BAB II IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH Untuk mengidentifikasi masalah yang dialami keluarga dampingan, dilakukan beberapa kunjungan kediaman keluarga dampingan. Selama kunjungan tersebut dilakukan pendekatan secara kekeluargaan, yaitu dengan melakukan obrolan-obrolan ringan dengan Ni Ketut Sayu mengenai program KKN terutama program KK dampingan, masalah kesehatan yang dialami, masalah perekonomian, serta melihat-lihat suasana tempat tinggal Ni Ketut Sayu. 2.1 Permasalahan Keluarga Dalam waktu satu bulan pendampingan, telah dilakukan 20 kali pertemuan dengan Ni Ketut Sayu. Dalam jangka waktu tersebut telah diidentifikasi beberapa permasalahan yang dikeluhkan oleh Ni Ketut Sayu. Beberapa masalah yang dihadapi sesuai dengan hasil wawancara dan pengamatan penulis adalah sebagai berikut: 2.1.1 Kesehatan Ni Ketut Sayu mengeluh dirinya sering mengalami sakit kepala, sakit punggung dan sudah tidak sanggup untuk berjalan pergi ke puskesmas. Ia harus menunggu seseorang yang mengantarkannya untuk berobat. Ia juga mengeluh sudah tidak mampu mencari kayu bakar untuk masak karena badannya sudah tidak kuat membawa kayu yang banyak. Ni Ketut Sayu menderita hipertensi berdasarkan dari hasil pemeriksaan dokter di puskesmas pada tanggal 10 agustus dan sampai saat ini pemeriksaan yang kedua kalinya tidak adanya perubahan atau keadaanya belum juga membaik. Ni Ketut Sayu mengaku sering pikun, hal ini karena faktor usia. 2.1.2 Kebersihan dan Lingkungan Ni Ketut Sayu tinggal di rumah yang kurang bersih. Dari luas tanah berukuran 1 are , luas rumahnya berukuran 9 x 5 meter, dan dapur berukuran 4 x 2 meter yang berada di luar bangunan rumah. Di dalam rumah terdapat 2 kamar tidur, 1 kamar mandi, ruang tamu serta teras. Keadaan kamar Ni Ketut Sayu terlihat kotor, banyak baju berserakkan diatas kasur dan baju kotor di gantung begitu saja di atas kursi. Kamar yang lainnya terlihat seperti gudang tempat penyimpanan peralataan banten. Kamar mandi dalam terlihat kotor dan tidak berlantai. Keadaan dapurnya terlihat kotor karena ia memasak menggunakan kayu bakar yang 5 membuat seiisi ruangan menghitam. Ventilasi di dalam dapur masih kurang mengakibatkan seringkali asap hasil masak membuat mata pedih dan sesak nafas. 2.1.3 Sosial Ni Ketut Sayu tinggal seorang diri dirumahnya. Ia mengerjakan seluruh kegiatan rumah tangga di umurnya yang sudah masuk katagori lansia. Ia sering mengeluhkan bahwa ia merasa kesepian tidak ada yang menemani ataupun sekedar membantu mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Ia juga jarang di jenguk oleh anak serta cucunya. Seperti yang kita ketahui bahwa lansia sangatlah rentan terhadap penyakit dimana apabila seseorang sudah memasuki usia lanjut biasanya pola hidupnya terutama pola makannya harus dijaga. Berdasarkan wawancara ia mengaku hanya makan 2 kali sehari, tidak mengkonsumsi susu dan jarang mengkonsumsi buah dan sayur. Ia sering lupa mengkonsumsi obat karena lupa tempat menaruh obat serta selama ini dia selalu begadang untuk menonton televisi. 2.2 Masalah Prioritas Dari uraian masalah diatas, pendamping mencoba mengambil beberapa masalah yang harus dicarikan pemecahannya sehingga dapat membantu dan menyelesaikan masalah dan melakukan pemberdayaan dalam penyelesaian masalah yang dihadapi keluarga yang dihadapi. Masalah Prioritas yang benar-benar menjadi masalah utama bagi Ni Ketut Sayu itu tersebut adalah masalah sosial. 2.2.1 Masalah Sosial Karena ia tinggal di rumah seorang diri maka dari itu ia masih harus mencari kayu bakar untuk masak, mencuci baju sendiri, membersihkan rumah sendiri, dan membeli kebutuhan pokok sendiri. Hal ini terjadi akibat pengganti kepala keluarganya yaitu Jero Danke Rejam tinggal di denpasar dan anak yang lainnya tinggal di lain desa. Ia mengerjakan seluruh kegiatan rumah tangga di umurnya yang sudah masuk katagori lansia. Ia sering mengeluhkan bahwa ia merasa kesepian tidak ada yang menemani ataupun sekedar membantu mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Ia juga jarang di jenguk oleh anak serta cucunya. Seperti yang kita ketahui bahwa lansia sangatlah rentan terhadap penyakit dimana apabila seseorang sudah memasuki usia lanjut biasanya pola hidupnya terutama pola makannya harus dijaga. Berdasarkan wawancara ia mengaku hanya makan 2 kali sehari, tidak mengkonsumsi susu dan jarang mengkonsumsi buah dan sayur. Ia sering lupa 6 mengkonsumsi obat karena lupa tempat menaruh obat serta selama ini dia selalu begadang untuk menonton televisi. Ni Ketut Sayu juga tidak aktif dalam organisasi di Banjar Kedisan seperti senam lansia, pengobatan gratis dan kegiatan yang melibatkan lansia lainnya. Ni Ketut Sayu lebih memilih untuk diam di rumah ketika lansia mengadakan kegiatan padahal ia mendengar tentang informasi tersebut. 7