TEKNIK PENGGUNAAN ASAM BENZOAT DAN SODIUM BENZOAT UNTUK MEMPERPANJANG LAMA PERAGAAN BUNGA SEDAP MALAM Tisnawati1 B unga sedap malam (Tuberosa L.) banyak digunakan sebagai bunga potong dan industri minyak wangi. Sebagai bunga potong, sedap malam sangat disukai karena bunganya indah dan harum, sehingga dapat berfungsi sebagai penghias sekaligus pengharum ruangan. Agar rangkaian bunga sedap malam terlihat indah dan tahan lama, mutu bunga perlu diperhatikan. Pada umumnya mutu bunga potong dipengaruhi oleh kondisi bunga sebelum dipanen, penanganan pascapanen, dan lingkungan bunga potong itu diperagakan. Mutu bunga potong sedap malam dapat juga dipengaruhi oleh diameter tangkai (malai) dan banyaknya kuntum bunga. Makin panjang bunga, makin lama ketahanan simpannya (Murtiningsih dan Tisnawati 1998). Untuk dapat mempertahankan kesegaran bunga potong, agar tidak cepat layu selama penyimpanan, perlu dilakukan penambahan nutrisi dan bahan pengawet ke dalam larutan. Pada umumnya larutan pengawet untuk bunga potong terdiri atas karbohidrat atau gula dan germisida, sedangkan Murtiningsih et al. (1996) mengkombinasikan karbohidrat sebagai sumber energi dengan biosida dan asam sitrat. Menurut Halevy dan Mayak (1981), penggunaan gula dalam larutan pengawet dapat meningkatkan kualitas bunga potong. Germisida sangat penting untuk mencegah berkembangbiaknya mikroba yang dalam jumlah tertentu dapat menghasilkan pasokan makanan bagi bunga potong. Larutan pengawet yang bersifat asam lebih mudah diserap oleh bunga potong. Asam sitrat dan asam benzoat juga mempunyai sifat antibiotik yang dapat mengurangi perkembangbiakan bakteri (Astuti 1993). Tujuan penelitian adalah mencari konsentrasi bahan pengawet asam benzoat dan sodium benzoat yang tepat dalam mempertahankan lama peragaan bunga potong sedap malam. BAHAN DAN METODE Percobaan dilaksanakan di laboratorium Balai Penelitian Tanaman Hias pada bulan Juni-Desember 2000. Bahan-bahan yang digunakan adalah bunga potong sedap malam, gula pasir, asam benzoat, sodium benzoat, dan akuades. Bunga sedap malam diambil dari daerah Cianjur dan Sukabumi, Jawa Barat, dengan tingkat ketuaan kuntum bunga mekar satu atau dua kuntum. Alat-alat yang dipakai yaitu gelas, ember, pisau, gunting, timbangan, gelas ukur, beker gelas, dan penggaris. Bunga sedap malam disortasi dengan memilih tangkai dengan bunga mekar 1-2 kuntum, kemudian daun bunga dibuang. Tangkai bunga disamakan panjangnya + 40 cm dari bunga pertama dan ujung tangkai dipotong menyerong. Larutan peraga dengan konsentrasi gula 4% disiapkan dengan cara melarutkan gula ke dalam 1 l akuades. Selanjutnya ke dalam larutan tersebut ditambahkan masing-masing 0,1; 0,2; dan 0,3 g asam benzoat serta 0,5 g sodium benzoat untuk setiap liter larutan gula 4%. Masing-masing larutan peraga dimasukkan ke dalam 200 ml gelas. Akuades digunakan sebagai kontrol. Bunga yang sudah disiapkan dimasukkan ke dalam larutan peraga pada setiap perlakuan. Dalam setiap gelas digunakan 200 ml larutan peraga. Setiap perlakuan larutan peraga berisi tiga tangkai bunga dengan empat ulangan dan diletakkan pada ruangan bersuhu 20o-30°C. Perlakuan yang dicoba adalah gula 4% + asam benzoat 100 ppm, gula 4% + asam benzoat 200 ppm, gula 4 % + asam benzoat 300 ppm, gula 4% + sodium benzoat 500 ppm, dan akuades (kontrol). Parameter yang diamati adalah: • Jumlah bunga mekar. Pengamatan dilakukan setiap hari dengan menghitung jumlah bunga mekar (sepal bunga 50% telah membuka). • Jumlah bunga layu. Pengamatan dilakukan setiap hari 1 Teknisi Litkayasa Pelaksana Lanjutan pada Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian, Jalan Tentara Pelajar No. 12, Bogor 16114, Telp. (0251) 321762, 350920, Faks. (0251) 321762 dengan kriteria sepal bunga mengkerut, warna kecokelatan, dan rontok. • Umur peragaan (ketahanan simpan), dihitung berdasarkan jumlah bunga 50% layu. Buletin Teknik Pertanian Vol. 10, Nomor 1, 2005 9 HASIL DAN PEMBAHASAN Perlakuan kontrol menghasilkan rata-rata umur peragaan 5,59 hari dan tidak jauh berbeda dengan perlakuan gula 4% + asam benzoat 100 ppm (6,33 hari); 200 ppm (6,17 hari) dan 300 ppm (6,17 hari) serta gula 4% + sodium benzoat 500 ppm (6,33 hari). Tingkat keseragaman umur panen bunga potong sedap malam pada perlakuan percobaan ini tidak memperlihatkan adanya perbedaan dengan kontrol. Jumlah Bunga Mekar Hasil pengamatan memperlihatkan, penggunaan sodium benzoat 500 ppm dan gula 4% dapat meningkatkan jumlah bunga mekar tertinggi, rata-rata 13 kuntum, diikuti penggunaan asam benzoat 100 ppm dan gula 4% dengan jumlah bunga mekar 12 kuntum (Tabel 1). Menurut Suyanti dan Murtiningsih (1999), penambahan sodium benzoat dapat meningkatkan jumlah bunga mekar dan memperkecil jumlah bunga layu. Penambahan nutrisi (gula) dan larutan peraga yang bersifat asam juga dapat meningkatkan jumlah bunga mekar, memperkecil jumlah bunga layu, dan menghambat pertumbuhan mikroba pada larutan peraga, sehingga penyerapan larutan oleh tangkai bunga tidak terhambat. KESIMPULAN DAN SARAN Penambahan asam benzoat (pa) 100 ppm ke dalam larutan gula 4% dapat mempertahankan lama peragaan (masa simpan) bunga potong sedap malam. Larutan gula 4% dan sodium benzoat teknis 500 ppm dapat digunakan sebagai bahan pengawet alternatif yang murah untuk mempertahankan lama peragaan bunga potong sedap malam dan meningkatkan jumlah kuntum mekar. Bunga sedap malam yang digunakan hendaknya mempunyai umur panen yang seragam. Penggunaan sodium benzoat (teknis) untuk memperpanjang daya simpan bunga sedap malam dapat diterapkan di tingkat petani dan pedagang bunga potong serta pencinta bunga, karena harganya murah dan mudah didapat. Umur Peragaan Penambahan bahan kimia (asam benzoat dan sodium benzoat) dalam larutan peraga cenderung meningkatkan jumlah bunga mekar dan memperpanjang kesegaran bunga. Penambahan masing-masing sodium benzoat 500 ppm dan asam benzoat 100 ppm pada larutan gula cenderung meningkatkan jumlah bunga mekar dan memperpanjang kesegaran bunga potong sedap malam. Tabel 2 memperlihatkan penambahan sodium benzoat 500 ppm dan asam benzoat 100 ppm memberikan respons yang baik terhadap umur peragaan yaitu rata-rata 6,33 hari. Namun, nilai ini tidak jauh berbeda dengan penambahan asam benzoat 200 dan 300 ppm yaitu 6,17 hari. DAFTAR PUSTAKA Astuti. 1993. Kiat memperpanjang masa segar bunga potong. Agro Informasi, Balai Informasi Pertanian DKI Jakarta V(2): 18-19. Halevy, A.H. and Mayak. 1981. Senescence and postharvest physiology of cut flower. Part 2. p. 204-236. In J. Janick Tabel 1. Pengaruh larutan pengawet pada jumlah bunga sedap malam yang mekar selama peragaan Jumlah bunga mekar (kuntum) Larutan pengawet Gula 4% + asam benzoat 100 ppm Gula 4% + asam benzoat 200 ppm Gula 4% + asam benzoat 300 ppm Gula 4% + sodium benzoat 500 ppm Kontrol (akuades) I II III IV Jumlah 8,00 12,00 10,00 12,33 10,00 7,33 8,67 10,33 13,00 13,66 17,00 8,33 11,66 14,23 11,33 14,33 13,00 11,66 12,33 8,33 46,66 42,00 43,65 51,89 43,32 Rata-rata 11,67 10,50 10,91 12,97 10,83 (12) (11) (11) (13) (11) Tabel 2. Pengaruh larutan pengawet pada umur peragaan bunga sedap malam Umur peragaan (hari) Larutan pengawet Gula 4% + asam benzoat 100 ppm Gula 4% + asam benzoat 200 ppm Gala 4% + asam benzoat 300 ppm Gula 4% + sodium benzoat 500 ppm Kontrol (akuades) 10 I II III IV Jumlah Rata-rata 7,00 6,00 6,00 6,33 5,67 6,00 6,00 6,33 6,00 6,00 6,00 6,00 6,33 6,33 6,00 6,33 6,67 6,00 6,67 4,67 25,33 24,67 24,66 25,33 22,34 6,33 6,17 6,17 6,33 5,59 Buletin Teknik Pertanian Vol. 10, Nomor 1, 2005 (Eds.). Horticultural Reviews 1. The Avi Publihshing Co. lnc., West Port, Conecticut. Risalah Seminar Nasional Tanaman Hias 1998. Balai Penelitian Tanaman Hias, Jakarta. hlm. 136-142. Murtiningsih, W., Suyanti, dan Setyadjit. 1996. Pengaruh nutrisi terhadap kesegaran dan daya simpan bunga sedap malam. Balai Penelitian Tanaman Hias, Jakarta. Suyanti dan W. Murtiningsih. 1999. Memperpanjang kesegaran bunga potong sedap malam varietas tunggal. Buletin Pascapanen Hortikultura 2(l): 31-36. Murtiningsih, W. dan Tisnawati. 1998. Pengaruh ukuran diameter tangkai bunga terhadap mutu bunga sedap malam potong. Buletin Teknik Pertanian Vol. 10, Nomor 1, 2005 11