dan pupuk kandang.
Pada umumnya peternak kambing belum melakukan analisis kelayakan
terhadap usaha yang sedang dijalankan. Penelitian ini akan mengumpulkan data dan
informasi yang dapat digunakan untuk menganalisis kelayakan usaha ternak kambing
perah PE pada Kelompok Taruna Tani di Kecamatan Toari. Hasil analisis tersebut
diharapkan dapat diketahui seberapa besar tingkat kelayakan dalam melakukan
investasi pada peternakan kambing PE dilihat dari finansial dan aspek non finansial.
17
Usaha peternakan kambing (PE)
Produk yang dihasilkan
- Anak
- Pupuk Kandang
Analisis Kelayakan Usaha
Aspek finansial :
- Analisis Kriteria
Investasi (NPV, IRR, Net
B/C, PBP)
Layak
Aspek non finansial :
- Aspek pasar
- Aspek teknis
- Aspek manajemen
Tidak Layak
Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian
18
III. METODE PENELITIAN
3.1. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2017, yang berlokasi di
Kecamatan Toari, Kabupaten Kolaka Provinsi Sulawesi Tenggara.
3.2. Penentuan Lokasi dan Pemilihan Responden
Lokasi penelitian ditentukan dengan cara purposive sampling yaitu dengan
sengaja. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa di Kecamatan Toari terdapat
kelompok peternak yang mengusahakan ternak kambing peranakan Etawah (PE).
Pemilihan responden pada penelitian ini dilakukan secara sensus yaitu
mengambil sampel secara keseluruhan yang berjumlah 25 responden.
3.3. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data primer dan data
sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh melalui wawancara langsung
dengan responden dan pengamatan langsung dilapangan dengan menggunakan
kuesioner dan data sekunder yang dikumpulkan mencakup kondisi umum lokasi yang
meliputi : letak, luas dan status lokasi penelitian. Sumber data dapat diperoleh dari
instansi-instansi terkait seperti Dinas Peternakan, Badan Pusat Statistik Sulawesi
Tenggara, Desa Sampel dan Kantor Kecamatan dan penelitian-penelitian sebelumnya
sebagai pembanding.
19
3.4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
1. Studi lapangan (field reaserch): untuk memperoleh data primer. Data primer
adalah data yang diperoleh secara lansung dari sumber data, baik melalui
pengamatan(observation), wawancara (interview), maupun hasil pengukuran
langsung lainnya.
2. Studi kepustakaan (library reaserch): untuk memperoleh teori-teori dan/atau data
sekunder yang relevan dengan permasalahan yang diteliti/dikaji. Data sekunder
adalah data yang didapat tidak secara langsung dari objek penelitian atau data
yang dikumpulkan secara langsung dari sumber-sumber lain misalnya buku-buku
dan lembaga-lembaga terkait.
3.5. Variabel Penelitian
Variabel penelitian yang diamati dalam penelitian ini meliputi, yaitu
1. Karateristik responden yang meliputi umur responden, tingkat pendidikan,
pengalaman kerja, pekerjaan utama, dan jumlah tanggungan keluarga.
2. Biaya usaha yang meliputi (a) biaya investasi yaitu biaya lahan, biaya pembuatan
kandang, biaya pengadaan peralatan, dan biaya pengadaan kendaraan (b) biaya
tetap, yaitu upah tenaga kerja dan biaya air (c) biaya variabel, yaitu biaya bibit
dan biaya obat-obatan.
3.6. Analisis Data
Analisis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif dan
kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan untuk memperoleh gambaran tentang aspek-
20
aspek budidaya kambing PE secara umum meliputi analisis aspek pasar, aspek teknis,
aspek manajemen, dan aspek sosial. Analisis kuantitatif meliputi analisis kelayakan
finansial pengusahaan kambing PE, analisis kelayakan finansial ini menggunakan
perhitungan kriteria-kriteria investasi yaitu, Net Present Value (NPV), Internal Rate
of Return (IRR), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), dan Payback Period (PBP) Data
yang diperoleh diolah secara manual dengan menggunakan program komputer Ms.
Excel.
3.6.1. Aspek Finansial
Dalam melakukan analisis finansial diperlukanlah kriteria investasi yang
digunakan untuk menyatakan layak atau tidaknya suatu usaha. Kriteria investasi yang
digunakan yaitu Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit
Cost Ratio (Net B/C), Payback Period (PBP). Analisis kelayakan investasi dilakukan
dengan terlebih dahulu menyusun aliran tunai diskontokan (discounted cashflow)
karena adanya pengaruh waktu terhadap nilai uang atau semua biaya dan manfaat
yang akan datang harus diperhitungkan.
a. Net Present Value (NPV)
Net Present Value dapat diartikan sebagai nilai sekarang dari keuntungan
bersih (neto tambahan) yang akan diperoleh pada masa mendatang, merupakan selisih
antara nilai sekarang arus manfaat dikurangi dengan nilai sekarang arus biaya
(Gittinger, 1986). Rumus yang digunakan dalam perhitungan NPV adalah sebagai
berikut :
21
NPV = ∑ NB (1+i)n
Keterangan :
NPV
NB
i
n
= Nilai bersih sekarang
= Net Benefit
= Tingkat bunga Bank yang berlaku
= Tahun
Dalam metode NPV terdapat tiga penilaian investasi, yaitu :
a. NPV > 0 berarti secara finansial usaha layak untuk dilaksanakan karena manfaat
yang diperoleh lebih besar dari biaya.
b. NPV < 0 berarti secara finansial usaha tersebut tidak layak untuk dilaksanakan, hal
ini dikarenakan manfaat yang diperoleh lebih kecil dari biaya/tidak cukup untuk
menutup biaya yang dikeluarkan.
c. NPV = 0, berarti secara finansial proyek sulit dilaksanakan karena manfaat yang
diperoleh hanya cukup untuk menutupi biaya yang dikeluarkan.
b. Internal Rate of Return (IRR)
IRR adalah salah satu kriteria investasi yang menunjukkan tingkat
kemampuan suatu usaha atau proyek dalam mengembalikan modal pinjaman, dimana
IRR menunjukkan besarnya tingkat discount rate pada saat NPV sama dengan nol
(Pudjosumarto, 2008). Rumus yang digunakan dalam menghitung IRR adalah sebagai
berikut :
22
NPV1
IRR = i1 +
( NPV1 – NPV2 )
(i2 – i1 )
Keterangan :
i1
= Tingkat discount rate yang menghasilkan NPV1
i2
= Tingkat discount rate yang menghasilkan NPV2
NPV1 = NPV bernilai positif mendekati 0 (nol)
NPV2 = NPV bernilai negatif mendekati 0 (nol)
Selisih antara tingkat i1 dengan i2 tidak lebih besar dari 5 persen
c. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C)
Net B/C ratio merupakan perbandingan antara total net benefit positif (+)
yang telah didiscount dengan total net benefit negatif (-) yang telah didiscount. Untuk
dapat menghitung Net B/C, selama umur proyek harus ada arus kas bersih (NB) yang
bernilai negative (Umar, 2005). Rumus yang digunakan sebagai berikut :
Net B/C =
Æ© NB(1+ i)n (positif)
Æ© NB(1+ i)n (Negatif)
Apabila nilai net B/C > 1 (lebih besar dari 1) berarti rencana usaha tersebut
layak untuk dilaksanakan, tetapi apabila nilai net B/C < 1 (kurang dari 1) berarti tidak
layak. Bila nilainya = 1 (sama dengan 1) berarti arus kas proyek ada dalam keadaan
impas (break even) dimana total cost sama dengan total benefit.
d. Payback Period (PBP)
Payback Period merupakan jangka waktu periode yang dibutuhkan untuk
membayar kembali semua biaya-biaya yang telah dikeluarkan di dalam investasi
23
suatu proyek. Semakin cepat waktu pengembalian, semakin baik proyek tersebut
untuk diusahakan. Akan tetapi analisis PBP memiliki kelemahan karena mengabaikan
nilai uang terhadap waktu (present value) dan tidak memperhitungkan periode setelah
PBP (Umar 2005). Secara sistematis dapat dirumuskan sebagai berikut :
PBP = Tp-1 +
Keterangan : Tp-1
Ii
Bi-1
Bp
Æ©I–Æ©B
i
i-1
Bp
= tahun sebelum terdapat PBP
= Jumlah Investasi
= Jumlah benefit sebelum PBP
= Jumlah benefit pada tahun PBP
3.6.2. Aspek Non Finansial
1. Analisis Aspek Pasar
Analisis aspek pasar yang akan dilakukan pada usaha peternakan kambing PE
Kelompok Taruna Tani yaitu untuk menilai apakah usaha tersebut melakukan
investasi ditinjau dari segi pasar dan pemasaran, seberapa besar potensi pasar yang
ada untuk produk yang ditawarkan. Kemudian bagaimana strategi pemasaran yang
akan dijalankan untuk menangkap peluang pasar yang ada.
Usaha peternakan kambing dikatakan layak berdasarkan aspek pasar dan
pemasaran jika usaha tersebut dapat menghasilkan produk yang dapat diterima pasar
dengan tingkat penjualan yang menguntungkan.
2. Analisis Aspek Teknis
Aspek teknis merupakan aspek yang berkenaan dengan proses pembangunan
bisnis secara teknis dan pengoperasiannya setelah bisnis tersebut selesai dibangun.
24
Aspek teknis ini lebih menekankan pada apakah secara teknis pilihan peralatan yang
dipakai dapat dilaksanakan secara layak atau tidak. Pada aspek teknis akan
menunjukkan kebutuhan apa saja yang diperlukan dan bagaimana secara teknis
proses peternakan kambing akan dilaksanakan, jumlah ternak yang dipelihara,
perlengkapan dan peralatan,dan lokasi usaha.
Usaha peternakan kambing dikatakan layak berdasarkan aspek teknis jika
berdasarkan hasil analisis usaha dapat dibangun dan dijalankan dengan baik. Pada
aspek teknis kriteria kelayakan usaha yang dianalisis adalah kelayakan lokasi untuk
menjalankan usaha, besarnya jumlah ternak yang digemukkan untuk mencapai
tingkatan skala ekonomis. Kriteria pemilihan peralatan untuk menjalankan usaha
peternakan kambing tersebut, layout bangunan dan fasilitas lainnya.
3. Aspek Manajemen
Aspek manajemen dilihat berdasarkan pengelola usaha, spesifikasi keahlian
dan distribusi tanggung jawab pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan usaha ini
dan struktur organisasi. Dalam membuat suatu keputusan investasi dibutuhkan
gambaran mengenai rencana kegiatan yang akan dijalankan di peternakan terkait
dengan tenaga kerja yang dibutuhkan dan pembagian kerja yang sesuai.
3.7. Konsep Operasional
Untuk menghindari kekeliruan dalam pelaksanaan penelitian ini maka dibuat
beberapa defenisi sebagai berikut :
a. Responden yaitu peternak kambing.
25
b. Umur responden yaitu jangka waktu dari tahun kelahiran responden sampai pada
saat penelitian dilaksanakan.
c. Tingkat pendidikan yaitu lamanya peternak mengenyam pendidikan formal yang
dihitung dalam perhitungan tahun.
d. Pengalaman beternak yaitu lamanya responden/peternak dalam berternak kambing
yang dihitung dalam tahun.
e. NPV yaitu jumlah nilai penerimaaan arus tunai pada waktu sekarang dikurangi
dengan biaya yang dikeluarkan selama waktu tertentu.
f. IRR merupakan salah satu kriteria investasi yang menunjukan tingkat kemampuan
suatu proyek dalam mengembalikan modal pinjaman.
g. Net B/C ratio merupakan perbandingan antara total net benefit positif (+) yang
telah didiscount dengan total net benefit negatif (-) yang telah didiscount.
h. Payback Period merupakan jangka waktu periode yang dibutuhkan untuk
membayar kembali semua biaya-biaya yang telah dikeluarkan di dalam investasi
suatu proyek.
26
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
4.1.1. Letak Geografis dan Batas Wilayah
Kecamatan Toari terletak di jazirah Selatan Kabupaten Kolaka. Secara
geografis terletak di bagian Selatan Kabupaten Kolaka, Kecamatan Toari di sebelah
Utara berbatasan dengan Watubangga, sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten
Bombana, sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Bombana sebelah Barat
berbatasan dengan Provinsi Sulawesi Selatan di Teluk Bone (BPS Kecamatan Toari,
2015).
Toari
Gambar 2. Peta Kecamatan Toari
27
4.1.2. Luas Wilayah
Sebagian besar wilayah Kecamatan Toari merupakan perairan (laut), dengan
luas wilayah 85,5 km2. Secara administrasi Kecamatan Toari pada tahun 2014 terdiri
atas sepuluh wilayah desa/kelurahan, meliputi: Toari, Lakito, Ranomentaa,Wowoli,
Anawua, Rano Jaya, Horongkuli, Wonua Raya, Rahabite, dan Rano Sangia (BPS
Kecamatan Toari, 2015).
4.1.3. Iklim
a. Musim
Kecamatan Toari memiliki dua musim, yaitu musim kemarau dan penghujan.
Musim Kemarau terjadi antara Bulan Mei dan Oktober, dimana angin Timur yang
bertiup dari Australia tidak banyak mengandung uap air, sehingga mengakibatkan
musim kemarau. Sebaliknya Musim Hujan terjadi antara Bulan November dan Maret,
dimana angin Barat yang bertiup dari Benua Asia dan Samudera Pasifik banyak
mengandung uap air sehingga terjadi musim hujan. Khusus pada Bulan April arah
angina tidak menentu, demikian pula curah hujan sehingga pada bulan ini dikenal
sebagai musim pancaroba.
b. Curah Hujan
Curah
hujan
dipengaruhi
oleh
perbedaan
iklim,
topografi
dan
perputaran/pertemuan arus udara. Hal ini menimbulkan adanya perbedaan curah
hujan menurut bulan dan letak stasiun pengamat. Wilayah Kecamatan Toari, curah
hujan mencapai rata-rata 1.676,00 mm pertahun (BPS Kecamatan Toari, 2015).
28
4.2. Sejarah Kelompok
Peternakan Kambing PE Kelompok Taruna Tani adalah peternakan yang
dikelola oleh Bapak Ahmad Samsudin. Awal berdirinya usaha Peternakan PE
Kelompok Taruna Tani didirikan pada bulan Juli 2014. Usaha ternak kambing PE
Kelompok Taruna Tani yang dilakukan merupakan usaha yang bersifat komersial,
artinya tidak hanya untuk pemenuhan kebutuhan keluarga, tetapi diusahakan lebih
untuk dipasarkan. Awal mula Pak Ahmad Samsudin mendirikan kelompok ini karena
beliau berpikir selama ini warga hanya mengandalkan pertanian dengan
menggunakan pupuk kimia yang secara berlebihan yang dapat berdampak pada
kesuburan tanah dan selama ini pemerintah hanya memperhatikan pertanian yang ada
di daerahnya, peternakan dikesampingkan sehingga Bapak Ahmad Samsudin
termotifasi untuk mendirikan sebuah kelompok peternakan Kambing PE dengan
tujuan peternak bisa mendapatkan penghasilan dari beternak kambing sehingga dapat
memperbaiki ekonomi masyarakat. Pendiri kelompok ternak ini juga mempunyai
tujuan khusus seperti membangun silahturahmi dengan warga sekitar, mencari upaya
bagaimana supaya kelompok ini bisa diperhatikan oleh pemerintah dan organisasi
lain khususnya dibidang peternakan
Investasi awal usaha kelompok ternak kambing PE ini berasal dari modal
sendiri dari ketua dan anggota kelompoknya. Pemasaran kambing PE yang telah
dihasilkan awal mulanya dilakukan melalui mulut ke mulut, seperti menawarkan
kepada saudara-saudara pemilik ternak. Sekarang ini kelompok Taruna Tani sudah
29
mempunyai pedagang-pedagang pengumpul yang membantu dalam pemasaran
kambingnya didaerah Kolaka, Kolaka Timur, Kolaka Utara dan Kendari.
4.2.1. Lokasi Usaha
Kelompok Peternakan Taruna Tani terletak di Desa Rano Jaya, Kecamatan
Toari, Kabupaten Kolaka. kelompok memanfaatkan lahan di sekitar rumah seluas 1-2
ha untuk peternakan kambing PE, sementara kandang kambing tidak jauh dari rumah.
4.3. Keadaan Umum Responden
4.3.1. Umur Responden
Umur merupakan usia responden pada saat dilakukan penelitian yang dihitung
dalam satuan tahun. Umur merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
produktifitas seseorang dalam melakukan aktivitas. Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan kisaran umur responden sangat bervariasi dimulai dari umur 28 tahun yang
merupakan umur termuda dari 25 responden hingga umur 44 tahun yang merupakan
umur tertua.
Adapun pengelompokan responden berdasarkan tingkat umur pada Kelompok
Taruna Tani di Kecamatan Toari Kabupaten Kolaka dapat dilihat pada Tabel 1
Tabel 1. Klasifikasi Responden Berdasarkan Umur pada Kelompok Taruna Tani di
Kecamatan Toari, Kabupaten Kolaka
No
Umur (Tahun)
Jumlah (orang)
Persentase (%)
1.
21-30
3
12
2.
31-40
14
56
41-50
8
Jumlah
25
Sumber : Data Primer yang Telah Diolah, 2017.
32
100
3.
30
Tabel 1 menunjukkan bahwa sebagian besar responden berada pada kisaran
umur 31 tahun hingga 40 tahun dengan jumlah 14 orang atau 56%. Setelah itu
disusun dengan umur 41-50 tahun dengan jumlah 8 orang atau 32%. Keadaan seperti
ini memberikan gambaran bahwa responden secara umum masih sangat aktif baik
secara fisik maupun pemikiran dalam pengembangan usahanya. Hal ini berarti bahwa
rata-rata peternak Kelompok Taruna Tani di Kecamatan Toari berada pada kelompok
usia produktif. Umur peternak berkaitan erat dengan proses adopsi inovasi yang
sangat penting dalam upaya peningkatan produktivitas. Hal ini sesuai dengan
pendapat Notoadmodjo (2003) yang menyatakan bahwa bertambahnya umur
seseorang dapat berpengaruh pada pertambahan pengetahuan yang diperolehnya,
akan tetapi pada umur-umur tertentu atau menjelang usia lanjut kemampuan
penerimaan atau mengingat sesuatu akan berkurang.
4.3.2. Jenis Kelamin
Jenis kelamin hanya menggambarkan seberapa besar pekerjaan yang mampu
dilakukan oleh peternak. Perbedaan jenis kelamin dengan ciri masing-masing menjadi
gambaran tingkat kesulitan dari pekerjaan yang digeluti seseorang. Adapun
klasifikasi responden berdasarkan jenis kelamin pada Kelompok Taruna Tani di
Kecamatan Toari Kabupaten Kolaka dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Klasifikasi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin pada Kelompok Taruna
Tani di Kecamatan Toari Kabupaten Kolaka
No
Jenis Kelamin
Jumlah (orang)
Persentase (%)
1.
Laki-laki
24
96
2.
Perempuan
1
4
Jumlah
25
100
Sumber : Data Primer yang Telah Diolah, 2017.
31
Tabel 2 menunjukkan banyaknya jumlah responden berdasarkan jenis kelamin
yang berjumlah 25 responden dengan jumlah responden yang berjenis kelamin lakilaki sebanyak 24 orang dengan persentase 96%, sedangkan responden yang berjenis
kelamin perempuan berjumlah 1 orang dengan persentase 4%. Hal ini menunjukkan
jumlah responden laki-laki lebih banyak dibanding dengan jumlah responden yang
berjenis kelamin perempuan. Hal ini sesuai dengan pendapat Notoadmodjo (2003)
menyatakan bahwa pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh jenis kelaminnya dan hal
ini sudah tertanam sejak jaman penjajahan.
4.3.3. Tingkat Pendidikan
Pendidikan sangat dibutuhkan dalam menjalankan suatu usaha tidak terkecuali
dalam menjalankan usaha tani ternak. Tingkat pendidikan turut mempengaruhi pola
pikir masyarakat. Masyarakat dengan tingkat pendidikan relatif tinggi umumnya lebih
dinamis dan kreatif dalam memperhitungkan tingkat keuntungan dan kerugian.
Dengan menyempurnakan kemampuan untuk memperoleh dan menggunakan
informasi, maka pendidikan memperdalam pemahaman seseorang atas diri pribadinya
dan lingkungannya, memperkaya kecerdasan pikiran dengan memperluas baik
konsumen, produsen, maupun sebagai warga Negara.
Pendidikan memperkuat kemampuan untuk memenuhi kebutuhan diri sendiri
dan kebutuhan keluarga melalui peningkatan produktivitas dan potensi untuk
mencapai standar hidup yang tinggi, pendidikan akan melipatgandakan prestasi
perorangan maupun prestasi masyarakat. Untuk mengetahui tingkat pendidikan
responden dapat dilihat pada Tabel 3.
32
Tabel 3. Klasifikasi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan pada Kelompok
Taruna Tani di Kecamatan Toari Kabupaten Kolaka
No
Pendidikan
Jumlah (orang)
Persentase (%)
1.
SD
7
28
2.
SMP
9
36
3.
SMA
6
24
4.
S1
3
12
Jumlah
25
100
Sumber : Data Primer yang Telah Diolah, 2017.
Tabel 3 menunjukkan lebih banyak responden yang tingkat pendidikannya
hanya lulusan SMP, yaitu sebanyak 9 orang dengan persentase 28%, jumlah
responden yang lulusan SMA ada 6 orang dengan persentase 24%, jumlah responden
SD sebanyak 7 orang dengan persenntase 28% dan jumlah responden yang lulusan S1
sebanyak 3 orang dengan persentase 12%. Mayoritas responden masih berada pada
pendidikan yang rendah, namun tidak membatasi mereka untuk bagaimana caranya
bisa membantu perekonomian peternak agar dapat menghidupi keluarganya. Hal ini
sesuai dengan pendapat Lukman (2008) yang menyatakan bahwa pendidikan adalah
suatu kegiatan atau proses pembelajaran untuk mengembangkan atau meningkatkan
kemampuan tertentu sehingga sasaran pendidikan itu dapat berdiri sendiri. Tingkat
pendidikan turut pula menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan
memahami pengetahuan yang mereka peroleh, pada umumnya semakin tinggi
pendidikan seseorang makin semakin baik pula pengetahuanya.
4.3.4. Pengalaman Beternak
Pengalaman beternak merupakan lamanya seseorang telah memelihara ternak
kambing. Semakin lama seseorang memelihara ternak semakin banyak pula
pengalamannya dan akan berpengaruh terhadap hasil produksi. Adapun klasifikasi
33
responden berdasarkan lama beternak pada Kelompok Taruna Tani di Kecamatan
Toari Kabupaten Kolaka dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Klasifikasi Responden Berdasarkan Pengalaman Beternak pada Kelompok
Taruna Tani di Kecamatan Toari Kabupaten Kolaka.
No.
Lama Beternak (Tahun)
Jumlah (Orang)
Persentase (%)
1.
1–3
5
20
2.
4–6
16
64
3.
>7
4
16
Jumlah
25
100
Tabel 4 menunjukkan lebih banyak responden yang memiliki pengalaman
beternak 4 hingga 6 tahun yaitu 16 orang dengan persentase 64%, sedangkan peternak
yang memiliki pengalaman beternak 1 hingga 3 tahun yaitu 5 orang dengan
persentase 20% dan peternak yang memiliki pengalaman beternak diatas 7 tahun
yaitu 4 orang dengan persentase 16%. Menurut Indriyani dkk. (2012), semakin lama
pengalaman beternak, maka peternak akan semakin efisien atau tingkat efisiensi
semakin rendah dan cenderung semakin mudah peternak dalam mengambil keputusan
yang berhubungan dengan teknis pemeliharaan usaha ternaknya.
4.4. Analisis Aspek Finansial
Analisis finansial bertujuan untuk melihat sejauh mana kelayakan pelaksanaan
usaha kambing PE Kelompok Taruna Tani dari segi keuangan. Analisis finansial
digunakan dengan menggunakan kriteria-kriteria penilaian investasi yaitu NPV, IRR,
Net B/C dan Payback Period. Untuk menganalisis kriteria tersebut digunakan arus
kas (cashflow).
Usaha kambing PE Kelompok Taruna Tani merupakan usaha pembesaran
ternak dengan umur usaha lima tahun. Penentuan umur usaha ini dilihat dari umur
34
ekonomis investasi utama yang merupakan aset penting dan berpengaruh terhadap
usaha yaitu umur ekonomis bangunan kandang. Bangunan kandang diperkirakan akan
banyak melakukan perbaikan setelah umur lima tahun. Atas dasar tersebut umur
usaha disesuaikan dengan umur ekonomis kandang.
4.4.1. Asumsi Dasar
a. Umur ekonomis usaha ditetapkan lima tahun. Umur ini ditetapkan berdasarkan
umur ekonomis dari aset terbesar yang ada pada usaha yaitu kandang kambing.
b. Lahan tidak mengalami penyusutan sehingga nilai sisa pada akhir umur usaha
merupakan nilai beli lahan tersebut pada awal umur usaha.
c. Penerimaan dalam usaha ini terdiri dari penjualan ternak, penjualan kotoran, dan
nilai sisa.
d. Harga input dan output yang digunakan dalam penelitian ini adalah harga
konstan yang berlaku pada saat penelitian dilakukan berdasarkan hasil
wawancara dengan kelompok.
e. Harga jual kambing Rp 1.200.000/ekor/tahun dan setiap tahun akan meningkat
Rp 100.000.
f. Seluruh modal yang digunakan dalam usaha ternak kambing PE menggunakan
modal sendiri anggota kelompok.
g. Harga seluruh input dan output yang digunakan dalam analisis ini bersumber dari
hasil wawancara pada ketua dan anggota Kelompok.
35
h. Pada biaya variabel (biaya tidak tetap) hanya dicantumkan biaya obat-obatan dan
biaya bibit karena biaya pakan, bahan bakar, dan transportasi masuk pada gaji
tenaga kerja.
i. Perhitungan biaya tenaga kerja untuk semua skala merupakan biaya yang pada
kenyataanya tidak dibayarkan, tetapi tetap diperhitungkan dengan mengalikan
total curahan waktu tenaga kerja untuk memelihara ternak kambing yang
dinyatakan dalam Hari Kerja Pria (HKP) dengan upah tenaga kerja.
Gaji tenaga kerja diambil dari : Analisis Alokasi waktu
Keterangan ;
JK
= Jam Kerja (jam)
JO
= Jumlah orang (orang)
HK
= hari kerja (hari)
HOK = Hari Orang kerja (hari
kerja)
JKtotal skala Kecil = 3,00 (mengambil pakan, memberi pakan, membersihkan
Analisis Alokasi Waktu Kerja
JKtotal = JO x JK x HK
HOK = JKtotal
JKS
kandang), JKtotal Skala sedang = 6,00 dan JKtotal Skala Besar = 3,42. HK = 1
Hari, JO = 1 Orang, JKS = 8 jam , HOK Skala Kecil = 0,375, Skala Sedang =
0,744, dan Skala Besar = 0,427. Upah yang digunakan merupakan upah yang
berlaku di Kecamatan Toari, pada skala kecil Rp 10.000, skala sedang Rp
20.000, dan skala besar 30.000. Gaji setiap tahun akan meningkat Rp 5.000.
j. penjualan kambing tiap tahun di rata-ratakan 2 ekor untuk satu ekor induk,
dimana rata-rata kelahiran/tahun 1,5 ekor, setiap 2 tahun melahirkan 3 kali. 3
dikali 1,5 sama dengan 4,5 ekor. 1 tahun sama dengan 4,5 dibagi 2 sama dengan
2 ekor. Skala usaha kecil rata-rata jumlah induk 2 ekor sehingga penjualan ternak
4 ekor/tahun, skala usaha sedang rata-rata jumlah induk 5 ekor sehingga
penjualan ternak 10 ekor/tahun dan skala usaha besar rata-rata jumlah induk 8
36
ekor sehingga penjualan ternak 16 ekor/tahun. Jumlah penjualan kambing setiap
tahun sama, karena tidak ada induk yang dijual, dan tidak ada penambahan
induk.
k. Pada penjualan pupuk, setiap ternak menghasilkan kotoran 0,5 kilogram per
harinya dan mengalami penyusutan 0,3 kilogram hingga kotoran terjual.
Sehingga pada saat penjualan dilakukan, berat kotoran menjadi 0,2 kilogram per
ekor per hari, sehingga pada skala kecil rata-rata penjualan ternak 4 ekor/tahun,
induk 2 ekor dan pejantan 1 ekor dihasilkan 7 ekor x 0,2 kg x 30 hari x 12 bulan
= 504 karung/tahun, skala sedang rata-rata penjualan ternak 10 ekor/tahun, induk
5 dan pejantan 1 ekor dihasilkan 16 ekor x 0,2 kg x 30 hari x 12 bulan = 1.152
karung/tahun, dan skala besar rata-rata penjualan ternak 16 ekor/tahun, induk 8,
dan pejantan 1 ekor dihasilkan 25 ekor x 0,2 kg x 30 hari x 12 bulan = 1.800
karung/tahun. Harga jual pupuk 5000/tahun pada waktu penelitian dan akan
meningkat Rp 1.000/tahun pada tahun selanjutnya.
l. Biaya air tahun pertama skala usaha kecil Rp. 10.000/tahun, skala sedang Rp
20.000/tahun, dan skala besar Rp 30.000/tahun. Biaya air akan meningkat Rp
10.000/tahun pada tahun selanjutnya.
m. Biaya obat-obatan setiap tahun mengalami peningkatan 20.000/tahun.
4.4.2. Arus Penerimaan (Inflow)
Penerimaan adalah segala sesuatu yang dapat meningkatkan pendapatan
sebuah usaha. Arus manfaat dari usaha kambing PE Kelompok Taruna Tani ini
37
adalah penerimaan dari hasil penjualan kambing, penjualan pupuk kandang, dan nilai
sisa dari investasi.
Usaha peternakan kambing PE Kelompok Taruna Tani diperoleh dari
keseluruhan penjualan ternak dan penjualan kotoran (pupuk kandang). Penerimaan
penjualan dihitung berdasarkan jumlah ternak dikalikan dengan harga jual ternak per
umur hidup. Kambing Kelompok Taruna Tani dihargai sebesar Rp 1.200.000/ekor.
Satu periode (enam bulan) kambing yang dipelihara adalah 205 ekor. Maka
jumlah ternak yang dipelihara selama dua periode adalah 410 ekor. Peternak menjual
kambingnya satu kali dalam setahun saat berumur 8-12 bulan. penjualan pupuk
kambing diasumsikan setiap ternak menghasilkan kotoran 0,5 kilogram per harinya
dan mengalami penyusutan 0,2 kilogram hingga kotoran terjual. Sehingga pada saat
penjualan dilakukan, berat kotoran menjadi 0,3 kilogram per ekor per hari.
Rataan penjualan kambing dan penjualan pupuk Kelompok Taruna Tani setiap
kelas usaha dapat dilihat pada Tabel 5
Tabel 5. Penjualan Kambing dan Penjualan Pupuk Kandang Kelompok Taruna Tani
pada Setiap Skala Usaha
2016
Skala Usaha
No.
Penjualan Ternak
Penjualan Pupuk
(ekor)
(Rp)
(Rp)
1.
Kecil (1 – 3)
4.800.000
2.520.000
2.
Sedang (4 – 6)
12.000.000
5.760.000
3.
Tinggi ( > 7)
19.200.000
9.000.000
Tabel 5 menunjukan penjualan kambing pada setiap skala usaha, dimana skala
usaha kecil mempunyai penghasilan Rp 4.800.000, skala usaha sedang mempunyai
penghasilan Rp 12.000.000, dan skala usaha tinggi mempunyai penghasilan Rp
19.200.000. Sedangkan penjualan pupuk kandang pada skala usaha kecil mempunyai
38
penghasilan Rp 2.520.000, skala usaha sedang mempunyai penghasilan Rp
5.760.000, dan skala usaha tinggi mempunyai penghasilan Rp 9.000.000 pada tahun
pertama.
Penerimaan nilai sisa adalah penerimaan yang diperoleh dari sisa modal
investasi yang tidak terpakai habis selama umur usaha. pada usaha peternakan
kambing Kelompok Taruna Tani, nilai sisa diperoleh dari investasi pada akhir tahun
kelima seperti lahan, peralatan, dan kendaraan.
4.4.2. Arus Pengeluaran (Outflow)
Arus pengeluaran (outflow) adalah aliran cashflow yang menunjukkan
pengurangan kas, akibat biaya-biaya yang dikeluarkan untuk membiayai kegiatan
usaha baik pada saat awal pendirian maupun saat tahun berjalan. Arus pengeluaran
tersebut adalah biaya investasi dan biaya operasional. Biaya investasi pada usaha
peternakan kambing PE Kelompok Taruna Tani adalah biaya yang dikeluarkan pada
awal pendirian usaha ataupun pada saat tahun berjalan usaha untuk memperoleh
manfaat beberapa tahun kemudian. Sedangkan biaya operasional merupakan biaya
yang dikeluarkan selama proses pemeliharaan berlangsung yang terbagi menjadi
biaya tetap dan biaya tidak tetap.
a. Biaya Investasi
Biaya investasi yang ada pada usaha ternak kambing PE pada berbagai Skala
pada Kelompok Taruna Tani dikeluarkan pada saat usaha di jalankan baik itu pada
usaha kambing dengan skala usaha kecil, skala usaha sedang dan skala usaha tinggi.
39
Biaya ini merupakan dana dalam pengadaan barang-barang investasi. Biaya investasi
yang dikeluarkan oleh usaha peternakan kambing PE Kelompok Taruna Tani pada
setiap skala usaha dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Rataan Biaya Investasi
Setiap Skala Usaha.
Skala Usaha
Lahan
No
(ekor)
(Rp/Thn)
1
Kecil (1-3)
119.225
2
Sedang (4- 6)
132.368
3
Tinggi ( > 7) 2.055.000
Usaha Kambing PE Kelompok Taruna Tani pada
Kandang Peralatan Kendaraan
Total
(Rp/Thn) (Rp/Thn) (Rp/Thn)
Rp/Thn
3.000.000 111.708
3.908.333 7.139.266
3.745.455 114.636
5.300.000 9.292.459
4.750.000 116.500
5.500.000 12.421.500
Tabel 7 menunjukan bahwa biaya investasi peternakan kambing PE
Kelompok Taruna Tani biaya investasi kandang pada skala kecil Rp 3.000.000. lahan
Rp 119.225. peralatan Rp 111.708. dan kendaraan Rp 3.908.333. Biaya investasi
lahan pada skala sedang Rp 132.368. kandang Rp 3.745.455. peralatan Rp 114.636.
dan kendaraan Rp 5.300.000. Sedangkan biaya investasi lahan pada skala tinggi Rp
2.055.000. kandang Rp 4.750.000. peralatan Rp 116.500. dan kendaraan Rp
5.500.000.
b. Biaya Operasional
Biaya operasional adalah biaya yang dikeluarkan agar terlaksananya suatu
kegiatan usaha yang sedang dijalankan. Biaya oprasional yang dikeluarkan untuk
mengusahakan Peternakan kambing PE Kelompok Taruna Tani terdiri dari biaya
tetap dan biaya tidak tetap. Biaya tersebut akan dikeluarkan secara berkala selama
usaha tersebut masih berjalan.
40
1. Biaya Tetap
Biaya tetap yang dikeluarkan oleh kelompok taruna tani tahun pertama pada
berbagai skala usaha berbeda-beda. Biaya tetap yang dikeluarkan diantaranya gaji
tenaga kerja dan air.
Biaya tetap yang dikeluarkan oleh usaha peternakan kambing PE Kelompok
Taruna Tani pada setiap skala dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Rataan Biaya Tetap Usaha Kambing PE Kelompok Taruna Tani pada Setiap
Skala Usaha
Skala Usaha
Gaji
Air
Total
No
(ekor)
(Rp/Tahun)
(Rp/Tahun)
(Rp/Tahun)
1.
Kecil (1 – 3)
2.250.000
240.000
2.490.000
2.
Sedang (4 – 6)
6.698.864
360.000
7.058.864
3.
Tinggi ( > 7)
5.381.250
480.000
5.861 .250
Sumber : Data Primer yang Telah Diolah. 2017
Tabel 8 menunjukan bahwa biaya tetap peternakan kambing PE Kelompok
Taruna Tani untuk gaji tenaga kerja pada skala kecil Rp 2.250.000 dan biaya air Rp
240.000. Biaya gaji tenaga kerja pada skala sedang Rp 6.698.864 dan biaya air Rp
360.000. Sedangkan biaya gaji tenaga kerja pada Skala tinggi Rp 5.381.250 dan biaya
air Rp 480.000.
2. Biaya Variabel
Biaya variabel yang dikeluarkan diantaranya untuk kebutuhan pembelian
obat-obatan dan pengadaan bibit. Untuk pengobatan ternak kambing yang sakit,
peternak melakukan sendiri dengan menggunakan obat tradisional dan obat warung
tetapi dengan dosis yang disesuaikan dengan bobot badan ternak, sehingga biaya
yang yang dikeluarkan lebih sedikit.
41
Biaya variabel yang dikeluarkan tahun pertama oleh Kelompok Taruna Tani
pada setiap skala usaha dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Biaya Variabel Usaha Kambing PE Kelompok Taruna Tani pada Berbagai
Skala Usaha
Skala Usaha
Obat-obatan
Bibit
Total
No
(ekor)
(Rp/Tahun)
(Rp/Tahun)
(Rp/Tahun)
6.687.500
1.
Kecil (1 – 3)
187.500
6.500.000
2.
Sedang (4 – 6)
197.273
11.000.000
11.197.273
3.
Tinggi ( > 7)
215.500
23.500.000
23.715.500
Sumber : Data Primer yang Telah Diolah. 2017
Tabel 9 menunjukan bahwa biaya tidak tetap yang dikeluarkan Kelompok
Taruna Tani untuk biaya obat-obatan pada skala kecil Rp 187.500. bibit Rp 6.500.000
dan biaya obat-obatan pada skala sedang Rp 197.273. biaya bibit Rp 11.000.000 dan
biaya obat-obatan pada skala tinggi Rp 215.500. biaya bibit 23.500.000.
4.4.3. Kriteria Kelayakan Usaha
Usaha peternakan kambing Kelompok Taruna Tani layak untuk dijalankan
dan dikembangkan. Hal ini dilihat dari kriteria investasi yaitu Net Present Value
(NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), dan Pay
Back Period (PP). Hasil perhitungan kriteria kelayakan usaha Kambing PE
Kelompok Taruna Tani pada setiap skala usaha dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Kriteria Kelayakan Usaha Kambing PE Kelompok Taruna Tani pada Setiap
Skala Usaha
Skala Usaha
NPV (Rp)
IRR (%)
Net B/C PBP (Tahun)
Kecil (1-3 ekor)
2.109.019
20
1,138
4
Sedang (4-6 ekor)
13.846.185
34
1,531
3
Tinggi (> 7 ekor)
58.542.731
59
2,425
2
42
a. Net Present Value (NPV)
Net Present Value dapat diartikan sebagai nilai sekarang dari keuntungan
bersih (neto tambahan) yang akan diperoleh pada masa mendatang, merupakan selisih
antara nilai sekarang arus manfaat dikurangi dengan nilai sekarang arus biaya
(Gittinger, 1986).
Data pada Tabel 10 menunjukkan bahwa semua skala usaha pada ternak
kambing PE Kelompok Taruna Tani layak untuk dilaksanakan, karena nilai NPV-nya
lebih besar dari 0 (>0). Nilai NPV skala usaha kecil dengan menggunakan suku
bunga bank 15% yaitu Rp 2.109.019, artinya invetasi yang ditanamkan akan
memperoleh keuntungan di tahun kemudian sebesar Rp 2.109.019, skala
usaha
sedang nilai NPV yang diperoleh Rp 13.846.185, dan skala usaha besar nilai NPV
yang diperoleh Rp 58.542.731.
b. Internal Rate of Return (IRR)
IRR adalah salah satu kriteria investasi yang menunjukkan tingkat
kemampuan suatu usaha atau proyek dalam mengembalikan modal pinjaman, dimana
IRR menunjukkan besarnya tingkat discount rate pada saat NPV sama dengan nol
(Pudjosumarto, 2008).
Hasil perhitungan IRR pada semua skala usaha Kelompok Taruna Tani layak
untuk dilaksanakan karena IRR yang dihasilkan lebih besar dari discount factor 15%.
Tingkat IRR pada skala usaha kecil 20%, skala usaha sedang 34% dan skala usaha
tinggi 59%, artinya tingkat pengembalian dari investasi pada setiap skala usaha lebih
43
besar nilainya dibandingkan dengan tingkat pengembalian yang dihasilkan dari
investasi yang dilakukan pada bank.
c. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C)
Net B/C ratio merupakan perbandingan antara total net benefit positif (+)
yang telah didiscount dengan total net benefit negatif (-) yang telah didiscount. Untuk
dapat menghitung Net B/C, selama umur proyek harus ada arus kas bersih (NB) yang
bernilai negative (Umar, 2005).
Hasil perhitungan Net B/C untuk semua skala usaha pada Kelompok Taruna
Tani >1 berarti semua skala usaha pada Kelompok Taruna tani layak untuk
dilanjutkan. Nilai Net B/C skala kecil yaitu 1,138, artinya setiap Rp 1,00 biaya yang
dikeluarkan akan menghasilkan manfaat sebesar Rp 1,138,
nilai Net B/C skala
sedang yaitu 1,531, dan nilai Net B/C skala besar yaitu 2,425.
d. Payback Period (PBP)
Payback Period merupakan jangka waktu periode yang dibutuhkan untuk
membayar kembali semua biaya-biaya yang telah dikeluarkan di dalam investasi
suatu proyek. Semakin cepat waktu pengembalian, semakin baik proyek tersebut
untuk diusahakan. Akan tetapi analisis PBP memiliki kelemahan karena mengabaikan
nilai uang terhadap waktu (present value) dan tidak memperhitungkan periode setelah
PBP (Umar 2005).
Hasil perhitungan PBP menunjukkan bahwa pada skala usaha kecil sebesar 4
tahun, artinya seluruh biaya investasi dapat dikembalikan dalam jangka waktu empat
44
tahun. Bila dibandingkan dengan umur usaha yakni selama lima tahun, maka jangka
waktu pengembalian modal usaha lebih cepat daripada umur usaha sehingga usaha
ternak kambing PE Kelompok Taruna Tani pada skala kecil layak untuk
dilaksanakan.
Nilai PBP pada skala usaha sedang sebesar 3 tahun, artinya seluruh biaya
investasi dapat dikembalikan dalam jangka waktu tiga tahun. Bila dibandingkan
dengan umur usaha yakni selama lima tahun, maka jangka waktu pengembalian
modal usaha lebih cepat daripada umur usaha sehingga usaha ternak kambing PE
Kelompok Taruna Tani pada skala sedang layak untuk dilaksanakan.
Nilai PBP pada skala besar sebesar 2 tahun, artinya artinya seluruh biaya
investasi dapat dikembalikan dalam jangka waktu dua tahun. Bila dibandingkan
dengan umur usaha yakni selama lima tahun, maka jangka waktu pengembalian
modal usaha lebih cepat daripada umur usaha sehingga usaha ternak kambing PE
Kelompok Taruna Tani pada skala besar layak untuk dilaksanakan.
4.5. Analisis Aspek Non Finansial
Analisis aspek kelayakan non finansial dilakukan untuk melihat kondisi
lingkungan yang berpengaruh pada proses alternatif pengambilan keputusan terbaik
dan untuk mengetahui sampai sejauh mana usaha peternakan kambing PE Kelompok
Taruna Tani layak jika dilihat dari aspek-aspek non finansial. Setiap aspek saling
berhubungan satu dengan yang lain. sehingga penting untuk dikaji hal yang akan
menjadi dasar pengambilan keputusan sebagai gambaran prospek usaha yang akan
45
dikembangkan. Penelitian ini akan mengkaji beberapa aspek non finansial yaitu aspek
pasar. aspek teknis. dan aspek manajemen.
4.5.1. Aspek Pasar
Analisis aspek pasar merupakan hal yang sangat penting dalam sebuah usaha
karena sumber pendapatan utama usaha berasal dari penjualan produk yang
dihasilkan. Aspek pasar memiliki tujuan untuk menganalisis apakah produk yang
dihasilkan dapat memberikan nilai tinggi kepada pelanggan dibandingkan produk
pesaing. Jika produk yang dihasilkan dan dibutuhkan konsumen dalam jumlah yang
besar. tetapi harga tinggi. kualitas tidak lebih baik dibandingkan produk pesaing. dan
tidak mudah didapatkan oleh konsumen maka produk yang dihasilkan tersebut akan
ditinggalkan oleh pelanggan.
Agar investasi atau usaha yang akan dijalankan dapat berhasil dengan baik.
maka perlu diketahui peluang pasar dan dilakukan strategi yang tepat. Strategi
tersebut adalah strategi bauran pemasaran (produk. harga. tempat. dan promosi).
a. Peluang Pasar
Peluang pasar untuk usaha peternakan kambing PE ini sangat terbuka luas hal
ini dapat dilihat dari rata-rata penjualan ternak anggota Kelompok Taruna Tani ±
186-239 ekor/tahun.
46
Tabel 13. Data Penjualan Ternak Kambing PE Kelompok Taruna Tani Kecamatan
Toari
2014 (ekor)
2015 (ekor)
2016 (ekor)
Jenis Ternak
♂
♀
♂
♀
♂
♀
Kambing PE
83
103
97
120
118
121
Sumber : Data Primer diolah 2017
Jumlah permintaan akan semakin meningkat pada saat Hari Raya Idul Adha.
Hal ini disebabkan pada bulan tersebut banyak masyarakat yang beragama Islam yang
mencari ternak kambing untuk keperluan qurban. Pada umumnya penduduk Desa
Rano Jaya yang memiliki ternak kambing masih skala rumah tangga. yang
merupakan pendapatan sampingan dan merupakan usaha budidaya yang prosesnya
dapat menghabiskan waktu tahunan hingga mendapatkan hasil. Hal ini lah yang
menyebabkan peluang pasar untuk usaha peternakan kambing kelompok Taruna Tani
masih besar.
b. Strategi Bauran Pemasaran
Bauran pemasaran merupakan kombinasi dari empat variabel yang merupakan
inti dari sistem pemasaran yang dapat dikendalikan oleh pelaku usaha. Empat
variabel tersebut dikenal dengan 4P yaitu product (produk). price (harga). place
(tempat). dan promotion (promosi). Berdasarkan wawancara dengan ketua kelompok.
strategi pemasaran yang dilakukan yaitu:
1. Produk
Usaha peternakan kambing yang dijalankan oleh Kelompok Taruna Tani
merupakan usaha yang selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas ternaknya
melalui penanganan di masa pemeliharaan. Penanganan yang dilakukan berupa
47
menjaga kebersihan kandang dan ternak. pemberian pakan secara teratur pemberian
obat dan pemberian vitamin untuk menjaga kesehatan ternak.
Strategi produk juga dilakukan dengan pemilihan indukan dan pejantan
kambing yang baik yang didapat dari peternak dan masyarakat di Kecamatan Toari.
Pemilihan indukan dan pejantan ini menjadi salah satu kunci sukses untuk
menghasilkan produk kambing yang mempunyai kualitas yang baik karena pejantan
dan indukan yang baik akan menghasilkan daging yang baik.
Kambing PE yang dijual oleh Kelompok Taruna Tani merupakan ternak
hidup. kambing tersebut dijual kepada pedagang pengumpul. jasa aqiqah. serta
masyarakat yang membutuhkan untuk keperluan qurban. hajatan dan lainnya. Untuk
memenuhi permintaan konsumen. kambing juga dapat diantarkan dalam bentuk
daging (sudah disembelih). Permintaan ini dipenuhi oleh anggota kelompok agar
banyak konsumen yang membeli kambing kepadanya serta untuk memberikan
kepuasan dan nilai lebih kepada konsumen.
2. Harga
Harga merupakan nilai yang ditukar konsumen dengan manfaat memiliki atau
menggunakan produk yang nilainya ditetapkan oleh pembeli atau ditetapkan oleh
penjual untuk satu harga yang sama terhadap semua pembeli. Harga kambing yang
ditawarkan pada usaha kambing PE kelompok Taruna Tani yaitu berdasarkan umur
ternak kambing. Harga kambing berbeda per bulannya. Semakin bertambah umur
kambing maka harga akan semakin tinggi. Selain itu harga kambing tidak tetap
bahkan pada saat hari raya Idul Adha harga akan semakin mahal.
48
Tabel 14. Harga Kambing Usaha Kelompok Taruna Tani
Harga (Rp)
Umur (bulan)
♀
♂
6
500.000
800.000
12
850.000
1.200.000
Sumber : Data Primer diolah 2017.
Usaha peternakan kambing Kelompok Taruna Tani juga menerapkan harga
berdasarkan taksiran penampilan fisik. Hal ini dimaksudkan untuk melayani calon
pembeli yang lebih detil dalam memilih kambing dengan datang langsung ke
kandang. Tidak ada ukuran yang baku dalam menentukan harga. tergantung dari
kesepakatan tawar menawar antara pemilik dengan calon pembeli. Namun sampai
saat ini penjualan kambing dari usaha peternakan ini mayoritas masih menggunakan
sistem jual berdasarkan penampilan fisik. Harga juga dapat berubah sewaktu-waktu
sesuai dengan situasi dan kondisi misalnya pada saat hari raya Idul Adha harga dapat
menjadi lebih tinggi apalagi jika dalam kondisi permintaan sangat banyak.
3. Tempat
Distribusi yang dilakukan pada usaha peternakan kambing Kelompok Taruna
Tani merupakan penyaluran produk ternak kambing hingga sampai pada target pasar
atau konsumen. Konsumen dapat datang langsung ke lokasi usaha untuk memilih
kriteria kambing yang mereka inginkan untuk dibeli. Adapun konsumen berasal dari
daerah Kolaka, Kolaka Timur, Kolaka Utara yang terdiri dari rumah makan. penjual
sate dan konsumen rumah tangga.
49
4. Promosi
Promosi dilakukan dengan tujuan menginformasikan segala jenis produk yang
ditawarkan dan berusaha menarik calon konsumen. Promosi yang dilakukan oleh
kelompok Taruna Tani melalui mulut ke mulut dan Media Sosial (Facebook).
Kebanyakan dari konsumen yang merasa puas dengan produk yang mereka dapatkan
memberitahukan informasi mengenai usaha penjualan kambing milik Kelompok
Taruna Tani ke orang lain seperti teman ataupun kerabat.
Hasil analisis yang diperoleh pada aspek pasar usaha peternakan kambing ini
menunjukkan bahwa jumlah kambing yang ditawarkan kepada konsumen belum
mampu memenuhi permintaan sehingga masih terbuka peluang pasar yang potensial.
Jumlah permintaan akan terus meningkat pada saat hari raya Idul Adha karena
mayoritas penduduk beragama Islam. kambing dibutuhkan untuk qurban. Selain itu
kambing memiliki kelebihan tersendiri yaitu hewan yang digunakan untuk aqikah dan
tidak dapat digantikan dengan hewan lain sehingga peluang usaha penggemukan
kambing masih besar karena banyak masyarakat yang membutuhkan ternak kambing
ini.
4.5.2. Aspek Teknis
a. Penentuan Lokasi
Pemilihan lokasi kandang merupakan langkah awal dalam memulai usaha
peternakan kambing. Setelah lokasi yang cocok ditemukan. barulah kandang
didirikan. Pemilihan lokasi yang tepat menjadi kunci keberhasilan dalam pembuatan
kandang. Bahan material yang dipilih juga akan mempengaruhi kambing. selain itu
50
juga berpengaruh terhadap besaran modal yang akan di Investasikan. Untuk
mendirikan usaha peternakan kambing. pemilik usaha memperhatikan lokasi tempat
usaha. Pemilihan lokasi didasarkan pada pertimbangan berdasarkan variabel-variabel
utama yang perlu mendapat perhatian. Pertimbangan tersebut yaitu:
1. Transportasi yang Mudah ke Daerah Pemasaran
Pemasaran merupakan penentu keberhasilan usaha peternakan kambing. Oleh
karena itu. transportasi dari lokasi peternakan ke daerah pemasaran harus baik. Faktor
jarak yang dekat antara kandang dengan pasar akan mengurangi faktor penyusutan
bobot badan kambing selama perjalanan karena kambing dapat mengalami stres.
2. Sumber Air
Air merupakan kebutuhan yang paling utama. baik untuk keperluan ternak.
sanitasi. maupun keperluan sehari-hari. Sumber air yang dimiliki oleh peternakan
Kelompok Taruna Tani merupakan sumber air yang berasal dari sumur sehingga air
selalu ada. mudah didapat dalam jumlah yang dapat memenuhi kebutuhan setiap hari.
Air yang diperoleh juga merupakan air yang sehat yaitu tidak berbau. tidak berasa.
jernih. bebas dari bahan kimia limbah yang berbahaya dan bebas dari penyakit
3. Sumber Pakan yang Mudah Didapat
Pakan
merupakan
kebutuhan
pokok
dalam
pemeliharaan
kambing.
Berdasarkan hasil penelitian. usaha peternakan Kelompok Taruna Tani dekat dengan
tempat pengambilan pakan yaitu berupa hijauan yang didapat daerah sekitar
Kecamatan Toari.
51
b. Kandang Kambing PE
Kandang merupakan tempat yang digunakan oleh kambing untuk tinggal
sehingga kenyamanan sebuah kandang sangat diperlukan oleh kambing mengingat
karakteristik kambing yang rentan terhadap stress. Bila kambing perah mengalami
stress maka bobot badan kambing yang dihasilkan tidak dapat berproduksi dengan
optimal.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan. saat ini rata-rata anggota
Kelompok Taruna Tani memiliki 1-2 kandang. Konstruksi kandang kambing PE
Kelompok Taruna Tani dapat dilihat pada Gambar 3.
a
b
Gambar 3. a. Kontruksi Kandang Kambing PE
b. Tempat Penampungan Kotoran Kambing
Konstruksi kandang kambing PE untuk masing-masing kandang yang terdapat
di peternakan Kelompok Taruna Tani merupakan kandang tipe panggung dengan
bagian bawah kandang setinggi ± satu meter. Hal ini ditujukan untuk memudahkan
pembersihan kotoran dan urine kambing yang jatuh ke bagian bawah kandang.
52
c. Pemberian Pakan
Pakan merupakan komponen input yang paling besar pengaruhnya terhadap
bobot badan kambing sehingga pakan menjadi kebutuhan pokok bagi kambing PE.
Untuk dapat menghasilkan bobot badan yang maka diperlukan pakan yang
berkualitas pula. Seperti yang telah diuraikan pada bab sebelumnya. pakan pada
kambing yaitu pakan hijauan. Hijauan yang biasa digunakan oleh peternakan ini
hanya berupa daun gamal, daun jati putih, dan daun lamtoro yang di ambil disekitar
lokasi peternakan. Jadwal Pemberian Pakan dapat dilihat pada Tabel 15.
Tabel 15. Jadwal Pemberian Pakan Kambing PE pada Kelompok Taruna Tani.
Jumlah yang diberikan/ekor
Waktu
No
Jenis pakan
pemberian
Anak
Dewasa Indukan
Pejantan
Daun gamal .
daun jati
1. 06.30 - 09.00
2.5 kg
4.5 kg
4.5 kg
putih. dan
daun lamtoro
Daun gamal .
daun jati
2
16.00 -18.00
4 kg
7 kg
6-8 kg
putih. dan
daun lamtoro
Sumber : Wawancara dengan ketua kelompok peternak Kambing
4.5 kg
6-8 kg
d. Penanganan Penyakit
Penanganan penyakit pada kambing memegang peranan penting dalam
pemeliharaan kambing karena selain untuk menjaga kesehatan kambing juga untuk
menghindari kematian pada kambing. Berdasarkan penelitian yang dilakukan.
penyakit yang sering timbul pada peternakan kambing PE Kelompok Taruna Tani
dapat dilihat pada Tabel 16.
53
Tabel 16. Jenis Penyakit pada Kambing yang Sering Timbul di Kelompok Taruna
Tani
No
Jenis penyakit
Gejala
Penanganan
1.
Scabies/kurap
Kambing merasa gatal. bulu Diberi vaksin Ivomec
rontok. dan nafsu makan turun
2.
Kembung
Perut buncit
Diberi santan kelapa
atau minyak kelapa
3.
Cacingan
Lambat pertumbuhan. kerdil Diberi obat cacing
dan perut buncit
seperti Verm-O
Sumber : Wawancara dengan anggota kelompok peternak Kambing
Penanganan penyakit di peternakan Kelompok Taruna Tani masih belum
berjalan dengan baik karena kurangnya obat pada toko-toko penjualan sekitar
Kecamatan Toari. Penanganan penyakit Scabies pun masih belum optimal karena
obat scabies yang digunakan merupakan obat susah didapat dan harga yang cukup
mahal dan pemberiannya tidak teratur bahkan ada beberapa ternak yang tidak
tertangani.
4.4.3. Aspek Manajemen
Aspek manajemen yang dianalisis pada usaha peternakan kambing ini
menyangkut masalah sumberdaya manusia dan struktur organisasi yang ada. Aspek
manajemen merupakan aspek yang penting dianalisis karena suatu usaha tanpa
didukung dengan manajemen yang baik maka kemungkinan akan mengalami
kegagalan.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakuka. usaha peternakan kambing PE
Kelompok Taruna Tani memiliki struktur organisasi yang sederhana yaitu dipimpin
oleh ketua kelompok sendiri. yang mengatur. membuat kebijakan dan pengambil
keputusan dalam menjalankan usaha. Usaha ini memiliki dua puluh lima orang
54
anggota tetap yang merupakan masyarakat sekitar Desa Rano Jaya. Struktur
organisasi pada usaha peternakan kambing kelompok Taruna Tani sebagai berikut:
Ketua
Sekretaris
Bendahara
Anggota
Gambar 4. Struktur Organisasi Kelompok Taruna Tani
Organisasi yang diterapkan pada peternakan Kelompok Taruna Tani memiliki
struktur manajerial yang sederhana selain itu usaha yang dijalankan merupakan usaha
perorangan. Dalam menjalankan usahannya ketua kelompok merupakan sekaligus
sebagai manajer. Untuk menjalankan aktifitas usahannya ketua kelompok dibantu
oleh 24 orang anggota. Anggota kelompok merupakan masyarakat sekitar Desa Rano
Jaya yang telah lama berpengalaman beternak kambing PE.
Hasil dari analisis aspek manajemen. yang meliputi manajemen sumberdaya
manusia dan manajemen organisasi usaha peternakan dapat dikatakan bahwa
pengusahaan ternak kambing PE yang dilakukan oleh Kelompok Taruna Tani tidak
ada masalah manajemen yang dapat menghambat jalannya usaha peternakan ini.
walau struktur organisasi terbilang sederhana sehingga dapat dikatakan layak untuk
dijalankan.
55
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa :
1. Analisis kelayakan finansial usaha peternakan kambing PE Kelompok Taruna Tani
pada semua skala usaha layak dilaksanakan. Skala kecil dengan jumlah induk 1-3
ekor memiliki nilai NPV Rp 2.109.019, IRR 20%, Net B/C 1,138, dan Payback
Period 4 tahun, skala sedang dengan jumlah induk 4-6 ekor memiliki nilai NPV
Rp 13.846.185, IRR 34%, Net B/C 1,531, dan Payback Period 3 tahun, dan skala
besar dengan jumlah induk lebih dari 7 ekor memiliki nilai NPV Rp 58.542.731,
IRR 59%, Net B/C 2,429 dan Payback Period 2 tahun.
Semakin banyak kambing yang dipelihara. maka semakin layak usahanya.
2. Berdasarkan kriteria aspek nonfinansial (aspek pasar, aspek teknis, dan aspek
manajemen) usaha peternakan kambing PE Kelompok Taruna Tani layak untuk
dilaksanakan.
5.2. Saran
Saran yang dapat saya sampaikan pada penelitian ini yaitu
1. Mengingat hasil analisis usaha ini layak untuk dijalankan. maka disarankan agar
peternak dapat mengembangkan ternak kambing dan bagi yang sudah memelihara
disarankan agar menambah skala usahanya.
2. Usaha peternakan kambing PE Kelompok Taruna Tani sebaiknya membuat laporan
keuangan. agar dapat mengetahui tentang kelayakan usaha ini.
56
3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai analisis kelayakan nonfinansial
pada aspek sosial dan lingkungan.
1
DAFTAR PUSTAKA
Andoko, A dan Warsito. 2013. Beternak Kambing Unggul. Agromedia Pustaka.
Jakarta.
Anggraini, H. 2013. Kelayakan Finansial Usaha Peternakan Kambing Perah Pasca
Erupsi Merapi di Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman. Skripsi.
Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Bahmat, S. 2012. Analisis Kelayakan Pengembangan Usaha Penggemukan Domba
dan Kambing di Peternakan Bapak Sarno, Desa Citapen, Kecamatan
Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Skripsi. Institut Pertanian
Bogor. Bogor.
BPS Kabupaten Kolaka. 2015. Toari dalam angka 2015. Badan Pusat statistik
Kabupaten Kolaka. Kolaka.
Budi, U. 2005. Pengaruh interval pemerahan terhadap aktivitas seksual setelah
beranak pada kambing Peranakan Etawah. Jurnal Agribisnis
Peternakan. 1(2):110-135.
Dewi, T. G. 2010. Analisis Kelayakan Pengembangan Usaha Ternak Kambing Perah
(Kasus : Peternakan Prima Fit, Kecamatan Ciampea, Kabupaten
Bogor, Provinsi Jawa Barat). Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Fahmi, I. Syahruddin, dan Y. L. Hadi. 2009. Studi Kelayakan Bisnis Teori dan
Aplikasi. Alfabeta. Bandung.
Gitingger J.P. 1968. Analisis Ekonomi Proyek-Proyek Pertanian. Penerjemah Slamet
Sutomo Dan Komet Manggiri. Jakarta: Universitas Indonesia perss..
Husnan, S dan, M. Suwarsono. 2000. Studi Kelayakan Proyek. Unit Penerbit dan
Percetakan. Yogyakarta.
Indriyani, I, R. Nurmalina, dan A. Fariyanti, 2012. Analisis Efisiensi Teknis Usaha
Penggemukan Sapi Potong di Kabupaten Agam Provinsi Sumatera
Barat. Jurnal Peternakan Indonesia. 14(1):286-296.
Irfansyah, 2009. Analisis Pengembangan dan Optimalisasi Produksi Usaha Ternak
Sapi Perah: Studi Kasus Peternakan Barokah, Kebon Pedes, Kota
Bogor. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian
Bogor. Bogor.
Ibrahim, Y. 2009. Studi Kelayakan Bisnis. Rineka Cipta. Jakarta.
2
Kasmir, dan Jakfar. 2008. Studi Kelayakan Bisnis. Kencana Prenada Media Group.
Jakarta.
Lukman, W. 2008. Pengetahuan Peternak Sebagai Prospek Pengembangan Usaha
Peternakan Sapi Potong di Kecamatan Surade Kabupaten Sukabumi.
Fakultas peternakan Institut pertanian Bogor. Bogor.
Muljana, W. 2001. Cara Beternak Kambing. Aneka Ilmu. Semarang.
Nuhaeli, N. N. Hidayat, dan P. Soediarto. 2014. Analisis Fungsi Produksi Ternak
Kambing Perah. Jurnal Ilmiah Peternakan. 2(1):129-137.
Notoatdmojo. 2003. Pengertian Pengetahuan. Fakultas Peternakan, Universitas
Diponegoro, Semarang.
Prabowo, A. 2010. Petunjuk Teknis Budidaya Ternak Kambing (materi pelatihan
gribisnis bagi kmph). Report No. 51. STE. Final. Sumatera Selatan.
Pudjosumarto, M. 2008. Evaluasi Proyek. Liberty. Yogyakarta.
Putranto, T. 2012. Manajemen Pakan Kambing Perah Peternakan Bumiku Hijau
Yogyakarta. Tugas Akhir. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
Rosid, A. 2009. Evaluasi Kelayakan Usaha Ternak Kambing Perah Peranakan Etawa
(PE), di Peternakan Unggul, Kecamatan Ciampea. Skripsi. Institut
Pertanian Bogor. Bogor.
Salasa, M. 2010. Mengenal Kambing. http://indonesianboergoat.com. Diakses
tanggal 02 Desember 2016.
Sarwono, B. 2002. Beternak Kambing Unggul. Penebar Swadaya. Depok.
Setiawan, A. dan Tanius A. 2005. Beternak Kambing Perah Peranakan Etawa.
Penebar Swadaya. Jakarta.
Subagyo, A. 2007. Studi Kelayakan. Elex Media Komp utindo. Jakarta.
Sunariyah. 2003. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Penerbit AMP YKPN,
Yogyakarta.
Suratman, 2002. Studi Kelayakan Proyek. Gramedia. Jakarta.
Sutama, I. K. 2011. Kambing Peranakan Etawah Sumberdaya Ternak Penuh Berkah.
Badan Litbang Pertanian. Edisi 19-25 oktober 2011 No.3427 Tahun
XLII. Balai Penelitian Ternak. Ciawi Bogor.
3
Sutama, I. K., dan I. G. M. Budiarsana. 1997. Kambing Peranakan Etawa Penghasil
Susu Sebagai Sumber Pertumbuhan Baru Subsektor Peternakan di
Indonesia. Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner. Balai
Penelitian Ternak. Bogor.
Umar, H. 2005. Studi Kelayakan Bisnis. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Yunus, A. 2013. Panduan Budidaya Kambing Etawah. Pustaka Baru Press. Jakarta.
4
LAMPIRAN - LAMPIRAN
5
Lampiran 1
KUESIONER PENELITIAN
ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN KAMBING PE
KELOMPOK TARUNA TANI
KECAMATAN TOARI KABUPATEN KOLAKA
A. Gambaran umum Kelompok ternak
No
Uraian
1
Sejarah Kelompok
2
Lokasi Usaha
3
Tujuan Kelompok
Visi :
Misi :
4.
Kegiatan Bisnis Kelompok
Keterangan
B. Karateristik Responden
Nama
: ………………………….
Umur
: ………… Tahun
Jenis Kelamin
: Laki-Laki/Perempuan
Pendidikan terakhir
: SD/SLTP/SMA/S1/ lainnya …………..
Pekerjaan utama
: a. Petani;
b. Peternak; c. pedagang; d. Pegawai
Swasta;
e. PNS;
f. Lainya ………
6. Lama beternak
: ……… tahun
7. Jumlah ternak saat ini : a. Induk…… ekor.
b. Jantan ….ekor .
c. Anak betina….ekor. d. Anak jantan …. Ekor
1.
2.
3.
4.
5.
C. Biaya Investasi
No
Uraian
1.
2.
3.
Biaya pembelian lahan/ sewa
Biaya pembuatan kandang
Biaya pembuatan gudang
4.
5.
Biaya pembelian perlengkapan
Biaya Pembelian Peralatan
biaya pembelian bibit
- Jantan
- Betina
Biaya instalasi air
Biaya instalasi listrik
6.
7.
8.
Umur
ekonomis
Jumlah
(unit)
Harga/unit
(Rp)
Total
(Rp)
6
9.
9.
Biaya perizinan usaha
Biaya pembelian kendaraan
- Mobil
- Motor
Total Biaya
D. Biaya Tetap
No.
Uraian
Jumlah
1
Gaji Tenaga Kerja
2
Gaji Tenaga kerja keluarga
3
PBB (pajak bumi dan bangunan
4
Air
5
Listrik
Harga satuan
(Rp)
Total
(Rp)
Total Biaya
E. Biaya Variabel
No
Uraian
1.
2.
3.
Umur
ekonomis
Jumlah
Harga/unit
(Rp)
Pakan/ Konsentrat
- hijauan
Obat-obatan ternak
Bakalan
Total Biaya
E. Aspek Pasar
No
Uraian
1.
Tujuan Pasar
2.
Penjualan langsung kepasar
3.
Penjualan ke pengumpul
F. Aspek Teknis
No
Uraian
1.
Lokasi Usaha
2.
Jenis Kandang, luas kandang
3.
Alat yang digunakan
(Peralatan)
5.
Transportasi
Keterangan
Keterangan
Total
7
6.
7
Pakan dan obat-obatan
Listrik dan air
G. Aspek manajemen
No
Uraian
1.
Struktur organisasi
2.
Penyediaan tenaga kerja
3.
System pembagian kerja
H. Penerimaan
1. Penjualan Ternak
Penjualan Ternak ………..ekor/minggu
Penjualan Ternak ………..ekor/periode
Harga jual Ternak …….…ekor
Keterangan
2. Hasil Ikutan
- Feses :
- Jumlah feses : …….kg/periode
- Harga Jual :………… /kg
8
Lampiran 2
DOKUMENTASI
Ketua Kelompok Taruna Tani
Wawancara dengan Anggota Kelompok
Pengambilan Pakan
Wawancara dengan Anggota Kelompok
Pengambilan Pakan
Pengamatan Terhadap Ternak
9
Kandang Kambing
Kandang Kambing
Tempat Pengambilan Pakan
Pakan Kambing
Obat-obatan Kambing
Pengambilan Pakan
10
Lampiran 3. Karateristik Responden Kelompok Taruna Tani Kec. Toari Kab. Kolaka
No
Nama
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Anugrah Sugeng
sitti Fatimah
Sutris
Mang Yadi
Soleh
Wagiman
Ikin
Aman
Jaelani
Gito
Soneto
Suji
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Budi Raharjo
La Hamida
Agus Bc
Kasiadi
Sono
Kamid
Usman
Beddu
Muslim
suyut
Salim
1
2
Ahmad
samsudin
Agus R
Lama
Pendidikan
Beternak
(Th)
Kelompok Skala Usaha Kecil (Induk 1-3 ekor)
36
S1
PNS
5
32
S1
PNS
3
37
SD
Petani
4
42
SD
Petani
4
29
SMP
Petani
3
44
SD
Peternak
7
28
SD
petani
3
44
SMA
Peternak
8
46
SD
petani
6
29
SD
Petani
3
38
SMP
Petani
4
33
SMP
Petani
5
Kelompok Skala Usaha Sedang (Induk 4-6 ekor)
40
SMP
Petani
6
40
SMA
Petani
7
30
SMP
Peternak
4
37
SD
Petani
5
41
SMA
Petani
7
36
SMP
Petani
4
33
SMP
Petani
4
35
SMP
Petani
5
39
SMA
Petani
4
35
SMP
petani
5
40
SMA
Petani
6
Kelompok Skala Usaha besar (Induk > 7 ekor)
Umur
(Th)
32
37
Pekerjaan
utama
S1
SMA
Peternak
pedagang
4
6
Luas
Lahan
(ha)
Jum
Induk
(ekor)
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
2
1
3
1
3
3
3
1
2
3
1
3
2
2
1
1.5
2
2
1
2
2
1
2
2
2
6
5
4
4
5
4
4
4
5
4
6
2
1
9
7
11
Lampiran 4. Biaya Usaha Kambing PE Kelompok Taruna Tani
Biaya Investasi skala kecil
No Resp
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Rataan
No Resp
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
rata2
2
m
70
120
128
128
105
144
144
180
128
128
136
153
130
Lahan
harga
84.000
120.000
153.600
128.000
105.000
129.600
144.000
90.000
83.200
153.600
102.000
137.700
119.225
Kandang
peralatan
Kendaraan
3.000.000
2.500.000
4.000.000
2.500.000
3.000.000
3.500.000
2.500.000
2.000.000
3.000.000
3.000.000
3.500.000
3.500.000
3.000.000
113.500
108.500
113.500
108.500
108.500
113.500
113.500
113.500
108.500
117.000
113.500
108.500
111.708
3.500.000
6.000.000
4.000.000
2.500.000
4.500.000
3.000.000
4.000.000
4.600.000
4.000.000
5.500.000
1.500.000
3.800.000
3.908.333
Biaya Tetap (air) Skala kecil
2015
2016
2017
Air (Rp)
Air (Rp) Air (Rp)
120
240
360
120
240
360
120
240
360
120
240
360
120
240
360
120
240
360
120
240
360
120
240
360
120
240
360
120
240
360
120
240
360
120
240
360
120
240
360
2018
Air (Rp)
480
480
480
480
480
480
480
480
480
480
480
480
480
Dalam Ribu (000)
2019
2020
Air (Rp)
Air (Rp)
600
720
600
720
600
720
600
720
600
720
600
720
600
720
600
720
600
720
600
720
600
720
600
720
600
720
12
Biaya Variabel Skala Kecil
obat
No
Resp
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Rataan
Bibit
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Indukan
Pejantan
150.000
240.000
180.000
240.000
120.000
150.000
180.000
150.000
300.000
150.000
240.000
150.000
187.500
170.000
260.000
200.000
260.000
140.000
170.000
200.000
170.000
320.000
170.000
260.000
170.000
207.500
190.000
280.000
220.000
280.000
160.000
190.000
220.000
190.000
340.000
190.000
280.000
190.000
227.500
210.000
300.000
240.000
300.000
180.000
210.000
240.000
210.000
360.000
210.000
300.000
210.000
247.500
230.000
320.000
260.000
320.000
200.000
230.000
260.000
230.000
380.000
230.000
320.000
230.000
267.500
250.000
370.000
310.000
370.000
250.000
280.000
310.000
280.000
430.000
280.000
370.000
280.000
315.000
5.000.000
5.000.000
5.000.000
5.000.000
5.000.000
5.000.000
5.000.000
5.000.000
5.000.000
5.000.000
5.000.000
5.000.000
5.000.000
3.500.000
3.500.000
3.500.000
3.500.000
3.500.000
3.500.000
3.500.000
3.500.000
3.500.000
3.500.000
3.500.000
3.500.000
3.500.000
Biaya Investasi skala sedang
No
Resp
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Rataan
Lahan
2
m
128
120
180
120
120
120
120
120
120
153
120
129
harga
128.000
112.000
162.000
120.000
300.000
90.000
108.000
120.000
96.000
130.050
90.000
132.368
Kandang
peralatan
Kendaraan
3.500.000
3.000.000
4.000.000
3.500.000
3.700.000
2.500.000
4.000.000
4.500.000
3.500.000
5.000.000
4.000.000
3.745.455
117.000
113.500
113.500
117.000
113.500
113.500
117.000
108.500
117.000
113.500
117.000
114.636
5.000.000
4.000.000
5.500.000
5.000.000
3.500.000
6.500.000
7.000.000
5.500.000
3.800.000
4.500.000
8.000.000
5.300.000
13
No
Resp
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Rataan
Biaya Tetap (air) skala sedang
2015
2016
2017
Air (Rp) Air (Rp)
Air (Rp)
240
360
480
240
360
480
240
360
480
240
360
480
240
360
480
240
360
480
240
360
480
240
360
480
240
360
480
240
360
480
240
360
480
240
360
480
2018
Air (Rp)
600
600
600
600
600
600
600
600
600
600
600
600
Dalam Ribu(000)
2019
2020
Air (Rp) Air (Rp)
720
840
720
840
720
840
720
840
720
840
720
840
720
840
720
840
720
840
720
840
720
840
720
840
Biaya Variabel Skala sedang
Obat/Vitamin
No
Resp
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Rataan
Bibit
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Induk
Pejantan
150.000
240.000
150.000
180.000
240.000
180.000
120.000
150.000
240.000
180.000
120.000
177.273
170.000
260.000
170.000
200.000
260.000
200.000
140.000
170.000
260.000
200.000
140.000
197.273
200.000
290.000
200.000
230.000
290.000
230.000
170.000
200.000
290.000
230.000
170.000
227.273
220.000
310.000
220.000
250.000
310.000
250.000
190.000
220.000
310.000
250.000
190.000
247.273
240.000
330.000
240.000
270.000
330.000
270.000
210.000
240.000
330.000
270.000
210.000
267.273
260.000
350.000
260.000
290.000
350.000
290.000
230.000
260.000
350.000
290.000
230.000
287.273
7.500.000
7.500.000
7.500.000
7.500.000
7.500.000
7.500.000
7.500.000
7.500.000
7.500.000
7.500.000
7.500.000
7.500.000
3.500.000
3.500.000
3.500.000
3.500.000
3.500.000
3.500.000
3.500.000
3.500.000
3.500.000
3.500.000
3.500.000
3.500.000
No Resp
1
2
Rataan
Biaya Investasi skala Besar
Lahan
Kandang
peralatan
2
m
harga
2.400
2.160.000 5.500.000
117.500
1.500
1.950.000 4.000.000
115.500
1.950
2.055.000 4.750.000
116.500
Kendaraan
4.000.000
7.000.000
5.500.000
14
No
Resp
1
2
Rataan
Biaya Tetap (air) Skala Besar
2016
2017
2018
Air
Air
Air
480.000
600.000
720.000
480.000
600.000
720.000
480.000
600.000
720.000
2015
Air
360.000
360.000
360.000
2019
Air
840.000
840.000
840.000
Biaya Variabel Skala Besar
Obat/Vitamin
No
Resp
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Air
960.000
960.000
960.000
Bibit
2020
Induk
Pejantan
1
250.000 280.000 300.000 320.000 340.000 360.000 20.000.000
3.500.000
2
120.000 150.000 170.000 190.000 210.000 230.000 20.000.000
3.500.000
Rataan
185.000 215.000 235.000 255.000 275.000 295.000 20.000.000 3.500.000
Estimasi Komponen Biaya Skala 1 - 3 ekor
Uraian
biaya
A. Biaya
Investasi
Lahan
Kandang
Peralatan
Kendaraan
Jumlah
B. Biaya
Tetap
Gaji
air
Jumlah
C. Biaya
Variabel
induk
pejantan
obat
Jumlah
Jum A+B+C
jumlah
(satuan)
Harga
(satuan)
Tahun
2015
130 m2
2016
2017
2019
2020
2.025.000
240.000
2.265.000
2.700.000
360.000
3.060.000
3.375.000 4.050.000
480.000
600.000
3.855.000 4.650.000
4.725.000
720.000
5.445.000
3.000.000
3.500.000
187.500
207.500
6.687.500
207.500
15.296.767 2.472.500
227.500
227.500
3.287.500
247.500
267.500
247.500
267.500
4.102.500 4.917.500
287.500
287.500
5.732.500
119.225
3.000.000
111.708
3.908.333
7.139.267
1.350.000
120.000
1.470.000
24 ekor
12 ekor
2018
2.500.000
3.500.000
15
Penerimaan Skala Kecil
Tahun
2016
2017
2018
2019
2020
Uraian
Penerimaan
Kambing
Pupuk
Jumlah
Kambing
Pupuk
Jumlah
Kambing
Pupuk
Jumlah
Kambing
Pupuk
Jumlah
Kambing
Pupuk
Nilai Sisa
Kendaraan
Peralatan
Lahan
Jumlah
Jumlah
Rataan
Harga/satuan
(ekor/karung)
Penerimaan
4
1.200.000
4.800.000
504
5.000
2.520.000
7.320.000
4
1.300.000
5.200.000
504
6.000
3.024.000
8.224.000
4
1.400.000
5.600.000
504
7.000
3.528.000
9.128.000
4
1.500.000
6.000.000
504
8.000
4.032.000
10.032.000
4
1.600.000
6.400.000
504
9.000
4.536.000
1.116.667
55.854
119.225
12.227.746
Cash Flow Skala Kecil
Uraian
Tahun
2015
2016
2017
2018
2019
2020
penjualan kambing
4.800.000
5.200.000
5.600.000
6.000.000
6.400.000
penjualan pupuk
2.520.000
3.024.000
3.528.000
4.032.000
4.536.000
A. Cash Inflow
nilai sisa peralatan
55.854
nilai sisa kendaraan
1.116.667
Nilai sisa lahan
119.225
Total Cash Inflow
-
B. Cash Out flow
1. Biaya Investasi
Lahan
119.225
Kandang
3.000.000
Peralatan
111.708
Kendaraan
3.908.333
7.320.000
8.224.000
9.128.000
10.032.000
12.227.746
16
Jumlah
7.139.267
2. Biaya Operasional
A. Biaya Tetap
Gaji Tenaga Kerja
1.350.000
2.025.000
2.700.000
3.375.000
4.050.000
4.725.000
Air
120.000
240.000
360.000
480.000
600.000
720.000
Jumlah
1.470.000
2.265.000
3.060.000
3.855.000
4.650.000
5.445.000
B. Biaya Variabel
Bibit Kambing Induk
Bibit kambing
pejantan
obat/vitamin
3.000.000
187.500
207.500
227.500
247.500
267.500
287.500
Jumlah
6.687.500
207.500
227.500
247.500
267.500
287.500
Total Cash Inflow
-
7.320.000
8.224.000
9.128.000
10.032.000
12.227.746
Total Cash outflow
15.296.767
2.472.500
3.287.500
4.102.500
4.917.500
5.732.500
Net Cash flow
(15.296.767)
4.847.500
4.936.500
5.025.500
5.114.500
6.495.246
3.500.000
Arus Kas Usaha Peternakan Kambing PE Kelompok Taruna Tani Skala Kecil
(1-3 ekor)
Tahun
0
1
2
3
4
5
Jum
Investasi
operasi
benefit
7.139.267 8.157.500
0
0
0
0
0
NPV
Net B/C
2.472.500
3.287.500
4.102.500
4.917.500
5.732.500
=
=
0
7.320.000
8.224.000
9.128.000
10.032.000
12.227.746
2.109.019
17.405.786
(15.296.767)
NPV1
IRR = i1 +
Net
Benefit
15.296.767
4.847.500
4.936.500
5.025.500
5.114.500
6.495.246
( NPV1 – NPV2 )
=
DF
15%
1
0.870
0.756
0.658
0.572
0.497
NPV
1,138
(i2 – i1 )
155.994
IRR = 20+
(155.994– (191.958))
(21– 20 )
PV Net
Benefit
Df
20%
(15.296.767) 1.000
4.215.217
3.732.703
3.304.348
2.924.232
3.229.285
2.109.019
0.833
0.694
0.579
0.482
0.402
NPV 1
15296767
4039583
3428125
2908275
2466483
2610294
155.994
DF
21%
1.000
0.826
0.683
0.564
0.467
0.386
NPV 2
15296767
4006198
3371696
2836764
2385952
2504198
(191.958)
17
155.994
IRR = 20 +
(1)
347.952
IRR = 20 %
PBP
=
15.296.767
17.405.786
x
5
= 4
Tahun
Estimasi Komponen Biaya Skala 4 - 6 ekor
Uraian
biaya
A. Biaya
Investasi
Lahan
Jumlah
(satuan)
Harga
(satuan)
Tahun
2015
129 m2
2016
2017
2018
2019
2020
132.368
Kandang
3.745.455
Peralatan
114.636
Kendaraan
5.300.000
Jumlah
B. Biaya
Tetap
Gaji
9.292.459
5.359.091
6.698.864
8.038.636
9.378.409
10.718.182
12.057.955
air
240.000
360.000
480.000
600.000
720.000
840.000
Jumlah
C. Biaya
Variabel
Beli ternak
Kambing
induk
5.599.091
7.058.864
8.518.636
9.978.409
11.438.182
12.897.955
55 ekor
2.500.000
7.500.000
pejantan
11 ekor
3.500.000
3.500.000
obat
177.273
197.273
227.273
247.273
267.500
287.273
Jumlah
Jumlah
A+B+C
11.177.273
197.273
227.273
247.273
267.500
287.273
26.068.823
7.256.136
8.745.909
10.225.682
11.705.682
13.185.227
Penerimaan Skala Sedang
Tahun
2016
2017
Uraian
Penerimaan
Kambing
Pupuk
Jumlah
Kambing
Pupuk
Jumlah
Jumlah
(ekor/karung)
10
1152
10
1152
Harga/satuan
Total Penerimaan
1.200.000
5.000
12.000.000
5.760.000
17.760.000
13.000.000
6.912.000
19.912.000
1.300.000
6.000
18
2018
2019
2020
Kambing
Pupuk
Jumlah
Kambing
Pupuk
Jumlah
Kambing
Pupuk
Nilai Sisa
Kendaraan
peralatan
Lahan
Jumlah
Uraian
10
1152
1.400.000
7.000
10
1152
1.500.000
8.000
10
1152
1.600.000
9.000
14.000.000
8.064.000
22.064.000
15.000.000
9.216.000
24.216.000
16.000.000
10.368.000
1.514.286
57.318
132.368
28.071.972
Cash Flow Skala Sedang
Tahun
2015
2016
2017
2018
2019
2020
penjualan kambing
12.000.000
13.000.000
14.000.000
15.000.000
16.000.000
penjualan pupuk
5.760.000
6.912.000
8.064.000
9.216.000
10.368.000
A. Cash Inflow
nilai sisa peralatan
57.318
nilai sisa kendaraan
1.514.286
Nilai sisa lahan
132.368
Total Cash Inflow
-
17.760.000
19.912.000
22.064.000
24.216.000
28.071.972
B. Cash Out flow
1. Biaya Investasi
Lahan
132.368
Kandang
3.745.455
Peralatan
114.636
Kendaraan
5.300.000
Jumlah
2. Biaya
Operasional
A. Biaya Tetap
9.292.459
Gaji Tenaga Kerja
5.359.091
6.698.864
8.038.636
9.378.409
10.718.182
12.057.955
Air
240.000
360.000
480.000
600.000
720.000
840.000
Jumlah
5.599.091
7.058.864
8.518.636
9.978.409
11.438.182
12.897.955
B. Biaya Variabel
Bibit Kambing Induk
Bibit kambing
pejantan
7.500.000
3.500.000
19
Obat/vitamin
177.273
197.273
227.273
247.273
267.500
287.273
Jumlah
11.177.273
197.273
227.273
247.273
267.500
287.273
Total Cash Inflow
-
17.760.000
19.912.000
22.064.000
24.216.000
28.071.972
Total Cash outflow
26.068.823
7.256.136
8.745.909
10.225.682
11.705.682
13.185.227
Net Cash flow
(26.068.823)
10.503.864
11.166.091
11.838.318
12.510.318
14.886.745
Arus Kas Usaha Peternakan Kambing PE Kelompok Taruna Tani Skala Sedang (4-6
ekor)
Thn
Investasi
operasi
benefit
0
9.292.459
16.776.364
-
1
0
7.256.136
17.760.000
2
0
8.745.909
3
0
10.225.682
4
0
11.705.682
5
0
13.185.227
19.912.000
22.064.000
24.216.000
28.071.972
Net Benefit
DF
15%
-26.068.823
1
10.503.864
0.870
11.166.091
0.756
11.838.318
0.658
12.510.318
0.572
14.886.745
0.497
Jum
NPV
PV Net
Benefit
DF
34%
NPV 1
DF
35%
NPV 2
(26.068.823)
1.000
(26.068.823)
1.000
(26.068.823)
9.133.794
0.746
7.838.704
0.741
7.780.640
8.443.169
0.557
6.218.585
0.549
6.126.799
7.783.886
0.416
4.920.119
0.406
4.811.591
7.152.815
0.310
3.880.156
0.301
3.766.459
7.401.343
13.846.185
0.231
3.445.686
234.428
0.223
3.319.945
(263.389)
13.846.185
NPV =
Net B/C =
39.915.008
=
(1.531)
(26.068.823)
NPV1
IRR = i1 +
( NPV1 – NPV2 )
(i2 – i1 )
234.428
(35– 34 )
IRR = 34+
(276.210 – (263.389))
276.210
IRR = 34 +
(1)
497.816
IRR = 34 %
PBP
=
26.068.823
39.915.008
X
5
=
3
Tahun
20
Uraian
biaya
A. Biaya
Investasi
Lahan
Kandang
Peralatan
Kendaraan
Jumlah
B. Biaya
Tetap
Gaji
air
Jumlah
C. Biaya
Variabel
induk
pejantan
obat
Jumlah
Jumlah
A+B+C
Jumlah
(satuan)
Estimasi Komponen Biaya Skala > 7 ekor
Harga
Tahun
(satuan)
2015
1950m2
2016
2017
2018
2019
2020
2.055.000
4.750.000
116.500
5.500.000
12.421.500
4.612.500
360.000
4.972.500
8 ekor
2 ekor
2.500.000 20.000.000
3.500.000 3.500.000
185.000
23.685.000
5.381.250 6.150.000 6.918.750 7.687.500 8.456.250
480.000
600.000
720.000
840.000
960.000
5.861.250 6.750.000 7.638.750 8.527.500 9.416.250
215.000
215.000
235.000
235.000
255.000
255.000
275.000
275.000
295.000
295.000
41.079.000 6.076.250 6.985.000 7.893.750 8.802.500 9.711.250
Tahun
2016
2017
2018
2019
2020
Uraian
Penerimaan
Kambing
Pupuk
Jumlah
Kambing
Pupuk
Jumlah
Kambing
Pupuk
Jumlah
Kambing
Pupuk
Jumlah
Kambing
Penerimaan Skala Besar
Jumlah
Total
Harga/satuan
(ekor/karung)
Penerimaan
16
1.200.000
19.200.000
1800
5.000
9.000.000
28.200.000
16
1.300.000
22.400.000
1800
6.000
10.800.000
33.200.000
16
1.400.000
25.600.000
1800
7.000
12.600.000
38.200.000
16
1.500.000
28.800.000
1800
8.000
14.400.000
43.200.000
16
1.600.000
32.000.000
21
Pupuk
Nilai Sisa
Kendaraan
Peralatan
Lahan
Jumlah
1800
9.000
16.200.000
1.571.429
58.250
2.055.000
51.884.679
Cash Flow Skala Besar
Uraian
Tahun
2016
2017
2018
2019
2020
2021
penjualan kambing
19.200.000
22.400.000
25.600.000
28.800.000
32.000.000
penjualan pupuk
9.000.000
10.800.000
12.600.000
14.400.000
16.200.000
A. Cash Inflow
nilai sisa peralatan
58.250
nilai sisa kendaraan
1.571.429
Nilai sisa lahan
2.055.000
Total Cash Inflow
-
28.200.000
33.200.000
38.200.000
43.200.000
51.884.679
B. Cash Out flow
1. Biaya Investasi
Lahan
2.055.000
Kandang
4.750.000
Peralatan
116.500
Kendaraan
5.500.000
Jumlah
2. Biaya
Operasional
A. Biaya Tetap
12.421.500
Gaji Tenaga Kerja
4.612.500
5.381.250
6.150.000
6.918.750
7.687.500
8.456.250
Air
360.000
480.000
600.000
720.000
840.000
960.000
Jumlah
4.972.500
5.861.250
6.750.000
7.638.750
8.527.500
9.416.250
185.000
215.000
235.000
255.000
275.000
295.000
Jumlah
23.685.000
215.000
235.000
255.000
275.000
295.000
Total Cash Inflow
-
28.200.000
33.200.000
38.200.000
43.200.000
51.884.679
B. Biaya Variabel
Bibit Kambing
Induk
pengadaan kambing
pejantan
obat/vitamin
20.000.000
3.500.000
Total Cash outflow
41.079.000
6.076.250
6.985.000
7.893.750
8.802.500
9.711.250
Net Cash flow
(41.079.000)
22.123.750
26.215.000
30.306.250
34.397.500
42.173.429
22
Arus Kas Usaha Peternakan Kambing PE Kelompok Taruna Tani Skala Besar
28.200.000
Net
Benefit
41.079.000
22.123.750
DF
15%
PV Net
Benefit
DF
59%
NPV 1
DF
60%
NPV 2
1
(41.079.000)
1.000
(41.079.000)
1.000
(41.079.000)
33.200.000
26.215.000
0.870
19.238.043
0.629
13.914.308
0.625
13.827.344
0.756
19.822.306
0.396
10.369.447
0.391
10.240.234
7.893.750
38.200.000
30.306.250
0.658
19.926.851
0.249
7.539.470
0.244
7.398.987
0
8.802.500
43.200.000
34.397.500
0.572
19.666.882
0.156
5.381.934
0.153
5.248.642
0
9.711.250
51.884.679
42.173.429
0.497
20.967.648
0.098
4.150.050
0.095
4.021.972
NPV
58.542.731
Thn
Investasi
operasi
Benefit
0
12.421.500
28.657.500
-
1
0
6.076.250
2
0
6.985.000
3
0
4
5
Jum
NPV
=
Net B/C =
58.542.731
99.621.731
=
(41.079.000)
NPV1
IRR = i1 +
(i2 – i1 )
( NPV1 – NPV2 )
276.210
(2.425)
(60– 59 )
IRR = 59+
(276.210 – (341.822))
276.210
IRR = 59 +
(1)
618.031
IRR = 59 %
PBP
=
41.079.000
99.621.731
x
5
= 2
Tahun
276.210
(341.822)
23
Analisis Alokasi Waktu Kerja
No
1
2
Nama
Anugrah
Sugeng
sitti
Fatimah
Mencari Pakan
Pria
Wanita Anak
(jam) (jam)
(jam)
memberi pakan dan
minum
Pria
Wanita Anak
(jam) (jam)
(jam)
membersihkan
kandang
Pria
Wanita Anak
(jam) (jam)
(jam)
2.0
0.0
0.0
1.0
0.0
0.0
0.8
0.0
0.0
1.0
0.0
0.0
0.5
0.0
0.0
0.3
0.0
0.0
3
Sutris
2.0
0.0
0.0
1.0
0.0
0.0
0.8
0.0
0.0
4
Mang Yadi
2.0
0.0
0.0
1.0
0.0
0.0
0.8
0.0
0.0
5
Soleh
2.0
0.0
0.0
1.0
0.0
0.0
0.8
0.0
0.0
6
Wagiman
1.0
0.0
0.0
0.5
0.0
0.0
0.3
0.0
0.0
7
Ikin
1.5
0.0
0.0
0.8
0.0
0.0
0.3
0.0
0.0
8
Aman
2.0
0.0
0.0
1.0
0.0
0.0
0.8
0.0
0.0
9
Jaelani
1.0
0.0
0.0
0.5
0.0
0.0
0.3
0.0
0.0
10
Gito
2.0
0.0
0.0
1.0
0.0
0.0
0.8
0.0
0.0
11
Soneto
1.5
0.0
0.0
0.8
0.0
0.0
0.3
0.0
0.0
12
Suji
1.5
0.0
0.0
0.8
0.0
0.0
0.3
0.0
0.0
1.6
0.0
0.0
0.8
0.0
0.0
0.6
0.0
0.0
3.5
0.0
0.0
2.5
0.0
0.0
2.0
0.0
0.0
1
Rataan
Budi
Raharjo
2
La Hamida
3.0
0.0
0.0
2.0
0.0
0.0
1.5
0.0
0.0
3
Agus Bc
2.5
0.0
0.0
1.5
0.0
0.0
1.0
0.0
0.0
4
Kasiadi
2.5
0.0
0.0
1.5
0.0
0.0
1.0
0.0
0.0
5
Sono
3.0
0.0
0.0
2.0
0.0
0.0
1.5
0.0
0.0
6
Kamid
2.5
0.0
0.0
1.5
0.0
0.0
1.0
0.0
0.0
7
Usman
2.5
0.0
0.0
1.5
0.0
0.0
1.0
0.0
0.0
8
Beddu
2.5
0.0
0.0
1.5
0.0
0.0
1.0
0.0
0.0
9
Muslim
3.0
0.0
0.0
2.0
0.0
0.0
1.5
0.0
0.0
10
suyut
2.5
0.0
0.0
1.5
0.0
0.0
1.0
0.0
0.0
11
Salim
3.5
0.0
0.0
0.0
0.0
0.0
2.8
0.0
0.0
0.0
0.0
2.0
1.3
0.0
Rataan
Ahmad
samsudin
2.5
1.8
0.0
0.0
4.5
0.0
0.0
3.5
0.0
0.0
3.0
0.0
0.0
Agus R
4.0
0.0
0.0
3.0
0.0
0.0
2.5
0.0
0.0
4.3
0.0
0.0
3.3
0.0
0.0
2.8
0.0
0.0
1
2
Rataan
Analisis Alokasi Waktu Kerja
JKtotal = JO x JK x HK
HOK = JKtotal
JKS
Keterangan ;
JK
= Jam Kerja (jam)
JO
= Jumlah orang (orang)
HK
= hari kerja (hari)
HOK = Hari Orang kerja (hari
kerja)
24
Skala Kecil
No
1
2
3
Tenaga Kerja
Keluarga
Pria wanita Anak
Kegiatan
Mencari Pakan
Memberi Pakan dan Minum
Membersihkan kandang
Jumlah
Rataan
1.6
0.8
0.6
3.0
1.0
0.0
0.0
0.0
0.0
0.0
0.0
0.0
0.0
0.0
0.0
Skala Sedang
No
1
2
3
Tenaga Kerja
Keluarga
Pria wanita Anak
Kegiatan
Mencari Pakan
Memberi Pakan dan Minum
Membersihkan kandang
Jumlah
Rataan
2.8
1.8
1.3
6.0
2.0
0.0
0.0
0.0
0.0
0.0
0.0
0.0
0.0
0.0
0.0
Skala Besar
No
1
2
3
Alokasi
Waktu
Jktotal 3.00
HOK 0.375
Jktotal
6
HOK 0.744
Jktotal 3.42
HOK 0.427
Tenaga Kerja
Keluarga
Pria wanita Anak
Kegiatan
Mencari Pakan
Memberi Pakan dan Minum
Membersihkan kandang
Jumlah
Rataan
2015
2016
1.350.000
2.025.000
5.359.091
6.698.864
4.612.500
5.381.250
2017
4.3
3.3
2.8
10.3
3.4
0.0
0.0
0.0
0.0
0.0
2018
Skala Kecil
2.700.000 3.375.000
Skala sedang
8.038.636 9.378.409
Skala Besar
6.150.000 6.918.750
0.0
0.0
0.0
0.0
0.0
2019
2020
4.050.000
4.725.000
10.718.182
12.057.955
7.687.500
8.456.250
Download