Sistem Informasi Akuntansi dan Contoh Penerapannya Dalam Perusahaan Kecil SISTEM INFORMASI AKUNTANSI (ACCOUNTING INFORMATION SYSTEM) Sistem Informasi : Perspektif Akuntan Informasi mengalir dalam dua arah dalam perusahaan: secara horizontal dan vertikal. Arus horizontal mendukung berbagai pekerjaan tingkat operasionaldengan informasi sangat terperinci mengenai berbagai transaksi bisnisyang mempengaruhi perusahaan. Arus vertikal mendistribusikan informasiringkas mengenai berbagai aktivitasoperasional dan lainnya ke para manajer di semua tingkat. Arus ketiga yang ditunjukkan dalm figur 1-1 mewakili interaksi antara perusahaan dengan pengguna dalam lingkungan eksternal. Para pengguna eksternal dibagi dalam dua kelompok: mitra dagang (tracing partner) dan pemegang kepentingan (stakeholder). APA YANG DIMAKSUD SISTEM ? Bagi banyak orang istilah sistem (system) memunculkan gambaran mental mengenai berbagai komputer dan pemograman. BERBAGAI ELEMEN SISTEM Dari mana pun asalnya, semua sistem memiliki beberapa elemen yang sama. Definisi berikut ini menjelaskan bahwa : Sistem adalah kelompok dari dua atau lebih komponen atau subsistem yang saling berhubungan yang berfungsi dengan tujuan sama. Definisi umum ini akan dianalisis lebih lanjut dalam bagian berikut untuk mendapatkan pemahaman mengenai bagaimana definisi diaplikasikan dalam perusahaan dan sistem informasi. 1. Banyak komponen. Sebuah sistem harus berisi lebih dari satu bagian. Contohnya, sebuah yoyo yang dibuat dari kayu dan diselipkan sebuah tali adalah sebuah sistem, tanpa tali tersebut yoyo itu bukanlah suatu sistem. 2. Berhubungan. Tujuan umum dari suatu sistem adalah menghubungkan berbagai bagian dari sistem tersebut. Meskipun tiap bagian berfungsi secara independen dari yang lainnya, semua bagian tersebut melakukan tujuan yang sama. Jika komponen tertentu tidak memberikan kontribusinya pada tujuan bersama, maka komponen tersebut bukanlah bagian dari sistem tersebut. Contohnya, sepasang sepatu iceskating dan jaring permainan voli adalah komponen. Akan tetapi, keduanya tidak memiliki tujuan bersama dan karenanya tidak membentuk sistem. 3. Sistem versus subsistem. Perbedaan antara istilah sistem dan subsistem adalah dari segi perspektif. Dalam buku ini, kedua istilah tersebut dapat saling menggantikan. Sistem disebut subsistem ketika dipandang hubungannya dengan sistem yang lebih besar dimana sistem tersebut hanya menjadi bagian dari sistem yang lebih besar. Sama halnya, subsistem disebut sistem ketika menjadi fokus perhatian. 4. Tujuan. Sistem harus mengarah ke satu atau beberapa tujuan. Apakah suatu sistem dapat memberikan ukuran waktu, daya listrik, atau informasi , sistem tersebut tetap harus mengarah ke suatu tujuan, maka sistem tersebut harus diganti. 5. Dekomposisi sistem. Dekomposisi adalah proses membagi sistemmenjadi berbagai bagian sistem yang lebih kecil. Ini adalah cara yang paling baik untuk menyajikan, melihat, dan memahami berbagi hubungan antara subsistem. Dengan mendekomposisi subsistem, maka dapat disajikan sistem secara keseluruhan sebagai sebuah hierarki, dan melihat berbagi hubungan antara subsistem serta subsistem yang lebih tinggi tingkatnya. 6. Interdependensi subsistem. Kemampuan sistem untuk mencapai tujuannya bergantung pada efektivitas fungsinya dan interaksi yang harmonis antara subsistemnya. Jika sebuah subsistemyang sangat penting rusak dan tidak dapat lagi memenuhi tujuan tertentunya, keseluruhan akan gagal memenuhi tujuannya. Contohnya, jika pompa bahan bakar (subsistem yang sangat penting bagi sisten bahan bakar) rusak, maka sistem bahan bakar akan gagal memenuhi tujuannya. KERANGKA KERJA UNTUK SISTEM INFORMASI Sistem informasi (information sistem) adalah rangkaian prosedur formal diman data dikumpulkan, diproses menjadi informasi dan didistribusikan ke para pengguna. Menunjukkan system informasi sebuah perusahaan manufaktur yang didekomposisikan menjadi berbagai subsistem dasar. Perhatikan bahwa dua kelas system umum timbul dari dekomposisi tersebut: system informasi akuntasi (SIA) dan system informasi manajemen (SIM). Kerangka kerja ini akan digunakan untuk mengidentifikasi bidang SIA dan untuk membedakannya dari SIM. Harus ditekankan bahwa figure 1-3 adalh tampilan konseptual. System informasi fisiknya tidak akan diatur menjadi berbagai bagian yang begitu jelasnya. Sering kali, aplikasi SIM dan SIA diintegrasikan agar dapat mencapai efisiensi operasional. Perbedaan antara subsistem SIA dengan SIM berpusat pada konsep transaksi. System informasi menerima input, yang disebut transakso, yang akan dikonversikan melalui berbagai proses menjadi informasi output, yang akan diberikan ke pengguna. Transaksi terbagi menjadi dua jenis: transaksi keuangan dan transaksi nonkeuangan. Sebelum membahas perbedaan ini, pertama-tama akan didefinisikan secara umum mengenai transaksi : Transaksi (transaction) adalah kegiatan yang memengaruhi atau merupakan kepentingan dari perusahaanserta diproses oleh system informasinya sebagai unit pekerjaan. Transaksi keuangan (financial transaction) adalah kegiatan ekonomi yang mempengaruhi aktiva dan perubahan ekuitas perusahaan, dan yang dicerminkan dalam berbgai akun, serta diukur dalam berbagai ukuran keuangan. Transaksi nonkeuangan (nonfinancial transaction) meliputi semua kegiatan yang diproses oleh perusahaan melalui system informasi yang tidak memenuhi definisi khusus dari transaksi keuangan. Contohnya, menambahkan pemasok baru, bahan baku ke daftar para pemasok valid adalah kegiatan yang dapat diproses oleh sisteminformasi perusahaan sebagai sebuah transaksi. Transaksi keuangan dan transaksi nonkeuangan sangat dekat sekali kaitannya dan sering kali diproses oleh system fisik yang sama. SISTEM INFORMASI AKUNTASI Subsistem SIA memproses berbagai transaksi keuangandan trasaksi nonkeuangan yang secara lansung mempengaruhi pemrosesan transaksi keuangan. SIA terdiri atas tiga subsistem: 1. System pemrosesan transaksi (transaction processing type-TPS), yang mendukung operasi bisnis harian melaui berbagai dokumen srta pesan untuk para pengguna diseluruh perusahaan. 2. System buku besar/pelaporan keuangan (general ledger/financial reporting systemGL/FRS), yang menghasilkan laporan keuangan seperti laporan laba rugi, neraca, arus kas, pengembaliam pajak, serta berbagai laporan lainnya yang disyaratkan oleh hokum. 3. System pelaporan manajemen (manajemen reporting system- MRS), yang menyediakan pihak manajemen internal berbagai laporan keuangan bertujuan khusus serta informasi yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan, seperti anggaran, laporan kinerja, serta laporan pertanggungjawaban. Tiap subsistem ini akan dijelaskan kemudian. SISTEM INFORMASI MANAJEMEN Sistem informasi manajemen (SIM) memproses berbagai transaksi nonkeuangan yang biasanya tidak diproses oloh SIA biasa. Tabel 1-1 memberikan beberapa contoh mengenai berbagi aplikasi SIM umum yang berkaitan dengan berbagi area fungsional di perusahan. Contoh tabel 1-1 Fungsi Contoh aplikasi SIM Sistem pengendalian dan perencanaan produksi produksi Sistem penjadwalan pekerjaan Sistm manajemen portofolio keuangan System pengangaran modal Analisis pasar pemasaran Pengembangan produk baru Analisi produk Pengaturan dan penjadwalan gudang distribusi Penjadwalan pengiriman Model pemuatan dan alokasi kendaraan Sistem penelusuran keahlian kerja Personalia System kompensasi karyawan PERUBAHAN PERAN INFORMASI AKUNTANSI Untuk memperbaiki efisiensi operasional dan mencapai keunggulan kompetitif dalam pasar, banyak perusahaan telah merekayasa ulang sisitem informasinya agar meliputiberbagai fitur SIA dan SIM. Ini berdampak pada peran trdisional akuntan karena para akuntan kini mendapat tanggung jawab untuk menyediakan data nonkeuangan yang handal. Dalam bab-bab berikutnya, akan dipelajari berbagai karateristik dalam system tradisional dan yang rekayasa ulang, serta akan dipelajari berbagai model akuntansi alternative seperti REA (resource,events,dan agent) dan system ERP (enterpris resource planning) yang mengintegrasikan data keuangan dengan nonkeuangan. SUBSISTEM SIA Sementara ini akan dibahas secara singkat peran tipa subsistem, yaitu : 1. Sistem pemrosesan transaksi System pemrosesan transaksi penting untuk keseluruhan fungsi dari system informasi karena : 1. a) Mengonversikan berbagai kegiatan ekonomi ke dalam transaksi keuangan. 2. b) Mencatat berbagi transaksi keuangan ke dalam catatan akuntansi (jurnal dan buku besar). 3. c) Mendistribusukan hnformasi keuangan yang penting untuk peronel operasional dalam mendukung operasi hariannya. 2. System buku besar/pelaporan keuangan Sistem buku besar (general ledger system-GLS) dan system pelaoran keuangan (financial reporting system-FRS) adalah dua subsistem yang earat hubungannya satu sama lain. Akan tetapi, karena interepedensi operasional keduanya, maka keduanya secara umum dipandang sebagai satu system terintegrasi GL/FRS. System pelaporan keuangan mengukur dan melaporkan kondisi sumber daya keuangan serta berbagai perubahan atas sumber daya tersebut. FRS mengkomunikasikan informasi ini terutama untuk pengguna eksternal. Jenis pelaporan ini disebut nondiskresioner karena perusahaan memiliki sedikit atau tidak memiliki sama sekali pilihan dalam informasi yang disediakannya. SISTEM PELAPORAN MANAJEMEN System pelaporan manajemen memberikan informasi keuangan internal yang dibutuhkan untuk mengelola bisnis. Laporan yang umum dihasilkan oleh MRS meliputi anggaran, lappran kinerja, analisis biaya-volume-laba, serta berbagai laporan yang menggunakan data biaya (bukan yang historis). Jenis laporan semacam ini disebut sebagai laporan deskresioner karena perusahaan dapat memilih informasi apa yang akan dilaporkan dan cara mrnyajikannya. MODEL UMU SIA Berbagai elemen dalam model umum adalah : 1. Pengguna akhir. Pengguna akhir dibagi ke dalam dua kelompok umum eksternal dan internal. Pengguna eksternal meliputi para kreditor, pemegang saham, calon investor, lembaga pemerintahan, kantor pajak, pemasok dan pelanggan. Para pengguna internal meliputi pihak manajemen di tiap tingkat dalam perusahaan, serta personel operasional. Berlawanan dengan laporan eksternal, perusahaan memiliki ukuran untuk memenuhi kebutuhan para pengguna internalnya. Meskipun terdapat beberapa konvensi dan praktik umum, laporan internal diatur terutama berdasarkan apa yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan. Data versus informasi, data adalah berbagai fakta, yang akan atau mungkin tidak diproses dan tidak memiliki pengaruh langsung atas pengguna. Sebaliknya informasi menyebabkan pengguna mengambil tindakan yang akan dilakukan atau tidak dilakukan. Informasi sering kali didefinisikan hanya sebagai data yang diproses. Informasi bagi seseorang adalah data bagi orang lain. Jadi, informasi memungkinkan penggunanya untuk mengambil tindakan dalam mengatasi masalah, mengurangi ketidakpastian, serta dalam membuat keputusan. 2. Sumber data Sumber data adalah berbagai transaksi keuangan yang masuk kedalam system informasi baik dari sumber internal maupun eksternal. Transaksi eksternal adalah sumber data yang paling umum untuk kebanyakan perusahaan. Transaksi ini adalah berbagai pertukaran ekonomi dengan berbagai entitas bisnis dan individu lain di luar perusahaan. Contohnya, meliputi penjualan barang dan jasa, pembelian persediaan, penerimaan kas, serta pengeluaran kas (termasuk untuk penggajian). Transaksi keuangan internal melibatkan pertukaran atau perpindahan menjadi barang dalam proses (work in process-WIP), penggunaan tenaga kerja dan overhead untuk barang dalam proses, konvensi WIP menjadi persediaan barang jadi serta depresiasi pabrik dan perlengkapan. 3. Pengumpulan data Pengumpulan data adalah tahap operasional pertama dalam system informasi. Tujuannya adalah memastikan bahwa data kegiatan yang masuk ke dalam system valid, lengkap, dan bebas dari kesalahan. Terdapat dua aturan yang menentukan dalam desain prosedur pengumpulan data yaitu relevansi dan efisiensi. System informasi harus hanya menangkap data yang relevan. Pekerjaan dasar desainersistem adalah menentujan apa saja yang relevandan tidak relevan. Dia dapat melakukannya dengan menganalisis kebutuhan pengguna. Hanya data yang pada akhirnya berkontribusi pada informasi yang dianggap relevan. Tahap pengumpulan data harus didesain agar dapat menyaring berbagai fakta yang tidak relevan dari system. Prosedur engumpulan data yang efisien di desain untuk mengumpulkan data sekali saja. System informasi memiliki kemampuan pengumpulan, pemrosesan, dan penyimpanan. 4. Pemrosesan data Setelah selesai dikumpulkan, data biasanya membutuhkan pemrosesan agar dapat menghasilkan informasi. Berbagai pekerjaan dalam tahap pemrosesan data berkisar dari yang sederhanahingga yang rumit. MANAJEMEN BASIS DATA 1. Basis data. Basis data perusahaan adalah tempat penyimpanan fisik data keuangan dan nonkeuangan. 2. Atribut data. Atribut data adalah bagian mendasar dari calon data yang berguna bagi basis data. Atribut adalah karateristik logis dan relevan dari suatu entitas dan yang mengenai hal apa perusahaan menangkap datanya. Berbagai atribut yang ditunjukkan dalam figure 1-6 adalah logis karena semuanya berkaitan dengan entitas yang sama-piutang usaha. 3. Record. Record adalah serangkaian lengkap atribut untuk satu kejadian dalam suatu kelas entitas. Contohnya, nama, alamat, adan saldo pelanggan adalah satu kejadian dalam kelas piutang uasaha. Untuk menemukan record tertentu dalam basis data, maka pengguna harus dapat mengidentifikasikannya secara unik. Kunci untuk record piutang usaha adalah nomor rekening pelanggan. Ini adalah satusatunya pengidentifikasiaan unik dalam kelas record tersebut. Berbagai atribut lainnya memiliki berbagai nilai yang bias saja berada dalam kelas record tersebut. Berbagai atribut lainnya memiliki berbagai nilai yang bias saja berada dalam record-record lainnya. 4. File. File adalah serangkaian record yang lengkap dari suatu kelas yang identik. Contohnya, semua record piutang usaha dari suatu perusahaan akan membentuk file piutang usaha. Dalam cara yang hamper sama, file dibentuk untuk kelas-kelas lain dari record seperti untuk persedian, piutang usaha, dan penggajian. Basis data perusahaan adalah keseluruhan kumpulan berbagai file semacam itu. 5. Pekerjaan manajemen basis data. Melibatkan tiga pekerjaan dasar yaitu penyimpanan, penarikan, dan penghapusan, penarikan adalah pekerjaan mencari dan mengekstraksi record yang ada dari basis data untuk diproses. Penghapusan adalah pekerjaan untuk secara permanen memindahkan berbagai record yang using atau redundan dari basis data. PEMBUATAN INFORMASI Pembuatan informasi adalah proses menyusun, mengatur, menformat, dan menyajikan informasi ke para pengguna. Informasi dapat berupa dokumen operasional seperti pesanan penjualan, laporan yang terstruktur, atau sebuah pesan dalam layar computer. Apapun bentuk fisiknya, informasi yang berguna memiliki berbagi karateristik berikut ini : 1. Relevan. Isi dari suatu laporan atau dokumen harus bekerja untuk suatu tujuan. Ini dapat berupa dukungan bagi keputusan manajer atau untuk pekerjaan staf administrasi. 2. Tepat waktu. Umur informasi adalah factor yang sangat penting dalam menentukan kegunaannya. Informasi harus tidak melebihi periode waktu dari tindakan yang didukungnya. Conthnya, jika seorang manajer mmbuat keputusan secara harian untuk membeli persediaan dari pemasok berdasarkan laporan status persediaan, maka informasi tersebut dalam laporan tidak boleh lebih dari atu hari. 3. Akurasi. Informasi harus bebas dari kesalahan yang signifikan. Akan tetapi, signifikasi adalah konsep yang sulit untuk diukur. Konsep ini tidak akan memiliki nilai absolute, ini adalah konsep yang sangat bergantung pada masalahnya. Kadang kita harus mengorbankan akurasi yang absolute untuk mendapatkan informasi yang akurat. Oleh karenanya, dalam menyediakan informasi desainer system harus mencari keseimbangan yang seakurat mungkin dengan ketetapan waktu yang memadai agar berguna. 4. Kelengkapan. Semua informasi yang penting bagi sebuah keputusan atau pekerjaan harus ada. Contohnya, sebuah laporan harus menyediakan semua perhitungan yang dibutuhkan dan menyajikan pesannya secara jelas serta tidak ambigu. 5. Ringkas. Informasi harus diumpulkan deduai dengan kebutuhan pengguna. Para manajer dalam tingkat yang lebih rendah cenderung membutuhkan informasi yang sangat terperinci. Ketika informasi mengalir melalui perusahaan hingga ke pihak manajer puncak, maka informasi akan makin ringkas. UMPAN BALIK Umpan balik (feedback) adalah suatau bentuk outpiut yang dikirim kembali ke system sebagai sumber data. Umpan balaik dapat bersifat internal atau eksternal dan digunakan untuk memulai atau mengubah proses. Contohnya, laporan status persediaan akan memperingatkan staf pengendali persediaan bahwa suatu barang persediaan telah jatuh kea tau di bawah, tingkat minimum yang dijijnkan. TUJUAN SISTEM INFORMASI Tiap perusahaan harus menyesuaikan sistem informasi dengan kebutuhan penggunanya. Terdapat tiga tujuan dasar yang umum didapati di semua system. Tujuan-tujuan tersebut adalah : 1. Mendukung fungsi penyediaan pihak manajemen. Administrasi mengacu pada tanggung jawab pihak manajemen untuk mengelola dengan baik sumber daya perusahaan. 2. Mendukung pengambilan keputusan pihak manajemen. System informasi memberikan pihak manajemen informasi yang dibutuhkan untuk melaksanakan tanggung jawab pengambilan keputusan tersebut. 3. Mendukung operasional harian perusahaan. System informasi menyediakan informasi bagi para personel operasional untuk membantu mereka melaksanakan pekerjaan hariannya dalam cara yang efisin dan efektif. PEMEROLEHAN SISTEM INFORMASI 1. Mengembangkan system yang disesuahkan dari awal melaui aktivitas pengembangan system internal. 2. Membeli system komersial yang siap pakai dari para vendor piranti lunak. Perusahaan yang lebih besar dengan kebutuhan yang lebih unik serta sering kali berubah harus melakukan pengembangan secara internal.perusahaan yang lebih kecil dan lebih besar dan yang telah memiliki kebutuhan informasi yang distandarisasi adalah pasar utama untuk piranti lunak komersial. Tiga jenis piranti lunak yang tersedia adalah : 3. a) System siap pakai adalah system jadi dan teruji serta siap untuk diimplementasikan. Biasanya system ini adalah system umum atau system yang disesuaikan untuk industry tertentu. 4. b) System tulang punggung, terdiri dari struktur system dasar dimana system akan dikembangkan. Logika pemrosesan utamanya telah deprogram terlebih dahulu dan vendor kemudian mendesain antar muka pengguna agar sesuai dengan kebutuhan klien yang berbeda-beda. 5. c) System yang didukung vendor adalah system yang disesuaikan dan dibeli perusahaan secara komersial sebagai ganti dikembangkansendiri secara internal. Berdasarkan pendekatan ini, vendor piranti lunak akan mendesain, mengimplementasikan, serta memelihara system untuk kliennya, SEGMEN BISNIS Ada beberapa cara untuk mengatur segmentasi perusahaan. Tiga pendekatan yang paling umum meliputi segmentasi berdasarkan : 1. Lokasi geografis 2. Lini produk 3. Fungsi bisnis SEGMENTASI FUNGSIONAL Segmentasi berdasarkan fungsi bisnis adalah metode pengaturan yang paling umum. Sebagai gambaran, asumsikan sebuah perusahaan manufaktur yang menggunakan berbagai sumber daya berikut : bahan baku, tenaga kerja, modal keuangan, dan informasi. MANAJEMEN BAHAN BAKU Tujuan dari manajemen bahan baku adalah merencanakan dan mengendalikan persediaan bahan baku perusahaan. Manajemen bahan baku memiliki tiga subfungsi : 1. Pembeliaan adalah tangung jawab untuk memesan persediaan dari berbagai pemasok ketika tingkat persediaan jatuh ke titik pemesanan ulang. Sifat dari pekerjaan ini bervariasi antar perusahaan. Dalam beberapa kondisi, pembelian kepemasok yang ditunjuk. Di kondisi lainnya, pekerjaan ini melibatkan permintaaan penawaran dari berbagai penjual yang bersaiang. Sifat bisnis serta jenis persediaan menentukan sejauh mana fungsi suatu bagian pembelian. 2. Penerimaan adalah pekerjaaan menerima persediaan yang sebelumnya dipesan oleg bagian pembelian. Aktivitas penerimaan meliputi perhitunhan dan pemeriksaan kondisi fisik berbagai barang ini. Penerimaan adalah peluang pertama, dan mungkin satu-satunya bagi perusahaan untuk mendeteksi kiriman yang tidak lengkap dan barang yang rusak sebelum dimasukkan ke dalam proses produksi. 3. Penyimpanan merupakan aktivitas penyimpanan berbagai persediaan yang diterima dan pelepasan sumber daya ini kedalam proses produksi ketika dibutuhkan. Produksi Aktivitas produksi terjadi di siklus konversi dimana bahan baku mentah, tenaga kerja, dan aktiva pabrik digunakan untuk membuat produk jadi. Berbagai aktivita tertentu ditentukan berdasarkan sifat produk yang diproduksi. Secara umum, aktivitas-aktivitas tersebut terbagi dalam dua kelas aktivitas pendukung produksi. Tetapi tidak terbatas pada, berbagai jenis aktivitas berikut ini : 1. Perencanaanproduksi yang melibatkan penjadwalan arus bahan baku, tenaga kerja, dan mesin untuk secara efisien memenuhi kebutuhan produksi. Kegiatan ini membutuhkan informasi mengenai status pesanan penjualan, persediaan bahan baku, persedian barang jadi, serta ketersediaan mesin dan tenaga. 2. Pengendalian kualitas memantau proses produksi di berbagai tahap bentuk memastikan bahwa produk jadi memenuhi standar kualitas perusahaan. Pengendalian kualitas yang efktif dapat mendeteksi masalah sedini mungkin untuk memungkinkan tindakan perbaikan. Kegagalan dalam melakukan hal ini dapat mengakibatkan banyak bahan baku dn tenaga kerja yang terbuang sia-sia. 3. Pemeliharaan menjaga berbagai mesin dan fasilitas produksi lainnya agar berjalan dengan baik. Proses produksi bergantung pada pabrik serta perlengkapannya dan tidak menoleransi kerusakan apapun dalam periode puncak produksi. Oleh karenanya, kunci dari pemeliharaan adalah pencegahan-menyingkirkan perlengkapanyang dijadwalkan dari operasi untuk dibersihkan, diservis, dan diperbaiki. Pemasaran Pasar perlu mengetahui dan memilki akses ke berbagai produk perusahaan. Fungsi pemasaran berhubungan dengan berbagai masalah strategi promosi, periklanan, dan riset pasar produk. Padad tingkat operasioanal, pemasaran melakukan berbagai aktivitas rutin seperti memasukkan pesanan penjualan. Distribusi Distribusi adalah aktivitas untuk membuat produk sampai ke tangan pelanggan setelah adanya penjualan. Banyak yang dapat terjadi sebelum pelanggan mengambil alih kepemilikan dari suatu produk. Lamanya waktu antara memaksukkan dengan memenuhi pesanan, pengiriman yang salah, atau barang yang rusak dapat mengakibatkan ketidakpuasan pelanggan serta hilangnya penjualan. Personalia Karyawan yang kompeten dan handal adalah sumber daya yang berharga bagi sebuah perusahaan. Tujuan dari fungsi personalia adalah untuk mengelola secara efektif sumber daya ini. Fungsi personalia yang dikembangkan secara lengkap meliputi perekrutan, pelatihan, pendidikan lanjutan, konsiltasi evaluasi, hubungan ketenagakerjaan, dan administrasi kompensasi. Keuangan Berfungsi mengelola sumber daya keuangan perusahaan melalui aktifitas perbankan dan perbendaharaan, manajemen portofolio, evaluasi kredit, pengeluaran dan penerimaan kas, mencatat arus kas harian yang masuk dan keluar dari perusahaan. FUNGSI AKUNTANSI Mengelola sumber daya informasi keuangan perusahaan. Fungsi ini mempunnyai dua peran penting di pemrosesan transaksi, yaitu: 1. Akuntansi menangkap dan mencatat berbagai pengaruh keuangan dari berbagai transaksi keuangan. 2. Akuntansi mendistribusikan informasi transaksi ke personal operasional untuk mengkoordinasikan banyak dari tugas mereka. Nilai Informasi Tujuan informasi adalah untuk mengarahkan kepada pengguna ke tindakan yang seharusnya. Nilai informasi bagi pengguna ditentukan berdasarkan keandalannya ( reliability ). Agar hal ini dapat terjadi, informasi harus relevan, akurat, lengkap, ringkas, dan tepat waktu. Jika informasi yang diberikan tidak andal maka, tidak memiliki nilai dan penggunaan sumber daya akan menjadi sia-sia Independensi Akuntansi Keandalan informasi sangat tergantung pada konsep independensi akuntansi. Keputusan pengguna yang efektif membutuhkan informasi penting oleh sumber yang independen untuk memastikan integritasnya. FUNGSI LAYANAN KOMPUTER Fungsi layanan computer berkaitan dengan sumber daya informasi. Berbagai aktivitasnya dapat diatur dalam sejumlah cara yang berbeda. Adapun unsure-unsur yang eksterm dalam fungsi layanan computer adalah: 1. Pemrosesan Data Terpusat (centralized data processing) Semua data dilakukan oleh satu atau lebih computer besar yang ditempatkan di sebuah lokasi pusat dan melayani para pengguna di seluruh perusahaan. Fungsi layanan computer biasanya diperlakukan sebagai pusat biaya yang biaya operasionalnya dibebankan kembali kepada para pengguna akhirnya. 2. Administrasi Basis Data Perusahaan yang diatur secara terpusat memelihara sumberdaya datanya dalam lokasi terpusat yang digunakan bersama oleh pengguna akhir. 3. Pemrosesan Data Kelompok pemrosesan data mengelola sumberdaya computer yang digunakan untuk pemrosesan rutin transaksi. Ini terdiri atas berbagai fungsi organisasional berikut: – Pengendalian data ( data control ) : sebagai perantara antara pengguna akhir dengan pemrosesan data. – Konversi data (data conversion) : menyalin data transaksi dari bentuk dokumen kertas ke dalam media magnetis / disket yang sesuai untuk diproses oleh computer. – Perpustakaan data ( data library ) : Ruang yang bersebelahan dengan pusat computer dan yang menyediakan tempat penyimpanan yang aman bagi file data yang tidak aktif 4. Pengembangan dan Pemeliharaan Sistem Kebutuhan sistem informasi para pengguna dipenuhi melalui dua fungsi yang saling berhubungan. Para partisipan dalam pengembangan sistem meliputi : – Professional sistem meliputi analisis sistem, desainer basis data, dan pemograman yang mendesain dan membangun sistem. Hasil usaha mereka adalah sistem informasi yang baru. – Pengguna akhir adalah bagi siapa sistem dibangun. Mereka adalah para manajer yang menerima lpaoran dari sistem dan para personel operasional yang bekerja secara langsungdengan sistem tersebut sbagai tanggungjawab harian mereka. – Pemegang kepentingan adalah orang-orang yang memiliki kepentingan atas sistem tersebut tapi bukan pengguna akhirnya. Meliputi: akuntan,auditor internal dan eksternal, dan pihak lain yang mengamati perkembangan sistem. 5. Pemrosesan Data Terdistribusi Alternative dari model terpusat adalah konsep pemrosesan data terdistribusi ( distributed data processing – DDP). DDp melibatkan pengaturan ulang fungsi layanan computer menjadi unit pemrosesan informasi (information processing unit – IPU) kecil yang didistribusikan ke para pengguna akhir dan ditempatkan di bawah kendali mereka. IPU dapat didistribusikan berdasarkan fungsi bisnis, lokasi geografis. Dalam tahun-tahun terakhir ini, DDP telah menjadi kemungkinan ekonomi dan operasional dan telah mengubah secara revolusioner operasi bisnis. Kelemahan DDP : – Hilangnya kendali – Perusakan jejak audit – Pemisahan pekerjaan yang tidak memadai – Peningkatan potensi kesalahan pemograman dan kegagalan sistem – Kurangnya standart Keuntungan DDP : – Penghematan biaya Mikrokomputer dan minicomputer yang canggih tetapi mahal,yang dari segi biaya efektif untuk melakukan fungsi khusus, telah mengubah nilai nilai ekonomi pemrosesan data secara dramatis. Perpindahan ke DDP dapat mengurangi biaya dalam dua area lainnya: 1) data dapat dimasukkan dan diedit dalam IPU, dan 2) kompleksitas aplikasi dapat dikurangi. – Peningkatan kepuasan pengguna Hal ini didasarkan dari tiga area kebutuhan yang seringkali dibiarkann tak terpenuhi dalam pendekatan terpusat: 1)pengguna berkeinginan untuk mengendalikan sumberdaya yang mempengaruhi profitabilitasnya 2)pengguna menginginkan professional sistemyang responsive sesuai situasi pengguna. 3)pengguna ingin terlibat lebih aktif dalam pengembangan dan implementasi sistem yang digunakannya. – Peningkatan efisiensi operasional. EVALUASI MODEL SISTEM INFORMASI 1. Model Proses Manual Adalah bentuk sistem yang paling tua dan paling tradisional. Sistem ini terdiri dari berbagai kegiatan, sumberdaya,dan personel fisik yang merupakan ciri banyak proses bisnis. Meliputi: pencatatan pesanan,penggudangan bahan baku, produksi barang untuk dijual,pengiriman barang ke pelanggan, penempatan pesanan ke pemasok. 1. Model File Datar Menjelaskan sebuah lingkungan dengan file data yang tidak saling berhubungan dengan file lainnya. Para pengguna akhir dalam lingkungan ini memiliki sendiri file datanya sebagai ganti berbagi dengan para pengguna lainnya. Jadi, pemrosesan datanya dilakukan oleh aplikasi yang berdiri sendiri dan bukan melalui sistem terintegrasi. Masalah signifikan dalam file datar adalah: – Penyimpanan data : sistem informasi yang efisien hanya menangkap dan menyimpan data sekali serta membuatnya menjadi sebuah sumber yang tersedia bagi semua pengguna yang membutuhkannya. – Pembaruan data : perusahaan memilki banyak sekali data yang disimpan dalam berbagai file dan yang membutuhkan pembaharuan berkala untuk mencerminkan berbagai perubahan. – Kekinian informasi : Jika informasi yang baru tidak disebarkan secara tepat, perubahan tersebut tidak akan tercermin dalam data pengguna, hingga mengakibatkan adanya keputusan yang didasarkan pada informasi yang kadaluwarsa. – Dependensi pekerjaan-data : adalah ketidakmampuan penggunanya untuk mendapatkan tambahan informasi ketika kebutuhan pengguna tersebut berubah. – File flat membatasi integrasi data : strukturisasi semacam ini dapat tidak memasukkan atribut data yang berguna bagi pengguna lainnya, sehingga menghambat keberhasilan integrasi data di perusahaan. 1. Model Basis Data Perusahaan dapat mengatasi berbagai masalah yang berkaitan dengan file datar dengan mengimplementasikan model basis data untuk manajemen data. Akses ke sumber daya data dikendalikan melalui sistem manajemen basis data (database management sistemDBMS). DBMS adalah peranti lunak sistem khusus yang deprogram untuk mengetahui elemen data mana yang penggunanya memiliki hak untuk mengaksesnya. 1. Model REA Adalah kerangka kerja akuntansi untuk pemodelan sumber daya (resources), kegiatan (events), pelaku (agents). Kemajuan dalam teknologi basis data telah berfokus pada ketertarikan yang baru pada REA sebagai alternative praktis untuk kerangka kerja akuntansi yang klasik. – Sumber daya : didefinisikan sebagai berbagai objek yang tidak mudah didapat serta di bawah kendali perusahaan. – Kegiatan : fenomena yang mempengaruhi berbagai perubahan dalm sumber daya. Kegiatan bernilai ekonomi adalah elemen informasi yang sangat penting dalam sistem akuntansi serta harus ditangkap dalam bentuk yang sangat terperinci untuk menyediakan basis data yang lengkap. – Pelaku : pihak dalam dan luar perusahaan dengan kemampuan untuk memilih sendiri menggunakan atau membuang sumber daya yang bernilai ekonomi. Rea adalah model konseptual,bukan fisik. Akan tetapi, banyak dari prinsipnya dapat ditentukan dalam sistem basis data lain yang lebih canggih. Aplikasi dari filosofi REA yang paling berharga dapat dilihat dalam sistem pembuatan ERP. 1. Sistem ERP Perencanaan sumber daya perusahaan (enterprise resourse planning) adalah model sistem informasi yang memungkinkanperusahaan mengotomatiskan dan mengintegrasikan berbagaia proses bisnis utamanya. Implementasi sistem ERP dapat berupa pengambilalihan besar-besaran, hingga dapat memakan waktu beberapa tahun. Karena kompleksitas dan ukurannya, sedikit perusahaan yang bersedia atau dapat menyediakan sumber daya keuangan serta fisik dan menanggung resiko untuk mengembangkan sistem ERP secara internal. Jadi, semua ERP adalah produk komersial. Paket peranti lunak ERP sangatlah mahal,tetapi penghematan dari segi efisiensi akan sangat signifikan. PERAN AKUNTAN 1. Akuntansi Sebagai Pengguna Fungsi akuntansi adalah pengguna layanan computer yang terbanyak. Sebagai pengguna akhir, para akuntan harus menyediakan gambaran yang jelas mengenai berbagai kebutuhan mereka pada para ahli yang mendesain sistem mereka. Penyebab utama kesalahan desain yang mengakibatkan kegagalan sistem adalah akibat dari tidak adanya keterlibatan pengguna. 1. Akuntansi Sebagai Desainer Tanggung jawab desain sistem dibagi antara akuntan dengan ahli computer. Fungsi akuntansi bertanggungjawab atas sistem konseptual, melibatkan spesifikasi criteria untuk mengidentifikasi pelanggan yang lewat masa bayar dan informasi yang perlu dilaporkan akuntan menentukan sifat dari informasi yang dibutuhkan, sumbernya, tujuannya,serta kebijakn yang perlu diterapkan. Dan fungsi computer sebagai sistem fisiknya adalah media dan metode untuk menangkap dan menyajikan informasi tersebut. 1. Akuntan Sebagai Auditor Sistem Audit adalah bentuk dari pembuktian independen yang dilakukan oleh ahli auditor yang menyatakan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan yang dihasilkan secara internal bergantubg langsung pada validasi oleh auditor ahli yang independen. – Audit eksternal : sebagai auditor sistem terbatas pada fungsi pembuktian dan yang dijelaskan sebelumnya. Jasa kepastian adalah layanan professional, termasuk fungsi pembuktian,dan yang di desain untuk meningkatkan kualitas informasi baik yang keuangan maupun nonkeuangan, yang digunakan oleh para pembuat keputusan. – Audit Internal : adalah fungsi penilaian yang berada dalam perusahaan. Auditor internal mel`kukan banyak sekali aktivitas atas nama perusahaan, termasuk melakukan audit laporan keuangan, mempelajari kesesuaian operasional perusahaan dengan kebijakan perusahaan, mengkaji kesesuaian perusahaan dengan kewajiban hokum, mengevaluasi efisiensi operasional, mendeteksi dan mengejar pelaku penipuan dalam perusahaan serta melaksanakan audit. Perbedaan antara audit eksternal dan internal adalah konstituennya. Auditor eksternalmewakili pihak ketiga dari luar. Sementara audit internal mewakili pihak kepentingan pihak manajemen. Contoh Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Pada Perusahaan Kripik Tempe Ainier PENDAHULUAN 1.1 Deskripsi Umum Home Industry Nama Home Industry : Keripik Tempe “Ainier” Tahun berdiri : 1999 Badan hukum : Perusahaan Perseorangan Bidang usaha : Pembuatan Keripik Tempe Alamat : Jalan Sanan 124 Keripik tempe “Ainier” adalah kegiatan usaha yang bergerak dalam bidang pembuatan keripik tempe. Pada mulanya, keripik tempe “Ainier” hanya memproduksi satu jenis keripik tempe yaitu keripik tempe original saja. Namun seiring berkembangnya selera konsumen, keripik tempe “Ainier” menambah jumlah variasi produknya. Hingga saat ini, keripik tempe “Ainier” telah memproduksi lebih dari dua puluh rasa keripik tempe. Beberapa variasi rasa keripik tempe antara lain, rasa udang, sapi panggang, pedas manis, seafood, barbeque, dan masih banyak variasi lainnya. Keseluruhan dari hasil keripik tempe ini dapat dikatagorikan baik, karena memiliki berbagai macam rasa, bentuk yang cukup bervariasi, serta kemasan yang menarik. Bila dibandingkan dengan produk keripik tempe sejenis (bahkan yang merupakan produk buatan pabrik), keripik tempe “Ainier” tidak kalah dari dalam segi bentuk, kemasan, rasa, hingga harganya meskipun produk keripik tempe “Ainier” ini di proses secara manual. Cara penjualan yang dilakukan oleh keripik tempe “Ainier” yaitu dengan membuat keripik tempe sendiri dan memasarkannya melalui toko kecil yang dimiliki pemilik. Selain menjualnya di toko tersebut, pemilik juga menitipkan produk keripik tempe “Ainier” ke beberapa toko lain di berbagai tempat yang tersebar di beberapa daerah di Malang. Tidak berhenti sampai tahap tersebut, pemilik juga melayani pemesanan produk keripik tempe “Ainier” ini, untuk pemesanan produk keripik tempe “Ainier” ini biasanya dalam jumlah yang cukup besar dan tidak hanya dari kawasan Malang saja, terdapat pula pemesanan untuk luar kota bahkan luar pulau. Secara aliran finansial, keripik tempe “Ainier” ini lebih memfokuskan diri pada proses penyediaan barang jadi keripik tempe, namun tidak menutup kemungkinan pula fokus pada pesanan dari pelanggan pada waktu atau kondisi tertentu seperti hari raya, dll. Keripik tempe “Ainier” terletak di kota Malang, lokasi tepatnya yaitu di jalan Sanan nomor 124. Untuk dapat menuju ke lokasi keripik tempe “Ainier” dari Universitas Brawijaya dapat di tempuh dengan sarana kendaraan bermotor atau kendaraan umum. Keadaan lapangan keripik tempe “Ainier” telah memenuhi standar kualitas, prasarana komunikasi, listrik, air, bersih serta transportasi cukup baik, hanya saja lokasi keripik tempe “Ainier” kurang strategis karena lokasinya yang tidak berada pada poros jalan raya melainkan dalam gang gapura industri keripik tempe Sanan. Keripik tempe “Ainier” tergabung dalam paguyuban industri keripik tempe di kawasan Sanan tersebut, di kawasan itu terdapat belasan bahkan puluhan pabrik UKM keripik tempe. Keripik tempe “Ainier” memiliki toko yang berfungsi sebagai sarana pemasaran dan penjualan produk keripik tempe, meskipun ukuran tokonya tidak terlalu besar, toko ini cukup efektif untuk dapat melayani penjualan kripik tempe. Selain itu, pada bagian belakang toko, kita dapat melihat langsung proses pembuatan keripik tempe tersebut. Peralatan yang digunakan untuk menunjang proses produksi keripik tempe “Ainier” antara lain panci, alat pengaduk, pisau, penggorengan, kompor minyak tanah, kompor gas, mesin pres, dan beberapa alat lainnya. Peralatan yang digunakan memang tidak sepenuhnya merupakan peralatan yang modern. Hal ini dikarenakan proses pembuatan keripik tempe yang dikalukan secara manual. Guna menunjang proses produksi, keripik tempe “Ainier” mempekerjakan beberapa karyawan. Karyawan yang dipekerjakan merupakan orang-orang yang berasal dari kalangan keluarga maupun beberapa dari tetangga atau warga sekitar. Karyawan yang dipekerjakan dalam proses terbagi menjadi empat bagian pekerjaan, bagian pengolahan bahan baku, bagian pemotongan tempe, bagian penggorengan, dan bagian pengemasan. Bagian pengolahan bahan baku terdiri dari dua pekerja, bagian pemotongan tempe terdiri dari satu orang pekerja, bagian penggorengan tempe terdiri dari dua orang pekerja, dan bagian pengemasan terdiri dari tiga orang pekerja. Alasan mengapa bagian pengemasan mendapatkan bagian jumlah pekerja lebih banyak yaitu karena bagian pengemasan dilakukan secara satu per satu, berbeda dengan bagian lain yang dapat melakukan prosesnya sekaligus. Upah yang diberlakukan pada keripik tempe “Ainier” ini terbagi ke dalam dua jenis, upah harian untuk bagian pengolahan bahan baku, pemotongan, dan penggorengan, sedangkan untuk bagian pengemasan upahnya tergantung dari berapa hasil kemasan yang dapat dihasilkan dalam sehari kerja. Jam kerja yang berlaku pada industri keripik tempe “Ainier” adalah jam kerja yang tergolong baku, jam kerja tersebut merupakan jam kerja rutin bagi para pekerja. Meskipun memiliki pekerja-pekerja yang terampil, pemilik keripik tempe “Ainier” tetap melakukan pemantauan dan pengecekan proses pembuatan keripik tempe secara saksama. Hal ini diharapkan dapat meminimalisir kerusakan, kecacatan, kehilangan, pengembalian produk, dan hal-hal sejenisnya. 1.2 Studi Kasus Yang menjadi fokus pada studi kasus ini adalah proses produksi dari keripik tempe “Ainier”. Dalam proses produksinya keripik tempe “Ainier” menggunakan metode “Process Costing” dengan memfokuskan pada aliran biaya produksi FIFO, dan mengidentifikasi masalah yang timbul dengan praktik akuntansi biaya. 1.3 Metode Pelaksanaan Pelaksanaan studi kasus ini bertujuan untuk memperoleh informasi dan data terkait dengan proses produksi keripik tempe “Ainier”, guna menunjang hal tersebut dilakukan beberapa metode pengumpulan data. Metode yang dipakai dalam hal ini meliputi : 1. Metode wawancara Metode wawancara ini digunakan untuk mendapatkan data-data yang diperlukan mengenai proses produksi dan praktik akuntansi biaya dari industri keripik tempe “Ainier”. Proses wawancara dilakukan dengan mendatangi keripik tempe “Ainier” secara langsung dan bertanya langsung pada pemilik serta melihat secara langsung pula proses pembuatan keripik tempe “Ainier”. 1. Metode literatur Terdapat beberapa bagian yang tidak dapat ditemukan jawabannya melalui metode wawancara sehingga diperlukan mengkaji beberapa literature guna kerelevanan data dan informasi yang diperoleh. 2.1 Proses Produksi Keripik Tempe Ainier Pada hari Kamis, tanggal 20 Oktober 2011, telah dilakukan pengamatan di pabrik UKM keripik tempe Malang tepatnya di jalan Sanan nomor 124. Pabrik keripik tempe milik ibu Etik Rahmawati tersebut berdasarkan pengamatan dan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa UKM tersebut masih menggunakan cara perhitungan biaya produksi yang tradisional. Ibu Etik hanya mengitung berapa pengeluaran biayanya untuk sekali proses produksi dan berapa penghasilan jualannya tanpa memperhatikan detail atau rincian dari biaya-biayanya. UKM keripik tempe “Ainier” ini menggunakan sistem Process Costing dalam proses produksinya, namun terkadang UKM ini juga menerima pesanan baik itu dari kota Malang maupun luar kota Malang bahkan sampai ke luar pulau. Karena itu setiap hari ibu Etik Rahmawati dan pekerjanya tidak pernah berhenti memproses pembuatan keripik tempe untuk persediaan barang jadi yang dijual melalui tokonya dan melayani pesanan yang dadakan. Dalam pembuatan keripik tempenya, toko “Ainier” memproduksi bahan baku tempenya sendiri dari kedelai karena demi menjaga dan menjamin mutu dari keripik tempenya. Berikut adalah tahapan pembuatan kripik tempe di toko “Ainier”, yaitu: 1. Proses pengolahan bahan baku tempe Perebusan kedelai, pembuangan kulit, perendaman semalaman, pada hari berikutnya dilakukan pergantian air kedelai dan perebusan kembali, pendinginan, penaburan ragi lalu didiamkan hingga dua hari berikutnya. 2. Proses pemotongan tempe Tempe yang sudah jadi dari proses pengolahan bahan baku tempe tadi kemudian dipotong tipis-tipis dan dibumbui dengan tepung, kanji dan bumbu-bumbu dasar. 3. Proses penggorengan Tempe yang dari proses pemotongan tempe kemudian digoreng hingga berwarna coklat keemasan kemudian disaring dan diangin-anginkan. 4. Proses pengemasan Tempe dari proses penggorengan kemudian dikemas dalam ukuran plastik yang kecil dan besar dengan bumbu rasa-rasa yang bervariasi. Dalam tahapan pembuatan keripik tempe di toko “Ainier” tersebut, perhitungan biaya atas setiap tahapan atau departemen yang satu dengan yang lainnya tidak dilakukan sehingga cukup menyulitkan untuk mengidentifikasi rincian biaya produksi lain-lain di setiap departemen. Dari proses pengolahan bahan baku tempe hingga proses pemotongan tempe jarang ditemukan kecacatan produksi, namun dalam proses penggorengan mungkin terjadi tempe yang hancur sehingga tidak mungkin dimasukkan dalam proses pengemasan. Akhirnya keripik tempe yang hancur tadi biasanya oleh pemilik dijadikan sebagai sampel keripik tempe untuk pembeli yang datang ke tokonya. 2.2 Pengamatan Akuntansi Biaya Keripik tempe “Ainier” ini pada konsepnya membebankan biaya pada setiap hasil produksinya yang mana merupakan aliran perhitungan biaya berdasarkan proses atau berdasarkan departemen tahapan-tahapan pembuatan keripik tempe. Pada praktiknya, toko “Ainier” melakukan perhitungan biaya dengan mengakumulasikan semua biaya operasi dari setiap proses pembuatan keripik tempe setiap kali proses produksi, kemudian membagi keseluruhan biaya tersebut dengan jumlah unit keripik tempe yang dihasilkannya (dalam kilogram), sehingga diperoleh biaya per kilogram. Untuk mengetahui labanya, yang dilakukan oleh Ibu Etik adalah menghitung pendapatan penjualannya dikurangi biaya yang telah dikeluarkannya tersebut. 1. Peninjauan unsur bahan baku Aliran fisik dari persediaan bahan baku yang dilakukan oleh pemilik toko “Ainier” ini adalah menggunakan FIFO yaitu kedelai, ragi, tepung, dan kanji yang dibeli pertama oleh pemiliklah yang digunakannya dalam proses produksi setiap harinya. Hal ini dilakukan karena kedelai, ragi, tepung, dan kanji bila disimpan terlalu lama mungkin menjadi busuk, berjamur dan mungkin dapat merubah rasa keripik tempe nantinya sehingga akan merugikan UKM “Ainier”. 1. Peninjauan unsur tenaga kerja Pabrik keripik tempe “Ainier” memperkerjakan pekerja tetap yang berasal dari tetangga dan keluarganya sendiri. Total pekerjanya adalah 9 orang dimana pemilik tidak termasuk di dalamnya meskipun terkadang pemilik juga ikut membantu proses produksi keripik tempe. Sembilan tenaga kerja tersebut bekerja dalam tahapan yang berbeda. Pada departemen pengolahan bahan baku tempe, Ibu Etik mempekerjakan dua orang pekerja, pada bagian pemotongan tempe terdiri dari satu orang pekerja, pada bagian penggorengan tempe terdiri dari dua orang pekerja, dan pada bagian pengemasan terdiri dari tiga orang pekerja. Upah yang diberikan oleh ibu Etik ini terbagi ke dalam dua jenis: 1) upah harian untuk bagian pengolahan bahan baku, pemotongan, dan penggorengan, dan 2) upah yang tergantung dari berapa hasil kemasan yang dapat dihasilkan dalam sehari kerja di departemen pengemasan. Jam kerja para tenaga kerja ini adalah jam kerja tetap setiap harinya pada umumnya. 1. Peninjauan unsur Overhead Perhitungan overhead pabrik tidak diperhatikan oleh pabrik keripik tempe “Ainier” tersebut karena pada umumnya biaya overhead yang dikeluarnya termasuk biaya overheadnya sehari-hari dalam urusan rumah tangga pemilik. Biaya-biaya yang ada juga tidak pernah dilakukan perhitungan terpisah antara biaya langsung dan biaya tidak langsungnya dan semua hanya berdasarkan pada perkiraan seperti biaya untuk minyak gas, bumbu-bumbu, minyak goring, gas, utilitas dan peralatan masak lainnya. 2.3 Implementasi Akuntansi Biaya Dalam proses produksi bahan baku tempe yang dilakukan oleh keripik tempe “Ainier” ini adalah membutuhkan bahan baku berupa kedelai 200 kilogram @ Rp 5.600,-/kg dan ragi 400 gram sebesar Rp 5.000,-. Tenaga kerja yang dibutuhkan dalam proses pembuatan tempe ini adalah 2 orang yang umumnya mereka bekerja dari jam 08.00 sampai jam 14.00 atau sekitar 6 jam dengan gaji setiap harinya adalah Rp 45.000,-. Dalam tahapan ini dibutuhkan waktu selama 4 hari untuk membuat tempe namun mereka hanya bekerja pada 2 hari kerja yaitu hari proses pengolahan kedelai sedangkan 2 hari sisanya mereka tidak bekerja karena menunggu kedelai yang telah diragi tadi menjadi tempe. Karena pada tahapan ini mereka hanya bekerja 2 hari kerja maka total biaya tenaga kerja langsung dalam tahapan ini setiap sekali proses produksinya adalah Rp 180.000. Mengenai biaya FOH di departemen ini, berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan maka dapat diperkirakan bahwa biayanya adalah biaya utilitas 100.000, biaya kompor 150.000 untuk 5 tahun, biaya peralatan masak 300.000 untuk 5 tahun dan biaya minyak gas untuk merebus kedelai satu kali proses produksi sebesar 100.000. Dalam proses pemotongan tempe hanya dibutuhkan biaya tenaga kerja sebanyak 1 orang dengan biaya tenaga kerja langsungnya adalah Rp 45.000,-/hari kerja, karena dalam satu kali proses produksi hanya butuh satu hari untuk proses pemotongan maka biaya yang dikenakan di departemen tahapan ini adalah Rp 45.000,Untuk departemen atau bagian proses penggorengan tempe setiap kali proses produksi tempe dibutuhkan bahan baku berupa tepung sekitar 20 kg sebesar Rp 75.000,-, kanji sekitar 30 kg sebesar Rp 150.000,- dan bumbu-bumbu sebesar Rp 75.000,-. Untuk tenaga kerjanya pada tahapan ini butuh 1 orang pembumbu dan 2 orang penggoreng, total 3 orang dengan bayaran masing-masing Rp 45.000,- per harinya, karena di dalam satu kali proses produksi, tenaga kerja ini hanya dibutuhkan 1 hari kerja maka total biaya tenaga kerjanya adalah Rp 135.000,- Dalam departemen ini menurut pengamatan saat proses, dibutuhkan biaya FOH seperti minyak goreng 17 kg sebesar 100.000, kompor gas 250.000 untuk 5 tahun, gas 75.000 untuk satu kali proses produksi, peralatan masak 150.000 untuk 5 tahun dan utilitas 50.000. Di departemen atau tahapan proses akhir hanya dibutuhkan bahan baku plastik untuk pembungkus seharga 50.000 dan biaya FOH berupa mesin press seharga 500.000 yang ditaksir memiliki umur ekonomis sampai 10 tahunan. Selain itu masih ada 3 orang pekerja yang membungkus tempenya dimana gaji mereka dihitung sebesar Rp 150,00 / bungkusnya. Mengenai barang jadi yang dihasilkan oleh keripik tempe “Ainier” ini adalah sebesar 50 kilogram keripik tempe dengan bervariasi rasa dan ukuran kemasan setiap sekali proses produksinya. Menurut pemiliknya, usaha ini mampu laris dan terjual karena keuntungan yang ditargetnya hanya sebesar kira-kira 30% dari total biaya kumulatifnya. Harga jual keripik tempenya tersebut adalah tetap tergantung pada ukurannya bukan pada jenis rasanya. EVALUASI Home Industry Keripik Tempe Ainier Di dalam praktik akuntansi biaya yang diterapkan oleh Home Industri Keripik Tempe Ainier tersebut, penulis dapat mengidentifikasi beberapa keunggulan dan kelemahan ataupun masalah yang dapat terjadi baik dari segi keuangan maupun manajemen. 3.1. Sistem Akuntansi Biaya berdasarkan Proses (Process Costing) 1. Keunggulan : Karena sifat barang yang diproduksi adalah homogen atau sejenis, penggunaan sistem akuntansi biaya berdasarkan proses dinilai lebih praktis, ekonomis, dan efisien dalam penyusunan laporan biaya produksi. Biaya proses yang dikeluarkan masing-masing dibebankan pada setiap departemen, yakni departemen pengolahan bahan baku, departemen pemotongan, departemen penggorengan, dan departemen pengemasan keripik tempe, sehingga biaya yang dikeluarkan oleh Home Industry Keripik Tempe Ainier tersebut dapat dianalisis lebih jelas melalui biaya per departemen. Dengan menggunakan sistem akuntansi biaya berdasarkan proses, dapat diketahui semua unsur yang tercantum di tiap departemen, misalnya barang dalam prosesnya, bahan baku yang digunakan, biaya tenaga kerja, biaya overhead, dll dengan lebih rinci dan jelas, sehingga lebih mudah untuk mengetahui unit apa saja yang akan ditransfer ke departemen selanjutnya. 1. Kelemahan : Walaupun sistem akuntansi biaya berdasarkan proses lebih mudah diterapkan, namun metode ini hanya bisa diterapkan jika barang produksinya bersifat homogen atau sejenis. Dalam pengidentifikasian dan pengklasifikasian biaya masih kurang tepat karena Home Industry Keripik Tempe Ainier masih menggunakan cara perhitungan biaya secara tradisional. Industri tidak menyediakan format laporan biaya produksi yang lebih terperinci. Dalam praktiknya industri tersebut hanya menghitung biaya berdasarkan perkiraan biaya yang digunakan dalam proses produksi. Dalam pengklasifikasian biaya overhead, Home Industry Keripik Tempe Ainier belum menerapkan klasifikasi yang runtut dan rinci, sebab hampir semua biaya overhead masih berdasarkan perkiraan. 3.2. Asumsi Aliran Biaya First In First Out (FIFO Cost Method) 1. Keunggulan : Lebih praktis, mudah diterapkan, dan dapat dimanfaatkan untuk memanipulasi laba, sebab laba yang dihasilkan oleh metode FIFO lebih besar daripada metode lainnya (AVERAGE dan LIFO). Dengan menggunakan metode FIFO, dimana laba dihasilkan adalah lebih besar, diharapkan dapat menjadi tolak ukur dan motivasi bagi Home Industry Keripik Tempe Ainier untuk terus berusaha agar labanya tidak sampai menurun di periode berikutnya. Dengan menggunakan metode FIFO, dimana asumsinya adalah barang yang pertama kali masuk adalah barang yang pertama kali keluar, lebih cocok digunakan oleh Home Industry Keripik Tempe Ainier, karena bahan baku keripik tempe adalah jenis bahan baku yang mudah rusak apabila terus dibiarkan terlalu lama. 1. Kelemahan Home Industry Keripik Tempe Ainier belum menerapkan metode FIFO secara konsisten. Dalam penerapannya, pemilik hanya menilai berdasarkan perkiraan saja. Untuk mengetahui total laba yang dihasilkan masih belum sesuai dengan prinsip akuntansi biaya, sebab Home Industry Keripik Tempe Ainier tidak mempunyai format laporan laba rugi yang baku dan angka-angka yang digunakan masih menggunakan angka perkiraan. 3.3 Keunggulan dan Kelemahan Dilihat dari Manajamen 1. Keunggulan Home Industry Keripik Tempe merupakan home industry yang prospeknya bagus di masa depan, karena peminat keripik tempe dari berbagai daerah jumlahnya cukup besar. Hal ini dibuktikan dengan pemasaran keripik tempe Ainier sudah menjangkau hingga luar kota Malang. Inovasi terhadap produk keripik tempe sudah cukup baik, yakni dengan menyediakan berbagai pilihan rasa, sehingga menambah nilai keunikan terhadap produk tersebut serta mampu menarik minat pembeli untuk mencoba rasa-rasa yang baru. Seluruh tenaga kerja yang digunakan adalah berasal dari kerabat dekat, sehingga diharapkan mampu membangun kepercayaan dan kerjasama yang solid antar tenaga kerja. 1. Kelemahan Promosi untuk produk keripik tempe Ainier masih kurang gencar. Daerah pemasaran terbilang cukup terbatas, karena Home Industry Keripik Tempe Ainier memasarkan produk hingga keluar kota Malang jika ada pesanan saja. Banyaknya pesaing dalam produksi keripik tempe, mengingat lokasi home industry ini berada di Sentra Industri Keripik Tempe Sanan.