peningkatan hasil belajar ips materi peninggalan

advertisement
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI PENINGGALAN
SEJARAH HINDU-BUDDHA DAN ISLAM MELALUI COOPERATIVE
LEARNING TYPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)
PADA SISWA KELAS V SEMESTER I MI THOLABIYAH TEGARON
KECAMATAN BANYUBIRU KABUPATEN SEMARANG TAHUN
PELAJARAN 2016/2017
SKRIPSI
Diajukan untuk memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
IRMA FATMAWATI
NIM 115-12-031
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2016
i
ii
iii
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
1. “Visi tanpa tindakan hanyalah sebuah mimpi. Tindakan tanpa visi
hanyalah membuang waktu. Visi dengan tindakan akan mengubah dunia”
(Joel Arthur Barker).
2. “Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya
yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’ ”
(QS. Al-Baqarah, 2: 45).
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan kepada:
1. Bapak Sutarto dan Ibu Ariyani Wahyuningsih, kedua orang tua tercinta
yang telah memberikan fasilitas pendidikan untuk saya serta do’a yang
melimpah penuh keikhlasan.
2. Segenap keluarga yang telah membantu dan mendo’akan.
3. Guntur Antono Putro, seseorang yang turut memberikan motivasi serta
do’a.
4. Teman-teman seperjuangan PGMI angkatan 2012 IAIN Salatiga.
5. Seluruh Dosen dan karyawan IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu
dan pelayanan akademik.
6.
Pembaca yang budiman.
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur Allhamdulilah, kepasrahan, kepatuhan tetap dalam sisi Allah
SWT yang selalu hadir dan memberi memberi rahmat, taufiq dan hidayah di
dalam roh kita, Amin. Sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada Nabi
muahammad SAW yang kami nanti-nantikan syafaatnya di akhir zaman, Amin.
Sehubungan dengan tugas dan tanggung jawab serta kewajiban penulis dalam
rangka melengkapi syarat-syarat guna memperoleh gelar sarjana pada Institut
Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, jurusan
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI), maka penulis membuat karya
ilmiah yang berbentuk skripsi dengan judul Peningkatan Hasil Belajar IPS Materi
Peninggalan Sejarah Hindu-Buddha Dan Islam Melalui Cooperative Learning
Type Student Teams Achievement Divisions (STAD) Pada Siswa Kelas V
Semester I Mi Tholabiyah Tegaron Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang
Tahun Pelajaran 2016/2017.
Dengan selesainya penulisan skripsi ini, penulis ingin mengucapkan terima
kasih yang tak terhingga, serta penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang
terhormat.
1.
Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Salatiga.
2.
Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
(FTIK).
3.
Ibu Peni Susapti, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah (PGMI).
4.
Ibu Eni Titikusumawati, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing Akademik
5.
Bapak Rasimin, S.Pd.I, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah
meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya guna memberikan bimbingan dan
arahan dengan penuh kesabaran dan keikhlasan hingga akhir penulisan skripsi
ini.
6.
Bapak dan Ibu dosen serta seluruh karyawan IAIN Salatiga yang telah
memberikan ilmu dan bimbingannya kepada penulis.
vi
7.
Bapak Muklis, S.Ag selaku Kepada Sekolah MI Tegaron Kecamatan
Banyubiru Kabupaten Semarang yang telah memberikan izin untuk
melakukan penelitian.
8.
Ibu Siti Mukaromah, S.Pd.I. selaku walikelas V MI Tholabiyah Tegaron
Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang yang turut membantu dalam
penelitian.
9.
Seluruh siswa-siswi kelas V MI Tegaron Kecamatan Banyubiru Kabupaten
Semarang yang telah mendukung dan membantu peneliti dalam melakukan
penelitian.
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu yang telah
memberikan bantuan dan dukungannya hingga penulis dapat ,menyelesaikan
penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan laporan skripsi ini masih jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat
dibutukan guna menyempurnakan penulisan laporan skripsi ini. Semoga laporan
skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada siapa saja yang membacanya.
Salatiga, 15 Agustus 2016
Penulis,
vii
ABSTRAK
Fatmawati, Irma. 2016. Peningkatan Hasil Belajar IPS Materi Peninggalan Sejarah HinduBuddha dan Islam Melalui Cooperative Learning Type Student Teams
Achievement Divisions Student (STAD) Pada Siswa Kelas V Semester I MI
Tholabiyah Tegaron Kecamamatan Banyubiru Kabupaten Semarang Tahun
Pelajaran 2016/2017. Skripsi Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan (FTIK).
Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI). Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing: Rasimin, S.Pd.I, M.Pd.
Kata kunci: Cooperative Learning, Type (STAD), Hasil Belajar dan IPS
Pembelajaran IPS pada umumnya membutuhkan kemampuan siswa untuk
menghafal materi pelajaran. Sehingga guru sebagai pengajar haruslah kreatif dan
inovatif dalam melaksanakan proses pembelajaran supaya pembelajaran menjadi
aktif menyenangkan. Namun dewasa ini masih terdapat guru yang mengajar
menggunakan strategi pembelajaran yang monoton. Hal ini membuat siswa
menjadi cepat bosan dalam mengikuti proses pembelajaran yang berpengaruh
terhadap hasil belajar IPS menjadi rendah. Masalah utama yang ingin dijawab
dalam penelitian ini adalah: apakah penerapan Cooperative Learning Type Student
Teams Achievement Divisions Student (STAD) dapat meningkatkan hasil belajar
IPS materi Peninggalan Sejarah Hindu-Buddha dan Islam pada siswa kelas V MI
Tholabiyah Tegaron Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang 2016/2017?.
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan melalui dua siklus yaitu siklus I,
dan siklus II. Tiap siklus ada empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan, dan refleksi. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan
meliputi post tes lembar pengamatan dan dokumentasi.
Temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan Cooperative
Learning Type Student Teams Achievement Divisions Student (STAD) dapat
meningkatkan hasil belajar IPS materi Peninggalan Sejarah Hindu-Buddha dan
Islam pada siswa kelas V MI Tholabiyah Tegaron Kecamatan Banyubiru
Kaabupaten Semarang. Dapat dilihat dari hasil analisis data akhir yaitu nilai ratarata hasil belajar siswa pada pra siklus 64.04% kemudian sedikit meningkat
menjadi 67.85% pada siklus I, selanjutnya meningkat secara signifikan pada
siklus II menjadi 75.90%. Untuk angka ketuntasan dari Pra Siklus ke siklus naik
menjadi 13 siswa atau sebesar 61.91% dan pada siklus II menjadi 21 siswa atau
sebesar 100%.
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN ................................................. iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .................................. iv
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN .............................................. v
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi
ABSTRAK ....................................................................................................... viii
DAFTAR ISI .................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 5
C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 5
D. Hipotesis Penelitian ........................................................................... 6
E. Manfaat Penelitian ............................................................................. 7
F.
Definisi Operasional .......................................................................... 8
G. Metode Penelitian .............................................................................. 9
H. Sistematika Penulisan ........................................................................ 15
ix
BAB II KAJIAN PUSTAKA ......................................................................... 17
A. Hasil Belajar....................................................................................... 17
1. Pengertian Belajar ......................................................................... 17
2. Pengertian Hasil Belajar ................................................................ 18
3. Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar ................................... 20
B. IPS materi Peninggalan Sejarah Hindu-Buddha dan Islam ............... 21
1. Pengertian IPS .............................................................................. 21
2. RunagLingkup IPS ....................................................................... 21
3. Fungsi IPS di dalamPendidikan ................................................... 22
4. Tujuan IPS ................................................................................... 22
5. Materi Peninggalan Sejarah Hindu-Buddha dan Islam ................ 23
6. Standar Kompetensi ..................................................................... 31
C. Cooperative Learning Type Student Teams Achievement Divisions
Student (STAD) ................................................................................. 36
1. Pengertian .................................................................................... 36
2. Langkah-langkah .......................................................................... 37
3. Kelebihan dan Kekurangan .......................................................... 39
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN ................................................. 40
A. Gambaran Umum MI Tholabiyah Tegaron ....................................... 40
1. Lokasi Penelitian .......................................................................... 40
2. Visi Misi Sekolah ......................................................................... 41
3. Keadaan Guru dan Siswa MI Tholabiyah Tegaron ...................... 42
4. Subyek Penelitian......................................................................... 43
x
B. Deskripsi PelaksanaanSiklus I ........................................................... 44
C. DeskripsiPelaksanaanSiklus II ........................................................... 48
BAB IV HASIL PENELITIAN ..................................................................... 52
A. Deskripsi Kondisi Awal (Pra Siklus) .................................................. 52
B. Analisis data per siklus......................................................................... 52
1. Hasil penelitian siklus I .................................................................. 54
2. Hasil Penelitian siklus II ................................................................ 56
C. Pembahasan .......................................................................................... 56
1. Analisis siklus I .............................................................................. 57
2. Analisis siklus II............................................................................. 59
3. Perbandingan antar siklus .............................................................. 61
BAB V PENUTUP .......................................................................................... 62
A. Kesimpulan ...................................................................................... 62
B. Saran ............................................................................................... 62
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP PENULIS
xi
DAFTAR TABEL
1. Tabel 1.1 Indikator Keberhasilan
2. Tabel 2.1 Standar Kompetensi IPS
3. Tabel 3.1 Daftar Guru MI Tholabiyah Tegaron
4. Tabel 3.2 Jumlah Siswa MI Tholabiyah Tegaron
5. Tabel 3.3 Daftar Siswa Kelas V MI Tholabiyah Tegaron
6. Tabel 4.1 Daftar Nilai Pra Siklus IPS kelas V MI Tholabiyah Tegaron
tahun pelajaran 2016/2017
7. Tabel 4.2 Data Hasil Belajar Siswa Siklus I
8. Tabel 4.3 Data Hasil Belajar Siklus II
9. Tabel 4.4 Data Analisis Hasil Belajar Siklus I
10. Tabel 4.5 Data Analisis Hasil Belajar Siklus II
11. Tabel 4.6 Perbandingan Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Tahap-tahap Pelaksanaan Tindakan Kelas
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 rencana pelaksanaan pembelajaran pada siklus I
Lampiran 2 rencana pelaksanaan pembelajaran pada siklus II
Lampiran 3 lembar hasil belajar siklus I
Lampran 4 lembar pengamataan siklus I
Lampiran 5 lembar hasil belajar siklus II
Lampiran 6 lembar pengamatan pada siklus II
Lampiran 7 hasil tes formatif siswa siklus I
Lampiran 8 hasil tes formatif siswa siklus II
Lampiran 9 surat tugas pembimbing
Lampiran 10 lembar konsultasi skripsi
Lampiran 11 surat permohonan ijin penelitian
Lampiran 12 surat bukti penelitian
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana secara etis, sistematis,
intensional dan kreatif dimana peserta didik mengembangkan potensi diri,
kecerdasan, pengendalian diri dan keterampilan untuk membuat dirinya
berguna di masyarakat. Pendidikan adalah hal penting dalam kehidupan
seseorang. Melalui pendidikan seseorang dapat dipandang terhormat, memiliki
karir yang baik serta dapat bertingkah laku sesuai norma-norma yang berlaku.
IPS adalah ilmu pengetahuan yang terdiri dari integrasi berbagai cabang
ilmu sosial seperti: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi dan antropologi yang
mempelajari masalah-masalah sosial. Jadi pada hakekatnya IPS merupakan
kesatuan disiplin ilmu yang berkaitan langsung dengan kehidupan manusia.
Hal itu didasarkan pada paradigma bahwa manusia merupakan makhluk sosial
yang mana selalu terdapat interaksi dalam kegiatan sehari-hari baik interaksi
manusia dengan manusia maupun interaksi manusia dengan lingkungannya.
Sehingga sebenarnya ilmu pengetahuan sosial sudah didapat sejak lahir
meskipun seringkali beranggapan ilmu tersebut, baru didapat setelah mulai
memasuki sekolah formal. Dengan bermacam-macam karakter masyarakat
dan interaksinya dapat disadari betapa pentingnya pengarahan yang terdidik
dalam sosial. Maka dijadikanlah Ilmu Pengetahuan Sosial sebagai program
pendidikan. Dalam program pendidikan tersebut disajikan sebagaimana
1
kebutuhan masyarakat, yang diatur dalam kurikulum pendidikan sekolah
kemudian dibingkis rapi dalam pembelajaran di kelas. Program pendidikan
ilmu pengetahuan dimulai pada jenjang Sekolah Dasar atau Madrasah
Ibtidaiyah. Dalam kurikulum pendidikan dasar tahun 1993, disebutkan bahwa
IPS adalah mata pelajaran yang mempelajari kehidupan sosial yang didasarkan
pada bahan kajian geografi, ekonomi, sejarah, antropologi, sosiologi, dan tata
negara. Khusus di sekolah lanjutan tingkat pertama program pembelajaran IPS
hanya mencakup bahan kajian geografi, ekonomi dan sejarah (Hamdani, 2011:
139).
Pendidikan IPS di sekolah dasar merupakan bidang studi dalam semua
aspek kehidupan dan interaksinya dengan masyarakat. Tujuan pengajaran IPS
tentang kehidupan masyarakat manusia dilakukan secara sistematik. Dengan
demikian, peranan IPS sangat penting untuk mendidik siswa mengembangkan
pengetahuan, sikap dan keterampilan agar dapat mengambil bagian secara
aktif dalam kehidupannya kelak sebagai aggota masyarakat dan warga negara
yang baik (Hamdani, 2011: 143).
Dalam pembelajaran IPS di Sekolah Dasar materi Peninggalan Sejarah
Hindu-Buddha dan Islam menjadi salah satu rumpun mata pelajaran yang
sudah diatur dalam kurikulum pembelajaran IPS kelas V semester 1, yang
tertuang pada KD 1.1 Mengenal makna peninggalan-peninggalan sejarah yang
berskala nasional dari masa Hindu-Buddha dan Islam di Indonesia yang mana
di dalamnya siswa diharapkan mengetahui apa dan bagaimana peninggalan
sejarah yang bercorak Hindu-Buddha dan Islam di Indonesia. Sehingga
2
tumbuhlah wawasan, pengetahuan, rasa cinta tanah air, sikap ingin menjaga
serta sikap menghargai sejarah atau kisah di masa lampau karena mengetahui
dan memahami maknanya. Selanjutnya peserta didik dapat mengaplikasikan
pada kehidupan sehari-hari.
Dalam pembelajaran IPS, dewasa ini sudah banyak pembaharuan yang
artinya guru dituntut untuk dapat mengajar dengan cara yang inovatif dan
kreatif.
Sehingga
menggugah
antusias
siswa
begitupun
dengan
pemahamannya terhadap materi itu sendiri. Salah satu model pembelajaran
inovatif adalah Cooperative Learning Type Student Teams Achievement
Divisions (STAD). Cooperative learning mengandung pengertian sebagai
suatu sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu di antara
sesama dalam struktur kerja sama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri
dari dua orang atau lebih dimana keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh
keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu sendiri. Cooperative learning
juga dapat diartikan sebagai suatu struktur tugas bersama dalam suasana
kebersamaan diantara sesama anggota kelompok (Solihatin, 2011:4). Student
Teams Achievement Division (STAD) dikembangkan oleh Robert Slavin dan
teman-temannya di Universitas John Hopkin dan merupakan pendekatan
pembelajaran cooperative yang paling sederhana. Guru yang menggunakan
STAD juga mengacu pada belajar kelompok siswa dan menyajikan informasi
akademik baru kepada siswa setiap minggu dengan menggunakan presentasi
verbal atau teks. Siswa dalam kelas tertentu dibagi menjadi kelompok dengan
jumlah anggota 4-5 orang. Setiap kelompok harus heterogen, terdiri atas
3
perempuan dan laki-laki, berbagai suku, memiliki kemampuan tinggi, sedang,
dan rendah. Anggota tim menggunakan lembar kegiatan atau peragkat
pembelajaan yang lain untuk menuntaskan materi pelajarannya. Kemudian
saling membantu satu sama lain untuk memahami bahan pelajaran melalui
tutorial, dengan siswa diberi kuis (Hamdani, 2011: 35).
Hasil belajar yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa,
baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik sebagai hasil
dari kegiatan belajar. Pengertian tentang hasil belajar sebagaimana diuraikan
di atas dipertegas lagi oleh Nawawi dalam buku K. Brahim yang menyatakan
bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam
mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang
diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu (Susanto,
2013: 5). Tinggi rendah hasil belajar siswa dipengaruhi oleh keberhasilan
pembelajaran secara keseluruhan, yang dilihat melalui pengamatan proses
pembelajaran maupun dari data yang diambil dari daftar nilai. Berdasarkan
pengamatan dan pengalaman mengajar guru, berbagai permasalahan yang
dapat berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik, khususnya pada
pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) antara lain model pembelajaran yang
digunakan kurang sesuai. Hal ini mengakibatkan peserta didik merasa jenuh
atau bosan dalam mengikuti pembelajaran sehingga dapat menyebabkan
menurunnya prestasi belajar. Materi yang dirasa terlalu banyak juga dapat
menyebabkan siswa malas untuk belajar.
4
Terkait dengan kondisi tersebut, untuk menciptakan suasana belajar
yang disukai oleh peserta didik, guru perlu melakukan suatu inovasi-inovasi
agar peserta didik dapat lebih antusias dan memiliki pemahaman yang tinggi
dalam mengikuti proses pembelajaran serta dapat lebih memahami materi ajar
yang disampaikan sehingga kompetensi dapat tercapai.
Berdasarkan pada masalah tersebut di atas maka untuk meningkatkan
hasil belajar siswa, peneliti tertarik untuk mengangkat permasalahan tersebut
melalui penelitian dengan
judul: “Peningkatan hasil belajar IPS materi
Peninggalan Sejarah Hindu-Buddha dan Islam melalui Cooperative Learning
Type Student Teams Achievement Divisions (STAD) pada siswa kelas V
semester 1 MI Tholabiyah Tegaron Kecamatan Banyubiru Kabupaten
Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017.
B. Rumusan Masalah
Apakah penerapan Cooperative Learning Type Student Teams
Achievement Divisions (STAD) dapat meningkatkan hasil belajar IPS materi
Peninggalan Sejarah Hindu-Buddha dan Islam pada siswa kelas V semester 1
MI Tholabiyah Tegaron Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang Tahun
Pelajaran 2016/2017?.
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar IPS materi
Peninggalan Sejarah Hindu-Buddha dan Islam melalui Cooperative Learning
5
Type Student Teams Achievement Divisions (STAD) pada siswa kelas V
semester 1 MI Tholabiyah Tegaron Kecamatan Banyubiru Kabupaten
Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017.
D. Hipotesis Penelitian
1. Hipotesis Tindakan
Hipotesis dapat diartikan sebagai, “suatu jawaban yang bersifat
sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data
yang terkumpul” (Arikunto, 2010: 71).
Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah melalui Cooperative
Learning
Student
Teams
Achievement
Divisions
(STAD)
dapat
meningkatkan hasil belajar IPS materi Peninggalan Sejarah Hindu Buddha
dan Islam di Indonesia di kelas V semester 1 MI Tholabiyah Tegaron
Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017.
2. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini dapat peneliti tunjukkan
pada tabel berikut:
Tabel: 1.1
Indikator Keberhasilan
Indikator
Keberhasilan
Peningkatan Hasil
Belajar IPS materi
Peningglan Sejarah
Hindu-Buddha dan
Islam
melalui
penerapan STAD
Sub Indikator Keberhasilan
Siswa mampu menyusun dan membuat tabel
peninggalan sejarah Hindu-Buddha dan Islam di
Indonesia.
Siswa mampu menyebutkan peninggalan sejarah
Hindu-Buddha dan Islam di Indonesia.
Siswa mampu menyebutkan kerajaan-kerajaan
6
Hindu-Buddha dan Islam di Indonesia.
Siswa mampu menjelaskan peristiwa berdirinya dan
runtuhnya kerajaan Hindu-Buddha dan Islam di
Indonesia.
Siswa
mampu
menyebutkan
kebermaknaan
peninggalan sejarah Hindu-Buddha dan Islam di
Indonesia.
Siswa mampu menyebutkan cara menghargai
peninggalan sejarah Hindu-Buddha dan Islam di
Indonesia.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Siswa
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi siswa yang
mengalami kesulitan belajar pelajaran IPS.
2. Bagi Guru
a. Temuan penelitian ini secara teoritik diharapkan dapat memberi
manfaat sebagai dasar bagi pengembangan kajian keilmuan yang
berkaitan dengan implementasi model pembelajaran.
b. Temuan penelitian ini secara praktis diharapkan dapat memberi manfaat
yang berupa masukan bagi guru untuk melakukan perbaikan kualitas
pelaksanaan pembelajaran melalui implementasi model pembelajaran
pada mata pelajaran IPS.
3. Bagi Sekolah
Temuan penelitian ini secara praktis diharapkan dapat memberi
manfaat bagi madrasah, pengawas madrasah dan instansi terkait dalam
melakukan
pembinaan
kompetensi
7
profesional
guru
khususnya
implementasi model pembelajaran dan menambah pengalaman penulis
khususnya dalam penyusunan karya tulis ilmiah.
F. Definsi Operasional
Berikut ini akan penulis uraikan mengenai beberapa istilah yang ada
dalam judul untuk menghindari adanya kesalahpahaman dalam pengertian
judul antara lain:
1. Hasil belajar
Hasil belajar yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa,
baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik sebagai
hasil dari kegiatan belajar. Secara sederhana hasil belajar dapat diartikan
sebagai kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar
(Susanto, 2013: 5).
2. IPS
IPS adalah suatu kajian terpadu dari ilmu-ilmu sosial dan ilmu-ilmu
kemanusiaan untuk meningkatkan kemampuan kewarganegaraan (civic
competence) (Susanto, 2013: 143).
3. Cooperative Learning Type STAD
Model cooperative learning adalah istilah dalam bahasa inggris yang
artinya model pembelajaran kooperatif. Dalam buku (Hamdani, 2011:
30). STAD yang artinya (Pembagian pencapaian tim siswa) (Slavin, 2005:
143).
8
G. Metode Penelitian
1. Rancangan penelitian
Rancangan penelitian yang ditetapkan berupa penelitian tindakan kelas.
Penelitian Tindakan kelas (yang biasa disingkat dengan PTK) dikenal dan
ramai dibicarakan dalam dunia pendidikan. Dalam bahasa inggris PTK
diartikan dengan Classroom Action Research, disingkat CAR. Namanya
sendiri sebetulnya sudah menunjukkan isi yang terkandung di dalamnya.
Oleh karena ada tiga kata yang membentuk pengertian tersebut, maka ada
tiga pengertian pula yang dapat diterangkan.
a. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan
aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang
bermanfaat untuk meningkatkan mutu dari suatu hal yang menarik
minat dan penting bagi peneliti.
b. Tindakan adalah sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan
dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian ini berbentuk rangkaian
siklus kegiatan.
c. Kelas adalah kelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima
pelajaran yang sama dari seorang guru. Batasan yang ditulis untuk
pengertian tentang kelas tersebut adalah pengertian lama, untuk
melumpuhkan pengertian yang salah dan dipahami secara luas oleh
umum dengan “ruangan tempat guru mengajar’’. Kelas bukan wujud
ruangan tetapi sekelompok peserta didik yang sedang belajar dapat
9
kerja di lab, lapangan olahraga, workshop dan lain-lain (Aqib, 2006:
12).
Pengertian Tindakan kelas merupakan salah satu upaya guru atau
praktisi dalam bentuk berbagai kegiatan yang dilakukan untuk
memperbaiki dan atau meningkatkan mutu pembelajaran di kelas
(Basrowi dan Suwardi, 2008: 25).
Ditetapkannya penelitian tindakan kelas yang didasarkan pada
permasalahan yang muncul dalam pembelajaran IPS kelas V di MI
Tholabiyah Tegaron Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang
tahun pelajaran 2016/2017. Prosedur penelitian tindakan kelas terdiri
dari tiga siklus. Setiap sikulus dilaksanakan sesuai dengan perubahan
yang dicapai, seperti yang telah didesain dalam faktor-faktor yang
telah diselidiki. Pada awalnya peneliti melakukan refleksi terhadap
pembelajaran
yang
selama
ini
dilkukan,
mengidentifikasi
permasalahan, mendiskusikan dengan teman sejawat, serta mengkaji
teori ataupun metode yang relevan. Berdasarkan refleksi awal serta
diskusi yang dilakukan dengan rekan tersebut, maka langkah yang
dianggap paling tepat untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam
peajaran IPS adalah dengan Cooperative Learning Type Student Teams
Achievement Divisions (STAD). Dengan berpedoman pada refleksi
awal tersebut maka prosedur peaksanaan PTK ini meliputi:
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan atau observasi, refleksi.
10
2. Subjek Penelitian
a. Siswa
Untuk mengukur peningkatan Hasil belajar siswa kelas V dalam
mengikuti pembelajaan IPS dan penerapan Cooperative Learning Type
Student Teams Achievement Divisions (STAD) di MI Tholabiyah
Tegaron Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang tahun pelajaran
2016/2017.
b. Guru
Mengamati
guru
dalam
menyampaikan
materi
melalui
Cooperative Learning Type Student Teams Achievement Divisions
(STAD) agar siswa tertarik terhadap pembelajaran tersebut.
3. Langkah-Langkah Penelitian
a. Perencanaan
Pada tahap ini dilakukan persiapan yang sangat matang agar
pembelajaran IPS dapat tercapai, kegiatan ini meliputi:
b. Pelaksanaan Tindakan
Tindakan ini merupakan pelaksanaan rencana pembelajarann
yang telah dipersiapkan. Pada tahap ini diakukan proses beajar,
apersepsi,
siswa
dikondisikan
untuk
siap
mengikuti
proses
pembelajaran, guru memberikan penjelasan kepada siswa tentang
tujuan pembelajaran serta manfaat yang akan diperoleh siswa setelah
mengikuti proses belajar mengajar. Dalam pelaksanaan guru akan
menerapkan pembelajaran dengan Cooperative Learning Type Student
11
Teams Achievement Divisions (STAD), kemudian dipadukan dengan
memahami materi yang telah disampaikan oleh guru.
c. Observasi
Guru mengamati kegiatan dan tingkah laku siswa ketika proses
pembelajaran berlangsung dengan sasaran yang diamati yaitu keaktifan
siswa dalam mengerjakan tugas dan keseriusan siswa dalam mengikuti
pembelajaran.
d. Refleksi
Data yang diperoleh melalui observasi dikumpulkan dalam tahap
ini, secepatnya dilakukan analisis dan pemaknaan dengan maksud
untuk mengetahui apakah tindakan yang dilakukan telah mencapai
tujuan yang diharapkan atau tidak. Berdasarkan hasil observasi terebut,
guru dapat merefleksikan diri tentang kegiatan pembelajaran yang
telah dilakukan. Sehingga dapat disajikan landasan untuk melakukan
tindakan kelas pada siklus berikutnya. Untuk lebih jelasnya tahaptahapan tersebut di atas dapat digambarkan dalam model hubungan
antar tahapan dalam siklus sebagai berikut:
12
Gambar 1.1
Tahap-Tahap Pelaksanaan Tindakan Kelas
4. Instrumen penelitian
a. Tes
Dalam penelitian ini, peneliti memberikan soal-soal yang disusun
sesuai dengan kandungan materi, baik berupa pretes maupun post tes.
Dengan menggunakan lembar jawaban, siswa mengerjakan tugas
seperti yang dikehendaki muatan soal.
b. Pedoman Dokumentasi
Dokumen siswa ini berupa catatan siswa pada saat proses
pembelajaran belangsung. Dokumen ini dilihat setiap akhir pertemuan,
sehingga dapat mengelompokkan siswa sesuai kecerdasannya.
13
c. Observasi
Digunakan untuk mendapatakan data tentang perubahan yang
terjadi selama proses pembelajaran dengan menggunakan Cooperative
Learning Type Student Teams Achievement Divisions (STAD).
5. Teknik Pengumpulan data
a. Tes
Bentuk tes yang dipakai adalah tes objektif. Tes objektif adalah
tes yang hanya satu jawaban dianggap benar.
b. Dokumentasi
Merupakan salah satu alat pengumpul data. Dapat berupa buku,
notulen rapat, majalah, foto, rapor, buku transkip, agenda, buku, kitab
dan lain-lainnya. Dokumentasi
digunakan untuk menemukan
karakteristik puasi dan sampel. Disamping itu juga, berguna sebagai
bukti pelaksanaan tindakan yaitu melalui pemotretan dan untuk
menemukan gambaran tentang eksistensi MI Tholabiyah Tegaron
Kecamatan
Banyubiru
Kabupaten
Semarang
tahun
pelajaran
2016/2017.
c. Observasi
Digunakan untuk mendapatkan data tentang perubahan yang
terjadi selama proses pembelajaran dengan menggunakan Cooperative
Learning Type Student Teams Achievement Divisions (STAD).
14
6. Analisis Data
Untuk
mengetahui
keefekifan
suatu
metode
dalam
kegiatan
pembelajaran perlu dilakukan analisis data yaitu:
a. Untuk menilai ulangan atau tes formatif, peneliti melakukan sejumlah
nilai yang diperoleh siswa, yang selanjutnya dibagi dengan jumlah
siswa yang ada di kelas tersebut sehingga dipeeroleh rata-rata tes
formatif, dapat dirumuskan sebagai berikut:
M=
Keterangan:
M = Nilai rata-rata
X = Jumlah semua nilai siswa
N = Jumlah siswa
b. Sedangkan untuk menghitung presentasi jumlah belajar siswa,
digunakan rumus sebagai berikut:
P=
Keterangan:
P = Jumlah Nilai dalam persen
F = Frekuensi
N = Jumlah keseluruhan (Djamarah, 2006: 225-226).
H. Sistematika Penulisan Skripsi
Dari pembahasan di atas dapat disusun sistematika penulisan skripsi
sebagai berikut.
15
BAB 1: Pendahuluan, menggambarkan secara global tentang bab-bab
berikutnya yang meliputi: Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan
Penelitian, Manfaat penelitian, Hipotesis Penelitian, Definisi operasional,
Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan Skripsi.
BAB II: Kajian Pustaka yang memuat tentang: Hasil Belajar, Ilmu
Pengetahuan Sosial materi Peninggalan Sejarah Hindu-Buddha dan Islam,
dan Cooperative Learning Type Student Teams Achievement Divisions
(STAD).
BAB III: Pelaksanaan penelitian yang meliputi: Subjek penelitian berisi
tentang Tempat dan Waktu penelitian, Deskripsi Siklus 1 dan Siklus II.
BAB IV: Hasil Penelitian meliputi: Deskripsi per Siklus dan
Pembahasan.
BAB V: Penutup meliputi: Kesimpulan dan Saran.
16
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Hasil Belajar
1. Pengertian Belajar
Belajar bukan lagi hal baru yang dikenal oleh masyarakat luas. Namun
pembahasan tentang belajar menimbukan berbagai macam pendapat.
Walaupun secara sederhana masyarakat sudah sangat mengerti tentang hal
tersebut.
Menurut pengertian secara Psikologis, belajar merupakan suatu proses
perubahan yaitu perubahan dalam tingkah laku sebagai hasil dari interaksi
dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya ( Slameto,
1991: 2).
Untuk menghindari pemahaman yang beragam, berikut definisi belajar
dari para ahli:
a.
Menurut R. Gagne (1989), belajar didefinisikan sebagai suatu proses
di mana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat
pengalaman.
b.
Menurut W.S. Winkel (2002), belajar adalah suatu aktifitas mental
yang berlangsung dalam interaksi aktif antara seseorang dengan
lingkungan,
dan
menghasilkan
perubahan-perubahan
dalam
pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai yang bersifat relatif
konstan dan berbekas.
17
c.
Menurut Hamalik (2003) bahwa beajar adalah memodifikasi atau
memperteguh perilaku melalui pengalaman (Susanto, 2013: 3).
d.
Menurut Aliran Pieget, Belajar adalah adaptasi yang holistik dan
bermakna yang datang dari dalam diri seseorang terhadap situasi baru,
sehingga mengalami perubahan yang relatif permanen (Semiawan,
2008: 11).
e.
Menurut
Teori Ilmu Jiwa Gestall Belajar adalah jika seseorang
mendapat “insighf”. Dan insighf diperoleh apabila seseorang terlihat
hubungan antara berbagai unsur dalam situasi itu, sehingga hubungan
itu menjadi jelas baginya dan dengan demikian akan dapat
memecahkan masalah itu (Soetomo, 1933: 126).
2. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar siswa adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertianpengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan.
a. Macam Macam Hasil Belajar
1) Pemahaman Konsep
Dalam buku Susanto yang mengutip dari Bloom (1979: 89)
diartkan sebagai kemampuan untuk menyerap arti dari materi atau
bahan yang dipelajari. Pemahaman menurut Bloom ini adalah
seberapa besar siswa dapat memahami serta mengerti apa yang ia
baca, yang dilihat, yang dialami, atau yang ia rasakan berupa hasil
penelitian atau observasi langsung yang ia lakukan (Susanto, 2013:
62).
18
2) Keterampilan Proses
Dalam buku Susanto yang dikutip dari buku Usman dan
Setiawati (1993: 77) mengemukakan bahwa keteampilan proses
merupakan keteramplan yang mengarah kepada pembangunan
kemamuan mental, fisik, dan sosial yang mendasar sebagai
penggerak kemampuan yang lebih tinggi dalam diri individu siswa.
Keterampilan berarti kemamuan menggunakan pikiran, nalar, dan
perbuatan secara efectif dan efisien untuk mencapai suatu hasil
tertentu, termasuk kreativitanya.
Dalam melatih keterampilan proses, secara bersamaan
dikembangkan pula sikap-sikap yang dikehendaki, seperti
kreativitas, kerja sama, bertanggung jawab, dan berdisiplin sesuai
dengan penekanan bidang studi yang bersangkutan. (Susanto,
2013: 8).
3) Keterampilan Sikap
Menurut Lange dalam Azwae (1998:3), sikap tidak hanya
merupakan aspek mental semata, melainkan mencakup pula aspek
respon fisik. Jadi, sikap ini harus ada kekompakan antara mental
dan fisik secara serempak. Jika mental saja yang dimunculkan,
maka belum tentu tampak secara jelas sikap seseorang yang
ditunjukkannya. Selanjutnya, Azwar mengungkapkan tentang
struktur sikap terdiri atas tiga komonen yang saling menunjang,
yaitu: komponen kognitif, afektif, dan konatif. Komponen kognitif
19
merupakan representasi apa yang dipercayai oleh individu pemilik
sikap; komponen afektif, yaitu perasaan yang menyangkut
emosional;
dan
komponen
konatif
merupakan
aspek
kecenderungan berperilaku tertentu sesuai dengan sikap yang
dimiliki seseorang (Susanto, 2013: 10).
3. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa dalam
belajar. Faktor itu meliputi faktor internal (yang bersumber dari diri
sendiri) maupun eksternal (yang bersumber dari luar atau lingkungan).
a. Faktor Internal
Ada beberapa faktor yang harus dipenuhi aga belajarnya berhasil.
Syarat-syarat itu meliputi fgisik dan psikis. Yang termasuk syarat fisik
adalah nutrisi, kesehatan dan fungsinya pancaindera. Sementara faktor
internal berupa psikis, diantaranya kecerdasan, motivasi, minat, sitkap
kebiasaan belajar dan emosi. Apabila kedua faktor itu mengalami
gangguan maka kemungkinan besar individu tersebut akan mengalami
kesulitan belajar.
b. Faktor Eksternal
Faktor ini meliputi aspek sosial dan non-sosial. Yang dimaksud
faktor sosial adalah faktor manusia, baik yang hadir secara langsung
(bertatap muka atau komunikasi langsung), maupun kehadirannya
secara tidak langsung, seperti: berupa foto, televisi dan tape recorder.
Sedangkan faktor non-sosial adalah keadaan suhu, udara (panas,
20
dingin), waktu (pagi, siang dan malam), suasana (sepi dan bising),
keadaan tempat (kualitas gedung, luas ruangan, kebersihan, ventilasi,
dan kelengkapan) (Yusuf dan Nurihsan, 2008: 222).
B. IPS Materi Peninggalan Sejarah Hindu-Buddha dan Islam
1. Pengertian IPS
Ilmu pengetahuan sosial, yang sering disingkat dengan IPS,
adalah ilmu pengetahuan yang mengkaji berbagai disiplin ilmu sosial
dan humaniora serta kegiatan dasar manusia yang dikemas secara
ilmiah dalam rangka memberi wawasan dan pemahaman yang
mendalam kepada peserta didik, khususnya ditingkat dasar dan
menengah. Luasnya kajian IPS ini mencakup berbagai kehidupan yang
beraspek majemuk baik hubugan sosial, eknomi, psikologi, budaya,
sejarah, maupun politik, semuanya dielajari dalam
ilmu sosial.
(Susanto, 2013: 137).
IPS merupakan mata pelajaran yang mempelajari kehidupan
sosial, dimana dalam kajiannya mengintegrasikan bidang-bidang ilmu
sosial dan humanioran (Rasimin, 2012: 11)
2. Ruang Lingkup IPS
Adapun ruang lingkup pembelajaran IPS yaitu :
a. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan
masyarakat dan lingkungannya.
21
b. Memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis dan kritis, rasa
ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam
kehidupan sosial.
c. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan
kemanusiaan.
d. Memiliki
kemampuan
berkomunikasi,
bekerja
sama
dan
berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk di tingkat lokal,
nasional dan global (Rasimin, 2012: 38).
3. Fungsi IPS di dalam Pendidikan
IPS berperan penting dalam pendidikan karena kelak pendidikan
lah yang akan melahirkan generasi-generasi penerus yang berkualitas
sesuai bentukan dari pendidikan itu sendiri. Seperti definisi yang
dikutip oleh (Susanto, 2013: 141) dari buku Jarolimek (1982: 78) yang
menyatakan bahwa pada dasarnya pendidikan IPS berhubungan erat
dengan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai yang
memungkinkan siswa berperan serta dalam kelompok masyarakat di
mana ia tinggal.
4. Tujuan Pendidikan IPS
Tujuan pembelajaran IPS di Sekolah Dasar secara terperinci
disebutkan dalam kutipan (Hamdani, 2011: 145) dalam bukunya
yang diambil dari Mutakin (1998) sebagai berikut:
22
a. Memiliki kesadaran adan kepedulian terhadap masyarakat atau
lingkungannya, melalui pemahaman terhadap nilai-nilai sejarah dan
kebudayaan masyarakat.
b. Mengetahui
dan
memahami
konsep
dasar
dan
mampu
menggunakan metode yang diadaptasi dari ilmu-ilmu sosialyang
kemudian dapat digunakan untuk memecahkan masalah-masalah
sosial.
c. Mampu menggunakan model-model dan proses berpikir serta
membuat keputusan untuk menyelesaikan isu dan masalah yang
berkembang di masyarakat.
d. Menaruh perhatian terhadap isu-isu dan masalah-masalah sosoial
serta mampu membuat analisis yang kritis, selanjutnya mampu
mengambil tindakan yang tepat.
e. Mampu mengembangkan berbagai potensi sehingga mampu
membangun diri sendiri agar suvive yang kemudian bertanggung
jawab membangun masyarakat.
5. Materi Peninggalan Sejarah Hindu-Buddha dan Islam
Di indonesia ada banyak sekali peninggalan sejarah. Diantaranya
ada yang berasal dari masa kerajaan Hindu, Buddha, dan Islam.
a. Kerajaan dan peninggalan sejarah Hindu di Indonesia
Kerajaan-kerajaan Hindu di Indonesia yaitu agama hindu
yang dibawa dari India berpengaruh di Indonesia. Salah satu
bentuknya adalah munculnya kerajaan-kerajaan Hindu, seperti
23
Kerajaan
Kutai,
Tarumanegara,
Kediri,
Singasari,
dan
Majapahit.Kerajaan Kutaiadalah kerajaan Hindu tertua di
Indonesia. Kerajaan Kutai didirikan sekitar tahun 400 masehi.
Letaknya di tepi sungai Mahakam, Kalimantan Timur. Raja
pertamanya bernama Kudungga. Raja yang terkenal adalah
Mulawarman.Mulawarman menyembah Dewa Syiwa. Dalam
suatu upacara Raja Mulawarman menghadiahkan 20.000 ekor
sapi kepada Brahmana. Untuk memperingarti upacara itu maka
didirikan Yupa. Dalam Yupa itu ditulis berita mengenai kerajaan
Kutai.
Kerajaan Tarumanegara adalah kerajaan Hindu tertua di
Pulau Jawa. Kerajaan ini berdiri kira-kira pada abad ke 5 masehi.
Lokasi kerajaan itu sekitar Bogor, Jawa Barat. Rajanya yang
terkenal adalah Purnawarman. Purnawarman memeluk agama
Hindu
yang
menyembah
Dewa
Wisnu.
Pada
zaman
Purnawarman, kerajaan Tarumanegara telah mampu membuat
saluran air yang diambil dari sungai Citarum. Saluran air itu
berfungsi untuk mengairi lahan pertanian dan menahan banjir.
Kerajaan Kediri
terletak disekitar Kali Berantas, Jawa
Timur. Kerajaan kediri berjaya pada pemerintahan Raja
Kameswara yang bergelar Sri Maharaja Sirikan Kameswara.
Kameswara meninggal pada tahun 1130. Penggantinya adalah
jayabaya. Jayabaya adalah raja terbesar di Kediri. Ia begitu
24
terkenal karena ramalannya yang disebut Jangka Jayabaya. Raja
Kediri terakhir adalah Kertajaya yang meninggal tahun 1222.
Pada tahun itu Kertajaya dikalahkan oleh Ken Arok di Desa
Ganter, Malang.
Kerajaan Singasari terletak di Singasari, Jawa Timur.
Luasnya meliputi wilayah Malang sekarang. Kerajaan Singasari
didirikan oleh Ken Arok. Beliau memerintah tahun 1222-1227 M.
Para penggantinya adalah Anusapati (1227-1248), panji Tohjaya
(1248), Ranggawuni (1248-1268), Kertanegara (1268-1292).
Beberapa peninggalan masa kebesaran Singasari antara lain:
Candi jago/jajaghu, sebagai makam Wisnuwardhana,Candi
Singasari dan candi Jawi, sebagai makam Kertanegara,Candi
kidal, sebagai makam Anusapati. Berikut adalah Peninggalan
Bangunan Sejarah Bercorak Hindu-Buddha dan Islam di
Indonesia:
1) Candi adalah bangunan yang biasanya terdiri dari tiga bagian,
yaitu kaki, tubuh, dan atap. Candi peninggalan Hindu terkenal
adalah Candi prambanan atau candi Loro Jonggrang. Candi
prambanan
dibangun
pada
abad
ke-9
di
perbatasan
Yogyakarta dan Surakarta. Di dalam candi ini terdapat patung
Trimurti dan relief yang mengisahkan cerita Ramayana.
Tokoh dalam cerita Ramayana adalah Rama, Shinta, dan
Burung Jatayu.Candi-candi agama Hindu: Candi Prambanan
25
(Yogyakarta), Dieng (Dieng, Jawa Tengah), Badut (Malang,
Jawa Timur), Canggal (Jawa Tengah), Gedong Sanga (Jawa
Tengah), Penataran (Blitar, Jawa Timur), Sawentar (Blitar,
Jawa Timur), Candi Kidal (Jawa Timur), Singasari (Jawa
Timur), Sukuh (Karang Anyar, Jawa Tengah).
2) Prasasti adalah benda peninggalan sejarah yang berisi tulisan
dari masa lampau. Tulisan itu dicatat di atas batu, logam,
tanah liat, dan tanduk binatang. Prasasti peninggalan Hindu
ditulis dengan huruf pallawa dan berbahasa Sansekerta.
Prasasti tertua adalah prasasti yupa, dibuat sekitar tahun 350400 M. Prasasti Yupa berasal dari kerajaan Kutai. Prasastiprasasti peninggalan kebudayaan Hindu antara lain: Prasasti
Kutai (Kutai, Kaltim), Ciaruteun (Bogor, Jabar), Tugu
(Cilincing, Jakut), Jambu (Bogor, Jabar), Kebon kopi (Bogor,
Jabar), Cidanghiang (Pandeglang), Pasir Awi (Leuwiliang,
Jabar), Muara Cianten (Bogor, Jabar), Canggal (Magelang,
Jateng), Kalasan (Yogyakarta), Dinoyo (Malang, Jatim), Kedu
(Temanggung, Jateng), Sanur (Bali).
3) Wujud Patung Hindu antara lain hewan dan manusia. Patung
berupa hewan karena hewan tersebut dianggap memiliki
kesaktian. Sedangkan patung berupa manusia dibuat untuk
mengabdikan tokoh tertentu dan untuk menggambarkan dewa
dewi. Contoh patung peninggalan kerajaan Hindu yang
26
terkenal adalah patung Airlangga sedang menunggang garuda.
Dalam patung itu, Airlangga digambarkan sebagai penjelmaan
Dewa Wisnu.
4) Karya sastra (Kitab) yaitu peninggalan kerajaan Hindu
berbentuk kitab. Kitab peninggalan itu berisi catatan sejarah.
Karya sastra yang terkenal antara lain Kitab Baratayuda dan
kitab Arjunawiwaha. Kitab baratayuda dikarang Empu Sedah
dan Empu Panuluh.
5) Tradisi adalah kebiasaan nenek moyang yang masih
dijalankan oleh masyarakat hingga saat ini. Contohnya Tradisi
Hindu yang masih kental berkembang di Bali: Upacara
Nelubulanin ketika bayi berumur 3 bulan, Upacara potong
gigi (mapandes), Upacara pembakaran mayat yang disebut
Ngaben, Ziarah yaitu mengunjungi makam orang suci dan
tempat suci leluhur seperti candi.
6) Kerajaan Majapahit dan Gajah Mada berikut adalah raja-raja
yang pernah memerintah di kerajaan Majapahit: Pemerintahan
Raden Wijaya (1293-1309), Pemerintahan Jayanegara (13091328),
Pemerintahan
Tribuanatunggadewi
(1328-1350),
Pemerintah Hayam Wuruk (1334-1389), KusumawardhaniWirakramawardhana (1389-1429).
27
b. Kerajaan dan Peninggalan Agama Buddha
Kejayaan sriwijaya pusat agama Buddha. Kerajaan sriwijaya
sudah dikenal pada tahun 682. Pusatnya di muara Sungai Musi,
dekat palembang. Awalnya, Sriwijaya hanya kerajaan kecil.
Sriwijaya berkembang menjadi kerajaan besar setelah dipimpin
oleh Dapunta Hyang. Dapunta Hyang berhasil memperluas daerah
kekuasaannya
dengan
disekitarnya.Sriwijaya
menakhlukkan
mencapai
puncak
kerajaan-kerajaan
kejayaan
ketika
diperintah oleh Raja Balaputradewa. Letaknya sangat strategis
bagi pelayaran, yaitu di dekat Selat Malaka dan Selat Sunda.
Sriwijaya menjadi kerajaan Maritim yang besar dan dilengkapi
dengan armada kuat. Situasi yang aman bagi pelayaran membuat
banyak kapal asing singgah di pelabuhan Sriwijaya. Sejak saat
itu, Sriwijaya menjadi pusat perdagangan. Kerajaan Sriwijaya
juga dikenal sebagai pusat agama Buddha. Hal itu diceritakan
seorang pendeta Buddha, I-tsing, yang pernah tinggal di
Palembang. Banyak candi dan kuil agama Buddha didirikan. Di
Sriwijaya terdapat Perguruan Tinggi agama Buddha. Mahaguru
yang terkenal adalah Sakyakirti. Kerajaan Sriwijaya juga menjalin
kerja sama dengan Perguruan Tinggi Nalanda di India. Kerajaan
Sriwijaya banyak mengrimkan mahasiswanya. Raja Sriwijaya
membantu memperbaiki kuil di Kanton, Cina pada awal abad ke11. Keruntuhan Sriwijaya disebabkan oleh serangan dari kerajaan
28
Cola-mandala dari India Selatan, dari kerajaan Singasari, dan
Majapahit. Tahun 1025 ibu kota Sriwijaya diserbu dan Raja
Sanggarma Wijayatunggawarman ditawan musuh. Tahun 1275,
Singasari menyerang Sriwijaya. Kerajaan Majapahit juga
menyerang Sriwijaya pada tahun 1377.
Agama Buddha masuk ke Indonesia, khususnya di Pulau
Jawa, sekitar abad ke-5 Masehi. Pada tahun 423 Bhiksu
Gunawarman datang ke jawa untuk menyebarluaskan ajaran
Buddha. Ia memperoleh perlindungan dan penguasa setempat.
Usaha Bhiksu Gunawarman berjalan lancar.
Agama Buddha berasal dari India. Agama Buddha masuk ke
Indonesia bersamaan dengan masuknya agama Hindu. Agama
Hindu berkembang setelah agama Buddha. Namun, persebaran
agama Hindu lebih cepat dari persebaran agama Buddha. Hal ini
terbukti dari lebih banyaknya kerajaan Hindu dari pada kerajaan
Buddha. Pusat-pusat kerajaan Buddha hanya terdapat di Sumatra
dan beberapa daerah di Jawa. Di bawah ini akan dibahas tentang
peninggalan-peninggalan sejarah bercorak Buddha dan kerajaan
Sriwijaya sebagai pusat penyebaran agama Buddha pada waktu
itu. Berikut adalah peninggalan bangunan sejarah bercorak
Buddha:
1) Candi Buddha adalah adanya Stuoa dan patung Sang Budha
Gautama.
Stupa
adalah
29
bangunan
dari
batu
tempat
menyimpan patung Sang Buddha. Beberapa Candi Buddha
yaitu: Candi Sewu (Jawa Tengah), Plaosan (Jawa Tengah),
Mendut (Jawa Tengah), Borobudur (Jawa Tengah), Muara
Takus (Sumatra Selatan), Jago (Malang, Jawa Timur), Sari
(jawa Tengah), Pawon (Jawa Tengah), Tikus (Mojokerto,
Jawa Timur).
2) Di sumatra Selatan ditemukan beberapa prasasti warisan
kerajaan Sriwijaya. Di sekitar palembang ditemukan Prasasti
Telaga Batu, Prasasti Talang Tuwo, dan Prasasti Kedukan
Bukit. Ketiganya menceritakan berdirinya kerajaan Sriwijaya.
Kemudian Prasasti Karang Berahi dan Prasasti Kota Kapur
ditemukan di Jambi dan Bangka. Kedua prasasti itu
menceritakan wilayah kekuasaan Sriwijaya.
3) Patung yang bercorak Buddha biasanya berupa arca sang
Buddha Gautama. Arca Sang Buddha Gautama pertama kali
ditemukan di Sikendeng, Sulawesi Selatan. Arca peninggalan
sejarah Buddha antara lain: Patung Buddha (Sikendeng), Arca
Bhumisparsa Mudra (Jawa Tengah), arca Abhaya Mudra
(Jawa Tengah), Arca Vitarka Mudra (Jawa Tengah),
Dharmacakra Mudra (Jawa Tengah), Arca Vara Mudra (Jawa
Tengah), Arca Buddha (Palembang).
4) Karya Sastra (Kitab), kitab-kitab peninggalan sejarah bercorak
Buddha: Kitab Negara Kertagama (Jawa Timur), Sutasoma
30
(Jawa Timur), Pararaton (Jawa Timur), Ranggalawe (Jawa
Timur), Arjunawiwaha (Jawa Timur).
5) Tradisi agama Buddha yang sekarang ini kita jumpai banyak
dipengaruhi oleh budaya Cina. Tradisi agama Buddha yang
ada, misalnya berdo’a di Wihara. Tradisi lain agama Buddha
yang masih ada adalah Ziarah.
c. Kerajaan dan Peninggalan Agama Islam di Indonesia
Agama dan kebudayaan Islam yang
mewariskan banyak
sekali peninggalan sejarah. Peninggalan-peninggalan sejarah
bercorak Islam antara lain masjid, Kaligrafi, Karya sastra, dan
tradisi keagamaan. Berikut ini akan dibahas satu per satu
peninggalan sejarah Islam di Indonesia.
1) Masjid merupakan seni arsitektur Islam yang paling menonjol.
Masjid adalah tempat peribadatan umat Islam. Berbeda
dengan
masjid-masjid
yang
sekarang.
Atap
masjid
peninggalan sejarah biasanya beratap tumpang bersusun.
Semakin ke atas atapnya makin kecil. Jumlah atao tumpang
itu biasanya ganjil, yaitu tiga atau lima. Atap yang paling atas
berbentuk limas. Di dalam masjid terdapat empat tiang utama
yang menyangga atap tumpang. Pada bagian barat masjid
terdapat mihrab. Di sebelah kanan mihrab ada mimbar. Di
halaman masjid biasanya terdapat menara. Keberadaan
menara tidak hanya untuk menambah keindahan bangunan
31
masjid. Fungsi menara adalah sebagai tempat muazin
mengumandangkan azan ketika tiba waktu sholat. Sebelum
azan dikumandangkan, dilakukan pemukulan tabuh atau
beduk. Contoh masjid peninggalan sejarah Islam adalah
masjid Agung Demak dan Masjid Kudus. Masjid Agung
Demak dibangun atas perintah Wali Songo. Pembangunan
masjid dipimpin langsung oleh Sunan Kalijaga. Masjid
Demak tidak memiliki menara. Sementara masjid Kudus
didirikan oleh Sunan Kudus. Masjid-masjid peninggalan
sejarah kerajaan Islam antara lain: Masjid Agung Demak
(Demak, Jateng), Masjid Ternate (Ternate, Ambon), Masjid
Sunan Ampel (Surabaya, Jatim), Masjid Kudus (Kudus,
Jateng), Masjid Banten (Banten), Masjid Cirebon (Cirebon,
Jabar), Masjid Raya Baiturrahman (Banda Aceh), Masjid
Katangga (Katangga, Sulsel).
2) Kaligrafi adalah tulisan Indah dalam huruf arab. Tulisan
tersebut biasanya diambil dari ayat-ayat suci Al Quran.
Kaligrafi digunakan sebagai hiasan dinding masjid, batu
nisan, gapura masjid dan gapura pemakaman. Batu nisan
pertama yang ditemukan di Indonesia adalah batu nisan pada
makam Fatimah binti Maimun di Leran, Surabaya. Sedangkan
kaligrafi pada gapura terdapat di gapura makam sunan
32
Bonang di Tuban, gapura makam raja-raja Mataram, Demak,
dan Gowa.
3) Istana adalah tempat tinggal raja atau Sultan beserya
keluarganya. Istana berfungsi sebagai pusat pemerintahan.
Adanya istana sebenarrnya karena pengaruh Hindu dan
Buddha. Seelah Islam masuk, tradisi pembangunan istana
masih berlangsung. Akibatnya pada bangunan istana yang
bercorak Islam, pengaruh Hindu dan Buddha masih tampak.
Saat ini peninggalan Islam yang berupa Istana tinggal
beberapa saja.
4) Kesusastraan Islam berkembang di Jawa dan sumatra.
Peninggalan karya sastra yang bercorak Islam adalah suluk
dan hikayat. Suluk dan hikayat ada yang ditulis dalam bahasa
daerah dan juga yang ditulis dalam bahasa Arab. Ada juga
suluk yang diterjemahkan dalam bahasa melayu, suluk dan
hikayat dibuat untuk mempermudah masyarakat Indonesia
menangkap ajaran Islam.Hikayat adalah cerita atau dongeng
yang isinya diambil dari kejadian sejarah. Di pulau jawa,
hikayat dikenal dengan nama babad. Babad tanah jawa
menceritakan kerajaan-kerajaan yang terdapat di jawa. Cerita
tersebut dimulai dari kerajaan Hindu-Buddha sampai kerajaan
Islam.
33
5) Pesantren sejak masuknya Islam ke Indonesia, pesantren
merupakan lembaga yang mengajarkan Islam. Pesantren
pertama kali dibangun pada masa Sunan Ampel yaitu pada
masa pemerintahan Prabu Kertawijaya dari Majapahit.
Pesantren kemudian berkembang pesat dan melahirkan
kelompok-kelompok terpelajar. Para santri belajar bahasa
Arab, Kitab Kuning, Fiqih, Pendalaman Al Quran, Tauhid,
akhlak, dan tradisi tasawuf.Beberapa pesantren besar yang ada
di Indonesia antara lain pesantren Tebuireng di Jombang,
Pesantren
Asembagus
di
Situbondo,
Pesantren
As-
Shiddiqiyyah di Jakarta, Al-Kautsar Medan.
6) Beberapa tradisi Islam yang diwariskan sampai sekarang,
antara lain adalah Ziarah, Sedekah, Sekaten.
Kemudian setelah siswa mempelajari materi tersebut dapat
disimpulkan bahwa karakteristik materi Peninggalan Sejarah HinduBuddha dan Islam lebih cenderung menuntut siswa untuk menghafal,
baik peristiwa, tokoh dan macam-macam peninggalan sejarah pada
masa itu. Untuk itu maka materi tersebut sangat cocok dengan
Cooperative Learning Type Student Teams Achievement Divisions
Student Teams Achievement Divisions STAD. Dengan pembelajaran
yang mengedepankan diskusi dan juga tutor sebaya
secara tidak
langsung juga mengajarkan siswa siswa akan sikap sosial dengan
belajar bersama, memahami materi dengan bekerja sama namun tidak
34
meninggalkan aspek kemandirian karena setelah proses diskusi tetap
dilakukan penilaian secara individu melalui kuis atau tes individu,
sehingga siswa mengerti tentang tanggung jawab (Ariyanto, 2016: 3).
6. Standart Kompetensi IPS kelas V SD/MI
Dalam silabus kelas V Ilmu Pengetahuan Sosial SD/MI
Departemen Pendidikan Nasional terdapat standart kompetensi untuk
mata pelajaran IPS. Standart Kompetensi yaitu kompetensi yang harus
dikuasai oleh siswa setelah melalui proses pembelajaran. Standar
kompetensi IPS untuk kelas V SD/MI adalah sebagai berikut:
Tabel: 2.1
Standar Kompetensi IPS
Standar
Kompetensi
Semester
2 (Dua)
1.
Kompetensi Dasar
Menghargai
berbagai
peninggalan
dan sejarah
yang berskala
nasional pada
Hindubuddha dan
Islam,
keragaman
kenampakan
alam
dan
suku bangsa
serta kegiatan
ekonomi di
Indonesia.
1.1 Mengenal
makna
Peninggalanpeninggalan
sejarah yang
berskala
nasional dan
masa HinduBuddha dan
Islam di
Indonesia.
35
Indikator
Menyusun dan
membuat tabel
peninggalan
sejarah HinduBuddha dan
Islam di
Indonesia.
Menyebutkan
Peninggalan
Sejarah HinduBuddha dan
Islam di
Indonesia
Menyebutkan
kerajaankerajaan HinduBuddha dan
Islam di
Indonesia.
Menjelaskan
peristiwa
berdirinya dan
runtuhnya
kerajaan HinduBuddha dan
Islam di
Indonesia.
Menyebutkan
kebermaknaan
peninggalan
sejarah HinduBuddha dan
Islam di
Indonesia.
C. Cooperative Learning Type Student Teams Achievement Divisions
(STAD)
1. Pengertian Cooperative Learning Type Student Teams Achievement
Divisions (STAD)
Cooperative Learning Type Student Teams Achievement Divisions
(STAD) adalah cara penyajian pembelajaran menggunakan model
pembelajaran diskusi. Seperti yang diungkapkan Hamdayama (2014:
117) dalam bukunya, “gagasan utama dibalik model STAD adalah
untuk memotivasi para siswa untuk mendorong dan membantu satu
sama lain untuk menguasai keterampilan-keterampilan yang disajikan
oleh guru. Jiks para siswa menginginkan agar kelompok mereka
memperoleh
penghargaan,
mereka
harus
membantu
teman
sekelompoknya mempelajari materi yang diberikan. Mereka harus
mendorong teman mereka untuk melakukan yang terbaik dan
36
menyatakan suatu norma bahwa belajar itu merupakan suatu yang
penting, berharga dan menyenangkan”.
2. Langkah-langkah pembelajaran
a. Guru menyampaikan materi pembelajaran atau permasalahan
kepada siswa sesuai kompetensi dasar yang akan dicapai.
b. Guru memberikan tes/kuis kepada setiap siswa secara individual
sehingga akan diperoleh skor awan.
c. Guru membentuk beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri atas
4-5 siswa dengan kemampuan yang berbeda-beda (tinggi, sedang
dan rendah). Jika mungkin, anggota kelompok berasal dari ras,
budaya, suku yang berbeda serta kesetaran jender.
d. Bahan materi yang telah dipersiapkan didiskusikan dalam
kelompok
untuk
mencapai
kompetensi
dasar.
Cooperative
Learning Type Student Teams Achievement Divisions (STAD),
biasanya digunakan untuk penguatan pemahaman materi.
e. Guru
memfasilitasi
mengarahkan,
dan
siswa
dalam
memberikan
membuat
penegasan
rangkuman,
pada
materi
pembelajaran yang telah dipelajari.
f. Guru memberikan tes/kuis kepada setiap siswa secara individual.
g. Guru memberikan penghargaan pada kelompok berdasarkan
perolehan nilai peningkatan hasil belajar individual dari skor dasar
ke skor kuis berikutnya (Hamdayama, 2014: 117).
37
3. Kelebihan dan kelemahan
Suatu
strategi
pembelajaran
mempunyai
keunggulan
dan
kekurangan. Demikian pula dengan pembelajaran Cooperative
Learning Type Student Teams Achievement Divisions (STAD).
Keunggulan pembelajaran STAD, antara lain sebagai berikut:
a. Siswa bekerja sama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung
tinggi norma-norma kelompok.
b. Siswa aktif membantu dan memotivasi semangat untuk berhasil
bersama.
c. Aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan
keberhasilan kelompok.
d. Interaksi antarsiswa seiring dengan peningkatan kemampuan
mereka dalam berpendapat.
e. Meningkatkan kecakapan individu.
f. Meningkatkan kecakapan kelompok.
g. Tidak bersifat kompetitif.
h. Tidak memiliki rasa dendam.
Kekurangan metode pembelajaran STAD, antara lain seperti berikut:
a. Kontribusi dari siswa berprestasi rendah menjadi kurang.
b. Siswa berprestasi tinggi akan mengarah pada kekecewaan karena
peran anggota yang pandai lebih dominan.
c. Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk siswa sehingga sulit
mencapai target kurikulum.
38
d. Membutuhkan waktu yang lama untuk guru sehingga pada
umumnya guru tidak mau menggunakan pembelajaran kooperatif.
e. Membutuhkan kemampuan khusus guru sehingga tidak semua
guru dapat melakukan pembelajaran kooperatif.
f. Menuntut sifat tertentu dari siswa, misalnya sifat suka bekerja
sama (Hamdayama, 2014: 118).
39
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum MI Tholabiyah Tenggaron
1. Lokasi Peneletian
a. Letak Geografis MI Tholabiyah Tegaron
MI Tholabiyah terletak di desa Tegaron, dusun Krajan 1,
Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang. Letak MI bisa dikatakan
strategis karena bersebelahan dengan RA, yang terletak di sebelah
barat MI, sedangkan disebelah selatan MI adalah mushola, dan sebelah
timur merupakan pemukiman penduduk.
b. Identitas MI Tholabiyah Tegaron
Berdasarkan data dokumentasi MI Tholabiyah Tegaron ditemukan
adanya data yang menjelaskan identitas Madrasah tersebut. Adapun
identitas MI sebagai berikut:
1) Nama Madrasah
: MI Tholabiyah Tegaron.
2) No. Statistik Madrasah
: 112332207049-111233220082.
3) Akreditasi Madrasah
: Peringkat A.
4) Tahun Pendirian
: 1 Mei 1957.
5) Waktu Pembelajaran
: Pagi 07-30 sampai siang 13.00.
6) Alamat
: Desa Tegaron, Dusun Krajan 1,
Kecamatan Banyubiru, Kabupaten
Semarang.
40
7) NPWP Madrasah
: 02 254-010-6-505-000
8) Nama Kepala Madrasah : Muklis
9) Nama Yayasan
: Lembaga Pendidikan Islam Bustanuth
Tholibin
10) Kepemilikan Tanah
: Yayasan
11) Status Tanah
: Sertifikasi Wakaf
12) Luas Tanah
: 866
c. Keadaan Gedung MI Tholabiyah Tegaron
Keadaan gedung yang dimiliki MI Tholabiyah Tegaron antaralain,
yaitu:
1) 6 lokal kelas dari kelas I-VI.
2) 1 lokal kelas untuk ruang Kepala Sekolah dan Guru.
3) 2 lokal wc untuk siswa dan 1 untuk guru.
4) 1 lokal ruang untuk perpustakaan.
5) 1 lokal ruang untuk koperasi.
2. Visi Misi Sekolah
a. Visi Sekolah
Madrasah
Ibtidaiyah
Tholabiyah
Kecamatan
Banyubiru
Kabupaten Semarang sebagai lembaga pendidikan dasar berdiri khas
Islam perlu mempertimbangkan harapan murid, orang tua murid,
lembaga
pengguna
lulusan
madrasah
dan
masyarakat
dalam
merumuskan visinya. Madrasah Ibtidaiyah Tholabiyah Tegaron
Kecamatan
Banyubiru
Kabupaten
41
Semarang
juga
diharapkan
merespon perkembangan dan tantangan masa depan dalam ilmu
pengetahuan dan teknologi, era informasi dan globalisasi yang sangat
cepat, Madrasah Ibtidaiyah Tholabiyah Tegaron Kecamatan Banyubiru
Kabupaten Semarang ingin mewujudkan harapan dan respon dalam
visi berikut: Membangun Madrasah yang berkualitas, kuat serta
mandiri demi terwujudnya sumberdaya manusia yang berkualitas
dibidang IPTEK dan IMTAQ berdasarkan faham ahlussunah
waljamaah.
b. Misi Sekolah
Menyelenggarakan pendidikan yang bermutu dan mengupayakan
keunggulan
yang
bersifat
menyeluruh
yaitu
dalam
bidang
pemahaman nilai-nilai agama islam dan intelektual. Mencintai
kebenaran, keadilan, kejujuran, dan keindahan untuk menjawab
kebutuhan masyarakat.
3. Keadaan Guru dan Siswa MI Tholabiyah Tegaron
a. Keadaaan Guru MI Tholabiyah
Adapun jumlah guru di MI Tholabiyah Tegaron berjumlah 8 yang
terdiri dari 3 laki-laki, dan 5 perempuan. Untuk lebih jelas mengenai
data guru MI dapat dilihat pada Tabel 3.1 di bawah ini:
Tabel: 3.1
Daftar Guru MI Tholabiyah Tegaron
No
1
2
Jenis
kelamin
Laki-laki
Perempuan
Nama
Muklis, S.Ag
Anik Sri, S.Ag
42
Ijazah
Jabatan
S.1
S.1
Kepala sekolah
Wali kelas 1
3.
3
4
5
6
7
Nur Hamidah, S.pdi
Ana Nur J, S.pdi
M.Nurokhim, S.Ag
S.Mukaromah, S.Pdi
Etien M, S.Ag
Ali Mahfud
Perempuan
Perempuan
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Laki-laki
S.1
S.1
S.1
S.1
S.1
SMA
Wali kelas II
Wali kelas III
Wali kelas IV
Wali kelas V
Wali kelas VI
Guru Penjaskes
b. Keadaan Siswa Tholabiyah MI Tholabiyah Tegaron
Adapun jumlah peserta didik MI Tholabiyah Tegaron pada
tahun pelajaran 2016/2017 dari kelas I-V berjumlah 124 siswa.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat Tabel 3.2 berikut:
Tabel: 3.2
Jumlah siswa MI Tholabiyah Tegaron
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Total: 124
Kelas
Siswa
Jumlah
Rom Bel
I
II
III
IV
V
VI
20
20
23
18
21
22
1
1
1
1
1
1
Jumlah
Siswa IVI
20
20
23
18
21
22
4. Subyek Penelitian
Subjek penelitiannya adalah siswa kelas V. Berdasarkan dokumen MI
Tholabiyah Tegaron ditemukan data siswa kelas V, dengan jumlah 21
yang terdiri dari 11 laki-laki dan 9 perempuan. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada Tabel 3.3 di bawah ini :
43
Tabel: 3.3
Daftar Siswa kelas V MI Tholabiyah Tegaron
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
Nama Siswa
Retno Dwi Astuti
Ana Rofi’ah
Malikatun Uma
Mufti Ngainul Khakim
Nabila Mahira Aghna
Agnie Najwa Mutia
Ahmad Bagas Muntaha
Budi Santoso
Dwi khoerul Anwar
Etika Aisy Rabbani
Faizal Wisnu Ramadhani
Mukhammad Qosim
Muhammad Syafiq
Miftachul Chasanah
Muhammad Miskan
Riko Ferdi Saputra
Wiwik Mei
Ananda Bima Saputra
Salsabila Madihah
Muhammad Firdaus
Khogi Irystaad
Jenis Kelamin
P
P
P
L
P
P
L
L
L
P
L
L
L
P
L
L
P
L
P
L
L
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I
Pelaksanaan penelitian siklus I kelas V MI Tholabiyah Tegaron
Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang dilaksakan pada taggal 25 Juli
2016 jam pelajaran 3-4.
1. Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan meliputi:
a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
44
b. Menyusun alat observasi berupa lembar pengamatan guru, siswa dan
alat evaluasi berupa lembar soal.
c. Merancang dan membuat kartu sesuai dengan jumlah siswa.
d. Sebagian kartu berisi pertanyaan sebagian berisi jawaban.
2. Tindakan
Dalam siklus ini peneliti sudah menggunakan Cooperative Learning
Type Student Teams Achievement Divisions (STAD). Tahap-tahap yang
dilakukan sebagai berikut:
a. Kegiatan Awal
1) Guru membuka pelajaran dengan memberi salam dan berdo’a
bersama.
2) Guru mengabsen kehadiran siswa dengan menanyakan siapa saja
yang tidak berangkat.
3) Guru memberikan motivasi dan menjelaskan tujuan pembelajaran.
b. Kegiatan Inti
1) Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang peninggalan sejarah
Hindu-Buddha di Indonesia (guru menjelaskan secara garis besar).
2) Guru menggali pengetahuan siswa mengenai peninggalan sejarah
Hindu-Buddha di Indonesia.
3) Guru meminta siswa mengamati gambar peninggalan sejarah
Hindu-Buddha dan Islam di Indonesia.
45
4) Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok (setiap kelompok
terdiri atas 4-5 siswa dengan kemampuan yang berbeda) dan
pembagian kelompok telah ditentukan oleh guru.
5) Meminta anggota tim bekerja sama mengatur meja dan kursi, serta
memberikan siswa sekitar 5 menit untuk memilih nama tim mereka
atau ditentukan menurut kesesuaian.
6) Siswa diberikan waktu beberapa menit untuk memahami materi
diskusi kemudian membantu anggota kelompoknya yang belum
memahami bahan diskusi.
7) Guru memberikan kuis dalam bentuk soal latihan kepada setiap
kelompok, namun dalam pengerjaan kuis tersebut setiap anggota
kelompok bekerja secara individual, setelah selesai pengerjaan kuis
dikumpulkan.
8) Guru memberikan konfirmasi terhadap hasil kerja masing-masing
tim.
9) Guru memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk
lisan kepada kelompok yang berhasil mendapat skor tertinggi.
10) Guru memberikan motivasi kepada siswa yang kurang aktif atau
belum berpartisipasi aktif dalam tim.
46
c. Kegiatan Akhir
1) Guru memotivasi siswa untuk lebih sungguh-sungguh dalam
belajar dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran.
2) Guru mengajak siswa membaca hamdalah bersama- sama
3) Guru mengucapkan salam.
3. Observasi
Setelah dilakukan tahap pelaksanaan dilanjutkan dengan tahap
observasi atau pengamatan. Pengamatan dilakukan secara langsung dengan
menggunakan format observasi. Pengamatan ini dimaksudkan untuk
mengukur sejauh mana keberhasilan yang telah dicapai guru dalam proses
observasi. Dari hasil observasi menunjukkan adanya faktor pendukung dan
faktor penghambat dalam pelaksaan tindakan kelas dengan Cooperative
Learning Type Student Teams Achievement Divisions (STAD) pada mata
pelajaran IPS.
4. Refleksi
Pengamat mencatat hal-hal yang mendukung dan menghambat proses
pelaksanaan pembelajaran untuk dianalisis dan dilakukan perbaikan pada
siklus berikutnya. Berikut penjelasannya:
a. Hal-hal yang mendukung
1) Guru sudah cukup jelas, dalam menjelaskan tujuan pembelajaran
dengan model Cooperative Type (STAD).
2) Guru sudah dapat menarik perhatian siswa dalam penyampaian
materi.
47
3) Penguasaan materi sudah cukup baik.
4) Cooperative Learning Type Student Teams Achievement Divisions
(STAD) diterapkan dalam materi pelajaran.
b. Hal-hal yang menghambat
1) Guru belum dapat mengkondisikan kelas.
2) Guru kurang jelas dalam menyampaikan aturan penggunaan model
pembelajaran.
3) Guru menghabiskan banyak waktu dalam pembentukan kelompok
c. Ide perbaikan
1) Guru hendaknya dapat mengkondisikan kelas dengan mengenal
lebih banyak karakter siswa.
2) Guru harus menyiapkan kelompok terlebih dahulu dengan melihat
daftar nilai siswa karena dalam kelompok tersebut harus heterogen.
3) Guru harus menyampaikan intruksi dengan jelas sehingga dapat
mengendalikan waktu dalam pembelajaran.
C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II
Pelaksanaan penelitian siklus II kelas V MI Tholabiyah Tegaron
Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang dilaksakan pada tanggal 28 Juli
2016 jam pelajaran 3-4.
Dalam pelaksanaan siklus II, peneliti menekankan kepada guru supaya
dapat mengarahkan siswa untuk lebih antusias dan aktif dalam pembelajaran
IPS dengan Cooperative Learning Type Student Teams Achievement Divisions
48
(STAD) supaya indikator pembelajaran tercapai. Peneliti melakukan tahapan
di bawah ini:
1. Pencanaan
a.
Menentukan pelaksanaan siklus II yaitu pada tanggal 28 juli 2016.
b.
Menyusun RPP dilakukan setelah adanya pertimbangan dan evaluasi
yang dilakukan siklus I.
c.
Menyusun alat observasi berupa lembar pengamatan guru dan siswa
juga alat evaluasi berupa lembar soal tanya jawab.
2. Tindakan
Tindakan di siklus II ini dilaksanakan dengan lebih maksimal dari
siklus I, yang secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Kegiatan awal
1) Guru memberi salam.
2) Guru mengabsen kehadiran siswa.
3) Guru mengajak siswa membaca basmalah bersama.
4) Guru memberikan motivasi dan menjelaskan tujuan pembelajaran.
b. Kegiatan Inti
1) Guru sedikit mengulang materi sebelumnya.
2) Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang peninggalan sejarah
Islam di Indonesia (guru menjelaskan secara garis besar).
3) Guru menggali pengetahuan siswa mengenai peninggalan sejarah
Islam di Indonesia.
49
4) Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok (setiap kelompok
terdiri atas 4-5 siswa dengan kemampuan yang berbeda) dan
pembagian kelompok telah ditentukan oleh guru.
5) Meminta anggota tim bekerja sama mengatur meja dan kursi, serta
memberikan siswa sekitar 5 menit untuk memilih nama tim mereka
atau ditentukan menurut kesesuaian.
6) Siswa diberikan waktu beberapa menit untuk memahami materi
diskusi kemudian membantu anggota kelompoknya yang belum
memahami bahan diskusi.
7) Guru memberikan kuis dalam bentuk soal latihan kepada setiap
kelompok, namun dalam pengerjaan kuis tersebut setiap anggota
kelompok bekerja secara individual, setelah selesai pengerjaan kuis
dikumpulkan.
8) Guru memberikan konfirmasi terhadap hasil kerja masing-masing
tim.
9) Guru memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk
lisan kepada kelompok yang berhasil mendapat skor tertinggi.
10) Guru memberikan motivasi kepada siswa yang kurang aktif atau
belum berpartisipasi aktif dalam tim.
c. Kegiatan Akhir
1) Guru mengajak siswa membaca hamdalah bersama- sama.
2) Guru mengucapkan salam
50
3. Observasi
Hasil observasi menunjukkan adanya faktor pendukung dalam
pelaksanaan tindakan kelas pada kelas V MI Tholabiyah Tegaron
sedangkan faktor penghambat pada siklus I berkurang.
4. Refleksi
Refleksi siklus III yaitu didapatkan satu konsep model pembelajaran
yang baru untuk pembelajaran IPS materi Peninggalan Sejarah HinduBuddha dan Islam di Indonesia. Pada siklus II semua siswa telah aktif dan
berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Dilihat dari evaluasi yang sudah
dilakukan, itu menunjukkan peningkatan yang nyata (lihat bab IV).
51
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Kondisi Awal ( Pra Siklus)
Dalam pengelolaan pembelajaran kelas V MI Tholabiyah Tegaron
kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang, guru umumnya menggunakan
metode ceramah dalam menyampaikan materi pada mata pelajaran IPS yang
sebagian besar memiliki materi yang luas, cenderung membutuhkan hafalan
dan penalaran. Sedangkan dengan menggunakan metode ceramah siswa hanya
menjadi pendengar dari penjelasan materi yang
luas dapat menyebabkan
kejenuhan dan hilangnya antusias siswa dalam pembelajaran. Hal tersebut
sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
Dari hasil penelitian pra siklus yang diambil dari nilai harian siswa,
masih terdapat banyak siswa yang kesulitan dalam pembelajaran IPS terutama
pada materi Peninggalan Sejarah Hindu-Buddha dan Islam di Indonesia. Dari
21 siswa di kelas V hanya 7 siswa yang berhasil mencapai Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM). Untuk KKM pada mata pelajaran IPS adalah 62. Itu berarti
masih ada 14 siswa yang masing mengalami kesulitan dalam memahami
maupun menyerap materi pembelajaran sehingga belum mencapai 50% dari
jumlah siswa. Maka dari itu perlu adanya perbaikan terkait keadaan tersebut.
Berikut adalah hasil penelitian pada kondisi awal atau pra siklus.
52
Tabel 4.1
Daftar Nilai Pra Siklus IPS kelas V tahun pelajaran 2016/2017
No
Nama siswa
KKM
Nilai Kondisi
Awal
Keterangan
1.
Retno Dwi Astuti
62
60
Belum
Tuntas

2.
Ana Rofi’ah
62
55

3.
Malikatun Uma
62
55

4.
Mufti Ngainul Khakim
62
80

5.
Nabila Mahira Aghna
62
70

6.
Agnie Najwa Mutia
62
70

7.
Ahmad Bagas Muntah
62
55

8.
Budi Santoso
62
60

9.
Dwi khoerul Anwar
62
70

10. Etika Aisy Rabbani
62
75

11. Faizal Wisnu Ramadhani
62
60

12. Mukhammad Qosim
62
55

13. Muhammad Syafiq
62
55

14. Miftachul Chasanah
62
80
15. Muhammad Miskan
62
60

16. Riko Ferdi Saputra
62
60

17. Wiwik Mei
62
85
18. Ananda Bima Saputra
62
60

19. Salsabila Madihah
62
60

20. Muhammad Firdaus
62
60

21. Khogi Irystaad
62
60

Jumlah
Nilai Rata-rata
Tuntas


1345
7
14
64.04%
33.33%
66.67%
Berdasarkan tabel 4.1 di atas didapat bahwa nilai rata-rata kelas baru
mencapai 64.04% dengan jumlah siswa yang telah tuntas sebanyak 7 siswa
dengan presentase sebesar 33.33% kemudian siswa yang belum tuntas
53
sebanyak 14 siswa dengan presentase sebesar 66.67%. Hal tersebut
membuktikan bahwa masih kurangnya kesesuaian dan rendahnya nilai
ketuntasan dengan KKM yang diharapkan. Sedangkan target yang diinginkan
oleh guru minimal nilai rata-rata adalah lebih dari 70% dan nilai ketuntasan
minimal 85%. Dari hasil pengamatan kondisi awal siswa dalam pembelajaran
atau Pra Siklus pada materi Peninggalan Sejarah Hindu-Buddha dan Islam
peneliti menyusun dan melaksanakan serangkaian perencanaan tindakan
untuk mengatasi kekurangan-kekurangan tersebut yang diakhiri dengan
sebuah kegiatan analisis.
Pelaksanaan tindakan kelas disesuaikan dengan rencana pembelajaran
yang telah dirumuskan sebelumnya. Pelasanaan tindakan yang ditekankan
pada penggunaan Cooperative Learning Type Student Teams Achievement
Divisions (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar siswa yang diupayakan
dan dikondisikan melalui tahapan-tahapan yang telah direncakan atau
disiapkan
sebelumnya
dalam
tahap
perencanaan
dengan
mengimplementasikan rencana tersebut yang dirumuskan oleh peneliti.
B. Analisis Data Per Siklus
1. Hasil Penelitian Siklus 1
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I dilaksanakan
pada tanggal 25 Juli 2016 di kelas V dengan jumlah 21 siswa. Proses yang
dilaksanakan disesuaikan dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat
dan menggunakan instrumen penelitian berupa lembar pengamatan guru,
54
lembar pengamatan siswa. Berikut hasil implementasi penelitian siklus 1
yang disajikan dalam bentuk tabel:
Tabel 4.2
Data Hasil Belajar Siswa Siklus I
Keterangan
No
Nama siswa
KKM
Nilai
Tuntas
Belum
Tuntas
1.
Retno Dwi Astuti
62
75

2.
Ana Rofi’ah
62
70

3.
Malikatun Uma
62
60
4.
Mufti Ngainul Khakim
62
80

5.
Nabila Mahira Aghna
62
70

6.
Agnie Najwa Mutia
62
70

7.
Ahmad Bagas Muntah
62
60

8.
Budi Santoso
62
60

9.
Dwi khoerul Anwar
62
70

10. Etika Aisy Rabbani
62
75

11. Faizal Wisnu Ramadhani
62
75

12. Mukhammad Qosim
62
70

13. Muhammad Syafiq
62
60
14. Miftachul Chasanah
62
80
15. Muhammad Miskan
62
55

16. Riko Ferdi Saputra
62
55

17. Wiwik Mei
62
85
18. Ananda Bima Saputra
62
55
19. Salsabila Madihah
62
70

20. Muhammad Firdaus
62
70

21. Khogi Irystaad
62
60
Jumlah
Nilai Rata-rata
55






1425
13
8
67.85%
61.91%
38.09%
2. Hasil Penelitian Siklus II
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus II dilaksanakan
pada tanggal 28 Juli 2016 di kelas V dengan jumlah 21 siswa. seperti
halnya penelitian pada siklus 1, pada siklus II mengacu pada Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran
yang
telah
disiapkan
beserta
lembar
pengamatan guru dan lembar pengamatan siswa. berikut data hasil belajar
siswa pada siklus II yang disajikan dalam bentuk tabel:
Tabel 4.3
Data hasil belajar siswa siklus II
Keterangan
No
Nama siswa
KKM
Nilai
Tuntas
1.
Retno Dwi Astuti
62
80

2.
Ana Rofi’ah
62
70

3.
Malikatun Uma
62
70

4.
Mufti Ngainul Khakim
62
90

5.
Nabila Mahira Aghna
62
75

6.
Agnie Najwa Mutia
62
80

7.
Ahmad Bagas Muntah
62
75

8.
Budi Santoso
62
62

9.
Dwi khoerul Anwar
62
70

10. Etika Aisy Rabbani
62
85

11. Faizal Wisnu Ramadhani
62
90

12. Mukhammad Qosim
62
90

13. Muhammad Syafiq
62
62

14. Miftachul Chasanah
62
90

15. Muhammad Miskan
62
62

16. Riko Ferdi Saputra
62
75

17. Wiwik Mei
62
70

18. Ananda Bima Saputra
62
60

56
Belum
Tuntas
19. Salsabila Madihah
62
85

20. Muhammad Firdaus
62
70

21. Khogi Irystaad
62
85

Jumlah
1594
21
Nilai Rata-rata
76%
100%
C. Pembahasan
Setelah dilaksanakan berbagai kegiatan pada siklus 1 maupun siklus II,
diperoleh data hasil belajar siswa kelas V MI Tholabiyah Tegaron Kecamatan
Banyubiru Kabupaten Semarang pada mata pelajaran IPS materi Peninggalan
Sejarah Hindu-Buddha dan Islam dengan menekankan konsep penerapan
model Cooperative Learning Type Student Teams Achievement Divisions
(STAD). Berikut pembahasan tentang penelitian siklus I dan siklus II:
1.
Analisis Siklus I
Tabel 4.4
Analisis Data Hasil Belajar Siklus I
Ket
No
Nama siswa
KKM
Nilai
Tuntas
Belum
Tuntas
1.
Retno Dwi Astuti
62
75

2.
Ana Rofi’ah
62
70

3.
Malikatun Uma
62
60
4.
Mufti Ngainul Khakim
62
80

5.
Nabila Mahira Aghna
62
70

6.
Agnie Najwa Mutia
62
70

7.
Ahmad Bagas Muntah
62
60

8.
Budi Santoso
62
60

57

Dwi khoerul Anwar
62
70

10. Etika Aisy Rabbani
62
75

11. Faizal Wisnu Ramadhani
62
75

12. Mukhammad Qosim
62
70

13. Muhammad Syafiq
62
60
14. Miftachul Chasanah
62
80
15. Muhammad Miskan
62
55

16. Riko Ferdi Saputra
62
55

17. Wiwik Mei
62
85
18. Ananda Bima Saputra
62
55
19. Salsabila Madihah
62
70

20. Muhammad Firdaus
62
70

21. Khogi Irystaad
62
60
9.
Jumlah
Nilai Rata-rata





1425
13
8
67.85%
61.91%
38.09%
Berdasarkan tabel 4.4 di atas dapat diketahui bahwa pada siklus 1
hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Pada siklus I hasil belajar
siswa diharapkan mencapai nilai sesuai dengan indikator keberhasilan
yaitu minimal 62 yang diambil dari KKM. Sementara dari 21 siswa, baru
terdapat 13 siswa atau sebesar 61.91% yang mencapai ketuntasan dengan
nilai rata-rata 67.85% dan yang belum mencapai ketuntasan sebanyak 8
siswa atau sebesar 38.09% oleh karena hal tersebut dirasa perlu adanya
tindakan perbaikan dalam pembelajaran pada siklus selanjutnya.
58
2.
Analisis Siklus II
Tabel 4.5
Data Hasil Belajar Siswa Siklus II
Ket
No
Nama siswa
KKM
Nilai
Tuntas
1.
Retno Dwi Astuti
62
80

2.
Ana Rofi’ah
62
70

3.
Malikatun Uma
62
70

4.
Mufti Ngainul Khakim
62
90

5.
Nabila Mahira Aghna
62
75

6.
Agnie Najwa Mutia
62
80

7.
Ahmad Bagas Muntah
62
75

8.
Budi Santoso
62
62

9.
Dwi khoerul Anwar
62
70

10. Etika Aisy Rabbani
62
85

11. Faizal Wisnu Ramadhani
62
90

12. Mukhammad Qosim
62
90

13. Muhammad Syafiq
62
62

14. Miftachul Chasanah
62
90

15. Muhammad Miskan
62
62

16. Riko Ferdi Saputra
62
75

17. Wiwik Mei
62
70

18. Ananda Bima Saputra
62
60

19. Salsabila Madihah
62
85

20. Muhammad Firdaus
62
70

21. Khogi Irystaad
62
85

Jumlah
1596
19
Nilai Rata-rata
76%
100%
Belum
Tuntas
Berdasarkan tabel 4.7 di atas dapat diketahui bahwa pada siklus II
hasil belajar siswa mengalami peningkatan sebesar 38.09% dari siklus I
59
sebesar 61.91% menjadi 100% dan jumlah siswa yang telah mencapai
tingkat ketuntasan belajar pada siklus I sebesar 13 siswa menjadi 21 siswa
pada siklus II, berarti terdapat kenaikan sebanyak 8 siswa.
Melihat hal tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa
menunjukkan hasil rata-rata 76% dengan ketuntasan 100% sehingga proses
perbaikan pembelajaran dinyatakan berhasil dan tuntas pada pelaksanaan
siklus II.
Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus II ini, guru telah
menerapkan Cooperative Learning Type Student Teams Achievement
Divisions (STAD) dengan baik dan dilihat dari aktivitas siswa, dalam
siklus II ini sebagian besar siswa telah aktif dan berpartisipasi dalam
pembelajaran, dari evaluasi menunjukkan banyak peningkatan. Sehingga
dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa model Cooperative Learning Type
Student
Teams
Achievement
Divisions
(STAD)
dalam
kegiatan
pembelajaran IPS dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
3.
Perbandingan Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II
Data ini diperoleh dari hasil belajar siswa kelas V pada Pra Siklus,
Siklus I, dan Siklus II. Berikut data rekapitulasi hasil belajar siswa antar
siklus:
60
Tabel 4.6
Perbandingan Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II
No
Tahap
1.
Pra
Siklus
Siklus I
Siklus II
2.
3.
Nilai
Hasil Belajar
Belum
Tuntas Presentase
Tuntas
Presentase
1345
7
33.33%
14
66.67%
1425
1595
13
21
61.91%
100%
8
0
38.09%
0
Dari tabel 4.6 tersebut dapat dinyatakan bahwa hasil belajar dari Pra
Siklus, Siklus I, dan Siklus II meningkat dan hal itu dapat dilihat dari naiknya
presentase dari tahap ke tahap. Ketuntasan hasil belajar siswa pada Pra Siklus
menunjukkan 33.33% kemudian pada siklus I menjadi 61.91% dan
selanjutnya meningkat kembali pada siklus II menjadi 100%. Selanjutnya dari
hasil pada siklus II secara keseluruhan maka dapat dinyatakan bahwa
penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di MI Tholabiyah Tegaron
Kecamatan Banyubiruu Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2016/2017 telah
berhasil mencapai indikator ketuntasan hasil belajar
yang telah ditelah
ditetapkan yaitu minimal 85%.
Dengan demikian siklus selanjutnya dapat dihentikan dan dinyatakan
selesai. Sehingga hipotesis tindakan yang menyatakan “melalui model
Cooperative Learning Type Student Teams Achievement Divisions (STAD)
dapat meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial pokok bahasan
materi Peninggalan Sejarah Hindu-Buddha dan Islam pada siswa kelas V MI
Tholabiyah Tegaron Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang Tahun
Pelajaran 2016/2017 dapat diterima.
61
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pelaksanaan penelitian tindakan kelas di kelas V MI
Tholabiyah Tegaron Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang tahun
pelajaran
2016/2017
dapat
disimpulkan:
Dalam
penggunaan
model
Cooperative Learning Type Student Teams Achievement Divisions (STAD)
mempunyai pengaruh positif yaitu dapat meningkatkan hasil belajar siswa
dalam pembelajaran IPS pada materi Peninggalan Sejaran Hindu-Buddha dan
Islam. Yaitu dengan meningkatnya rata-rata Pra Siklus 64.04% kemudian
meningkat menjadi 67.85% pada siklus I, selanjutnya meningkat secara
signifikan pada siklus II menjadi 75.90%. Untuk angka ketuntasan dari Pra
Siklus ke siklus naik menjadi 13 siswa atau sebesar 61.91% dan pada siklus II
menjadi 21 siswa atau sebesar 100%. hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar
tersebut telah memenuhi kriteria ketuntasan minimal yaitu nilai rata-rata 62
dan ketuntasan KKM kelas minimal 85% yang menunjukkan adanya
peningkatan hasil belajar yang signifikan.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan peneliti terhadap kegiatan peneliti yang telah
dilakukan, maka terdapat beberapa saran bagi guru, siswa, serta sekolah
diantaranya sebagai berikut:
62
1. Bagi Guru
Dalam pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran IPS selain menggunakan
metode ceramah sebaiknya juga dapat menggunakan metode yang sesuai
dengan materi. Seperti yang peneliti coba terapkan dan terbukti berhasil
meningkatkan hasil belajar siswa yaitu dengan menggunakan Cooperative
Learning Type Student Teams Achievement Divisions (STAD), sehingga
hasil belajar siswa dapat meningkat.
2. Bagi Siswa
Dalam proses pembelajaran sebaiknya siswa lebih memperhatikan
penjelasan guru, mengurangi kegaduhan kelas supaya proses pembelajaran
menjadi lebih efektif.
3. Bagi Sekolah
Sebagai lembaga penyelenggara pendidikan peneliti mengharapkan agar
sekolah memperhatikan kemampuan para guru dalam mengajar dan untuk
dapat melaksanakan penelitian dengan variabel yang lebih banyak
sehingga dapat memperkaya ilmu pengetahuan secara umum maupun
bidang studi IPS pada khusus
63
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, zainal. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jendral
Pendidikan Islam.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Ariyanto. 2016. Ilmu Pengetahuan Sosial Untuk SD/MI Semester 1. Surakarta:
CV Surya Badra.
Aqib, Zainal. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: CV Yrama Widya.
Suwandi & M. Basrowi. 2008. Prosedure Penelitian Tindakan Kelas. Bogor:
Ghalia Indonesia.
Bahri Djamarah, Syaiful. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif.
Jakarta: Rineka Cipta.
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia.
Hamdayama. 2014. Model dan Metode Prmbelajaran Kreatif Berkarakter.
Bogor: Ghalia Indonesia.
Rasimin. 2012. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Teori dan Aplikasi.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Slameto. 1991. Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran Di Sekolah Dasar.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Solihatin, Etin & Raharjo. 2011. Cooperative Learning Analisis Model
Pembelajaran IPS. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Soetomo. 1993. Dasar-Dasar Interaksi Belajar Mengajar. Surabaya: Usaha
Nasional.
Yusuf, Syamsu dan Nur Ikhsan. 2008. Landasan Bimbingan dan Konseling.
Bandung: Remaja Rosda Karya.
Yamin, Martinis. 2005. Strategi Berbasis Kompetensi. Ciputat: Gaung Persada
Press.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
( RPP )
SIKLUS I
Satuan Pendidikan
: MI Tholabiyah Tegaron
Mata Pelajaran
: IPS
Kelas / Semester
:V/1
A. Standar Kompetensi :
1. Menghargai berbagai peninggalan dan sejarah yang
berskala nasional pada masa Hindu-Buddha dan Islam,
keragaman kenampakan alam dan suku bangsa serta
kegiatam ekonomi di Indonesia.
B. Kompetensi Dasar
:
1.1 mengenal makna peninggalan-peninggalan sejarah yang
berskala nasional dan masa Hindu-buddha, dan Islam di
Indonesia.
C. Indikator
:
1. Menyusun dan membuat tabel peninggalan sejarah Hindu-Buddha dan
Islam di Indonesia.
2. Menyebutkan Peninggalan Sejarah Hindu-Buddha dan Islam di
Indonesia
3. Menyebutkan
Indonesia.
kerajaan-kerajaan
Hindu-Buddha
dan
Islam
di
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit ( 1 pertemuan )
D. Tujuan Pembelajaran
1. Dengan model cooperative learning tipe STAD, Siswa dapat Menyusun
daftar peninggalan sejarah yang bercorak Hindu Buddha dan Islam
yang ada di Indonesia.
2. Dengan model cooperative learning tipe STAD, siswa dapat membuat
daftar peninggalan sejarah yang bercorak Hindu-Buddha dan Islam yang
ada di Indonesia.
3. Dengan model cooperative learning tipe STAD, siswa dapat membuat
daftar peninggalan sejarah yang bercorak Hindu-Buddha dan Islam yang
ada di Indonesia.
E. Materi Pembelajaran
Peninggalan Sejarah Hindu-Buddha dan Islam
Di indonesia ada banyak sekali peninggalan sejarah. Diantaranya ada yang
berasal dari masa kerajaan Hindu, Buddha, dan Islam.
A. Kerajaan dan peninggalan sejarah Hindu di Indonesia
1. Kerajaan-kerajaan Hindu di Indonesia
Agama hindu yang dibawa dari India berpengaruh di Indonesia. Salah
satu bentuknya adalah munculnya kerajaan-kerajaan Hindu, seperti
Kerajaan Kutai, Tarumanegara, Kediri, Singasari, dan Majapahit.
a. Kerajaan Kutai
Kutai adalah kerajaan Hindu tertua di Indonesia. Kerajaan
Kutai didirikan sekitar tahun 400 masehi. Letaknya di tepi sungai
Mahakam,
Kalimantan
Timur.
Raja
pertamanya
bernama
Kudungga. Raja yang terkenal adalah Mulawarman.
Mulawarman menyembah Dewa Syiwa. Dalam suatu
upacara Raja Mulawarman menghadiahkan 20.000 ekor sapi
kepada Brahmana. Untuk memperingarti upacara itu maka
didirikan Yupa. Dalam Yupa itu ditulis berita mengenai kerajaan
Kutai.
b. Kerajaan Tarumanegara
Tarumanegara adalah kerajaan Hindu tertua di Pulau Jawa.
Kerajaan ini berdiri kira-kira pada abad ke 5 masehi. Lokasi
kerajaan itu sekitar Bogor, Jawa Barat. Rajanya yang terkenal
adalah Purnawarman. Purnawarman memeluk agama Hindu yang
menyembah Dewa Wisnu. Pada zaman Purnawarman, kerajaan
Tarumanegara telah mampu membuat saluran air yang diambil dari
sungai Citarum. Saluran air itu berfungsi untuk mengairi lahan
pertanian dan menahan banjir.
c. Kerajaan Kediri terletak disekitar Kali Berantas, Jawa Timur.
Kerajaan kediri berjaya pada pemerintahan Raja Kameswara yang
bergelar Sri Maharaja Sirikan Kameswara. Kameswara meninggal
pada tahun 1130. Penggantinya adalah jayabaya. Jayabaya adalah
raja terbesar di Kediri. Ia begitu terkenal karena ramalannya yang
disebut Jangka Jayabaya. Raja Kediri terakhir adalah Kertajaya
yang meninggal tahun 1222. Pada tahun itu Kertajaya dikalahkan
oleh Ken Arok di Desa Ganter, Malang.
d. Kerajaan Singasari
Kerajaan Singasari terletak di Singasari, Jawa Timur.
Luasnya meliputi wilayah Malang sekarang. Kerajaan Singasari
didirikan oleh Ken Arok. Beliau memerintah tahun 1222-1227 M.
Para penggantinya adalah Anusapati (1227-1248), panji Tohjaya
(1248), Ranggawuni (1248-1268), Kertanegara (1268-1292).
Beberapa peninggalan masa kebesaran Singasari antara
lain:
1. Candi jago/jajaghu, sebagai makam Wisnuwardhana,
2. Candi Singasari dan candi Jawi, sebagai makam
Kertanegara,
3. Candi kidal, sebagai makam Anusapati,
4. Patung Prajnaparamita, sebagai perwujudan Ken Dedes.
2. Peninggalan Sejarah Hindu di Indonesia
Kebudayaan Hindu di masa lampau mewariskan bermacam-macam
peninggalan sejarah. Peninggalan sejarah yang bercorak kebudayaan
Hindu anatara lain candi, prasasti, patung, karya sastra (kitab), dan
tradisi. Antara lain:
a. Candi
Candi adalah bangunan yang biasanya terdiri dari tiga bagian, yaitu
kaki, tubuh, dan atap. Candi peninggalan Hindu terkenal adalah
Candi prambanan atau candi Loro Jonggrang. Candi prambanan
dibangun pada abad ke-9 di perbatasan Yogyakarta dan Surakarta.
Di dalam candi ini terdapat patung Trimurti dan relief yang
mengisahkan cerita Ramayana. Tokoh dalam cerita Ramayana
adalah Rama, Shinta, dan Burung Jatayu.
Candi-candi agama Hindu: Candi Prambanan (Yogyakarta), Dieng
(Dieng, Jawa Tengah), Badut (Malang, Jawa Timur), Canggal
(Jawa Tengah), Gedong Sanga (Jawa Tengah), Penataran (Blitar,
Jawa Timur), Sawentar (Blitar, Jawa Timur), Candi Kidal (Jawa
Timur), Singasari (Jawa Timur), Sukuh (Karang Anyar, Jawa
Tengah).
b. Prasasti
Prasasti adalah benda peninggalan sejarah yang berisi tulisan
dari masa lampau. Tulisan itu dicatat di atas batu, logam, tanah liat,
dan tanduk binatang. Prasasti peninggalan Hindu ditulis dengan
huruf pallawa dan berbahasa Sansekerta. Prasasti tertua adalah
prasasti yupa, dibuat sekitar tahun 350-400 M. Prasasti Yupa
berasal
dari
kerajaan
Kutai.
Prasasti-prasasti
peninggalan
kebudayaan Hindu antara lain: Prasasti Kutai (Kutai, Kaltim),
Ciaruteun (Bogor, Jabar), Tugu (Cilincing, Jakut), Jambu (Bogor,
Jabar), Kebon kopi (Bogor, Jabar), Cidanghiang (Pandeglang),
Pasir Awi (Leuwiliang, Jabar), Muara Cianten (Bogor, Jabar),
Canggal (Magelang, Jateng), Kalasan (Yogyakarta), Dinoyo
(Malang, Jatim), Kedu (Temanggung, Jateng), Sanur (Bali).
c. Patung
Wujud patung Hindu antara lain hewan dan manusia. Patung
berupa hewan karena hewan tersebut dianggap memiliki kesaktian.
Sedangkan patung berupa manusia dibuat untuk mengabdikan
tokoh tertentu dan untuk menggambarkan dewa dewi. Contoh
patung peninggalan kerajaan Hindu yang terkenal adalah patung
Airlangga sedang menunggang garuda. Dalam patung itu,
Airlangga digambarkan sebagai penjelmaan Dewa Wisnu.
d. Karya sastra (Kitab)
Karya sastra peninggalan kerajaan Hindu berbentuk kitab. Kitab
peninggalan itu berisi catatan sejarah. Karya sastra yang terkenal
antara lain Kitab Baratayuda dan kitab Arjunawiwaha. Kitab
baratayuda dikarang Empu Sedah dan Empu Panuluh.
e. Tradisi
Tradisi adalah kebiasaan nenek moyang yang masih dijalankan
oleh masyarakat hingga saat ini. Contohnya Tradisi Hindu yang
masih kental berkembang di Bali: Upacara Nelubulanin ketika bayi
berumur 3 bulan, Upacara potong gigi (mapandes), Upacara
pembakaran
mayat
yang
disebut
Ngaben,
Ziarah
yaitu
mengunjungi makam orang suci dan tempat suci leluhur seperti
candi.
f. Kerajaan Majapahit dan Gajah Mada
Berikut adalah raja-raja yang pernah memerintah di kerajaan
Majapahit:
a. Pemerintahan Raden Wijaya (1293-1309)
b. Pemerintahan Jayanegara (1309-1328)
c. Pemerintahan Tribuanatunggadewi (1328-1350)
d. Pemerintah Hayam Wuruk (1334-1389)
e. Kusumawardhani-Wirakramawardhana (1389-1429)
B. Kerajaan dan Peninggalan Agama Buddha
Agama Buddha masuk ke Indonesia, khususnya di Pulau Jawa,
sekitar abad ke-5 Masehi. Pada tahun 423 Bhiksu Gunawarman datang
ke jawa untuk menyebarluaskan ajaran Buddha. Ia memperoleh
perlindungan dan penguasa setempat. Usaha Bhiksu Gunawarman
berjalan lancar.
Agama Buddha berasal dari India. Agama Buddha masuk ke
Indonesia bersamaan dengan masuknya agama Hindu. Agama Hindu
berkembang setelah agama Buddha. Namun, persebaran agama Hindu
lebih cepat dari persebaran agama Buddha. Hal ini terbukti dari lebih
banyaknya kerajaan Hindu dari pada kerajaan Buddha. Pusat-pusat
kerajaan Buddha hanya terdapat di Sumatra dan beberapa daerah di
Jawa. Di bawah ini akan dibahas tentang peninggalan-peninggalan
sejarah bercorak Buddha dan kerajaan Sriwijaya sebagai pusat
penyebaran agama Buddha pada waktu itu.
1. Peninggalan Sejarah Bercorak Buddha
Peninggalan sejarah Buddha dan Hindu hampir sama, yaitu candi,
prasasti, patung, dan kitab.
a. Candi
Ciri candi Buddha adalah adanya Stuoa dan patung Sang Budha
Gautama. Stupa adalah bangunan dari batu tempat menyimpan
patung Sang Buddha. Beberapa Candi Buddha yaitu: Candi Sewu
(Jawa Tengah), Plaosan (Jawa Tengah), Mendut (Jawa Tengah),
Borobudur (Jawa Tengah), Muara Takus (Sumatra Selatan), Jago
(Malang, Jawa Timur), Sari (jawa Tengah), Pawon (Jawa Tengah),
Tikus (Mojokerto, Jawa Timur).
b. Prasasti
Di sumatra Selatan ditemukan beberapa prasasti warisan kerajaan
Sriwijaya. Di sekitar palembang ditemukan Prasasti Telaga Batu,
Prasasti Talang Tuwo, dan Prasasti Kedukan Bukit. Ketiganya
menceritakan berdirinya kerajaan Sriwijaya. Kemudian Prasasti
Karang Berahi dan Prasasti Kota Kapur ditemukan di Jambi dan
Bangka. Kedua prasasti itu menceritakan wilayah kekuasaan
Sriwijaya.
c. Patung
Patung yang bercorak Buddha biasanya berupa arca sang Buddha
Gautama. Arca Sang Buddha Gautama pertama kali ditemukan di
Sikendeng, Sulawesi Selatan. Arca peninggalan sejarah Buddha
antara lain: Patung Buddha (Sikendeng), Arca Bhumisparsa Mudra
(Jawa Tengah), arca Abhaya Mudra (Jawa Tengah), Arca Vitarka
Mudra (Jawa Tengah), Dharmacakra Mudra (Jawa Tengah), Arca
Vara Mudra (Jawa Tengah), Arca Buddha (Palembang).
d. Karya Sastra (Kitab)
Kitab-kitab peninggalan sejarah bercorak Buddha: Kitab Negara
Kertagama (Jawa Timur), Sutasoma (Jawa Timur), Pararaton
(Jawa Timur), Ranggalawe (Jawa Timur), Arjunawiwaha (Jawa
Timur).
e. Tradisi
Tradisi agama Buddha yang sekarang ini kita jumpai banyak
dipengaruhi oleh budaya Cina. Tradisi agama Buddha yang ada,
misalnya berdo’a di Wihara. Tradisi lain agama Buddha yang
masih ada adalah Ziarah.
2. Kejayaan sriwijaya pusat agama Buddha
Kerajaan sriwijaya sudah dikenal pada tahun 682. Pusatnya di
muara Sungai Musi, dekat palembang. Awalnya, Sriwijaya hanya kerajaan
kecil. Sriwijaya berkembang menjadi kerajaan besar setelah dipimpin oleh
Dapunta
Hyang.
Dapunta
Hyang
berhasil
memperluas
daerah
kekuasaannya dengan menakhlukkan kerajaan-kerajaan disekitarnya.
Sriwijaya mencapai puncak kejayaan ketika diperintah oleh Raja
Balaputradewa. Letaknya sangat strategis bagi pelayaran, yaitu di dekat
Selat Malaka dan Selat Sunda. Sriwijaya menjadi kerajaan Maritim yang
besar dan dilengkapi dengan armada kuat. Situasi yang aman bagi
pelayaran membuat banyak kapal asing singgah di pelabuhan Sriwijaya.
Sejak saat itu, Sriwijaya menjadi pusat perdagangan.
Kerajaan Sriwijaya juga dikenal sebagai pusat agama Buddha. Hal
itu diceritakan seorang pendeta Buddha, I-tsing, yang pernah tinggal di
Palembang. Banyak candi dan kuil agama Buddha didirikan. Di Sriwijaya
terdapat Perguruan Tinggi agama Buddha. Mahaguru yang terkenal adalah
Sakyakirti. Kerajaan Sriwijaya juga menjalin kerja sama dengan Perguruan
Tinggi Nalanda di India. Kerajaan Sriwijaya banyak mengrimkan
mahasiswanya. Raja Sriwijaya membantu memperbaiki kuil di Kanton,
Cina pada awal abad ke-11.
Keruntuhan Sriwijaya disebabkan oleh serangan dari kerajaan
Cola-mandala dari India Selatan, dari kerajaan Singasari, dan Majapahit.
Tahun 1025 ibu kota Sriwijaya
diserbu dan Raja
Sanggarma
Wijayatunggawarman ditawan musuh. Tahun 1275, Singasari menyerang
Sriwijaya. Kerajaan Majapahit juga menyerang Sriwijaya pada tahun
1377.
F. Metode Pembelajaran
 Ceramah
 Diskusi
 Tanya jawab
G. Langkah langkah Pembelajaran
No.
1.
Kegiatan Pembelajaran
Waktu
Kegiatan Awal
Apersepsi
10 Menit
a. Guru memberi salam.
b. Guru mengabsen kehadiran siswa.
c. Guru mengajak siswa membaca basmalah
bersama.
d. Guru memberikan motivasi dan menjelaskan
tujuan pembelajaran.
2.
Kegiatan Inti
55 Menit
Eksplorasi
a. Guru meminta siswa mengamati media gambar.
b. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang
peninggalan sejarah Hindu-Buddha di Indonesia
(guru menjelaskan secara garis besar).
c. Guru menggali pengetahuan siswa mengenai
peninggalan sejarah Hindu-Buddha di Indonesia..
Elaborasi
a. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok
(setiap kelompok terdiri atas 4-5 siswa dengan
kemampuan yang berbeda) dan pembagian
kelompok telah ditentukan oleh guru.
b. Meminta anggota tim bekerja sama mengatur meja
dan kursi, serta memberikan siswa sekitar 5 menit
untuk memilih nama tim mereka atau ditentukan
menurut kesesuaian.
c. Siswa diberikan waktu beberapa menit untuk
memahami materi diskusi kemudian membantu
anggota kelompoknya yang belum memahami
bahan diskusi.
d. Guru memberikan kuis dalam bentuk soal latihan
kepada setiap kelompok, namun dalam pengerjaan
kuis tersebut setiap anggota kelompok bekerja
secara individual, setelah selesai pengerjaan kuis
dikumpulkan.
1. Buatlah daftar peninggalan sejarah HinduBuddha di Indonesia!
2. Kerjakan soal latihan di bawah ini!
3.
Konfirmasi
a. Guru memberikan konfirmasi terhadap hasil kerja
masing-masing tim.
b. Guru memberikan umpan balik positif dan
penguatan dalam bentuk lisan kepada kelompok
yang berhasil mendapat skor tertinggi.
c. Guru memberikan motivasi kepada siswa yang
kurang aktif atau belum berpartisipasi aktif dalam
tim.
3.
Kegiatan Penutup
Guru mengajak siswa membaca hamdalah bersamasama
Guru mengucapkan salam
5
Menit
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
( RPP )
SIKLUS 2
Satuan Pendidikan
: MI Tholabiyah Tegaron
Mata Pelajaran
: IPS
Kelas / Semester
:V/1
A. Standar Kompetensi :
1. Menghargai berbagai peninggalan dan sejarah yang
berskala nasional pada masa Hindu-Buddha dan Islam,
keragaman kenampakan alam dan suku bangsa serta
kegiatam ekonomi di Indonesia.
B. Kompetensi Dasar
:
1.1 mengenal makna peninggalan-peninggalan sejarah
yang berskala nasional dan masa Hindu-buddha, dan Islam
di Indonesia.
C. Indikator
:
1. Menjelaskan peristiwa berdirinya dan runtuhnya kerajaan HinduBuddha dan Islam di Indonesia.
2. Menyebutkan kebermaknaan peninggalan sejarah Hindu-Buddha dan
Islam di Indonesia
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit ( 1 pertemuan )
D. Tujuan Pembelajaran
4. Dengan model cooperative learning tipe STAD, Siswa dapat Menyusun
daftar peninggalan sejarah Islam yang ada di Indonesia.
5. Dengan model cooperative learning tipe STAD, siswa
dapat
mempresentasikan
hasil
diskusi
tentang
peninggalan sejarah Hindu-Buddha dan Islam di
Indonesia.
E. Materi Pembelajaran.
3. Kerajaan dan Peninggalan Agama Islam di Indonesia.
a. Peninggalan sejarah bercorak Islam di Indonesia
Agama dan kebudayaan Islam mewariskan banyak sekali peninggalan
sejarah. Peninggalan-peninggalan sejarah bercorak Islam antara lain
masjid, Kaligrafi, Karya sastra, dan tradisi keagamaan. Berikut ini
akan dibahas satu per satu peninggalan sejarah Islam di Indonesia.
1. Masjid
Masjid merupakan seni arsitektur Islam yang paling menonjol.
Masjid adalah tempat peribadatan umat Islam. Berbeda dengan
masjid-masjid yang sekarang. Atap masjid peninggalan sejarah
biasanya beratap tumpang bersusun. Semakin ke atas atapnya
makin kecil. Jumlah atao tumpang itu biasanya ganjil, yaitu tiga
atau lima. Atap yang paling atas berbentuk limas. Di dalam masjid
terdapat empat tiang utama yang menyangga atap tumpang.
Pada bagian barat masjid erdapat mihrab. Di sebelah kanan
mihrab ada mimbar. Di halaman masjid biasanya terdapat menara.
Keberadaan menara tidak hanya untuk menambah keindahan
bangunan masjid. Fungsi menara adalah sebagai tempat muazin
mengumandangkan azan ketika tiba waktu sholat. Sebelum azan
dikumandangkan, dilakukan pemukulan tabuh atau beduk.
Contoh masjid peninggalan sejarah Islam adalah masjid
Agung Demak dan Masjid Kudus. Masjid Agung Demak dibangun
atas perintah Wali Songo. Pembangunan masjid dipimpin langsung
oleh Sunan Kalijaga. Masjid Demak tidak memiliki menara.
Sementara masjid Kudus didirikan oleh Sunan Kudus. Masjidmasjid peninggalan sejarah kerajaan Islam antara lain: Masjid
Agung Demak (Demak, Jateng), Masjid Ternate (Ternate, Ambon),
Masjid Sunan Ampel (Surabaya, Jatim), Masjid Kudus (Kudus,
Jateng), Masjid Banten (Banten), Masjid Cirebon (Cirebon, Jabar),
Masjid Raya Baiturrahman (Banda Aceh), Masjid Katangga
(Katangga, Sulsel)
2. Kaligrafi
Kaligrafi adalah tulisan Indah dalam huruf arab. Tulisan tersebut
biasanya diambil dari ayat-ayat suci Al Quran. Kaligrafi digunakan
sebagai hiasan dinding masjid, batu nisan, gapura masjid dan
gapura pemakaman. Batu nisan pertama yang ditemukan di
Indonesia adalah batu nisan pada makam Fatimah binti Maimun di
Leran, Surabaya. Sedangkan kaligrafi pada gapura terdapat di
gapura makam sunan Bonang di Tuban, gapura makam raja-raja
Mataram, Demak, dan Gowa.
3. Istana
Istana adalah tempat tinggal raja atau Sultan beserya keluarganya.
Istana berfungsi sebagai pusat pemerintahan. Adanya istana
sebenarrnya karena pengaruh Hindu dan Buddha. Seelah Islam
masuk, tradisi pembangunan istana masih berlangsung. Akibatnya
pada bangunan istana yang bercorak Islam, pengaruh Hindu dan
Buddha masih tampak. Saat ini peninggalan Islam yang berupa
Istana tinggal beberapa saja.
4. Kitab
Kesusastraan Islam berkembang di Jawa dan sumatra. Peninggalan
karya sastra yang bercorak Islam adalah suluk dan hikayat. Suluk
dan hikayat ada yang ditulis dalam bahasa daerah dan juga yang
ditulis dalam bahasa Arab. Ada juga suluk yang diterjemahkan
dalam
bahasa
melayu,
suluk
dan
hikayat
dibuat
untuk
mempermudah masyarakat Indonesia menangkap ajaran Islam.
Hikayat adalah cerita atau dongeng yang isinya diambil dari
kejadian sejarah. Di pulau jawa, hikayat dikenal dengan nama
babad. Babad tanah jawa menceritakan kerajaan-kerajaan yang
terdapat di jawa. Cerita tersebut dimulai dari kerajaan HinduBuddha sampai kerajaan Islam.
5. Pesantren
Sejak masuknya Islam ke Indonesia, pesantren erupakan
lembaga yang mengajarkan Islam. Pesantren pertama kali dibangun
pada masa Sunan Ampel yaitu pada masa pemerintahan Prabu
Kertawijaya dari Majapahit. Pesantren kemudian berkembang pesat
dan melahirkan kelompok-kelompok terpelajar. Para santri belajar
bahasa Arab, Kitab Kuning, Fiqih, Pendalaman Al Quran, Tauhid,
akhlak, dan tradisi tasawuf.
Beberapa pesantren besar yang ada di Indonesia antara lain
pesantren Tebuireng di Jombang, Pesantren Asembagus di
Situbondo, Pesantren As-Shiddiqiyyah di Jakarta, Al-Kautsar
Medan.
6. Tradisi
Beberapa tradisi Islam yang diwariskan sampai sekarang, antara
lain adalah Ziarah, Sedekah, Sekaten.
b. Kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia
Setelah kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha surut, mulai berdiri kerajaankerajaan Islam di tanah air. Kerajaan yang pernah berdiri di Indonesia
antara lain: Kerajaan Samudera Pasai, Kerajaan Demak, Kerajaan
Mataram, Kerajaan Banten, Kerajaan Gowa-Tallo (Makasar), Kerajaan
Ternate dan Tidore.
F. Metode Pembelajaran
 Ceramah
 Diskusi
 Tanya jawab
G. Langkah langkah Pembelajaran
No.
4.
Kegiatan Pembelajaran
Waktu
Kegiatan Awal
Apersepsi
e. Guru memberi salam.
f.
Guru mengabsen kehadiran siswa.
g.
Guru mengajak siswa membaca basmalah
bersama.
h. Guru memberikan motivasi dan menjelaskan
tujuan pembelajaran.
10 Menit
5.
Kegiatan Inti
55 Menit
Eksplorasi
d. Guru sedikit mengulang materi sebelumnya.
e. Siswa mengamati media gambar.
f. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang
peninggalan sejarah Islam di Indonesia (guru
menjelaskan secara garis besar).
g. Guru menggali pengetahuan siswa mengenai
peninggalan sejarah Islam di Indonesia.
Elaborasi
e. Guru
membagi
siswa
dalam
beberapa
kelompok (setiap kelompok terdiri atas 4-5
siswa dengan kemampuan yang berbeda) dan
pembagian kelompok telah ditentukan oleh
guru.
f. Meminta anggota tim bekerja sama mengatur
meja dan kursi, serta memberikan siswa sekitar
5 menit untuk memilih nama tim mereka atau
ditentukan menurut kesesuaian.
g. Siswa diberikan waktu beberapa menit untuk
memahami materi diskusi kemudian membantu
anggota kelompoknya yang belum memahami
bahan diskusi.
h. Guru memberikan kuis dalam bentuk soal
latihan kepada setiap kelompok, namun dalam
pengerjaan
kuis
tersebut
setiap
anggota
kelompok bekerja secara individual, setelah
selesai pengerjaan kuis dikumpulkan.
4. Buatlah daftar peninggalan sejarah Islam di
Indonesia!
5. Presentasikan
hasil
diskusi
kelompok
tentang materi peninggalan sejarah HinduBuddha dan Islan menurut pemahaman
kalian!
Konfirmasi
d. Guru memberikan konfirmasi terhadap hasil
kerja masing-masing tim.
e. Guru memberikan umpan balik positif dan
penguatan
dalam
kelompok
yang
bentuk
berhasil
lisan
mendapat
kepada
skor
tertinggi.
f. Guru memberikan motivasi kepada siswa yang
kurang aktif atau belum berpartisipasi aktif
dalam tim.
6.
Kegiatan Penutup
Guru mengajak siswa membaca hamdalah bersamasama
Guru mengucapkan salam
5
Menit
Latihan soal siklus I
Kerjakan soal latihan di bawah ini, diskusikan bersama kelompokmu, kerjakan
secara individu (Sendiri-sendiri)!
1. Buatlah daftar yang berbentuk tabel peninggalan sejarah Hindu dan
Buddha yang kamu ketahui!
2. Kerjakan soal latihan di bawah ini!
Soal latihan
1) Kerajaan Hindu tertua di Indonesia adalah...
a. Majapahit
b. Mataram lama
c. Kutai
d. Singasari
2) Berikut ini candi peninggalan agama Hindu adalah...
a. Borobudur
b. Prambanan
c. Mendut
d. Jago
3) Kerajaan yang bercorak Buddha adalah kerajaan...
a. Kutai
b. Majapahit
c. Sriwijaya
d. Banten
4) Berikut ini candi peninggalan agama Buddha adalah...
a. Borobudur
b. Prambanan
c. Gedong Songo
d. Dieng
5) Yang merupakan kerajaan pusat penyebaran agama Buddha adalah...
a. Kerajaan Majapahit
b. Kerajaan Kediri
c. Kerajaan Singasari
d. Kerajaan Sriwijaya
Kunci jawaban:
1.
2.
3.
4.
C
B
C
A
5. D
Latihan soal siklus II
Kerjakan soal latihan di bawah ini, diskusikan bersama kelompokmu, kerjakan
secara individu (Sendiri-sendiri)!
1. Candi Hindu di Indonesia adalah ...
a. Kalasan
b. Penataran
c. Mendut
d. Borobudur
2. Kerajaan tertua di Indonesia adalah...
a. Tarumanegara
b. Majapahit
c. Sriwijaya
d. Kutai
3. Pendiri kerajaan Majapahit adalah...
a. Raden Wijaya
b. Gajah Mada
c. Ken Arok
d. Hayam Wuruk
4. Patih yang berhasil mempersatukan Nusantara di bawah kerajaan
Majapahit adalah...
a. Mapala
b. Gajah Mada
c. Fatih Nola
d. Patih Narubi
5. Peninggalan sejarah berikut ini yang bercorak Islam adalah...
a. Candi
b. Stupa
c. Patung
d. Kaligrafi
6. Raja mataram Islam yang terkenal adalah...
a. Sanjaya
b. Sanna
c. Sultan Agung
d. Raden Patah
7. Dibawah ini yang bukan tradisi Islam adalah...
a. Ziarah
b. Sedekah
c. Sekaten
d. Ngaben
8. Candi prambanan dibangun pada masa Raja...
a. Syailendra
b. Samaratungga
c. Sanjaya
d. Kameswara
9. Kitab yang bukan peninggalan agama Hindu adalah...
a. Bharatayudha
b. Pararaton
c. Negarakertagama
d. Sutasoma
10. Berikut ini yang bukan termasuk candi peninggalan agama Buddha
adalah...
a. Candi Prambanan
b. Candi Borobudur
c. Candi Sewu
d. Candi Plaosan
Kunci jawaban:
1. C
2. A
3. A
4. B
5. D
6. D
7. D
8. A
9. A
10. B
Data Hasil Belajar Siklus I
Ket
No
Nama siswa
KKM
Nilai
Tuntas
Belum
Tuntas
1.
Retno Dwi Astuti
62
75

2.
Ana Rofi’ah
62
70

3.
Malikatun Uma
62
60
4.
Mufti Ngainul Khakim
62
80

5.
Nabila Mahira Aghna
62
70

6.
Agnie Najwa Mutia
62
70

7.
Ahmad Bagas Muntah
62
60

8.
Budi Santoso
62
60

9.
Dwi khoerul Anwar
62
70

10. Etika Aisy Rabbani
62
75

11. Faizal Wisnu Ramadhani
62
75

12. Mukhammad Qosim
62
70

13. Muhammad Syafiq
62
60
14. Miftachul Chasanah
62
80
15. Muhammad Miskan
62
55

16. Riko Ferdi Saputra
62
55

17. Wiwik Mei
62
85
18. Ananda Bima Saputra
62
55
19. Salsabila Madihah
62
70

20. Muhammad Firdaus
62
70

21. Khogi Irystaad
62
60
Jumlah
Nilai Rata-rata






1425
13
8
67.85%
61.91%
38.09%
Data Hasil Belajar Siswa Siklus II
Ket
No
Nama siswa
KKM
Nilai
Tuntas
1.
Retno Dwi Astuti
62
80

2.
Ana Rofi’ah
62
70

3.
Malikatun Uma
62
70

4.
Mufti Ngainul Khakim
62
90

5.
Nabila Mahira Aghna
62
75

6.
Agnie Najwa Mutia
62
80

7.
Ahmad Bagas Muntah
62
75

8.
Budi Santoso
62
62

9.
Dwi khoerul Anwar
62
70

10. Etika Aisy Rabbani
62
85

11. Faizal Wisnu Ramadhani
62
90

12. Mukhammad Qosim
62
90

13. Muhammad Syafiq
62
62

14. Miftachul Chasanah
62
90

15. Muhammad Miskan
62
62

16. Riko Ferdi Saputra
62
75

17. Wiwik Mei
62
70

18. Ananda Bima Saputra
62
60

19. Salsabila Madihah
62
85

20. Muhammad Firdaus
62
70

21. Khogi Irystaad
62
85

Jumlah
1596
19
Nilai Rata-rata
76%
100%
Belum
Tuntas
Lembar Pengamatan Aktivitas Guru Siklus I
Hasil
Kegiatan
B

Hal yang
menghambat
Rencana
perbaikan
Suara
kurang
jelas.
Guru belum bisa Guru
harus
mengkondisikan terlebih dahulu
kelas
menguasai kelas
sehingga dapat
mengkondisikan
siswa

Guru
sudah
jelas
dalam
menyampaikan
tujuan
pembelajaran

Melakukan
tanya
jawab
tentang materi
yang terkait
Penggunaan
media
pembelajaran
K

Mengucapkan
salam
Melakukan
presensi
kehadiran siswa
Menyampaikan
tujuan
pembelajaran
C
Hal yang
mendukung

Menguasai
materi
pembelajaran

Menjelaskan
aturan
penggunaan
model
cooperative
learning
tipe
STAD

Guru
kurang
tepat
mengkaitkan
pertanyaan
dengan materi
Guru
harus
dapat
menguasai
materi sehingga
dapat
mengkaitkan
pertanyaan
dengan materi
Guru
kurang
jelas
dalam
menyampaikan
aturan
penggunaan
model
pembelajaran
Guru
harus
terlebih dahulu
menguasai
model
pembelajaran
Media sudah
bagus
dan
menarik
antusias siswa
Penguasaan
materi sudah
cukup namun
perlu
ditingkatkan
Penerapan
Model
cooperative
learning
tipe
STAD
Guru membuat
kelompok
sesuai langkahlangkah model
cooperative
learning
tipe
STAD
Guru memberi
intruksi kepada
siswa
untuk
bergabung
bersama
kelompok

Guru dan siswa
membuat
kesimpulan
materi
Pelaksanaan
evaluasi
pembelajaran
Mengucap
salam penutup

Mengelola
kelas
saat
pembelajaran
Sudah
dapat
diterapkan
dalam materi
pelajaran

Guru
terlalu
banyak
menghabiskan
waktu
dalam
pembuatan
kelompok

Guru belum bisa Intruksi harus
mengkondisikan jelas sehingga
kelas.
siswa
tidak
bnayak bertanya
lagi
dan
membuat kelas
gaduh.
guru
harus
membuat
konsep
kelompok
terlebih dahulu.
Guru
sudah
dapat
berinteraksi
dengan siswa.
Perintah dan
soal
sudah
jelas.
Suara
sudah
jelas
dalam
menutup
pelajaran dan
mengucapkan
salam



Keterangan: B = Baik C = Cukup K= Kurang
Guru
belum
dapat
mengkondisikan
kelas.
Pengelolaan
kelas
harus
ditingkatkan
lagi.
Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus I
Hasil
Hal yang
Hal yang
Kegiatan
Mendukung
Menghambat
Perbaikan
Kegiatan
B
C
K

Siswa
Beberapa
menjawab salam
tidak
siswa Guru
menjawab mengulangi
salam
Siswa

salam
Siswa
menjawab
menjawab
presensi yang
kehadiran satu
dilakukan guru
per satu

Siswa bertanya
harus
Masih ada siswa Guru
tentang materi
yang
yang terkait
sendiri
yang
menegur
berbicara siswa tersebut
ketika
lainnya
bertanya
Siswa

Siswa antusias
mengamati
mengamati
media yang
dan
dibawa guru
tentang
bertanya
yang
mereka amati.
Siswa
memperhatikan

Siswa masih ada Guru
yang
harus
tidak menegur siswa
penjelasan guru
memperhatikan.

Siswa
Siswa
tersebut.
kurang Guru
harus
dalam lebih
dapat
menanggapi/me
antusias
njawab
menanggapi
pertanyaan
pertanyaan
menarik
dari perhatian siswa
guru.
terkait
dengan
materi.

Siswa aktif
Siswa
sudah
dalam kegiatan
cukup
aktif
diskusi.
dalam kegiatan
diskusi.
Siswa

ikut
Siswa
kurang Guru harus bisa
menyimpulkan
tertarik
dalam membimbing
materi
menyimpulkan
siswa
materi.
menyimpulkan
materi.
Siswa

Siswa
paham
mengerjakan soal
dengan
evaluasi
perintah yang
diberikan guru.
dalam
Siswa
salam
menjawab
Beberapa
tidak
salam.
siswa Guru
menjawab mengulang
sampai
semua
siswa menjawab
salam.
Keterangan: B = Baik C = Cukup K = Kurang
Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Siklus II
Hasil
Hal yang
Hal yang
Rencana
mendukung
menghambat
perbaikan
Kegiatan
B
Mengucapkan

salam
C
K
Suara
sudah .
jelas
dalam
mengucapkan

Melakukan
Guru
sudah
presensi
dapat
kehadiran siswa
mengkondisikan
kelas
dengan
baik
Menyampaikan

Guru sudah jelas
tujuan
dalam
pembelajaran
menyampaikan
tujuan
pembelajaran
Melakukan tanya
jawab
tentang
materi
yang

Guru
sudah
dapat
mengkaitkan
terkait
pertanyaan
dengan materi
Penggunaan

Media
sudah
media
bagus
pembelajaran
menarik

Menguasai
dan
Penguasaan
materi
materi
sudah
pembelajaran
cukup
namun
perlu
ditingkatkan

Menjelaskan
Guru sudah jelas
aturan
dalam
penggunaan
menyampaikan
model
aturan
cooperative
penggunakaan
learning
tipe
model
STAD
pembelajaran

Penerapan
Sudah
dapat
Model
diterapkan
cooperative
dalam
learning
tipe
materi
pelajaran
STAD
Guru
membuat

Guru
sudah
kelompok sesuai
dapat
terlebih
langkah-langkah
menyiapkan
.
model
nama-nama
cooperative
kelompok
learning
tipe
sebelum
STAD
pelajaran
dimulai
Guru
memberi
intruksi

kepada
siswa
Guru
sudah
dapat
untuk
mengkondisikan
bergabung
kelas
bersama
memberi
kelompok
intruksi jelas.
Guru dan siswa

Guru
dan
sudah
membuat
dapat
kesimpulan
berinteraksi
materi
dengan siswa.
Pelaksanaan

evaluasi
Perintah
dan
soal sudah jelas.
pembelajaran
Mengucap salam
penutup

Suara
sudah
jelas
dalam
menutup
pelajaran
dan
mengucapkan
salam
Mengelola kelas

Guru
sudah
saat
lebih baik dalam
pembelajaran
pengelolaan
kelas
dari
sebelumnya.
Keterangan : B = Baik C = Cukup K = Kurang
Hasil Pengamatan Siswa Siklus II
Hasil
Hal yang
Hal yang
Kegiatan
Mendukung
Menghambat
Perbaikan
Kegiatan
B
Siswa
C

K
Keseluruhan
menjawab salam
siswa
sudah
menjawab
salam
Siswa

Siswa
menjawab
menjawab
presensi yang
kehadiran satu
dilakukan guru
per satu

Siswa bertanya
Siswa
sudah
tentang materi
interaktif
yang terkait
dengan
guru
dalam
tanya
jawab tentang
materi
Siswa

Siswa antusias
mengamati
mengamati dan
media yang
bertanya
dibawa guru
tentang
yang
mereka amati.

Siswa
Siswa
sudah
memperhatikan
keseluruhan
penjelasan guru
memperhatikan

Siswa
Siswa
sudah
menanggapi/me
terlihat
njawab
antusias dalam
pertanyaan
menanggapi
pertanyaan
guru walaupun
harus
lebih
ditingkatkan.

Siswa aktif
Siswa
sudah
dalam kegiatan
cukup
aktif
diskusi.
dalam kegiatan
diskusi.
Siswa
ikut

Dengan
.
menyimpulkan
bimbingan
materi
guru
siswa
sudah
dapat
menyimpulkan
materi.
Siswa
mengerjakan soal

Siswa
dengan
paham
evaluasi
perintah yang
diberikan guru.
Siswa
salam
menjawab

Secara
.
keseluruhan
siswa
sudah
menjawab
salam
baik.
dengan
Lampiran gambar kegiatan siklus I
25/07/2016 MI Tholabiyah Tegaron
Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang 2016/2017
25/07/2016 MI Tholabiyah Tegaron
Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang 2016/2011
Lampiran siklus II
28/07/2016 MI Tholabiyah Tegaron
Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang 2016/2017
28/07/2016 MI Tholabiyah Tegaron
Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang 2016/2017
Download