PENGARUH FAKTOR-FAKTOR MOTIVASI

advertisement
PENGARUH FAKTOR-FAKTOR MOTIVASI TERHADAP
PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN
(Studi Kasus : PT. Kebun Wisata Pasir Mukti, Citeureup, Bogor)
.
R. Nova Utami Kurniawati
PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PERTANIAN/AGRIBISNIS
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1429 H / 2008 M
PENGARUH FAKTOR-FAKTOR MOTIVASI TERHADAP
PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN
(Studi Kasus : PT. Kebun Wisata Pasir Mukti, Citeureup, Bogor)
.
Oleh :
R. Nova Utami Kurniawati
102092026395
Skripsi
Sebagai Salah satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pertanian pada Program Studi Sosial Ekonomi Pertanian/Agribisnis
PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PERTANIAN/AGRIBISNIS
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1429 H / 2008 M
PENGESAHAN UJIAN
Skripsi yang berjudul ”Pengaruh Faktor-Faktor Motivasi Terhadap Produktivitas Kerja
Karyawan (Studi Kasus: PT. Kebun Wisata Pasir Mukti, Citeureup, Bogor)” telah diuji dan
dinyatakan lulus dalam sidang Munaqosah Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, pada hari Selasa tanggal 27 Mei 2008. Skripsi ini telah
diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata I (SI) pada
Program Studi Sosial Ekonomi Pertanian/Agribisnis.
Menyetujui:
Penguji I,
Penguji II,
Dr. Ir. Nunuk Adiarni, MM
Bintan Humeira, S.Sos, M.Si
Pembimbing I,
Pembimbing II,
Drh. Zulmanery, MMA
Drs. Hilmi, MA
Mengetahui,
Dekan
Fakultas Sains dan Teknologi
Dr. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis
NIP. 150 317 956
Ketua Program Studi
Sosial Ekonomi Pertanian/Agribisnis
Ir. Lilis Imamah Ichdayati, M.Si
NIP. 131 861 314
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR HASIL
KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU
KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.
Jakarta, Mei 2008
R. Nova Utami Kurniawati
102092026395
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT untuk segala sumber cahaya bagi
kegelapan pikiran dan hati manusia. Shalawat serta salam kepada nabi besar
Muhammad SAW, atas pengorbanaan dan keikhlasan beliau sehingga manusia berada
pada kehidupan yang lebih baik.
Penulis menyadari adanya kekurangan dan kelemahan yang terdapat dalam
skripsi ini, baik dari segi materi maupun tekhnik penulisan. Harapan penulis, skripsi ini
dapat memberi manfaat pengetahuan bagi kita semua dimasa mendatang.
Proses penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan, dan dorongan
yang diberikan papah dan mamah tercinta. Sembah sujud ananda terima kasih atas doa
yang selalu dipanjatkan untuk jalan kemudahan, ketulusan, dan kesabaran serta cinta
kasih yang tak terbatas.
Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas
dorongan dan bantuan semua pihak, diantaranya:
1
Dr. Sopiansyah Jaya Putra, M.Sis selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi
UIN Syarif Hidayatullah.
2. Ir. Lilis Imamah Ichdayati, M.Si dan Ir. Achmad Tjachja M.Si selaku ketua dan
sekretaris program studi Sosial Ekonomi Pertanian/Agribisnis.
3. Dr. Ir. Nunuk Adiarni, MM dan Bintan Humeira, S.Sos, M.Si selaku penguji I &
II, yang telah bersedia meluangkan waktu dan memberikan saran-saran serta
pengarahan dalam proses penulisan skripsi ini kearah yang lebih baik.
4. Drh. Zulmanery, MMA dan Drs. Hilmi, MA selaku pembimbing 1 & II, yang
telah bersedia meluangkan waktu dan memberikan sara-saran serta pengarahan
dalam proses penulisan skripsi ini kearah yang lebih baik.
5. Staf akademik dan staf perpustakaan Fakultas Sains dan Teknologi yang telah
membantu dalam administrasi yang dibutuhkan dan membantu penulis dalam
memberikan fasilitas dan melengkapi referensi kepustakaan yang dibutuhkan.
6. Teteh Dini dan keluarga, Aa Edith, Teteh Winda, Teteh Erry, saudara kembarku
Mpi, serta keponakan tercinta Auliya dan Aqila. Terima kasih untuk cahaya dan
cinta kasih yang tiada terhingga dalam kedamaian, tawa, dan tangis kehidupan
selama ini. Kalian pelita terbaik yang aku miliki dalam hidup ini.
7. Drs. Endro Ali Mahfudi selaku general manager Kebun Wisata Pasir Mukti dan
seluruh karyawan Kebun Wisata Pasir Mukti yang telah bersedia meluangkan
waktu dan membantu penulis dalam memperoleh data dan informasi.
8. Hermawan dan keluarga besar yang selalu memberikan doa, kasih sayang,
ketulusan hati dan kesabarannya selama ini. Terima kasih untuk waktu yang
penuh arti dan selalu menemani penulis dalam kondisi apapun.
9. Semua teman-teman Agribisnis angkatan 2002 yang telah memberikan tawa,
canda serta kesedihan selama kuliah. Terutama untuk sahabatku Risma dan Iyah,
terima kasih banyak untuk persahabatan selama ini. Teman-teman terbaik
penulis Arul, Ano, Sylva, Husnul, Roni, Patih, Zaqy, Zamy, Dori, Dika, Sueb,
Mauliyah, Qudsy, Ridwan serta teman-teman yang tidak disebutkan terima kasih
telah mengisi hari-hari yang penuh makna.
10. Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
banyak memberikan semangat dan dukungan kepada penulis selama ini, semoga
selalu dalam lindungan Allah SWT.
Saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan demi hasil yang
lebih baik, akhir kata semoga penulisan ini dapat bermanfaat bagi penulis dan
perusahaan pada khususnya serta segenap pembaca skripsi ini pada umumnya. Amin Ya
Rabbal Alamin.
Jakarta, Mei 2008
Penulis,
(R. Nova Utami.
K)
RINGKASAN
R. NOVA UTAMI KURNIAWATI, Pengaruh Faktor-Faktor
Motivasi Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan (Studi
Kasus: PT. Kebun Wisata Pasir Mukti, Citeureup Bogor).
Dibawah Bimbingan ZULMANERY dan HILMI.
Indonesia sebagai negara agraris, memiliki kekayaan alam dan hayati yang
sangat beragam, serta berpotensi besar untuk dapat diandalkan sebagai aset dalam
meningkatkan perekonomian nasional. Oleh karena itu, sektor pariwisata yang
memanfaatkan keunikan kondisi alam sebagai obyek untuk dikelola, sangat berpotensi
untuk dikembangkan di Indonesia.
Salah satu bidang usaha pariwisata yang berlandaskan pertanian dan sangat
menjanjikan untuk dikembangkan adalah usaha agrowisata. Meskipun mempunyai
potensi besar, namun pada saat ini usaha agrowisata belum terkelola dengan cukup baik.
Apabila potensi tersebut dikelola dengan lebih baik maka usaha agrowisata ini dapat
menjadi sumber penting bagi perekonomian Indonesia.
Saat ini usaha agrowisata di Indonesia semakin marak. Para pengelola
agrowisata dituntut untuk dapat terus tumbuh dan berkembang dalam jangka panjang
dan harus dapat memanfatkan semua sumberdaya yang dimiliki secara optimal. Salah
satu aspek yang mendukung hal tersebut berasal dari sumberdaya manusia.
Tujuan penelitian ini adalah: (1) Mengetahui tingkat motivasi dan produktivitas
kerja karyawan Kebun Wisata Pasir Mukti dan (2) Menganalisis pengaruh faktor-faktor
motivasi terhadap produktivitas kerja Karyawan Kebun Wisata Pasir mukti.
Penelitian ini dilakukan di Kebun Wisata Pasir Mukti, yang terletak di
Citeureup, Bogor. Waktu penelitian dilaksanakan pada Februari 2008. Data yang
digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui
wawancara dan kuesioner kepada karyawan Kebun Wisata Pasir Mukti. Data sekunder
diperoleh dari berbagai dokumen yang terkait dengan penelitian ini. Teknik analisis data
menggunakan Regresi Linear Berganda dan Korelasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar karyawan Kebun Wisata
Pasir Mukti, yaitu sebanyak 27 orang (71,05%) memiliki tingkat motivasi sedang dan
sebagian besar karyawan Kebun Wisata Pasir Mukti juga memiliki tingkat produktivitas
kerja sedang yaitu sebanyak 24 orang (63,15%).
Hasil uji regresi diperoleh bahwa setiap kenaikan sebesar satu satuan akan
berpengaruh pada peningkatan produktivitas kerja karyawan Kebun Wisata Pasir Mukti,
secara berurut dari yang terbesar hingga terkecil yaitu jenjang karir (10,701), hubungan
atasan dan bawahan (9,983), gaji dan tunjangan (0,910), penghargaan (0,605) dan
kondisi tempat kerja (0,357). Hasil uji korelasi Pearson diperoleh bahwa semua faktor
motivasi memiliki hubungan yang positif dengan produktivitas kerja. Hasil uji t dengan
tingkat kepercayaan 90% (α = 0,10) menunjukkan secara parsial jenjang karir,
hubungan atasan dan bawahan, gaji dan tunjangan, penghargaan serta kondisi tempat
kerja masing-masing berpengaruh secara nyata terhadap peningkatan produktivitas kerja
karyawan Kebun Wisata Pasir Mukti.
Hasil perhitungan uji signifikansi simultan dengan tingkat kepercayaan 90%,
maka diperoleh nilai Fhitung adalah sebesar 67,335 dengan tingkat signifikansi 0,000.
Pada perhitungan analisis berganda (df1 = 5: df2 = 32), diperoleh nilai Ftabel adalah
sebesar 2,51 (67,335 > 2,51: 0,000 < 0,10). Berdasarkan perhitungan diatas maka dapat
diambil kesimpulan adalah tolak Ho, yang berarti bahwa faktor-faktor motivasi yaitu
jenjang karir, hubungan atasan dan bawahan, gaji dan tunjangan, penghargaan serta
kondisi tempat kerja secara simultan memiliki pengaruh yang nyata atau signifikan
terhadap peningkatan produktivitas kerja karyawan Kebun Wisata Pasir Mukti. Selain
itu hasil pengujian koefisien determinasi menunjukkan bahwa nilai koefisien
determinasi untuk faktor-faktor motivasi yang mempengaruhi peningkatan produktivitas
kerja karyawan Kebun Wisata Pasir Mukti adalah sebesar 0,900 yang berarti bahwa
peningkatan produktivitas kerja mampu dijelaskan oleh faktor-faktor motivasi seperti
hubungan atasan dan bawahan. gaji dan tunjangan, kondisi tempat kerja, penghargaan
serta jenjang karir sebesar 90% dan sisanya 10% dijelaskan oleh variabel atau faktor
lain diluar penelitian ini.
DAFTAR ISI
Hal
KATA PENGANTAR .............................................................................................
i
RINGKASAN ..................................................................
iv
DAFTAR ISI ..........................................................................................................
vi
DAFTAR GAMBAR ...............................................................................................
ix
DAFTAR TABEL .............................................................
x
DAFTAR LAMPIRAN......................................................
xi
BAB I. PENDAHULUAN.................................................
1
1.1. Latar Belakang.......................................................................................
1
1.2. Perumusan Masalah...............................................................................
3
1.3. Tujuan Penelitian...................................................................................
4
1.4. Manfaat Penelitian.................................................................................
4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA .......................................
5
2.1. Landasan Teori...............................................
5
.
.
2.1.1. Pariwisata dan Agrowisata ........................................................
2.1.1.1. Potensi Pariwisata.........................................................
2.1.1.2. Pariwisata Terhadap Kesempatan Kerja.......................
2.1.2. Sumberdaya Manusia ................................................................
2.1.2.1. Manajemen Sumberdaya Manusia................................
2.1.2.2. Tujuan dan Kegiatan Manajemen Sumberdaya Manusia
2.1.3. Konsep dan Teori-teori Motivasi...............................................
2.1.3.1. Konsep Motivasi...........................................................
2.1.3.2.Teori-Teori Motivasi .....................................................
2.1.4. Faktor-faktor Motivasi ..............................................................
2.1.4.1. Hubungan Atasan dan Bawahan...................................
2.1.4.2. Gaji dan Tunjangan ......................................................
2.1.4.3. Kondisi Tempat kerja ...................................................
2.1.4.4. Penghargaan .................................................................
2.1.4.5. Jenjang Karir ................................................................
2.1.5. Konsep Produktivitas ...............................................................
2.1.5.1. Produktivitas.................................................................
2.1.5.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja
2.1.6. Pengaruh Motivasi Terhadap Peningkatan Produktivitas Kerja
5
6
7
8
9
10
12
12
14
20
20
20
21
22
22
23
23
24
27
2.2. Hasil Penelitian Terdahulu .................................................................
28
2.3. Kerangka Pemikiran Konseptual ........................................................
28
BAB III. METODE PENELITIAN.....................................
31
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian..............................................................
31
3.2. Jenis dan Sumber Data .......................................................................
31
3.3. Metode Pengumpulan Data ................................................................
31
3.4. MetodePengambilan Sampel ..............................................................
32
3.5. Metode Analisis Data .........................................................................
3.5.1. Analisis Deskriptif dan Skala Likert .........................................
3.5.2. Analisis Regresi dan Korelasi Berganda ...................................
32
33
34
3.6. Definisi Operasional............................................................................
37
BAB IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ..............
39
4.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan .............................................
39
4.2. Visi, Misi, dan Tujuan Perusahaan.....................................................
41
4.3. Struktur Organisasi dan Peraturan Kebijakan Perusahaan .................
4.3.1. Struktur Organisasi ...................................................................
4.3.2. Peraturan dan Kebijakan Perusahaan .......................................
42
42
46
4.4. Manajemen Sumberdaya Manusia Kebun Wisata Pasir Mukti ..........
4.4.1. Karakteristik Karyawan............................................................
4.4.2. Hubungan Sesama Rekan Kerja ...............................................
4.4.3. Hubungan Antara Atasan dan Bawahan...................................
4.4.4. Kondisi Tempat Kerja ..............................................................
4.4.5. Penghargaan .............................................................................
4.4.6. Jenjang Karir ............................................................................
49
50
50
51
51
52
52
4.5. Data Kunjungan Wisatawan ...............................................................
53
BAB V. PEMBAHASAN..................................................
55
5.1. Karakteristik Responden ......................................................................
5.1.1. Jenis Kelamin ............................................................................
5.1.2. Usia............................................................................................
5.1.3. Status .........................................................................................
5.1.4. Tingkat Pendidikan....................................................................
5.1.5. Masa Kerja.................................................................................
5.1.6. Spesifikasi Karyawan ................................................................ 58
55
55
55
56
57
58
5.2. Motivasi Kar
5.3. Faktor-Faktor Motivasi Karyawan .......................................................
61
5.4. Produktivitas Kerja ...............................................................................
65
5.5. Pengaruh Faktor-faktor Motivasi Terhadap Produktivitas Kerja
Karyawan..............................................................................................
67
5.6. Tingkat Keeratan Hubungan Antara Faktor-faktor Motivasi dengan
Produktivitas Kerja Karyawan .............................................................
72
5.7. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) ...........................................
74
5.8. Koefisien Determinasi ..........................................................................
75
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................
77
6.1. Kesimpulan.........................................................................................
77
6.2. Saran ...................................................................................................
78
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................
80
LAMPIRAN .............................................................................................................
82
DAFTAR GAMBAR
Hal
1. Motivasi Sebagai Dorongan Internal .................................................................
13
2. Jenjang Hirarki Maslow......................................................................................
15
3. Kerangka Pemikiran Konseptual ........................................................................
30
4. Struktur Organisasi Perusahaan..........................................................................
43
DAFTAR TABEL
Hal
1. Jumlah Tempat Agrowisata di Pulau Jawa Tahun 2005...................................
2
2. Nilai Skala Likert .............................................................................................
33
3. Data Kunjungan Wisatawan Periode 2005-2007 .............................................
53
4. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin......................................
55
5. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Usia........................................
56
6. Karakteristik Responden Berdasarkan Status...................................................
56
7. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan .............................
57
8. Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja ..........................................
58
9. Karakteristik Responden Berdasarkan Spesifikasi Karyawan..........................
59
10. Motivasi Karyawan Kebun Wisata Pasir Mukti ...............................................
60
11. Faktor-Faktor Motivasi Karyawan ...................................................................
61
12. Produktivitas Kerja Kebun Wisata Pasir Mukti ...............................................
66
13. Pengaruh Faktor-Faktor Motivasi Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan...
67
14. Tingkat Keeratan Hubungan Faktor-Faktor Motivasi dengan Produktivitas
Kerja Karyawan................................................................................................
73
15. Uji Signifikansi Simultan .................................................................................
74
16. Uji Koefisien Determinasi ...............................................................................
75
DAFTAR LAMPIRAN
Hal
1. Panduan Wawancara dengan General Manager Bagian Wisata......................
82
2. Panduan Wawancara dengan Karyawan Bagian Wisata .................................
83
3. Kuesioner Lapangan ........................................................................................
88
4. Jawaban Responden Kuesioner Lapangan ......................................................
86
5. Kuesioner Penelitian........................................................................................
87
6. Jawaban Responden Mengenai Motivasi Karyawan .......................................
92
7. Jawaban Responden Mengenai Produktivitas Kerja .......................................
93
8. Pengaruh Faktor-faktor Motivasi Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan...
94
9. Regresi Linear Berganda dan Korelasi............................................................
95
10. Data Karyawan Bagian Wisata Pada Kebun Wisata Pasir Mukti .................
98
11. Data Karyawan Bagian Wisata yang Menjadi Sumber Wawancara .............
99
12. Surat Keterangan Penelitian ...........................................................................
100
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia sebagai negara agraris, memiliki kekayaan alam dan hayati yang
sangat beragam, serta berpotensi besar untuk dapat diandalkan sebagai aset dalam
meningkatkan perekonomian nasional. Sektor pariwisata yang memanfaatkan keunikan
kondisi alam sebagai obyek untuk dikelola, sangat berpotensi untuk dikembangkan di
Indonesia karena sektor pariwisata merupakan salah satu bentuk pembangunan sektor
ekonomi non migas yang diharapkan mampu memberikan kontribusi besar terhadap
perekonomain nasional (Tirtawinata dan Fahruddin, 1996: 3).
Salah satu bidang usaha pariwisata yang berlandaskan pertanian dan sangat
menjanjikan untuk dikembangkan adalah usaha agrowisata. Meskipun mempunyai
potensi besar, namun pada saat ini usaha agrowisata belum terkelola dengan cukup baik.
Apabila potensi tersebut dikelola dengan lebih baik maka usaha agrowisata ini dapat
menjadi sumber penting bagi perekonomian Indonesia.
Saat ini usaha agrowisata semakin berkembang. Hal ini ditandai dengan
banyaknya tempat agrowisata di Indonesia, khususnya tempat agrowisata di pulau Jawa.
Berdasarkan data Departemen Pertanian tahun 2005, jumlah tempat agrowisata yang
tersebar di pulau Jawa sudah mencapai 83 agrowisata. Pada Tabel 1 dapat dilihat jumlah
tempat agrowisata yang ada di pulau Jawa.
Tabel 1. Jumlah Tempat Agrowisata di Pulau Jawa Tahun 2005.
No.
1
Lokasi
DKI Jakarta
Jumlah
5
2
3
4
Jawa Barat
Jawa Tengah
Jawa Timur
Jumlah
20
15
43
83
Sumber: Departemen Pertanian (2005)
Perusahaan yang bergerak dalam bidang agrowisata, dituntut untuk tumbuh dan
berkembang dalam jangka panjang dengan memanfaatkan semua sumberdaya yang
dimiliki secara optimal. Salah satu aspek yang mendukung hal tersebut berasal dari
sumberdaya manusia. Sumberdaya manusia yang berkualitas dan manajemen
perusahaan yang baik akan meningkatkan kinerja dan produktivitas kerja karyawan,
yang pada akhirnya dapat memberikan jaminan mutu produk atau jasa yang ditawarkan.
Perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya, membutuhkan sumberdaya
manusia yang mempunyai motivasi tinggi dalam bekerja agar kelangsungan aktivitas
perusahaan dapat berjalan dengan baik. Tujuan perusahaan akan dapat dicapai secara
efektif dan efisien, apabila perusahaan mampu menerapkan manajemen sumberdaya
manusia yang tepat dan terarah. Sumberdaya manusia yang mampu dan memiliki
keinginan untuk bekerja giat dalam usaha mencapai hasil kerja yang optimal,
merupakan modal penting perusahaan dalam mencapai tujuan. Salah satu faktor yang
dapat digunakan perusahaan dalam mempengaruhi perilaku karyawan untuk bekerja
lebih giat dalam rangka menjaga eksistensi dan memajukan perusahaan adalah motivasi.
PT. Kebun Wisata Pasir Mukti merupakan salah satu perusahaan yang bergerak
dalam bidang agrowisata, yang mempunyai visi menjadi pemain utama dan terkemuka
dalam industri agrowisata di Indonesia dan ASEAN. Kebun Wisata Pasir Mukti,
awalnya dibangun hanya untuk kepentingan keluarga tetapi pada tahun 2003, Kebun
Wisata Pasir Mukti berubah menjadi perusahaan yang berbadan hukum dan difungsikan
sebagai objek agrowisata untuk masyarakat umum.
Kebun Wisata Pasir Mukti, sangat membutuhkan sumberdaya manusia dengan
motivasi tinggi untuk mengembangkan dan memajukan usahanya. Agar dapat
memotivasi karyawan untuk bekerja dengan baik, dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Mengacu pada kondisi tersebut, maka penting bagi pihak perusahaan untuk dapat
mengetahui faktor-faktor motivasi yang dapat meningkatkan motivasi karyawan.
Faktor-faktor motivasi tersebut dapat dijadikan acuan dalam rangka meningkatkan
produktivitas kerja karyawan. Penelitian ini dilakukan di PT. Kebun Wisata Pasir Mukti
dengan judul
“ Pengaruh Faktor-Faktor Motivasi Terhadap Produktivitas Kerja
Karyawan Kebun Wisata Pasir Mukti Citeureup, Bogor ”.
1.2. Perumusan Masalah
Salah satu faktor yang mempengaruhi kemajuan Kebun Wisata pasir
mukti adalah motivasi karyawan. Motivasi merupakan langkah awal dalam
peningkatan produktivitas kerja. Oleh karena itu permasalahan yang akan diteliti
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana tingkat motivasi dan produktivitas kerja karyawan Kebun Wisata Pasir
Mukti?
2. Bagaimana pengaruh faktor-faktor motivasi terhadap produktivitas kerja Karyawan
Kebun Wisata Pasir Mukti?
1.3. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang diharapkan dalam
penelitian ini adalah:
1. Mengetahui tingkat motivasi dan produktivitas kerja karyawan Kebun Wisata Pasir
Mukti.
2. Menganalisis pengaruh faktor-faktor motivasi terhadap produktivitas kerja
Karyawan Kebun Wisata Pasir mukti.
1.4. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian ini, maka diharapkan penelitian yang dilakukan
dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Sebagai bahan informasi bagi perusahaan untuk melihat motivasi karyawan Kebun
Wisata Pasir Mukti.
2. Sebagai tolak ukur untuk merencanakan peningkatan produktivitas kerja.
3. Sebagai bahan informasi bagi kalangan akademis untuk bahan perbandingan dengan
bidang kajian yang sama.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
2.1.1. Pariwisata dan Agrowisata
Pariwisata merupakan perpindahan sementara yang dilakukan manusia dengan tujuan
keluar dari pekerjaan-pekerjaan rutin, dan keluar dari kediamannya
(Marpaung, 2003: 13). Istilah pariwisata berkaitan erat dengan proses
kepergian sementara dari seseorang atau lebih menuju tempat lain diluar
tempat tinggalnya (Suwantoro, 2004: 4). Sedangkan menurut Gelgel (2006:
22) pariwisata adalah suatu kegiatan yang menyediakan jasa akomodasi,
transportasi, makanan, rekreasi serta jasa-jasa lainnya yang terkait. Usaha jasa
pariwisata melibatkan berbagai aspek, yaitu ekonomi, budaya, sosial, agama,
lingkungan, keamanan dan yang lainnya. Pengertian pariwisata dapat
disimpulkan merupakan kegiatan yang dilakukan seseorang atau lebih, untuk
sementara waktu dari satu tempat ketempat yang lain untuk tujuan wisata atau
rekreasi agar dapat menghilangkan kejenuhan dari kegiatan atau aktivitas yang
dilakukan sehari-hari.
TIES dalam Damanik dan Weber (2006: 37) mengartikan ekowisata sebagai
perjalanan wisata alam yang bertanggungjawab dengan cara mengonservasi lingkungan
dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal. Ekowisata adalah bentuk industri
pariwisata berbasis lingkungan yang memberikan dampak kecil bagi kerusakan alam
dan budaya lokal sekaligus menciptakan peluang kerja dan pendapatan serta membantu
kegiatan konservasi alam itu sendiri (Panos dalam Damanik dan Weber, 2006: 38).
Ekowisata menurut Pendit (2006: 56) merupakan wisata ke atau
mengunjungi kawasan alamiah yang relatif tak terganggu, dengan niat betulbetul objektif untuk melihat, mempelajari, mengagumi alam flora dan fauna
termasuk aspek-aspek budaya baik di masa lampau maupun sekarang yang
mungkin terdapat dikawasan tersebut. Pengertian ekowisata dapat disimpulkan
bahwa merupakan kegiatan perjalanan wisata alam yang berbasis lingkungan
dan melibatkan masyarakat sekitar.
Sementara agrowisata merupakan salah satu cabang kegiatan ekowisata yang
saat ini menjadi alternatif pilihan bagi wisatawan dalam berwisata yaitu dengan
memanfaatkan usaha agro (agribisnis) sebagai objek wisata. Agrowisata merupakan
suatu kegiatan yang memanfaatkan usaha agro sebagai objek wisata dengan tujuan
untuk memperluas pengetahuan, pengalaman rekreasi dan hubungan usaha dibidang
pertanian (Tirtawinata dan Fahruddin, 1996: 3).
2.1.1.1. Potensi Agrowisata
Agrowisata telah diberi batasan sebagai wisata yang memanfaatkan objek-objek
pertanian. Secara umum, ruang lingkup dan potensi agrowisata dapat dikembangkan
sebagai berikut (Tirtawinata dan Fahruddin, 1996: 4):
a. Kebun Raya
Objek wisata berupa kebun raya memiliki kekayaan berupa tanaman yang berasal
dari berbagai spesies. Daya tarik yang ditawarkan kepada wisatawan mencakup
kekayaan flora yang ada, keindahan pemandangan didalamnya, dan kesegaran udara
yang memberikan rasa nyaman.
b. Perkebunan
Berbagai kegiatan objek wisata perkebunan dapat berupa praproduksi
(pembibitan), produksi, dan pascaproduksi (pengolahan dan pemasaran).
c. Tanaman pangan dan Hortikultura
Lingkup kegiatan wisata tanaman pangan yang meliputi usaha tanaman padi dan
palawija serta hortikultura yakni bunga, buah, sayur, dan jamu-jamuan. Berbagai proses
kegiatan mulai dari prapanen, pascapanen berupa pengolahan hasil, sampai kegiatan
pemasarannya dapat dijadikan objek agrowisata.
d. Perikanan
Ruang lingkup kegiatan wisata perikanan dapat berupa kegiatan budi daya
perikanan sampai proses pascapanen. Daya tarik perikanan sebagai sumber daya wisata
diantaranya pola tradisional dalam perikanan serta kegiatan lain, seperti memancing
ikan.
e. Peternakan
Daya tarik peternakan sebagai sumber daya wisata antara lain pola beternak,
cara tradisional dalam peternakan, serta budi daya hewan ternak.
2.1.1.2. Pariwisata Terhadap Kesempatan Kerja
Kegiatan pariwisata dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dalam suatu negara.
Melalui kegiatan pariwisata tersebut, peluang kesempatan bekerja dapat lebih
luas, baik sebagai karyawan pada suatu perusahaan atau organisasi maupun
sebagai wirausahawan.
Menurut Wahab (2003: 88) kegiatan pariwisata pada suatu negara akan
mendatangkan lebih banyak kesempatan kerja karena industri pariwisata umumnya
berorientasi pada penjualan jasa dan bersifat padat karya. Sedangkan Suwantoro (2004:
26) menjelaskan bahwa peningkatan pembangunan pariwisata dapat membuka lapangan
bekerja dan lapangan berusaha, baik pada waktu sebelum dan sesudah berlangsungnya
kegiatan kepariwisataan tersebut.
Dapat disimpulkan bahwa sektor pariwisata pada negara-negara berkembang
khususnya di Indonesia, jika dikelola lebih baik maka akan dapat menambah
devisa negara. Keanekaragaman seni, budaya dan keindahan alam serta letak
geografis Indonesia yang menguntungkan, dapat dijadikan sebagai objek
wisata yang menarik bagi wisatawan mancanegara maupun domestik sehingga
Indonesia mampu menjadi kompetitor dalam sektor pariwisata bagi negara
lain.
2.1.2. Sumberdaya Manusia
Sumberdaya manusia merupakan salah satu sumber utama dalam
organisasi atau perusahaan yang meliputi semua orang yang terkait dalam
aktivitas organisasi atau perusahaan. Simamora (2004: 4) mengklasifikasikan
sumberdaya yang dimiliki perusahaan menjadi empat tipe, yaitu sumberdaya
finansial, sumberdaya fisik, sumberdaya manusia, dan sumberdaya teknologi.
Dari empat tipe sumberdaya yang dimiliki perusahaan, sumberdaya manusia
menempati posisi yang strategis dan penting. Sumberdaya manusia selalu
berperan aktif dan dominan dalam setiap kegiatan organisasi karena manusia
menjadi perencana, pelaku dan penentu terwujudnya tujuan organisasi.
Sumberdaya lain yang dimiliki perusahaan tidak akan ada manfaatnya bagi
perusahaan, jika peran aktif manusia tidak diikut sertakan.
Simamora (2004: 4) mendefinisikan pengertian sumberdaya manusia sebagai
berikut:
1. Sumberdaya manusia mengandung pengertian usaha kerja atau jasa yang diberikan
pada proses produksi. Dalam hal ini sumberdaya manusia mencerminkan kualitas
usaha yang diberikan oleh seseorang dalam waktu tertentu untuk menghasilkan
barang dan jasa.
2. Sumberdaya manusia menyangkut manusia yang mampu bekerja untuk memberikan
jasa atau usaha tersebut. Mampu bekerja berarti mampu melakukan kegiatan yang
memiliki nilai ekonomi yaitu kegiatan tersebut menghasilkan barang dan jasa untuk
kebutuhan masyarakat.
Sumberdaya manusia menurut Hasibuan (2003: 9) adalah kemampuan
terpadu dari daya pikir dan fisik yang dimiliki individu, dimana perilaku dan
sifatnya ditentukan oleh keturunan dan lingkungannya. Sumberdaya manusia
adalah unsur produksi yang unik dibanding dengan unsur produksi yang lainnya.
Dikatakan unik karena memiliki unsur kepribadian yang aktif, memiliki emosi,
responsif dan kritis terhadap setiap fenomena yang dihadapinya
(Mangkuprawira, 2004: 14). Pemanfaatan manusia sebagai unsur produksi tidak
dapat didekati dari pendekatan mekanis. Manusia tidak dapat dipandang sebagai
makhluk yang pasrah dan akan menerima segala sesuatu tindakan yang
dikenakan padanya. Dari pengertian diatas maka sumberdaya manusia
merupakan unsur produksi yang dapat menghasilkan barang atau jasa bagi
organisasi atau perusahaan tempat sumberdaya manusia tersebut bekerja.
2.1.2.1. Manajemen Sumberdaya Manusia
Sumberdaya manusia merupakan salah satu faktor yang sangat penting
dalam suatu perusahaan di samping faktor lain seperti modal. Sumberdaya
manusia harus dikelola dengan baik untuk meningkatkan efektivitas dan
efesiensi organisasi, sebagai salah satu fungsi dalam perusahaan yang dikenal
dengan manajemen sumberdaya manusia.
Manajemen sumberdaya manusia merupakan satu ilmu dan seni
mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan membantu
terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat. Fungsi-fungsinya
terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengendalian,
pengadaan, pengembangan, kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan,
kedisiplinan serta pemberhentian
( Hasibuan, 2003: 10).
Manajemen sumberdaya manusia menurut Simamora (2004: 4) adalah
pendayagunaan, pengembangan, penelitian, pemberian balas jasa, dan
pengelolaan terhadap individu anggota organisasi atau kelompok kerja yang juga
menyangkut desain dan impementasi sistem perencanaan, penyusunan
personalia (staffing), pengembangan karyawan, pengelolaan karir, evaluasi
kerja, kompensasi karyawan dan hubungan perburuhan yang baik. Berdasarkan
beberapa pengertian, maka dapat disimpulkan bahwa manajemen sumberdaya
manusia merupakan keseluruhan penentuan dan pelaksanaan berbagai aktivitas,
kebijakan, dan program yang bertujuan untuk mendapatkan tenaga kerja,
pengembangan, dan pemeliharaan dalam usaha meningkatkan dukungannya
terhadap peningkatan efektifitas organisasi.
2.1.2.2. Tujuan dan Kegiatan Manajemen Sumberdaya Manusia
Kegiatan atau aktivitas manajemen sumberdaya manusia secara umum
dapat dikategorikan menjadi beberapa kegiatan, diantaranya adalah (Hariandja,
2002: 4):
a. Persiapan dan pengadaan
Persiapan dan pengadaan sumberdaya manusia diantaranya adalah
kegiatan analisis jabatan. Untuk dapat melakukan berbagai kegiatan sesuai
dengan tujuan dan sasaran, harus diketahui keseluruhan pekerjaan dalam
organisasi, perincian dan persyaratan kerja serta standar kinerja. Adapun
perencanaan sumberdaya manusia, merupakan kegiatan memprediksi dan
menentukan kebutuhan tenaga kerja pada masa sekarang dan yang akan datang.
b. Pengembangan dan Penilaian
Pengembangan karyawan dilakukan dengan memberikan pelatihan untuk
meningkatkan produktivitas dan menjaga terjadinya keusangan kemampuan
karyawan akibat perubahan yang terjadi dalam lingkungan kerja. Kemudian
dilakukan penilaian kerja karyawan sesuai dengan yang diharapkan dan
memberikan umpan balik untuk meningkatklan kemampuan dan kinerja.
c. Pemeliharaan
• Kompensasi dan Perlindungan
Untuk mempertahankan dan memelihara semangat kerja dan motivasi,
para karyawan diberi kompensasi dan beberapa kenikmatan atau keuntungan
lainnya dalam bentuk program-program kesejahteraan. Selain itu juga
melindungi karyawan dari akibat buruk yang mungkin terjadi dari pelaksanaan
pekerjaan.
• Hubungan Karyawan
Hubungan karyawan meliputi usaha untuk memotivasi karyawan,
memberdayakan karyawan, yang dilakukan melalui penataan pekerjaan yang
baik, meningkatkan disiplin karyawan agar mematuhi peraturan, kebijakankebijakan yang ada dan melakukan bimbingan.
d. Pelepasan
Kegiatan pelepasan atau pensiun adalah penyelesaian hubungan kerja
terhadap karyawan yang sudah mencapai usia pensiun. Program pensiun dapat
berdasarkan pada umur tertentu atau lamanya masa kerja bersama perusahaan,
atau kedua-duanya. Terkadang karyawan ingin pensiun sebelum mencapai
persyaratan usia atau lamanya masa kerja diperusahaan. Dari sudut pandang
perusahaan, karyawan yang pensiun muda memiliki aspek positif dan negatif.
Perusahaan dapat memberlakukan pensiun muda untuk mengurangi tingkat
senioritas yang tinggi sehingga mengurangi biaya gaji dan tunjangan, atau untuk
membuka kesempatan promosi dengan mengurangi jumlah karyawan manajerial
yang jenjangnya tinggi. Karyawan yang memilih pensiun muda memiliki
peluang untuk pensiun dengan terhormat daripada diberhentikan, menerima
uang tunjangan tambahan, memulai karir yang baru, atau memulai perubahan
kerja yang besar.
2.1.3. Konsep dan Teori-teori Motivasi
2.1.3.1. Konsep Motivasi
Motivasi berasal dari bahasa latin yaitu Movere yang dapat diartikan sebagai
dorongan atau menggerakkan. Motivasi dalam manajemen sumberdaya manusia hanya
ditujukan pada sumberdaya manusia umumnya dan bawahan khususnya. Motivasi
mempersoalkan bagaimana caranya mengarahkan daya dan potensi bawahan, agar mau
bekerja sama secara produktif berhasil mencapai dan mewujudkan tujuan yang telah
ditentukan (Hasibuan, 2003: 141).
Manullang dan Marihot (2001: 166) mendefinisikan motivasi sebagai pekerjaan
yang dilakukan oleh seorang manajer dalam memberikan inspirasi, semangat dan
dorongan kepada orang lain, yang dalam hal ini bertujuan untuk menggiatkan karyawan
agar bersemangat untuk mencapai hasil sebagaimana dikehendaki dari orang tersebut.
Sedangkan Handoko (2000: 10) mengemukakan bahwa motivasi merupakan pribadi
seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan
tertentu guna mencapai tujuan. Motivasi yang ada pada seseorang merupakan kekuatan
pendorong yang akan mewujudkan suatu perilaku guna mencapai tujuan kepuasan
dirinya. Motivasi merupakan suatu proses psikologis yang mencerminkan interaksi
antara sikap, kebutuhan, persepsi dan kepuasan yang terjadi pada diri seseorang.
Motivasi diartikan sebagai faktor-faktor yang mengarahkan dan mendorong
perilaku atau keinginan seseorang untuk melakukan suatu kegiatan yang dinyatakan
dalam bentuk usaha yang keras atau lemah (Hariandja 2002: 321). Motif atau dorongan
muncul sebagai akibat dari keinginan pemenuhan kebutuhan yang tidak terpuaskan.
Kebutuhan dimaksud muncul sebagai dorongan alamiah dalam bentuk makan, minum,
berprestasi, dan lain-lain yang cenderung bersifat internal. Kebutuhan tersebut muncul
dan menggerakkan perilaku semata-mata karena tuntutan fisik dan psikologis melalui
mekanisme sistem biologis manusia, dalam suatu proses seperti digambarkan pada
Gambar 1.
Kebutuhan yang tidak terpuaskan
Situasi yang tidak menyenangkan
Dorongan untuk memenuhi
Tujuan
Tindakan untuk memenuhi
Gambar 1. Motivasi Sebagai Dorongan Internal
Sumber: Hariandja, 2002
Kebutuhan yang tidak terpuaskan dari seseorang mengakibatkan situasi-situasi
yang tidak menyenangkan. Situasi yang tidak menyenangkan tersebut mendorong
seseorang untuk memenuhinya yang kemudian akan menimbulkan suatu tujuan, dimana
untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan tindakan. Selanjutnya, proses motivasi itu
sendiri tidak terlihat secara langsung dari seseorang, yang terlihat adalah perilakunya
terhadap sesuatu sehingga untuk melihat motivasi, dapat dilihat dari tingkat usaha yang
dilakukan seseoarang. Semakin tinggi tingkat usaha dikatakan semakin termotivasi
orang tersebut. Dari uraian mengenai motivasi maka dapat disimpulkan bahwa motivasi
merupakan keinginan atau kemauan didalam diri setiap individu dalam beraktivitas guna
mencapai tujuan yang diinginkan dalam berbagai hal.
2.1.3.2. Teori-teori Motivasi
Motivasi merupakan gambaran dalam diri individu terhadap pilihan tujuan yang
akan dicapai. Dalam hal ini terdapat beberapa teori mengenai motivasi. Hasibuan (2003:
152) mengklasifikasikan teori motivasi atas dasar teori kepuasan yang memusatkan pada
“apa” dari motivasi. Teori motivasi proses yang memusatkan pada “bagimana” dari
motivasi dan teori pengukuhan yang menitik beratkan pada cara dimana perilaku
dipelajari.
a. Teori Kepuasan
Teori kepuasan mendasarkan pendekatannya atas faktor-faktor kebutuhan dan
kepuasan individu. Hal yang memotivasi semangat kerja seseorang adalah untuk
memenuhi kebutuhan serta kepuasan baik materil dan non materil yang diperolehnya
sebagai imbalan balas jasa yang diberikannya kepada perusahaan.
Teori motivasi kepuasan ini antara lain dikembangkan oleh:
•
Abraham H. Maslow
Menurut teori Maslow (Stoner dan Fremand , 1996: 9) kebutuhan manusia
tersusun dalam suatu hirarki dimana kebutuhan ini akan dipenuhi seperti anak tangga
yang semakin naik, dari tangga kebutuhan yang satu ke tangga kebutuhan berikutnya.
Teori ini mengidentifikasikan kebutuhan dan kepuasan pekerja dengan kebutuhan
biologis dan psikologis yaitu berupa materil maupun non materil. Dasar teori Maslow
ini adalah bahwa manusia merupakan makhluk yang keinginannya tidak terbatas, atau
tanpa henti. Alat motivasinya adalah kepuasan yang belum terpenuhi.
Self
Actualization
Needs
Esteem Needs
Social Needs
Safety Needs
Physiological Needs
Gambar 2. Jenjang Hirarki Maslow
Sumber: Stoner dan Fremand, 1992
Jenjang hirarki menurut teori Maslow adalah:
1). Physiological Needs (kebutuhan fisik dan biologis)
Physiological Needs yaitu kebutuhan untuk mempertahankan hidup. Kebutuhan
yang termasuk ke dalam kebutuhan ini adalah kebutuhan makan, minum, perumahan,
udara dan sebagainya.
2). Safety and Security Needs (kebutuhan keselamatan dan keamanan)
Safety and Security Needs adalah kebutuhan akan kebebasan dari ancaman yakni
merasa aman dari ancaman kecelakaan dan keselamatan dalam melaksanakan pekerjaan.
3). Affiliation or Acceptance Needs or Belongingness (kebutuhan sosial)
Affiliation or Acceptance Needs adalah kebutuhan sosial, teman, afiliasi,
interaksi, dicintai dan mencintai serta diterima dalam pergaulan kelompok pekerja dan
masyarakat lingkungannya.
4). Esteem or Status Needs (Kebutuhan penghargaan)
Esteem or Status Needs adalah kebutuhan akan penghargaan diri dan
pengakuan serta penghargaan prestise dari karyawan dan masyarakat lingkungannya.
5). Self Actualization (Aktualisasi diri)
Self Actualization adalah kebutuhan akan aktualisasi diri dengan menggunakan
kemampuan, keterampilan, dan potensi optimal untuk mencapai prestasi kerja yang
sangat memuaskan atau luar biasa.
Dari teori Maslow tersebut dapat disimpulkan bahwa manusia memiliki tingkat
kebutuhan hidup yang berbeda-beda baik dalam segi materi maupun non materi.
•
Frederick Herzberg
Dalam teori Federick Herzberg (Stoner dan Fremand,1996: 16), terdapat dua
teori kepuasan yang disebut juga dengan teori dua faktor tentang motivasi. Dua faktor
tersebut adalah : Pertama, serangkaian kondisi ekstrinsik yaitu keadaan pekerjaan yang
menyebabkan rasa tidak puas diantara karyawan apabila kondisi tersebut tidak ada.
Kondisi ini membuat orang merasa tidak puas karena faktor tersebut diperlukan untuk
mempertahankan tingkat paling rendah yaitu tidak ada ketidakpuasan. Faktor-faktor ini
meliputi kebijakan dan administrasi perusahaan, supervisi teknis, hubungan antara
atasan dan bawahan, gaji atau upah, kestabilan kerja, kehidupan pribadi, kondisi tempat
kerja dan status. Kedua, serangkaian kondisi intrinsik yaitu kepuasan kerja. Apabila
terdapat kondisi seperti ini dalam pekerjaan, akan menggerakkan tingkat motivasi yang
kuat dan dapat menciptakan hasil prestasi kerja yang baik.
Faktor-faktor intrinsik meliputi prestasi, pengakuan, kemajuan atau kenaikan
pangkat, pekerjaan itu sendiri, kemungkinan untuk tumbuh dan bertanggung jawab. Dari
teori Herzberg dapat disimpulkan bahwa faktor motivasi Herzberg dapat dikaitkan
dengan faktor ekstrinsik dan instrinsik sebagai proses untuk meningkatkan motivasi.
•
McGregor
Menurut teori McGregor (Hariandja: 2002: 328) pada dasarnya manusia terdiri
dari dua jenis, yaitu jenis manusia X dan manusia Y yang masing-masing memiliki
karakteristik tertentu. Jenis manusia X adalah manusia yang selalu ingin menghindari
pekerjaan bilamana memungkinkan dan tidak mempunyai inisiatif dan senang
diarahkan, sementara jenis manusia Y adalah sebaliknya. Menurut teori ini yang
menentukan motivasi seseorang adalah kebutuhan yang bersifat internal.
•
David McClelland
Menurut teori McClelland (Hariandja: 2002: 329) ada tiga kebutuhan manusia,
yaitu:
a. Kebutuhan berprestasi (need for achievement), yaitu keinginan untuk melakukan
sesuatu lebih baik dibandingkan sebelumnya.
b. Kebutuhan untuk berkuasa (need for power), yaitu kebutuhan untuk lebih kuat, lebih
berpengaruh terhadap orang lain.
c. Kebutuhan afiliasi (need for afiliation), yaitu kebutuhan untuk disukai,
mengembangkan, atau memelihara persahabatan dengan orang lain.
Ketiga jenis kebutuhan tersebut bisa dimiliki oleh setiap orang, yang berbeda
hanyalah intensitasnya.
b. Teori Proses
Teori motivasi proses pada dasarnya menitikberatkan pada bagaimana
menguatkan, mengarahkan, dan menghentikan perilaku individu agar setiap individu
bekerja sesuai dengan keinginan manajer. Teori ini merupakan proses sebab dan akibat
bagaimana seseorang bekerja serta hasil apa yang akan diperolehnya. Manusia yang
memiliki ego selalu menginginkan hasil yang baik-baik saja. Daya penggerak yang
memotivasi semangat kerja seseorang terkandung dari harapan yang akan diperolehnya
pada masa depan, sehingga teori ini disebut juga sebagai teori harapan (expectancy
theory). Teori motivasi proses terdiri dari:
•
Teori Harapan
Teori harapan didasarkan pada tiga konsep penting. Teori harapan dikemukakan
oleh Victor Vroom (Hasibuan, 2003: 165). Pertama, harapan (expectancy) adalah suatu
kesempatan yang diberikan terjadi karena perilaku. Harapan mempunyai nilai yang
berkisar dari nol yang menunjukkan tidak ada kemungkinan bahwa suatu hasil akan
muncul sesudah perilaku tertentu, sampai angka positif satu yang menunjukkan
kepastian hasil tertentu akan mengikuti suatu tindakan. Kedua, nilai (valance) adalah
akibat dari perilaku tertentu mempunyai nilai atau martabat tertentu bagi setiap individu
tertentu. Nilai ditentukan oleh individu dan tidak merupakan kualitas objektif dari akibat
itu sendiri. Ketiga, pertautan (instumentality) adalah persepsi dari individu bahwa hasil
tingkat pertama akan dihubungkan dengan hasil tingkat kedua.
Dapat disimpulkan bahwa motivasi dijelaskan dengan mengkombinasikan ke-3
prinsip ini. Seorang individu akan termotivasi bila ia percaya bahwa suatu perilaku
tertentu akan menghasilkan hasil tertentu. Hasil tersebut mempunyai nilai positif
baginya dan hasil tersebut dapat dicapai dengan usaha yang dilakukan seseorang.
•
Teori Keadilan
Manusia selalu mendambakan keadilan dalam pemberian hadiah maupun
hukuman terhadap setiap perilaku yang relatif sama. Keadilan merupakan daya
penggerak yang memotivasi semangat kerja seseorang. Penilaian dan pengakuan
mengenai perilaku bawahan harus dilakukan secara objektif, bukan berdasarkan atas
suka atau tidak suka. Dapat disimpulkan bahwa motivasi setiap individu berhubungan
dengan sikap atau penilaian objektif perusahaan pada semua karyawan.
c. Teori Pengukuhan
Teori ini didasarkan atas hubungan sebab dan akibat dari perilaku dengan
pemberian kompensasi. Teori pengukuhan terdiri dari dua jenis, yaitu : pertama,
pengukuhan positif yaitu bertambahnya frekuensi perilaku, terjadi apabila pengukuh
positif diterapkan secara bersyarat, kedua pengukuhan negatif yaitu bertambahnya
frekuensi
perilaku,
terjadi
apabila
pengukuhan
selalu
berhubungan
dengan
bertambahnya frekuensi dari tanggapan, apabila diikuti oleh suatu stimulus yang
bersyarat. Demikian juga, prinsip hukuman selalu berhubungan dengan berkurangnya
frekuensi tanggapan, apabila tanggapan diikuti oleh rangsangan yang bersyarat.
2.1.4. Faktor-faktor Motivasi Karyawan
Motivasi karyawan dalam bekerja dipengaruhi oleh banyak hal, diantaranya
yaitu: Hubungan atasan dan bawahan, gaji dan tunjangan, kondisi tempat kerja,
penghargaan serta jenjang karir.
2.1.4.1. Hubungan Atasan dan Bawahan
Hubungan atasan dan bawahan merupakan suatu interaksi yang terjadi antara
bawahan dengan atasannya. Interaksi tersebut dapat berlangsung didalam pekerjaan
maupun diluar masalah pekerjaan (Hasibuan, 2003: 185). Para atasan yang berhasil
adalah mereka yang mengandalkan pada para bawahan yang membantu kinerja mereka.
Bawahan bisa jadi memiliki pengetahuan dan keahlian khusus dimana para atasan
belajar dari mereka atau mereka melaksanakan peranan startegis dalam membantu
seorang atasan mancapai kinerja yang baik. Hubungan atasan dan bawahan melengkapi
tujuan departemen sumberdaya manusia melalui tim kerja, motivasi dan dedikasi
mereka (Mangkuprawira, 2004: 191).
2.1.4.2. Gaji dan tunjangan
a. Gaji
Gaji merupakan balas jasa dalam bentuk uang yang diterima karyawan sebagai
konsekuensi dari kedudukannya sebagai seorang karyawan yang memberikan
sumbangan dalam mencapai tujuan perusahaan atau dapat dikatakan sebagai bayaran
tetap yang diterima seseorang dari keanggotaannya dalam sebuah perusahaan
(Hariandja, 2002: 245).
b. Tunjangan
Tunjangan merupakan imbalan tidak langsung yang diberikan kepada seorang
karyawan atau sekelompok karyawan sebagai bagian dari keanggotaannya di
perusahaan (Mathis dan Jackson, 2002: 203).
Jenis-jenis tunjangan (Hariandja, 2002: 280), yaitu:
•
Time off benefit yang meliputi hari-hari sakit, liburan, cuti, dan alasan lain
•
Jaminan terhadap resiko ekonomi
•
Program-program pelayanan yang meliputi program rekreasi, kafetaria, perumahan,
bea siswa pendidikan, dan lain-lain.
•
Tunjangan-tunjangan yang diharuskan oleh undang-undang
Gaji merupakan salah satu unsur yang penting dalam meningkatkan motivasi,
karena gaji merupakan alat untuk memenuhi berbagai kebutuhan karyawan. Oleh karena
itu, perusahaan harus melakukan perencanaan gaji yang sesuai dengan tugas, tanggung
jawab, dan tingkat usaha yang dilakukan oleh karyawan. Pemberian gaji dan tunjangan
yang sesuai dengan harapan karyawan akan mempengaruhi motivasi karyawan dalam
meningkatkan produktivitas kerja (Hariandja, 2002: 244).
2.1.4.3. Kondisi tempat kerja
Kondisi tempat kerja merupakan lingkungan kerja yang mampu diciptakan oleh
perusahaan, diantaranya kesehatan, keselamatan dan keamanan. Kesehatan merunjuk
pada kondisi fisik, mental, dan stabilitas emosi secara umum, manajemen kesehatan di
perusahaan bertujuan untuk memelihara kesejahteraan individu secara menyeluruh.
Keselamatan
merunjuk pada perlindungan terhadap kesejahteraan fisik seseorang,
tujuan utama program keselamatan kerja yang efektif di perusahaan adalah mencegah
kecelakaan atau cedera yang terkait dengan pekerjaan. Keamanan merunjuk pada
perlindungan terhadap fasilitas pengusaha dan peralatan yang ada dari akses-akses yang
tidak sah serta untuk melindungi para karyawan ketika sedang bekerja atau melakukan
pekerjaan (Mathis dan Jackson, 2002: 245).
2.1.4.4. Penghargaan
Penghargaan merupakan salah satu bentuk pengakuan yang diberikan
perusahaan kepada karyawan atas hasil dan prestasi kerja yang telah dilakukan bagi
kepentingan perusahaan (Simamora, 2004: 25). Penghargaan merupakan kegiatan
departemen sumberdaya manusia yang sangat penting. Tujuannya adalah untuk
menyediakan sebuah gambaran yang cermat tentang kinerja atau hasil dan prestasi kerja
karyawan masa lalu dan masa kini pada perusahaan. Syarat pokok dari proses penilaian
kinerja atau prestasi adalah dengan melakukan penilaian karyawan secara obyektif
mungkin. Hal ini penting tidak hanya untuk motivasi karyawan saja, tetapi juga bagi
perusahaan, misalnya untuk memperbaiki standar dan teknik penilaian yang baru
(Mangkuprawira, 2004: 194).
2.1.4.5. Jenjang karir
Karir adalah keseluruhan jabatan atau posisi yang dapat diduduki seseorang
selama kehidupan kerjanya dalam perusahaan atau dalam beberapa perusahaan. Jenjang
karir merupakan kenaikan jabatan atau posisi karyawan dalam suatu perusahaan.
Jenjang karir dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti tingkat pendidikan,
kebijakan organisasi, dan lain-lain (Hariandja, 2002: 245). Tujuan pokok dari program
jenjang karir adalah membantu karyawan menganalisis kemampuan dan minat mereka
untuk menyepadankan kebutuhan individu dalam pertumbuhan dan pengembangan
mereka dengan kebutuhan perusahaan. Selain itu, pengembangan karir merupakan
sebuah alat penting dimana manajemen dapat meningkatkan produktivitas, memperbaiki
sikap karyawan dalam pekerjaan, dan mengembangkan kepuasan dan motivasi
karyawan yang semakin besar (Mangkuprawira, 2004: 181).
2.1.5. Konsep Produktivitas
Batasan mengenai produktivitas dapat dilihat dari berbagai sudut pandang,
tergantung kepada tujuan dan bentuk organisasi atau perusahaan tersebut dalam
menjalankan kegiatannya. Berbagai ungkapan seperti output, kinerja, efisiensi dan
efektivitas sering dihubungkan dengan produktivitas. Selain efisiensi, produktivitas juga
dikaitkan dengan kualitas output, yang diukur berdasarkan beberapa standar yang telah
ditetapkan terlebih dahulu.
2.1.5.1. Produktivitas
Produktivitas merupakan salah satu penunjang pada diri individu untuk
memotivasi kearah kehidupan yang lebih baik. Dalam hal ini terdapat beberapa teori
mengenai produktivitas.
Hasibuan (2003: 170) mengemukakan produktivitas adalah perbandingan antara
output (hasil) dan input (masukan). Jika produktivitas naik, ini hanya dimungkinkan
dengan adanya peningkatan efeisiensi (waktu-bahan-tenaga) sistem kerja, tekhnik
produksi dan adanya peningkatan keterampilan dari tenaga kerjanya.. Produktivitas
secara total atau keseluruhan artinya keluaran yang dihasilkan diperoleh dari
keseluruhan masukan yang ada dalam organisasi. Masukan tersebut lazim dinamakan
sebagai faktor produksi. Keluaran yang dihasilkan dicapai dari masukan yang
melakukan proses kegiatan yang bentuknya dapat berupa produk jasa atau nyata.
Umar (1998: 156) mengemukakan produktivitas merupakan perbandingan antara
hasil yang dicapai (output) dengan keseluruhan sumberdaya yang digunakan (input).
Produktivitas memiliki dua dimensi. Dimensi pertama adalah efektivitas yang mengarah
kepada pencapaian tujuan untuk kerja yang maksimal, yaitu target yang berkaitan
dengan kualitas, kuantitas, dan waktu. Dimensi kedua yaitu efisiensi yang berkaitan
dengan upaya membandingkan masukan (input) dengan realisasi penggunaanya atau
bagaimana pekerjaan tersebut dilaksanakan.
Produktivitas
menurut Nawawi (1996: 26) merupakan ukuran tingkat
kemampuan pekerja secara individual dalam menghargai hasil karyanya dan
keikutsertaanya untuk menghasilkan barang atau jasa sebagai produk organisasi atau
perusahaan. Dari beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa
produktivitas dapat dilihat dari kegiatan yang dihasilkan baik berupa barang atau jasa
yang diberikan kepada organisasi atau perusahaan tempat bekerja ataupun usaha yang
dilakukan.
2.1.5.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produktivitas
Untuk mencapai tujuan produktivitas yang diharapkan maka ada beberapa faktor
yang dapat mempengaruhi produktivitas. Anoraga (1995: 71) mengemukakan beberapa
faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas kerja, yaitu:
a. Pendidikan
Pada umumnya seseorang yang memiliki pendidikan yang lebih tinggi akan
mempunyai produktivitas kerja yang lebih tinggi, karena dengan pendidikan, individu
dapat menggunakan apa yang sudah didapat dari dunia pendidikan dan menerapkannya
dalam dunia kerja.
b. Motivasi
Pemimpin dalam suatu perusahaan harus mengetahui dan memahami motivasi
dari setiap karyawan agar dapat membimbing dan memotivasi karyawan untuk bekerja
lebih baik. Tingkat motivasi yang tinggi pada karyawan akan mempengaruhi
produktivitas kerja karyawan.
c. Keterampilan
Keterampilan berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan atau
menyelesaikan pekerjaan yang bersifat teknis, seperti keterampilan komputer. Dengan
keterampilan yang dimiliki seorang karyawan diharapkan mampu menyelesaikan
pekerjaan secara produktif sehingga peningkatan produktivitas kerja dapat tercapai.
d. Sikap etika kerja
Sikap individu atau kelompok dalam membina hubungan yang serasi, selaras
dan seimbang didalam kelompok itu sendiri maupun dengan kelompok lain dan etika
dalam hubungan kerja sangat penting untuk meningkatkan produktivitas kerja.
e. Lingkungan dan iklim kerja
Lingkungan kerja dari karyawan termasuk hubungan antar karyawan, hubungan
dengan pimpinan, suhu serta lingkungan kerja. Lingkungan dan iklim kerja yang baik
akan meningkatkan motivasi karyawan dalam rangka peningkatan produktivitas kerja.
f. Kesempatan berprestasi
Kesempatan untuk mengembangkan potensi yang ada dalam diri karyawan akan
meningkatkan produktivitas kerja.
g. Disiplin kerja
Disiplin kerja mempunyai hubungan yang erat dengan motivasi. Kedisiplinan
dapat dibina melalui latihan, antara lain dengan bekerja menghargai waktu dan biaya
yang akan memberikan pengaruh peningkatan terhadap produktivitas kerja.
h. Gizi dan kesehatan
Daya tahan tubuh individu biasanya dipengaruhi oleh gizi dan dan makanan
yang dikonsumsinya setiap hari. Gizi yang baik akan mempengaruhi kesehatan
karyawan, dan semua itu akan mempengaruhi produktivitas kerja.
i. Tingkat penghasilan
Penghasilan yang cukup berdasarkan prestasi kerja karyawan, karena semakin
tinggi prestasi karyawan akan semakin besar upah yang diterima. Dengan penghasilan
yang cukup, akan memberikan semangat kerja bagi tiap karyawan untuk memacu
prestasi sehingga produktivitas kerja akan tercapai.
j. Teknologi
Kemajuan teknologi meliputi peralatan yang semakin otomatis dan canggih,
serta dapat mendukung produksi dan mempermudah manusia dalam melaksanakan
pekerjaan sehingga produktivitas kerja dapat tecapai.
k. Jaminan sosial
Perhatian dan pelayanan perusahaan kepada setiap karyawan menunjang
kesehatan dan keselamatan dengan harapan agar karyawan semakin bergairah dan
mempunyai semangat kerja, dengan demikian karyawan akan termotivasi untuk bekerja
lebih baik dalam rangka peningkatan produktivitas kerja.
l. Manajemen
Adanya manajemen yang baik maka karyawan akan terorganisasi dengan baik,
dengan demikian produktivitas kerja akan tercapai. Dari beberapa uraian tersebut maka
dapat disimpulkan bahwa produktivitas dapat tercapai dengan baik apabila kondisi
psikologis dan lingkungan kerja
yang diterima antara pekerja dan organisasi atau
perusahaan dapat sejalan dengan baik sesuai dengan tujuan hasil yang diharapkan.
2.1.6. Pengaruh Motivasi Terhadap Peningkatan Produktivitas Kerja
Motivasi merupakan hal yang penting bagi karyawan untuk memajukan prestasi
kerja dalam rangka peningkatan produktivitas kerja. Menurut Teguh dan Rosidah (2003:
202) motivasi karyawan berhubungan langsung dalam upaya untuk meningkatkan
produktivitas, upaya-upaya produktivitas mendorong pemahaman yang kompleks
mengenai motivasi dan kepuasan karyawan. Untuk meningkatkan produktivitas dan
efesiensi maka sangat penting bagi perusahaan untuk memperbaiki manajemen
sumberdaya manusia sehingga akan berpengaruh pada peningkatan kualitas dan
produktivitas kerja.
Motivasi dan produktivitas kerja yang tinggi dapat dihasilkan, apabila tujuan
pribadi karyawan dan perusahaan dapat terpadu dengan baik, sedangkan tujuan pribadi
dapat terwujud jika tujuan perusahaan telah tercapai (Manullang, 2001: 169).
Sedangkan menurut Hariandja (2002: 289), kepuasan kerja merupakan satu unsur
penting dalam peningkatan motivasi, dan motivasi merupakan salah satu unsur penting
dalam peningkatan produktivitas kerja. Untuk meningkatkan produktivitas kerja tidak
hanya dengan melakukan kegiatan analisis jabatan, perencanaan sumberdaya manusia,
perekrutan, seleksi, tetapi yang cukup penting adalah meningkatkan kualitas kehidupan
kerja karyawan dan motivasi karyawan.
2.2. Hasil Penelitian Terdahulu
Dalam penelitian ini ada beberapa penelitian terdahulu yang diambil sebagai
bahan masukan pada penelitian ini, yaitu:
Pepiliana (2005) dalam penelitiannya yang berjudul analisis faktor-faktor yang
mempengaruhi motivasi kerja karyawan taman bunga nusantara di PT. Sarana kusuma
Inti Makmur Nusantara menemukan bahwa pendorong motivasi kerja karyawan
dipengaruhi oleh faktor ekstrinsik diantaranya yaitu, kompensasi dan hubungan antara
atasan dan bawahan, serta faktor intrinsik diantaranya, yaitu tanggungjawab yang
diberikan dan pengembangan karyawan.
Nugroho (2007) dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh program DIKLAT
terhadap produktivitas kerja karyawan pada Taman Wisata Mekarsari Cileungsi Bogor,
menemukan bahwa mayoritas responden menganggap bahwa perilaku kerja, minat,
pengalaman, dan motivasi dibutuhkan untuk meningkatkan produktivitas kerja.
Berdasarkan penelitian terdahulu dapat terlihat bahwa faktor yang dapat mempengaruhi
produktivitas banyak ragamnya seperti DIKLAT dan motivasi. Penelitian terdahulu
merupakan bahan masukan pada penelitian ini. Praktek di lapangan dan pembahasan
yang penulis lakukan tidak jauh berbeda dari penelitian terdahulu, yang membedakan
adalah metode penelitian, lokasi dan waktu penelitian, penentuan responden, informasi
jenis dan sumber data serta pengolahan dan analisis data.
2.3. Kerangka Pemikiran Konseptual
Banyaknya tempat wisata, salah satunya wisata agro telah membawa dampak
pada semakin ketatnya persaingan untuk menarik pengunjung yang datang dan merebut
pangsa pasar. Untuk mewujudkan visi dan misi perusahaan maka salah satu faktor yang
penting adalah kebutuhan karyawan yang berkualitas. Peranan dan keberadaan
karyawan yang potensial selalu menjadi harapan dan tumpuan bagi perusahaan untuk
melakukan kegiatan agar mencapai hasil yang maksimal.
Manajemen SDM memiliki banyak kegiatan, diantaranya yaitu pengadaan dan
penyiapan, pengembangan dan penilaian, pemeliharaan serta pelepasan. Pada
manajemen SDM, kegiatan pemeliharaan merupakan salah satu kegiatan yang
terpenting karena pada kegiatan tersebut terdapat salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi kualitas seorang karyawan yaitu motivasi. Dengan adanya motivasi yang
tinggi diharapkan seorang karyawan dapat bekerja dengan maksimal dan mencapai
tujuan baik bagi perusahaan maupun dirinya sendiri. Motivasi karyawan dipengaruhi
oleh beberapa faktor, diantaranya hubungan atasan dan bawahan, gaji dan tunjangan,
kondisi tempat kerja, penghargaan dan jenjang karir. Untuk mengetahui faktor-faktor
motivasi apa saja yang dapat mempengaruhi tingkat produktivitas kerja Karyawan
Kebun Wisata Pasir mukti maka digunakan analisis regresi linear berganda dan untuk
melihat hubungan antara dua variabel tersebut maka digunakan korelasi. Kerangka
pemikiran konseptual penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.
PT. Kebun Wisata
Pasir Mukti
Perencanaan Perusahaan
Visi & Misi
Manajemen
SDM
Pengadaan dan
Penyiapan
Pengembangan
dan Penilaian
Pemeliharaan
Motivasi
Faktor-Faktor Motivasi
Hubungan atasan dan
bawahan
- Gaji dan tunjangan
- Kondisi tempat kerja
- Penghargaan
- Jenjang karir
-
Regresi Linear
Berganda &
Korelasi
Produktivitas Kerja Karyawan
Ket:
Tidak dianalisis
Gambar 3. Kerangka Pemikiran Konseptual
Pelepasan
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kebun Wisata Pasir Mukti, yang terletak di
Citeureup, Bogor. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan
pertimbangan bahwa Kebun Wisata Pasir Mukti merupakan salah satu tempat wisata
agro yang memiliki potensi yang cukup besar dengan sumberdaya alamnya.
Pengumpulan data dilaksanakan pada bulan Februari 2008.
3.2. Jenis dan Sumber Data
Jenis dan sumber data dalam penelitian ini meliputi data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara dan kuesioner dengan
general manager dan karyawan bagian wisata pada Kebun Wisata Pasir Mukti.
Data sekunder diperoleh dari berbagai sumber yang terkait dengan penelitian ini,
dokumen yang relevan dan tertulis.
3.3. Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam mengumpulkan data yang relevan untuk
menunjang dan memperkuat analisis penelitian adalah ;
1. Wawancara: dilakukan dengan general manager dan karyawan bagian wisata pada
Kebun Wisata Pasir Mukti
2. Kuesioner: diberikan kepada karyawan bagian wisata dibawah tingkat general
manager pada Kebun Wisata Pasir Mukti, yaitu sebanyak 38 orang. Kuesioner
tersebut terdiri dari pertanyaan yang meliputi karakteristik responden, motivasi, dan
produktivitas.
3. Studi Kepustakaan: diperoleh dari berbagai sumber buku, dan skripsi
4. Dokumentasi: diperoleh dari laporan atau dokumen perusahaan
3.4. Metode Pengambilan Sampel
Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel pada penelitian ini
adalah teknik sensus, yaitu teknik pengambilan responden dimana responden
tiap unit populasi dihitung (Arikunto, 2006: 141). Karyawan bagian wisata
dibawah tingkat general manager pada Kebun Wisata Pasir Mukti diambil
seluruhnya sebagai sampel pada penelitian ini. Adapun alasan penggunaan
teknik tersebut dikarenakan sedikitnya jumlah populasi karyawan bagian wisata
pada Kebun Wisata Pasir Mukti yang dapat dijadikan responden. Responden
yang diteliti dalam penelitian ini adalah berjumlah 38 orang.
3.5. Metode Analisis Data
Data yang diperoleh akan dianalisis secara analisa deskriptif kuantitatif.
Analisis kuantitatif digunakan untuk mengetahui tingkat motivasi dan tingkat
produktivitas kerja karyawan Kebun Wisata Pasir mukti serta pengaruh faktorfaktor motivasi terhadap produktivitas kerja karyawan. Adapun pengolahan data
tersebut digunakan dengan bantuan software excel dan software SPSS 13.0 for
windows (Statistical Product and sevice Solution). Analisis data kuantitatif yang
digunakan yaitu sebagai berikut:
3.5.1. Analisis Deskriptif dan Skala Likert
a. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif adalah analisis data dengan cara menggambarkan data yang
telah terkumpul. Analisis deskriptif dilakukan untuk mengetahui karakteristik responden
berdasarkan umur, tingkat pendidikan, masa kerja, motivasi karyawan dan produktivitas
kerja dengan cara tabulasi hasil kuesioner secara manual.
b. Skala Likert
Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang
atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian fenomena sosial ini
telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti yang disebut sebagai variabel penelitian.
Variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator. Indikator kemudian dijadikan
sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan
atau pertanyaan. Jawaban setiap item instrumen mempunyai gradasi dari sangat positif
sampai sangat negatif. Untuk analisis kuantitatif maka jawaban tersebut diberi nilai.
Tabel 2. Nilai Skala Likert
No
Jawaban
Nilai
1
2
3
4
5
Pertanyaan sangat sesuai dengan keadaan yang karyawan rasakan
Pertanyaan sesuai dengan keadaan yang karyawan rasakan
Pertanyaan cukup sesuai dengan keadaan yang karyawan rasakan
Pertanyaan tidak sesuai dengan keadaan yang karyawan rasakan
Pertanyaan sangat tidak sesuai dengan keadaan yang karyawan
rasakan
5
4
3
2
1
Ada beberapa kelebihan dan kelemahan dari skala Likert, yaitu:
Kelebihan Skala Likert
1.
Dalam menyusun skala, item-item yang belum tentu menunjukkan hubungan
dengan sikap yang sedang diteliti masih dapat dimasukkan dalam skala.
2.
Skala Likert lebih mudah dibuat.
3.
Skala Likert mempunyai reliabilitas yang tinggi, dan dapat memperlihatkan item
yang dinyatakan dalam beberapa responsi alternatif (sangat setuju, setuju, cukup
setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju).
4.
Skala Likert dapat memberikan keterangan yang lebih nyata dan jelas tentang
pendapat atau sikap responsi tentang hal yang dipertanyakan, karena jangka
responsi yang lebih besar.
Kelemahan Skala Likert
1. Skala Likert hanya dapat mengurutkan individu dalam skala, tetapi tidak
dapat
membandingkan berapa kali satu individu lebih baik dari individu
lain.
2.
Kadang kala total nilai dari individu tidak memberikan arti yang jelas, karena
banyak pola responsi terhadap beberapa item akan memberikan nilai yang sama.
3.5.2. Analisis Regresi Linear Berganda dan Korelasi
a. Regresi Linear Berganda
Analisis regresi linear berganda digunakan untuk menganalisis faktorfaktor motivasi yang menggunakan lebih dari satu variabel bebas. Untuk lebih
jelasnya analisis regresi linear berganda dapat ditunjukkan pada persamaan
berikut (Sudjana, 2001 :347)
Y = a + blX1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5
Dimana:
Y = Peningkatan produktivitas kerja
a = Koefisien konstanta
b = Koefisien regresi
X1 = Hubungan atasan dan bawahan
X2 = Gaji dan tunjangan
X3 = Kondisi tempat kerja
X4 = Penghargaan
X5 = Jenjang karir
b. Korelasi Berganda
Korelasi berganda adalah hubungan dari beberapa variabel independent
dengan satu variabel dependent. Korelasi berganda digunakan untuk mengetahui
seberapa besar hubungan dari beberapa variabel independent secara bersamasama dengan variabel dependent (Santosa dan Ashari, 2005: 143).
Menurut Supranto (2000: 152) kuat tidaknya hubungan antara X dan Y
apabila dapat dinyatakan dengan fungsi linear yang disebut koefisien korelasi.
Nilai koefisien korelasi ini paling sedikit -1 dan paling besar 1. Jadi jika r =
koefisien korelasi, maka nilai r dapat dinyatakan sebagai berikut:
-1≤ r ≤ 1
Artinya:
Jika r = 1, hubungan X dan Y sempurna dan positif (mendekati 1, yaitu
hubungan sangat kuat dan positif)
r = -1, hubungan X dan Y sempurna dan negatif (mendekati -1, yaitu hubungan
sangat kuat dan negatif)
r = 0, hubungan X dan Y lemah sekali atau tidak ada hubungan.
c. Uji Signifikansi Individual (uji t)
Uji signifikansi individual (uji t) merupakan pengujian koefisien regresi
secara individual yang dilakukan untuk mengetahui variabel–variabel bebas
secara bertahap yang berpengaruh signifikan atau nyata terhadap variabel terikat
(Sudjana, 2001: 325).
Pengujian hipotesa adalah sebagai berikut:
Ho : bi = 0, berarti variabel bebas (independent) bukan merupakan variabel penjelas
yang signifikan terhadap variabel yang dijelaskan (dependent).
Hı : bi ≠ 0, berarti variabel bebas (independent) merupakan variabel penjelas yang
signifikan terhadap variabel yang dijelaskan (dependent).
Kaidah pengujiannya adalah sebagai berikut:
thitung > ttabel, atau Signifikansi > alpha (α) yang berarti adalah Tolak Ho
thitung < ttabel, atau Signifikansi < alpha(α) yang berarti adalah Terima Ho
d. Uji Signifikansi Simultan (uji F)
Uji Signifikansi Simultan (uji F) digunakan untuk mengetahui ada
tidaknya pengaruh variabel–variabel bebas (X) yang digunakan pada model
terhadap varibel yang dijelaskan (Y) secara serentak (Sudjana, 2001: 355).
Pengujian hipotesa adalah sebagai berikut:
Ho : bi = 0, berarti variabel bebas (independent) bukan merupakan variabel penjelas
yang signifikan terhadap variabel yang dijelaskan (dependent).
Hı : bi ≠ 0, berarti variabel bebas (independent) merupakan variabel penjelas yang
signifikan terhadap variabel yang dijelaskan (dependent).
Kaidah pengujiannya adalah sebagai berikut:
Fhitung > Ftabel, atau Signifikansi > alpha (α) yang berarti adalah Tolak Ho
Fhitung < Ftabel, atau Signifikansi < alpha (α) yang berarti adalah Terima Ho
e. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi adalah suatu nilai yang menggambarkan seberapa
besar perubahan atau variasi dari variabel dependent bisa dijelaskan oleh
perubahan atau variasi dari variabel independent. Dengan mengetahui nilai
koefisien determinasi kita akan bisa menjelaskan kebaikan dari model regresi
dalam memprediksi variabel dependent (Santosa dan Ashari, 2005: 144).
3.6. Definisi Operasional
Definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Motivasi merupakan keinginan atau kemauan didalam diri setiap individu dalam
melakukan pekerjaan guna mencapai tujuan yang diinginkan.
2. Produktivitas merupakan kegiatan yang dilakukan seseorang dalam menghasilkan
barang atau jasa pada organisasi atau perusahaan tempat bekerja ataupun usaha yang
dilakukan.
3. Hubungan atasan dan bawahan merupakan interaksi yang terjadi antara karyawan
dengan atasannya. Interaksi tersebut dapat berlangsung di dalam pekerjaan maupun di
luar masalah pekerjaan.
4. Gaji merupakan balas jasa dalam bentuk uang yang diterima karyawan sebagai
konsekuensi dari kedudukannya sebagai seorang karyawan dalam suatu perusahaan.
Gaji pada umumnya berlaku untuk tarif bayaran mingguan, bulanan atau tahunan dan
terlepas dari lamanya jam kerja (Simamora).
5. Tunjangan merupakan imbalan tidak langsung yang diberikan kepada seorang
karyawan sebagai bagian dari keanggotaannya pada perusahaan atau dapat dikatakan
tunjangan merupakan tambahan kompensasi diatas atau diluar gaji atau upah yang
diberikan oleh perusahaan kepada karyawan.
6. Kondisi tempat kerja merupakan keadaan lingkungan kerja yang diciptakan oleh
perusahaan bagi kepentingan karyawan dalam bentuk kesehatan, keselamatan dan
keamanan selama bekerja.
7. Penghargaan merupakan bentuk penghargaan yang diberikan kepada karyawan atas
hasil prestasi kerja yang telah dilakukan bagi perusahaan.
8. Jenjang karir merupakan tingkatan jabatan atau posisi karyawan dalam suatu
perusahaan yang dimulai dari karyawan biasa hingga tingkat direksi.
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
4.1. Sejarah Dan Perkembangan
Kebun Wisata Pasir Mukti terletak pada ketinggian 150- 200 diatas permukaan
laut (dpl) dengan kualifikasi tanah berbatu dimana kesuburan tanahnya tergolong rendah
dan bersifat asam, resapan airnya kurang namun curah hujan tinggi. Kebun Wisata
Pasir Muki beralamat di Jl. Raya Tajur Pasir Mukti KM 4 Citeureup, Bogor. Akses
terdekat untuk mencapai lokasi Kebun Wisata Pasir Mukti dari Jakarta atau Bogor
melalui jalan tol Jagorawi dengan waktu tempuh sekitar 60 menit. Luas lahan Kebun
Wisata Pasir Mukti secara keseluruhan sebesar 15 hektar yang ditanami berjenis
tanaman buah, padi, sayur mayur, bunga anggrek. Kebun Wisata Pasir Mukti
merupakan objek wisata agro yang selain menyajikan berbagai tanaman yang di tanam
dalam pot (Tambulampot) juga terdapat berbagai fasilitas yang menunjang daya tarik
Kebun Wisata Pasir Mukti sebagai obyek wisata agro untuk dikunjungi wisatawan baik
domestik maupun mancanegara.
Berawal dari cinta tanaman, Ny. Emily Turangan Senduk mengembangkan hobi
berkebun dan menanam anggrek di desa Pasir Mukti. Secara bertahap, lewat uji coba
menanam aneka tanaman buah yang di mulai tahun 1979 maka dilahan tidak subur yang
berbatu dan bersifat asam tersebut diolah dan dijadikan area perkebunan buah. Semula
kebun ini hanya dinikmati oleh keluarga dan teman-teman saja. Namun terpuruknya
perekonomian pada tahun 1997/1998 dan fakta bahwa pertanian di Indonesia tidak
menjadi tulang punggung perekonomian negara membuat Ny. Emily sangat prihatin
akan hal tersebut. Bersama rekan-rekan sepikiran, Ny Emily. membentuk perhimpunan
perbuahan Indonesia serta Asosiasi Wisata Agro Indonesia. Ny. Emily pada akhirnya
menjadikan “kebun hobi”nya sebagai objek wisata agro.
Agar pelayanan dilakukan secara profesional, maka pada tahun 2003 “kebun
hobi” yang kemudian diberi nama Pasir Mukti dikelola secara komersial dan berbadan
hukum. Nama Pasir Mukti diambil dari nama kelurahan tempat Pasir Mukti berada.
Pasir Mukti terletak di antara 3 kelurahan, yaitu Tajur, Pasir Mukti dan Gunungsari.
Nama Pasir Mukti dipilih karena dalam bahasa setempat artinya tanah yang sejahtera.
Pada tanggal 29 April 2005 Kebun Wisata Pasir Mukti telah menetapkan buah
Jeruk kasturi sebagai maskot kebun. Kebun Wisata Pasir Mukti memilih Jeruk Kasturi
karena tanaman Jeruk ini dinilai dapat tumbuh di tanah yang kurang subur, tidak
memerlukan perawatan yang sulit, serta banyak menghasilkan buah dan bunga yang
harum. Kebun Wisata Pasir Mukti telah menghasilkan indusri rumah tangga berupa
sirup Lemong Cui dan selai Lemong Cui dimana dalam bahasa Minahasa tempat Ny.
Emily berasal, Jeruk Kasturi ini bernama Lemong Cui. Sirup Lemong Cui memiliki rasa
yang asam manis dan menyegarkan dan merupakan minuman selamat datang bagi
pengunjung Kebun Wisata Pasir Mukti.
Kebun Wisata Pasir Mukti secara bertahap telah melakukan pengembangan dan
pembangunan sarana dan prasarana umum, antara lain dibangunnya pondok-pondok
Minahasa untuk penginapan, restoran, toilet umum, tempat parkir, dan lain-lain. Sarana
rekresi yang bertema “back to nature” seperti kolam lumpur, arena perkemahan, kolam
pancing juga dibangun untuk menambah daya tarik dan alternatif pilihan rekreasi bagi
pengunjung.
Memasuki tahun ke 3, Kebun Wisata Pasir Mukti membangun sarana baru
dialam terbuka
yaitu permainan Paintball, yang diberi nama Combat Battlefield.
Dilahan ini pengunjung dewasa dapat beradu srategi permainan, menguji ketahanan
fisik, membangun sportifitas dan team work lewat permainan tersebut. Unsur hiburan
dan rekreasi tersebut melengkapi wisata agro, sehingga tujuan wisatawan untuk
memperluas pengetahuan dan pengalaman dibidang pertanian terpenuhi.
4.2. Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan
Sebagai salah satu tempat agrowisata yang sedang berkembang, Kebun Wisata
Pasir Mukti memiliki Visi, misi dan tujuan perusahaan sebagai berikut:
a. Visi Perusahaan
Menjadi pemain utama dan terkemuka dalam industri agrowisata di Indonesia
dan ASEAN.
b. Misi Perusahaan
•
Mengenalkan pertanian dalam bentuk pendidikan dan pelatihan
•
Mengembangkan dan melestarikan budi daya produk pertanian
•
Meningkatkan produktivitas lahan yang berwawasan lingkungan.
c. Tujuan Perusahaan
Tujuan utama pembangunan Kebun Wisata Pasir Mukti ini adalah:
•
Menciptakan kesempatan kerja dan pendapatan bagi masyarakat disekitar
lokasi.
•
Memberikan tempat rekreasi yang sehat bagi pengunjung.
•
Memperbaiki kualitas lingkungan hidup.
•
Menumbuhkan rasa cinta bercocok tanam, khususnya pada generasi muda,
memacu masyarakat luas untuk mendayagunakan lahan pekarangan mereka.
•
Memberikan imbas positif kepada kerajinan rakyat yang ada di sekitar lokasi
agar dapat ikut berkembang.
•
Memberikan pemasukan pada pendapatan daerah.
4.3. Stuktur Organisasi Dan Peraturan Kebijakan Perusahaan
4.3.1. Stuktur Organisasi
Organisasi merupakan serangkaian hubungan individu-individu yang memiliki
fungsi berbeda dalam mewujudkan tujuan organisasi atau perusahaan. Hubungan ini
digambarkan dalam bagan organisasi dengan memperlihatkan garis-garis hubungan
antara fungsi dalam kegiatan operasional. Kebun Wisata Pasir Mukti dikelola oleh PT.
Kebun Wisata Pasir Mukti yang dipimpin oleh seorang direktur utama, dimana dalam
menjalankan tugasnya berada di bawah pengawasan komisaris. Direktur utama
membawahi lima direksi yaitu direktur keuangan, direktur HRD, direktur pemasaran,
general manager wisata dan general manager agro. General manager wisata dan general
manager agro memiliki kedudukan yang sama dengan direktur lainnya. Bagan stuktur
organisasi perusahaan dapat dilihat pada Gambar 4.
Tanggung Jawab dan Tugas
1. Direktur HRD
a. Tanggung Jawab
•
Bertanggung jawab terhadap kepersonaliaan
•
Bertanggung jawab terhadap disiplin, motivasi karyawan
•
Mengontrol kinerja bawahannya
b. Tugas
•
Menyeleksi karyawan baru berdasarkan kompetensi
•
Mengadakan pelatihan-pelatihan demi meningkatkan kualitas SDM
•
Memotivasi karyawan
2. Direktur Keuangan
a. Tanggung Jawab
•
Bertanggung jawab terhadap perencanaan, pelaksanaan dan memonitoring
keuangan
•
Bertanggung jawab terhadap tersedianya laporan keuangan dan perpajakan
•
Mengontrol kinerja bawahannya
b. Tugas
•
Membuat rencana keuangan mingguan, bulanan, dan tahunan
•
Membuat laporan rugi/laba perusahaan
•
Menyiapkan laporan pajak
•
Memotivasi karyawan
3. Direktur Pemasaran
a. Tanggung Jawab
•
Bertanggung jawab terhadap penjualan program yang telah dibuat oleh
perencana program dan segala produk yang dimiliki oleh Kebun Wisata Pasir
Mukti
•
Bertanggung jawab terhadap penyiapan, pembuatan dan pengadaan bahan/
material pemasaran seperti brosur, spanduk dll.
•
Mengontrol kinerja bawahannya
b. Tugas
•
Menyusun rencana pemasaran
•
Mengadakan kontak-kontak bisnis dengan klien
•
Merencanakan anggaran biaya pemasaran
•
Memotivasi karyawan
4. General Manager Wisata
a. Tanggung Jawab
•
Bertanggung jawab terhadap kinerja karyawan bagian wisata
•
Bertanggung jawab terhadap semua kegiatan dibagian wisata seperti
penginapan, restoran dan sarana rekreasi
•
Mengontrol kinerja bawahannya
a. Tugas
•
Memberikan pengarahan, bimbingan kepada semua karyawan bagian wisata
agar memberikan pelayanan yang baik
•
Menyusun rencana untuk pengembangan pada bagian wisata seperti restoran,
penginapan dan sarana rekreasi
5. General Manager Agro
a. Tanggung Jawab
•
Bertanggung jawab terhadap kinerja karyawan bagian agro
•
Bertanggung jawab terhadap peternakan, perikanan maupun tanaman yang ada
b. Tugas
•
Membuat perencanaan produksi dan perawatan tanaman, peternakan dan
perikanan
•
Mencari tanaman-tanaman ekslusif yang bernilai jual tinggi, mengadakan
penelitian dan pengembiakannya
•
Mengadakan analisa dan evaluasi tanaman mana yang tidak menguntungkan
•
Memotivasi karyawan
4.3.2. Peraturan dan kebijakan Perusahaan
Peraturan dan kebijakan perusahaan merupakan suatu ketentuan yang dibuat
perusahaan demi kelancaran jalannya operasional perusahaan, dimana peraturan dan
kebijaksanaan perusahaan ini harus dipatuhi oleh semua karyawan. Adapun peraturan
yang berlaku bagi karyawan terdiri dari:
a. Hari Kerja dan Jam Kerja
Hari kerja dalam seminggu adalah 6 hari dengan satu hari libur mingguan yang
disesuaikan dengan jadwal kerja shift bagian masing-masing. Jam kerja adalah 8 jam
dengan perhitungan 1 jam untuk istirahat. Jam kerja tersebut dibagi menjadi 2 shift,
yaitu shift pagi dan siang.
b. Sistem Kehadiran Karyawan
Perusahaan memberlakukan sistem kehadiran untuk semua karyawan. Setiap
karyawan wajib mengisi kartu absensi pada saat masuk kerja dan selesai kerja/jam
pulang dengan memasukkan kartu pada mesin absensi yang berada di dekat tempat
demo anggrek harian. Sistem ini dibuat untuk memastikan daftar kehadiran karyawan
dan sebagai bukti pendukung laporan penggajian karyawan. Karyawan dapat dinyatakan
terlambat bila datang melebihi jadwal masuk kerja yang telah ditentukan.
Perusahaan memberlakukan teguran dan surat peringatan bagi karyawan yang
sering datang terlambat dan tidak masuk kerja tanpa memberikan berita. Karyawan yang
sudah tiga kali menerima surat peringatan akan dikeluarkan dari perusahaan, karena
perusahaan menilai karyawan tersebut tidak disiplin dan tidak mematuhi peraturan
perusahaan. Karyawan yang tidak bekerja karena sakit diharuskan memberikan surat
keterangan sakit dari dokter.
c. Gaji
Gaji untuk karyawan tetap diatur menurut golongan dan jabatan. Selain gaji
pokok juga diberikan tunjangan jabatan untuk karyawan golongan atas. Gaji karyawan
tidak tetap atau kontrak disesuaikan dengan posisi sebagai apa mereka dikontrak dan
disesuaikan dengan UMK yang telah ditetapkan Kabupaten Bogor yaitu minimal
sebesar Rp. 779.000 perbulan, sedangkan untuk karyawan harian dilakukan pada saat
hari itu mereka bekerja dengan pemberian gaji melalui kesepakatan sebelumnya yaitu
sebesar Rp. 17.500 - Rp. 25.000 per hari untuk 7 jam kerja. Bagi karyawan yang tidak
pernah absen sebulan penuh diberikan insentif kehadiran sebesar Rp. 25.000.
d. Tunjangan Sosial
Tunjangan sosial adalah berbagai bentuk tunjangan yang diberikan oleh
perusahaan sebagai wujud kepedulian perusahaan terhadap kehidupan sehari-hari dan
kesejahteraan karyawan. Pemberian tunjangan ini terpisah dari perhitungan upah
bulanan. Tunjangan yang diberikan Kebun Wisata Pasir Mukti meliputi:
•
Tunjangan Makan
Karyawan Kebun Wisata Pasir Mukti memperoleh tunjangan makan dalam bentuk
langsung berupa makanan.
•
Tunjangan Hari Raya
Menjelang Hari Raya perusahaan memberikan Tunjangan Hari Raya (THR)
sebesar 1 bulan gaji kepada karyawan.
•
Tunjangan Kesehatan
Karyawan Kebun Wisata Pasir Mukti memperoleh tunjangan kesehatan sebesar Rp.
250.000 per tahun.
•
Tunjangan Jabatan
Tunjangan jabatan diberikan kepada karyawan setingkat supervisor dan diatas
supervisor yang besarnya disesuaikan dengan jabatan masing-masing.
e. Peraturan Lembur dan Perhitungan Lembur
Kerja lembur adalah kerja yang dilakukan lebih dari 7 jam sehari dan 40 jam
seminggu dan kerja yang dilakukan pada hari-hari libur resmi, hari-hari istirahat
mingguan atau istirahat shiftnya. Perusahaan memberlakukan lembur maksimum 3 jam
sehari dengan tidak melebihi 14 jam kerja seminggu. Kerja lembur sebelumnya harus
disepakati dahulu oleh karyawan yang bersangkutan apakah karyawan tersebut bersedia
lembur atau tidak. Perusahaan tidak memaksa karyawan yang tidak bersedia untuk
lembur namun perusahaan menilai karyawan tersebut tidak memiliki loyalitas terhadap
perusahaan.
Cara perhitungan upah lembur adalah sebagai berikut:
a. Apabila kerja lembur dilakukan pada hari biasa
Untuk jam lembur pertama harus dibayar upah sebesar satu setengah kali upah
perjam. Untuk setiap jam kerja lembur berikutnya harus dibayar upah sebesar dua kali
upah perjam.
b. Apabila kerja lembur dilakukan pada hari istirahat mingguan dan atau hari libur
resmi
Untuk setiap jam dalam batas 7 jam atau 5 jam apabila hari raya tersebut jatuh
pada hari kerja terpendek pada salah satu hari dalam 6 hari kerja seminggu, harus
dibayar upah sebesar dua kali upah perjam. Untuk jam kerja pertama selebihnya 7 jam
atau 5 jam apabila hari raya tersebut jatuh pada hari kerja terpendek pada salah satu
dalam 6 hari kerja seminggu, harus dibayar upah sebesar 3 kali upah perjam. Untuk jam
kerja kedua setelah 7 jam atau 5 jam apabila hari raya tersebut jatuh pada hari kerja
terpendek pada salah satu hari raya dalam 6 hari kerja seminggu dan seterusnya, harus
dibayar upah sebesar 4 kali upah perjam.
Dasar perhitungan upah lembur sesuai dengan peraturan Menteri Tenaga Kerja
No. Kep 102/Men/2004.
4.4. Manajemen Sumberdaya Manusia Kebun Wisata Pasir Mukti
Kebun Wisata Pasir Mukti merupakan perusahaan keluarga sehingga dari awal
berdiri, Kebun Wisata Pasir Mukti menyerap tenaga kerja berasal dari orang terdekat
dan masyarakat sekitar berdasarkan syarat pengalaman dan keahlian secara otodidak
tanpa memperdulikan latar belakang pendidikan formal sebagai prioritas penerimaan
tenaga kerja.
Saat ini kualitas sumberdaya manusia masih perlu ditingkatkan, walaupun
memiliki pengalaman namun secara keseluruhan sumberdaya manusia di Kebun Wisata
Pasir Mukti belum memiliki pengetahuan dibidang agrowisata. Sementara secara
kuantitas sumberdaya manusia masih bersifat fleksibel karena tingkat kebutuhan
karyawan kepada kegiatan yang diadakan Kebun Wisata Pasir Mukti. Kebun Wisata
Pasir Mukti masih membutuhkan karyawan yang benar-benar berkualitas dibidang
agrowisata untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia.
4.4.1. Karakteristik Karyawan
Merunjuk pada data sekunder yang diperoleh, jumlah total karyawan Kebun
Wisata Pasir Mukti adalah sebanyak 125 orang sedangkan karyawan untuk bagian
wisata adalah sebanyak 39 orang dan yang dijadikan sampel sebanyak 38 orang, yaitu
karyawan dibawah tingkat general manager. Karakteristik karyawan Kebun Wisata
Pasir Mukti dapat dilihat berdasarkan status, tingkat pendidikan, jenis kelamin dan
sebagainya. Komposisi tenaga kerja Kebun Wisata Pasir Mukti berdasarkan spesifikasi
karyawan antara lain terdiri dari direksi, karyawan tetap, karyawan kontrak, dan
karyawan harian. Berdasarkan tingkat pendidikan, karyawan terdiri dari beberapa
tingkatan pendidikan yaitu dari SMP sampai Sarjana.
4.4.2. Hubungan Sesama Rekan Kerja
Karyawan Kebun Wisata Pasir Mukti lebih banyak didominasi oleh masyarakat
sekitar Kebun Wisata Pasir Mukti, dengan latar belakang suku dan budaya yang sama,
sehingga hubungan diantara sesama rekan kerja sudah terjalin erat karena didukung
dengan rasa kekeluargaan yang cukup baik, baik didalam maupun diluar pekerjaan
sehingga diharapkan akan memberikan dampak yang positif dalam melakukan
pekerjaan. Usia karyawan Kebun Wisata Pasir Mukti sebagian besar sudah lebih dari
20 tahun dan tingkat pendidikan yang cukup tinggi,
sehingga karyawan diharapkan
memiliki pola pikir yang baik dan tingkat kedewasaan sehingga akan memberikan
dampak yang baik di lingkungan kerja dan dapat meminimalisasikan konflik.
4.4.3. Hubungan Antara Atasan dan Bawahan
Hubungan antara atasan dan bawahan karyawan Kebun Wisata Pasir Mukti
tergolong cukup erat, baik didalam maupun diluar pekerjaan. Karyawan seringkali
memberikan saran dan dukungan kepada atasan pada saat briefing. Briefing tersebut
diadakan untuk membicarakan mengenai sasaran pekerjaan seperti membahas
pencapaian target pengunjung, membahas program paket edukatif dan rekreasi seperti
agro pintar, demo anggrek, off road truck, combat battlefield serta merencanakan
program paket lain. Keeratan hubungan karyawan atasan dan bawahan didalam maupun
diluar pekerjaan menyebabkan karyawan merasa nyaman dalam bekerja sehingga stress
ataupun konflik dalam pekerjaan dapat dihindarkan.
4.4.4. Kondisi Tempat Kerja
Karyawan Kebun Wisata Pasir Mukti sebagian besar merasa nyaman dengan
kondisi tempat kerja di perusahaan, karena perusahaan sudah memberikan fasilitas kerja
seperti bot, topi, masker dan lain-lain yang mendukung karyawan dalam melakukan
pekerjaan. Perusahaan memberikan klinik P3K untuk keselamatan karyawan, jika
terjadi sesuatu pada waktu melakukan pekerjaan. Proses pengaturan prosedur pekerjaan
atasan melibatkan bawahan dengan meminta saran dari bawahan dalam hal lay out
pekerjaan, pengaturan ruang kerja dan lain-lain sehingga karyawan akan merasa
nyaman dengan kondisi tempat kerja.
4.4.5. Penghargaan
. Untuk meningkatkan prestasi kerja karyawan, Kebun Wisata Pasir Mukti
memberikan penghargaan kepada karyawan yang berprestasi dalam bentuk promosi
peningkatan karir, pujian, pemilihan karyawan terbaik. Atasan pada umumnya
memberikan pujian kepada karyawan, karena atasan menilai karyawan tersebut telah
melakukan pekerjaan dengan baik, tepat waktu, disiplin dan lain-lain. Setiap tahun pada
saat merayakan ulang tahun, perusahaan memberikan penghargaan kepada karyawan
terbaik dalam bentuk piagam. Perusahaan belum memberikan penghargaan dalam
bentuk uang atau bonus kepada karyawan yang berprestasi.
4.4.6. Jenjang Karir
Kebun Wisata Pasir Mukti memberikan jenjang karir kepada karyawan bagian
wisata dimulai dari level paling bawah yaitu operator, house, banquet, dan dishwasher,
level supervisor, level manager, level general manager dan level direktur. Karyawan
yang berprestasi memiliki kesempatan yang sama untuk naik jabatan atau posisi yang
lebih baik di perusahaan. Promosi peningkatan karir unuk karyawan dibawah level
supervisor biasanya dilakukan pada satu tahun sekali dan peningkatan karir tersebut
disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan. Proses promosi peningkatan karir karyawan
dibawah level supervisor terutama dinilai dari kemampuan, kinerja kerja karyawan dan
kedisiplinan sedangkan proses promosi peningkatan karir untuk level supervisor dan
diatas level supervisor selain dilihat dari kemampuan, kinerja kerja, kedisiplinan juga
dilihat dari tingkat pendidikan dan pengalaman kerja. Karyawan yang dipromosikan
untuk naik jabatan, sebelumnya akan diberi bimbingan dan kesempatan selama 2 bulan
untuk mempelajari pekerjaan dan tugas-tugas yang akan dilakukan nantinya. Jika
karyawan yang dipromosikan sudah mampu dan menguasai pekerjaannya maka
karyawan yang dipromosikan akan menduduki jabatan tersebut. Perusahaan
merencanakan untuk memberikan pelatihan-pelatihan kepada karyawan untuk
menunjang karyawan dalam proses promosi peningkatan karir dan meningkatkan
kemampuan karyawan.
4.5. Data Kunjungan Wisatawan
Data kunjungan dapat digunakan untuk melihat ada atau tidaknya kemajuan
jumlah wisatawan yang datang ke Kebun Wisata Pasir Mukti tiap tahunnya selama
periode 2005-2007.
Tabel 3. Data Kunjungan Wisatawan Periode 2005-2007
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Jumlah
2005
4758
3854
9719
5236
6230
6555
4731
2357
5513
1319
5494
3326
59.092
2006
4674
3854
10241
9721
7732
6789
6567
5063
7062
2950
4415
4668
73.421
2007
4247
6485
9568
8625
8756
9631
5565
4986
7658
5692
5523
5689
82.425
Sumber: Kebun Wisata Pasir Mukti (2007)
Berdasarkan Tabel 3 diatas dapat dilihat bahwa pada tahun 2006 jumlah
wisatawan yang berkunjung ke Kebun Wisata Pasir Mukti mengalami peningkatan yang
cukup besar yaitu sebesar 24 % dari jumlah wisatawan pada tahun 2005 yang hanya
berjumlah 59.092 orang sedangkan pada tahun 2007 hanya mengalami peningkatan
sebesar 12,26% dari jumlah wisatawan pada tahun 2006 yang berjumlah 73,421 orang.
Wisatawan yang berkunjung ke Kebun Wisata Pasir Mukti, pada umumnya berasal dari
rombongan instansi pendidikan, perusahaan, maupun keluarga yang bertujuan untuk
memperkenalkan dan memberi pendidikan pada anak-anak dibidang pertanian
khususnya agrowisata ataupun hanya untuk mencari kesenangan dan hiburan dari segala
aktivitas sehari-hari yang menjenuhkan.
BAB V
PEMBAHASAN
5.1. Karakteristik Reponden
5.1.1. Jenis Kelamin
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diketahui bahwa karyawan Kebun
Wisata Pasir Mukti lebih didominasi oleh karyawan laki-laki 71,05%. Karakteristik
responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis kelamin
No.
1
2
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
Total
Jumlah
27
11
38
Persentase (%)
71,05
28,95
100,00
Sumber: Data primer (diolah)
Lebih banyaknya jumlah karyawan laki-laki dibandingkan karyawan perempuan,
mengingat karena banyaknya kegiatan operasional perusahaan yang mengharuskan
bekerja di lapangan, sehingga pekerjaan tersebut membutuhkan tenaga yang lebih besar.
Karyawan berjenis kelamin perempuan lebih banyak yang bekerja di bagian front office,
pelayan, dan keuangan.
5.1.2. Usia
Karyawan Kebun Wisata Pasir Mukti berkisar pada usia 20 sampai lebih dari 40
tahun. Jumlah dan persentase responden berdasarkan usia dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Usia
No
1
2
3
4
5
Usia ( tahun)
20-25
26-30
31-35
36-40
Lebih dari 40 tahun
Total
Jumlah
18
13
3
3
1
38
Persentase (%)
47,37
34,21
7,89
7,89
2,63
100,00
Sumber: Data primer (diolah)
Tabel 5 menunjukkan bahwa sebagian besar karyawan Kebun Wisata Pasir
Mukti yang menjadi responden berumur antara 20-25 tahun sebesar 47,37%. Hal ini
cukup menguntungkan bagi perusahaan dimana sebagian responden berada pada usia
produktif. Sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang pariwisata karyawan Kebun
Wisata Pasir Mukti didukung oleh karyawan dengan usia yang masih relatif muda
sehingga sangat mendukung bagi perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa karena
pada umumnya karyawan tersebut memiliki kreativitas yang tinggi dan menarik.
5.1.3. Status
Dari data karyawan yang menjadi responden, karyawan Kebun Wisata Pasir
Mukti yang sudah menikah sebesar 52,63% dan yang belum menikah sebesar 47,37%.
Karakteristik responden berdasarkan status dapat dilihat pada Tabel 6.
No
1
2
Tabel 6. Karakteristik Responden Berdasarkan Status
Status
Jumlah
Persentase (%)
Kawin
20
52,63
Tidak kawin
18
47,37
Total
38
100,00
Sumber: Data primer (diolah)
Karyawan yang sudah menikah pada umumnya memiliki tanggung jawab dan
motivasi yang lebih besar dalam pekerjaan karena memiliki tanggungan dan tanggung
jawab yang lebih besar terhadap keluarga untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari
sehingga mendorong karyawan untuk bekerja dengan baik.
5.1.4. Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan formal adalah tingkat pendidikan yang diperoleh secara
formal dan berhasil ditamatkan oleh karyawan Kebun Wisata Pasir Mukti. Tingkat
pendidikan karyawan yang menjadi responden cukup beragam mulai dari lulusan SMP,
SMU, diploma hingga sarjana. Jumlah dan persentase responden berdasarkan tingkat
pendidikan dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No
1
2
3
4
5
Tingkat Pendidikan
SD
SMP
SMA
SI
Lain-lain (DI,DIII)
Total
Jumlah
4
30
1
3
38
Persentase (%)
0,00
10,53
78,95
2,63
7,89
100,00
Sumber: Data Primer (diolah)
Dari Tabel 7 dapat dilihat bahwa sebagian besar, yaitu 78,95% karyawan Kebun
Wisata Pasir Mukti adalah lulusan SMA, sedangkan tingkat pendidikan terendah
karyawan Kebun Wisata Pasir Mukti yaitu SMP sebesar 10,53%. Tingkat pendidikan
dapat mempengaruhi sikap dan mental dalam menerima dan selalu terbuka terhadap
berbagai perubahan dan inovasi-inovasi baru, guna meningkatkan kehidupan ekonomi
yang lebih maju (Anoraga, 1998: 74). Bagi karyawan Kebun Wisata Pasir Mukti
diharapkan secara sikap dan mental mampu memberikan pengaruh pada peningkatan
produktivitas kerja.
5.1.5. Masa Kerja
Pada umumnya karyawan Kebun Wisata Pasir Mukti telah bekerja di
kebun Wisata Pasir Mukti selama 1-2 tahun. Karakteristik responden
berdasarkan masa kerja dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja
No
1
Masa Kerja
Kurang 1 tahun
Jumlah
10
Persentase (%)
26,31
2
3
4
5
1 tahun – 2 tahun
2 tahun – 3 tahun
3 tahun – 4 tahun
Lebih dari 4 tahun
Total
22
5
1
38
57,89
13,16
0,00
2,63
100,00
Sumber: Data primer (diolah)
Berdasarkan Tabel 8 dapat dilihat bahwa masa kerja karyawan Kebun
Wisata Pasir Mukti sebagian besar sudah bekerja selama 1-2 tahun yaitu 57,89%
sedangkan yang baru bergabung kurang dari satu tahun 26,31% dan yang sudah
lebih dari 4 tahun hanya satu orang atau 2,6%. Kebun Wisata Pasir Mukti sudah
berdiri sejak tahun 2003 maka jika dilihat dari masa kerja karyawan Kebun
Wisata saat ini, tidak ada satupun karyawan yang bekerja dari saat awal
berdirinya Kebun Wisata Pasir Mukti sampai saat ini.
5.1.6. Spesifikasi Karyawan
Karakteristik responden berdasarkan spesifikasi pekerjaan dibagi menjadi tiga, yaitu
karyawan tetap, kontrak, dan harian. Jumlah dan persentase responden
berdasarkan spesifikasi karyawan dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Karakteristik Responden Berdasarkan Spesifikasi Karyawan
No
1
2
3
Spesifikasi
Karyawan tetap
Karyawan kontrak
Karyawan harian
Total
Jumlah
5
31
2
38
Persentase (%)
13,16
81,58
5,26
100,00
Sumber: Data primer (diolah)
Karyawan Kebun Wisata Pasir Mukti yang menjadi responden sebagian besar
masih menjadi karyawan kontrak yaitu sebesar 81,58%, dan yang sudah menjadi
karyawan tetap baru 5 orang yaitu sebesar 13,16%, sedangkan karyawan harian sebesar
5.26%.
5.2. Motivasi Karyawan
Motivasi mempunyai peranan yang sangat penting bagi seorang karyawan dan
merupakan usaha dasar untuk mempengaruhi dan mengarahkan perilaku bawahan agar
kegiatannya mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Untuk menentukan
tingkat motivasi karyawan, penulis mengkategorikan ke dalam kategori rendah, sedang
dan tinggi.
Kuesioner motivasi karyawan diberikan 5 alternatif jawaban (skor 1-5). Skor
tertinggi adalah 5, sedangkan skor terendah adalah 1. Skor tertinggi – skor terendah (51) = 4, karena dibagi menjadi kategori rendah, sedang dan tinggi maka 4/3 = 1,333.
Untuk jarak antara tiap tingkat motivasi karyawan maka 1,333-0,001 = 1,332, maka
range tingkat motivasi karyawan adalah 1,332.
Tabel 10. Motivasi Karyawan Kebun Wisata Pasir Mukti
Tingkat Motivasi
Rendah
Sedang
Tinggi
Skor
1,00 - 2,332
2,333 - 3,665
3,666 - 5,00
Total
Persentase (%)
0,00
71,05
28,95
100,00
Sumber: Data primer (diolah)
Berdasarkan Tabel 10 dapat dilihat bahwa karyawan Kebun Wisata Pasir Mukti
sebagian besar memiliki tingkat motivasi sedang yaitu sebanyak 27 orang
(71,05%) dan sisanya sebanyak 11 orang (28,95%) memiliki tingkat motivasi
tinggi. Berdasarkan hasil wawancara dengan karyawan bagian wisata, masih
kurang tinggi tingkat motivasi karyawan Kebun Wisata Pasir Mukti
disebabkan karena karyawan belum puas dengan apa yang diberikan
perusahaan.
Karyawan mengharapkan gaji dan tunjangan yang lebih besar serta adanya tunjangan
JAMSOSTEK dan tunjangan keluarga bagi karyawan yang sudah menikah,
manajemen perusahaan yang lebih baik, dan pengangkatan karyawan kontrak
menjadi karyawan tetap. Karyawan merasa gaji dan tunjangan yang diberikan
perusahaan belum dapat mencukupi kebutuhan karyawan dan pengangkatan
menjadi karyawan tetap agar karyawan merasa nyaman dalam bekerja tanpa
adanya rasa khawatir pemutusan kontrak kerja, karena pada saat ini sangat
sulit mencari pekerjaan.
Kondisi ini menurut Herzberg membuat karyawan merasa tidak puas karena faktor
yang membuat karyawan untuk bekerja dengan baik belum terpenuhi. Hal ini
didukung oleh pendapat Maslow yang mengatakan bahwa manusia merupakan
makhluk yang keinginannya tidak terbatas atau tanpa henti, dan alat
motivasinya adalah kepuasan yang belum terpenuhi. Motivasi seseorang
bekerja adalah untuk dapat memenuhi kebutuhan serta kepuasan baik dalam
segi materi maupun non materi yang diperolehnya selama bekerja (Stoner,
1996: 9). Menurut karyawan, masih banyak hal yang harus diperbaiki dan
ditingkatkan pada perusahaan, mengingat Kebun Wisata Pasir Mukti baru
berdiri sekitar 5 tahun.
5.3. Faktor-faktor Motivasi Karyawan
Faktor motivasi dalam penelitian ini ada 5, yaitu hubungan atasan dan bawahan,
gaji dan tunjangan, kondisi tempat kerja, penghargaan serta jenjang karir. Faktor-faktor
motivasi tersebut diambil berdasarkan kuesioner dilapangan. Dari beberapa faktor
motivasi yang diajukan, diambil 5 faktor motivasi yang mayoritas dipilih oleh
responden (lihat Lampiran 4).
Tabel 11. Faktor-faktor Motivasi Karyawan
No.
1
2
3
4
5
Faktor Motivasi
Hubungan atasan dan bawahan
Gaji dan tunjangan
Kondisi tempat kerja
Penghargaan
Jenjang Karir
Nilai Rata-rata
3,64
3,04
3,5
3,5
3,63
Keterangan:
5: Pertanyaan sangat sesuai dengan keadaan yang karyawan rasakan
4: Pertanyaan sesuai dengan keadaan yang karyawan rasakan
3: Pertanyaan cukup sesuai dengan keadaan yang karyawan rasakan
2: Pertanyaan tidak sesuai dengan keadaan yang karyawan rasakan
1: Pertanyaan sangat tidak sesuai dengan keadaan yang karyawan rasakan
Pada Tabel 11 dapat dilihat sejauh mana pertanyaan faktor-faktor motivasi
seperti hubungan atasan dan bawahan, gaji dan tunjangan, kondisi tempat kerja,
penghargaan serta jenjang karir dianggap sesuai dengan keadaan yang karyawan
rasakan di Kebun Wisata Pasir Mukti.
a. Hubungan Atasan dan Bawahan
Berdasarkan Tabel 11 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata untuk faktor motivasi
hubungan atasan dan bawahan adalah 3,64 yang berarti secara umum karyawan Kebun
Wisata Pasir Mukti merasa bahwa semua pertanyaan mengenai hubungan antara atasan
dan bawahan cukup sesuai dengan yang karyawan rasakan di Kebun Wisata Pasir
Mukti.
Berdasarkan hasil wawancara dengan karyawan bagian wisata, hubungan antara
atasan dan bawahan di Kebun Wisata Pasir Mukti cukup erat dan kekeluargaan, baik
didalam maupun diluar pekerjaan. Pada waktu jam istirahat karyawan selalu makan
bersama dan setiap kamis malam, karyawan Kebun Wisata Pasir Mukti mengadakan
penggajian rutin yang dilakukan dirumah karyawan secara bergantian. Hubungan atasan
dan bawahan didalam pekerjaan tergolong erat. Sebelum melakukan pekerjaan biasanya
atasan mengadakan briefing untuk membicarakan mengenai pekerjaan yang akan
dilakukan, membahas program paket yang sudah ada di Kebun Wisata Pasir Mukti
maupun program paket yang akan dibuat. Karyawan Kebun Wisata Pasir Mukti dapat
memberikan saran kepada atasan mengenai pekerjaan pada saat briefing maupun
meeting.
Menurut Hasibuan (2003: 188) hubungan atasan dan bawahan merupakan
interaksi yang terjadi antara seorang atasan sebagai pimpinan atau sebagai orang yang
bertanggung jawab terhadap suatu pekerjaan tertentu dengan para bawahannya. Agar
semua hal tersebut dapat tercapai maka pimpinan harus dapat menciptakan suasana yang
serasi dan kompak antara dirinya dan bawahannya sehingga tujuan perusahaan dapat
tercapai secara maksimal.
..
b. Gaji dan Tunjangan
Berdasarkan Tabel 11 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata untuk faktor motivasi
gaji dan tunjangan adalah 3,04. Berdasarkan hasil wawancara dengan karyawan bagian
wisata, karyawan belum merasa puas dengan gaji dan tunjangan yang mereka peroleh
dari perusahaan. Karyawan mengharapkan peningkatan gaji dan tunjangan serta
pemberian tunjangan lain seperti tunjangan JAMSOSTEK dan tunjangan keluarga untuk
karyawan yang sudah menikah.
Menurut Hariandja (2002: 244) gaji merupakan salah satu unsur yang penting
dalam meningkatkan motivasi, karena gaji merupakan alat untuk memenuhi berbagai
kebutuhan karyawan. Pemberian gaji dan tunjangan yang sesuai dengan harapan
karyawan akan mempengaruhi motivasi karyawan dalam meningkatkan produktivitas
kerja.
c. Kondisi Tempat Kerja
Berdasarkan Tabel 11 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata untuk faktor motivasi
kondisi tempat kerja adalah 3,5 yang berarti karyawan Kebun Wisata Pasir Mukti
merasa bahwa semua pertanyaan mengenai kondisi tempat kerja cukup sesuai dengan
yang karyawan rasakan di Kebun Wisata Pasir Mukti. Berdasarkan hasil wawancara
dengan karyawan bagian wisata, kondisi tempat kerja yang menyangkut kenyamanan,
ketenangan dan keamanan sudah baik karena karyawan bekerja di lingkungan yang
tenang, selain itu karyawan juga dapat menikmati keindahan alam yang ada di Kebun
Wisata Pasir Mukti. Untuk keselamatan kerja, perusahaan menyediakan klinik P3K
yang diperuntukkan bagi karyawan, selain itu perusahaan juga memberikan fasilitas
berupa sarana ibadah dan sarana olah raga bagi karyawan.
Menurut Mathis dan Jackson (2005: 246) suasana kerja yang nyaman dan
kondusif serta fasilitas kerja dan keselamatan kerja yang memadai akan mendukung
proses jalannya operasi karena karyawan akan lebih berkonsentrasi dan merasa aman
dalam melakukan pekerjaan.
d. Penghargaan
Berdasarkan Tabel 11 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata untuk faktor motivasi
penghargaan adalah 3,5 yang berarti karyawan Kebun Wisata Pasir Mukti merasa
bahwa semua pertanyaan mengenai penghargaan cukup sesuai dengan yang karyawan
rasakan di Kebun Wisata Pasir Mukti. Menurut karyawan bagian wisata Kebun Wisata
Pasir Mukti, selama ini perusahaan memberikan penghargaan hanya dalam bentuk
piagam, pujian dan peningkatan karir, namun demikian karyawan
mengharapkan
perusahaan memberikan penghargaan dalam bentuk bonus atau uang.
Hal ini senada dengan pendapat Mangkuprawira (2004: 194) yang mengatakan
bahwa penghargaan dapat mempengaruhi motivasi karyawan untuk meningkatkan
produktivitas kerja. Karyawan akan termotivasi untuk bekerja dan berkarya lebih baik
karena merasa bahwa potensi dan kemampuan yang dimilikinya dapat berkembang
dengan baik di lingkungan kerja dan perusahaan memberikan penghargaan yang positif
terhadap dirinya.
e. Jenjang Karir
Berdasarkan Tabel 11 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata untuk faktor motivasi
jenjang karir adalah 3,63 yang berarti karyawan Kebun Wisata Pasir Mukti merasa
bahwa semua pertanyaan mengenai jenjang karir cukup sesuai dengan yang karyawan
rasakan di Kebun Wisata Pasir Mukti. Karyawan yang berprestasi memiliki kesempatan
untuk menduduki posisi yang lebih tinggi dari sebelumnya. Peningkatan karir
disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan dan biasanya promosi peningkatan karir
karyawan dibawah level supervisor diadakan setiap satu tahun sekali.
Berdasarkan hasil wawancara dengan karyawan bagian wisata, proses
peningkatan karir dibawah level supervisor terutama dinilai dari kemampuan, kinerja
kerja karyawan dan kedisiplinan sedangkan untuk level supervisor dan diatas supervisor
dilihat juga dari tingkat pendidikan dan pengalaman kerja. Level jabatan atau posisi
yang terendah pada bagian wisata adalah operator, house, banquet dan dishwasher
sedangkan level yang tertinggi adalah general manager bagian wisata dan direktur.
Hal ini senada dengan pendapat Mangkuprawira (2004: 181) yang mengatakan
bahwa adanya jenjang karir yang jelas maka karyawan akan berusaha untuk bekerja
lebih baik guna mendapat posisi atau jabatan yang lebih tinggi diperusahaan.
Pengembangan karir merupakan sebuah alat penting dimana manajemen dapat
meningkatkan produktivitas, memperbaiki sikap karyawan dalam pekerjaan, dan
mengembangkan kepuasan dan motivasi karyawan yang semakin besar.
5.4. Produktivitas Kerja
Untuk
menentukan
tingkat
produktivitas
kerja
karyawan,
penulis
mengkategorikan ke dalam kategori rendah, sedang dan tinggi. Kuesioner produktivitas
kerja diberikan 5 alternatif jawaban (skor 1-5). Skor tertinggi adalah 5, sedangkan skor
terendah adalah 1. Skor tertinggi – skor terendah (5-1) = 4, karena dibagi menjadi
kategori rendah, sedang dan tinggi maka 4/3 = 1,333. Untuk jarak antara tiap tingkat
produktivitas kerja maka 1,333-0,001 = 1,332, maka range tingkat produktivitas kerja
adalah 1,332.
Tabel 12. Produktivitas Kerja Karyawan Kebun Wisata Pasir Mukti
Tingkat Produktivitas Kerja
Rendah
Sedang
Tinggi
Total
Skor
1,00 - 2,332
2,333 - 3,665
3,666 - 5,00
Persentase (%)
0,00
63,15
36,85
100,00
Sumber: Data primer (diolah)
Berdasarkan Tabel 12 dapat dilihat bahwa karyawan Kebun Wisata Pasir Mukti
sebagian besar memiliki produktivitas kerja sedang yaitu sebanyak 24 orang (63,15%)
dan sisanya sebanyak 14 orang (36,85%) memiliki tingkat produktivitas kerja tinggi.
Tingkat pendidikan karyawan yang sebagian besar hanya lulusan SMA dan tidak
memiliki latar belakang pendidikan pariwisata sehingga pada umumnya karyawan
Kebun Wisata Pasir Mukti memiliki tingkat produktivitas kerja yang sedang.
Berdasarkan hasil wawancara dengan karyawan bagian wisata, karyawan
Kebun Wisata Pasir Mukti perlu meningkatkan produktivitas kerjanya dengan cara
meningkatkan keterampilan dan keahlian yang karyawan miliki, selalu berusaha untuk
bekerja dengan baik dan belajar terus menerus. Hal ini senada dengan pendapat
Hariandja (2002: 289) yang mengatakan bahwa peningkatan produktivitas kerja dapat
terwujud dengan motivasi dan sikap kerja maksimal para pegawainya, serta aspek lain
yang dapat mempengaruhi produktivitas kerja.
5.5. Pengaruh Faktor-faktor Motivasi Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan
Faktor motivasi dalam penelitian ini ada 5, yaitu hubungan atasan dan bawahan,
gaji dan tunjangan, kondisi tempat kerja, penghargaan serta jenjang karir. Pengaruh
faktor-faktor motivasi terhadap produktivitas kerja karyawan dapat dilihat pada Tabel
13.
Tabel 13. Pengaruh Faktor-faktor Motivasi Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan
No
Faktor Motivasi
Koefisien
Regresi
1
2
3
4
5
Hubungan atasan dan bawahan (X1)
Gaji dan tunjangan (X2)
Kondisi tempat kerja (X3)
Penghargaan (X4)
Jenjang karir (X5)
Costanta
t tabel
9,983
0,910
0,357
0,605
10,701
t hitung
Signifikansi
8,817
9,233
2,315
3,535
9,665
47,201
1,308
0,000
0,000
0,027
0,001
0,000
Ket: Predicted interval 90%
Sumber: Hasil olahan SPSS 13
Berdasarkan perhitungan pada Tabel 13 dapat diperoleh persamaan regresi
berganda sebagai berikut:
Y = 47,201 + 9,983 X1 + 0,910 X2 + 0,357 X3 + 0,605 X4 + 10,701 X5
Dari persamaan diatas menunjukkan bahwa hubungan atasan dan bawahan, gaji
dan tunjangan, kondisi tempat kerja, penghargaan serta jenjang karir berpengaruh positif
terhadap produktivitas kerja. Pembahasan lebih lanjut mengenai faktor-faktor motivasi
yang mempengaruhi produktivitas kerja, akan dijelaskan berurutan dari pengaruh yang
terbesar sampai terkecil.
a. Jenjang karir
Hasil perhitungan dugaan analisis regresi berganda diperoleh koefisien regresi
berganda untuk jenjang karir adalah sebesar 10,701. Nilai ini berarti bahwa peningkatan
karir yang diberikan perusahaan sebesar satu satuan, akan menyebabkan peningkatan
produktivitas kerja karyawan sebesar 10,701. Dengan demikian jenjang karir memiliki
pengaruh positif terhadap produktivitas kerja, yang berarti dengan memberikan
peningkatan karir atau promosi jabatan yang lebih tinggi dari jabatan sebelumnya
kepada karyawan Kebun Wisata Pasir Mukti maka akan berpengaruh pada peningkatan
produktivitas kerja.
Pada tingkat kepercayaan 90%, jenjang karir memiliki tingkat signifikansi
sebesar 0,000 dengan nilai t hitung sebesar 9,665 ( thitung > ttabel : Signifikansi < α) yang
berarti adalah tolak Ho, yang artinya jenjang karir memiliki pengaruh yang nyata atau
signifikan secara statistik terhadap peningkatan produktivitas kerja. Faktor jenjang karir
memberikan pengaruh yang paling besar dibandingkan faktor motivasi lainnya terhadap
peningkatan produktivitas kerja karyawan Kebun Wisata Pasir Mukti. Dalam teori
Herzberg, jenjang karir termasuk kedalam kondisi instrinsik yaitu kepuasan kerja.
Apabila terdapat kondisi ini dalam pekerjaan maka akan menggerakkan tingkat motivasi
yang kuat dan dapat menciptakan hasil prestasi kerja yang baik.
Kebun Wisata Pasir Mukti memberikan peningkatan karir kepada karyawan
yang berprestasi dan peningkatan karir tersebut tentunya disesuaikan dengan kebutuhan
perusahaan. Untuk karyawan kontrak yang berprestasi akan diangkat menjadi karyawan
tetap dengan menyesuaikan kebutuhan perusahaan. Salah satu cara yang dapat
dilakukan perusahaan untuk meningkatkan motivasi dan kemampuan kerja karyawan
adalah dengan memberikan jenjang karir yang tepat dan sesuai kepada karyawannya.
b. Hubungan atasan dan bawahan
Hasil perhitungan dugaan analisis regresi berganda diperoleh koefisien regresi
berganda untuk hubungan atasan dan bawahan adalah sebesar 9,983. Nilai ini berarti
bahwa dengan meningkatnya hubungan atasan dan bawahan ditempat bekerja sebesar
satu satuan, akan menyebabkan peningkatan produktivitas kerja karyawan sebesar 9,983
. Dengan demikian hubungan atasan dan bawahan memiliki pengaruh positif terhadap
produktivitas kerja, yang berarti meningkatnya hubungan atasan dan bawahan di Kebun
Wisata Pasir Mukti maka akan berpengaruh pada peningkatan produktivitas kerja.
Pada tingkat kepercayaan 90%, hubungan atasan dan bawahan memiliki tingkat
signifikansi sebesar 0,000 dengan nilai t hitung sebesar 8,817 ( thitung
> ttabel :
Signifikansi < α) yang berarti adalah tolak Ho, yang artinya hubungan atasan dan
bawahan memiliki pengaruh yang nyata atau signifikan secara statistik terhadap
peningkatan produktivitas kerja.
Proses komunikasi yang efektif dimana terdapat komunikasi yang terbuka, jujur
dan saling memberikan timbal balik dapat menciptakan hubungan yang baik antara
atasan dan bawahan. Keadaan seperti ini dapat mendorong motivasi karyawan dalam
bekerja dan kemungkinan terjadinya konflik di tempat kerja dapat diminimalisasikan.
Hubungan atasan dan bawahan melengkapi tujuan departemen sumberdaya manusia
melalui tim kerja, motivasi dan dedikasi mereka (Mangkuprawira, 2004: 191).
c. Gaji dan tunjangan
Hasil perhitungan dugaan analisis regresi berganda diperoleh koefisien regresi
berganda untuk gaji dan tunjangan adalah sebesar 0,910. Nilai ini berarti bahwa
kenaikan gaji dan tunjangan yang diberikan perusahaan sebesar satu satuan, akan
menyebabkan peningkatan produktivitas kerja karyawan sebesar 0,910. Dengan
demikian gaji dan tunjangan memiliki pengaruh positif terhadap produktivitas kerja,
yang berarti dengan meningkatnya gaji dan tunjangan yang diberikan perusahaan
kepada karyawan Kebun Wisata Pasir Mukti maka akan berpengaruh pada peningkatan
produktivitas kerja.
Pada tingkat kepercayaan 90%, gaji dan tunjangan memiliki tingkat signifikansi
sebesar 0,000 dengan nilai t hitung sebesar 9,233 (thitung > ttabel : signifikansi < α) yang
berarti adalah tolak Ho, yang artinya gaji dan tunjangan memiliki pengaruh yang nyata
atau signifikan secara statistik terhadap peningkatan produktivitas kerja.
Berdasarkan teori pengukuhan, hubungan sebab dan akibat dari perilaku
berpengaruh dari pemberian kompensasi. Pengukuhan positif terjadi apabila pengukuh
positif ditetapkan secara bersyarat, dan hal ini akan menambah frekuensi perilaku.
d. Penghargaan
Hasil perhitungan dugaan analisis regresi berganda diperoleh koefisien regresi
berganda untuk penghargaan adalah sebesar 0,605. Nilai ini berarti bahwa
meningkatnya penghargaan yang diberikan perusahaan sebesar satu satuan, akan
menyebabkan peningkatan produktivitas kerja karyawan sebesar 0,605. Dengan
demikian penghargaan memiliki pengaruh positif terhadap produktivitas kerja, yang
berarti dengan meningkatkan pemberian penghargaan oleh perusahaan kepada karyawan
Kebun Wisata Pasir Mukti yang berprestasi maka akan berpengaruh pada peningkatan
produktivitas kerja.
Pada tingkat kepercayaan 90%, penghargaan memiliki tingkat signifikansi
sebesar 0,001 dengan nilai t hitung sebesar 3,535 ( thitung > ttabel : Signifikansi < α) yang
berarti adalah tolak Ho, yang artinya penghargaan memiliki pengaruh yang nyata atau
signifikan secara statistik terhadap peningkatan produktivitas kerja.
Berdasarkan teori Maslow, setiap manusia memiliki kebutuhan akan penghargaan diri
dan pengakuan serta prestise dari karyawan dan masyarakat lingkungannya.
Kebun Wisata Pasir Mukti memberikan penghargaan kepada karyawan yang
berprestasi dalam bentuk peningkatan karir, pujian dan piagam. Untuk
menanamkan kepercayaan dan rasa memiliki dalam diri karyawan, maka harus
adanya penghargaan yang diberikan perusahaan kepada karyawan.
Penghargaan tersebut dapat diberikan kepada karyawan atas dasar prestasi
kerjanya.
e. Kondisi tempat kerja
Hasil perhitungan dugaan anlisis regresi berganda diperoleh koefisien regresi
berganda untuk kondisi tempat kerja adalah sebesar 0,357. Nilai ini berarti bahwa
meningkatnya kondisi kerja yang diberikan perusahaan sebesar satu satuan, akan
menyebabkan peningkatan produktivitas kerja karyawan sebesar 0,357. Dengan
demikian kondisi tempat kerja memiliki pengaruh positif terhadap produktivitas kerja,
yang berarti dengan meningkatkan kenyamanan kondisi tempat kerja atau penambahan
fasilitas-fasilitas dalam bekerja maka akan berpengaruh pada peningkatan produktivitas
kerja.
Pada tingkat kepercayaan 90%, kondisi tempat kerja memiliki tingkat
signifikansi 0,027 dengan nilai thitung sebesar 2,315 (thitung > ttabel : Signifikansi < α).
yang berarti adalah tolak Ho, yang artinya kondisi tempat kerja memiliki pengaruh nyata
atau signifikan secara statistik terhadap peningkatan produktivitas kerja. Faktor kondisi
tempat kerja memberikan pengaruh yang paling kecil dibandingkan faktor motivasi
lainnya terhadap peningkatan produktivitas kerja karyawan Kebun Wisata Pasir Mukti.
Dalam teori Herzberg, kondisi tempat kerja termasuk kedalam kondisi ekstrinsik yaitu
keadaan pekerjaan yang menyebabkan rasa tidak puas apabila faktor tersebut tidak ada.
Faktor motivasi kondisi tempat kerja memberikan pengaruh yang paling kecil
terhadap peningkatan produktivitas kerja, maka dapat dikatakan bahwa karyawan
Kebun Wisata Pasir Mukti sudah merasa nyaman dengan kondisi tempat kerja pada saat
ini, karena perusahaan sudah memberikan fasilitas dan keselamatan kerja yang
mendukung karyawan dalam melakukan pekerjaan.
5.6. Tingkat Keeratan Hubungan Antara Faktor-faktor Motivasi Dengan
Peningkatan Produktivitas Kerja Karyawan
Analisis yang digunakan untuk mengetahui tingkat keeratan hubungan antara faktorfaktor motivasi dengan peningkatan produktivitas kerja karyawan Kebun
Wisata Pasir Mukti adalah korelasi berganda. Analisis korelasi berganda
merupakan analisis yang digunakan untuk mengukur tingkat keeratan
hubungan antara variabel-variabel bebas (independent) dengan variabel terikat
(dependent). Tingkat keeratan hubungan antara faktor-faktor motivasi dengan
produktivitas kerja karyawan dapat dilihat pada Tabel 14.
Tabel 14. Tingkat Keeratan Hubungan Faktor-faktor Motivasi Dengan Produktivitas
Kerja Karyawan
Fakto
r
Motiv
asi
Produk
tivitas
Kerja
Signif
ikansi
Hubun
gan
atasan
dan
bawah
an
Gaji
dan
tunjan
gan
Kondi
si
tempat
kerja
Pengh
argaan
0,596
0,000
0,734
0,000
0,509
0,001
0,395
0,007
Jenjan
g karir
0,635
0,000
A
lp
h
a
(α
)
<
0,
1
0
<
0,
1
0
<
0,
1
0
<
0,
1
0
<
0,
1
0
Keter
angan
Signifi
kan
Signifi
kan
Signifi
kan
Signifi
kan
Signifi
kan
Ket: Predicted Interval 90%
Sumber: Hasil olahan SPSS 13
Tabel 14 diatas menunjukkan bahwa faktor gaji dan tunjangan memiliki keeratan
yang paling besar dengan produktivitas kerja karyawan, yaitu sebesar 0,734.
Berdasarkan teori Herzberg, gaji dan tunjangan termasuk kedalam kondisi ekstrinsik
yaitu keadaan pekerjaan yang menyebabkan karyawan merasa tidak puas apabila faktor
tersebut tidak ada. Gaji merupakan salah satu unsur yang penting dalam meningkatkan
motivasi, karena gaji merupakan alat untuk memenuhi berbagai kebutuhan karyawan.
Sedangkan penghargaan memiliki keeratan yang paling kecil dengan produktivitas kerja
karyawan, yaitu sebesar 0,395. Hal ini disebabkan karena selama ini perusahaan hanya
memberikan penghargaan kepada karyawan yang berprestasi dalam bentuk pujian,
promosi peningkatan karir dan piagam.
Faktor jenjang karir memiliki keeratan yang cukup besar dan positif dengan
produktivitas kerja karyawan, yaitu sebesar 0,635. Berdasarkan teori Maslow, setiap
manusia memiliki kebutuhan akan aktualisasi diri dengan menggunakan kemampuan,
keterampilan, dan potensi optimal untuk mencapai prestasi kerja yang sangat
memuaskan.
Faktor hubungan atasan dan bawahan memiliki keeratan yang cukup besar dan
positif dengan produktivitas kerja karyawan, yaitu sebesar 0,595. Berdasarkan teori
Herzberg, hubungan atasan dan bawahan termasuk kedalam kondisi ekstrinsik yaitu
keadaan pekerjaan yang menyebabkan karyawan merasa tidak puas apabila faktor
tersebut tidak ada. Hal ini disebabkan karena setiap manusia memiliki kebutuhan untuk
bersosialisasi, teman, afiliasi, interaksi serta diterima dalam pergaulan kelompok
pekerja dan masyarakat lingkungannya.
Faktor kondisi tempat kerja memiliki keeratan yang cukup besar dan positif
dengan produktivitas kerja karyawan, yaitu sebesar 0,509. Berdasarkan teori Herzberg,
kondisi tempat kerja termasuk kedalam kondisi ekstrinsik yaitu keadaan pekerjaan yang
menyebabkan karyawan merasa tidak puas apabila faktor tersebut tidak ada. Hal ini
disebabkan karena setiap manusia memiliki kebutuhan akan kebebasan dari ancaman,
yakni merasa aman dari ancaman kecelakaan dan keselamatan dalam melaksanakan
pekerjaan.
5.7. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
.................................................................................................................... Peng
gunaan uji signifikansi simultan (uji statistik F) dalam penelitian ini adalah
untuk menunjukkan apakah semua variabel-variabel bebas yang dimasukkan
dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel
terikat.
Tabel 15. Uji Signifikansi Simultan
Mode
l
Su
m
of
Squ
are
d
f
Regre
ssion
Resid
ual
Total
387
,62
4
36,
843
5
3
2
M
ea
n
Sq
ua
re
77,
52
5
3
7
1,1
51
F
Si
g
67,
33
5
0,
0
0
0
424
,47
1
Ket: Predicted Interval 90%
Sumber: Hasil olahan SPSS 13
Hasil perhitungan uji
signifikansi simultan dengan tingkat kepercayaan 90%, maka diperoleh nilai
Fhitung adalah sebesar 67,335 dengan tingkat signifikansi 0,000. Pada
perhitungan analisis berganda (df1 = 5: df2 = 32), diperoleh nilai Ftabel adalah
sebesar 2,51 (67,335 > 2,51: 0,000 < 0,10). Berdasarkan perhitungan diatas
maka dapat diambil kesimpulan adalah tolak Ho, yang berarti bahwa faktorfaktor motivasi gaji dan tunjangan, jenjang karir, hubungan atasan dan
bawahan, kondisi tempat kerja serta penghargaan secara simultan memiliki
pengaruh yang nyata atau signifikan terhadap peningkatan produktivitas kerja
karyawan. Berdasarkan teori kepuasan yang mendasarkan pendekatannya atas
faktor-faktor kebutuhan dan kepuasan individu, hal yang memotivasi semangat
kerja seseorang adalah untuk mememuhi kebutuhan serta kepuasan baik
materil dan non materil yang diperolehnya selama bekerja.
5.8. Koefisien Determinasi
.................................................................................................................... Koefi
sien determinasi (R²), digunakan untuk memprediksi seberapa besar
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat. Uji ini
digunakan untuk melihat seberapa besar kemampuan gaji dan tunjangan,
jenjang karir, hubungan atasan dan bawahan, kondisi tempat kerja serta
penghargaan dalam menjelaskan produktivitas kerja karyawan Kebun Wisata
Pasir Mukti.
Tabel 16. Koefisien Determinasi
No
1
2
Keterangan
Koefisien Determinasi yang
disesuaikan
Koefisien Determinasi
Nilai
0,900
0,956
Ket: Predicted Interval 90%
Sumber: Hasil olahan SPSS 13
.................................................................................................................... Hasil
pengujian koefisien determinasi yang disesuaikan pada Tabel 16 menunjukkan
bahwa nilai koefisien determinasi untuk faktor-faktor motivasi yang
mempengaruhi produktivitas kerja karyawan Kebun Wisata Pasir Mukti adalah
sebesar 0,900. Nilai ini berarti bahwa produktivitas kerja mampu dijelaskan
oleh faktor-faktor motivasi seperti gaji dan tunjangan, jenjang karir, hubungan
atasan dan bawahan, kondisi tempat kerja serta penghargaan sebesar 90% dan
sisanya 10% dijelaskan oleh variabel atau faktor lain diluar penelitian ini
seperti disiplin kerja, teknologi, keterampilan, pendidikan dan faktor lainnya
yang mempengaruhi produktivitas kerja karyawan Kebun Wisata Pasir Mukti.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat diambil kesimpulan adalah tolak Ho,
yang berarti faktor-faktor motivasi tersebut dalam menjelaskan peningkatan
produktivitas kerja adalah tinggi. Motivasi karyawan berhubungan langsung
dalam upaya untuk meningkatkan produktivitas kerja. Motivasi dan
produktivitas kerja yang tinggi dapat dihasilkan, apabila tujuan pribadi
karyawan dan perusahaan dapat terpadu dengan baik, sedangkan tujuan pribadi
dapat terwujud, jika tujuan perusahaan telah tercapai (Manullang, 2001: 169).
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
1. ▪
Sebagian besar karyawan Kebun Wisata Pasir Mukti memiliki tingkat motivasi
sedang. Hal ini ditunjukkan dari hasil penelitian yaitu sebanyak 27 orang
(71,05%) karyawan Kebun Wisata Pasir Mukti memiliki tingkat motivasi sedang
dan sisanya sebanyak 11 orang (28,95%) memiliki tingkat motivasi tinggi.
▪
Produktivitas kerja karyawan Kebun Wisata Pasir Mukti sebanyak 24 orang
(63,15%) memiliki tingkat produktivitas kerja sedang dan sisanya sebanyak 14
orang (36,85%) memiliki tingkat produktivitas tinggi.
2. Faktor-faktor motivasi karyawan memiliki pengaruh yang besar terhadap
produktivitas kerja karyawan Kebun wisata Pasir Mukti. Hal ini dibuktikan dari:
▪ Hasil uji regresi diperoleh bahwa setiap kenaikan sebesar satu satuan akan
berpengaruh pada peningkatan produktivitas kerja karyawan Kebun Wisata Pasir
Mukti, secara berurut dari yang terbesar hingga terkecil yaitu jenjang karir
(10,701), hubungan atasan dan bawahan (9,983), gaji dan tunjangan (0,910),
penghargaan (0,605) dan kondisi tempat kerja (0,357).
▪
Hasil uji korelasi Pearson diperoleh bahwa semua faktor motivasi memiliki
hubungan yang positif dengan produktivitas kerja, secara berurut dari yang
terbesar hingga terkecil adalah gaji dan tunjangan (0,734), jenjang karir (0,635),
hubungan atasan dan bawahan (0,596), kondisi tempat kerja (0,509) dan
penghargaan (0,395).
▪ Hasil uji t dengan tingkat kepercayaan 90% (α = 0,10), diperoleh gaji dan
tunjangan, jenjang karir, hubungan atasan dan bawahan, kondisi tempat kerja
serta penghargaan secara parsial atau masing-masing berpengaruh secara nyata
terhadap peningkatan produktivitas kerja karyawan Kebun Wisata Pasir Mukti
(thitung > ttabel : Signifikansi < α).
▪ Hasil perhitungan uji signifikansi simultan (uji F) dengan tingkat kepercayaan
90%, faktor-faktor motivasi gaji dan tunjangan, jenjang karir, hubungan atasan
dan bawahan, kondisi tempat kerja serta penghargaan secara simultan memiliki
pengaruh yang nyata atau signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan
Kebun Wisata Pasir Mukti.
▪ Hasil pengujian koefisien determinasi yang disesuaikan adalah sebesar 0,900.
Produktivitas kerja mampu dijelaskan oleh faktor-faktor motivasi seperti gaji dan
tunjangan, jenjang karir, hubungan atasan dan bawahan, kondisi tempat kerja
serta penghargaan sebesar 90% dan sisanya 10% dijelaskan oleh variabel atau
faktor lain diluar penelitian ini.
6.2. Saran
Berdasarkan uraian diatas maka dapat dikemukakan beberapa saran sebagai
bahan masukan yang mungkin bermanfaat bagi pihak perusahaan Kebun Wisata Pasir
Mukti, diantaranya adalah:
1. Perusahaan lebih memprioritaskan atau memperhatikan faktor-faktor motivasi yang
dapat mempengaruhi karyawan dalam bekerja seperti gaji dan tunjangan, jenjang
karir, hubungan atasan dan bawahan.sehingga peningkatan produktivitas kerja
karyawan dapat tercapai.
2. Karyawan Kebun Wisata Pasir Mukti perlu mempertahankan dan meningkatkan
motivasi dan produktivitas dalam bekerja sehingga perusahaan dapat mencapai
tujuan secara efektif dan efisien.
DAFTAR PUSTAKA
Anoraga, P. Psikologi Industri dan Sosial (Jakarta: Pustaka Jaya, 1995).
Arif, S. Metodologi Penelitian Ekonomi (Jakarta: Penerbit Universitas Indoneia, 1993).
Arikunto, S. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: PT Rineka Cipta,
2006).
Damanik, J dan Helmut F.W. Perenacanaan Ekowisata Dari Teori Ke Aplikasi
(Yogyakarta: Penerbit Andi, 2006).
Gelgel, I.P. Industri Pariwisata Indonesia Dalam Globalisasi Perdagangan Jasa
(GATS-WTO) Implikasi Hukum dan Antipasinya (Bandung: PT. Refika Aditama,
2006).
Handoko, T.H. Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia. Edisi 2.
(Yogyakarta: BPFE, 2000).
Hariandja, M.T.E. Manajemen Sumber Daya Manusia (Jakarta:. Gramedia Widiasarana
Indonesia, 2002).
Hasibuan, M. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi (Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 2003).
Kebun Wisata Pasir Mukti. Laporan Data Pengunjung Kebun Wisata Pasir Mukti
Periode 2006-2007 (Citeureup: Kebun Wisata Pasir Mukti, 2007).
Mangkuprawira, Tb S. Manajemen Sumber Daya Manusia Strategik (Jakarta: PT.
Ghalia Indonesia, 2004).
Manullang, M dan Marihot A.M. Manajemen Personalia (Yogyakarta: Gajah Mada
Press University, 2001).
Marpaung, H. Pengatahuan Kepariwisataan. Edisi Revisi (Bandung: Alfabeta, 2003).
Mathis, R.L dan John H.J. Manajemen Sumber Daya Manusia (Jakarta:
Salemba Empat, 2002).
Penerbit
Nawawi, H. Sumber Daya Manusia Untuk Bisnis Kompetitif (Yogyakarta: Gajah Mada
University Press, 1996).
Nugroho, A. Pengaruh Program Pendidikan dan Pelatihan terhadap
Produktivitas Kerja Karyawan Pada Taman Wisata Mekarsari, Cileungsi,
Bogor. [Skripsi]. Bogor. Departemen Manajemen Agribisnis Fakultas Pertanian.
Institut Pertanian Bogor, 2007.
Pendit, S.N. Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar (Jakarta: Pradnya Paramita, 2006).
Pepiliana, Sari R. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Kerja
Karyawan. [Skripsi]. Bogor. Departemen Manajemen Agribisnis Fakultas
Pertanian. Institut Pertanian Bogor; 2005.
Santosa, P.B dan Ashari. Analisis Statistik Dengan Microsoft Excel dan SPSS
(Yogyakarta: Penerbit Andi, 2005).
Simamora, H. Manajemen Sumberdaya Manusia (Yogyakarta: STIE YKPN, 2004).
Stoner, J.A.F dan R Edward Fremand. Manajemen. Edisi Kelima. Jilid 2 (Jakarta:
Intermedia, 1996).
Sudjana. Metoda Statistika (Bandung: Penerbit Tarsito, 2001).
Sugiyono. Metode Penelitian Bisnis (Jakarta: Cv Alfabeta, 2002).
Supranto, J. Statistik Teori dan Aplikasi. Edisi kenam. Jilid 1 (Jakarta: Penerbit
Erlangga, 2000).
Suwantoro, G. Dasar-dasar Pariwisata (Yogyakarta: Penerbit Andi, 2004).
Teguh, A.S dan Rosidah. Manajemen Sumberdaya Manusia Konsep, Teori dan
Pengembangan dalam Konteks Pembangunan Publik (Yogyakarta: Graha Ilmu,
2003).
Tirtawinata, M.R dan Lisdiana F. Daya Tarik dan Pengelolaan Agrowisata (Jakarta:
Penebar Swadaya, 1996).
Umar, H. Riset Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi. Edisi kedua (Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama, 1998).
Wahab, S. Manajemen Kepariwisataan (Jakarta: PT. Pradnya Pratama Paramita, 2003).
Lampiran 1. Panduan Wawancara Dengan General Manager Bagian Wisata
.
1. Kebun Wisata Pasir Mukti sudah berdiri dari tahun berapa?
2. Bagaimana sejarah awal berdirinya Kebun Wisata Pasir Mukti?
3. Apa visi, misi dan tujuan didirikannya Kebun Wisata Pasir Mukti?
4. Bagaimana perkembangan Kebun Wisata Pasir Mukti dari awal berdiri hingga
saat ini?
5. Bagaimana struktur organisasi Kebun Wisata Pasir Mukti?
6. Menurut bapak, bagaimana manajemen perusahaan di Kebun Wisata Pasir
Mukti?
7. Menurut bapak, apakah Kebun Wisata Pasir Mukti sudah dapat bersaing dengan
tempat agrowisata lainnya yang telah berdiri lebih awal?
8. Promosi apa saja yang dilakukan oleh Kebun Wisata Pasir Mukti untuk menarik
minat pengunjung?
9. Berapa harga tiket masuk ke Kebun Wisata Pasir Mukti?
10. Sarana dan prasarana apa saja yang ada di Kebun Wisata Pasir Mukti?
11. Bagaimana tingkat pengunjung yang datang ke Kebun Wisata Pasir Mukti?
12. Berapa rata-rata pengunjung yang datang ke Kebun Wisata Pasir Mukti tiap
bulannya?
13. Sebagian besar pengunjung berasal dari mana?
14. Bagaimana hari dan jam operasional kerja di Kebun Wisata Pasir Mukti?
15. Apakah di Kebun Wisata Pasir Mukti terdapat pembagian jam kerja/shift?
16. Bagaimana peraturan lembur di perusahaan?
17. Berapa jumlah karyawan Kebun Wisata Pasir Mukti secara keseluruhan?
18. Berapa jumlah karyawan Kebun Wisata Pasir Mukti bagian wisata?
19. Karyawan Kebun Wisata Pasir Mukti terdiri dari karyawan apa saja (tetap,
kontrak atau harian) ?
20. Menurut bapak, bagaimana tingkat keahlian dan keterampilan karyawan Kebun
Wisata Pasir Mukti?
Sumber wawancara: General Manager Bagian Wisata Pada Kebun Wisata Pasir
Mukti.
Lampiran 2. Panduan Wawancara Dengan Karyawan Bagian Wisata
1. Bagaimana tingkat motivasi karyawan Kebun Wisata Pasir Mukti?
2. Bagaimana tingkat produktivitas kerja karyawan Kebun Wisata Pasir Mukti?
3. Bagaimana disiplin kerja karyawan Kebun Wisata Pasir Mukti?
4. Bagaimana proses pengangkatan karyawan kontrak menjadi karyawan tetap?
5. Bagaimana latar belakang pendidikan, keahlian maupun pengalaman
karyawan Kebun Wisata Pasir Mukti?
6. Apakah karyawan yang bekerja pada Kebun Wisata Pasir Mukti sebagian besar
berasal dari masyarakat sekitar tempat ini?
7. Bagaimana sistem penggajian di Kebun Wisata Pasir Mukti?
8. Apakah selain gaji pokok, perusahaan memberikan tunjangan-tunjangan
kepada karyawan?
9. Tunjangan-tunjangan apa saja yang diberikan perusahaan?
10. Apakah terdapat perbedaan gaji maupun tunjangan antara karyawan kontrak
dengan karyawam tetap?
11. Apakah karyawan sudah merasa puas dengan apa yang diberikan oleh perusahaan
selama ini dan apa saja harapan karyawan yang belum diberikan oleh
perusahaan?
12. Bagaimana hubungan kerja karyawan Kebun Wisata Pasir Mukti?
13. Bagaimana iklim kerja di Kebun Wisata Pasir Mukti?
14. Apakah fasilitas kerja yang diberikan perusahaan kepada karyawan sudah
mendukung dalam melakukan operasional kerja?
15. Bagaimana fasilitas keselamatan kerja yang diberikan perusahaan?
16. Apakah perusahaan mengadakan program pelatihan-pelatihan kepada karyawan?
17. Bagaimana jenjang karir di Kebun Wisata Pasir Mukti?
18. Bagaimana proses promosi peningkatan karir di Kebun Wisata Pasir Mukti?
19. Berdasarkan apa perusahaan memberikan peningkatan karir kepada karyawan
(prestasi, latar belakang pendidikan, keahlian, masa kerja dan lain-lain)?
20. Apakah perusahaan memberikan penghargaan kepada karyawan yang
berprestasi?
21. Dalam bentuk apa perusahaan memberikan penghargaan kepada karyawan yang
berprestasi?
22. Kegiatan apa saja yang biasa dilakukan untuk mempererat hubungan antara
atasan dan bawahan, baik didalam maupun diluar pekerjaan?
23. Pada saat kapan karyawan dapat memberikan ide dan saran kepada atasan untuk
kepentingan perusahaan?
24. Apakah sebelum melakukan pekerjaan, atasan memberikan briefing kepada
karyawan?
25. Apakah pernah terjadi konflik antar karyawan Kebun Wisata Pasir Mukti?
26. Apakah karyawan pernah mengalami stress dalam bekerja?
Sumber wawancara: Karyawan Bagian Wisata Pada Kebun Wisata Pasir Mukti.
Lampiran 3. Kuesioner Lapangan
Pilihlah 5 faktor, dari beberapa faktor dibawah ini dengan memberikan
tanda check list (√) pada faktor yang menurut anda dapat
mendorong untuk bekerja lebih giat dan bersemangat dalam meraih
prestasi.
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Nama
:
Usia
:
Jabatan
:
Masa Kerja
:
Faktor-faktor
Tanda
check list
(√)
Hubungan atasan dan bawahan
Peraturan perusahaan
Jenjang karir
Penghargaan
Hubungan sesama rekan kerja
Gaji dan tunjangan
Kebijakan perusahaan
Pendidikan dan pelatihan
Kehidupan pribadi
Manajemen perusahaan
Status pegawai
Pekerjaan yang dilakukan
Kondisi tempat kerja
Kestabilan kerja
Prestasi
Faktor-faktor lainnya (Sebutkan)……………………………...
Lampiran 4. Jawaban Responden Kuesioner Lapangan
No.
1
2
Faktor-faktor
Hubungan atasan dan bawahan
Peraturan perusahaan
Responden
9
3
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Jenjang karir
Penghargaan
Hubungan sesama rekan kerja
Gaji dan tunjangan
Kebijakan perusahaan
Pendidikan dan pelatihan
Kehidupan pribadi
Manajemen perusahaan
Status pegawai
Pekerjaan yang dilakukan
Kondisi tempat kerja
Kestabilan kerja
Prestasi
12
10
5
15
7
4
3
4
5
6
9
4
4
Lampiran 5. Kuesioner Penelitian
Kuesioner ini digunakan sebagai bahan untuk menyusun skripsi mengenai
Pengaruh faktor-faktor Motivasi terhadap Produktivitas Kerja Kebun Wisata Pasir
Mukti oleh R. Nova Utami (102092026395) mahasiswa Program Studi Sosial Ekonomi
Pertanian/Agribisnis fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta. Saya mohon kesediaan anda meluangkan waktu untuk
mengisi pertanyaan ini secara lengkap. Terima kasih atas bantuan dan kerja sama anda.
1. Karakteristik Responden
▪ Nama
:
▪ Jenis kelamin
:
▪ Usia
: a. 20-25 tahun
b. 26-30 tahun
c. 31-35 tahun
d. 35-40 tahun
e. Lebih dari 40 tahun
▪ Spesifikasi karyawan
: a. Karyawan Tetap
b. Karyawan Harian
c. Karyawan Kontrak
▪ Pendidikan Terakhir
: a. SD
b. SMP
c. SMU
d. SI
e lain-lain:……..(sebutkan)
▪ Status
: Kawin / Tidak kawin
▪ Masa kerja pada perusahaan : ………… Tahun
Lanjutan Lampiran 5.
II. Kuesioner Lingkungan Perusahaan
Bagian ini meneliti mengenai Motivasi karyawan dan Produktivitas kerja Kebun
Wisata Pasir Mukti, Citeureup Bogor. Pertimbangkan setiap item, kemudian Bpk/Ibu
diminta untuk menilai keadaan yang sebenarnya sampai saat ini dengan menggunakan
skala 5 angka yaitu: alternatif pilihan 1 sampai dengan 5, jawaban pertanyaan dengan
ketentuan sebagai berikut:
Nilai 5 : Untuk jawaban Sangat setuju artinya responden sangat setuju dengan
pertanyaan karena sangat sesuai dengan keadaan yang dirasakan oleh responden
= SS
Nilai 4 : Untuk jawaban Setuju artinya pertanyaan dianggap sesuai dengan
keadaan yang dirasakan oleh responden = S
Nilai 3 : Untuk jawaban cukup setuju artinya pertanyaan dianggap cukup sesuai
dengan keadaan yang dirasakan oleh responden = CS
Nilai 2 : Untuk jawaban tidak setuju artinya responden tidak setuju dengan pertanyaan
karena tidak sesuai dengan apa yang dirasakan = TS
Nilai 1 : Untuk jawaban sangat tidak setuju artinya sangat tidak sesuai dengan
keadaan yang dirasakan oleh responden = STS
Lanjutan lampiran 5.
Motivasi Karyawan
A. Hubungan Atasan dan Bawahan
No.
Pertanyaan/Pernyataan
1
Hubungan anda dan atasan anda di dalam maupun
diluar pekerjaan tergolong erat
2
Anda sering memberikan ide dan saran kepada
atasan anda
3
Dengan diperhatikannya ide dan saran yang anda
ajukan kepada atasan membuat anda semangat
dalam bekerja
4
Atasan anda memperhatikan kesulitan anda dalam
menyelesaikan pekerjaan
SS
S
CS
TS
STS
B. Gaji dan Tunjangan
No.
Pertanyaan/Pernyataan
1
Gaji yang anda peroleh dari perusahaan sudah
mencukupi kebutuhan
2
Gaji yang anda dapatkan selama ini sudah sesuai
dengan pekerjaan yang anda lakukan
3
Tunjangan yang diberikan perusahaan sudah sesuai
dengan ketentuan yang berlaku
4
Anda sudah merasa puas dengan tunjangan-tunjangan
yang diberikan perusahaan selama ini
C. Kondisi Tempat Kerja
No.
Pertanyaan/Pernyataan
1
Kondisi tempat kerja saat ini sangat nyaman bagi
anda untuk melakukan pekerjaan
2
Fasilitas kerja yang anda peroleh sudah memadai
sehingga memudahkan anda untuk melakukan
pekerjaan
3
Fasilitas keselamatan kerja yang diberikan
perusahaan sudah memberikan rasa aman pada anda
untuk bekerja
4
Keterlibatan anda dalam proses pengaturan pekerjaan
sudah memuaskan
D. Penghargaan
No.
Pertanyaan/Pernyataan
1
Adanya pengakuan dan penghargaan dari perusahaan
atas apa yang sudah anda lakukan mendorong anda
untuk lebih giat bekerja
2
Selama ini perusahaan sudah memberikan
penghargaan kepada karyawan yang berprestasi
berupa bonus, kenaikan pangkat dll
3
Pemberian penghargaan yang sesuai dengan prestasi
kerja akan memberikan rasa puas kepada anda dalam
bekerja
4
Penghargaan yang diberikan perusahaan sudah sesuai
dengan harapan anda
E. Jenjang Karir
No.
Pertanyaan/Pernyataan
1
Tanpa adanya program jenjang karir, anda akan
selalu berusaha bekerja dengan baik
2
Program peningkatan jenjang karir membuat anda
lebih giat bekerja
SS
S
CS
TS
STS
SS
S
CS
TS
STS
SS
S
CS
TS
STS
SS
S
CS
TS
STS
3
4
Perusahaan memberikan penilaian secara obyektif
terhadap kinerja karyawan dalam program
peningkatan jenjang karir
Menurut anda, jenjang karir di perusahaan sudah
tergolong baik
Produktivitas Kerja
No.
Pertanyaan/Pernyataan
1
Jika mengalami kesulitan dalam bekerja, anda
akan meminta bantuan kepada atasan anda
2
Jika pekerjaan anda sudah selesai dikerjakan, anda
bersedia untuk membantu pekerjaan teman anda
3
Anda selalu menciptakan ide-ide baru untuk
meningkatkan kinerja anda
4
Gaji yang anda peroleh selama ini berpengaruh
pada kualitas kerja anda
5
Pemberian jaminan sosial berupa tunjangantunjangan yang diberikan perusahaan akan
meningkatkan semangat kerja anda
6
Anda bersedia lembur walaupun tanpa dibayar
7
Fasilitas kerja yang baik membuat anda lebih giat
bekerja
8
Perkembangan teknologi dalam penggunaan
fasilitas kerja akan berpengaruh pada kualitas
kerja anda
9
Lingkungan kerja yang nyaman dan kondusif
akan mendorong semangat kerja anda
10 Manajemen perusahaan yang baik akan
meningkatkan kinerja anda dalam bekerja
11 Anda menggunakan waktu luang selama bekerja
dengan kegiatan yang positif
12 Anda sudah bisa menguasai bidang pekerjaan lain,
selain pekerjaan anda
13 Jumlah pekerjaan yang anda lakukan tiap harinya
masih sama semenjak bekerja sampai saat ini
14 Anda menyelesaikan tugas pekerjaan dengan
sungguh-sungguh dan tepat waktu
15 Kualitas kerja anda sama dengan teman-teman
anda
16 Anda senang untuk mencari cara agar pekerjaan
anda dapat diselesaikan dengan baik
17 Anda selalu berusaha untuk meningkatkan
prestasi di bidang pekerjaan saat ini
18 Anda selalu bekerja secara efektif dan efesien
hanya untuk kepentingan jenjang karir
diperusahaan
19 Kesempatan untuk mengembangkan karir di
perusahaan akan memacu anda untuk giat bekerja
SS
S
CS
TS
STS
20
Adanya jenjang karir memberikan tanggung
jawab yang lebih besar kepada anda untuk bekerja
lebih baik
Lampiran 8. Pengaruh Faktor-faktor Motivasi Terhadap Produktivitas Kerja
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
Jumlah
XI
16
13
13
14
16
15
14
14
17
19
18
15
13
17
12
18
16
16
13
13
15
16
13
15
12
16
12
15
13
13
13
12
17
14
15
13
12
16
554
X2
14
10
10
12
12
12
9
11
17
11
18
13
9
13
11
11
10
14
11
11
11
14
10
14
10
13
9
13
10
15
14
15
14
13
13
10
12
14
463
X3
16
11
12
15
16
13
13
12
17
16
18
13
14
15
14
15
13
16
15
13
16
14
12
14
12
13
13
14
13
15
14
13
16
11
12
14
12
16
531
X4
15
14
12
14
15
15
13
15
17
16
16
15
13
12
13
17
14
17
14
13
14
16
12
14
12
14
13
14
13
14
13
13
15
12
13
12
11
17
533
X5
16
13
13
13
16
15
14
14
17
19
18
15
13
17
12
18
16
16
13
13
15
16
13
15
12
16
12
15
13
13
13
12
17
14
15
13
12
16
553
Y
77
55
58
67
62
72
64
57
77
72
78
82
74
69
75
72
63
80
74
63
58
73
61
65
59
68
77
71
65
66
76
77
62
82
74
72
65
83
2649
Lampiran 9. Regresi Linear Berganda dan Korelasi
Descriptive Statistics
Mean
Produktivitas
Std. Deviation
64.9856472
3.38706030
38
14.5789
1.91200
38
12.1842
13.9737
14.0263
14.5526
2.16677
1.71617
1.63553
1.92701
38
38
38
38
hubungan atasan dan
bawahan
gaji dan tunjangan
kondisi tempat kerja
penghargaan
jenjang karir
Variables Entered/Removed(b)
Model
1
Variables
Entered
jenjang karir,
gaji dan
tunjangan,
kondisi
tempat kerja,
penghargaan,
hubungan
atasan dan
bawahan(a)
N
Variables
Removed
Method
. Enter
a All requested variables entered.
b Dependent Variable: Produktivitas
Correlations
Pearson
Correlation
Produktivitas
Sig. (1-tailed)
hubungan
atasan dan
bawahan
gaji dan
tunjangan
kondisi
tempat kerja
penghargaan
jenjang karir
Produktivitas
N
hubungan
atasan dan
bawahan
gaji dan
tunjangan
kondisi
tempat kerja
penghargaan
jenjang karir
Produktivitas
hubungan
atasan dan
bawahan
gaji dan
tunjangan
kondisi
tempat kerja
penghargaan
jenjang karir
Model Summary(b)
Produktivitas
hubungan
atasan dan
bawahan
gaji dan
tunjangan
kondisi
tempat
kerja
1.000
.596
.734
.509
.395
.635
.596
1.000
.450
.639
.730
.996
.734
.450
1.000
.539
.464
.447
.509
.639
.539
1.000
.665
.626
.395
.635
.730
.996
.464
.447
.665
.626
1.000
.724
.724
1.000
.
.000
.000
.001
.007
.000
.000
.
.002
.000
.000
.000
.000
.002
.
.000
.002
.002
.001
.000
.000
.
.000
.000
.007
.000
.000
.000
.002
.002
.000
.000
.
.000
.000
.
38
38
38
38
38
38
38
38
38
38
38
38
38
38
38
38
38
38
38
38
38
38
38
38
38
38
38
38
38
38
38
38
38
38
38
38
penghargaan
jenjang
karir
Model
R
Square
R
Std.
Error of
the
Estimate
Adjuste
dR
Square
R Square
Change
1
Change Statistics
F
Change df1 df2
Sig. F
Change
1.073007
.913
67.335
5 32
.000
97
a Predictors: (Constant), jenjang karir, gaji dan tunjangan, kondisi tempat kerja, penghargaan,
hubungan atasan dan bawahan
b Dependent Variable: Produktivitas
.956(a)
.913
.900
ANOVA(b)
Sum of
Mean
Model
Squares
df
Square
F
Sig.
1
Regression
387.627
5
77.525 67.335
.000(a)
Residual
36.843 32
1.151
Total
424.471 37
a Predictors: (Constant), jenjang karir, gaji dan tunjangan, kondisi tempat kerja, penghargaan,
hubungan atasan dan bawahan
b Dependent Variable: Produktivitas
Coefficients(a)
Model
1
(Constant)
hubungan atasan
dan bawahan
gaji dan
tunjangan
kondisi tempat
kerja
penghargaan
jenjang karier
a Dependent Variable: Produktivitas
Unstandardized
Coefficients
Std.
B
Error
47.201
1.643
Standardized
Coefficients
t
Sig.
Beta
28.720
.000
9.983
1.132
5.635
8.817
.000
.910
.099
.582
9.233
.000
.357
.154
.181
2.315
.027
.605
.171
.292
3.535
.001
10.701
1.107
6.088
9.665
.000
Download