pendesainan lks matematika interaktif model e

advertisement
PENDESAINAN
LKS
MATEMATIKA
INTERAKTIF
MODEL E-LEARNING BERBASIS WEB DI KELAS X
SMA NEGERI 3 PALEMBANG
Skripsi Oleh
FITRA MAYASARI
Nomor Induk Mahasiswa 06043131033
Program Studi Pendidikan Matematika
Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
2009
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan LKS interaktif berbasis web dan
mengetahui gambaran efektivitas penggunaan LKS Matematika Interaktif Model ELearning Berbasis Web oleh siswa Kelas X di SMA Negeri 3 Palembang. LKS
Interaktif berbasis web merupakan LKS yang disajikan dengan program komputer
dan didesain mampu memberikan umpan balik berdasarkan respon yang diberikan
siswa, kemudian disampaikan dengan menggunakan media web. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dan teknik pengumpulan data adalah
tes untuk melihat pencapaian hasil belajar. Hasil belajar yang didapat berupa nilai
latihan, tugas dan tes. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X.A yang
berjumlah 31 orang siswa. Dari analisis data hasil belajar menunjukkan untuk
indikator 1 terdapat 93,55% siswa telah mencapai KKM (efektif) dengan rata-rata
83,19 dan indikator 2 ada 74,19% siswa telah mencapai KKM (tidak efektif) dengan
rata-rata 76,14. Dari hasil tersebut mengidentifikasi bahwa penggunaan LKS interatif
berbasis web memiliki potensial efek pada pembelajaran matematika.
Kata Kunci: pendesainan, efektivitas, LKS, interaktif, website
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan
teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dan
mengembangkan daya pikir manusia. Mata pelajaran Matematika perlu diberikan
kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik
dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta
kemampuan bekerjasama (Depdiknas, 2006:387).
Dalam mempelajari matematika, siswa harus memahami dan aktif
membangun pengetahuan baru dari pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki
sebelumnya. National Council of Teachers of Matematics (2000) menggariskan
bahwa dalam mempelajari matematika siswa tidak hanya bergantung pada “apa” yang
diajarkan, tetapi juga bergantung pada “bagaimana” matematika itu diajarkan, atau
bagaimana siswa belajar
Pada dasarnya pembelajaran merupakan proses komunikasi antara guru dan
siswa. Proses komunikasi yang terjadi tidak selamanya berjalan dengan lancar,
bahkan proses komunikasi dapat menimbulkan salah pengertian, ataupun salah
konsep. Untuk itu guru harus mampu memberikan suatu alternatif pembelajaran bagi
siswa nya agar dapat memahami konsep-konsep yang telah diajarkan.
Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan salah satu alternatif sumber
pembelajaran yang tepat bagi siswa karena LKS membantu peserta didik untuk
menambah informasi tentang konsep yang dipelajari melalui kegiatan belajar secara
sistematis (Suyitno dalam Widiyanto, 2008:2). Berdasarkan hasil penelitian
Darusman (2008), penggunaan LKS pada materi perbandingan di SMP Negeri I
gelumbang dalam melatih kecakapan berpikir rasional tergolong efektif dalam proses
pembelajaran. Dengan proses belajar yang efektif, penggunaan LKS dalam
pembelajaran diharapkan dapat memberikan pengaruh positif dan kontribusi yang
1
cukup besar terhadap pencapaian prestasi belajar siswa. Selain itu dalam
penggunaannya, LKS dapat disesuaikan dengan kebutuhan siswa di kelas sehingga
mempermudah siswa dalam memahami materi yang sedang dipelajari dan juga dapat
membantu siswa dalam mengembangkan potensi diri sehingga siswa tidak merasa
takut dalam berhadapan dengan materi yang sedang dipelajari.
Widiyanto (2008:2) mengatakan, “Model pembelajaran matematika yang
efektif dan menarik adalah model pembelajaran yang memiliki nilai relevansi dengan
pencapaian daya matematika, memberi peluang untuk bangkitnya kreativitas, mampu
mengembangkan suasana belajar mandiri dan sejauh mungkin memanfaatkan
momentum kemajuan teknologi khususnya fungsi teknologi informasi. Berdasarkan
pendapat Widiyanto, keefektifan suatu model pembelajaran matematika adalah jika
pembelajaran yang dilakukan dapat membuat siswa menemukan dan mengembang
konsep yang dipelajari, membangkitkan kreativitas siswa dan mengarahkan siswa
untuk belajar secara mandiri. Ada banyak model pembelajaran yang telah
dikembangkan untuk dapat diterapkan oleh guru dalam mencapai tujuan tersebut.
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat,
telah muncul model pembelajaran yang memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi dalam pembelajaran yang disebut dengan e-learning. Thompson, dkk.
(2000) menyatakan, "E-learning is instructional content or learning experiences
delivered or enabled by electronic technology.". Sistem e-learning merupakan bentuk
implementasi pembelajaran yang memanfaatkan teknologi dan tidak dibatasi oleh
ruang dan waktu. Komputer merupakan salah satu teknologi informasi yang memiliki
potensi besar untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, khususnya dalam
pembelajaran matematika. Banyak hal abstrak atau imajinatif yang sulit dipikirkan
peserta didik, dapat dipresentasikan melalui simulasi komputer. Latihan dan
percobaan-percobaan eksploratif matematika dapat dilakukan peserta didik dengan
menggunakan program-program sederhana untuk penanaman dan penguatan konsep,
membuat pemodelan matematika, dan menyusun strategi dalam memecahkan
masalah.
Internet merupakan salah satu program yang memanfaatkan media
komputer. Penggunaan internet dalam dunia pendidikan menawarkan berbagai
kemudahan dan hasil yang menguntungkan bagi siswa dan juga guru. Ciri-ciri dan
keistimewaan internet sebagai media pengajaran yang kaya akan informasi, efektif,
fleksibel dan menarik menjadi sebab mengapa ia perlu dimanfaatkan. Selain itu
berdasarkan penelitian Akhirni (2006),
penerapan website
sebagai
media
pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran di kelas XI SMA Negeri I Inderalaya
mampu mengefisiensikan dan mengefektifkan kegiatan pembelajaran. Dengan
kegiatan pembelajaran yang efektif dan efisien, diharapkan penggunaan LKS berbasis
web dapat membuat pembelajaran yang dilakukan berhasil, keberhasilan ini dapat
dilihat dari ketuntasan hasil belajar siswa.
Sejauh ini, sepengetahuan penulis belum ada penelitian yang menggunakan
web sebagai media penyampaian LKS kepada siswa dalam mata pelajaran
matematika padahal teknologi informasi selalu berkembang setiap hari dan
hendaknya model serta media yang digunakan dalam pembelajaran memanfaatkan
teknologi yang terus berkembang tersebut. Digunakannya Web sebagai media
penyampaian LKS kepada siswa adalah karena web mempunyai jaringan luas dan
akan memberikan kesempatan lebih luas kepada siswa untuk memilih waktu, tempat
dan mendapatkan informasi yang lebih banyak tentang materi yang sedang ia pelajari.
Selain itu siswa juga dapat mengatur kecepatan belajarnya, mereka dapat mengulang
beberapa kali sampai benar-benar menguasai/memahami materi tersebut. LKS ini
juga dapat diperbaharaui sewaktu-waktu agar menjadi lebih baik dan relevan dengan
perkembangan jaman. Berdasarkan hasil observasi, SMA N 3 Palembang telah
memiliki fasilitas sumber belajar berbasis TIK seperti Ruang Multimedia dan
Laboratorium Komputer yang terkoneksi dengan internet. Pembelajaran matematika
di Ruang multimedia telah pernah diterapkan seperti penggunaan CD pembelajaran
dan pemaparan materi dengan software komputer, dimana hasil belajar yang
didapatkan tergolong cukup baik. Tetapi pemanfaatan internet sebagai sumber
ataupun media belajar belum pernah dicobakan, padahal selain laboratorium
komputer yang terkoneksi dengan internet sekolah juga telah memiliki hotspot
(jaringan internet) internal sehingga guru dan siswa dapat menggunakan internet
secara gratis.
Oleh karena itu, maka penulis tertarik untuk mendesain LKS interaktif yang
menggunakan web sebagai media penyampaiannya dan mencobakan LKS interaktif
berbasis web yang didesain untuk melihat efektivitas pembelajaran tersebut. Serta
mengadakan peneltian dengan judul “Pendesainan LKS Matematika Interaktif
Model E-Learning Berbasis Web Di Kelas X SMA Negeri 3 Palembang “.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
bagaimana mendesain LKS interaktif berbasis web dan gambaran efektivitas
penggunaan LKS matematika interaktif berbasis web oleh siswa Kelas X di SMA
Negeri 3 Palembang?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka penelitian ini bertujuan untuk
menghasilkan LKS interaktif berbasis web dan mengetahui gambaran efektivitas
penggunaan LKS Matematika Interaktif Model E-Learning Berbasis Web oleh siswa
Kelas X di SMA Negeri 3 Palembang.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi :
1. Guru mata pelajaran matematika sebagai informasi model LKS berbasis web
yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran matematika ,
2. Peneliti, dapat menambah pengetahuan/pengalaman sebagai bekal untuk
menjadi seorang guru yang profesional.
3. Sekolah, dalam mengoptimalkan sarana dan prasarana di sekolah yang dapat
menunjang proses pembelajaran.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Lembar Kerja Siswa (LKS)
2.1.1 Pengertian LKS
Sumber belajar adalah merupakan bahan/materi untuk menambah ilmu
pengetahuan yang mengandung hal-hal baru bagi si pelajar. Ardiwinata (dalam
Djamarah, 1995:49) berpendapat bahwa sumber-sumber belajar itu dapat berasal dari
manusia, buku/perpustakaan, media massa, alam lingkungan dan media pendidikan.
Dengan demikian, LKS dapat dikategorikan sebagai salah satu sumber belajar yang
dapat digunakan siswa.
Depdiknas (dalam Darusman, 2008:17) menyatakan bahwa LKS adalah
lembaran yang berisikan pedoman bagi siswa untuk melaksanakan kegiatan yang
terprogram. Sedangkan Shadiq (dalam Andayani, 2005:9) mendefinisikan LKS
sebagai lembaran duplikat yang dibagikan guru kepada siswa di suatu kelas untuk
melakukan kegiatan atau aktivitas belajar mengajar. Lembaran ini berisi petunjuk,
tuntunan pertanyaan dan pengertian agar siswa dapat mempeluas serta memperdalam
pemahamannya terhadap materi yang dipelajari.
Sehingga dapat dikatakan bahwa LKS merupakan salah satu sumber belajar
yang berbentuk lembaran yang berisikan materi secara singkat, tujuan pembelajaran,
petunjuk mengerjakan pertanyan-pertanyaan dan sejumlah pertanyaan yang harus
dijawab siswa.
2.2.2 Jenis-Jenis LKS
Menurut Sadiq (dalam Widiyanto, 2008:14) LKS dapat dikategorikan menjadi
2 yaitu sebagai berikut:
1. Lembar Kerja Siswa Tak Berstruktur.
Lembar kerja siswa tak berstruktur adalah lembaran yang berisi sarana untuk
materi pelajaran, sebagai alat bantu kegiatan peserta didik yang dipakai untuk
menyampaikan pelajaran. LKS merupakan alat bantu mengajar yang dapat
dipakai untuk mempercepat pembelajaran, memberi dorongan belajar pada
5
tiap individu, berisi sedikit petunjuk, tertulis atau lisan untuk mengarahkan
kerja pada peserta didik.
2. Lembar Kerja Siswa Berstruktur.
Lembar kerja siswa berstruktur memuat informasi, contoh dan tugas-tugas.
LKS ini dirancang untuk membimbing peserta didik dalam satu program kerja
atau mata pelajaran, dengan sedikit atau sama sekali tanpa bantuan
pembimbing untuk mencapai sasaran pembelajaran. Pada LKS telah disusun
petunjuk dan pengarahannya, LKS ini tidak dapat menggantikan peran guru
dalam kelas. Guru tetap mengawasi kelas, memberi semangat dan dorongan
belajar dan memberi bimbingan pada setiap siswa.
Dalam penelitian ini, LKS yang dibuat menjadi LKS interaktif berbasis web
adalah tipe berstruktur karena LKS ini diharapkan dapat dimanfaatkan siswa sebagai
sumber belajar dengan atau tanpa bimbingan guru dalam mencapai tujuan
pembelajaran tapi bukan berarti peran guru digantikan melainkan guru sebagai
pengawas dan motivator, dimana hal ini sesuai dengan sifat LKS berstruktur.
2.2.3 Kegunaan dan Penyusunan LKS
Menurut Tim Instruktur PKG (dalam Andayani, 2005:10), kegunaan LKS
dalam pengajaran matematika adalah :
1. Merupakan alternatif bagi guru untuk mengarahkan pengajaran atau
memperkenalkan suatu kegiatan tertentu sebagai variasi belajar
mengajar
2. Dapat mempercepat pengajaran dan mempersingkat waktu penyajian
materi pelajaran sebab LKS ini dapat disiapkan diluar jam pelajaran
3. Memudahkan penyelesaian tugas perorangan, kelompok, atau klasikal
karena tidak setiap peserta didik dapat memahami persoalan itu pada
keadaan bersamaan
4. Mengoptimalkan penggunaan alat bantu pengajaran yang terbatas
5. Membangkitkan minat belajar peserta didik jika LKS disusun secara
menarik
Langkah-langkah menyusun LKS adalah sebagai berikut :
 Analisis kurikulum pada materi yang akan dibuatkan LKS
 Menyusun peta kebutuhan LKS
 Menentukan judul-judul LKS
 Penulisan LKS
 Rumusan kompetensi dasar LKS diturunkan dari buku pedoman
khusus pengembangan silabus
 Menentukan alat penilaian
 Menyusun materi
(Abadi, Hartono, Junaedi dalam Widiyanto, 2008:4)
Untuk membuat atau menentukan sebuah LKS buatan guru yang baik, ada
beberapa petunjuk yang harus diperhatikan. Jones (dalam Andayani, 2005:9)
menyatakan LKS yang baik untuk diberikan kepada peserta didik, haruslah:






Dapat menampung keragaman kemampuan siswa di kelas
Bahasanya cukup dimengerti (Tidak terlalu sulit)
Format dan gambar harus jelas (mudah dipahami)
Mempunyai tujuan yang jelas
Memiliki isian yang memerlukan pemikiran dan pemprosesan
infromasi
Tetap memiliki gambaran umum (global disamping gambaran detail)
LKS memiliki keunggulan, seperti yang dikatakan oleh Hartati (2003) sebagai
berikut:
1. Membantu siswa untuk mengembangkan, memperbanyak kesiapan
2. Siswa memperoleh pengetahuan yang bersifat sangat pribadi/individual
sehingga dapat kokoh/mendalam tertinggal di dalam jiwa tersebut
3. Dapat membangkitkan kegairahan belajar siswa
4. Mampu mengarahkan cara belajar siswa, sehingga lebih memiliki motivasi
yang kuat untuk belajar giat
5. Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkembang dan maju
sesuai dengan kemampuan masing-masing
Sehingga dapat disimpulkan bahwa, jika LKS disusun dengan baik seperti
langkah-langkah diatas maka dalam penggunaannya LKS dapat
membuat
pembelajaran yang dilakukan berhasil karena LKS dapat mengarahkan siswa untuk
menemukan dan mengembangkan konsep sendiri dengan atau tanpa bantuan guru dan
juga membangkitkan minat belajar siswa.
2.2. LKS Interaktif Berbasis Web
2.2.1 LKS Interaktif
Multimedia adalah media yang menggabungkan dua unsur atau lebih media
yang terdiri dari teks, grafis, gambar, foto, audio, video dan animasi. Multimedia
terbagi menjadi dua kategori, yaitu multimedia linear yang tidak dilengkapi dengan
alat pengontrol untuk dioperasikan pengguna sehingga berjalan berurutan dan
multimedia interaktif yang dilengkapi dengan alat pengontrol untuk dioperasikan
pengguna sehingga pengguna dapat memilih apa yang dikehendaki untuk proses
selanjutnya dengan bantuan komputer, mouse dan lain-lain (Wirasamodra, 2008:1).
Salah satu format sajian multimedia dalam pembelajaran adalah tutorial dan
latihan dimana multimedia digunakan sebagai sumber belajar dan melatih
keterampilan siswa dalam penguasaan materi yang sudah diberikan sebelumnya.
Program komputer yang dibuat menyediakan/memberikan beberapa informasi/teori
(disajikan dengan teks, gambar, baik diam atau bergerak dan grafik) dan latihanlatihan sehingga siswa dapat mempelajarinya, memberikan respon atau tanggapan
jika terdapat pertanyaan yang perlu dijawab siswa dan kemudian komputer kembali
merespon/mengevaluasi terhadap jawaban siswa ataupun memberikan tambahn
infromasi baru (Wijaya, 2004:3).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa LKS interaktif adalah LKS yang disajikan
dengan program komputer dan didesain mampu memberikan umpan balik
berdasarkan respon yang diberikan siswa.
2.2.2 LKS Interaktif Berbasis Web
Menurut Gora S (2005:14), web adalah sebuah jaringan global dari jutaan
halaman informasi yang berisi teks, gambar, dan link ke halaman lain yang menjadi
bagian informasi. Sedangkan Madcom (dalam Akhirni, 2007:9) mengatakan bahwa
website atau situs web adalah media yang digunakan untuk menampung data teks,
gambar animasi dan suara, yang pada umumnya ditampilkan di internet dan dapat
diakses oleh komputer lain yang terhubung dengan internet. Saat ini dengan
kemajuan teknologi browser, halaman web dapat memuat elemen multimedia.
Pembelajaran berbasis web merujuk kepada pengajaran yang disampaikan melalui
jaringan WWW dimana bahan pengajaran, kumpulan diskusi, ujian dan lain-lain
adalah berlandaskan web.
Dengan demikian, LKS Interaktif berbasis web merupakan LKS interaktif
yang disampaikan dengan menggunakan media web. Web
digunakan karena
mempunyai jaringan luas dan akan memberikan kesempatan lebih luas kepada peserta
didik untuk memilih waktu, tempat maupun materi yang akan dipelajari.
Menurut Widiyanto (2008:18), tiga langkah membuat LKS matematika
interaktif berbasis web adalah sebagai berikut:
1. Membuat LKS matematika interaktif
2. Membuat Homepage dan Web didesain
3. Menggabungkan LKS matematika interaktif dengan web
Adapun perbedaan LKS konvensional dan LKS interaktif berbasis web adalah
sebagai berikut:
Tabel 1.
Perbedaan LKS konvensional dan LKS interaktif berbasis web
No
Perbedaan
1. Materi
LKS
Konvensional
Disajikan dalam
bentuk deskriptif
2. Gambar,
grafik maupun
tulisan
3. Komunikasi
Disajikan dalam
keadaan diam
4. Isi
Menekankan
banyak pada
soal-soal.
5 Tampilan
Disajikan pada
lembaran kertas.
Dilakukan
dengan satu arah
LKS interktif berbasis Web
Disajikan dalam bentuk pertanyaan yang
dapat mengkonstruk pemahaman peserta
didik
Disajikan bergerak dan langkah per
langkah, ketika peserta didik tidak
mengerti dapat diulang.
Dua arah (ketika peserta didik memberikan
jawaban atau respon LKS ini akan
memberikan respon/umpan balik)
Menekankan pada penanaman konsep
matematika, soal hanya dijadikan
sebagai pengantar pemahaman peserta
didik
Disajikan lebih menarik dengan tampilan
gambar yang disukai oleh anak-anak dan
tampilannya lebih hidup.
(Widiyanto, 2008:14)
Penggunaan LKS interaktif berbasis web ini dapat membantu guru dan siswa
dalam mencapai tujuan pembelajaran yaitu menemukan dan mengembangkan konsep
dengan atau tanpa bantuan guru. Hal ini dikarenakan LKS dapat diakses dimana dan
kapan saja, meningkatkan motivasi belajar siswa karena mereka dapat mengendalikan
pembelajaran dan mendapat umpan balik yang segera, memungkinkan setiap siswa
berperan serta dalam proses belajar dan mengatur kecepatan belajarnya sesuai dengan
tingkat kemampuannya.
2.2.3 Pembuatan LKS Interaktif Berbasis Web
Langkah-langkah membuat LKS Interaktif berbasis web adalah sebagai
berikut:
1. Membuat LKS Matematika tipe berstruktur
 Menganalisis Kurikulum
Pada tahap ini hal yang dilakukan berupa identifikasi Kurikulum
Matematika SMA yang dikaitkan dengan indikator pencapain hasil belajar.
 Membuat peta kebutuhan dan judul-judul LKS
Pada tahap ini hal yang dilakukan adalah menyusun peta kebutuhan LKS
yaitu menyusun hal-hal (materi) yang dibutuhkan untuk mencapai
indikator yang akan dicapai, kemudian menentukan Judul-judul yang akan
dibuat di LKS.
 Menulis LKS
Pada tahap ini yang dilakukan adalah menulis LKS dalam bentuk naskah,
naskah ini kemudian dikonsultasikan kepada para pakar. Hal ini dilakukan
agar LKS yang disusun tidak ada kesalahan pada isinya. Ketika naskah
tersebut terdapat kesalahan maka naskah segera diperbaiki dan setelah
naskah tidak terjadi kesalahan maka akan dilanjutkan ke proses mendesain
LKS dalam komputer.
2. Membuat LKS Matematika Interaktif
Pada tahap ini hal yang dilakukan adalah mendesain LKS dengan
menggunakan software program aplikasi Macromedia Flash Pro 8. Desain ini
kemudian diberi animasi supaya lebih menarik tetapi tetap memperhatikan
aturan-aturan yang ada dalam matematika. Setelah itu desain diubah ke format
exe untuk digabung dengan web yang akan diupload ke internet.
3. Membuat web
Pada tahap ini hal yang dilakukan adalah membuat web dengan menggunakan
software pembuat website antara lain Adobe GoLive, Hot Dog, Macromedia
Dreamwaver MX dan lain-lain atau dengan memanfaatkan fasilitas weblog
yang banyak disediakan situs di internet misalnya Wodpress, Blogger,
Multiply dan lain-lain.
4. Menggabungkan LKS Matematika interaktif dan web
Setelah LKS interaktif dan Web dibuat langkah selanjutnya adalah
menggabungkan keduanya. Pengajar yang sudah mempunyai web tinggal
mengupload file LKS interaktif ke internet.
2.3 Model E-Learning
E-learning merupakan sistem pendidikan yang menggunakan aplikasi
elektronik untuk mendukung proses belajar mengajar dengan media internet, jaringan
komputer maupun komputer standalone (nn). Sedangkan Thompson (dalam
Yaniawati, 2000) menyatakan bahwa sistem e-learning merupakan bentuk
implementasi pembelajaran yang memanfaatkan teknologi dan tidak dibatasi oleh
ruang dan waktu. Jaya Kumar C. Koran (dalam Ngadiyo, 2007:6) mendefinisikan elearning sebagai sembarang pengajaran dan pembelajaran yang menggunakan
rangkaian elektronik (LAN, WAN, atau internet) untuk menyampaikan isi
pembelajaran, interaksi, atau bimbingan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa e-learning merupakan model
pembelajaran yang memanfaatkan jaringan informasi (internet) dalam menunjang
keberhasilan proses belajar dan pembelajaran yang dapat digunakan adalah dalam
bentuk tutorial multimedia, interaktif via internet, dan bahan ajar bersifat mandiri
Berdasarkan teknologi informatika yang digunakan, e-learning dikelompokkan
sebagai berikut :
1. Computer Based Training (CBT)
Basis utama proses belajar mengajar ini adalah Program Komputer
(Software), yang bisa dipakai untuk belajar secara interaktif dan fleksibel.
Softtware-software pelajaran ini berisikan bagian-bagian multimedia, seperti
animasi dan juga bagian-bagian tool sebagai alat untuk menyelesaikan soalsoal latihan. Pada e-learning dengan konsep ini komunikasi yang terjadi
hanya komunikasi satu arah.
2. Web Based Training (WBT)
Sistem ini merupakan perkembangan lanjutan dari CBT dan berbasis
teknologi internet. Sehingga dengan menggunakan konsep ini, dapat terjadi
komunikasi dua arah. Pada dasarnya terdapat tiga alternatif model kegiatan
pembelajaran yang dapat dipilih, yaitu: (1) Sepenuhnya secara tatap muka
(konvensional), (2) sebagian secara tatap muka dan sebagian lagi melalui
internet, atau bahkan (3) sepenuhnya melalui internet.
Manfaat dari penerapan model E-learning menurut Soekartawi (2003) adalah
sebagai berikut:
1. Dari sudut peserta didik
Adanya kegiatan e-learning memungkinkan berkembangnya fleksibilitas yang
tinggi. Artinya peserta didik dapat mengakses bahan-bahan belajar setiap saat
dan berulang-ulang. Peserta didik juga dapat berkomunikasi dengan guru
setiap saat. Dengan kondisi yang demikian ini, peserta didik dapat lebih
memantapkan penguasaannya terhadap materi pelajaran.
2. Dari sudut guru
 Lebih mudah melakukan pemutakhiran bahan-bahan belajar yang menjadi
tanggung jawabnya sesuai dengan tuntutan perkembangan keilmuan yang
mungkin terjadi
 Mengembangkan diri atau melakukan penelitian guna meningkatkan
wawasannya karena waktu luang yang dimiliki relatif banyak
 Mengontrol kegiatan belajar peserta didik. Bahkan guru juga dapat
mengetahui kapan peserta didiknya belajar, topik apa yang dipelajari, berapa
lama sesuatu topik dipelajari serta berapa kali topik tertentu dipelajari ulang
 Mengecek apakah peserta didik telah mengerjakan soal-soal latihan setelah
mempelajari topik tertentu, dan
 Memeriksa jawaban peserta didik dan memberitahukan hasilnya kepada
peserta didik.
Walaupun demikian pemanfaatan internet dalam pendidikan juga memiliki
kelemahan. Beberapa kritik Bullen (2001) dan Beam (1997) yaitu :
1. Kurangnya interaksi antara guru dan peserta didik atau bahkan antar peserta
didik itu sendiri yang bisa memperlambat terbentuknya values dalam proses
belajar dan mengajar
2. Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan
sebaliknya mendorong tumbuhnya aspek bisnis/komersial
3. Proses belajar dan mengajarnya cenderung ke arah pelatihan daripada
pendidikan
4. Berubahnya peran guru dari yang semula menguasai teknik pembelajaran
konvensional, kini juga dituntut mengetahui teknik pembelajaran yang
menggunakan ICT
5. Peserta didik yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung
gagal
6. Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet
7. Kurangnya tenaga yang mengetahui dan memiliki keterampilan intenet
8. Kurangnya penguasasan bahan komputer
Menurut Soekartawi (dalam Kedasih, 2007:3) hal ini mungkin dapat diatasi
dengan cara :
1. Disediakan forum untuk berdiskusi antara guru dengan peserta didik dan antar
peserta didik,
2. Diberikan keterampilan menguasai teknologi kepada pengajar
3. Disediakan fasilitas jaringan dan koneksi internet di tempat-tempat
pendidikan
4. Disediakan software pembelajaran
5. Adanya kebijakan yang mendukung pelaksanaan progran e-learning
Langkah-langkah dalam pengembangan bahan ajar pada e-learning yaitu
mengidentifikasi bahan pelajaran yang disajikan setiap pertemuan, menyusun
kerangka materi pembelajaran yang sesuai dengan tujuan instruksional dan
pencapaiannya sesuai dengan indikator-indikator yang telah ditetapkan. Bahan
tersebut selanjutnya dibuat tampilan yang manrik mungkin dengan menggunakan
aplikasi komputer yang didukung oleh gambar, video dan bahan animasi lainnya agar
siswa lebih tertarik dengan materi yang dipelajari serta diberikan latihan-latihan
sesuai dengan kaedah-kaedah evaluasi pembelajaran sekaligus bahan evaluasi
kemajuan siswa. Bahan pengayaan hendaknya diberikan melalui link ke situs-situs
belajar yang ada di internet agar siswa mudah mendapatkannya. Setelah bahan selesai
maka secara teknis guru tinggal mengupload ke situs e-learning yang telah dibuat.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa e-learning merupakan
salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan oeh guru agar pembelajaran
yang dilakukannya berhasil karena pada e-larning siswa dapat mengatur sendiri
kecepatan belajarnya dan guru dapat melakukan pembaharuan bahan ajar dengan
cepat dan langsng diterima oleh siswa.
2.4 Efektivitas Penggunaan LKS Matematika Interaktif Berbasis Web
Kata dasar efektivitas adalah efektif. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
yang dimaksud dengan efektivitas adalah membawa hasil, keberhasilan tentang usaha
dan tindakan. Menurut Handayaningrat (dalam Istantia, 2008:6), efektivitas adalah
pengukuran dalam arti tercapainya sasaran atau tujuan yang telah ditentukan
sebelumnya. Sedangkan Mulyasa (dalam Istantia, 2008:17), efektivitas adalah
begaimana suatu organisasi berhasil mendapatkan dan memanfaatkan sumber daya
alam sebagai usaha untuk mewujudkan tujuan operasionalnya.
Oleh Karena itu, efektifitas penggunaan LKS matematka interaktif berbasis
web adalah keberhasilan pembelajaran matematika dengan menggunakan LKS ini
dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Menurut Djamarah dan Zain (1995:130), suatu proses belajar mengajar
tentang suatu bahan pengajaran dinyatakan berhasil apabila hasilnya memenuhi
tujuan instruksional dari bahan tersebut. Untuk mengukur tingkat keberhasilan belajar
dapat dilakukan melalui tes prestasi (hasil) belajar. Hasil belajar ini diukur dengan
berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Di SMA N 3 Palembang
pembelajaran matematika dikatakan berhasil jika ketuntasan belajar secara klasikal
tercapai yaitu 85% dari jumlah siswa yang mengikuti pembelajaran telah mencapai
daya serap (KKM) lebih dari 65% (ketuntasan secara individu).
Tujuan pembelajaran adalah siswa dalapat melakukan/mencapai indikator
yang telah ditentukan. Setiap indikator dikatakan efektif jika siswa yang mencapai
KKM ≥85% dan jika < 85% maka dikatakan tidak efektif. Penggunaan LKS interaktif
berbasis web dalam pembelajaran matematika dapat dikatakan efektif jika semua
indikator terkategori efektif. Jika ada indikator dari yang ditetapkan, tidak terkategori
efektif maka penggunaan LKS interaktif berbasis web ini dikatakan memiliki
potensial efek.
Cara menilai hasil belajar matematika biasanya menggunakan tes. Maksud tes
yang utama adalah mengukur hasil belajar yang dicapai siswa setelah belajar
matematika dan untuk menentukan seberapa jauh pemahaman materi yang sudah
dipelajari. Dalam hal ini hasil belajar merupakan kemampuan siswa dalam
mengerjakan latihan (hasil kerja siswa pada LKS), tugas dan soal tes. Soal-soal yang
diberikan adalah berupa soal-soal yang berkaitan dengan pemahaman materi
pelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah
a. Pendesainan LKS interaktif berbasis web
b. Efektivitas penggunaan LKS matematika interaktif berbasis web
3.2 Definisi Operasional Variabel Penelitian
a. Pendesaian LKS interaktif berbasis web adalah suatu kegiatan pendesainan LKS
interaktif dengan menggunakan Macromedia Flash Pro 8 dan pemanfaatan
weblog sebagai media penyampaian LKS interaktif.
b.
Efektifitas penggunaan LKS matematika interaktif berbasis web adalah
keberhasilan pembelajaran matematika dengan menggunakan LKS interaktif
berbasis web dalam mencapai tujuan pembelajaran. Keberhasilan ini diukur
melalui hasil belajar siswa yaitu kemampuan siswa dalam mengerjakan latihan
(hasil kerja siswa pada LKS), tugas dan soal tes pada akhir pembelajaran.
3.3 Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X.A di SMA Negeri 3
Palembang.
3.4 Rancangan Penelitian
Langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Persiapan
Pada tahapan ini yang dilakukan adalah peneliti adalah menyusun perangkat
pembelajaran dan instrumen penelitian.
 Pembuatan RPP
16
 Pembuatan media pembelajaran yaitu LKS Interaktif berbasis web
Langkah-Langkah pendesaian LKS interaktif berbasis web:
a. Membuat LKS matematika
b. Membuat LKS matematika interaktif
c. LKS matematika interaktif yang sudah didesain dikonsultasikan dengan
dosen pembimbing, guru sekolah dan diujicobakan kepada kelompok kecil
siswa yang seusia dengan subjek penelitian (bukan subjek penelitian)
d. Membuat weblog
e. Menggabungkan LKS matematika interaktif dan weblog
 Membuat kisi-kisi soal dan perangkat tes
2. Pelaksanaan (pembelajaran di sekolah)
 Pelaksanaan pembelajaran matematika dengan menggunakan LKS
interaktif berbasis web sesuai dengan RPP yang telah dibuat
 Pengumpulan data hasil belajar berupa nilai latihan (pengerjaan siswa
pada LKS), tugas dan tes yang diberikan pada pertemuan terakhir.
3. Analisa data
Data hasil belajar yang didapat dianalisa untuk menentukan tingkat
keberhasilan yang dicapai siswa setelah proses pembelajaran.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan memperoleh
gambaran mengenai pendesainan LKS interaktif berbasis web dan efektifvitas
penggunaan LKS ini di SMA N 3 Palembang. Dalam penelitian ini teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah tes. Metode tes digunakan untuk
mengetahui efektivitas penggunaan LKS yang telah didesain terhadap hasil belajar
siswa setelah pembelajaran matematika dengan menggunakan LKS interaktif berbasis
web sebagai sumber belajar. Hasil belajar tersebut diperoleh dari hasil latihan (kerja
siswa pada LKS), hasil tugas, dan hasil tes tertulis yang diberikan setelah selesai
pembelajaran.
3.6 Teknik Analisis Data
Analisis Data Hasil Belajar
Data tes yang diperoleh dari hasil jawaban soal-soal latihan, tugas, dan tes.
Data tersebut dianalisis untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil belajar siswa.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam menganalisis data tes adalah:
1. Membuat kunci jawaban yang diberi skor patokan yang telah ditentukan
2. Memeriksa hasil jawaban dan memberi skor
3. Menjumlahkan semua skor yang diperoleh siswa dan mengkonversinya ke
dalam bentuk nilai dengan rentang 0 – 100 dengan cara :
Nilai Siswa 
Skor yang diperoleh
x100
Skor maksimum
4. Membuat analisis hasil belajar siswa yang dipeoleh dari nilai latihan, tugas
dan tes seperti pada tabel 2 berikut ini :
Tabel 2
Analisis Hasil Belajar
No.
Nama Siswa
Latihan
Tugas
Tes
Nilai Akhir
1
2
3
Dst
Nilai Rata-Rata
Nilai akhir diperoleh dari 30% nilai latihan, 25% nilai tugas dan 45% nilai tes
dengan rumus sebagai berikut :
NA 
(30 xN L )  (25 xN T )  (45 xN E )
100
Keterangan :
NA : Nilai Akhir, NL : Nilai Latihan, NT : Nilai Tugas, dan NE : Nilai Tes
(Modifikasi tim penulisan buku pedoman FKIP, 2004:23)
5. Nilai akhir yang diperoleh siswa dikonversikan kedalam tabel penilaian hasil
belajar siswa seperti pada tabel 3 berikut ini :
Tabel 3
Penilaian Hasil Belajar
Nilai Akhir
80 – 100
65 – 79
55 – 64
40 – 54
0 – 39
Kategori
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang
Sangat Kurang
(Modifikasi Arikunto, 2008: 245)
6. Mendeskripsikan secara umum ketuntasan belajar siswa baik ketuntasan
individu maupun ketuntasan kelas yaitu :
 Ketuntasan belajar secara individu, jika nilai akhir siswa yang didapat ≥ 65
 Ketuntasan belajar secara klasikal, jika dalam suatu kelas terdapat 85%
siswa yang telah tuntas secara invidu.
7. Mendeskripsikan keefektifan penggunaan LKS matematika interaktif berbasis
web yaitu LKS ini efektif, jika hasil belajar siswa tuntas secara klasikal.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Pelaksanaan Penelitian
4.1.1 Tahap Persiapan
Pada tahap ini peneliti menyusun perangkat pembelajaran dan instrumen
penelitian yang akan digunakan, yaitu RPP, media pembelajaran yaitu LKS interaktif
berbasis web dan perangkat tes.
Langkah-langkah pembuatan LKS Interaktif berbasis web adalah sebagai berikut:
5. Membuat LKS Matematika
 Menganalisis Kurikulum
Pada tahap ini hal yang dilakukan berupa identifikasi Kurikulum Matematika
SMA yang dikaitkan dengan indikator pencapain hasil belajar. Materi ajar yang
diambil peneliti ambil untuk dibuat LKS adalah Sistem Persamaan Linear dan
Kuadrat dengan sub pokok bahasan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel dan
Sistem persamaan Linear Tiga Variabel. Analisis dilakukan dengan mengacu
pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Berdasarkan hasil analisis tersebut,
ditetapkan:
Standar Kompetensi : 3. Memecahkan masalah yang berkaitan dengan sistem
persamaan linear dan pertidaksamaan satu variabel
Kompetensi Dasar
: 3.1 Menyelesaikan sistem persamaan linear dan sistem
persamaan campuran linear dan kuadrat dalam dua
variabel
Berdasarkan kurikulum maka indikator pencapaian dari pembelajaran adalah
sebagai berikut:
1) Siswa dapat menentukan penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel
2) Siswa dapat menentukan penyelesaian sistem persamaan linear tiga variabel
 Membuat peta kebutuhan dan judul-judul LKS
20
Pada tahap ini hal yang dilakukan adalah menyusun peta kebutuhan LKS
yaitu menyusun hal-hal (Materi) yang dibutuhkan untuk mencapai indikator
yang akan dicapai. Kemudian menentukan Judul-judul yang akan dibuat di
LKS.
LKS Gambar 1. Peta Kebutuhan
Sistem Persaman Linear
Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel
Cara penyelesaian




Metode eliminasi
Metode subtitusi
Metode Eliminasi-Subtitusi
Metode Grafik
Cara penyelesaian
 Metode subtitusi
 Metode Eliminasi-Subtitusi
 Menulis LKS
Pada tahap ini yang dilakukan adalah menulis LKS dalam bentuk naskah.
Setelah naskah selesai, peneliti membuat storyboard dari media LKS
interaktif yang akan didesain.
6. Membuat LKS Matematika Interaktif
Pada tahap ini hal yang dilakukan adalah mendesain LKS dengan
menggunakan software program aplikasi Macromedia Flash Pro 8. Desain ini
kemudian diberi animasi supaya lebih menarik tetapi tetap memperhatikan
aturan-aturan yang ada dalam matematika. Namun dalam pendesaianan ini
efek suara tidak digunakan. Setelah itu desain diubah ke format swf untuk
digabung dengan web yang akan diupload ke internet.
Adapun langkah-langkah mendesain salah satu bagian LKS yaitu:
 Buka jendela kerja program Macromedia Flash Pro 8. Setelah jendela kerja
Flash terbuka akan akan tampil dokumen baru dengan judul Untitled-1.
Gambar 2. Tampilan Kerja Flash
 Membuat background dengan menggunakan gambar yang sudah ada yaitu
dengan
cara
mengimport
gambar
yang
akan
digunakan.
Klik
File>import>import to libraries. Kemudian pilih gambar yang akan
digunakan.
 Setelah background dibuat, lanjutan dengan membuat materi LKS, yang
terdiri dari text tipe static, dynamic dan input. Untuk setiap text tipe dynamic
dan input, diberi nama yang tidak sama pada kotak var. Untuk menambah
frame pada layer 1 klik kanan pada frame yang akan dipilih kemudian klik
insert blank keyframe. Sedangkan untuk mengimport tombol link, klik
window>Common libraries>button. Kemudian pilih tombol yang akan
digunakan.
Gambar 3. Tampilan Kerja Flash pada LKS I Kegiatan 1, Frame 1
Gambar 4. Tampilan Kerja Flash pada LKS I Kegiatan 1, Frame 2
Gambar 5. Tampilan Kerja Flash pada LKS I Kegiatan 1, Frame 3
Gambar 6. Tampilan Kerja Flash pada LKS I Kegiatan 1, Frame 4 (Penghitung Nilai)
 Kemudian tombol link yang telah dibuat diberi actionscript. Isi actionscript
untuk salah satu tombol link yang left yaitu:
on(press){
gotoAndStop("scene23");
}
 Isi actionscript tombol cek (pada Layer 1, frame 4) yaitu:
on(press){
if(_root.a24=="1"){
_root.jwb1=5;
_root.d24.text="";
}else{
_root.jwb1=0;
_root.d24.text="Coba cek lagi nilai x";
}
if(_root.a28=="2"){
_root.jwb2=5;
_root.d28.text="";
}else{
_root.jwb2=0;
_root.d28.text="Cobe cek lagi nilai y";
}
if(_root.a29=="1" && _root.a291=="2"){
_root.jwb3=5;
_root.d29.text="";
}else{
_root.jwb3=0;
_root.d29.text="Cobe cek lagi kesimpulan";
}
nilai1=jwb1+jwb2+jwb3;
nilai2=nilai1*100;
nilai=nilai2/15;
_root.nil11.text=nilai;
if(nilai==100){
_root.d249.text="Bagus Sekali";
}else{
_root.d249.text="";
}
}
 Masih pada frame 1, import animasi agar tampilannya lebih menarik. Klik
File>import>import to libraries. Kemudian pilih animasi yang akan
digunakan.
Gambar 7. Tampilan Kerja Flash pada Frame 1 Setelah Diberi Animasi
 Untuk melihat hasil yang dibuat, klik menu Control>Test Movie atau tekan
Ctrl+Enter
Gambar 8. Tampilan Flash LKS I pada Frame 1
Pada tahap ini setelah LKS interaktif dibuat, LKS dikonsultasikan kepada
dosen pembimbing, guru matematika SMA N 3 Palembang dan beberapa anak
yang seusia dengan subjek peneltian.
Tabel 4
Saran Untuk Revisi LKS Interaktif
Yang direvisi
 Link,Tombol
Sebelum direvisi
Setelah direvisi
 Ada Link yang tidak berfungsi  Semua Link berfungsi
 Ada tombol cek yang salah
 Belum
 Icon
ada
petunjuk
 Tidak ada tombol cek yang
salah
 Dibuatkan
penggunaan
halaman
menjelaskan
 Belum ada contoh soal
 Materi
program
dan
tombol yang digunakan
 Contoh soal tidak animatif  Sudah ada contoh soal
karena muncul bersamaan
 Pada LKS
I
kegiatan 1,
 Contoh soal dibuat
jelas
LKS
I
kegiatan
1,
petunjuk sudah diberikan
 Ruang input jawaban tinggal  Ruang
dilengkapi/diisi
muncul
perlangkah
petunjuk mengerjakan kurang  Pada
 Latihan soal
yang
input
jawaban tidak
tinggal dilengkapi
 Ruang input jawaban terlalu  Ruang input jawaban diperbesar
kecil sehingga jawaban yang
diisi ada yang tidak terbaca
 Pengecekan jawaban kurang  Pengecekan jawaban diperbaiki,
interaktif
sehingga
menjawab
ketika
salah
siswa
tidak
bisa
pindah ke halaman selanjutnya
7. Membuat web
Pada tahap ini hal yang dilakukan adalah membuat web, peneliti
memanfaatkan fasilitas weblog yang banyak disediakan situs di internet yaitu
multiply. Multply dipilih karena selain mudah pengoperasiannya, juga
memiliki banyak theme atau template. Untuk mempunyai weblog di Multiply,
peneliti melakukan pendaftaran terlebih dahulu. Setelah tahap ini selesai,
peneliti
telah
mempunyai
blog
dengan
alamat
URL:
http://aNYaFM.multiply.com
Gambar 9. Tampilan Halaman Muka Blog
8. Menggabungkan LKS Matematika interaktif dan web
Setelah LKS interaktif dan Weblog dibuat langkah selanjutnya adalah
menggabungkan keduanya. Pengajar yang sudah mempunyai weblog tinggal
mengupload file LKS interaktif ke internet.
Gambar 10. Tampilan Halaman Blog Dimana LKS Berada
LKS yang sudah dikonsultasikan , direvisi dan diupload ke weblog telah siap
dan sesuai digunakan oleh siswa kelas X.A SMA N 3 PAlembang.
4.1.2 Tahap Pelaksanaan
Penelitian ini dilakukan sebanyak 3 kali pertemuan, yaitu pertemuan pertama
pada tanggal 18 November 2008, pertemuan kedua tanggal 19 November 2008 dan
pertemuan ketiga tanggal 20 November 2008, dengan setiap pertemuan berlangsung
selama 2 jam pelajaran. Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 3 Palembang dengan
subjek penelitian siswa kelas X.A yang berjumlah 31 orang.
Pertemuan pertama, materi yang dipelajari adalah LKS I tentang penyelesaian
SPLDV dengan metode subtitusi, metode eliminasi, dan metode eliminasi-subtitusi.
Langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Sebelum melaksanakan pembelajaran, peneliti mempersiapkan RPP, Lab
Komputer yang akan dipakai dan soal tugas. Sebelumnya, peneliti telah
memberitahukan pada ketua kelas, agar mereka membuat sendiri kelompok yang
anggotanya terdiri dari 2 orang. Dikarenakan jumlah siswa yang ganjil maka ada
1 kelompok yang anggotanya hanya 1 orang.
2. Selanjutnya, merupakan pendahuluan di mana peneliti
mengkomunikasikan
tujuan pembelajaran, hasil belajar yang diharapkan akan dicapai oleh siswa,
menginformasikan LKS interaktif yang akan digunakan dan alamat web
(http://anyafm.multiply.com) dimana mereka bisa mendownload LKS ini. Karena
adanya gangguan koneksi internet tedapat 1 komputer yang koneksinya lambat
dan 3 komputer yang tidak terkoneksi, sehingga agar pembelajaran tetap
berlangsung peneliti memasukkan data LKS ke komputer secara manual. Setelah
mereka selesai mendownload dan membuka LKS, peneliti menjelaskan cara
penggunaannya.
3. Selanjutnya merupakan bagian awal dari kegiatan inti, dengan menggunakan LKS
interaktif peneliti menjelaskan materi dan meminta siswa mencatat bagian-bagian
yang penting.
4. Peneliti meminta siswa mengerjakan LKS I untuk kegiatan 1, 2 dan 3. Selama
kegiatan berlangsung peneliti berkeliling untuk mengamati kegiatan siswa dan
mencatat nilai pada setiap kegiatan yang telah mereka kerjakan.
5. Akhir dari pertemuan, peneliti menawarkan kegiatan yang dianggap sulit untuk
dibahas bersama-sama Peneliti juga memberikan tugas yang soalnya ada di LKS
interaktif untuk dikerjakan pada lembar jawaban (Untuk siswa yang memiliki
flash disc meyimpan program ini di flash disc mereka dan siswa yang tidak
memiliki diminta mencatat soal tugas) .
Pertemuan kedua, siswa melanjutkan pengerjaan LKS I tentang penyelesaian
SPLDV dengan metode grafik dan LKS II tentang penyelesaian SPLTV dengan
metode subtitusi dan metode eliminasi-subtitusi. Adapun langkah-langkah kegiatan
pembelajaran yang dilakukan itu sama dengan pertemuan pertama hanya saja peneliti
tidak meminta siswa membuka weblog lagi karena media yang digunakan sudah
tersimpan di komputer dan pada akhir pembelajaran peneliti mengingatkan siswa
bahwa pada pertemuan berikutnya akan diadakan tes.
Pertemuan ketiga, peneliti memberikan tes. Karena jumlah komputer yang
terbatas, siswa dibagi menjadi dua dengan tujuan mereka mengerjakan tes secara
individu. Siswa diberikan waktu ± 40 menit dan soal yang diberikan sebanyak 3 soal
isian, yang tetap dijawab siswa secara essay pada lembar jawaban yang telah
disediakan. Setelah mereka mengerjakan tes, siswa dapat langsung memperoleh hasil
dari pekerjaan mereka pada LKS interaktif.
4.2 Deskripsi Data
Proses pengambilan data pada penelitian ini dilakukan selama proses
pembelajaran berlangsung yaitu sebanyak 3 kali pertemuan. Dalam penelitian ini,
efektifitas penggunaan LKS interaktif berbasis web dilihat dari tingkat pencapaian
hasil belajar siswa setelah pembelajaran matematika dengan menggunakan LKS
interaktif berbasis web sebagai sumber belajar. Hasil belajar tersebut diperoleh dari
hasil latihan (kerja siswa pada LKS), hasil tugas, dan hasil tes setelah pembelajaran.
Data hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika dengan menggunakan LKS
interaktif dapat dilihat pada tabel 5 berikut:
Tabel 5
Daftar Distribusi Frekuensi Latihan, Tugas dan Tes Siswa
Hasil Belajar
Skor
Latihan
Tugas
Kategori
Tes
Frekuensi
%
Frekuensi
%
Frekuensi
%
80 – 100
31
100
24
77,42
6
19,35
Sangat baik
65 – 79
-
-
6
19,35
13
41,94
Baik
55 – 64
-
-
-
-
1
3,23
Cukup
40 – 54
-
-
1
3,23
9
29,03
Kurang
0 – 39
-
-
-
-
2
6,45
Sangat Kurang
99,35
87,9
63,55
Rata-Rata
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa skor siswa untuk latihan adalah 100%
siswa terkategori “sangat baik” dengan rata-rata skor 99,35; untuk tugas adalah
96,77% siswa terkategori “sangat baik” dan “baik” dengan rata-rata skor 87,9; dan tes
61,29% siswa terkategori “sangat baik” dan “baik” dengan rata-rata 63,55.
Nilai akhir siswa diperoleh dari 30% nilai latihan, 25% nilai tugas dan 45%
nilai tes dengan rumus sebagai berikut : NA 
(30 xN L )  (25 xN T )  (45 xN E )
100
Ket: NA : Nilai Akhir, NL : Nilai Latihan, NT : Nilai Tugas, dan NE : Nilai Tes
Nilai akhir yang didapat adalah 17 (54,84%) siswa berkategori sangat baik, 13
(41,94%) siswa berkategori baik dan 1 (3,23%) siswa berkategori cukup.
4.3 Analisa Data
Untuk mengetahui keefektifan penggunaan LKS interaktif berbasis web dalam
penelitian ini menggunakan tes. Metode tes digunakan untuk mengetahui tingkat
pencapaian
hasil
belajar
siswa
setelah
pembelajaran
matematika
dengan
menggunakan LKS interaktif berbasis web sebagai sumber belajar. Data hasil belajar
tersebut didapat dari nilai latihan, nilai tugas dan nilai tes, yaitu dengan 30% nilai
latihan, 25% nilai tugas dan 45% nilai tes.
Data ini kemudian dianalisis untuk melihat tingkat pencapaian hasil belajar,
yang dapat dilihat pada tabel 6 berikut:
Tabel 6
Daftar Distribusi Frekuensi Hasil Belajar siswa
Nilai akhir
Frekuensi
Kategori
%
80 – 100
17
Sangat baik
54,84
65 – 79
13
Baik
41,94
Cukup
Sangat Baik
3,23
1
55 – 64
Rata-Rata = 80,38
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa rata-rata tingkat pencapaian
hasil belajar siswa terkategorikan sangat baik dengan 17 siswa terkategorikan sangat
baik, 13 siswa terkategorikan baik, dan 1 siswa terkategorikan cukup.
Kriteria ketuntasan minimum pada pembelajaran matematika di SMA N 3
Palembang adalah 65. Data tingkat pencapaian hasil belajar siswa tiap indikator dapat
dilihat pada tabel 7 berikut:
Tabel 7
Daftar Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa tiap Indikator
Nilai Akhir
Indikator 1
Indikator 2
Kategori
Frekuensi
%
Frekuensi
%
80 - 100
24
77,42
16
51,61
Sangat Baik
65 – 79
5
16,13
7
22,58
Baik
55 – 64
2
6,45
7
22,58
Cukup
40 – 54
-
-
1
3,23
Kurang
Rata-Rata
83,19
76,14
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa rata-rata tingkat pencapaian hasil
belajar siswa untuk indikator 1 terkategorikan sangat baik dan indikator 2
terkategorikan baik.
Hasil kemampuan siswa dalam mencapai tiap indikator yang telah ditentukan
dapat dilihat pada tabel 8 berikut:
Tabel 8
Kemampuan Siswa Dalam Mencapai Indikator
Indikator
Frekuensi
Soal
<65
%
≥65
<65
≥65
Siswa dapat
LKS I
menentukan
2
29
6,45 93,55
Tugas No.1
penyelesaian
Tes No.1 dan No.2
SPLDV
Siswa dapat
LKS II
menentukan
8
23 25,81 74,19
Tugas No.2
penyelesaian
Tes No.3
SPLTV
Dari tabel di atas, terdapat 29 siswa (96,77%) yang telah tuntas secara
individu untuk indikator 1 dan 23 siswa (61,29%) untuk indikator 2.
Tingkat pencapaian hasil belajar siswa berdasarkan nilai akhir terhadap KKM
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 9
Pencapaian Hasil Belajar Siswa
Kriteria
Tuntas
(≥ 65)
Tidak tuntas
(< 65)
Frekuensi
%
30
96,77%
1
3,23%
Dari tabel di atas, terdapat siswa yang telah tuntas secara individu adalah 30
orang dan yang belum tuntas adalah 1 orang. Dan Ketuntasan secara klasikal
terpenuhi karena > 85% siswa telah mencapai KKM yaitu 96,77%.
4.4 Pembahasan
Dari analisa data perindikator, untuk indikator 1 terdapat 2 siswa yang belum
tuntas secara individu dan untuk indikator 2 terdapat 8 siswa yang belum tuntas
secara individu.
Belum tercapainya ketuntasan belajar ini dikarenakan siswa
mendapat nilai rendah pada tugas dan tes. Pada latihan untuk setiap indikator, nilai
yang didapat siswa sudah sangat baik. Sedangkan pada tugas hanya ada 1 siswa yang
mendapatkan nilai dengan kategori kurang, dikarenakan siswa salah mengerjakan
soal. Hasil jawaban tes setelah dianalisisi menunjukkan bahwa siswa belum selesai
mengerjakan soal tes, , kurang teliti dalam menyelesaikan soal dan tidak tepat dalam
mengetik jawaban tes pada komputer, sehingga mengakibatkan skor yang diperoleh
sangat kecil. Berikut contoh kesalahan siswa dalam menjawab soal.
(Soal tes nomor 1)
Himpunan penyelesaian
7x + 2y = 6
3x – 4y = 22
Siswa menjawab:
Gambar 11. Jawaban Siswa pada Lembar Jawaban No 1
Berdasarkan jawaban siswa di atas, tampak siswa tidak paham metode digunakan dan
kurang teliti dalam menyelesaikan soal. Hal ini terlihat dari siswa memilih metode
eliminasi-subtitusi, tetapi tidak mengalikan kedua persamaan dengan bilangan yang
membuat salah satu koefisien dari masing-masing persamaan menjadi sama dan siswa
salah dalam mengurangkan bilangan.
(Soal Tes nomor 3)
Himpunan penyelesaian
2x + y – z = 3
x+y+z=1
x – 2y – 3z = 4
Siswa menjawab :
Jawaban yang tepat:
1 y 
3(1-y- 
 )+2y=4
 3 
Gambar 12. Jawaban Siswa pada Lembar Jawaban No 3
Pada contoh jawaban siswa di atas, menunjukkan bahwa siswa kurang teliti dalam
mengerjakan soal.
Jawaban yang tepat :
{(2,-1,0)}
Gambar 13. Jawaban Siswa pada Media No 3
Pada contoh jawaban siswa di atas, menunjukkan bahwa siswa kurang teliti dalam
menggunakan tanda himpunan penyelesaian sehingga tidak tepat mengetikkannya.
Berdasarkan analisis dari hasil belajar siswa, mengungkapkan bahwa untuk
indikator 1 terdapat 93,55% siswa telah mencapai KKM (efektif) dengan rata-rata
hasil belajar adalah 83,19 yang terkategorikan “sangat baik” dan indikator 2 ada
74,19% siswa telah mencapai KKM (tidak efektif) dengan rata-rata hasil belajar
siswa adalah 76,14 dengan kategori “baik”. Sedangkan untuk hasil belajar
keseluruhan didapat rata-rata adalah 80,39 dengan kategori “sangat baik” dan 30
siswa (96,77%) telah mencapai KKM. Dari hasil tersebut mengidentifikasi bahwa
penggunaan LKS interatif berbasis web memiliki potensial efek pada pembelajaran
matematika karena adanya indikator yang tidak terkategori efektif.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat diperoleh kesimpulan
1. Pendesaian LKS interaktif berbasis web telah mengasilkan sebuah weblog dengan
LKS interatif didalamnya yang dapat digunakan sebagai sumber belajar dengan
materi SPLDV dan SPLTV.
2. Berdasarkan analisis dari hasil belajar siswa, mengungkapkan bahwa untuk
indikator 1 terdapat 93,55% siswa telah mencapai KKM (efektif) dan indikator 2
ada 74,19% siswa telah mencapai KKM (tidak efektif). Dari hasil tersebut
mengidentifikasi bahwa penggunaan LKS interatif berbasis web memiliki
potensial efek pada pembelajaran matematika
5.2 Saran
Adapun saran dari peneliti adalah :
1. Guru, diharapkan dapat memanfaatkan TIK semaksimal mungkin dalam
menunjang pembelajaran siswa.
2. Peneliti, disarankan agar dapat mendesain LKS ini dengan baik lagi pada pokok
bahasan yang berbeda karena LKS ini masih memiliki kekurangan dan perlu
untuk lebih dikembangkan seperti penambahan efek suara, animasi yang lebih
interaktif dan penggunaan elemen multimedia lainnya.
3. Sekolah, agar selalu memperbaiki dan memperbarui fasilitas pendukung kegiatan
pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Akhirni, Ari. 2007. “ Pengembangan Website Sebagai Media Pembelajaran pada
Pokok Bahasan Limit Fungsi dan Turunan di Kelas XI SMA Negeri I
Inderalaya”. Skripsi. Palembang: FKIP Universitas Sriwijaya
Andayani, Indriati Agustin. 2005. “Kemampuan Siswa Melaksanakan Kegiatan
Belajar Mandiri Terbimbing Melalui Lembar Kerja Siswa (LKS) Buatan
Guru Dalam Mata Pelajaran Matematika Di SMA Negeri 6 Palembang”.
Skripsi. Palembang: FKIP Universitas Sriwijaya.
Arikunto, Suharsimi. 2008. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.
Darusman, Candra. 2008. “Efektivitas Penggunaan LKS Dalam Melatih Kecakapan
Berpikir Rasional Materi Perbandingan Di SMP Negeri I Gelumbang”.
Skripsi. Palembang: FKIP Universitas Sriwijaya.
Depdiknas. 2006. Standar Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Mata Pelajaran
Matematika. Jakarta: Depdiknas.
Djamarah, Sayaiful Bahri dan A. Zain. 1995. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Gora S, Winastwan. 2005. Membuat CD Multimedia Interaktif Untuk Bahan Ajar ELearning. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Hartati, Sulastri. 2003. “Meningkatkan Kemampuan Siswa Kelas II dalam
Menyelesaikan Soal-Soal Matematika Berbentuk Essay melalui LKS Buatan
Guru di SLTP Negeri 17 Palembang”. Skripsi. Palembang: FKIP Universitas
Sriwijaya.
Istantia, Elen. 2008. “Studi Tentang Efektivitas Pelaksanaan Proses Pembelajaran di
SMP Terbuka 40 Palembang”. Skripsi. Palembang: FKIP Universitas
Sriwijaya.
Kedasih, Ayu. 2008. Model Pembelajaran E-Learning.
hs.web.ugm.ac.id. Diakses tanggal 16 Juni 2008.
http://www.asep-
Ngadiyo. 2007. “Pembelajaran E-Learning Dalam meningktkan Mutu Pendidikan”.
Makalah disampaikan dalam Pelatihan JARDIKNAS 2007.
nn. “Learn Frame”. www.learnframe.com. Diakses tanggal 5 Mei 2008.
Soekartawi. 2003. “Beberapa Kesulitan Dalam Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis
Web Pada Sistem Pendidikan Jarak Jauh (Obstacles in Applying Web-based
Learning for Distance Education System”. http://www.seamolec.or.id.
Diakses pada tanggal 15 Mei 2008.
Sutrisno. 2007. E-Learning di Sekolah dan KTSP. http://www.e-dukasi.net/artikel.
Diakses pada tanggal 20 Mei 2008.
Universitas Sriwijaya. 2004. Buku Pedoman Universitas Sriwijaya. Inderalaya:
Percetakan dan Penerbit Universitas Sriwijaya.
Widiyanto, Ahlis, M.J. Ni’am, dan E.Y. Nurcandra. 2008. “Lembar Kerja Siswa
(LKS)
Matematika
Interaktif
Model
E-Learning”.
http://ahliswiwite.files.wordpress.com. Diakses tanggal 4 Maret 2008.
Wijaya, Adi. 2004. “Pemanfaatan Komputer Sebagai Alat Bantu Pembelajaran
Matematika SMP”. Makalah disampaikan dalam Pelatihan Instruktur
Matematika SMP Jenjang Dasar pada tanggal 1-23 Oktober 2004 di
Yogyakarta.
Wirasamodra,
Dicky.
2008.
“Multimedia
Pembelajaran
Interaktif”.
http://didikwirasamodra.wordpress.com. Diakses tanggal 10 September 2008.
Yaniawati, R. Poppy. 2000. “Penerapan E-Learning dalam Pembelajaran Matematika
yang Berbasis Kompetensi”. http://jurnalkopertis4.org. Diakses tanggal 4
Maret 2008.
FOTO-FOTO PENELITIAN
Download