9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Beberapa

advertisement
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian terdahulu menjadi acuan peneliti dalam melakukan
penelitian yang akan dilakukan antara lain yaitu :
2.1.1 Soni Neha & Verghese Manoj (2013)
Penelitian berjudul“ Impact Of Sales Promotion Tools On Costumer’s Purchase
Decision Towards White Good At Durg And Bhilai Region Of Cg, India “
Pada penelitian ini menguji berbagai macam teknik promosi yang digunakan oleh
pemasar untuk mempengaruhi keputusan pembelian pada pelanggannya. Promosi
penjualan sebagai kunci dari elemen bauran pemasaran untuk memenangkan
persaingan, meningkatkan penjualan serta menstimulasi keputusann penggunaan
oleh nasabah. Pada hasil penelitian ini menunjukkan bahwa berbagai macam
teknik promosi yang digunakan yaitu : Harga, Potongan Harga, Penawaran, Premi
dan Kontes berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian pada obyek
kulkas yang ada pada kota India. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2013,
khususnya di kota Bhilai dengan jumlah responden sebanyak 109 responden,
dengan sampel para pelanggan yang suka berbelanja. Desain analisis yang
digunakan yaitu dengan kausal dan deskriptif, dengan instrument penelitian
menggunakan kuisioner dan menggunakan data primary dengan 5 point pada
skala likert. Berikut adalah kerangka pemikiran dari peneliti Soni Neha, yaitu:
9
10
Price Pack
X1
Rebate
X2
Offer
X3
Purchase
Decision
Premium
X4
Contest
X5
Sumber : Soni Neha & Verghese Manoj (2013) “Impact Of Sales Promotion Tools On Costumer’s
Purchase Decision Towards White Good At Durg And Bhilai Region Of Cg, India”.
Gambar 2.1
KERANGKA KONSEPTUAL SONI NEHA (2013)
Persamaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang ini adalah
bagaimana promosi penjualan mempengaruhi pada keputusan pembelian. Pada
perbedaannya jika pada penelitian terdahulu Soni Neha menggunakan obyek
kulkas dan dengan sampel pembeli atau kostumer dan juga menggunakan metode
teknik analisis regresi berganda, maka pada penelitian kali ini dengan obyek kartu
kredit dan menggunakan sampel nasabah kartu kredit bank CIMB Niaga di
Surabaya, dengan menggunakan teknik analisis Structural Equation Model
(SEM).
2.1.2 Methaq Ahmed (2014)
Penelitian terdahulu dengan judul The Effect of Brand Image and Brand
Identification on Brand Love and Purchase Decision Making : The Role of WOM.
11
Pada penelitian kali ini meneliti salah satu aspek yang penting yang diperhatikan
oleh perusahaan yaitu bagaimanan konsumen menyukai sebuah merek produk,
yang kemudian akan memberikan efek positif yang disampaikan melalui
komunikasi word of mouth yang akan memberikan pengaruh terhadap keputusan
penggunaan produk dan jasa dari perusahaan tersebut. Kecintaan pada sebuah
merek akan memberikan pengaruh besar terhadap keputusan penggunaan dengan
menggunakan mediasi word of mouth. Penelitian kali ini menggunakan variabel
independen yaitu kecintaan berek (brand love), WOM sebagai variabel mediasi
dan keputusan penggunaan sebagai variabel dependen. Menggunakan data yang
diambil dengan metode kuisioner yang disebarkan pada 150 responden. Berikut
adalah kerangka pemikiran dari peneliti Methaq Ahmed, yaitu:
Brand
Image
H1
H3
Brand Love
Brand
Identification
WOM
H4
Purchase
Decision
Making
H2
Sumber : Methaq Ahmed (2014) The Effect of Brand Image and Brand Identification on Brand
Love and Purchase Decision Making : The Role of WOM.
Gambar 2.2
KERANGKA KONSEPTUAL METHAQ AHMED (2014)
Persamaan penelitian Methaq dan peneliti saat ini yaitu pada variabel citra merek
dengan
variabel
mediasi
yaitu
word-of-mouth
yang berpengaruh
pada
12
pengambilan keputusan penggunaan atau pembelian. Perbedaannya yaitu terletak
pada obyek dan juga teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti.
2.1.3 Omer Torlak, Behceet Y, M.Ali (2014)
Penelitian terdahulu dengan judul The Effect of Electronic Word of Mouth on
Brand Image and Purchase Intention : An Application Concerning Cell Phone
Brands For Youth Consumers In Tukey.
Pada penelitian ini meneliti bagaimana efek dari hubungan mulut ke mulut
(WOM) pada niat pembelian konsumen terhadap citra merek. Objek penelitian ini
berfokus pada merek telepon genggam dengan sampel mahasiswa yang berada di
Turki. Data yang diambil menggunakan metode kuisioner dan metode bertemu
langsung setelah pembekalan pada responden. Jumlah responden 265 yang
digunakan pada penelitian kali ini, namun data yang digunakan sebanyak 248,
dikarenakan 17 dari data tersebut tidak memenuhi spesifikasi data. Pada hasil
penelitian kali ini menunjukkan berita dari mulut ke mulut melalui media
elektronik pada nilat pembelian dapat berpengaruh terhadap citra merek.
Konsumen akan lebih mempertimbangkan keputusan pembelian melalui informasi
dari mulut ke mulut yang konsumen dapatkan terhadap persepsi citra merek
sebuah produk. Pada satu produk tertentu, citra merek memberikan efek yang
positif pada niat pembelian, apabila digabungkan dengan berita dari mulut ke
mulut yang diciptakan perusahaan untuk meningkatkan performa penjualan
produk. Persamaan penelitian Omer Torlak, Behceet Y, M.Ali dengan penelitian
kali ini yaitu menggunakan variabel WOM dan Citra merek untuk membuktikan
13
adanya pengaruh terhadap keputusan pembelian dan penggunaan, dengan metode
analisis yang sama menggunakan Amos 16.0 (Structural Equation Model).
Perbedaannya terletak pada objek yang diteliti dan responden yang digunakan.
Berikut adalah kerangka pemikiran dari peneliti Omer Torlak, Behceet Y, M.Ali,
yaitu:
EWOM
H1 (+)
H2 (+)
H3 (+)
Brand Image
Purchase Intention
Sumber : Kerangka Konseptual Omer Torlak, Behceet Y, M.Ali (2014)The Effect of Electronic
Word of Mouth on Brand Image and Purchase Intention : An Application Concerning
Cell Phone Brands For Youth Consumers In Tukey.
Gambar 2.3
KERANGKA KONSEPTUAL OMER TORLAK, BEHCEET Y, M.ALI (2014)
2.1.4 Choy Johnn Yee, Ng Cheng San and Ch’ng Huck (2011)
Penelitian terdahulu dengan judul Consumer’s Perceived Quality, Perceived
Value And Perceived Risk Toward Purchase Decision On Automobile.
Penelitian yang dilakukan untuk mengetahui tingkat kompetisi yang terus
meningkat pada pasar mobil di Malaysia. Penelitian ini adalah penelitian secara
objektif untuk mengetahui apa saja faktor yang dapat mempengaruhi keputusan
konsumen untuk membeli barang dengan menggunakan hubungan variabel
14
kualitas yang dirasakan, nilai yang dirasakan dan resiko yang diterima yang akan
diperoleh keputusan pembelian mobil oleh konsumen. Berikut adalah kerangka
pemikiran dari peneliti Choy Johnn Yee, Ng Cheng San and Ch’ng Huck, yaitu:
Perceived Quality
Purchase Decision
Perceived Value
Perceived Risk
Sumber : Kerangka Konseptual Choy Johnn Yee, Ng Cheng San and Ch’ng Huck. Consumer’s
Perceived Quality, Perceived Value And Perceived Risk Toward Purchase Decision On
Automobile.
Gambar 2.4
KERANGKA KONSEPTUAL
CHOY JOHNN YEE, NG CHENG SAN AND CH’NG HUCK (2011)
Metode
survei
yang
digunakan
menggunakan
kuisioner
yang
didistribusikan dengan sampling kepada 200 responden dengan klasifikasi umur
konsumen antara 23 sd 65 tahun Dari hasil analisis menggunakan regresi linier
berganda menemukan bahwa tiga faktor yaitu kualitas yang diterima, nilai yang
dirasakan dan penerimaan resiko berpengaruh signfifikan dengan keputusan
pembelian. Pada penelitian kali ini mengambil variabel nilai yang dirasakan oleh
nasabah pengguna terhadap keputusan penggunaan kartu kredit bank CIMB Niaga
di Surabaya.
15
Tabel 2.1
PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ANTARA PENELITIAN TERDAHULU DENGAN PENELITIAN SAAT INI
Uraian
Soni Neha dan
Verghese
Manoj
2013
Methaq
Ahmed
2014
Omer Torlak,
Behceet Y,
M.Ali
2014
Choy Johnn
Yee, Ng
Cheng San and
Ch’ng Huck
2011
Ayu Pratiwi
Eka Risti
2015
Variabel yang
digunakan
Harga Kemasan,
Potongan Harga,
Penawaran (Promosi),
Premi, Kontes
Citra Merek, WOM
dan Keputusan
Pembelian
Jumlah
Responden
Teknik Analisis
Data
India
Bisnis
Penjualan
Kulkas
109
Multiple
Regression
Method.
Saudi
Arabia
Konsumen
150
AMOS 16.0
( SEM )
EWOM, Citra Merek,
Keputusan Pembelian.
Turki
Mahasiswa
248
AMOS 16.0
( SEM )
Kualitas Yang
Diterima, Nilai Yang
Dirasakan Dan Risiko
Yang Dirasakan,
Keputusan Pembelian
Malaysia
Pembeli
(Pembeli
Mobil)
200
Multiple
Regression
Method.
Surabaya
Nasabah
kartu kredit
bank CIMB
Niaga
Variabel independen
(promosi penjualan,
hubungan nasabah,
kualitas layanan,
Variabel moderasi
(nilai yang dirasakan),
dan Variabel dependen
(keputusan
penggunaan)
Wilayah
Objek
Penelitian
120
Structural
Equation Model
(SEM)
Hasil
Alat – alat promosi penjualan mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap keputusan
pembelian pelanggan.
Citra merek berpengaruh penting dalam
pengambilan keputusan konsumen apabila
dimediasi oleh word of mouth
Konsumen akan lebih mempertimbangkan
keputusan pembelian melalui informasi dari
mulut ke mulut yang konsumen dapatkan
terhadap persepsi citra merek sebuah produk.
Kualitas yang diterima, nilai yang dirasakan
dan risiko yang dirasakan, keputusan
pembelian berpengaruh secara signifikan
terhadap keputusan pembelian mobil.
Promosi penjualan, citra merek, dan nilai
yang dirasakan memiliki pengaruh yang
signifikan positif terhadap keputusan
nasabah, namun pada WOM menunjukkan
pengaruh yang negative terhadap keputusan
nasabah.
15
16
16
2.2
LANDASAN TEORI
Beberapa landasan teori yang akan digunakan pada penelitian ini yaitu :
2.2.1 Kartu Kredit
Menurut PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 14 / 2 /PBI/ 2012, Kartu
Kredit adalah APMK yang dapat digunakan untuk melakukan pembayaran atas
kewajiban yang timbul dari suatu kegiatan ekonomi, termasuk transaksi
pembelanjaan dan/atau untuk melakukan penarikan tunai, dimana kewajiban
pembayaran pemegang kartu dipenuhi terlebih dahulu oleh acquirer atau penerbit,
dan pemegang kartu berkewajiban untuk melakukan pembayaran pada waktu yang
disepakati baik dengan pelunasan secara sekaligus (charge card) ataupun dengan
pembayaran secara angsuran. Pada produk kartu kredit menerapkan manajemen
risiko, yaitu penerbit kartu kredit wajib menerapkan manajemen risiko kredit
dengan memperhatikan paling kurang hal-hal sebagai berikut: a) batas minimum
usia calon Pemegang Kartu; b) batas minimum pendapatan calon Pemegang
Kartu; c) batas maksimum plafon kredit yang dapat diberikan kepada Pemegang
Kartu; d) batas maksimum jumlah Penerbit yang dapat memberikan fasilitas Kartu
Kredit; dan e) batas minimum pembayaran oleh Pemegang Kartu. Sebagai alat
pembayaran yang dananya bersumber dari kredit atau pembiayaan, Bank
Indonesia memandang perlu untuk mengatur lebih tegas atas persyaratan dalam
perolehan Kartu Kredit dan batas maksimum suku bunga yang wajar yang dapat
dikenakan kepada pengguna Kartu Kredit. Persyaratan batas minimum usia dan
batas minimum pendapatan bagi calon pemegang Kartu Kredit diperlukan agar
Pemegang Kartu Kredit bijak dalam menggunakan kartu sesuai dengan
17
kemampuan bayarnya. Disamping itu, dalam rangka peningkatan kenyamanan
dalam penggunaan Kartu Kredit sebagai alat pembayaran dan meningkatkan aspek
perlindungan kepada para pemegang Kartu Kredit, penggunaan Kartu Kredit akan
ditingkatkan keamanan dan kenyamanannya. Apabila setiap Penerbit mematuhi
peraturan yang telah digariskan serta para Pemegang Kartu memaklumi batasan
dan mematuhi persyaratan yang telah ditetapkan, diyakini pertumbuhan Kartu
Kredit akan tumbuh sehat yang secara keseluruhan akan dapat membantu dan
memelihara sistem pembayaran yang aman dan efisien.
2.2.2 Promosi Penjualan
Promosi tidak hanya berfungsi sebagai alat komunikasi antara perusahaan
dengan pelanggan, melainkan juga sebagai alat untuk mempengaruhi pelanggan.
Pengembangan pemasaran jasa dan produk perbankan salah satunya dengan
menggunakan
metode
bauran
pemasaran
dengan
menggunakan
iklan
(advertising), penjualan perseorangan (personal selling), promosi penjualan (sales
promotion) dan hubungan masyarakat (public relations), word of mouth, dan
pemasaran langsung (direct marketing), Ririn & Mastuti, (2011:78).
Kotler dan Kevin Lane (2009:554) mendefinisikan promosi penjualan (sales
promotion) sebagai berikut :
Sales promotion, a key ingredient in marketing campaigns, consists of a
collection of incentive tools, mostly short term, designed to stimulate quicker or
greater purchase of particular product or services by consumers or the trade. Sales
promotion often attract brand switchers,who are primarily looking for low price,
good value, or premiums. If some of them would not have otherwise tried the
brand, promotion can yield long-term increases in market share.
18
Promosi Penjualan (sales Promotion) adalah suatu bujukan langsung yang
menawarkan insentif atau nilai lebih untuk suatu produk pada nasabah, distributor
atau konsumen langsung dengan tujuan utama yaitu menciptakan penjualan yang
segera. Tujuan utama dari promosi adalah agar konsumen mengenal produk yang
ditawarkan, setelah mengenal, diharapkan memiliki keinginan dan ketertarikan
pada produk tersebut, kemudian memutuskan untuk membeli produk atau barang
ataupun jasa yang ditawarkan. Adapun hal–hal penting yang harus diperhatikan
dalam promosi yaitu siapa, apa yang disampaikan, ditujukan pada siapa, media
promosi dan juga tujuan. Pada proses keputusan pembelian oleh nasabah juga
dipengaruhi oleh bauran promosi. Iklan sangat penting pada tahap – tahap awal,
yang bermanfaat untuk membangun kesadaran dan memberikan informasi yang
dibutuhkan nasabah untuk mengambil keputusan pembelian, tetapi untuk promosi
penjualan pada perbankan saat ini lebih ditekankan dengan menggunakan metode
penjualan perseorangan dalam mengubah perilaku dan sikap dari nasabah.
Keputusan atas pembelian dan kemudian penggunaan produk diyakini
sangat dipengaruhi oleh komunikasi dari mulut ke mulut dari sumber – sumber
yang dapat dipercaya. Pemasar menggunakan promosi penjualan yang berbeda
untuk memasarkan produk dan jasa baik untuk produk baru maupun produk
dengan merek yang sudah mapan. Hal yang diterapkan untuk mendorong promosi
penjualan salah satunya dengan pemberian sampel, pemberian kupon, rabat,
premium,
promosi
dengan
menggunakan
potongan
harga,
perlombaan atau sayembara dan menggunakan promosi perdagangan.
mengadakan
19
Dari faktor eksternal mencakup beberapa hal yaitu jumlah merek yang
semakin bertambah, pesaing yang juga menggunakan promosi, merek yang berada
dalam kesimbangan, dengan nasabah yang semakin berwawasan transaksi,
perdagangan menuntut banyak transaksi, efisiensi biaya periklanan dan hambatan
legal. Promosi penjualan yang digunakan oleh bank untuk menyesuaikan variasi
penawaran dan permintaan jangka pendek, memanfaatkan promosi penjualan
membantu bank untuk menyesuaikan program untuk segmen nasabah yang
berbeda. Secara keseluruhan teknik promosi penjualan membawa dampak dalam
jangka pendek, namun promosi penjualan menghasilkan tanggapan yang lebih
cepat dari pada iklan (Fandy Tjiptono,2008:229). Adapun alternatif – alternatif
promosi penjualan, dengan tabel berikut :
Tabel 2.2
ALTERNATIF – ALTERNATIF PROMOSI PENJUALAN
Jenis Promosi
Penjualan
Kupon
Tujuan
Merangsang permintaan
Deals
Meningkatkan hasrat konsumen untuk mencoba produk :
membalas tindakan pesaing.
Premium (Discount)
Membentuk goodwill
Kontes
Meningkatkan pembelian konsumen: membentuk business
inventory
Undian (Sweeptakes)
Mendorong Konsumen untuk membeli lebih banyak,
meminimumkan perilaku berganti – ganti merek
Sampel
Mendorong konsumen mencoba produk baru
Tranding Stamps
Mendorong pembelian ulang
Point
of
display
Potongan rabat
purchase Mendorong konsumen untuk mencoba produk: memberikan
in-store support untuk alat promosi lain
Mendorong pelanggan
penurunan penjualan
Sumber : Fandy Tjiptono, Stategi Pemasaran (2008:230)
untuk
membeli:
menghentikan
20
Nasabah seringkali menikmati kepuasan ketika menggunakan produk yang
ditawarkan ketika nasabah merasakan keuntungan dari produk atas program yang
bank tawarkan. Menurut Rambat Lupiyoadi (2013:180) Promosi penjualan dapat
diberikan kepada :
1. Konsumen, berupa penawaran gratis, sampel, demo produk, kupon,
pengembalian tunai, hadiah, kontes dan garansi:
2. Perantara, berupa barang cuma – cuma, diskon, upah periklanan, iklan
kerjasama, kontes distribusi pemasaran hingga penghargaan
3. Tenaga penjualan, berupa bonus, penghargaan, kontes promosi, dan hadiah
untuk tanaga penjualan terbaik.
Selain itu pengaruh promosi penjualan melalui word of mouth terhadap citra
merek pada produk dan juga bank dirasa akan membuat nasabah semakin tertarik
untuk beralih ke bank tersebut. Indikator yang digunakan (Fandy Tjiptono, 2008;
549) yaitu :
1. Kupon untuk merangsang permintaan
2. Premium (discount) untuk membentuk goodwill
3. Undian (sweeptakes) untuk merangsang pembelian lebih banyak.
4. Tranding stamps untuk mendorong pembelian ulang.
5. Potongan rabat untuk mendorong membeli dan menghentikan penurunan
penjualan
Semakin banyak bank besar yang memiliki citra merek tinggi yang memproduksi
produk dan jasa tidak hanya mengelola merek perusahaan, bank harus serta
meningkatkan kualitas layanan dan memperbesar nilai dan manfaat yang akan
21
dirasakan oleh nasabah untuk memenangkan persaingan antar bank di Indonesia
dengan memberikan nilai yang lebih dibanding dengan bank pesaing.
2.2.2 Citra Merek
Definisi merek dalam Undang - Undang merek No.15 pada Tahun 2001
pasal 1 ayat 1 adalah : tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf dan angka –
angka, susunan warna, atau kombinasi dari unsur – unsur tersebut yang memiliki
daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan atau jasa. Merek
merupakan salah satu asset organisasi yang paling berharga (Fandy Tjiptono
,2012;263). Citra merek sebagai persepsi konsumen dan preferensi terhadap
merek, sebagaimana yang direfleksikan oleh berbagai macam asosiasi merek yang
ada dalam ingatan konsumen. Meskipun asosiasi merek dapat terjadi dalam
berbagai macam bentuk tapi dapat dibedakan menjadi asosiasi performansi dan
asosiasi imajeri yang berhubungan dengan atribut dan kelebihan merek. Merek
memiliki karakteristik yang lebih luas daripada produk yaitu citra pengguna
produk, country of origin, asosiasi perusahaan, brand personality, simbol – simbol
dan hubungan merek atau pelanggan.
Menurut American Marketing Association (Kotler & Kevin, 2009:276)
mendefinisikan ekuitas merek yaitu :
Defines a brand’s as a name, term, sign, symbol, or design, or a combination of
them, intended to identify the goods or service of one seller or group of sellers and
22
to differentiate them from those of competitors. The differences may be
functional, rational, or tangible – related to product performance of the brand.
Adanya merek membuat manfaat tambahan seperti manfaat ekpresi diri
nasabah dan manfaat emosional nasabah yang mempunyai persepsi pada bank
yang nasabah gunakan. Bagi pemasar, tantangan dalam membangun merek yang
kuat yaitu dengan memastikan bahwa nasabah mendapatkan pengalaman yang
tepat dengan produk dan jasa yang ditawarkan oleh nasabah atas pemikiran,
perasaan, citra, keyaninan, persepsi dan opini yang berhubungan dengan merek
yang dipersepsikan oleh nasabah. Penciptaan merek khususnya dalam produk
kartu kredit bank CIMB Niaga dengan beberapa jenis kartu kredit yaitu classic,
gold, platinum dan airasia big. Mempertimbangkan hal diatas, kepercayaan
nasabah atas merek memiliki peran yang penting. Kepercayaan sebuah merek oleh
nasabah didasari atas pengalaman yang dirasakan oleh nasabah dengan suatu
merek tertentu. Pengalaman dengan merek akan menjadi sumber bagi nasabah
agar terciptanya rasa percaya pada merek yang mempengaruhi evaluasi nasabah
dalam konsumsi menggunakan produk tersebut dan kepuasan secara langsung
maupun tidak langsung (Erna Ferrinadewi, 2008:148). Menurut Omer Torlak,
Beheet, M.Ali (2014) Indikator yang digunakan yaitu :
1. Konsumen mengetahui tampilan fisik dari (logo) produk yang digunakan.
2. Konsumen merasa bangga menggunakan merek tersebut.
3. Merek produk sudah dikenal baik oleh konsumen.
4. Merek yang ada pada produk sesuai dengan persepsi dan harapan.
5. Merek produk mudah diingat dan diucapkan konsumen.
23
Adanya kepercayaan akan menciptakan rasa aman untuk mengurangi kesalahan
persepsi nasabah atas produk yang nasabah gunakan. Pada proses pembelajaran
merek oleh nasabah disebut sebagai knowledge by acquaintance, yaitu bagaimana
nasabah mencari informasi mengenai suatu produk dari pengalaman langsung dari
produk yang nasabah gunakan. Merek dan kepercayaan konsumen (Brand Trust)
akan lebih memberikan muatan emosi yang akan lebih dicintai oleh nasabah.
Nasabah akan peduli dan percaya pada merek, selain merek memuat budaya yang
jelas dan terkomunikasikan dengan jelas pada nasabah, dan para pemasar maupun
karyawan pada sebuah bank adalah duta dari nilai – nilai merek tersebut.
2.2.3 Word of Mouth (WOM)
Pelanggan yang puas dan tidak puas akan berbicara kepada teman,
keluarga hingga rekan bisnis terhadap pengalamannya dalam menerima jasa
tersebut, sehingga word of mouth memiliki pengaruh dan berdampak yang tinggi
terhadap pemasaran jasa dibandingkan dengan aktifitas komunikas lainnya (Ririn
& Mastuti, 2011:82). Pelanggan akan menceritakan akibat dan perilaku pelanggan
yang merasakan kepuasan atau kekecewaan setelah mengkonsumsi dan
menggunakan suatu produk dan jasa. Strategi pemasar dengan menggunakan
hubungan masyarakat yakni dengan mengkomunikasikan dua – arah untuk
mencocokkan kebutuhan dan minat pada seluruh lapisan segmen nasabah. Melalui
hubungan masyarakat, bank mengkomunikasikan dengan berbagai lapisan
masyarakat yang meliputi informasi tentang produk, kelebihan atau keuntungan
atas fasilitas yang diberikan dengan pemakaian produk tersebut. Dewasa ini salah
24
satu cara untuk mempromosikan produk dan merekrut nasabah baru yaitu
menggunakan strategi dari mulut ke mulut sehingga menciptakan dan
menstimulasi nasabah dengan persepsi nasabah seberapa baik akan produk dan
kualitas hubungan dengan pemasar atau karyawan dalam memenuhi harapan,
prediksi, tujuan, dan keinginan nasabah secara keseluruhan. Word of mouth
Communication (WOM) atau komunikasi dari mulut ke mulut adalah sebuah
proses komunikasi yang berupa pemberian rekomendasi baik secara individu
maupun kelompok terhadap suatu produk atau jasa yang bertujuan untuk
memberikan informasi secara personal. Komunikasi dari mulut ke mulut
merupakan salah satu saluran komunikasi yang sering digunakan oleh perusahaan
yang memproduksi barang maupun jasa karena komunikasi dan mulut ke mulut
(word of mouth) dinilai sangat efektif dalam memperlancar proses pemasaran dan
mampu memberikan keuntungan kepada perusahaan. Sementara menurut Freddy
Rangkuti (2009:77) mendefinisikan WOM sebagai usaha pemasaran yang memicu
pelanggan untuk membicarakan, mempromosikan, merekomendasi, dan menjual
suatu produk, jasa, atau merek kepada pelanggan lain. Menurut Ali Hasan
(2010:25) mengemukakan alasan yang membuat WOM dapat menjadi sumber
informasi yang kuat dalam mempengaruhi keputusan pembelian, yaitu:
1. WOM adalah sumber informasi yang independen dan jujur, yang artinya
ketika informasi datang dari seorang teman itu lebih kredibel karena tidak ada
keterkaitan dari orang tersebut dengan perusahaan produk tersebut.
2. WOM sangat kuat karena memberikan manfaat kepada yang bertanya dengan
pengalaman langsung tentang produk melalui pengalaman teman.
25
3. WOM disesuaikan dengan orang-orang yang tertarik di dalamnya. Seseorang
tidak akan bergabung dengan percakapan, kecuali jika mereka tertarik pada
topik yang disukainya.
4. WOM menghasilkan informasi media informal.
5. WOM dapat mulai dari satu sumber tergantung bagaimana kekuatan
influencer dan jaringan sosial itu menyebar dengan cepat dan secara luas
kepada orang lain.
6. WOM tidak dibatasi oleh ruang atau kendala lainnya, seperti ikatan sosial,
waktu, keluarga atau hambatan fisik lainnya.
Pengaruh word of mouth merupakan suatu cara untuk mengurangi
ketidakpastian, karena dengan bertanya kepada orang lain yang pernah memakai
produk yang bersangkutan, akan menghasilkan informasi yang lebih dapat
dipercaya, sehingga juga akan lebih menghemat waktu dan proses evaluasi merek.
Menurut Kotler (2007:206), konsumen menerima dan menanggapi WOM pada
kondisi dan situasi dalam (1) Konsumen kurang mendapat informasi yang cukup
untuk membantu dalam melakukan pilihan, (2) Produknya sangat kompleks dan
sulit dinilai menggunakan penilaian kriteria, (3) Konsumen kurang mampu untuk
menilai produk, (4) Sumber lain memiliki kridibilitas rendah, (5) Pengaruh
nasabah lain lebih mudah dijangkau daripada sumber lain dan karena dapat
dikonsultasikan dengan menghemat waktu dan tenaga, (6) Kuatnya ikatan sosial
yang ada antara penyebar dan penerima informasi, (7) Individu mempunyai
kebutuhan yang tinggi pada persetujuan lingkungan sosial.
26
WOM dilakukan oleh nasabah secara sukarela atau tanpa mendapatkan
imbalan, semuanya murni dari pengalaman pribadi nasabah lain yang pada
akhirnya kepercayaan nasabah terbentuk dari rekomendasi nasabah lain. Dewasa
ini peran WOM untuk menstimulasi dan merekomendasikan nasabah lain untuk
menggunakan kartu kredit bank CIMB Niaga sangat dimanfaatkan oleh pemasar
dengan memberikan layanan dan juga fasilitas melebihi apa yang diharapkan oleh
nasabah. Nasabah yang memiliki pengalaman yang unik terhadap sebuah produk,
jasa dan merek tertentu akan cenderung memasukkan produk, jasa dan merek
secara tidak sadar ataupun sadar dengan menggunakan lisan dalam berbagai
kesempatan. Efek WOM pada pemasar produk kartu kredit dan manfaat yang
dirasakan oleh masing – masing nasabah memiliki kekuatan yang sangat besar,
dengan biaya yang murah dan strategi yang paling efektif yang dapat digunakan
dalam bisnis perbankan. Indikator dalam WOM (Babin Berry,2005) yaitu :
1. Konsumen akan menganjurkan keluarga/teman untuk membeli produk
2. Konsumen akan selalu merekomendasikan produk apabila ada yang bertanya
3. Konsumen akan merekomendasikan produk dan memberikan pandangan
positif mengenai pengalamannya pada produk tersebut.
2.2.4 Nilai yang dirasakan
Nilai yang dirasakan oleh nasabah sering kali dilihat dari nilai suatu
produk dan kinerja layanan yang diterima dari suatu proses pembelian produk dan
jasa (Rambat Lupiyoadi,2013:212). Besarnya nilai yang diberikan oleh fasilitas
suatu produk bank kepada nasabah merupakan jawaban dari pertanyaan mengenai
27
bagaimana nasabah menentukan untuk menggunakan produk yang ditawarkan
oleh pemasar terhadap nasabah.Nilai yang diterima oleh nasabah (perceived
value) yaitu besarnya selisih nilai yang diberikan oleh nasabah terhadap produk
(jasa) perusahaan yang ditawarkan oleh nasabah untuk memperoleh produk
tersebut. Nilai yang diberikan oleh nasabah diukur berdasarkan reliabilitas atau
keterandalan (reliability), ketahanan (durability), dan kinerja (performance)
terhadap bentuk fisik, pelayanan para karyawan bank, dan citra produk. Sementara
biaya yang dikeluarkan oleh nasabah diukur berdasarkan jumlah biaya yang
dikeluarkan, waktu dan energi, serta biaya psikologis produk (Rambat
Lupiyoadi,2013:213). Nilai yang dirasakan merupakan hal yang individual, hal
tersebut dapat difenisikan hanya dari perpektif masing – masing pelanggan. Nilai
tersebut akan ada seperti juga pelayanan dan kualitas, hanya ada dalam pikiran
orang yang melihatnya. Nilai yang diberikan oleh nasabah adalah nilai jangka
panjang yang diberikan nasabah pada bank. Nasabah memberikan pandangan
yang penting untuk memahami mengapa bank harus menciptakan dan menjaga
nasabah dan bukan hanya menarik nasabah baru. Loyalitas nasabah akan tumbuh
seiring dengan waktu., apabila suatu produk dan jasa yang digunakan oleh
nasabah dari bank semakin memuaskan jika nasabah itu mendapatkan nilai yang
tinggi. Bagi nasabah, nilai atau nilai produk atau jasa yang ditawarkan suatu
perusahaan memiliki dua dimensi yaitu :
b) Kinerja atau fitur produk dibandingkan dengan produk sejenis yang ditawarkan
pesaing perusahaan.
28
a) Harga, semakin banyaknya produk atau jasa sejenis yang bersaing di
pasar, cost atau pengorbanan memiliki arti yang lebih luas, tidak hanya sebatas
harga beli suatu produk. Sebagai contoh, kemudahan untuk mengoperasikan,
ketersedian suku cadang, layanan pasca pembelian, dan biaya pemeliharaan,
merupakan unsur-unsur pengorbanan yang diperhitungkan oleh customer,
selain harga beli produk. Dimensi Nilai Pelanggan menurut Sweeney and
Soutar dalam (Tjiptono 2005:298), dimensi nilai terdiri dari 4 yaitu :
Emotional value, utilitas yang berasal dari perasaaan atau afektif atau emosi
positif yang ditimbulkan dari mengkonsumsi produk, Social value, utilitas
yang didapat dari kemamapuan produk untuk meningkatkan konsep diri sosial
konsumen, Quality/performance value, utilitas yang didapatkan dari produk
karena reduksi biaya jangka pendek dan panjang panjang, Price or value of
money, utilitas yang diperoleh dari persepsi terhadap kinerja yang diharapkan.
Menurut Juan & Javier et al (2006:274) indikator yang digunakan yaitu :
1) Nilai fungsional pada kenyaman dan keamanan sebuah produk.
2) Nilai fungsional pada kualitas fitur dan fasilitas yang diberikan oleh produk.
3) Nilai fungsional produk menciptakan nilai emosional (kebanggaan)
4) Nilai fungsional pada harga yang diberikan sesuai dengan kualitas layanan.
5) Nilai fungsional produk membuat nilai sosial yang meningkat.
2.2.5 Keputusan Penggunaan
Keputusan penggunaan merupakan tahap pada pengambilan proses
pembelian, dimana konsumen benar – benar membeli dan memilih kemudian
menggunakan. Pengambilan keputusan merupakan suatu kegiatan individu yang
29
secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang yang
ditawarkan (Kotler dan Amstrong, 2001 : 101). Keputusan seorang pembeli juga
dipengaruhi oleh ciri-ciri kepribadiannya, termasuk usia, pekerjaan dan keadaan
ekonomi. Perilaku konsumen akan menentukan proses pengambilan keputusan
dalam melakukan pembelian. Ada beberapa tahap dalam mengambil suatu
keputusan untuk melakukan pembelian. Pengertian
keputusan pembelian,
menurut Kotler & Armstrong (2001: 226) adalah tahap dalam proses pengambilan
keputusan pembeli di mana konsumen benar-benar membeli. Pengambilan
keputusan merupakan suatu kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam
mendapatkan dan mempergunakan barang yang ditawarkan. Keputusan pembelian
adalah pemilihan dari dua atau alternatif pilihan keputusan pembelian, sehingga
dapat dikatakan seseorang dapat membuat keputusan jika tersedia beberapa
alternatif pilihan. Pengambilan keputusan konsumen meliputi semua proses yang
dilalui konsumen dalam mengenali masalah, mencari solusi, mengevaluasi
alternatif dan memilih diantara pilihan-pilihan pembelian mereka. Lima tahap
pengambilan keputusan yang telah diidentifikasi antara lain pengenalan
kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi dan alternatif, menentukan pilihan dan
evaluasi atau perilaku pasca pembelian akuisisi.
Model ini mempunyai anggapan bahwa para konsumen melakukan lima
tahap dalam melakukan pembelian. Kelima tahap diatas tidak selalu terjadi,
khususnya dalam pembelian yang tidak memerlukan keterlibatan yang tinggi
dalam pembelian. Para konsumen dapat melewati beberapa tahap dan urutannya
tidak sesuai. Setelah melalui proses pembelian, seorang nasabah akan mengalami
30
hal yang dimanakan perilaku setelah atau pasca pembelian. Tahap terakhir ini
adalah tahap evaluasi penilaian dimana konsumen akan mengalami suatu tingkat
kepuasan atau ketidakpuasan tertentu. Jika produk sesuai harapan maka konsumen
puas.Jika melebihi harapan maka konsumen sangat puas.Jika kurang memenuhi
harapan maka konsumen tidak puas. Tahap ini sangat penting bagi produsen
karena menentukan apakah konsumen bisa menjadi pelanggan tetap beralih ke
produk pesaing. Adapun tahap – tahap dalam keputusan pembelian dapat
digambarkan dalam sebuah model berikut ini :
Pengenalan
Kebutuhan
Pencarian
Informasi
Evaluasi dan
Alternatif
Keputusan
Pembelian
Perilaku
setelah
pembelian
Sumber : Philip Kotler dan Kevin Lane, Manajemen Pemasaran, (2009: 184)
Gambar 2.5
TAHAP KEPUTUSAN PEMBELIAN
MENURUT PHILIP KOTLER DAN KEVIN LANE
Ada dua faktor yang mengintervensi antara maksud pembelian dan
keputusan pembelian yaitu sikap orang lain dan faktor situasional yang tidak
diantisipasi. Berikut langkah evaluasi alternatif keputusan pembelian :
Sikap Orang
Lain
Evaluasi
Alternatif
Keputusan
Pembelian
Niat Untuk
Membeli
Sumber : Philip Kotler and Kevin Lane, Manajemen
Faktor
situasional yang
tidak di
Pemasaran
antisipasi (2009:189)
Gambar 2.6
LANGKAH – LANGKAH ANTARA EVALUASI ALTERNATIF
DAN KEPUTUSAN PEMBELIAN
31
Keputusan nasabah untuk memodifikasi, menunda, atau menghindari keputusan
pembelian sangat dipengaruhi oleh risiko anggapan. Yang terdiri dari risiko
fungsional, risiko fisik, risiko keuangan, risiko social, risiko psikologis, dan risiko
waktu untuk membeli dan menggunakan produk yang ditawarkan oleh nasabah.
Nasabah memiliki pengetahuan mengenai alternatif produk yang dapat
memuaskan kebutuhan nasabah.
Berkembangnya produk serta berbagai
penawaran dan semakin canggihnya teknologi dan fasilitas penggunaan kartu
kredit memungkinkan menstimulus masyarakat untuk melakukan pembelian
implusif baik karena emosi positif maupun faktor situasional.
Penawaran kemudahan untuk setiap transaksi menggunakan kartu kredit
pada realitanya menunjukkan bahwa karakteristik pasar modern yang cenderung
dominan pada fasilitas, kenyamanan dan karakteristik pelayanan modern
diberikan kepada nasabah. Fasilitas lain yang ditawarkan dari kepemilikan kartu
kredit yang memanjakan dengan memberikan fasilitas kenyamanan bertransaksi
dan kemudahan cara pakai, hingga penarikan tunai, membuat promosi penjualan
dari iklan maupun media lainnya yang membuat nasabah secara tidak sadar
melakukan perilaku konsumen secara implusif, selain karena produk, dorongan
ektern, fasilitas hingga discount khusus pengguna kartu kredit membuat status
sosial masyarakat semakin tinggi. Selain itu banyaknya merchant toko,
supermarket, hotel, café hingga masakapai penerbangan dan retail lainnya yang
bekerja sama dengan pihak kartu kredit untuk memberikan diskon potongan harga
semakin menstimulus nasabah untuk lebih memilih dan menggunakan media
pembayaran kartu kredit daripada menggunakan uang cash atau kartu debit.
32
Pada penelitian ini menggunakan indikator untuk menentukan keputusan
pembelian dan penggunaan yang diambil dari (Kotler, 2009:184) yaitu :
1. Pengenalan kebutuhan nasabah
2. Pencarian informasi nasabah mengenai produk
3. Evaluasi dan alternatif produk
4. Keputusan pembelian nasabah
5. Perilaku pasca pembelian oleh nasabah
Beberapa proses yang dilakukan nasabah untuk menentukan keputusan membeli
dan menggunakan produk tersebut sesuai dengan kebutuhan dan harapannya.
Maka dari itu bank berlomba untuk menciptakan beragam nilai yang dirasakan
diharapkan dapat menjadikan nasabah untuk lebih beralih untuk menggunakan
alat pembayaran kartu kredit ini dengan jenis limit dan kebutuhan yang beragam
untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan nasabah tanpa batas dan dapat
digunakan pada setiap kesempatan yang ada.
2.3
Kerangka Konseptual
Berdasarkan pada penelitian sebelumnya, maka pada penelitian kali ini akan
mengkaji bagaimana pengaruh promosi penjualan, citra merek dan nilai yang
dirasakan dengan variabel intervening word of mouth berpengaruh terhadap
keputusan nasabah untuk menggunaan kartu kredit bank CIMB Niaga di Surabaya
dan Sekitarnya. Salah satu hal yaitu mengenai banyak tidaknya jumlah nasabah
yang menggunakan kartu kredit berdampak dan berpengaruh mengenai bagaimana
33
cara kita melayani nasabah tersebut (Kasmir, 2006 : 6). Kunci utama dalam bisnis
tidak hanya pada bank dalam memperoleh keunggulan yang kompetitif,
melainkan dengan memberikan produk yang baik dan pelayanan oleh karyawan
dengan kualitas layanan yang baik sehingga nasabah menjadi loyal dengan
melakukan pembelian secara berulang, menolak produk dan jasa dari perusahaan
lain, tahan terhadap daya tarik pesaing, akan membeli diluar lini produk atau jasa,
menarik nasabah baru untuk bank. Berdasarkan pernyataan tersebut kerangka
konseptual peneliti, yaitu :
Promosi Penjualan
H1
H2
Citra Merek
Word of
Mouth
H4
Keputusan Nasabah
H3
Nilai yang Dirasakan
Gambar 2.7
KERANGKA KONSEPTUAL PENELITIAN SAAT INI
PP  KP
: Soni Neha dan Verghese Manoj (2013)
CM  WOM  KPN : Methaq Ahmed (2014)
CM  KPN
: Omer Torlak, Behceet Y, M.Ali (2014)
NYD  KPN
: Choy Johnn Yee, Ng Cheng San and Ch’ng Huck (2011)
34
2.4
Hipotesis Penelitian
Berdasarkan perumusaan masalah, dan dari penelitian terdahulu, serta
landasan teori, maka hipotesis yang diangkat pada penelitian ini adalah sebagai
berikut :
H1: Terdapat pengaruh signifikan positif promosi penjualan terhadap keputusan
nasabah dalam menggunakan kartu kredit bank CIMB Niaga di Surabaya.
H2 : Terdapat pengaruh signifikan positif citra merek terhadap WOM pada
keputusan nasabah dalam menggunakan kartu kredit bank CIMB Niaga di
Surabaya.
H3 : Terdapat pengaruh signifikan positif nilai yang dirasakan terhadap
keputusan nasabah dalam menggunakan kartu kredit bank CIMB Niaga di
Surabaya.
H4 : Terdapat pengaruh signifikan positif word of mouth terhadap keputusan
nasabah dalam menggunakan kartu kredit bank CIMB Niaga di Surabaya.
Download