84 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan

advertisement
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut : perlakuan perpajakan laporan keuangan fiskal yang sudah
koreksi fiskal pada laporan komersialnya Koperasi Wanita Setia Bhakti Wanita
sesuai dengan penerapan standar akuntansi keuangan yang berlaku umum dan
peraturan
perpajakan.
Perhitungan
jumlah
laba
dalam
laporan
keuangan
komersialnya berbeda dengan jumlah laba dalam laporan keuangan fiskal,
akuntansi wajib
pajak
dikerjakan berdasarkan standar keuangan, sehingga
diperlukan rekonsiliasi fiskal untuk menghitung besarnya nilai pajak terutang.
Dilakukan pengelompokan pendapatan dan biaya yang dikoreksi telah sesuai
dengan peraturan perpajakan yang berlaku umum dan mudah untuk melakukan
koreksi pada akhir tahun.
1. Pendapatan Usaha Koperasi Wanita Setia Bhakti Wanita Surabaya terdiri dari
Pendapatan Jasa, Pendapatan Provisi, Pendapatan Denda dan Pendapatan
Pertokoan yang sesuai dengan ketentuan pajak sehingga tidak perlu dilakukan
koreksi fiskal.
2. Koperasi dalam melakukan penilaian persediaan dicatat dengan metode rata –
rata. Harga Pokok Penjualan yang lebih tinggi akan mengakibatkan laba kotor
menjadi lebih kecil sehingga penghasilan kena pajak menjadi lebih kecil.
84
85
3. Selisih antara SHU sebelum pajak sesudah Beban lain – lain dalam laporan
komersil sebesar Rp. 978.367.674,- pada tahun 2010 dan Rp. 1.126.437.934,pada tahun 2011. Laporan Sisa Hasil Usaha Koperasi Wanita Setia Bhakti
Wanita terdapat koreksi fiskal positif yang mengakibatkan SHU fiskal
koperasi
lebih
besar
daripada
SHU
komersial
koperasi
yaitu
Rp.
1.298.054.525,- pada tahun 2010 dan Rp. 1.595.271.587,- pada tahun 2011.
4. SHU tidak termasuk penghasilan yang dipotong Pajak Penghasilan Pasal 23
sesuai dengan UU PPh Pasal 4 ayat 3. Pembagian SHU Koperasi Setelah
Pajak pada Tahun 2010 sebesar Rp. 226.361.754,- dan Tahun 2011 sebesar
Rp. 280.328.148,5. Koperasi Wanita Setia Bhakti Wanita memberikan sumbangan yang masuk
dalam koreksi fiskal positif, sesuai dengan pasal 9 UU PPh No. 36 Tahun
2008.
6. Metode Garis Lurus (Straight Line Method) ini digunakan Koperasi Wanita
Setia Bhakti Wanita dalam melakukan penyusutan aktiva. Sesuai dengan
perhitungan pengolahan data, untuk tahun 2010 sebesar Rp. 135.400.306,- dan
tahun 2011 Rp. 119.430.464,-. Harga perolehan aktiva tetap tahun 2010
sebesar Rp. 710.825.784,- dan tahun 2011 Rp. 657.057.534,-.
7. Koperasi selalu mengupdate Peraturan Perpajakan yang terbaru agar tidak
salah dalam cara menghitung, melaporkan dan membayarkan Pajaknya
dengan cara yang tepat. Dengan cara ini Koperasi biasanya melakukan
kewajiban Perpajakannya dengan baik.
86
5.2
Saran
Berdasarkan hasil pembahasan maka diberikan saran guna pertimbangan
atau masukan bagi manajemen koperasi yaitu sebagai berikut :
1. Dalam melakukan perhitungan, pengolahan dan pencatatan data atas laporan
keuangan sebaiknya berdasarkan standar akuntansi dan peraturan perpajakan
yang berlaku.
2. Untuk pembelian aktiva baru sebaiknya menggunakan Metode Saldo Menurun
(Double Decline Method) karena pembebanan biaya penyusutan lebih besar
sehingga dapat menurunkan laba kena pajak.
3. Dalam menerapkan perencanaan pajak, koperasi hendaknya menggunakan
strategi perencanaan pajak.
Download