Audit Operasional Terhadap Fungsi Produksi

advertisement
MODUL KE-7
MATA KULIAH : MANAJEMEN STRATEGIK
PKK FAK.EKONOMI UMB MENTENG JAKARTA – JURUSAN MANAJEMEN S-1
Dosen : Agus Arijanto,SE,MM
Audit Operasional Terhadap Fungsi Produksi
Audit operasional terhadap fungsi produksi atau sering disebut dengan audit
produksi merupakan suatu bentuk audit yang dilaksanakan perusahaan dengan
tujuan untuk mengetahui tingkat efisiensi dan efektivitas kegiatan dibidang produksi.
Selain itu, produksi juga berfungsi untuk mengukur seberapa baik manajemen
menjalankan fungsi perencanaan, organisasi, pelaksanaan, dan pengawasan
kegiatan produksi dan seberapa efektifkah manajemen dalam membuat keputusan
yang
tepat
untuk
mencapai
tujuan
produksi
yang
telah
ditetapkan.
Menurut Bayangkara (2008:177), audit produksi melakukan penilaian secara
komprehensif terhadap keseluruhan fungsi produksi dan operasi untuk menentukan
apakah fungsi ini telah berjalan dengan memuaskan (ekonomis, efektif, dan efisien).
Beberapa alasan yang mendasari perlunya dilakukan audit produksi, antara lain:
1. Proses produksi dan operasi hams berjalan sesuai dengan prosedur yang telah
ditetapkan.
2. Kekurangan/kelemahan yang terjadi hams ditemukan sehingga segera dapat
diperbaiki
3. Konsistensi berjalannya proses hams diungkapkan
4. Pendekatan proaktif haras menjadi dasar dalam peningkatan proses.
5. Berjalannya tindakan korektif hams mendapat dorongan dan dukungan dari
berbagai pihak yang terkait.
Tujuan dan Manfaat Audit Produksi
Tujuan pelaksanaan audit produksi menurut Bayangkara (2008:178) adalah untuk
mengetahui:
1. Apakah produk yang dihasilkan telah mencerminkan kebutuhan pelanggan
(pasar)
2. Apakah strategi serta rencana produksi dan operasi sudah secara cermat
menghubungkan antara kebutuhan untuk memuaskan pelanggan dengan
ketersediaan sumber daya serta fasilitas yang dimiliki pemsahaan.
‘12
1
Manajemen Strategik
Agus Arijanto SE. MM
Pusat Pengembangan Bahan Ajar
Universitas Mercu Buana http://www.mercubuana.ac.id
informasi umum tentang organisasi auditte, objek yang akan diaudit,
mengenal lebih lanjut kondisi perusahaan dan prosedur yang diterapkan pada
proses produksi. Pada tahap ini auditor melakukan overview terhadap
perusahaan secara umum, produk yang dihasilkan, proses produksi yang
dijalankan, melakukan peninjauan terhadap pabrik(fasilitas produksi), layout
pabrik, sistem komputer yang digunakan dan berbagai sumber daya
penunjang keberhasilan fungsi ini dalam mencapai tujuannya. Hasil
pengamatan pada tahap audit ini dirumuskan ke dalam bentuk tujuan audit
sementara.
b) Review
dan
Pengujian
Pengendalian
Manajemen
:
adalah
Pada tahap ini auditor melakukan review dan pengujian terhadap beberapa
perubahan yang terjadi pada struktur perusahaan, sistem manajemen
kualitas,
fasilitas
yang
digunakan
dan/atau
personalia
kunci
dalam
perusahaan, sejak hasil audit terakhir. Berdasarkan data yang diperoleh pada
audit pendahuluan, auditor melakukan penilaian terhadap tujuan utama
produksi dan operasi serta variabel-variabel yang mempengaruhinya.
Disamping itu, pada tahap ini auditor juga mengidentifikasikan dan
mengklasifikasikan penyimpangan dan gangguan-gangguan yang mungkin
terjadi yang mengakibatkan terhambatnya pencapaian tujuan produksi.
Review terhadap hasil audit terdahulu juga dilakukan untuk menentukan
berbagai tindakan korektif yang harus diambil.
c) Audit Lanjutan (terinci) : pada tahap ini auditor melakukan audit lebih dalam
dan pengembangan temuan terhadap fasilitas, prosedur, catatan-catatan
(dokumen) yang berkaitan dengan produksi dan operasi. Konfirmasi kepada
pihak perusahaan selama audit dilakukan untuk mendapatkan penjelasan
dari pejabat yang berwenang tentang adanya hal-hal yang merupakan
kelemahan yang ditemukan auditor. Untuk mendapatkan informasi yang
lengkap, relevan dan dapat dipercaya, auditor menggunakan daflar
pertanyaan (audit checlist) yang ditujukan kepada berbagai pihak yang
berwenang dan berkompeten berkaitan dengan masalah yang diaudit. Dalam
wawancara yang dilakukan, auditor harus menyoroti keseluruhan dari
ketidaksesuaian yang ditemukan dan menilai tindakan-tindakan korektif yang
telah dilakukan.
d) Pelaporan : Hasil dari keseluruhan tahapan audit sebelumnya yang telah
diringkaskan dalam kertas kerja audit (KKA), merupakan dasar dalam
membuat kesimpulan audit dan rumusan rekomendasi yang akan diberikan
‘12
3
Manajemen Strategik
Agus Arijanto SE. MM
Pusat Pengembangan Bahan Ajar
Universitas Mercu Buana http://www.mercubuana.ac.id
Audit Sistem Informasi Manajemen
SIM bukan merupakan hal baru. Ruang lingkup SIM sebenarnya tertuang
pada tiga kata pembentuknya, yaitu “sistem”, “informasi”, dan “manajemen”. Sistem
merupakan kumpulan elemen yang saling berhubungan satu sama lain yang
membentuk satu kesatuan dalam usaha mencapai suatu tujuan. Di dalam
perusahaan, yang dimaksud elemen dari sistem adalah departemen-departemen
internal, seperti persediaan barang mentah, produksi, persediaan barang jadi,
promosi, penjualan, keuangan, personalia; serta pihak eksternal seperti supplier dan
konsumen yang saling terkait satu sama lain dan membentuk satu kesatuan usaha.
Informasi adalah hasil pemrosesan data yang diperoleh dari setiap elemen
sistem tersebut menjadi bentuk yang mudah dipahami dan merupakan pengetahuan
yang relevan yang dibutuhkan oleh orang untu menambah pemahamannya terhadap
fakta-fakta yang ada. Informasi bagi setiap elemen akan berbeda satu sama lain
sesuai dengan kebutuhannya masing-masing Manajemen terdiri dari proses atau
kegiatan yang dilakukan oleh pengelola perusahaan seperti merencanakan
(menetapkan strategi, tujuan dan arah tindakan), mengorganisasikan, memprakarsai,
mengkoordinir dan mengendalikan operasi untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Dari ruang lingkup di atas, beberapa ahli telah memberikan rumusan
tentang sistem informasi manajemen, antara lain :
1. SIM adalah pengembagan dan penggunaan sistem-sistem informasi yang
efektif dalam organisasi-organisasi (Kroenke, David, 1989)
2. SIM didefinisikan sebagai suatu sistem berbasis komputer yang menyediakan
informasi bagi beberapa pemakai yang mempunyai kebutuhan yang serupa.
Informasi menjelaskan perusahaan atau salah satu sistem utamanya
mengenai apa yang telah terjadi di masa lalu, apa yang sedang terjadi
sekarang dan apa yang mungkin terjadi di masa depan. Informasi tersebut
tersedia dalam bentuk laporan periodik, laporan khusus dan output dari
simulasi matematika. Informasi digunakan oleh pengelola maupun staf
lainnya pada saat mereka membuat keputusan untuk memecahkan masalah
(Mc. Leod, 1995)
3. SIM merupakan metode formal yang menyediakan informasi yag akurat dan
tepat waktu kepada manajemen untuk mempermudah proses pengambilan
keputusan dan membuat organisasi dapat melakukan fungsi perencanaan ,
operasi secara efektif dan pengendalian (Stoner, 1996)
‘12
5
Manajemen Strategik
Agus Arijanto SE. MM
Pusat Pengembangan Bahan Ajar
Universitas Mercu Buana http://www.mercubuana.ac.id
Download