KEK - Jurnal STIKES Sukabumi

advertisement
Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Gizi Ibu Hamil
Dengan Kejadian Kekurangan Energi Kronis (KEK) Di Wilayah
Kerja Puskesmas Sukakarya Kota Sukabumi
Woro Rahmanishati*
[email protected]
STIKES Kota Sukabumi
ABSTRAK
Pembangunan kesehatan Indonesia diselenggarakan dalam upaya
mencapai visi "Indonesia Sehat 2015" salah satunya meningkatkan derajat
kesehatan ibu yaitu dengan menurunkan angka kekurangan gizi. Salah satu faktor
yang mempengaruhi KEK adalah pengetahuan. Tujuan penelitian ini adalah
mengetahui hubungan pengetahuan ibu hamil tentang gizi ibu hamil dengan
kejadian Kekurangan Energi Kronis (KEK).
Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan terjadi setelah seseorang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Kurang Energi Kronis
(KEK) merupakan keadaan dimana ibu penderita kekurangan makanan yang
berlangsung menahun (kronis) yang mengakibatkan timbulnya gangguan
kesehatan pada ibu.
Jenis penelitian adalah korelasional dari bulan Juni sampai Oktober 2011.
Populasinya adalah seluruh ibu hamil yang berada di wilayah kerja Puskesmas
Sukakarya Kota Sukabumi yang berjumlah 75 orang, sedangkan sampel yang
digunakan sebanyak 66 responden. Teknik pengambilan sampel menggunakan
teknik cluster sampling. Analisis data uji Spearman.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui dari 66 responden mayoritas
memiliki pengetahuan yang kurang yaitu sebanyak 28 responden (42,4%) dan
responden yang mengalami KEK yaitu sebanyak 16 responden (24,2%).
Diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan pengetahuan ibu hamil tentang gizi ibu
hamil dengan kejadian Kekurangan Energi Kronis (KEK).
Kesimpulan dalam penelitian ini mayoritas ibu memiliki pengetahuan
yang kurang tentang gizi ibu hamil, lebih banyak ibu yang tidak mengalami KEK
dan terbukti ada hubungan diantara keduanya.Saran dalam penelitian ini adalah
meningkatkan pelayanan gizi ibu hamil.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan Indonesia diselenggarakan dalam upaya
mencapai visi "Indonesia Sehat 2015". Tujuan pembangunan kesehatan diarahkan
untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan yaitu meningkatnya kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Dalam visi ini Indonesia
mempunyai delapan sasaran MDGs salah satunya yaitu meningkatkan derajat
kesehatan ibu. Maksud dari visi tersebut yaitu kehamilan dan persalinan di
Indonesia berlangsung aman serta bayi yang akan dilahirkan hidup sehat, dengan
misinya menurunkan kesakitan dan kematian maternal dan neonatal melalui
pemantapan sistem kesehatan di dalam menghadapi persalinan yang aman
(Muhamad, 2010).
Sasaran MDGs yang lain yaitu menurunkan angka kelaparan (kurang gizi)
menjadi setengahnya (50 persen) di tahun 2015. Sebagian besar pencapaian
MDGs Indonesia sudah sesuai dengan rencana target yang ditetapkan (on track),
bahkan beberapa target MDGs 2015 telah tercapai seperti penurunan prevalensi
kekurangan gizi dengan program perbaikan gizi.
Tujuan program perbaikan gizi masyarakat adalah meningkatkan
kesadaran gizi keluarga dalam upaya meningkatkan status gizi masyarakat
terutama pada ibu hamil, bayi dan balita serta usia produktif.
Suksesnya pembangunan kesehatan dan gizi yang dilaksanakan di Indonesia telah
mampu menurunkan beberapa masalah kesehatan dan gizi yang dihadapi secara
bermakna. Namun dengan adanya krisis pangan yang melanda seluruh dunia yang
berakibat pada mahalnya harga pangan menyebabkan daya beli masyarakat
menjadi berkurang, sehingga mengakibatkan masyarakat kurang dapat memenuhi
biaya pemeliharaan kesehatan serta berkurangnya ketersediaan pangan dalam
keluarga. Akibat selanjutnya adalah penyakit infeksi dan kekurangan gizi menjadi
meningkat (Depkes RI, 2006).
Peranan pangan dan gizi merupakan faktor mendasar yang secara langsung
sangat menentukan kualitas sumber daya manusia dan tingkat kehidupan
masyarakat pada umumnya karena dengan mengkonsumsi pangan yang baik SDM
dapat berkualitas. Salah satu target yang berkaitan dengan peningkatan sumber
daya manusia adalah menurunnya Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka
Kematian Ibu (AKI). Besarnya AKB dan AKI ini sangat terkait dengan derajat
kesehatan ibu, khususnya ibu hamil. Salah satu langkah yang telah diambil
pemerintah untuk menurunkan AKB dan AKI adalah dengan upaya
penanggulangan Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada ibu hamil (DepKes RI,
2002). Status gizi ibu sebelum dan selama hamil dapat mempengaruhi
pertumbuhan janin yang sedang dikandung. Janin sangat tergantung kepada
ibunya untuk pernapasan, pertumbuhan dan untuk melindunginya dari penyakit.
Apabila masukan gizi pada ibu hamil tidak sesuai maka akan terjadi gangguan
dalam kehamilan baik terhadap ibu maupun janin yang dikandungnya (Paath EF,
2004).
Masalah gizi adalah masalah kesehatan masyarakat
yang
penanggulangannya tidak dapat dilakukan dengan pendekatan medis dan
pelayanan kesehatan saja. Masalah gizi disamping merupakan sindroma
kemiskinan yang erat kaitannya dengan masalah ketahanan pangan di tingkat
rumah tangga juga menyangkut aspek pengetahuan dan perilaku yang kurang
mendukung pola hidup sehat (Moehji, 2003). Gizi merupakah salah satu penentu
kualitas Sumber Daya Masyarakat (SDM), kekurangan gizi akan menyebabkan
kegagalan pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan, menurunkan
produktifitas kerja dan daya tahan tubuh, yang berakibat meningkatnya kesakitan
dan kematian. Kecukupan gizi sangat diperlukan oleh setiap individu, sejak janin
yang masih didalam kandungan, bayi, anak-anak, remaja dewasa sampai usia
lanjut. Ibu atau calon ibu merupakan kelompok rawan, karena membutuhkan gizi
yang cukup sehingga harus dijaga status gizi dan kesehatannya, agar dapat
melahirkan bayi yang sehat (Dep.Kes RI, 2003)Peran gizi dalam pembangunan
kualitas sumber daya manusia telah dibuktikan dari berbagai penelitian. Gangguan
gizi pada awal kehidupan akan mempengaruhi kualitas kehidupan berikutnya
(Depkes,
2002).
Status gizi ibu sebelum dan selama hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan janin
yang sedang dikandung. Jika status gizi ibu sebelum dan selama hamil normal
maka kemungkinan besar akan melahirkan bayi yang sehat, cukup bulan dengan
berat badan normal. Sehingga dapat disimpulkan kualitas bayi yang dilahirkan
sangat tergantung pada keadaan gizi ibu sebelum dan selama hamil.
Empat masalah gizi utama di Indonesia yaitu Kekurangan Energi Kronik
(KEK), Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), Kekurangan Vitamin A
(KVA), dan Anemia Gizi Besi (AGB). Di Indonesia banyak terjadi kasus KEK
(Kekurangan Energi Kronis) terutama yang kemungkinan disebabkan karena
adanya ketidakseimbangan asupan gizi, sehingga zat gizi yang dibutuhkan tubuh
tidak tercukupi. Hal tersebut mengakibatkan pertumbuhan tubuh baik fisik
ataupun mental tidak sempurna seperti yang seharusnya (Depker RI, 2006).
Kurang Energi Kronis (KEK) merupakan keadaan dimana ibu penderita
kekurangan makanan yang berlangsung menahun (kronis) yang mengakibatkan
timbulnya gangguan kesehatan pada ibu. KEK dapat terjadi pada wanita usia
subur (WUS) dan pada ibu hamil. Ibu hamil diketahui menderita KEK dilihat dari
pengukuran LILA, adapun ambang batas LILA WUS (ibu hamil) dengan resiko
KEK di Indonesia adalah 23,5 cm (Depkes RI. 2002).
Salah satu tujuan yang ingin dicapai dalam pengukuran LILA adalah untuk
menapis wanita yang berisiko untuk melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR)
karena risiko Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada masa kehamilan (Depkes
RI, 2002).
Salah satu faktor yang mempengaruhi kekurangan gizi pada ibu hamil
yang dapat menimbulkan Kekurangan Energi Kronis (KEK) adalah pengetahuan
tentang gizi ibu hamil. Pengetahuan merupakan faktor yang sangat berpengaruh
terhadap keputusan. Seseorang yang memiliki pengetahuan tentang suatu hal,
maka dia cenderung akan mengambil keputusan yang lebih tepat berkaitan dengan
masalah tersebut dibandingkan dengan mereka yang pengetahuannya rendah
(Depkes RI,2001).
Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek (Notoadmojo, 2003).
Dari data Dinas Kesehatan Kota Sukabumi, didapatkan data Kekurangan
Energi Kronis (KEK) dari 15 puskesmas, datanya sebagai berikut :
Dari tabel 1.1 dapat dilihat bahwa Wilayah Kerja Puskesmas Sukakarya
memiliki jumlah Kekurangan Energi Kronis (KEK) paling banyak dibandingkan
14 wilayah kerja Puskesmas lainnya. Faktor yang mempengaruhi Kekurangan
Energi Kronis (KEK) salah satunya disebabkan oleh kurangnya pengetahuan,
terutama pengetahuan ibu hamil tentang gizi ibu hamil sehingga pola konsumsi
sehari-hari tidak sesuai dengan Angka Kecukupan Gizi (AKG).
Puskesmas Sukakarya adalah salah satu Puskesmas di Kota Sukabumi
dengan wilayah kerja satu kelurahan, yaitu kelurahan Sukakarya yang memiliki 16
Posyandu dan 6 Posbindu. Berdasarkan studi pendahuluan diperoleh data
pelayanan KIA di Puskesmas Sukakarya Kota Sukabumi periode bulan Januari
sampai bulan Mei 2011 didapatkan jumlah ibu hamil mencapai 143 orang.
Berdasarkan hasil wawancara tentang gizi ibu hamil yang dilakukan kepada 10
orang ibu hamil, diketahui 2 orang ibu hamil dapat menjawab pertanyaan dengan
baik dan 8 orang lainnya tidak dapat menjawab beberapa pertanyaan yang
diajukan peneliti.
Dari data tersebut peneliti ingin mengambil penelitian mengenai
Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Gizi Ibu Hamil Dengan Kejadian
Kekurangan Energi Kronis (KEK) di Wilayah Kerja Puskesmas Sukakarya.
Tabel 1.1
Angka kejadian Kekurangan Energi Kronis (KEK) Pada
Ibu Hamil
No Puskesmas
Jumlah Jumlah Persent
Ibu
KEK
ase
hamil
KEK
(%)
1
Puskesmas Selabatu
519
18
3,4%
2
Puskesmas Sukabumi
1112
60
5,3%
3
Puskesmas Cipelang
457
39
8,5%
4
Puskesmas
Karang 657
37
5,6%
5
Tengah
6
Puskesmas Benteng
715
18
2,5%
7
Puskesmas Sukakarya
352
95
26,9%
8
Puskesmas Pabuaran
368
3
0,8%
9
Puskesmas Tipar
486
37
7,6%
10 Puskesmas
450
19
4,2%
11 GedongPanjang
12 Puskesmas Nanggeleng 388
27
6,9%
13 Puskesmas Cibereum
14 Puskesmas
Limus 390
12
3,0%
15 Nunggal
368
31
8,4%
Puskesmas Baros
Puskesmas Cikundul
762
35
4,5%
Puskesmas Lembur Situ 470
17
3,6%
377
39
10,3%
Sumber : Laporan KIA Dinas Kesehatan Kota Sukabumi Tahun
2010
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui hubungan pengetahuan ibu hamil tentang gizi ibu hamil dengan
kejadian Kekurangan Energi Kronis (KEK).
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu hamil tentang gizi ibu
hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Sukakarya.
b. Untuk mengetahui gambaran kejadian Kekurangan Energi Kronis
(KEK) di Wilayah Kerja Puskesmas Sukakarya.
c. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu hamil tentang gizi ibu
hamil dengan kejadian Kekurangan Energi Kronis (KEK) di Wilayah
Kerja Puskesmas Sukakarya.
METODE PENELITIAN
Dalam
Tabel 4.3
penelitian
ini
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
menggunakan
jenis
Jumlah Anak (Paritas)
penelitian
No
Jumlah
Persentase
korelasional dengan
Jumlah
Anak
(%)
pendekatan
Cross
1
1
27
40,9
Sectional,
yaitu
2–4
36
54,5
penelitian
yang 2
dilakukan
pada 3
>4
3
4,5
beberapa
populasi Jumlah
yang
66
100
diamati pada waktu
yang
sama (Hidayat AAA, 2009). Sedangkan Penelitian korelasional yaitu mengkaji
tingkat keterkaitan antara variasi suatu faktor dengan variasi faktor lain berdasar
koefisien korelasi dan bertujuan apakah terdapat hubungan antara dua variabel
atau lebih serta seberapa jauh korelasi yang ada antar variabel yang diteliti
(Hidayat, 2007). Dalam penelitian ini mengkaji hubungan pengetahuan ibu hamil
tentang gizi ibu hamil dengan Kejadian Kekurangan Energi Kronis(KEK).
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini menjelaskan bagaimana hasil penelitian dan pembahasan
mengenai hubungan pengetahuan ibu hamil tentang gizi ibu hamil dengan
kejadian Kekurangan Energi Kronis (KEK). Hasil penelitian diperoleh melalui
pengumpulan data dalam bentuk kuisioner yang disebarkan kepada 66 responden
di Wilayah Kerja Puskesmas Sukakarya Kota Sukabumi.
A.
Hasil Penelitian
1.
Analisis Univariat
a.
Data Demografi
1) Umur
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur
Umur
Jml
Persenta
No
se (%)
1
< 20 tahun
11
16,7
2
20-35 tahun
48
72,7
3
>35 tahun
7
10,6
Jumlah
66
100
Berdasarkan Tabel 4.1 diperoleh data bahwa sebagian besar umur responden
berada pada umur 20-35 tahun yaitu sebanyak 48 responden (72,7%) dan sebagian
kecil umur responden berada pada umur >35 tahun yaitu sebanyak 7 responden
(10,6%).
2) Pendidikan
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan
No Pendidikan
0
19
20
23
Persentase
%
0,0
28,8
30,3
34,8
4
6,1
66
100
Jumlah
1
2
3
4
Tidak Sekolah
SD
SMP
SMA
Perguruan
5
Tinggi
Jumlah
Berdasarkan Tabel 4.2 diperoleh data bahwa sebagian besar pendidikan
respondenadalah SMA yaitu 23 responden (34,8%) dan yang paling sedikit adalah
perguruan tinggi yaitu 4 responden (6,1%), dan tidak ada responden yang tidak
bersekolah.
3) Jumlah Anak (Paritas)
Berdasarkan Tabel 4.3 diperoleh data bahwa sebagian besar responden
memiliki anak 2-4 (multipara) yaitu sebanyak 36 responden (54,5%) dan yang
paling sedikit adalah responden yang memiliki anak > 4 (grandemulti) yaitu
sebanyak 3 responden (4,5%).
Gambaran Pengetahuan IbuHamil Tentang Gizi Ibu Hamil
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Gizi Ibu Hamil
No
1
2
3
Pengetahu
an
Baik
Cukup
Kurang
Total
Jumlah
13
25
28
66
Persentase
(%)
19,7
37,9
42,4
100
Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa dari 66 responden, sebagian
besar responden memiliki pengetahuan yang kurang tentang gizi ibu hamil yaitu
sebanyak 28 responden (42,4%) dan sebagian kecil memiliki pengetahuan yang
baik sebanyak 13 responden (19,7%).
Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Gizi Ibu Hamil Dengan
Kejadian Kekurangan Energi Kronis (KEK)
Kejadian KEK
PPenge tahuan
KEK
Tidak KEK Jumlah
value Rs
F
%
F
%
F
%
Baik
0
0%
13
100%
13
100%
Cukup
6
24%
19
76%
25
100%
Kurang
10
35,7% 18
64,3% 28
100%
Jumlah
16
50
66
0,018
1,000
Gambaran Kejadian Kekurangan Energi Kronis (KEK)
Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Kejadian KEK
No Kejadian
Jumlah Persent
KEK
ase
(%)
1
KEK
16
24,2
2
Tidak KEK
50
75,8
Jumlah 66
100
Berdasarkan tabel 4.5 diperoleh data bahwa sebagian besar responden tidak
mengalami Kekurangan Energi Kronis (KEK) yaitu sebanyak 50 responden
(75,8%) dan yang mengalami KEK yaitu sebanyak 16 responden (24,2%).
2. Analisis Bivariat
Hasil dari analisa bivariat ini untuk mengetahui ada atau tidaknya
hubungan pengetahuan ibu hamil tentang gizi ibu hamil dengan kejadian
Kekurangan Energi Kronis (KEK).Ada atau tidaknya hubungan tersebut dapat
diketahui dengan dilakukan analisis statistik uji Spearman.
Berdasarkan tabel 4.6 di dapatkan hasil bahwa responden yang tidak mengalami
KEK sebagian besar memiliki pengetahuan yang cukup yaitu 19 responden
(28,8%). Sedangkan responden yang mengalami KEK umumnya
berpengetahuan kurang yaitu sebanyak 10 responden (15,1%).
Hasil uji statistik Spearman yang diperoleh dengan derajat kepercayaan
95%, nilai Pvalue = 0,018, dengan Correlation coefficient
(rs) =1,000 maka
hubungan kedua variabel kuat sekali atau cukup kuat dan mempunyai hubungan
searah, karena Pvalue< 0,05 maka H0 ditolak, artinya terdapat hubungan antara
pengetahuan ibu hamil tentang gizi ibu hamil dengan kejadian Kekurangan
Energi Kronis (KEK) di Wilayah Kerja Puskesmas Sukakarya Kota Sukabumi.
B. Pembahasan
1. Gambaran pengetahuan ibu hamil tentang gizi ibu hamil
Pada hasil penelitian di wilayah kerja Puskesmas Sukakarya Kota
Sukabumi berdasarkan tabel 4.4 dari 66 responden sebagian besar responden
memiliki pengetahuan yang kurang tentang gizi ibu hamil yaitu sebanyak 28
responden (42,4%), responden yang memiliki pengetahuan baik yaitu
sebanyak 13 responden (19,7%), dan responden yang memiliki pengetahuan
cukup sebanyak 25 responden (37,9%). Hal ini menunjukkan bahwa ibu
hamil di daerah penelitian masih kurang memahami tentang gizi ibu hamil.
Teori Notoatmodjo (2002) menyebutkan bahwa terbentuknya pengetahuan
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantanya umur, lingkungan, sosial budaya
dan ekonomi, pendidikan, informasi dan pengalaman.
Pengetahuan tentang gizi ibu hamil salah satunya dipengaruhi oleh
umur responden, berdasarkan tabel 4.1 sebagian besar responden berumur 2035 tahun sebanyak 48 responden (72,7%), dan sebagian kecil responden
berumur >35 tahun yaitu sebanyak 7 responden (10,6%). Menurut
Notoatmodjo (2002), semakin bertambah usia/umur akan semakin
berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang
diperolehnya semakin baik.
Pengetahuan tentang gizi ibu hamil juga dapat dipengaruhi oleh
pendidikan, berdasarkan tabel 4.2 sebagian besar pendidikan responden
adalah SMA yaitu sebanyak 23 responden (34,8%), SMP sebanyak 20
responden (30,3%), SD sebanyak 19 responden (28,8%), perguruan tinggi
sebanyak 4 responden (6,1%) dan tidak terdapat 1 orang responden pun yang
tidak sekolah. Pada umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin
mudah orang tersebut menerima informasi dan semakin baik pula
pengetahuannya (Notoatmodjo, 2002).
Pengetahuan tentang gizi ibu hamil juga tidak terlepas dari
pengalaman. Menurut Notoatmodjo (2002), pengalaman merupakan sumber
pengetahuan atau suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan.
Pengalaman yang dimaksud disini adalah paritas ibu hamil. Ibu hamil yang
telah bersalin lebih dari satu kali pernah melewati waktu persalinan
sebelumnya sehingga tidak menutup kemungkinan ibu tersebut akan memiliki
pengetahuan tentang gizi ibu hamil yang lebih baik dari sebelumnya.
Berdasarkan tabel 4.3 didapatkan bahwa banyaknya responden yang termasuk
kategori paritas 2-4 anak (multipara) yaitu 36 responden (54,5%) dan yang
paling sedikit yaitu >4 anak (grandemulti ) yaitu sebanyak 3 responden
(4,5%). Hal ini sesuai dengan teori (Beck, 2001) bahwa ibu dengan paritas
terlalu sering (lebih dari 3 kali) akan mempunyai status gizi kurang karena
cadangan gizi dalam tubuh ibu sudah terkuras.
2. Gambaran Kejadian Kekurangan Energi Kronis (KEK)
Berdasarkan tabel 4.5 dari 66 responden, sebagian besar responden
tidak mengalami Kekurangan Energi Kronis (KEK) yaitu sebanyak 50
responden (46,7%) dan sebagian kecil mengalami Kekurangan Energi Kronis
(KEK) yaitu sebanyak 16 responden (15,0%). Hal ini menunjukkan bahwa
masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Sukakarya Kota Sukabumi lebih
banyak tidak mengalami KEK dari pada yang mengalami KEK.
Kejadian Kekurangan Energi Kronis (KEK) merupakan kondisi kurang
gizi disebabkan rendahnya konsumsi dalam makanan sehari-hari yang
berlangsung menahun dan dapat berpengaruh terhadap status gizi, menurut
Beck (2010) gizi ibu hamil dipengaruhi oleh berat badan, tinggi badan, usia,
paritas jarak kelahiran, dan riwayat kehamilan sebelumnya.
Salah satu yang mempengaruhi kejadian KEK adalah umur/usia.
sebagian besar responden berumur 20-35 tahun sebanyak 48 responden
(72,7%), dan sebagian kecil responden berumur >35 tahun yaitu sebanyak 7
responden (10,6%). Semakin bertambah usia/umur akan semakin berkembang
pula daya tangkap dan pola pikirnya (Notoatmodjo, 2002). Ibu hamil dengan
usia antara 20-35 tahun akan lebih siap baik secara jasmani maupun rohani
untuk terjadinya kehamilan karena pada usia tersebut keadaan gizi seorang ibu
akan lebih baik dibandingkan pada usia kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35
tahun.
Jumlah anak (paritas) juga mempengaruhi kejadian KEK . Banyak
responden yang termasuk kategori paritas 2-4 anak (multipara) yaitu 36
responden (54,5%) dan yang paling sedikit yaitu >4 anak (grandemulti) yaitu
sebanyak 3 responden (4,5%). Hal ini sesuai dengan Pudjiadi (2001) bahwa ibu
dengan paritas yang terlalu sering (lebih dari 3 kali) akan mudah mengalami
KEK karena cadangan gizi dalam tubuh ibu sudah terkuras.
3. Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Gizi Ibu Hamil Dengan
Kejadian Kekurangan Energi Kronis (KEK)
Berdasarkan tabel 4.6 di dapatkan hasil bahwa responden yang
mengalami KEK sebagian besar memiliki pengetahuan yang cukup yaitu 19
responden (28,8%). Sedangkan responden yang mengalami KEK lebih
cenderung berpengetahuan kurang yaitu sebanyak 10 responden (15,1%). Hal
tersebut menunjukkan adanya hubungan pengetahuan ibu hamil tentang gizi
ibu hamil dengan kejadian Kekurangan Energi Kronis (KEK).
Pengetahuan mempengaruhi kejadian Kekurangan Energi Kronis
(KEK) karena pengetahuan akan berpengaruh terhadap perilaku dalam
mengkonsumsi makanan sehari-hari dan dalam memahami kebutuhan gizi
yang baik dalam kehamilan sesuai dengan angka kecukupan gizi, sehingga
dengan memiliki pengetahuan yang lebih baik diharapkan akan menentukan
pilihan yang baik pula. Sedangkan yang memiliki pengetahuan yang kurang
dapat menyebabkan seseorang melakukan pemilihan makanan yang kurang
cermat. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian bahwa reponden yang
mempunyai pengetahuan yang kurang lebih dominan mangalami kejadian
KEK dibandingkan responden yang berpengetahuan cukup.
Berdasarkan hasil analisa tersebut, ibu hamil yang berada di
wilayah kerja Puskesmas Sukakarya Kota Sukabumi sebagian besar
memiliki pengetahuan yang cukup sehingga mereka tidak mengalami KEK,
responden yang mengalami KEK sebagian besar memiliki pengetahuan
yang kurang tetapi bukan berarti semua responden yang berpengetahuan
kurang mengalami KEK. Hal ini dikarenakan bukan hanya pengetahuan
tentang gizi ibu hamil yang mempengaruhi KEK, tetapi terdapat pula faktor
lainnya yang berupa status ekonomi, pendidikan, informasi, pengalaman
dan sosial budaya (Notoatmodjo, 2002).
SIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab
sebelumnya, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa:
1. Berdasarkan distribusi frekuensi dari data demografi, sebagian besar
responden berumur 20-35 tahun, mempunyai pendidikan SMA ,
mempunyai 2-4 orang anak.
2. Pengetahuan ibu hamil tentang gizi ibu hamil yang berada di wilayah
kerja Puskesmas Sukakarya Kota Sukabumi sebagian besar
berpengetahuan kurang.
3. Berdasarka hasil penelitian kejadian KEK di wilayah kerja Puskesmas
Sukakarya Kota Sukabumi, sebagian kecil responden mengalami KEK
dan sebagian besarnya tidak mengalami KEK.
4. Terdapat hubungan antara pengetahuan ibu hamil gizi ibu hamil
dengan kejadian Kekurangan Energi Kronis (KEK) di wilayah kerja
Puskesmas Sukakarya Kota Sukabumi.
B. Saran
Setelah dilakukan penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan
pelayanan kesehatan misalnya dengan memberikan penyuluhan kepada ibu
hamil khususnya tentang program perbaikan gizi ibu hamil sehingga ibu
hamil akan lebih memahami tentang gizi dalam kehamilan, memberikan
penyuluhan program pemanfaatan pekarangan sehingga setiap keluarga
memilik tanaman sehat untuk pemenuhan gizi ibu hamil.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sunita.2003.Buku Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT. Gramedia
Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka
Cipta.
As’ad, S. 2002. Gizi Kesehatan Ibu dan Anak.Jakarta : Proyek Peningkatan
Penelitian Pendidikan Tinggi
Basford. 2006. Kesehatan Gizi. Jakarta: Gramedia.
Beck. 2001. Ilmu Gizi. Jakarta: Rineka Cipta.
Budiarto. 2002. Biostatiska untuk kedokteran dan kesehatan masyarakat.
Jakarta: EGC.
Chinue, C. 2009. Kekurangan Energi Kronik (KEK). Jakarta: EGC.
Danim. 2003. Pengantar Studi Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
Depkes RI. 2001. Catatan tentang Perkembangan dalam Praktek Kebidanan.
Jakarta: Depkes RI.
.2002. Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Depkes RI.
.2003.Kebijakan Gizi makro. Jakarta: Depkes RI.
.2006.Manajemen BBLR. Jakarta : Depkes RI.
Hidayat, Aziz Alimul. 2007. Metode Penelitian Kebidanan Dan Teknik analisis
Data. Jakarta: Salemba Medika.
Karyadi. 2001.Ilmu Gizi. Jakarta : EGC
Lubis,Zulhaida.2003. Buku Kedokteran.Jakarta : EGC.
Moehji, Sjahmien. 2003.Ilmu Gizi Dan Penanggulangan Gizi Buruk. Jakarta:
Papas Utama.
Muhammad. 2010. Pembangunan Indonesia Sehat 2015. Jakarta : Papas
Utama.
Notoatmodjo. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
. 2002. Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta.
. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip - Prinsip Dasar.
Jakarta: Rineka Cipta.
. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan Jakarta: Rineka Cipta.
Nursalam. 2008. Konsep dan peranan metode penelitian ilmu keperawatan.
Jakarta : PT Salemba Medika.
Paath, EF. 2004. Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta : EGC
Prawiroharjo,Sarwono 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sastroasmoro. 2006. Statistik Kedokteran. Jakarta : Bina Pustaka.
Sudigyo. 2002. Konsep Metode Penelitian. Jakarta : Bina Pustaka.
Supariasa I Dewa Nyoman, dkk. 2002.Penilaian Status Gizi.Jakarta : EGC.
Sugiyono, dkk. 2001. Statistika. Bandung : Alfabeda.
Wenni. 2010. Gizi Ibu Hamil. Bantul : Muha Medika.
http://www.gizi.net.depkes.kebijakan-gizi-makro. Diakses pada tanggal 10 Juni
2011pukul 04.00WIB.
http://chinue.wordpress.com/2009/03/14/makalah-KEK. Diakses pada tanggal
3 Juni 2011 pukul 05.00 WIB.
Download