UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBAGI WILAYAH

advertisement
Dinamika
Vol. 5, No. 4, Oktober 2015
ISSN 0854-2172
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBAGI WILAYAH
WAKTU INDONESIA MELALUI METODE DEMONSTRASI PETA
Setiyanto
SDN 02 Depok Kec. Siwalan Kab. Pekalongan
Abstrak
Dilatarbelakangi oleh rendahnya hasil ulangan harian siswa kelas V SDN 02 Depok dalam materi
pokok pembagian wilayah waktu di Indonesia, ternyata masih banyak siswa yang mengalami
kesulitan. Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui peningkatan aktivitas dan prestasi
belajar siswa. Desain penelitian ini terdiri dari 2 siklus yaitu siklus I dan siklus II. Teknik
pengambilan data dilakukan dengan cara melakukan tes, mengadakan pengamatan dan
wawancara. Sedangkan analisis data meliputi data kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kemampuan siswa pada pembagian wilayah waktu di Indonesia melalui
metode demonstrasi menggunakan peta mengalami peningkatan ketuntasan belajar siswa, rata-rata
tes tiap siklus mengalami peningkatan. Sedangkan hasil kualitatif diperoleh dari hasil pengamatan
observer selama pembelajaran pada siklus I. Kerjasama belum tampak jelas, ketua kelompok masih
mendominasi kerja kelompok. Pada siklus II kerjasama antar siswa meningkat, tumbuh sikap
kompetisi, dan muncul rasa tanggungjawab.
© 2015 Dinamika
Kata Kunci: demonstrasi, globe, hasil belajar
PENDAHULUAN
Perbedaan waktu di muka bumi, khususnya di Indonesia ini merupakan salah satu materi
pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial yang diajarkan di sekolah dasar dan penting untuk dipelajari
sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini sejalan dengan tujuan pembelajaran
IPS pada materi pelajaran pembagian wilayah waktu di Indonesia yang diajarkan pada siswa kelas V
semester I tahun pelajaran 2010/2011. Melalui proses belajar mengajar diharapkan tujuan-tujuan
tersebut diatas dapat tercapai. Peneliti sebagai pendidik sangat prihatin atas hasil yang dicapai siswa
siswi kelas V SD Negeri 02 Depok pada mata pelajaran IPS khususnya untuk meteri pembagian
wilayah waktu di Indonesia menunjukkan hal yang kurang menggembirakan.
Dari hasil pengamatan yang dilakukan pada mata pelajaran IPS materi pembagian wilayah
waktu di Indonesia diketahui hasil ulangan siswa pada materi tersebut di kelas V yang berjumlah 25
anak dengan rentang nilai 10 hingga 100 dan KKM yang telah ditentukan sebesar 70 terdapat 14 siswa
(56%) yang memperoleh nilai dibawah KKM dan 11 siswa (44%) yang sudah lebih dari KKM.
Fenomena masih tingginya anak yang belum mencapai KKM atau tuntas dalam belajar inilah
yang akan kita telusuri penyebabnya. Salah satu penyebab ketidakberhasilan dalam pembelajaan IPS
pada materi pembagian wilayah waktu di Indonesia adalah guru dalam melaksanakan pembelajaran
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBAGI WILAYAH WAKTU INDONESIA MELALUI
METODE DEMONSTRASI PETA
Setiyanto
39
masih sering menggunakan metode ceramah dan siswa hanya disuruh mencatat ataupun merangkum
bacaan, sehingga siswa merasa jenuh dalam mengikuti pembelajaran.
Untuk mengatasi permasalahan yang timbul maka diperlukan inovasi baru dalam proses belajar
mengajar sehingga siswa merasa senang dan antusias dalam mengikuti pelajaran. Sebagai upaya
tersebut penulis mencoba dengan menggunakan alat peraga untuk alat bantu guru dalam
mengilustrasikan materi pelajaran agar dapat diterima oleh siswa. Penggunaan alat peraga diharapkan
dapat menarik perhatian siswa serta menambah pemahaman siswa pada materi yang disampaikan
guru.
Dengan alasan tersebut maka penulis tertarik mengubah sistem pembelajaran IPS pada
materi pembagian wilayah waktu di Indonesia di kelas V SDN 02 Depok pada semester I tahun
pelajaran 2010/2011 dengan menggunakan metode demonstrasi peta. Setelah menganalisis masalah
yang ada penulis menentukan fokus perbaikan dengan memilih penggunaan metode demonstrasi
untuk meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa tentang pembagian wilayah waktu di
Indonesia.
Dari hasil diskusi terungkap bahwa siswa kurang aktif dalam mengikuti pelajaran, siswa
kurang berani menjawab pertanyaan-pertanyaan guru, sebagian besar siswa masih salah dalam
mengerjakan soal-soal latihan, siswa mengalami kesulitan dalam pembagian wilayah waktu di
Indonesia, haisl ulangan siswa belum memuaskan.
Berdasarkan sebab-sebab kekurangefektifan pembelajaran diatas, untuk membantu siswa
agar menguasai materi dengan baik penulis merumuskan masalah perbaikan : apakah penggunaan
metode demonstrasi peta dapat meningkatkan motivasi dan aktivitas hasil belajar siswa? apakah
penggunaan metode demonstrasi peta dapat meningkatkan hasil belajar siswa? apakah penggunaan
metode demonstrasi peta dapat meningkatkan aktivitas guru pada pembelajaran pembagian wilayah
waktu di Indonesia pada siswa kelas V semester I Sekolah Dasar negeri 02 Depok ?
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah dalam pembelajaran pembagian wilayah
waktu Indonesia engan meggunakan metode demonstrasi peta dapat meningkatkan motivasi dan
aktivitas belajar siswa, megetahui apakah dalam pembelajaran pembagian wilayah waktu di Indonesia
dengan menggunakan metode demonstrasi peta dapat meningkatkan hasil belajar siswa, megetahui
apakah dalam pembelajaran pembagian wilayah waktu di Indonesia dengan menggunakan metode
demonstrasi peta dapat meningkatkan aktivitas guru kelas V semester I Sekolah Dasar negeri 02
Depok.
Hasil penelitian ini dapat memberikan menfaat manfaat bagi siswa, guru dan sekolah. Bagi
guru, penelitian ini dapat memberikan wawasan teknik pembagian wilayah waktu di Indonesia. Bagi
siswa, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan
keterampilan pembagian wilayah waktu di Indonesia. Bagi sekolah, penelitian ini dapat memberikan
manfaat mutu proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan mutu sekolah.
METODE PENELITIAN
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 02 Depok Kecamatan Siwalan
Kabupaten pekalongan tahun pelajaran 2010/2011 dengan jumlah total 25 siswa yang terdiri dari 13
siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan. Alasan penulis menggunakan kels V karena nilai prestasi
belajar rendah, siswa kurang termotivasi untuk belajar, kurang memahami konsep dalam mata
pelajaran IPS materi pokok pembagian wilayah waktu di Indonesia. Dengan penelitian ini hasilnya
dapat dijadikan sebagai umpan balik guru dalam mengajar.
40
Dinamika
Vol. 5. No. 4. (2015)
Proses Siklus I
Tahap perencanaan pada siklus I adalah guru mempersiapkan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) mata pelajaran IPS materi pembegian wilayah watu di Indonesia. Peneliti
meminta izin kepada kepala seolah untuk melakukan perbaikan pembelajaran, mempersiapkan
perangkat observasi yang sesuai dengan pembelajaran, penulis meminta bantuan/kesediaan rekan
sejawat untuk menjadi observer dalampengumpulan data, menyamakan persepsi guru, peneliti, dan
pengamat membicarakan aspek-aspek perbaikan yang perlu diperhatikan dan cara pengisian lembar
observasi dan lembar penilaian.
Pelaksanaan tindakan pada pembelajaran siklus I, penulis dibantu oleh teman sejawat yang
bertindak sebagai observer dalam penelitian tindakan kelas.
Pada pelaksanaan tindakan langkah awal guru memasuki ruangan kelas dengan segala
kelengkapan pembelajaran dan segera memulai atau membuka pelajaran. Dalam tahap pra KBM
terlebih dahulu peneliti melakukan hal-hal berikut diantaranya : menyiapkan alat-alat pelajaran,
mengatur tempat duduk siswa serta mengabsen siswa, dan mengkondisikan siswa agar siap menerima
materi pelajaran.
Dalam tahap kegiatan awal, peneliti melakukan apersepsi dengan melakukan tanya jawab
tentang mata pelajaran yang lalu, menyampaikan tujuan dan kegiatan pembelajaran. Pada tahap
kegiatan inti pembelajaran kegiatan yang dilakukan meliputi : guru memberikan 5 pertanyaan sebagai
penjajagan pemahaman penguasaan materi pelajaran sebelumnya, sebagai dasar pembelajaran
selanjutnya, guru menyajikan pokok bahasan dan menjelaskan dengan menggunakan peta wilayah,
siswa menyelesaikan soal tes, kemudia dibahas secara klasikal, setelah itu secara acak siswa diminta
untuk menyelesaikan sola latihan secara bergiliran di papan tulis, dengan metode demonstrasi guru
bersama siswa menggunakan kembali soal penyelesaian soal latihan, sisw ditunjukkan aturan yang
berlaku seluruh dunia tentang perbedaan waktu.
Pada tahap kegiatan akhir pembelajaran dilaksanakan beberapa kegiatan yang meliputi
kegiatan siswa mengerjakan tes, guru menilai hasil tes, dan guru menganalisis hasil tes.
Tahapan berikutnya adalah pengamatan, pada tahap ini peneliti mengumpulkan informasi
atau data sebagai hasil dari penelitian. Pengmpulan data dilakukan dengan cara tes dan non tes. Cara
tes digunakan untuk mengetahui sejauh mana anak mampu menyerap materi yang telah diikuti
selama pembelajaran.
Pengumpulan data non tes melalui observasi atau pengamatan dan wawancara. Lembar
observasi untuk mengetahui sejauh mana kondisi kelas padasaat belajar mengajar berlangsung.
Lembar observasi ini digunakan oleh peneliti untuk mengamati aktivitas dan minat belajar siswa yang
terdiri dari kesiapan anak menerima pelajaran serta kondisi anak pada proses pembelajaran. Cara
mengisi lembar observasi ini adalah dengan memberi tanda cek (V) pada masing-masing aspek yang
diteliti. Disamping pengamatan diatas, guru perlu mengadakan wawancara dengan siswa untuk
mengetahui hal-hal yang diperlukan dalam penyusunan laporan. Wawancara dilakukan secara
individu maupun secara klasikal.
Bagian akhir dari suatu siklus pembelajaran adalah melakukan kegiatan refleksi. Dari hasil
observasi maupun kegiatan lain dalam siklus I, dijadikan pedoman untuk melangkah pada kegiatan
selanjutnya. Hasil wawancara dari siswa maupun guru kelas juga dijadikan bahan untuk menentukan
tindakan selanjutnya. Dari kegiatan siklus I hasilnya dapat digunakan untuk menentukan langkah
tindakan berikutnya. Guru harus mempu menambah aktivitas yang kurang, gairah belajar yang pasif
menjadi lebih baik. Pada siklus berikutnya dapat disempurnakan kegiatan pembelajaran.
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBAGI WILAYAH WAKTU INDONESIA MELALUI
METODE DEMONSTRASI PETA
Setiyanto
41
Proses Siklus II
Pada tahap perencanaan pada siklus II ini dipersiapkan pembelajaran yang telah diperbaiki
dan disempurnakan. Dalam tahap ini kekurangan yang terjadi pada siklus I diperbaiki dan melakukan
perencanaan lebih baik lagi yang memungkinkan dapat mencegah terjadinya ketidakberhasilan pada
pembelajaran. Adapun rencana tindakan yang akan dilakukan adalah membuat perbaikan Rencana
Pembelajaran dan materi yang akan disampaikan masih sama dengan siklus I, menyiapkan lembar
observasi, wawancara dan jurnal, menyiapkan perangkat tes, menyiapkan alat peraga dan sumber
bahan ajar yang akan digunakan dalam pembelajaran.
Pada dasarnya pelaksanaan tindakan yang dilaksanakan pada siklus II hampir sama hanya
saja kekurangan-kekurangan pada saat dilakukan siklus I diperbaiki dan pendekatan-pendekatan lebih
ditingkatkan lagi.
Selama proses pembelajaran pada siklus II, aktivitas siswa diamati dengan cara dan prosedur
yang masih sama seperti pengamatan siklus I. Pengamatan difokuskan pada keseriusan siswa dalam
pembelajaran pembagian wilayah waktu di Indonesia. Kemajuan- kemajuan yang dicapai dan
kelemahan-kelemahan yang muncul juga dijadikan pusat sasaran observasi.
Refleksi siklus II digunakan untuk mengetahui keefektifan penggunaan metode demonstrasi
dalam pembelajaran pembagian wilayah waktu di Indonesia dan mengetahui perubahan perilaku
siswa setelah dilakukan perbaikan kekurangan yang ada pada siklus I.
Sesuai dengan landasan teori, maka dalam penelitian tindakan kelas ini diajukan hipotesis
sebagai berikut : penggunaan metode demonstrasi peta dapat meningkatkan motivasi dan aktivitas
belajar siswa dalam pembelajaran pembagian wilayah waktu di Indonesia, penggunaan metode
demonstrasi peta dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran pembagian wilayah
waktu di Indonesia, penggunaan metode demonstrasi peta dapat meningkatkan aktivitas guru dan
siswa dalam pembelajaran pembagian wilayah waktu di Indonesia pada kelas V semester I Sekolah
Dasar Negeri 02 Depok.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Siklus I
Observasi yang dilaksanakan pada siklus I meliputi observasi aktivitas siswa, aktivitas guru,
dan prestasi belajar siswa.
Hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I menunjukkan bahwa masih ada kekurangan
terutama dalam kaitanyya dengan minat belajar siswa, penggunaan media belajar sebagai bantuan
guru untuk menyampaikan materi serta upaya umpan balik dari siswa masih rendah .
Hasil observasi aktivitas guru dalam perbaikan pembelajaran pada siklus I masih terlihat
beberapa kekurangan. Kekurangan yang muncul antara lain terkait dengan penerapan metode
pembelajaran, pngorganisasian siswa, serta penguasaan media. Selain itu juga teridentifikasi
kekurangan dalam hal membimbing siswa dan pemberian umpan balik.
Hasil prestasi belajar atau evaluasi belajar siswa pada perbaikan pembelajaran siklus I pada
mata peajaran IPS materi pokok pembagian wilayah waktu di Indonesia pada siswa kelas V semester
I tahun pelajaran 2010/2011 SD Negeri 02 Depok menunjukkan bahwa hasil tes formatif siklus I
dengan nilai rata-rata 76,4 dan jumlah siswa yang belum tuntas belajar atau mendapat nilai kurang
dari 70 sebanyak 6 siswa (26%) dan yang mendapat nilai lebih dari 70 sebanyak 19 siswa (76%) maka
perlu diadakan perbaikan pada siklus II.
42
Dinamika
Vol. 5. No. 4. (2015)
Siklus II
Hasil observasi aktivitas siswa sudah mengalami peningkatan namun masih ada beberapa hal
yang perlu ditingkatkan lagi, terutama dalam minat belajar, penggunaan media belajar dan hasil
evaluasi.
Hasil observasi aktivitas guru dalam perbaikan pembelajaran siklus II sudah ada peningkatan
terutama dalam penerapan metode pembelajaran, pengorganisasian siswa, dan penguasaan media.
Selain itu juga terjadi peningkatan dalam membimbing siswa dan pemberian umpan balik.
Hasil prestasi belajar siswa pada pembelajaran siklus II mata pelajaran IPS materi pokok
pembagian wilayah waktu di Indonesia pada siswa kelas V semester I tahun pelajaran 2010/2011 SD
Negeri 02 Depok menunjukkan bahwa hasil tes formatif siklus II nilai rata-rata kelas mencapai 82,4
dan jumlah siswa yang belum tuntas belajar atau mendapatkan nilai kurang dari 70 sebanyak 1 siswa
(4%) dan jumlah nilai lebih dari 70 sebanyak 24 siswa (96%).
Hasil evaluasi belajar siswa mulai dari pra siklus, siklus I dan siklus II dapat diketahui bahwa
dengan metode demonstrasi menggunakan peta untuk mata pelajaran IPS mengalami peningkatan
ketuntasan belajar yaitu dari 14 siswa (56%) pada pra siklus, menjadi 19 siswa (76%) pada siklus I dan
pada siklus II menjadi 24 siswa (96%) atau dari 11 siswa (44%) tidak berhasil pada pra siklus menjadi
6 siswa (24%) pada siklus I dan pada siklus II menjadi 1 siswa (4%). Dengan nilai rata-rata kelas
meningkat dari 66,8 pada pra siklus menjadi 76,4 pada siklus I dan menjadi 82,4 pada siklus II.
Adapun peningkatan ini disebabkan oleh terjadi perubahan minat belajar siswa dan aktivitas
siswa ke arah yang positif. Dari hasil pengamatan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode
demonstrasi dari siklus I maupun siklus II suasana pembelajaran menjadi lebih kondusif, banyak
siswa yang terlibat aktif dalam pembelajaran serta tidak sedikit yang mengajukan pertanyaan.
Hasil tes formatif pra siklus, siklus 1, dan siklus 2 yang diperoleh saat penelitian disajikan pada
tabel dan gambar grafik di berikut ini:
Tabel 1. Prosentase Ketuntasan belajar dalam perbaikan pembelajaran IPS
No
Pelaksanaan
Jumlah Siswa Tuntas
Prosentase
Keterangan
1.
Pra Siklus
14
56%
Minimal
2.
Siklus I
19
76%
Meningkat
3.
Siklus II
24
96%
Maksimal
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBAGI WILAYAH WAKTU INDONESIA MELALUI
METODE DEMONSTRASI PETA
Setiyanto
43
Gambar 1. Grafik Prosentase Ketuntasan
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Nilai
pra siklus
siklus I
siklus II
SIMPULAN
Simpulan yang didapatkan dari hasil penelitian yaitu penggunaan metode demonstrasi dengan
memanfaatkan peta dalam pembelajaran IPS materi pembagian wilayah waktu di Indonesia berhasil
meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 02 Depok dan dapat meningkatkan aktivitas
belajar siswa ke arah yang positif.Terbukti adanya peningkatan rata-rata setiap siklusnya, dari 66,8
pada pra siklus naik menjadi 76,4 pada siklus I dan naik lagi menjadi 82,4 pada siklus II. Sejalan
dengan meningkatnya rata-rata maka jumlah siswa yang mengalami ketuntasan dengan KKM 70 juga
meningkat, dari 25 siswa yang tuntas belajar sebesar 56% (14 siswa) pada pra siklus menjadi 76% (19
siswa) pada siklus I dan meningkat lagi menjadi 96% (24 siswa) pada siklus II.
DAFTAR PUSTAKA
Budiharti, Rini. 1999. Strategi Belajar Mengajar Bidang Studi. Surakarta : UNS Press.
Simanjuntak, Hasibuan B. 1986. Proses Belajar Mengajar. Bandung : Remadja Karya.
Soekartawi. 1996. Meningkatkan Efektifitas Mengajar. Jakarta : Pustaka Jaya.
Suciati, dkk. 2005. Belajar dan Pembelajaran 2. Jakarta : Universitas Terbuka
Wardani. I.G.A.K Wihardit, K.M Ed, Nasution N. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Universitas
Indonesia
Winkel. W.S. 1996. Media dalam Pembelajaran Penelitian. Jakarta : Gramedia
44
Dinamika
Vol. 5. No. 4. (2015)
Download