20 HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN PENDIDIKAN

advertisement
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN PENDIDIKAN DENGAN
PELAKSANAAN DETEKSI DINI KANKER SERVIK MELALUI IVA
Mimatun Nasihah*
Sifia Lorna B**
*Dosen Program Studi Diploma III Kebidanan Universitas Islam Lamongan
**Mahasiswa Program Studi Diploma III Kebidanan Universitas Islam Lamongan
ABSTRAK
Kanker serviks merupakan jenis kanker terbanyak pertama di Indonesia.
Kanker serviks menjadi penyebab utama kematian pada wanita. Tingginya angka
kejadian kanker serviks disebabkan oleh rendahnya pengetahuan dan kesadaran
akan bahaya kanker serviks. Rendahnya tingkat pengetahuan diyakini
memperburuk kondisi dan diperkirakan meningkatkan angka kejadian kanker
serviks setiap tahunnya. Penelitian Analitik Korelasional dengan pendekatan
Cross Sectional. Populasi semua Wanita Usia Subur (15-49 tahun) yang
berjumlah 110 orang. teknik Porposive Sampling dengan sampel berjumlah 60
orang.
Hasil penelitian sebagian besar WUS mempunyai pengetahuan kurang 30
orang (50%), pendidikan dasar 39 orang (65%) dan yang tidak melaksanakan IVA
50 orang (83,3%), Uji Statistik Chi Square, diperoleh nilai sig 2 tailed (p) = 0,000
untuk Variable Independent Pengetahuan dimana p < 0,05 maka H0 ditolak,
artinya Ada Hubungan antara Pengetahuan dengan Pelaksanaan Deteksi Dini
Kanker Servik melalui IVA. Sedangkan untuk Variable Independent Pendidikan
diperoleh nilai sig 2 tailed (p) = 0,000 dimana p < 0,05 maka H0 ditolak, artinya
Ada Hubungan antara Pendidikan dengan Pelaksanaan Deteksi Dini Kanker
Servik melalui IVA. Dari hasil penelitian disarankan, Peningkatan Pengetahuan
melalui PKK, Sosialisasi, atau Penyuluhan Kesehatan.
Kata kunci: Pengetahuan, Pendidikan WUS, Kanker Servik , IVA.
inap dan 694 orang rawat jalan.
Angka kejadian ini, menempatkan
Jawa Timur sebagai urutan pertama
kasus kanker seviks tingkat nasional.
Upaya penanggulangan kanker ini
sangat penting dilakukan secara
bersama-sama karena para ahli
memperkirakan 40% kanker dapat
dicegah dengan mengurangi dan
menghindari faktor-faktor risiko
kanker. (Dianawati, 2003).
IVA (Inspeksi Visual Asam
Asetat) merupakan cara sederhana
PENDAHULUAN
Masalah kesehatan reproduksi
yang dihadapi oleh wanita pada saat
ini adalah meningkatnya infeksi pada
organ reproduksi, yang pada
akhirnya menyebabkan kanker, salah
satunya
kanker serviks
yang
menyebabkan kematian nomor dua
pada wanita (Sarwono, 2005).
Pada tahun 2009, jumlah
kasus kanker serviks di Jawa Timur
mencapai 1.879 kasus yang terdiri
atas 1.185 orang menjalani rawat
20
Jurnal Midpro, edisi 2 /2013
untuk mendeteksi kanker leher rahim
sedini mungkin. IVA merupakan
pemeriksaan leher rahim (serviks)
dengan cara melihat langsung
(dengan mata telanjang) leher rahim
setelah memulas leher rahim dengan
larutan asam asetat 3-5% (Ramli,
2002).
Pemeriksaan IVA merupakan
pemeriksaan skrining alternatife dari
pap smear karena biasanya murah,
praktis,
sangat
mudah
untuk
dilaksanakan
dan
peralatan
sederhana serta dapat dilakukan oleh
tenaga kesehatan selain dokter
ginekologi.
Di
Indonesia,
cakupan
program skrining baru sekitar 5%
wanita yang melakukan pemeriksaan
IVA. Sehingga hal itulah yang dapat
menyebabkan masih tinggi kanker
servik di negara Indonesia. Beberapa
faktor yang diduga mempengaruhi
pelaksanaan deteksi dini kanker
serviks yaitu meliputi usia, status
sosial ekonomi, pengetahuan, dan
pendidikan. Meningkatnya resiko
kanker servik pada usia lanjut
merupakan
gabungan
dari
meningkatnya
dan
bertambah
lamanya waktu pemaparan terhadap
karsinogen serta makin melemahnya
sistem kekebalan tubuh akibat usia
(Manuaba, 2001).
Upaya yang dilakukan untuk
meningkatkan pelaksanaan deteksi
dini kanker serviks yaitu dengan
memperhatikan pendidikan dan
meningkatkan pengetahuan WUS,
disamping itu dukungan suami dan
keluarga juga berperan penting
dalam pelaksanaan deteksi dini
kanker servik. Maka dari itu, seorang
bidan harus mengetahui latar
belakang
pendidikan
sehingga
mampu memberikan penyuluhan
kesehatan secara optimal, selain itu
ada juga Beberapa usaha sosialisasi
mungkin telah dilakukan atau
diupayakan dalam meningkatkan
pengetahuan WUS antara lain
disetiap fasilitas pelayanan kesehatan
menyediakan brosur yang bisa dilihat
dan dibaca saat mereka sedang
menunggu sehingga setiap ada pasien
yang menunggu bisa membaca
brosur tersebut.
TUJUAN PENELITIAN
Menganalisis
hubungan
antara pengetahuan dan pendidikan
dengan pelaksanaan deteksi dini
kanker servik melalui IVA pada
WUS.
TINJAUAN PUSTAKA
Konsep Dasar Pengetahuan
Pengetahuan adalah segala
sesuatu yang ada dikepala kita. Kita
dapat
mengetahui
sesuatu
berdasarkan pengalaman yang kita
miliki. Sebagian besar pengetahuan
manusia diperoleh melalui mata dan
telinga
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Pengetahuan
1. Umur
2. Pendidikan
3. Pengalaman
Konsep Dasar Pendidikan
Pendidikan adalah ilmu yang
membicarakan
bagaimana
memberikan bimbingan kepada anak.
Dalam bahasa Inggris, pendidikan
diterjemahkan menjadi ‘Education’
(Yunani, educare) yang berarti
membawa keluar yang tersimpan
dalam jiwa anak, untuk dituntun agar
tumbuh dan berkembang.
Ada beberapa teori-teori pendidikan
antara lain :
1. Behaviorisme
2. Kognitivisme.
3. Konstruktivisme.
4. Humanistik
21
Jurnal Midpro, edisi 2 /2013
1. Mengalami keputihan yang tidak
normal disertai dengan perdarahan
dan jumlahnya berlebih
2. Sering merasakan sakit pada
daerah pinggul
3. Mengalami sakit saat buang air
kecil
4. Pada saat menstruasi, darah yang
keluar dalam jumlah banyak dan
berlebih
5. Saat
perempuan
mengalami
stadium lanjut akan mengalami
rasa sakit pada bagian paha atau
salah satu paha mengalami
bengkak, nafsu makan menjadi
sangat berkurang, berat badan
tidak stabil, susah untuk buang air
kecil, mengalami perdarahan
spontan.
Konsep Kanker Servik
Kanker serviks atau yang
disebut juga sebagai kanker mulut
rahim merupakan salah satu penyakit
kanker yang paling banyak ditakuti
kaum wanita.
Penyebab Kanker Serviks
Human papilloma Virus
(HPV) merupakan penyebab dari
kanker serviks. Sedangkan penyebab
banyak kematian pada kaum wanita
adalah virus HPV tipe 16 dan 18.
Virus ini sangat mudah berpindah
dan menyebar, tidak hanya melalui
cairan, tapi juga bisa berpindah
melalui sentuhan kulit. Faktor lain
penyebab kanker serviks adalah
adanya
keturunan
kanker,
penggunaan pil KB dalam jangka
waktu yang sangat lama, terlalu
sering melahirkan.
Konsep IVA (Inspeksi Visual
Dengan Asam Asetat)
IVA merupakan pemeriksaan
leher rahim (serviks) dengan cara
melihat langsung (dengan mata
telanjang) leher rahim setelah
memulas leher rahim dengan larutan
asam asetat 3-5%.
Gejalah Kenker Serviks
1. Tahap awal tanpa gejala,tidak
sakit
2. Tahap lanjut :
a. Keputihan yang berbau
b.Pendarahan dari liang senggama
c. Pendarahan setelah senggama
d. Nyeri panggul
e. Pendarahan pasca menopause
Tujuan pemeriksaan IVA
Untuk mengurangi morbiditas
atau mortalitas dari penyakit dengan
pengobatan dini terhadap kasuskasus yang ditemukan. Untuk
mengetahui kelainan yang terjadi
pada leher rahim.
Faktor risiko kanker serviks
a. Hubungan seksual pada usia muda
b. Berganti-ganti pasangan seksual
c.Kurang menjaga kebersihan daerah
kelamin
d. Sering menderita infeksi daerah
kelamin
e. Anak lebih dari tiga
f. Kebiasaan merokok
g. Infeksi virus Herpes dan Human
Papilloma Virus tipe tertentu
Ciri-Ciri
Perempuan
Kanker Serviks
Keuntungan IVA
Menurut (Ramli, 2002) keuntungan
IVA dibandingkan tes-tes diagnosa
lainnya adalah :
1. Mudah, praktis, mampu laksana
2. Dapat dilaksanakan oleh seluruh
tenaga kesehatan
3. Alat-alat
yang
dibutuhkan
sederhana
4. Sesuai untuk pusat pelayanan
sederhana
Menderita
22
Jurnal Midpro, edisi 2 /2013
Menurut
(Manuaba,
2001)
keuntungan IVA
1. Kinerja tes sama dengan tes lain
2. Memberikan hasil segera sehingga
dapat
diambil
keputusan
mengenai penatalaksanaannya.
diteteskan ke leher rahim. Dalam
waktu kurang lebih satu menit,
reaksinya pada leher rahim sudah
dapat dilihat.
7. Bila warna leher rahim berubah
menjadi
keputih-putihan,
kemungkinan positif terdapat
kanker. Asam asetat berfungsi
menimbulkan dehidrasi sel yang
membuat penggumpalan protein,
sehingga
sel
kanker
yang
berkepadatan
protein
tinggi
berubah warna menjadi putih.
8. Bila tidak didapatkan gambaran
epitel
putih
padadaerah
transformasi berarti hasilnya
negative.
Sasaran
Pemeriksaan IVA pada WUS
yaitu wanita yang berusia antara 15
sampai 49 tahun. wanita yang sudah
pernah melakukan senggama atau
sudah menikah juga menjadi sasaran
pemeriksaan IVA. Penderita kanker
servik berumur antara 30 – 60 tahun,
terbanyak antara 45– 50 tahun,
frekuensinya
masih
meningkat
sampai kira – kira golongan umur 60
tahun dan selanjutnya frekuensi ini
sedikit menurun kembali. Hal
tersebut menjadikan alasan WUS
menjadi sasaran deteksi dini kanker
serviks.
Penatalaksanaan IVA
1. Pemeriksaan
IVA dilakukan
dengan
spekulum
melihat
langsung leher rahim yang telah
dipulas dengan larutan asam
asetat 3-5%, jika ada perubahan
warna atau tidak muncul plak
putih, maka hasil pemeriksaan
dinyatakan negative. Sebaliknya
jika leher rahim berubah warna
menjadi merah dan timbul plak
putih, maka dinyatakan positif lesi
atau kelainan pra kanker.
2. Namun jika masih tahap lesi,
pengobatan cukup mudah, bisa
langsung diobati dengan metode
Krioterapi atau gas dingin yang
menyemprotkan gas CO2 atau N2
ke leher rahim. Sensivitasnya
lebih dari 90% dan spesifitasinya
sekitar 40% dengan metode
diagnosis
yang
hanya
membutuhkan waktu sekitar dua
menit tersebut, lesi prakanker bisa
dideteksi sejak dini.
Cara Kerja IVA
1. Sebelum dilakukan pemeriksaan,
pasien akan mendapat penjelasan
mengenai prosedur yang akan
dijalankan.
Privasi
dan
kenyamanan sangat penting dalam
pemeriksaan ini.
2. Pasien dibaringkan dengan posisi
litotomi
(berbaring
dengan
dengkul
ditekuk dan kaki
melebar).
3. Vagina akan dilihat secara visual
apakah ada kelainan dengan
bantuan pencahayaan yang cukup.
4. Spekulum (alat pelebar) akan
dibasuh dengan air hangat dan
dimasukkan ke vagina pasien
secara tertutup, lalu dibuka untuk
melihat leher rahim.
5. Bila terdapat banyak cairan di
leher rahim, dipakai kapas steril
basah untuk menyerapnya.
6. Dengan menggunakan pipet atau
kapas, larutan asam asetat 3-5%
Tempat Pelayanan
IVA bisa dilakukan di tempat-tempat
pelayanan
kesehatan
yang
menyelenggarakan pemeriksaan dan
23
Jurnal Midpro, edisi 2 /2013
yang bisa melakukan pemeriksaan
IVA diantaranya oleh :
1. Perawat terlatih
2. Bidan
3. Dokter Umum
4. Dokter Spesialis Obsgyn.
masyarakat rendah, maka mereka
akan mengabaikan dan tidak
mengerti akan pentingnya pelayanan
kesehatan
khususnya
pada
pemeriksaan IVA.
HIPOTESIS
Ada
hubungan
antara
pengetahuan, pendidikan dengan
pelaksanaan deteksi dini kanker
servik melalui IVA pada WUS.
Hubungan Antara Pengetahuan
dengan Pelaksanaan Deteksi Dini
Kanker Servik melalui IVA
Hubungan signifikan terjadi
antara tingkat pengetahuan WUS
dengan cakupan IVA, dimana
semakin baik tingkat pengetahuan
WUS mempunyai hubungan dengan
tingginya cakupan IVA di suatu
Puskesmas. Dengan pengetahuan
yang dimiliki oleh WUS terkait
dengan test IVA untuk mendeteksi
adanya lesi kanker serviks maka
WUS mampu meningkatkan cakupan
IVA. Teori yang dikemukakan oleh
Notoatmodjo
(2005).
sehingga
pemberian
promosi
kesehatan
tentang IVA sangat dibutuhkan untuk
meningkatkan pengetahuan WUS
guna meningkatkan cakupan IVA
(Notoatmodjo, 2005).
METODE PENELITIAN
Penelitian
analitik
korelasional.
pendekatan
cross
sectional. Populasi semua Wanita
Usia Subur (15-49 tahun) berjumlah
110 orang.
teknik Purposive
Sampling. Uji Chi Square (χ²).
HASIL PENELITIAN
Hasil Uji Statistik dengan
menggunakan rumus Chi Square
diperoleh nilai sig 2 tailed (p) =
0,000 untuk Variable Independent
Pengetahuan dimana p < 0,05 maka
H0 ditolak, artinya Ada Hubungan
antara
Pengetahuan
dengan
Pelaksanaan Deteksi Dini Kanker
Servik
melalui
IVA.
Arah
korelasinya merupakan arah positif
jadi semakin baik pengetahuan maka
semakin tinggi pelaksanaan deteksi
dini kanker servik melalui IVA.
Hubungan Antara Pendidikan
dengan Pelaksanaan Deteksi Dini
Kanker Servik Melalui IVA
Hubungan signifikan terjadi
antara tingkat pendidikan WUS
dengan cakupan IVA. Hubungan
tersebut
menunjukkan
bahwa
tingginya tingkat pendidikan WUS
mempunyai
hubungan
dengan
tingginya cakupan IVA. Hal ini
didukung oleh Notoatmodjo (2005),
yang menyatakan bahwa pendidikan
adalah salah satu faktor yang sangat
mempengaruhi perilaku masyarakat,
apabila pendidikan masyarakat tinggi
maka mereka akan mengerti dan
memahami
akan
pentingnya
melakukan pemeriksaan IVA dan
sebaliknya
apabila
pendidikan
PEMBAHASAN
Mengidentifikasi
Tingkat
Pengetahuan pada WUS tentang
Pelaksanaan Deteksi Dini Kanker
Servik melalui IVA
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa sebagian kecil responden
berpengetahuan baik yaitu 3 orang
(5%) dan setengahnya responden
berpengetahuan kurang yaitu 30
orang (50%).
Pengetahuan sangat besar
pengaruhnya terhadap rendahnya
24
Jurnal Midpro, edisi 2 /2013
tingkat kesehatan khususnya dalam
melaksnakan deteksi dini kanker
servik melalui IVA karena dengan
pengetahuan yang kurang maka
pelaksanaan deteksi dini kanker
servik melalui IVA juga rendah,. Hal
ini dipengaruhi faktor umur yang
ditunjang dari data umum penelitian
yaitu sebagian besar responden
berumur 20-35 tahun, yakni 28 orang
(46,7%), semakin cukup umur
tingkat kematangan dan kekuatan
seseorang akan lebih matang dalam
berfikir dan bekerja dari segi
kepercayaan masyarakat yang lebih
dewasa akan lebih percaya dari pada
orang yang belum cukup tinggi
kedewasaanya.
Selain
umur,
pekerjaan juga berpengaruh terhadap
pengetahuan wanita usia subur, hal
ini ditunjang dari data penelitian
yaitu sebagian besar responden tidak
bekerja, yakni 39 orang (65%).
mereka yang tidak bekerja maka
tingkat
pengetahuan
tentang
kesehatannya
kurang,
sehingga
berakibat pada perilaku sehat seharihari khususnya tentang pemeriksaan
IVA masih rendah.
rendah, Hal ini ditunjang dari data
penelitian
yaitu
setengahnya
responden berpengetahuan kurang,
yakni 30 orang (50%). sehingga
berakibat pada perilaku sehat seharihari khususnya tentang pemeriksaan
IVA masih rendah.
Mengidentifikasi
Tingkat
Pendidikan pada WUS tentang
Pelaksanaan Deteksi Dini Kanker
Servik melalui IVA
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa sebagian besar responden
berpendidikan dasar (SD/SMP) yaitu
39 orang (65%) dan sebagian kecil
responden berpendidikan tinggi PT
yaitu 1 orang (1,7%).
Selain
pengetahuan,
pendidikan juga sangat besar
pengaruhnya terhadap rendahnya
tingkat kesehatan khususnya dalam
melaksnakan deteksi dini kanker
servik melalui IVA, karena dengan
pendidikan yang rendah maka
pegetahuan tentang kesehatan juga
Menganalisis Hubungan Antara
Pengetahuan dengan Pelaksanaan
Deteksi Dini Kanker Servik
melalui IVA
Hasil
penelitian
dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar
responden tidak melakukan IVA
karena pengetahuan kurang yakni
ada 30 orang (50%).
Dengan pengetahuan yang
kurang maka pelaksanaan deteksi
dini kanker servik melalui IVA juga
rendah
dan
sebaliknya
jika
pengetahuan seseorang baik maka
pelaksanaan deteksi dini kanker
servik melalui IVA tinggi.
Mengidentifikasi
Pelaksanaan
Deteksi Dini Kanker Servik
melalui IVA
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa sebagian besar responden
tidak melakukan deteksi dini kanker
servik melalui IVA yaitu 50 orang
(83,3%).
Rendahnya pelaksanaan IVA
dipengaruhi oleh beberapa faktor
diantaranya
pengetahuan
dan
pendidikan. Hal ini ditunjang dari
data penelitian yaitu setengahnya
responden mempunyai pengetahuan
kurang, yakni 30 orang (50%) dan
sebagian
besar
responden
berpendidikan dasar, yakni 39 orang
(65%). sehingga berakibat pada
rendahnya
tingkat
kesehatan
seseorang
khususnya
dalam
melaksanakan pemeriksaan IVA.
25
Jurnal Midpro, edisi 2 /2013
Notoatmodjo, Soekidjo. (2005).
Metodologi
Penelitian
Kesehatan. Jakarta : PT.
Rineka Cipta.
Menganalisis Hubungan Antara
Pendidikan dengan Pelaksanaan
Deteksi Dini Kanker Servik
melalui IVA
Hasil
penelitian
bahwa
sebagian
besar
responden
mempunyai
pendidkan
dasar
(SD/SMP) yakni ada 39 orang yang
tidak melakukan IVA ada 38 orang
(63,3%).
Pelaksanaan
deteksi
dini
kanker servik melalui IVA sebagian
besar kemungkinan ditunjang oleh
pendidikan responden Karena makin
tinggi pendidikan seeorang makin
mudah
menerima
informasi,
sehingga makin banyak pula
pengetahuan yang dimiliki, dan
sebaliknya bila pendidikan yang
kurang
akan
menghambat
perkembangan
sikap
seseorang
terhadap nilai-nilai baru yang
diperkenalkan.
Notoatmodjo, Soekidjo. (2010).
Metodologi
Penelitian
Kesehatan. Jakarta : PT.
Rineka Cipta.
Nursalam.
(2003).
Pendekatan
Praktis Metodologi Riset
Keprawatan. Jakarta
Ramli. M, (2002) Deteksi Dini
Kanker, FKUI, Jakarta
Sarwono, Prawirohardjo. (2005).
Buku
Acuan
Nasional
Pelayanan
Kesehatan
Maternal dan Neonatal.
Jakarta : Yayasan Bina
pustaka
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Ada
hubungan
antara
pengetahuan dan pendidikan dengan
pelaksanaan deteksi dini kanker
servik melalui IVA.
Saran
Sebagai WUS harus rajin
memeriksakan kesehatan reproduksi
di rumah sakit atau fasilitas
kesehatan terdekat secara rutin.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto,
Suharsimi.
(2002).
Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktek. Jakarta :
PT. Renika Cipta.
Manuaba. IBG. (2001). Memahami
Kesehatan
Reproduksi
Wanita, EGC, Jakarta
26
Jurnal Midpro, edisi 2 /2013
Download