PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKOLAH DENGAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA MATERI KEANEKARAGAMAN HAYATI KELAS X skripsi disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Biologi Oleh Arie Yuni Kurnianingrum 4401408025 JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013 i ii ii iii iv ABSTRAK Kurnianingrum, Arie Yuni. 2013. Pemanfaatan Lingkungan Sekolah dengan Pembelajaran Kontekstual pada Materi Keanekaragaman Hayati Kelas X. Skripsi, Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Semarang. Dr. Ir. Amin Retnoningsih, M.Si. dan Dra. Chasnah. Pembelajaran biologi semester genap tahun ajaran 2011/2012 kelas X SMA Negeri 1 Jekulo Kudus menunjukkan bahwa guru tidak memanfaatkan lingkungan sebagai media pembelajaran dan sumber belajar. Lingkungan sekolah berupa taman, lapangan serta sawah dan kebun sangat potensial dimanfaatkan untuk pembelajaran keanekaragaman hayati karena terdapat beberapa bentuk keanekaragaman gen, jenis dan ekosistem. Diperlukan suatu pendekatan yang efektif untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa serta memberi kesempatan kepada siswa untuk mengeksplorasi lingkungan sekolah sehingga hasil belajar yang diperoleh lebih bermakna. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi efektivitas pemanfaatan lingkungan menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual pada pembelajaran keanekaragaman hayati kelas X. Penelitian ini dilakukan dengan metode one-shot case study. Penelitian dilaksanakan di kelas X SMA Negeri 1 Jekulo Kudus pada semester gasal tahun pelajaran 2012/2013. Sampel penelitian diambil secara acak yaitu kelas X-4, X-9 dan X-10. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran materi keanekaragaman hayati dengan pendekatan pembelajaran kontekstual. Variabel terikat penelitian ini adalah hasil belajar dan aktivitas siswa. Siswa melaksanakan observasi tentang keanekaragaman gen di pasar tradisional dan pengamatan ekosistem taman, lapangan, kebun dan sawah di lingkungan sekolah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tiga kelas mencapai ketuntasan belajar klasikal 89, 47% (kelas X-4), 89,47% (kelas X-9) dan 94,74% (kelas X-10). Pembelajaran kontekstual dengan pemanfaatan lingkungan sekolah membuat siswa merasa tertarik dan lebih aktif. Nilai keaktifan siswa kelas X–4 mencapai nilai 8 dalam konversi pada skala 11 dan termasuk kriteria tinggi. Nilai keaktifan siswa kelas X–9 dan X–10 mencapai nilai 7 dalam konversi pada skala 11 dan termasuk kriteria cukup tinggi. Permasalahan yang ditemui adalah siswa tidak membaca materi terlebih dahulu, masalah ini dapat diatasi dengan selalu memotivasi siswa untuk mempersiapkan materi terlebih dahulu. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan lingkungan sekolah dengan pembelajaran kontekstual efektif diterapkan pada materi keanekaragaman hayati kelas X. Efektivitas pembelajaran ditunjukkan dengan peningkatan hasil belajar dan aktivitas siswa. Kata Kunci : keanekaragaman hayati, pembelajaran kontekstual, lingkungan sekolah iv KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr.Wb. Puji syukur kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pemanfaatan Lingkungan Sekolah dengan Pembelajaran Kontekstual pada Materi Keanekaragaman Hayati Kelas X” sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan biologi. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dari beberapa pihak penulis tidak dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Rektor Universitas Negeri Semarang atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk menyelesaikan studi di Universitas Negeri Semarang. 2. Dekan FMIPA Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kemudahan dalam penyusunan skripsi ini. 3. Ketua Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Semarang yang telah memberi ijin untuk melakukan penelitian ini. 4. Dra. Endah Peniati, M.Si selaku dosen wali yang telah memberikan bimbingan dan motivasi kepada penulis selama kuliah. 5. Dr. Ir. Amin Retnoningsih, M.Si. selaku dosen pembimbing I dan Dra. Chasnah selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, pengarahan, dukungan, nasehat serta berbagai pengetahuan kepada penulis sampai penulisan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. 6. Dr. drh. R. Susanti, M.P. selaku dosen penguji utama yang telah memberikan arahan, masukan, saran dan petunjuk sehingga penulis dapat menyempurnakan skripsi ini. 7. Kartono, M.Pd. selaku Kepala SMA Negeri 1 Jekulo Kudus yang telah memberi ijin dalam melakukan penelitian di SMA tersebut. 8. Eni Dwi Astuti, S.Pd. selaku guru bidang studi biologi di SMA Negeri 1 Jekulo Kudus, terima kasih atas bantuan, bimbingan, dan nasehatnya. v vi 9. Ibu, Almarhum Bapak, Kakak dan teman-teman yang telah memberikan dukungan, semangat dan doa yang tak ada hentinya. 10. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam pelaksanaan penelitian dan penyusunan skripsi ini. Semoga Allah Ta’ala memberikan limpahan rahmat dan hidayah-Nya. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan kemampuan penulis. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran, kritik, dan masukan yang membangun dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini. Besar harapan penulis semoga laporan hasil penelitian ini bermanfaat bagi semua pihak, terutama bagi almamater Universitas Negeri Semarang. Wassalamu’alaikum Wr.Wb. Semarang, Mei 2013 Penulis vi DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL................................................................................................ i PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ................................................................. ii PENGESAHAN ..................................................................................................... iii ABSTRAK ............................................................................................................. iv KATA PENGANTAR .............................................................................................v DAFTAR ISI ......................................................................................................... vii DAFTAR TABEL .................................................................................................. ix DAFTAR GAMBAR ...............................................................................................x DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ....................................................................................1 B. Rumusan Masalah ...............................................................................3 C. Penegasan Istilah .................................................................................3 D. Tujuan Penelitian ................................................................................4 E. Manfaat Penelitian ..............................................................................4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka.................................................................................5 B. Hipotesis .............................................................................................9 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................10 B. Populasi dan Sampel .........................................................................10 C. Variabel Penelitian ............................................................................10 D. Rancangan Penelitian........................................................................10 E. Prosedur Penelitian ...........................................................................11 F. Data dan Metode Pengumpulan Data ................................................12 G. Metode dan Analisis Data .................................................................13 vii viii BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian .................................................................................18 B. Pembahasan ......................................................................................23 BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ...........................................................................................32 B. Saran .................................................................................................32 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................33 LAMPIRAN ...........................................................................................................37 viii DAFTAR TABEL Tabel 1 Klasifikasi tingkat kesukaran ................................................................14 Tabel 2 Rekapitulasi tingkat kesukaran .............................................................14 Tabel 3 Klasifikasi daya pembeda .....................................................................15 Tabel 4 Rekapitulasi daya pembeda ...................................................................15 Tabel 5 Rekapitulasi validitas butir soal ............................................................15 Tabel 6 Rekapitulasi reliabilitas butir soal .........................................................16 Tabel 7 Rekapitulasi soal yang dipakai ..............................................................16 Tabel 8 Skala 11 (Acuan Penentuan Nilai Aktivitas Siswa) ..............................17 Tabel 9 Hasil belajar siswa pada 3 kelas ............................................................18 Tabel 10 Nilai rata-rata LKS dan tugas................................................................18 Tabel 11 Hasil observasi keaktifan siswa pada 3 kelas........................................19 Tabel 12 Data hasil angket kepuasan siswa terhadap pembelajaran ....................20 Tabel 13 Data hasil keterlaksanaan pembelajaran kontekstual ............................21 Tabel 14 Data hasil keterlaksanaan metode pembelajaran ..................................21 Tabel 15 Data observasi pengamatan terhadap kinerja guru ...............................22 Tabel 16 Data hasil wawancara tanggapan guru ..................................................22 ix x DAFTAR GAMBAR Gambar 1 Skema ringkasan kerangka berpikir .....................................................9 Gambar 2 Rancangan penelitian One-shot Case Study .......................................10 x DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Silabus ............................................................................................38 Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ...............................................39 Lampiran 3. LKS dan Jawaban ...........................................................................54 Lampiran 4. Kisi-kisi Soal Uji Coba ...................................................................62 Lampiran 5. Soal Uji Coba dan Jawaban ............................................................64 Lampiran 6. Analisis Hasil Soal Uji Coba ..........................................................77 Lampiran 7. Soal Evaluasi dan Jawaban .............................................................87 Lampiran 8. Analisis Hasil Evaluasi Siswa ........................................................96 Lampiran 9. Penilaian Model Ekosistem Dua Dimensi ......................................99 Lampiran 10. Lembar Jawab Soal Uji Coba Siswa.............................................100 Lampiran 11. Lembar Jawab Soal Pre-test Siswa ..............................................101 Lampiran 12. Lembar Jawab Soal Post-test Siswa .............................................102 Lampiran 13. Lembar Jawab LKS ......................................................................103 Lampiran 14. Laporan Observasi Siswa .............................................................105 Lampiran 15. Lembar Refleksi Siswa .................................................................116 Lampiran 16. Lembar Observasi Aktivitas Siswa...............................................117 Lampiran 17. Rekapitulasi Nilai Aktivitas Siswa ...............................................120 Lampiran 18. Lembar Pengamatan Kinerja Guru ...............................................121 Lampiran 19. Angket Keterlaksanaan Metode Pembelajaran .............................123 Lampiran 20. Angket Keterlaksanaan Pendekatan CTL .....................................124 Lampiran 21. Angket Kepuasan Siswa Terhadap Pembelajaran ........................125 Lampiran 22. Lembar Tanggapan Guru Terhadap Pembelajaran .......................127 Lampiran 23. Dokumentasi .................................................................................129 Lampiran 24. Surat Ijin Observasi ......................................................................132 Lampiran 25. Surat Ijin Penelitian ......................................................................133 Lampiran 26. Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian ....................................134 xi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran biologi mengutamakan pemberian pengalaman secara langsung. Guru bertindak sebagai fasilitator untuk siswa. Pelaksanaan pembelajaran diharapkan dapat membuat siswa mengembangkan berbagai keterampilan yang dimiliki untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimal. Materi keanekaragaman hayati meliputi konsep keanekaragaman gen, jenis dan ekosistem. Konsep keanekaragaman gen meliputi variasi pada makhluk hidup yang sejenis, keanekaragaman jenis meliputi berbagai variasi pada makhluk serta keanekaragaman ekosistem meliputi variasi ekosistem sebagai habitat makhluk hidup. Keanekaragaman hayati banyak ditemukan di lingkungan sekitar siswa. Kegiatan pembelajaran biologi semester genap tahun ajaran 2011/2012 kelas X SMA Negeri 1 Jekulo Kudus menunjukkan bahwa guru tidak memanfaatkan lingkungan sebagai media dan sumber pembelajaran. Media pembelajaran adalah pengantar atau perantara informasi dari sumber kepada penerima (Sanjaya, 2006). Media pembelajaran merupakan salah satu bentuk sumber belajar atau sumber informasi bagi siswa. Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan oleh siswa untuk mendapatkan pengetahuan dan pengalaman belajar sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai (Sanjaya, 2006). SMA 1 Jekulo Kudus memiliki lingkungan yang dapat dioptimalkan penggunaannya oleh guru terutama untuk mengenalkan konsep keanekaragaman hayati. Lingkungan yang terdiri dari taman sekolah, lapangan sekolah serta lingkungan sekitar berupa lapangan, sawah dan kebun memiliki potensi sebagai sumber belajar keanekaragaman hayati karena terdapat beberapa bentuk keanekaragaman gen, jenis dan ekosistem. Lingkungan sekolah belum dimanfaatkan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar. Berdasarkan hasil observasi, aktivitas siswa dalam pembelajaran 1 2 kurang maksimal antara lain ditunjukkan dengan minimnya kemampuan siswa dalam bertanya dan mengemukakan pendapat. Rata-rata hasil belajar biologi pada materi keanekaragaman hayati semester genap tahun ajaran 2010/2011 kelas X sebesar 69,48. Rata-rata hasil belajar masih berada di bawah standar yang ditetapkan oleh sekolah yaitu 75. Usaha untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa perlu dilakukan antara lain menggunakan pendekatan pembelajaran yang efektif. Pendekatan tersebut diharapkan dapat memberi kesempatan kepada siswa untuk mengeksplorasi lingkungan sekolah sehingga hasil belajar yang diperoleh lebih bermakna. Salah satu pendekatan yang tepat sebagai upaya peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa adalah pembelajaran kontekstual (Kurniastuti, 2006). Hal ini didukung oleh hasil penelitian Gita (2007) yang menyebutkan bahwa implementasi pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan prestasi belajar berupa rata-rata nilai siswa. Pendekatan kontekstual juga dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis pada siswa sehingga berpengaruh terhadap keaktifan siswa (Hasruddin, 2009). Pembelajaran kontekstual ini mengaitkan materi pembelajaran dengan konteks nyata yang dihadapi siswa sehari-hari. Siswa mampu membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Guru disini adalah sebagai motivator agar siswa belajar secara aktif, kreatif dan akrab dengan lingkungan. Pendekatan ini menekankan pada proses belajar dengan materi pelajaran secara langsung sehingga diharapkan siswa dapat lebih membangun konsep materi belajar dalam ingatan (Hariyanti, 2006). Pendekatan ini dapat meningkatkan minat siswa (Syawiji, 2009; Ali, 2008). Minat merupakan hal penting yang berpengaruh terhadap tercapainya prestasi yang diharapkan. Belajar dengan minat akan lebih baik daripada belajar tanpa minat. Dalam pelaksanaan pembelajaran kontekstual, diperlukan sumber belajar yang tidak berasal dari guru atau buku saja, tetapi juga dari lingkungan sekitar siswa dan lingkungan sekolah. 3 B. Rumusan Masalah Rumusan masalah penelitian ini adalah apakah pemanfaatan lingkungan sekolah menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual efektif diterapkan pada materi keanekaragaman hayati siswa kelas X? C. Penegasan Istilah Untuk menghindari adanya penafsiran yang salah terhadap judul penelitian ini, maka perlu diberi penegasan istilah sebagai berikut : 1. Lingkungan sekolah Lingkungan sekolah adalah lokasi di sekolah maupun di sekitarnya. Lingkungan sekolah dapat dijadikan sebagai media dan sumber belajar. Media merupakan pengantar informasi dari sumber kepada penerima. Media belajar digunakan untuk memudahkan proses pembelajaran (Sutrisno et al, 2006). Sumber belajar ada yang dirancang khusus untuk pembelajaran (by design) dan ada yang tidak dirancang khusus, tetapi dapat digunakan untuk keperluan pembelajaran (by utilization) (Santyasa, 2007b). Pada penelitian ini, yang dimaksud dengan lingkungan sekolah adalah taman sekolah, lapangan, sawah, kebun dan pasar yang berada di dekat sekolah. 2. Pembelajaran kontekstual Pembelajaran kontekstual adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan pada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan siswa. Pembelajaran ini memiliki tujuh komponen yaitu konstruktivisme (constructivism), bertanya (questioning), menyelidiki (inquiry), masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modeling), refleksi (reflection), dan penilaian autentik (authentic assessment) (Sanjaya, 2006). Pendekatan kontekstual menggunakan sumber belajar yang tidak hanya ada di dalam kelas tetapi juga di luar kelas. Siswa diarahkan agar mampu membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan kehidupan sehari-hari dan melibatkan tujuh komponen pembelajaran kontekstual (Sulianto, 2011). 4 3. Materi keanekaragaman hayati Materi keanekaragaman hayati yang dimaksud adalah materi yang diajarkan pada kelas X SMA semester gasal tahun ajaran 2012/2013. Materi ini terdiri dari beberapa konsep antara lain keanekaragaman gen, jenis dan ekosistem. D. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi efektivitas pemanfaatan lingkungan menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual pada pembelajaran keanekaragaman hayati siswa kelas X. E. Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menciptakan pembelajaran yang bermakna bagi siswa, untuk memberikan kontribusi bagi guru dalam memilih pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa serta memberikan informasi bagi sekolah mengenai pendekatan pembelajaran yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran biologi di sekolah. Manfaat penelitian bagi ilmu pengetahuan adalah mengembangkan ilmu pengetahuan, terutama aspek yang memacu aktivitas siswa sehingga penyerapan ilmu menjadi lebih bermakna. BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Media pembelajaran Pengertian media adalah pengantar atau perantara informasi dari sumber kepada penerima (Sanjaya, 2006). Media memiliki fungsi utama sebagai pembawa pesan atau informasi serta fungsi khusus. Fungsi khusus media antara lain memperoleh gambaran yang jelas tentang hal-hal yang sukar diamati secara langsung, mengamati dengan teliti binatang-binatang yang sukar diamati, membandingkan sesuatu dengan mudah, dapat melihat secara lambat gerakangerakan yang berlangsung secara cepat, mengamati suatu obyek secara serempak dan dapat belajar sesuai dengan kemampuan dan minat masing-masing (Santyasa, 2007a). Lingkungan sekolah dapat berperan sebagai sumber belajar dan media pembelajaran yang mengantarkan dan menyediakan informasi kepada siswa dan berfungsi secara khusus dengan menggambarkan obyek pembelajaran secara jelas. Media pembelajaran memiliki fungsi lain untuk menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif. Suasana yang kondusif diharapkan membuat siswa mampu mengoptimalkan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki (Sutrisno et al 2006). Menurut Sanjaya (2006), berdasarkan sifatnya media pembelajaran dibedakan menjadi 3 yaitu : a. Media auditif, media yang hanya dapat didengar saja, atau media yang hanya memiliki unsur suara. b. Media visual, media yang hanya dapat dilihat saja, tidak mengandung unsur suara. c. Media audiovisual, jenis media yang selain mengandung unsur suara juga mengandung unsur gambar yang bisa dilihat. Kemampuan media ini dianggap lebih baik dan lebih menarik sebab mengandung unsur jenis media audio dan visual. 5 6 2. Sumber belajar Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan oleh siswa untuk mendapatkan pengetahuan dan pengalaman belajar sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai (Sanjaya, 2006). Sumber belajar ada yang dirancang khusus untuk pembelajaran (by design) dan ada yang tidak dirancang khusus, tetapi dapat digunakan untuk keperluan pembelajaran (by utilization) (Santyasa, 2007b). Sumber belajar dapat diperoleh dari manapun yang mengandung unsur pembelajaran. Lingkungan sekolah adalah lingkungan terdekat yang dapat digunakan siswa untuk mendapatkan pengetahuan dan pengalaman belajar. Sumber belajar yang baik dapat menciptakan pembelajaran yang lebih bermakna dan membuat pendidikan lingkungan lebih nyata (Sumarmi, 2008). 3. Pembelajaran kontekstual sebagai pendekatan pembelajaran biologi Pembelajaran kontekstual sebagai pendekatan pembelajaran memiliki pengertian yang dikemukakan oleh beberapa pakar. Marsigit (2007) berpendapat bahwa pendekatan dalam proses pembelajaran mencakup beberapa hal antara lain kerjasama antar siswa dalam pembelajaran, kecakapan hidup, aktivitas dalam pembelajaran dan proses interaktif yang berorientasi pada pengembangan kurikulum dan silabi, otonomi guru dan siswa. serta pembelajaran kontekstual. Menurut Smith (2006), pembelajaran kontekstual merupakan sebuah proses instruksional yang inovatif dan dapat membantu siswa menghubungkan pengetahuan yang dipelajari ke dalam konteks kehidupan sehingga pengetahuan tersebut dapat diterapkan. Menurut Sanjaya (2006), pembelajaran kontekstual adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran kontekstual mempunyai tujuh komponen yang dijelaskan oleh Sanjaya (2006). Sanjaya berpendapat makna dari kontruktivisme adalah siswa membangun/menyusun pengetahuan baru dalam struktur kognitif siswa 7 berdasarkan pengalaman. Inkuiri atau menyelidiki adalah proses pembelajaran didasarkan pada pencarian dan penemuan melalui proses berpikir secara sistematis. Bertanya dalam pembelajaran kontekstual dilakukan baik oleh guru maupun siswa. Bertanya merupakan refleksi keingintahuan setiap individu. Melalui pertanyaan, guru dapat membimbing dan mengarahkan siswa untuk menemukan setiap materi yang dipelajarinya. Masyarakat belajar merupakan sekelompok orang (siswa) yang terikat dalam kegiatan belajar, tukar pengalaman, dan berbagi pengalaman. Dalam kelas CTL, penerapan asas masyarakat belajar dapat dilakukan dengan menerapkan pembelajaran melalui kelompok belajar. Pemodelan adalah proses pembelajaran dengan memeragakan sesuatu sebagai contoh. Penilaian autentik dimaksudkan untuk ngumpulkan informasi tentang perkembangan belajar yang dilakukan siswa. Refleksi pada prinsipnya adalah pengendapan pengalaman yang telah dipelajari yang dilakukan dengan cara mengurutkan kembali kegiatan yang sudah dilakukan. Peningkatan hasil belajar dan aktivitas siswa diperoleh melalui pendekatan kontekstual yang dilaksanakan pada berbagai materi antara lain dalam penelitian Suryanti et al (2006), Setiawan (2007) dan Kurniastuti (2006). Hasil penelitian Suryanti et al (2006) menunjukkan bahwa untuk mengatasi kesulitan siswa dalam memahami materi pokok panas dapat dilakukan pembelajaran kontekstual dengan pendekatan inkuiri dengan seting kelompok kooperatif. Pendekatan pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan aktivitas siswa di kelas dalam hal bertanya, mengemukakan pendapat/ide serta mendengarkan dengan aktif. Selain itu juga dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pokok panas. Setiawan (2007) mengemukakan bahwa dengan menggunakan pembelajaran kontekstual, terjadi peningkatan aktivitas belajar siswa, ditunjukkan oleh peningkatan nilai hasil kerja kelompok dari siklus I, siklus II, dan siklus III, terjadi peningkatan penguasaan konsep-konsep biologi mulai dari siklus I, Siklus II dan Siklus III, yang berarti bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran biologi. Menurut Kurniastuti (2006), pembelajaran kontekstual pada pokok bahasan ekosistem dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X SMA. 8 Menurut Sanjaya (2006), pembelajaran kontekstual sebagai salah satu pendekatan dalam pembelajaran biologi memiliki kelebihan dan kekurangan antara lain : a. Kelebihan 1) Pembelajaran menjadi lebih bermakna dan nyata. Siswa dituntut untuk dapat menangkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata. Hal ini sangat penting, sebab dengan dapat mengorelasikan materi yang ditemukan dengan kehidupan nyata, bukan saja bagi siswa materi itu akan berfungsi secara fungsional, akan tetapi materi yang dipelajarinya akan tertanam erat dalam memori siswa, sehingga tidak akan mudah dilupakan. 2) Pembelajaran lebih produktif dan mampu menumbuhkan penguatan konsep kepada siswa karena pembelajaran kontekstual menganut aliran konstruktivisme, di mana seorang siswa dituntun untuk menemukan pengetahuannya sendiri. b. Kelemahan 1) Guru lebih intensif dalam membimbing. Karena dalam pembelajaran kontekstual, guru tidak lagi berperan sebagai pusat informasi. Tugas guru adalah mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk menemukan pengetahuan dan keterampilan yang baru bagi siswa. Siswa dipandang sebagai individu yang sedang berkembang. Kemampuan belajar seseorang akan dipengaruhi oleh tingkat perkembangan dan keluasan pengalaman yang dimilikinya. 2) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau menerapkan sendiri ide-ide dan mengajak siswa agar menggunakan strategistrategi mereka sendiri untuk belajar. Namun dalam konteks ini tentunya guru memerlukan perhatian dan bimbingan yang ekstra terhadap siswa agar tujuan pembelajaran sesuai dengan apa yang diterapkan semula. 4. Materi keanekaragaman hayati kelas X Materi yang dipakai pada penelitian ini adalah materi keanekaragaman hayati yang diajarkan pada kelas X mata pelajaran Biologi semester ganjil, 9 meliputi konsep keanekaragaman gen, jenis dan ekosistem. Konsep keanekaragaman gen meliputi variasi pada makhluk hidup yang sejenis, keanekaragaman jenis meliputi berbagai variasi pada makhluk serta keanekaragaman ekosistem meliputi variasi ekosistem sebagai habitat makhluk hidup. Materi ini memiliki standar kompetensi (SK) yaitu memahami manfaat keanekaragaman hayati dengan kompetensi dasar (KD) yang digunakan adalah KD 3.1 yaitu mendeskripsikan konsep keanekaragaman gen, jenis dan ekosistem melalui kegiatan pengamatan. Kerangka berpikir penelitian ini disajikan pada Gambar 1. Pembelajaran masih di dalam kelas Lingkungan sekolah belum dimanfaatkan Aktivitas siswa kurang maksimal Pemanfaatan lingkungan sekolah dengan pembelajaran kontekstual Hasil belajar < 75 Aktivitas siswa meningkat Hasil belajar ≥ 75 Gambar 1. Skema ringkasan kerangka berpikir B. Hipotesis Hipotesis penelitian ini adalah pemanfaatan lingkungan sekolah menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual efektif diterapkan pada pembelajaran keanekaragaman hayati siswa kelas X. BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas X SMA Negeri 1 Jekulo Kudus. Penelitian dilakukan pada semester ganjil tahun pelajaran 2012/2013. B. Populasi dan Sampel Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Jekulo yang terdistribusi ke dalam 10 kelas. Sampel penelitian ada tiga kelas yang diambil secara acak (random sampling) yaitu kelas X – 4, X – 9 dan X – 10. C. Variabel Penelitian Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran materi keanekaragaman hayati dengan pendekatan pembelajaran kontekstual. Variabel terikat penelitian ini adalah hasil belajar dan aktivitas siswa. D. Rancangan Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah One-Shot Case Study. Perlakuan diberikan pada suatu kelompok unit percobaan tertentu, kemudian diadakan pengukuran terhadap variabel terikat (Arikunto, 2009). Pola rancangan penelitian ini ditunjukkan pada Gambar 2. X O Gambar 2. Rancangan penelitian One-shot Case Study Keterangan : X : Pengajaran biologi dengan penerapan OLP menggunakan media belajar papan klasifikasi pada materi klasifikasi tumbuhan. O : Hasil belajar siswa ranah kognitif (tes tertulis dan LKS) dan aktivitas siswa dari hasil observasi. 10 11 E. Prosedur Penelitian Prosedur yang ditempuh dalam melakukan penelitian meliputi: 1. Melakukan observasi awal untuk identifikasi masalah pada pembelajaran keanekaragaman hayati melalui pengamatan dan wawancara dengan guru mata pelajaran biologi. 2. Menyiapkan perangkat pembelajaran yang meliputi silabus (Lampiran 1), RPP (Lampiran 2), LKS (Lampiran 3) dan soal uji coba serta kunci jawabannya (Lampiran 5). 3. Menyusun lembar observasi aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. 4. Menyusun alat evaluasi berupa soal post-test (Lampiran 12) untuk mengukur sejauh mana pemahaman siswa tentang materi yang telah dipelajari. 5. Menyusun perangkat uji coba soal tes dengan langkah-langkah: a. Pembatasan materi yang akan digunakan untuk tes b. Menentukan tipe tes c. Membuat kisi-kisi soal (Lampiran 4) d. Menentukan jumlah butir soal dan tipe soal e. Menentukan batas waktu yang diperlukan untuk mengerjakan tes 6. Melaksanakan tes uji coba Setelah perangkat tes disusun, langkah selanjutnya adalah mengujicobakan pada siswa di luar sampel penelitian. Tujuan uji coba ini adalah untuk mengetahui apakah soal layak digunakan sebagai alat pengambilan data atau tidak. Indikatornya adalah dengan menghitung validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran soal dan daya pembeda. Pada penelitian ini obyek uji coba dipilih siswa kelas XI IPA 4 yang telah mendapat materi pelajaran keanekaragaman hayati. 7. Menganalisis tes hasil uji coba (Lampiran 6) 8. Menentukan tiga kelas sebagai sampel penelitian menggunakan teknik acak. 9. Berdasarkan hasil analisis pada poin 7, ditentukan butir-butir tes yang dapat digunakan pada sampel. 10. Melaksanakan pre-test. 12 11. Melaksanakan rencana pembelajaran dengan pemanfaatan lingkungan menggunakan pendekatan kontekstual (Lampiran 2) : a. melakukan observasi keanekaragaman gen di pasar tradisional secara berkelompok (constructivism, inquiry) dan menuliskan hasil pengamatan pada LKS (authentic assesment), b. melakukan pengamatan keanekaragaman jenis dan ekosistem di lingkungan sekolah dan sekitarnya (constructivism, inquiry), menuliskan hasil pengamatan dan mengerjakan LKS (authentic assesment), c. membuat model ekosistem dua dimensi (modelling), d. melaksanakan presentasi dan diskusi hasil pengamatan (learning community) serta saling memberi pertanyaan (questioning), e. membuat refleksi kegiatan (reflection). 12. Melaksanakan post-test. 13. Menyusun dan menganalisis hasil penelitian. F. Data dan Metode Pengumpulan Data 1. Sumber data Sumber data penelitian ini adalah siswa dan guru SMA Negeri 1 Jekulo Kudus. Data yang diambil ada 2 macam yaitu data utama meliputi penilaian aspek kognitif berupa hasil belajar siswa serta aspek afektif dan psikomotor berupa aktivitas siswa, dan data pendukung. 2. Jenis data Jenis data yang diperoleh terdiri atas : a. Hasil belajar siswa b. Aktivitas siswa c. Tanggapan kepuasan siswa d. Keterlaksanaan pembelajaran kontekstual e. Keterlaksanaan metode pembelajaran f. Kinerja guru g. Tanggapan guru 13 3. Cara pengambilan data Data yang digunakan dalam penelitian ini masing-masing diambil dengan cara sebagai berikut : a. Data tentang hasil belajar siswa diperoleh dari hasil post-test di akhir proses pembelajaran. Selain itu juga diambil data rata-rata nilai LKS dan tugas kelompok membuat model ekosistem. b. Data aktivitas siswa diambil secara klasikal melalui lembar observasi aktivitas siswa. c. Data tanggapan kepuasan siswa diambil dengan angket kepuasan siswa. d. Data keterlaksanaan pembelajaran kontekstual diambil melalui lembar pengamatan yang diisi oleh observer. e. Data keterlaksanaan metode pembelajaran diambil melalui angket yang diisi oleh siswa. f. Data kinerja guru diambil melalui lembar pengamatan yang diisi observer. g. Data tanggapan guru diambil dengan menggunakan wawancara. G. Metode dan Analisis Data Setelah memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian, data tersebut dianalisis secara deskriptif kuantitatif. 1. Tes uji coba Setelah diadakan tes uji coba, instrumen yang digunakan dalam tes uji coba tersebut dianalisis untuk mengetahui kelayakan instrumen yang telah diujicobakan tersebut. Adapun hal-hal yang harus dianalisis dari tes uji coba tersebut adalah : a. Tingkat kesukaran, yaitu persentase jumlah siswa yang menjawab soal dengan benar. Soal yang digunakan adalah soal dengan tingkat kesukaran pada interval 0<P≤0,90 dengan kriteria Mudah sampai Sukar. Besar tingkat kesukaran dapat dihitung dengan rumus (Arikunto, 2009) : 14 Keterangan : P = tingkat kesukaran (Tabel 1) B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar JS = jumlah seluruh siswa peserta Tabel 1 Klasifikasi tingkat kesukaran Interval P 0,00 < P ≤ 0,30 0,30 < P ≤ 0,70 0,70 < P ≤ 1,00 Kriteria Sukar Sedang Mudah * Menurut Arikunto (2009) Pada soal uji coba sebanyak 50 soal, ada 18 soal masuk dalam kriteria soal mudah, 23 soal masuk dalam kriteria soal sedang dan 9 soal dengan kriteria sukar (Tabel 2). Tabel 2 Rekapitulasi tingkat kesukaran Kriteria Mudah Sedang Sukar Nomor Soal 1, 4, 5, 24, 25, 26, 32, 33, 36, 38, 39, 41, 42, 45, 46, 47, 48, 50 2, 3, 7, 8, 9, 10, 12, 13, 14, 15, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 27, 28, 30, 31, 34, 43, 44 6, 11, 16, 17, 29, 35, 37, 40, 49 b. Daya pembeda, yaitu kemampuan suatu soal untuk membedakan siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Soal yang digunakan adalah soal dengan daya pembeda pada interval 0,20<D≤1,00 dengan kriteria Cukup sampai Sangat Baik. Indeks diskriminasi (D) adalah angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda yang dihitung dengan rumus (Arikunto, 2009) : Keterangan : JA = banyaknya peserta kelompok atas JB = banyaknya peserta kelompok bawah BA = banyaknya jawaban benar dari kelompok atas BB = banyaknya jawaban benar dari kelompok bawah PA = proporsi jawaban benar dari kelompok atas PB = proporsi jawaban benar dari kelompok bawah Klasifikasi daya pembeda disajikan pada Tabel 3. 15 Tabel 3 Klasifikasi daya pembeda Interval D D ≤ 0,00 0,00 < D ≤ 0,29 0,30 < D ≤ 0,59 0,60 < D ≤ 0,69 0,70 < D ≤ 1,00 Kriteria Sangat jelek Jelek Cukup Baik Sangat Baik * Menurut Arikunto (2009) Uji coba 50 soal diperoleh 18 soal termasuk kriteria baik, 13 soal termasuk kriteria cukup dan 19 soal termasuk kriteria jelek (Tabel 4). Tabel 4 Rekapitulasi daya pembeda Kriteria Baik Cukup Jelek Nomor Soal 11, 12, 13, 15, 18, 20, 22, 29, 30, 32, 33, 36, 37, 38, 40, 43, 46, 47 1, 2, 3, 6, 7, 10, 21, 23, 35, 41, 45, 48, 49 4, 5, 8, 9, 14, 16, 17, 19, 24, 25, 26, 27, 28, 31, 34, 39, 42, 44, 50 c. Validitas, yaitu validitas butir soal ditentukan dengan menggunakan rumus korelasi biserial (Arikunto, 2010) : Keterangan: rpbis = koefisien korelasi biserial Mp = rerata skor dari subyek yang menjawab betul bagi item yang dicari validitasnya Mt = rerata skor total St = standar deviasi dari skor total P = proporsi siswa yang menjawab benar q = proporsi siswa yang menjawab salah Harga r yang diperoleh dikonsultasikan dengan r tabel product moment dengan taraf kesalahan 5%. Jika harga r hitung > r tabel product moment, maka item soal yang diuji bersifat valid dan dapat digunakan. Uji coba 50 soal diperoleh 31 soal yang dinyatakan valid dan 19 soal tidak valid (Tabel 5). Tabel 5 Rekapitulasi validitas butir soal Nomor Soal yang Valid 1, 2, 3, 6, 7, 10, 11, 12, 13, 15, 18, 20, 21, 22, 23, 29, 30, 32, 33, 35, 36, 37, 38, 40, 41, 43, 45, 46, 47, 48, 49 Nomor Soal yang Tidak Valid 4, 5, 8, 9, 14, 16, 17, 19, 24, 25, 26, 27, 28, 31, 34, 39, 42, 44, 50 16 d. Reliabilitas dihitung dengan teknik korelasi KR-21 (Arikunto, 2010) : Keterangan : M = rata-rata skor total k = jumlah butir soal Vt = variasi skor total Harga r yang diperoleh dikonsultasikan dengan r tabel product moment dengan taraf kesalahan 5%. Jika r hitung > r tabel product moment maka instrumen yang dicobakan bersifat reliabel dan dapat digunakan. Uji coba 50 soal diperoleh 39 soal yang dinyatakan reliabel dan 11 soal tidak reliabel sesuai dengan perhitungan di atas (Tabel 6). Tabel 6 Rekapitulasi reliabilitas butir soal Nomor Soal yang Reliabel 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 10, 11, 12, 13, 15, 17, 18, 20, 21, 22, 23, 26, 27, 28, 29, 30, 32, 33, 35, 36, 37, 38, 40, 41, 43, 44, 45, 46, 47, 48, 49, 50 Nomor Soal yang Tidak Reliabel 5, 9, 14, 16, 19, 24, 25, 31, 34, 39, 42 Dari analisis soal uji coba (Lampiran 6), diambil 30 soal yang memenuhi kriteria untuk digunakan sebagai soal post-test (Tabel 7). Tabel 7 Rekapitulasi soal yang dipakai Nomor Soal yang Dipakai 1, 2, 3, 6, 10, 11, 12, 13, 15, 18, 20, 21, 22, 23, 29, 30, 32, 33, 35, 36, 37, 38, 40, 41, 43, 45, 46, 47, 48, 49 2. Hasil belajar berupa post-test. 3. Data nilai hasil belajar dianalisis untuk mengetahui tingkat ketuntasan belajar. a. Nilai akhir siswa (evaluasi/ post-test) digunakan rumus b. Nilai LKS dan tugas kelompok digunakan rumus 17 c. Tingkat ketuntasan secara klasikal dihitung dengan teknik analisis persentase. d. Untuk mengukur nilai rata-rata kelas digunakan rumus. 4. Data tentang nilai aktivitas siswa dihitung dengan persentase kemudian dikonversi dalam bentuk nilai dengan menggunakan skala 11 (Tabel 8). Tabel 8 Skala 11 (Acuan Penentuan Nilai Aktivitas Siswa) No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. Tingkat Penguasaan 95% - 100 % 85% - 94% 75% - 84% 65% - 74% 55% - 64% 45% - 54% 35% - 44% 25% - 34% 15% - 24% 5% - 14% 0% - 4% Batas Atas Batas Bawah 100% x SM 94% x SM 84% x SM 74% x SM 64% x SM 54% x SM 44% x SM 34% x SM 24% x SM 14% x SM 4% x SM 95% x SM 85% x SM 75% x SM 65% x SM 55% x SM 45% x SM 35% x SM 25% x SM 15% x SM 5% x SM 0% x SM Nilai Kriteria 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 Sangat tinggi Tinggi Tinggi Cukup tinggi Cukup tinggi Rendah Rendah Rendah Rendah Sangat rendah Sangat rendah * Menurut Rofieq (2008) SM:Skor Maksimal 5. Data hasil angket tanggapan siswa dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Membuat rekapitulasi hasil angket tentang tanggapan siswa. b. Menghitung persentase jawaban siswa. 6. Data hasil wawancara guru terhadap pembelajaran dianalisis secara deskriptif kualitatif. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Hasil belajar siswa Hasil belajar siswa diperoleh dari hasil akhir siswa yaitu nilai post-test (Tabel 9). Tabel 9 Hasil belajar siswa pada 3 kelas No. Kelas 1. 2. 3. X–4 X–9 X – 10 Rata-rata nilai posttest 80,54 79,12 79,49 Tuntas Σ (%) Tidak Tuntas Σ (%) 34 (89, 47) 34 (89, 47) 36 (94, 74) 4 (10, 53) 4 (10, 53) 2 ( 5, 26) Batas lulus individual siswa yang ditetapkan sekolah yaitu ≥ 75 dengan ketuntasan klasikal minimal 85 %. Tabel 8 menunjukkan bahwa pada ketiga kelas telah mencapai batas ketuntasan klasikal yang ditetapkan. Ratarata nilai post-test sudah mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) dan menunjukkan bahwa siswa mampu melaksanakan pembelajaran dengan baik. Nilai rata-rata LKS berupa observasi pasar dan pengamatan lingkungan sekitar sekolah serta tugas membuat model ekosistem dua dimensi yang disajikan pada Tabel 10. Tabel 10 Nilai rata-rata LKS dan tugas No. Kelas Nilai LKS Nilai tugas 1. 2. 3. X–4 X–9 X – 10 82,34 81,46 84,66 85 80 80 Rata-rata nilai LKS dan Tugas 83,67 80,73 82,33 Nilai rata-rata LKS dan tugas menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam mengerjakan tugas sesuai dengan komponen pendekatan kontekstual yaitu authentic assesment. Gita (2007) menegaskan bahwa pelaksanaan authentic assesment merupakan tes dengan model yang berbeda dan tidak hanya dilakukan dengan tes tertulis. Authentic assesment diharapkan dapat 18 19 memacu siswa untuk merasa tertarik dengan pembelajaran yang dilaksanakan. Authentic assesment berupa model ekosistem dua dimensi yang dipresentasikan di depan kelas. Nilai tugas dan presentasi ditunjukkan pada Lampiran 12. Empat kelompok di kelas X – 4 membuat model dengan gambar yang lengkap dan dipresentasikan dengan baik. Semua kelompok di kelas X – 9 dan X – 10 membuat model dengan keterangan yang kurang lengkap tetapi dipresentasikan dengan baik. 2. Aktivitas siswa Aktivitas siswa dalam penelitian ini dinilai secara klasikal meliputi semua kegiatan siswa selama proses pembelajaran yang dikaitkan dengan pembelajaran kontekstual. Persentase keaktifan siswa dikonversi pada skala 11 (Rofieq, 2008) dan disajikan pada Tabel 11. Tabel 11 Hasil observasi keaktifan siswa pada 3 kelas No. 1. 2. 3. Kelas X-4 X–9 X - 10 Persentase 80,00 72,50 65,50 Konversi Nilai 8 7 7 Kriteria Tinggi Cukup tinggi Cukup tinggi Tabel 11 menunjukkan bahwa nilai aktivitas siswa minimal mencapai angka 7. Siswa kelas X – 4 tergolong siswa yang aktif dengan kriteria tinggi dan kelas X – 9 serta X – 10 memiliki keaktifan dengan kriteria cukup tinggi sesuai kriteria Rofieq (2008). Siswa mengalami peningkatan keaktifan dengan pelaksanaan observasi pasar dan pengamatan di luar kelas, tidak malu bertanya dan mampu berpikir kritis. 3. Angket kepuasan siswa Hasil angket kepuasan siswa diperoleh dengan menganalisis lembar angket kepuasan siswa (Tabel 12). 20 Tabel 12 Hasil angket kepuasan siswa terhadap pembelajaran No. Pertanyaan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Tertarik mengikuti pembelajaran Membaca materi dahulu Menemukan pemecahan masalah Memahami konsep dengan model dua dimensi Meningkatkan keaktifan Memberikan manfaat bagi kehidupan Soal evaluasi sesuai pembelajaran Bertanya dan mengemukakan pendapat Setuju jika hasil kegiatan dipresentasikan dan didiskusikan Setuju jika menulis refleksi di setiap akhir pembelajaran 9. 10. X–4 (%) 92,10 47,37 78,95 78,95 94,74 94,74 77,28 71,05 X–9 (%) 89,47 39,47 84,21 86,84 100,0 100,0 84,21 76,32 X – 10 (%) 92,10 65,79 86,84 94,74 92,10 97,37 89,47 78,95 94,74 97,37 100,0 77,28 84,21 100,0 Sepuluh pertanyaan pada Tabel 12 dapat dibagi menjadi tiga kategori yaitu 1) tidak puas, 2) cukup puas dan 3) puas. Kategori tidak puas ditemukan pada pertanyaan tentang persiapan siswa membawa materi terlebih dahulu. Siswa tidak mau membaca materi terlebih dahulu sejak pertemuan pertama sampai ke 5. Kategori cukup puas ditemukan pada pertanyaan tentang menemukan pemecahan masalah, pemahaman konsep dengan model dua dimensi, mengerjakan soal evaluasi sesuai pembelajaran, bertanya dan mengemukakan pendapat, serta pendapat setuju atau tidaknya diadakan penulisan refleksi pada akhir pembelajaran. Kategori puas ditemukan pada pertanyaan tentang ketertarikan mengikuti pelajaran, peningkatan keaktifan, manfaat bagi kehidupan, serta setuju jika hasil pembelajaran dipresentasikan dan didiskusikan. 4. Keterlaksanaan pembelajaran kontekstual Keterlaksanaan pembelajaran kontekstual diperoleh dari angket yang diisi oleh observer di akhir penelitian pada tiga kelas (Tabel 13). 21 Tabel 13 Hasil keterlaksanaan pembelajaran kontekstual Komponen CTL No. Bentuk Kegiatan Ya Tidak × × 1. Constructivism 2. Inquiry Membangun pengetahuan berdasarkan penemuan dan pengalaman Menyelidiki masalah 3. Modeling Membuat model × 4. Questioning × 5. Learning Community × 6. Reflection × 7. Authentic Assesment Bertanya Berkelompok, berdiskusi, presentasi Membuat refleksi pembelajaran Penilaian autentik × Tabel 13 menunjukkan bahwa semua komponen CTL terpenuhi pada kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Permasalahan ditemukan melalui pengamatan antara lain komponen constructivism dan questioning. Komponen constructivism yang belum dipenuhi dapat dilihat pada ketidakmampuan siswa untuk mengaitkan hal yang ditemukan sendiri di luar kelas dengan materi yang dipelajari di dalam kelas. Komponen questioning belum dipenuhi dengan sempurna karena siswa yang bertanya hanya siswa tertentu. 5. Kinerja guru Hasil observasi kinerja guru diperoleh dari angket keterlaksanaan metode pembelajaran yang diisi oleh siswa pada akhir pembelajaran serta lembar observasi kinerja guru yang diisi oleh observer di akhir penelitian pada tiga kelas (Tabel 14 dan 15). Tabel 14 Hasil keterlaksanaan metode pembelajaran No. Kelas 1. 2. 3. X–4 X–9 X – 10 Rata-rata persentase (%) 90,35 93,87 97,37 Kriteria Sangat baik Sangat baik Sangat baik 22 Tabel 15 Hasil observasi pengamatan terhadap kinerja guru No. 1. 2. 3. 4. 5. Pertemuan keI II III IV V Jumlah Skor 58 52 50 53 57 Persentase 96,67 86,67 83,33 88,33 95,00 Kriteria Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Tabel 14 dan 15 menunjukkan bahwa kinerja guru yang dinilai oleh siswa dan observer mendapatkan persentase 75% dengan kriteria sangat baik. Persentase pada angket dan hasil observasi pengamatan menunjukkan bahwa respon siswa dan observer sejalan yaitu merasa puas dengan kinerja guru. 6. Tanggapan guru Tanggapan guru diperoleh dari hasil wawancara dengan guru pengampu mata pelajaran (Tabel 16). Tabel 16 Hasil wawancara tanggapan guru Pertanyaan 1. Pembelajaran yang telah dilakukan 2. Aktivitas siswa saat proses pembelajaran 3. Minat siswa terhadap pembelajaran 4. Ketertarikan guru menggunakan strategi ini untuk diterapkan pada materi lain dan alasannya 5. Pembelajaran dengan strategi ini bila dibandingkan dengan stategi yang diterapkan sebelumnya 6. Penggunaan strategi ini dapat mencapai hasil yang diinginkan 7. Kecocokan penggunaan pendekatan kontekstual diterapkan pada materi keanekaragaman hayati 8. Kelebihan dari strategi yang telah dilakukan dalam pembelajaran konsep keanekaragaman hayati 9. Kekurangan dari strategi yang telah dilakukan 10. Pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai media pembelajaran Tanggapan - Metode cukup bagus, guru belum pernah melakukan observasi pasar untuk materi keanekaragaman . - Siswa lebih aktif. Banyak yang sudah mulai aktif bertanya dan berpendapat. - Minat siswa untuk kegiatan pembelajaran meningkat dari biasanya. - Guru tertarik, karena berpusat pada siswa dan bisa memanfaatkan lingkungan sekolah. Guru akan menggunakan pembelajaran ini untuk materi lain. - Sangat berbeda jika dibandingkan dengan pembelajaran yang umum, karena pembelajaran ini berpusat pada siswa. - Dapat mencapai hasil belajar yang batas ketuntasannya sudah ditentukan oleh sekolah. - Cocok diterapkan pada materi ini karena pendekatan kontekstual mengajak siswa untuk mempelajari materi dan dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari. - Minat dan keaktifan siswa jadi lebih meningkat. Kerjasama dalam kelompoknya juga jadi lebih baik. - Waktu untuk ke pasar hanya dapat dilakukan akhir pekan dan pengelolaan kelas harus lebih baik. - Pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai media pembelajaran dinilai bagus karena sebelumnya lingkungan belum dimanfaatkan secara penuh. 23 Hasil tanggapan guru menunjukkan bahwa guru pengampu mata pelajaran tertarik menerapkan pendekatan pembelajaran kontekstual dengan pemanfaatan lingkungan karena dirasa bagus, mampu meningkatkan minat, aktivitas, kemampuan kognitif, psikomotor serta afektif. Guru juga ingin menerapkan pembelajaran ini pada materi lain yang cocok sehingga lebih dapat dikembangkan sesuai dengan kondisi lingkungan sekitar sekolah. Kendala yang dihadapi pada penelitian ini adalah kesulitan manajemen waktu karena keterbatasan jam pelajaran serta kesulitan pengelolaan kelas dengan jumlah siswa yang banyak. B. Pembahasan Pemanfaatan lingkungan menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual berpengaruh terhadap aktivitas siswa. Wawasan lingkungan yang dipadukan dengan pendekatan yang tepat mampu meningkatkan aktivitas psikomotorik siswa (Sunyono, 2006). Hasil analisis kualitatif menunjukkan skor aktivitas siswa terbanyak yang diperoleh ketiga kelas mencapai kriteria cukup tinggi hingga tinggi. Kelas X-4 tergolong siswa aktif diperoleh pada aspek kemampuan siswa mengemukakan pendapat. Hal ini karena rasa percaya diri dan keberanian siswa yang tinggi, tidak malu bertanya dan bersikap kritis. Kelas X-9 seluruh aspek hampir merata tetapi pelaksanaan tugas kelompok mendapat skor rendah. Hal ini karena keakraban dan kerjasama antarsiswa rendah. Kelas X-10 memperoleh skor tinggi pada aspek kemampuan menarik kesimpulan. Hal ini karena siswa memahami materi setelah melakukan pengamatan secara langsung. Kriteria aktivitas siswa kurang aktif dan tidak aktif tidak ditemukan pada ketiga kelas selama proses pembelajaran. Hal ini karena siswa ikut berperan dalam semua kegiatan yang dilakukan. Siswa begitu antusias mengikuti pembelajaran. Motivasi dan rasa ingin tahu yang tinggi dari siswa dapat meningkatkan pemahaman materi pelajaran sehingga hasil belajar yang diharapkan dapat tercapai. Tujuan pembelajaran yang jelas membuat siswa tahu apa yang harus dilakukan selama pembelajaran. 24 Berdasarkan hasil observasi, siswa aktif dan mampu berkomunikasi dengan baik selama melakukan pengamatan karena aktivitas tersebut dilakukan secara berkelompok di luar ruangan. D’Amato dan Krasny (2009) berpendapat bahwa pembelajaran luar ruangan menciptakan situasi belajar yang monoton menjadi menyenangkan karena adanya kelompok sosial. Melalui pengalamanpengalaman interaksi sosial yang terbentuk, perkembangan mental siswa menjadi matang. Aktivitas siswa dalam pembelajaran dipengaruhi beberapa faktor antara lain metode pembelajaran, minat siswa dan peran guru sendiri. Hasil penelitian Komalasari (2011) menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran kontekstual mampu meningkatkan keaktifan siswa dan meningkatkan kompetensi kemasyarakatan sehingga siswa mampu dan mau bekerja dalam kelompok. Hall dan Kidman (2004) menambahkan bahwa peran guru besar dalam peningkatan keaktifan siswa. Guru harus memiliki kemampuan pengelolaan kelas yang baik, mengembangkan pembelajaran yang menyenangkan dan memahami karakteristik siswa untuk membantu kerjasama dan hubungan antar siswa. Hasil penelitian Chopra dan Chabra (2013) di sebuah sekolah alternatif menunjukkan bahwa guru menjadi fasilitator utama untuk pengelolaan kelas secara baik dan menyenangkan. Hal tersebut akan membuat siswa merasa nyaman dan semakin aktif dalam pembelajaran. Minat dari dalam diri siswa merupakan salah satu hal yang mendasari keaktifan siswa. Siswa yang memiliki minat besar dalam kegiatan pembelajaran akan memberikan perhatian dan peran aktifnya di dalam kegiatan pembelajaran. Menurut Purwanto dan Ngalim (2002), minat menjadi alasan utama yang dapat menjelaskan perilaku siswa selama pembelajaran berlangsung. Siswa yang tidak memiliki minat untuk belajar akan menunjukkan perilaku yang acuh tak acuh dan tidak peduli terhadap jalannya proses pembelajaran, sebaliknya siswa yang memiliki minat dalam belajar aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Penelitian yang dilakukan Anggraito et al (2006) menyebutkan bahwa aktivitas siswa akan mempengaruhi hasil belajar yang dicapai. Beberapa siswa ada yang kelihatannya kurang aktif tapi memiliki hasil 25 belajar yang cukup baik dan ada siswa yang aktif tapi tidak mencapai batas tuntas. Hal ini dijelaskan oleh penelitian Komalasari (2011) yang menyebutkan bahwa siswa dengan aktivitas belajar tinggi belum tentu mencerminkan bahwa siswa tersebut memahami materi yang dibahas. Siswa banyak bertanya, menulis, dan berinteraksi dengan siswa lainnya karena siswa tersebut belum paham. Hal ini menyebabkan siswa tidak tuntas belajar walaupun memiliki tingkat aktivitas belajar yang tinggi. Siswa yang aktif akan lebih banyak memahami materi sehingga hasil belajar meningkat. Hasil belajar merupakan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap yang bersifat relatif dan berbekas dari suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan (Winkel, 2009). Metode pembelajaran yang diterapkan pada suatu kelas dapat mempengaruhi aktivitas siswa dalam kelas tersebut. Aktivitas siswa belajar siswa dapat ditingkatkan melalui kegiatan pembelajaran yang menuntut siswa untuk aktif sehingga hasil belajar yang diharapkan dapat tercapai. Hasil belajar siswa secara individu telah mencapai standar yang ditetapkan yaitu ≥ 75. Secara klasikal ketiga kelas dinyatakan tuntas belajar karena jumlahnya ≥ 75%. Siswa kelas X-4 yang tergolong aktif dan hasil belajar yang paling tinggi memiliki ketuntasan yang kurang maksimal. Hal ini karena siswa kelas X-4 banyak yang menjadi aktivis sekolah sehingga beberapa siswa tidak masuk ketika dilaksanakan post-test karena ada acara sekolah. Peningkatan hasil belajar siswa diperoleh karena siswa mendapatkan pengetahuan tentang keanekaragaman hayati serta pengalaman observasi secara langsung. Siswa mampu mengaitkan antara materi yang ada di buku teks dengan kenyataan yang ada di lingkungan sekitar yaitu taman, sawah, kebun dan pasar. Hal ini didukung oleh hasil penelitian Setiawan (2007) yang menunjukkan bahwa pelaksanaan kerja kelompok membuat siswa lebih mudah memahami materi dengan saling bertukar informasi dengan kelompok lain. Kemampuan siswa pada kegiatan observasi pasar dan pengamatan lingkungan sekolah menunjukkan bahwa pendekatan pembelajaran kontekstual sangat diminati siswa. Strategi pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan 26 akademik, kemampuan pemecahan masalah dan hasil belajar (Karmana, 2011). Pelaksanaan observasi pasar ini juga dianggap siswa mampu membuat pemahaman mereka lebih baik. Hasil penelitian ini memperkuat penelitian Sekarlangit (2012) yang mengungkapkan bahwa pasar tradisional dapat digunakan sebagai sumber belajar biologi pada materi keanekaragaman hayati dengan potensi antara lain memiliki jenis tanaman bunga yang banyak dan memiliki variasi bunga yang beragam baik berbeda spesies maupun variasi dalam satu spesies. Penggunaan pasar sebagai sumber belajar biologi, dapat membuat siswa mengaitkan antara materi yang didapatkan dalam buku dengan kenyataan yang ada di lingkungan sekolah. Hasil belajar dalam penelitian ini memperkuat hasil belajar penelitianpenelitian lain yang telah dilakukan. Zubaidah (2008) mengungkapkan bahwa pembelajaran kontekstual mampu meningkatkan kemampuan berpikir dan motivasi siswa. Pemanfaatan lingkungan dapat menciptakan suasana yang kondusif sehingga lebih memacu minat dan motivasi. Kurniastuti (2006) menambahkan bahwa pembelajaran kontekstual pada pokok bahasan ekosistem juga dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X SMA. Hal ini dikuatkan dengan pemanfaatan lingkungan pada materi keanekaragaman hayati yang dapat diterapkan pada materi ekosistem. Penggunaan pendekatan kontekstual juga diterapkan pada ilmu lain. Hasil penelitian Satriani et al (2012) menunjukkan bahwa pembelajaran kontekstual dalam keterampilan menulis, mampu mendorong siswa dan memberi motivasi untuk menulis. Hal ini menunjukkan bahwa pendekatan kontekstual efektif dalam peningkatan kemampuan dengan pengalaman secara nyata. Suryanti et al (2006) menambahkan bahwa dengan pembelajaran kontekstual mampu mengatasi kesulitan dan meningkatkan pemahaman siswa dalam materi panas dengan pendekatan inkuiri kelompok kooperatif. Hasil penelitian Tati et al (2009) menunjukkan bahwa pembelajaran kontekstual efektif diterapkan pada pokok bahasan turunan dan meningkatkan nilai rata-rata siswa sehingga mencapai batas ketuntasan minimal. Rata-rata hasil post-test membuktikan bahwa kemampuan siswa setelah melaksanakan pembelajaran semakin meningkat sehingga nilainya lebih dari batas 27 ketuntasan minimal. Ketuntasan klasikal juga dapat mencapai kriteria yang ditetapkan sekolah. Beberapa siswa yang belum dapat mencapai batas ketuntasan minimal karena faktor yang diamati secara langsung sebagai berikut : 1. Minat siswa yang kurang besar pada materi keanekaragaman hayati. Materi keanekaragaman hayati merupakan materi yang sangat kompleks karena mempelajari segala aspek keanekaragaman mulai dari keanekaragaman pada tingkat gen sampai ekosistem makhluk hidup yaitu tumbuhan dan hewan. 2. Kurang memperhatikan petunjuk pelaksanaan kegiatan sehingga masih tidak paham dengan kegiatan yang harus dilakukan. 3. Siswa merasa materi keanekaragaman hayati masih sulit karena materi ini meliputi kenekaragaman gen, jenis dan ekosistem yang sangat luas cakupannya. 4. Ada siswa yang tidak mengikuti kegiatan observasi pasar karena rumahnya yang terlalu jauh dari sekolah. Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan beberapa solusi antara lain : 1. Minat yang kurang besar dapat diatasi dengan pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang menyenangkan dan membuat siswa lebih terlibat secara aktif pada proses pembelajarannya. Penelitian Tukimin dan Salamah (2011) menunjukkan bahwa pembelajaran yang menyenangkan dapat diaplikasikan lewat PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif dan Menyenangkan). Salah satu aspek yang diterapkan pada PAKEM adalah pembelajaran dengan menggunakan media visual yang lebih baik. 2. Pemahaman siswa yang kurang terhadap prosedur kerja dapat diatasi dengan penggunaan LKS yang baik dan praktis. Penyusunan LKS dan prosedur pelaksanaan kegiatan berdasarkan pendekatan kontekstual sangat dianjurkan karena mampu membantu siswa menghubungkan pengetahuan yang diperoleh di dalam kelas dengan kehidupannya sehari-hari (Munir dan Patak, 2007). LKS yang dapat digunakan untuk pengantar aktivitas siswa adalah LKS yang prosedur kerjanya dibuat untuk mengantarkan konsep yang dipelajari siswa, memiliki ringkasan materi yang jelas serta disesuaikan dengan kondisi yang sebenarnya di lapangan (Tati et al 2009). 28 3. Kesulitan materi yang terlalu luas dapat diatasi oleh guru. Guru meminta siswa mempersiapkan pengetahuan awal yaitu membaca materi di rumah dan mengadakan pre-test sebelum pembelajaran dimulai. 4. Lokasi yang tidak dapat dijangkau diatasi dengan cara memilih lokasi yang dekat sekolah dan dapat dijangkau semua siswa. Permasalahan ini juga dapat diatasi dengan pemilihan lokasi oleh siswa sendiri. Ketuntasan klasikal yang dicapai menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran kontekstual dengan memanfaatkan lingkungan sekolah mampu menyamakan pemahaman siswa pada tiga kelas yang berbeda. Hasil penelitian Setiawan (2007) menunjukkan bahwa pembelajaran kontekstual pada subyek penelitian yang memiliki karakteristik sama mampu meningkatkan hasil belajar. Pencapaian nilai rata-rata hasil belajar siswa di tiga kelas penelitian hampir sama sebab pembelajaran dengan menerapkan pendekatan kontekstual dengan pemanfaatan lingkungan sekolah memberikan kesempatan sebanyak mungkin kepada siswa untuk memperoleh pengalaman nyata dan mengembangkan gagasan-gagasannya (Kurniastuti, 2006). Siswa dapat membangun pengetahuannya sendiri secara aktif tentang fenomena-fenomena alam yang ditemuinya dalam kehidupan sehari-hari. Siswa dapat mendalami konsep dan menyusun pengetahuannya sendiri dan berinteraksi dengan lingkungannya dengan melakukan eksplorasi. Salah satu komponen pembelajaran kontekstual yang diterapkan adalah authentic assesment. Nilai rata-rata LKS dan tugas menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam mengerjakan tugas sesuai dengan komponen pendekatan kontekstual yaitu authentic assesment. Authentic assesment diharapkan dapat memacu siswa untuk tertarik dengan pembelajaran yang dilaksanakan dan tidak bosan dengan model penilaian yaitu tes tertulis (Gita, 2007). Empat kelompok di kelas X – 4 membuat model dengan gambar yang lengkap dengan semua komponen ekosistem yaitu produsen, konsumen tingkat I, konsumen tingkat II, konsumen tingkat III dan dekomposer serta komponen abiotik. Semua kelompok di kelas X-4 memresentasikan dengan baik, lantang, jelas dan mampu menjawab semua pertanyaan. Semua kelompok di kelas X – 9 dan X – 10 membuat model 29 dengan keterangan yang kurang lengkap dengan menuliskan komponen ekosistem kurang lengkap. Keterangan gambar sudah lengkap. Presentasi yang dilaksanakan siswa sudah baik, jelas dan mampu menjawab beberapa pertanyaan. Tanggapan kepuasan siswa merupakan balikan dari siswa terhadap pembelajaran. Siswa pada tiga kelas penelitian menyatakan tertarik mengikuti pembelajaran dengan penerapan pendekatan pembelajaran kontekstual dengan pemanfaatan lingkungan pada materi keanekaragaman hayati. Beberapa siswa tidak menyukai suasana kelas pada saat proses pembelajaran. Hal ini kemungkinan terjadi karena kondisi siswa yang belum terbiasa dengan sistem pembelajaran yang berpusat pada siswa. Hasil penelitian Smith (2006) menunjukkan bahwa alternatif pemecahan yang dapat dilakukan adalah guru memberikan kesempatan pada siswa untuk mengembangkan pengetahuan yang dimiliki dan guru menempatkan diri sebagai motivator dan fasilitator yang baik. Sebagian besar siswa pada tiga kelas juga menyatakan kepuasan terhadap pembelajaran karena mereka mampu memahami konsep keanekaragaman hayati, memberikan manfaat bagi kehidupan, mampu mengerjakan soal evaluasi dengan benar, mampu mengemukakan pendapat, serta mampu mempresentasikan hasil kegiatan. Permasalahan yang masih dialami siswa yaitu belum membaca materi yang akan disampaikan oleh guru. Siswa pada tiga kelas yang dijadikan subyek penelitian memiliki pengetahuan awal yang sama jika dilihat dari rata-rata hasil pre-test. Dalam angket kepuasan siswa, sebagian siswa mengungkapkan bahwa mereka tidak membaca materi terlebih dahulu sebelum mengikuti pelajaran karena masih merasa bingung dan bergantung kepada guru. Dalam hal ini, peran guru penting untuk memberi motivasi kepada siswa agar mau membaca materi terlebih dahulu sebelum dimulai. Pengetahuan awal tinggi membantu siswa lebih memahami materi dan aktivitas yang dilaksanakan sehingga hasil belajar dapat meningkat. Hal ini didukung oleh hasil penelitian Indriati (2013) yang mengungkapkan bahwa kemampuan awal siswa memberikan kontribusi besar dalam peningkatan prestasi belajar. Solusi yang dapat dilakukan adalah pemberian motivasi dan penyampaian oleh guru sebelum menutup kegiatan pembelajaran. 30 Guru meminta siswa untuk membaca materi terlebih dahulu sehingga siswa memiliki kemampuan awal yang cukup untuk mengikuti pembelajaran. Angket keterlaksanaan CTL pada penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran yang diterapkan sudah memenuhi semua komponen CTL yaitu konstruktivisme, inkuiri, membuat model, bertanya, masyarakat belajar, membuat refleksi dan penilaian autentik. Keterlaksanaan CTL ini didukung penelitian Satriani et al (2012) yang menunjukkan beberapa kelebihan dalam menggunakan CTL. Kelebihan tersebut yaitu (1) mendorong siswa dalam menulis; (2) meningkatkan motivasi siswa untuk berpartisipasi secara aktif dalam kelas menulis; (3) membantu siswa mengembangkan tulisan mereka; (4) membantu siswa memecahkan masalah mereka; (5) menyediakan cara untuk siswa berdiskusi dan berinteraksi dengan teman mereka; dan (6) membantu siswa merangkum dan merefleksikan pelajaran. Kekurangan yang dapat diamati adalah siswa belum mampu mengajukan pertanyaan (questioning) dengan baik. Siswa yang mengajukan pertanyaan hanya terbatas pada siswa tertentu. Komponen lain yang belum dipenuhi adalah constructivism yaitu siswa masih kebingungan mengaitkan pengetahuan yang ditemukan sendiri dengan materi yang dipelajari di buku teks. Masalah ini dapat diatasi dengan motivasi dan bimbingan dari guru untuk mengaitkan masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari dengan materi di buku teks (Mariati dan Riska, 2012). Faktor yang mempengaruhi aktivitas dan hasil belajar siswa tidak hanya pada faktor minat dan motivasi. Faktor lain yang berpengaruh antara lain cara mengajar guru, karakter guru, suasana kelas yang tenang dan nyaman dan fasilitas belajar yang digunakan. Guru mempunyai peranan sebagai demonstrator, pengelola kelas, mediator dan fasililator, serta evaluator (Aritonang, 2008). Guru dapat memilih dan melaksanakan peranan di atas yang dapat membangkitkan minat dan motivasi belajar siswa untuk mencapai hasil yang baik. Hasil angket ketercapaian kinerja guru menunjukkan bahwa kinerja guru terlihat berbeda di tiga kelas serta pada masing-masing pertemuan. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor termasuk karakteristik siswa di masing-masing kelas. Walaupun demikian, berdasarkan hasil tersebut diperoleh gambaran bahwa secara 31 umum kinerja guru dalam pembelajaran sangat baik. Guru sudah melaksanakan pembelajaran sesuai rencana pembelajaran yang telah disusun. Kekurangan yang ditemukan melalui pengamatan, terkadang guru belum memberikan apersepsi yang sinkron dengan materi yang dibahas. Guru diharapkan selalu berusaha memaksimalkan kinerja, karena guru merupakan kunci keberhasilan pembelajaran yang mampu mengelola komponen-komponen pembelajaran yang lain, sehingga dapat memaksimalkan kualitas PBM. Hasil angket tanggapan guru menunjukkan bahwa guru mata pelajaran biologi tertarik dengan pembelajaran menggunakan pendekatan kontekstual. Guru mengungkapkan bahwa metode yang dilakukan sudah bagus dan membuat keaktifan serta minat siswa meningkat. Kekurangan yang diamati guru adalah teknis pelaksanaan observasi pasar. Waktu untuk observasi ke pasar hanya bisa dilakukan di akhir pekan. Tukimin dan Salamah (2011) mengungkapkan bahwa pelaksanaan PAKEM perlu dilakukan dengan manajemen waktu yang baik dan efektif. Guru mengusulkan agar lokasi yang digunakan tidak terlalu jauh dari sekolah sehingga waktu jam pelajaran biologi dapat digunakan untuk keperluan observasi. Manajemen waktu terkait dengan pengelolaan kelas yang baik. Kendala pada penelitian ini adalah pengelolaan kelas yang kurang baik. Masalah tersebut dapat di atasi dengan kerja per kelompok dan tiap kelompok memiliki ketua untuk mengatur aktivitas teman sekelompoknya (Chopra dan Chabra 2013). BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Pemanfaatan lingkungan sekolah menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual efektif diterapkan pada keanekaragaman hayati kelas X. Efektivitas ditunjukkan dengan peningkatan hasil belajar dan aktivitas siswa. B. Saran Pembelajaran kontekstual pada pelaksanaannya selalu terkait dengan obyek nyata dan eksplorasi lingkungan sekitar yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari, sehingga membutuhkan lebih banyak tenaga dan waktu serta menuntut siswa untuk selalu aktif. Untuk itu, guru berperan besar sebagai fasilitator untuk aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran. 32 DAFTAR PUSTAKA Ali H. 2008. Efektivitas Pembelajaran Biologi melalui Metode Out Door Study dalam Upaya Meningkatkan Minat Belajar Siswa. Jurnal Bionature 8 (1): 18-23. Anggraito U, A Nugroho & D Palupi. 2006. Peningkatan Aktivitas Siswa dalam Kerja Ilmiah melalui Pembentukan Kelompok Kooperatif STAD dalam Penilaian Autentik. Jurnal penelitian pendidikan 1 (22): 37-43. Arikunto S. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara. _______. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta. Aritonang KT. 2008. Minat dan Motivasi dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan Penabur 7 (10): 17-21. Chopra V & S Chabra. 2013. Digantar In India : A Case Study For Joyful Learning. Journal of Unschooling and Alternative Learning 7 (13):28-44 D’Amato LG & ME Krasny. 2009. Outdoor Adventure Education: Applying Transformative Learning Theory in Addressing Instrumental and Emancipatory EE Goals. Journal of Environmental Education 5 (7): 12-13. Gita IN. 2007. Implementasi Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Siswa di Sekolah Dasar. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan 1 (1):26-34. Hall C & J Kidman. 2004. Teaching and Learning: Mapping the Contextual Influences. International Education Journal 5 (3):331-343. Hariyanti E. 2006. Ujicoba Model Pembelajaran Luar Ruang Mata Pelajaran IPA. On line at http://www.depdiknas.go.id/ujicobamodel.html [ accesed 3 Februari 2012 ] Hasruddin. 2009. Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Melalui Pendekatan Kontekstual. Jurnal Tabularasa PPS Unimed 6 (1):48-60. Indriati D. 2013. Kontribusi Kreativitas, Kemampuan Awal Dan Gaya Belajar Terhadap Prestasi Belajar Praktik Instalasi Home Theater Siswa SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta (Skripsi). Yogyakarta : UNY. 33 34 Karmana IW. 2011. Strategi Pembelajaran, Kemampuan Akademik, Kemampuan Pemecahan Masalah dan Hasil Belajar Biologi. Jurnal Ilmu Pendidikan 17 (5):378-386. Komalasari K. 2011. Kontribusi Pembelajaran Kontekstual untuk Pengembangan Kompetensi Kewarganegaraan Peserta Didik SMP di Jabar. Mimbar 27 (1):47-55. Kurniastuti. 2006. Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Pokok Bahasan Ekosistem melalui Pendekatan Pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning) pada Siswa Kelas X Semester Genap SMA Negeri 1 Doro Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2004/2005 (Skripsi). Semarang : Unnes. Mariati MR & CN Riska. 2012. Penerapan Model Apprentice Training Yang Berwawasan Konstruktivisme Dalam Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Kimia. Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu 13 (2):66-69. Marsigit. 2007. Mathematics Teachers’ Professional Development through Lesson Study in Indonesia. Eurasia Journal of Mathematics, Science & Technology Education 3 (2):141-144. Munir & AA Patak. 2007. Maximizing the Use of “Speed Up English 6” Textbook through Contextual Teaching and Learning. Journal of English Education and Literature 5 (2):28-34. Purwanto & Ngalim M. (2002). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Rofieq A. 2008. Teknik Pemberian Skor dan Nilai Hasil Tes. Bandung. On line at http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/PRODI._ILMU_KOMPUTER/196603 252001121MUNIR/Multimedia/Multimedia_Bahan_Ajar_PJJ/Asesmen_Pe mbelajaran/assessmen_pembelajaran_6.pdf [diakses tanggal 9 April 2012]. Sanjaya W. 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta : Kencana Prenada Media. Santyasa IW. 2007a. Landasan Konseptual Media Pembelajaran. Workshop MediaPembelajaran bagi Guru-Guru SMA Negeri Banjar Angkan. Universitas Pendidikan Ganesha. Klungkung 10 Januari 2007. _______. 2007b. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Makalah disampaikan pada Pelatihan Penelitian Tindakan Kelas bagi Guru-Guru SMA dan SMA di Nusa Penida. Universitas Pendidikan Ganesha. Nusa Penida 29 Juni s.d 1 Juli 2007. 35 Satriani I, E Emilia & MH Gunawan. 2012. Contextual Teaching and Learning Approach to Teaching Writing. Indonesian Journal of Applied Linguistics 2 (1):10-22. Sekarlangit TSKLP. 2012. Identifikasi Tanaman Bunga Di Pasar Bunga Dongkelan Sebagai Sumber Belajar Untuk Penyusunan Modul Materi keanekaragaman Hayati di SMA (Skripsi). Yogyakarta : UNY. Setiawan IGAN. 2007. Penerapan Pengajaran Kontekstual Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi siswa Kelas X SMA Laboratorium Singaraja. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan 2 (1):42-59. Smith BP. 2006. Contextual Teaching and Learning Practices in The Family and Consumer Sciences Curriculum. Journal of Family and Consumer Sciences Education 24 (1):14-27. Sulianto J. 2011.Keefektifan Model Pembelajaran Kontekstual Dengan Pendekatan Open Ended dalam aspek Penalaran dan Pemecahan Masalah. Jurnal Ilmu Pendidikan 17 (6):454-458. Sumarmi. 2008. Sekolah Hijau Sebagai Alternatif Pendidikan Lingkungan Hidup Dengan Menggunakan Pendekatan Kontekstual. Jurnal Ilmu Pendidikan 5 (1):19-25. Sunyono. 2006. Peningkatan Aktivitas Psikomotor Siswa Melalui Metode Eksperimen Berwawasan Lingkungan. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran 13 (1):33-42. Suryanti, W Wahono & A Rokhim. 2006. Pembelajaran Kontekstual Sebagai Upaya Mengatasi Kesulitan siswa Kelas V SD Laboratorium Unesa dalam Memahami Materi Panas. Jurnal Pendidikan Dasar 7 (1):50-60. Sutrisno, T Dermawan & Sugiyono. 2006. Profil Pemanfaatan Media Pembelajaran Dalam Menciptakan Perkuliahan yang Kondusif di Universitas Negeri Malang. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran 13 (1):5462. Syawiji. 2009. Metode Outdoor Learning dan Peningkatan Minat Belajar Aritmetika Sosial. Jurnal Pendidikan 9 (1): 30-46. Tati, Zulkardi & Y Hartono. 2009. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis Kontekstual Pokok Bahasan Turunan di Madrasah Aliyah Negeri 3 Palembang. Jurnal Pendidikan Matematika 3 (1):75-89. 36 Tukimin & Salamah. 2011. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Model PAKEM Dengan Menggunakan Alat Peraga Murah (APM) Pada Siswa Kelas VI SDN Kedungpucang Bener Purworejo Tahun Pelajaran 2008/2009. Jurnal Sosialita 3 (1):50-62 Winkel WS. 2009. Psikologi Pengajaran. Jakarta : Gramedia. Zubaidah S. 2008. Pembelajaran Kontekstual Dengan Metode Inkuiri Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Dan Motivasi Belajar IPA Siswa Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Wahid Hasyim III Malang. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran 5 (1):18-27. 37 37 Lampiran 1. SILABUS Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Standar Kompetensi Kompetensi Dasar 3.1 Mendeskripsikan keanekaragaman gen, jenis, ekosistem melalui kegiatan pengamatan : : : : SMA Negeri 1 Jekulo Kudus Biologi X/1 3. Memahami manfaat keanekaragaman hayati Materi Pokok Konsep keanekaragaman gen, jenis dan ekosistem eanekaragaman gen eanekaragaman jenis eanekaragaman ekosistem Kegiatan Pembelajaran - Melakukan observasi tentang keanekaragaman gen di pasar tradisional. Melakukan K pengamatan terhadap keanekaragaman jenis dan ekosistem di K lingkungan sekolah. - Melakukan presentasi dan diskusi tentang K hasil pengamatan keanekaragaman gen, jenis dan ekosistem. Penilaian Teknik Bentuk 1.Mengidentifikasi -Tes tertulis -Pilihan keanekaragaman gen, Ganda jenis dan ekosistem pada makhluk hidup -Penilaian -Lembar Aktivitas Kerja Siswa 2.Membandingkan ciri Siswa -Lembar keanekaragaman hayati Observasi pada tingkat gen, jenis Aktivitas dan ekosistem Siswa Indikator 3. Merumuskan konsep keseragaman dan keberagaman Alokasi Sumber Waktu Belajar 8x45’ -Buku Biologi utk SMP Kls X -Lingkungan sekolah 38 - Membuat model ekosistem 2D (dua dimensi) berupa potongan gambar yang ditempel di karton. - Melakukan diskusi tentang model ekosistem yang dibuat dan tentang peran keanekaragaman hayati bagi kehidupan. 4. Mendeskripsikan jenis organisme khas daerah / wilayah 5. Menjelaskan faktorfaktor yang menentukan keanekaragaman ekosistem 6. Menjelaskan peran keanekaragaman terhadap kestabilan lingkungan. Kudus, September 2012 Peneliti Arie Yuni Kurnianingrum NIM. 4401408025 39 Lampiran 2. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Pertemuan keStandar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Alokasi waktu I. : : : : : : SMA Negeri 1 Jekulo Kudus Biologi X/1 1 dan 2 3. Memahami manfaat keanekaragaman hayati 3.1 Mendeskripsikan konsep keanekaragaman gen, jenis, ekosistem melalui kegiatan pengamatan : 1. Mengidentifikasi keanekaragaman gen, jenis dan ekosistem pada makhluk hidup : 3 x 45 menit Tujuan Pembelajaran a. Setelah melakukan observasi, siswa dapat mengidentifikasi keanekaragaman gen yang ada pada satu jenis. b. Setelah melakukan pengamatan, siswa dapat mengidentifikasi keanekaragaman jenis dan ekosistem pada makhluk hidup. c. Setelah mempelajari KD 3.1, siswa dapat merumuskan perbedaan antara keseragaman dan keberagaman. Karakter siswa yang diharapkan : Rasa Ingin Tahu Jujur Kerja Keras Tanggung Jawab II. Materi Ajar Keanekaragaman hayati dapat dibedakan menjadi tiga tingkat, yaitu keanekaragaman gen, keanekaragaman jenis dan keanekaragaman ekosistem. 1. Keanekaragaman Gen Keanekaragaman gen adalah variasi susunan gen dalam satu jenis atau spesies. Gen adalah faktor pembawa sifat yang menentukan sifat makhluk hidup. 40 Pada manusia, sifat rambut lurus, hidung mancung, mata lebar, warna kulit ditentukan oleh gen. Gen adalah materi yang mengendalikan sifat atau karakter. Sifat-sifat yang ditentukan oleh gen disebut genotipe, yang disebut juga sebagai pembawaan. Di antara sesama tumbuhan satu jenis terdapat variasi. Variasi dalam satu jenis menghasilkan varietas. Antar varietas dalam satu jenis masih dapat melakukan perkawinan secara alami dan menghasilkan keturunan yang fertil. Variasi antar individu satu jenis tidak hanya terdapat pada tumbuhan tetapi juga pada hewan. Misalnya warna bulu pada berbagai ras ayam beraneka ragam. Keanekaragaman gen dapat memunculkan varietas. Misalnya ada varietas padi PB, rojolele dan varietas padi tahan wereng. Perpaduan antara genotipe dengan lingkungan menghasilkan sifat yang tampak dari luar, yang dikenal sebagai fenotipe. Genotipe juga dapat berubah karena perkawinan atau persilangan. 2. Keanekaragaman Jenis Keanekaragaman jenis adalah perbedaan-perbedaan pada berbagai jenis atau spesies makhluk hidup di suatu tempat. Di lingkungan sekitar kita dapat dijumpai berbagai jenis hewan dan tumbuhan. Di dalam satu famili rumput misalnya, dapat dijumpai rumput teki dan rumput gajah. Di dalam golongan burung dapat dijumpai itik, ayam, bebek, angsa, merpati dan burung parkit. Sangat mudah menentukan keanekaragaman jenis karena antar jenis terdapat perbedaan sifat yang jelas. III. Pendekatan dan Media Pembelajaran Pendekatan Pembelajaran: Contextual Teaching and Learning 41 Media Pembelajaran: 1. Lingkungan Sekolah 2. Lembar Kerja Siswa IV. Langkah-Langkah Pembelajaran Pertemuan ke-1 ( 2 x 45 menit) No Kegiatan Pembelajaran 1. Kegiatan Pendahuluan - Guru memperkenalkan diri kepada siswa dan Metode/ Alokasi Teknik Waktu Tanya jawab 3 menit Mengerjakan 45 menit menjelaskan tentang alur pembelajaran yang akan dilaksanakan selama beberapa pertemuan. - Siswa dikondisikan untuk mengikuti pretes. soal - Guru menginformasikan materi yang akan Tanya jawab 2 menit Tanya jawab 2 menit Tanya jawab 3 menit dibahas serta memberitahukan tujuan dan manfaat dari pembelajaran yang dilakukan. 2. Kegiatan Inti A. Tahap Eksplorasi - Apersepsi : “Keanekaragaman gen apa sajakah yang bisa kalian temukan di pasar?” B. Tahap Elaborasi - Guru mengingatkan siswa tentang tugas yang diberikan pada minggu sebelumnya (constructivism, inquiry) : 1) Siswa yang dibagi dalam enam kelompok melakukan observasi di pasar tradisional terdekat tentang keanekaragaman gen yang telah ditentukan oleh guru, antara lain kelompok buah, sayur berupa daun, sayur berupa buah, padi, ikan dan ayam/burung. 42 2) Tiap kelompok mengikuti prosedur dan menuliskan hasil pengamatan di LKS I. 3) Tiap kelompok memotret kegiatan serta keanekaragaman gen sebagai bukti pelaksanaan dengan menberi tanggal pada foto, kemudian di tempel pada satu buku atau album dan diberi keterangan. 4) Tugas dikumpulkan pada pertemuan ketiga. Diskusi 20 menit Tanya jawab 5 menit Membuat 5 menit - Guru menjelaskan keanekaragaman gen, jenis dan ekosistem. C. Tahap Konfirmasi - Siswa diberi kesempatan untuk bertanya dan menyimpulkan materi yang telah disampaikan oleh guru (questioning). - Siswa membuat refleksi tentang kegiatan pembelajaran (reflection). 3. refleksi Kegiatan Penutup - Guru memberi tugas setiap kelompok untuk membuat model ekosistem 2D (dua dimensi) berupa potongan gambar komponen ekosistem tersebut dan ditempel di kertas karton. Setiap kelompok membuat model ekosistem yang berbeda dari kelompok lain (modelling). - Tugas dikumpulkan pada pertemuan keempat. - Guru menutup pembelajaran. Tanya jawab 5 menit 43 Pertemuan ke-2 (1 x 45 menit) No Kegiatan Pembelajaran 1. Kegiatan Pendahuluan - Guru menginformasikan materi yang akan Metode/ Alokasi Teknik Waktu Tanya jawab 2 menit Tanya jawab 3 menit Kerja 30 menit dibahas serta memberitahukan tujuan dan manfaat dari pembelajaran yang dilakukan. 2. Kegiatan Inti A. Tahap Eksplorasi - Guru memberi arahan kepada siswa tentang pelaksanaan kegiatan pengamatan di lingkungan sekolah. B. Tahap Elaborasi - Siswa bekerja dalam kelompok untuk melakukan kegiatan seperti yang tertera dalam kelompok LKS II berupa pengamatan (constructivism, inquiry). - Tiap kelompok diminta menemukan keragaman jenis makhluk hidup yang ada di taman, lapangan dan sawah (inquiry). - Tiap kelompok mengamati faktor apa sajakah yang berperan dalam kehidupan pada ekosistem lapangan dan sawah (inquiry). - Hasil pengamatan ditulis di LKS II. - Siswa membuat laporan sementara berdasarkan hasil kerja kelompok (constructivism). - Siswa kembali ke dalam kelas. C. Tahap Konfirmasi - Siswa diberi kesempatan untuk bertanya dan menyimpulkan materi yang telah disampaikan Tanya jawab 7 menit 44 oleh guru (questioning). - Siswa membuat refleksi tentang kegiatan pembelajaran hari ini (reflection). 3. Membuat 7 menit refleksi Kegiatan Penutup - Guru meminta siswa mempersiapkan Tanya jawab 3 menit presentasi hasil pengamatan. - Guru menutup pembelajaran. V. Sumber Pembelajaran Buku IPA Biologi 1 SMP Kelas X, Istamar Syamsuri dkk, Erlangga, Jakarta, 2007 VI. Penilaian Penilaian meliputi : 1. Hasil belajar berupa post test (ranah kognitif) 2. Aktivitas siswa saat proses pembelajaran (ranah psikomotor) Kudus, September 2012 Peneliti Arie Yuni Kurnianingrum NIM. 4401408025 45 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Pertemuan keStandar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Alokasi waktu I. : : : : : : SMA Negeri 1 Jekulo Kudus Biologi X/1 3 3. Memahami manfaat keanekaragaman hayati 3.1 Mendeskripsikan konsep keanekaragaman gen, jenis, ekosistem melalui kegiatan pengamatan : 1. Membandingkan ciri keanekaragaman hayati pada tingkat gen, jenis dan ekosistem 2. Merumuskan konsep keseragaman dan keberagaman 3. Mendeskripsikan jenis organisme khas daerah / wilayah : 2 x 45 menit Tujuan Pembelajaran a. Setelah melakukan pengamatan, siswa dapat menemukan perbadingan keanekaragaman pada tingkat gen, jenis dan ekosistem. b. Setelah diskusi, siswa dapat merumuskan konsep keseragaman dan keberagaman. c. Setelah melakukan observasi, siswa dapat mendeskripsikan jenis organisme khas daerah/wilayahnya. Karakter siswa yang diharapkan : Rasa Ingin Tahu Jujur Kerja Keras Tanggung Jawab II. Materi Ajar Keanekaragaman hayati dapat dibedakan menjadi tiga tingkat, yaitu keanekaragaman gen, keanekaragaman jenis dan keanekaragaman ekosistem. 3. Keanekaragaman Ekosistem Keanekaragaman ekosistem adalah keanekaragaman yang muncul akibat adanya interaksi antara lingkungan abiotik tertentu dengan sekumpulan jenis-jenis makhluk hidup. 46 Antara makhluk hidup yang satu dengan yang lain terjadi interaksi yang disebut interaksi biotik. Antara makhluk hidup dengan lingkungan fisik (suhu, cahaya) dan lingkungan kimiawi (air, mineral, derajat keasaman) juga terjadi interaksi yang dikenal sebagai interaksi biotik-abiotik. Di Indonesia diperkirakan terdapat 47 macam ekosistem, beberapa di antaranya : a. Ekosistem hutan bakau, terdapat di daerah pantai, didominasi tumbuhan bakau yang hidup di air laut daerah pantai. b. Ekosistem hutan hujan tropik, terdapat di sebagian besar kepulauan Indonesia. Berupa hutan belantara yang memiliki berbagai spesies tumbuhan dan hewan. c. Ekosistem padang rumput (sabana) terdapat di NTT dan Papua. Didominasi rumput yang dikelilingi semak-semak. Di dalam ekosistem ini hidup mamalia besar, herbivor dan karnivor. Keanekaragamannya lebih rendah dibandingkan dengan hutan hujan tropik. d. Ekosistem sawah terdapat di daerah pertanian yang merupakan ekosistem binaan dengan adanya tanaman sejenis, misalnya tanaman padi saja, jagung saja atau kedelai saja. Ekosistem ini tidak stabil atau tidak mantap. Buktinya, manusia perlu ikut mengelola dengan jalan mengairi, memupuk, menyiangi rumput pengganggu dan menyemprotkan pestisida. Jika terkena serangan hama, populasi hama akan meledak, mengakibatkan tanaman mati. e. Ekosistem kota, terdapat di perkotaan. Ekosistem kota juga merupakan ekosistem binaan yang terdiri dari berbagai komponen biotik yang didominasi oleh manusia dan komponen abiotik yang sangat dipengaruhi manusia. III. Pendekatan dan Media Pembelajaran Pendekatan Pembelajaran: Contextual Teaching and Learning Media Pembelajaran: 3. Lingkungan Sekolah 4. Lembar Kerja Siswa 47 IV. Langkah-Langkah Pembelajaran Pertemuan ke-3 ( 2 x 45 menit) No Kegiatan Pembelajaran 1. Kegiatan Pendahuluan - Guru menginformasikan kegiatan yang akan Metode/ Alokasi Teknik Waktu Tanya jawab 5 menit Tanya jawab 3 menit Diskusi 60 menit Tanya jawab 10 menit Membuat 7 menit dilaksanakan serta memberitahukan tujuan dan manfaat dari pembelajaran yang dilakukan. - Guru mengondisikan siswa untuk mempersiapkan presentasi kelompok. 2. Kegiatan Inti A. Tahap Eksplorasi - Apersepsi : “Apakah hubungan yang terjadi antara faktor abiotik dan biotik di ekosistem yang kalian temui?” B. Tahap Elaborasi - Setiap kelompok mempresentasikan hasil pengamatan di pasar dan pengamatan keanekaragaman jenis dan ekosistem (learning community). - Masing-masing kelompok diberi waktu 10 menit untuk presentasi dan diskusi (learning community, authentic assesment). C. Tahap Konfirmasi - Siswa diberi kesempatan untuk bertanya kepada guru dan menyimpulkan materi yang telah disampaikan (questioning). - Siswa membuat refleksi tentang kegiatan pembelajaran hari ini (reflection). refleksi 48 3. Kegiatan Penutup - Siswa diminta untuk menyiapkan model Tanya jawab 5 menit ekosistem 2D (dua dimensi) untuk pertemuan keempat (modelling). - Guru menutup pembelajaran. V. Sumber Pembelajaran Buku IPA Biologi 1 untuk SMP Kelas X, Istamar Syamsuri dkk, Erlangga, Jakarta, 2007 VI. Penilaian Penilaian meliputi : 1. Hasil belajar berupa post test (ranah kognitif) 2. Aktivitas siswa saat proses pembelajaran (ranah psikomotor) Kudus, September 2012 Peneliti Arie Yuni Kurnianingrum NIM. 4401408025 49 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Pertemuan keStandar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Alokasi waktu I. : : : : : : SMA Negeri 1 Jekulo Kudus Biologi X/1 4 dan 5 3. Memahami manfaat keanekaragaman hayati 3.1 Mendeskripsikan konsep keanekaragaman gen, jenis, ekosistem melalui kegiatan pengamatan : 1. Menjelaskan faktor-faktor yang menentukan keanekaragaman ekosistem 2. Menjelaskan peran keanekaragaman terhadap kestabilan lingkungan. : 3 x 45 menit Tujuan Pembelajaran a. Setelah melakukan diskusi, siswa dapat menjelaskan faktor apa saja yang menentukan keanekaragaman pada tingkat ekosistem. b. Setelah mempelajari KD 3.1, siswa dapat menyebutkan manfaat keanekaragaman hayati terhadap kehidupan. Karakter siswa yang diharapkan : Rasa Ingin Tahu Jujur Kerja Keras Tanggung Jawab II. Materi Ajar Untuk mendapatkan manfaat sebesar-besarnya dari keanekaragaman hayati secara berkelanjutan, manusia harus terus mempelajari keanekaragaman hayati. Manfaat yang diperoleh dalam mempelajari keanekaragaman hayati, antara lain : 1. mengetahui manfaat setiap jenis organisme, 2. mengetahui adanya saling ketergantungan di antara organisme satu dengan lainnya, 3. memahami ciri-ciri dan sifat setiap organisme, 4. memahami adanya hubungan kekerabatan antar organisme, 50 5. memahami manfaat keanekaragaman hayati. III. Pendekatan dan Media Pembelajaran Pendekatan Pembelajaran: Contextual Teaching and Learning Media Pembelajaran: 1. Lingkungan Sekolah 2. Lembar Kerja Siswa IV. Langkah-Langkah Pembelajaran Pertemuan ke-4 ( 1 x 45 menit) No Kegiatan Pembelajaran 1. Kegiatan Pendahuluan - Guru menginformasikan kegiatan yang akan Metode/ Alokasi Teknik Waktu Tanya jawab 2 menit Tanya jawab 3 menit dilaksanakan serta memberitahukan tujuan dan manfaat dari pembelajaran yang dilakukan. - Guru meminta siswa mengumpulkan tugas model ekosistem 2D (dua dimensi) (authentic assesment). 2. Kegiatan Inti A. Tahap Eksplorasi - Apersepsi : “Ekosistem apa saja yang kalian jumpai di Indonesia?” B. Tahap Elaborasi - Setiap kelompok menjelaskan model ekosistem Diskusi 2D (dua dimensi) yang telah dibuat (modelling). - Setiap kelompok mengemukakan pendapat tentang peran keanekaragaman hayati dan akibat yang terjadi jika keseimbangannya berkurang (learning community). - Tiap kelompok diberi waktu 5 menit. 30 menit 51 - Kelompok lain memberi tanggapan berupa pertanyaan dan saran (learning community). C. Tahap Konfirmasi - Siswa diberi kesempatan untuk bertanya Tanya jawab 3 menit Membuat 5 menit kepada guru dan menyimpulkan materi yang telah disampaikan (questioning). - Siswa membuat refleksi tentang kegiatan pembelajaran hari ini (reflection). 3. refleksi Kegiatan Penutup - Siswa diminta untuk mempelajari kembali Tanya jawab 2 menit Metode/ Alokasi Teknik Waktu Tanya jawab 5 menit Tanya jawab 15 menit Mengerjakan 45 menit materi serta hasil diskusi yang telah dilaksanakan. - Guru menutup pembelajaran. Pertemuan ke-5 ( 2 x 45 menit) No Kegiatan Pembelajaran 1. Kegiatan Pendahuluan - Guru menginformasikan kegiatan yang akan dilaksanakan serta memberitahukan tujuan dan manfaat dari kegiatan yang akan dilakukan. 2. Kegiatan Inti A. Tahap Eksplorasi - Mengingat kembali tentang materi dan hasil diskusi pada pertemuan sebelumnya. B. Tahap Elaborasi - Siswa melaksanakan postes. soal C. Tahap Konfirmasi - Siswa diberi kesempatan untuk bertanya. Tanya jawab - Siswa diminta mengisi angket untuk Mengisi 20 menit 52 mengetahui tanggapan terhadap pembelajaran angket yang telah dilakukan pada empat kali pertemuan sebelumnya. 3. Kegiatan Penutup - Guru menyampaikan terimakasih atas bantuan Tanya jawab 5 menit para siswa serta membagikan hadiah. - Guru mengakhiri pembelajaran. V. Sumber Pembelajaran Buku IPA Biologi 1 untuk SMP Kelas X, Istamar Syamsuri dkk, Erlangga, Jakarta, 2007 VI. Penilaian Penilaian meliputi : 1. Hasil belajar berupa post test (ranah kognitif) 2. Aktivitas siswa saat proses pembelajaran (ranah psikomotor) Kudus, September 2012 Peneliti Arie Yuni Kurnianingrum NIM. 4401408025 53 Lampiran 3. Nama : No. Absen : Kelompok : Kelas : Petunjuk Keamanan : Tujuan : Setelah melakukan observasi, siswa mampumengidentifikasi keanekaragaman gen A. Landasan Teori Keanekaragaman gen adalah variasi susunan gen dalam jenis yang sama. Gen adalah faktor pembawa sifat yang menentukan sifat makhluk hidup. Pada manusia, sifat rambut lurus, hidung mancung, mata lebar, warna kulit ditentukan oleh gen. Gen adalah materi yang mengendalikan sifat. Di antara sesama tumbuhan satu jenis terdapat variasi. Variasi dalam satu jenis disebut kultivar atau varietas. Antar varietas dalam satu jenis masih dapat melakukan perkawinan secara alami dan menghasilkan keturunan yang fertil. Variasi antar individu satu jenis tidak hanya terdapat pada tumbuhan tetapi juga pada hewan. Misalnya warna bulu pada berbagai ras ayam beraneka ragam. Keanekaragaman gen dapat memunculkan varietas. Misalnya ada varietas padi PB, rojolele dan varietas padi tahan wereng. Perpaduan antara genotipe dengan lingkungan menghasilkan sifat yang tampak dari luar, yang dikenal sebagai fenotipe. 54 B. Alat dan Bahan 1. Lembar Kerja Siswa 2. Berbagai macam keanekaragaman gen di pasar tradisional C. Cara Kerja 1. Bentuklah kelompok yang terdiri atas 6-7 orang. 2. Tiap kelompok melakukan pengamatan keanekaragaman gen pada (pilih satu) : a. Buah-buahan b. Sayur-sayuran (berupa daun) c. Sayur-sayuran (berupa buah) d. Jenis beras e. Ikan f. Ayam/Burung 3. Catat semua ciri-ciri yang berbeda dan tampak pada tiap varietas yang ditemukan. 4. Potretlah tiap varietas yang ditemukan, tempelkan pada buku khusus atau album dan diberi keterangan selengkap-lengkapnya seperti nama jenis (dapat dicari di internet) serta ciri-ciri yang tampak dan dapat membedakan antar varietasnya. 5. Tulis hasil pengamatanmu di kertas seperti contoh tabel di LKS. 6. Buatlah laporan sementara berdasarkan hasil pengamatan kelompok. 7. Presentasikan hasil pengamatan kelompok di depan kelas. D. Tabel Pengamatan Buatlah tabel pengamatan seperti contoh di bawah ini! No. 1. Ciri yang tampak Nama Varietas/Kultivar Bentuk tubuh Warna dominan dst Bentuk daun Warna daun dst Cupang Merah a. Ekor panjang b. Ekor pendek 2. Bayam a. Bayam merah b. Bayam hijau 3. dst 55 E. Soal Latihan Diskusikan soal di bawah ini ! 1. Keanekaragaman gen pada jenis organisme apa saja yang kalian amati? 2. Coba sebutkan contoh lain keanekaragaman gen pada manusia! 3. Kesimpulan apakah yang dapat diambil berdasarkan hasil pengamatan? 56 KUNCI JAWABAN LEMBAR KERJA SISWA I KEANEKARAGAMAN GEN 1. Jenis organisme yang diamati antara lain (jawaban tiap kelompok berbeda sesuai dengan organisme yang diamati) : a. Buah-buahan b. Sayur-sayuran (berupa daun) c. Sayur-sayuran (berupa buah) d. Jenis beras e. Ikan f. Ayam/Burung 2. Golongan darah, bentuk wajah, warna kulit, warna mata, dsb. 3. Keanekaragaman gen adalah variasi susunan gen dalam jenis yang sama. 57 Nama : No. Absen : Kelompok : Kelas : Petunjuk Keamanan : Tujuan : 1. Siswa dapat mengidentifikasi keanekaragaman jenis dan ekosistem 2. Siswa dapat menjelaskan faktor apa saja yang menentukan keanekaragaman ekosistem A. Landasan Teori Keanekaragaman hayati dapat dibedakan menjadi tiga tingkat, yaitu keanekaragaman gen, keanekaragaman jenis dan keanekaragaman ekosistem. 2. Keanekaragaman Jenis Keanekaragaman jenis adalah perbedaan-perbedaan pada berbagai jenis atau jenis makhluk hidup di suatu tempat. Di lingkungan sekitar kita dapat dijumpai berbagai jenis hewan dan tumbuhan. Di dalam satu famili rumput misalnya, dapat dijumpai rumput teki dan rumput gajah. Di dalam golongan burung dapat dijumpai itik, ayam, bebek, angsa, merpati dan burung parkit. Sangat mudah menentukan keanekaragaman jenis karena antara jenis terdapat perbedaan sifat yang jelas. 3. Keanekaragaman Ekosistem Keanekaragaman ekosistem adalah keanekaragaman yang diakibatkan adanya interaksi antara lingkungan abiotik tertentu dengan sekumpulan jenis-jenis makhluk hidup. Antara makhluk hidup yang satu dengan yang lain terjadi interaksi. Hal ini dikenal sebagai interaksi biotik, yang membentuk suatu komunitas. 58 Antara makhluk hidup dengan lingkungan fisik (suhu, cahaya) dan lingkungan kimiawi (air, mineral, derajat keasaman) juga terjadi interaksi yang dikenal sebagai interaksi biotik-abiotik yang membentuk sistem lingkungan atau ekosistem. Dalam suatu ekosistem terjadi interaksi yang kompleks antara komponen biotik dengan abiotik. Di Indonesia diperkirakan terdapat 47 macam ekosistem, beberapa di antaranya : f. ekosistem hutan bakau, g. ekosistem hutan hujan tropik, h. ekosistem padang rumput (sabana), i. ekosistem kebun, j. ekosistem sawah, k. ekosistem lapangan. B. Alat dan Bahan 1. Lembar Kerja Siswa 2. Lingkungan sekitar sekolah : taman, lapangan, sawah, kebun C. Cara Kerja 1. Amati berbagai jenis makhluk hidup yang ada di lingkungan sekitar sekolah kalian yaitu taman, lapangan, sawah dan kebun. Tiap kelompok mengamati tiga jenis ekosistem tersebut. 2. Catat hasil pengamatan kalian! 3. Temukan makhluk hidup apa saja yang hidup pada masing-masing ekosistem. 4. Tentukan faktor biotik dan abiotik yang mendukung kehidupan pada ekosistem tersebut. 5. Tulis hasil pengamatanmu di kertas sesuai tabel pengamatan di LKS. 6. Buatlah laporan sementara berdasarkan hasil pengamatan kelompok. 7. Presentasikan hasil pengamatan kelompok di depan kelas. D. Tabel Pengamatan Buatlah tabel pengamatan seperti contoh di bawah ini! 1. Keanekaragaman Jenis Tempat No Nama jenis yang ditemukan Pengamatan 59 2. Keanekaragaman Ekosistem No Ekosistem 1. Ekosistem sawah 2. Ekosistem lapangan 3. Ekosistem kebun Faktor yang berperan Biotik Abiotik E. Soal Latihan Diskusikan soal di bawah ini ! 1. Apa sajakah jenis organisme yang kalian temukan di lingkungan sekitar sekolah? 2. Coba sebutkan contoh ekosistem lain yang ada di Indonesia! 3. Sebutkan kesimpulan yang dapat diambil dari kegiatan pengamatan! 60 KUNCI JAWABAN LEMBAR KERJA SISWA II KEANEKARAGAMAN JENIS DAN EKOSISTEM 1. Tumbuhan dan hewan di taman, lapangan, sawah dan kebun. 2. Ekosistem yang ditemukan di Indonesia : a. ekosistem hutan bakau, b. ekosistem hutan hujan tropik, c. ekosistem padang rumput (sabana), d. ekosistem kebun, e. ekosistem sawah, f. ekosistem lapangan. 3. Keanekaragaman jenis adalah perbedaan-perbedaan pada berbagai jenis atau jenis makhluk hidup di suatu tempat. Keanekaragaman ekosistem adalah keanekaragaman yang diakibatkan adanya interaksi antara lingkungan abiotik tertentu dengan sekumpulan jenis-jenis makhluk hidup. 61 Lampiran 4. KISI-KISI SOAL TES UJI COBA Sekolah : SMA Negeri 1 Jekulo Kudus Mata Pelajaran : Biologi Kelas/Semester : X/1 Standar Kompetensi : 3. Memahami manfaat keanekaragaman hayati No. Kompetensi Dasar 1. 3.1 Mendeskripsikan keanekaragaman gen, jenis, Indikator 1.Mengidentifikasi keanekaragaman gen, jenis dan ekosistem pada makhluk hidup Bentuk soal Nomor soal Pilihan Ganda 1,4,6,7,10,11,12,13,18,19,20,25,26, 27,30 Pilihan Ganda 3,5,8,14,15,23,28,35,36 3. Merumuskan konsep keseragaman dan keberagaman Pilihan Ganda 2,9,16,17,22,24,29,31,32,40 4. Mendeskripsikan jenis organisme khas daerah / wilayah Pilihan Ganda 21,39,47 2.Membandingkan ciri keanekaragaman hayati pada tingkat gen, jenis dan ekosistem ekosistem melalui kegiatan pengamatan 62 Pilihan Ganda 33,34,37,38,41,42,43,44,45 Pilihan Ganda 46,48,49,50 5. Menjelaskan faktor-faktor yang menentukan keanekaragaman ekosistem 6. Menjelaskan peran keanekaragaman terhadap kestabilan lingkungan. Kudus, September 2012 Peneliti Arie Yuni Kurnianingrum NIM. 4401408025 63 Lampiran 5. Soal Uji Coba Keanekaragaman Hayati Sekolah : SMA Negeri 1 Jekulo Kudus Mata pelajaran : Biologi Semester : Gasal 2012/2013 Petunjuk : a. Pilihlah jawaban yang paling benar dengan cara memberikan tanda silang (X) pada lembar jawab yang tersedia! b. Kerjakan dengan jujur! 1. Keanekaragaman hayati dapat dibedakan menjadi tiga tingkat yaitu... . a. Keanekaragaman gen, keanekaragaman jenis, keanekaragaman tumbuhan b. Keanekaragaman gen, keanekaragaman jenis, keanekaragaman ekosistem c. Keanekaragaman jenis, keanekaragaman ekosistem, keanekaragaman hewan d. Keanekaragaman gen, keanekaragaman tumbuhan, keanekaragaman hewan e. Keanekaragaman tumbuhan, keanekaragaman hewan, keanekaragaman jenis 2. Yang dimaksud dengan keanekaragaman hayati pada tingkat gen adalah... a. Variasi susunan gen dalam satu jenis atau spesies yang sama b. Faktor pembawa sifat yang menentukan sifat makhluk hidup c. Perpaduan antara genotipe dengan lingkungan d.Variasi atau perbedaan berbagai makhluk hidup di suatu habitat e. Keanekaragaman yang muncul akibat adanya interaksi antara faktor biotik dan abiotik. 3. Jika antar varietas pada satu jenis yang sama melakukan perkawinan secara alami, maka akan menghasilkan keturunan yang... a. Steril c. Berbeda dengan induknya b. Fertil d. Sama dengan varietas yang lain e. Tidak ada keturunan 4. Keanekaragaman hayati tingkat gen dapat ditunjukkan pada variasi-variasi tumbuhan berikut... a. Mawar merah – mawar putih b. Mawar berbatang tinggi – melati berbatang tinggi c. Pohon kelapa hijau – pohon aren 64 d. Tanaman sirih – nanas e. Buah nangka – buah durian 5. Adanya variasi pada satu jenis yang sama menghasilkan individu yang disebut... a. Kultivar c. Genus b. Spesies d. Famili e. Filum 6. Keanekaragaman gen dalam satu spesies yang sama terjadi antara …. a. bunga mawar, bunga krisan, dan bunga matahari b. ikan mas, ikan lele, dan ikan gurame c. burung kakaktua raja, burung nuri, dan burung kakaktua jambul kuning d. burung merpati hitam, burung merpati putih, dan burung merpati abu-abu e. ular sanca, ular sendok, dan ular hijau 7. Perhatikan hasil pengamatan berikut! Nama Sifat yang Variasi sifat tumbuhan diamati yang dijumpai Warna yang Kuning 5 dominan Merah 4 Hijau 6 Puring panjang Jumlah Kesimpulan yang sesuai untuk hasil pengamatan di atas, kecuali... a. Puring panjang mempunyai variasi warna dominan pada daunnya b. Variasi warna dominan pada daun puring merupakan keanekaragaman gen c. Warna dominan pada daun puring panjang adalah kuning, merah, hijau d. Warna bercak pada daun puring berbeda-beda e. Variasi warna dominan daun puring yang diamati berasal dari 1 tanaman 8. Salah satu hal yang dapat mengakibatkan semakin tingginya keanekaragaman gen adalah... a. Perkawinan antar individu dari jenis yang berbeda b. Perkawinan antar varietas yang sama dalam satu jenis yang sama c. Perkawinan silang antar varietas yang berbeda dalam satu jenis yang sama d. Perkawinan antar individu dari genus yang berbeda e. Perkawinan antar individu dari famili yang berbeda 65 9. Fenotip yang dapat digunakan siswa untuk mengamati perbedaan pada berbagai varietas ikan cupang yang dijual antara lain... a. bentuk dan ukuran tubuh b. warna dan bentuk tubuh c. warna dan ukuran tubuh d. bentuk ekor dan ukuran tubuh e. warna tubuh dan bentuk ekor 10. Kucing lokal berwarna kembang telon (tiga warna) yang dikawinkan dengan kucing lokal berwarna hitam menghasilkan beberapa keturunan dengan warna yang berbeda. Pernyataan yang tepat untuk keadaan tersebut adalah…. a. Kedua kucing tersebut berbeda varietasnya tetapi masih satu jenis b. Kedua kucing tersebut sama varietasnya dan termasuk jenis yang sama c. Kedua kucing tersebut termasuk ke dalam jenis yang berbeda d. Kedua kucing tersebut termasuk ke dalam genus yang berbeda e. Apabila dikawinkan maka akan menghasilkan keturunan yang steril Perhatikan hasil observasi pasar berikut ini (untuk soal no. 11 – 14)! Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di pasar, satu kelompok siswa menemukan kondisi sebagai berikut : 1) Penjual buah I menjual mangga kweni dan mangga golek. 2) Penjual buah II menjual jeruk keprok, jeruk bali dan jeruk buah. 3) Penjual buah III menjual pisang ambon, dan pisang batu. 4) Penjual beras menjual jenis beras rojolele, menthik wangi dan beras ketan 5) Pedagang ayam menjual ayam kate dan ayam kampung. 6) Pedagang burung menjual burung parkit dengan berbagai macam warna. 7) Banyak penjual ikan di antaranya penjual ikan lele, ikan mujair, ikan koi. 8) Penjual ikan hias menjual ikan cupang merah ekor panjang dan ekor pendek. 9) Pedagang sembako I menjual berbagai cabe antara lain cabai rawit hijau dan cabai rawit merah. 10) Pedagang sembako II menjual bawang merah dan bawang putih. 11. Manakah dari hasil observasi di atas yang termasuk keanekaragaman gen? 66 a. 1,2 dan 3 c. 4,6 dan 9 b. 2,5 dan 7 d. 6,8 dan 10 e. 5,6 dan 9 12. Pisang ambon dan pisang batu yang dijual termasuk keanekaragaman hayati pada tingkat... a. Keanekaragaman gen b. Keanekaragaman jenis c. Keanekaragaman ekosistem d. Keanekaragaman komunitas e. Keanekaragaman bioma 13. Bawang merah dan bawang putih yang dijual pedagang sembako termasuk keanekaragaman hayati pada tingkat... a. Keanekaragaman gen b. Keanekaragaman jenis c. Keanekaragaman ekosistem d. Keanekaragaman komunitas e. Keanekaragaman bioma 14. Manakah dari hasil observasi di atas yang termasuk keanekaragaman jenis? a. 1,2 dan 3 c. 4,7 dan 8 b. 2,4 dan 5 d. 7,8 dan 9 e. 6,7 dan 10 15. Seorang siswa yang melakukan pengamatan di taman sekolah menemukan tanaman Mussaenda phylippica. Fenotipe yang tampak jelas perbedaannya dan dapat diamati oleh siswa tersebut adalah... a. warna daun pemikat b. bentuk daun pemikat c. ukuran daun pemikat d. warna daun utama e. warna batang 16. Yang dimaksud dengan keanekaragaman hayati pada tingkat jenis adalah... a. Variasi susunan gen dalam satu jenis atau spesies yang sama b. Perpaduan antara genotipe dengan lingkungan c. Variasi atau perbedaan berbagai makhluk hidup di suatu habitat 67 d. Keanekaragaman yang muncul akibat adanya interaksi antara faktor biotik dan abiotik. e. Faktor pembawa sifat yang menentukan sifat makhluk hidup 17. Keanekaragaman jenis sangat mudah ditentukan karena antar jenis terdapat... a. persamaan sifat yang jelas b. perbedaan sifat yang jelas c. kekerabatan yang jauh d. fenotipe yang sama e. varietas yang sama 18. Dalam klasifikasi, jeruk bali (Citrus maxima), jeruk nipis (Citrus aurantifolia) dan jeruk keprok (Citrus nobilis) termasuk dalam satu takson, yaitu pada tingkat … a. Spesies c. Ordo b. Genus d. Kelas e. Famili 19. Di bawah ini individu manakah yang menunjukkan keanekaragaman jenis dalam famili? a. Ayam bekisar dan ayam ras b. Beruang putih dan beruang cokelat c. Kelapa hijau dan kelapa gading d. Kelapa dan aren e. Koki ekor panjang dan koki ekor pendek 20. Keanekaragaman jenis dapat ditunjukkan pada variasi-variasi tumbuhan berikut... a. Mawar merah – mawar putih b. Melati berbatang tinggi – melati berbatang tinggi c. Asam jawa rasa manis – asam jawa rasa masam d. Puring berdaun panjang – puring berdaun sempit e. Ayam kampung hitam – merpati putih 21. Pada tumbuhan berikut, yang merupakan tumbuhan endemik Indonesia adalah … a. Hibiscus rosasinensis b. Rafflesia arnoldii c. Oryza sativa 68 d. Morinda citrifolia e. Solanum tuberosum 22. Makhluk hidup yang dikelompokan dalam jenis sama jika …. a. mempunyai makanan yang sama b. mempunyai ciri morfologi yang berbeda c. tinggal di habitat yang sama d. tidak dapat menghasilkan keturunan jika terjadi perkawinan e. hasil perkawinannya adalah keturunan yang fertil 23. Bawang merah dan bawang putih termasuk keanekaragaman jenis karena... a. bawang merah dan bawang putih sama jenis dan sama genusnya b. bawang merah dan bawang putih berbeda jenis tapi sama genusnya c. bawang merah dan bawang putih sama varietas dan sama jenisnya d. bawang merah dan bawang putih berbeda varietas tetapi sama jenisnya e. bawang merah dan bawang putih berbeda jenis dan berbeda genusnya 24. Keanekaragaman jenis di habitat tertentu dapat membentuk suatu kelompok baru yang disebut... a. Populasi c. Ekosistem b. Komunitas d. Bioma e. Biosfer 25. Individu yang menunjukan keanekaragaman jenis adalah …. a. mangga kweni dan mangga golek b. kucing kembang telon dan kucing hitam c. cabai rawit merah dan cabai rawit hijau d. burung merpati abu-abu dan merpati putih e. kelinci mata merah dan kelinci mata hitam 26. Pisang ambon, dan pisang batu menunjukan keanekaragaman hayati tingkat …. a. Gen c. Komunitas b. Jenis d. Populasi e. Ekosistem 27. Dari hasil observasi pasar yang ditunjukkan pada soal nomor 9 – 14, manakah yang termasuk keanekaragaman hayati tingkat jenis ? a. Beras rojolele, menthik wangi dan PB b. Burung parkit dengan berbagai macam warna 69 c. Jeruk keprok, jeruk bali dan jeruk buah d. Ikan cupang merah ekor panjang dan ekor pendek e. Cabai rawit hijau dan cabai rawit merah 28. Contoh kegiatan yang dapat menyebabkan berkurangnya keanekaragaman hayati adalah …. a. memburu hewan lindung b. membuat hutan lindung c. membuat undang-undang keanekaragaman hayati d. melakukan reboisasi e. melakukan penangkaran hewan langka 29. Jenis tumbuhan Solanum tuberosum dan Solanum lycopersicum termasuk keanekaragaman hayati pada tingkat... a. Varietas c. Gen b. Kultivar d. Jenis e. Genus 30. Pada pengamatan keanekaragaman tingkat jenis di kebun, seorang siswa menemukan perbedaan pada tempat yang ada di bawah pohon besar dan yang tidak ternaungi pohon besar. Perbedaannya adalah pada tempat yang ternaung pohon besar, tumbuhan nampak banyak dan beragam, sedangkan pada tempat yang tidak ternaung, tumbuhan sedikit dan seragam. Hal ini disebabkan faktor abiotik yaitu... a. Air c. Cahaya b. Udara d. Kelembapan udara e. Banyaknya konsumen tingkat I 31. Yang dimaksud dengan keanekaragaman hayati pada tingkat ekosistem adalah... a. Variasi susunan gen dalam satu jenis atau spesies yang sama b. Faktor pembawa sifat yang menentukan sifat makhluk hidup c. Perpaduan antara genotipe dengan lingkungan d.Variasi atau perbedaan berbagai makhluk hidup di suatu habitat e. Keanekaragaman yang muncul akibat adanya interaksi antara faktor biotik dan abiotik. 70 32. Saat melakukan pengamatan keanekaragaman tingkat jenis di taman sekolah, siswa menemukan berbagai jenis tanaman. Berikut ini yang termasuk keanekaragaman jenis adalah... a. Puring berdaun panjang dan puring berdaun bulat telur b. Bougenvile warna putih dan bougenvile warna merah kuning c. Rumput teki dan rumput alang-alang d. Bunga nusa indah warna putih dan bunga nusa indah warna merah muda e. Mawar merah dan mawar putih 33. Pernyataan berikut yang benar ialah... a. Keanekaragaman rumput di tempat yang teduh berbeda dengan keanekaragaman rumput di tempat terbuka b. Keanekaragaman hewan air di sepanjang aliran sungai sama c. Keanekaragaman hayati di sebuah danau sama dengan keanekaragaman hayati dari sungai yang mengalirinya d. Keanekaragaman hewan laut di pantai manapun sama e. Keanekaragaman spesies tidak ditentukan oleh kondisi lingkungan 34. Berikut ini yang termasuk faktor abiotik suatu ekosistem adalah …. a. Rumput c. Semak-semak b. Burung Merpati d. Cahaya e. Serangga 35. Interaksi antar faktor apakah yang dapat menyebabkan munculnya keanekaragaman hayati? a. Abiotik - Gen b. Biotik - Fenotipe c. Gen - Fenotipe d. Biotik - Abiotik e. Gen - Lingkungan 36. Tingkat keanekaragaman hayati yang tinggi mengindikasikan ekosistem yang stabil, karena... a. Terjadi secara alami b. Tidak ada interaksi faktor biotik dan abiotik c. Dijaga oleh manusia 71 d. Tidak mungkin terjadi perubahan e. Merupakan hasil interaksi antar organisme sehingga interaksi tersebut seimbang 37. Jika salah satu populasi dari faktor biotik dihilangkan, hal yang akan terjadi adalah... a. ekosistem tetap stabil, karena masih ada faktor abiotik b. terjadi perubahan pada populasi faktor biotik yang lain c. tidak dapat membentuk habitat baru d. faktor abiotik tetap akan bertahan e. ekosistem menjadi lebih seimbang 38. Faktor abiotik yang sering muncul pada berbagai ekosistem antara lain... a. cahaya, suhu dan air b. cahaya, rumput dan air c. cahaya, semut dan rumput d. semut, rumput dan belalang e. suhu, air dan belalang 39. Berikut ini adalah ekosistem yang ada di Indonesia, kecuali... a. ekosistem hutan bakau b. ekosistem hutan subtropik c. ekosistem terumbu karang d. ekosistem padang rumput e. ekosistem sawah 40. Faktor biotik yang biasa di temukan di ekosistem padang rumput, kecuali.... a. Rumput c. Mangrove b. Kijang d. Harimau e. Banteng Perhatikan hasil pengamatan di luar kelas berikut ini (untuk no. 41 – 45)! Berdasarkan hasil pengamatan ekosistem di sawah, lapangan dan kebun, siswa mencatat kondisi sebagai berikut : 1) Pada ekosistem sawah, ditemukan makhluk hidup antara lain padi, kodok, tikus, belalang, dan ular. 72 2) Faktor abiotik yang mendukung kehidupan di ekosistem sawah antara lain cahaya, air dan lumpur. 3) Pada ekosistem lapangan, ditemukan makhluk hidup antara lain rumput, belalang, semut dan burung gereja. 4) Faktor abiotik yang mendukung kehidupan di ekosistem lapangan antara lain cahaya, air dan tanah yang padat. 5) Pada ekosistem kebun liar, ditemukan makhluk hidup antara lain rumput teki, alang-alang, tumbuh-tumbuhan liar, pohon mangga, pohon rambutan, pohon beringin, semut, kodok, serangga dan ular. 6) Faktor abiotik yang mendukung kehidupan di ekosistem kebun liar antara lain cahaya dan kelembapan tanah. 41. Pada ekosistem sawah, bagaimanakah rantai makanan yang mungkin dapat terbentuk? a. padi belalang ular kodok b. padi kodok tikus belalang c. padi belalang kodok ular d. belalang tikus kodok ular e. kodok belalang tikus padi 42. Pada ekosistem lapangan, bagaimanakah rantai makanan yang mungkin dapat terbentuk? a. rumput semut burung gereja belalang b. rumput semut belalang burung gereja c. rumput belalang semut burung gereja d. semut rumput burung gereja belalang e. semut rumput belalang burung gereja 43. Pada ekosistem sawah, apabila populasi ular dimusnahkan, yang akan terjadi adalah... a. populasi padi akan meningkat b. populasi belalang akan menurun c. populasi kodok akan meningkat d. populasi tikus akan menurun 73 e. populasi tikus akan meningkat 44. Pada ekosistem kebun liar, makhluk hidup yang ditemukan cukup beraneka ragam bila dibandingkan dengan ekosistem sawah dan lapangan. Hal tersebut dikarenakan... a. faktor abiotiknya bervariasi b. tidak ada campur tangan manusia c. ada campur tangan manusia d. tidak terjadi interaksi antara faktor biotik dan abiotik e. ada interaksi antar faktor abiotik 45. Apabila faktor abiotik ditiadakan dari semua ekosistem, hal yang akan terjadi adalah... a. ekosistem tetap stabil, karena masih ada faktor biotik b. ekosistem tidak stabil, karena tidak terjadi interaksi antara kedua faktor c. ekosistem seimbang, karena jumlah populasi faktor biotiknya sebanding d. faktor biotik tetap akan bertahan karena saling bergantung satu sama lain e. faktor biotik tetap akan bertahan karena ada campur tangan manusia 46. Manfaat yang diperoleh dalam mempelajari keanekaragaman hayati antara lain... a. mengetahui manfaat setiap organisme bagi kehidupan manusia b. memanfaatkan keanekaragaman hayati secara besar-besaran c. dapat memelihara hewan yang dilindungi di rumah d. menggunakan keanekaragaman hayati untuk kepentingan pribadi e. menyerahkan pengelolaan keanekaragaman hayati bagi pihak asing 47. Fauna Indonesia yang bersifat endemis dan hanya ada di Papua adalah … a. Tarsius c. Orang utan e. Siamang b. Badak bercula satu d. Burung cendrawasih 48. Di Indonesia, terdapat bermacam ekosistem baik ekosistem darat maupun ekosistem perairan. Ekosistem-ekosistem berikut ini yang secara alami saling menopang satu sama lain secara langsung ialah... a. Sawah dan hutan hujan tropis b. Tundra dan hutan hujan tropis c. Hutan bakau dan terumbu karang 74 d. Terumbu karang dan sungai e. Hutan bakau dan sawah 49. Kegiatan berikut yang merupakan contoh pelestarian keanekaragaman hayati dalam kehidupan sehari-hari adalah …. a. pembunuhan orang utan untuk pembukaan kebun kelapa sawit b. memelihara hewan langka di rumah c. pembukaan hutan untuk digunakan sebagai ladang d. melakukan penebangan pohon secara ilegal e. memanfaatkan hewan dan tumbuhan sebagai pangan dengan secukupnya 50. Berikut ini tujuan yang sering dilakukan manusia dengan melakukan perambahan hutan, kecuali …. a. pelestarian hewan c. pembuatan ladang e. diambil kayunya b. pembuatan jalan raya d. pembuatan daerah pemukiman 75 KUNCI JAWABAN 1. B 26. A 2. A 27. B 3. B 28. A 4. A 29. B 5. A 30. C 6. D 31. E 7. E 32. C 8. C 33. A 9. E 34. D 10. A 35. D 11. C 36. C 12. B 37. E 13. B 38. B 14. A 39. A 15. A 40. B 16. B 41. E 17. B 42. C 18. B 43. B 19. D 44. E 20. E 45. B 21. B 46. B 22. E 47. A 23. C 48. D 24. D 49. E 25. B 50. A 76 Lampiran 6. Analisis hasil uji coba soal NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 KODE UC-24 UC-19 UC-35 UC-25 UC-3 UC-10 UC-12 UC-28 UC-22 UC-13 UC-1 UC-32 UC-36 UC-7 UC-30 UC-29 UC-18 UC-17 UC-27 UC-14 UC-34 UC-15 UC-2 UC-20 UC-21 UC-5 UC-9 UC-23 UC-31 UC-16 UC-6 UC-33 UC-4 UC-26 UC-8 UC-11 SX 2 SX SXY SY SY2 rxy KETERANGAN VALIDITAS 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 31 31 926 1042 NOMOR BUTIR SOAL (X) 2 3 4 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 14 14 28 5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 26 14 453 1042 1 38 1042 26 805 1042 14 442 1042 28 818 1042 6 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 31372 31372 31372 31372 31372 31372 0,397623 0,46921 0,36119 0,08701 0,26382 0,56057 Valid Valid Valid Tidak Tidak Valid 1233,92 34,27555 RELIABILITAS TINGKAT KESUKARAN DAYA PEMBEDA p q pq Spq r11 p KETERANGAN BA JA BB JB DP KRITERIA KETERANGAN N=37, Taraf signifikansi 5%, rtabel = 0.325 0,861111 0,138889 0,119599 8,714506 0,760971 0,861111 mudah 18 18 13 0,38889 0,38889 0,77778 0,02778 0,72222 0,61111 0,61111 0,22222 0,97222 0,27778 0,23765 0,23765 0,17284 0,02701 0,20062 r11>0.325 = Reliabel 0,38889 0,38889 0,77778 0,02778 0,72222 sedang sedang mudah mudah sukar 9 9 16 0 13 18 5 18 5 18 12 18 1 18 13 18 18 18 18 18 18 0,277778 0,22222 0,22222 0,22222 -0,05556 0 cukup cukup cukup jelek jelek cukup dipakai dipakai dipakai dipakai 77 7 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 8 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 9 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 10 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 19 19 22 8 19 19 22 8 588 556 648 264 1042 1042 1042 1042 31372 31372 31372 31372 0,36495 0,05807 0,11021 0,37363 Valid Tidak Tidak Valid NOMOR BUTIR SOAL (X) 11 12 13 14 15 16 17 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 13 23 11 18 7 1 14 13 23 11 18 7 1 14 436 710 354 536 238 27 428 1042 1042 1042 1042 1042 1042 1042 31372 31372 31372 31372 31372 31372 31372 0,59528 0,44134 0,37012 0,14363 0,42809 -0,056648 0,22369 Valid Valid Valid Tidak Valid Tidak Tidak 0,52778 0,52778 0,61111 0,22222 0,36111 0,63889 0,30556 0,47222 0,47222 0,38889 0,77778 0,63889 0,36111 0,69444 0,24923 0,24923 0,23765 0,17284 0,23071 0,23071 0,21219 0,5 0,19444 0,027778 0,38889 0,5 0,80556 0,972222 0,61111 0,25 0,15664 0,027006 0,23765 0,52778 0,52778 0,2222 0,6111 0,36111 0,63889 0,5 0,3056 0,3889 0,027778 sedang sedang sedang sedang sukar sedang sedang sedang sedang sukar 10 10 12 6 7 12 7 8 5 0 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 0,1944 sukar 8 18 9 9 10 2 6 11 4 10 2 1 6 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 0,05556 0,05556 0,11111 0,22222 0,05556 0,05556 0,16667 -0,11111 0,16667 -0,055556 0,11111 cukup jelek jelek cukup baik baik baik jelek baik jelek jelek dipakai dipakai dipakai dipakai dipakai 78 18 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 19 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 20 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 21 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 23 15 8 7 23 15 8 7 706 424 260 239 1042 1042 1042 1042 31372 31372 31372 31372 0,40147 -0,09873 0,32756 0,44019 Valid Tidak Valid Valid NOMOR BUTIR SOAL (X) 22 23 24 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 20 18 10 20 18 10 625 556 278 1042 1042 1042 31372 31372 31372 0,44427 0,33513 -0,12233 Valid Valid Tidak 0,63889 0,41667 0,22222 0,19444 0,55556 0,36111 0,58333 0,77778 0,80556 0,44444 0,23071 0,24306 0,17284 0,15664 0,24691 25 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 26 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 28 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 21 31 23 21 31 23 634 909 684 1042 1042 1042 31372 31372 31372 0,2541 0,16228 0,18218 Tidak Tidak Tidak 17 17 509 1042 31372 0,1625 Tidak 0,5 0,27778 0,58333 0,86111 0,63889 0,47222 0,5 0,72222 0,41667 0,13889 0,36111 0,52778 0,25 0,20062 0,24306 0,1196 0,23071 0,24923 0,63889 0,2222 0,4167 0,5833 0,55556 0,5 0,27778 0,1944 0,86111 0,63889 0,47222 sedang sedang sedang sedang sedang sedang mudah mudah mudah sedang sedang 13 7 4 7 11 11 2 10 14 11 6 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 10 8 4 0 9 7 8 11 17 12 11 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 0,16667 -0,05556 0 0,38889 0,11111 0,22222 -0,33333 -0,05556 -0,16667 -0,05556 -0,27778 baik jelek baik cukup baik cukup jelek jelek jelek jelek jelek dipakai dipakai dipakai dipakai dipakai 79 29 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 30 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 31 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 32 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 24 25 27 24 25 27 729 756 793 1042 1042 1042 31372 31372 31372 0,34869 0,33663 0,12715 Valid Valid Tidak 0,66667 0,69444 0,33333 0,30556 0,22222 0,21219 26 26 794 1042 31372 0,443 Valid NOMOR BUTIR SOAL (X) 33 34 35 36 37 38 39 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 11 35 8 33 31 27 33 11 35 8 33 31 27 33 357 1023 263 974 929 821 956 1042 1042 1042 1042 1042 1042 1042 31372 31372 31372 31372 31372 31372 31372 0,4013 0,28971 0,36211 0,32623 0,43915 0,43673 0,01444 Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Tidak 0,75 0,72222 0,30556 0,97222 0,22222 0,91667 0,86111 0,25 0,27778 0,69444 0,02778 0,77778 0,08333 0,13889 0,1875 0,20062 0,21219 0,02701 0,17284 0,07639 0,1196 0,66667 0,69444 0,3056 0,75 0,9722 0,3056 sukar sedang sedang mudah mudah sedang 11 13 14 14 10 18 18 18 18 18 18 18 0,75 0,91667 0,25 0,08333 0,1875 0,07639 0,9167 0,91667 0,86111 0,75 0,2222 sukar mudah sukar mudah mudah 7 16 16 18 17 18 18 18 18 18 13 12 13 12 1 17 1 17 15 9 16 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 -0,11111 0,05556 0,05556 0,11111 0,5 0,05556 0,33333 -0,05556 0,05556 0,5 0,05556 baik baik jelek baik baik jelek cukup baik baik baik jelek dipakai dipakai dipakai dipakai dipakai dipakai dipakai dipakai 80 40 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 41 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 42 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 43 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 9 30 31 17 9 30 31 17 295 898 896 535 1042 1042 1042 1042 31372 31372 31372 31372 0,38145 0,38111 -0,01769 0,41184 Valid Valid Tidak Valid NOMOR BUTIR SOAL (X) 44 45 46 47 48 49 50 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 17 35 35 30 32 30 34 17 35 35 30 32 30 34 511 1026 1008 866 950 909 992 1042 1042 1042 1042 1042 1042 1042 31372 31372 31372 31372 31372 31372 31372 0,18168 0,37711 -0,14728 -0,02998 0,36223 0,52242 0,16489 Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Tidak 0,25 0,83333 0,86111 0,47222 0,47222 0,97222 0,97222 0,83333 0,88889 0,83333 0,94444 0,75 0,16667 0,13889 0,52778 0,52778 0,02778 0,02778 0,16667 0,11111 0,16667 0,05556 0,1875 0,13889 0,1196 0,24923 0,24923 0,02701 0,02701 0,13889 0,09877 0,13889 0,05247 0,8611 0,83333 0,2222 0,47222 0,47222 0,97222 0,97222 0,83333 0,88889 0,83333 0,94444 sukar mudah mudah sedang sedang mudah mudah mudah mudah sukar mudah 3 18 15 10 9 18 17 15 17 15 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 6 12 16 7 8 17 18 15 15 15 16 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 -0,16667 0,33333 -0,05556 0,16667 0,05556 0,05556 -0,05556 0 0,11111 0 0,11111 baik cukup jelek baik jelek cukup baik baik cukup cukup jelek dipakai dipakai dipakai dipakai dipakai dipakai dipakai dipakai 81 Y 21 25 30 36 30 28 33 39 34 29 43 31 34 38 24 26 29 25 32 38 31 30 25 25 23 35 25 25 31 24 24 16 32 25 19 27 1042 Y 2 441 625 900 1296 900 784 1089 1521 1156 841 1849 961 1156 1444 576 676 841 625 1024 1444 961 900 625 625 529 1225 625 625 961 576 576 256 1024 625 361 729 31372 XY 4 2 Y Y Y Y -7,16216 -3,16216 1,83784 7,83784 1,83784 -0,16216 4,83784 10,8378 5,83784 0,83784 14,8378 2,83784 5,83784 9,83784 -4,16216 -2,16216 0,83784 -3,16216 3,83784 9,83784 2,83784 1,83784 -3,16216 -3,16216 -5,16216 6,83784 -3,16216 -3,16216 2,83784 -4,16216 -4,16216 -12,1622 3,83784 -3,16216 -9,16216 -1,16216 28,16 51,2966 9,99927 3,37765 61,4317 3,37765 0,0263 23,4047 117,459 34,0804 0,70197 220,161 8,05332 34,0804 96,7831 17,3236 4,67495 0,70197 9,99927 14,729 96,7831 8,05332 3,37765 9,99927 9,99927 26,6479 46,756 9,99927 9,99927 8,05332 17,3236 17,3236 147,918 14,729 9,99927 83,9452 1,35062 1233,92 1 2 21 25 30 36 30 28 33 39 34 29 43 31 34 38 24 26 29 25 32 38 31 30 0 25 0 35 25 0 31 24 24 0 32 25 19 0 926 3 0 0 0 36 0 28 0 39 0 29 43 31 34 38 0 26 0 0 0 38 0 0 0 0 0 35 0 0 0 24 0 0 0 25 0 27 453 21 25 0 36 0 28 0 39 34 0 43 31 0 0 24 0 0 0 0 38 0 0 0 25 0 35 0 0 31 0 0 0 32 0 0 0 442 21 0 30 36 30 28 0 39 34 29 43 31 34 38 24 26 29 25 0 38 0 0 0 0 0 35 25 25 31 24 24 16 32 25 19 27 818 5 6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 38 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 38 7 0 0 30 36 30 28 33 39 34 29 43 31 34 38 0 26 0 0 32 38 31 30 25 0 0 35 0 25 31 24 0 0 32 25 19 27 805 0 0 30 0 0 0 33 39 34 0 43 31 34 38 0 26 29 0 32 0 31 30 0 0 0 35 0 0 31 0 0 16 32 25 19 0 588 82 8 9 21 25 0 0 30 28 33 0 0 29 43 31 0 38 0 0 29 0 32 38 0 0 0 0 0 0 0 0 31 24 24 16 32 25 0 27 556 10 0 25 0 0 30 28 33 0 0 0 43 31 34 38 24 26 29 25 32 38 0 0 25 25 23 0 0 0 31 0 24 0 32 25 0 27 648 0 0 0 36 0 0 33 39 0 0 43 0 0 38 0 0 0 25 0 0 0 0 0 25 0 0 25 0 0 0 0 0 0 0 0 0 264 11 0 0 0 36 0 0 0 39 34 0 43 0 34 38 0 0 29 0 32 38 31 30 0 25 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 27 436 12 0 25 30 36 30 28 33 39 34 29 43 0 34 0 0 0 29 0 32 38 31 30 0 25 0 0 25 25 31 0 24 0 32 0 0 27 710 XY 13 0 0 0 0 30 0 33 39 0 29 43 31 0 38 0 0 0 0 32 0 0 0 25 0 23 0 0 0 31 0 0 0 0 0 0 0 354 14 0 0 0 36 0 0 0 0 34 0 43 31 0 38 0 26 29 25 32 0 0 0 25 25 23 35 0 25 31 0 0 0 32 0 19 27 536 15 0 0 0 36 0 0 0 39 0 0 43 0 0 38 24 0 0 0 0 0 0 0 0 0 23 35 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 238 16 17 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 27 27 0 0 30 0 0 0 33 0 34 0 43 31 0 38 24 0 29 0 32 0 31 0 0 0 0 35 0 0 0 0 24 0 0 25 19 0 428 18 0 25 30 36 30 28 0 39 34 29 43 31 34 38 0 26 0 0 0 38 0 0 25 0 23 35 25 25 31 24 0 0 32 25 0 0 706 83 19 0 25 30 36 0 0 33 0 0 29 0 0 0 0 24 0 29 0 32 38 0 0 0 0 23 35 25 25 0 24 0 16 0 0 0 0 424 20 0 0 0 36 30 0 0 0 0 0 0 0 34 38 0 0 0 0 0 0 31 0 0 0 0 35 0 0 0 0 24 0 32 0 0 0 260 21 0 0 0 36 30 28 0 39 0 29 43 0 34 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 239 22 0 0 0 0 0 0 33 39 34 0 43 31 34 38 24 26 29 25 32 38 31 30 0 25 23 35 0 0 31 0 24 0 0 0 0 0 625 23 21 0 30 0 0 0 0 39 34 0 43 31 34 38 24 26 0 25 0 38 31 30 0 0 0 0 0 0 31 0 24 0 32 25 0 0 556 XY 24 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 43 31 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 25 23 35 25 25 0 0 0 0 0 25 19 27 278 25 0 25 30 36 0 28 33 39 34 0 43 0 0 38 0 0 0 25 0 38 0 30 25 0 0 35 25 25 31 0 0 16 32 0 19 27 634 26 21 25 0 36 0 28 33 39 34 29 43 31 34 38 0 0 29 25 32 38 31 30 25 25 0 35 25 25 31 24 24 16 32 25 19 27 909 27 0 25 30 36 0 0 0 39 34 29 43 31 34 38 0 0 0 25 0 38 31 30 25 0 23 0 0 0 31 24 24 16 32 0 19 27 684 28 0 0 0 36 0 0 0 0 34 0 43 31 0 0 24 0 29 0 32 38 31 30 0 0 0 0 25 25 31 0 0 16 32 25 0 27 509 29 21 0 30 36 30 0 0 39 34 29 43 0 34 38 24 0 0 0 0 38 31 30 25 25 23 35 25 25 31 0 24 0 32 0 0 27 729 84 30 21 0 30 36 30 0 33 39 0 29 43 0 34 38 0 26 29 25 32 38 31 30 0 0 0 35 25 25 0 24 0 0 32 25 19 27 756 31 0 25 30 36 30 28 33 39 34 29 43 0 34 38 0 26 29 0 32 38 31 30 25 25 23 0 0 25 0 24 24 16 0 0 19 27 793 32 0 25 30 36 30 28 33 39 34 29 43 31 34 38 24 0 0 0 32 0 31 30 25 25 0 35 25 25 31 24 0 0 32 25 0 0 794 33 0 0 30 36 0 0 33 39 34 0 0 0 34 38 24 26 0 25 0 38 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 357 34 21 25 30 36 30 28 33 39 34 29 43 31 34 38 24 26 29 25 32 38 31 30 25 25 23 35 25 25 31 24 24 16 32 25 0 27 1023 XY 35 0 0 30 0 30 0 33 39 34 0 0 0 34 0 0 0 0 25 0 38 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 263 36 21 25 30 36 30 0 33 39 34 29 43 31 34 38 0 26 29 25 32 38 31 30 25 25 23 35 25 25 31 24 24 0 32 25 19 27 974 37 21 25 30 36 30 28 33 39 34 29 43 31 34 38 24 0 29 0 32 38 31 30 25 25 23 35 25 25 31 24 24 0 32 25 0 0 929 38 21 25 30 36 30 28 33 39 34 29 43 31 34 38 24 26 29 25 32 38 31 30 25 25 23 35 0 0 0 0 0 0 0 0 0 27 821 39 21 25 30 36 30 28 33 39 34 29 43 31 34 38 24 26 0 25 0 38 31 30 25 0 23 35 25 25 31 24 24 16 32 25 19 27 956 40 0 0 0 0 0 0 33 0 34 0 43 0 0 0 0 0 0 0 32 38 0 30 0 25 0 35 25 0 0 0 0 0 0 0 0 0 295 85 XY 41 21 25 30 36 30 28 33 39 34 29 43 31 34 38 24 26 29 25 32 38 31 30 0 0 0 35 25 25 31 24 24 16 32 0 0 0 898 42 21 25 0 36 30 28 33 39 34 29 43 31 0 0 24 26 29 25 32 38 31 30 25 0 23 35 25 25 31 24 24 16 32 25 0 27 896 43 21 0 30 0 30 28 33 39 0 0 43 0 0 38 0 26 29 0 32 38 31 0 25 0 0 35 0 0 0 0 0 0 32 25 0 0 535 44 21 0 30 36 30 28 0 39 0 0 0 0 34 0 0 0 29 25 32 38 31 30 25 25 23 35 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 511 45 46 21 25 30 36 30 28 33 39 34 29 43 31 34 38 24 26 29 25 32 38 31 30 25 25 23 35 25 25 31 24 24 0 32 25 19 27 1026 21 25 30 36 30 28 33 39 0 29 43 31 34 38 24 26 29 25 32 38 31 30 25 25 23 35 25 25 31 24 24 16 32 25 19 27 1008 47 21 25 0 0 30 28 33 39 34 29 43 0 34 38 24 26 29 25 32 0 31 30 25 25 23 35 25 25 31 24 24 0 32 0 19 27 866 48 0 25 30 36 30 28 33 39 34 29 43 31 34 38 24 26 29 25 32 38 31 30 25 25 23 35 25 25 31 24 24 16 32 0 0 0 950 49 0 25 30 36 30 28 33 39 34 29 43 31 34 38 0 26 29 0 32 38 31 30 25 25 0 35 25 25 31 24 0 0 32 25 19 27 909 50 21 25 30 36 30 28 33 39 34 29 43 31 34 38 24 26 29 25 32 38 31 30 25 25 23 35 0 0 31 24 24 16 32 25 19 27 992 441 625 900 1296 900 784 1089 1521 1156 841 1849 961 1156 1444 576 676 841 625 1024 1444 961 900 625 625 529 1225 625 625 961 576 576 256 1024 625 361 729 31372 86 Lampiran 7. Soal Evaluasi Keanekaragaman Hayati Sekolah : SMA Negeri 1 Jekulo Kudus Mata pelajaran : Biologi Semester : Gasal 2012/2013 Petunjuk : a. Pilihlah jawaban yang paling benar dengan cara memberikan tanda silang (X) pada lembar jawab yang tersedia ! b. Kerjakan dengan jujur! 1. Keanekaragaman hayati dapat dibedakan menjadi tiga tingkat yaitu... . a. Keanekaragaman gen, keanekaragaman jenis, keanekaragaman tumbuhan b. Keanekaragaman gen, keanekaragaman jenis, keanekaragaman ekosistem c. Keanekaragaman jenis, keanekaragaman ekosistem, keanekaragaman hewan d. Keanekaragaman gen, keanekaragaman tumbuhan, keanekaragaman hewan e. Keanekaragaman tumbuhan, keanekaragaman hewan, keanekaragaman jenis 2. Yang dimaksud dengan keanekaragaman hayati pada tingkat gen adalah... a. Variasi susunan gen dalam satu jenis atau spesies yang sama b. Faktor pembawa sifat yang menentukan sifat makhluk hidup c. Perpaduan antara genotipe dengan lingkungan d.Variasi atau perbedaan berbagai makhluk hidup di suatu habitat e. Keanekaragaman yang muncul akibat adanya interaksi antara faktor biotik dan abiotik. 3. Jika antar varietas pada satu jenis yang sama melakukan perkawinan secara alami, maka akan menghasilkan keturunan yang... c. Steril c. Berbeda dengan induknya e. Tidak ada keturunan d. Fertil d. Sama dengan varietas yang lain 4. Keanekaragaman gen dalam satu spesies yang sama terjadi antara …. a. bunga mawar, bunga krisan, dan bunga matahari b. ikan mas, ikan lele, dan ikan gurame c. burung kakaktua raja, burung nuri, dan burung kakaktua jambul kuning d. burung merpati hitam, burung merpati putih, dan burung merpati abu-abu e. ular sanca, ular sendok, dan ular hijau 87 5. Kucing lokal berwarna kembang telon (tiga warna) yang dikawinkan dengan kucing lokal berwarna hitam menghasilkan beberapa keturunan dengan warna yang berbeda. Pernyataan yang tepat untuk keadaan tersebut adalah…. a. Kedua kucing tersebut berbeda varietasnya tetapi masih satu jenis b. Kedua kucing tersebut sama varietasnya dan termasuk jenis yang sama c. Kedua kucing tersebut termasuk ke dalam jenis yang berbeda d. Kedua kucing tersebut termasuk ke dalam genus yang berbeda e. Apabila dikawinkan maka akan menghasilkan keturunan yang steril Perhatikan hasil observasi pasar berikut ini (untuk soal no. 10 – 14)! Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di pasar, satu kelompok siswa menemukan kondisi sebagai berikut : 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) 9) 6. 7. 8. Penjual buah I menjual mangga kweni dan mangga golek. Penjual buah II menjual jeruk keprok, jeruk bali dan jeruk buah. Penjual buah III menjual pisang ambon, dan pisang batu. Penjual beras menjual jenis beras rojolele, menthik wangi dan beras ketan Pedagang ayam menjual ayam kate dan ayam kampung. Pedagang burung menjual burung parkit dengan berbagai macam warna. Banyak penjual ikan di antaranya penjual ikan lele, ikan mujair, ikan koi. Penjual ikan hias menjual ikan cupang merah ekor panjang dan ekor pendek. Pedagang sembako I menjual berbagai cabe antara lain cabai rawit hijau dan cabai rawit merah. 10) Pedagang sembako II menjual bawang merah dan bawang putih. Manakah dari hasil observasi di atas yang termasuk keanekaragaman gen? a. 1,2 dan 3 c. 4,6 dan 9 e. 5,6 dan 9 b. 2,5 dan 7 d. 6,8 dan 10 Pisang ambon dan pisang batu yang dijual termasuk keanekaragaman hayati pada tingkat... a. Keanekaragaman gen b. Keanekaragaman jenis c. Keanekaragaman ekosistem d. Keanekaragaman komunitas e. Keanekaragaman bioma Bawang merah dan bawang putih yang dijual pedagang sembako termasuk keanekaragaman hayati pada tingkat... a. Keanekaragaman gen b. Keanekaragaman jenis 88 9. c. Keanekaragaman ekosistem d. Keanekaragaman komunitas e. Keanekaragaman bioma Seorang siswa yang melakukan pengamatan di taman sekolah menemukan tanaman Mussaenda phylippica. Fenotipe yang tampak jelas perbedaannya dan dapat diamati oleh siswa tersebut adalah... a. warna daun pemikat b. bentuk daun pemikat c. ukuran daun pemikat d. warna daun utama e. warna batang 10. Dalam klasifikasi, jeruk bali (Citrus maxima), jeruk nipis (Citrus aurantifolia) dan jeruk keprok (Citrus nobilis) termasuk dalam satu takson, yaitu pada tingkat … c. Spesies c. Ordo e. Famili d. Genus d. Kelas 11. Keanekaragaman jenis dapat ditunjukkan pada variasi-variasi tumbuhan berikut... a. Mawar merah – mawar putih b. Melati berbatang tinggi – melati berbatang tinggi c. Asam jawa rasa manis – asam jawa rasa masam d. Puring berdaun panjang – puring berdaun sempit e. Ayam kampung hitam – merpati putih 12. Pada tumbuhan berikut, yang merupakan tumbuhan endemik Indonesia adalah … a. Hibiscus rosasinensis b. Rafflesia arnoldii c. Oryza sativa d. Morinda citrifolia e. Solanum tuberosum 13. Makhluk hidup yang dikelompokan dalam jenis sama jika …. a. mempunyai makanan yang sama b. mempunyai ciri morfologi yang berbeda c. tinggal di habitat yang sama d. tidak dapat menghasilkan keturunan jika terjadi perkawinan e. hasil perkawinannya adalah keturunan yang fertil 14. Dari hasil observasi pasar yang ditunjukkan pada soal nomor 9 – 14, manakah yang termasuk keanekaragaman hayati tingkat jenis ? 89 a. Beras rojolele, menthik wangi dan PB b. Burung parkit dengan berbagai macam warna c. Jeruk keprok, jeruk bali dan jeruk buah d. Ikan cupang merah ekor panjang dan ekor pendek e. Cabai rawit hijau dan cabai rawit merah 15. Bawang merah dan bawang putih termasuk keanekaragaman jenis karena... a. bawang merah dan bawang putih sama jenis dan sama genusnya b. bawang merah dan bawang putih berbeda jenis tapi sama genusnya c. bawang merah dan bawang putih sama varietas dan sama jenisnya d. bawang merah dan bawang putih berbeda varietas tetapi sama jenisnya e. bawang merah dan bawang putih berbeda jenis dan berbeda genusnya 16. Pada pengamatan keanekaragaman tingkat jenis di kebun, seorang siswa menemukan perbedaan pada tempat yang ada di bawah pohon besar dan yang tidak ternaungi pohon besar. Perbedaannya adalah pada tempat yang ternaung pohon besar, tumbuhan nampak banyak dan beragam, sedangkan pada tempat yang tidak ternaung, tumbuhan sedikit dan seragam. Hal ini disebabkan faktor abiotik yaitu... c. Air c. Cahaya e. Banyaknya konsumen tingkat I d. Udara d. Kelembapan udara 17. Saat melakukan pengamatan keanekaragaman tingkat jenis di taman sekolah, siswa menemukan berbagai jenis tanaman. Berikut ini yang termasuk keanekaragaman jenis adalah... a. Puring berdaun panjang dan puring berdaun bulat telur b. Bougenvile warna putih dan bougenvile warna merah kuning c. Rumput teki dan rumput alang-alang d. Bunga nusa indah warna putih dan bunga nusa indah warna merah muda e. Mawar merah dan mawar putih 18. Pernyataan berikut yang benar ialah... a. Keanekaragaman rumput di tempat yang teduh berbeda dengan keanekaragaman rumput di tempat terbuka b. Keanekaragaman hewan air di sepanjang aliran sungai sama c. Keanekaragaman hayati di sebuah danau sama dengan keanekaragaman hayati dari sungai yang mengalirinya d. Keanekaragaman hewan laut di pantai manapun sama e. Keanekaragaman spesies tidak ditentukan oleh kondisi lingkungan 90 19. Interaksi antar faktor apakah yang dapat menyebabkan munculnya keanekaragaman hayati? a. Abiotik - Gen b. Biotik - Fenotipe c. Gen - Fenotipe d. Biotik - Abiotik e. Gen - Lingkungan 20. Di Indonesia, terdapat bermacam ekosistem baik ekosistem darat maupun ekosistem perairan. Ekosistem-ekosistem berikut ini yang secara alami saling menopang satu sama lain secara langsung ialah... a. Sawah dan hutan hujan tropis b. Tundra dan hutan hujan tropis c. Hutan bakau dan terumbu karang d. Terumbu karang dan sungai e. Hutan bakau dan sawah 21. Tingkat keanekaragaman hayati yang tinggi mengindikasikan ekosistem yang stabil, karena... a. Terjadi secara alami b. Tidak ada interaksi faktor biotik dan abiotik c. Dijaga oleh manusia d. Tidak mungkin terjadi perubahan e. Merupakan hasil interaksi antar organisme sehingga interaksi tersebut seimbang 22. Jika salah satu populasi dari faktor biotik dihilangkan, hal yang akan terjadi adalah... a. ekosistem tetap stabil, karena masih ada faktor abiotik b. terjadi perubahan pada populasi faktor biotik yang lain c. tidak dapat membentuk habitat baru d. faktor abiotik tetap akan bertahan e. ekosistem menjadi lebih seimbang 23. Faktor abiotik yang sering muncul pada berbagai ekosistem antara lain... a. cahaya, suhu dan air b. cahaya, rumput dan air c. cahaya, semut dan rumput d. semut, rumput dan belalang e. suhu, air dan belalang 24. Faktor biotik yang biasa di temukan di ekosistem padang rumput, kecuali.... 91 c. Rumput c. Mangrove e. Banteng d. Kijang d. Harimau Perhatikan hasil pengamatan di luar kelas berikut ini (untuk no. 41 – 45)! Berdasarkan hasil pengamatan ekosistem di sawah, lapangan dan kebun, siswa mencatat kondisi sebagai berikut : 7) Pada ekosistem sawah, ditemukan makhluk hidup antara lain padi, kodok, tikus, belalang, dan ular. 8) Faktor abiotik yang mendukung kehidupan di ekosistem sawah antara lain cahaya, air dan lumpur. 9) Pada ekosistem lapangan, ditemukan makhluk hidup antara lain rumput, belalang, semut dan burung gereja. 10) Faktor abiotik yang mendukung kehidupan di ekosistem lapangan antara lain cahaya, air dan tanah yang padat. 11) Pada ekosistem kebun liar, ditemukan makhluk hidup antara lain rumput teki, alang-alang, tumbuh-tumbuhan liar, pohon mangga, pohon rambutan, pohon beringin, semut, kodok, serangga dan ular. 12) Faktor abiotik yang mendukung kehidupan di ekosistem kebun liar antara lain cahaya dan kelembapan tanah. 25. Pada ekosistem sawah, bagaimanakah rantai makanan yang mungkin dapat terbentuk? a. padi belalang ular kodok b. padi kodok tikus belalang c. padi belalang kodok ular d. belalang tikus kodok ular e. kodok belalang tikus padi 26. Pada ekosistem sawah, apabila populasi ular dimusnahkan, yang akan terjadi adalah... a. populasi padi akan meningkat b. populasi belalang akan menurun c. populasi kodok akan meningkat d. populasi tikus akan menurun e. populasi tikus akan meningkat 27. Apabila faktor abiotik ditiadakan dari semua ekosistem, hal yang akan terjadi adalah... a. ekosistem tetap stabil, karena masih ada faktor biotik b. ekosistem tidak stabil, karena tidak terjadi interaksi antara kedua faktor 92 c. ekosistem seimbang, karena jumlah populasi faktor biotiknya sebanding d. faktor biotik tetap akan bertahan karena saling bergantung satu sama lain e. faktor biotik tetap akan bertahan karena ada campur tangan manusia 28. Manfaat yang diperoleh dalam mempelajari keanekaragaman hayati antara lain... a. mengetahui manfaat setiap organisme bagi kehidupan manusia b. memanfaatkan keanekaragaman hayati secara besar-besaran c. dapat memelihara hewan yang dilindungi di rumah d. menggunakan keanekaragaman hayati untuk kepentingan pribadi e. menyerahkan pengelolaan keanekaragaman hayati bagi pihak asing 29. Fauna Indonesia yang bersifat endemis dan hanya ada di Papua adalah … c. Tarsius c. Orang utan e. Siamang d. Badak bercula satu d. Burung cendrawasih 30. Kegiatan berikut yang merupakan contoh pelestarian keanekaragaman hayati dalam kehidupan sehari-hari adalah …. a. pembunuhan orang utan untuk pembukaan kebun kelapa sawit b. memelihara hewan langka di rumah c. pembukaan hutan untuk digunakan sebagai ladang d. melakukan penebangan pohon secara ilegal e. memanfaatkan hewan dan tumbuhan sebagai pangan dengan secukupnya 93 KUNCI JAWABAN 1. B 16. C 2. A 17. C 3. B 18. A 4. D 19. D 5. A 20. E 6. C 21. B 7. B 22. A 8. B 23. E 9. A 24. c 10. B 25. E 11. E 26. B 12. B 27. A 13. E 28. D 14. C 29. C 15. B 30. E 94 Lampiran 8 ANALISIS DATA HASIL EVALUASI KELAS X-4 Hasil Pre-test Hasil Post-test No. 1 5 7,67 2 5,67 7,67 3 5 8,67 4 6,33 8,67 5 7 8 6 6,33 7,67 7 6 8 8 3,67 6,67 9 3,33 8 10 6,33 8,67 11 6 7,67 12 6,67 9,33 13 6,33 7,67 14 5,67 8,67 15 6,67 8,67 16 6 8,67 17 6 8,33 18 5,33 8 19 6,33 7,33 20 8 9,67 21 5 7,67 22 4,33 5,67 23 6,67 8,67 24 4 8,67 25 4,33 8 26 5,33 7 27 5,67 7,67 28 5,33 7,67 29 5,67 8,33 30 6,67 8,33 31 6,67 7,33 32 5,67 7,67 33 3,67 7,67 34 5,67 8,33 35 5 8,67 36 5,67 8,67 37 6 8,33 38 4,33 8 Rata-rata pre-test Rata-rata post-test 5,614210526 8,053947368 95 ANALISIS DATA HASIL EVALUASI KELAS X-9 Hasil Pre-test Hasil Post-test No. 1 4 7,33 2 5,33 8,33 3 5,33 8 4 4,67 7,67 5 5,33 8 6 3,67 7,67 7 5,33 8 8 5 8 9 4 8,33 10 5,67 8 11 4 7,67 12 6,67 8,33 13 6,33 8 14 4,67 8,33 15 5 8,33 16 4,33 7 17 3,67 5,33 18 5 8 19 3 8 20 5,33 7,67 21 4,33 7 22 4,67 8,33 23 5,67 8 24 6,33 9,67 25 5,67 8,33 26 4,67 7,67 27 6 7,67 28 5 7,67 29 5,67 8 30 5,33 8,33 31 6,33 8 32 4 8,33 33 5 8 34 5,33 7,67 35 5 7,67 36 6,67 7,67 37 6,67 8 38 5,67 8,67 Rata-rata pre-test Rata-rata post-test 5,114210526 7,912368421 96 ANALISIS DATA HASIL EVALUASI KELAS X-10 Hasil Pre-test Hasil Post-test No. 1 4,33 7,67 2 4,67 8,33 3 4,33 9,33 4 6,33 9 5 7 8,33 6 5 7,67 7 4,67 8 8 7,33 9 9 5,33 7,67 10 4 7,67 11 6 7,67 12 6,33 7,67 13 5 7,33 14 6 7,67 15 4,33 8 16 7,33 7,67 17 6,67 7,67 18 4,33 7,67 19 6 7,67 20 5,33 8 21 3,67 7,67 22 6,33 7,67 23 3,67 7,67 24 4,67 8 25 4,33 7,67 26 6,33 8,33 27 4,67 8,67 28 3,33 7,67 29 5,33 8 30 5 8 31 6 8 32 4,33 7,67 33 4,67 7,67 34 5,67 7,67 35 6,33 8,33 36 5,33 7 37 6,33 8,67 38 5,67 8 Rata-rata pre-test Rata-rata post-test 5,315 7,948684211 97 Lampiran 9. Penilaian Model Ekosistem Dua Dimensi Kelas X-4 X-9 X-10 Kelompok 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 Nilai Tugas 85 90 80 80 90 85 80 85 75 75 80 85 85 75 85 80 80 75 Nilai Presentasi 80 85 85 85 90 85 90 75 75 75 90 75 75 85 85 75 75 85 98 Lampiran 10. LEMBAR JAWAB SOAL UJI COBA SISWA 99 Lampiran 11. LEMBAR JAWAB SOAL PRE-TEST SISWA 100 Lampiran 12. LEMBAR JAWAB SOAL POST-TEST SISWA 101 Lampiran 13. LEMBAR JAWAB LKS 102 103 Lampiran 14. Laporan Observasi Siswa 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 Lampiran 15. Lembar Refleksi Siswa 115 Lampiran 16. Lembar Observasi Aktivitas Siswa 116 117 118 Lampiran 17. REKAPITULASI NILAI AKTIVITAS SISWA Persentase aktivitas siswa (%) X-4 X-9 X-10 No. Pertemuan ke - 1. I 75 72,5 66,5 2. II 85 75 65,5 3. III 85 75 70 4. IV 72,5 70 62,5 5. V 82,5 70 65 Rata-rata 80 72,5 65,5 119 Lampiran 18. Lembar Pengamatan Kinerja Guru 120 121 Lampiran 19. Angket Keterlaksanaan Metode Pembelajaran 122 Lampiran 20. Angket Keterlaksanaan Pendekatan CTL 123 Lampiran 21. Angket Kepuasan Siswa Terhadap Pembelajaran 124 125 Lampiran 22. Lembar Tanggapan Guru Terhadap Pembelajaran 126 127 Lampiran 23. DOKUMENTASI Siswa mengerjakan soal uji coba LKS Guru menjelaskan prosedur di Siswa mengerjakan soal pre-test kelompok Siswa mengerjakan LKS secara Guru menerangkan materi di dalam kelas taman Siswa melaksanakan kegiatan di 128 Siswa melaksanakan observasi di kebun Guru menjelaskan prosedur di LKS Siswa melaksanakan kegiatan di taman Siswa menuliskan hasil observasi Siswa mengerjakan LKS di taman Siswa berdiskusi mengerjakan LKS 129 Siswa mempresentasikan hasil observasinya di depan kelas Siswa kelompok lain memberikan tanggapan pada saat presentasi Siswa mengerjakan soal post-test 130 Lampiran 24. Surat Ijin Observasi 131 Lampiran 25. Surat Ijin Penelitian 132 Lampiran 26. Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian