BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Manajemen

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang
Manajemen sumber daya manusia merupakan usaha untuk mengarah dan
mengelola manusia pada suatu perusahaan sebagai alat penggerak aktivitas
perusahaan. Pengelolaan tersebut diharapkan dapat memunculkan manusia-manusia
yang bernilai tinggi sehingga dapat diandalkan dalam kemajuan dan perkembangan
perusahaan. Hal ini sejalan dengan salah satu definisi dikemukakan oleh Mathis dan
Jackson (2006) tentang manajemen sumber daya manusia adalah rancangan sistemsistem formal dalam sebuah organisasi untuk memastikan penggunaan bakat manusia
secara efektif dan efisien guna mencapai tujuan organisasi.
Tercapainya tujuan organisasi dipengaruhi oleh banyak faktor salah satunya
adalah motivasi karyawan. Kreitner dan Kinicki (2005) menjelaskan bahwa motivasi
berasal dari Bahasa Latin “movere” yang berarti “pindah”. Definisi motivasi juga
dijelaskan sebagai proses-proses psikologis yang mengarahkan, meminta arahan serta
menetapkan tindakan sukarela sehingga mampu mengarahkan pada tujuan
perusahaan. Sedangkan menurut George and Jones (2005) motivasi adalah suatu
kekuatan psikologis di dalam diri seseorang yang menentukan arah perilaku, tingkat
usaha, dan kegigihan ketika menghadapi rintangan dalam menjalankan aktivitas kerja.
Definisi tersebut didukung oleh Chaudary dan Sharma (2012) yang menyatakan
bahwa motivasi berasal dari kata motif yang berarti kebutuhan, keinginan, dan
mengarahkan seseorang menuju proses pencapaian tujuan. Motivasi dipengaruhi oleh
faktor sosial, intelektual dan emosional seseorang sehingga motivasi mampu menjadi
alat bantu perusahaan dalam meningkatkan kinerja dan efektifitas karyawan.
Karyawan yang memiliki motivasi cenderung lebih produktif daripada karyawan
yang tidak memiliki motivasi. Dari penjelasan beberapa tokoh di atas maka dapat
disimpulkan bahwa munculnya motivasi menjadi daya pendorong bagi individu
melakukan suatu pekerjaan untuk meningkatkan kinerja sehingga dapat mencapai
tujuan karyawan dan perusahaan.
Dalam kemunculan motivasi tersebut, teori keadilan dan teori harapan
menjadi teori pendukung bahwasanya teori keadilan menjelaskan bahwa individu
akan membandingkan masukan dan pengeluarannya dengan individu lainnya. Teori
keadilan menfokuskan pada keadilan distributif dan keadilan prosedural dimana
informasi yang diperoleh karyawan dari pihak luar akan mempengaruhi cara pandang
mereka tentang keadilan penerimaan gaji atau upah yang mereka dapatkan.
Sedangkan teori harapan dikemukakan oleh Vroom dalam Robbins (2006)
menjelaskan tentang kecenderungan untuk bertindak dengan cara tertentu
atas
besarnya harapan yang mereka miliki pada suatu keluaran/ output atas kinerja yang
dilakukan. Dengan demikian teori keadilan dan teori harapan memberikan gambaran
secara umum bagaimana motivasi karyawan dapat mempengaruhi kinerja, oleh sebab
itu banyak tokoh yang membedakan motivasi menjadi beberapa jenis, salah satunya
adalah motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Menurut Deci dan Ryan (2000) motivasi
dibedakan menjadi motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik berdasarkan perbedaan
alasan dan tujuan dalam bertindak. Motivasi intrinsik adalah motivasi murni yang
timbul dari dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas kerja karena kecintaan
dan kesenangan terhadap aktivitas kerja itu sendiri tanpa melihat adanya timbal balik
seperti imbalan materi atau tekanan. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motivasi
yang timbul karena hasil yang akan diperoleh dari suatu aktivitas kerja seperti
perolehan imbalan materi atau terhindar dari hukuman.
Definisi lain tentang motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik dikemukakan
oleh Luthans (2003) yang menjelaskan bahwa motivasi intrinsik adalah motivasi yang
timbul pada diri seseorang individu karena dorongan untuk belajar, berprestasi atau
mencari sesuatu yang baru untuk menambah pengetahuan dirinya terhadap suatu
aktivitas kerja. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul karena
dorongan untuk mendapatkan uang sebagai akibat dari melakukan aktivitas kerja.
Penjelasan lebih dalam tentang motivasi intrinsik dan ekstrinsik dikemukakan oleh
Deci dan Ryan (2000), Ryan dan Connell (1989) dalam Vallerand (1997)
menyebutkan bahwa motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik terbagi menjadi tiga
jenis.
Tiga jenis motivasi intrinsik adalah motivasi intrinsik untuk mengetahui,
motivasi intrinsik terhadap prestasi dan motivasi intrinsik dari rangsangan
pengalaman, sedangkan tiga jenis motivasi ekstrinsik adalah peraturan eksternal,
introjected regulation, peraturan yang diidentifikasi.
Dari penjelasan mengenai motivasi intrinsik dan ekstrinsik berbagai manfaat
dapat dilihat pada masing-masing jenisnya, pernyataan tersebut didukung oleh
Wigfield (1997) dalam Simon (2010) yang menjelaskan manfaat ketika seorang
karyawan termotivasi secara intrinsik adalah pada saat mereka melakukan pekerjaan
yang dianggap memberikan kesenangan dan perolehan informasi tentang suatu hal
dalam pembelajaran untuk menghubungkan tentang apa yang mereka ketahui dan
menerapkan ketrampilan dalam konteks yang berbeda sehinga tidak dibebani rasa
bosan dan kecemasan. Mereka juga secara rutin mengevaluasi kemajuan mereka
sendiri dengan menggunakan kriteria mereka sendiri serta mencari peluang tambahan
untuk mengerjakan tugas
dan mencapai kinerja yang diharapkan. Sedangkan
motivasi ekstrinsik didasarkan pada perolehan atas kinerja tersebut. Semakin banyak
perolehan penghargaan semakin tinggi kinerja yang dilakukan karyawan. Argumen
lain diungkapkan oleh Ayub (2010) menyebutkan bahwa karyawan yang memiliki
motivasi intrinsik dan ekstrinsik dapat meningkatkan kinerja karena orang tersebut
yakin bahwa peningkatan kinerja akan berdampak positif pada orientasi tujuan yang
mereka capai dimasa depan. Karyawan yang memiliki motivasi intrinsik akan
menyukai tantangan yang lebih dalam pelaksanaan tugasnya. Sedangkan karyawan
yang termotivasi secara ekstrinsik cenderung terfokus untuk mendapatkan gaji yang
lebih tinggi dari sebelumnya.
Secara umum banyaknya hubungan antara motivasi intrinsik dan ekstrinsik
dengan kinerja dilihat dari berbagai sudut pandang seperti yang dijelaskan oleh
Mirabela dan Maria (2013) dimana karyawan yang memiliki motivasi intrinsik dan
ekstrinsik akan menghasilkan kinerja yang baik daripada karyawan yang hanya
memiliki satu motivasi saja. Dukungan atas penyelesaian tugas dapat dengan mudah
terlaksana jika timbul rasa kesenangan akan tugas tersebut dan imbalan yang
diperoleh. Chowdhury (2007) menyebutkan motivasi intrinsik dan ekstrinsik pada diri
karyawan akan mempermudah pengawas dalam menjalankan tugasnya. Karyawan
menyadari bahwa kinerja yang baik akan mendorong prestasi yang akan mereka
dapatkan sehingga menimbulkan dampak positif pada penciptaan lingkungan kerja
yang baik. Sedangkan Vallerand (1997) menjelaskan bahwa munculnya motivasi
intrinsik dan ekstrinsik pada karyawan dalam kehidupan sehari-hari di tempat kerja
dapat memberikan wawasan potensial untuk kemajuan dan perkembangan individu
dalam mewujudkan kinerja yang baik. Berdasarkan beberapa manfaat yang
dikemukakan oleh tokoh-tokoh tersebut maka dapat disimpulkan bahwa motivasi
intrinsik dan motivasi ekstrinsik memiliki dampak yang nyata pada kinerja karyawan.
Dari penjelasan diatas dapat dilihat bahwa terdapat beberapa hal penting
mengenai motivasi dimana motivasi menjadi dorongan awal atau niat seseorang
melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan. Motivasi berkaitan langsung dengan
usaha seseorang untuk menyelesaikan tugas yang diberikan, sehingga efektifitas dan
efisiensi kinerja tidak menyalahi atau keluar dari prosedur yang berlaku diperusahaan.
Oleh sebab itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai variabel
motivasi yang diduga memiliki hubungan dengan kinerja dilihat dari perilaku
karyawan pada saat bekerja.
Kinerja karyawan didefinisikan oleh Kreitner dan Kinicki (2005) sebagai nilai
dari sekelompok perilaku karyawan yang berkontribusi positif ataupun negatif
terhadap pencapaian tujuan perusahaan . Chaudary dan Sharma (2012) berargumen
bahwa kinerja adalah sesuatu kegiatan yang dilakukan karyawan sehingga
memberikan manfaat bagi perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan. Definisi
lain yang dikemukakan oleh Malthis dan Jackson (2003) bahwa kinerja pada dasarnya
adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan karyawan. Kinerja karyawan dapat
mempengaruhi seberapa banyak mereka memberikan kontribusi kepada perusahaan
dan kinerja yang baik akan memberikan kontribusi positif terhadap perkembangan
dan kemajuan perusahaan.
Kinerja karyawan yang baik dibutuhkan oleh seluruh perusahaan swasta
maupun
perusahaan
pemerintah.
Salah
satu
perusahaan
pemerintah
yang
membutuhkan kinerja karyawan adalah Bulog. Dalam hal ini kinerja karyawan yang
dimaksud adalah laporan dan data atas terpenuhinya pasokan beras dan gabah.
Laporan tersebut telah disesuaikan dengan pola dan alur kerja dalam deskripsi kerja
karyawan, masing-masing individu memiliki peranan dalam alur kinerja Bulog
dengan pengerjakan tugas tepat waktu serta meminimalisasi kesalahan input data
maupun pengolahannya. Pola serta alur kerja menjadi penting karena seksi satu
dengan seksi lainnya memiliki hubungan kerja dan tidak dapat dipisahkan, salah satu
contohnya adalah seksi keuangan, karyawan di bagian seksi keuangan tidak akan bisa
mengerjakan tugas mereka jika seksi administrasi dan gudang tidak memberikan
laporannya tepat waktu, begitu juga sebaliknya. Pola dan alur ini berlaku bagi seluruh
seksi di Perum Bulog tidak terkecuali.
Perum Bulog merupakan salah satu BUMN yang memiliki ruang lingkup
bisnis berupa usaha logistik/pergudangan, survei dan pemberantasan hama,
penyediaan karung plastik, usaha angkutan, perdagangan komoditi pangan dan
sebagai perusahaan yang tetap mengemban tugas publik dari pemerintah atas
pemenuhan kebutuhan pangan.
Tugas Perum Bulog yaitu membeli gabah atau beras produksi dalam negeri
melalui instrumen pengadaan beras yang mengacu pada Harga Pembelian Pemerintah
(HPP). Pembelian tersebut dilakukan seluruh kantor Bulog yang tersebar di wilayah
Indonesia, salah satunya kantor Bulog Sub Divisi Regional Wilayah III Surakarta.
Kantor Bulog Sub Divisi Regional Wilayah III Surakarta membawahi tujuh wilayah
kerja dan Sembilan gudang. Wilayah tersebut terdiri dari Kabupaten Sukoharjo,
Kabupaten Boyolali, Kabupaten Surakarta, Kabupaten Wonogini, Kabupaten
Karangayar, Kabupaten Sragen, dan Kabupaten Klaten. Dengan demikian peranan
karyawan menjadi sangat penting untuk mendukung keberlangsungan dan kemajuan
perusahaan atas pemberian tugas yang langsung berhubungan dengan masyarakat
maupun pemerintahan, terlebih untuk wilayah yang dibawahi langsung oleh Perum
Bulog SubDivre III Surakarta.
Luasnya wilayah kerja dan gudang yang dibawahi oleh kantor Bulob Sub
Divisi Regional Wilayah III Surakarta membuat pasokan beras dan gabah lebih
banyak daripada kantor Sub unit lainnya. Ketika terjadi kekurangan pasokan beras
dan gabah pada wilayah lain, kantor Sub Divisi Regional Wilayah III Surakarta akan
mengadakan pemindahan atau “move” dari gudang ke wilayah tersebut guna
memenuhi pasokan beras dan gabah. Pemenuhan pasokan beras dan gabah adalah
hasil kerja karyawan dalam kontribusinya pada masing-masing seksi yang terdapat di
kantor Sub Divisi Regional Wilayah III Surakarta sehingga kemunculan motivasi
intrinsik dan ekstrinsik dalam diri karyawan menjadi salah satu indikator penentu
keberhasilan kinerja yang baik.
Karyawan yang memiliki motivasi tinggi baik itu motivasi intrinsik maupun
ekstrinsik akan selalu memberikan kontribusi positif terhadap perusahaan sedangkan
karyawan yang tidak memiliki motivasi dapat menghambat kinerja yang akan
dilakukan oleh karyawan lainnya dengan tidak tepat waktunya pembuatan laporan
yang dibutuhkan oleh seksi lain. Sehingga peranan individu dan tugas yang diberikan
harus dapat mendukung kinerja yang dilakukan oleh seksi lainnya. Suatu
keterlambatan pada alur pengerjaan laporan kantor akan berdampak pada laporan
kinerja kantor Bulog tersebut, dimana nantinya ketepatan waktu pelaporan akan
diumumkan pada webside resmi Bulog sehingga seluruh kantor Bulog dapat melihat
pada posisi berapa mereka melakukan laporan kinerja kantor.
1.2
Perumusan Masalah
Motivasi menjadi isu penting di Perum Bulog Sub Divisi Regional Wilayah
III Surakarta terlebih motivasi memiliki andil dalam mempengaruhi karyawan untuk
menghasilkan kinerja yang baik.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti dalam observasi awal pada
tanggal 2 Juli 2012 terlihat bahwa ada indikasi penurunan kinerja karyawan Bulog
Surakarta. Indikasi ini terlihat dari perilaku kerja karyawan yang kurang maksimal
seperti perilaku datang terlambat ke kantor yang seharusnya jam masuk kantor
pukul 08.00 namun terdapat karyawan yang datang lebih dari jam 08.00 hal ini akan
mengurangi keefektifan alur pekerjaan dan tanggung jawab yang akan mereka
lakukan untuk seksi lainnya, setelah jam istirahat pukul 13.00 hanya terlihat beberapa
karyawan yang baru berada di kantor, terlihat dari banyaknya meja yang masih
kosong, kemudian perilaku pelayanan kepada mitra bulog yang lama setelah jam
istirahat. Hal ini akan berdampak pada efektifitas dan efisiensi waktu untuk
mengerjakan tugas mereka masing-masing serta pelayanan yang sedikit kurang cepat
tanggap sehingga dapat membuat pemenuhan pasokan beras dan gabah terhambat.
Oleh sebab itu penurunan kinerja tersebut diduga disebabkan oleh turunnya motivasi
karyawan baik motivasi intrinsik maupun motivasi ekstrinsik.
Dalam penelitian ini, hubungan motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik
dengan kinerja menjadi fokus kajian, peneliti tertarik untuk menguji sejauh mana
hubungan atau korelasi antara keduanya dengan kinerja karyawan Bulog, sehingga
peneliti mengambil pokok bahasan dengan judul: “ANALISIS HUBUNGAN
MOTIVASI INTRINSIK DAN EKSTRINSIK DENGAN KINERJA KARYAWAN
(Studi: Kantor Perum Bulog Sub Divisi Regional Wilayah III Surakarta).
1.3
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah menguji hubungan motivasi intrinsik
dan motivasi ekstrinsik dengan kinerja karyawan Perum Bulog Sub Divisi Regional
Wilayah III Surakarta.
1.4
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak,
yaitu antara lain:
a. Bagi peneliti lain
Dari hasil penelitian yang dilakukan, diharapkan dapat bermanfaat bagi
peneliti lain sebagai bahan referensi dan bahan masukan bagi pihak-pihak
yang berkepentingan terutama bagi para peneliti yang akan mengadakan
penelitian tentang hubungan motivasi dengan kinerja atau permasalahan
sejenis.
b. Bagi perusahaan
Bagi Perum Bulog Sub Divisi Regional Wilayah III Surakarta, dengan
hasil penelitian yang dilakukan, diharapkan dapat memberikan informasi
yang aktual berkaitan dengan penentuan faktor-faktor apa saja yang
mendorong karyawan untuk meningkatkan kinerja.
1.5
Batasan Penelitian
Agar penelitian yang dilakukan tidak terlalu luas dan lebih terarah, maka dari
rumusan permasalahan di atas penulis telah mempersempit ruang lingkup
pembahasan berkaitan dengan penelitian yang berfokus pada hubungan motivasi kerja
dengan kinerja karyawan Perum Bulog Sub Divisi Regional Wilayah III Surakarta.
Motivasi kerja yang digunakan penulis berkaitan dengan motivasi intrinsik dan
ekstrinsik.
Dalam penelitian ini yang dimaksudkan dengan motivasi intrinsik dan
ekstrinsik adalah motivasi yang timbul dari dalam diri karyawan dan motivasi yang
timbul karena faktor dari luar diri karyawan misalnya uang, pujian, hukuman, dan
sebagainya.
1.6
Sistematika Penulisan
Agar dalam penyusunan penelitian ini dapat memberikan gambaran yang
jelas, maka penulisan penelitian ini terdiri dari beberapa bab, yaitu:
Bab I
Pendahuluan
Pada bab ini akan dijabarkan latar belakang penelitian, rumusan
masalah penelitian, tujuan penelitian,manfaat penelitian, batasan
penelitian dan sistematika penelitian.
Bab II
Tinjauan Pustaka
Pada bab ini akan diuraikan dasar teoritis yang digunakan dan
mendukung penelitian ini, yang diperoleh dari buku teks, literature,
jurnal dan penelitian terdahulu.
Bab III
Metode Penelitian
Pada bab ini akan dijelaskan tentang objek/ lokasi penelitian, teknik
pengambilan
sampel,
identifikasi
variabel
penelitian,
definisi
operasional variabel, instrument penelitian, metode pengumpulan data,
alat pengujian instrument dan metode analisis data.
Bab IV
Gambaran Umum Perusahaan, Analisis dan Pembahasan
Pada bab ini dijabarkan tentang gambaran umum perusahaan yang
digunakan dalam penelitian dan menjelasakn mengenai hasil analisis
dari data yang diperoleh, analisis statistic, pengujian hipotesis dan
interpretasi hasil penelitian.
Bab V
Kesimpulan dan Saran
Pada bab ini berisi kesimpulan hasil penelitian yang dilakukan oleh
peneliti dari seluruh materi pembahasan, implikasi serta saran untuk
perusahaan dan peneliti selanjutnya.
Download