11 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Matematika sebagai bahasa simbol yang bersifat universal memegang peranan penting dalam perkembangan suatu teknologi. Matematika sangat erat hubungannya dengan kehidupan nyata. Banyak penyelesaian masalah-masalah kehidupan nyata membutuhkan metode-metode matematika. Persoalan yang muncul dalam bidang fisika matematika sering dapat diturunkan ke dalam suatu persamaan diferensial. Persamaan diferensial merupakan salah satu cabang matematika yang termasuk dalam kelompok analisis. Persamaan diferensial adalah suatu persamaan yang melibatkan satu atau lebih turunan fungsi yang belum diketahui, dan atau persamaan itu mungkin juga melibatkan fungsi itu sendiri dan konstanta. Persamaan ini diperkenalkan pertama kali oleh Leibniz pada tahun 1676. Persamaan diferensial seringkali muncul dalam model matematika yang mencoba menggambarkan keadaan kehidupan nyata. Banyak hukum-hukum alam dan hipotesa-hipotesa dapat diterjemahkan kedalam persamaan yang mengandung turunan melalui bahasa matematika. Sebagai contoh, turunanturunan dalam fisika muncul sebagai kecepatan dan percepatan sedangkan dalam geometri sebagai kemiringan. Persamaan diferensial dibedakan menjadi dua yaitu persamaan diferensial biasa(ordinary differential equation) dan persamaan diferensial parsial(partial differential equation). Persamaan diferensial biasa didefinisikan sebagai suatu persamaan yang mengandung satu atau lebih turunan biasa suatu fungsi yang tidak Universitas Sumatera Utara 12 diketahui dengan dua atau lebih peubah bebas. Sedangkan persamaan diferensial parsial didefinisikan sebagai suatu persamaan yang mengandung satu atau lebih turunan parsial suatu fungsi yang tidak diketahui dengan dua atau lebih peubah bebas. Persamaan diferensial Sturm-Liouville adalah persamaan diferensial biasa berorde dua yang diperkenalkan oleh ahli matematika Jacques C.F Sturm(1803-1855) dan Joseph Liouville (1809-1882). Persamaan diferensial ini dapat diselesaikan dengan menggunakan metode numerik. Sasaran akhir dari analisis numerik yang dilakukan dalam metode numerik adalah diperolehnya metode yang terbaik untuk memperoleh jawaban yang berguna dari persoalan matematika. Metode numerik yang digunakan untuk persamaan diferensial biasa dan merupakan metode yang akurat untuk sebagian besar kasus adalah metode RungeKutta. Namun metode ini memiliki orde suku lebih tinggi yang mengakibatkan perhitungan-perhitungan yang lebih rumit dan lebih mendalam walaupun hasilnya akan memiliki galat yang kecil. Karena perhitungannya yang rumit maka digunakan metode yang lain yaitu metode euler. Metode euler merupakan metode yang paling sederhana dan paling efisien (paling sedikit memerlukan step untuk mendapatkan hasil) tetapi memiliki galat yang besar. Pada penelitian ini akan ditentukan kriteria-kriteria yang harus dipenuhi dalam menyelesaikan persamaan diferensial Sturm-Liouville dengan menggunakan metode euler. 1.2 Masalah Penelitian Persamaan diferensial difokuskan pada penentuan penyelesaian dari persamaan diferensial. Ada banyak persamaan diferensial yang sulit diperoleh bentuk penyelesaiannya. Dalam hal ini, penyelesaian persamaan diferensial dengan menerapkan metode numerik tertentu. Universitas Sumatera Utara 13 Terdapat banyak metode untuk menyelesaikan persamaan diferensial. Hal yang terpenting adalah memperhitungkan ketelitian dari hasil yang diperoleh. Dengan demikian permasalahan dari penelitian ini adalah kriteria-kriteria apa saja yang harus dipenuhi dalam menyelesaikan persamaan diferensial Sturm-Liouville dengan menggunakan metode euler. 1.3 Tujuan Penelitian Secara umum tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan kriteria-kriteria yang harus dipenuhi dalam menyelesaian persamaan diferensial Sturm-Liouville dengan menggunakan metode Euler. 1.4 Manfaat penelitian Penelitian ini bermanfaat untuk membantu penyelesaian fungsi – fungsi rumit dalam hal persamaan differensial Sturm – Liouville yang dapat dimanfaatkan oleh para matematikawan dan fisikawan serta menambah literatur dalam bidang persamaan differensial orde dua yang dapat dimanfaatkan untuk menyelesaikan permasalahan di bidang matematika khususnya dan dalam bidang ilmu – ilmu lain secara umum. 1.5 Tinjauan Pustaka Penelitian untuk menyelesaikan persamaan diferensial Sturm-Liouville telah banyak dilakukan. Wilfred Kaplan (1981)menyelesaikan persamaan Sturm-Liouville untuk mencari fungsi dan nilai eigen. Fungsi dan nilai eigen dicari agar persamaan diferensial mempunyai solusi tidak nol sehingga memenuhi kondisi batas. Ciprian G. Gal(2005) menyelesaikan operator Sturm-Liouville dengan kondisi batas secara umum. Kondisi batas linear umum meliputi u ", u ', dan u dari batas {a,b}sehingga operator Sturm-Liouville dari {a,b}mempunyai perluasan self-adjoint khusus di sebuah ruang Hilbert. Universitas Sumatera Utara 14 Suatu persamaan differensial dapat dinyatakan sebagai berikut: dy = f (t , y ) dt y (a) = α a ≤ t ≤ b, (1.5.1) Metode Euler diturunkan dari deret Taylor. Deret Taylor dapat digunakan untuk menghasilkan deret sebagai penyelesaian dari suatu persamaan diferensial. Dalam beberapa hal ada kemungkinan menghasilkan deret yang lengkap dan dalam hal-hal lain tidak mungkin untuk memperoleh deret yang lengkap. Deret Taylor dapat digunakan dalam cara lain untuk memperoleh suatu hampiran dalam nilai penyelesaian dari suatu masalah nilai awal pada nilai-nilai dari x tertentu. Metode Euler dapat dipandang sebagai hampiran dari deret Taylor dengan menyertakan hanya dua suku pertama dari deret. Dalam hal umum, jika deret Taylor dihampiri oleh y ( x0 ) + y '( x0 )h + ... + y (l ) ( x0 ) l h l! (1.5.2) dikatakan bahwa hampiran itu adalah suatu hampiran Taylor orde l. Menurut ketentuan ini, metode Euler adalah hampiran Taylor orde 1. (Finizio & Ladas,1982) Misalnya, fungsi y (t ) adalah fungsi yang kontinu dan memiliki turunan dalam interval [a,b]. Maka dalam deret Taylor y (ti +1 ) = y (ti ) + (ti +1 − ti ) y '(ti ) + (ti +1 − ti ) 2 '' y (ξi ) 2 (1.5.3) karena h = (ti +1 − ti ) maka y (ti +1 ) = y (ti ) + hy '(ti ) + h 2 '' y (ξi ) 2 (1.5.4) dan karena y (t ) memenuhi persamaan diferensial (1.5.1), diperoleh y (ti +1 ) = y (ti ) + h dy h 2 '' (ti ) + y (ξi ) (1.5.5) 2 dt y (ti +1 ) = y (ti ) + hf (ti , y (ti )) + h 2 '' y (ξi ) 2 (1.5.6) Universitas Sumatera Utara 15 Metode Euler dibangun dengan pendekatan wi ≈ y (ti ) untuk i = 1, 2,3,..., n dengan mengabaikan suku terakhir yang terdapat pada persamaan (2). Jadi metode Euler dinyatakan sebagai w0 = α wi +1 = wi + hf (t i , wi ) (1.5.7) Dimana i = 0,1,2,..., n − 1. (Supriyanto,2006) 1.6 Metodologi Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.Melakukan studi dari buku, jurnal dan artikel di internet yang berhubungan dengan persamaan diferensial Sturm-Liouville dan Metode Euler. 2.Menyelesaikan persamaan diferensial orde dua dengan metode Euler 3.Menentukan langkah-langkah dalam menyelesaikan persamaan diferensial Sturm-Liouville 4.Menentukan kriteria-kriteria yang harus dipenuhi dalam menyelesaikan persamaan diferensial Sturm-Liouville dengan metode Euler. 5. Kesimpulan dari hasil penelitian. Universitas Sumatera Utara