Analisis Perbandingan Usahatani Rumput Laut antara Sistem

advertisement
Analisis Perbandingan Usahatani Rumput Laut antara Sistem Integrasi
Ikan Bandeng dan Tanpa Ikan Bandeng di Kelurahan Balandai
Kecamatan Bara Kota palopo
Dharma Fidyansari dan Wildanah Rafli
Universitas Cokroaminoto Palopo
ABSTRAK
Abstrak: Ikan bandeng dan rumput laut secara biologis memiliki sifat-sifat yang dapat bersinergi
sehingga budidaya polikultur semacam ini dapat dikembangkan karena merupakan salah satu
bentuk budidaya polikultur yang ramah terhadap lingkungan. Polikultur ikan bandeng dan rumput
laut juga sangat berpengaruh dalam produktivitas rumput laut itu sendiri. Sehingga perlu dikaji
tentang teknik polikultur ikan bandeng dan rumput laut sehingga dapat meningkatkan pengetahuan
petani dalam meningkatkan produksi rumput laut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
perbandingan pendapatan yang diperoleh antara petani rumput laut dengan integrasi ikan bandeng
dengan tidak menggunakan ikan bandeng di Kelurahan Balandai Kecamatan Bara Kota Palopo.
Penentuan sampel pada penelitian ini dengan mengambil sebanyak 10 sampel petani, dimana
masing – masing 5 responden petani rumput laut dengan integrasi ikan bandeng dan tanpa ikan
bandeng. Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan yaitu pada bulan November tahun 2014
sampai pada bulan Januari tahun 2015. Penelitian ini menggunakan metode pengamatan dan
penilaian hasil produksi dengan menggunakan metode secara kuantitatif dan kualitatif yaitu
dengan mengumpulkan variabel yang dianalisis dalam penelitian yang diperoleh langsung dari
responden. Penelitian ini disajikan dalam bentuk deskriptif untuk mengetahui perbandingan
rumput laut yang mengunakan integrasi ikan bandeng dan tanpa ikan bandeng. Hasil penelitian
menunjukan tingkat pendapatan petani rumput laut dengan integrasi ikan bandeng sebanyak
Rp6.400.000.00 dengan jumlah produksi 800 kg dalam sekali pemanenan dan tanpa integrasi ikan
bandeng sebanyak Rp4.547.166.00 dengan jumlah produksi 586 kg dalam sekali pemanenan.
Dimana usahatani yang menggunakan sistem integrasi ikan bandeng, jumlah produksi dan
pendapatan lebih tinggi dibandingkan dengan usahatani rumput laut tanpa sistem integrasi ikan
bandeng.
Kata kunci: perbandingan, produktivitas, ikan bandeng, rumput laut.
budidaya di tambak untuk ikan
PENDAHULUAN
Wilayah
pesisir
merupakan
bandeng dan atau udang (Hariati et
al., 1995).
kawasan
yang
mempunyai
karakteristik
tertentu
dan
subur,
Kota palopo memiliki potensi
sehingga memiliki daya tarik yang
sumberdaya
besar sebagai tujuan wisata dan
yang terdiri dari tambak seluas
pengembangan kegiatan perikanan
1.566,5 ha. Khusus untuk hasil
serta tujuan lain yang menghasilkan
budidaya rumput laut gracillaria
banyak
keuntungan
finansial.
sampai saat ini menjadi primadona
Kegiatan
perikanan
wilayah
karena rumput laut gracilaria sp
perikanan
merupakan jenis rumput laut yang
pesisir
adalah
usaha
di
perikanan
budidaya
dapat
dibudidayakan
muara
Ikan bandeng dan rumput laut
sungai, maupun di tambak, meskipun
secara biologis memiliki sifat-sifat
habitat awalnya berasal dari laut, hal
yang
ini
budidaya polikultur semacam ini
di
di
karenakan tingkat
dapat
bersinergi
toleransi hidup yang ini sampai pada
dapat
batas salinitas 15 per mil Bahkan 10
merupakan
per mil, dan memiliki kualitas yang
budidaya
terbaik di Asia.
terhadap lingkungan. Polikultur ikan
Pembudidayaan
merupakan
kegiatan
ikan
memelihara,
dikembangkan
sehingga
salah
satu
polikultur
karena
bentuk
yang ramah
bandeng dan rumput laut juga sangat
berpengaruh
dalam
produktivitas
membesarkan dan memanen hasilnya
rumput laut itu sendiri. Sehingga
dalam lingkungan yang terkontrol.
perlu
Pembudidayaan ikan dapat dilakukan
polikultur ikan bandeng dan rumput
secara
laut sehingga dapat meningkatkan
polikultur
yaitu,
dikaji
tentang
pembudidayaan ikan lebih dari satu
pengetahuan
jenis
meningkatkan produksi rumput laut.
secara
terpadu.
Budidaya
petani
tekhnik
dalam
polikultur terpadu dan sinergis saat
ini banyak diteliti dan dikaji karena
TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan penelitian ini
dapat meningkatkan kulitas air.
Diintegrasikannya rumput laut
(Gracilaria sp) ke dalam kegiatan
polikultur ikan bandeng (Chanoschanos Forskal) secara terpadu. Pada
umumnya
pembudidayaan
secara
tradisional
selalu mengedepankan
luas lahan, pasang surut, intercrop
dan
tanpa
pemberian
makanan
tambahan sehingga makanan bagi
komoditas yang dibudidayakan harus
tersedia secara alami dalam jumlah
yang cukup (Hariati et al., 1995).
yaitu:
1. Untuk mengetahui produktivitas
rumput laut tanpa integrasi ikan
bandeng di Kelurahan Balandai
Kota Palopo?
2. Untuk mengetahui produktivitas
rumput
intergrasi
laut
ikan
dengan
sistem
bandeng
di
Kelurahan Balandai Kota Palopo?
3. Untuk mengetahui perbandingan
produktivitas rumput laut dengan
sistem integrasi ikan bandeng dan
tanpa ikan bandeng di Kelurahan
Balandai Kota Palopo?
4. Bagian – bagian rumput laut
secara umum adalah holdfast dan
TINJAUAN PUSTAKA
thallus.
Profil Rumput Laut
5. Rumput laut berkembang secara
Rumput Laut atau bisa disebut
vegetative dan generatif.
dengan seaweed merupakan tanaman
makro alga yang hidup di laut yang
Klasifikasi
tidak memiliki akar, batang dan daun
Gracilaria.sp
sejati. Pada umumnya rumput laut
rumput
laut
Klasifikasi rumput laut
hidup di dasar perairan. Rumput laut
Gracilaria.sp adalah sebagai berikut:
disebut tanaman karena memiliki
Domain : Eukaryota
Filum
: Rhodophyta
Kelas
: Florideophyceae
Ordo
: Gracilariales
Famili
: Gracilariaceae
Genus
: Gracilaria
Species : Gracilaria Sp.
(Cavalier Smith,1998)
klorofil (zat hijau daun), sehinggah
bisa berfotosintesis. Rumput laut
juga sering disebut sebagai alga atau
ganggang
pada
daerah-daerah
tertentu di Indonesia (Tim Selasar
Ilmu, 2010).
Jadi
Morfologi rumput laut
secara
umum
dapat
Gracilaria.sp
dikatakan bahwa (Tim Selasar Ilmu,
Ciri umum dari Gracilaria sp.
2010)
adalah mempunyai bentuk thallus
1. Rumput laut merupakan makro
silindris
atau
gepeng
dengan
alga yang hidup di dasar perairan
percabangan
termasuk
dalam
golongan
sederhana sampai pada yang rumit
tanaman
tingkat
rendah
dan rimbun, di atas percabangan
(thallopyta).
2. Rumput laut tidak memiliki akar,
mulai
dari
yang
umumnya bentuk thalli (kerangka
tubuh
tanaman)
agak
mengecil,
batang dan daun yang sejati,
permukaannya halus atau berbintil-
fungsi dari ketiga organ tersebut
bintil,
digantikan oleh thallus.
antara 0,5–2 mm. Panjang dapat
diameter
thallus
berkisar
3. Rumput laut mendapatkan atau
mencapai 30 cm atau lebih dan
menyerap nutrisi dari thallusnya.
Glacilaria tumbuh di rataan terumbu
Nutrisi di peroleh dari aliran air
karang dengan air jernih dan arus
laut yang menerpa rumput laut.
cukup dengan salinitas ideal berkisar
3. Chlorophyceae (ganggang hijau)
20-28 ppm.
4. Cyanophyceae
Seperti pada alga kelas lainnya,
(ganggang biru)
(Anggadiredja et al. 2010).
morfologi rumput laut gracilaria
Untuk jenis alga laut dari marga
tidak memiliki perbedaan antara
Gracilaria yang terdapat di perairan
akar, batang dan daun. Tanaman ini
laut Indonesia adalah Gracilaria
berbentuk
cacalia (J.Ag) Dawson, Gracilaria
batang
yang
disebut
dengan thallus (jamak, thalli) dengan
crassa
berbagai
purpurascens
Secara
bentuk
alami
percabangannya.
gracilaria
Hary,
Gracilaria
(Hary)
J.Ag,
hidup
Gracilaria
arcuata
Zahard,
dengan melekatkan (sifat benthic)
Gracilaria
blodgettii
(Hary),
thallusnya
Gracilaria foliifera (Forssk) B.rg.
pada
substrat
yang
berbentuk pasir, lumpur, karang,
kulit kerang, karang mati, batu
maupun
kayu,
pada
kedalaman
METODE PENELITIAN
Metode Penentuan Sampel
Teknik metode pengambilan
sampai sekitar 10 sampai 15 meter di
bawah
permukaan
mengandung
garam
air
yang
laut
pada
konsentrasi sekitar 12-30o/o. Sifatsifat oseanografi, seperti sifat kimiafisika air dan substrat, macamnya
substrat
serta
dinamika
atau
pergerakan air, merupakan faktorfaktor
yang
sangat
menentukan
pertumbuhan Glacilaria sp.
sampel pada penelitian ini adalah
dengan
menggunakan
purpose
sampling
yaitu
metode
teknik
pengambilan sampel secara sengaja.
Dalam penelitian ini, sampel yang
digunakan sebanyak 10 orang, 5
orang
yang
budidaya
melakukan
rumput
laut
teknik
dengan
menggunakan sistem integrasi ikan
bandeng, dan 5 sampel lainnya tidak
Jenis-jenis Rumput Laut
Pengelompokkan Rumput Laut
menggunakan sistem integrasi ikan
bandeng.
Berdasarkan kandungan pigmennya,
rumput laut dikelompokan ke dalam
Sumber dan Jenis Data
Dalam penelitian ini, data yang
empat kelas, yaitu:
1. Rhodophyceae (ganggang merah)
diperoleh berasal dari dua sumber,
2. Phaeophyceae (ganggang coklat)
yaitu:
(1) Data Primer, data yang
diperoleh
secara
lapangan
yang
langsung
bersumber
di
HASIL PENELITIAN
dari
Letak Geografis dan Luas Wilayah
informan, dengan memakai teknik
Kelurahan Balandai termasuk
pengumpulan data berupa in-depth
dalam wilayah Kecamatan Bara,
interview (wawancara mendalam),
yang memiliki luas wilayah
serta
observasi
km², jarak dari pusat kota ke
(pengamatan langsung); (2) Data
kabupaten adalah tujuh km, jarak
sekunder, data yang diperoleh atau
dari
dikumpulkan
yang
kecamatan adalah satu km dan jarak
melakukan penelitian dari sumber-
ke pusat kota Provinsi 360 km. Yang
sumber yang telah ada. Data ini
memiliki batas-batas wilayah sebagai
biasanya diperoleh dari perpustakaan
berikut:
atau dari laporan-laporan peneliti
a. Sebelah Utara
melakukan
oleh
orang
terdahulu. Data sekunder disebut
juga data tersedia/ pendukung.
pusat
kota
ke
wilayah
: Kel.
Temmalebba
b. Sebelah Timur
: Teluk Bone
c. Sebelah Selatan
Teknik Analisis Data
Pengamatan
5,60
: Kel.
Salubulo
dan
penilaian
d. Sebelah Barat
: Kel. Lebang
hasil produksi dilakukan dengan
menggunakan
metode
secara
Topografi Wilayah
kuantitatif dan kualitatif yaitu dengan
mengumpulkan
topografi
di
yang
Kelurahan Balandai yang memiliki
dianalisis dalam penelitian yang
ketinggian 5–15 m dpl dengan
diperoleh langsung dari responden.
kelembapan 7–80℃. Jumlah bulan
Hasil dalam penelitian ini disajikan
basah per tahunnya selama 8 bulan,
dalam
untuk
mempunyai curah hujan 23–72 mm,
rumput
dan memiliki suhu rata-rata harian
bentuk
mengetahui
variabel
Keadaan
deskriptif
perbandingan
laut yang mengunakan integrasi ikan
27- 32℃.
bandeng dan tanpa ikan bandeng,
yang kemudian data diolah dengan
menggunakan
program
Keadaan Penduduk
Penduduk
komputer
dengan aplikasi Microsoft Excel.
yang
mendiami
merupakan
suatu
orang
wilayah.
Keberadaan penduduk pada suatu
wilayah atau suatu daerah akan
dari segi luas maupun komoditi yang
mempengaruhi besarnya nilai usaha
diusahakan.
Jumlah Penduduk
Tabel 1. Jumlah penduduk di Kelurahan Balandai Kecamatan Bara Kota Palopo
No
Nama Kelurahan
1.
Balandai
Jumlah Penduduk
( jiwa )
5057
Jumlah Kepala Keluarga
(KK)
1182
Sumber: Kantor Kelurahan Balandai Tahun (2012)
Dari
tabel
2,
di
atas
sebanyak 5057 jiwa dengan jumlah
menunjukan bahwa jumlah penduduk
kepala keluarga 1182 KK. yang
yang tinggal di Kelurahan Balandai
terdiri dari 5 RW dan 17 RT.
Tabel 3. Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin di Kelurahan Balandai
Kecamtan Bara Kota Palopo
No
Nama Kelurahan
1.
Balandai
Sumber: Kantor Kelurahan Balandai (2012)
Berdasarkan
3,
Pendidikan merupakan proses
jumlah
pengubahan sikap dan tata tingkah
penduduk secara keseluruhan yang
laku seseorang atau kelompok orang
bermukim atau tinggal menetap di
dalam usaha mendewasakan manusia
Kelurahan Balandai sebanyak 5057
melalui
jiwa
pelatihan. Pendidikan disini ada dua
memperlihatkan
yang
tabel
Jumlah Penduduk ( jiwa )
Laki-Laki
Perempuan
2417
2640
keadaan
terdiri
dari
laki-laki
upaya
pengajaran
sebanyak 2417 jiwa atau sebesar
jenis
48%,
perempuan
peroleh di dalam sekolah atau biasa
sebanyak 2640 jiwa atau sebesar
disebut formal, dan pendidikan di
52%. Ini menunjukkan bahwa jumlah
luar sekolah atau biasa disebut
penduduk yang ada di Kelurahan
pendidikan non formal.
sedangkan
Balandai lebih banyak perempuan
yaitu pendidikan
dan
Dalam
yang di
perkembangan
suatu
dari pada laki-laki dengan selisih 223
masyarakat sangat ditentukan oleh
jiwa dengan jumlah penduduk yang
tingkat
ada.
tersebut. Oleh sebab itu pendidikan
pendidikan
masyarakat
dapat dijadikan sebagai alat dan
Jumlah
Penduduk
Tingkat Pendidikan
Menurut
sarana
untuk
mengikuti
suatu
perkembangan baik berupa teknologi
bertindak
dalam
pergaualan
maupun informasi yang berkembang
lingkungan masyarakat.
di
di tengah-tengah masyarakat modern
Untuk melihat gambaran tingkat
khususnya menyangkut pola pikir,
pendidikan masyarakat yang ada di
adaptasi
kelurahan Balandai Kecamatan Bara
lingkungan,
serta
cara
dapat dilihat tabel 4 di bawah ini.
Tabel 2. Jumlah penduduk menurut tingkat pendidikan di Kelurahan Balandai
Kota Palopo.
Laki –
Laki
Tingkat
Pendidikan
Belum Sekolah
Tidak Pernah Sekolah
Sedang TK
Tamat SD
Tamat SMP
Tamat SMA
Diploma
Sarjana
Perempuan
241
5
53
419
607
718
94
280
Jumlah
2417
Sumber: Kantor Kelurahan Balandai (2012)
Dari data tabel 4 di atas,
menunjukkan
bahwa
jumlah
Jumlah
(jiwa)
Persentase
(%)
155
11
69
428
499
1056
172
250
396
16
122
847
1106
1774
266
530
7,83 %
0,33 %
2,41 %
16,74 %
21,87 %
35,08 %
5,26 %
10,48 %
2640
5057
100%
berpendidikan rendah yaitu sebanyak
847 jiwa atau sebesar 16,74% yang
penduduk yang berpendidikan dan
hanya
telah mengenyam atau menginjakkan
pendidikannya ditingkat dasar atau
kaki
SD,
di
bangku
sekolahan
di
dapat
dan
juga
menyelesaikan
masih
dijumpai
Kelurahan Balandai sebanyak 4523
beberapa masyarakat yang tidak
jiwa atau sebesar 89,44% dari total
pernah sekolah sebanyak 16 jiwa
jumlah penduduk yang bermukim di
atau sebesar 0.33%. Dari jumlah
Kelurahan Rampoang sebanyak 5057
penduduk tersebut selebihnya dapat
jiwa. Dari jumlah penduduk yang
menyelesaikan pendidikan ditingkat
mampu
studinya
SMP sebanyak 1106 jiwa atau
sampai kejenjang sarjana adalah
sebesar 21,87%, sedangkan ditingkat
sebanyak
SMA sebanyak 1774 jiwa atau
menyelesaikan
530 jiwa atau sebesar
10,48%.
sebesar 35.08%.
Jumlah
memiliki
penduduk
pendidikan
atau
yang
yang
Jumlah Penduduk Berdasarkan
Tingkat Umur
Komposisi penduduk menurut
beban
tanggungan
dan
jumlah
umur bagi suatu masnyarakat sangat
penduduk usia produksi serta jumlah
penting
penduduk usia sekolah.
baik
dalam
kerangka
biologis, ekonomi, maupun sosial,
Untuk
melihat
gambaran
yang erat kaitanaya dengan angka-
tingkat umur di Kelurahan Balandai,
angka kematian, kelahiran, rasio
maka dapat dilihat pada tabel 5.
Tabel 3.
Jumlah penduduk berdasarkan tingkat umur di Kelurahan Balandai
Kecamatan Bara Kota Palopo
Usia
Jumlah
(jiwa)
0 -12 bulan
72
1-5 tahun
469
6 -10 tahun
420
11-15 tahun
518
16-20 tahun
1097
21-25 tahun
631
26-30 tahun
373
31-35 tahun
315
36-40 tahun
310
41-45 tahun
277
46 -50 tahun
182
51 ke atas
397
Jumlah
5057
Sumber: Kantor Kelurahan Balandai (2012)
Persentase
(%)
1.42
9.27
8.30
10.24
21.69
12.47
7.37
6.22
6.13
5.47
3.19
7.85
100%
Dari tabel 5, terlihat keadaan
jumlah Penduduk secara keseluruhan
yang
bermukim
di
Kelurahan
Balandai sebanyak 5057 jiwa, yang
tergolong 16-20 tahun sebanyak
1097 jiwa atau 21,69% memiliki
jumlah
yang
besar
dan
yang
memiliki jumlah paling kecil 0-12
bulan sebanyak 72 jiwa atau 1,42%
dari keseluruhan jumlah penduduk
yang ada di Kelurahan Balandai.
Keadaan Wilayah
Salah satu faktor utama yang
dibutuhkan dalam proses produksi
adalah lahan, yang merupakan media
penting untuk proses pembudidayaan
tanaman
pertanian
maupun
perikanan. Adapun penggunaan atau
pemanfaatan
Balandai
wilayah
Kelurahan
Kecamatan Bara
Kota
Palopo.
Tabel 4. Luas wilayah menurut penggunaanya di Kelurahan Balandai Kota
Palopo
No
1.
Jenis penggunaanya
Perkebunan
Luas
(ha)
46,20
Persentase
(%)
82,5%
2.
3.
4.
Kuburan
Perkarangan
Perkantoran
Jumlah
Sumber: Kantor Kelurahan Balandai (2012)
Data
menunjukan
pada
tabel
6,
bahwa
penggunaan
2,45
7.27
0.08
4.38%
12.98%
0.14%
56.0 ha
100%
berkembang
karena
tersedianya
sarana yang digunakan.
lahan terluas dialokasikan untuk
perkebunan seluas 46,20 ha atau
82.5% dari total luas lahan yang ada,
PEMBAHASAN
Identitas Responden
Mengenai identitas responden
kemudian perkarangan menempati
urutan
berikutnya
dengan
luas
7.27ha atau 12.98%, sealnjutnya
untuk kuburan seluas 2.45 ha atau
4.38%, dan untuk perkantoran seluas
0.08 ha atau 0.14% yang ada di
Kelurahan Balandai.
yang akan di bahas lebih lanjut
adalah menyangkut umur responden,
pengalaman
pendididkan
Umur merupakan salah satu
dan
prasarana
ada dalam suatu wilayah. Dalam
pengembangan
ekonomi
dan
/daerah
kegiatan
demi
pembangunan
kelancaran
disuatu
sangat
wilayah
ditentukan
oleh
tersedianya sarana dan prasarana
terutama yang erat kaitannya dengan
perekonomian, pendidikan dan sosial
budaya,
serta
kemajuan
suatu
semakin
lengkap
pendukung
memungkinkan
tanggungan
Umur Responden
merupakan suatu unsur mutlak yang
upaya
jumlah
tingkat
keluarga, dan luas lahan usaha tani.
Sarana dan Prasarana
Sarana
berusahatani,
mencerminkan
daerah
dimana
infrastruktur
maka
sautu
semakin
daerah
faktor
yang
memepengaruhi
keterampilan petani dalam mengelola
usahataninya. Petani yang berumur
tua akan mempunyai lebih banyak
pengalaman
dalam
berusahatani
akan tetapi dilain pihak jika ia secara
langsung
masih
mengelolah
usahataninya maka akan dipengaruhi
oleh tenaga/kemampuan fisik yang
terbatas
sedangkan
petani
yang
mudah akan lebih mudah menerima
inovasi baru walaupun belum di
tunjang oleh pengalaman usahatani
yang memadai.
Umur
petani
responden
bervariasi dari umur 30 tahun sampai
50
tahun,
untuk
lebih
jelasnya
dapat
dilihat
pada
Tabel
8.
mengenai umur petani responden
Tabel 5. Umur petani responden di Kelurahan Balandai Kecamatan Bara Kota
Palopo 2015
No
Kelompok Umur
Jumlah Petani
(tahun)
( Orang)
1.
30-40
4
2.
41-50
4
3.
50 ke atas
2
Jumlah
10
Sumber: Kantor Kelurahan Balandai (2014)
Pada tabel 8 memperlihatkan
bahwa
pada
responden
umumnya
berada
pada
Persentase
(%)
40%
40%
20%
100%
petani. Pendidikan yang relative
petani
tinggi dan umur muda menyebabkan
usia
petani
lebih
cepat
berkembang
produktif. Dengan demikian dapat di
dibandingkan yang berpendidikan
katakan bahwa petani responden
rendah,
dapat
diperoleh dari 2 sumber yaitu formal
bekerja
usahataninya
tentunya
secara
di
mengelolah
atau
mengelolah
efektif
dan
harapkan
dapat
usahataninya
secara
pendidikan
petani
dapat
dan non formal.
Untuk
melihat
jenjang
pendidikan yang pernah di peroleh
produktif.
petani responden dapat di lihat pada
Tabel
9.
Pendidikan Responden
Pendidikan
pada
umumnya
akan mempengaruhi cara berfikir
Tabel 6.
No
1.
2.
3.
Pendidikan petani responden di Kelurahan Balandai Kecamatan Bara
Kota Palopo 2015
Tingkat Pendidikan
SD
SMP
SMA
Jumlah Petani
3
3
4
Jumlah
10
Sumber: Kantor Kelurahan Balandai (2014)
Persentase (%)
20%
30%
30%
100%
Pada tabel 9 terlihat bahwa
pendidikan SMA dengan jumlah 4
tingkat pendidikan formal petani
orang atau 40%. Ini menunjukan
responden didominasi oleh tingkat
bahwa petani memiliki pola yang
baik
karena
segi
pendidikan
banyak sehingga petani akan selalu
menunjukan bahwa mereka telah
berusaha
untuk
meningkatkan
menempuh pendidikan selama 12
usahataninya. Selain
Tahun di bangku sekolah.
tanggungan
itu, jumlah
keluarga
adalah
merupakan sumber tenaga kerja yang
Jumlah Tanggungan Keluarga
Jumlah tanggungan keluarga
senantiasa siap setiap waktu untuk
ikut dialokasikan.
petani dapat dijadikan motivasi untuk
bekerja lebih baik, oleh karena
jumlah yang harus dinafkahi cukup
Tabel 7.
Jumlah tanggungan keluarga
dari
responden
di
Kelurahan
Balandai dapat dilihat pada Tabel 10.
Jumlah tanggungan keluarga petani responden di Kelurahan Balandai
Kecamatan Bara Kota Palopo 2015.
No
Jumlah Tanggungan
(orang)
Jumlah Petani
Persentase
(%)
2
8
10
20%
80%
100%
1.
2.
1-2
3-5
Jumlah
Sumber: Data Hasil Penelitian (2014)
Pada tabel 10 terlihat bahwa jumlah
mengambil
tanggungan
kebijaksanaan mengenai usahatani
keluarga
terbanyak
keputusan
dimiliki petani adalah 3-5 orang
yang
sebanyak
mempertimbangkan resiko produksi
responden 8 orang atau
dikelolahnya
dan
mungkin
terjadi
selalu
80%, dan yang terendah berada pada
yang
yang
jumlah tanggungan keluarga 1-2
senantiasa didasarkan pada asumsi
orang sebanyak 2 orang responden
bahwa sesuatu yang baru akan
atau sebesar 20%.
memberikan suatu dampak baik yang
positif maupun yang negatif. Dimana
Pengalaman Berusahatani
setiap petani mempunyai perbedaan
Secara umum kegiatan dan
manajemen pengelolaan usahatani
banyak dipengaruhi oleh pengalaman
berusahatani.
Petani
dalam
kemampuan dalam menerima resiko
tersebut, di mana perbedaan tersebut
dapat dipengaruhi oleh pengalaman
berusahatani.
Tabel 8.
Pengalaman berusaha tani petani responden di Kelurahan Balandai
Kecamatan Bara Kota Palopo 2015
No
Pengalaman usahatani
(tahun)
1.
2.
Jumlah petani
( orang)
30-35
36-40
Jumlah
Persentase
(%)
8
2
10
80%
20%
100%
Sumber: Data Hasil Penelitian (2014)
Berdasarkan tabel 11, terlihat
bahwa responden yang memiliki
pengalaman
berusahatani
semangat berusaha yang lebih tinggi
dalam usahataninya.
yang
terbesar berapa pada interval 30
Luas Lahan Petani Responden
Status petani responden lahan
selama 30-35 tahun atau sebanyak 8
orang. Sedangkan yang terendah
berada pada interval pengalaman
berusahatani 36-40 tahun yang hanya
Hal ini menandakan bahwa
petani di kelurahan balandai dalam
rumput
laut
telah
digeluti dalam jangka waktu yang
cukup
lama.
Dengan
demikian,
kegagalan-kegagalan yang pernah
dialami
selama
usahataninya
melaksanakan
akan
antara lain sebagai petani pemilik
adalah
dijadikan
mengendalikan usahataninya. Begitu
pula dengan keberhasilan yang telah
tentu
akan
petani
yang
secara langsung mengusahakan dan
menggarapnya. Semua faktor-faktor
produksi
memberikan
baik
berupa
tanah,
peralatan, dan sarana produksi yang
digunakan adalah milik petani sendiri
. luas lahan yang dikelolah petani
responden
umumnya
mengelola
lahan usahataninya rata-rata 1 ha.
Untuk
pengalaman yang berharga didalam
dicapai
golongan
memiliki lahan dan dia pulalah yang
dijumpai 2 0rang atau 20%.
berusahatani
yang digarapnya dapat dibedakan
besarnya
melihat
gambaran
luasan lahan usahatani
petani responden dapat dilihat pada
Tabel 12.
Tabel 9. Luas Kepemilikan Lahan Usahatani Petani Responden di Kelurahan
Balandai Kecamatan Bara Kota Palopo 2015.
No
1.
2.
Luas Lahan
(ha)
0,5-1.0
1,1-1.5
Jumlah
Sumber: Data Hasil Penelitian (2014)
Jumlah Petani
(Orang)
6
4
Persentase
(%)
60%
40%
10
100 %
Data
pada
tabel
12
sedangkan
rumput
laut
sebagai
menunjukan bahwa petani responden
penghasil atau penyuplai
pada luas lahan 0,5-1.0 ha lebih besar
tempat berlindung ikan bandeng,
berjumlah
menyerap degradasi bahan organik
6
orang
atau
60%,
oksigen,
sedangkan luas lahan 1,1-1,5 ha lebih
air
rendah, yaitu berjumlah 4 orang atau
pertumbuhan
40%. Dengan demikian hal ini
begitupun sebaliknya kotoran ikan
menggambarkan bahwa lahan yang
bandeng merupakan sumber hara
dimiliki petani
yang dimanfaatkan oleh rumput laut
petani
cukup luas, maka
mampu
menghasilkan
yang akan di perlukan untuk
ikan
bandeng
untuk pertumbuhan.
produksi yang besar pula.
Sehingga
secara
umum,
kehadiran rumput laut dalam tambak
Produksi Rumput Laut dengan
Sistem Integrasi Ikan Bandeng
berdampak positif dan
dengan
Produksi rumput laut dengan
sistem integrasi ikan bandeng sangat
menguntungkan
bandeng
dibandingkan
dengan rumput laut tanpa ikan
bandeng. Dimana ikan bandeng dan
rumput laut merupakan salah satu
budidaya
menggunakan
sistem
polikultur
dapat
meningkatkan efisiensi penggunaan
lahan
tambak
dan
pendapatan
pembudidaya
secara
berkesinambungan serta berpengaruh
dalam produktivitas rumput laut.
komoditas yang bernilai ekonomis
tinggi,
karena sangat bearti dalam
pemenuhan gizi pangan masnyarakat
serta
dapat
hidup.
meningkatkan
Rumput
Produksi Rumput Laut Tanpa
Integrasi Ikan Bandeng
taraf
Produksi rumput laut tanpa
laut
banyak
dibudidayakan
dengan
sistem
dihasilkan berbeda dengan
polikultur
bandeng
karena
menggunakan integrasi ikan bandeng
ini
saling
hal ini disebabkan karena
saling
bandeng
ikan
komoditas
berkesinambungan
menguntungkan
atau
dimana
ikan
integrasi
ikan
bandeng
berperan
yang
yang
ikan
sebagai
pengendali plankton yang berlebihan
bandeng berperan sebagai pengendali
dalam
perairan
itu
terhadap terhadap kelebihan plankton
Sehingga pertumbuhan rumput laut
dalam tambak (Pemakan Plakton),
menjadi
terhambat
tidak
dan
hal
ada.
ini
mempengaruhi
hasil
produksi
rumput laut juga menjadi rendah.
Ikan bandeng merupakan jenis
ikan yang sangat cocok di padukan
(polikultur) dalam satu lahan dengan
tumbuhan rumput laut karena sistem
polikultur
tersebut,
saling
berkesinambungan
atau
menguntungkan.
Bandeng dan Tanpa Sistem Ikan
Bandeng.
Produksi rumput laut tanpa dan
adanya
ikan
perbedaan
bandeng
jumlah
pendapatan.
memiliki
produksi
Untuk
dan
melihat
perbandingan tingkat produktivitas
rumput laut dengan sistem integrasi
ikan
bandeng
dan
tanpa
ikan
bandeng dapat dilihat pada tabel 13.
Perbandingan Produksi Rumput
Laut dengan Sistem Integrasi Ikan
Tabel 10. Perbandingan tingkat produktivitas rumput laut dengan integrasi ikan
bandeng dan tanpa ikan bandeng 2015
No
Sistem Integrasi
Rumput Laut
1.
Integrasi Ikan Bandeng
2.
Tanpa Integrasi Ikan Bandeng
Jumlah
Sumber: Data Hasil Penellitian (2015)
Berdasarkan
tabel
Jumlah Produksi
(Kg)
800 Kg
568 kg
Jumlah Pendapatan
(Rp)
Rp 6.400.000.00
Rp 4.547.166.00
Rp 1.407.470.00
13,
dalam sebulan dan jenis pupuk yang
menunjukan bahwa jumlah produksi
digunakan yaitu urea, serta dosis
rumput laut dengan integrasi ikan
yang sama 1 sak atau 25 kg pupuk
bandeng yang diperoleh lebih besar
urea.
yaitu 800 kg dengan pendapatan
(keong)
sebesar Rp6.400.000.00 dalam sekali
insektisida yang sama, yaitu drosban
pemanenan, dibandingkan dengan
dengan dosis dalam pemakaian 1
produksi rumput laut tanpa integrasi
botol dalam sebulan.
ikan bandeng yang diperoleh sebesar
568
kg
dengan
pendapatan
Dalam
penanganan
menggunakan
hama
jenis
Hal ini menunjukan bahwa ikan
bandeng dalam budidaya polikultur
Rp4.547.166.00 dalam sekali panen
tersebut sangat
dan keuntungan yang berbeda pula.
terhadap produktivitas rumput laut
Dimana sistem budidayanya yang
itu
sama mulai dari pengolahan lahan,
budidayanya sama antara yang tidak
pemeliharaan,
pupuk
menggunakan integrasi ikan bandeng
dengan dosis yang sama yaitu 2 kali
dan yang menggunakan integrasi
pemberian
sendiri
berpengaruh besar
meskipun
perlakuan
ikan bandeng, serta ikan bandeng
yang memiliki nilai jual yang tinngi,
perkilo Rp15.000 sampai Rp25.000
yang terdiri dari 2 sampai 3 ekor.
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan dan
hasil
penelitian
maka
dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Tingkat
produktivitas
rumput
laut
menggunakan
petani
dengan
integrasi
ikan
bandeng memperoleh produksi
800
kg
dengan
Rp6.400.000.00
pendapatan
dalam setiap
pemanenan.
2. Tingkat
produktivitas
petani
rumput laut tanpa menggunakan
ikan bandeng
produksi
memperoleh
568
pendapatan
kg
dengan
Rp4.547.166.00
dalam setiap pemanenan.
3. Perbandingan
pendapatan yang
diperoleh antara petani rumput
laut
dengan
integrasi
menggunakan
ikan bandeng lebih
besar, dibandingkan dengan tidak
menggunakan
integrasi
ikan
bandeng.
DAFTAR PUSTAKA
Anggadiredja. Jana T. 2006. Rumput
Laut. Penebar Swadaya.
Jakarta
Anggadiredja, Jana T. dkk. 2010.
Rumput Laut. Penebar
Swadaya. Jakarta.
Cavalier, Smith. 1998. The
Taxonomic. Universal
Taxonomic Service
Hariati, A.M., D.G.R. Wiadnya, A.
Prajitno, M.Sukkel, J.H. Boon,
M.C.J.
Verdegem.
1995.
Perkembangan
Budidaya
Udang
Windu
(Penaeus
monodon) dan Udang Putih
(Penaeus merguiensis) di Jawa
Timur. Bulletin Perikanan.
Edisi 5. Fakultas Perikanan
Universitas
Brawijaya.
Malang.
Meiyana, M., Evalawati, dan
Prihaningrum,
A.
2001.
Biologi
Rumput
Laut.
Teknologi Budidaya Rumput
Laut (Kappaphicus alvarezii).
DIRJENKANBUD
BBL.
Lampung.
Murti, I. (2011). Khasiat Rumput
Laut si Pengganti Garam.
www.jakarta
lantern.com.
Tanggal akses 12 Mei 2012
Mujidman. 1991. Teknik Budidaya
Bandeng dan Udang di
Tambak. Swadaya. Jakarta.
Muracman
Oseanografi.lipi.go.id
(Oseana Vol XV/4, 1990);;
rumput laut gracilaria.
Prahasta, A. dan Hasanawi M. 2009.
Agribisnis Bandeng. Pustaka
Grafika. Bandung.
J . Ravianto . 1985. Produktivitas dan
Manajemen. UGM PRESS:
yogyakarta.
Tim
Selasar
Pelopor
Ilmu. 2010. Desa
Budidaya Rumput
Laut. Sarana ilmu pustaka,
bandung
Winarno,
1996.
Teknologi
Pengolahan Rumput Laut.
Penerbit
Sinar
Harapan.
Jakarta.
Winarno, F.G., 1990. Tempe, Misteri
Gizi dari Jawa, Info Pangan.
Teknologi Pangan dan Gizi,
Fatameta, IPB, Bogor.
Izzati. 2004. Desain Pengelolaan Air
Limbah pada Kawasan Industri
Pertambakan
http://digilib.biitb.ac.id [12 Juli
2008].
Download