pemanfaatan lingkungan sekolah dengan pembelajaran

advertisement
PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKOLAH DENGAN
PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA MATERI
KEANEKARAGAMAN HAYATI KELAS X
skripsi
disusun sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Biologi
Oleh
Arie Yuni Kurnianingrum
4401408025
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013
i
ii
ii
iii
iv
ABSTRAK
Kurnianingrum, Arie Yuni. 2013. Pemanfaatan Lingkungan Sekolah dengan
Pembelajaran Kontekstual pada Materi Keanekaragaman Hayati Kelas X.
Skripsi, Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Semarang. Dr. Ir. Amin
Retnoningsih, M.Si. dan Dra. Chasnah.
Pembelajaran biologi semester genap tahun ajaran 2011/2012 kelas X SMA
Negeri 1 Jekulo Kudus menunjukkan bahwa guru tidak memanfaatkan lingkungan
sebagai media pembelajaran dan sumber belajar. Lingkungan sekolah berupa
taman, lapangan serta sawah dan kebun sangat potensial dimanfaatkan untuk
pembelajaran keanekaragaman hayati karena terdapat beberapa bentuk
keanekaragaman gen, jenis dan ekosistem. Diperlukan suatu pendekatan yang
efektif untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa serta memberi
kesempatan kepada siswa untuk mengeksplorasi lingkungan sekolah sehingga
hasil belajar yang diperoleh lebih bermakna. Penelitian ini bertujuan untuk
mengidentifikasi efektivitas pemanfaatan lingkungan menggunakan pendekatan
pembelajaran kontekstual pada pembelajaran keanekaragaman hayati kelas X.
Penelitian ini dilakukan dengan metode one-shot case study. Penelitian
dilaksanakan di kelas X SMA Negeri 1 Jekulo Kudus pada semester gasal tahun
pelajaran 2012/2013. Sampel penelitian diambil secara acak yaitu kelas X-4, X-9
dan X-10. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran materi
keanekaragaman hayati dengan pendekatan pembelajaran kontekstual. Variabel
terikat penelitian ini adalah hasil belajar dan aktivitas siswa. Siswa melaksanakan
observasi tentang keanekaragaman gen di pasar tradisional dan pengamatan
ekosistem taman, lapangan, kebun dan sawah di lingkungan sekolah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tiga kelas mencapai ketuntasan belajar
klasikal 89, 47% (kelas X-4), 89,47% (kelas X-9) dan 94,74% (kelas X-10).
Pembelajaran kontekstual dengan pemanfaatan lingkungan sekolah membuat
siswa merasa tertarik dan lebih aktif. Nilai keaktifan siswa kelas X–4 mencapai
nilai 8 dalam konversi pada skala 11 dan termasuk kriteria tinggi. Nilai keaktifan
siswa kelas X–9 dan X–10 mencapai nilai 7 dalam konversi pada skala 11 dan
termasuk kriteria cukup tinggi. Permasalahan yang ditemui adalah siswa tidak
membaca materi terlebih dahulu, masalah ini dapat diatasi dengan selalu
memotivasi siswa untuk mempersiapkan materi terlebih dahulu.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan lingkungan
sekolah dengan pembelajaran kontekstual efektif diterapkan pada materi
keanekaragaman hayati kelas X. Efektivitas pembelajaran ditunjukkan dengan
peningkatan hasil belajar dan aktivitas siswa.
Kata Kunci : keanekaragaman hayati, pembelajaran kontekstual,
lingkungan sekolah
iv
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Puji syukur kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pemanfaatan
Lingkungan
Sekolah
dengan
Pembelajaran
Kontekstual
pada
Materi
Keanekaragaman Hayati Kelas X” sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar
sarjana pendidikan biologi. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dari beberapa
pihak penulis tidak dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi ini.
Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
1.
Rektor Universitas Negeri Semarang atas kesempatan yang diberikan kepada
penulis untuk menyelesaikan studi di Universitas Negeri Semarang.
2.
Dekan FMIPA Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan
kemudahan dalam penyusunan skripsi ini.
3.
Ketua Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Semarang yang telah
memberi ijin untuk melakukan penelitian ini.
4.
Dra. Endah Peniati, M.Si selaku dosen wali yang telah memberikan
bimbingan dan motivasi kepada penulis selama kuliah.
5.
Dr. Ir. Amin Retnoningsih, M.Si. selaku dosen pembimbing I dan Dra.
Chasnah selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan bimbingan,
pengarahan, dukungan, nasehat serta berbagai pengetahuan kepada penulis
sampai penulisan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
6.
Dr. drh. R. Susanti, M.P. selaku dosen penguji utama yang telah memberikan
arahan,
masukan,
saran
dan
petunjuk
sehingga
penulis
dapat
menyempurnakan skripsi ini.
7.
Kartono, M.Pd. selaku Kepala SMA Negeri 1 Jekulo Kudus yang telah
memberi ijin dalam melakukan penelitian di SMA tersebut.
8.
Eni Dwi Astuti, S.Pd. selaku guru bidang studi biologi di SMA Negeri 1
Jekulo Kudus, terima kasih atas bantuan, bimbingan, dan nasehatnya.
v
vi
9.
Ibu, Almarhum Bapak, Kakak dan teman-teman yang telah memberikan
dukungan, semangat dan doa yang tak ada hentinya.
10. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam pelaksanaan
penelitian dan penyusunan skripsi ini. Semoga Allah Ta’ala memberikan
limpahan rahmat dan hidayah-Nya.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan karena
keterbatasan kemampuan penulis. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran,
kritik, dan masukan yang membangun dari semua pihak demi kesempurnaan
skripsi ini. Besar harapan penulis semoga laporan hasil penelitian ini bermanfaat
bagi semua pihak, terutama bagi almamater Universitas Negeri Semarang.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Semarang, Mei 2013
Penulis
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ................................................................. ii
PENGESAHAN ..................................................................................................... iii
ABSTRAK ............................................................................................................. iv
KATA PENGANTAR .............................................................................................v
DAFTAR ISI ......................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR ...............................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................................1
B. Rumusan Masalah ...............................................................................3
C. Penegasan Istilah .................................................................................3
D. Tujuan Penelitian ................................................................................4
E. Manfaat Penelitian ..............................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Pustaka.................................................................................5
B. Hipotesis .............................................................................................9
BAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................10
B. Populasi dan Sampel .........................................................................10
C. Variabel Penelitian ............................................................................10
D. Rancangan Penelitian........................................................................10
E. Prosedur Penelitian ...........................................................................11
F. Data dan Metode Pengumpulan Data ................................................12
G. Metode dan Analisis Data .................................................................13
vii
viii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian .................................................................................18
B. Pembahasan ......................................................................................23
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ...........................................................................................32
B. Saran .................................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................33
LAMPIRAN ...........................................................................................................37
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1
Klasifikasi tingkat kesukaran ................................................................14
Tabel 2
Rekapitulasi tingkat kesukaran .............................................................14
Tabel 3
Klasifikasi daya pembeda .....................................................................15
Tabel 4
Rekapitulasi daya pembeda ...................................................................15
Tabel 5
Rekapitulasi validitas butir soal ............................................................15
Tabel 6
Rekapitulasi reliabilitas butir soal .........................................................16
Tabel 7
Rekapitulasi soal yang dipakai ..............................................................16
Tabel 8
Skala 11 (Acuan Penentuan Nilai Aktivitas Siswa) ..............................17
Tabel 9
Hasil belajar siswa pada 3 kelas ............................................................18
Tabel 10 Nilai rata-rata LKS dan tugas................................................................18
Tabel 11 Hasil observasi keaktifan siswa pada 3 kelas........................................19
Tabel 12 Data hasil angket kepuasan siswa terhadap pembelajaran ....................20
Tabel 13 Data hasil keterlaksanaan pembelajaran kontekstual ............................21
Tabel 14 Data hasil keterlaksanaan metode pembelajaran ..................................21
Tabel 15 Data observasi pengamatan terhadap kinerja guru ...............................22
Tabel 16 Data hasil wawancara tanggapan guru ..................................................22
ix
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Skema ringkasan kerangka berpikir .....................................................9
Gambar 2 Rancangan penelitian One-shot Case Study .......................................10
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Silabus ............................................................................................38
Lampiran 2.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ...............................................39
Lampiran 3.
LKS dan Jawaban ...........................................................................54
Lampiran 4.
Kisi-kisi Soal Uji Coba ...................................................................62
Lampiran 5.
Soal Uji Coba dan Jawaban ............................................................64
Lampiran 6.
Analisis Hasil Soal Uji Coba ..........................................................77
Lampiran 7.
Soal Evaluasi dan Jawaban .............................................................87
Lampiran 8.
Analisis Hasil Evaluasi Siswa ........................................................96
Lampiran 9.
Penilaian Model Ekosistem Dua Dimensi ......................................99
Lampiran 10. Lembar Jawab Soal Uji Coba Siswa.............................................100
Lampiran 11. Lembar Jawab Soal Pre-test Siswa ..............................................101
Lampiran 12. Lembar Jawab Soal Post-test Siswa .............................................102
Lampiran 13. Lembar Jawab LKS ......................................................................103
Lampiran 14. Laporan Observasi Siswa .............................................................105
Lampiran 15. Lembar Refleksi Siswa .................................................................116
Lampiran 16. Lembar Observasi Aktivitas Siswa...............................................117
Lampiran 17. Rekapitulasi Nilai Aktivitas Siswa ...............................................120
Lampiran 18. Lembar Pengamatan Kinerja Guru ...............................................121
Lampiran 19. Angket Keterlaksanaan Metode Pembelajaran .............................123
Lampiran 20. Angket Keterlaksanaan Pendekatan CTL .....................................124
Lampiran 21. Angket Kepuasan Siswa Terhadap Pembelajaran ........................125
Lampiran 22. Lembar Tanggapan Guru Terhadap Pembelajaran .......................127
Lampiran 23. Dokumentasi .................................................................................129
Lampiran 24. Surat Ijin Observasi ......................................................................132
Lampiran 25. Surat Ijin Penelitian ......................................................................133
Lampiran 26. Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian ....................................134
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran biologi mengutamakan pemberian pengalaman secara
langsung. Guru bertindak sebagai fasilitator untuk siswa. Pelaksanaan
pembelajaran diharapkan dapat membuat siswa mengembangkan berbagai
keterampilan yang dimiliki untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimal.
Materi keanekaragaman hayati meliputi konsep keanekaragaman gen,
jenis dan ekosistem. Konsep keanekaragaman gen meliputi variasi pada makhluk
hidup yang sejenis, keanekaragaman jenis meliputi berbagai variasi pada makhluk
serta keanekaragaman ekosistem meliputi variasi ekosistem sebagai habitat
makhluk hidup. Keanekaragaman hayati banyak ditemukan di lingkungan sekitar
siswa.
Kegiatan pembelajaran biologi semester genap tahun ajaran 2011/2012
kelas X SMA Negeri 1 Jekulo Kudus menunjukkan bahwa guru tidak
memanfaatkan lingkungan sebagai media dan sumber pembelajaran. Media
pembelajaran adalah pengantar atau perantara informasi dari sumber kepada
penerima (Sanjaya, 2006). Media pembelajaran merupakan salah satu bentuk
sumber belajar atau sumber informasi bagi siswa. Sumber belajar adalah segala
sesuatu yang dapat dimanfaatkan oleh siswa untuk mendapatkan pengetahuan dan
pengalaman belajar sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai (Sanjaya, 2006).
SMA 1 Jekulo Kudus memiliki lingkungan yang dapat dioptimalkan
penggunaannya oleh guru terutama untuk mengenalkan konsep keanekaragaman
hayati. Lingkungan yang terdiri dari taman sekolah, lapangan sekolah serta
lingkungan sekitar berupa lapangan, sawah dan kebun memiliki potensi sebagai
sumber belajar keanekaragaman hayati karena terdapat beberapa bentuk
keanekaragaman gen, jenis dan ekosistem.
Lingkungan sekolah belum dimanfaatkan untuk meningkatkan aktivitas
dan hasil belajar. Berdasarkan hasil observasi, aktivitas siswa dalam pembelajaran
1
2
kurang maksimal antara lain ditunjukkan dengan minimnya kemampuan siswa
dalam bertanya dan mengemukakan pendapat. Rata-rata hasil belajar biologi pada
materi keanekaragaman hayati semester genap tahun ajaran 2010/2011 kelas X
sebesar 69,48. Rata-rata hasil belajar masih berada di bawah standar yang
ditetapkan oleh sekolah yaitu 75. Usaha untuk meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar siswa perlu dilakukan antara lain menggunakan pendekatan pembelajaran
yang efektif. Pendekatan tersebut diharapkan dapat memberi kesempatan kepada
siswa untuk mengeksplorasi lingkungan sekolah sehingga hasil belajar yang
diperoleh lebih bermakna.
Salah satu pendekatan yang tepat sebagai upaya peningkatan aktivitas
dan hasil belajar siswa adalah pembelajaran kontekstual (Kurniastuti, 2006). Hal
ini didukung oleh hasil penelitian Gita (2007) yang menyebutkan bahwa
implementasi pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan prestasi belajar
berupa rata-rata nilai siswa. Pendekatan kontekstual juga dapat meningkatkan
kemampuan berpikir kritis pada siswa sehingga berpengaruh terhadap keaktifan
siswa (Hasruddin, 2009). Pembelajaran kontekstual ini mengaitkan materi
pembelajaran dengan konteks nyata yang dihadapi siswa sehari-hari. Siswa
mampu membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Guru disini adalah sebagai motivator
agar siswa belajar secara aktif, kreatif dan akrab dengan lingkungan. Pendekatan
ini menekankan pada proses belajar dengan materi pelajaran secara langsung
sehingga diharapkan siswa dapat lebih membangun konsep materi belajar dalam
ingatan (Hariyanti, 2006). Pendekatan ini dapat meningkatkan minat siswa
(Syawiji, 2009; Ali, 2008). Minat merupakan hal penting yang berpengaruh
terhadap tercapainya prestasi yang diharapkan. Belajar dengan minat akan lebih
baik daripada belajar tanpa minat. Dalam pelaksanaan pembelajaran kontekstual,
diperlukan sumber belajar yang tidak berasal dari guru atau buku saja, tetapi juga
dari lingkungan sekitar siswa dan lingkungan sekolah.
3
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah penelitian ini adalah apakah pemanfaatan lingkungan
sekolah menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual efektif diterapkan
pada materi keanekaragaman hayati siswa kelas X?
C. Penegasan Istilah
Untuk menghindari adanya penafsiran yang salah terhadap judul
penelitian ini, maka perlu diberi penegasan istilah sebagai berikut :
1. Lingkungan sekolah
Lingkungan sekolah adalah lokasi di sekolah maupun di sekitarnya.
Lingkungan sekolah dapat dijadikan sebagai media dan sumber belajar. Media
merupakan pengantar informasi dari sumber kepada penerima. Media belajar
digunakan untuk memudahkan proses pembelajaran (Sutrisno et al, 2006).
Sumber belajar ada yang dirancang khusus untuk pembelajaran (by design) dan
ada yang tidak dirancang khusus, tetapi dapat digunakan untuk keperluan
pembelajaran (by utilization) (Santyasa, 2007b). Pada penelitian ini, yang
dimaksud dengan lingkungan sekolah adalah taman sekolah, lapangan, sawah,
kebun dan pasar yang berada di dekat sekolah.
2. Pembelajaran kontekstual
Pembelajaran kontekstual adalah suatu pendekatan pembelajaran yang
menekankan pada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan
materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata
sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan siswa.
Pembelajaran
ini
memiliki
tujuh
komponen
yaitu
konstruktivisme
(constructivism), bertanya (questioning), menyelidiki (inquiry), masyarakat
belajar (learning community), pemodelan (modeling), refleksi (reflection), dan
penilaian autentik (authentic assessment) (Sanjaya, 2006). Pendekatan kontekstual
menggunakan sumber belajar yang tidak hanya ada di dalam kelas tetapi juga di
luar kelas. Siswa diarahkan agar mampu membuat hubungan antara pengetahuan
yang dimiliki dengan kehidupan sehari-hari dan melibatkan tujuh komponen
pembelajaran kontekstual (Sulianto, 2011).
4
3. Materi keanekaragaman hayati
Materi keanekaragaman hayati yang dimaksud adalah materi yang
diajarkan pada kelas X SMA semester gasal tahun ajaran 2012/2013. Materi ini
terdiri dari beberapa konsep antara lain keanekaragaman gen, jenis dan ekosistem.
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi efektivitas pemanfaatan
lingkungan
menggunakan
pendekatan
pembelajaran
kontekstual
pada
pembelajaran keanekaragaman hayati siswa kelas X.
E. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menciptakan pembelajaran
yang bermakna bagi siswa, untuk memberikan kontribusi bagi guru dalam
memilih pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa serta memberikan
informasi bagi sekolah mengenai pendekatan pembelajaran yang dapat dijadikan
sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran biologi
di sekolah.
Manfaat penelitian bagi ilmu pengetahuan adalah mengembangkan ilmu
pengetahuan, terutama aspek yang memacu aktivitas siswa sehingga penyerapan
ilmu menjadi lebih bermakna.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Pustaka
1. Media pembelajaran
Pengertian media adalah pengantar atau perantara informasi dari sumber
kepada penerima (Sanjaya, 2006). Media memiliki fungsi utama sebagai pembawa
pesan atau informasi serta fungsi khusus. Fungsi khusus media antara lain
memperoleh gambaran yang jelas tentang hal-hal yang sukar diamati secara
langsung, mengamati dengan teliti binatang-binatang yang sukar diamati,
membandingkan sesuatu dengan mudah, dapat melihat secara lambat gerakangerakan yang berlangsung secara cepat, mengamati suatu obyek secara serempak
dan dapat belajar sesuai dengan kemampuan dan minat masing-masing (Santyasa,
2007a). Lingkungan sekolah dapat berperan sebagai sumber belajar dan media
pembelajaran yang mengantarkan dan menyediakan informasi kepada siswa dan
berfungsi secara khusus dengan menggambarkan obyek pembelajaran secara jelas.
Media pembelajaran memiliki fungsi lain untuk menciptakan suasana
pembelajaran yang kondusif. Suasana yang kondusif diharapkan membuat siswa
mampu mengoptimalkan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki (Sutrisno et
al 2006).
Menurut Sanjaya (2006), berdasarkan sifatnya media pembelajaran
dibedakan menjadi 3 yaitu :
a. Media auditif, media yang hanya dapat didengar saja, atau media yang hanya
memiliki unsur suara.
b. Media visual, media yang hanya dapat dilihat saja, tidak mengandung unsur
suara.
c. Media audiovisual, jenis media yang selain mengandung unsur suara juga
mengandung unsur gambar yang bisa dilihat. Kemampuan media ini dianggap
lebih baik dan lebih menarik sebab mengandung unsur jenis media audio dan
visual.
5
6
2. Sumber belajar
Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan oleh
siswa untuk mendapatkan pengetahuan dan pengalaman belajar sesuai dengan
tujuan yang hendak dicapai (Sanjaya, 2006). Sumber belajar ada yang dirancang
khusus untuk pembelajaran (by design) dan ada yang tidak dirancang khusus,
tetapi dapat digunakan untuk keperluan pembelajaran (by utilization) (Santyasa,
2007b).
Sumber belajar dapat diperoleh dari manapun yang mengandung unsur
pembelajaran. Lingkungan sekolah adalah lingkungan terdekat yang dapat
digunakan siswa untuk mendapatkan pengetahuan dan pengalaman belajar.
Sumber belajar yang baik dapat menciptakan pembelajaran yang lebih bermakna
dan membuat pendidikan lingkungan lebih nyata (Sumarmi, 2008).
3. Pembelajaran kontekstual sebagai pendekatan pembelajaran biologi
Pembelajaran kontekstual sebagai pendekatan pembelajaran memiliki
pengertian yang dikemukakan oleh beberapa pakar. Marsigit (2007) berpendapat
bahwa pendekatan dalam proses pembelajaran mencakup beberapa hal antara lain
kerjasama antar siswa dalam pembelajaran, kecakapan hidup, aktivitas dalam
pembelajaran dan proses interaktif yang berorientasi pada pengembangan
kurikulum dan silabi, otonomi guru dan siswa. serta pembelajaran kontekstual.
Menurut Smith (2006), pembelajaran kontekstual merupakan sebuah proses
instruksional yang inovatif dan dapat membantu siswa menghubungkan
pengetahuan yang dipelajari ke dalam konteks kehidupan sehingga pengetahuan
tersebut dapat diterapkan. Menurut Sanjaya (2006), pembelajaran kontekstual
adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan kepada proses
keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari
dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong
siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran kontekstual mempunyai tujuh komponen yang dijelaskan
oleh Sanjaya (2006). Sanjaya berpendapat makna dari kontruktivisme adalah
siswa membangun/menyusun pengetahuan baru dalam struktur kognitif siswa
7
berdasarkan pengalaman. Inkuiri atau menyelidiki adalah proses pembelajaran
didasarkan pada pencarian dan penemuan melalui proses berpikir secara
sistematis. Bertanya dalam pembelajaran kontekstual dilakukan baik oleh guru
maupun siswa. Bertanya merupakan refleksi keingintahuan setiap individu.
Melalui pertanyaan, guru dapat membimbing dan mengarahkan siswa untuk
menemukan setiap materi yang dipelajarinya. Masyarakat belajar merupakan
sekelompok orang (siswa) yang terikat dalam kegiatan belajar, tukar pengalaman,
dan berbagi pengalaman. Dalam kelas CTL, penerapan asas masyarakat belajar
dapat dilakukan dengan menerapkan pembelajaran melalui kelompok belajar.
Pemodelan adalah proses pembelajaran dengan memeragakan sesuatu sebagai
contoh. Penilaian autentik dimaksudkan untuk ngumpulkan informasi tentang
perkembangan belajar yang dilakukan siswa. Refleksi pada prinsipnya adalah
pengendapan pengalaman yang telah dipelajari yang dilakukan dengan cara
mengurutkan kembali kegiatan yang sudah dilakukan.
Peningkatan hasil belajar dan aktivitas siswa diperoleh melalui
pendekatan kontekstual yang dilaksanakan pada berbagai materi antara lain dalam
penelitian Suryanti et al (2006), Setiawan (2007) dan Kurniastuti (2006). Hasil
penelitian Suryanti et al (2006) menunjukkan bahwa untuk mengatasi kesulitan
siswa dalam memahami materi pokok panas dapat dilakukan pembelajaran
kontekstual dengan pendekatan inkuiri dengan seting kelompok kooperatif.
Pendekatan pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan aktivitas siswa di kelas
dalam hal bertanya, mengemukakan pendapat/ide serta mendengarkan dengan
aktif. Selain itu juga dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi
pokok panas. Setiawan (2007) mengemukakan bahwa dengan menggunakan
pembelajaran kontekstual, terjadi peningkatan aktivitas belajar siswa, ditunjukkan
oleh peningkatan nilai hasil kerja kelompok dari siklus I, siklus II, dan siklus III,
terjadi peningkatan penguasaan konsep-konsep biologi mulai dari siklus I, Siklus
II dan Siklus III, yang berarti bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa dalam
pembelajaran biologi. Menurut Kurniastuti (2006), pembelajaran kontekstual pada
pokok bahasan ekosistem dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X SMA.
8
Menurut Sanjaya (2006), pembelajaran kontekstual sebagai salah satu
pendekatan dalam pembelajaran biologi memiliki kelebihan dan kekurangan
antara lain :
a. Kelebihan
1) Pembelajaran menjadi lebih bermakna dan nyata. Siswa dituntut untuk dapat
menangkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan
nyata. Hal ini sangat penting, sebab dengan dapat mengorelasikan materi yang
ditemukan dengan kehidupan nyata, bukan saja bagi siswa materi itu akan
berfungsi secara fungsional, akan tetapi materi yang dipelajarinya akan
tertanam erat dalam memori siswa, sehingga tidak akan mudah dilupakan.
2) Pembelajaran lebih produktif dan mampu menumbuhkan penguatan konsep
kepada
siswa
karena
pembelajaran
kontekstual
menganut
aliran
konstruktivisme, di mana seorang siswa dituntun untuk menemukan
pengetahuannya sendiri.
b. Kelemahan
1) Guru lebih intensif dalam membimbing. Karena dalam pembelajaran
kontekstual, guru tidak lagi berperan sebagai pusat informasi. Tugas guru
adalah mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk
menemukan pengetahuan dan keterampilan yang baru bagi siswa. Siswa
dipandang sebagai individu yang sedang berkembang. Kemampuan belajar
seseorang akan dipengaruhi oleh tingkat perkembangan dan keluasan
pengalaman yang dimilikinya.
2) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau
menerapkan sendiri ide-ide dan mengajak siswa agar menggunakan strategistrategi mereka sendiri untuk belajar. Namun dalam konteks ini tentunya guru
memerlukan perhatian dan bimbingan yang ekstra terhadap siswa agar tujuan
pembelajaran sesuai dengan apa yang diterapkan semula.
4. Materi keanekaragaman hayati kelas X
Materi yang dipakai pada penelitian ini adalah materi keanekaragaman
hayati yang diajarkan pada kelas X mata pelajaran Biologi semester ganjil,
9
meliputi
konsep
keanekaragaman
gen,
jenis
dan
ekosistem.
Konsep
keanekaragaman gen meliputi variasi pada makhluk hidup yang sejenis,
keanekaragaman
jenis
meliputi
berbagai
variasi
pada
makhluk
serta
keanekaragaman ekosistem meliputi variasi ekosistem sebagai habitat makhluk
hidup.
Materi ini memiliki standar kompetensi (SK) yaitu memahami manfaat
keanekaragaman hayati dengan kompetensi dasar (KD) yang digunakan adalah
KD 3.1 yaitu mendeskripsikan konsep keanekaragaman gen, jenis dan ekosistem
melalui kegiatan pengamatan.
Kerangka berpikir penelitian ini disajikan pada Gambar 1.
Pembelajaran masih di dalam kelas
Lingkungan sekolah belum dimanfaatkan
Aktivitas siswa kurang maksimal
Pemanfaatan
lingkungan sekolah
dengan pembelajaran
kontekstual
Hasil belajar < 75
Aktivitas siswa meningkat
Hasil belajar ≥ 75
Gambar 1. Skema ringkasan kerangka berpikir
B. Hipotesis
Hipotesis penelitian ini adalah pemanfaatan lingkungan sekolah
menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual efektif diterapkan pada
pembelajaran keanekaragaman hayati siswa kelas X.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas X SMA Negeri 1 Jekulo Kudus.
Penelitian dilakukan pada semester ganjil tahun pelajaran 2012/2013.
B. Populasi dan Sampel
Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1
Jekulo yang terdistribusi ke dalam 10 kelas. Sampel penelitian ada tiga kelas
yang diambil secara acak (random sampling) yaitu kelas X – 4, X – 9 dan X – 10.
C. Variabel Penelitian
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran materi
keanekaragaman hayati dengan pendekatan pembelajaran kontekstual. Variabel
terikat penelitian ini adalah hasil belajar dan aktivitas siswa.
D. Rancangan Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah One-Shot Case Study.
Perlakuan diberikan pada suatu kelompok unit percobaan tertentu, kemudian
diadakan pengukuran terhadap variabel terikat (Arikunto, 2009). Pola rancangan
penelitian ini ditunjukkan pada Gambar 2.
X
O
Gambar 2. Rancangan penelitian One-shot Case Study
Keterangan :
X : Pengajaran biologi dengan penerapan OLP menggunakan media belajar
papan klasifikasi pada materi klasifikasi tumbuhan.
O : Hasil belajar siswa ranah kognitif (tes tertulis dan LKS) dan aktivitas
siswa dari hasil observasi.
10
11
E. Prosedur Penelitian
Prosedur yang ditempuh dalam melakukan penelitian meliputi:
1. Melakukan observasi awal untuk identifikasi masalah pada pembelajaran
keanekaragaman hayati melalui pengamatan dan wawancara dengan guru mata
pelajaran biologi.
2. Menyiapkan perangkat pembelajaran yang meliputi silabus (Lampiran 1), RPP
(Lampiran 2), LKS (Lampiran 3) dan soal uji coba serta kunci jawabannya
(Lampiran 5).
3. Menyusun lembar observasi aktivitas siswa dalam proses pembelajaran.
4. Menyusun alat evaluasi berupa soal post-test (Lampiran 12) untuk mengukur
sejauh mana pemahaman siswa tentang materi yang telah dipelajari.
5. Menyusun perangkat uji coba soal tes dengan langkah-langkah:
a. Pembatasan materi yang akan digunakan untuk tes
b. Menentukan tipe tes
c. Membuat kisi-kisi soal (Lampiran 4)
d. Menentukan jumlah butir soal dan tipe soal
e. Menentukan batas waktu yang diperlukan untuk mengerjakan tes
6. Melaksanakan tes uji coba
Setelah
perangkat
tes
disusun,
langkah
selanjutnya
adalah
mengujicobakan pada siswa di luar sampel penelitian. Tujuan uji coba ini
adalah untuk mengetahui apakah soal layak digunakan sebagai alat
pengambilan data atau tidak. Indikatornya adalah dengan menghitung validitas,
reliabilitas, tingkat kesukaran soal dan daya pembeda. Pada penelitian ini
obyek uji coba dipilih siswa kelas XI IPA 4 yang telah mendapat materi
pelajaran keanekaragaman hayati.
7. Menganalisis tes hasil uji coba (Lampiran 6)
8. Menentukan tiga kelas sebagai sampel penelitian menggunakan teknik acak.
9. Berdasarkan hasil analisis pada poin 7, ditentukan butir-butir tes yang dapat
digunakan pada sampel.
10. Melaksanakan pre-test.
12
11. Melaksanakan rencana pembelajaran dengan pemanfaatan lingkungan
menggunakan pendekatan kontekstual (Lampiran 2) :
a. melakukan observasi keanekaragaman gen di pasar tradisional secara
berkelompok (constructivism, inquiry) dan menuliskan hasil pengamatan
pada LKS (authentic assesment),
b. melakukan pengamatan keanekaragaman jenis dan ekosistem di lingkungan
sekolah dan sekitarnya (constructivism, inquiry), menuliskan hasil
pengamatan dan mengerjakan LKS (authentic assesment),
c. membuat model ekosistem dua dimensi (modelling),
d. melaksanakan
presentasi
dan
diskusi
hasil
pengamatan
(learning
community) serta saling memberi pertanyaan (questioning),
e. membuat refleksi kegiatan (reflection).
12. Melaksanakan post-test.
13. Menyusun dan menganalisis hasil penelitian.
F. Data dan Metode Pengumpulan Data
1.
Sumber data
Sumber data penelitian ini adalah siswa dan guru SMA Negeri 1
Jekulo Kudus. Data yang diambil ada 2 macam yaitu data utama meliputi
penilaian aspek kognitif berupa hasil belajar siswa serta aspek afektif dan
psikomotor berupa aktivitas siswa, dan data pendukung.
2.
Jenis data
Jenis data yang diperoleh terdiri atas :
a. Hasil belajar siswa
b. Aktivitas siswa
c. Tanggapan kepuasan siswa
d. Keterlaksanaan pembelajaran kontekstual
e. Keterlaksanaan metode pembelajaran
f. Kinerja guru
g. Tanggapan guru
13
3.
Cara pengambilan data
Data yang digunakan dalam penelitian ini masing-masing diambil dengan cara
sebagai berikut :
a. Data tentang hasil belajar siswa diperoleh dari hasil post-test di akhir proses
pembelajaran. Selain itu juga diambil data rata-rata nilai LKS dan tugas
kelompok membuat model ekosistem.
b. Data aktivitas siswa diambil secara klasikal melalui lembar observasi
aktivitas siswa.
c. Data tanggapan kepuasan siswa diambil dengan angket kepuasan siswa.
d. Data keterlaksanaan pembelajaran kontekstual diambil melalui lembar
pengamatan yang diisi oleh observer.
e. Data keterlaksanaan metode pembelajaran diambil melalui angket yang diisi
oleh siswa.
f. Data kinerja guru diambil melalui lembar pengamatan yang diisi observer.
g. Data tanggapan guru diambil dengan menggunakan wawancara.
G. Metode dan Analisis Data
Setelah memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian, data tersebut
dianalisis secara deskriptif kuantitatif.
1. Tes uji coba
Setelah diadakan tes uji coba, instrumen yang digunakan dalam tes uji
coba tersebut dianalisis untuk mengetahui kelayakan instrumen yang telah
diujicobakan tersebut. Adapun hal-hal yang harus dianalisis dari tes uji coba
tersebut adalah :
a. Tingkat kesukaran, yaitu persentase jumlah siswa yang menjawab soal dengan
benar. Soal yang digunakan adalah soal dengan tingkat kesukaran pada interval
0<P≤0,90 dengan kriteria Mudah sampai Sukar. Besar tingkat kesukaran dapat
dihitung dengan rumus (Arikunto, 2009) :
14
Keterangan :
P = tingkat kesukaran (Tabel 1)
B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar
JS = jumlah seluruh siswa peserta
Tabel 1 Klasifikasi tingkat kesukaran
Interval P
0,00 < P ≤ 0,30
0,30 < P ≤ 0,70
0,70 < P ≤ 1,00
Kriteria
Sukar
Sedang
Mudah
* Menurut Arikunto (2009)
Pada soal uji coba sebanyak 50 soal, ada 18 soal masuk dalam kriteria soal
mudah, 23 soal masuk dalam kriteria soal sedang dan 9 soal dengan kriteria
sukar (Tabel 2).
Tabel 2 Rekapitulasi tingkat kesukaran
Kriteria
Mudah
Sedang
Sukar
Nomor Soal
1, 4, 5, 24, 25, 26, 32, 33, 36, 38, 39, 41, 42, 45, 46, 47, 48, 50
2, 3, 7, 8, 9, 10, 12, 13, 14, 15, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 27, 28, 30, 31, 34, 43, 44
6, 11, 16, 17, 29, 35, 37, 40, 49
b. Daya pembeda, yaitu kemampuan suatu soal untuk membedakan siswa yang
berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Soal yang
digunakan adalah soal dengan daya pembeda pada interval 0,20<D≤1,00
dengan kriteria Cukup sampai Sangat Baik. Indeks diskriminasi (D) adalah
angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda yang dihitung dengan rumus
(Arikunto, 2009) :
Keterangan :
JA = banyaknya peserta kelompok atas
JB = banyaknya peserta kelompok bawah
BA = banyaknya jawaban benar dari kelompok atas
BB = banyaknya jawaban benar dari kelompok bawah
PA = proporsi jawaban benar dari kelompok atas
PB = proporsi jawaban benar dari kelompok bawah
Klasifikasi daya pembeda disajikan pada Tabel 3.
15
Tabel 3 Klasifikasi daya pembeda
Interval D
D ≤ 0,00
0,00 < D ≤ 0,29
0,30 < D ≤ 0,59
0,60 < D ≤ 0,69
0,70 < D ≤ 1,00
Kriteria
Sangat jelek
Jelek
Cukup
Baik
Sangat Baik
* Menurut Arikunto (2009)
Uji coba 50 soal diperoleh 18 soal termasuk kriteria baik, 13 soal termasuk
kriteria cukup dan 19 soal termasuk kriteria jelek (Tabel 4).
Tabel 4 Rekapitulasi daya pembeda
Kriteria
Baik
Cukup
Jelek
Nomor Soal
11, 12, 13, 15, 18, 20, 22, 29, 30, 32, 33, 36, 37, 38, 40, 43, 46, 47
1, 2, 3, 6, 7, 10, 21, 23, 35, 41, 45, 48, 49
4, 5, 8, 9, 14, 16, 17, 19, 24, 25, 26, 27, 28, 31, 34, 39, 42, 44, 50
c. Validitas, yaitu validitas butir soal ditentukan dengan menggunakan rumus
korelasi biserial (Arikunto, 2010) :
Keterangan:
rpbis = koefisien korelasi biserial
Mp = rerata skor dari subyek yang menjawab betul bagi item yang dicari
validitasnya
Mt = rerata skor total
St = standar deviasi dari skor total
P = proporsi siswa yang menjawab benar
q = proporsi siswa yang menjawab salah
Harga r yang diperoleh dikonsultasikan dengan r tabel product
moment dengan taraf kesalahan 5%. Jika harga r hitung > r tabel product
moment, maka item soal yang diuji bersifat valid dan dapat digunakan.
Uji coba 50 soal diperoleh 31 soal yang dinyatakan valid dan 19 soal
tidak valid (Tabel 5).
Tabel 5 Rekapitulasi validitas butir soal
Nomor Soal yang Valid
1, 2, 3, 6, 7, 10, 11, 12, 13, 15, 18, 20,
21, 22, 23, 29, 30, 32, 33, 35, 36, 37,
38, 40, 41, 43, 45, 46, 47, 48, 49
Nomor Soal yang Tidak Valid
4, 5, 8, 9, 14, 16, 17, 19, 24, 25, 26, 27,
28, 31, 34, 39, 42, 44, 50
16
d.
Reliabilitas dihitung dengan teknik korelasi KR-21 (Arikunto, 2010) :
Keterangan :
M = rata-rata skor total
k = jumlah butir soal
Vt = variasi skor total
Harga r yang diperoleh dikonsultasikan dengan r tabel product
moment dengan taraf kesalahan 5%. Jika r hitung > r tabel product moment
maka instrumen yang dicobakan bersifat reliabel dan dapat digunakan.
Uji coba 50 soal diperoleh 39 soal yang dinyatakan reliabel dan 11 soal tidak
reliabel sesuai dengan perhitungan di atas (Tabel 6).
Tabel 6 Rekapitulasi reliabilitas butir soal
Nomor Soal yang Reliabel
1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 10, 11, 12, 13, 15, 17, 18, 20,
21, 22, 23, 26, 27, 28, 29, 30, 32, 33, 35, 36,
37, 38, 40, 41, 43, 44, 45, 46, 47, 48, 49, 50
Nomor Soal yang Tidak Reliabel
5, 9, 14, 16, 19, 24, 25, 31, 34, 39, 42
Dari analisis soal uji coba (Lampiran 6), diambil 30 soal yang memenuhi
kriteria untuk digunakan sebagai soal post-test (Tabel 7).
Tabel 7 Rekapitulasi soal yang dipakai
Nomor Soal yang Dipakai
1, 2, 3, 6, 10, 11, 12, 13, 15, 18, 20, 21, 22, 23, 29, 30, 32, 33, 35, 36,
37, 38, 40, 41, 43, 45, 46, 47, 48, 49
2. Hasil belajar berupa post-test.
3. Data nilai hasil belajar dianalisis untuk mengetahui tingkat ketuntasan belajar.
a. Nilai akhir siswa (evaluasi/ post-test) digunakan rumus
b. Nilai LKS dan tugas kelompok digunakan rumus
17
c. Tingkat ketuntasan secara klasikal dihitung dengan teknik analisis persentase.
d. Untuk mengukur nilai rata-rata kelas digunakan rumus.
4. Data tentang nilai aktivitas siswa dihitung dengan persentase kemudian dikonversi
dalam bentuk nilai dengan menggunakan skala 11 (Tabel 8).
Tabel 8 Skala 11 (Acuan Penentuan Nilai Aktivitas Siswa)
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Tingkat
Penguasaan
95% - 100 %
85% - 94%
75% - 84%
65% - 74%
55% - 64%
45% - 54%
35% - 44%
25% - 34%
15% - 24%
5% - 14%
0% - 4%
Batas Atas
Batas Bawah
100% x SM
94% x SM
84% x SM
74% x SM
64% x SM
54% x SM
44% x SM
34% x SM
24% x SM
14% x SM
4% x SM
95% x SM
85% x SM
75% x SM
65% x SM
55% x SM
45% x SM
35% x SM
25% x SM
15% x SM
5% x SM
0% x SM
Nilai
Kriteria
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
Sangat tinggi
Tinggi
Tinggi
Cukup tinggi
Cukup tinggi
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
Sangat rendah
Sangat rendah
* Menurut Rofieq (2008) SM:Skor Maksimal
5. Data hasil angket tanggapan siswa dianalisis dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
a. Membuat rekapitulasi hasil angket tentang tanggapan siswa.
b. Menghitung persentase jawaban siswa.
6. Data hasil wawancara guru terhadap pembelajaran dianalisis secara deskriptif
kualitatif.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Hasil belajar siswa
Hasil belajar siswa diperoleh dari hasil akhir siswa yaitu nilai post-test (Tabel
9).
Tabel 9 Hasil belajar siswa pada 3 kelas
No.
Kelas
1.
2.
3.
X–4
X–9
X – 10
Rata-rata
nilai posttest
80,54
79,12
79,49
Tuntas
Σ (%)
Tidak Tuntas
Σ (%)
34 (89, 47)
34 (89, 47)
36 (94, 74)
4 (10, 53)
4 (10, 53)
2 ( 5, 26)
Batas lulus individual siswa yang ditetapkan sekolah yaitu ≥ 75
dengan ketuntasan klasikal minimal 85 %. Tabel 8 menunjukkan bahwa pada
ketiga kelas telah mencapai batas ketuntasan klasikal yang ditetapkan. Ratarata nilai post-test sudah mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) dan
menunjukkan bahwa siswa mampu melaksanakan pembelajaran dengan baik.
Nilai rata-rata LKS berupa observasi pasar dan pengamatan
lingkungan sekitar sekolah serta tugas membuat model ekosistem dua dimensi
yang disajikan pada Tabel 10.
Tabel 10 Nilai rata-rata LKS dan tugas
No.
Kelas
Nilai LKS
Nilai tugas
1.
2.
3.
X–4
X–9
X – 10
82,34
81,46
84,66
85
80
80
Rata-rata nilai
LKS dan Tugas
83,67
80,73
82,33
Nilai rata-rata LKS dan tugas menunjukkan bahwa kemampuan siswa
dalam mengerjakan tugas sesuai dengan komponen pendekatan kontekstual
yaitu authentic assesment. Gita (2007) menegaskan bahwa pelaksanaan
authentic assesment merupakan tes dengan model yang berbeda dan tidak
hanya dilakukan dengan tes tertulis. Authentic assesment diharapkan dapat
18
19
memacu siswa untuk merasa tertarik dengan pembelajaran yang dilaksanakan.
Authentic
assesment
berupa
model
ekosistem
dua
dimensi
yang
dipresentasikan di depan kelas. Nilai tugas dan presentasi ditunjukkan pada
Lampiran 12. Empat kelompok di kelas X – 4 membuat model dengan gambar
yang lengkap dan dipresentasikan dengan baik. Semua kelompok di kelas X –
9 dan X – 10 membuat model dengan keterangan yang kurang lengkap tetapi
dipresentasikan dengan baik.
2. Aktivitas siswa
Aktivitas siswa dalam penelitian ini dinilai secara klasikal meliputi
semua kegiatan siswa selama proses pembelajaran yang dikaitkan dengan
pembelajaran kontekstual. Persentase keaktifan siswa dikonversi pada skala 11
(Rofieq, 2008) dan disajikan pada Tabel 11.
Tabel 11 Hasil observasi keaktifan siswa pada 3 kelas
No.
1.
2.
3.
Kelas
X-4
X–9
X - 10
Persentase
80,00
72,50
65,50
Konversi Nilai
8
7
7
Kriteria
Tinggi
Cukup tinggi
Cukup tinggi
Tabel 11 menunjukkan bahwa nilai aktivitas siswa minimal mencapai
angka 7. Siswa kelas X – 4 tergolong siswa yang aktif dengan kriteria tinggi
dan kelas X – 9 serta X – 10 memiliki keaktifan dengan kriteria cukup tinggi
sesuai kriteria Rofieq (2008). Siswa mengalami peningkatan keaktifan dengan
pelaksanaan observasi pasar dan pengamatan di luar kelas, tidak malu bertanya
dan mampu berpikir kritis.
3. Angket kepuasan siswa
Hasil angket kepuasan siswa diperoleh dengan menganalisis lembar
angket kepuasan siswa (Tabel 12).
20
Tabel 12 Hasil angket kepuasan siswa terhadap pembelajaran
No.
Pertanyaan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Tertarik mengikuti pembelajaran
Membaca materi dahulu
Menemukan pemecahan masalah
Memahami konsep dengan model dua dimensi
Meningkatkan keaktifan
Memberikan manfaat bagi kehidupan
Soal evaluasi sesuai pembelajaran
Bertanya dan mengemukakan pendapat
Setuju jika hasil kegiatan dipresentasikan dan
didiskusikan
Setuju jika menulis refleksi di setiap akhir
pembelajaran
9.
10.
X–4
(%)
92,10
47,37
78,95
78,95
94,74
94,74
77,28
71,05
X–9
(%)
89,47
39,47
84,21
86,84
100,0
100,0
84,21
76,32
X – 10
(%)
92,10
65,79
86,84
94,74
92,10
97,37
89,47
78,95
94,74
97,37
100,0
77,28
84,21
100,0
Sepuluh pertanyaan pada Tabel 12 dapat dibagi menjadi tiga kategori
yaitu 1) tidak puas, 2) cukup puas dan 3) puas. Kategori tidak puas ditemukan
pada pertanyaan tentang persiapan siswa membawa materi terlebih dahulu.
Siswa tidak mau membaca materi terlebih dahulu sejak pertemuan pertama
sampai ke 5. Kategori cukup puas ditemukan pada pertanyaan tentang
menemukan pemecahan masalah, pemahaman konsep dengan model dua
dimensi, mengerjakan soal evaluasi sesuai pembelajaran, bertanya dan
mengemukakan pendapat, serta pendapat setuju atau tidaknya diadakan
penulisan refleksi pada akhir pembelajaran. Kategori puas ditemukan pada
pertanyaan tentang ketertarikan mengikuti pelajaran, peningkatan keaktifan,
manfaat bagi kehidupan, serta setuju jika hasil pembelajaran dipresentasikan
dan didiskusikan.
4. Keterlaksanaan pembelajaran kontekstual
Keterlaksanaan pembelajaran kontekstual diperoleh dari angket yang
diisi oleh observer di akhir penelitian pada tiga kelas (Tabel 13).
21
Tabel 13 Hasil keterlaksanaan pembelajaran kontekstual
Komponen CTL
No.
Bentuk Kegiatan
Ya
Tidak

×

×
1.
Constructivism
2.
Inquiry
Membangun
pengetahuan
berdasarkan penemuan dan
pengalaman
Menyelidiki masalah
3.
Modeling
Membuat model

×
4.
Questioning

×
5.
Learning Community

×
6.
Reflection

×
7.
Authentic Assesment
Bertanya
Berkelompok,
berdiskusi,
presentasi
Membuat
refleksi
pembelajaran
Penilaian autentik

×
Tabel 13 menunjukkan bahwa semua komponen CTL terpenuhi pada
kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Permasalahan ditemukan
melalui pengamatan antara lain komponen constructivism dan questioning.
Komponen
constructivism
yang belum
dipenuhi
dapat
dilihat
pada
ketidakmampuan siswa untuk mengaitkan hal yang ditemukan sendiri di luar
kelas dengan materi yang dipelajari di dalam kelas. Komponen questioning
belum dipenuhi dengan sempurna karena siswa yang bertanya hanya siswa
tertentu.
5. Kinerja guru
Hasil observasi kinerja guru diperoleh dari angket keterlaksanaan
metode pembelajaran yang diisi oleh siswa pada akhir pembelajaran serta
lembar observasi kinerja guru yang diisi oleh observer di akhir penelitian pada
tiga kelas (Tabel 14 dan 15).
Tabel 14 Hasil keterlaksanaan metode pembelajaran
No.
Kelas
1.
2.
3.
X–4
X–9
X – 10
Rata-rata
persentase
(%)
90,35
93,87
97,37
Kriteria
Sangat baik
Sangat baik
Sangat baik
22
Tabel 15 Hasil observasi pengamatan terhadap kinerja guru
No.
1.
2.
3.
4.
5.
Pertemuan keI
II
III
IV
V
Jumlah Skor
58
52
50
53
57
Persentase
96,67
86,67
83,33
88,33
95,00
Kriteria
Sangat baik
Sangat baik
Sangat baik
Sangat baik
Sangat baik
Tabel 14 dan 15 menunjukkan bahwa kinerja guru yang dinilai oleh
siswa dan observer mendapatkan persentase
75% dengan kriteria sangat baik.
Persentase pada angket dan hasil observasi pengamatan menunjukkan bahwa
respon siswa dan observer sejalan yaitu merasa puas dengan kinerja guru.
6. Tanggapan guru
Tanggapan guru diperoleh dari hasil wawancara dengan guru
pengampu mata pelajaran (Tabel 16).
Tabel 16 Hasil wawancara tanggapan guru
Pertanyaan
1. Pembelajaran
yang
telah
dilakukan
2. Aktivitas siswa saat proses
pembelajaran
3. Minat
siswa
terhadap
pembelajaran
4. Ketertarikan guru menggunakan
strategi ini untuk diterapkan pada
materi lain dan alasannya
5. Pembelajaran dengan strategi ini
bila dibandingkan dengan stategi
yang diterapkan sebelumnya
6. Penggunaan strategi ini dapat
mencapai hasil yang diinginkan
7. Kecocokan penggunaan pendekatan kontekstual diterapkan pada
materi keanekaragaman hayati
8. Kelebihan dari strategi yang telah
dilakukan dalam pembelajaran
konsep keanekaragaman hayati
9. Kekurangan dari strategi yang
telah dilakukan
10. Pemanfaatan lingkungan sekolah
sebagai media pembelajaran
Tanggapan
- Metode cukup bagus, guru belum pernah melakukan
observasi pasar untuk materi keanekaragaman .
- Siswa lebih aktif. Banyak yang sudah mulai aktif
bertanya dan berpendapat.
- Minat siswa untuk kegiatan pembelajaran meningkat
dari biasanya.
- Guru tertarik, karena berpusat pada siswa dan bisa
memanfaatkan lingkungan sekolah. Guru akan
menggunakan pembelajaran ini untuk materi lain.
- Sangat berbeda jika dibandingkan dengan
pembelajaran yang umum, karena pembelajaran ini
berpusat pada siswa.
- Dapat mencapai hasil belajar yang batas
ketuntasannya sudah ditentukan oleh sekolah.
- Cocok diterapkan pada materi ini karena pendekatan
kontekstual mengajak siswa untuk mempelajari
materi dan dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari.
- Minat dan keaktifan siswa jadi lebih meningkat.
Kerjasama dalam kelompoknya juga jadi lebih baik.
- Waktu untuk ke pasar hanya dapat dilakukan akhir
pekan dan pengelolaan kelas harus lebih baik.
- Pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai media
pembelajaran dinilai bagus karena sebelumnya
lingkungan belum dimanfaatkan secara penuh.
23
Hasil tanggapan guru menunjukkan bahwa guru pengampu mata
pelajaran tertarik menerapkan pendekatan pembelajaran kontekstual dengan
pemanfaatan lingkungan karena dirasa bagus, mampu meningkatkan minat,
aktivitas, kemampuan kognitif, psikomotor serta afektif. Guru juga ingin
menerapkan pembelajaran ini pada materi lain yang cocok sehingga lebih dapat
dikembangkan sesuai dengan kondisi lingkungan sekitar sekolah. Kendala
yang dihadapi pada penelitian ini adalah kesulitan manajemen waktu karena
keterbatasan jam pelajaran serta kesulitan pengelolaan kelas dengan jumlah
siswa yang banyak.
B. Pembahasan
Pemanfaatan
lingkungan
menggunakan
pendekatan
pembelajaran
kontekstual berpengaruh terhadap aktivitas siswa. Wawasan lingkungan yang
dipadukan dengan pendekatan yang tepat mampu meningkatkan aktivitas
psikomotorik siswa (Sunyono, 2006). Hasil analisis kualitatif menunjukkan skor
aktivitas siswa terbanyak yang diperoleh ketiga kelas mencapai kriteria cukup
tinggi hingga tinggi. Kelas X-4 tergolong siswa aktif diperoleh pada aspek
kemampuan siswa mengemukakan pendapat. Hal ini karena rasa percaya diri dan
keberanian siswa yang tinggi, tidak malu bertanya dan bersikap kritis. Kelas X-9
seluruh aspek hampir merata tetapi pelaksanaan tugas kelompok mendapat skor
rendah. Hal ini karena keakraban dan kerjasama antarsiswa rendah. Kelas X-10
memperoleh skor tinggi pada aspek kemampuan menarik kesimpulan. Hal ini
karena siswa memahami materi setelah melakukan pengamatan secara langsung.
Kriteria aktivitas siswa kurang aktif dan tidak aktif tidak ditemukan pada ketiga
kelas selama proses pembelajaran. Hal ini karena siswa ikut berperan dalam
semua kegiatan yang dilakukan. Siswa begitu antusias mengikuti pembelajaran.
Motivasi dan rasa ingin tahu yang tinggi dari siswa dapat meningkatkan
pemahaman materi pelajaran sehingga hasil belajar yang diharapkan dapat
tercapai. Tujuan pembelajaran yang jelas membuat siswa tahu apa yang harus
dilakukan selama pembelajaran.
24
Berdasarkan hasil observasi, siswa aktif dan mampu berkomunikasi
dengan baik selama melakukan pengamatan karena aktivitas tersebut dilakukan
secara berkelompok di luar ruangan. D’Amato dan Krasny (2009) berpendapat
bahwa pembelajaran luar ruangan menciptakan situasi belajar yang monoton
menjadi menyenangkan karena adanya kelompok sosial. Melalui pengalamanpengalaman interaksi sosial yang terbentuk, perkembangan mental siswa menjadi
matang.
Aktivitas siswa dalam pembelajaran dipengaruhi beberapa faktor antara
lain metode pembelajaran, minat siswa dan peran guru sendiri. Hasil penelitian
Komalasari (2011) menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran kontekstual
mampu
meningkatkan
keaktifan
siswa
dan
meningkatkan
kompetensi
kemasyarakatan sehingga siswa mampu dan mau bekerja dalam kelompok. Hall
dan Kidman (2004) menambahkan bahwa peran guru besar dalam peningkatan
keaktifan siswa. Guru harus memiliki kemampuan pengelolaan kelas yang baik,
mengembangkan pembelajaran yang menyenangkan dan memahami karakteristik
siswa untuk membantu kerjasama dan hubungan antar siswa. Hasil penelitian
Chopra dan Chabra (2013) di sebuah sekolah alternatif menunjukkan bahwa guru
menjadi fasilitator utama untuk pengelolaan kelas secara baik dan menyenangkan.
Hal tersebut akan membuat siswa merasa nyaman dan semakin aktif dalam
pembelajaran.
Minat dari dalam diri siswa merupakan salah satu hal yang mendasari
keaktifan siswa. Siswa yang memiliki minat besar dalam kegiatan pembelajaran
akan memberikan perhatian dan peran aktifnya di dalam kegiatan pembelajaran.
Menurut Purwanto dan Ngalim (2002), minat menjadi alasan utama yang dapat
menjelaskan perilaku siswa selama pembelajaran berlangsung.
Siswa yang tidak memiliki minat untuk belajar akan menunjukkan
perilaku yang acuh tak acuh dan tidak peduli terhadap jalannya proses
pembelajaran, sebaliknya siswa yang memiliki minat dalam belajar aktif dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran. Penelitian yang dilakukan Anggraito et al
(2006) menyebutkan bahwa aktivitas siswa akan mempengaruhi hasil belajar yang
dicapai. Beberapa siswa ada yang kelihatannya kurang aktif tapi memiliki hasil
25
belajar yang cukup baik dan ada siswa yang aktif tapi tidak mencapai batas tuntas.
Hal ini dijelaskan oleh penelitian Komalasari (2011) yang menyebutkan bahwa
siswa dengan aktivitas belajar tinggi belum tentu mencerminkan bahwa siswa
tersebut memahami materi yang dibahas. Siswa banyak bertanya, menulis, dan
berinteraksi dengan siswa lainnya karena siswa tersebut belum paham. Hal ini
menyebabkan siswa tidak tuntas belajar walaupun memiliki tingkat aktivitas
belajar yang tinggi.
Siswa yang aktif akan lebih banyak memahami materi sehingga hasil
belajar meningkat. Hasil belajar merupakan perubahan dalam pengetahuan,
pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap yang bersifat relatif dan berbekas dari
suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan
lingkungan (Winkel, 2009). Metode pembelajaran yang diterapkan pada suatu
kelas dapat mempengaruhi aktivitas siswa dalam kelas tersebut. Aktivitas siswa
belajar siswa dapat ditingkatkan melalui kegiatan pembelajaran yang menuntut
siswa untuk aktif sehingga hasil belajar yang diharapkan dapat tercapai.
Hasil belajar siswa secara individu telah mencapai standar yang
ditetapkan yaitu ≥ 75. Secara klasikal ketiga kelas dinyatakan tuntas belajar
karena jumlahnya ≥ 75%. Siswa kelas X-4 yang tergolong aktif dan hasil belajar
yang paling tinggi memiliki ketuntasan yang kurang maksimal. Hal ini karena
siswa kelas X-4 banyak yang menjadi aktivis sekolah sehingga beberapa siswa
tidak masuk ketika dilaksanakan post-test karena ada acara sekolah.
Peningkatan hasil belajar siswa diperoleh karena siswa mendapatkan
pengetahuan tentang keanekaragaman hayati serta pengalaman observasi secara
langsung. Siswa mampu mengaitkan antara materi yang ada di buku teks dengan
kenyataan yang ada di lingkungan sekitar yaitu taman, sawah, kebun dan pasar.
Hal ini didukung oleh hasil penelitian Setiawan (2007) yang menunjukkan bahwa
pelaksanaan kerja kelompok membuat siswa lebih mudah memahami materi
dengan saling bertukar informasi dengan kelompok lain.
Kemampuan siswa pada kegiatan observasi pasar dan pengamatan
lingkungan sekolah menunjukkan bahwa pendekatan pembelajaran kontekstual
sangat diminati siswa. Strategi pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan
26
akademik, kemampuan pemecahan masalah dan hasil belajar (Karmana, 2011).
Pelaksanaan observasi pasar ini juga dianggap siswa mampu membuat
pemahaman mereka lebih baik. Hasil penelitian ini memperkuat penelitian
Sekarlangit (2012) yang mengungkapkan bahwa pasar tradisional dapat digunakan
sebagai sumber belajar biologi pada materi keanekaragaman hayati dengan
potensi antara lain memiliki jenis tanaman bunga yang banyak dan memiliki
variasi bunga yang beragam baik berbeda spesies maupun variasi dalam satu
spesies. Penggunaan pasar sebagai sumber belajar biologi, dapat membuat siswa
mengaitkan antara materi yang didapatkan dalam buku dengan kenyataan yang
ada di lingkungan sekolah.
Hasil belajar dalam penelitian ini memperkuat hasil belajar penelitianpenelitian lain yang telah dilakukan. Zubaidah (2008) mengungkapkan bahwa
pembelajaran kontekstual mampu meningkatkan kemampuan berpikir dan
motivasi siswa. Pemanfaatan lingkungan dapat menciptakan suasana yang
kondusif sehingga lebih memacu minat dan motivasi. Kurniastuti (2006)
menambahkan bahwa pembelajaran kontekstual pada pokok bahasan ekosistem
juga dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X SMA. Hal ini dikuatkan
dengan pemanfaatan lingkungan pada materi keanekaragaman hayati yang dapat
diterapkan pada materi ekosistem. Penggunaan pendekatan kontekstual juga
diterapkan pada ilmu lain. Hasil penelitian Satriani et al (2012) menunjukkan
bahwa pembelajaran kontekstual dalam keterampilan menulis, mampu mendorong
siswa dan memberi motivasi untuk menulis. Hal ini menunjukkan bahwa
pendekatan
kontekstual
efektif
dalam
peningkatan
kemampuan
dengan
pengalaman secara nyata. Suryanti et al (2006) menambahkan bahwa dengan
pembelajaran kontekstual mampu mengatasi kesulitan dan meningkatkan
pemahaman siswa dalam materi panas dengan pendekatan inkuiri kelompok
kooperatif. Hasil penelitian Tati et al (2009) menunjukkan bahwa pembelajaran
kontekstual efektif diterapkan pada pokok bahasan turunan dan meningkatkan
nilai rata-rata siswa sehingga mencapai batas ketuntasan minimal.
Rata-rata hasil post-test membuktikan bahwa kemampuan siswa setelah
melaksanakan pembelajaran semakin meningkat sehingga nilainya lebih dari batas
27
ketuntasan minimal. Ketuntasan klasikal juga dapat mencapai kriteria yang
ditetapkan sekolah. Beberapa siswa yang belum dapat mencapai batas ketuntasan
minimal karena faktor yang diamati secara langsung sebagai berikut :
1. Minat siswa yang kurang besar pada materi keanekaragaman hayati. Materi
keanekaragaman hayati merupakan materi yang sangat kompleks karena
mempelajari segala aspek keanekaragaman mulai dari keanekaragaman pada
tingkat gen sampai ekosistem makhluk hidup yaitu tumbuhan dan hewan.
2. Kurang memperhatikan petunjuk pelaksanaan kegiatan sehingga masih tidak
paham dengan kegiatan yang harus dilakukan.
3. Siswa merasa materi keanekaragaman hayati masih sulit karena materi ini
meliputi kenekaragaman gen, jenis dan ekosistem yang sangat luas
cakupannya.
4. Ada siswa yang tidak mengikuti kegiatan observasi pasar karena rumahnya
yang terlalu jauh dari sekolah.
Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan beberapa solusi antara lain :
1. Minat yang kurang besar dapat diatasi dengan pelaksanaan kegiatan
pembelajaran yang menyenangkan dan membuat siswa lebih terlibat secara
aktif pada proses pembelajarannya. Penelitian Tukimin dan Salamah (2011)
menunjukkan bahwa pembelajaran yang menyenangkan dapat diaplikasikan
lewat PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif dan Menyenangkan). Salah satu
aspek
yang
diterapkan
pada
PAKEM
adalah
pembelajaran
dengan
menggunakan media visual yang lebih baik.
2. Pemahaman siswa yang kurang terhadap prosedur kerja dapat diatasi dengan
penggunaan LKS yang baik dan praktis. Penyusunan LKS dan prosedur
pelaksanaan kegiatan berdasarkan pendekatan kontekstual sangat dianjurkan
karena mampu membantu siswa menghubungkan pengetahuan yang diperoleh
di dalam kelas dengan kehidupannya sehari-hari (Munir dan Patak, 2007).
LKS yang dapat digunakan untuk pengantar aktivitas siswa adalah LKS yang
prosedur kerjanya dibuat untuk mengantarkan konsep yang dipelajari siswa,
memiliki ringkasan materi yang jelas serta disesuaikan dengan kondisi yang
sebenarnya di lapangan (Tati et al 2009).
28
3. Kesulitan materi yang terlalu luas dapat diatasi oleh guru. Guru meminta siswa
mempersiapkan pengetahuan awal yaitu membaca materi di rumah dan
mengadakan pre-test sebelum pembelajaran dimulai.
4. Lokasi yang tidak dapat dijangkau diatasi dengan cara memilih lokasi yang
dekat sekolah dan dapat dijangkau semua siswa. Permasalahan ini juga dapat
diatasi dengan pemilihan lokasi oleh siswa sendiri.
Ketuntasan klasikal yang dicapai menunjukkan bahwa penerapan
pembelajaran kontekstual dengan memanfaatkan lingkungan sekolah mampu
menyamakan pemahaman siswa pada tiga kelas yang berbeda. Hasil penelitian
Setiawan (2007) menunjukkan bahwa pembelajaran kontekstual pada subyek
penelitian yang memiliki karakteristik sama mampu meningkatkan hasil belajar.
Pencapaian nilai rata-rata hasil belajar siswa di tiga kelas penelitian hampir sama
sebab pembelajaran dengan menerapkan pendekatan kontekstual dengan
pemanfaatan lingkungan sekolah memberikan kesempatan sebanyak mungkin
kepada siswa untuk memperoleh pengalaman nyata dan mengembangkan
gagasan-gagasannya
(Kurniastuti,
2006).
Siswa
dapat
membangun
pengetahuannya sendiri secara aktif tentang fenomena-fenomena alam yang
ditemuinya dalam kehidupan sehari-hari. Siswa dapat mendalami konsep dan
menyusun pengetahuannya sendiri dan berinteraksi dengan lingkungannya dengan
melakukan eksplorasi.
Salah satu komponen pembelajaran kontekstual yang diterapkan adalah
authentic assesment. Nilai rata-rata LKS dan tugas menunjukkan bahwa
kemampuan siswa dalam mengerjakan tugas sesuai dengan komponen pendekatan
kontekstual yaitu authentic assesment. Authentic assesment diharapkan dapat
memacu siswa untuk tertarik dengan pembelajaran yang dilaksanakan dan tidak
bosan dengan model penilaian yaitu tes tertulis (Gita, 2007). Empat kelompok di
kelas X – 4 membuat model dengan gambar yang lengkap dengan semua
komponen ekosistem yaitu produsen, konsumen tingkat I, konsumen tingkat II,
konsumen tingkat III dan dekomposer serta komponen abiotik. Semua kelompok
di kelas X-4 memresentasikan dengan baik, lantang, jelas dan mampu menjawab
semua pertanyaan. Semua kelompok di kelas X – 9 dan X – 10 membuat model
29
dengan keterangan yang kurang lengkap dengan menuliskan komponen ekosistem
kurang lengkap. Keterangan gambar sudah lengkap. Presentasi yang dilaksanakan
siswa sudah baik, jelas dan mampu menjawab beberapa pertanyaan.
Tanggapan kepuasan siswa merupakan balikan dari siswa terhadap
pembelajaran. Siswa pada tiga kelas penelitian menyatakan tertarik mengikuti
pembelajaran dengan penerapan pendekatan pembelajaran kontekstual dengan
pemanfaatan lingkungan pada materi keanekaragaman hayati. Beberapa siswa
tidak menyukai suasana kelas pada saat proses pembelajaran. Hal ini
kemungkinan terjadi karena kondisi siswa yang belum terbiasa dengan sistem
pembelajaran yang berpusat pada siswa. Hasil penelitian Smith (2006)
menunjukkan bahwa alternatif pemecahan yang dapat dilakukan adalah guru
memberikan kesempatan pada siswa untuk mengembangkan pengetahuan yang
dimiliki dan guru menempatkan diri sebagai motivator dan fasilitator yang baik.
Sebagian besar siswa pada tiga kelas juga menyatakan kepuasan terhadap
pembelajaran karena mereka mampu memahami konsep keanekaragaman hayati,
memberikan manfaat bagi kehidupan, mampu mengerjakan soal evaluasi dengan
benar, mampu mengemukakan pendapat, serta mampu mempresentasikan hasil
kegiatan.
Permasalahan yang masih dialami siswa yaitu belum membaca materi
yang akan disampaikan oleh guru. Siswa pada tiga kelas yang dijadikan subyek
penelitian memiliki pengetahuan awal yang sama jika dilihat dari rata-rata hasil
pre-test. Dalam angket kepuasan siswa, sebagian siswa mengungkapkan bahwa
mereka tidak membaca materi terlebih dahulu sebelum mengikuti pelajaran karena
masih merasa bingung dan bergantung kepada guru. Dalam hal ini, peran guru
penting untuk memberi motivasi kepada siswa agar mau membaca materi terlebih
dahulu sebelum dimulai. Pengetahuan awal tinggi membantu siswa lebih
memahami materi dan aktivitas yang dilaksanakan sehingga hasil belajar dapat
meningkat. Hal ini didukung oleh hasil penelitian Indriati (2013) yang
mengungkapkan bahwa kemampuan awal siswa memberikan kontribusi besar
dalam peningkatan prestasi belajar. Solusi yang dapat dilakukan adalah pemberian
motivasi dan penyampaian oleh guru sebelum menutup kegiatan pembelajaran.
30
Guru meminta siswa untuk membaca materi terlebih dahulu sehingga siswa
memiliki kemampuan awal yang cukup untuk mengikuti pembelajaran.
Angket keterlaksanaan CTL pada penelitian ini menunjukkan bahwa
pembelajaran yang diterapkan sudah memenuhi semua komponen CTL yaitu
konstruktivisme, inkuiri, membuat model, bertanya, masyarakat belajar, membuat
refleksi dan penilaian autentik. Keterlaksanaan CTL ini didukung penelitian
Satriani et al (2012) yang menunjukkan beberapa kelebihan dalam menggunakan
CTL. Kelebihan tersebut yaitu (1) mendorong siswa dalam menulis; (2)
meningkatkan motivasi siswa untuk berpartisipasi secara aktif dalam kelas
menulis; (3) membantu siswa mengembangkan tulisan mereka; (4) membantu
siswa memecahkan masalah mereka; (5) menyediakan cara untuk siswa berdiskusi
dan berinteraksi dengan teman mereka; dan (6) membantu siswa merangkum dan
merefleksikan pelajaran. Kekurangan yang dapat diamati adalah siswa belum
mampu mengajukan pertanyaan (questioning) dengan baik. Siswa yang
mengajukan pertanyaan hanya terbatas pada siswa tertentu. Komponen lain yang
belum dipenuhi adalah constructivism yaitu siswa masih kebingungan mengaitkan
pengetahuan yang ditemukan sendiri dengan materi yang dipelajari di buku teks.
Masalah ini dapat diatasi dengan motivasi dan bimbingan dari guru untuk
mengaitkan masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari dengan materi
di buku teks (Mariati dan Riska, 2012).
Faktor yang mempengaruhi aktivitas dan hasil belajar siswa tidak hanya
pada faktor minat dan motivasi. Faktor lain yang berpengaruh antara lain cara
mengajar guru, karakter guru, suasana kelas yang tenang dan nyaman dan fasilitas
belajar yang digunakan. Guru mempunyai peranan sebagai demonstrator,
pengelola kelas, mediator dan fasililator, serta evaluator (Aritonang, 2008). Guru
dapat memilih dan melaksanakan peranan di atas yang dapat membangkitkan
minat dan motivasi belajar siswa untuk mencapai hasil yang baik.
Hasil angket ketercapaian kinerja guru menunjukkan bahwa kinerja guru terlihat
berbeda di tiga kelas serta pada masing-masing pertemuan. Hal ini disebabkan
oleh berbagai faktor termasuk karakteristik siswa di masing-masing kelas.
Walaupun demikian, berdasarkan hasil tersebut diperoleh gambaran bahwa secara
31
umum kinerja guru dalam pembelajaran sangat baik. Guru sudah melaksanakan
pembelajaran sesuai rencana pembelajaran yang telah disusun. Kekurangan yang
ditemukan melalui pengamatan, terkadang guru belum memberikan apersepsi
yang sinkron dengan materi yang dibahas. Guru diharapkan selalu berusaha
memaksimalkan kinerja, karena guru merupakan kunci keberhasilan pembelajaran
yang mampu mengelola komponen-komponen pembelajaran yang lain, sehingga
dapat memaksimalkan kualitas PBM.
Hasil angket tanggapan guru menunjukkan bahwa guru mata pelajaran
biologi tertarik dengan pembelajaran menggunakan pendekatan kontekstual. Guru
mengungkapkan bahwa metode yang dilakukan sudah bagus dan membuat
keaktifan serta minat siswa meningkat. Kekurangan yang diamati guru adalah
teknis pelaksanaan observasi pasar. Waktu untuk observasi ke pasar hanya bisa
dilakukan di akhir pekan. Tukimin dan Salamah (2011) mengungkapkan bahwa
pelaksanaan PAKEM perlu dilakukan dengan manajemen waktu yang baik dan
efektif. Guru mengusulkan agar lokasi yang digunakan tidak terlalu jauh dari
sekolah sehingga waktu jam pelajaran biologi dapat digunakan untuk keperluan
observasi. Manajemen waktu terkait dengan pengelolaan kelas yang baik. Kendala
pada penelitian ini adalah pengelolaan kelas yang kurang baik. Masalah tersebut
dapat di atasi dengan kerja per kelompok dan tiap kelompok memiliki ketua untuk
mengatur aktivitas teman sekelompoknya (Chopra dan Chabra 2013).
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Pemanfaatan
lingkungan
sekolah
menggunakan
pendekatan
pembelajaran kontekstual efektif diterapkan pada keanekaragaman hayati kelas
X. Efektivitas ditunjukkan dengan peningkatan hasil belajar dan aktivitas
siswa.
B. Saran
Pembelajaran kontekstual pada pelaksanaannya selalu terkait dengan
obyek nyata dan eksplorasi lingkungan sekitar yang dikaitkan dengan
kehidupan sehari-hari, sehingga membutuhkan lebih banyak tenaga dan waktu
serta menuntut siswa untuk selalu aktif. Untuk itu, guru berperan besar sebagai
fasilitator untuk aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran.
32
DAFTAR PUSTAKA
Ali H. 2008. Efektivitas Pembelajaran Biologi melalui Metode Out Door Study
dalam Upaya Meningkatkan Minat Belajar Siswa. Jurnal Bionature 8 (1):
18-23.
Anggraito U, A Nugroho & D Palupi. 2006. Peningkatan Aktivitas Siswa dalam
Kerja Ilmiah melalui Pembentukan Kelompok Kooperatif STAD dalam
Penilaian Autentik. Jurnal penelitian pendidikan 1 (22): 37-43.
Arikunto S. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.
_______. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka
Cipta.
Aritonang KT. 2008. Minat dan Motivasi dalam Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa. Jurnal Pendidikan Penabur 7 (10): 17-21.
Chopra V & S Chabra. 2013. Digantar In India : A Case Study For Joyful
Learning. Journal of Unschooling and Alternative Learning 7 (13):28-44
D’Amato LG & ME Krasny. 2009. Outdoor Adventure Education: Applying
Transformative Learning Theory in Addressing Instrumental and
Emancipatory EE Goals. Journal of Environmental Education 5 (7): 12-13.
Gita IN. 2007. Implementasi Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan
Prestasi Belajar Matematika Siswa di Sekolah Dasar. Jurnal Penelitian dan
Pengembangan Pendidikan 1 (1):26-34.
Hall C & J Kidman. 2004. Teaching and Learning: Mapping the Contextual
Influences. International Education Journal 5 (3):331-343.
Hariyanti E. 2006. Ujicoba Model Pembelajaran Luar Ruang Mata Pelajaran
IPA. On line at http://www.depdiknas.go.id/ujicobamodel.html [ accesed 3
Februari 2012 ]
Hasruddin. 2009. Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Melalui Pendekatan
Kontekstual. Jurnal Tabularasa PPS Unimed 6 (1):48-60.
Indriati D. 2013. Kontribusi Kreativitas, Kemampuan Awal Dan Gaya Belajar
Terhadap Prestasi Belajar Praktik Instalasi Home Theater Siswa SMK
Muhammadiyah 3 Yogyakarta (Skripsi). Yogyakarta : UNY.
33
34
Karmana IW. 2011. Strategi Pembelajaran, Kemampuan Akademik, Kemampuan
Pemecahan Masalah dan Hasil Belajar Biologi. Jurnal Ilmu Pendidikan 17
(5):378-386.
Komalasari K. 2011. Kontribusi Pembelajaran Kontekstual untuk Pengembangan
Kompetensi Kewarganegaraan Peserta Didik SMP di Jabar. Mimbar 27
(1):47-55.
Kurniastuti. 2006. Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Pokok Bahasan Ekosistem
melalui Pendekatan Pembelajaran CTL (Contextual Teaching and
Learning) pada Siswa Kelas X Semester Genap SMA Negeri 1 Doro
Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2004/2005 (Skripsi). Semarang :
Unnes.
Mariati MR & CN Riska. 2012. Penerapan Model Apprentice Training Yang
Berwawasan Konstruktivisme Dalam Upaya Meningkatkan Kualitas
Pembelajaran Kimia. Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu 13 (2):66-69.
Marsigit. 2007. Mathematics Teachers’ Professional Development through Lesson
Study in Indonesia. Eurasia Journal of Mathematics, Science & Technology
Education 3 (2):141-144.
Munir & AA Patak. 2007. Maximizing the Use of “Speed Up English 6”
Textbook through Contextual Teaching and Learning. Journal of English
Education and Literature 5 (2):28-34.
Purwanto & Ngalim M. (2002). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Rofieq A. 2008. Teknik Pemberian Skor dan Nilai Hasil Tes. Bandung. On line at
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/PRODI._ILMU_KOMPUTER/196603
252001121MUNIR/Multimedia/Multimedia_Bahan_Ajar_PJJ/Asesmen_Pe
mbelajaran/assessmen_pembelajaran_6.pdf [diakses tanggal 9 April 2012].
Sanjaya W. 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta : Kencana Prenada Media.
Santyasa IW. 2007a. Landasan Konseptual Media Pembelajaran. Workshop
MediaPembelajaran bagi Guru-Guru SMA Negeri Banjar Angkan.
Universitas Pendidikan Ganesha. Klungkung 10 Januari 2007.
_______. 2007b. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Makalah disampaikan
pada Pelatihan Penelitian Tindakan Kelas bagi Guru-Guru SMA dan SMA
di Nusa Penida. Universitas Pendidikan Ganesha. Nusa Penida 29 Juni s.d 1
Juli 2007.
35
Satriani I, E Emilia & MH Gunawan. 2012. Contextual Teaching and Learning
Approach to Teaching Writing. Indonesian Journal of Applied Linguistics 2
(1):10-22.
Sekarlangit TSKLP. 2012. Identifikasi Tanaman Bunga Di Pasar Bunga
Dongkelan Sebagai Sumber Belajar Untuk Penyusunan Modul Materi
keanekaragaman Hayati di SMA (Skripsi). Yogyakarta : UNY.
Setiawan IGAN. 2007. Penerapan Pengajaran Kontekstual Berbasis Masalah
untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi siswa Kelas X SMA
Laboratorium Singaraja. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan
2 (1):42-59.
Smith BP. 2006. Contextual Teaching and Learning Practices in The Family and
Consumer Sciences Curriculum. Journal of Family and Consumer Sciences
Education 24 (1):14-27.
Sulianto J. 2011.Keefektifan Model Pembelajaran Kontekstual Dengan
Pendekatan Open Ended dalam aspek Penalaran dan Pemecahan Masalah.
Jurnal Ilmu Pendidikan 17 (6):454-458.
Sumarmi. 2008. Sekolah Hijau Sebagai Alternatif Pendidikan Lingkungan Hidup
Dengan Menggunakan Pendekatan Kontekstual. Jurnal Ilmu Pendidikan 5
(1):19-25.
Sunyono. 2006. Peningkatan Aktivitas Psikomotor Siswa Melalui Metode
Eksperimen Berwawasan Lingkungan. Jurnal Pendidikan dan
Pembelajaran 13 (1):33-42.
Suryanti, W Wahono & A Rokhim. 2006. Pembelajaran Kontekstual Sebagai
Upaya Mengatasi Kesulitan siswa Kelas V SD Laboratorium Unesa dalam
Memahami Materi Panas. Jurnal Pendidikan Dasar 7 (1):50-60.
Sutrisno, T Dermawan & Sugiyono. 2006.
Profil Pemanfaatan Media
Pembelajaran Dalam Menciptakan Perkuliahan yang Kondusif di
Universitas Negeri Malang. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran 13 (1):5462.
Syawiji. 2009. Metode Outdoor Learning dan Peningkatan Minat Belajar
Aritmetika Sosial. Jurnal Pendidikan 9 (1): 30-46.
Tati, Zulkardi & Y Hartono. 2009. Pengembangan Perangkat Pembelajaran
Berbasis Kontekstual Pokok Bahasan Turunan di Madrasah Aliyah Negeri 3
Palembang. Jurnal Pendidikan Matematika 3 (1):75-89.
36
Tukimin & Salamah. 2011. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui
Model PAKEM Dengan Menggunakan Alat Peraga Murah (APM) Pada
Siswa Kelas VI SDN Kedungpucang Bener Purworejo Tahun Pelajaran
2008/2009. Jurnal Sosialita 3 (1):50-62
Winkel WS. 2009. Psikologi Pengajaran. Jakarta : Gramedia.
Zubaidah S. 2008. Pembelajaran Kontekstual Dengan Metode Inkuiri Untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Dan Motivasi Belajar IPA Siswa Kelas
V Madrasah Ibtidaiyah Wahid Hasyim III Malang. Jurnal Pendidikan dan
Pembelajaran 5 (1):18-27.
37
37
Lampiran 1.
SILABUS
Sekolah
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Standar Kompetensi
Kompetensi
Dasar
3.1
Mendeskripsikan
keanekaragaman
gen,
jenis,
ekosistem melalui
kegiatan
pengamatan
:
:
:
:
SMA Negeri 1 Jekulo Kudus
Biologi
X/1
3. Memahami manfaat keanekaragaman hayati
Materi Pokok
Konsep
keanekaragaman
gen, jenis dan
ekosistem
eanekaragaman
gen
eanekaragaman
jenis
eanekaragaman
ekosistem
Kegiatan Pembelajaran
- Melakukan observasi
tentang
keanekaragaman gen di
pasar tradisional.
Melakukan
K
pengamatan terhadap
keanekaragaman jenis
dan
ekosistem
di
K
lingkungan sekolah.
- Melakukan presentasi
dan diskusi tentang
K
hasil
pengamatan
keanekaragaman gen,
jenis dan ekosistem.
Penilaian
Teknik
Bentuk
1.Mengidentifikasi
-Tes tertulis -Pilihan
keanekaragaman gen,
Ganda
jenis dan ekosistem
pada makhluk hidup
-Penilaian
-Lembar
Aktivitas
Kerja Siswa
2.Membandingkan ciri Siswa
-Lembar
keanekaragaman hayati
Observasi
pada tingkat gen, jenis
Aktivitas
dan ekosistem
Siswa
Indikator
3. Merumuskan konsep
keseragaman
dan
keberagaman
Alokasi
Sumber
Waktu
Belajar
8x45’ -Buku
Biologi utk
SMP Kls X
-Lingkungan sekolah
38
- Membuat model
ekosistem 2D (dua
dimensi)
berupa
potongan gambar yang
ditempel di karton.
- Melakukan diskusi
tentang
model
ekosistem yang dibuat
dan tentang peran
keanekaragaman hayati
bagi kehidupan.
4.
Mendeskripsikan
jenis organisme khas
daerah / wilayah
5. Menjelaskan faktorfaktor
yang
menentukan
keanekaragaman
ekosistem
6. Menjelaskan peran
keanekaragaman
terhadap
kestabilan
lingkungan.
Kudus, September 2012
Peneliti
Arie Yuni Kurnianingrum
NIM. 4401408025
39
Lampiran 2.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Pertemuan keStandar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
Alokasi waktu
I.
:
:
:
:
:
:
SMA Negeri 1 Jekulo Kudus
Biologi
X/1
1 dan 2
3. Memahami manfaat keanekaragaman hayati
3.1 Mendeskripsikan konsep keanekaragaman gen,
jenis, ekosistem melalui kegiatan pengamatan
: 1. Mengidentifikasi keanekaragaman gen, jenis dan
ekosistem pada makhluk hidup
: 3 x 45 menit
Tujuan Pembelajaran
a. Setelah melakukan observasi, siswa dapat mengidentifikasi keanekaragaman
gen yang ada pada satu jenis.
b. Setelah melakukan pengamatan, siswa dapat mengidentifikasi keanekaragaman
jenis dan ekosistem pada makhluk hidup.
c. Setelah mempelajari KD 3.1, siswa dapat merumuskan perbedaan antara
keseragaman dan keberagaman.
 Karakter siswa yang diharapkan :
Rasa Ingin Tahu
Jujur
Kerja Keras
Tanggung Jawab
II. Materi Ajar
Keanekaragaman hayati dapat dibedakan menjadi tiga tingkat, yaitu
keanekaragaman gen, keanekaragaman jenis dan keanekaragaman ekosistem.
1. Keanekaragaman Gen
Keanekaragaman gen adalah variasi susunan gen dalam satu jenis atau spesies.
Gen adalah faktor pembawa sifat yang menentukan sifat makhluk hidup.
40
Pada manusia, sifat rambut lurus, hidung mancung, mata lebar, warna kulit
ditentukan oleh gen.
Gen adalah materi yang mengendalikan sifat atau karakter.
Sifat-sifat yang ditentukan oleh gen disebut genotipe, yang disebut juga sebagai
pembawaan.
Di antara sesama tumbuhan satu jenis terdapat variasi. Variasi dalam satu jenis
menghasilkan varietas.
Antar varietas dalam satu jenis masih dapat melakukan perkawinan secara alami
dan menghasilkan keturunan yang fertil.
Variasi antar individu satu jenis tidak hanya terdapat pada tumbuhan tetapi juga
pada hewan. Misalnya warna bulu pada berbagai ras ayam beraneka ragam.
Keanekaragaman gen dapat memunculkan varietas. Misalnya ada varietas padi
PB, rojolele dan varietas padi tahan wereng.
Perpaduan antara genotipe dengan lingkungan menghasilkan sifat yang tampak
dari luar, yang dikenal sebagai fenotipe.
Genotipe juga dapat berubah karena perkawinan atau persilangan.
2. Keanekaragaman Jenis
Keanekaragaman jenis adalah perbedaan-perbedaan pada berbagai jenis atau
spesies makhluk hidup di suatu tempat.
Di lingkungan sekitar kita dapat dijumpai berbagai jenis hewan dan tumbuhan.
Di dalam satu famili rumput misalnya, dapat dijumpai rumput teki dan rumput
gajah.
Di dalam golongan burung dapat dijumpai itik, ayam, bebek, angsa, merpati dan
burung parkit.
Sangat mudah menentukan keanekaragaman jenis karena antar jenis terdapat
perbedaan sifat yang jelas.
III. Pendekatan dan Media Pembelajaran
Pendekatan Pembelajaran: Contextual Teaching and Learning
41
Media Pembelajaran:
1. Lingkungan Sekolah
2. Lembar Kerja Siswa
IV. Langkah-Langkah Pembelajaran
Pertemuan ke-1 ( 2 x 45 menit)
No
Kegiatan Pembelajaran
1.
Kegiatan Pendahuluan
- Guru memperkenalkan diri kepada siswa dan
Metode/
Alokasi
Teknik
Waktu
Tanya jawab
3 menit
Mengerjakan
45 menit
menjelaskan tentang alur pembelajaran yang
akan dilaksanakan selama beberapa pertemuan.
- Siswa dikondisikan untuk mengikuti pretes.
soal
- Guru menginformasikan materi yang akan
Tanya jawab
2 menit
Tanya jawab
2 menit
Tanya jawab
3 menit
dibahas serta memberitahukan tujuan dan
manfaat dari pembelajaran yang dilakukan.
2.
Kegiatan Inti
A. Tahap Eksplorasi
- Apersepsi : “Keanekaragaman gen apa sajakah
yang bisa kalian temukan di pasar?”
B. Tahap Elaborasi
- Guru mengingatkan siswa tentang tugas yang
diberikan pada minggu sebelumnya
(constructivism, inquiry) :
1) Siswa yang dibagi dalam enam kelompok
melakukan observasi di pasar tradisional
terdekat tentang keanekaragaman gen yang
telah ditentukan oleh guru, antara lain
kelompok buah, sayur berupa daun, sayur
berupa buah, padi, ikan dan ayam/burung.
42
2) Tiap kelompok mengikuti prosedur dan
menuliskan hasil pengamatan di LKS I.
3) Tiap kelompok memotret kegiatan serta
keanekaragaman gen sebagai bukti
pelaksanaan dengan menberi tanggal pada foto,
kemudian di tempel pada satu buku atau album
dan diberi keterangan.
4) Tugas dikumpulkan pada pertemuan ketiga.
Diskusi
20 menit
Tanya jawab
5 menit
Membuat
5 menit
- Guru menjelaskan keanekaragaman gen, jenis
dan ekosistem.
C. Tahap Konfirmasi
- Siswa diberi kesempatan untuk bertanya dan
menyimpulkan materi yang telah disampaikan
oleh guru (questioning).
- Siswa membuat refleksi tentang kegiatan
pembelajaran (reflection).
3.
refleksi
Kegiatan Penutup
- Guru memberi tugas setiap kelompok untuk
membuat model ekosistem 2D (dua dimensi)
berupa potongan gambar komponen ekosistem
tersebut dan ditempel di kertas karton. Setiap
kelompok membuat model ekosistem yang
berbeda dari kelompok lain (modelling).
- Tugas dikumpulkan pada pertemuan keempat.
- Guru menutup pembelajaran.
Tanya jawab
5 menit
43
Pertemuan ke-2 (1 x 45 menit)
No
Kegiatan Pembelajaran
1.
Kegiatan Pendahuluan
- Guru menginformasikan materi yang akan
Metode/
Alokasi
Teknik
Waktu
Tanya jawab
2 menit
Tanya jawab
3 menit
Kerja
30 menit
dibahas serta memberitahukan tujuan dan
manfaat dari pembelajaran yang dilakukan.
2.
Kegiatan Inti
A. Tahap Eksplorasi
- Guru memberi arahan kepada siswa tentang
pelaksanaan kegiatan pengamatan di
lingkungan sekolah.
B. Tahap Elaborasi
- Siswa bekerja dalam kelompok untuk
melakukan kegiatan seperti yang tertera dalam
kelompok
LKS II berupa pengamatan (constructivism,
inquiry).
- Tiap kelompok diminta menemukan
keragaman jenis makhluk hidup yang ada di
taman, lapangan dan sawah (inquiry).
- Tiap kelompok mengamati faktor apa sajakah
yang berperan dalam kehidupan pada
ekosistem lapangan dan sawah (inquiry).
- Hasil pengamatan ditulis di LKS II.
- Siswa membuat laporan sementara berdasarkan
hasil kerja kelompok (constructivism).
- Siswa kembali ke dalam kelas.
C. Tahap Konfirmasi
- Siswa diberi kesempatan untuk bertanya dan
menyimpulkan materi yang telah disampaikan
Tanya jawab
7 menit
44
oleh guru (questioning).
- Siswa membuat refleksi tentang kegiatan
pembelajaran hari ini (reflection).
3.
Membuat
7 menit
refleksi
Kegiatan Penutup
- Guru meminta siswa mempersiapkan
Tanya jawab
3 menit
presentasi hasil pengamatan.
- Guru menutup pembelajaran.
V. Sumber Pembelajaran
Buku IPA Biologi 1 SMP Kelas X, Istamar Syamsuri dkk, Erlangga, Jakarta,
2007
VI. Penilaian
Penilaian meliputi :
1. Hasil belajar berupa post test (ranah kognitif)
2. Aktivitas siswa saat proses pembelajaran (ranah psikomotor)
Kudus, September 2012
Peneliti
Arie Yuni Kurnianingrum
NIM. 4401408025
45
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Pertemuan keStandar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
Alokasi waktu
I.
:
:
:
:
:
:
SMA Negeri 1 Jekulo Kudus
Biologi
X/1
3
3. Memahami manfaat keanekaragaman hayati
3.1 Mendeskripsikan konsep keanekaragaman gen,
jenis, ekosistem melalui kegiatan pengamatan
: 1. Membandingkan ciri keanekaragaman hayati
pada tingkat gen, jenis dan ekosistem
2. Merumuskan
konsep
keseragaman
dan
keberagaman
3. Mendeskripsikan jenis organisme khas daerah /
wilayah
: 2 x 45 menit
Tujuan Pembelajaran
a. Setelah melakukan pengamatan, siswa dapat menemukan perbadingan
keanekaragaman pada tingkat gen, jenis dan ekosistem.
b. Setelah diskusi, siswa dapat merumuskan konsep keseragaman dan
keberagaman.
c. Setelah melakukan observasi, siswa dapat mendeskripsikan jenis organisme
khas daerah/wilayahnya.
 Karakter siswa yang diharapkan :
Rasa Ingin Tahu
Jujur
Kerja Keras
Tanggung Jawab
II. Materi Ajar
Keanekaragaman hayati dapat dibedakan menjadi tiga tingkat, yaitu
keanekaragaman gen, keanekaragaman jenis dan keanekaragaman ekosistem.
3. Keanekaragaman Ekosistem
Keanekaragaman ekosistem adalah keanekaragaman yang muncul akibat adanya
interaksi antara lingkungan abiotik tertentu dengan sekumpulan jenis-jenis
makhluk hidup.
46
Antara makhluk hidup yang satu dengan yang lain terjadi interaksi yang disebut
interaksi biotik. Antara makhluk hidup dengan lingkungan fisik (suhu, cahaya)
dan lingkungan kimiawi (air, mineral, derajat keasaman) juga terjadi interaksi
yang dikenal sebagai interaksi biotik-abiotik.
Di Indonesia diperkirakan terdapat 47 macam ekosistem, beberapa di antaranya :
a. Ekosistem hutan bakau, terdapat di daerah pantai, didominasi tumbuhan bakau
yang hidup di air laut daerah pantai.
b. Ekosistem hutan hujan tropik, terdapat di sebagian besar kepulauan Indonesia.
Berupa hutan belantara yang memiliki berbagai spesies tumbuhan dan hewan.
c. Ekosistem padang rumput (sabana) terdapat di NTT dan Papua. Didominasi
rumput yang dikelilingi semak-semak. Di dalam ekosistem ini hidup mamalia
besar, herbivor dan karnivor. Keanekaragamannya lebih rendah dibandingkan
dengan hutan hujan tropik.
d. Ekosistem sawah terdapat di daerah pertanian yang merupakan ekosistem
binaan dengan adanya tanaman sejenis, misalnya tanaman padi saja, jagung
saja atau kedelai saja. Ekosistem ini tidak stabil atau tidak mantap. Buktinya,
manusia perlu ikut mengelola dengan jalan mengairi, memupuk, menyiangi
rumput pengganggu dan menyemprotkan pestisida. Jika terkena serangan
hama, populasi hama akan meledak, mengakibatkan tanaman mati.
e. Ekosistem kota, terdapat di perkotaan. Ekosistem kota juga merupakan
ekosistem binaan yang terdiri dari berbagai komponen biotik yang didominasi
oleh manusia dan komponen abiotik yang sangat dipengaruhi manusia.
III. Pendekatan dan Media Pembelajaran
Pendekatan Pembelajaran: Contextual Teaching and Learning
Media Pembelajaran:
3. Lingkungan Sekolah
4. Lembar Kerja Siswa
47
IV. Langkah-Langkah Pembelajaran
Pertemuan ke-3 ( 2 x 45 menit)
No
Kegiatan Pembelajaran
1.
Kegiatan Pendahuluan
- Guru menginformasikan kegiatan yang akan
Metode/
Alokasi
Teknik
Waktu
Tanya jawab
5 menit
Tanya jawab
3 menit
Diskusi
60 menit
Tanya jawab
10 menit
Membuat
7 menit
dilaksanakan serta memberitahukan tujuan dan
manfaat dari pembelajaran yang dilakukan.
- Guru mengondisikan siswa untuk
mempersiapkan presentasi kelompok.
2.
Kegiatan Inti
A. Tahap Eksplorasi
- Apersepsi : “Apakah hubungan yang terjadi
antara faktor abiotik dan biotik di ekosistem
yang kalian temui?”
B. Tahap Elaborasi
- Setiap kelompok mempresentasikan hasil
pengamatan di pasar dan pengamatan
keanekaragaman jenis dan ekosistem (learning
community).
- Masing-masing kelompok diberi waktu 10
menit untuk presentasi dan diskusi (learning
community, authentic assesment).
C. Tahap Konfirmasi
- Siswa diberi kesempatan untuk bertanya
kepada guru dan menyimpulkan materi yang
telah disampaikan (questioning).
- Siswa membuat refleksi tentang kegiatan
pembelajaran hari ini (reflection).
refleksi
48
3.
Kegiatan Penutup
- Siswa diminta untuk menyiapkan model
Tanya jawab
5 menit
ekosistem 2D (dua dimensi) untuk pertemuan
keempat (modelling).
- Guru menutup pembelajaran.
V. Sumber Pembelajaran
Buku IPA Biologi 1 untuk SMP Kelas X, Istamar Syamsuri dkk, Erlangga,
Jakarta, 2007
VI. Penilaian
Penilaian meliputi :
1. Hasil belajar berupa post test (ranah kognitif)
2. Aktivitas siswa saat proses pembelajaran (ranah psikomotor)
Kudus, September 2012
Peneliti
Arie Yuni Kurnianingrum
NIM. 4401408025
49
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Pertemuan keStandar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
Alokasi waktu
I.
:
:
:
:
:
:
SMA Negeri 1 Jekulo Kudus
Biologi
X/1
4 dan 5
3. Memahami manfaat keanekaragaman hayati
3.1 Mendeskripsikan konsep keanekaragaman gen,
jenis, ekosistem melalui kegiatan pengamatan
: 1. Menjelaskan faktor-faktor yang menentukan
keanekaragaman ekosistem
2. Menjelaskan peran keanekaragaman terhadap
kestabilan lingkungan.
: 3 x 45 menit
Tujuan Pembelajaran
a. Setelah melakukan diskusi, siswa dapat menjelaskan faktor apa saja yang
menentukan keanekaragaman pada tingkat ekosistem.
b. Setelah mempelajari KD 3.1, siswa dapat menyebutkan manfaat
keanekaragaman hayati terhadap kehidupan.
 Karakter siswa yang diharapkan :
Rasa Ingin Tahu
Jujur
Kerja Keras
Tanggung Jawab
II. Materi Ajar
Untuk mendapatkan manfaat sebesar-besarnya dari keanekaragaman
hayati secara berkelanjutan, manusia harus terus mempelajari keanekaragaman
hayati. Manfaat yang diperoleh dalam mempelajari keanekaragaman hayati, antara
lain :
1. mengetahui manfaat setiap jenis organisme,
2. mengetahui adanya saling ketergantungan di antara organisme satu dengan
lainnya,
3. memahami ciri-ciri dan sifat setiap organisme,
4. memahami adanya hubungan kekerabatan antar organisme,
50
5. memahami manfaat keanekaragaman hayati.
III. Pendekatan dan Media Pembelajaran
Pendekatan Pembelajaran: Contextual Teaching and Learning
Media Pembelajaran:
1. Lingkungan Sekolah
2. Lembar Kerja Siswa
IV. Langkah-Langkah Pembelajaran
Pertemuan ke-4 ( 1 x 45 menit)
No
Kegiatan Pembelajaran
1.
Kegiatan Pendahuluan
- Guru menginformasikan kegiatan yang akan
Metode/
Alokasi
Teknik
Waktu
Tanya jawab
2 menit
Tanya jawab
3 menit
dilaksanakan serta memberitahukan tujuan dan
manfaat dari pembelajaran yang dilakukan.
- Guru meminta siswa mengumpulkan tugas
model ekosistem 2D (dua dimensi) (authentic
assesment).
2.
Kegiatan Inti
A. Tahap Eksplorasi
- Apersepsi : “Ekosistem apa saja yang kalian
jumpai di Indonesia?”
B. Tahap Elaborasi
- Setiap kelompok menjelaskan model ekosistem Diskusi
2D (dua dimensi) yang telah dibuat
(modelling).
- Setiap kelompok mengemukakan pendapat
tentang peran keanekaragaman hayati dan
akibat yang terjadi jika keseimbangannya
berkurang (learning community).
- Tiap kelompok diberi waktu 5 menit.
30 menit
51
- Kelompok lain memberi tanggapan berupa
pertanyaan dan saran (learning community).
C. Tahap Konfirmasi
- Siswa diberi kesempatan untuk bertanya
Tanya jawab
3 menit
Membuat
5 menit
kepada guru dan menyimpulkan materi yang
telah disampaikan (questioning).
- Siswa membuat refleksi tentang kegiatan
pembelajaran hari ini (reflection).
3.
refleksi
Kegiatan Penutup
- Siswa diminta untuk mempelajari kembali
Tanya jawab
2 menit
Metode/
Alokasi
Teknik
Waktu
Tanya jawab
5 menit
Tanya jawab
15 menit
Mengerjakan
45 menit
materi serta hasil diskusi yang telah
dilaksanakan.
- Guru menutup pembelajaran.
Pertemuan ke-5 ( 2 x 45 menit)
No
Kegiatan Pembelajaran
1.
Kegiatan Pendahuluan
- Guru menginformasikan kegiatan yang akan
dilaksanakan serta memberitahukan tujuan dan
manfaat dari kegiatan yang akan dilakukan.
2.
Kegiatan Inti
A. Tahap Eksplorasi
- Mengingat kembali tentang materi dan hasil
diskusi pada pertemuan sebelumnya.
B. Tahap Elaborasi
- Siswa melaksanakan postes.
soal
C. Tahap Konfirmasi
- Siswa diberi kesempatan untuk bertanya.
Tanya jawab
- Siswa diminta mengisi angket untuk
Mengisi
20 menit
52
mengetahui tanggapan terhadap pembelajaran
angket
yang telah dilakukan pada empat kali
pertemuan sebelumnya.
3.
Kegiatan Penutup
- Guru menyampaikan terimakasih atas bantuan
Tanya jawab
5 menit
para siswa serta membagikan hadiah.
- Guru mengakhiri pembelajaran.
V. Sumber Pembelajaran
Buku IPA Biologi 1 untuk SMP Kelas X, Istamar Syamsuri dkk, Erlangga,
Jakarta, 2007
VI. Penilaian
Penilaian meliputi :
1. Hasil belajar berupa post test (ranah kognitif)
2. Aktivitas siswa saat proses pembelajaran (ranah psikomotor)
Kudus, September 2012
Peneliti
Arie Yuni Kurnianingrum
NIM. 4401408025
53
Lampiran 3.
Nama
:
No. Absen :
Kelompok :
Kelas :
Petunjuk Keamanan :
Tujuan :
Setelah melakukan observasi, siswa
mampumengidentifikasi
keanekaragaman gen
A. Landasan Teori
Keanekaragaman gen adalah variasi susunan gen dalam jenis yang sama.
Gen adalah faktor pembawa sifat yang menentukan sifat makhluk hidup.
Pada manusia, sifat rambut lurus, hidung mancung, mata lebar, warna kulit
ditentukan oleh gen. Gen adalah materi yang mengendalikan sifat.
Di antara sesama tumbuhan satu jenis terdapat variasi. Variasi dalam satu
jenis disebut kultivar atau varietas.
Antar varietas dalam satu jenis masih dapat melakukan perkawinan secara
alami dan menghasilkan keturunan yang fertil.
Variasi antar individu satu jenis tidak hanya terdapat pada tumbuhan tetapi
juga pada hewan. Misalnya warna bulu pada berbagai ras ayam beraneka
ragam.
Keanekaragaman gen dapat memunculkan varietas. Misalnya ada varietas
padi PB, rojolele dan varietas padi tahan wereng.
Perpaduan antara genotipe dengan lingkungan menghasilkan sifat yang
tampak dari luar, yang dikenal sebagai fenotipe.
54
B. Alat dan Bahan
1. Lembar Kerja Siswa
2. Berbagai macam keanekaragaman gen di pasar tradisional
C. Cara Kerja
1.
Bentuklah kelompok yang terdiri atas 6-7 orang.
2. Tiap kelompok melakukan pengamatan keanekaragaman gen pada (pilih
satu) :
a. Buah-buahan
b. Sayur-sayuran (berupa daun)
c. Sayur-sayuran (berupa buah)
d. Jenis beras
e. Ikan
f. Ayam/Burung
3. Catat semua ciri-ciri yang berbeda dan tampak pada tiap varietas yang
ditemukan.
4. Potretlah tiap varietas yang ditemukan, tempelkan pada buku khusus atau
album dan diberi keterangan selengkap-lengkapnya seperti nama jenis
(dapat dicari di internet) serta ciri-ciri yang tampak dan dapat
membedakan antar varietasnya.
5. Tulis hasil pengamatanmu di kertas seperti contoh tabel di LKS.
6. Buatlah laporan sementara berdasarkan hasil pengamatan kelompok.
7. Presentasikan hasil pengamatan kelompok di depan kelas.
D. Tabel Pengamatan
Buatlah tabel pengamatan seperti contoh di bawah ini!
No.
1.
Ciri yang tampak
Nama
Varietas/Kultivar
Bentuk tubuh
Warna dominan
dst
Bentuk daun
Warna daun
dst
Cupang Merah
a. Ekor panjang
b. Ekor pendek
2.
Bayam
a. Bayam merah
b. Bayam hijau
3.
dst
55
E. Soal Latihan
Diskusikan soal di bawah ini !
1.
Keanekaragaman gen pada jenis organisme apa saja yang kalian amati?
2. Coba sebutkan contoh lain keanekaragaman gen pada manusia!
3. Kesimpulan apakah yang dapat diambil berdasarkan hasil pengamatan?
56
KUNCI JAWABAN LEMBAR KERJA SISWA I
KEANEKARAGAMAN GEN
1. Jenis organisme yang diamati antara lain (jawaban tiap kelompok berbeda sesuai
dengan organisme yang diamati) :
a. Buah-buahan
b. Sayur-sayuran (berupa daun)
c. Sayur-sayuran (berupa buah)
d. Jenis beras
e. Ikan
f. Ayam/Burung
2. Golongan darah, bentuk wajah, warna kulit, warna mata, dsb.
3. Keanekaragaman gen adalah variasi susunan gen dalam jenis yang sama.
57
Nama
:
No. Absen :
Kelompok :
Kelas :
Petunjuk Keamanan :
Tujuan :
1. Siswa dapat mengidentifikasi
keanekaragaman jenis dan ekosistem
2. Siswa dapat menjelaskan faktor apa saja
yang menentukan keanekaragaman ekosistem
A. Landasan Teori
Keanekaragaman hayati dapat dibedakan menjadi tiga tingkat, yaitu
keanekaragaman gen, keanekaragaman jenis dan keanekaragaman ekosistem.
2. Keanekaragaman Jenis
Keanekaragaman jenis adalah perbedaan-perbedaan pada berbagai jenis
atau jenis makhluk hidup di suatu tempat.
Di lingkungan sekitar kita dapat dijumpai berbagai jenis hewan dan
tumbuhan.
Di dalam satu famili rumput misalnya, dapat dijumpai rumput teki dan
rumput gajah.
Di dalam golongan burung dapat dijumpai itik, ayam, bebek, angsa, merpati
dan burung parkit.
Sangat mudah menentukan keanekaragaman jenis karena antara jenis
terdapat perbedaan sifat yang jelas.
3. Keanekaragaman Ekosistem
Keanekaragaman ekosistem adalah keanekaragaman yang diakibatkan
adanya interaksi antara lingkungan abiotik tertentu dengan sekumpulan
jenis-jenis makhluk hidup.
Antara makhluk hidup yang satu dengan yang lain terjadi interaksi. Hal ini
dikenal sebagai interaksi biotik, yang membentuk suatu komunitas.
58
Antara makhluk hidup dengan lingkungan fisik (suhu, cahaya) dan lingkungan
kimiawi (air, mineral, derajat keasaman) juga terjadi interaksi yang dikenal
sebagai interaksi biotik-abiotik yang membentuk sistem lingkungan atau
ekosistem.
Dalam suatu ekosistem terjadi interaksi yang kompleks antara komponen
biotik dengan abiotik.
Di Indonesia diperkirakan terdapat 47 macam ekosistem, beberapa di
antaranya :
f. ekosistem hutan bakau,
g. ekosistem hutan hujan tropik,
h. ekosistem padang rumput (sabana),
i. ekosistem kebun,
j. ekosistem sawah,
k. ekosistem lapangan.
B. Alat dan Bahan
1.
Lembar Kerja Siswa
2. Lingkungan sekitar sekolah : taman, lapangan, sawah, kebun
C. Cara Kerja
1.
Amati berbagai jenis makhluk hidup yang ada di lingkungan sekitar sekolah
kalian yaitu taman, lapangan, sawah dan kebun. Tiap kelompok mengamati
tiga jenis ekosistem tersebut.
2. Catat hasil pengamatan kalian!
3. Temukan makhluk hidup apa saja yang hidup pada masing-masing ekosistem.
4. Tentukan faktor biotik dan abiotik yang mendukung kehidupan pada
ekosistem tersebut.
5. Tulis hasil pengamatanmu di kertas sesuai tabel pengamatan di LKS.
6. Buatlah laporan sementara berdasarkan hasil pengamatan kelompok.
7. Presentasikan hasil pengamatan kelompok di depan kelas.
D. Tabel Pengamatan
Buatlah tabel pengamatan seperti contoh di bawah ini!
1. Keanekaragaman Jenis
Tempat
No
Nama jenis yang ditemukan
Pengamatan
59
2. Keanekaragaman Ekosistem
No
Ekosistem
1.
Ekosistem sawah
2.
Ekosistem lapangan
3.
Ekosistem kebun
Faktor yang berperan
Biotik
Abiotik
E. Soal Latihan
Diskusikan soal di bawah ini !
1.
Apa sajakah jenis organisme yang kalian temukan di lingkungan sekitar
sekolah?
2. Coba sebutkan contoh ekosistem lain yang ada di Indonesia!
3. Sebutkan kesimpulan yang dapat diambil dari kegiatan pengamatan!
60
KUNCI JAWABAN LEMBAR KERJA SISWA II
KEANEKARAGAMAN JENIS DAN EKOSISTEM
1. Tumbuhan dan hewan di taman, lapangan, sawah dan kebun.
2. Ekosistem yang ditemukan di Indonesia :
a.
ekosistem hutan bakau,
b.
ekosistem hutan hujan tropik,
c.
ekosistem padang rumput (sabana),
d.
ekosistem kebun,
e.
ekosistem sawah,
f.
ekosistem lapangan.
3. Keanekaragaman jenis adalah perbedaan-perbedaan pada berbagai jenis atau jenis
makhluk hidup di suatu tempat. Keanekaragaman ekosistem adalah
keanekaragaman yang diakibatkan adanya interaksi antara lingkungan abiotik
tertentu dengan sekumpulan jenis-jenis makhluk hidup.
61
Lampiran 4.
KISI-KISI SOAL TES UJI COBA
Sekolah
: SMA Negeri 1 Jekulo Kudus
Mata Pelajaran
: Biologi
Kelas/Semester
: X/1
Standar Kompetensi : 3. Memahami manfaat keanekaragaman hayati
No.
Kompetensi Dasar
1.
3.1
Mendeskripsikan
keanekaragaman
gen,
jenis,
Indikator
1.Mengidentifikasi keanekaragaman gen,
jenis dan ekosistem pada makhluk hidup
Bentuk soal
Nomor soal
Pilihan Ganda
1,4,6,7,10,11,12,13,18,19,20,25,26,
27,30
Pilihan Ganda
3,5,8,14,15,23,28,35,36
3. Merumuskan konsep keseragaman dan
keberagaman
Pilihan Ganda
2,9,16,17,22,24,29,31,32,40
4. Mendeskripsikan jenis organisme khas
daerah / wilayah
Pilihan Ganda
21,39,47
2.Membandingkan ciri keanekaragaman
hayati pada tingkat gen, jenis dan ekosistem
ekosistem melalui
kegiatan
pengamatan
62
Pilihan Ganda
33,34,37,38,41,42,43,44,45
Pilihan Ganda
46,48,49,50
5.
Menjelaskan
faktor-faktor
yang
menentukan keanekaragaman ekosistem
6.
Menjelaskan
peran
keanekaragaman
terhadap kestabilan lingkungan.
Kudus,
September 2012
Peneliti
Arie Yuni Kurnianingrum
NIM. 4401408025
63
Lampiran 5.
Soal Uji Coba Keanekaragaman Hayati
Sekolah
: SMA Negeri 1 Jekulo Kudus
Mata pelajaran : Biologi
Semester
: Gasal 2012/2013
Petunjuk
:
a. Pilihlah jawaban yang paling benar dengan cara memberikan tanda silang (X)
pada lembar jawab yang tersedia!
b. Kerjakan dengan jujur!
1. Keanekaragaman hayati dapat dibedakan menjadi tiga tingkat yaitu... .
a. Keanekaragaman gen, keanekaragaman jenis, keanekaragaman tumbuhan
b. Keanekaragaman gen, keanekaragaman jenis, keanekaragaman ekosistem
c. Keanekaragaman jenis, keanekaragaman ekosistem, keanekaragaman hewan
d. Keanekaragaman gen, keanekaragaman tumbuhan, keanekaragaman hewan
e. Keanekaragaman tumbuhan, keanekaragaman hewan, keanekaragaman jenis
2. Yang dimaksud dengan keanekaragaman hayati pada tingkat gen adalah...
a. Variasi susunan gen dalam satu jenis atau spesies yang sama
b. Faktor pembawa sifat yang menentukan sifat makhluk hidup
c. Perpaduan antara genotipe dengan lingkungan
d.Variasi atau perbedaan berbagai makhluk hidup di suatu habitat
e. Keanekaragaman yang muncul akibat adanya interaksi antara faktor biotik dan
abiotik.
3. Jika antar varietas pada satu jenis yang sama melakukan perkawinan secara alami,
maka akan menghasilkan keturunan yang...
a. Steril
c. Berbeda dengan induknya
b. Fertil
d. Sama dengan varietas yang lain
e. Tidak ada keturunan
4. Keanekaragaman hayati tingkat gen dapat ditunjukkan pada variasi-variasi
tumbuhan berikut...
a. Mawar merah – mawar putih
b. Mawar berbatang tinggi – melati berbatang tinggi
c. Pohon kelapa hijau – pohon aren
64
d. Tanaman sirih – nanas
e. Buah nangka – buah durian
5. Adanya variasi pada satu jenis yang sama menghasilkan individu yang disebut...
a. Kultivar
c. Genus
b. Spesies
d. Famili
e. Filum
6. Keanekaragaman gen dalam satu spesies yang sama terjadi antara ….
a. bunga mawar, bunga krisan, dan bunga matahari
b. ikan mas, ikan lele, dan ikan gurame
c. burung kakaktua raja, burung nuri, dan burung kakaktua jambul kuning
d. burung merpati hitam, burung merpati putih, dan burung merpati abu-abu
e. ular sanca, ular sendok, dan ular hijau
7.
Perhatikan hasil pengamatan berikut!
Nama
Sifat yang
Variasi sifat
tumbuhan
diamati
yang dijumpai
Warna yang
Kuning
5
dominan
Merah
4
Hijau
6
Puring panjang
Jumlah
Kesimpulan yang sesuai untuk hasil pengamatan di atas, kecuali...
a. Puring panjang mempunyai variasi warna dominan pada daunnya
b. Variasi warna dominan pada daun puring merupakan keanekaragaman gen
c. Warna dominan pada daun puring panjang adalah kuning, merah, hijau
d. Warna bercak pada daun puring berbeda-beda
e. Variasi warna dominan daun puring yang diamati berasal dari 1 tanaman
8.
Salah satu hal yang dapat mengakibatkan semakin tingginya keanekaragaman gen
adalah...
a. Perkawinan antar individu dari jenis yang berbeda
b. Perkawinan antar varietas yang sama dalam satu jenis yang sama
c. Perkawinan silang antar varietas yang berbeda dalam satu jenis yang sama
d. Perkawinan antar individu dari genus yang berbeda
e. Perkawinan antar individu dari famili yang berbeda
65
9.
Fenotip yang dapat digunakan siswa untuk mengamati perbedaan pada berbagai
varietas ikan cupang yang dijual antara lain...
a. bentuk dan ukuran tubuh
b. warna dan bentuk tubuh
c. warna dan ukuran tubuh
d. bentuk ekor dan ukuran tubuh
e. warna tubuh dan bentuk ekor
10. Kucing lokal berwarna kembang telon (tiga warna) yang dikawinkan dengan
kucing lokal berwarna hitam menghasilkan beberapa keturunan dengan warna
yang berbeda. Pernyataan yang tepat untuk keadaan tersebut adalah….
a. Kedua kucing tersebut berbeda varietasnya tetapi masih satu jenis
b. Kedua kucing tersebut sama varietasnya dan termasuk jenis yang sama
c. Kedua kucing tersebut termasuk ke dalam jenis yang berbeda
d. Kedua kucing tersebut termasuk ke dalam genus yang berbeda
e. Apabila dikawinkan maka akan menghasilkan keturunan yang steril
Perhatikan hasil observasi pasar berikut ini (untuk soal no. 11 – 14)!
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di pasar, satu kelompok siswa
menemukan kondisi sebagai berikut :
1) Penjual buah I menjual mangga kweni dan mangga golek.
2) Penjual buah II menjual jeruk keprok, jeruk bali dan jeruk buah.
3) Penjual buah III menjual pisang ambon, dan pisang batu.
4) Penjual beras menjual jenis beras rojolele, menthik wangi dan beras ketan
5) Pedagang ayam menjual ayam kate dan ayam kampung.
6) Pedagang burung menjual burung parkit dengan berbagai macam warna.
7) Banyak penjual ikan di antaranya penjual ikan lele, ikan mujair, ikan koi.
8) Penjual ikan hias menjual ikan cupang merah ekor panjang dan ekor pendek.
9) Pedagang sembako I menjual berbagai cabe antara lain cabai rawit hijau dan
cabai rawit merah.
10) Pedagang sembako II menjual bawang merah dan bawang putih.
11. Manakah dari hasil observasi di atas yang termasuk keanekaragaman gen?
66
a. 1,2 dan 3
c. 4,6 dan 9
b. 2,5 dan 7
d. 6,8 dan 10
e. 5,6 dan 9
12. Pisang ambon dan pisang batu yang dijual termasuk keanekaragaman hayati pada
tingkat...
a. Keanekaragaman gen
b. Keanekaragaman jenis
c. Keanekaragaman ekosistem
d. Keanekaragaman komunitas
e. Keanekaragaman bioma
13. Bawang merah dan bawang putih yang dijual pedagang sembako termasuk
keanekaragaman hayati pada tingkat...
a. Keanekaragaman gen
b. Keanekaragaman jenis
c. Keanekaragaman ekosistem
d. Keanekaragaman komunitas
e. Keanekaragaman bioma
14. Manakah dari hasil observasi di atas yang termasuk keanekaragaman jenis?
a. 1,2 dan 3
c. 4,7 dan 8
b. 2,4 dan 5
d. 7,8 dan 9
e. 6,7 dan 10
15. Seorang siswa yang melakukan pengamatan di taman sekolah menemukan
tanaman Mussaenda phylippica. Fenotipe yang tampak jelas perbedaannya dan
dapat diamati oleh siswa tersebut adalah...
a. warna daun pemikat
b. bentuk daun pemikat
c. ukuran daun pemikat
d. warna daun utama
e. warna batang
16. Yang dimaksud dengan keanekaragaman hayati pada tingkat jenis adalah...
a. Variasi susunan gen dalam satu jenis atau spesies yang sama
b. Perpaduan antara genotipe dengan lingkungan
c. Variasi atau perbedaan berbagai makhluk hidup di suatu habitat
67
d. Keanekaragaman yang muncul akibat adanya interaksi antara faktor biotik dan
abiotik.
e. Faktor pembawa sifat yang menentukan sifat makhluk hidup
17. Keanekaragaman jenis sangat mudah ditentukan karena antar jenis terdapat...
a. persamaan sifat yang jelas
b. perbedaan sifat yang jelas
c. kekerabatan yang jauh
d. fenotipe yang sama
e. varietas yang sama
18. Dalam klasifikasi, jeruk bali (Citrus maxima), jeruk nipis (Citrus aurantifolia) dan
jeruk keprok (Citrus nobilis) termasuk dalam satu takson, yaitu pada tingkat …
a. Spesies
c. Ordo
b. Genus
d. Kelas
e. Famili
19. Di bawah ini individu manakah yang menunjukkan keanekaragaman jenis dalam
famili?
a. Ayam bekisar dan ayam ras
b. Beruang putih dan beruang cokelat
c. Kelapa hijau dan kelapa gading
d. Kelapa dan aren
e. Koki ekor panjang dan koki ekor pendek
20. Keanekaragaman jenis dapat ditunjukkan pada variasi-variasi tumbuhan berikut...
a. Mawar merah – mawar putih
b. Melati berbatang tinggi – melati berbatang tinggi
c. Asam jawa rasa manis – asam jawa rasa masam
d. Puring berdaun panjang – puring berdaun sempit
e. Ayam kampung hitam – merpati putih
21. Pada tumbuhan berikut, yang merupakan tumbuhan endemik Indonesia adalah …
a. Hibiscus rosasinensis
b. Rafflesia arnoldii
c. Oryza sativa
68
d. Morinda citrifolia
e. Solanum tuberosum
22. Makhluk hidup yang dikelompokan dalam jenis sama jika ….
a. mempunyai makanan yang sama
b. mempunyai ciri morfologi yang berbeda
c. tinggal di habitat yang sama
d. tidak dapat menghasilkan keturunan jika terjadi perkawinan
e. hasil perkawinannya adalah keturunan yang fertil
23. Bawang merah dan bawang putih termasuk keanekaragaman jenis karena...
a. bawang merah dan bawang putih sama jenis dan sama genusnya
b. bawang merah dan bawang putih berbeda jenis tapi sama genusnya
c. bawang merah dan bawang putih sama varietas dan sama jenisnya
d. bawang merah dan bawang putih berbeda varietas tetapi sama jenisnya
e. bawang merah dan bawang putih berbeda jenis dan berbeda genusnya
24. Keanekaragaman jenis di habitat tertentu dapat membentuk suatu kelompok baru
yang disebut...
a. Populasi
c. Ekosistem
b. Komunitas
d. Bioma
e. Biosfer
25. Individu yang menunjukan keanekaragaman jenis adalah ….
a. mangga kweni dan mangga golek
b. kucing kembang telon dan kucing hitam
c. cabai rawit merah dan cabai rawit hijau
d. burung merpati abu-abu dan merpati putih
e. kelinci mata merah dan kelinci mata hitam
26. Pisang ambon, dan pisang batu menunjukan keanekaragaman hayati tingkat ….
a. Gen
c. Komunitas
b. Jenis
d. Populasi
e. Ekosistem
27. Dari hasil observasi pasar yang ditunjukkan pada soal nomor 9 – 14, manakah
yang termasuk keanekaragaman hayati tingkat jenis ?
a. Beras rojolele, menthik wangi dan PB
b. Burung parkit dengan berbagai macam warna
69
c. Jeruk keprok, jeruk bali dan jeruk buah
d. Ikan cupang merah ekor panjang dan ekor pendek
e. Cabai rawit hijau dan cabai rawit merah
28. Contoh kegiatan yang dapat menyebabkan berkurangnya keanekaragaman hayati
adalah ….
a. memburu hewan lindung
b. membuat hutan lindung
c. membuat undang-undang keanekaragaman hayati
d. melakukan reboisasi
e. melakukan penangkaran hewan langka
29. Jenis tumbuhan Solanum tuberosum dan Solanum lycopersicum termasuk
keanekaragaman hayati pada tingkat...
a. Varietas
c. Gen
b. Kultivar
d. Jenis
e. Genus
30. Pada pengamatan keanekaragaman tingkat jenis di kebun, seorang siswa
menemukan perbedaan pada tempat yang ada di bawah pohon besar dan yang
tidak ternaungi pohon besar. Perbedaannya adalah pada tempat yang ternaung
pohon besar, tumbuhan nampak banyak dan beragam, sedangkan pada tempat
yang tidak ternaung, tumbuhan sedikit dan seragam. Hal ini disebabkan faktor
abiotik yaitu...
a. Air
c. Cahaya
b. Udara
d. Kelembapan udara
e. Banyaknya konsumen tingkat I
31. Yang dimaksud dengan keanekaragaman hayati pada tingkat ekosistem adalah...
a. Variasi susunan gen dalam satu jenis atau spesies yang sama
b. Faktor pembawa sifat yang menentukan sifat makhluk hidup
c. Perpaduan antara genotipe dengan lingkungan
d.Variasi atau perbedaan berbagai makhluk hidup di suatu habitat
e. Keanekaragaman yang muncul akibat adanya interaksi antara faktor biotik dan
abiotik.
70
32. Saat melakukan pengamatan keanekaragaman tingkat jenis di taman sekolah,
siswa menemukan berbagai jenis tanaman. Berikut ini yang termasuk
keanekaragaman jenis adalah...
a. Puring berdaun panjang dan puring berdaun bulat telur
b. Bougenvile warna putih dan bougenvile warna merah kuning
c. Rumput teki dan rumput alang-alang
d. Bunga nusa indah warna putih dan bunga nusa indah warna merah muda
e. Mawar merah dan mawar putih
33. Pernyataan berikut yang benar ialah...
a. Keanekaragaman rumput di tempat yang teduh berbeda dengan
keanekaragaman rumput di tempat terbuka
b. Keanekaragaman hewan air di sepanjang aliran sungai sama
c. Keanekaragaman hayati di sebuah danau sama dengan keanekaragaman hayati
dari sungai yang mengalirinya
d. Keanekaragaman hewan laut di pantai manapun sama
e. Keanekaragaman spesies tidak ditentukan oleh kondisi lingkungan
34. Berikut ini yang termasuk faktor abiotik suatu ekosistem adalah ….
a. Rumput
c. Semak-semak
b. Burung Merpati
d. Cahaya
e. Serangga
35. Interaksi antar faktor apakah yang dapat menyebabkan munculnya
keanekaragaman hayati?
a. Abiotik - Gen
b. Biotik - Fenotipe
c. Gen - Fenotipe
d. Biotik - Abiotik
e. Gen - Lingkungan
36. Tingkat keanekaragaman hayati yang tinggi mengindikasikan ekosistem yang
stabil, karena...
a. Terjadi secara alami
b. Tidak ada interaksi faktor biotik dan abiotik
c. Dijaga oleh manusia
71
d. Tidak mungkin terjadi perubahan
e. Merupakan hasil interaksi antar organisme sehingga interaksi tersebut
seimbang
37. Jika salah satu populasi dari faktor biotik dihilangkan, hal yang akan terjadi
adalah...
a. ekosistem tetap stabil, karena masih ada faktor abiotik
b. terjadi perubahan pada populasi faktor biotik yang lain
c. tidak dapat membentuk habitat baru
d. faktor abiotik tetap akan bertahan
e. ekosistem menjadi lebih seimbang
38. Faktor abiotik yang sering muncul pada berbagai ekosistem antara lain...
a. cahaya, suhu dan air
b. cahaya, rumput dan air
c. cahaya, semut dan rumput
d. semut, rumput dan belalang
e. suhu, air dan belalang
39. Berikut ini adalah ekosistem yang ada di Indonesia, kecuali...
a. ekosistem hutan bakau
b. ekosistem hutan subtropik
c. ekosistem terumbu karang
d. ekosistem padang rumput
e. ekosistem sawah
40. Faktor biotik yang biasa di temukan di ekosistem padang rumput, kecuali....
a. Rumput
c. Mangrove
b. Kijang
d. Harimau
e. Banteng
Perhatikan hasil pengamatan di luar kelas berikut ini (untuk no. 41 – 45)!
Berdasarkan hasil pengamatan ekosistem di sawah, lapangan dan kebun, siswa
mencatat kondisi sebagai berikut :
1) Pada ekosistem sawah, ditemukan makhluk hidup antara lain padi, kodok,
tikus, belalang, dan ular.
72
2) Faktor abiotik yang mendukung kehidupan di ekosistem sawah antara lain
cahaya, air dan lumpur.
3) Pada ekosistem lapangan, ditemukan makhluk hidup antara lain rumput,
belalang, semut dan burung gereja.
4) Faktor abiotik yang mendukung kehidupan di ekosistem lapangan antara lain
cahaya, air dan tanah yang padat.
5) Pada ekosistem kebun liar, ditemukan makhluk hidup antara lain rumput teki,
alang-alang, tumbuh-tumbuhan liar, pohon mangga, pohon rambutan, pohon
beringin, semut, kodok, serangga dan ular.
6) Faktor abiotik yang mendukung kehidupan di ekosistem kebun liar antara lain
cahaya dan kelembapan tanah.
41. Pada ekosistem sawah, bagaimanakah rantai makanan yang mungkin dapat
terbentuk?
a. padi  belalang  ular  kodok
b. padi  kodok  tikus  belalang
c. padi  belalang  kodok  ular
d. belalang  tikus  kodok  ular
e. kodok  belalang  tikus  padi
42. Pada ekosistem lapangan, bagaimanakah rantai makanan yang mungkin dapat
terbentuk?
a. rumput  semut  burung gereja  belalang
b. rumput  semut  belalang  burung gereja
c. rumput  belalang  semut  burung gereja
d. semut  rumput  burung gereja  belalang
e. semut  rumput  belalang  burung gereja
43. Pada ekosistem sawah, apabila populasi ular dimusnahkan, yang akan terjadi
adalah...
a. populasi padi akan meningkat
b. populasi belalang akan menurun
c. populasi kodok akan meningkat
d. populasi tikus akan menurun
73
e. populasi tikus akan meningkat
44. Pada ekosistem kebun liar, makhluk hidup yang ditemukan cukup beraneka ragam
bila dibandingkan dengan ekosistem sawah dan lapangan. Hal tersebut
dikarenakan...
a. faktor abiotiknya bervariasi
b. tidak ada campur tangan manusia
c. ada campur tangan manusia
d. tidak terjadi interaksi antara faktor biotik dan abiotik
e. ada interaksi antar faktor abiotik
45. Apabila faktor abiotik ditiadakan dari semua ekosistem, hal yang akan terjadi
adalah...
a. ekosistem tetap stabil, karena masih ada faktor biotik
b. ekosistem tidak stabil, karena tidak terjadi interaksi antara kedua faktor
c. ekosistem seimbang, karena jumlah populasi faktor biotiknya sebanding
d. faktor biotik tetap akan bertahan karena saling bergantung satu sama lain
e. faktor biotik tetap akan bertahan karena ada campur tangan manusia
46. Manfaat yang diperoleh dalam mempelajari keanekaragaman hayati antara lain...
a. mengetahui manfaat setiap organisme bagi kehidupan manusia
b. memanfaatkan keanekaragaman hayati secara besar-besaran
c. dapat memelihara hewan yang dilindungi di rumah
d. menggunakan keanekaragaman hayati untuk kepentingan pribadi
e. menyerahkan pengelolaan keanekaragaman hayati bagi pihak asing
47. Fauna Indonesia yang bersifat endemis dan hanya ada di Papua adalah …
a. Tarsius
c. Orang utan
e. Siamang
b. Badak bercula satu
d. Burung cendrawasih
48. Di Indonesia, terdapat bermacam ekosistem baik ekosistem darat maupun
ekosistem perairan. Ekosistem-ekosistem berikut ini yang secara alami saling
menopang satu sama lain secara langsung ialah...
a. Sawah dan hutan hujan tropis
b. Tundra dan hutan hujan tropis
c. Hutan bakau dan terumbu karang
74
d. Terumbu karang dan sungai
e. Hutan bakau dan sawah
49. Kegiatan berikut yang merupakan contoh pelestarian keanekaragaman hayati
dalam kehidupan sehari-hari adalah ….
a. pembunuhan orang utan untuk pembukaan kebun kelapa sawit
b. memelihara hewan langka di rumah
c. pembukaan hutan untuk digunakan sebagai ladang
d. melakukan penebangan pohon secara ilegal
e. memanfaatkan hewan dan tumbuhan sebagai pangan dengan secukupnya
50. Berikut ini tujuan yang sering dilakukan manusia dengan melakukan perambahan
hutan, kecuali ….
a. pelestarian hewan
c. pembuatan ladang
e. diambil kayunya
b. pembuatan jalan raya
d. pembuatan daerah pemukiman
75
KUNCI JAWABAN
1.
B
26. A
2.
A
27. B
3.
B
28. A
4.
A
29. B
5.
A
30. C
6.
D
31. E
7.
E
32. C
8.
C
33. A
9.
E
34. D
10.
A
35. D
11.
C
36. C
12.
B
37. E
13.
B
38. B
14.
A
39. A
15.
A
40. B
16.
B
41. E
17.
B
42. C
18.
B
43. B
19.
D
44. E
20.
E
45. B
21.
B
46. B
22.
E
47. A
23.
C
48. D
24.
D
49. E
25.
B
50. A
76
Lampiran 6.
Analisis hasil uji coba soal
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
KODE
UC-24
UC-19
UC-35
UC-25
UC-3
UC-10
UC-12
UC-28
UC-22
UC-13
UC-1
UC-32
UC-36
UC-7
UC-30
UC-29
UC-18
UC-17
UC-27
UC-14
UC-34
UC-15
UC-2
UC-20
UC-21
UC-5
UC-9
UC-23
UC-31
UC-16
UC-6
UC-33
UC-4
UC-26
UC-8
UC-11
SX
2
SX
SXY
SY
SY2
rxy
KETERANGAN
VALIDITAS
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
0
31
31
926
1042
NOMOR BUTIR SOAL (X)
2
3
4
0
1
1
0
1
0
0
0
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
0
1
0
0
1
0
0
1
0
0
0
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
1
1
0
0
1
0
0
1
0
1
1
1
0
1
0
0
1
0
0
1
0
1
1
1
0
1
0
0
1
1
0
1
14
14
28
5
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
26
14
453
1042
1
38
1042
26
805
1042
14
442
1042
28
818
1042
6
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
1
1
1
1
0
0
1
0
1
1
1
0
0
1
1
1
1
31372
31372
31372
31372
31372
31372
0,397623 0,46921 0,36119 0,08701 0,26382 0,56057
Valid
Valid
Valid
Tidak
Tidak
Valid
1233,92
34,27555
RELIABILITAS
TINGKAT
KESUKARAN
DAYA PEMBEDA
p
q
pq
Spq
r11
p
KETERANGAN
BA
JA
BB
JB
DP
KRITERIA
KETERANGAN
N=37, Taraf signifikansi 5%, rtabel = 0.325
0,861111
0,138889
0,119599
8,714506
0,760971
0,861111
mudah
18
18
13
0,38889 0,38889 0,77778 0,02778 0,72222
0,61111 0,61111 0,22222 0,97222 0,27778
0,23765 0,23765 0,17284 0,02701 0,20062
r11>0.325 = Reliabel
0,38889 0,38889 0,77778 0,02778 0,72222
sedang sedang mudah mudah
sukar
9
9
16
0
13
18
5
18
5
18
12
18
1
18
13
18
18
18
18
18
18
0,277778 0,22222 0,22222 0,22222 -0,05556
0
cukup
cukup
cukup
jelek
jelek
cukup
dipakai dipakai dipakai
dipakai
77
7
0
0
1
0
0
0
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
0
0
0
1
0
0
1
0
0
1
1
1
1
0
8
1
1
0
0
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
0
0
1
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
0
1
9
0
1
0
0
1
1
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
0
0
1
0
1
0
1
1
0
1
10
0
0
0
1
0
0
1
1
0
0
1
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
19
19
22
8
19
19
22
8
588
556
648
264
1042
1042
1042
1042
31372
31372
31372
31372
0,36495 0,05807 0,11021 0,37363
Valid
Tidak
Tidak
Valid
NOMOR BUTIR SOAL (X)
11
12
13
14
15
16
17
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
1
0
1
1
0
0
1
1
0
0
0
0
1
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
1
1
1
1
0
1
0
0
0
1
1
0
1
0
1
0
1
1
0
0
0
0
1
1
1
1
1
0
1
0
0
0
1
1
0
1
0
1
1
0
0
0
0
1
1
0
1
1
0
1
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
1
1
0
1
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
1
1
1
1
0
1
0
1
1
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
1
1
0
1
0
0
0
0
0
1
1
1
0
0
1
0
0
0
1
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
1
1
1
0
1
0
1
0
13
23
11
18
7
1
14
13
23
11
18
7
1
14
436
710
354
536
238
27
428
1042
1042
1042
1042
1042
1042
1042
31372
31372
31372
31372
31372
31372
31372
0,59528 0,44134 0,37012 0,14363 0,42809 -0,056648 0,22369
Valid
Valid
Valid
Tidak
Valid
Tidak
Tidak
0,52778 0,52778 0,61111 0,22222 0,36111 0,63889 0,30556
0,47222 0,47222 0,38889 0,77778 0,63889 0,36111 0,69444
0,24923 0,24923 0,23765 0,17284 0,23071 0,23071 0,21219
0,5 0,19444 0,027778 0,38889
0,5 0,80556 0,972222 0,61111
0,25 0,15664 0,027006 0,23765
0,52778 0,52778 0,2222 0,6111 0,36111 0,63889
0,5 0,3056 0,3889 0,027778
sedang sedang sedang sedang
sukar sedang sedang sedang sedang
sukar
10
10
12
6
7
12
7
8
5
0
18
18
18
18
18
18
18
18
18
18
0,1944
sukar
8
18
9
9
10
2
6
11
4
10
2
1
6
18
18
18
18
18
18
18
18
18
18
18
0,05556 0,05556 0,11111 0,22222 0,05556 0,05556 0,16667 -0,11111 0,16667 -0,055556 0,11111
cukup
jelek
jelek
cukup
baik
baik
baik
jelek
baik
jelek
jelek
dipakai dipakai dipakai dipakai
dipakai
78
18
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
0
1
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
0
0
19
0
1
1
1
0
0
1
0
0
1
0
0
0
0
1
0
1
0
1
1
0
0
0
0
1
1
1
1
0
1
0
1
0
0
0
0
20
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
21
0
0
0
1
1
1
0
1
0
1
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
23
15
8
7
23
15
8
7
706
424
260
239
1042
1042
1042
1042
31372
31372
31372
31372
0,40147 -0,09873 0,32756 0,44019
Valid
Tidak
Valid
Valid
NOMOR BUTIR SOAL (X)
22
23
24
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
1
0
1
1
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
0
0
1
1
0
1
0
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
0
0
0
1
0
1
1
0
1
1
0
1
0
0
1
0
0
1
1
1
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
1
0
0
1
1
0
0
1
0
0
1
20
18
10
20
18
10
625
556
278
1042
1042
1042
31372
31372
31372
0,44427 0,33513 -0,12233
Valid
Valid
Tidak
0,63889 0,41667 0,22222 0,19444 0,55556
0,36111 0,58333 0,77778 0,80556 0,44444
0,23071 0,24306 0,17284 0,15664 0,24691
25
0
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
0
1
0
0
0
1
0
1
0
1
1
0
0
1
1
1
1
0
0
1
1
0
1
1
26
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
27
0
1
1
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
0
1
1
1
1
0
1
0
0
0
1
1
1
1
1
0
1
1
28
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
1
1
0
0
1
0
1
0
1
1
1
1
0
0
0
0
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
21
31
23
21
31
23
634
909
684
1042
1042
1042
31372
31372
31372
0,2541 0,16228 0,18218
Tidak
Tidak
Tidak
17
17
509
1042
31372
0,1625
Tidak
0,5 0,27778 0,58333 0,86111 0,63889 0,47222
0,5 0,72222 0,41667 0,13889 0,36111 0,52778
0,25 0,20062 0,24306 0,1196 0,23071 0,24923
0,63889 0,2222 0,4167 0,5833 0,55556
0,5 0,27778 0,1944 0,86111 0,63889 0,47222
sedang sedang sedang sedang sedang sedang mudah mudah mudah sedang sedang
13
7
4
7
11
11
2
10
14
11
6
18
18
18
18
18
18
18
18
18
18
18
10
8
4
0
9
7
8
11
17
12
11
18
18
18
18
18
18
18
18
18
18
18
0,16667 -0,05556
0 0,38889 0,11111 0,22222 -0,33333 -0,05556 -0,16667 -0,05556 -0,27778
baik
jelek
baik
cukup
baik
cukup
jelek
jelek
jelek
jelek
jelek
dipakai
dipakai dipakai dipakai dipakai
79
29
1
0
1
1
1
0
0
1
1
1
1
0
1
1
1
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
0
0
1
30
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
0
1
0
0
1
1
1
1
31
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
1
1
1
0
0
1
1
32
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
1
1
0
0
24
25
27
24
25
27
729
756
793
1042
1042
1042
31372
31372
31372
0,34869 0,33663 0,12715
Valid
Valid
Tidak
0,66667 0,69444
0,33333 0,30556
0,22222 0,21219
26
26
794
1042
31372
0,443
Valid
NOMOR BUTIR SOAL (X)
33
34
35
36
37
38
39
0
1
0
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
0
0
1
0
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
0
1
0
1
1
0
1
0
1
0
1
1
0
1
0
1
0
1
1
0
1
0
1
0
1
1
0
1
0
1
0
1
1
0
1
0
1
0
0
0
0
1
0
1
0
1
1
0
1
0
1
0
1
1
0
1
0
0
0
1
0
0
1
0
1
0
1
0
1
1
11
35
8
33
31
27
33
11
35
8
33
31
27
33
357
1023
263
974
929
821
956
1042
1042
1042
1042
1042
1042
1042
31372
31372
31372
31372
31372
31372
31372
0,4013 0,28971 0,36211 0,32623 0,43915 0,43673 0,01444
Valid
Tidak
Valid
Valid
Valid
Valid
Tidak
0,75 0,72222 0,30556 0,97222 0,22222 0,91667 0,86111
0,25 0,27778 0,69444 0,02778 0,77778 0,08333 0,13889
0,1875 0,20062 0,21219 0,02701 0,17284 0,07639 0,1196
0,66667 0,69444 0,3056
0,75 0,9722 0,3056
sukar
sedang sedang mudah mudah sedang
11
13
14
14
10
18
18
18
18
18
18
18
0,75 0,91667
0,25 0,08333
0,1875 0,07639
0,9167 0,91667 0,86111
0,75 0,2222
sukar mudah
sukar mudah mudah
7
16
16
18
17
18
18
18
18
18
13
12
13
12
1
17
1
17
15
9
16
18
18
18
18
18
18
18
18
18
18
18
-0,11111 0,05556 0,05556 0,11111
0,5 0,05556 0,33333 -0,05556 0,05556
0,5 0,05556
baik
baik
jelek
baik
baik
jelek
cukup
baik
baik
baik
jelek
dipakai dipakai
dipakai dipakai
dipakai dipakai dipakai dipakai
80
40
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
1
0
1
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
41
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
42
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
43
1
0
1
0
1
1
1
1
0
0
1
0
0
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
9
30
31
17
9
30
31
17
295
898
896
535
1042
1042
1042
1042
31372
31372
31372
31372
0,38145 0,38111 -0,01769 0,41184
Valid
Valid
Tidak
Valid
NOMOR BUTIR SOAL (X)
44
45
46
47
48
49
50
1
1
1
1
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
0
1
0
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
17
35
35
30
32
30
34
17
35
35
30
32
30
34
511
1026
1008
866
950
909
992
1042
1042
1042
1042
1042
1042
1042
31372
31372
31372
31372
31372
31372
31372
0,18168 0,37711 -0,14728 -0,02998 0,36223 0,52242 0,16489
Tidak
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Tidak
0,25 0,83333 0,86111 0,47222 0,47222 0,97222 0,97222 0,83333 0,88889 0,83333 0,94444
0,75 0,16667 0,13889 0,52778 0,52778 0,02778 0,02778 0,16667 0,11111 0,16667 0,05556
0,1875 0,13889 0,1196 0,24923 0,24923 0,02701 0,02701 0,13889 0,09877 0,13889 0,05247
0,8611 0,83333 0,2222 0,47222 0,47222 0,97222 0,97222 0,83333 0,88889 0,83333 0,94444
sukar mudah mudah sedang sedang mudah mudah mudah mudah
sukar mudah
3
18
15
10
9
18
17
15
17
15
18
18
18
18
18
18
18
18
18
18
18
18
6
12
16
7
8
17
18
15
15
15
16
18
18
18
18
18
18
18
18
18
18
18
-0,16667 0,33333 -0,05556 0,16667 0,05556 0,05556 -0,05556
0 0,11111
0 0,11111
baik
cukup
jelek
baik
jelek
cukup
baik
baik
cukup
cukup
jelek
dipakai dipakai
dipakai
dipakai dipakai dipakai dipakai dipakai
81
Y
21
25
30
36
30
28
33
39
34
29
43
31
34
38
24
26
29
25
32
38
31
30
25
25
23
35
25
25
31
24
24
16
32
25
19
27
1042
Y
2
441
625
900
1296
900
784
1089
1521
1156
841
1849
961
1156
1444
576
676
841
625
1024
1444
961
900
625
625
529
1225
625
625
961
576
576
256
1024
625
361
729
31372
XY
4
2
Y Y
Y Y
-7,16216
-3,16216
1,83784
7,83784
1,83784
-0,16216
4,83784
10,8378
5,83784
0,83784
14,8378
2,83784
5,83784
9,83784
-4,16216
-2,16216
0,83784
-3,16216
3,83784
9,83784
2,83784
1,83784
-3,16216
-3,16216
-5,16216
6,83784
-3,16216
-3,16216
2,83784
-4,16216
-4,16216
-12,1622
3,83784
-3,16216
-9,16216
-1,16216
28,16
51,2966
9,99927
3,37765
61,4317
3,37765
0,0263
23,4047
117,459
34,0804
0,70197
220,161
8,05332
34,0804
96,7831
17,3236
4,67495
0,70197
9,99927
14,729
96,7831
8,05332
3,37765
9,99927
9,99927
26,6479
46,756
9,99927
9,99927
8,05332
17,3236
17,3236
147,918
14,729
9,99927
83,9452
1,35062
1233,92
1
2
21
25
30
36
30
28
33
39
34
29
43
31
34
38
24
26
29
25
32
38
31
30
0
25
0
35
25
0
31
24
24
0
32
25
19
0
926
3
0
0
0
36
0
28
0
39
0
29
43
31
34
38
0
26
0
0
0
38
0
0
0
0
0
35
0
0
0
24
0
0
0
25
0
27
453
21
25
0
36
0
28
0
39
34
0
43
31
0
0
24
0
0
0
0
38
0
0
0
25
0
35
0
0
31
0
0
0
32
0
0
0
442
21
0
30
36
30
28
0
39
34
29
43
31
34
38
24
26
29
25
0
38
0
0
0
0
0
35
25
25
31
24
24
16
32
25
19
27
818
5
6
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
38
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
38
7
0
0
30
36
30
28
33
39
34
29
43
31
34
38
0
26
0
0
32
38
31
30
25
0
0
35
0
25
31
24
0
0
32
25
19
27
805
0
0
30
0
0
0
33
39
34
0
43
31
34
38
0
26
29
0
32
0
31
30
0
0
0
35
0
0
31
0
0
16
32
25
19
0
588
82
8
9
21
25
0
0
30
28
33
0
0
29
43
31
0
38
0
0
29
0
32
38
0
0
0
0
0
0
0
0
31
24
24
16
32
25
0
27
556
10
0
25
0
0
30
28
33
0
0
0
43
31
34
38
24
26
29
25
32
38
0
0
25
25
23
0
0
0
31
0
24
0
32
25
0
27
648
0
0
0
36
0
0
33
39
0
0
43
0
0
38
0
0
0
25
0
0
0
0
0
25
0
0
25
0
0
0
0
0
0
0
0
0
264
11
0
0
0
36
0
0
0
39
34
0
43
0
34
38
0
0
29
0
32
38
31
30
0
25
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
27
436
12
0
25
30
36
30
28
33
39
34
29
43
0
34
0
0
0
29
0
32
38
31
30
0
25
0
0
25
25
31
0
24
0
32
0
0
27
710
XY
13
0
0
0
0
30
0
33
39
0
29
43
31
0
38
0
0
0
0
32
0
0
0
25
0
23
0
0
0
31
0
0
0
0
0
0
0
354
14
0
0
0
36
0
0
0
0
34
0
43
31
0
38
0
26
29
25
32
0
0
0
25
25
23
35
0
25
31
0
0
0
32
0
19
27
536
15
0
0
0
36
0
0
0
39
0
0
43
0
0
38
24
0
0
0
0
0
0
0
0
0
23
35
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
238
16
17
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
27
27
0
0
30
0
0
0
33
0
34
0
43
31
0
38
24
0
29
0
32
0
31
0
0
0
0
35
0
0
0
0
24
0
0
25
19
0
428
18
0
25
30
36
30
28
0
39
34
29
43
31
34
38
0
26
0
0
0
38
0
0
25
0
23
35
25
25
31
24
0
0
32
25
0
0
706
83
19
0
25
30
36
0
0
33
0
0
29
0
0
0
0
24
0
29
0
32
38
0
0
0
0
23
35
25
25
0
24
0
16
0
0
0
0
424
20
0
0
0
36
30
0
0
0
0
0
0
0
34
38
0
0
0
0
0
0
31
0
0
0
0
35
0
0
0
0
24
0
32
0
0
0
260
21
0
0
0
36
30
28
0
39
0
29
43
0
34
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
239
22
0
0
0
0
0
0
33
39
34
0
43
31
34
38
24
26
29
25
32
38
31
30
0
25
23
35
0
0
31
0
24
0
0
0
0
0
625
23
21
0
30
0
0
0
0
39
34
0
43
31
34
38
24
26
0
25
0
38
31
30
0
0
0
0
0
0
31
0
24
0
32
25
0
0
556
XY
24
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
43
31
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
25
23
35
25
25
0
0
0
0
0
25
19
27
278
25
0
25
30
36
0
28
33
39
34
0
43
0
0
38
0
0
0
25
0
38
0
30
25
0
0
35
25
25
31
0
0
16
32
0
19
27
634
26
21
25
0
36
0
28
33
39
34
29
43
31
34
38
0
0
29
25
32
38
31
30
25
25
0
35
25
25
31
24
24
16
32
25
19
27
909
27
0
25
30
36
0
0
0
39
34
29
43
31
34
38
0
0
0
25
0
38
31
30
25
0
23
0
0
0
31
24
24
16
32
0
19
27
684
28
0
0
0
36
0
0
0
0
34
0
43
31
0
0
24
0
29
0
32
38
31
30
0
0
0
0
25
25
31
0
0
16
32
25
0
27
509
29
21
0
30
36
30
0
0
39
34
29
43
0
34
38
24
0
0
0
0
38
31
30
25
25
23
35
25
25
31
0
24
0
32
0
0
27
729
84
30
21
0
30
36
30
0
33
39
0
29
43
0
34
38
0
26
29
25
32
38
31
30
0
0
0
35
25
25
0
24
0
0
32
25
19
27
756
31
0
25
30
36
30
28
33
39
34
29
43
0
34
38
0
26
29
0
32
38
31
30
25
25
23
0
0
25
0
24
24
16
0
0
19
27
793
32
0
25
30
36
30
28
33
39
34
29
43
31
34
38
24
0
0
0
32
0
31
30
25
25
0
35
25
25
31
24
0
0
32
25
0
0
794
33
0
0
30
36
0
0
33
39
34
0
0
0
34
38
24
26
0
25
0
38
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
357
34
21
25
30
36
30
28
33
39
34
29
43
31
34
38
24
26
29
25
32
38
31
30
25
25
23
35
25
25
31
24
24
16
32
25
0
27
1023
XY
35
0
0
30
0
30
0
33
39
34
0
0
0
34
0
0
0
0
25
0
38
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
263
36
21
25
30
36
30
0
33
39
34
29
43
31
34
38
0
26
29
25
32
38
31
30
25
25
23
35
25
25
31
24
24
0
32
25
19
27
974
37
21
25
30
36
30
28
33
39
34
29
43
31
34
38
24
0
29
0
32
38
31
30
25
25
23
35
25
25
31
24
24
0
32
25
0
0
929
38
21
25
30
36
30
28
33
39
34
29
43
31
34
38
24
26
29
25
32
38
31
30
25
25
23
35
0
0
0
0
0
0
0
0
0
27
821
39
21
25
30
36
30
28
33
39
34
29
43
31
34
38
24
26
0
25
0
38
31
30
25
0
23
35
25
25
31
24
24
16
32
25
19
27
956
40
0
0
0
0
0
0
33
0
34
0
43
0
0
0
0
0
0
0
32
38
0
30
0
25
0
35
25
0
0
0
0
0
0
0
0
0
295
85
XY
41
21
25
30
36
30
28
33
39
34
29
43
31
34
38
24
26
29
25
32
38
31
30
0
0
0
35
25
25
31
24
24
16
32
0
0
0
898
42
21
25
0
36
30
28
33
39
34
29
43
31
0
0
24
26
29
25
32
38
31
30
25
0
23
35
25
25
31
24
24
16
32
25
0
27
896
43
21
0
30
0
30
28
33
39
0
0
43
0
0
38
0
26
29
0
32
38
31
0
25
0
0
35
0
0
0
0
0
0
32
25
0
0
535
44
21
0
30
36
30
28
0
39
0
0
0
0
34
0
0
0
29
25
32
38
31
30
25
25
23
35
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
511
45
46
21
25
30
36
30
28
33
39
34
29
43
31
34
38
24
26
29
25
32
38
31
30
25
25
23
35
25
25
31
24
24
0
32
25
19
27
1026
21
25
30
36
30
28
33
39
0
29
43
31
34
38
24
26
29
25
32
38
31
30
25
25
23
35
25
25
31
24
24
16
32
25
19
27
1008
47
21
25
0
0
30
28
33
39
34
29
43
0
34
38
24
26
29
25
32
0
31
30
25
25
23
35
25
25
31
24
24
0
32
0
19
27
866
48
0
25
30
36
30
28
33
39
34
29
43
31
34
38
24
26
29
25
32
38
31
30
25
25
23
35
25
25
31
24
24
16
32
0
0
0
950
49
0
25
30
36
30
28
33
39
34
29
43
31
34
38
0
26
29
0
32
38
31
30
25
25
0
35
25
25
31
24
0
0
32
25
19
27
909
50
21
25
30
36
30
28
33
39
34
29
43
31
34
38
24
26
29
25
32
38
31
30
25
25
23
35
0
0
31
24
24
16
32
25
19
27
992
441
625
900
1296
900
784
1089
1521
1156
841
1849
961
1156
1444
576
676
841
625
1024
1444
961
900
625
625
529
1225
625
625
961
576
576
256
1024
625
361
729
31372
86
Lampiran 7.
Soal Evaluasi Keanekaragaman Hayati
Sekolah
: SMA Negeri 1 Jekulo Kudus
Mata pelajaran : Biologi
Semester
: Gasal 2012/2013
Petunjuk
:
a. Pilihlah jawaban yang paling benar dengan cara memberikan tanda silang (X)
pada lembar jawab yang tersedia !
b. Kerjakan dengan jujur!
1. Keanekaragaman hayati dapat dibedakan menjadi tiga tingkat yaitu... .
a. Keanekaragaman gen, keanekaragaman jenis, keanekaragaman tumbuhan
b. Keanekaragaman gen, keanekaragaman jenis, keanekaragaman ekosistem
c. Keanekaragaman jenis, keanekaragaman ekosistem, keanekaragaman hewan
d. Keanekaragaman gen, keanekaragaman tumbuhan, keanekaragaman hewan
e. Keanekaragaman tumbuhan, keanekaragaman hewan, keanekaragaman jenis
2. Yang dimaksud dengan keanekaragaman hayati pada tingkat gen adalah...
a. Variasi susunan gen dalam satu jenis atau spesies yang sama
b. Faktor pembawa sifat yang menentukan sifat makhluk hidup
c. Perpaduan antara genotipe dengan lingkungan
d.Variasi atau perbedaan berbagai makhluk hidup di suatu habitat
e. Keanekaragaman yang muncul akibat adanya interaksi antara faktor biotik dan
abiotik.
3. Jika antar varietas pada satu jenis yang sama melakukan perkawinan secara alami,
maka akan menghasilkan keturunan yang...
c. Steril
c. Berbeda dengan induknya
e. Tidak ada keturunan
d. Fertil
d. Sama dengan varietas yang lain
4. Keanekaragaman gen dalam satu spesies yang sama terjadi antara ….
a. bunga mawar, bunga krisan, dan bunga matahari
b. ikan mas, ikan lele, dan ikan gurame
c. burung kakaktua raja, burung nuri, dan burung kakaktua jambul kuning
d. burung merpati hitam, burung merpati putih, dan burung merpati abu-abu
e. ular sanca, ular sendok, dan ular hijau
87
5.
Kucing lokal berwarna kembang telon (tiga warna) yang dikawinkan dengan
kucing lokal berwarna hitam menghasilkan beberapa keturunan dengan warna
yang berbeda. Pernyataan yang tepat untuk keadaan tersebut adalah….
a. Kedua kucing tersebut berbeda varietasnya tetapi masih satu jenis
b. Kedua kucing tersebut sama varietasnya dan termasuk jenis yang sama
c. Kedua kucing tersebut termasuk ke dalam jenis yang berbeda
d. Kedua kucing tersebut termasuk ke dalam genus yang berbeda
e. Apabila dikawinkan maka akan menghasilkan keturunan yang steril
Perhatikan hasil observasi pasar berikut ini (untuk soal no. 10 – 14)!
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di pasar, satu kelompok siswa
menemukan kondisi sebagai berikut :
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
6.
7.
8.
Penjual buah I menjual mangga kweni dan mangga golek.
Penjual buah II menjual jeruk keprok, jeruk bali dan jeruk buah.
Penjual buah III menjual pisang ambon, dan pisang batu.
Penjual beras menjual jenis beras rojolele, menthik wangi dan beras ketan
Pedagang ayam menjual ayam kate dan ayam kampung.
Pedagang burung menjual burung parkit dengan berbagai macam warna.
Banyak penjual ikan di antaranya penjual ikan lele, ikan mujair, ikan koi.
Penjual ikan hias menjual ikan cupang merah ekor panjang dan ekor pendek.
Pedagang sembako I menjual berbagai cabe antara lain cabai rawit hijau dan
cabai rawit merah.
10) Pedagang sembako II menjual bawang merah dan bawang putih.
Manakah dari hasil observasi di atas yang termasuk keanekaragaman gen?
a. 1,2 dan 3
c. 4,6 dan 9
e. 5,6 dan 9
b. 2,5 dan 7
d. 6,8 dan 10
Pisang ambon dan pisang batu yang dijual termasuk keanekaragaman hayati pada
tingkat...
a. Keanekaragaman gen
b. Keanekaragaman jenis
c. Keanekaragaman ekosistem
d. Keanekaragaman komunitas
e. Keanekaragaman bioma
Bawang merah dan bawang putih yang dijual pedagang sembako termasuk
keanekaragaman hayati pada tingkat...
a. Keanekaragaman gen
b. Keanekaragaman jenis
88
9.
c. Keanekaragaman ekosistem
d. Keanekaragaman komunitas
e. Keanekaragaman bioma
Seorang siswa yang melakukan pengamatan di taman sekolah menemukan
tanaman Mussaenda phylippica. Fenotipe yang tampak jelas perbedaannya dan
dapat diamati oleh siswa tersebut adalah...
a. warna daun pemikat
b. bentuk daun pemikat
c. ukuran daun pemikat
d. warna daun utama
e. warna batang
10. Dalam klasifikasi, jeruk bali (Citrus maxima), jeruk nipis (Citrus aurantifolia) dan
jeruk keprok (Citrus nobilis) termasuk dalam satu takson, yaitu pada tingkat …
c. Spesies
c. Ordo
e. Famili
d. Genus
d. Kelas
11. Keanekaragaman jenis dapat ditunjukkan pada variasi-variasi tumbuhan berikut...
a. Mawar merah – mawar putih
b. Melati berbatang tinggi – melati berbatang tinggi
c. Asam jawa rasa manis – asam jawa rasa masam
d. Puring berdaun panjang – puring berdaun sempit
e. Ayam kampung hitam – merpati putih
12. Pada tumbuhan berikut, yang merupakan tumbuhan endemik Indonesia adalah …
a. Hibiscus rosasinensis
b. Rafflesia arnoldii
c. Oryza sativa
d. Morinda citrifolia
e. Solanum tuberosum
13. Makhluk hidup yang dikelompokan dalam jenis sama jika ….
a. mempunyai makanan yang sama
b. mempunyai ciri morfologi yang berbeda
c. tinggal di habitat yang sama
d. tidak dapat menghasilkan keturunan jika terjadi perkawinan
e. hasil perkawinannya adalah keturunan yang fertil
14. Dari hasil observasi pasar yang ditunjukkan pada soal nomor 9 – 14, manakah
yang termasuk keanekaragaman hayati tingkat jenis ?
89
a. Beras rojolele, menthik wangi dan PB
b. Burung parkit dengan berbagai macam warna
c. Jeruk keprok, jeruk bali dan jeruk buah
d. Ikan cupang merah ekor panjang dan ekor pendek
e. Cabai rawit hijau dan cabai rawit merah
15. Bawang merah dan bawang putih termasuk keanekaragaman jenis karena...
a. bawang merah dan bawang putih sama jenis dan sama genusnya
b. bawang merah dan bawang putih berbeda jenis tapi sama genusnya
c. bawang merah dan bawang putih sama varietas dan sama jenisnya
d. bawang merah dan bawang putih berbeda varietas tetapi sama jenisnya
e. bawang merah dan bawang putih berbeda jenis dan berbeda genusnya
16. Pada pengamatan keanekaragaman tingkat jenis di kebun, seorang siswa
menemukan perbedaan pada tempat yang ada di bawah pohon besar dan yang
tidak ternaungi pohon besar. Perbedaannya adalah pada tempat yang ternaung
pohon besar, tumbuhan nampak banyak dan beragam, sedangkan pada tempat
yang tidak ternaung, tumbuhan sedikit dan seragam. Hal ini disebabkan faktor
abiotik yaitu...
c. Air
c. Cahaya
e. Banyaknya konsumen tingkat I
d. Udara
d. Kelembapan udara
17. Saat melakukan pengamatan keanekaragaman tingkat jenis di taman sekolah,
siswa menemukan berbagai jenis tanaman. Berikut ini yang termasuk
keanekaragaman jenis adalah...
a. Puring berdaun panjang dan puring berdaun bulat telur
b. Bougenvile warna putih dan bougenvile warna merah kuning
c. Rumput teki dan rumput alang-alang
d. Bunga nusa indah warna putih dan bunga nusa indah warna merah muda
e. Mawar merah dan mawar putih
18. Pernyataan berikut yang benar ialah...
a. Keanekaragaman rumput di tempat yang teduh berbeda dengan
keanekaragaman rumput di tempat terbuka
b. Keanekaragaman hewan air di sepanjang aliran sungai sama
c. Keanekaragaman hayati di sebuah danau sama dengan keanekaragaman hayati
dari sungai yang mengalirinya
d. Keanekaragaman hewan laut di pantai manapun sama
e. Keanekaragaman spesies tidak ditentukan oleh kondisi lingkungan
90
19. Interaksi antar faktor apakah yang dapat menyebabkan munculnya
keanekaragaman hayati?
a. Abiotik - Gen
b. Biotik - Fenotipe
c. Gen - Fenotipe
d. Biotik - Abiotik
e. Gen - Lingkungan
20. Di Indonesia, terdapat bermacam ekosistem baik ekosistem darat maupun
ekosistem perairan. Ekosistem-ekosistem berikut ini yang secara alami saling
menopang satu sama lain secara langsung ialah...
a. Sawah dan hutan hujan tropis
b. Tundra dan hutan hujan tropis
c. Hutan bakau dan terumbu karang
d. Terumbu karang dan sungai
e. Hutan bakau dan sawah
21. Tingkat keanekaragaman hayati yang tinggi mengindikasikan ekosistem yang
stabil, karena...
a. Terjadi secara alami
b. Tidak ada interaksi faktor biotik dan abiotik
c. Dijaga oleh manusia
d. Tidak mungkin terjadi perubahan
e. Merupakan hasil interaksi antar organisme sehingga interaksi tersebut
seimbang
22. Jika salah satu populasi dari faktor biotik dihilangkan, hal yang akan terjadi
adalah...
a. ekosistem tetap stabil, karena masih ada faktor abiotik
b. terjadi perubahan pada populasi faktor biotik yang lain
c. tidak dapat membentuk habitat baru
d. faktor abiotik tetap akan bertahan
e. ekosistem menjadi lebih seimbang
23. Faktor abiotik yang sering muncul pada berbagai ekosistem antara lain...
a. cahaya, suhu dan air
b. cahaya, rumput dan air
c. cahaya, semut dan rumput
d. semut, rumput dan belalang
e. suhu, air dan belalang
24. Faktor biotik yang biasa di temukan di ekosistem padang rumput, kecuali....
91
c. Rumput
c. Mangrove
e. Banteng
d. Kijang
d. Harimau
Perhatikan hasil pengamatan di luar kelas berikut ini (untuk no. 41 – 45)!
Berdasarkan hasil pengamatan ekosistem di sawah, lapangan dan kebun, siswa
mencatat kondisi sebagai berikut :
7) Pada ekosistem sawah, ditemukan makhluk hidup antara lain padi, kodok,
tikus, belalang, dan ular.
8) Faktor abiotik yang mendukung kehidupan di ekosistem sawah antara lain
cahaya, air dan lumpur.
9) Pada ekosistem lapangan, ditemukan makhluk hidup antara lain rumput,
belalang, semut dan burung gereja.
10)
Faktor abiotik yang mendukung kehidupan di ekosistem lapangan antara
lain cahaya, air dan tanah yang padat.
11)
Pada ekosistem kebun liar, ditemukan makhluk hidup antara lain rumput
teki, alang-alang, tumbuh-tumbuhan liar, pohon mangga, pohon rambutan,
pohon beringin, semut, kodok, serangga dan ular.
12)
Faktor abiotik yang mendukung kehidupan di ekosistem kebun liar antara
lain cahaya dan kelembapan tanah.
25. Pada ekosistem sawah, bagaimanakah rantai makanan yang mungkin dapat
terbentuk?
a. padi  belalang  ular  kodok
b. padi  kodok  tikus  belalang
c. padi  belalang  kodok  ular
d. belalang  tikus  kodok  ular
e. kodok  belalang  tikus  padi
26. Pada ekosistem sawah, apabila populasi ular dimusnahkan, yang akan terjadi
adalah...
a. populasi padi akan meningkat
b. populasi belalang akan menurun
c. populasi kodok akan meningkat
d. populasi tikus akan menurun
e. populasi tikus akan meningkat
27. Apabila faktor abiotik ditiadakan dari semua ekosistem, hal yang akan terjadi
adalah...
a. ekosistem tetap stabil, karena masih ada faktor biotik
b. ekosistem tidak stabil, karena tidak terjadi interaksi antara kedua faktor
92
c. ekosistem seimbang, karena jumlah populasi faktor biotiknya sebanding
d. faktor biotik tetap akan bertahan karena saling bergantung satu sama lain
e. faktor biotik tetap akan bertahan karena ada campur tangan manusia
28. Manfaat yang diperoleh dalam mempelajari keanekaragaman hayati antara lain...
a. mengetahui manfaat setiap organisme bagi kehidupan manusia
b. memanfaatkan keanekaragaman hayati secara besar-besaran
c. dapat memelihara hewan yang dilindungi di rumah
d. menggunakan keanekaragaman hayati untuk kepentingan pribadi
e. menyerahkan pengelolaan keanekaragaman hayati bagi pihak asing
29. Fauna Indonesia yang bersifat endemis dan hanya ada di Papua adalah …
c. Tarsius
c. Orang utan
e. Siamang
d. Badak bercula satu
d. Burung cendrawasih
30. Kegiatan berikut yang merupakan contoh pelestarian keanekaragaman hayati
dalam kehidupan sehari-hari adalah ….
a. pembunuhan orang utan untuk pembukaan kebun kelapa sawit
b. memelihara hewan langka di rumah
c. pembukaan hutan untuk digunakan sebagai ladang
d. melakukan penebangan pohon secara ilegal
e. memanfaatkan hewan dan tumbuhan sebagai pangan dengan secukupnya
93
KUNCI JAWABAN
1.
B
16. C
2.
A
17. C
3.
B
18. A
4.
D
19. D
5.
A
20. E
6.
C
21. B
7.
B
22. A
8.
B
23. E
9.
A
24. c
10. B
25. E
11. E
26. B
12. B
27. A
13. E
28. D
14. C
29. C
15. B
30. E
94
Lampiran 8
ANALISIS DATA HASIL EVALUASI KELAS X-4
Hasil Pre-test
Hasil Post-test
No.
1
5
7,67
2
5,67
7,67
3
5
8,67
4
6,33
8,67
5
7
8
6
6,33
7,67
7
6
8
8
3,67
6,67
9
3,33
8
10
6,33
8,67
11
6
7,67
12
6,67
9,33
13
6,33
7,67
14
5,67
8,67
15
6,67
8,67
16
6
8,67
17
6
8,33
18
5,33
8
19
6,33
7,33
20
8
9,67
21
5
7,67
22
4,33
5,67
23
6,67
8,67
24
4
8,67
25
4,33
8
26
5,33
7
27
5,67
7,67
28
5,33
7,67
29
5,67
8,33
30
6,67
8,33
31
6,67
7,33
32
5,67
7,67
33
3,67
7,67
34
5,67
8,33
35
5
8,67
36
5,67
8,67
37
6
8,33
38
4,33
8
Rata-rata pre-test
Rata-rata post-test
5,614210526
8,053947368
95
ANALISIS DATA HASIL EVALUASI KELAS X-9
Hasil Pre-test
Hasil Post-test
No.
1
4
7,33
2
5,33
8,33
3
5,33
8
4
4,67
7,67
5
5,33
8
6
3,67
7,67
7
5,33
8
8
5
8
9
4
8,33
10
5,67
8
11
4
7,67
12
6,67
8,33
13
6,33
8
14
4,67
8,33
15
5
8,33
16
4,33
7
17
3,67
5,33
18
5
8
19
3
8
20
5,33
7,67
21
4,33
7
22
4,67
8,33
23
5,67
8
24
6,33
9,67
25
5,67
8,33
26
4,67
7,67
27
6
7,67
28
5
7,67
29
5,67
8
30
5,33
8,33
31
6,33
8
32
4
8,33
33
5
8
34
5,33
7,67
35
5
7,67
36
6,67
7,67
37
6,67
8
38
5,67
8,67
Rata-rata pre-test
Rata-rata post-test
5,114210526
7,912368421
96
ANALISIS DATA HASIL EVALUASI KELAS X-10
Hasil Pre-test
Hasil Post-test
No.
1
4,33
7,67
2
4,67
8,33
3
4,33
9,33
4
6,33
9
5
7
8,33
6
5
7,67
7
4,67
8
8
7,33
9
9
5,33
7,67
10
4
7,67
11
6
7,67
12
6,33
7,67
13
5
7,33
14
6
7,67
15
4,33
8
16
7,33
7,67
17
6,67
7,67
18
4,33
7,67
19
6
7,67
20
5,33
8
21
3,67
7,67
22
6,33
7,67
23
3,67
7,67
24
4,67
8
25
4,33
7,67
26
6,33
8,33
27
4,67
8,67
28
3,33
7,67
29
5,33
8
30
5
8
31
6
8
32
4,33
7,67
33
4,67
7,67
34
5,67
7,67
35
6,33
8,33
36
5,33
7
37
6,33
8,67
38
5,67
8
Rata-rata pre-test
Rata-rata post-test
5,315
7,948684211
97
Lampiran 9.
Penilaian Model Ekosistem Dua Dimensi
Kelas
X-4
X-9
X-10
Kelompok
1
2
3
4
5
6
1
2
3
4
5
6
1
2
3
4
5
6
Nilai Tugas
85
90
80
80
90
85
80
85
75
75
80
85
85
75
85
80
80
75
Nilai Presentasi
80
85
85
85
90
85
90
75
75
75
90
75
75
85
85
75
75
85
98
Lampiran 10.
LEMBAR JAWAB SOAL UJI COBA SISWA
99
Lampiran 11.
LEMBAR JAWAB SOAL PRE-TEST SISWA
100
Lampiran 12.
LEMBAR JAWAB SOAL POST-TEST SISWA
101
Lampiran 13.
LEMBAR JAWAB LKS
102
103
Lampiran 14.
Laporan Observasi Siswa
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
Lampiran 15.
Lembar Refleksi Siswa
115
Lampiran 16.
Lembar Observasi Aktivitas Siswa
116
117
118
Lampiran 17.
REKAPITULASI NILAI AKTIVITAS SISWA
Persentase aktivitas siswa (%)
X-4
X-9
X-10
No.
Pertemuan
ke -
1.
I
75
72,5
66,5
2.
II
85
75
65,5
3.
III
85
75
70
4.
IV
72,5
70
62,5
5.
V
82,5
70
65
Rata-rata
80
72,5
65,5
119
Lampiran 18.
Lembar Pengamatan Kinerja Guru
120
121
Lampiran 19.
Angket Keterlaksanaan Metode Pembelajaran
122
Lampiran 20.
Angket Keterlaksanaan Pendekatan CTL
123
Lampiran 21.
Angket Kepuasan Siswa Terhadap Pembelajaran
124
125
Lampiran 22.
Lembar Tanggapan Guru Terhadap Pembelajaran
126
127
Lampiran 23.
DOKUMENTASI
Siswa mengerjakan soal uji coba
LKS
Guru menjelaskan prosedur di
Siswa mengerjakan soal pre-test
kelompok
Siswa mengerjakan LKS secara
Guru menerangkan materi di dalam kelas
taman
Siswa melaksanakan kegiatan di
128
Siswa melaksanakan observasi di kebun
Guru menjelaskan prosedur di
LKS
Siswa melaksanakan kegiatan di taman
Siswa menuliskan hasil observasi
Siswa mengerjakan LKS di taman
Siswa berdiskusi mengerjakan
LKS
129
Siswa mempresentasikan hasil observasinya
di depan kelas
Siswa kelompok lain memberikan tanggapan
pada saat presentasi
Siswa mengerjakan soal post-test
130
Lampiran 24.
Surat Ijin Observasi
131
Lampiran 25.
Surat Ijin Penelitian
132
Lampiran 26.
Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian
Download