DIPLOMASI PERTAHANAN INDONESIA MELALUI KERJASAMA INTELLIGENCE EXCHANGE GROUP (IEG) DI SELAT MALAKA INDONESIAN DEFENCE DIPLOMACY BY INTELLIGENCE EXCHANGE GROUP (IEG) COOPERATION IN MALACCA STRAITS Thomas HK. Sinaga1 Program Studi Diplomasi Pertahanan ([email protected]) Abstrak - Selat Malaka sebagai jalur lalu lintas perdagangan dan transportasi internasioal tersibuk di dunia melayani lebih dari sepertiga perdagangan global. Kondisi keamanan maritim nya secara geografis perlu mendapat perhatian serius. Gangguan keamanan maritim yang krusial di wilayah tersebut seperti pembajakan (piracy) dan perompakan bersenjata (armed robbery) serta penyelundupan senjata, mendorong upaya untuk meningkatkan pengamanan dan proaktif mengatasi segala macam gangguan di Selat Malaka yang berdampak terhadap kedaulatan dan integritas teritorial Indonesia. Kondisi tersebut, perlu suatu kerjasama pertahanan dan yang dibahas dalam penelitian ini adalah kerjasama IEG sebagai strategi dari diplomasi pertahanan dan instrumen kebijakan politik luar negeri untuk mewujudkan kepentingan nasional dan menjaga kedaulatan masingmasing negara yang berlangsung secara bilateral maupun multilateral. Dengan demikian, maka bagaimana kepentingan nasional Indonesia diwujudkan dalam kerjasama IEG dan bagaimana kontribusi kerjasama IEG terhadap upaya diplomasi pertahanan Indonesia merupakan pertanyaan penelitian yang diangkat dalam penelitian ini. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Data dikumpulkan melalui wawancara terhadap tiga informan yang meliputi praktisi dan pakar di bidang terkait dan dari berbagai literatur. Analisis dalam penelitian ini dilakukan dengan membandingkan data yang diperoleh dengan teori dan konsep yang digunakan, yaitu teori kerjasama intelijen, konsep diplomasi pertahanan dan konsep kerjasama pertahanan. Hasil penelitian ini menunjukkan, diplomasi pertahanan Indonesia dalam kerjasama IEG merupakan wadah untuk menumbuhkan rasa saling percaya (CBMs) diantara negara anggota dan meningkatkan kapabilitas pertahanan (defense capabilities) tiap negara anggotanya serta dapat meningkatkan citra (prestise) bagi Indonesia di mata dunia internasional. Kata Kunci: Selat Malaka, Diplomasi Pertahanan Indonesia, Intelligence Exchange Group, Kerjasama Pertahanan, Kerjasama Intelijen. Abstract - Malacca Straits as a traffic line with international trade and transport busiest in the world's to serve over a third of global trade. Maritime security conditions of its geographical needs serious attention. Crucial maritime security threats in the region such as 1 Mahasiswa Pasca Sarjana Universitas Pertahanan piracy and armed robbery as well as the smuggling of arms, encouraging efforts to improve security and proactively address all kinds of trouble in Malacca Straits which have an impact on the sovereignty and territorial integrity of Indonesia. Under these conditions, the need for a defense cooperation and discussed in this study is a collaboration IEG as a strategy of defense diplomacy and foreign policy instruments to realize national interests and safeguard the sovereignty of each country which takes place bilateral and multilateral. Thus, it is how Indonesia's national interest was realized in IEG cooperation and how to contribute to defense diplomacy efforts Indonesia is a research question raised in this study. This study used descriptive qualitative approach. Data were collected through interviews with three informants that includes practitioners and experts in related fields and from various literature. The analysis in this study was done by comparing the data obtained with used the one theories and two concepts, namely the theory of intelligence cooperation, the concept of defense diplomacy and defense cooperation concept. The results of this study indicate that, Indonesia defense diplomacy in IEG cooperation is a place to foster mutual trust (CBMs) among member countries and increase the capabilities of the defense (defense capabilities) each of the member states as well as to improve the image (prestige) for Indonesia in the world. Keywords: Malacca Straits, Indonesia Defense Diplomacy, Intelligence Exchange Group, Defense Cooperation, Intelligence Cooperation. Pendahuluan S adalah pembajakan (piracy) dan elat Malaka merupakan jalur laut perompakan bersenjata (armed robbery). yang digunakan sebagai lalu lintas Selain itu gangguan keamanan lain yang perdagangan dan transportasi terjadi di Selat Malaka dan perairan di internasioal. Selain itu, Selat Malaka juga sekitarnya yang juga termasuk ancaman merupakan salah satu jalur lintas laut adalah yang tersibuk di dunia yang melayani kelompok separatis dan juga sebagai jalur lebih dari sepertiga perdagangan global2. pengiriman senjata kelompok teroris. Oleh keamanan Oleh karena itu, sebagai negara yang wilayah maritim di sekitar Selat Malaka merdeka dan berdaulat, Indonesia merasa secara geografis merupakan salah satu perlu dan akan selalu proaktif untuk wilayah yang perlu mendapat perhatian mengatasi serius3. terhadap kedaulatan teritorial Negara karena itu, kondisi Isu gangguan keamanan di laut yang sering terjadi di sekitar Selat Malaka segala senjata macam dan Kesatuan oleh gangguan integritas Republik Indonesia4. Dengan 2 Anak Agung Banyu Perwita, 2013. Pengantar Kajian Strategis. Yogyakarta: Graha Ilmu. 3 Parulian Simamora. (2013). Peluang dan Tantangan Diplomasi Pertahanan. Yogyakarta: Graha Ilmu. penyelundupan menonjolnya isu keamanan maritim terkait dengan fungsi 4 Ibid. wilayah tersebut yang semakin strategis Perserikatan bagi kepentingan negara-negara di dunia Hukum Laut (United Nations Convention dan on the Law of the Sea / UNCLOS 1982) komunitas internasional, akan mendorong upaya untuk meningkatkan Bangsa-Bangsa tentang pasal 34 ayat 1 yang menyebutkan: pengamanannya karena Selat Malaka “The regime of passage sampai saat ini masih menjadi urat nadi through straits used for utama interaksi ekonomi global sehingga international keamanan dikatakan established in this Part shall sebagai salah satu isu krusial bagi banyak not in other respects affect negara di dunia5. the legal status of the maritim dapat navigation Oleh karena itu, tanggung jawab waters forming such straits utama dalam penanganan mengatasi or the exercise by the States ancaman dan gangguan di wilayah Selat bordering the straits of their Malaka pada dasarnya berada di tangan sovereignty or jurisdiction negara-negara pantai (littoral states) over such waters and their seperti Indonesia, Malaysia, Singapura air space, bed and subsoil”7. dan Thailand yang dibantu oleh negara- Pada pasal tersebut dikatakan negara pengguna (user states) Selat dan ditegaskan bahwa di Selat Malaka Malaka. Sehingga dengan melihat kondisi berlaku rezim maritim khusus yang tersebut, maka diperlukan adanya suatu walaupun di Selat tersebut digunakan kerjasama pertahanan yang bertujuan untuk pelayaran internasional namun untuk pemilik kedaulatan Selat adalah ketiga meningkatkan pertahanan yang menumbuhkan (confidence rasa building diplomasi bertujuan saling untuk percaya measures) dan sebagai technical assistance di antara negara pantai (littoral mengelilinginya yaitu states) yang Indonesia, Singapura dan Malaysia yang merupakan laut teritorial negara tersebut. negara pantai (littoral states)6. Lebih lanjut dalam UNCLOS 1982 Hal tersebut juga sejalan dengan pasal 43 juga menjelaskan bahwa, negara apa yang ditegaskan dalam Konvensi pengguna (user states) dan negara pantai (littoral states) harus bekerjasama dalam 5 Menhan. 2008. Buku Putih Pertahanan. Jakarta: Kementerian Pertahanan RI. 6 Loc,cit. 7 United Nations Convention on The Law of The Sea (UNCLOS). 1982. upaya peningkatan pengadaan dan pemeliharaan alat bantu navigasi dan negara yang berlangsung secara bilateral maupun multilateral. keselamatan pelayaran di Selat Malaka dengan penjelasan pasal sebagai berikut: “Navigational senada dengan yang dikatakan oleh Idil safety Syawfi (2009) bahwa strategi diplomasi other pertahanan suatu negara merupakan the kolaborasi dari komponen diplomasi, prevention, reduction and pertahanan dan pembangunan industri. control of pollution. User Namun secara parsial bahwa aktivitas states and states bordering diplomasi a strait should by agreement memiliki tiga karakteristik utama yaitu cooperate: sebagai: aids and Hal tersebut secara teoritis juga and improvements and (a) in establishment the and or negara building measures (CBMs). necessary navigational and aids suatu a). Defense diplomacy for confidence maintenance in a strait of safety pertahanan b). Defense diplomacy for defense other capabilities. improvements in aid of c). Defense diplomacy for defense international navigation and industry9. (b) prevention, Menurut Amitav Acharya (2001), reduction and control of lebih lanjut dijelaskan bahwa defense pollution from ships”8. diplomacy Kerjasama pertahanan di antara measures for the for confidence (CBMs), building dilakukan untuk negara pantai (littoral states) dalam membangun hubungan yang baik dengan konteks pengamanan di Selat Malaka ini, negara-negara dilakukan sebagai salah satu bentuk dilakukan untuk menurunkan ketegangan strategi yang atau menghilangkan mispersepsi antar merupakan salah satu komponen integral pihak dengan cara saling terbuka dalam dari kebijakan politik luar negeri bidang kebijakannya, transparansi pertahanan pengembangan kapabilitas diplomasi yang pertahanan bertujuan untuk mewujudkan kepentingan nasional dan menjaga 8 Ibid. kedaulatan masing-masing 9 lain, yang utamanya dalam militernya Idil Syawfi. 2009. Aktivitas Diplomasi Pertahanan Indonesia Dalam Pemenuhan Tujuan-Tujuan Pertahanan Indonesia (2003-2008). Jakarta: Universitas Indonesia. sehingga anggapan bahwa apa yang dilakukan oleh suatu pertahanan dalam tidak bentuk kerjasama IEG ini dibentuk tahun dianggap sebagai ancaman bagi negara 2006, merupakan salah satu komponen lain10. dari Malacca Straits Sea Patrol (MSSP) Selanjutnya negara Kerjasama menurut Ron yang bertujuan mendukung patroli laut Matthews menjelaskan bahwa defense dan udara di atas Selat Malaka. IEG diplomacy for dibentuk karena sejak tahun 2002-2007 dilakukan dengan defense capabilities, untuk adanya anggapan dunia internasional kapabilitas pertahanan bahwa Selat Malaka merupakan the most material. Peningkatan dangerous water in the world setelah kapabilitas pertahanan dapat dilakukan Somalia. IEG berguna untuk membatasi dalam tataran internal dan eksternal. peningkatan penyelundupan baik barang Khusus eksternal, dan orang melalui pintu-pintu pelabuhan perthanan kecil antar negara. memperkuat negara secara dalam instrumen memainkan tujuan tataran diplomasi peranan penting agar Dalam menjalankan sebuah memungkinkan bagi sebuah negara untuk diplomasi pertahanan Indonesia, yang dapat melakukan pembelian senajata bagi perlu diperhatikan dalam kerjasama IEG kepentingan pengembangan kekuatan adalah bagaimana usaha menumbuhkan pertahanannya dari negara lain11. rasa Salah satu bentuk kerjasama saling percaya (CBMs) dan meningkatkan kapabilitas militer (defense pertahanan yang dilakukan di Selat capabilities) Malaka dan yang akan dibahas dalam (littoral states) di Selat Malaka. Tentunya penelitian kerjasama masih banyak keterbatasan yang harus pertahanan dalam bentuk pertukaran dibenahi Indonesia selaku negara besar intelijen atau Intelligence Exchange Group dan terluas di kawasan Selat Malaka (IEG) dalam terutama dalam hal menghindari campur diplomasi pertahanan yang dilakukan tangan pihak asing diluar negara pantai antara Indonesia, Malaysia dan Singapura untuk sebagai negara pantai (littoral states) di pengamanan Selat Malaka dan masih sepanjang Selat Malaka. terbatasnya alat peralatan dan alutsista ini sebagai adalah lini pertama turut diantara campur negara tangan pantai dalam pendukung pertahanan serta diperlukan 10 11 Ibid. Ibid. kualitas sumber daya manusia yang handal dan mumpuni untuk bisa menjalankan koordinasi dan kerjasama masalah keamanan kawasan yang akan mempengaruhi kepentingan nasional 13. khususnya kerjasama dalam IEG ini. Kerjasama Lebih lanjut, Stanislaus Riyanta (2015) mengatakan bahwa pertahanan antara ketiga negara pantai (littoral states) adanya melalui IEG di Selat Malaka bukan hanya beberapa negara menjalin hubungan sekedar kerjasama dalam pengamanan strategis dengan cara saling bertukar tetapi informasi dan intelijen. kegiatan diplomasi pertahanan. Hal ini Walaupun sering pertukaran merupakan potensi bagi ketiga negara informasi tersebut kurang berimbang tersebut untuk menciptakan confidence tetapi dianggap tetap menguntungkan. building measures (CBMs) dan defense Ungkapan quid pro quo/what for what, capability dalam dinamika pengelolaan Favor for a favor/pertukaran yang adil dan keamanan di Selat Malaka. analisis kali seimbang digunakan oleh badan-badan intelijen untuk menggambarkan hubungan tersebut12. juga merupakan Pada bentuk dasarnya dari kerjasama intelijen antar negara itu merupakan sebuah kegiatan yang akan berimplikasi Hal tersebut dapat dihadapkan terhadap ketimpangan antara negara pada kenyataan bahwa hampir semua satu dengan lainnya namun dianggap negara, khususnya tiga negara yang tetap melakukan kenyataannya saat ini telah ada kerjasama pengelolaan jalur laut menguntungkan intelijen kebijakan pemerintahan negara tetangga, informasi pada kerjasama IEG di Selat perilaku Malaka regional kawasan, yang bentuk pada bersama akan memiliki tantangan seperti kekuatan dalam dan pertukaran kemungkinan akan peningkatan kekuatan militer oleh negara menimbulkan permasalahan bagi masing- tetangga dan di kawasan serta masalah- masing negara. Oleh karena itu, untuk menghindari adanya kesalahpahaman informasi di antara negara yang terlibat kerjasama 12 Riyanta, S. (2015, July 16). Kerjasama Intelijen Internasional. Retrieved from jurnalintelijen.net verba volant scripta manent: http://jurnalintelijen.net/2015/07/06/kerjasamaintelijen-internasional/, diakses tanggal 10 Agustus 2016. serta terciptanya suasana aman, damai dan sejahtera di wilayah 13 Edy Prasetyono. 2005. Intelijen Pertahanan. dalam A. Widjajanto, Reformasi Intelijen Negara (p. 84). Depok: PACIVIS FISIP-UI. Selat Malaka, diperlukan diplomasi akademisi, praktisi maupun pengambilan pertahanan Indonesia melalui kerjasama kebijakan (decision maker). Kemudian IEG di Selat Malaka untuk saling menjaga data sekunder diperoleh melalui studi dan meningkatkan rasa saling percaya kepustakaan yang di dalamnya terdiri dari (confidence building measures) dan juga buku, laporan penelitian, jurnal, artikel, dapat meningkatkan defense capability surat bagi negara yang terlibat kerjasama serta penelitian tesis, majalah, media baik stabilitas online maupun cetak15. keamanan kawasan dapat terjaga dengan baik. kabar, laporan hasil seminar, Pada penelitian ini, teknik analisis Metodologi yang akan digunakan yaitu teknik analisis Desain akan dari Miles & Hubermen, (1994). Secara digunakan dalam penelitian ini adalah umum, proses analisis data kualitatif deskriptif kualitatif. Desain penelitian ini melibatkan empat dipilih karena penelitian ini bertujuan Huberman, 1994) sebagai berikut: (I) untuk menganalisis sebuah upaya, cara reduksi data; yaitu proses atau penyederhanaan, konsep penelitian yang yang relevan dengan proses, (Miles & pemilihan, pengabstrakan, dan fenomena empiris yang terjadi secara intepretasi data kasar yang muncul dari alamiah. Sebagaimana dijelaskan oleh catatan tertulis yang dihasilkan ketika Martono melakukan (2015) bahwa penelitian penelitian di lapangan kualitatif merupakan penelitian yang maupun studi pustaka. (II) display atau berupaya menganalisis kondisi sosial yang penyajian data; yaitu penyajian data ada dengan cara menjelaskan seutuhnya dalam bentuk kata-kata, kalimat, gambar, dari sudut pandang interpretasi individu simbol, skema, bagan, grafik, tabel dan (informan) dalam latar alamiah14. matriks. Sumber data penelitian ini terdiri (III) merupakan verifikasi aktivitas data; yaitu merumuskan dari dua macam, yaitu data primer dan kesimpulan. Adapun teori dan konsep sekunder. Data primer diperoleh melalui yang digunakan sebagai aalat analisa wawancara adalah teori kerjasama intelijen, konsep dengan Informan yang termasuk di dalamnya pendapat para diplomasi pertahanan, kerjasama pertahanan. 14 Martono, N. 2015. Metode Penelitian Sosial Konsep-Konsep Kunci . Jakarta : PT Grafindo Persada. 15 Ibid. dan konsep Pembahasan dalam IEG”. IEG Dalam Perspektif Kerjasama Intelijen Hal ini juga di dukung oleh Internasional Brigjen TNI Andjar Wiratma (wawancara 1 Menurut Bjorn Fagersten (2012) dalam teorinya tentang kerjasama Desember 2016) yang mengatakan bahwa: intelijen mengatakan bahwa ada empat “Terkait keuntugan dari kepentingan kebijakan pertahanan dari utama (dasar) negara-negara membangun mengembangkan kerjasama multilateral yaitu keuntungan kebijakan, intelijen, menjaga dimana dan kerjasama IEG adalah adanya intelijen komunikasi internasional berdasarkan: dalam bentuk shuttle defense keuntungan diplomacy dimana ada upaya kedaulatan dan dari tiap-tiap negara memiliki mengurangi resiko16. Hal tersebut senada kesamaan dengan apa yang disampaikan Letkol Laut (common (S) Ariyan Dilli Louhenapessy (wawancara melaksanakan 22 November 2016) yang mengatakan maritim sesuai dengan bahwa: tuntutan UNCLOS dimana yang juga kepentingan interest) untuk pengamanan “Keuntungan intelijen yang Indonesia diperoleh dalam kerjasama IEG menggunakan ini adalah dapat mengetahui meratifikasi UNCLOS termasuk modus keempat operandi, tipikal negara dan lainnya perompak dan senjata yang namun perlu diingat bahwa dibawa kerjasama ini bukan kerjasama untuk selanjutnya dilakukan sharing perspektif ASEAN terkait apa yang ditemukan di multilateral di Selat Malaka”. wilayah masing-masing. Hal ini Kerjasama intelijen dalam IEG ini sebagai salah satu bentuk juga dikatakan dapat menjaga kedaulatan shuttle negara masing-masing anggota karena defense diplomacy tetapi kerjasama dalam pelaksanaan kerjasama ini sudah 16 Bjorn Fagersten. 2012. Multilateral Intelligence Cooperation: A Theoretical Framework. In B. Fagersten, Multilateral Intelligence Cooperation: A Theoretical Framework (p. 1). US: Kennedy School of Government Harvard University. dibagi lingkup tugas pengamanannya sesuai wilayah teritori masing-masing negara dengan menggunakan unsur masing-masing negara pada waktu yang kerjasamanya. sama. Secara tidak langsung sebenarnya bahwa kualitas kerjasama intelijen akan negara tetangga di Selat Malaka sudah semakin meningkat apabila dipengaruhi mengakui terhadap oleh dua dimensi penting. Pertama, kedaulatan Indonesia walaupun di Sektor densitas atau tingkat ke-detail-an suatu 3 antara perbatasan Indonesia dengan pertukaran informasi. Kedua, cakupan, Malaysia permasalahannya masih belum lingkup atau intensitas dari pertukaran selesai dan sampai saat ini pihak Malaysia informasi intelijen. Peningkatan terhadap belum bersama dua faktor tersebut akan berpengaruh mendiskusikan masalah tersebut. Lebih signifikan terhadap meningkatnya level lanjut dikatakan oleh Kolonel Laut (E) kerjasama intelijen antar para pihak17. secara aklamasi mau duduk Angkasa Dipua (wawancara 21 November 2016), yang menambahkan bahwa: Fagersten mengatakan Tujuan dari kerjasama IEG adalah sebatas untuk pertukaran informasi, “Kerjasama IEG ini juga dapat pelaksanaannya dapat dilaksanakan di mengurangi dari Indonesia namun dapat juga dilaksanakan kebocoran informasi karena di resiprokal negara yang bersangkutan yang di sharing hanya modus tetapi Indonesia tidak menganut sistem operandi, cara operasional dan tersebut sehingga Indonesia sebatas- metode-metode batasnya intelijen adalah hanya point of dilakukan resiko oleh yang perompak contact, sharing perspektif dalam karena IEG sistemnya seperti pertemuan-pertemuan. Oleh karena itu, hit and run (seek and run) dalam kerjasama IEG ini sudah tepat mencari wadahnya untuk melaksanakan sharing dan menemukan, berarti menguraikan apa yang perspektif karena sedang dihadapkan tersebut melaporkan per sehingga ditemukan ditemukan, kendalanya kebocoran penyebabnya apa. tidak resiko dari informasi”. Selain setiap periode negara apa yang apa dan Kerjasama intelijen dalam IEG ini itu, Fagersten juga bahwa dalam suatu seluruh teori yang dikatakan Fagersten kerjasama intelijen, dapat dilihat sejauh dimana negara-negara yang membangun mana 17 mengatakan tingkat (level) kualitas pada Ibid. kenyataanya dapat mewadahi dan mengembangkan kerjasama intelijen pertahanan dari kebijakan politik luar multilateral harus berdasarkan beberapa negeri pertimbangan kepentingan yang akan diperoleh dalam rangka mewujudkan nasional masing-masing terutama aspek keuntungannya yaitu negara yang berlangsung secara bilateral keuntungan maupun multilateral. intelijen, keuntungan kebijakan, keuntungan dalam menjaga kedaulatan dan keuntungan dalam resiko Implikasi kebocoran Terhadap informasi masih dapat diminimalisir. Strategis Kerjasama Indonesia IEG Dalam Mengamankan Selat Malaka Namun dilihat dari tingkat (level) Adapun dalam kerjasama IEG kerjasamanya, IEG ini masih pada level tentunya memiliki dampak positif dan dasar (bawah) terbukti bahwa tujuan dari negatif bagi pihak Indonesia. Dampak kerjasama IEG ini hanya sebatas untuk positif yang terlihat adalah sebagai pertukaran informasi saja, hanya point of berikut: contact dan sharing perspektif dalam a). pertemuan-pertemuan karena setiap Kerjasama dapat meningkatkan kemampuan dan negara hanya melaporkan per periode kapabilitas apa yang ditemukan terkait modus Indonesia. operandi, tipikal perompak dan senjata IEG b). militer pertahanan Dalam IEG dapat mengurangi yang di bawa, metode-metode yang konflik antar negara anggota digunakan maupun termasuk penyebabnya. kendala Kegiatan dan negara non-anggota, pertukaran meskipun hal ini tidak berarti informasi dalam IEG adalah dengan tidak ada konflik. Pertukaran menguraikan Informasi dalam IEG diharapkan informasi yang sedang terjadi dan sedang dihadapkan sehingga mampu mengurangi tingkat kebocoran informasi. informasi antara negara anggota. Selain itu, kerjasama dalam IEG ini juga dapat dikatakan sebagai c). lebih Kerjasama IEG dapat menjaga kedaulatan kerjasama di bidang pertahanan yang dengan dilakukan oleh dua negara atau lebih yang stabilitas dikembangkan internasional instrumen atau sebagai strategi salah satu diplomasi memperkuat kooperatif wilayah Indonesia mempromosikan lingkungan yang dan stabil lebih serta merubah terhadap pandangan wilayah laut dunia IEG Sebagai Upaya Diplomasi Pertahanan Selat Indonesia Malaka yang di anggap sebagai Dalam pemanfaatan kerjasama perairan berbahaya. IEG sebagai diplomasi pertahanan, IEG Sementara dampak negatif yang telah menjalin komunikasi dengan negara- muncul dari kerjasama IEG adalah negara sahabat, lebih jauh mengurangi dikarenakan Singapura sebagai negara resiko terhadap keamanan wilayah laut Interkom yang mempunyai teknologi Indonesia. Berkaitan dengan diplomasi dalam pengolahan informasi, maka hal ini pertahanan, bahwa konsep kerjasama IEG akan ini adalah sebagai wadah diplomasi berdampak ketergantungan terhadap Indonesia pengolahan informasi dalam pertahanan bagi negara-negara sehingga anggotanya untuk melaksanakan menyebabkan bargaining power dalam kerjasama pada bidang pertahanan dan diplomasi pertahanan Indonesia tidak keamanan melalui pertukaran informasi maksimal. intelijen. Dari dampak-dampak Dalam penjelasannya, yang Prasetyono (2005) mengatakan bahwa muncul di atas yang menjadi tantangan terdapat beberapa hal terkait intelijen bagi pertahanan, diantaranya yaitu: Indonsia adalah bagaimana menciptakan dan membekali personel di lapangan dengan mumpuni, sehingga Intelijen pertahanan memberikan yang peringatan dini (early warning). akan Esensi dari intelijen pertahanan mengurangi ketergantungan Indonesia adalah peringatan dini atas dasar terhadap Singapura. Hal inilah yang analisa seharusnya menjadi fokus pemikiran diperoleh. apabila ingin menciptakan tidak hanya perkembangan lingkungan strategis, stabilitas teknologi a). hal ini wilayah Selat informasi yang Analisa telah mencakup lingkungan misalnya tentang Malaka, namun juga agar kerjasama IEG potensi serangan teroris, potensi dapat memberikan bargaining power bagi konflik, diplomasi pertahanan Indonesia. kemungkinan pemberontakan, pelanggaran wilayah, dan ancaman-ancaman dari kekuatan sebagainya. eksternal dan b). Intelijen pertahanan memberikan menjadi dasar bagi penilaian penilaian tentang berbagai isu kemampuan yang pertahanan berkembang, kecenderungan ke kebijakan dan pengembangan kekuatan pertahanan. maupun global, perkembangan Berdasarkan keempat penjelasan negara dan lain. kemampuan Atas dasar beserta data yang telah di analisis diatas, ini bahwa intelijen dalam kerjasama IEG intelijen pertahanan melakukan memiliki peranan yang sangat penting identifikasi tentang kemungkinan untuk melaksanakan pencarian informasi ancaman terhadap kepentingan guna nasional di bidang pertahanan. meskipun begitu, pengumpulan informasi Intelijen pertahanan membantu intelijen pertahanan pasti akan menutup pelaksanaan dengan informasi yang dianggap sensitif bagi kepentingan keamanan atau pertahanan operasi tujuan utama meminimalkan korban dan menyiapkan mendukung negara operasi. masing-masing anggota. Perkembangan suatu operasi militer. Intelijen mengharuskan berkembangnya diplomasi pertahanan memberikan bantuan pertahanan sebagai lini pertama berupa pertahanan, menempatkan diplomasi perencanaan pada tingkat operasi, strategis maupun taktis-operasional. Intelijen pertahanan penting dalam program dunia Namun kebutuhan untuk keberhasilan baik d). nasional depan baik pada tingkat regional teknologi c). strategis kekuatan internasional pertahanan sebagai bagian integral dari kegiatan intelijen pertahanan. sangat mendukung IEG pengembangan Sebagai Mekanisme Confidence Measures Indonesia Building kekuatan pertahanan. Hal ini Dengan Littoral States dilakukan Dalam diplomasi negara harus dengan analisa terhadap kemampuan militer di suatu kawasan, memiliki agar tujuan suatu analisa kekuatan bargaining dan teknologi kepentingan nasional negara tersebut kekuatan militer negara lain. dapat diperoleh. Diplomasi pertahanan Informasi dan analisa tersebut erat kaitannya dalam mempertahankan infrastruktur power pertahanan dan stabilitas keamanan kawasan, dalam hal frekuensi ini kawasan jalur laut Selat Malaka. Pada konflik antar negara anggota. Kerjasama saat ini diplomasi pertahanan di kawasan IEG Asia Tenggara terus meningkat. Negara- dengan negara di kawasan terus memperkuat dalam perjanjian yang telah disetujui oleh kinerja dari diplomasi pertahanan masing- negara anggota. Kesamaan perspektif masing negaranya dengan negara-negara yang telah disepakati negara anggota lain dalam berbagai bentuk kerjasama, akan baik secara bilateral maupun multilateral. efektif sehingga dapat mencegah atau Bahkan Asia mengurangi konflik yang ada sehingga Tenggara pun juga ikut berperan guna dapat menumbuhkan rasa saling percaya memperkuat diplomasi pertahanannya di (CBMs) antar negara anggota dalam kawasan kerjasama IEG. negara-negara Asia Pertahanan luar Tenggara. ditujukan meningkatkan Measures di Diplomasi untuk dan mencegah menjembatani konflik kesepahaman memberikan yang terjadinya tersebut termuat komunikasi yang saling Selain itu, kerjasama dalam IEG Building ini dapat dikatakan menguntungkan bagi sekaligus semua negara anggotanya. Tidak dapat Confidence (CBM) dan memperkuat stabilitas kawasan18. dipungkiri bahwa setiap negara anggota Dalam pelaksanaan kerjasama juga mempunyai kepentingan masing- IEG di Selat Malaka ini, agar terjalin masing, sebagai contoh kepentingan kerjasama antar negara anggota yang Indonesia dalam kerjasama IEG ini adalah lebih untuk menjaga hubungan keharmonisan baik lagi, maka dibutuhkan peningkatan rasa saling percaya (CBMs) antar sehingga dapat terjalinnya rasa saling kedaulatan serta menciptakan kondisi percaya Dari keamanan wilayah Indonesia pada Selat kerjasama IEG ini tidak dapat dipungkiri Malaka. Namun tentunya yang harus adanya konflik antar negara anggota diwaspadai adalah adanya kepentingan ataupun dengan negara diluar anggota. nasional masing-masing negara yang Dibentuknya IEG ini, salah satu tujuannya bersifat khusus yang dapat merugikan adalah Indonesia baik langsung maupun tidak 18 (CBMs) untuk antar negara. mengurangi tingkat Salim. 2013. Peningkatan Kerjasama Pertahanan Indonesia Di Kawasan Asia Tenggara Guna Mendukung Diplomasi Pertahanan Dalam Rangka Mewujudkan Stabilitas Kawasan. Raja Samudera. negara anggota, menjaga langsung. Hal ini kemungkinan bisa terjadi mengingat dalam perairan Selat Malaka, Indonesia yang terdapat banyak sumber daya alamnya serta sebagai urat nadi dari diselenggarakan jalur pelayaran. Dalam kerjasama IEG, baik secara berbagai negara, mengingat negara-negara tersebut mempunyai waktu dan area yang langsung maupun tidak langsung akan berbeda-beda dalam pelaksanaannya. Hal dapat terhadap ini juga yang disampaikan oleh Brigjen diplomasi pertahanan suatu negara. Hal TNI Andjar Wiratma (dalam wawancara ini dapat terjadi dikarenakan pada konsep sesi jawab pertanyaan penulis pada 1 kerjasama Desember 2016) bahwa: memiliki kekuatan pengaruh IEG tidak militer diperhitungkan, hanya saja namun juga aspek yang “Kerjasama IEG juga dapat aspek membantu dalam teknologi dimana apabila kesemua aspek mempromosikan ini dimiliki oleh suatu negara maka hal ini internasional akan menjadikan diplomasi pertahanan kooperatif dan yang kuat bagi negara tersebut. Dengan Dikatakan bahwa dilatarbelakangi kekuatan militer yang mengakui dan ikut menjaga besar dan penguasaan teknologi dan kestabilan keamanan kawasan informasi yang baik maka akan mudah dan bagi negara tersebut melakukan dominasi kerjasama yang telah suatu wilayah, dalam hal ini secara khusus disepakati bersama. Dalam adalah dominasi wilayah Selat Malaka kerangka-kerangka hukum demi agenda khusus negara tersebut internasional berarti yang dapat berupa aspek ekonomi, Indonesia harus sepakat dan politik, dan kedaulatan. komitmen untuk mematuhi Salah satu keuntungan yang dapat diperoleh Indonesia lingkungan yang internasional itu lebih stabil. IEG melalui mekanisme yang ada, salah dalam satunya dengan melaksanakan kerjasama IEG ini adalah terjalinnya keamanan maritim”. komunikasi internasional antara negara- Sesuai dengan peraturan yang negara yang memiliki tanggung jawab telah dalam pengamanan Jalur Selat Malaka. kewajiban dan tanggung jawab negara Komunikasi ini penting adanya untuk pantai dalam memberikan pengamanan menjalin koordinasi yang baik antara wilayah antara lain memberikan alur, operasi memberikan pengamanan yang dimuat dalam rasa UNCLOS aman, yaitu menggelar aparat keamanan di laut teritorial, pantai yang memiliki tanggung jawab dan menyelesaikan permasalahan batas-batas tugas dalam pengamanan wilayah Selat maritim, menyediakan ruang udara diatas Malaka. Dengan dibentuknya kerjasama ALKI dan sebagainya. Maka peranan IEG ini, maka dunia internasional akan kerjasama IEG dalam hal ini sharing melihat informasi antara negara dalam wilayah pantai Selat Malaka, sangat penting adanya. memberikan Tentunya dalam melaksanakan amanat Malaka. yang tertera dalam UNCLOS tidak dapat Kontribusi IEG Dalam Meningkatkan dilakukan oleh hanya satu negara saja Kapabilitas Pertahanan Indonesia karena di dalam Selat Malaka terdapat kemampuan yang mendukung laut Indonesia Negara-negara yang bertanggung pengamanan jawab di Selat Kerjasama IEG tentunya memang beberapa negara yang memiliki perairan tersebut. negara-negara diplomasi karena pertahanan dengan adanya memiliki peranan dalam Selat Malaka kerjasama IEG akan mempromosikan yang tergabung dalam kerjasama IEG ini stabilitas keamanan wilayah, kemampuan mengurai militer dan memecah cara pihak Indonesia konflik serta penyelesaian yang efektif, ternyata salah mereduksi satunya seperti Singapura membentuk anggota maupun negara non-anggota. IFC, menjembatani ketidakmampuan dari Namun negara-negara pantai masalah sharing kerjasama IEG ini pihak Indonesia dalam informasi dan intelligence melalui Elint aspek (Elektronika Intelijen). kepada negara Singapura sebagai negara pada dengan akan negara kenyataannya teknologi masih dalam bergantung Kerjasama IEG dalam hal ini interkom. Penguasaan teknologi dalam adalah sebagai wadah bagi negara-negara hal kerjasama ini merupakan hal penting yang memiliki tanggungjawab di Selat yang harus dikuasai oleh suatu negara, Malaka, tentunya dalam sharing informasi seperti dalam IEG akan memberikan pengaruh memiliki besar dalam mempromosikan lingkungan anggota yang tergabung dalam IEG yang kooperatif dan stabil di dalam bergantung kepada Singapura karena kawasan Selat Malaka kepada dunia seluruh internasional. Kerjasama IEG menjadi selanjutnya salah satu terobosan bagi negara-negara pelaksanaan halnya Singapura. teknologi jalur dimana informasi dijadikan operasi Singapura yang petunjuk negara diolah bagi pengamanan wilayah Selat Malaka yang dihimpun IFC IEG, Singapura, hal inilah yang tentunya didapat oleh intelijen dari negara anggota menjadikan bargaining power diplomasi kemudian dikumpulkan dalam IFC melalui pertahanan pihak Singapura relatif kuat. perangkat Untuk Indonesia seharusnya hal dimiliki oleh pihak Singapura sebagai membuat semakin pihak Indonesia ini informasi-informasi negara lunak yang interkom. yang teknologinya Kemudian bergerak membekali personel di lapangan dengan sebagai negara yang tidak hanya memiliki teknologi yang mumpuni, hal ini sebagai kekuatan militer yang kuat namun juga pelengkap dari kekuatan militer Indonesia mempunyai teknologi yang mumpuni yang tentunya memiliki bargaining power yang agar diplomasi pertahanan Indonesia dalam kerjasama dijadikan Meskipun terjadi hal seperti yang dijelaskan Kerjasama IEG tentunya dapat sebagai meningkatkan wadah kemampuan Singapura kuat dalam kerjasama IEG ini. IEG ini mempunyai bargaining power yang lebih kuat. WFQR. yang terpacu agar dari pihak Indonesia sendiri bertujuan adalah telah diatas terdapat beberapa keuntungan bagi Indonesia. Keuntungan untuk tersebut antara lain adalah terbentuknya militer unit reaksi cepat WFQR yang merupakan Indonesia, dimana kemampuan militer gabungan intelijen, tersebut dapat dijadikan sebagai salah Pomal dan satu tolok ukur dalam kemampuan mengedepankan fungsi intelijen untuk pertahanan suatu negara. Pentingnya melaksanakan kerjasama dan identifikasi terhadap pelaku tindak IEG dalam meningkatkan operasi, Diskum penjejakan, pengejaran kejahatan ILO di IFC Singapura, berarti Indonesia pembajakan dan perompakan di skenario mengirimkan kesana. Ini menunjukkan kan di darat, diimplementasikan di laut ada keinginan Indonesia juga membuat tapi pelakunya lari ke darat. Sehingga Puskodal dapat dikatakan bahwa Indonesia lebih lebih baik, ter- interoperability. banyak Kerjasama dalam IEG ini adalah pertukaran melakukan Singapura, akan ini operasi karena daripada tentunya dapat menjadi suatu sebagai diantara negara keuntungan bagi Indonesia yaitu dapat anggota melalui kegiatan intelijen. Dalam meningkatkan kapabilitas militer yang perspektif dikatakan hal Malaka serta sharing informasi Selat dengan kapabilitas militer, bahwa dengan adanya yang di logistik, dimiliki oleh Indonesia. Peningkatan kemampuan militer dalam Namun yang menjadi kendala kerjasama IEG bagi Indonesia ini adalah mendasar dalam hal ini bagi Indonesia dengan ditingkatkannya adalah setingkat Kohanudnas pengolahan data informasi yang telah dimana seorang dihimpun. Pengolahan data intelijen yang memerintah dalam satu peta dan tersaji telah didapat tentunya membutuhkan seluruh data-data dalam satu layar yang teknologi yang canggih dimana teknologi disebut dengan istilah K4IPP. Dalam ini hanya dimiliki oleh Singapura. Hal ini kerjasama IEG ini, tentunya kualitas menguntungkan sebagai Sumberdaya Manusia (SDM) juga menjadi segala salah satu faktor yang berpengaruh. Selat Dalam (wawancara pada 21 November akan 2016), Kolonel Laut (E) Angkasa Dipua ketergantungan negara Singapura interkom, sehingga informasi mengenai Malaka, pihak mengetahui dalam keadaan Singapura dan ini merupakan keuntungan tersendiri bagi Singapura. Keuntungan lainnya yang dapat diperoleh Indonesia dalam Kerjasama IEG ini adalah bahwa peranan IEG tidak hanya sebagai wadah organisasi saja, namun IEG juga dapat meningkatkan kemampuan daripada kapabilitas militer Indonesia melalui pengiriman personel militer Indonesia dalam hal pelaksanaan operasi pengamanan Selat Malaka. Kerjasama IEG ini secara tidak langsung dapat menjadi pemacu negara-negara anggota untuk berlomba-lomba kapabilitas dalam militernya meningkatkan masing-masing termasuk Indonesia serta untuk menepis anggapan dunia Indonesia pada bahwa Panglima maritim dapat menyampaikan: “Bahwa kualitas personel intelijen dari Indonesia dalam pelaksanaan IEG sudah profesional, namun tetap harus ditingkatkan. Saat ini personel yang dikirimkan sudah capable semua. Perlu diketahui, bahwa yang dibutuhkan adalah seorang personel intelijen yang berwawasan luas, minimal mempunyai penugasan luar negeri, berinteraksi dengan luar negeri. Sehingga ada keterbukaan wawasan dan berinteraksi dalam wadah kerjasama internasional. Oleh karena itu, the right man in the right place sangat perlu diperhatikan yang punya komitmen, kesinambungan dan simultan”. Namun, di sisi lain kualitas laut sarana prasarana pendukung IEG yang tidak berada di Batam saja kemampuannya menjadi salah satu area yang berbahaya. masih sepertiga. Kemampuan kita Selat jalur versi Puskodal Malaka untuk lingkup radar masih jauh dari suatu nilai tawar tersendiri (bargaining yang diharapkan, untuk meng cover position). Dalam kerjasama IEG inilah sebatas pulau Batam saja tidak bisa sebagai sementara Singapura kapabilitas militer dan intelijen dimata menggunakan radar sudah satelit yang dunia wadah untuk internasional. menunjukkan Namun sebagai cakupannya sampai Laut Sulu dan Laut negara yang tergabung dalam kerjasama Jawa. IEG, Indonesia saat ini belum memiliki Dari beberapa penjelasan di atas teknologi modern yang maksimal dalam dapat disimpulkan bahwa ini kualitas SDM mengolah informasi. Informasi dalam personel intelijen Indonesia yang dikirim kerjasama IEG selama ini hanya ditangani dalam IEG oleh Singapura sebagai negara Interkom. kesemuanya adalah yang capable, dalam Dengan memiliki teknologi yang modern arti bahwa kualitas sumber daya manusia maka yang dimiliki Indonesia pada saat ini meningkatkan bargaining power suatu sudah mumpuni dalam bidangnya, namun negara dalam melaksanakan diplomasi permasalahannya pertahanannya. mewakili kerjasama kembali lagi pada secara tidak langsung akan teknologi yang dimiliki. Sumber daya manusia yang mumpuni bila tidak dibekali Kontribusi dengan yang International dalam Internasional kemampuan sesuai tidak dapat teknologi maksimal IEG Terhadap Indonesia Prestise Di Mata pelaksanannnya, karena saat ini dalam Selat Malaka yang terletak di antara kerjasama IEG pihak Indonesia masih celah sempit antara Indonesia, Malaysia, bergantung kepada Singapura. Singapura dan Thailand terdapat banyak Kerjasama kenyataannya kemampuan Indonesia IEG dapat dan pada isu mengenai keamanan dan stabilitas meningkatkan wilayah, dimana pada jalur laut wilayah kapabilitas dimana militer Selat Malaka ini rawan terjadi pentingnya perompakan, percobaan perompakan, kemampuan militer Indonesia dalam IEG pencurian dan terorisme laut. Ditambah menjadi upaya lagi dimata dunia, jalur laut ini termasuk Dalam jalur laut yang berbahaya di dunia. Hal ini pendukung diplomasi melaksanakan dalam pertahanan. diplomasi pertahanan tentunya suatu negara harus mempunyai tentunya memberikan tantangan tersendiri bagi Indonesia agar dimata dunia dapat menampik anggapan bahwa Panglima Komando Armada RI Kawasan jalur wilayah Selat Malaka meskipun Barat Laksamana Pertama TNI Achmad berbahaya tetapi pihak Indonesia masih Taufiqurrochman lebih dari sanggup untuk menciptakan bahwa Selat Malaka tidak lagi dapat stabilitas keamanan kawasan di wilayah disamakan dengan perairan Somalia di Selat Malaka. Afrika yang rawan perompakan. Angka yang menyatakan Kerjasama IEG ini penting adanya kejahatan menurun hingga 70 persen untuk mengakomodir operasi keamanan setelah triwulan pertama tahun 2015. laut dalam mengatasi aksi pembajakan Penurunan tingkat kejahatan di Selat dan perompakan (piracy and sea robbery) Malaka karena adanya kerjasama antara yang Indonesia, Angkatan Laut Indonesia, Singapura, Malaysia, Singapura dan Thailand sebagai Malaysia dan Thailand. Keempat angkatan negara pantai (littoral states). IEG lebih ini secara rutin menggelar operasi patroli memfokuskan pertukaran di selat yang menjadi salah satu jembatan informasi mengenai situasi dan kondisi perdagangan global tersebut. Operasi ini perompak yang terjadi dalam wilayah mencakup program kerjasama EIS dan Selat Malaka. Kepentingan Indonesia IEG19. dilaksanakan oleh kepada dalam kerjasama IEG ini adalah untuk Lebih lanjut, Panglima Komando menurunkan citra (prestise) negatif dunia Armada RI Kawasan Barat Laksamana internasional Muda bahwa perairan Selat TNI Achmad Taufiqurrochman Malaka pada wilayah Indonesia yang menjelaskan bahwa angka kriminalitas di mendapatkan status sebagai perairan perairan Selat Malaka menurun karena paling berbahaya setelah Somalia. Oleh terus dilakukan operasi penertiban di karena itu, dengan ikut berperan aktifnya daerah Selat Malaka. Penurunan angka angkatan bersenjata Indonesia dalam kriminalitas rangka kerjasama intelijen ini adalah mengamankan untuk membuktikan bahwa angkatan kejahatan yang melaksanakan aksinya di bersenjata Selat Malaka. Hal ini adalah upaya untuk Indonesia mampu untuk ini sejak sebanyak Koarmabar 76 pelaku menangani segala jenis bentuk ancaman serta ikut menjaga stabilitas keamanan kawasan di wilayah Selat Malaka. Hal ini senada dengan yang dikatakan 19 CNN Indonesia. 2015. http://www.cnnindonesia.com/nasional/201510231 80100-20-86949/tni-al-selat-malaka-tak-lagiberstatus-paling-berbahaya/. Diakses tanggal 1 Februari 2017. mewujudkan perairan Selat Malaka tetap personel Intelijen. Selain itu kerjasama dalam keadaan aman, tertib dan tidak ada IEG ini juga sebagai wadah dalam lagi kejahatan yang merugikan kapal- mengembalikan citra (prestise) negatif kapal berlayar karena adanya anggapan dunia internasional terhadap Indonesia beberapa negara asing yang menilai dimana dengan adanya kerjasama IEG ini, bahwa kawasan Selat Malaka adalah Indonesia mampu dalam menjaga dan kejahatan20 juga dapat mempromosikan stabilitas daerah yang rawan (Munawar, 2016). keamanan wilayah di Selat Malaka yang Secara tidak langsung kerjasama selama ini adanya pandangan negatif IEG berkontribusi terhadap penurunan terhadap Selat Malaka karena termasuk angka aksi kejahatan di Selat Malaka. Selat berbahaya setelah Somalia. Diplomasi pertahanan Indonesia dalam Kesimpulan kerjasama IEG di Selat Malaka dapat Tingkat (level) kerjasama IEG ini menciptakan rasa saling percaya (CBMs) masih dasar (bawah) karena hanya dimana pertukaran sebatas untuk pertukaran informasi saja, intelijen diantara negara pantai, dapat hanya point of contact dalam pertemuan- terjalinnya transparansi informasi dan pertemuan dan sharing perspektif sebagai juga kerjasama IEG ini sebagai wadah bentuk shuttle defense diplomacy untuk komunikasi antar kepentingan bersama (common interest) Sedangkan dalam dengan adanya negara pantai. pengembangan dalam pengamanan maritim sesuai kapabilitas militer (defense capabilities) dengan tuntutan UNCLOS karena setiap dalam kerjasama IEG ini, dapat menjadi negara hanya melaporkan per periode ajang dalam pengembangan modernisasi apa yang ditemukan terkait modus peralatan intelijen operandi, tipikal perompak dan senjata seperti modernisasi dalam peningkatan yang di bawa, metode baik taktik dan electronic intelligence, teknik yang digunakan termasuk kendala terjalinnya interoperabilitas internasional dan penyebabnya. Selain itu, kerjasama Indonesia meningkatkan IEG ini sifatnya hanya melaksanakan kualitas Sumber Daya Manusia khususnya patkor untuk mengakomodir operasi 20 militer dan dan khususnya signal dapat Munawar. 2016. http://www.antarasumut.com/berita/156375/krimi nalitas-di-selat-malaka-menurun. Diakses tanggal 5 Februari 2017. keamanan mengatasi laut aksi dan udara pembajakan dalam dan perompakan bersenjata (piracy and sea robbery) sebagai negara pantai (littoral wilayah Indonesia dengan states) mempromosikan stabilitas dengan area tanggungjawab pengamanan di wilayah teritorial masing- lingkungan masing dan menggunakan unsur masing- yang lebih koopertif dan masing pada waktu yang sama sehingga stabil diantara negara anggota secara tidak pandangan dunia terhadap langsung menjaga wilayah laut Selat Malaka kedaulatan masing-masing dan secara yang di anggap sebagai tidak langsung juga sudah ada pengakuan perairan berbahaya. sudah saling secara aklamasi terhadap kedaulatan 4) internasional serta Dampak merubah negatif yang masing-masing negara. Kerjasama IEG muncul dari kerjasama IEG tentunya juga adalah memiliki dampak positif ketergantungan dan negatif bagi pihak Indonesia. Dampak Indonesia positif pengolahan yang terlihat yang perlu dipertimbangkan Indonesia adalah: 1) 2) Kerjasama IEG sehingga dapat informasi menyebabkan bargaining power dalam meningkatkan kemampuan diplomasi dan Indonesia tidak maksimal kapabilitas militer pertahanan pertahanan Indonesia. karena Singapura sebagai Dalam negara Interkom mengurangi konflik antar mempunyai teknologi negara anggota maupun dalam negara informasi. meskipun IEG dapat non-anggota, hal ini pengolahan tidak Intelijen dalam kerjasama IEG berarti tidak ada konflik. memiliki peranan yang sangat penting Pertukaran Informasi dalam untuk melaksanakan pencarian informasi IEG guna diharapkan lebih informasi mampu memperkuat antara negara anggota. 3) dalam Kerjasama menjaga mendukung pengumpulan operasi. informasi Namun, intelijen pertahanan pasti akan menutup informasi yang dianggap sensitif bagi kepentingan IEG dapat kedaulatan keamanan atau pertahanan negara masing-masing anggota. Perkembangan dunia internasional mengharuskan pertahanan, suatu negara harus berkembangnya diplomasi pertahanan mempunyai suatu nilai tawar tersendiri suatu (bargaining position). Dalam kerjasama negara pertahanan, sebagai lini menempatkan pertama diplomasi IEG inilah sebagai pertahanan sebagai bagian integral dari menunjukkan kegiatan intelijen pertahanan. intelijen wadah kapabilitas dimata dunia militer untuk dan internasional. Dalam pelaksanaan kerjasama Dengan memiliki teknologi yang modern, IEG ini, agar terjalin kerjasama antar secara tidak langsung akan meningkatkan negara anggota yang lebih baik lagi, bargaining power suatu negara dalam dibutuhkan rasa saling percaya (CBMs) melaksanakan diplomasi pertahanannya. diantara negara anggota, dimana tidak Kepentingan adalah untuk kerjasama anggota ataupun dengan negara diluar menurunkan citra (prestise) negatif dunia anggota pasti tetap ada. Sehingga, salah internasional satu tujuan di bentuk kerjasama ini adalah Malaka pada wilayah Indonesia yang untuk mengurangi tingkat frekuensi dan mendapatkan status sebagai perairan mencegah terjadinya konflik antar negara paling berbahaya setelah Somalia. Oleh anggota. Kerjasama IEG menjembatani karena itu, dengan ikut berperan aktifnya konflik tersebut dengan kesepahaman angkatan bersenjata Indonesia dalam yang termuat dalam perjanjian yang telah rangka kerjasama intelijen ini adalah disetujui oleh negara anggota. Kesamaan untuk membuktikan bahwa angkatan perspektif yang telah disepakati negara bersenjata anggota akan memberikan komunikasi menangani segala jenis bentuk ancaman yang efektif sehingga dapat mencegah serta ikut menjaga dan mempromosikan atau mengurangi konflik yang ada. stabilitas keamanan kawasan di wilayah kenyataannya kemampuan Indonesia IEG dapat dan pada meningkatkan kapabilitas dimana militer pentingnya kemampuan militer dalam IEG menjadi pendukung dalam diplomasi pertahanan. Dalam melaksanakan diplomasi Selat Malaka. ini dalam dapat dipungkiri konflik antar negara Kerjasama IEG Indonesia bahwa Indonesia perairan mampu Selat untuk Daftar Pustaka Fagersten, B. (2012). Buku Intelligence Amitav Acharya dalam L.A. Swatuk, L. d. Theoretical Multilateral Cooperation: Framework. In A B. (2013). Regional Approaches to Fagersten, Multilateral Intelligence Security In The Third World dalam Cooperation: The South at the End of the Framework (p. 1). US: Kennedy Twentieth School of Government Harvard Century dalam Pergeseran KEkuatan di Asia Timur A Theoretical University. dan Konsekuensi bagi ASEAN; Harald Muller dalam W. Carlsnaes, T. R.-K. Persepsi Ancaman dan Kerjasama (2013). Security Cooperation dalam Keamanan Regional. Analisis CSIS, Handbook of 343. Relations dalam Andrew Cottey, A. F. (2004). Reshaping Kekuatan di International Asia Pergeseran Timur dan Defence Diplomacy: New Roles for Konsekuensi bagi ASEAN; Persepsi Military Ancaman Cooperation and Assistance. New York: Routledge. Anggoro, K. (2003). Angkatan Udara Dan Pertahanan Negara Maritim Indonesia. Jakarta: Focus Group Discussion Propatria. Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif Mixed. Thousand Oaks California: Pustaka Pelajar. Shoelhi, M. (2011). Diplomasi Praktek Komunikasi Bandung: Internasional. Simbiosa Rekatama Media. Prasetyono, E. S. M. (2005). Intelijen Kerjasama Keamanan Regional. Analisis CSIS; Prospek dan Tantangan Keamanan Regional, 342. Hendropriyono, A. (2013). Filsafat Intelijen. Jakarta: Creswell, J. W. (2013). Research Design; dan dan PT. Kompas Media Nusantara. Herawati, S. (2009). Hubungan Antara Kepuasan Kerja Dengan Komitmen Organisasional PNS TNI AL markas Komando Armada RI Kawasan Barat. Jakarta. Kurniawati, D. (2012). Peran Strategis Kerjasama Intelijen ASEAN Dalam Upaya Pencegahan Serangan Pertahanan. dalam A. Widjajanto, Teroris di Indonesia Studi Kasus Reformasi Intelijen Negara (p. 84). Kegagalan Intelijen Pada Bom Bali Depok: PACIVIS FISIP-UI. Pertama 12 Oktober 2002. Nasional Universitas Indonesia. Komariah, D. S. Penelitian Dalam Menghadapi Ancaman (Sea Armed Robbery) di (2013). Metodologi Kualitatif. Selat Bandung: Alfabeta. Singapura. Universitas Pertahanan. Jawa Barat. Salim, M. L. (2013). Peningkatan Lestari, A. (2010). Strategi Pertahanan Kerjasama Pertahanan Indonesia Indonesia Di Selat Malaka:Tawaran Di Kawasan Asia Tenggara Guna Proliferation Mendukung Diplomasi Pertahanan Security Initiative. Jakarta: Universitas Indonesia. Dalam Rangka Mewujudkan Moleong, L. (2011). Metodologi Penelitian Stabilitas Kawasan. Raja Samudera. Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Saronto, Y. W. (2004). Intelijen Teori, Rosdakarya. Aplikasi dan Modernisasi. Jakarta: Morgenthau, H. J. (1973). Politic Among Nations. New York: Alfred A. Knopf. Konsep-Konsep Kunci . Jakarta : PT Grafindo Persada. Octavian, A. (2015). Bajak Laut Antara Aden Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Martono, N. (2015). Metode Penelitian Sosial PT. Ekalaya Saputra. dan Malaka. Jakarta: Universitas Pertahanan Indonesia. Parulian Simamora, M. (2013). Peluang dan Tantangan Diplomasi Pertahanan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Bandung: Alfabeta. Sukarno, I. (2011). Aku Tiada Aku Niscaya: Menyingkap Lapis Kabut Intelijen. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesa. Supriyatno, M. (2014). Tentang Ilmu Pertahanan. Syawfi, I (2009). Aktivitas Diplomasi Pertahanan Diplomacy; The Road to Southeast Pemenuhan Asian Pertahanan Community. Dissertation:Heidelberg University. Perwita, A. A. (2013). Pengantar Kajian Strategis. Yogyakarta: Graha Ilmu. Riyanto, T. (2016). Analisis Kerjasama TNI AL dan Komunitas Pelayaran Niaga Yayasan Pustaka Obor Indonesia. Pedrason, R. (2015). ASEAN Defense Defense Jakarta: 2008). Indonesia Dalam Tujuan-Tujuan Indonesia Jakarta: (2003- Universitas Indonesia. Widjajanto, A. (2008). Hubungan IntelijenNegara 1945-2004. Jakarta: Pacivis Universitas Indonesia. Dokumen Bhakti, I.N. (2016). Studi Strategi dan Menhan. (2008). Buku Putih Pertahanan. Jakarta: Kementerian Pertahanan Intelijen. Unhan. Jawa Barat. Louhenapessy, A. D. (22 November 2016). RI. Wawancara. Mabes TNI. Jakarta. Menhan. (2015). Buku Putih Pertahanan Dipua, Indonesia. Jakarta: Kementerian Pertahanan RI. Wiratma. The Sea (UNCLOS). (1982). Maritime (21 November 2016). Wawancara. Koarmabar. Jakarta. United Nations Convention on The Law of International A. A (1 Desember 2016). Wawancara. Mabes TNI. Jakarta. Internet Organization CNN Indonesia. (2015). (IMO) Assembly Resolution A. http://www.cnnindonesia.com/nasi (1025) 26. onal/20151023180100-20-86949/tni- Draft Standard Operating Procedures. al-selat-malaka-tak-lagi-berstatus- (2006). Malacca Straits Patrol. paling-berbahaya/. Diakses tanggal Intelligence Exchange Group. 1 Februari 2017. Mabes TNI. (2010). Buku Petunjuk Induk Intelijen TNI. Jakarta: Mabes TNI. Waasintel Panglima TNI. (2016). Laporan Pelaksanaan Pertemuan ke-27 IEG. Jakarta: Mabes TNI. Diplomatik, D. K. (2011, Oktober 16). Membekali Diplomat Pengetahuan Intelijen. Diplomasi. Intelijen Internasional. Retrieved Straits Patrol. Joint Coordinating from jurnalintelijen.net Committee. volant scripta Republik Tabloid Riyanta, S. (2015, July 16). Kerjasama Terms of Reference. (2008). Malacca Undang-Undang Dengan Indonesia verba manent: http://jurnalintelijen.net/2015/07/06/ Nomor 17 Tahun 2011 tentang kerjasama-intelijen-internasional/, Intelijen Negara. diakses tanggal 10 Agustus 2016 Jurnal/Artikel Singapore, Mindef. (2016, April 21). The Darmawan, W (2012). Aliansi Australia dalam Jakarta. Paparan ANZUS Treaty (1951). Malacca Straits Patrol. Retrieved from Singapore Government: https://www.mindef.gov.sg/iminde f/press_room/official_releases/nr/2 016/apr/21apr16_nr/21apr15_fs.html a/156375/kriminalitas-di-selat- , diakses tanggal 21 Agustus 2016 malaka-menurun. Diakses tanggal 5 Munawar. (2016). http://www.antarasumut.com/berit Februari 2017.