ACARA I. PROTOZOA PARASIT A. PENDAHULUAN Protozoa secara umum dapat dijelaskan bahwa protozoa adalah berasal dari bahasa Yunani, yaitu protos artinya pertama dan zoon artinya hewan. Protozoa adalah hewan pertama. Protozoa adalah mikroorganisme menyerupai hewan yang merupakan salah satu filum dari Kingdom Protista. Morfologi Protozoa Semua protozoa mempunyai vakuola kontraktil yang berperan sebagai pompa untuk mengeluarkan kelebihan air dari sel, atau untuk mengatur tekanan osmosis. Jumlah dan letak vakuola kontraktil berbeda pada setiap spesies. Protozoa dapat berada dalam bentuk trophozoite, atau bentuk istirahat yang disebut kista. Protozoa tidak mempunyai dinding sel, dan tidak mengandung selulosa atau khitin seperti pada jamur dan algae. Kebanyakan protozoa mempunyai bentuk spesifik, yang ditandai dengan fleksibilitas ektoplasma yang ada dalam membran sel. Protozoa merupakan sel tunggal, yang dapat bergerak secara khas menggunakan pseudopodia (kaki palsu), flagela atau silia, namun ada yang tidak dapat bergerak aktif. KLASIFIKASI PROTOZOA Berdasarkan alat gerak yang dipunyai dan mekanisme gerakan protozoa dikelompokkan ke dalam 4 kelas. Rhizopoda (Sarcodina), alat geraknya berupa pseudopoda (kaki semu). Bergerak dengan kaki semu (pseudopodia) yang merupakan penjuluran protoplasma sel. Contohnya: Entamoeba coli, E. histolitica. Flagellata (Mastigophora). Bergerak dengan flagel (bulu cambuk) yang digunakan juga sebagai alat indera dan alat bantu untuk menangkap makanan. Contoh : Trichomonas vaginalis penyebab penyakit keputihan. Giardia lamblia, penyebab diare. Ciliata (Ciliophora),alat gerak berupa silia (rambut getar). Contoh : Balantidium coli penyebab penyakit diare Sporozoa adalah protozoa yang tidak memiliki alat gerak. Cara bergerak hewan ini dengan cara mengubah kedudukan tubuhnya. Hidupnya parasit pada manusia dan hewan. Contoh : Plasmodium falciparum, Plasmodium malariae, Plasmodium vivax. B. TUJUAN 1. Untuk mengetahui protozoa parasit yang terkandung dalam air konsumsi yang tidak dimasak. 2. Untuk mengamati bentuk protozoa parasit 3. Untuk mengetahui morfologi dan klasifikasi protozoa C. ALAT DAN BAHAN Alat : 1. mikroskop 2. objek glass & cover glass 3. pinset 4. pipet 5. pensil 2B Bahan : 1. air sungai jernih 2. air masak (sudah lebih dari 3 hari) 3. Air sumur D. CARA KERJA 1. siapkan sebuah objek glass 2. teteskan ± 1-2 tetes bahan ke atas objek glass dengan menggunakan pipet lalu tutup dengan cover glass secara hati-hati. 3. amati di bawah mikroskop diawali dengan menggunakan perbesaran lemah. 4. untuk pengamatan lebih seksama setelah objek ditemukan maka tambahkan perbesaran dengan memutar micrometer atau memutar lensa objektif ke perbesaran yang lebih besar pada mikroskop 5. Menyesuaikan hasil pengamatan dengan ciri-ciri umum yang sudah diketahui, kemudian menggambar hasil pengamatan tersebut sesuai dengan keterangan gambar secara terperinci 6. Buatlah klasifikasinya. A. B. C. D. E. Gambar . A. E. histolitica ; B. Entamoeba coli; C. B. coli; D dan E. Giardia lamblia Lembar Kerja Praktikum Parasitologi ACARA I : PROTOZOA PARASIT Hari/tanggal Nama Kelompok I. Paraf Dosen : ………………… : ………………… : ………………… Tabel Pengamatan Preparat 1: Air sungai jernih Spesies Kenampakan Ada Jumlah Tidak ada Entamoeba histolitica Entamoeba coli Balantidium coli Giardia lamblia Preparat 1: Air masak disimpan selama 5 hari Spesies Kenampakan Ada Jumlah Tidak ada Entamoeba histolitica Entamoeba coli Balantidium coli Giardia lamblia Preparat 1: Air sumur Spesies Kenampakan Ada Jumlah Tidak ada Entamoeba histolitica Entamoeba coli Balantidium coli Giardia lamblia II. Gambar Kenampakan protozoa Air sungai air masak yang disimpan selama 5 hari III. Gambar protozoa parasit (lengkap dengan keterangan gambar) air sumur ACARA II TELUR CACING PARASIT (SOIL TRANSMITTED HELMINTH) B. PENDAHULUAN Helminth berarti cacing, baik yang parasitic mau pun yang free living (hidup bebas) termasuk dalam golongan Metazoa (binatang bersel banyak) yang dilengkapi dengan jaringan ikat dan organ- organ yang berasal dari ectoderm, endoderm dan mesoderm. Beberapa spesies cacing parasit membutuhkan tanah untuk proses perkembangannya. Diantaranya : Ancylostoma duodenale, Necator americanus dan Strongyloides stercoralis dan Trichuris trichiura. Ancylostoma duodenale, Necator americanus dan Strongyloides stercoralis Telur Hookworm tak dapat dibedakan antara spesies bahkan dengan telur Strongyloides stercoralis sekalipun. Bentuknya oval/lonjong Ukuran 40 x 65 mikron, tak berwarna Dindingnya tipis transparans Pada waktu keluar bersama faeces biasanya masih berupa unsegment ovum atau berisi 2-8 blastomere yang akan berkembang lebih lanjut. Trichuris trichiura : Khas, berbentuk lonjong seperti tong (barrel shape) dengan dua mucoid plug pada kedua ujungnya dan dindingnya terdiri dari 3 lapis ukuran 50X25µ. C. TUJUAN 1. Untuk mengamati bentuk telur cacing parasit yang terdapat dalam tanah D. ALAT DAN BAHAN Alat : 1. Erlenmeyer 2. Timbangan 3. Tabung reaksi pendek 4. mikroskop 5. objek glass & cover glass 6. pinset 7. pipet 8. pensil 2B 9. tissue Bahan : 1. 5 g tanah 2. NaOH 0,4% 3. NaCl jenuh 4. Aquades E. CARA KERJA I. Pemeriksaan sampel tanah terhadap adanya kontaminasi telur cacing parasit usus Dasar teorinya : NaOH 0,4% untuk pengendapan NaCl jenuh untuk pengapungan Aquadest untuk pencucian Cara Kerja 1. Mengambil tanah (5 gr) kemudian dimasukkan ke dalam Erlenmeyer 2. Menambahkan NaOH 0,4% 40 cc 3. Mengocok larutan dengan kuat 4. Larutan tersebut didiamkan selama 15 menit 5. Cairan supernatan dibuang dan menyisakan endapannya 6. Mencuci endapan dengan 40 cc aquadest sebanyak 1 kali dan didiamkan selama 15 menit. Setelah pencucian tersebut, kemudian menambahkan larutan NaCl jenuh 50 cc ke dalam endapan yang ada 7. Larutan tersebut dikocok-kocok kemudian dituangkan ke dalam 3 tabung reaksi pendek hingga penuh dan didiamkan selama 15 menit 8. Kaca penutup ditempelkan diatasnya dan dikatupkan di atas kaca benda 9. Memeriksa dibawah mikroskop cahaya dimulai dengan pembesaran lemah terlebih dahulu 10. Menyesuaikan hasil pengamatan dengan ciri-ciri umum yang sudah diketahui, kemudian menggambar hasil pengamatan tersebut sesuai dengan keterangan gambar secara terperinci II. Pemeriksaan sampel sayur terhadap adanya kontaminasi telur cacing parasit usus 1. Merendam sayuran ke dalam cairan NaOH 0,2% sebanyak satu liter dalam beker glass 1000 mL selama 30 menit 2. Sayuran dikeluarkan lembar demi lembar dari dalam larutan 3. Menyaring air rendaman kemudian dimasukkan ke dalam beker glass lain dan didiamkan selama kurang lebih satu jam 4. Air yang ada dipermukaan beker glass dibuang , air bagian bawah beker glass beserta endapannya diambil dengan volume 10-15 mL menggunakan pipet, dimasukkan ke dalam tabung ependorf 5. Air endapan disentriguasi dengan kecepatan 1500 putaran per menit selama 5 menit 6. Air pada bagian atas ependorf dibuang, endapan diambil menggunakan pipet dan teteskan diatas kaca benda yang sebelumnya telah diberi lugol kaca benda ditutup dengan kaca penutup kemudian diperiksa di bawah mikroskop cahaya dengan perbesaran 40x 7. Sisa endapan dapat ditambahkan NaCl jenuh hingga penuh ke dalam sisa endapan, kemudian dikocok dan dibiarkan selama 15 menit Lembar Kerja Praktikum Parasitologi ACARA II : TELUR CACING PARASIT Hari/tanggal Nama Kelompok : ………………… : ………………… : ………………… Paraf Dosen I. Tabel Pengamatan Telur cacing Kenampakan Ada Ancylostoma duodenale Necator americanus Strongyloides stercoralis Trichuris trichiura Ascaris sp. II. Gambar Kenampakan telur cacing parasit pada preparat tanah III. Gambar telur cacing parasit (lengkap dengan keterangan gambar) Tidak ada Jumlah ACARA III NEMATODA A. PENDAHULUAN Morfologi : Ancylostoma duodenale Jantan panjang 8 - 11 mm, diameter 0,4 - 0,5 mm Betina panjang 10 - 13 mm, diameter 0, 6 mm Buccal cavitynya mengandung 2 pasang gigi di anterior dan sepasang lagi berupa tonjolan kecil di posterior. Betina mempunyai caudal spine. Jantan ujung posterior juga mempunyai bursa copulatrix yang bentuknya khas. B. TUJUAN 1. Untuk mengetahui morfologi dewasa nematoda 2. Agar mahasiswa mampu menyebutkan, menggambarkan dan menjelaskan morfologi cacing dewasa nematode C. ALAT DAN BAHAN Alat 1. Mikroskop 2. Loupe 3. Bolpoin/pensil 4. Kertas Bahan : preparat cacing dewasa nematoda (Ancylostoma sp., Trichuris sp) D. Cara Kerja 1. Mengamati preparat cacing dewasa nematoda yang ada dengan mikroskop 2. Menyesuaikan hasil pengamatan dengan ciri-ciri umum yang sudah diketahui, kemudian menggambar hasil pengamatan tersebut sesuai dengan keterangan gambar secara terperinci 3. Tentukan letak mouth; buccal cavity; pharynx; Nerve ring; Anus; pada betina, tentukan uterus; ovary; dan vagina; pada jantan tentukan testis, vas deferens dan copulatory bursa. 4. Gambarkan secara jelas bentuk buccal cavity dan bentuk copulatory bursa. Lembar Kerja Praktikum Parasitologi ACARA III : NEMATODA PARASIT Hari/tanggal Nama Kelompok : ………………… : ………………… : ………………… Paraf Dosen Gambar Ancylostoma duodenale (lengkap dengan keterangannya) Jantan buccal cavity Betina bentuk copulatory bursa ACARA IV TREMATODA B. PENDAHULUAN Morfologi : Bentuk pipih seperti daun, ukuran 20-30 milimeter X 8-13 milimeter, cuticula bersisik. Ujung anterior mempunyai tonjolan seperti kerucut disebut cephalic cone, sehingga memberi gambaran bentuk bahu, sedangkan pada bagian posteriornya tumpul. Mempunyai ventral sucker yang ukurannya lebih besar daripada oral sucker. Oesophagus pendek, caeca bercabang, memenuhi bagian lateral badan sampai ujung posterior. Testis dua buah berbentuk dendrit dan susunannya tandem, kelenjar vittelaria tersebar secara merata di bagian lateral dan posterior tubuh Mempunyai ovarium yang berbentuk dendrit, uterus berkelok-kelok (coiled) ke anterior, berakhir di porus genitalis di sebelah anterior ventral sucker. Morfologi Fasciola gigantica: Bentuk mirip Fasciola hepatica, tetapi Fasciola gigantica lebih besar dan panjang, ukuran 3,5- 5 cm X 0,7-1 cm (perbandingan panjang:lebar ± 5 : 1) Cephalic cone pendek, caeca lebih bercabang-cabang sampai ujung posterior Testis : bentuk dendrite. B. TUJUAN 1. Untuk mengetahui morfologi dewasa trematoda 2. Agar mahasiswa mampu menyebutkan, menggambarkan dan menjelaskan morfologi cacing dewasa trematoda C. ALAT DAN BAHAN Alat 5. Mikroskop 1. Loupe 2. Bolpoin/pensil 3. Kertas Bahan : preparat cacing dewasa trematoda (Fasciola hepatica) E. Cara Kerja 1. Mengamati preparat cacing dewasa trematoda yang ada dengan mikroskop 2. Menyesuaikan hasil pengamatan dengan ciri-ciri umum yang sudah diketahui, kemudian menggambar hasil pengamatan tersebut sesuai dengan keterangan gambar secara terperinci 3. Tentukan letak oral sucker; esophagus; intestine; genital pore; ventral sucker; uterus; ovary; testis. Lembar Kerja Praktikum Parasitologi ACARA IV : TREMATODA PARASIT Hari/tanggal Nama Kelompok : ………………… : ………………… : ………………… Gambar Fasciola hepatica (lengkap dengan keterangannya) Paraf Dosen ACARA IV LARVA CESTODA A. PENDAHULUAN Cestoda merupakan cacing yang memiliki tubuh pipih dorso-ventral, panjang dan bersegmen segmen. Tubuh terdiri dari 3 bagian: scolex (kepala), neck (leher) dan strobila. Scolex terletak dibagian anterior, dilengkapi dengan sucker yang berbentuk celah (slit) atau cawan (cup), digunakan sebagai alat untuk melekatkan diri pada hospes. Scolex disambung dengan neck region yang merupakan daerah pertumbuhan, dari neck region ini dibentuk segmen baru. Setelah neck region terdapat strobila yang terdiri dari beberapa segmen atau proglottids. Bersifat hermaphrodit, pada tiap proglottid terdapat alat kelamin jantan dan betina. Tidak mempunyai body cavity (rongga tubuh) maupun saluran pencernaan. Larva cestoda berbentuk kista yang disebut hydatid cyst pada cacing pita anjing atau cysticercus pada cacing pita babi dan sapi. Cysticercus merupakan Stadium larva di dalam tubuh hospes perantara, berbentuk kantong (bladder - worm), terdiri dari vesicle (gelembung yang berisi cairan) dengan scolex invaginasi ke dalam dinding kantong. Kelak menjadi bentuk dewasa. B. TUJUAN 1. Untuk mengetahui morfologi dewasa trematoda 2. Agar mahasiswa mampu menyebutkan, menggambarkan dan menjelaskan morfologi cacing dewasa trematoda C. ALAT DAN BAHAN 1.Alat : Mikroskop, Loup, Bolpoin/pensil, Kertas 2.Bahan : daging sapi yang mengandung Cysticercus bovis. D. CARA KERJA 1. Mengambil 100 gr daging sapi yang mengandung cysticercus bovis, kemudian mengamatinya dengan mikroskop 2. Menyesuaikan hasil pengamatan dengan ciri-ciri umum yang sudah diketahui, kemudian menggambar hasil pengamatan tersebut sesuai dengan keterangan gambar secara teperinci Lembar Kerja Praktikum Parasitologi ACARA IV : LARVA CESTODA Hari/tanggal Nama Kelompok : ………………… : ………………… : ………………… Jumlah cysticercus bovis dalam 100 gr daging sapi : ……….. Gambar Cysticercus bovis (lengkap dengan keterangannya) Paraf Dosen ACARA VI ARTHROPODHA E. PENDAHULUAN Arthropoda berasal dari bahasa Yunani yaitu kata Arthros yang berarti berbuku-buku atau beruas dan podos yang berarti kaki. Jadi, Arthropoda adalah binatang yang kakinya beruas-ruas termasuk juga bagian perut (abdomen) dan dada (toraks) yang beruas-ruas, contoh : nyamuk, lalat, kecoak, kutu, udang, kaki seribu. Arthropoda berpengaruh bagi kesehatan manusia yaitu sebagai vektor (penular) penyakit dan sebagai penyebab penyakit. Arthropoda sebagai vektor (penular) penyakit berarti arthropoda yang dapat memindahkan suatu penyakit dari orang yang sakit terhadap orang yang sehat. Dalam hal ini arthropoda secara aktif menularkan mikroorganisme penyakit dari penderita kepada orang yang sehat dan juga sebagai hospes intermedier dari mikroorganisme tersebut, contoh : nyamuk dan lalat. Arthropoda juga dapat sebagai penyebab penyakit atau menimbulkan gangguan seperti entomophoby, annoyance, kehilangan darah, kerusakan alat indera, racun serangga, dermathosis, alergi, dan miyasis. Nyamuk Nyamuk termasuk dalam kelas insekta (hexapoda) dan ordo diphtera. Kelas ini disebut kelas hexapoda karena mempunyai 6 kaki. Pada prinsipnya morfologi dan susunan tubuh kelas insekta ini sesuai dengan ciriciri umum dari filum arthropoda yaitu kepala, toraks, abdomen dengan bagian tubuhnya mempunyai batas batas yang jelas. Contoh nyamuk aedes aegypti, anopheles, culex dan mansonia. Adapun ciri-ciri nyamuk tersebut sebagai berikut : Ciri-ciri nyamuk Aedes aegypti 1. Bentuk tubuh kecil dan dibagian abdomen terdapat bintik-bintik serta berwarna hitam. 2. Tidak membentuk sudut 90º 3. Penyebaran penyakitnya yaitu pagi atau sore 4. Hidup di air bersih serta ditempat-tempat lain yaitu kaleng-kaleng bekas yang bisa menampung air hujan 5. Menyebabkan penyakit DBD. Ciri-ciri nyamuk Culex 1. Palpi lebih pendek dari pada probocis. 2. Bentuk sayap simetris. 3. Berkembang biak di tempat kotor atau di rawa-rawa. 4. Menyebabkan penyakit filariasis 5. Warna tubuhnya coklat Ciri-ciri nyamuk Mansonia 1. Pada saat hinggap tidak membentuk sudut 90º 2. Bentuk tubuh besar dan panjang 3. Bentuk sayap asimetris. 4. Menyebabkan penyakit filariasis 5. Warna tubuhnya coklat kehitaman Ciri-ciri nyamuk anopheles 1. Bentuk tubuh kecil dan pendek 2. Antara palpi dan proboscis sama panjang 3. Menyebabkan penyakit malaria 4. Pada saat hinggap membentu sudut 90º 5. Warna tubunya coklat kehitam 6. Bentuk sayap simetris 7. Berkembang biak di air kotor atau tumpukan sampah 8. Penularan penyakit dengan membagi diri Tuma Tuma adalah kutu yang terdapat pada manusia. Tuma bisa melakukan pembuahan sendiri tanpa perkawinan (partenogenesis). Kutu pada manusia terbagi 3, yaitu kutu kepala (Pediculus humanuscapitis), kutu badan (Pediculus humanuscorporis), dan kutu kemaluan (Pthirus pubis). Tuma merupakan ordo phtiraptera dengan ciri-ciri sebagai berikut : Badan berwarna putih kelabu Bentuk pipih memanjang Kepala ovoid sedikit bersudut Toraks dari kitin. Abdomen terdiri atas 9 ruas. Di kepala terdapat mata sederhana (bagian lateral). Antena pendek terdiri atas 5 ruas. Proboscis (alat penusuk) yang dapat memanjang. Tiap ruas toraks terdapat sepasang kaki yang terdiri 5 ruas yang berakhir sebagai capit/kait. Lubang kelamin di tengah dorsal. C. Tujuan 1. Untuk mengetahui morfologi arthropoda 2. Agar mahasiswa mampu menyebutkan, menggambarkan dan menjelaskan morfologi cacing dewasa trematoda D.Alat dan Bahan 1.Alat Loupe Mikroskop Bolpoin/pensil Kertas 2.Bahan arthropoda; nyamuk aedes aegypti, anopheles, culex dan mansonia; dan tuma (Pediculus humanuscapitis) D. Cara Kerja 1. Mengamati nyamuk dan tuma 2. Menyesuaikan hasil pengamatan dengan ciri-ciri umum yang sudah diketahui, kemudian menggambar hasil pengamatan tersebut sesuai dengan keterangan gambar secara teperinci. 3. Pada nyamuk tentukan ciri morfologi masing-masing spesies; tentukan letak head, thorax, abdomen, eyes, antenna, palpus, proboscis, wing, tarsus dan fernur. 4. Pada Pediculu humanuscapitis gambar bagian ventral dan dorsal, tentukan : kepala; torax; abdomen, mata; antenna; proboscis, kaki dan kait, serta lubang kelamin Lembar Kerja Praktikum Parasitologi ACARA IV : TREMATODA PARASIT Hari/tanggal Nama Kelompok : ………………… : ………………… : ………………… Paraf Dosen Gambar nyamuk dan tuma (lengkap dengan keterangannya) aedes aegypti anopheles culex mansonia Pediculus humanuscapitis (ventral) Pediculus humanuscapitis (dorsal)