KESEHATAN LANSIA DALAM KONTEKS BUDAYA

advertisement
KESEHATAN LANSIA
DALAM KONTEKS BUDAYA
LANSIA
• UU No. 23, 1992 tentang Kesehatan,Lansia
adalah seseorang yang telah mencapai
usia 60
(enam puluh ) tahun keatas (Bab I Psl.1
UURI No. 13 Tahun 1998 tentang
Kesejahteraan Lanjut Usia).
• Selanjutnya dikatakan bahwa Lanjut Usia
mempunyai hak yang sama dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara (Bab I, psl 5 a1).
• Lanjut Usia mempunyai kewajiban yang
sama dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara (Bab II, psl 6 a1).
LANSIA
• UU Kesejahteraan Lanjut Usia (UU No
13/1998) pasal 1 ayat 1: Kesejahteraan
adalah suatu tata kehidupan dan
penghidupan sosial baik material maupun
spiritual yang diliputi oleh rasa
keselamatan, kesusilaan, dan
ketenteraman lahir batin yang
memungkinkan bagi setiap warga negara
untuk mengadakan pemenuhan kebutuhan
jasmani, rohani, dan sosial yang sebaikbaiknya bagi diri, keluarga, serta
masyarakat dengan menjunjung tinggi hak
dan kewajiban asasi manusia sesuai
dengan Pancasila.
LANSIA
• Dan mereka dibagi kepada dua kategori
yaitu lanjut usia potensial (ayat 3) dan
lanjut usia tidak potensial (ayat 4).
• Lanjut Usia Potensial adalah lanjut usia
yang masih mampu melakukan pekerjaan
dan/atau kegiatan yang dapat
menghasilkan barang dan/atau jasa.
Sedangkan Lanjut Usia Tidak Potensial
adalah lanjut usia yang tidak berdaya
mencari nafkah sehingga hidupnya
bergantung pada bantuan orang lain.
LANSIA
• Bagi Lanjut Usia Tidak potensial (ayat 7)
pemerintah dan masyarakat
mengupayakan perlindungan sosial
sebagai kemudahan pelayanan agar lansia
dapat mewujudkan dan menikmati taraf
hidup yang wajar.
• Selanjutnya pada ayat 9 disebutkan bahwa
pemeliharaan taraf kesejahteraan sosial
adalah upaya perlindungan dan pelayanan
yang bersifat terus-menerus agar lanjut
usia dapat mewujudkan dan menikmati
taraf hidup yang wajar.
LANSIA
• Kantor Kementerian Koordinator
Kesejahteraan Rakyat (KESRA)
melaporkan, jika tahun 1980 usia harapan
hidup (UHH) 52,2 tahun dan jumlah lansia
7.998.543 orang (5,45%) maka pada tahun
2006 menjadi 19 juta orang (8,90%) dan
UHH juga meningkat (66,2 tahun).
• Pada tahun 2010 perkiraan penduduk
lansia di Indonesia akan mencapai 23,9
juta atau 9,77 % dan UHH sekitar 67,4
tahun. Sepuluh tahun kemudian atau pada
2020 perkiraan penduduk lansia di
Indonesia mencapai 28,8 juta atau 11,34 %
dengan UHH sekitar 71,1 tahun.
LANSIA
• Di dalam UU RI No. 23 , 1992 tentang
Kesehatan dinyatakan pula bahwa
pemerintah bertugas mengarahkan,
membimbing, dan menciptakan
suasana yang menunjang bagi
terlaksananya upaya peningkatan
kesejahteraan sosial lanjut usia.(Bab
IV Pasal 7)
LANSIA
• Menurut Biro Pusat Statistik pada tahun 1990
didapat :
• Penduduk Lanjut Usia yang hidup di desa sebanyak
74 % dari seluruh penduduk Lanjut Usia.
• Penduduk Lanjut Usia yang hidup di kota sebanyak
26 % dari seluruh penduduk Lanjut Usia.
• Penduduk lanjut usia 75 + yang hidup di desa dan
menjadi kepala keluarga 45,3 %.
• Penduduk lanjut usia 75 + yang hidup di kota dan
menjadi kepala keluarga 42,9 %.
• Penduduk lanjut usia 75 + yang hidup di desa/kota
dan menjadi kepala keluarga 55,7 % (Hardywinoto,
2005:12-13).
LANSIA
• Menurut Departemen Sosial Republik
Indonesia (1996), jenis sektor pekerjaan
yang dipilih penduduk Lanjut Usia di
perkotaan dan pedesaan adalah sebagai
berikut :
• di perkotaan : perdagangan (38,4 %),
pertanian (27,1 %), Jasa (17,3 %), industri
(9,3 %), angkutan (3,3 %) dan bangunan
(2,8 %).
• Di pedesaan : pertanian (78,9 %),
perdagangan (9,1 %), industri (6,3 %) dan
jasa (4,1 %) (Hardywinoto, 2005 :16).
LANSIA
• Menurut data DepSos RI (1996),
tingkat pendidikan penduduk Lanjut
Usia di Indonesia masih rendah :
• bersekolah (Pria = 40,3 % ; wanita =
72,8 %);
• Tidak Lulus Sekolah Dasar (pria =
31,7 % ; wanita = 16,5 %);
• Tamat Sekolah Dasar (pria = 20,8 %
; wanita = 8,1 %) (Hardywinoto, 2005
:18).
LANSIA
• Gaya hidup penduduk Lanjut Usia terpaksa
berubah, karena harus menyesuaikan diri
dengan mundurnya secara alamiah fungsi
alat indera dan anggota tubuh mereka,
baik secara fisik, mental maupun
emosional.
• Kemampuan mereka juga lambat laun
menurun akibat adanya cacat tubuh
berbagai penyakit degeneratif yang
diderita, sehingga mempunyai
ketergantungan yang besar pada keluarga
dan orang lain.
LANSIA
Gaya hidup yang berubah ini dapat dilihat
pada keadaan sebagai berikut :
•
•
•
•
perubahan karena penghasilan dan
pendapatan yang menurun.
Terpaksa terus bekerja, karena beban
ekonomi.
Perubahan gaya hidup karena
kemampuan menurun akibat cacat tubuh
dan penyakit.
Perubahan gaya hidup karena mereka
kini memerlukan pertolongan dan
nasehat dalam bidang kesehatan dan
pelayanan sosial.
LANSIA
• Ketergantungan karena keluarga,
akibat cacat dan penyakit
degeneratif yang diderita.
• Mempunyai waktu luang untuk
rekreasi, olahraga, kesenian,
mengembangkan hobi yang
bermanfaat serta melakukan
kegiatan seni dan budaya.
LANSIA
•
•
•
Mempunyai kesempatan untuk
menempuh pelajaran lagi.
Lebih bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Kuasa dan menambah
kegiatan ibadah dan keagamaan.
Bergabung dengan Perkumpulan
Lanjut Usia untuk meningkatkan
aktulaisasi diri dan menambah
sosialisasi dengan sesama Lanjut
usia.
LANSIA
•
•
•
Berkiprah dalam kegiatan sosial
atau bergabung di lembaga
swadaya masyarakat.
Perubahan peran lanjut usia dalam
keluarga dan bertindak bukan
sebagai kepala keluarga.
Terpaksa hidup sendiri dalam Panti
Sosial Tresna Werdha atau Sasanan
Tresna Werdha. (Hardywinoto,
2005:20-21).
LANSIA
• Menurut Vincent J. Cristofalo (1990),
beberapa karakteristik proses penuaan
yang terjadi pada hewan menyusui dan
manusia adalah sebagai berikut :
• peningkatan kematian sejalan dengan
peningkatan usia.
• Terjadinya perubahan kimiawi dalam sel
dan jaringan tubuh mengakibatkan massa
tubuh berkurang, peningkatan lemak dan
lipofuscin yang dikenal sebagai age
pigment, serta perubahan di serat kolagen
yang dikenal dengan cross-linking.
LANSIA
• Terjadinya perubahan yang progresif
dan merusak.
• Menurunnya kemampuan untuk
beradaptasi dengan perubahan di
lingkungannya.
• Meningkatnya kerentanan terhadap
berbagai penyakit tertentu
(Hardywinoto, 2005:24-25).
SAPAAN
Suku
Bangsa
Laki-laki
Perempuan
Batak
Opung
Bulang
Opung Nini
Jawa
Mbah
Kakung
Mbah Putri
Madura
Embah
Lanang
Mbah
SAPAAN
Sasak/Bima Ompu
(Tuak)
Wai
Bugis
Nene
Kajao
Makasar
Toa Baina
Toa Baine
Melayu
Sambas
Nek Aki
Nek Wan
SAPAAN
Melayu
Kapuas
Ai
Mi
Dayak
Nenek/Nek
Aki
Nenek
Adat Tinggal dengan
Kerabat
Suku Bangsa
Adat Tinggal
Batak
Kerabat ayah/adik
laki-laki
Jawa
Parental
Sasak/Bima
Anak Laki2
tertua/adiknya
Adat Tinggal dengan
Kerabat
Melayu/Dayak
Anak laki2
pertama/adiknya
Bugis/Makasar
Parental
LANSIA dan
PERMAINAN RAKYAT
• Permainan congklak dan catur tidak
membutuhkan ketahanan fisik dari
pemainnya. Pemain dapat melakukan
permainan ini dengan duduk di lantai atau
di atas kursi. Dengan demikian kedua
permainan ini dapat pula dilakukan oleh
para orang lanjut usia yang secara fisik
sudah menurun dan sulit untuk duduk di
lantai maka dapat memainkan kedua
permainan ini dengan duduk dikursi
dengan meja ditengah untuk meletakkan
bilah papan congklak atau catur.
Congklak, Catur dan
LANSIA
• Permainan congklak dan catur bagi orang
lanjut usia berfungsi untuk :
• melatih saraf-saraf motorik pada jari-jari
tangan --- selama beberapa detik
menggerakkan jari-jari tangan saat
mengisi lubang-lubang dengan biji-biji
congklak.
• melatih otak untuk tetap berpikir karena
harus mengatur strategi jalannya
permainan -- melalui pengaturan langkahlangkah yang dapat memenangkan
pertandingan.
Congklak, Catur dan
LANSIA
• melatih saraf mata untuk tetap
waspada terhadap langkah-langkah
yang diambil oleh pihak lawan
bermainnya ---- mata selalu terbuka
untuk mengikuti gerak langkah
lawan bermainnya.
• pengisi waktu luang (recreation) --- menghilangkan kejenuhan saat
tiada kegiatan.
Congklak, Catur dan
LANSIA
• memperat hubungan
pertemanan dengan sesama
lanjut usia sehingga dapat
berbagi cerita------ sesama
lanjut usia dapat saling
bertukar cerita, bersenda gurau
dan tidak menyendiri.
Tugas 25 April 2009
• Amati dan deskripsikan Lansia
dan kegiatannya!
• Lansia dan sistem nilai budaya
masing-masing suku bangsa!
Data Demografi
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Nama
Umur
Agama
Pendidikan
Suku bangsa
Pekerjaan dahulu
Status perkawinan
Penghasilan tetap
Sekarang ini tinggal dengan :
Aktivitas seharí-hari
Kemampuan melakukan aktivitas seharí-hari
Penyakit yang diderita sekarang ini
Penyakit yang pernah diderita 3 bln terakhir
Keadaan tidur sekarang
Perasaan setelah bangun tidur
Perasaan yang dialami (senang, sedih, bahagia, khawatir, ada beban,
semangat, penuh harapan, dsb)
Download