BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Organisasi Kesehatan

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2010 menyatakan bahwa
kanker serviks atau kanker leher rahim merupakan kanker terbanyak nomor dua
yang diderita oleh perempuan didunia setelah kanker payudara. Ditemukan sekitar
500.000 kasus baru dengan kematian sebanyak 250.000 setiap tahun. Hampir 80
persen kasus terjadi pada negara-negara dengan tingkat pendapatan negara yang
rendah. Sebagian besar kasus kanker serviks (99%) berhubungan dengan infeksi
saluran genital oleh Human Papillomavirus (HPV), yang biasanya ditularkan
melalui hubungan seksual (WHO, 2010).
Di Indonesia kanker leher rahim menduduki peringkat pertama, 65%
kondisi pasiennya dalam stadium lanjut. Pada penelitian di tiga belas
laboratorium patologi anatomi di indonesia didapatkan frekuensi penderita
kanker servik sekitar 18,5%. Ditemukan sejak umur 25-34 tahun dengan
puncaknya terbanyak jumlah penderita berada pada umur 45-54 tahun. (Swiyoga,
2011).
Mengatasi hal tersebut perlu pemecahan
masalah dengan metode
skrining lain yang lebih mampu dilaksanakan, cost effective dan memungkinkan
dilakukan diIndonesia. Menurut American College of Obstetrician and
Gynecologists, the Royal College of Obstetricians and Gynaecologist, the
Canadian Society of Obsterician And Gynaecologist dan the International
Federation of gynecologist and obstetrics (FIGO) telah menyimpulkan bahwa
penampilan lesi prakanker maupun kanker servik dengan menggunakan
inspeksi/penilaian visual dengan bantuan asam asetat menjadi alternatif dengan
biaya rendah serta dapat mengendalikan kanker servik di fasilitas sarana
kesehatan yang kurang memadai (FIGO, 2012).
Di Indonesia cakupan skrining baru sekitar 5%. Angka 5% adalah angka
yang kecil di bandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia tahun 2008
mencapai 23 juta jiwa. Fakta tersebut mengindikasikan masih belum optimalnya
cakupan skrining di Indonesia. Hasil yang kurang memadai disebabkan beberapa
faktor antara lain tidak tercakupnya golongan wanita yang mempunyai risiko
(high risk group) dan teknik pengambilan sampel untuk pemeriksaan sitologi
yang tidak benar selain melalui metode Pap Smear, terdapat suatu metode
deteksi dini kanker leher rahim secara sederhana, deteksi melalui metode
pemeriksaan tes IVA atau Inspeksi Visual Asam Asetat. Metode IVA merupakan
metode skrining dengan melihat servik secara inspekulo yang telah diberikan
asam asetat 3%-5% dan memiliki keakuratan 90% (Samadi, 2010). Beberapa
faktor pendukung PUS melakukan skrining IVA yaitu faktor pendidikan,
pengetahuan, dan dukungan keluarga. Masalah lain dalam usaha skrining kanker
servik ialah keengganan wanita diperiksa karena malu. Penyebab lain karena
kerepotan, keraguan akan pentingnya pemeriksaan dan takut pada kenyataan
hasil pemeriksaan (Febri, 2010).
Angka cakupan skrining kanker servik dengan menggunakan metode
IVA di Jawa Tengah masih rendah 20% (Jero, 2010). Di wilayah Kabupaten
Karanganyar angka kejadian kanker servik dari tahun 2011 sebanyak 142 kasus,
tahun 2012 sebanyak 75 kasus, tahun 2013 sebanyak 83 kasus, dan tahun 2014
sebanyak 73 kasus. Berdasarkan hasil pengabdian masyarakat tentang “Deteksi
Dini Kanker Leher Rahim dengan Metode IVA Test tahun 2012 di Puskesmas
Jaten II Karanganyar dengan penduduk sangat padat jumlah penduduk
perempuan 11.640 jiwa, 5396 diantara PUS, sementara hanya 364 orang yang
telah terjaring pemeriksaan tes IVA selama 12 bulan. Hasil ini 8,43% dari target
yang ditetapkan puskesmas, yaitu 4316 (20% total PUS). Terdapat 18 PUS yang
mendapatkan pemeriksaan tes IVA setiap bulannya atau 216 PUS setiap
tahunnya. Sehingga dapat diasumsikan bahwa setiap PUS mendapat skrining tes
IVA sekali dalam 20 tahun, seharusnya yang ideal dan optimal pemeriksaan tes
IVA dilakukan 3 tahun pada wanita usia 25 - 60 tahun (Ropitasari, 2012).
Program Deteksi Kanker Leher Rahim (DDKLR) di Puskesmas Jaten II telah
berlangsung sejak bulan mei 2010 yang dilaksanakan oleh CI (Clinical
Instructur) terlatih dan bersetrifikat. Peran melakukan tes IVA sangat
dipengaruhi oleh suami sebagai pasangan dari wanita. Peranan tersebut dalam
bentuk suatu dukungan suami.
Dukungan suami merupakan suatu faktor penguat (reinforcing factor)
yang dapat mempengaruhi sikap seseorang istri dalam berprilaku, melakukan tes
IVA yang dilakukan oleh istri. Dukungan suami pada istri dalam melakukan
skrining dini kanker leher rahim sangat penting karena fungsi dari peran suami
tentu dipengaruhi oleh tuntutan kepentingan dan kebutuhan yang ada dalam
keluarga suami sebagai kepala rumah tangga diwajibkan harus siap dengan
tanggung jawab (Khinanti, 2010).
Sikap merupakan kesadaran individu untuk menentukan tingkah laku nyata
dan perilaku yang mungkin terjadi. Sikap istri dalam melakukan deteksi dini
kanker leher rahim sangat berpengaruh untuk menentukan suatu prilaku hidup
sehat (Sunaryo, 2010).
Menurut peneitian yang dilakukan Nutrini (2012) yang berjudul
“Faktor - Faktor Predisposisi, Pendukung dan Pendorong Dengan Cakupan
Inspeksi Visual Asam Asesat di Kota Denpasar“ mengatakan bahwa ada
hubungan antara dukungan suami yang diberikan kepada istri baik dalam
bentuk dukungan informasi, emosinal, penilaian, dan intrumental sehingga
membentuk suatu sikap yang di tunjukan istri dalam berperilaku sehingga
menimbulkan sikap positif maupun sikap negarif terhadap suatu hal
Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan, penulis tertarik melakukan
penelitian di Puskesmas Jaten II di Kabupaten Karanganyar.
B. Rumusan Masalah
“Adakah hubungan antara dukungan suami dengan sikap istri pada
deteksi dini kanker leher rahim dengan tes IVA di Puskesmas Jaten II?”
C. Tujuan Penelitian
1.Tujuan Umum
Untuk mengetahui dukungan suami dengan sikap istri pada deteksi
dini kanker leher rahim dengan menggunakan tes IVA di Puskesmas Jaten II.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi dukungan suami pada istri yang melakukan deteksi dini
kanker leher rahimdengan tes IVA di Puskesmas Jaten II Kabupaten
Karanganyar.
b. Mengidentifikasi sikap istri melakukan deteksi dini kanker leher rahim
dengan tes IVA di Puskesmas Jaten II Kebupaten Karanganyar.
c. Menganalisis hubungan dukungan suami dengan sikap istri dalam
melakukan deteksi dini kanker leher rahim dengan tes IVA di Puskesmas
Jaten II Kabupaten Karanganyar.
D. ManfaatPenelitian
a. Bagi Tempat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai
masukkan bagi puskesmas Jaten II dalam upaya peningkatan mutu
pelayanan kesehatan khususnya terkait dengan skrining kanker leher rahim
menggunakan tes IVA.
b. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber
informasi bagi penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan dukungan
suami pada istri dalam melakukan deteksi dini kanker leher rahim dengan
tes IVA.
Download