komunikasi antar budaya

advertisement
KOMUNIKASI EFEKTIF
& PENDEKATAN
PERILAKU SP DALAM
PERUNDINGAN
Oleh,
Dr. Lely Arrianie. M.Si
*Disampaikan dalam “Workshop Nasional
Ketenagakerjaan”yang diselenggarakan oleh
LEMBAGA PENGEMBANGAN MANAJEMEN
INDONESIA (LPMI) ,
Kamis, 12 November 2009 di Golden Boutique Hotel ,
jl angkasa No 1 Kemayoran ,Jakarta.
“BERUNDING”




BERKOMUNIKASI
BERBICARA dengan “BICARA”
BICARA dalam “ARTI yang “LUAS” (Ekspresi
wajah, bahasa tubuh, lirikan mata, senyum ,simbol
non verbal lainnya, busana, pin keanggotaan dll)
MODEL KOMUNIKASI YANG DIGUNAKAN
(linier, interaksional, transaksional, konvergen,
sirkuler, one step model, two way step models)
Semua merujuk kepada ………Fenomenafenomena komunikasi antara komunitas berbeda
budaya yang SEMAKIIIIIIN RUMIT SAJA. Karena
:
 Fenomena-fenomena komunikasi antara komunitas
berbeda budaya ……yang SEMAKIIIIIIN RUMIIIIT
SAJA. Karena :
 Semakin beragamnya konsep diri.
 Minat
 Kepentingan
 Gaya hidup
 Kelompok rujukan
 Sistem kepercayaan&Nilai-nilai yang berkembang
KOMUNIKASI ANTARA BUDAYA
(intercultural communication)
dan
K0MUNIKASI LINTAS BUDAYA
(Cross-cultural communication)
KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA





Bagaimana budaya berpengaruh terhadap
aktivitas berkomunikasi?
Apa makna pesan verbal dan non verbal
menurut budaya-budaya bersangkutan?
Apa yang layak dikomunikasikan?
Bagaimana cara mengkomunikasikannya?
(Verbal dan non Verbal)
Kapan mengkomunikasikannya? Dsb.
KOMUNIKASI LINTAS BUDAYA



Membandingkan fenomena komunikasi dalam
budaya berbeda secara tradisional.
Misal : Bagaimana gaya komunikasi pria dan gaya
komunikasi wanita dalam budaya Amerika dan
budaya Indonesia.
Kapanpun kita berinteraksi dengan orang lain yang
telah dibekali seperangkat pemahaman yang berbeda
mengenai dunia….maka sebenarnya kita terlibat
dalam komunikasi lintas budaya (Trenholm &
Jensen,1992,372)
Yang menghubungkan komunikasi
antar budaya adalah


Komunikasi antar Etnik (Interethnic
Communication).
Kelompok etnik ditandai dengan bahasa dan
asal-usul yang sama.karenanya merupakan
bagian dari komunikasi antar budaya
sebagaimana halnya komunikasi antar ras,
agama, gender (Tetapi komunikasi antar
budaya belum tentu komunikasi antar eknik)
Komunikasi Transkultural
(Empat tema yang digunakan)
1.Interpersonalitas (Berkaitan dengan
komunikasi antar Budaya : Perbedaan budaya,
teori kelompok, dan gaya hidup) maka ;
komunikasi trankultural dilihat sebagai
“DIALOG” Suatu proses dinamis dalam
memandang pengaruh individual, prosedur
internal dan kelembagaan dari MITRA
KOMUNIKASI.
TUJUAN UTAMANYA

ADALAH : Menciptakan keseimbangan antara
individualitas dan kesadaran akan keterikatan
pada suatu kelompok budaya. Maka akar dari
tema ini adalah :
* Linguistik
* Antropologi
* Etnologi
Tiga tema lain berkaitan dengan
komunikasi internasional dan global
Propaganda
 Pembangunan
 Budaya
(Melibatkan penggunaan teknologi
komunikasi yang pesan-pesannya
melewati batas negara)

BAGAIMANA menjadikan
Komunikasi efektif

Komunikasi terjadi jika “setidaknya” suatu
sumber menbangkitkan respons pada penerima
melalui penyampaian suatu pesan dalam
bentuk tanda atau simbol baik dalam bentuk
verbal (kata-kata ) maupun non verval (non
kata-kata) tanpa harus memastikan terlebih
dahulu bahwa kedua pihak yang
berkomunikasi punya suatu sistem simbol
yang sama.
SIMBOL atau lambang


Adalah sesuatu yang mewakili suatu lainnya
berdasarkan kesepakatan bersama, (Serikat
buruh, Serikat Pekerja dsb)
Dapat pula mempresentasikan suatu konsep
atau gagasan yang lebih abstrak seperti yang
digambarkan oleh “Gambar atau Slogan “
serikat pekerja ybs.(yang membutuhkan
penjelasan panjang).
SINGKATNYA……………

SIMBOL adalah KATA, JARGON,
ISYARAT,GAMBAR,GAYA (PAKAIAN,
RAMBUT) ATAU OBJEK (SIMBOL
STATUS) YANG MENGANDUNG SUATU
MAKNA TERTENTU YANG HANYA
DIKENALI OLEH MEREKA YANG
MENGANUT SUATU BUDAYA
TERTENTU.
TANDA LEBIH LUAS DARI
SIMBOL



MENCAKUP INDEKS ATAU GEJALA YANG
MEWAKILI SUATU LAINNYA SECARA
ALAMIAH ATAU DITAN DAI HUBUNGAN
KAUSALITAS.
SIMBOL LEBIH BANYAK DIGUNAKAN DALAM
KOMUNIKASI YANG DISENGAJA
(TERKADANG SPONTAN)
INDEKS LEBIH BANYAK MUNCUL DALAM
KOMUNIKASI YANG TIDAK DISENGAJA,
MISAL (Mengeram ketika Marah, meringis karena
kesakitan )
Dalam konteks kimunikasi antar
budaya




Komunikasi sebenarnya tidak harus di sengaja.(karena
kesengajaan itu sulit didefenisikan).
Komunikasi terjadi jika orang memberi makna terhadap pesan.
Perilaku yang diberi makana bukan sekedar simbol seperti
acungan jempol atau anggukan kepala, TETAPI juga tanda
tanda lain yang potensial untuk dimaknai : “Mata yang
tiba0tiba meneteskan air mata, wajah yang tiba0tiba bersemu
merah, kening berkerut, senyum ceria,tawa lebar, tangan
gemetar,
JADI…..komunikasi antar budaya meliputi pemaknaan atas
simbol sekaligus juga indeks karena manusia seringkali
menampilkannya untuk saling melengkapi.
KETIKA Serikat Pekerja
menyampaikan ke kelompoknya :


Contoh pesan terbuka (Over) yang disadari ;
“Hei kawan-kawan coba dengarkan pendapat
saya “ atau
Respon Biologis ( Indeks atau gejala) yang
tidak disadari yang melibatkan perubahan
komposisi kimiawi tubuh. (orang yang mau
berbohong, mau marah biasanya mengalami
hal ini ( detak jantung lebih cepat, keluar
keringat dingin, membesarkan pupil mata dsb)
DIANTARA KEDUA UJUNG
RENTANG RESPON ITU

Terdapat variasi respons lainnya termasuk
respons yang tertutup dan kurang disadari,
misalnya perilaku kita yang sesuai dengan
peran kita (Kita yang Ketua Serikat pekerja,
Kita yang manager, kita yang public figure ),
kita mengangguk, mengepalkan tangan,
mengajak, tersenyum paham dsb).
INTINYA

KOMUNIKASI YANG TEPAT DALAM
KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA ADALAH
KONSEP YANG HUMANISTIK (DUA
ARAH ; TRANSAKSIONAL DAN
INTERAKSIONAL) YANG
MENGASUMSIKAN BAHWA : Pihak-pihak
yang terlibat dalam komunikasi adalag
SETARA, (sama-sama disebut
KOMUNIKATOR) dan mengakui bahwa:
Kata-kata dan perilaku non
verbal yang sama dapat
dimaknai secara berbeda oleh
orang-orang berbeda budaya
Jadi sebenarnya
…………………
UNTUK MENJADI SEORANG
KOMUNIKATOR YANG EFEKTIF


Kita harus menampilkan komunikasi (baik verbal dan
non Verbal) yang disengaja seraya memahami budaya
orang lain. Tetapi…..
Kita harus mengantisipasi bahwa pesan verbal dan
non verbal yang disampaikan sebagai reaksi oleh
orang lain mungkin tidak disengaja. (Baik dalam arti
diluar kesadarannya maupun dalam arti ia tidak
menggunakan pesan yang sesuai dengan budaya
kita).
Intinya ; KOMUNIKASI ADALAH
SUATU FENOMENA YANG
RUMIT






APALAGI BILA PELAKUNYA BERASAL DARI
BUDAYA YANG BERBEDA. KARENA :
Komunikasi melibatkan :
EKSPEKTASI
PERSEPSI
PILIHAN
TINDAKAN dan
PENAFSIRAN
Setiap orang yang berkomunikasi
dengan anda yakinilah bahwa:

•
•
•
Dia tidak berasal dari ruang hampa sosial
maka tanpa mengetahui budayanya maka sulit
untuk memprediksi perilakunya ; Bahwa
setelah keluar dari ruang rapat apakah mereka
akan :
Menjabat tangan anda
Membungkukkan badannya atau
Memeluk anda.
HUBUNGANNYA DENGAN
PERILAKU


Setiap individu akan menggunakan skema penafsiran
khas budayanya maka Budaya berkembang menjadi
bentuk-bentuk standarisasi sosial dan skema
kognitif (Loeffelholz, 2000,6) Budaya menstabilkan
orientasi dan mengarah pada pengembangan pola
perilaku untuk beryahan hidup yang secara temporal
bersifat relatif.
Pola individu akan mengalami kemacetan jika nilai
budaya baru itu bertentangan dengan nilai budayanya.
KOMUNIKASI KONTEKS
TINGGI vs KOMUNIKASI
KONTEKS RENDAH


IDENTITAS DAN CITRA DIRI KITA
DIMATA ORANG LAIN DIPENGARUHI
OLEH CARA KITA BERKOMUNIKASI.
Dialek baku diasoiasikan dengan status lebih
tinggi dari pada dialek kedaerahan. Di AS
pembicara kelas bawah dikenal menggunakan
kalimat nonstandar, “I can’t get no
satisfaction” atau “He don’t”
BAGAIMANAKAH gaya
komunikasi yang sesuai dengan
selera masyarakat?



Nampaknya berubah dari waktu ke waktu. Misalnya ; Gaya
bicara Soekarno akan nampak aneh dan yang gaya bicaranya
sering menyelipkan bahasa asing nampak “keren” meski
penggunanya sering keliru juga menafsirkannya.
Gaya verbal kita jumpai pada pembawa berita TV swasta
(percaya diri, tegas ,lugas tanpa banyak basa basi.
Gaya non verbal khas kita temui pada presenter wanita pada
acara Infotainment. (gaya parabahasa, postur tubuh dan isyarat
tangan (Dua jemariu tangan dipertemukan diperut seperti
rantai) dengan punggung tangan menghadap keatas dan
punggung tangan kiri menghadap ke bawah.
GAYA KOMUNIKASI KONTEKS
TINGGI




Mengandung pesan yang kebanyakan ada dalam
konteks fisik ( sehingga makna pesan hanya dapat
dipahami dalam konteks pesan tersebut).
Makna terinternalisasikan pada orang ybs dan pesan
non verbal lebih ditekankan.
Kebanyakan masyarakat homogen berbudaya konteks
tinggi.
Komunikasi konteks tinggi merupakan kekuatan
kohesif bersama yang memiliki sejarah panjang ,
lamban berubah dan menyatukan kelompok.
Karenanya :

Orang-orang dalam budaya konteks tinggi sering
curiga terhadap pendatang atau orang asing. (misal
orang Jepang yang berbudaya konteks tinggi punya
istilah khusus untuk pendatang kulit putih yakni
“Gaijin” kita menyebutnya “Bule” (orang pribumi
menyapanya dengan “ Hallo, Mister” (barangkali bagi
anda yang pernah tinggal di Australia merasa lebih
betah dari pada di Jepang karena pribumi Australia
lebih menerima anda.
KOMUNIKASI KONTEKS
RENDAH




Cepat dan mudah berubah karenanya tidak mengikat
kelompok.
Sibuk dengan spesifikasi,rincian dan jadwal waktu
yang persis dengan mengabaikan konteks.
Bahasa yang digunakan langsung dan lugas.misal
:”Get to the point” dan “Let’s get down to business”
Dibangun dengan logika Aristotelian dan pola pikir
linier.mengapa?
Karena …sejalan dengan ideologi
sistem wacana Utilitarian yang
dipengaruhi oleh:


Filsafat Jeremy Bentham (1748-1832)
John Stuart Mill ( 1806-1873)
Bicara


Orang yang berbudaya konteks-rendah dianggap
;berbicara berlebihan, mengulang yang sudah
jelas,(Orang Amerika yang berbudaya konteks rendah
menganggap orang yang banyak bicara sebagai lebih
menarik.
Orang yang berbudaya konteks tinggi, gemar berdiam
diri, tidak suka berterus terang dan misterius. (Orang
Jepang yang berbudaya Konteks tinggi menganggap
orang yang banyak bicara sebagai berpikiran dangkal.
ISYARAT


Orang budaya konteks tinggi menekankan isyarat
kontekstual (pertanyaan dan jawaban harus dimaknai
berdasarkan konteksnya) bukan pada pesannya.
Maka…….ekspresi wajah, tensi, kecepatan interaksi
dan lokasi interaksi lebih bermakna.
Orang ddalam budaya konteks-tinggi juga
mengharapkan suasana hati yang tidak
terucapkan,isyarat halus dan isyarat lingkungan yang
diabaikan orang yang berbudaya konteks rendah.
Oleh karena itu :







Kita harus lebih kritis memaknai kata-kata verbal
yang diucapkan orang berbudaya konteks tinggi
seperti :
Ya
Tidak
Mungkin
Terserah
Insya Allah atau
Pertanyaan “Anda mau Kemana?”
dikotominya


Negara-negara Barat umumnya berbudaya
konteks rendah
Negara-negara Timur umumnya berbudaya
konteks-tinggi
INDONESIA jelas menganut budaya konteks
tinggi karena dalam kehidupan sehari-hari
orang Indonesia sering tertutup, samar, senang
berbasa-basi, berbelit-belit, bersayap
PERUSAHAAN DI INDONESIA


Subkultur perusahaan swasta menunjukkan
kecenderungan komunikasi “konteks-rendah” (dalam
bentuk aturan yang eksplisit dan ketepatan waktu
kerja) dari pada birokrasi pemerintah.
Gaya komunikasi konteks-rendah lebih kuat pada
subkultur kota daripada subkultur desa akibatnya
norma-norma yang mengatur komunitas yang
menganut komunikasi konteks rendah lebih
transparan daripada norma yang mengatur komunitas
konteks tinggi, misalnya aturan tentang jenjang
karier, sistem imbalan, disiplin dsb.
SAAT TUBUH KITA BICARA


Isyarat (gestures), gerakan tubuh, postur
tubuh,gerakan kepala, ekspresi wajah dan
kontak mata adalah “Bahasa Tubuh” yang
mengandung makna Potensial. Artinya
Kita dapat mengantisipasi bagaimana suatu
anggota budaya akan berperilaku tanpa harus
terjebak pada stereotipe atau penyamarataan
atas sekelompok individu secara berlebihan
sehingga mengabaikan ciri-ciri individualnya.
JADI……………….

Meskipun generalisasi dan pengkategorian
diperlukan, tetapi jika terlalu kaku hal tersebut
dapat menjadi “kendala
bagi
komunikasi yang efektif. “
DALAM WACANA PERUSAHAAN


PENGGUNAAN RUANG MERUPAKAN
ASPEK UTAMA DALAM
MENGKOMUNIKASIKAN KEKUASAAN
PENGGUNAAN RUANG TERKAIT ERAT
DENGAN INDIVIDUALISME.SEMAKIN
INDIVIDUALIS SESEORANG ATAU
SUATU BANGSA SEMAKIN KUAT
KEINGINAN MEREKA UNTUK MEMILIKI
RUANG.
DI DUNIA BISNIS BEBERAPA
NEGARA




Pergawai perusahaan Amerika lebih senang
membiarkan pintu ruang kantornya terbuka .
Pegawai perusahaan Inggris dan Eropa lainnya
cenderung menyukai pintu tertutup tetapi dapat
diketuk siapa saja.
Pola Cina,Taiwan dan Hongkong mirip dangan pola
Eropa bagi orang-orang penting dan kantor komunal
terbuka bagi orang kurang penting.
Kantor Korea mirip dengan kantor Jepang, ruang
terbuka dengan orang penting berada di tengah.
Pentingnya komunikasi non verbal
tentang “Meja Perundingan’



Cara duduk dari berbagai delegasi dalam meja
perundingan
Status atau derajat dari berbagai pihak yang
melakukan perundingan tentang status dan
derajat mereka dalam perundingan.
Persepsi orang yang tidak terlibat langsung
dalam perundingan dalam menilai perilaku
peserta perundingan.
Perspektif komunikasi Hubungan
buruh dan pengusaha



Hubungan buruh dengan buruh dan hubungan
pengusaha dan buruh (hubungan bipartit)
Hubungan pengusaha, buruh dan pemerintah
(hubungan tripartit)
Pegang saja satu prinsif bahwa : “Semakin dekat
suatu hubungan, semakin besar rasa kasih sayang
yang tertanam, sehingga makin besar juga
kecenderungan untuk menekan ketimbang
mengungkapkan rasa permusuhan.(Paloma:1994:113)
Dalam konteks Serikat Pekerja





Pada hubungan Sekunder seperti rekan-rekan bisnis,
rasa permusuhan relatif dapat diungkapkan
Struktur peran melahirkan pertentangan dan juga
kepentingan yang bersifat komplementer.
Dalam serikat terdapat proses pendelegasian
kekuasaan dan otoritas terhadap posisi orang lain.
Thesis sentralnya bahwa perbedaan distribusi otoritas
selalu menjadi faktor yang menentukan konflik sosial
sistematis.
Otoritas tidak terletak di dalam diri individu tetapi
dlam posisi.
Asosiasi atau Serikat bersifat
dikotomi karena itu :



Ada dua kelompok konflik yang yang dapat
terbentuk di dalam stiap asosiasi yang
memegang posisi otoritas dan
Kelompok subordinat yang mempunyai
kepentingan tertentu “yang arah dan
substansinya saling bertentangan “
Karena itu maka hubungan buruh dan
pengusaha akan selalu “Rentan dangan
konflik”
Konflik industrial memiliki
manifestasi yang bervariasi





Pemogokan
Sabotase
Restriksi
Non Kooperatif
(semuanya terjadi dalam basis individual
maupun kolektif)
Komunikasi yang efektif dengan
buruh dan serikat pekerjanya



Dilakukan berdasarkan keeratan komunikasi
dengan karyawan secara terus-menerus.
Komunikasi interaksional dengan dasar
kejujuran terutama begitu banyaknya
pertimbangan politik dan hukum yang
kompleks
Interaksi manajemen dengan organisasi
buruh/pekerja dalam prosesnya kadang terasa
misterius.
MAKA

DALAM PERSPEKTIF KOMUNIKASI
PERUNDINGAN ITU HARUS
DIMENIFESTASIKAN DALAM
REKAYASA KOMUNIKASI
(COMMUNICATION ENGINEERING)
KARENA HAMBATAN KOMUNIKASI
SERINGKALI MENJADI PENYEBAB
UTAMA GAGALNYA KEHARMONISAN
HUBUNGAN ANTARA KARYAWAN DAN
PIMPINAN PERUSAHAAN.
Download