Newsletter Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu, edisi Dua 2016

advertisement
Penasehat
Pengarah
Penanggung Jawab
Tim Redaksi
Kotakubengkulu.wordpress.com
[email protected]
KOTAKU Bengkulu
Kontributor
Data dan Informasi
Layout & Produksi
Distribusi
: Satker PKP Provinsi Bengkulu
Tim OC2 Bengkulu
: Kartini, SP (TA Sos OC2)
: Bappeda Provinsi Bengkulu
Dedi Arizandi, S.Pdi (Korkot )
: Tim Pemda
Ida Rufaida Umar, SH
Ir. Hj. Darwanti
: Tim Korkot & Tim Faskel
: Asmandat
: Tim Korkot
: Tim Korkot
Kolaborasi Penanganan Kumuh
di Kota Bengkulu
Oleh Ir. Hj. Darwanti, Askot CD Bengkulu
Pada Senin, 5 September 2016 diadakan launching
program peningkatan kualitas kawasan permukiman di
Kota Bengkulu. Program-program tersebut adalah
Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU), Neighborhood
Upgrading and Shelter Project Phase-2 (NUSP-2) dan
Sanimas IDB. Acara diselenggarakan di salah satu
kelurahan yang memang masuk dalam kategori kumuh
dan masuk dalam SK wali kota ditetapkan sebagai
wilayah kumuh Kota Bengkulu, yaitu Kelurahan
Lempuing, Kecamatan Ratu Agung, Kota Bengkulu.
Dalam acara tersebut Wali Kota Bengkulu H. Helmi
Hasan mengimbau masyarakat Kota Bengkulu untuk ikut
berperan aktif dalam pemberantasan kumuh di Kota
Bengkulu.
Dalam
sambutannya,
Wali
Kota
Bengkulu
menyampaikan, ketiga program tersebut mempunyai
sasaran yang sama dalam memerangi kawasan kumuh
dan meningkatkan pelayanan dasar masyarakat. Untuk
itu masyarakat diharapkan berperan aktif agar wajah
Kota Bengkulu bebas dari kekumuhan. Menurutnya,
program ini selaras dengan program APBD kota untuk
rakyat, mulai dari program SAMISAKE, penyediaan air
bersih, Program Bengkuluku Bersih, dan lain sebagainya.
“Semua program yang kita jalankan ini adalah keinginan
rakyat, bukan keinginan pemerintah. Karena rakyat tahu
apa yang menjadi kebutuhan mereka,” tutur Helmi
Hasan.
Sementara itu, Plt. Bappeda Kota Bengkulu Ridwan
mengungkapkan, pemerintah pusat dan daerah
berkomitmen mengentaskan persoalan kumuh dengan
target kegiatan melakukan penataan dan penanganan
bangunan, sanitasi, jalan lingkungan, pengelolaan air
limbah dan penyediaan air minum, sehingga tercapai 0
persen kawasan kumuh.
Salah satu langkah yang dilakukan adalah sinergi
penyusunan perencanaan penanganan kumuh dengan
Pemda, yang disebut dengan Rencana Pencegahan dan
Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh.
Pada kesematan yang sama ketua DPRD Kota Bengkulu
Erna Sari Dewi menegaskan, pihaknya siap mensupport program penataan dan pengentasan kawasan
wilayah kumuh, seperti yang sudah diatur dalam Surat
Keputusan (SK) Wali Kota Bengkulu
nomor 53 tahun 2016 dijelaskan bahwa Kota
Bengkulu masih tergolong kumuh.
Karena, dari 67 kelurahan terdapat 41
kelurahan yang memiliki kawasan
kumuh.
Dilihat dari peran legislatif dalam fungsi
penganggarannya akan konsen untuk bagaimana
membangun infrasturktur.
sehingga Kota Bengkulu bebas dari kumuh. “Kita akan
mengalokasikan anggaran sesuai kebutuhan,” ujarnya.
Acara launching penuntasan kumuh ini dihadiri oleh
sekitar 300 undangan yang menghadirkan DPRD Kota
Bengkulu, semua SKPD Kota Bengkulu, serta seluruh
lurah dan Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) seKota Bengkulu, konsultan pendamping ketiga program
dan masyarakat. Alhamdulillah semua SKPD Kota
Bengkulu berkomitmen untuk bahu membahu
menuntaskan kumuh di Kota Bengkulu
PEMBAHASAN DRAF RAPERDA KUMUH
KOTA BENGKULU
Pemenuhan pelayanan dasar di bidang prasarana pekerjaan umum di kawasan permukiman adalah
tugas dan fungsi dari Direktorat Jenderal Cipta Karya. Sesuai dengan RPJMN 2015-2019 Direktorat
Jenderal Cipta Karya berkomitmen untuk mewujudkan permukiman yang layak huni dan berkelanjutan,
khususnya di perkotaan dilaksanakan dengan pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman
kumuh.
Untuk pencapaian tujuan itu perlu dibangun platform kolaborasi dalam upaya pencegahan dan
peningkatan kualitas permukiman kumuh. Diharapkan dengan terbangunnya kolaborasi maka akan
terjadi keterpaduan antar sektor untuk bersama-sama bergerak mencapai sasaran pembangunan
kawasan permukiman khususnya terwujudnya kota tanpa kumuh pada tahun 2019, dengan
menempatkan Pemerintah Daerah sebagai “nakhoda”, masyarakat sebagai “pelaku utama
pembangunan” dan Pemerintah Pusat sebagai pendamping Pemerintah Daerah. Pemerintah sebagai
nakhoda pembangunan di daerah masing-masing, memiliki peran yang sangat strategis, karena
pemerintah daerah memiliki perangkat untuk melaksanakan pembangunan juga menjalin kerjasama
dengan pemangku kepentingan lainnya untuk bersama membangun daerahnya. Masyarakat sebagai
pelaku utama, telah memiliki pengalaman yang cukup dalam pengelolaan program di wilayah masingmasing sehingga menjadi sebuah potensi yang bisa menggerakan pembangunan di daerah.
Akan tetapi semua itu tidak akan mudah terjadi tanpa adanya dasar pijakan yang kuat oleh karena itu
Salah satu bentuk komitmen pemerintah kota kabupaten dalam turut mendukung pencapaian semua
itu adalah dengan di keluarkannya perda terkait penangan kawasan Kumuh atau di kenal dengan
“perda kumuh”, kota Bengkulu sebagai slah satu kota yangmenjadi pilot projek secara nasional untuk
penanganan kawasan kumuh memperioritaskan untuk segera menggaraf raperda ini sejak 3 bulan
terakhir sudah dilakukan pembahsan dalam menyusun draf raperda kumuh oleh tim yang di bentuk
oleh Pemerintah Kota Bengkulu, tim ini terdiri dari berbagai unsur diantaranya dari unsure akademisi,
SKPD terkait (badan pertanahan, dinas tata kota, dinas PU dll) serta Bapeda dan konsultan pendamping
program penanganan permasalahan kumuh. Kita semua berharap agar kiranya perda kumuh ini segera
masuk dalam prolegda tahun 2017 dan segera di sahkan oleh DPRD Kota Bengkulu. Semoga**
Secercah Harapan Dalam Mendukung
Peningkatan Penghidupan Masyarakat Dan
Penanganan Kowasan Kumuh Di Perkotaan
Melalui BDC (Bussiness Development Center)
bisnis di tingkat kabupaten/kota disebut dengan istilah
“Business Development Center” (BDC). Secara umum
tujuan dari kegiatan BDC adalah pertama, membantu
masyarakat miskin yang memiliki potensi usaha produktif
untuk meningkatkan pelanggan, sekaligus daya tawar
mereka, melalui meningkatnya akses ke pasar, dan
memperkuat kapasitas pemasaran. Kedua, mewujudkan
sinergi kebijakan dan program pemerintah kota/kab dalam
pengembangan produk unggulan dengan potensi usaha
produktif yang dikembangkan kelompok-kelompok
masyarakat (KSM-KSM), khususnya masyarakat miskin.
Adapun sasaran penerima manfaat dari BDC yaitu KSM
PPMK yang mempunyai potensi menghasilkan produk
unggulan yang dapat dikembangkan, KSM non PPMK yang
mempunyai potensi menghasilkan produk unggulan yang
dapat dikembangkan, warga miskin pelaku usaha non KSM
yang mampu mendukung dan berperan aktif dalam
pengembangan dan peningkatan usaha KSM, pemda yang
mempunyai potensi pengembangan usaha KSM, dan dunia
usaha serta kelompok peduli (stakeholders) lainnya yang
dapat bersinergi dalam pengembangan usaha KSM melalui
4 (empat) komponen) program yaitu : penguatan kapasitas
masyarakat, bantuan langsung masyarakat, biaya
operasional (BOP) Pemda, dan pendampingan konsultan.
Dalam komponen peruntukan bantuan langsung
masyarakat tidak dapat digunakan untuk pinjaman dana
bergulir, pengadaan aset usaha untuk dimiliki KSM,
invenstasi yang tidak berkaitan dengan pengembangan
usaha KSM dan fasilitasi kegiatan usaha yang bertentangan
dengan peraturan perundangan.
Dalam hubungannya dengan kebijakan dan
program pemerintah, peran pemda dalam
mengembangkan usaha KSM bernilai
strategis dalam konteks membangun dan
memajukan ekonomi daerah yang kuat,
sehat dan menjamin keberlanjutan yang
dibangun berbasis kekuatan-kekuatan
potensi
lokal,
termasuk
kekuatan
kelembagaan ekonomi lokal (KSM).
Berdasarkan Undang-undang nomor 23
tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah
memiliki wewenang terkait pengembangan
usaha KSM, antara lain meliputi :
Pemberdayaan
usaha
mikro;
Pengembangan usaha mikro dengan
orientasi
peningkatan
skala
usaha;
Penetapan pemberian fasilitas/insentif di
bidang penanaman modal termasuk
investasi oleh KSM; Pembuatan peta
potensi investasi kabupaten/kota. Atas
dasar hal tersebut program KOTAKU
mendukung peran pemda melalui pusat
pengembangan
Jenis-jenis kegiatan dalam BDC yaitu :
Intermediasi bisnis yang berupa; Pengembangan produk;
Pengembangan pemasaran; Pengembangan kemitraan;
Kegiatan lain yang secara aktif dapat meningkatkan usaha
KSM; Penguatan kapasitas bagi KSM, BDC, Pemda dan
kelompok; Peduli/stakeholders lainnya; Advokasi kebijakan.
Pilot kegiatan BDC telah dilaksanakan pada tahun 2015 di 15
kota/kabupaten, yakni Kota, Kota Jambi, Kota Palembang dan
Kota Pagaralam, Kota Bandar Lampung, Kota Metro, dan
Kabupaten Pringsewu, Kabupaten Tangerang, Kota Pontianak,
Kabupaten Bogor, Kabupaten Garut, Kota Tasikmalaya, dan
Kabupaten Pangandaran. Pengembangan BDC ini akan
didahului oleh feasibility study untuk dapat menemukan
formula implementasi BDC di kota tersebut. Pada tahun 2016
pada bulan oktober 2016 tepatnya pada tanggal 04 oktober
2016 telah diadakan rapat koordinasi Tenaga Ahli PPMK, Local
Government, Tenaga Ahli Sosialisai OC2 Provinsi Bengkulu, Tim
Korkot dan Tim Fasilitator dalam membahas pemetaan awal
calon lokasi Business Development Center (BDC) yang baru,
rakor ini menindaklanjuti surat dari Konsultan Manajemen
Pusat (KMP) nomor 184/KMP WIl.I/IX/2016 tanggal 27
september 2016 dan Kota Bengkulu masuk dalam 50
kabupaten/kota lokasi prioritas KOTAKU di wilayah I calon
lokasi BDC. Rakor ini menjadi titik 0 dari secercah harapan
semua pihak khususnya dari konsultan pendamping yang
sangat mengharapkan hadirnya BDC di kota Bengkulu dalam
mendukung peningkatan penghidupan masyarakat dan
penanganan kawasan kumuh di kota Bengkulu.
Oleh Sufriyadi, SE
Askot MK
Kota Bengkulu
Oleh Yessy Syafrianti K. ST
Melaksanakan pekerjaan tanpa perencanaan sama saja
dengan merencanakan kegagalan. Demikian kata-kata bijak
yang sering kita dengar. Hal ini pun juga berlaku dalam
pencegahan dan penanganan kumuh dalam program KOTAKU
di Kota Bengkulu. Jika tidak didahului dengan perencanaan
yang terstruktur dan komprehensif penanganan kumuh bisa
menjadi sebuah kegagalan. Alih-alih menjadi kawasan yang
tertata dan indah, bahkan bisa menimbulkan kekumuhan
baru.
Dalam proses perencananaan yang dilakukan tentu saja
didahului dengan identifikasi awal. Apakah ada permasalahan
dikawasan lingkungan? jika ada, apa bentuk masalahnya?
kenapa bisa terjadi? Apa dampaknya bagi lingkungan? siapa
saja yang terkena dampak? siapa saja yang bisa membantu
penyelesaian? Hingga sampai pada keputusan apa yang akan
dilakukan dalam penataan kawasan tersebut.
Lalu apa yang selanjutnya dilakukan masyarakat
dengan peta dasar kelurahan dan peta delinasi
kumuh yang sudah disusun bersama Lurah,
BKM dan TIPP ?
Ketika peta deliasi kumuh sudah ada maka peta
ini harus dikembangkan menjadi peta-peta
tematik sesuai 7+1 indikator kumuh. Jadi peta
tematik yang disusun selanjutnya berupa :
Peta Kondisi Bangunan
Peta Jalan Lingkungan
Peta Drainase Lingkungan;
Peta Penyediaan Air
Bersih/Minum
Peta Pengelolaan Persampahan
Peta Pengelolaan Limbah;
Peta Pengamanan Kebakaran;
Peta Ruang Terbuka Publik
Nah untuk memudahkan identifikasi awal ini kita
menggunakan salah satu alat bantu yaitu peta dasar kawasan
permukiman kelurahan. Di Kota Bengkulu kita menyusun
peta dasar kelurahan dengan bantuan program GIS
(Geographic Information System). Peta dasar ini meliputi
keberadaan bangunan, jalan, drainase, bangunan fasilitas
umum dan batas-batas wilayah kelurahan dan RT. Dengan
Peta dasar ini masyarakat dapat mengetahui dan memetakan
(sebelumnya didahului survey/transek) lokasi mana saja yang
menjadi kawasan kumuh dilingkungan kelurahan masingmasing Agar perencanaan pencegahan dan menagggulangan
kumuh yang disusun bisa kompresensif dan multisektor hasil
data tersebut dikumpulkan dan diolah kembali di tingkat Kota
(melalui POKJA NIS/PKP). Pengolahan data ini juga
melibatkan Tenaga Ahli profesional yang dikontrak oleh
Pemda sehingga bisa tersusun data Peta delinasi kawasan
kumuh di tingkat Kota. Peta Kawasan kumuh se-Kota
Bengkulu ini dikumpulkan dalam dokumen SIAP (Slump
Improvement Action Plan) dan dikuatkan dengan SK Walikota
Bengkulu. Salinan ini selanjutnya disampaikan ke Pemerintah
Pusat melalui Dirjen Cipta Karya. Sesuai UU no 23 tahun 2004
tentang pemerintah Daerah, penanganan kumuh dapat
diintervensi oleh Pemerintah pusat dengan ketentuan
kawasan permukiman kumuh lebih dari 15 Ha. Kota Bengkulu
menyumbang 76,31 Ha dari luasan kumuh yang sudah
ditetapkan pemerintah pusat sebagai kawasan kumuh
dengan total luasan 38 ribu Ha. Delinasi Kawasan ini terdiri
dari kawasan Belakang Pondok, kawasan Kebun Keling,
kawasan Pintu Batu, kawasan Malabero, kawasan Rawa
Makmur, kawasan Dusun Besar dan kawasan Sumber Jaya.
Lokasi ini ditargetkan dapat diselesaikan pada tahun 2019.
Peta-peta ini tidak hanya menggambarkan kondisi eksisting (kondisi yang ada)
tetapi juga menggambarkan rencana perbaikan/peningkatan dan
pembangunan yang akan dibuat (rencana investasi) nantinya. Untuk rencana
investasi akan lebih detail dibuat dikawasan yang sudah masuk dalam
kawasan delinasi kumuh dan diluar kawasan delinasi kumuh direncanakan
juga kegiatan pencegahan kumuh.
Diharapkan peta ini menjadi rujukan dalam penyusunan program rencana
investasi kegiatan yang disusun oleh TIPP kelurahan bersama BKM dan Lurah.
Dengan peta inilah nantinya akan tergambar lokasi-lokasi kegiatan yang akan
diintervensi dalam rangka pencegahan & penanganan kumuh.
KOTAKU
KOTA TANPA KUMUH
Pada tahun 2014
KSM
Sumber
rejeki mendapat
tambahan modal
sebesar
Rp
19.000.000,dan Ibu Sumarti
Hartini
mendapat
pinjaman modal
sebesar
Rp
3.000.000,-.
Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Indah
Permai Kelurahan Timur Indah merupakan salah
satu Kelurahan yang memperoleh Program lanjutan
dana bergulir PPMK. Dibawah kepimpinan
koordinator BKM H. Khailani pada tahun 2014
BKM kelurahan Timur Indah memperoleh dana
PPMK.
KSM
MELATI,
KSM
KOTA
MATAHAR
TANPA
I,KSM
KUMUH
SUMBER
REZEKI
NEWSLETTER KOTAKU
KSM Sumber Rejeki yang diketuai oleh
Ibu Sumarti Hartini beranggotakan 6
orang beralamat di jl.Muhajirin 4 A RT
03/02 merupakan kelompok usaha kecil
beraneka usaha yang semua anggota
KSM nya memiliki usaha produktif.
KOTAKU
PEMERINTAH
SEBAGAI
NAHKODA
KSM Melati yang diketuai oleh ibu
Levi susanti membentuk kelompok
berawal dari seringnya berkumpul
dengan ibu-ibu di kegiatan yang
ada RT maupun di kegiatan
kelurahan.
Didukung dengan rumah yang tidak
berjauhan sehingga kelompok yang
dibentuk ini terlihat sangan
kompak.
KSM Melati mempunyai anggota
kelompok dari berbagai jenis
usaha, Ibu Levi susanti usaha kue
kering, Ibu suranti usaha kue
kering, Desi fitriani usaha keripik
ubi, Suparti Usaha jamu gendong,
Marlinawati usaha Kue cucur,
Samina usaha Pisang coklat.
KSM Melati yang bernggotakan Ibu-ibu
rumah tangga ini merupakan tetangga
dekat rumah yang sering berkumpul
sehingga bisa menjadi suatu kelompok
yang diberi nama KSM “ Melati”.
KSM ini semau anggota mempunyai usaha
produktif, yang potensial untuk
dikembangkan yang merupakan usaha
rumahan yang membutuhakn tambahan
modal, KSM ini beralamat di Jl. Timur
Indah Ujung RT 10/02.
KSM Matahari merupakan KSM Aneka Usaha
yang beranggotakan Ibu Fensitaria,
sisnayati, saina husni, titin sumarni, yuniarti,
delfi, felita. dengan kepengurusan kelomok
yaitu Ibu Emi Fensitaria sebagai Ketua,
Sisnayati Bendahara, ibu Saina Husni
sekretaris dan Ibu Titin Sumarni, Yuniarti,
Delfi, Felita sebagai anggota kelompok.
KELURAHAN RAWA MAKMUR PERMAI
Mendapat Dana PPMK
BKM BERKAH PERMAI
Program Penanganan Kawasan Kumuh Perkotaan
(P2KKP) telah menaruh Sustainable Livelihood Approach
(SLA) sebagai bagian dari Program keberlanjutan dana
bergulir dengan nama Program Peningkatan Penghidupan
Masyarakat Berbasis Komunitas (PPMK)
-
KegiatanPPMK merupakan salah satu pengembangan
TRIDAYA (ekonomi, sosial dan lingkungan) khususnya
melalui peningkatan penghidupan warga miskin dan
perempuan yang terhimpun dalam Kelompok Swadaya
Masyarakat (KSM).
- Melalui integrasi dan pengokohan pilar-pilar
peningkatan penghidupan masyarakat tersebut melalui
5 pentagonal asset tersebut di atas, diharapkan
menciptakan
KSM-KSM
Mandiri
yang
dapat
menumbuhkembangkan kegiatan usaha produktif dan
kreatif (sustainability) sehingga secara langsung KSM
benar-benar berorientasi dan berperan sebagai
peningkatan penghidupan masyarakat miskin yang
menjadi anggota-anggota KSM PPMK.
Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Berkah Permai
Kelurahan Rawa Makmur Permai merupakan salah satu
kelurahan yang memperoleh Program lanjutan dana
bergulir PPMK. Dibawah kepimpinan koordinator BKM
Drs.Dahalian pada tahun 2014 BKM kelurahan Rawa
Makmur Permai mengajukan proposal untuk dapat
diikutsetakan dalam seleksi calon Kelurahan penerima
PPMK.
Terdapat Persyaratan khusus Untuk Menjadi Anggota
PPMK yaitu :
1. Kinerja kelembagaan BKM Minimal “Berdaya”.
2. Opini Audit Tahun Buku sebelumnya “Wajar Tanpa
Pengecualian (WTP)”.
3. Kinerja Sekretariat BKM minimal “memadai” selama
3 bulan terkahir.
5 Prinsip Dasar PPMK :
Kemitraan, Kewirausahaan, KeBadanan,
Kearifan Lokal dan Keberlanjutan.
PROFIL KSM MELATI :
KSM Melati ini terbentuk dari proses kumpul-kumpul IbuIbu Rumah Tangga dalam kehidupan sehari-hari yang
tepatnya KSM Melati ini berdiri pada tanggal 15 Maret 2014.
KSM ini sangat pandai melihat peluang usaha terutama
makanan khas bengkulu, KSM Melati merupakan KSM
Aneka Usaha yang beranggotakan ibu Helma yusni, ibu Siri
Asma,ibu Yusmaniar, ibu Elpi Saudiah, dan ibu Dili Suryanti.
Ibu-ibu ini merupakan ibu rumah tangga yang kreatif yang
begitu semangat untuk berusaha demi membantu
perekonomian kelurga.
KSM ini diketuai oleh Ibu Helma Yusni dan usaha yang
dijalankan adalah usaha kue Kering khas bengkulu dan kuekue basah berupa Seperti Stik Ubi ungu, kripik bawang, Kue
ketawa, kerupuk Pangsit, kue risol, kue tat dan sebagainya.
Ibu Saudiah beralamat di Jl. Bandar raya 5 no. 38 Rt 02 Rw
01 rawa Makmur Permai kota Bengkulu, memulai usaha
sejak tahun 2005 dan awal memulai usaha hanya coba-coba
membuat kue kering yang kemudian promosikan dengan
masyarakat sekitar rumah.
Pada awal memulai usaha omset penjualan Ibu Saudiah Rp
3.000.000 dengan keuntungan bersih sekitar Rp 800.000/
bulan.
Dengan pinjaman Rp 4.000.000 dari PPMK pada tanggal 09
januari 2015, Ibu Saudiah Menambah kuantitas produksi
kripik ubi ungu, kue ketawa serta aneka kue basah yang
menjadi Andalan usahanya dengan peningkatan Omzet
usaha perbulan menjadi berkisar Rp 5.000.000,- dengan
keuntungan kotor Rp 1.400.000,- perbulan.
Pada saat ini hasil produk Ibu Saudiah berupa keripik
Bawang, krupuk pangsit, stik ubi ungu, kue ketawa daerah
pemasarannya sudah menjangkau luar kelurahan, dan bisa
didapat di Beberapa toko dan kios sekitar kota bengkulu
seperti di Toko ZN di kelurahan Rawa Makmur Permai.
Semenjak KSM Melati mendapat program PPMK banyak
keuntungan yang didapatkan oleh masing-masing anggota
seperti adanya tabungan masing-masing anggota dan
pembukuan usaha yang diterapkan diprogram ini agar ke
depannya usaha yang mereka jalankan bisa bermitra
dengan pihak Bank untuk modal yang lebih besar.
Besar harapan juga dari KSM-KSM PPMK di kelurahan Rawa
Makmur Permai terkhusus KSM Melati memohon
pembinaan, perhatian dari pemerintah kota Bengkulu
untuk membantu dalam proses pemasaran produk,
memberikan bantuan peralatan dan pelatihan packaging
yang sehat, berkualitas dan dapat diterima di swalayanswalayan modern seperti hypermart, giant ataupun
indomaret yang lagi booming di kota Bengkulu.
P
E
T
A
T
E
M
A
T
I
K
Peta adalah gambaran permukaan bumi pada bidang datar dengan skala tertentu melalui suatu sistem
proyeksi. Peta bisa disajikan dalam berbagai cara yang berbeda, mulai dari peta konvensional yang tercetak
hingga peta digital yang tampil di layar komputer. Sebuah peta adalah representasi dua dimensi dari suatu
ruang tiga dimensi. Ilmu yang mempelajari pembuatan peta disebut kartografi. Banyak peta mempunyai skala,
yang menentukan seberapa besar objek pada peta dalam keadaan yang sebenarnya. Kumpulan dari beberapa
peta disebut atlas
PETA TEMATIK
P
eta tematik merupakan peta yang hanya
menggambarkan satu tema tertentu untuk
kepentingan tertentu dengan menggunakan
peta rupa bumi atau peta earth yang
disederhanakan
sebagai
dasar
untuk
meletakan informasi tematiknya.
Dalam kegiatan KOTAKU kita mengenal 7
indikator + 1 indikator yaitu keteraturan
bangunan, sampah, drainase, air bersih,
sanitasi, jalan,pemadam kebakaran dan ruang
terbuka hijau. Indikator ini digunakan sebagai
alat ukur dalam menilai suatu kawasan yang
masih tergolong kumuh atau tidak. Indikator
ini lah nanti yang digunakan dalam proses
penyusunan dokumen Rencana Penataan
Lingkungan Permukiman (RPLP). Didalam
dokumen ini nanti juga tertuang berbagai
macam peta tematik berdasarkan 7 indikator
+ 1 indikator seperti yang telah disebutkan
diatas.
Peta Fungsi Bangunan Kel. Malabero
Berikut ini merupakan beberapa contoh peta
tematik :
Dokumentasi Rakor
Pembuatan Peta Tematik
Peta Pengelolalan Sampah Kel. Malabero
Oleh Rischa Oktarari sari, ST
(Askot Urban Planner Kota Bengkulu
Download