BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : perlakuan perpajakan laporan keuangan fiskal yang sudah koreksi fiskal pada laporan komersialnya Koperasi Wanita Setia Bhakti Wanita sesuai dengan penerapan standar akuntansi keuangan yang berlaku umum dan peraturan perpajakan. Perhitungan jumlah laba dalam laporan keuangan komersialnya berbeda dengan jumlah laba dalam laporan keuangan fiskal, akuntansi wajib pajak dikerjakan berdasarkan standar keuangan, sehingga diperlukan rekonsiliasi fiskal untuk menghitung besarnya nilai pajak terutang. Dilakukan pengelompokan pendapatan dan biaya yang dikoreksi telah sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku umum dan mudah untuk melakukan koreksi pada akhir tahun. 1. Pendapatan Usaha Koperasi Wanita Setia Bhakti Wanita Surabaya terdiri dari Pendapatan Jasa, Pendapatan Provisi, Pendapatan Denda dan Pendapatan Pertokoan yang sesuai dengan ketentuan pajak sehingga tidak perlu dilakukan koreksi fiskal. 2. Koperasi dalam melakukan penilaian persediaan dicatat dengan metode rata – rata. Harga Pokok Penjualan yang lebih tinggi akan mengakibatkan laba kotor menjadi lebih kecil sehingga penghasilan kena pajak menjadi lebih kecil. 84 85 3. Selisih antara SHU sebelum pajak sesudah Beban lain – lain dalam laporan komersil sebesar Rp. 978.367.674,- pada tahun 2010 dan Rp. 1.126.437.934,pada tahun 2011. Laporan Sisa Hasil Usaha Koperasi Wanita Setia Bhakti Wanita terdapat koreksi fiskal positif yang mengakibatkan SHU fiskal koperasi lebih besar daripada SHU komersial koperasi yaitu Rp. 1.298.054.525,- pada tahun 2010 dan Rp. 1.595.271.587,- pada tahun 2011. 4. SHU tidak termasuk penghasilan yang dipotong Pajak Penghasilan Pasal 23 sesuai dengan UU PPh Pasal 4 ayat 3. Pembagian SHU Koperasi Setelah Pajak pada Tahun 2010 sebesar Rp. 226.361.754,- dan Tahun 2011 sebesar Rp. 280.328.148,5. Koperasi Wanita Setia Bhakti Wanita memberikan sumbangan yang masuk dalam koreksi fiskal positif, sesuai dengan pasal 9 UU PPh No. 36 Tahun 2008. 6. Metode Garis Lurus (Straight Line Method) ini digunakan Koperasi Wanita Setia Bhakti Wanita dalam melakukan penyusutan aktiva. Sesuai dengan perhitungan pengolahan data, untuk tahun 2010 sebesar Rp. 135.400.306,- dan tahun 2011 Rp. 119.430.464,-. Harga perolehan aktiva tetap tahun 2010 sebesar Rp. 710.825.784,- dan tahun 2011 Rp. 657.057.534,-. 7. Koperasi selalu mengupdate Peraturan Perpajakan yang terbaru agar tidak salah dalam cara menghitung, melaporkan dan membayarkan Pajaknya dengan cara yang tepat. Dengan cara ini Koperasi biasanya melakukan kewajiban Perpajakannya dengan baik. 86 5.2 Saran Berdasarkan hasil pembahasan maka diberikan saran guna pertimbangan atau masukan bagi manajemen koperasi yaitu sebagai berikut : 1. Dalam melakukan perhitungan, pengolahan dan pencatatan data atas laporan keuangan sebaiknya berdasarkan standar akuntansi dan peraturan perpajakan yang berlaku. 2. Untuk pembelian aktiva baru sebaiknya menggunakan Metode Saldo Menurun (Double Decline Method) karena pembebanan biaya penyusutan lebih besar sehingga dapat menurunkan laba kena pajak. 3. Dalam menerapkan perencanaan pajak, koperasi hendaknya menggunakan strategi perencanaan pajak.