10. ANAK ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder)

advertisement
ANAK ADHD (ATTENTION
DEFICIT HYPERACTIVITY
DISORDER)
ESTY ARYANI SAFITHRY, M.PSI, PSI
PENGERTIAN ANAK ADHD
ADHD (Attention Deficit Hyperactivity
Disorder) adalah gangguan
perkembangan dalam peningkatan
aktivitas motorik anak-anak hingga
menyebabkan aktivitas anak-anak yang
tidak lazim dan cenderung berlebihan.
Hal ini ditandai dengan berbagai keluhan
perasaan gelisah, tidak bisa diam, tidak
bisa duduk dengan tenang, dan selalu
meninggalkan keadaan yang tetap seperti
sedang duduk, atau sedang berdiri
TIGA TIPE DARI HIPERAKTIF
1. Tipe
hiperaktif implusif
Perilaku implusif ditandai dengan melakukan sesuatu
yang sulit untuk dikendalikan, seperti terlalu enerjik,
lari ke sana ke mari, melompat seenaknya,
2. Tipe hiperaktif inatensi
Tidak mampu memusatkan perhatian secara utuh,
tidak mampu mempertahankan konsentrasi. Selain itu,
mudah beralih perhatian dari satu hal ke lain hal,
3. Tipe hiperaktif kombinasi
perhatiannya mudah terpecah. Selain itu, sering
berubahnya pendirian yang ada di diri si anak, dan
dalam melakukan sesuatu selalu aktif secara
berlebihan.
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB HIPERAKTIF
1. Lingkungan Keluarga
Lingkungan keluarga merupakan lingkungan pertama
yang sering menyebabkan masalah perilaku hiperaktif
siswa, antara lain :
a. Keadaan Status Ekonomi Keluarga
Dalam lingkungan keluarga kaya semua kebutuhan
anak dapat tercukupi sehingga anak tersebut
memiliki perilaku manja. Perilaku manja inilah yang
sering menjadikan siswa berperilaku hiperaktif.
b. Perhatian Orang Tua
Kurangnya perhatian orang tua cenderung
menimbulkan berbagai masalah termasuk perilaku
hiperaktif. Makin besar anak sebenarnya perhatian
makin diperlukan,
c. Harapan Orang Tua
terjadi tuntunan yang lebih dari orang tua,
sementara itu anak tidak mampu
memenuhinya, akhirnya anak
melampiaskannya pada diri anak dan
membawa akibat anak melampiaskannya
dengan perilaku hiperaktif.
d. Hubungan Keluarga yang Tidak Harmonis
Hubungan keluarga yang tidak harmonis
disebabkan oleh perceraian orang tua,
hubungan antar anggota keluarga yang saling
tidak peduli, dan sebagainya. Keadaan ini dapat
berakibat anak untuk mencari sensasi dengan
perilaku hiperaktif.
2. Lingkungan Sekolah
a. Kondisi Kurikulum
Perubahan kurikulum berakibat kesiapan
siswa sebagai subjek belajar berkurang.
Sedangkan isi kurikulum belum sesuai
dengan perkembangan siswa.
b. Hubungan Guru dengan siswa
Hubungan yang kurang akrab sering
menimbulkan siswa berperilaku hiperaktif.
Demikian pula hubungan yang terlalu akrab
antara guru dan siswa mengakibatkan siswa
beranggapan bahwa gurunya adalah
temannya sendiri sehingga berperilaku
hiperaktif.
c. Hubungan Antar Siswa
Siswa cenderung membuat kelompok bermain
yang satu dengan yang lain saling
berkompetisi dan berusaha untuk saling
mencari perhatian agar kelompoknya
diperhatikan oleh orang lain. Sehingga
mereka tampakkan dalam perilaku hiperaktif.
d. Iklim Sekolah
Adanya persaingan yang tidak sehat antar
siswa dapat menyebabkan siswa berperilaku
hiperaktif agar dirinya mendapatkan
perhatian dari teaman-temannya.
3. Lingkungan masyarakat
Selain lingkungan sekolah, lingkungan
masyarakat dapat, menyebabkan perilaku
hiperaktif siswa. Siswa yang bergaul di
lingkungan yang pemudanya kurang baik
seperti mabuk-mabukan dapat berimbas
pada diri siswa ketika disekolah.
Berikut perilaku yang muncul dan menghambat
proses belajar anak ADHD yaitu:
1) Aktivitas motorik yang berlebihan,
2) Menjawab tanpa ditanya,
3) Menghindari tugas,
4) Kurang perhatian,
5) Tidak menyelesaikan tugas secara tuntas,
6) Bingung terhadap arahan,
7) Disorganisasi aktivitas,
8) Tulisan yang jelek, dan
9) Masalah-masalah sosial.
CIRI-CIRI ANAK HIPERAKTIF
Ada tiga tanda utama anak yang menderita ADHD
1. Tidak ada perhatian.
Ketidakmampuan memusatkan perhatian atau ketidak
mampuan untuk berkonsentrasi pada beberapa hal
seperti membaca, menyimak pelajaran, dan sering tidak
mendengarkan perkataan oranglain.
2. Hiperaktif
Mempunyai terlalu banyak energi. Misalnya berbicara
terus menerus, tidak mampu duduk diam, selalu
bergerak, dan sulit tidur.
3. Impulsif.
bertindak tanpa dipikir, misalnya mengejar bola yang
lari ke jalan raya, menabrak pot bunga pada waktu
berlari di ruangan, atau berbicara tanpa dipikirkan
terlebih dahulu akibatnya.
Ciri-ciri khusus diantaranya ialah sebagai berikut :
1. Sering menggerak-gerakkan tangan atau kaki
ketika duduk, atau sering menggeliat.
2. Sering meninggalkan tempat duduknya, padahal
seharusnya ia duduk manis.
3. Sering berlari-lari atau memanjat secara berlebihan
pada keadaan yang tidak selayaknya.
4. Sering tidak mampu melakukan atau mengikuti
kegiatan dengan tenang.
5. Selalu bergerak, seolah-olah tubuhnya didorong
oleh mesin. Juga, tenaganya tidak pernah habis.
6. Sering terlalu banyak bicara
7. Sering sulit menunggu giliran
8. Sering memotong atau menyela pembicaraan
9. Jika diajak bicara tidak dapat memperhatikan
lawan bicaranya (bersikap apatis terhadap lawan
bicaranya)
PROBLEM-PROBLEM YANG DIALAMI ANAK
HIPERAKTIF
1. Problem di sekolah
a. Anak tidak mampu mengikuti pelajaran yang
disampaikan oleh guru dengan baik.
b. Konsentrasi yang mudah terganggu
c. Rentang perhatian yang pendek membuat
anak ingin cepat selesai bila mengerjakan
tugas-tugas sekolah.
d Banyak dijumpai bahwa anak hiperaktif
banyak mengalami kesulitan membaca,
menulis, bahasa, dan matematika. Khusus
untuk menulis, anak hiperaktif memiliki
ketrampilan motorik halus yang tidak sebaik
anak biasanya
3. Problem berbicara
a. Anak hiperaktif biasanya suka berbicara. Dia
banyak berbicara, namun sesungguhnya kurang
efisien dalam berkomunikasi.
b. Gangguan pemusatan perhatian membuat dia sulit
melakukan komunikasi yang timbal balik.
c. Anak hiperaktif cenderung sibuk dengan diri sendiri
dan kurang mampu merespon lawan bicara secara
tepat.
4. Problem fisik
a. Tingkat kesehatan fisik tidak sebaik anak lain.
b. Beberapa gangguan seperti asma, alergi, dan infeksi
tenggorokan, sulit tidur dan sering terbangun pada
malam hari, aktivitas fisik anak juga beresiko tinggi
untuk mengalami kecelakaan seperti terjatuh, terkilir,
dan sebagainya
PENANGANAN ANAK HIPERAKTIF
1.
Metode Penanganan Anak Hiperaktif di
Lingkungan Keluarga
a. Orang tua perlu menambah pengetahuan
tentang gangguan hiperaktifitas.
b. Kenali kelebihan dan bakat anak
c. Membantu anak dalam bersosialisasi
d. Menggunakan teknik-teknik pengelolaan
perilaku, seperti menggunakan penguat
e. Memberikan ruang gerak yang cukup bagi
aktivitas anak untuk menyalurkan kelebihan
energinya
f. Menerima keterbatasan anak
g. Membangkitkan rasa percaya diri anak
h. Bekerja sama dengan guru di sekolah agar guru
memahami kondisi anak yang sebenarnya.
j. Jangan menghukum anak hiperaktif karena itu bukan
sepenuhnya kesalahan dia
k. Jangan menjuluki anak hiperaktif dengan julukan
yang buruk, seperti nakal, bodoh, dan lain sebagainya,
l. Penanganan sebaiknya diberikan mulai dari keluarga
terdekat (ibu).
m. Memberikan kasih sayang kepada anak namun tidak
memanjakannya.
n. Ketika menasehati anak sebaiknya jelas dan spesifik
serta diulang-ulang agar anak mudah memahami dan
tidak menggunakan kekerasan.
o. Menjalin komunikasi yang baik dengan anak, selalu
katakan ia anak baik dan berikan apresiasi bila ia
melakukan hal yang baik.
p. Hindari tayangan TV, video dan games yang bersifat
kekerasan
q. Praktekan pola hidup sehat dengan menu makanan
alamiah yang sesuai kebutuhan
Penanganan anak hiperaktif melalui bimbingan dan
konseling di Taman Kanak-Kanak, dapat pula dilakukan
hal-hal sebagai berikut:
a. Mulailah pelajaran dengan kegiatan yang mengeluarkan
energi, seperti gerak dan lagu. Tujuannya untuk
mengurangi kelebihan energi khususnya pada anak yang
hiperaktif.
b. Tutuplah benda-benda yang menarik perhatian anak.
c. Gunakan warna cat yang lembut untuk kelas dan
peralatan yang ada serta hindari warna-warna yang terlalu
menyolok.
d. Selalu menjelaskan kepada anak hiperaktif mengenai
kegiatan yang akan dilakukan, meliputi jenis kegiatannya,
hasil yang diharapkan, dan lama waktu yang dibutuhkan
agar anak tersebut senantiasa mengingat tugasnya.
e. Berilah label pada setiap tempat penyimpanan benda
karena anak yang hiperaktif suka mengambil benda dan
lupa mengembalikannya.
TEKNIK TEKNIK PENANGANAN YANG
DITERAPKAN OLEH PARA GURU
a.
Menghilangkan atau mengurangi tingkah laku yang
tidak dikehendaki
1) Ekstingsi (extinction)
perilaku akan terulang jika mendapat respon. Jika tingkah
laku tersebut tidak dikehendaki jangan direspon sampai
anak menghentikannya.
2) Pemberian hukuman
hukuman yang keras akan membuat situasi tegang dan
membuat kebencian sehingga sangat membahayakan
kepribadian anak, oleh karena itu cara ini jarang
dilakukan.
3) Time out
Teknik ini dilakukan dengan cara anak dipindahkan dri
tempat yang tidak dikehendaki terjadi, dan membuat anak
melewatkan waktu yang tidak menarik bagi dirinya.
b.
Mengembangkan tingkah laku yang dikehendaki
Teknik mengembangkan tingkah laku yang
dikehendak dilakukan dengan cara memberi ulangan
penguatan (reinforcement). Prinsip yang digunakan
adalah memberikan ulangan penguatan menunjuk
pada suatu peningkatan frekuensi respon dimana
yang diikuti oleh konsekuensi tertentu.
c. Mengelola kelas, dengan karakteristik; pemberian
tugas yang memerlukan waktu yang tidak lama,
kurikulum pembelajaran yang menarik, menggunakan
reinforcemen positif.
d. Guru sering memantau dan memeriksa pekerjaan
siswa, penuh kesabaran, kehangatan, humoris,
konsisten dan tegas, memiliki pengetahuan tentang
perilaku anak yang berbeda, bekerja sama dengan
guru yang memiliki keahlian khusus tentang anak
hiperaktif.
e. membantu siswa melakukan self monitoring atau
pemantauan perilaku diri sendiri, karena biasanya
siswa menyadari bahwa mereka memiliki masalah
dan ingin memperbaikinya.
Download