7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Belajar

advertisement
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pengertian Belajar
Menurut Gagne (Susanto,2013:1), menyatakan bahwa“ Belajar
dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisme berubah
prilakunya sebagai akibat pengalaman.”Prilaku yang didasarkan pada
aspek pengalaman ini berkaitan dengan aspek mendasarnya yaitu aspek
pengetahuan”. “Menurut Slameto (2010:02) Secara psikologis, belajar
merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai
hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya.”
Konsep yang hampir sama diuraikan oleh dua pakar tentang belajar
dan pada intinya menimbulkan konsep bahwa pengalaman atau faktor
lingkungan menjadi domain utama siswa dapat berubah tingkahlakunya
yang merupakan indikator tercapai seorang dalam belajar.Berawal dari
sebuah pengalaman yang didapatkan oleh setiap orang tersebut maka
secara bertahap mereka akan mendapatkan sebuah pengetahuan dan
mendapatkan sebuah karakter dari aplikasi sikap yang sudah membudaya
dan membiasa.
Gagne(Susanto,2013:01) memperkuat lagi tentang pengetahuan
yang dibentuk dari pengalaman adalah karena kebiasaan tingkah
laku.Kebiasaan dan karakter yang dibentuk berwal dari kecakapan seorang
7
Peningkatan Prestasi Belajar..., Marvinda Rizki DD, FKIP UMP, 2015
8
menyelesaikan
masalahnya.Sesuaidengan
anggapan
ini
Gestalt
(Slameto,2010:9) menyatakan “Belajar yang penting adalah adanya
penyesuaian pertama yaitu memperoleh rensponse yang tepat untuk
memecahkan problem yang dihadapi.”Syah (2010:93) menyatakan bahwa
“Belajar adalah key term (istilah kunci) yang paling vital dalam setiap
usaha pendidikan”.Tanpa belajar sesungguhnya tidak pernah ada
pendidikan sebagi suatu proses belajar.
Menurut pendapat ahli di atas tentang definisi belajar seungguhnya
menyatakan bahwa seorang melakukan sebuah tahap mencari informasi
berdasarkan pengalaman dan permasalahan yang muncul sebagai sebab
dan akibat munculnya solusi pemecahan belajar dan pendidikan bermula
pada aspek belajar dan pengembangan aspek
atau dengan kata lain,
“Belajar juga dapat membentuk sebuah tingkah laku yang relatif
menetap”. (Asep,2012:14).
2. Prestasi belajar
a. Pengertian Prestasi belajar
(Arifin, 2011:12) menyatakan bahwa, prestasi prestasi berasal dari
bahasa belanda yaitu prestatie. Menurut bahasa indonesia prestasi yang
berarti “hasil usaha”. Sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh
Hamdani (2011:137) prestasi belajar merupakan hasil dari suatu
kegiatan yang telah dikerjakan,diciptakan baik secara indvidual maupun
kelompok. Prestasi belajar sering diartikan sebagai ketercapaian yang
dimunculkan oleh siswa setelah pembelajaran, tak sedikit pula yang
Peningkatan Prestasi Belajar..., Marvinda Rizki DD, FKIP UMP, 2015
9
beranggapan bahwa prestasi berakitan dengan sebuah produk dari
sebuah kognitif yaitu berkaitan dengan sikap atau psikologis siswa.
Siswa yang secara psikologis baik maka akan berpengaruh pada daya
pikir intelektualitas.
Sesuai dengan anggapan tersebut syah (2010:148) memperkuat
gagasan dengan teori yang sama yaitu “prestasi belajar adalah
mengungkapkan hasil belajar ideal yang meliputi segenap ranah
psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar
siswa”. Prestasi belajar erat kaitannya dengan sebuah pemahaman
konseptual bagi siswa tentang fenomena yang dilihat dan ketahuinya
yang dijadikannnya sebagi stimulus dalam bertindak.
b.
Fungsi prestasi belajar
Menurut (arifin, 2011:12) fungsi prestasi belajar adalah sebagai
berikut:
1. Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas
pengetahuan yang telah dikuasai peserta didik
2. Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. Para
ahli psikologi biasanya menyebut hal ini sebagai tendensi
keingintahuan (couriousity) dan merupakan kebutuhan umum
manusia
3. Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan
asumsinya adalah prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi
peserta didik dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi
dan berperan sebagai umpan balik (feedback) dalam meningkatkan
mutu pendidikan.
4. Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu
institusi pendidikan. Indikator intern dalam arti bahwa prestasi
belajar dapat dijadikan indikator tingkat produktivitas suatu
institusi pendidikan.
5. Prestasi belajar dapat diadjikan indikator daya serap peserta didik.
Peningkatan Prestasi Belajar..., Marvinda Rizki DD, FKIP UMP, 2015
10
Prestasi belajar erat kaitanya dengan sebuah kemampuan dari
seseorang untuk menyerap ilmu yang ada berdasarkan rasa ingin
tahunya. Pembelajaran dengan menitik beratkan pada prestasi
bukan hanya pad segi ingin tahunya secara langsung bisa termaati
namun lebih jauh anggapan yang menyebar tentang prestasi adalah
sebuah nilai yang dapat dihasilkan baik. Sejalan dengan teori yang
dikemukakan oleh Djamarah (1997) dalam journal imliah yang
ditulis oleh Rina (2014 : 5) , Prestasi belajar adalah penilaian
pendidikan tentang kemajuan siswa dalam segala sesuatu yang
dipelajari di sekolah yang menyangkut
pengetahuan atau
kecakapan/keterampilan yang dinyatakan sesudah hasil penilaian.
c. Faktor yang mepengaruhi Prestasi belajar Siswa
Menurut Mulyasa (2006:190) faktor yang mempengaruhi prestasi
belajar adalah :
1. Faktor Eksternal yang berpengaruh pada prestasi belajar
adalah faktor sosial dan faktor non sosial. Faktor sosial
berkaitan dengan hubungan antara manusia yang terjadi
dalam berbagai situasi sosial. Faktor ini meliputi :teman,
Masyarakat keluarga dan sekolah.
2.
Faktor internal
Brata dalam mulyasa (2006:193) mengklasifikasikan faktor
internal mencakup :
Peningkatan Prestasi Belajar..., Marvinda Rizki DD, FKIP UMP, 2015
11
a.
Faktor fisiologis, yang menyangkut keadaan jasmani
atau fisik individu, yang dapat dibedakan menjadi dua macam
yaitu keadaan jasmani pada umumnya dan keadaan fungsifungsi jasmani tertentu terutama panca indra.
b. Faktor-faktor psikologis yang berasal dari diri seperti
intelegensi
,minat
siakp
dan
motivasi.Intelegensi
merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap
tinggi rendahnya prestasi belajar. Intelegensi merupakan
dasar potensial bagi pencapaian hasil belajar, dengan kata
lain adalah hasil belajar dapat dicapai dengan
tingkat
intelegensi dan hasil belajar tidak akan melebihi tingkat
intelgensinya.
d.
Beberapa usaha dalam meningkatkan Prestasi belajar
Mulyasa (2006:195) mengemukakan bahwa banyak hal
yang perlu diperhatikan dalam peningkatan prestasi belajar,
diantaranya adalah:
1) Keadaan jasmani
2) Keadaan sosial emosional
3) Lingkungan
4) Memulai pelajaran
5) membagi pekerjaan
6) Kontrol
7) Sikap yang optimis
Peningkatan Prestasi Belajar..., Marvinda Rizki DD, FKIP UMP, 2015
12
8) Menggunakan waktu
9) Cara mempelajari buku
10) Mempertinggi kecepatan membaca peserta didik
Prinsip dasar pengukuran prestasi menurut Gronland (dalam
Azwar,2011: 18) adalah sebagai berikut :
1) Tes prestasi harus mengukur hasil belajar yang telah dibatasi secara
jelas sesuai dengan tujuan instruksional.
2) Tes prestasi harus mengukur suatu sempel yang reprsentif dari hasil
belajar dan dari materi yang dicakup oleh program instruksional atau
pengajaran.
3) Tes prestasi harus berisi item–item dengan tipe yang paling cocok
guna mengukur hasil belajar yang diinginkan.
4) Tes prestasi harus dirancang sedemikian rupa agar sesuai dengan
tujuan penggunaan hasilnya.
5) Reabilitas tes prestasi harus diusahakan setinggi mungkin dan hasil
ukurnya harus ditafsirkan dengan hati–hati.
6) Tes prestasi harus dapat digunakan untuk meningkatkan belajar para
anak didik.
3.
Metode Pembelajaran Eksperimen
A. Pengertian Metode Eksperimen
Menurut Roestiyah (2001: 80) menyatakan bahwa metode
eksperimen adalah cara mengajar, siswa melakukan suatu
percobaan tentang suatu hal, Mengamati prosesnya seta
menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamanatan
Peningkatan Prestasi Belajar..., Marvinda Rizki DD, FKIP UMP, 2015
13
itu disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh guru. Metode
eksperimen memungkinkan siswa untuk bergerak aktive
mencari jawaban berdasarkan konsep materi yang siswa
temukan sendiri. Sejalan dengan anggapan tersebut Djamarah
dalam dalam sitiatava (2013: 132) menyatakan bahwa metode
eksperimen merupakan cara penyajian pelajaran saat siswa
melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan
sendiri
sesutau
yang
dipelajarinya.
Kegiatan
dalam
pembelajaran menggunakan metode eksperimen memungkinkan
kemampuan siswa untuk berfikir bebas dan tak terikat pada
suatu konsep yang belum tentu bisa dipertanggung jawabkan.
Pembelajaran dengan metode ini diarahkan untuk menemukan
konsep dan menyimpan konsep teresebut dalam memori siswa.
Menurut (willis, 2006 :80) berpendapat bahwa belajar penemuan
memungkinkan siswa untuk berfikir secara bebas.
B. Prosedur pelaksanaan metode ekperimen (roestiyah :81)
menyatakan bahwa :
a. Perlu dijelaskan kepada siswa tentang tujuan eksperimen,
mereka harus memahami masalah yang akan dibuktikan
melalui eksperimen.
b. Kepada siswa perlu diterangkan pula tentang :
 Alat alat serta bahan –bahan yang digunakan dalam
percobaan .
Peningkatan Prestasi Belajar..., Marvinda Rizki DD, FKIP UMP, 2015
14
 Agar tidak mengalami kegagalan siswa perlu mengetahui
variabel variabel yang harus dikontrol dengan ketat
 Urutan yang akan ditempuh sewaktu eksperimen
beralngsung
 seluruh proses atau hal-hal penting saja yang akan
dicatat.
 Perlu menetapkan bentuk catatan atau laporan berupa
uraian, perhitungan grafis dan sebagainya.
c. Selama eksperimen berlangsung, guru harus mengawasi
pekerjaan siswa. Bila perlu memberi saran atau pertanyaan
yang menunjang kesempurnaan jalannya eksperimen.
d. Setelah eksperimen selesai guru harus mengumpulkan hasil
penelitian siswa, mendiskusikan kelas dan mengevaluasi
dengan tes atau skedar tanya jawab.
Pelaksanaan metode ekseperimen pada dasarnya menuntut
suatu persiapan yang matang. Guru dalam membarikan materi tidak
secara langsung menyampaikan dasar teori tersebut namun siswa
perlu untuk mencari kosep dari teroi yang mereka buat berdasarkan
pengamatan, sehingga siswa perlu mempersiapkan bahan-bahan
yang digunakan dalam pelaksanaannya dalam pembelajaran.
C.
Menurut sitiativa (2013 :134) menyatakan bahwa tujuan
pembelajaran dengan metode eksperimen adalah sebagai berikut :
Peningkatan Prestasi Belajar..., Marvinda Rizki DD, FKIP UMP, 2015
15
a) Siswa mampu mengumpulkan data-data dan informasi
yang diperoleh
b) Melatih
siswa
dalam
merancang,
mempersiapkan
melaksanakan dan melaporkan percobaan
c) Melatih siswa dalam menggunakan logika berfikir induktif
guna menarik kesimpulan dari fakta.
D. Kelebihan metode eksperimen
Metode eksperimen banyak digunakan karena kemampuan
metode ini dalam membuat kegiatan aktif dalam pembelajaran.
Penggunaan metode eksperimen lebih lanjut memiliki kelebihan
diantaranya :
a) Metode ini dapat membuat siswa percaya atas
kebenaran atau kesimpulan berdsarkan percobaannya
sendiri dari pada hanya menerima informasi dari guru
atau buku
b) Siswa bisa mengembangkan sikap untuk mengadakan
studi eksplorasi (menjelajahi) tentang ilmu dan
teknologi
c) Dengan metode ini akan terbina manusia yang dapat
menghadirkan
terobosan-terobosan
baru
dari
penemuan, sebagai hasil percobaan, yang diharapkan
dapat bagi kesejahteraan hidup manusia
Peningkatan Prestasi Belajar..., Marvinda Rizki DD, FKIP UMP, 2015
16
d) Siswa memperoleh pengalaman dan pengalaman dalam
melakukan eksperimen
e) Siswa terlibat aktif dalam mengumpulkan fakta dan
informasi yang diperlukan saat percobaan
f) Siswa
dapat
menggunakan
serta
melaksanakan
prosedur metode ilmiah dan berfikir ilmiah
g) Siswa bisa memperkaya pengalaman dengan hal hal
yang bersifat objektif, realitas dan menghilangkan
verbalisme.
h) Siswa lebih aktif berfikir dan berbuat, karena hal itulah
yang sangat diharapkan dalam dunia pendidikan
modern
i) Dengan melaksanakan proses eksperimen siswa bisa
meperoleh ilmu pengetahuan sekaligus menemukan
pengalaman
praktis
serta
ketrampilan
dalam
menggunakan alat percobaan
j) Dengan eksperimen, siswa membuktikan sendiri
kebenaran suatu teori, sehingga akan mengubah
sikapnya yang percaya terhdap hal yang tidak logis.
E. Selain memilki manfaat yang banyak metode eksperimen
memiliki berbagai macam pula kelemahan yaitu :
1) Tidak cukupnya alat alat mengakibatkan tidak setiap
siswa berkesempatan mengadakan eksperimen
Peningkatan Prestasi Belajar..., Marvinda Rizki DD, FKIP UMP, 2015
17
2) Jika eksperimen memerlukan jangka waktu yang lama
siswa harus menanti untuk melanjutkan pelajaran
3) Kesalahan dan kegagalan siswa yang tidak terdeteksi
oleh guru dalam bereksperimen berakibat siswa keliru
dalam mengambil kesimpulan.
4) Sering kali mengalami kesulitan dalam melakukan
eksperimen,
karena
guru
dan
siswa
kurang
berpengalaman dalam melakukan eksperimen.
4. ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA)
Mata pelajaran IPA menekankan sebuah pembuktian fenomena
melalui sebuah percobaan dalam usaha merespon masalah-masalah yang
ada pada alam yang diterapakan dalam proses mencari dalam
belajar.Menurut H.W Fowler dalam Trianto (2011: 136) “Ilmu
Pengetahuan Alam adalah pengetahuan yang sistematis dan dirumuskan,
yang berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan dan didasarkan
terutama atas pengamatan dan deduksi”. “Mata
pelajaran
ilmu
pengetahuan alam (IPA) adalah rangkaian mata pelajaran dengan
komponen bahasan terkait
ruang lingkup alam lingkungan”. Susanto
(2013: 166) menyatakan hal yang sama yaitu “IPA adalah usaha manusia
dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat pada
sasaran,serta menggunakan prosedur
dan dijelaskan dengan penalaran
sehingga mendapatkan suatu kesimpulan.” Muatan pembelajaran dalam
Ilmu Pengetahuan Alam hakikatnya berkaitan dengan percobaanpercobaan inovatif dan bersifat membangun konsep berfikir tentang alam
Peningkatan Prestasi Belajar..., Marvinda Rizki DD, FKIP UMP, 2015
18
oleh guru kepada para anak didiknya. Pengkaitan konsep berfikir tentang
alam ini juga sudah diusahakan untuk diterapkan oleh para guru melalui
pembelajaran yang menuntut anakbelajar di luar kelas maupun menuntut
anak didik untuk berperan aktif mencari sebuah konsep belajar mandiri.
Susanto (2013:167) menyatakan bahwa hakikat pembelajaran sains
dapat diklasifikasikan menjadi tiga bagian yaitu ilmu pengetahuan alam
sebagai produk, proses dan sikap. Ketiga komponen ini Sutrisno
(Susanto,2013:167) mengemukakan bahwa “IPA juga sebagai prosedur
dan IPA juga sebagai teknologi.Sikap dalam pembelajaran IPA adalah
ilmiah
jadi
dengan
pembelajaran
IPA di
sekolah dasar
dapat
menumbuhkan jiwa dan sikap ilmiah bagi para siswa”. Maksud dari sikap
ini adalah sikap ingin tahu,sikap percaya diri,jujur, tidak sombong,tidak
tergesa gesa dan objektif. Pada kesempatan kali ini materi yang akan
diangkat pada pembelajaran IPA adalah tentang pembuatan karya
sederhana model benda dengan menggunakan pemanfaatan cahaya yang
berupa lup,periskop. Sehingga peneliti memutuskan sebuah penelitian
pada materi tersebut pada kelas V semter II.
Tabel. 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
6. Menerapkan sifat-sifat cahaya 6.2 Membuat suatu karya atau
melalui kegiatan membuat suatu
model misalnya periskop
karya/ model.
atau lensa dari bahan
sederhana
dengan
menerapkan
sifat-sifat
cahaya.
Sumber: Panduan KTSP
Peningkatan Prestasi Belajar..., Marvinda Rizki DD, FKIP UMP, 2015
19
Berdasarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi dasar diatas
dapat dirumuskan dalam materi tentang membuat karya dan model
sederhana menggunakan periskop sebagai berikut :
Merancang dan Membuat Suatu Karya atau Model dengan Menerapkan
Sifat Cahaya.
Berdasarkan pengamatan mengenai sifat-sifat cahaya yang telah
dipelajari sebelumnya, dapat membuat suatu karya atau model.Dengan
memanfaatkanperalatan yang sederhana, kita dapat membuat alat-alat
seperti periskop dan lensa.Sebelum membuat model, tentunya
harus
dirancang alat-alat tersebut. Setelah model atau karya tersebut jadi maka
perlu menguji hasil rancangan tersebut dan menyempurnakannya.
1. Periskop
a. Kegunaan atau fungsi
Periskop adalah sejenis teropong yang biasanya terdapat pada
kapal selam untuk mengamati keadaan di permukaan laut. Periskop dapat
digunakan untuk melihat benda yang berada di atas batas pandang
Peningkatan Prestasi Belajar..., Marvinda Rizki DD, FKIP UMP, 2015
20
Gambar 2.1 periskop
Sumber : ( Sulistyono, H & Wiyono, E: 2008)
Periskop digunakan pada tank dan kapal selam.Para navigator
kapal di kapal selam memanfaatkan periskop untuk mengamati gerak-gerik
yang terjadi di permukaan laut. Ketika melihat ujung bawah pada persikop,
cahaya sejajar masuk lewat ujung atas mengenai cermin ,oleh cermin akan
dipantulkan membentuk sudut 45 derajat ke cermin bawah yang juga
membentuk 45 derajat.
Sinar-sinar pantul sejajartadi akan dipantulkan kembali ke mata yang
melihat dari ujung bawah sehingga kamu dapat melihat benda-benda yang
berada diujung atas.
2. Kaca Pembesar Sederhana
a) Kegunaan atau fungsi
Kaca pembesar atau lebih dikenal dengan lup merupakan alat yang
digunakan untuk melihat benda-benda atau tulisan yang berukuran kecil. Alat
ini biasanya digunakan oleh tukang arloji/jam untuk memperbaiki arloji/jam
tersebut.
b) Pengertian Lup
Peningkatan Prestasi Belajar..., Marvinda Rizki DD, FKIP UMP, 2015
21
Lup atau kaca pembesar atau pembesar sederhana adalah lensa
cembung yang digunakan untuk membantu mata melihat suatu benda yang
sulit dilihat secara langsung menggunakan mata, misalnya tulisan yang
sangat kecil. Lup disebut pembesar sederhana karena lup mempunyai
kemampuan terbatas dalam memperbesar bayangan suatu benda. Pada
pelajaran selanjutnya, anda akan mempelajari pembesar tidak sederhana
seperti mikroskop, teropong bumi dan teropong bintang.
c) Cara Kerja Lup
Ketika dilihat dari jarak dekat, suatu benda tampak besar tetapi
ketika dilihat dari jarak sangat jauh, benda tersebut tampak kecil. Benda
berjarak dekat tampak besar karena ukuran bayangan benda yang terbentuk
pada retina, besar. Sebaliknya benda yang sama ketika dilihat dari
jarak
sangat jauh tampak kecil karena ukuran bayangan benda yang terbentuk
pada retina, kecil. Jadi besar atau kecilnya suatu benda
oleh mata bergantung pada ukuran bayangan benda
yang
terlihat
yang terbentuk pada
retina. Besar atau kecilnya bayangan benda yang terbentuk pada retina
bergantung pada sudut yang terbentuk antara mata dan benda tersebut.
3. Kaledoskop Sederhana
Pengertian kaleidoskop adalah /kalidoskop, alat optik yang bentuk
luarnya seperti keker, dilengkapi dengan dua kaca persegi panjang yang
dipasang pada lapisan dalam pada salah satu ujungnya sehingga dapat
memperlihatkan berbagai gambaran yang indah dan simetris dari kepingan
Peningkatan Prestasi Belajar..., Marvinda Rizki DD, FKIP UMP, 2015
22
barang berwarna yang diletakkan diantaranya apabila dilihat dari ujung
yang lain.
Sumber (BSE Kelas V IPA)
B. Hasil Penelitian yang relevan
Berdasarkan sebuah rumusan yang telah dilakukan oleh peneliti
tentang permamalahan yang ada terkait dengan sebuah pembelajaran dengan
strategi pembelajaran inkuiri sesuai dengan Journal yang disusun oleh Ambar.
1. Yoganatara, dkk (2014) dari mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar,
FIP
Universitas
Pendidikan
Ganesha
Singaraja
yang
berjudul
“PENGARUH METODE EKSPERIMEN TERHADAP PRESTASI
BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI GUGUS IV
KABUPATEN BULELENG .” Penelitian Eksperimen yang dilakukan
oleh yogantara ini berkaitan dengan pengaruh metode eksperimen terhadap
prestasi belajar siswa dengan tingkat keberhasilan pengujian metode
Untuk menguji hipotesis digunakan uji-t yang berguna untuk menguji
perbedaan prestasi belajar siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
terdapat perbedaan prestasi belajar IPA siswa yang dibelajarkan dengan
menggunakan metode eksperimen dan siswa yang dibelajarkan dengan
menggunakan metode ceramah. Hal ini ditunjukkan oleh (thitung = 28,41
> ttabel = 2,000) dan didukung oleh perbedaan skor rata-rata yang
diperoleh antara siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan metode
eksperimen yaitu 23,69 dan siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan
metode ceramah yaitu 13,8. Berdasarkan temuan di atas, disimpulkan
Peningkatan Prestasi Belajar..., Marvinda Rizki DD, FKIP UMP, 2015
23
bahwa metode eksperimen berpengaruh terhadap prestasi belajar IPA pada
siswa kelas IV SD di Gugus IV Kecamatan Buleleng..
2. Budi, S (2012) dosen FKIP universitas Muhmammadiyah Sidoarjo
berdsarkan jorunal yang ditulis tentang” PENGARUH PENERAPAN
METODE EKSPERIMEN SEBAGAI IMPLEMENTASI KURIKULUM
TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) TERHADAP PRESTASI
BELAJAR SISWA “. Penelitian yang dialkukan oleh Budi ini berkaitan
dengan pengujian tentang metode eksperimen pada prestasi belajar siswa
dengan penerapan kurikulum ktsp dengan hasil tindakan Jenis penelitian
ini adalah kuantitatif eksperimental, menggunakan populasi dengan
sampel 4 kelas, yaitu 3 kelas eksperimen dan 1 kelas kontrol. Berdasarkan
analisis data diperoleh hasil dengan menggunakan uji t dapat disimpulkan
bahwa penerapan metode eksperimen mempunyai pengaruh yang lebih
baik terhadap prestasi siswa pada materi pokok perpindahan
C. Kerangka berfikir
Pembelajaran IPA dengan berbagai macam materi tentang alam sangat
memungkinkan untuk perluasan materi pelajaran karena prinsip IPA belajar
tentang
alam
secara
menyeluruh.
Kegiatan
pembelajaran
dengan
mengutamakan guru dalam mengajar dengan menggunakan metode ceramah
dan konvensional maupun menggunakan metode yang kurang tepat bagi
pembelajaran IPA di sekolah, mengakibatkan sebuah masalah pada ilmu yang
terserap pada siswa dan kebosanan yang terjadi pada siswa dalam
Peningkatan Prestasi Belajar..., Marvinda Rizki DD, FKIP UMP, 2015
24
pembelajaran.Sehingga perlu dilakukan sebuah pembelajaran dengan
menggunakan sebuah metode agar siswa lebih aktif belajar.
Sesuai dengan gagasan yang telah tertuang di atas maka peneliti
memutuskan untuk melakukan sebuah penelitian dengan menggunakan
metode pembelajaran Eksperimen. Harapan peneliti dengan penerapan
startegi pembelajaran inkuiri siswa lebih termotivasi belajar dan rasa ingin
tahunya dalam skala waktu yang lebih panjang bisa dibentuk sehingga
menimbulkan minat belajar siswa tentang apa yang dilihat didengar dan
dirasakan siswa. Pembelajaran dengan metode eksperimen mendorong siswa
mencari masalah dan menemukan sebuah konsep alam mereka belajar
sehingga konsep itu akan selalu dikenang ketika siswa belajar karena mereka
sudah melakukan dan menemukan sendiri konsep belajar mereka. Dengan
demikian harapan peneliti akan peningkatan prestasi belajarny agar dapat
terwujud secara maksimal.
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teoritis dan kerangka berfikir di atas, maka
dalam penelitian tindakan ini diajukan hipotesis tindakan sebagai berikut :
Peningkatan Prestasi belajar IPA dengan menerapkan metode Eksperimen
materi menerapkan sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya
siswa kelas V SD Negeri kedondong
Peningkatan Prestasi Belajar..., Marvinda Rizki DD, FKIP UMP, 2015
Download