PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI PENINGGALAN SEJARAH HINDU-BUDDHA DAN ISLAM MELALUI COOPERATIVE LEARNING TYPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) PADA SISWA KELAS V SEMESTER I MI THOLABIYAH TEGARON KECAMATAN BANYUBIRU KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017 SKRIPSI Diajukan untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh: IRMA FATMAWATI NIM 115-12-031 JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI) FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK) INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2016 i ii iii iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN 1. “Visi tanpa tindakan hanyalah sebuah mimpi. Tindakan tanpa visi hanyalah membuang waktu. Visi dengan tindakan akan mengubah dunia” (Joel Arthur Barker). 2. “Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’ ” (QS. Al-Baqarah, 2: 45). PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: 1. Bapak Sutarto dan Ibu Ariyani Wahyuningsih, kedua orang tua tercinta yang telah memberikan fasilitas pendidikan untuk saya serta do’a yang melimpah penuh keikhlasan. 2. Segenap keluarga yang telah membantu dan mendo’akan. 3. Guntur Antono Putro, seseorang yang turut memberikan motivasi serta do’a. 4. Teman-teman seperjuangan PGMI angkatan 2012 IAIN Salatiga. 5. Seluruh Dosen dan karyawan IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu dan pelayanan akademik. 6. Pembaca yang budiman. v KATA PENGANTAR Puji syukur Allhamdulilah, kepasrahan, kepatuhan tetap dalam sisi Allah SWT yang selalu hadir dan memberi memberi rahmat, taufiq dan hidayah di dalam roh kita, Amin. Sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada Nabi muahammad SAW yang kami nanti-nantikan syafaatnya di akhir zaman, Amin. Sehubungan dengan tugas dan tanggung jawab serta kewajiban penulis dalam rangka melengkapi syarat-syarat guna memperoleh gelar sarjana pada Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI), maka penulis membuat karya ilmiah yang berbentuk skripsi dengan judul Peningkatan Hasil Belajar IPS Materi Peninggalan Sejarah Hindu-Buddha Dan Islam Melalui Cooperative Learning Type Student Teams Achievement Divisions (STAD) Pada Siswa Kelas V Semester I Mi Tholabiyah Tegaron Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017. Dengan selesainya penulisan skripsi ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang tak terhingga, serta penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat. 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. 2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK). 3. Ibu Peni Susapti, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI). 4. Ibu Eni Titikusumawati, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing Akademik 5. Bapak Rasimin, S.Pd.I, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya guna memberikan bimbingan dan arahan dengan penuh kesabaran dan keikhlasan hingga akhir penulisan skripsi ini. 6. Bapak dan Ibu dosen serta seluruh karyawan IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu dan bimbingannya kepada penulis. vi 7. Bapak Muklis, S.Ag selaku Kepada Sekolah MI Tegaron Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian. 8. Ibu Siti Mukaromah, S.Pd.I. selaku walikelas V MI Tholabiyah Tegaron Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang yang turut membantu dalam penelitian. 9. Seluruh siswa-siswi kelas V MI Tegaron Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang yang telah mendukung dan membantu peneliti dalam melakukan penelitian. 10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu yang telah memberikan bantuan dan dukungannya hingga penulis dapat ,menyelesaikan penulisan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan laporan skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat dibutukan guna menyempurnakan penulisan laporan skripsi ini. Semoga laporan skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada siapa saja yang membacanya. Salatiga, 15 Agustus 2016 Penulis, vii ABSTRAK Fatmawati, Irma. 2016. Peningkatan Hasil Belajar IPS Materi Peninggalan Sejarah HinduBuddha dan Islam Melalui Cooperative Learning Type Student Teams Achievement Divisions Student (STAD) Pada Siswa Kelas V Semester I MI Tholabiyah Tegaron Kecamamatan Banyubiru Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017. Skripsi Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan (FTIK). Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI). Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing: Rasimin, S.Pd.I, M.Pd. Kata kunci: Cooperative Learning, Type (STAD), Hasil Belajar dan IPS Pembelajaran IPS pada umumnya membutuhkan kemampuan siswa untuk menghafal materi pelajaran. Sehingga guru sebagai pengajar haruslah kreatif dan inovatif dalam melaksanakan proses pembelajaran supaya pembelajaran menjadi aktif menyenangkan. Namun dewasa ini masih terdapat guru yang mengajar menggunakan strategi pembelajaran yang monoton. Hal ini membuat siswa menjadi cepat bosan dalam mengikuti proses pembelajaran yang berpengaruh terhadap hasil belajar IPS menjadi rendah. Masalah utama yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah: apakah penerapan Cooperative Learning Type Student Teams Achievement Divisions Student (STAD) dapat meningkatkan hasil belajar IPS materi Peninggalan Sejarah Hindu-Buddha dan Islam pada siswa kelas V MI Tholabiyah Tegaron Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang 2016/2017?. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan melalui dua siklus yaitu siklus I, dan siklus II. Tiap siklus ada empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan meliputi post tes lembar pengamatan dan dokumentasi. Temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan Cooperative Learning Type Student Teams Achievement Divisions Student (STAD) dapat meningkatkan hasil belajar IPS materi Peninggalan Sejarah Hindu-Buddha dan Islam pada siswa kelas V MI Tholabiyah Tegaron Kecamatan Banyubiru Kaabupaten Semarang. Dapat dilihat dari hasil analisis data akhir yaitu nilai ratarata hasil belajar siswa pada pra siklus 64.04% kemudian sedikit meningkat menjadi 67.85% pada siklus I, selanjutnya meningkat secara signifikan pada siklus II menjadi 75.90%. Untuk angka ketuntasan dari Pra Siklus ke siklus naik menjadi 13 siswa atau sebesar 61.91% dan pada siklus II menjadi 21 siswa atau sebesar 100%. viii DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL........................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN ................................................. iii HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .................................. iv HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN .............................................. v KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi ABSTRAK ....................................................................................................... viii DAFTAR ISI .................................................................................................... ix DAFTAR TABEL ............................................................................................ xii DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiv BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1 B. Rumusan Masalah .............................................................................. 5 C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 5 D. Hipotesis Penelitian ........................................................................... 6 E. Manfaat Penelitian ............................................................................. 7 F. Definisi Operasional .......................................................................... 8 G. Metode Penelitian .............................................................................. 9 H. Sistematika Penulisan ........................................................................ 15 ix BAB II KAJIAN PUSTAKA ......................................................................... 17 A. Hasil Belajar....................................................................................... 17 1. Pengertian Belajar ......................................................................... 17 2. Pengertian Hasil Belajar ................................................................ 18 3. Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar ................................... 20 B. IPS materi Peninggalan Sejarah Hindu-Buddha dan Islam ............... 21 1. Pengertian IPS .............................................................................. 21 2. RunagLingkup IPS ....................................................................... 21 3. Fungsi IPS di dalamPendidikan ................................................... 22 4. Tujuan IPS ................................................................................... 22 5. Materi Peninggalan Sejarah Hindu-Buddha dan Islam ................ 23 6. Standar Kompetensi ..................................................................... 31 C. Cooperative Learning Type Student Teams Achievement Divisions Student (STAD) ................................................................................. 36 1. Pengertian .................................................................................... 36 2. Langkah-langkah .......................................................................... 37 3. Kelebihan dan Kekurangan .......................................................... 39 BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN ................................................. 40 A. Gambaran Umum MI Tholabiyah Tegaron ....................................... 40 1. Lokasi Penelitian .......................................................................... 40 2. Visi Misi Sekolah ......................................................................... 41 3. Keadaan Guru dan Siswa MI Tholabiyah Tegaron ...................... 42 4. Subyek Penelitian......................................................................... 43 x B. Deskripsi PelaksanaanSiklus I ........................................................... 44 C. DeskripsiPelaksanaanSiklus II ........................................................... 48 BAB IV HASIL PENELITIAN ..................................................................... 52 A. Deskripsi Kondisi Awal (Pra Siklus) .................................................. 52 B. Analisis data per siklus......................................................................... 52 1. Hasil penelitian siklus I .................................................................. 54 2. Hasil Penelitian siklus II ................................................................ 56 C. Pembahasan .......................................................................................... 56 1. Analisis siklus I .............................................................................. 57 2. Analisis siklus II............................................................................. 59 3. Perbandingan antar siklus .............................................................. 61 BAB V PENUTUP .......................................................................................... 62 A. Kesimpulan ...................................................................................... 62 B. Saran ............................................................................................... 62 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP PENULIS xi DAFTAR TABEL 1. Tabel 1.1 Indikator Keberhasilan 2. Tabel 2.1 Standar Kompetensi IPS 3. Tabel 3.1 Daftar Guru MI Tholabiyah Tegaron 4. Tabel 3.2 Jumlah Siswa MI Tholabiyah Tegaron 5. Tabel 3.3 Daftar Siswa Kelas V MI Tholabiyah Tegaron 6. Tabel 4.1 Daftar Nilai Pra Siklus IPS kelas V MI Tholabiyah Tegaron tahun pelajaran 2016/2017 7. Tabel 4.2 Data Hasil Belajar Siswa Siklus I 8. Tabel 4.3 Data Hasil Belajar Siklus II 9. Tabel 4.4 Data Analisis Hasil Belajar Siklus I 10. Tabel 4.5 Data Analisis Hasil Belajar Siklus II 11. Tabel 4.6 Perbandingan Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II xii DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Tahap-tahap Pelaksanaan Tindakan Kelas xiii DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 rencana pelaksanaan pembelajaran pada siklus I Lampiran 2 rencana pelaksanaan pembelajaran pada siklus II Lampiran 3 lembar hasil belajar siklus I Lampran 4 lembar pengamataan siklus I Lampiran 5 lembar hasil belajar siklus II Lampiran 6 lembar pengamatan pada siklus II Lampiran 7 hasil tes formatif siswa siklus I Lampiran 8 hasil tes formatif siswa siklus II Lampiran 9 surat tugas pembimbing Lampiran 10 lembar konsultasi skripsi Lampiran 11 surat permohonan ijin penelitian Lampiran 12 surat bukti penelitian xiv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana secara etis, sistematis, intensional dan kreatif dimana peserta didik mengembangkan potensi diri, kecerdasan, pengendalian diri dan keterampilan untuk membuat dirinya berguna di masyarakat. Pendidikan adalah hal penting dalam kehidupan seseorang. Melalui pendidikan seseorang dapat dipandang terhormat, memiliki karir yang baik serta dapat bertingkah laku sesuai norma-norma yang berlaku. IPS adalah ilmu pengetahuan yang terdiri dari integrasi berbagai cabang ilmu sosial seperti: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi dan antropologi yang mempelajari masalah-masalah sosial. Jadi pada hakekatnya IPS merupakan kesatuan disiplin ilmu yang berkaitan langsung dengan kehidupan manusia. Hal itu didasarkan pada paradigma bahwa manusia merupakan makhluk sosial yang mana selalu terdapat interaksi dalam kegiatan sehari-hari baik interaksi manusia dengan manusia maupun interaksi manusia dengan lingkungannya. Sehingga sebenarnya ilmu pengetahuan sosial sudah didapat sejak lahir meskipun seringkali beranggapan ilmu tersebut, baru didapat setelah mulai memasuki sekolah formal. Dengan bermacam-macam karakter masyarakat dan interaksinya dapat disadari betapa pentingnya pengarahan yang terdidik dalam sosial. Maka dijadikanlah Ilmu Pengetahuan Sosial sebagai program pendidikan. Dalam program pendidikan tersebut disajikan sebagaimana 1 kebutuhan masyarakat, yang diatur dalam kurikulum pendidikan sekolah kemudian dibingkis rapi dalam pembelajaran di kelas. Program pendidikan ilmu pengetahuan dimulai pada jenjang Sekolah Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah. Dalam kurikulum pendidikan dasar tahun 1993, disebutkan bahwa IPS adalah mata pelajaran yang mempelajari kehidupan sosial yang didasarkan pada bahan kajian geografi, ekonomi, sejarah, antropologi, sosiologi, dan tata negara. Khusus di sekolah lanjutan tingkat pertama program pembelajaran IPS hanya mencakup bahan kajian geografi, ekonomi dan sejarah (Hamdani, 2011: 139). Pendidikan IPS di sekolah dasar merupakan bidang studi dalam semua aspek kehidupan dan interaksinya dengan masyarakat. Tujuan pengajaran IPS tentang kehidupan masyarakat manusia dilakukan secara sistematik. Dengan demikian, peranan IPS sangat penting untuk mendidik siswa mengembangkan pengetahuan, sikap dan keterampilan agar dapat mengambil bagian secara aktif dalam kehidupannya kelak sebagai aggota masyarakat dan warga negara yang baik (Hamdani, 2011: 143). Dalam pembelajaran IPS di Sekolah Dasar materi Peninggalan Sejarah Hindu-Buddha dan Islam menjadi salah satu rumpun mata pelajaran yang sudah diatur dalam kurikulum pembelajaran IPS kelas V semester 1, yang tertuang pada KD 1.1 Mengenal makna peninggalan-peninggalan sejarah yang berskala nasional dari masa Hindu-Buddha dan Islam di Indonesia yang mana di dalamnya siswa diharapkan mengetahui apa dan bagaimana peninggalan sejarah yang bercorak Hindu-Buddha dan Islam di Indonesia. Sehingga 2 tumbuhlah wawasan, pengetahuan, rasa cinta tanah air, sikap ingin menjaga serta sikap menghargai sejarah atau kisah di masa lampau karena mengetahui dan memahami maknanya. Selanjutnya peserta didik dapat mengaplikasikan pada kehidupan sehari-hari. Dalam pembelajaran IPS, dewasa ini sudah banyak pembaharuan yang artinya guru dituntut untuk dapat mengajar dengan cara yang inovatif dan kreatif. Sehingga menggugah antusias siswa begitupun dengan pemahamannya terhadap materi itu sendiri. Salah satu model pembelajaran inovatif adalah Cooperative Learning Type Student Teams Achievement Divisions (STAD). Cooperative learning mengandung pengertian sebagai suatu sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu di antara sesama dalam struktur kerja sama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih dimana keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu sendiri. Cooperative learning juga dapat diartikan sebagai suatu struktur tugas bersama dalam suasana kebersamaan diantara sesama anggota kelompok (Solihatin, 2011:4). Student Teams Achievement Division (STAD) dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya di Universitas John Hopkin dan merupakan pendekatan pembelajaran cooperative yang paling sederhana. Guru yang menggunakan STAD juga mengacu pada belajar kelompok siswa dan menyajikan informasi akademik baru kepada siswa setiap minggu dengan menggunakan presentasi verbal atau teks. Siswa dalam kelas tertentu dibagi menjadi kelompok dengan jumlah anggota 4-5 orang. Setiap kelompok harus heterogen, terdiri atas 3 perempuan dan laki-laki, berbagai suku, memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Anggota tim menggunakan lembar kegiatan atau peragkat pembelajaan yang lain untuk menuntaskan materi pelajarannya. Kemudian saling membantu satu sama lain untuk memahami bahan pelajaran melalui tutorial, dengan siswa diberi kuis (Hamdani, 2011: 35). Hasil belajar yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik sebagai hasil dari kegiatan belajar. Pengertian tentang hasil belajar sebagaimana diuraikan di atas dipertegas lagi oleh Nawawi dalam buku K. Brahim yang menyatakan bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu (Susanto, 2013: 5). Tinggi rendah hasil belajar siswa dipengaruhi oleh keberhasilan pembelajaran secara keseluruhan, yang dilihat melalui pengamatan proses pembelajaran maupun dari data yang diambil dari daftar nilai. Berdasarkan pengamatan dan pengalaman mengajar guru, berbagai permasalahan yang dapat berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik, khususnya pada pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) antara lain model pembelajaran yang digunakan kurang sesuai. Hal ini mengakibatkan peserta didik merasa jenuh atau bosan dalam mengikuti pembelajaran sehingga dapat menyebabkan menurunnya prestasi belajar. Materi yang dirasa terlalu banyak juga dapat menyebabkan siswa malas untuk belajar. 4 Terkait dengan kondisi tersebut, untuk menciptakan suasana belajar yang disukai oleh peserta didik, guru perlu melakukan suatu inovasi-inovasi agar peserta didik dapat lebih antusias dan memiliki pemahaman yang tinggi dalam mengikuti proses pembelajaran serta dapat lebih memahami materi ajar yang disampaikan sehingga kompetensi dapat tercapai. Berdasarkan pada masalah tersebut di atas maka untuk meningkatkan hasil belajar siswa, peneliti tertarik untuk mengangkat permasalahan tersebut melalui penelitian dengan judul: “Peningkatan hasil belajar IPS materi Peninggalan Sejarah Hindu-Buddha dan Islam melalui Cooperative Learning Type Student Teams Achievement Divisions (STAD) pada siswa kelas V semester 1 MI Tholabiyah Tegaron Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017. B. Rumusan Masalah Apakah penerapan Cooperative Learning Type Student Teams Achievement Divisions (STAD) dapat meningkatkan hasil belajar IPS materi Peninggalan Sejarah Hindu-Buddha dan Islam pada siswa kelas V semester 1 MI Tholabiyah Tegaron Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017?. C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar IPS materi Peninggalan Sejarah Hindu-Buddha dan Islam melalui Cooperative Learning 5 Type Student Teams Achievement Divisions (STAD) pada siswa kelas V semester 1 MI Tholabiyah Tegaron Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017. D. Hipotesis Penelitian 1. Hipotesis Tindakan Hipotesis dapat diartikan sebagai, “suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul” (Arikunto, 2010: 71). Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah melalui Cooperative Learning Student Teams Achievement Divisions (STAD) dapat meningkatkan hasil belajar IPS materi Peninggalan Sejarah Hindu Buddha dan Islam di Indonesia di kelas V semester 1 MI Tholabiyah Tegaron Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017. 2. Indikator Keberhasilan Indikator keberhasilan dalam penelitian ini dapat peneliti tunjukkan pada tabel berikut: Tabel: 1.1 Indikator Keberhasilan Indikator Keberhasilan Peningkatan Hasil Belajar IPS materi Peningglan Sejarah Hindu-Buddha dan Islam melalui penerapan STAD Sub Indikator Keberhasilan Siswa mampu menyusun dan membuat tabel peninggalan sejarah Hindu-Buddha dan Islam di Indonesia. Siswa mampu menyebutkan peninggalan sejarah Hindu-Buddha dan Islam di Indonesia. Siswa mampu menyebutkan kerajaan-kerajaan 6 Hindu-Buddha dan Islam di Indonesia. Siswa mampu menjelaskan peristiwa berdirinya dan runtuhnya kerajaan Hindu-Buddha dan Islam di Indonesia. Siswa mampu menyebutkan kebermaknaan peninggalan sejarah Hindu-Buddha dan Islam di Indonesia. Siswa mampu menyebutkan cara menghargai peninggalan sejarah Hindu-Buddha dan Islam di Indonesia. E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Siswa Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi siswa yang mengalami kesulitan belajar pelajaran IPS. 2. Bagi Guru a. Temuan penelitian ini secara teoritik diharapkan dapat memberi manfaat sebagai dasar bagi pengembangan kajian keilmuan yang berkaitan dengan implementasi model pembelajaran. b. Temuan penelitian ini secara praktis diharapkan dapat memberi manfaat yang berupa masukan bagi guru untuk melakukan perbaikan kualitas pelaksanaan pembelajaran melalui implementasi model pembelajaran pada mata pelajaran IPS. 3. Bagi Sekolah Temuan penelitian ini secara praktis diharapkan dapat memberi manfaat bagi madrasah, pengawas madrasah dan instansi terkait dalam melakukan pembinaan kompetensi 7 profesional guru khususnya implementasi model pembelajaran dan menambah pengalaman penulis khususnya dalam penyusunan karya tulis ilmiah. F. Definsi Operasional Berikut ini akan penulis uraikan mengenai beberapa istilah yang ada dalam judul untuk menghindari adanya kesalahpahaman dalam pengertian judul antara lain: 1. Hasil belajar Hasil belajar yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik sebagai hasil dari kegiatan belajar. Secara sederhana hasil belajar dapat diartikan sebagai kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar (Susanto, 2013: 5). 2. IPS IPS adalah suatu kajian terpadu dari ilmu-ilmu sosial dan ilmu-ilmu kemanusiaan untuk meningkatkan kemampuan kewarganegaraan (civic competence) (Susanto, 2013: 143). 3. Cooperative Learning Type STAD Model cooperative learning adalah istilah dalam bahasa inggris yang artinya model pembelajaran kooperatif. Dalam buku (Hamdani, 2011: 30). STAD yang artinya (Pembagian pencapaian tim siswa) (Slavin, 2005: 143). 8 G. Metode Penelitian 1. Rancangan penelitian Rancangan penelitian yang ditetapkan berupa penelitian tindakan kelas. Penelitian Tindakan kelas (yang biasa disingkat dengan PTK) dikenal dan ramai dibicarakan dalam dunia pendidikan. Dalam bahasa inggris PTK diartikan dengan Classroom Action Research, disingkat CAR. Namanya sendiri sebetulnya sudah menunjukkan isi yang terkandung di dalamnya. Oleh karena ada tiga kata yang membentuk pengertian tersebut, maka ada tiga pengertian pula yang dapat diterangkan. a. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu dari suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti. b. Tindakan adalah sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian ini berbentuk rangkaian siklus kegiatan. c. Kelas adalah kelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru. Batasan yang ditulis untuk pengertian tentang kelas tersebut adalah pengertian lama, untuk melumpuhkan pengertian yang salah dan dipahami secara luas oleh umum dengan “ruangan tempat guru mengajar’’. Kelas bukan wujud ruangan tetapi sekelompok peserta didik yang sedang belajar dapat 9 kerja di lab, lapangan olahraga, workshop dan lain-lain (Aqib, 2006: 12). Pengertian Tindakan kelas merupakan salah satu upaya guru atau praktisi dalam bentuk berbagai kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan mutu pembelajaran di kelas (Basrowi dan Suwardi, 2008: 25). Ditetapkannya penelitian tindakan kelas yang didasarkan pada permasalahan yang muncul dalam pembelajaran IPS kelas V di MI Tholabiyah Tegaron Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2016/2017. Prosedur penelitian tindakan kelas terdiri dari tiga siklus. Setiap sikulus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang dicapai, seperti yang telah didesain dalam faktor-faktor yang telah diselidiki. Pada awalnya peneliti melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang selama ini dilkukan, mengidentifikasi permasalahan, mendiskusikan dengan teman sejawat, serta mengkaji teori ataupun metode yang relevan. Berdasarkan refleksi awal serta diskusi yang dilakukan dengan rekan tersebut, maka langkah yang dianggap paling tepat untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam peajaran IPS adalah dengan Cooperative Learning Type Student Teams Achievement Divisions (STAD). Dengan berpedoman pada refleksi awal tersebut maka prosedur peaksanaan PTK ini meliputi: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan atau observasi, refleksi. 10 2. Subjek Penelitian a. Siswa Untuk mengukur peningkatan Hasil belajar siswa kelas V dalam mengikuti pembelajaan IPS dan penerapan Cooperative Learning Type Student Teams Achievement Divisions (STAD) di MI Tholabiyah Tegaron Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2016/2017. b. Guru Mengamati guru dalam menyampaikan materi melalui Cooperative Learning Type Student Teams Achievement Divisions (STAD) agar siswa tertarik terhadap pembelajaran tersebut. 3. Langkah-Langkah Penelitian a. Perencanaan Pada tahap ini dilakukan persiapan yang sangat matang agar pembelajaran IPS dapat tercapai, kegiatan ini meliputi: b. Pelaksanaan Tindakan Tindakan ini merupakan pelaksanaan rencana pembelajarann yang telah dipersiapkan. Pada tahap ini diakukan proses beajar, apersepsi, siswa dikondisikan untuk siap mengikuti proses pembelajaran, guru memberikan penjelasan kepada siswa tentang tujuan pembelajaran serta manfaat yang akan diperoleh siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar. Dalam pelaksanaan guru akan menerapkan pembelajaran dengan Cooperative Learning Type Student 11 Teams Achievement Divisions (STAD), kemudian dipadukan dengan memahami materi yang telah disampaikan oleh guru. c. Observasi Guru mengamati kegiatan dan tingkah laku siswa ketika proses pembelajaran berlangsung dengan sasaran yang diamati yaitu keaktifan siswa dalam mengerjakan tugas dan keseriusan siswa dalam mengikuti pembelajaran. d. Refleksi Data yang diperoleh melalui observasi dikumpulkan dalam tahap ini, secepatnya dilakukan analisis dan pemaknaan dengan maksud untuk mengetahui apakah tindakan yang dilakukan telah mencapai tujuan yang diharapkan atau tidak. Berdasarkan hasil observasi terebut, guru dapat merefleksikan diri tentang kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Sehingga dapat disajikan landasan untuk melakukan tindakan kelas pada siklus berikutnya. Untuk lebih jelasnya tahaptahapan tersebut di atas dapat digambarkan dalam model hubungan antar tahapan dalam siklus sebagai berikut: 12 Gambar 1.1 Tahap-Tahap Pelaksanaan Tindakan Kelas 4. Instrumen penelitian a. Tes Dalam penelitian ini, peneliti memberikan soal-soal yang disusun sesuai dengan kandungan materi, baik berupa pretes maupun post tes. Dengan menggunakan lembar jawaban, siswa mengerjakan tugas seperti yang dikehendaki muatan soal. b. Pedoman Dokumentasi Dokumen siswa ini berupa catatan siswa pada saat proses pembelajaran belangsung. Dokumen ini dilihat setiap akhir pertemuan, sehingga dapat mengelompokkan siswa sesuai kecerdasannya. 13 c. Observasi Digunakan untuk mendapatakan data tentang perubahan yang terjadi selama proses pembelajaran dengan menggunakan Cooperative Learning Type Student Teams Achievement Divisions (STAD). 5. Teknik Pengumpulan data a. Tes Bentuk tes yang dipakai adalah tes objektif. Tes objektif adalah tes yang hanya satu jawaban dianggap benar. b. Dokumentasi Merupakan salah satu alat pengumpul data. Dapat berupa buku, notulen rapat, majalah, foto, rapor, buku transkip, agenda, buku, kitab dan lain-lainnya. Dokumentasi digunakan untuk menemukan karakteristik puasi dan sampel. Disamping itu juga, berguna sebagai bukti pelaksanaan tindakan yaitu melalui pemotretan dan untuk menemukan gambaran tentang eksistensi MI Tholabiyah Tegaron Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2016/2017. c. Observasi Digunakan untuk mendapatkan data tentang perubahan yang terjadi selama proses pembelajaran dengan menggunakan Cooperative Learning Type Student Teams Achievement Divisions (STAD). 14 6. Analisis Data Untuk mengetahui keefekifan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran perlu dilakukan analisis data yaitu: a. Untuk menilai ulangan atau tes formatif, peneliti melakukan sejumlah nilai yang diperoleh siswa, yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga dipeeroleh rata-rata tes formatif, dapat dirumuskan sebagai berikut: M= Keterangan: M = Nilai rata-rata X = Jumlah semua nilai siswa N = Jumlah siswa b. Sedangkan untuk menghitung presentasi jumlah belajar siswa, digunakan rumus sebagai berikut: P= Keterangan: P = Jumlah Nilai dalam persen F = Frekuensi N = Jumlah keseluruhan (Djamarah, 2006: 225-226). H. Sistematika Penulisan Skripsi Dari pembahasan di atas dapat disusun sistematika penulisan skripsi sebagai berikut. 15 BAB 1: Pendahuluan, menggambarkan secara global tentang bab-bab berikutnya yang meliputi: Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat penelitian, Hipotesis Penelitian, Definisi operasional, Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan Skripsi. BAB II: Kajian Pustaka yang memuat tentang: Hasil Belajar, Ilmu Pengetahuan Sosial materi Peninggalan Sejarah Hindu-Buddha dan Islam, dan Cooperative Learning Type Student Teams Achievement Divisions (STAD). BAB III: Pelaksanaan penelitian yang meliputi: Subjek penelitian berisi tentang Tempat dan Waktu penelitian, Deskripsi Siklus 1 dan Siklus II. BAB IV: Hasil Penelitian meliputi: Deskripsi per Siklus dan Pembahasan. BAB V: Penutup meliputi: Kesimpulan dan Saran. 16 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hasil Belajar 1. Pengertian Belajar Belajar bukan lagi hal baru yang dikenal oleh masyarakat luas. Namun pembahasan tentang belajar menimbukan berbagai macam pendapat. Walaupun secara sederhana masyarakat sudah sangat mengerti tentang hal tersebut. Menurut pengertian secara Psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan dalam tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya ( Slameto, 1991: 2). Untuk menghindari pemahaman yang beragam, berikut definisi belajar dari para ahli: a. Menurut R. Gagne (1989), belajar didefinisikan sebagai suatu proses di mana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. b. Menurut W.S. Winkel (2002), belajar adalah suatu aktifitas mental yang berlangsung dalam interaksi aktif antara seseorang dengan lingkungan, dan menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai yang bersifat relatif konstan dan berbekas. 17 c. Menurut Hamalik (2003) bahwa beajar adalah memodifikasi atau memperteguh perilaku melalui pengalaman (Susanto, 2013: 3). d. Menurut Aliran Pieget, Belajar adalah adaptasi yang holistik dan bermakna yang datang dari dalam diri seseorang terhadap situasi baru, sehingga mengalami perubahan yang relatif permanen (Semiawan, 2008: 11). e. Menurut Teori Ilmu Jiwa Gestall Belajar adalah jika seseorang mendapat “insighf”. Dan insighf diperoleh apabila seseorang terlihat hubungan antara berbagai unsur dalam situasi itu, sehingga hubungan itu menjadi jelas baginya dan dengan demikian akan dapat memecahkan masalah itu (Soetomo, 1933: 126). 2. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar siswa adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertianpengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan. a. Macam Macam Hasil Belajar 1) Pemahaman Konsep Dalam buku Susanto yang mengutip dari Bloom (1979: 89) diartkan sebagai kemampuan untuk menyerap arti dari materi atau bahan yang dipelajari. Pemahaman menurut Bloom ini adalah seberapa besar siswa dapat memahami serta mengerti apa yang ia baca, yang dilihat, yang dialami, atau yang ia rasakan berupa hasil penelitian atau observasi langsung yang ia lakukan (Susanto, 2013: 62). 18 2) Keterampilan Proses Dalam buku Susanto yang dikutip dari buku Usman dan Setiawati (1993: 77) mengemukakan bahwa keteampilan proses merupakan keteramplan yang mengarah kepada pembangunan kemamuan mental, fisik, dan sosial yang mendasar sebagai penggerak kemampuan yang lebih tinggi dalam diri individu siswa. Keterampilan berarti kemamuan menggunakan pikiran, nalar, dan perbuatan secara efectif dan efisien untuk mencapai suatu hasil tertentu, termasuk kreativitanya. Dalam melatih keterampilan proses, secara bersamaan dikembangkan pula sikap-sikap yang dikehendaki, seperti kreativitas, kerja sama, bertanggung jawab, dan berdisiplin sesuai dengan penekanan bidang studi yang bersangkutan. (Susanto, 2013: 8). 3) Keterampilan Sikap Menurut Lange dalam Azwae (1998:3), sikap tidak hanya merupakan aspek mental semata, melainkan mencakup pula aspek respon fisik. Jadi, sikap ini harus ada kekompakan antara mental dan fisik secara serempak. Jika mental saja yang dimunculkan, maka belum tentu tampak secara jelas sikap seseorang yang ditunjukkannya. Selanjutnya, Azwar mengungkapkan tentang struktur sikap terdiri atas tiga komonen yang saling menunjang, yaitu: komponen kognitif, afektif, dan konatif. Komponen kognitif 19 merupakan representasi apa yang dipercayai oleh individu pemilik sikap; komponen afektif, yaitu perasaan yang menyangkut emosional; dan komponen konatif merupakan aspek kecenderungan berperilaku tertentu sesuai dengan sikap yang dimiliki seseorang (Susanto, 2013: 10). 3. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Ada beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar. Faktor itu meliputi faktor internal (yang bersumber dari diri sendiri) maupun eksternal (yang bersumber dari luar atau lingkungan). a. Faktor Internal Ada beberapa faktor yang harus dipenuhi aga belajarnya berhasil. Syarat-syarat itu meliputi fgisik dan psikis. Yang termasuk syarat fisik adalah nutrisi, kesehatan dan fungsinya pancaindera. Sementara faktor internal berupa psikis, diantaranya kecerdasan, motivasi, minat, sitkap kebiasaan belajar dan emosi. Apabila kedua faktor itu mengalami gangguan maka kemungkinan besar individu tersebut akan mengalami kesulitan belajar. b. Faktor Eksternal Faktor ini meliputi aspek sosial dan non-sosial. Yang dimaksud faktor sosial adalah faktor manusia, baik yang hadir secara langsung (bertatap muka atau komunikasi langsung), maupun kehadirannya secara tidak langsung, seperti: berupa foto, televisi dan tape recorder. Sedangkan faktor non-sosial adalah keadaan suhu, udara (panas, 20 dingin), waktu (pagi, siang dan malam), suasana (sepi dan bising), keadaan tempat (kualitas gedung, luas ruangan, kebersihan, ventilasi, dan kelengkapan) (Yusuf dan Nurihsan, 2008: 222). B. IPS Materi Peninggalan Sejarah Hindu-Buddha dan Islam 1. Pengertian IPS Ilmu pengetahuan sosial, yang sering disingkat dengan IPS, adalah ilmu pengetahuan yang mengkaji berbagai disiplin ilmu sosial dan humaniora serta kegiatan dasar manusia yang dikemas secara ilmiah dalam rangka memberi wawasan dan pemahaman yang mendalam kepada peserta didik, khususnya ditingkat dasar dan menengah. Luasnya kajian IPS ini mencakup berbagai kehidupan yang beraspek majemuk baik hubugan sosial, eknomi, psikologi, budaya, sejarah, maupun politik, semuanya dielajari dalam ilmu sosial. (Susanto, 2013: 137). IPS merupakan mata pelajaran yang mempelajari kehidupan sosial, dimana dalam kajiannya mengintegrasikan bidang-bidang ilmu sosial dan humanioran (Rasimin, 2012: 11) 2. Ruang Lingkup IPS Adapun ruang lingkup pembelajaran IPS yaitu : a. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya. 21 b. Memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial. c. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan. d. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk di tingkat lokal, nasional dan global (Rasimin, 2012: 38). 3. Fungsi IPS di dalam Pendidikan IPS berperan penting dalam pendidikan karena kelak pendidikan lah yang akan melahirkan generasi-generasi penerus yang berkualitas sesuai bentukan dari pendidikan itu sendiri. Seperti definisi yang dikutip oleh (Susanto, 2013: 141) dari buku Jarolimek (1982: 78) yang menyatakan bahwa pada dasarnya pendidikan IPS berhubungan erat dengan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai yang memungkinkan siswa berperan serta dalam kelompok masyarakat di mana ia tinggal. 4. Tujuan Pendidikan IPS Tujuan pembelajaran IPS di Sekolah Dasar secara terperinci disebutkan dalam kutipan (Hamdani, 2011: 145) dalam bukunya yang diambil dari Mutakin (1998) sebagai berikut: 22 a. Memiliki kesadaran adan kepedulian terhadap masyarakat atau lingkungannya, melalui pemahaman terhadap nilai-nilai sejarah dan kebudayaan masyarakat. b. Mengetahui dan memahami konsep dasar dan mampu menggunakan metode yang diadaptasi dari ilmu-ilmu sosialyang kemudian dapat digunakan untuk memecahkan masalah-masalah sosial. c. Mampu menggunakan model-model dan proses berpikir serta membuat keputusan untuk menyelesaikan isu dan masalah yang berkembang di masyarakat. d. Menaruh perhatian terhadap isu-isu dan masalah-masalah sosoial serta mampu membuat analisis yang kritis, selanjutnya mampu mengambil tindakan yang tepat. e. Mampu mengembangkan berbagai potensi sehingga mampu membangun diri sendiri agar suvive yang kemudian bertanggung jawab membangun masyarakat. 5. Materi Peninggalan Sejarah Hindu-Buddha dan Islam Di indonesia ada banyak sekali peninggalan sejarah. Diantaranya ada yang berasal dari masa kerajaan Hindu, Buddha, dan Islam. a. Kerajaan dan peninggalan sejarah Hindu di Indonesia Kerajaan-kerajaan Hindu di Indonesia yaitu agama hindu yang dibawa dari India berpengaruh di Indonesia. Salah satu bentuknya adalah munculnya kerajaan-kerajaan Hindu, seperti 23 Kerajaan Kutai, Tarumanegara, Kediri, Singasari, dan Majapahit.Kerajaan Kutaiadalah kerajaan Hindu tertua di Indonesia. Kerajaan Kutai didirikan sekitar tahun 400 masehi. Letaknya di tepi sungai Mahakam, Kalimantan Timur. Raja pertamanya bernama Kudungga. Raja yang terkenal adalah Mulawarman.Mulawarman menyembah Dewa Syiwa. Dalam suatu upacara Raja Mulawarman menghadiahkan 20.000 ekor sapi kepada Brahmana. Untuk memperingarti upacara itu maka didirikan Yupa. Dalam Yupa itu ditulis berita mengenai kerajaan Kutai. Kerajaan Tarumanegara adalah kerajaan Hindu tertua di Pulau Jawa. Kerajaan ini berdiri kira-kira pada abad ke 5 masehi. Lokasi kerajaan itu sekitar Bogor, Jawa Barat. Rajanya yang terkenal adalah Purnawarman. Purnawarman memeluk agama Hindu yang menyembah Dewa Wisnu. Pada zaman Purnawarman, kerajaan Tarumanegara telah mampu membuat saluran air yang diambil dari sungai Citarum. Saluran air itu berfungsi untuk mengairi lahan pertanian dan menahan banjir. Kerajaan Kediri terletak disekitar Kali Berantas, Jawa Timur. Kerajaan kediri berjaya pada pemerintahan Raja Kameswara yang bergelar Sri Maharaja Sirikan Kameswara. Kameswara meninggal pada tahun 1130. Penggantinya adalah jayabaya. Jayabaya adalah raja terbesar di Kediri. Ia begitu 24 terkenal karena ramalannya yang disebut Jangka Jayabaya. Raja Kediri terakhir adalah Kertajaya yang meninggal tahun 1222. Pada tahun itu Kertajaya dikalahkan oleh Ken Arok di Desa Ganter, Malang. Kerajaan Singasari terletak di Singasari, Jawa Timur. Luasnya meliputi wilayah Malang sekarang. Kerajaan Singasari didirikan oleh Ken Arok. Beliau memerintah tahun 1222-1227 M. Para penggantinya adalah Anusapati (1227-1248), panji Tohjaya (1248), Ranggawuni (1248-1268), Kertanegara (1268-1292). Beberapa peninggalan masa kebesaran Singasari antara lain: Candi jago/jajaghu, sebagai makam Wisnuwardhana,Candi Singasari dan candi Jawi, sebagai makam Kertanegara,Candi kidal, sebagai makam Anusapati. Berikut adalah Peninggalan Bangunan Sejarah Bercorak Hindu-Buddha dan Islam di Indonesia: 1) Candi adalah bangunan yang biasanya terdiri dari tiga bagian, yaitu kaki, tubuh, dan atap. Candi peninggalan Hindu terkenal adalah Candi prambanan atau candi Loro Jonggrang. Candi prambanan dibangun pada abad ke-9 di perbatasan Yogyakarta dan Surakarta. Di dalam candi ini terdapat patung Trimurti dan relief yang mengisahkan cerita Ramayana. Tokoh dalam cerita Ramayana adalah Rama, Shinta, dan Burung Jatayu.Candi-candi agama Hindu: Candi Prambanan 25 (Yogyakarta), Dieng (Dieng, Jawa Tengah), Badut (Malang, Jawa Timur), Canggal (Jawa Tengah), Gedong Sanga (Jawa Tengah), Penataran (Blitar, Jawa Timur), Sawentar (Blitar, Jawa Timur), Candi Kidal (Jawa Timur), Singasari (Jawa Timur), Sukuh (Karang Anyar, Jawa Tengah). 2) Prasasti adalah benda peninggalan sejarah yang berisi tulisan dari masa lampau. Tulisan itu dicatat di atas batu, logam, tanah liat, dan tanduk binatang. Prasasti peninggalan Hindu ditulis dengan huruf pallawa dan berbahasa Sansekerta. Prasasti tertua adalah prasasti yupa, dibuat sekitar tahun 350400 M. Prasasti Yupa berasal dari kerajaan Kutai. Prasastiprasasti peninggalan kebudayaan Hindu antara lain: Prasasti Kutai (Kutai, Kaltim), Ciaruteun (Bogor, Jabar), Tugu (Cilincing, Jakut), Jambu (Bogor, Jabar), Kebon kopi (Bogor, Jabar), Cidanghiang (Pandeglang), Pasir Awi (Leuwiliang, Jabar), Muara Cianten (Bogor, Jabar), Canggal (Magelang, Jateng), Kalasan (Yogyakarta), Dinoyo (Malang, Jatim), Kedu (Temanggung, Jateng), Sanur (Bali). 3) Wujud Patung Hindu antara lain hewan dan manusia. Patung berupa hewan karena hewan tersebut dianggap memiliki kesaktian. Sedangkan patung berupa manusia dibuat untuk mengabdikan tokoh tertentu dan untuk menggambarkan dewa dewi. Contoh patung peninggalan kerajaan Hindu yang 26 terkenal adalah patung Airlangga sedang menunggang garuda. Dalam patung itu, Airlangga digambarkan sebagai penjelmaan Dewa Wisnu. 4) Karya sastra (Kitab) yaitu peninggalan kerajaan Hindu berbentuk kitab. Kitab peninggalan itu berisi catatan sejarah. Karya sastra yang terkenal antara lain Kitab Baratayuda dan kitab Arjunawiwaha. Kitab baratayuda dikarang Empu Sedah dan Empu Panuluh. 5) Tradisi adalah kebiasaan nenek moyang yang masih dijalankan oleh masyarakat hingga saat ini. Contohnya Tradisi Hindu yang masih kental berkembang di Bali: Upacara Nelubulanin ketika bayi berumur 3 bulan, Upacara potong gigi (mapandes), Upacara pembakaran mayat yang disebut Ngaben, Ziarah yaitu mengunjungi makam orang suci dan tempat suci leluhur seperti candi. 6) Kerajaan Majapahit dan Gajah Mada berikut adalah raja-raja yang pernah memerintah di kerajaan Majapahit: Pemerintahan Raden Wijaya (1293-1309), Pemerintahan Jayanegara (13091328), Pemerintahan Tribuanatunggadewi (1328-1350), Pemerintah Hayam Wuruk (1334-1389), KusumawardhaniWirakramawardhana (1389-1429). 27 b. Kerajaan dan Peninggalan Agama Buddha Kejayaan sriwijaya pusat agama Buddha. Kerajaan sriwijaya sudah dikenal pada tahun 682. Pusatnya di muara Sungai Musi, dekat palembang. Awalnya, Sriwijaya hanya kerajaan kecil. Sriwijaya berkembang menjadi kerajaan besar setelah dipimpin oleh Dapunta Hyang. Dapunta Hyang berhasil memperluas daerah kekuasaannya dengan disekitarnya.Sriwijaya menakhlukkan mencapai puncak kerajaan-kerajaan kejayaan ketika diperintah oleh Raja Balaputradewa. Letaknya sangat strategis bagi pelayaran, yaitu di dekat Selat Malaka dan Selat Sunda. Sriwijaya menjadi kerajaan Maritim yang besar dan dilengkapi dengan armada kuat. Situasi yang aman bagi pelayaran membuat banyak kapal asing singgah di pelabuhan Sriwijaya. Sejak saat itu, Sriwijaya menjadi pusat perdagangan. Kerajaan Sriwijaya juga dikenal sebagai pusat agama Buddha. Hal itu diceritakan seorang pendeta Buddha, I-tsing, yang pernah tinggal di Palembang. Banyak candi dan kuil agama Buddha didirikan. Di Sriwijaya terdapat Perguruan Tinggi agama Buddha. Mahaguru yang terkenal adalah Sakyakirti. Kerajaan Sriwijaya juga menjalin kerja sama dengan Perguruan Tinggi Nalanda di India. Kerajaan Sriwijaya banyak mengrimkan mahasiswanya. Raja Sriwijaya membantu memperbaiki kuil di Kanton, Cina pada awal abad ke11. Keruntuhan Sriwijaya disebabkan oleh serangan dari kerajaan 28 Cola-mandala dari India Selatan, dari kerajaan Singasari, dan Majapahit. Tahun 1025 ibu kota Sriwijaya diserbu dan Raja Sanggarma Wijayatunggawarman ditawan musuh. Tahun 1275, Singasari menyerang Sriwijaya. Kerajaan Majapahit juga menyerang Sriwijaya pada tahun 1377. Agama Buddha masuk ke Indonesia, khususnya di Pulau Jawa, sekitar abad ke-5 Masehi. Pada tahun 423 Bhiksu Gunawarman datang ke jawa untuk menyebarluaskan ajaran Buddha. Ia memperoleh perlindungan dan penguasa setempat. Usaha Bhiksu Gunawarman berjalan lancar. Agama Buddha berasal dari India. Agama Buddha masuk ke Indonesia bersamaan dengan masuknya agama Hindu. Agama Hindu berkembang setelah agama Buddha. Namun, persebaran agama Hindu lebih cepat dari persebaran agama Buddha. Hal ini terbukti dari lebih banyaknya kerajaan Hindu dari pada kerajaan Buddha. Pusat-pusat kerajaan Buddha hanya terdapat di Sumatra dan beberapa daerah di Jawa. Di bawah ini akan dibahas tentang peninggalan-peninggalan sejarah bercorak Buddha dan kerajaan Sriwijaya sebagai pusat penyebaran agama Buddha pada waktu itu. Berikut adalah peninggalan bangunan sejarah bercorak Buddha: 1) Candi Buddha adalah adanya Stuoa dan patung Sang Budha Gautama. Stupa adalah 29 bangunan dari batu tempat menyimpan patung Sang Buddha. Beberapa Candi Buddha yaitu: Candi Sewu (Jawa Tengah), Plaosan (Jawa Tengah), Mendut (Jawa Tengah), Borobudur (Jawa Tengah), Muara Takus (Sumatra Selatan), Jago (Malang, Jawa Timur), Sari (jawa Tengah), Pawon (Jawa Tengah), Tikus (Mojokerto, Jawa Timur). 2) Di sumatra Selatan ditemukan beberapa prasasti warisan kerajaan Sriwijaya. Di sekitar palembang ditemukan Prasasti Telaga Batu, Prasasti Talang Tuwo, dan Prasasti Kedukan Bukit. Ketiganya menceritakan berdirinya kerajaan Sriwijaya. Kemudian Prasasti Karang Berahi dan Prasasti Kota Kapur ditemukan di Jambi dan Bangka. Kedua prasasti itu menceritakan wilayah kekuasaan Sriwijaya. 3) Patung yang bercorak Buddha biasanya berupa arca sang Buddha Gautama. Arca Sang Buddha Gautama pertama kali ditemukan di Sikendeng, Sulawesi Selatan. Arca peninggalan sejarah Buddha antara lain: Patung Buddha (Sikendeng), Arca Bhumisparsa Mudra (Jawa Tengah), arca Abhaya Mudra (Jawa Tengah), Arca Vitarka Mudra (Jawa Tengah), Dharmacakra Mudra (Jawa Tengah), Arca Vara Mudra (Jawa Tengah), Arca Buddha (Palembang). 4) Karya Sastra (Kitab), kitab-kitab peninggalan sejarah bercorak Buddha: Kitab Negara Kertagama (Jawa Timur), Sutasoma 30 (Jawa Timur), Pararaton (Jawa Timur), Ranggalawe (Jawa Timur), Arjunawiwaha (Jawa Timur). 5) Tradisi agama Buddha yang sekarang ini kita jumpai banyak dipengaruhi oleh budaya Cina. Tradisi agama Buddha yang ada, misalnya berdo’a di Wihara. Tradisi lain agama Buddha yang masih ada adalah Ziarah. c. Kerajaan dan Peninggalan Agama Islam di Indonesia Agama dan kebudayaan Islam yang mewariskan banyak sekali peninggalan sejarah. Peninggalan-peninggalan sejarah bercorak Islam antara lain masjid, Kaligrafi, Karya sastra, dan tradisi keagamaan. Berikut ini akan dibahas satu per satu peninggalan sejarah Islam di Indonesia. 1) Masjid merupakan seni arsitektur Islam yang paling menonjol. Masjid adalah tempat peribadatan umat Islam. Berbeda dengan masjid-masjid yang sekarang. Atap masjid peninggalan sejarah biasanya beratap tumpang bersusun. Semakin ke atas atapnya makin kecil. Jumlah atao tumpang itu biasanya ganjil, yaitu tiga atau lima. Atap yang paling atas berbentuk limas. Di dalam masjid terdapat empat tiang utama yang menyangga atap tumpang. Pada bagian barat masjid terdapat mihrab. Di sebelah kanan mihrab ada mimbar. Di halaman masjid biasanya terdapat menara. Keberadaan menara tidak hanya untuk menambah keindahan bangunan 31 masjid. Fungsi menara adalah sebagai tempat muazin mengumandangkan azan ketika tiba waktu sholat. Sebelum azan dikumandangkan, dilakukan pemukulan tabuh atau beduk. Contoh masjid peninggalan sejarah Islam adalah masjid Agung Demak dan Masjid Kudus. Masjid Agung Demak dibangun atas perintah Wali Songo. Pembangunan masjid dipimpin langsung oleh Sunan Kalijaga. Masjid Demak tidak memiliki menara. Sementara masjid Kudus didirikan oleh Sunan Kudus. Masjid-masjid peninggalan sejarah kerajaan Islam antara lain: Masjid Agung Demak (Demak, Jateng), Masjid Ternate (Ternate, Ambon), Masjid Sunan Ampel (Surabaya, Jatim), Masjid Kudus (Kudus, Jateng), Masjid Banten (Banten), Masjid Cirebon (Cirebon, Jabar), Masjid Raya Baiturrahman (Banda Aceh), Masjid Katangga (Katangga, Sulsel). 2) Kaligrafi adalah tulisan Indah dalam huruf arab. Tulisan tersebut biasanya diambil dari ayat-ayat suci Al Quran. Kaligrafi digunakan sebagai hiasan dinding masjid, batu nisan, gapura masjid dan gapura pemakaman. Batu nisan pertama yang ditemukan di Indonesia adalah batu nisan pada makam Fatimah binti Maimun di Leran, Surabaya. Sedangkan kaligrafi pada gapura terdapat di gapura makam sunan 32 Bonang di Tuban, gapura makam raja-raja Mataram, Demak, dan Gowa. 3) Istana adalah tempat tinggal raja atau Sultan beserya keluarganya. Istana berfungsi sebagai pusat pemerintahan. Adanya istana sebenarrnya karena pengaruh Hindu dan Buddha. Seelah Islam masuk, tradisi pembangunan istana masih berlangsung. Akibatnya pada bangunan istana yang bercorak Islam, pengaruh Hindu dan Buddha masih tampak. Saat ini peninggalan Islam yang berupa Istana tinggal beberapa saja. 4) Kesusastraan Islam berkembang di Jawa dan sumatra. Peninggalan karya sastra yang bercorak Islam adalah suluk dan hikayat. Suluk dan hikayat ada yang ditulis dalam bahasa daerah dan juga yang ditulis dalam bahasa Arab. Ada juga suluk yang diterjemahkan dalam bahasa melayu, suluk dan hikayat dibuat untuk mempermudah masyarakat Indonesia menangkap ajaran Islam.Hikayat adalah cerita atau dongeng yang isinya diambil dari kejadian sejarah. Di pulau jawa, hikayat dikenal dengan nama babad. Babad tanah jawa menceritakan kerajaan-kerajaan yang terdapat di jawa. Cerita tersebut dimulai dari kerajaan Hindu-Buddha sampai kerajaan Islam. 33 5) Pesantren sejak masuknya Islam ke Indonesia, pesantren merupakan lembaga yang mengajarkan Islam. Pesantren pertama kali dibangun pada masa Sunan Ampel yaitu pada masa pemerintahan Prabu Kertawijaya dari Majapahit. Pesantren kemudian berkembang pesat dan melahirkan kelompok-kelompok terpelajar. Para santri belajar bahasa Arab, Kitab Kuning, Fiqih, Pendalaman Al Quran, Tauhid, akhlak, dan tradisi tasawuf.Beberapa pesantren besar yang ada di Indonesia antara lain pesantren Tebuireng di Jombang, Pesantren Asembagus di Situbondo, Pesantren As- Shiddiqiyyah di Jakarta, Al-Kautsar Medan. 6) Beberapa tradisi Islam yang diwariskan sampai sekarang, antara lain adalah Ziarah, Sedekah, Sekaten. Kemudian setelah siswa mempelajari materi tersebut dapat disimpulkan bahwa karakteristik materi Peninggalan Sejarah HinduBuddha dan Islam lebih cenderung menuntut siswa untuk menghafal, baik peristiwa, tokoh dan macam-macam peninggalan sejarah pada masa itu. Untuk itu maka materi tersebut sangat cocok dengan Cooperative Learning Type Student Teams Achievement Divisions Student Teams Achievement Divisions STAD. Dengan pembelajaran yang mengedepankan diskusi dan juga tutor sebaya secara tidak langsung juga mengajarkan siswa siswa akan sikap sosial dengan belajar bersama, memahami materi dengan bekerja sama namun tidak 34 meninggalkan aspek kemandirian karena setelah proses diskusi tetap dilakukan penilaian secara individu melalui kuis atau tes individu, sehingga siswa mengerti tentang tanggung jawab (Ariyanto, 2016: 3). 6. Standart Kompetensi IPS kelas V SD/MI Dalam silabus kelas V Ilmu Pengetahuan Sosial SD/MI Departemen Pendidikan Nasional terdapat standart kompetensi untuk mata pelajaran IPS. Standart Kompetensi yaitu kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa setelah melalui proses pembelajaran. Standar kompetensi IPS untuk kelas V SD/MI adalah sebagai berikut: Tabel: 2.1 Standar Kompetensi IPS Standar Kompetensi Semester 2 (Dua) 1. Kompetensi Dasar Menghargai berbagai peninggalan dan sejarah yang berskala nasional pada Hindubuddha dan Islam, keragaman kenampakan alam dan suku bangsa serta kegiatan ekonomi di Indonesia. 1.1 Mengenal makna Peninggalanpeninggalan sejarah yang berskala nasional dan masa HinduBuddha dan Islam di Indonesia. 35 Indikator Menyusun dan membuat tabel peninggalan sejarah HinduBuddha dan Islam di Indonesia. Menyebutkan Peninggalan Sejarah HinduBuddha dan Islam di Indonesia Menyebutkan kerajaankerajaan HinduBuddha dan Islam di Indonesia. Menjelaskan peristiwa berdirinya dan runtuhnya kerajaan HinduBuddha dan Islam di Indonesia. Menyebutkan kebermaknaan peninggalan sejarah HinduBuddha dan Islam di Indonesia. C. Cooperative Learning Type Student Teams Achievement Divisions (STAD) 1. Pengertian Cooperative Learning Type Student Teams Achievement Divisions (STAD) Cooperative Learning Type Student Teams Achievement Divisions (STAD) adalah cara penyajian pembelajaran menggunakan model pembelajaran diskusi. Seperti yang diungkapkan Hamdayama (2014: 117) dalam bukunya, “gagasan utama dibalik model STAD adalah untuk memotivasi para siswa untuk mendorong dan membantu satu sama lain untuk menguasai keterampilan-keterampilan yang disajikan oleh guru. Jiks para siswa menginginkan agar kelompok mereka memperoleh penghargaan, mereka harus membantu teman sekelompoknya mempelajari materi yang diberikan. Mereka harus mendorong teman mereka untuk melakukan yang terbaik dan 36 menyatakan suatu norma bahwa belajar itu merupakan suatu yang penting, berharga dan menyenangkan”. 2. Langkah-langkah pembelajaran a. Guru menyampaikan materi pembelajaran atau permasalahan kepada siswa sesuai kompetensi dasar yang akan dicapai. b. Guru memberikan tes/kuis kepada setiap siswa secara individual sehingga akan diperoleh skor awan. c. Guru membentuk beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri atas 4-5 siswa dengan kemampuan yang berbeda-beda (tinggi, sedang dan rendah). Jika mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda serta kesetaran jender. d. Bahan materi yang telah dipersiapkan didiskusikan dalam kelompok untuk mencapai kompetensi dasar. Cooperative Learning Type Student Teams Achievement Divisions (STAD), biasanya digunakan untuk penguatan pemahaman materi. e. Guru memfasilitasi mengarahkan, dan siswa dalam memberikan membuat penegasan rangkuman, pada materi pembelajaran yang telah dipelajari. f. Guru memberikan tes/kuis kepada setiap siswa secara individual. g. Guru memberikan penghargaan pada kelompok berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar individual dari skor dasar ke skor kuis berikutnya (Hamdayama, 2014: 117). 37 3. Kelebihan dan kelemahan Suatu strategi pembelajaran mempunyai keunggulan dan kekurangan. Demikian pula dengan pembelajaran Cooperative Learning Type Student Teams Achievement Divisions (STAD). Keunggulan pembelajaran STAD, antara lain sebagai berikut: a. Siswa bekerja sama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung tinggi norma-norma kelompok. b. Siswa aktif membantu dan memotivasi semangat untuk berhasil bersama. c. Aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan keberhasilan kelompok. d. Interaksi antarsiswa seiring dengan peningkatan kemampuan mereka dalam berpendapat. e. Meningkatkan kecakapan individu. f. Meningkatkan kecakapan kelompok. g. Tidak bersifat kompetitif. h. Tidak memiliki rasa dendam. Kekurangan metode pembelajaran STAD, antara lain seperti berikut: a. Kontribusi dari siswa berprestasi rendah menjadi kurang. b. Siswa berprestasi tinggi akan mengarah pada kekecewaan karena peran anggota yang pandai lebih dominan. c. Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk siswa sehingga sulit mencapai target kurikulum. 38 d. Membutuhkan waktu yang lama untuk guru sehingga pada umumnya guru tidak mau menggunakan pembelajaran kooperatif. e. Membutuhkan kemampuan khusus guru sehingga tidak semua guru dapat melakukan pembelajaran kooperatif. f. Menuntut sifat tertentu dari siswa, misalnya sifat suka bekerja sama (Hamdayama, 2014: 118). 39 BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran Umum MI Tholabiyah Tenggaron 1. Lokasi Peneletian a. Letak Geografis MI Tholabiyah Tegaron MI Tholabiyah terletak di desa Tegaron, dusun Krajan 1, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang. Letak MI bisa dikatakan strategis karena bersebelahan dengan RA, yang terletak di sebelah barat MI, sedangkan disebelah selatan MI adalah mushola, dan sebelah timur merupakan pemukiman penduduk. b. Identitas MI Tholabiyah Tegaron Berdasarkan data dokumentasi MI Tholabiyah Tegaron ditemukan adanya data yang menjelaskan identitas Madrasah tersebut. Adapun identitas MI sebagai berikut: 1) Nama Madrasah : MI Tholabiyah Tegaron. 2) No. Statistik Madrasah : 112332207049-111233220082. 3) Akreditasi Madrasah : Peringkat A. 4) Tahun Pendirian : 1 Mei 1957. 5) Waktu Pembelajaran : Pagi 07-30 sampai siang 13.00. 6) Alamat : Desa Tegaron, Dusun Krajan 1, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang. 40 7) NPWP Madrasah : 02 254-010-6-505-000 8) Nama Kepala Madrasah : Muklis 9) Nama Yayasan : Lembaga Pendidikan Islam Bustanuth Tholibin 10) Kepemilikan Tanah : Yayasan 11) Status Tanah : Sertifikasi Wakaf 12) Luas Tanah : 866 c. Keadaan Gedung MI Tholabiyah Tegaron Keadaan gedung yang dimiliki MI Tholabiyah Tegaron antaralain, yaitu: 1) 6 lokal kelas dari kelas I-VI. 2) 1 lokal kelas untuk ruang Kepala Sekolah dan Guru. 3) 2 lokal wc untuk siswa dan 1 untuk guru. 4) 1 lokal ruang untuk perpustakaan. 5) 1 lokal ruang untuk koperasi. 2. Visi Misi Sekolah a. Visi Sekolah Madrasah Ibtidaiyah Tholabiyah Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang sebagai lembaga pendidikan dasar berdiri khas Islam perlu mempertimbangkan harapan murid, orang tua murid, lembaga pengguna lulusan madrasah dan masyarakat dalam merumuskan visinya. Madrasah Ibtidaiyah Tholabiyah Tegaron Kecamatan Banyubiru Kabupaten 41 Semarang juga diharapkan merespon perkembangan dan tantangan masa depan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, era informasi dan globalisasi yang sangat cepat, Madrasah Ibtidaiyah Tholabiyah Tegaron Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang ingin mewujudkan harapan dan respon dalam visi berikut: Membangun Madrasah yang berkualitas, kuat serta mandiri demi terwujudnya sumberdaya manusia yang berkualitas dibidang IPTEK dan IMTAQ berdasarkan faham ahlussunah waljamaah. b. Misi Sekolah Menyelenggarakan pendidikan yang bermutu dan mengupayakan keunggulan yang bersifat menyeluruh yaitu dalam bidang pemahaman nilai-nilai agama islam dan intelektual. Mencintai kebenaran, keadilan, kejujuran, dan keindahan untuk menjawab kebutuhan masyarakat. 3. Keadaan Guru dan Siswa MI Tholabiyah Tegaron a. Keadaaan Guru MI Tholabiyah Adapun jumlah guru di MI Tholabiyah Tegaron berjumlah 8 yang terdiri dari 3 laki-laki, dan 5 perempuan. Untuk lebih jelas mengenai data guru MI dapat dilihat pada Tabel 3.1 di bawah ini: Tabel: 3.1 Daftar Guru MI Tholabiyah Tegaron No 1 2 Jenis kelamin Laki-laki Perempuan Nama Muklis, S.Ag Anik Sri, S.Ag 42 Ijazah Jabatan S.1 S.1 Kepala sekolah Wali kelas 1 3. 3 4 5 6 7 Nur Hamidah, S.pdi Ana Nur J, S.pdi M.Nurokhim, S.Ag S.Mukaromah, S.Pdi Etien M, S.Ag Ali Mahfud Perempuan Perempuan Laki-laki Perempuan Perempuan Laki-laki S.1 S.1 S.1 S.1 S.1 SMA Wali kelas II Wali kelas III Wali kelas IV Wali kelas V Wali kelas VI Guru Penjaskes b. Keadaan Siswa Tholabiyah MI Tholabiyah Tegaron Adapun jumlah peserta didik MI Tholabiyah Tegaron pada tahun pelajaran 2016/2017 dari kelas I-V berjumlah 124 siswa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat Tabel 3.2 berikut: Tabel: 3.2 Jumlah siswa MI Tholabiyah Tegaron No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. Total: 124 Kelas Siswa Jumlah Rom Bel I II III IV V VI 20 20 23 18 21 22 1 1 1 1 1 1 Jumlah Siswa IVI 20 20 23 18 21 22 4. Subyek Penelitian Subjek penelitiannya adalah siswa kelas V. Berdasarkan dokumen MI Tholabiyah Tegaron ditemukan data siswa kelas V, dengan jumlah 21 yang terdiri dari 11 laki-laki dan 9 perempuan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.3 di bawah ini : 43 Tabel: 3.3 Daftar Siswa kelas V MI Tholabiyah Tegaron No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. Nama Siswa Retno Dwi Astuti Ana Rofi’ah Malikatun Uma Mufti Ngainul Khakim Nabila Mahira Aghna Agnie Najwa Mutia Ahmad Bagas Muntaha Budi Santoso Dwi khoerul Anwar Etika Aisy Rabbani Faizal Wisnu Ramadhani Mukhammad Qosim Muhammad Syafiq Miftachul Chasanah Muhammad Miskan Riko Ferdi Saputra Wiwik Mei Ananda Bima Saputra Salsabila Madihah Muhammad Firdaus Khogi Irystaad Jenis Kelamin P P P L P P L L L P L L L P L L P L P L L B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I Pelaksanaan penelitian siklus I kelas V MI Tholabiyah Tegaron Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang dilaksakan pada taggal 25 Juli 2016 jam pelajaran 3-4. 1. Tahap Perencanaan Tahap perencanaan meliputi: a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). 44 b. Menyusun alat observasi berupa lembar pengamatan guru, siswa dan alat evaluasi berupa lembar soal. c. Merancang dan membuat kartu sesuai dengan jumlah siswa. d. Sebagian kartu berisi pertanyaan sebagian berisi jawaban. 2. Tindakan Dalam siklus ini peneliti sudah menggunakan Cooperative Learning Type Student Teams Achievement Divisions (STAD). Tahap-tahap yang dilakukan sebagai berikut: a. Kegiatan Awal 1) Guru membuka pelajaran dengan memberi salam dan berdo’a bersama. 2) Guru mengabsen kehadiran siswa dengan menanyakan siapa saja yang tidak berangkat. 3) Guru memberikan motivasi dan menjelaskan tujuan pembelajaran. b. Kegiatan Inti 1) Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang peninggalan sejarah Hindu-Buddha di Indonesia (guru menjelaskan secara garis besar). 2) Guru menggali pengetahuan siswa mengenai peninggalan sejarah Hindu-Buddha di Indonesia. 3) Guru meminta siswa mengamati gambar peninggalan sejarah Hindu-Buddha dan Islam di Indonesia. 45 4) Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok (setiap kelompok terdiri atas 4-5 siswa dengan kemampuan yang berbeda) dan pembagian kelompok telah ditentukan oleh guru. 5) Meminta anggota tim bekerja sama mengatur meja dan kursi, serta memberikan siswa sekitar 5 menit untuk memilih nama tim mereka atau ditentukan menurut kesesuaian. 6) Siswa diberikan waktu beberapa menit untuk memahami materi diskusi kemudian membantu anggota kelompoknya yang belum memahami bahan diskusi. 7) Guru memberikan kuis dalam bentuk soal latihan kepada setiap kelompok, namun dalam pengerjaan kuis tersebut setiap anggota kelompok bekerja secara individual, setelah selesai pengerjaan kuis dikumpulkan. 8) Guru memberikan konfirmasi terhadap hasil kerja masing-masing tim. 9) Guru memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan kepada kelompok yang berhasil mendapat skor tertinggi. 10) Guru memberikan motivasi kepada siswa yang kurang aktif atau belum berpartisipasi aktif dalam tim. 46 c. Kegiatan Akhir 1) Guru memotivasi siswa untuk lebih sungguh-sungguh dalam belajar dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran. 2) Guru mengajak siswa membaca hamdalah bersama- sama 3) Guru mengucapkan salam. 3. Observasi Setelah dilakukan tahap pelaksanaan dilanjutkan dengan tahap observasi atau pengamatan. Pengamatan dilakukan secara langsung dengan menggunakan format observasi. Pengamatan ini dimaksudkan untuk mengukur sejauh mana keberhasilan yang telah dicapai guru dalam proses observasi. Dari hasil observasi menunjukkan adanya faktor pendukung dan faktor penghambat dalam pelaksaan tindakan kelas dengan Cooperative Learning Type Student Teams Achievement Divisions (STAD) pada mata pelajaran IPS. 4. Refleksi Pengamat mencatat hal-hal yang mendukung dan menghambat proses pelaksanaan pembelajaran untuk dianalisis dan dilakukan perbaikan pada siklus berikutnya. Berikut penjelasannya: a. Hal-hal yang mendukung 1) Guru sudah cukup jelas, dalam menjelaskan tujuan pembelajaran dengan model Cooperative Type (STAD). 2) Guru sudah dapat menarik perhatian siswa dalam penyampaian materi. 47 3) Penguasaan materi sudah cukup baik. 4) Cooperative Learning Type Student Teams Achievement Divisions (STAD) diterapkan dalam materi pelajaran. b. Hal-hal yang menghambat 1) Guru belum dapat mengkondisikan kelas. 2) Guru kurang jelas dalam menyampaikan aturan penggunaan model pembelajaran. 3) Guru menghabiskan banyak waktu dalam pembentukan kelompok c. Ide perbaikan 1) Guru hendaknya dapat mengkondisikan kelas dengan mengenal lebih banyak karakter siswa. 2) Guru harus menyiapkan kelompok terlebih dahulu dengan melihat daftar nilai siswa karena dalam kelompok tersebut harus heterogen. 3) Guru harus menyampaikan intruksi dengan jelas sehingga dapat mengendalikan waktu dalam pembelajaran. C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II Pelaksanaan penelitian siklus II kelas V MI Tholabiyah Tegaron Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang dilaksakan pada tanggal 28 Juli 2016 jam pelajaran 3-4. Dalam pelaksanaan siklus II, peneliti menekankan kepada guru supaya dapat mengarahkan siswa untuk lebih antusias dan aktif dalam pembelajaran IPS dengan Cooperative Learning Type Student Teams Achievement Divisions 48 (STAD) supaya indikator pembelajaran tercapai. Peneliti melakukan tahapan di bawah ini: 1. Pencanaan a. Menentukan pelaksanaan siklus II yaitu pada tanggal 28 juli 2016. b. Menyusun RPP dilakukan setelah adanya pertimbangan dan evaluasi yang dilakukan siklus I. c. Menyusun alat observasi berupa lembar pengamatan guru dan siswa juga alat evaluasi berupa lembar soal tanya jawab. 2. Tindakan Tindakan di siklus II ini dilaksanakan dengan lebih maksimal dari siklus I, yang secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Kegiatan awal 1) Guru memberi salam. 2) Guru mengabsen kehadiran siswa. 3) Guru mengajak siswa membaca basmalah bersama. 4) Guru memberikan motivasi dan menjelaskan tujuan pembelajaran. b. Kegiatan Inti 1) Guru sedikit mengulang materi sebelumnya. 2) Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang peninggalan sejarah Islam di Indonesia (guru menjelaskan secara garis besar). 3) Guru menggali pengetahuan siswa mengenai peninggalan sejarah Islam di Indonesia. 49 4) Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok (setiap kelompok terdiri atas 4-5 siswa dengan kemampuan yang berbeda) dan pembagian kelompok telah ditentukan oleh guru. 5) Meminta anggota tim bekerja sama mengatur meja dan kursi, serta memberikan siswa sekitar 5 menit untuk memilih nama tim mereka atau ditentukan menurut kesesuaian. 6) Siswa diberikan waktu beberapa menit untuk memahami materi diskusi kemudian membantu anggota kelompoknya yang belum memahami bahan diskusi. 7) Guru memberikan kuis dalam bentuk soal latihan kepada setiap kelompok, namun dalam pengerjaan kuis tersebut setiap anggota kelompok bekerja secara individual, setelah selesai pengerjaan kuis dikumpulkan. 8) Guru memberikan konfirmasi terhadap hasil kerja masing-masing tim. 9) Guru memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan kepada kelompok yang berhasil mendapat skor tertinggi. 10) Guru memberikan motivasi kepada siswa yang kurang aktif atau belum berpartisipasi aktif dalam tim. c. Kegiatan Akhir 1) Guru mengajak siswa membaca hamdalah bersama- sama. 2) Guru mengucapkan salam 50 3. Observasi Hasil observasi menunjukkan adanya faktor pendukung dalam pelaksanaan tindakan kelas pada kelas V MI Tholabiyah Tegaron sedangkan faktor penghambat pada siklus I berkurang. 4. Refleksi Refleksi siklus III yaitu didapatkan satu konsep model pembelajaran yang baru untuk pembelajaran IPS materi Peninggalan Sejarah HinduBuddha dan Islam di Indonesia. Pada siklus II semua siswa telah aktif dan berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Dilihat dari evaluasi yang sudah dilakukan, itu menunjukkan peningkatan yang nyata (lihat bab IV). 51 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Kondisi Awal ( Pra Siklus) Dalam pengelolaan pembelajaran kelas V MI Tholabiyah Tegaron kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang, guru umumnya menggunakan metode ceramah dalam menyampaikan materi pada mata pelajaran IPS yang sebagian besar memiliki materi yang luas, cenderung membutuhkan hafalan dan penalaran. Sedangkan dengan menggunakan metode ceramah siswa hanya menjadi pendengar dari penjelasan materi yang luas dapat menyebabkan kejenuhan dan hilangnya antusias siswa dalam pembelajaran. Hal tersebut sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Dari hasil penelitian pra siklus yang diambil dari nilai harian siswa, masih terdapat banyak siswa yang kesulitan dalam pembelajaran IPS terutama pada materi Peninggalan Sejarah Hindu-Buddha dan Islam di Indonesia. Dari 21 siswa di kelas V hanya 7 siswa yang berhasil mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Untuk KKM pada mata pelajaran IPS adalah 62. Itu berarti masih ada 14 siswa yang masing mengalami kesulitan dalam memahami maupun menyerap materi pembelajaran sehingga belum mencapai 50% dari jumlah siswa. Maka dari itu perlu adanya perbaikan terkait keadaan tersebut. Berikut adalah hasil penelitian pada kondisi awal atau pra siklus. 52 Tabel 4.1 Daftar Nilai Pra Siklus IPS kelas V tahun pelajaran 2016/2017 No Nama siswa KKM Nilai Kondisi Awal Keterangan 1. Retno Dwi Astuti 62 60 Belum Tuntas 2. Ana Rofi’ah 62 55 3. Malikatun Uma 62 55 4. Mufti Ngainul Khakim 62 80 5. Nabila Mahira Aghna 62 70 6. Agnie Najwa Mutia 62 70 7. Ahmad Bagas Muntah 62 55 8. Budi Santoso 62 60 9. Dwi khoerul Anwar 62 70 10. Etika Aisy Rabbani 62 75 11. Faizal Wisnu Ramadhani 62 60 12. Mukhammad Qosim 62 55 13. Muhammad Syafiq 62 55 14. Miftachul Chasanah 62 80 15. Muhammad Miskan 62 60 16. Riko Ferdi Saputra 62 60 17. Wiwik Mei 62 85 18. Ananda Bima Saputra 62 60 19. Salsabila Madihah 62 60 20. Muhammad Firdaus 62 60 21. Khogi Irystaad 62 60 Jumlah Nilai Rata-rata Tuntas 1345 7 14 64.04% 33.33% 66.67% Berdasarkan tabel 4.1 di atas didapat bahwa nilai rata-rata kelas baru mencapai 64.04% dengan jumlah siswa yang telah tuntas sebanyak 7 siswa dengan presentase sebesar 33.33% kemudian siswa yang belum tuntas 53 sebanyak 14 siswa dengan presentase sebesar 66.67%. Hal tersebut membuktikan bahwa masih kurangnya kesesuaian dan rendahnya nilai ketuntasan dengan KKM yang diharapkan. Sedangkan target yang diinginkan oleh guru minimal nilai rata-rata adalah lebih dari 70% dan nilai ketuntasan minimal 85%. Dari hasil pengamatan kondisi awal siswa dalam pembelajaran atau Pra Siklus pada materi Peninggalan Sejarah Hindu-Buddha dan Islam peneliti menyusun dan melaksanakan serangkaian perencanaan tindakan untuk mengatasi kekurangan-kekurangan tersebut yang diakhiri dengan sebuah kegiatan analisis. Pelaksanaan tindakan kelas disesuaikan dengan rencana pembelajaran yang telah dirumuskan sebelumnya. Pelasanaan tindakan yang ditekankan pada penggunaan Cooperative Learning Type Student Teams Achievement Divisions (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar siswa yang diupayakan dan dikondisikan melalui tahapan-tahapan yang telah direncakan atau disiapkan sebelumnya dalam tahap perencanaan dengan mengimplementasikan rencana tersebut yang dirumuskan oleh peneliti. B. Analisis Data Per Siklus 1. Hasil Penelitian Siklus 1 Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I dilaksanakan pada tanggal 25 Juli 2016 di kelas V dengan jumlah 21 siswa. Proses yang dilaksanakan disesuaikan dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat dan menggunakan instrumen penelitian berupa lembar pengamatan guru, 54 lembar pengamatan siswa. Berikut hasil implementasi penelitian siklus 1 yang disajikan dalam bentuk tabel: Tabel 4.2 Data Hasil Belajar Siswa Siklus I Keterangan No Nama siswa KKM Nilai Tuntas Belum Tuntas 1. Retno Dwi Astuti 62 75 2. Ana Rofi’ah 62 70 3. Malikatun Uma 62 60 4. Mufti Ngainul Khakim 62 80 5. Nabila Mahira Aghna 62 70 6. Agnie Najwa Mutia 62 70 7. Ahmad Bagas Muntah 62 60 8. Budi Santoso 62 60 9. Dwi khoerul Anwar 62 70 10. Etika Aisy Rabbani 62 75 11. Faizal Wisnu Ramadhani 62 75 12. Mukhammad Qosim 62 70 13. Muhammad Syafiq 62 60 14. Miftachul Chasanah 62 80 15. Muhammad Miskan 62 55 16. Riko Ferdi Saputra 62 55 17. Wiwik Mei 62 85 18. Ananda Bima Saputra 62 55 19. Salsabila Madihah 62 70 20. Muhammad Firdaus 62 70 21. Khogi Irystaad 62 60 Jumlah Nilai Rata-rata 55 1425 13 8 67.85% 61.91% 38.09% 2. Hasil Penelitian Siklus II Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus II dilaksanakan pada tanggal 28 Juli 2016 di kelas V dengan jumlah 21 siswa. seperti halnya penelitian pada siklus 1, pada siklus II mengacu pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah disiapkan beserta lembar pengamatan guru dan lembar pengamatan siswa. berikut data hasil belajar siswa pada siklus II yang disajikan dalam bentuk tabel: Tabel 4.3 Data hasil belajar siswa siklus II Keterangan No Nama siswa KKM Nilai Tuntas 1. Retno Dwi Astuti 62 80 2. Ana Rofi’ah 62 70 3. Malikatun Uma 62 70 4. Mufti Ngainul Khakim 62 90 5. Nabila Mahira Aghna 62 75 6. Agnie Najwa Mutia 62 80 7. Ahmad Bagas Muntah 62 75 8. Budi Santoso 62 62 9. Dwi khoerul Anwar 62 70 10. Etika Aisy Rabbani 62 85 11. Faizal Wisnu Ramadhani 62 90 12. Mukhammad Qosim 62 90 13. Muhammad Syafiq 62 62 14. Miftachul Chasanah 62 90 15. Muhammad Miskan 62 62 16. Riko Ferdi Saputra 62 75 17. Wiwik Mei 62 70 18. Ananda Bima Saputra 62 60 56 Belum Tuntas 19. Salsabila Madihah 62 85 20. Muhammad Firdaus 62 70 21. Khogi Irystaad 62 85 Jumlah 1594 21 Nilai Rata-rata 76% 100% C. Pembahasan Setelah dilaksanakan berbagai kegiatan pada siklus 1 maupun siklus II, diperoleh data hasil belajar siswa kelas V MI Tholabiyah Tegaron Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang pada mata pelajaran IPS materi Peninggalan Sejarah Hindu-Buddha dan Islam dengan menekankan konsep penerapan model Cooperative Learning Type Student Teams Achievement Divisions (STAD). Berikut pembahasan tentang penelitian siklus I dan siklus II: 1. Analisis Siklus I Tabel 4.4 Analisis Data Hasil Belajar Siklus I Ket No Nama siswa KKM Nilai Tuntas Belum Tuntas 1. Retno Dwi Astuti 62 75 2. Ana Rofi’ah 62 70 3. Malikatun Uma 62 60 4. Mufti Ngainul Khakim 62 80 5. Nabila Mahira Aghna 62 70 6. Agnie Najwa Mutia 62 70 7. Ahmad Bagas Muntah 62 60 8. Budi Santoso 62 60 57 Dwi khoerul Anwar 62 70 10. Etika Aisy Rabbani 62 75 11. Faizal Wisnu Ramadhani 62 75 12. Mukhammad Qosim 62 70 13. Muhammad Syafiq 62 60 14. Miftachul Chasanah 62 80 15. Muhammad Miskan 62 55 16. Riko Ferdi Saputra 62 55 17. Wiwik Mei 62 85 18. Ananda Bima Saputra 62 55 19. Salsabila Madihah 62 70 20. Muhammad Firdaus 62 70 21. Khogi Irystaad 62 60 9. Jumlah Nilai Rata-rata 1425 13 8 67.85% 61.91% 38.09% Berdasarkan tabel 4.4 di atas dapat diketahui bahwa pada siklus 1 hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Pada siklus I hasil belajar siswa diharapkan mencapai nilai sesuai dengan indikator keberhasilan yaitu minimal 62 yang diambil dari KKM. Sementara dari 21 siswa, baru terdapat 13 siswa atau sebesar 61.91% yang mencapai ketuntasan dengan nilai rata-rata 67.85% dan yang belum mencapai ketuntasan sebanyak 8 siswa atau sebesar 38.09% oleh karena hal tersebut dirasa perlu adanya tindakan perbaikan dalam pembelajaran pada siklus selanjutnya. 58 2. Analisis Siklus II Tabel 4.5 Data Hasil Belajar Siswa Siklus II Ket No Nama siswa KKM Nilai Tuntas 1. Retno Dwi Astuti 62 80 2. Ana Rofi’ah 62 70 3. Malikatun Uma 62 70 4. Mufti Ngainul Khakim 62 90 5. Nabila Mahira Aghna 62 75 6. Agnie Najwa Mutia 62 80 7. Ahmad Bagas Muntah 62 75 8. Budi Santoso 62 62 9. Dwi khoerul Anwar 62 70 10. Etika Aisy Rabbani 62 85 11. Faizal Wisnu Ramadhani 62 90 12. Mukhammad Qosim 62 90 13. Muhammad Syafiq 62 62 14. Miftachul Chasanah 62 90 15. Muhammad Miskan 62 62 16. Riko Ferdi Saputra 62 75 17. Wiwik Mei 62 70 18. Ananda Bima Saputra 62 60 19. Salsabila Madihah 62 85 20. Muhammad Firdaus 62 70 21. Khogi Irystaad 62 85 Jumlah 1596 19 Nilai Rata-rata 76% 100% Belum Tuntas Berdasarkan tabel 4.7 di atas dapat diketahui bahwa pada siklus II hasil belajar siswa mengalami peningkatan sebesar 38.09% dari siklus I 59 sebesar 61.91% menjadi 100% dan jumlah siswa yang telah mencapai tingkat ketuntasan belajar pada siklus I sebesar 13 siswa menjadi 21 siswa pada siklus II, berarti terdapat kenaikan sebanyak 8 siswa. Melihat hal tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa menunjukkan hasil rata-rata 76% dengan ketuntasan 100% sehingga proses perbaikan pembelajaran dinyatakan berhasil dan tuntas pada pelaksanaan siklus II. Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus II ini, guru telah menerapkan Cooperative Learning Type Student Teams Achievement Divisions (STAD) dengan baik dan dilihat dari aktivitas siswa, dalam siklus II ini sebagian besar siswa telah aktif dan berpartisipasi dalam pembelajaran, dari evaluasi menunjukkan banyak peningkatan. Sehingga dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa model Cooperative Learning Type Student Teams Achievement Divisions (STAD) dalam kegiatan pembelajaran IPS dapat meningkatkan hasil belajar siswa. 3. Perbandingan Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II Data ini diperoleh dari hasil belajar siswa kelas V pada Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II. Berikut data rekapitulasi hasil belajar siswa antar siklus: 60 Tabel 4.6 Perbandingan Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II No Tahap 1. Pra Siklus Siklus I Siklus II 2. 3. Nilai Hasil Belajar Belum Tuntas Presentase Tuntas Presentase 1345 7 33.33% 14 66.67% 1425 1595 13 21 61.91% 100% 8 0 38.09% 0 Dari tabel 4.6 tersebut dapat dinyatakan bahwa hasil belajar dari Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II meningkat dan hal itu dapat dilihat dari naiknya presentase dari tahap ke tahap. Ketuntasan hasil belajar siswa pada Pra Siklus menunjukkan 33.33% kemudian pada siklus I menjadi 61.91% dan selanjutnya meningkat kembali pada siklus II menjadi 100%. Selanjutnya dari hasil pada siklus II secara keseluruhan maka dapat dinyatakan bahwa penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di MI Tholabiyah Tegaron Kecamatan Banyubiruu Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2016/2017 telah berhasil mencapai indikator ketuntasan hasil belajar yang telah ditelah ditetapkan yaitu minimal 85%. Dengan demikian siklus selanjutnya dapat dihentikan dan dinyatakan selesai. Sehingga hipotesis tindakan yang menyatakan “melalui model Cooperative Learning Type Student Teams Achievement Divisions (STAD) dapat meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial pokok bahasan materi Peninggalan Sejarah Hindu-Buddha dan Islam pada siswa kelas V MI Tholabiyah Tegaron Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017 dapat diterima. 61 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pelaksanaan penelitian tindakan kelas di kelas V MI Tholabiyah Tegaron Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2016/2017 dapat disimpulkan: Dalam penggunaan model Cooperative Learning Type Student Teams Achievement Divisions (STAD) mempunyai pengaruh positif yaitu dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS pada materi Peninggalan Sejaran Hindu-Buddha dan Islam. Yaitu dengan meningkatnya rata-rata Pra Siklus 64.04% kemudian meningkat menjadi 67.85% pada siklus I, selanjutnya meningkat secara signifikan pada siklus II menjadi 75.90%. Untuk angka ketuntasan dari Pra Siklus ke siklus naik menjadi 13 siswa atau sebesar 61.91% dan pada siklus II menjadi 21 siswa atau sebesar 100%. hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar tersebut telah memenuhi kriteria ketuntasan minimal yaitu nilai rata-rata 62 dan ketuntasan KKM kelas minimal 85% yang menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar yang signifikan. B. Saran Berdasarkan kesimpulan peneliti terhadap kegiatan peneliti yang telah dilakukan, maka terdapat beberapa saran bagi guru, siswa, serta sekolah diantaranya sebagai berikut: 62 1. Bagi Guru Dalam pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran IPS selain menggunakan metode ceramah sebaiknya juga dapat menggunakan metode yang sesuai dengan materi. Seperti yang peneliti coba terapkan dan terbukti berhasil meningkatkan hasil belajar siswa yaitu dengan menggunakan Cooperative Learning Type Student Teams Achievement Divisions (STAD), sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat. 2. Bagi Siswa Dalam proses pembelajaran sebaiknya siswa lebih memperhatikan penjelasan guru, mengurangi kegaduhan kelas supaya proses pembelajaran menjadi lebih efektif. 3. Bagi Sekolah Sebagai lembaga penyelenggara pendidikan peneliti mengharapkan agar sekolah memperhatikan kemampuan para guru dalam mengajar dan untuk dapat melaksanakan penelitian dengan variabel yang lebih banyak sehingga dapat memperkaya ilmu pengetahuan secara umum maupun bidang studi IPS pada khusus 63 DAFTAR PUSTAKA Arifin, zainal. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Islam. Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Ariyanto. 2016. Ilmu Pengetahuan Sosial Untuk SD/MI Semester 1. Surakarta: CV Surya Badra. Aqib, Zainal. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: CV Yrama Widya. Suwandi & M. Basrowi. 2008. Prosedure Penelitian Tindakan Kelas. Bogor: Ghalia Indonesia. Bahri Djamarah, Syaiful. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta. Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia. Hamdayama. 2014. Model dan Metode Prmbelajaran Kreatif Berkarakter. Bogor: Ghalia Indonesia. Rasimin. 2012. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Slameto. 1991. Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran Di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Solihatin, Etin & Raharjo. 2011. Cooperative Learning Analisis Model Pembelajaran IPS. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Soetomo. 1993. Dasar-Dasar Interaksi Belajar Mengajar. Surabaya: Usaha Nasional. Yusuf, Syamsu dan Nur Ikhsan. 2008. Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: Remaja Rosda Karya. Yamin, Martinis. 2005. Strategi Berbasis Kompetensi. Ciputat: Gaung Persada Press. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) SIKLUS I Satuan Pendidikan : MI Tholabiyah Tegaron Mata Pelajaran : IPS Kelas / Semester :V/1 A. Standar Kompetensi : 1. Menghargai berbagai peninggalan dan sejarah yang berskala nasional pada masa Hindu-Buddha dan Islam, keragaman kenampakan alam dan suku bangsa serta kegiatam ekonomi di Indonesia. B. Kompetensi Dasar : 1.1 mengenal makna peninggalan-peninggalan sejarah yang berskala nasional dan masa Hindu-buddha, dan Islam di Indonesia. C. Indikator : 1. Menyusun dan membuat tabel peninggalan sejarah Hindu-Buddha dan Islam di Indonesia. 2. Menyebutkan Peninggalan Sejarah Hindu-Buddha dan Islam di Indonesia 3. Menyebutkan Indonesia. kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha dan Islam di Alokasi Waktu : 2 x 35 menit ( 1 pertemuan ) D. Tujuan Pembelajaran 1. Dengan model cooperative learning tipe STAD, Siswa dapat Menyusun daftar peninggalan sejarah yang bercorak Hindu Buddha dan Islam yang ada di Indonesia. 2. Dengan model cooperative learning tipe STAD, siswa dapat membuat daftar peninggalan sejarah yang bercorak Hindu-Buddha dan Islam yang ada di Indonesia. 3. Dengan model cooperative learning tipe STAD, siswa dapat membuat daftar peninggalan sejarah yang bercorak Hindu-Buddha dan Islam yang ada di Indonesia. E. Materi Pembelajaran Peninggalan Sejarah Hindu-Buddha dan Islam Di indonesia ada banyak sekali peninggalan sejarah. Diantaranya ada yang berasal dari masa kerajaan Hindu, Buddha, dan Islam. A. Kerajaan dan peninggalan sejarah Hindu di Indonesia 1. Kerajaan-kerajaan Hindu di Indonesia Agama hindu yang dibawa dari India berpengaruh di Indonesia. Salah satu bentuknya adalah munculnya kerajaan-kerajaan Hindu, seperti Kerajaan Kutai, Tarumanegara, Kediri, Singasari, dan Majapahit. a. Kerajaan Kutai Kutai adalah kerajaan Hindu tertua di Indonesia. Kerajaan Kutai didirikan sekitar tahun 400 masehi. Letaknya di tepi sungai Mahakam, Kalimantan Timur. Raja pertamanya bernama Kudungga. Raja yang terkenal adalah Mulawarman. Mulawarman menyembah Dewa Syiwa. Dalam suatu upacara Raja Mulawarman menghadiahkan 20.000 ekor sapi kepada Brahmana. Untuk memperingarti upacara itu maka didirikan Yupa. Dalam Yupa itu ditulis berita mengenai kerajaan Kutai. b. Kerajaan Tarumanegara Tarumanegara adalah kerajaan Hindu tertua di Pulau Jawa. Kerajaan ini berdiri kira-kira pada abad ke 5 masehi. Lokasi kerajaan itu sekitar Bogor, Jawa Barat. Rajanya yang terkenal adalah Purnawarman. Purnawarman memeluk agama Hindu yang menyembah Dewa Wisnu. Pada zaman Purnawarman, kerajaan Tarumanegara telah mampu membuat saluran air yang diambil dari sungai Citarum. Saluran air itu berfungsi untuk mengairi lahan pertanian dan menahan banjir. c. Kerajaan Kediri terletak disekitar Kali Berantas, Jawa Timur. Kerajaan kediri berjaya pada pemerintahan Raja Kameswara yang bergelar Sri Maharaja Sirikan Kameswara. Kameswara meninggal pada tahun 1130. Penggantinya adalah jayabaya. Jayabaya adalah raja terbesar di Kediri. Ia begitu terkenal karena ramalannya yang disebut Jangka Jayabaya. Raja Kediri terakhir adalah Kertajaya yang meninggal tahun 1222. Pada tahun itu Kertajaya dikalahkan oleh Ken Arok di Desa Ganter, Malang. d. Kerajaan Singasari Kerajaan Singasari terletak di Singasari, Jawa Timur. Luasnya meliputi wilayah Malang sekarang. Kerajaan Singasari didirikan oleh Ken Arok. Beliau memerintah tahun 1222-1227 M. Para penggantinya adalah Anusapati (1227-1248), panji Tohjaya (1248), Ranggawuni (1248-1268), Kertanegara (1268-1292). Beberapa peninggalan masa kebesaran Singasari antara lain: 1. Candi jago/jajaghu, sebagai makam Wisnuwardhana, 2. Candi Singasari dan candi Jawi, sebagai makam Kertanegara, 3. Candi kidal, sebagai makam Anusapati, 4. Patung Prajnaparamita, sebagai perwujudan Ken Dedes. 2. Peninggalan Sejarah Hindu di Indonesia Kebudayaan Hindu di masa lampau mewariskan bermacam-macam peninggalan sejarah. Peninggalan sejarah yang bercorak kebudayaan Hindu anatara lain candi, prasasti, patung, karya sastra (kitab), dan tradisi. Antara lain: a. Candi Candi adalah bangunan yang biasanya terdiri dari tiga bagian, yaitu kaki, tubuh, dan atap. Candi peninggalan Hindu terkenal adalah Candi prambanan atau candi Loro Jonggrang. Candi prambanan dibangun pada abad ke-9 di perbatasan Yogyakarta dan Surakarta. Di dalam candi ini terdapat patung Trimurti dan relief yang mengisahkan cerita Ramayana. Tokoh dalam cerita Ramayana adalah Rama, Shinta, dan Burung Jatayu. Candi-candi agama Hindu: Candi Prambanan (Yogyakarta), Dieng (Dieng, Jawa Tengah), Badut (Malang, Jawa Timur), Canggal (Jawa Tengah), Gedong Sanga (Jawa Tengah), Penataran (Blitar, Jawa Timur), Sawentar (Blitar, Jawa Timur), Candi Kidal (Jawa Timur), Singasari (Jawa Timur), Sukuh (Karang Anyar, Jawa Tengah). b. Prasasti Prasasti adalah benda peninggalan sejarah yang berisi tulisan dari masa lampau. Tulisan itu dicatat di atas batu, logam, tanah liat, dan tanduk binatang. Prasasti peninggalan Hindu ditulis dengan huruf pallawa dan berbahasa Sansekerta. Prasasti tertua adalah prasasti yupa, dibuat sekitar tahun 350-400 M. Prasasti Yupa berasal dari kerajaan Kutai. Prasasti-prasasti peninggalan kebudayaan Hindu antara lain: Prasasti Kutai (Kutai, Kaltim), Ciaruteun (Bogor, Jabar), Tugu (Cilincing, Jakut), Jambu (Bogor, Jabar), Kebon kopi (Bogor, Jabar), Cidanghiang (Pandeglang), Pasir Awi (Leuwiliang, Jabar), Muara Cianten (Bogor, Jabar), Canggal (Magelang, Jateng), Kalasan (Yogyakarta), Dinoyo (Malang, Jatim), Kedu (Temanggung, Jateng), Sanur (Bali). c. Patung Wujud patung Hindu antara lain hewan dan manusia. Patung berupa hewan karena hewan tersebut dianggap memiliki kesaktian. Sedangkan patung berupa manusia dibuat untuk mengabdikan tokoh tertentu dan untuk menggambarkan dewa dewi. Contoh patung peninggalan kerajaan Hindu yang terkenal adalah patung Airlangga sedang menunggang garuda. Dalam patung itu, Airlangga digambarkan sebagai penjelmaan Dewa Wisnu. d. Karya sastra (Kitab) Karya sastra peninggalan kerajaan Hindu berbentuk kitab. Kitab peninggalan itu berisi catatan sejarah. Karya sastra yang terkenal antara lain Kitab Baratayuda dan kitab Arjunawiwaha. Kitab baratayuda dikarang Empu Sedah dan Empu Panuluh. e. Tradisi Tradisi adalah kebiasaan nenek moyang yang masih dijalankan oleh masyarakat hingga saat ini. Contohnya Tradisi Hindu yang masih kental berkembang di Bali: Upacara Nelubulanin ketika bayi berumur 3 bulan, Upacara potong gigi (mapandes), Upacara pembakaran mayat yang disebut Ngaben, Ziarah yaitu mengunjungi makam orang suci dan tempat suci leluhur seperti candi. f. Kerajaan Majapahit dan Gajah Mada Berikut adalah raja-raja yang pernah memerintah di kerajaan Majapahit: a. Pemerintahan Raden Wijaya (1293-1309) b. Pemerintahan Jayanegara (1309-1328) c. Pemerintahan Tribuanatunggadewi (1328-1350) d. Pemerintah Hayam Wuruk (1334-1389) e. Kusumawardhani-Wirakramawardhana (1389-1429) B. Kerajaan dan Peninggalan Agama Buddha Agama Buddha masuk ke Indonesia, khususnya di Pulau Jawa, sekitar abad ke-5 Masehi. Pada tahun 423 Bhiksu Gunawarman datang ke jawa untuk menyebarluaskan ajaran Buddha. Ia memperoleh perlindungan dan penguasa setempat. Usaha Bhiksu Gunawarman berjalan lancar. Agama Buddha berasal dari India. Agama Buddha masuk ke Indonesia bersamaan dengan masuknya agama Hindu. Agama Hindu berkembang setelah agama Buddha. Namun, persebaran agama Hindu lebih cepat dari persebaran agama Buddha. Hal ini terbukti dari lebih banyaknya kerajaan Hindu dari pada kerajaan Buddha. Pusat-pusat kerajaan Buddha hanya terdapat di Sumatra dan beberapa daerah di Jawa. Di bawah ini akan dibahas tentang peninggalan-peninggalan sejarah bercorak Buddha dan kerajaan Sriwijaya sebagai pusat penyebaran agama Buddha pada waktu itu. 1. Peninggalan Sejarah Bercorak Buddha Peninggalan sejarah Buddha dan Hindu hampir sama, yaitu candi, prasasti, patung, dan kitab. a. Candi Ciri candi Buddha adalah adanya Stuoa dan patung Sang Budha Gautama. Stupa adalah bangunan dari batu tempat menyimpan patung Sang Buddha. Beberapa Candi Buddha yaitu: Candi Sewu (Jawa Tengah), Plaosan (Jawa Tengah), Mendut (Jawa Tengah), Borobudur (Jawa Tengah), Muara Takus (Sumatra Selatan), Jago (Malang, Jawa Timur), Sari (jawa Tengah), Pawon (Jawa Tengah), Tikus (Mojokerto, Jawa Timur). b. Prasasti Di sumatra Selatan ditemukan beberapa prasasti warisan kerajaan Sriwijaya. Di sekitar palembang ditemukan Prasasti Telaga Batu, Prasasti Talang Tuwo, dan Prasasti Kedukan Bukit. Ketiganya menceritakan berdirinya kerajaan Sriwijaya. Kemudian Prasasti Karang Berahi dan Prasasti Kota Kapur ditemukan di Jambi dan Bangka. Kedua prasasti itu menceritakan wilayah kekuasaan Sriwijaya. c. Patung Patung yang bercorak Buddha biasanya berupa arca sang Buddha Gautama. Arca Sang Buddha Gautama pertama kali ditemukan di Sikendeng, Sulawesi Selatan. Arca peninggalan sejarah Buddha antara lain: Patung Buddha (Sikendeng), Arca Bhumisparsa Mudra (Jawa Tengah), arca Abhaya Mudra (Jawa Tengah), Arca Vitarka Mudra (Jawa Tengah), Dharmacakra Mudra (Jawa Tengah), Arca Vara Mudra (Jawa Tengah), Arca Buddha (Palembang). d. Karya Sastra (Kitab) Kitab-kitab peninggalan sejarah bercorak Buddha: Kitab Negara Kertagama (Jawa Timur), Sutasoma (Jawa Timur), Pararaton (Jawa Timur), Ranggalawe (Jawa Timur), Arjunawiwaha (Jawa Timur). e. Tradisi Tradisi agama Buddha yang sekarang ini kita jumpai banyak dipengaruhi oleh budaya Cina. Tradisi agama Buddha yang ada, misalnya berdo’a di Wihara. Tradisi lain agama Buddha yang masih ada adalah Ziarah. 2. Kejayaan sriwijaya pusat agama Buddha Kerajaan sriwijaya sudah dikenal pada tahun 682. Pusatnya di muara Sungai Musi, dekat palembang. Awalnya, Sriwijaya hanya kerajaan kecil. Sriwijaya berkembang menjadi kerajaan besar setelah dipimpin oleh Dapunta Hyang. Dapunta Hyang berhasil memperluas daerah kekuasaannya dengan menakhlukkan kerajaan-kerajaan disekitarnya. Sriwijaya mencapai puncak kejayaan ketika diperintah oleh Raja Balaputradewa. Letaknya sangat strategis bagi pelayaran, yaitu di dekat Selat Malaka dan Selat Sunda. Sriwijaya menjadi kerajaan Maritim yang besar dan dilengkapi dengan armada kuat. Situasi yang aman bagi pelayaran membuat banyak kapal asing singgah di pelabuhan Sriwijaya. Sejak saat itu, Sriwijaya menjadi pusat perdagangan. Kerajaan Sriwijaya juga dikenal sebagai pusat agama Buddha. Hal itu diceritakan seorang pendeta Buddha, I-tsing, yang pernah tinggal di Palembang. Banyak candi dan kuil agama Buddha didirikan. Di Sriwijaya terdapat Perguruan Tinggi agama Buddha. Mahaguru yang terkenal adalah Sakyakirti. Kerajaan Sriwijaya juga menjalin kerja sama dengan Perguruan Tinggi Nalanda di India. Kerajaan Sriwijaya banyak mengrimkan mahasiswanya. Raja Sriwijaya membantu memperbaiki kuil di Kanton, Cina pada awal abad ke-11. Keruntuhan Sriwijaya disebabkan oleh serangan dari kerajaan Cola-mandala dari India Selatan, dari kerajaan Singasari, dan Majapahit. Tahun 1025 ibu kota Sriwijaya diserbu dan Raja Sanggarma Wijayatunggawarman ditawan musuh. Tahun 1275, Singasari menyerang Sriwijaya. Kerajaan Majapahit juga menyerang Sriwijaya pada tahun 1377. F. Metode Pembelajaran Ceramah Diskusi Tanya jawab G. Langkah langkah Pembelajaran No. 1. Kegiatan Pembelajaran Waktu Kegiatan Awal Apersepsi 10 Menit a. Guru memberi salam. b. Guru mengabsen kehadiran siswa. c. Guru mengajak siswa membaca basmalah bersama. d. Guru memberikan motivasi dan menjelaskan tujuan pembelajaran. 2. Kegiatan Inti 55 Menit Eksplorasi a. Guru meminta siswa mengamati media gambar. b. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang peninggalan sejarah Hindu-Buddha di Indonesia (guru menjelaskan secara garis besar). c. Guru menggali pengetahuan siswa mengenai peninggalan sejarah Hindu-Buddha di Indonesia.. Elaborasi a. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok (setiap kelompok terdiri atas 4-5 siswa dengan kemampuan yang berbeda) dan pembagian kelompok telah ditentukan oleh guru. b. Meminta anggota tim bekerja sama mengatur meja dan kursi, serta memberikan siswa sekitar 5 menit untuk memilih nama tim mereka atau ditentukan menurut kesesuaian. c. Siswa diberikan waktu beberapa menit untuk memahami materi diskusi kemudian membantu anggota kelompoknya yang belum memahami bahan diskusi. d. Guru memberikan kuis dalam bentuk soal latihan kepada setiap kelompok, namun dalam pengerjaan kuis tersebut setiap anggota kelompok bekerja secara individual, setelah selesai pengerjaan kuis dikumpulkan. 1. Buatlah daftar peninggalan sejarah HinduBuddha di Indonesia! 2. Kerjakan soal latihan di bawah ini! 3. Konfirmasi a. Guru memberikan konfirmasi terhadap hasil kerja masing-masing tim. b. Guru memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan kepada kelompok yang berhasil mendapat skor tertinggi. c. Guru memberikan motivasi kepada siswa yang kurang aktif atau belum berpartisipasi aktif dalam tim. 3. Kegiatan Penutup Guru mengajak siswa membaca hamdalah bersamasama Guru mengucapkan salam 5 Menit Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) SIKLUS 2 Satuan Pendidikan : MI Tholabiyah Tegaron Mata Pelajaran : IPS Kelas / Semester :V/1 A. Standar Kompetensi : 1. Menghargai berbagai peninggalan dan sejarah yang berskala nasional pada masa Hindu-Buddha dan Islam, keragaman kenampakan alam dan suku bangsa serta kegiatam ekonomi di Indonesia. B. Kompetensi Dasar : 1.1 mengenal makna peninggalan-peninggalan sejarah yang berskala nasional dan masa Hindu-buddha, dan Islam di Indonesia. C. Indikator : 1. Menjelaskan peristiwa berdirinya dan runtuhnya kerajaan HinduBuddha dan Islam di Indonesia. 2. Menyebutkan kebermaknaan peninggalan sejarah Hindu-Buddha dan Islam di Indonesia Alokasi Waktu : 2 x 35 menit ( 1 pertemuan ) D. Tujuan Pembelajaran 4. Dengan model cooperative learning tipe STAD, Siswa dapat Menyusun daftar peninggalan sejarah Islam yang ada di Indonesia. 5. Dengan model cooperative learning tipe STAD, siswa dapat mempresentasikan hasil diskusi tentang peninggalan sejarah Hindu-Buddha dan Islam di Indonesia. E. Materi Pembelajaran. 3. Kerajaan dan Peninggalan Agama Islam di Indonesia. a. Peninggalan sejarah bercorak Islam di Indonesia Agama dan kebudayaan Islam mewariskan banyak sekali peninggalan sejarah. Peninggalan-peninggalan sejarah bercorak Islam antara lain masjid, Kaligrafi, Karya sastra, dan tradisi keagamaan. Berikut ini akan dibahas satu per satu peninggalan sejarah Islam di Indonesia. 1. Masjid Masjid merupakan seni arsitektur Islam yang paling menonjol. Masjid adalah tempat peribadatan umat Islam. Berbeda dengan masjid-masjid yang sekarang. Atap masjid peninggalan sejarah biasanya beratap tumpang bersusun. Semakin ke atas atapnya makin kecil. Jumlah atao tumpang itu biasanya ganjil, yaitu tiga atau lima. Atap yang paling atas berbentuk limas. Di dalam masjid terdapat empat tiang utama yang menyangga atap tumpang. Pada bagian barat masjid erdapat mihrab. Di sebelah kanan mihrab ada mimbar. Di halaman masjid biasanya terdapat menara. Keberadaan menara tidak hanya untuk menambah keindahan bangunan masjid. Fungsi menara adalah sebagai tempat muazin mengumandangkan azan ketika tiba waktu sholat. Sebelum azan dikumandangkan, dilakukan pemukulan tabuh atau beduk. Contoh masjid peninggalan sejarah Islam adalah masjid Agung Demak dan Masjid Kudus. Masjid Agung Demak dibangun atas perintah Wali Songo. Pembangunan masjid dipimpin langsung oleh Sunan Kalijaga. Masjid Demak tidak memiliki menara. Sementara masjid Kudus didirikan oleh Sunan Kudus. Masjidmasjid peninggalan sejarah kerajaan Islam antara lain: Masjid Agung Demak (Demak, Jateng), Masjid Ternate (Ternate, Ambon), Masjid Sunan Ampel (Surabaya, Jatim), Masjid Kudus (Kudus, Jateng), Masjid Banten (Banten), Masjid Cirebon (Cirebon, Jabar), Masjid Raya Baiturrahman (Banda Aceh), Masjid Katangga (Katangga, Sulsel) 2. Kaligrafi Kaligrafi adalah tulisan Indah dalam huruf arab. Tulisan tersebut biasanya diambil dari ayat-ayat suci Al Quran. Kaligrafi digunakan sebagai hiasan dinding masjid, batu nisan, gapura masjid dan gapura pemakaman. Batu nisan pertama yang ditemukan di Indonesia adalah batu nisan pada makam Fatimah binti Maimun di Leran, Surabaya. Sedangkan kaligrafi pada gapura terdapat di gapura makam sunan Bonang di Tuban, gapura makam raja-raja Mataram, Demak, dan Gowa. 3. Istana Istana adalah tempat tinggal raja atau Sultan beserya keluarganya. Istana berfungsi sebagai pusat pemerintahan. Adanya istana sebenarrnya karena pengaruh Hindu dan Buddha. Seelah Islam masuk, tradisi pembangunan istana masih berlangsung. Akibatnya pada bangunan istana yang bercorak Islam, pengaruh Hindu dan Buddha masih tampak. Saat ini peninggalan Islam yang berupa Istana tinggal beberapa saja. 4. Kitab Kesusastraan Islam berkembang di Jawa dan sumatra. Peninggalan karya sastra yang bercorak Islam adalah suluk dan hikayat. Suluk dan hikayat ada yang ditulis dalam bahasa daerah dan juga yang ditulis dalam bahasa Arab. Ada juga suluk yang diterjemahkan dalam bahasa melayu, suluk dan hikayat dibuat untuk mempermudah masyarakat Indonesia menangkap ajaran Islam. Hikayat adalah cerita atau dongeng yang isinya diambil dari kejadian sejarah. Di pulau jawa, hikayat dikenal dengan nama babad. Babad tanah jawa menceritakan kerajaan-kerajaan yang terdapat di jawa. Cerita tersebut dimulai dari kerajaan HinduBuddha sampai kerajaan Islam. 5. Pesantren Sejak masuknya Islam ke Indonesia, pesantren erupakan lembaga yang mengajarkan Islam. Pesantren pertama kali dibangun pada masa Sunan Ampel yaitu pada masa pemerintahan Prabu Kertawijaya dari Majapahit. Pesantren kemudian berkembang pesat dan melahirkan kelompok-kelompok terpelajar. Para santri belajar bahasa Arab, Kitab Kuning, Fiqih, Pendalaman Al Quran, Tauhid, akhlak, dan tradisi tasawuf. Beberapa pesantren besar yang ada di Indonesia antara lain pesantren Tebuireng di Jombang, Pesantren Asembagus di Situbondo, Pesantren As-Shiddiqiyyah di Jakarta, Al-Kautsar Medan. 6. Tradisi Beberapa tradisi Islam yang diwariskan sampai sekarang, antara lain adalah Ziarah, Sedekah, Sekaten. b. Kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia Setelah kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha surut, mulai berdiri kerajaankerajaan Islam di tanah air. Kerajaan yang pernah berdiri di Indonesia antara lain: Kerajaan Samudera Pasai, Kerajaan Demak, Kerajaan Mataram, Kerajaan Banten, Kerajaan Gowa-Tallo (Makasar), Kerajaan Ternate dan Tidore. F. Metode Pembelajaran Ceramah Diskusi Tanya jawab G. Langkah langkah Pembelajaran No. 4. Kegiatan Pembelajaran Waktu Kegiatan Awal Apersepsi e. Guru memberi salam. f. Guru mengabsen kehadiran siswa. g. Guru mengajak siswa membaca basmalah bersama. h. Guru memberikan motivasi dan menjelaskan tujuan pembelajaran. 10 Menit 5. Kegiatan Inti 55 Menit Eksplorasi d. Guru sedikit mengulang materi sebelumnya. e. Siswa mengamati media gambar. f. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang peninggalan sejarah Islam di Indonesia (guru menjelaskan secara garis besar). g. Guru menggali pengetahuan siswa mengenai peninggalan sejarah Islam di Indonesia. Elaborasi e. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok (setiap kelompok terdiri atas 4-5 siswa dengan kemampuan yang berbeda) dan pembagian kelompok telah ditentukan oleh guru. f. Meminta anggota tim bekerja sama mengatur meja dan kursi, serta memberikan siswa sekitar 5 menit untuk memilih nama tim mereka atau ditentukan menurut kesesuaian. g. Siswa diberikan waktu beberapa menit untuk memahami materi diskusi kemudian membantu anggota kelompoknya yang belum memahami bahan diskusi. h. Guru memberikan kuis dalam bentuk soal latihan kepada setiap kelompok, namun dalam pengerjaan kuis tersebut setiap anggota kelompok bekerja secara individual, setelah selesai pengerjaan kuis dikumpulkan. 4. Buatlah daftar peninggalan sejarah Islam di Indonesia! 5. Presentasikan hasil diskusi kelompok tentang materi peninggalan sejarah HinduBuddha dan Islan menurut pemahaman kalian! Konfirmasi d. Guru memberikan konfirmasi terhadap hasil kerja masing-masing tim. e. Guru memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam kelompok yang bentuk berhasil lisan mendapat kepada skor tertinggi. f. Guru memberikan motivasi kepada siswa yang kurang aktif atau belum berpartisipasi aktif dalam tim. 6. Kegiatan Penutup Guru mengajak siswa membaca hamdalah bersamasama Guru mengucapkan salam 5 Menit Latihan soal siklus I Kerjakan soal latihan di bawah ini, diskusikan bersama kelompokmu, kerjakan secara individu (Sendiri-sendiri)! 1. Buatlah daftar yang berbentuk tabel peninggalan sejarah Hindu dan Buddha yang kamu ketahui! 2. Kerjakan soal latihan di bawah ini! Soal latihan 1) Kerajaan Hindu tertua di Indonesia adalah... a. Majapahit b. Mataram lama c. Kutai d. Singasari 2) Berikut ini candi peninggalan agama Hindu adalah... a. Borobudur b. Prambanan c. Mendut d. Jago 3) Kerajaan yang bercorak Buddha adalah kerajaan... a. Kutai b. Majapahit c. Sriwijaya d. Banten 4) Berikut ini candi peninggalan agama Buddha adalah... a. Borobudur b. Prambanan c. Gedong Songo d. Dieng 5) Yang merupakan kerajaan pusat penyebaran agama Buddha adalah... a. Kerajaan Majapahit b. Kerajaan Kediri c. Kerajaan Singasari d. Kerajaan Sriwijaya Kunci jawaban: 1. 2. 3. 4. C B C A 5. D Latihan soal siklus II Kerjakan soal latihan di bawah ini, diskusikan bersama kelompokmu, kerjakan secara individu (Sendiri-sendiri)! 1. Candi Hindu di Indonesia adalah ... a. Kalasan b. Penataran c. Mendut d. Borobudur 2. Kerajaan tertua di Indonesia adalah... a. Tarumanegara b. Majapahit c. Sriwijaya d. Kutai 3. Pendiri kerajaan Majapahit adalah... a. Raden Wijaya b. Gajah Mada c. Ken Arok d. Hayam Wuruk 4. Patih yang berhasil mempersatukan Nusantara di bawah kerajaan Majapahit adalah... a. Mapala b. Gajah Mada c. Fatih Nola d. Patih Narubi 5. Peninggalan sejarah berikut ini yang bercorak Islam adalah... a. Candi b. Stupa c. Patung d. Kaligrafi 6. Raja mataram Islam yang terkenal adalah... a. Sanjaya b. Sanna c. Sultan Agung d. Raden Patah 7. Dibawah ini yang bukan tradisi Islam adalah... a. Ziarah b. Sedekah c. Sekaten d. Ngaben 8. Candi prambanan dibangun pada masa Raja... a. Syailendra b. Samaratungga c. Sanjaya d. Kameswara 9. Kitab yang bukan peninggalan agama Hindu adalah... a. Bharatayudha b. Pararaton c. Negarakertagama d. Sutasoma 10. Berikut ini yang bukan termasuk candi peninggalan agama Buddha adalah... a. Candi Prambanan b. Candi Borobudur c. Candi Sewu d. Candi Plaosan Kunci jawaban: 1. C 2. A 3. A 4. B 5. D 6. D 7. D 8. A 9. A 10. B Data Hasil Belajar Siklus I Ket No Nama siswa KKM Nilai Tuntas Belum Tuntas 1. Retno Dwi Astuti 62 75 2. Ana Rofi’ah 62 70 3. Malikatun Uma 62 60 4. Mufti Ngainul Khakim 62 80 5. Nabila Mahira Aghna 62 70 6. Agnie Najwa Mutia 62 70 7. Ahmad Bagas Muntah 62 60 8. Budi Santoso 62 60 9. Dwi khoerul Anwar 62 70 10. Etika Aisy Rabbani 62 75 11. Faizal Wisnu Ramadhani 62 75 12. Mukhammad Qosim 62 70 13. Muhammad Syafiq 62 60 14. Miftachul Chasanah 62 80 15. Muhammad Miskan 62 55 16. Riko Ferdi Saputra 62 55 17. Wiwik Mei 62 85 18. Ananda Bima Saputra 62 55 19. Salsabila Madihah 62 70 20. Muhammad Firdaus 62 70 21. Khogi Irystaad 62 60 Jumlah Nilai Rata-rata 1425 13 8 67.85% 61.91% 38.09% Data Hasil Belajar Siswa Siklus II Ket No Nama siswa KKM Nilai Tuntas 1. Retno Dwi Astuti 62 80 2. Ana Rofi’ah 62 70 3. Malikatun Uma 62 70 4. Mufti Ngainul Khakim 62 90 5. Nabila Mahira Aghna 62 75 6. Agnie Najwa Mutia 62 80 7. Ahmad Bagas Muntah 62 75 8. Budi Santoso 62 62 9. Dwi khoerul Anwar 62 70 10. Etika Aisy Rabbani 62 85 11. Faizal Wisnu Ramadhani 62 90 12. Mukhammad Qosim 62 90 13. Muhammad Syafiq 62 62 14. Miftachul Chasanah 62 90 15. Muhammad Miskan 62 62 16. Riko Ferdi Saputra 62 75 17. Wiwik Mei 62 70 18. Ananda Bima Saputra 62 60 19. Salsabila Madihah 62 85 20. Muhammad Firdaus 62 70 21. Khogi Irystaad 62 85 Jumlah 1596 19 Nilai Rata-rata 76% 100% Belum Tuntas Lembar Pengamatan Aktivitas Guru Siklus I Hasil Kegiatan B Hal yang menghambat Rencana perbaikan Suara kurang jelas. Guru belum bisa Guru harus mengkondisikan terlebih dahulu kelas menguasai kelas sehingga dapat mengkondisikan siswa Guru sudah jelas dalam menyampaikan tujuan pembelajaran Melakukan tanya jawab tentang materi yang terkait Penggunaan media pembelajaran K Mengucapkan salam Melakukan presensi kehadiran siswa Menyampaikan tujuan pembelajaran C Hal yang mendukung Menguasai materi pembelajaran Menjelaskan aturan penggunaan model cooperative learning tipe STAD Guru kurang tepat mengkaitkan pertanyaan dengan materi Guru harus dapat menguasai materi sehingga dapat mengkaitkan pertanyaan dengan materi Guru kurang jelas dalam menyampaikan aturan penggunaan model pembelajaran Guru harus terlebih dahulu menguasai model pembelajaran Media sudah bagus dan menarik antusias siswa Penguasaan materi sudah cukup namun perlu ditingkatkan Penerapan Model cooperative learning tipe STAD Guru membuat kelompok sesuai langkahlangkah model cooperative learning tipe STAD Guru memberi intruksi kepada siswa untuk bergabung bersama kelompok Guru dan siswa membuat kesimpulan materi Pelaksanaan evaluasi pembelajaran Mengucap salam penutup Mengelola kelas saat pembelajaran Sudah dapat diterapkan dalam materi pelajaran Guru terlalu banyak menghabiskan waktu dalam pembuatan kelompok Guru belum bisa Intruksi harus mengkondisikan jelas sehingga kelas. siswa tidak bnayak bertanya lagi dan membuat kelas gaduh. guru harus membuat konsep kelompok terlebih dahulu. Guru sudah dapat berinteraksi dengan siswa. Perintah dan soal sudah jelas. Suara sudah jelas dalam menutup pelajaran dan mengucapkan salam Keterangan: B = Baik C = Cukup K= Kurang Guru belum dapat mengkondisikan kelas. Pengelolaan kelas harus ditingkatkan lagi. Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus I Hasil Hal yang Hal yang Kegiatan Mendukung Menghambat Perbaikan Kegiatan B C K Siswa Beberapa menjawab salam tidak siswa Guru menjawab mengulangi salam Siswa salam Siswa menjawab menjawab presensi yang kehadiran satu dilakukan guru per satu Siswa bertanya harus Masih ada siswa Guru tentang materi yang yang terkait sendiri yang menegur berbicara siswa tersebut ketika lainnya bertanya Siswa Siswa antusias mengamati mengamati media yang dan dibawa guru tentang bertanya yang mereka amati. Siswa memperhatikan Siswa masih ada Guru yang harus tidak menegur siswa penjelasan guru memperhatikan. Siswa Siswa tersebut. kurang Guru harus dalam lebih dapat menanggapi/me antusias njawab menanggapi pertanyaan pertanyaan menarik dari perhatian siswa guru. terkait dengan materi. Siswa aktif Siswa sudah dalam kegiatan cukup aktif diskusi. dalam kegiatan diskusi. Siswa ikut Siswa kurang Guru harus bisa menyimpulkan tertarik dalam membimbing materi menyimpulkan siswa materi. menyimpulkan materi. Siswa Siswa paham mengerjakan soal dengan evaluasi perintah yang diberikan guru. dalam Siswa salam menjawab Beberapa tidak salam. siswa Guru menjawab mengulang sampai semua siswa menjawab salam. Keterangan: B = Baik C = Cukup K = Kurang Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Siklus II Hasil Hal yang Hal yang Rencana mendukung menghambat perbaikan Kegiatan B Mengucapkan salam C K Suara sudah . jelas dalam mengucapkan Melakukan Guru sudah presensi dapat kehadiran siswa mengkondisikan kelas dengan baik Menyampaikan Guru sudah jelas tujuan dalam pembelajaran menyampaikan tujuan pembelajaran Melakukan tanya jawab tentang materi yang Guru sudah dapat mengkaitkan terkait pertanyaan dengan materi Penggunaan Media sudah media bagus pembelajaran menarik Menguasai dan Penguasaan materi materi sudah pembelajaran cukup namun perlu ditingkatkan Menjelaskan Guru sudah jelas aturan dalam penggunaan menyampaikan model aturan cooperative penggunakaan learning tipe model STAD pembelajaran Penerapan Sudah dapat Model diterapkan cooperative dalam learning tipe materi pelajaran STAD Guru membuat Guru sudah kelompok sesuai dapat terlebih langkah-langkah menyiapkan . model nama-nama cooperative kelompok learning tipe sebelum STAD pelajaran dimulai Guru memberi intruksi kepada siswa Guru sudah dapat untuk mengkondisikan bergabung kelas bersama memberi kelompok intruksi jelas. Guru dan siswa Guru dan sudah membuat dapat kesimpulan berinteraksi materi dengan siswa. Pelaksanaan evaluasi Perintah dan soal sudah jelas. pembelajaran Mengucap salam penutup Suara sudah jelas dalam menutup pelajaran dan mengucapkan salam Mengelola kelas Guru sudah saat lebih baik dalam pembelajaran pengelolaan kelas dari sebelumnya. Keterangan : B = Baik C = Cukup K = Kurang Hasil Pengamatan Siswa Siklus II Hasil Hal yang Hal yang Kegiatan Mendukung Menghambat Perbaikan Kegiatan B Siswa C K Keseluruhan menjawab salam siswa sudah menjawab salam Siswa Siswa menjawab menjawab presensi yang kehadiran satu dilakukan guru per satu Siswa bertanya Siswa sudah tentang materi interaktif yang terkait dengan guru dalam tanya jawab tentang materi Siswa Siswa antusias mengamati mengamati dan media yang bertanya dibawa guru tentang yang mereka amati. Siswa Siswa sudah memperhatikan keseluruhan penjelasan guru memperhatikan Siswa Siswa sudah menanggapi/me terlihat njawab antusias dalam pertanyaan menanggapi pertanyaan guru walaupun harus lebih ditingkatkan. Siswa aktif Siswa sudah dalam kegiatan cukup aktif diskusi. dalam kegiatan diskusi. Siswa ikut Dengan . menyimpulkan bimbingan materi guru siswa sudah dapat menyimpulkan materi. Siswa mengerjakan soal Siswa dengan paham evaluasi perintah yang diberikan guru. Siswa salam menjawab Secara . keseluruhan siswa sudah menjawab salam baik. dengan Lampiran gambar kegiatan siklus I 25/07/2016 MI Tholabiyah Tegaron Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang 2016/2017 25/07/2016 MI Tholabiyah Tegaron Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang 2016/2011 Lampiran siklus II 28/07/2016 MI Tholabiyah Tegaron Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang 2016/2017 28/07/2016 MI Tholabiyah Tegaron Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang 2016/2017