451/Teknik Elektro LAPORAN KEMAJUAN (70%) PENELITIAN DOSEN PEMBINA PREPARASI KERAMIK TANAH LIAT LOKAL UNTUK BAHAN ISOLATOR PORSELIN LISTRIK Ifkar Usrah, ST., M.T/04170364001 Nundang Busaeri, Ir., MT/0030066203 UNIVERSITAS SILIWANGI JULI 2017 1 2 DAFTAR ISI Hal: HALAMAN PENGESAHAN 2 DAFTAR ISI 3 RINGKASAN 4 BAB 1. PENDAHULUAN 5 1.1 Latar Belakang 5 1.2 Rumusan Masalah 6 1.3 Tujuan Khusus 6 BAB 2. STUDI PUSTAKA 7 2.1 State of the arts 7 2.2 Studi Pendahuluan 8 BAB 3. METODE PENELITIAN 10 3.1 Bahan Baku 10 3.2 Pencampuran dan Pencetakan Sampel 10 3.3 Karakterisasi Keramik Porselin 10 3.4 Pengukuran Resistivitas Listrik 10 BAB 4. HASIL YANG DICAPAI 12 4.1 Hasil XRF untuk Kuarsa, Bentonit, Kaolin dan Zeolit 12 BAB 5. RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA 13 BAB 5. KESIMPULAN 14 DAFTAR PUSTAKA 15 3 RINGKASAN Dalam sistem transmisi dan distribusi daya listrik tegangan tinggi, konduktor yang berada di udara umumnya dipasang menggunakan bahan pendukung tower atau tiang. Tower atau tiang keduanya ditanahkan, sehingga harus ada isolator antara tower atau bodi tiang dan konduktor pembawa arus untuk mencegah aliran arus dari konduktor ke tanah melalui tower atau bodi tiang yang ditanahkan. Isolator porselin telah menjadi salah satu isolator pilihan yang menjanjikan di masa depan karena isolator ini dapat disiapkan dari bahan lokal (tanah liat, feldspar, dan kuarsa) dan mempunyai karakteristik kekuatan mekanik, ketahanan korosi, dan dielektrik daya tinggi. Bahan baku tanah liat, fieldspar dan kuarsa cukup melimpah tersedia di Indonesia, namun sebagian besar isolator yang digunakan masih diimpor dari negara maju. Untuk memenuhi kebutuhan isolator porselin listrik, mengurangi ketergantungan impor dan mengurangi biaya pembelian impor, maka itu perlu mengeksplorasi bahan lokal untuk bahan isolator porselin. Tujuan penelitian ini adalah mempelajari pengaruh ukuran, jumlah dan distribusi partikel tanah liat, fieldspar dan kuarsa terhadap sifat mekanik isolator porselin yang dihasilkan dan menentukan karakteristik temperatur yang menghasilkan resistivitas listrik tertinggi. Kaolin dari Kec. Kadipaten, kuarsa/batu jasper dari Kec. Pancatengah, zeolit dan bentonit dari Kec. Karangnunggal telah diidentifikasi komposisinya untuk bodi poerselin. Komposisi kimia bahan baku dikarakterisasi dengan XRF dengan komposisi utama adalah SiO2. 4 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri daya listrik cenderung mengembangkan tegangan ekstra tinggi, kapasitas besar dan transmisi jarak jauh. Dalam sistem transmisi dan distribusi daya listrik tegangan tinggi, konduktor yang berada di udara umumnya dipasang menggunakan bahan pendukung tower atau tiang. Tower atau tiang keduanya ditanahkan, sehingga harus ada isolator antara tower atau bodi tiang dan konduktor pembawa arus untuk mencegah aliran arus dari konduktor ke tanah melalui tower atau bodi tiang yang ditanahkan (Gambar 1). Gambar 1. Contoh isolator yang digunakan saluran transmisi dan distribusi daya listrik tegangan tinggi. Diantara beberapa jenis isolator yang digunakan untuk saluran transmisi dan distribusi daya listrik tegangan tinggi, isolator porselin telah menjadi salah satu isolator pilihan yang menjanjikan di masa depan. Alasan untuk ini dihubungkan terhadap ketersediaan bahan baku dan sifat karakteristiknya. Pertama, isolator porselin dapat disiapkan dari tanah liat, feldspar, dan kuarsa. Tanah liat memberikan kekenyalan pada campuran keramik, kuarsa (silika) mempertahankan bentuk bodi selama pembakaran, fieldspar berfungsi sebagai fluks yang ditambahkan untuk mengurangi temperatur pembakaran sehingga mengurangi biaya penggunaan energi pembakaran. Kedua, isolator porselin memiliki beberapa sifat karakteristik seperti kekuatan mekanik, kekuatan dielektrik daya tinggi, dan ketahanan korosi. Kepemilikan sifat-sifat tersebut telah diselidiki dalam proselin triaxial (Kitouni, 2014) dan proselin bauksit (Meng dkk, 2016), proselin dengan pengurangan kadar silika (Riahi Noori dkk, 2007), dan porcelain dengan tambahan zeolit alam (Sukran Demirkiran dkk, 2010). Dari hasil penelitiannya, para peneliti memberikan alasan penggunaan porselin meskipun munculnya bahan baru seperti plastik dan komposit. Porselin membentuk basis isolator keramik yang biasa digunakan untuk isolasi tegangan rendah dan tinggi. 5 Selanjutnya itu diketahui bahwa bahan baku tanah liat, fieldstar dan kuarsa cukup melimpah tersedia di Indonesia untuk pembuatan isolator porselin listrik. Namun terlepas dari itu, sebagian besar isolator yang digunakan masih diimpor dari negara maju. Untuk memenuhi kebutuhan isolator porselin listrik, mengurangi ketergantungan impor dan mengurangi biaya pembelian impor, maka itu perlu mengeksplorasi bahan lokal untuk bahan isolator porselin. Oleh karena itu, maka dalam penelitian ini akan dilakukan “Preparasi Keramik Tanah Liat Lokal untuk Isolator Porselin Listrik”. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitian adalah: a. Bagaimana pengaruh ukuran, jumlah dan distribusi partikel tanah liat, filedstar dan kuarsa terhadap sifat mekanik isolator porselin yang dihasilkan? b. Apakah bahan baku yang diproduksi secara lokal (tanah liat, fieldstar dan kuarsa) memenuhi persyaratan untuk bahan isolasi proselin yang baik. 1.3 Tujuan Khusus Tujuan umum penelitian ini adalah mengeksplorasi bahan lokal (tanah liat, fieldstar dan kuarsa) sebagai bahan baku untuk isolator porselin dalam usaha mengurangi ketergantungan ekspor isolator porselin. Tujuan khusus penelitian ini adalah: a. Mempelajari pengaruh ukuran, jumlah dan distribusi partikel tanah liat, filedstar dan kuarsa terhadap sifat mekanik isolator porselin yang dihasilkan. b. Menentukan karakteristik temperatur yang menghasilkan resistivitas listrik tertinggi. 6 BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 State of the art Saluran transmisi daya di udara memerlukan kabel untuk menghantarkan listrik dan isolator untuk mengisolasi kabel dari bahan pendukung seperti tower atau bodi tiang. Isolator kebanyakan dibuat dari keramik atau gelas. Bahan-bahan tersebut memiliki sifat isolasi yang luar biasa dan tahan cuaca, tetapi memiliki kelemahan yaitu bobotnya berat, mudah patah, dan mengalami degradasi sifat tegangannya ketika tercemar. Isolator organik telah dikembangkan untuk mengganti isolator inorganik (Yan dkk, 2014), tetapi bahan isolator ini tidak tahan cuaca, dan karakteristiknya tidak cocok untuk penggunaan di luar. Isolator epoksi resin dikembangkan (Wang dkk, 2010) tetapi bahan ini bobotnya berat, tidak tahan terhadap degradasi dan pelacakan UV, dan tidak pernah dimasukkan ke dalam layanan yang sebenarnya. Sejumlah bahan isolator baru telah dikembangkan dengan struktur komposit ethylene propylene rubber (EPR), ethylene propylene diene methylene (EPDM), polytetrofluoro ethylene (PTFE), silicone rubber (SR) dan inti fiber-reinforced plastic (FRP) (Halim dkk, 2014) untuk menahan beban tarik. Bahan baru ini mengalami kendala teknis seperti adhesi antara bahan dan penembusan uap air dan ujung kanal yang mengirimkan beban. Isolator karet silikon telah digunakan secara besar-besaran (Plesa dkk, 2016) karena tahan cuaca yang hampir permanen dan sifat hidrofobiknya yang memungkinkan peningkatan tegangan ketahanan maksimal terhadap pencemaran. Furukawa Electric mengembangkan inter-phase spacer untuk mencegah kelainan dalam saluran trasmisi daya, dan pada saat itu dikembangkan isolator komposit yang memiliki bobot ringan dan fleksibilitas. Isolator komposit pertama, karet silikon digunakan sebagai inter-phase spacer untuk 66-kV duty dan tahun 1994 penggunaannya dikembangkan untuk 275-kV. Keuntungan menggunakan isolator komposit adalah penyederhanaan kerja konstruksi dan menurunkan biaya isolator agar supaya biaya pemasangan dan pemeliharaan saluran transmisi daya murah (Kobayashi dkk, 2000). Bahan inorganik (filler) seperti aluminum nitrida, boron nitrida, silikon dioksida, aluminum oksida, titanium oksida, silikon karbid dan seng oksida digabungkan ke dalam polimer isolasi listrik untuk memperoleh sifat-sifat listrik, mekanik dan termal tertentu (Han dan Garrett, 2008; Nelson, 2007). Ketahanan komposit terhadap lucutan parsial dan pemohonan elektrik memungkinkan rancangan sistem isolasi baru dengan kekuatan gangguan elektrik bertambah. Faktor permitivitas dan disipasi diperlukan serendah mungkin dan faktor loss setinggi mungkin untuk isolasi listrik. Frame retardant adalah sifat yang diperlukan isolasi kabel dimana jika kabelnya terbakar, apinya tidak merambat, sedangkan tahanan saluran sangat penting untuk isolator luar ruangan (Tanaka dkk, 2004). 7 Porselin merupakan salah satu jenis bahan keramik dan pada dasarnya isolator yang mempunyai nilai resistivitas listrik sekitar 1012 – 1014 ohm cm pada temperature ruang. Tetapi itu turun dengan kenaikan temperatur (Islam dkk, 2004). Bodi porselin standard dibuat dari campuran kaolin, fieldstar dan kuarsa dan mengandung agregat kristal mullit dan kuarsa yang tersimpan dalam matriks kaca (Hutching dkk, 2006). Dibandingkan dengan isolator porselin, isolator kaca dengan profil yang sama mempunyai kinerja antipolusi yang lebih baik. Keuntungan porselin listrik melebihi bahan keramik isolator lainnya adalah kenyataan bahwa porselin dapat dibuat dengan konfigurasi kompleks untuk insulator tegangan tinggi dengan ukuran besar. Porselin listrik dapat digolongkan berdasarkan tujuan dan sifat-sifatnya. Porselin tegangan tinggi biasa digunakan dalam produksi saluran dan isolator peralatan tegangan tinggi. Porselin tegangan tinggi dengan kadar kuarsa tinggi digunakan untuk membuat isolator peralatan tegangan tinggi dengan sifat-sifat elektromekanik ditingkatkan. Porselin alumina tegangan tinggi digunakan untuk insulator peralatan tegangan tinggi dengan kekuatan mekanik tinggi. Porselin tegangan rendah digunakan dalam produksi isolator dan bagian isolasi untuk pembangkit listrik sampai 500 V membangkitkan arus searah dan bolakbalik dan pembangkit arus lemah. Lebih dari 20% total pengeluaran untuk transmisi dan atau system distribusi energi listrik adalah untuk sistem isolasi. Dalam periode waktu yang lama, itu disadari bahwa beberapa sifat karakteristik porselin seperti kekuatan mekanik, kekuatan dielektrik daya tinggi, dan ketahanan korosi sebagai produk keramik tidak dapat diperoleh dalam bahan lain. 2.2 Studi Pendahuluan Di laboratorium kami yaitu Center for Material Processing and Renewable Energy, Fakultas Teknik, Universitas Siliwangi telah dilakukan penelitian karakteristik keramik dengan bahan dasar tanah liat. Dalam penelitian tentang fabrikasi ubin keramik tak mengkilap menggunakan komposit tanah liat dan limbah padat terstruktur (Aripin dkk, 2010), itu diperoleh bahwa pada 1100oC, serapan air ubin lantai tak mengkilap adalah lebih kecil dari 1%. Dalam DIN standar, serapan air kurang dari 5% diperlukan untuk ubin lantai tak mengkilap (Keethawat, 2006). Serapan air dari ubin lantai tak mengkilap yang diperoleh dalam penelitian ini berada pada rentang yang dianjurkan oleh standar ini. Selanjutnya dalam penelitian tentang pembentukan keramik tanah liat berpori menggunakan abu limbah sagu sebagai bahan tambahan dengan kontrol penggerusan (Aripin dkk, 2014), itu diperoleh bahwa Vicker hardness ditemukan sebanding terhadap densitasnya. Untuk sampel yang digerus selama 12, 24, dan 48 jam kekerasannya cenderung berkorelasi secara linier dengan 8 perubahan densitasnya. Untuk sampel yang digerus 6 jam variasi nonlinier kekerasan dengan densitas diamati. Itu dianggap bahwa keberadaan ukuran grain lebih besar mengganggu pembentukan kekerasan pada sampel. Dari dua hasil penelitian tersebut, paling tidak pada tahap awal kami sudah mempunyai pengalaman dalam mengembangkan keramik yang dibuat dari tanah liat dan sudah mengetahui karakteristiknya untuk dikembangkan lebih lanjut. Bahan Baku (kaolin, fieldspar, kuarsa) Pencucian dan pengeringan Penghalusan menjadi serbuk Analisis kimia XRF Pencetakan sampel Sintering pada 50oC – 600oC Uji XRD, SEM dan FTIR Isolator porselin Uji resistivitas listrik Gambar 1. Diagram skematik untuk sintesis isolator porselin dan Uji resistivitas listrik 9 BAB 3. METODE PENELITIAN Pelaksanaan penelitian ini akan mengikuti diagram alir seperti ditunjukkan pada Gambar 1. Di bawah, secara terperinci setiap tahapan dijelaskan. 3.1 Bahan Baku Bahan baku yang digunakan untuk mempersiapkan porselin listrik adalah kaolin atau tanah liat, fieldstar, dan kuarsa. Mineral baku yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari tempat yang berbeda. Tanah liat, fieldstar, dan kuarsa berturut-turut diambil dari Kec. Cipatujah, Kec. Karangnunggal dan Kec. Pancatengah. 3.2 Pencampuran dan Pencetakan Sampel Setelah dibersihkan dari kotoran yang melekat, bahan baku dikeringkan dengan panas matahari. Bahan baku kering selanjutnya ditumbuk/digiling untuk menghasilkan serbuk dengan ukuran di bawah 100 m. Sampel disiapkan menurut formulasi bodi porselin pada Tabel 1. Tabel 1. Formulasi bodi porselin No Tanah liat (%) Fieldstar (%) Kuarsa (%) 1 100 0 0 2 70 20 10 3 50 30 20 4 30 40 30 Komponen dari formula Tabel 1 dicampurkan dan kemudian campuran dicetak menggunakan hydraulic press dengan ukuran diameter 10 mm dan tebal 20 mm. Sampel tercetak dikeringkan dalam oven pada temperatur 120oC selama 24 jam. 4.2 Karakterisasi Keramik Porselin Setelah sampel disiapkan pada bagian 3.1 dan 3.2, selanjutnya untuk setiap sampel, komposisi kimia bahan baku dikarakterisasi dengan XRF, struktur fase dikarakterisasi dengan XRD, morfologi permukaan dengan SEM, dan gugus fungsional dengan FTIR. 4.3 Pengukuran Resistivitas Listrik Pengukuran resistivitas listrik dilakukan dengan metode dua probe. Dalam rangka membuat saluran konduksi untuk pengukuran resistivitas listrik pada sampel, sampel ditempeli pasta 10 perak pada permukaan atas dan bawahnya. Kawat perak berbentuk spiral dipasang pada kedua permukaan sampel dan dilewatkan melalui pipa kuarsa keluar dari tanur. Sampel digantung dipusat tanur listrik. Power supply DC dan electrometer digunakan untuk pengukuran resistivitas listrik. Tegangan antara 25 dan 200 V pada interval 25 V diberikan ke sampel dari sumber pada 50, 200, 400 dan 600oC dan tegangan dan arus diukur dengan electrometer. 11 BAB 4. HASIL YANG DICAPAI 4.1 Hasil XRF untuk Kuarsa, Bentonit, Kaolin dan Zeolit Tabel 4.1 Komponen Logam Oksida dari Material natural Kuarsa, Kaolin, Zeolit dan Bentonit Komponen SiO2 TiO2 ZrO2 MgO Al2O3 Na2O Fe2O3 K2O CaO Kuarsa 85.1 0.634 0.125 0.314 0.264 13.4 - Kaolin 42.2 1.1 0.464 24.8 30.1 1.11 - Zeolit 59.3 0.699 5.02 0.158 5.02 8.47 12.3 7.81 Bentonit 38.2 1.35 1.2 3.89 54.0 0.10 0.98 Material kuarsa adalah batu jasper diambil dari Kampung Pasir Gintung, Kec. Pancatengah, Kab. Tasikmalaya. Kaolin diambil dari Desa Kadipaten, Kec. Kadipaten, Kab. Tasikmalaya. Zeolit dan bentonit diambil dari Kec. Karangnunggal, Kab. Tasikmalaya. 12 BAB 5. RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA Rencana berikutnya adalah: 1. Mencampurkan kuarsa, kaolin dan zeolit dengan bobot berbeda untuk memperoleh bahan porselin dengan karakteristik optimum 2. Mengkarakterisasi bahan campuran dengan Fourier Tranform Far Infra Red (FTIR), Scanning Electron Microscope (SEM), Porositas dan BET surface. 13 BAB 6. KESIMPULAN Hasil dari penelitian ini adalah telah diidentifikasi komposisi kimia dari material kuarsa atau batu jasper diambil dari Kampung Pasir Gintung, Kec. Pancatengah, Kab. Tasikmalaya, kaolin dari Desa Kadipaten, Kec. Kadipaten, Kab. Tasikmalaya, zeolit dan bentonit dari Kec. Karangnunggal, Kab. Tasikmalaya. Hasil ini akan digunakan untuk mempersiapkan campuran porselin. 14 DAFTAR PUSTAKA Aripin, S.Tani, S. Mitsudo,T. Saito dan T. Idehara, 2010. Fabrication Of Unglazed Ceramic Tile Using Dense Structured Sago Waste And Clay Composite, Jurnal Sains Materi Indonesia, Vol. 11, pp. 79 – 82. Aripin, H., S. Mitsudo, B. Rahmat, S. Tani, K. Sako, Y. Fujii, K. Kikuchi, T. Saito, T. Idehara, S. Sabchevski, 2014. Formation of Porous Clay Ceramic Using Sago Waste Ash as a Prospective Additive Material with Controllable Milling, Science of Sintering, Vol. 46, pp. 55-64. Halim, S.F., L. S. Nasrat, A. Awad, N. Darwish, 2014. Effect of Aging on the Mechanical and Electrical Properties of Ethylene Propylene Diene/Silicone Blends Used as Outdoor High Voltage Insulators, J. Int. Environmental Application and Science, Vol. 9, pp. 427 – 434. Han, J., dan R. Garrett, 2008. Overview of polymer nanocomposites as dielectrics and electrical insulation materials for large high voltage rotating machines, NSTI-Nanotech, Vol. 2, pp. 727–732. Hutching, L.M., Y. Xu, E. Sachez, M.Z Ibanez, M.F Quereda, 2006. Porcelain tile microstructure, implication for polishability, Journal of the Europen Ceramic Society, Vol. 26, p. 1035 – 1042. Islam, R.A., Y.C Chan, M.F Islam, 2004. Structure property relationship in high tension ceramic insulator fired at high temperature, Material Science and Engineering, Vol. B106, p. 132 – 140. Kitouni, S., Dielectric Properties of Triaxial Porcelain Prepared Using Raw Native Materials Without Any Additions, 2014. Balkan Journal of Electrical and Computer Engineering, Vol. 2, pp. 128 – 131. Kobayashi, S., Y. Matsuzaki, H. Masuya, Y. Arashitani, and R. Kimata, 2000. Development of Composite Insulators for Overhead Lines, Furukawa Review, No. 19, pp. 129 – 135. Meng, Y., G.H. Gong, Z.P. Wu, S.R. Liu, 2012. Fabrication and microstructure investigation of ultra-high-strength porcelain insulator, Journal of the European Ceramic Society, Vol. 32, pp. 3043 – 3049. Plesa, I., P. V. Notingher, S. Schlögl, C. Sumereder dan M. Muhr, 2016. Properties of Polymer Composites Used in High-Voltage Applications, Polymers, Vol. 8, pp. 173 – 178. 15 Riahi Noori, N., R. Sarraf Mamoory dan S. Mehraeen, 2007. Effect of Materials Design on Properties of Porcelain Insulators, American Ceramic Society Bulletin, Vol. 86, pp. 9201 – 9203. Sukran Demirkiran, Recep Artir, Esref Avci, Electrical resitivity of porcelain bodies with natural zeolite addition, Ceramic International, Vol. 36, pp. 917 – 921. Tanaka, T., G.C. Montanari, R. Mulhaupt, 2004. Polymer nanocomposites as dielectrics and electrical insulation-Perspectives for processing technologies, material characterization and future applications., IEEE Trans. Dielectr. Electr. Insul., Vol. 11, pp.763–784. Wang, Q., G. Chen, A. S. Alghamdi, 2010. Influence of Nanofillers on Electrical Characteristics of Epoxy Resins Insulation, International Conference on Solid Dielectrics, Potsdam, Germany, July 4-9, 2010. Yan, W., J. Zhao, B. Toan Phung, F. Faupel, K. Ostrikov, 2014. High-Voltage Insulation Organic-Inorganic Nanocomposites by Plasma Polymerization, Materials, Vol. 7, pp. 563 – 575. 16