sistem informasi harga pokok produksi dan penjualan

advertisement
SISTEM INFORMASI HARGA POKOK
PRODUKSI DAN PENJUALAN
Lianawati Christian
ABSTRAK
Sesuai dengan prinsip ekonomi maka penekanan terhadap setiap penggunaan biaya
mengakibatkan harga pokok produksi menjadi lebih rendah sehingga perusahaan dapat
menentukan harga jual suatu produk/jasa lebih murah dan diharapkan kuantitas yang terjual akan
menjadi lebih banyak. Dalam sistem informasi, harga pokok produksi dan penjualan saling
berhubungan dan berkaitan antara beberapa bagian dalam suatu perusahaan manufaktur, yaitu
bagian produksi, gudang bahan baku, administrasi persediaan, gudang barang jadi, dan
akuntansi biaya. Dokumen yang berhubungan dengan proses produksi seperti kartu jam kerja,
kartu stock atau kartu gudang, kartu permintaan bahan, buku pembantu untuk perkiraan barang
dalam proses (work in process inventory) per departemen produksi, dan laporan biaya produksi
(cost of production report). Sistem informasi yang dapat dihasilkan adalah laporan pemakaian
tenaga kerja, laporan hasil produksi, rekapitulasi hasil produksi (tahunan), rekapitulasi
pemakaian bahan (tahunan), laporan pemakaian bahan laporan perbandingan tarif overhead
pabrik, laporan biaya produksi, dan laporan harga pokok produksi dan penjualan.
Kata kunci: sistem informasi, harga pokok produksi, penjualan
PENDAHULUAN
Dewasa ini dengan semakin meningkatnya persaingan di bidang usaha, khususnya dalam
usaha yang bergerak dalam bidang manufaktur, para pengusaha harus menghasilkan suatu produk
dengan biaya yang dapat dipertanggungjawabkan dan dapat bersaing dengan produk lainnya.
Dalam ilmu ekonomi terdapat prinsip atau asas ekonomi yang berbunyi “dengan pengorbanan
sekecil mungkin akan didapatkan hasil yang maksimal”. Artinya, dengan pengeluaran yang
seminimal mungkin perusahaan akan mendapatkan penghasilan sebesar-besarnya.
Jadi, sesuai dengan prinsip ekonomi maka penekanan terhadap setiap penggunaan biaya
mengakibatkan harga pokok produksi menjadi lebih rendah sehingga perusahaan dapat
menentukan harga jual suatu produk/jasa lebih murah dan diharapkan kuantitas yang terjual akan
menjadi lebih banyak. Salah satu tujuan perhitungan harga pokok produksi adalah menetapkan
harga jual. Jadi, jika harga pokok produksi tinggi maka harga jual akan tinggi juga sehingga tidak
dapat bersaing dengan produk lainnya yang sejenis. Mengingat pentingnya menentukan harga jual
suatu produk maka akan dibahas secara singkat unsur yang ada pada sistem informasi harga pokok
produksi dan penjualan.
Sistem Informasi Harga Pokok Penjualan dan Produksi (Lianawati Christian)
45
Ruang lingkup penelitian sebagai berikut.
1.
2.
3.
4.
5.
Menjelaskan teori sistem informasi.
Menjelasan teori akuntansi yang berhubungan dengan perhitungan harga pokok produksi dan
penjualan pada metode kalkulasi biaya proses (process costing).
Menjelaskan unsur yang terdapat pada laporan harga pokok produksi pada metode kalkulasi
biaya proses.
Dokumen yang digunakan pada proses laporan harga pokok produksi dan penjualan dengan
metode kalkulasi biaya proses serta informasi yang dapat dihasilkan.
Menjelaskan tahapan proses sehingga menjadi laporan harga pokok produksi dan penjualan.
LANDASAN TEORI
Pengertian sistem menurut Cushing (1996:9) adalah suatu satuan atau entity yang terdiri
dari dua atau lebih komponen atau subsistem yang terjalin satu sama lain untuk mencapai suatu
tujuan tertentu. Mulyadi (1997:6) berpendapat bahwa sistem adalah suatu jaringan prosedur yang
dibuat menurut pola yang terpadu untuk menjalankan kegiatan dan tujuan perusahaan. Dari kedua
pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa sistem adalah sekelompok elemen yang saling terkait
dan terintegrasi menurut pola yang terpadu untuk mencapai beberapa sasaran atau maksud tertentu.
Informasi adalah data yang telah diproses atau data yang memiliki arti (McLeod, 1995:18). Davis
(1993:28) berpendapat bahwa informasi adalah data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang
berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini atau mendatang.
Dari kedua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa informasi adalah suatu data yang telah
diproses menjadi suatu bentuk baru yang lebih berguna bagi yang membacanya dan informasi
tersebut dapat digunakan sebagai alat untuk pengambilan keputusan saat sekarang atau yang akan
datang.
Sistem Informasi menurut Davis (1993:91), yaitu sistem informasi menerima masukan
data dan instruksi, mengolah data tersebut sesuai intruksi, dan mengeluarkan hasilnya. Pengertian
biaya menurut Niswonger, et al. (2000:141), biaya adalah pembayaran kas atau ekuivalennya atau
komitmen untuk membayar kas di masa depan dengan tujuan memperoleh pendapatan, biaya
mewakili suatu manfaat yang digunakan segera atau ditangguhkan untuk beberapa periode waktu
ke depan. Jadi, biaya merupakan pengorbanan yang dikeluarkan untuk memperoleh manfaat
tertentu. Biaya produksi (production cost) pada intinya terdiri dari bahan langsung (direct
material), tenaga kerja langsung (direct labor), dan overhead pabrik (factory overhead).
Laporan harga pokok produksi (cost of goods manufactured statement) adalah suatu
laporan untuk mendukung laporan laba rugi dengan mengikhtisarkan semua biaya produksi selama
periode akuntansi (Rayburn, 1999:39). Laporan harga pokok produksi dan penjualan adalah suatu
laporan untuk mendukung laporan laba rugi dengan mengikhtisarkan semua biaya produksi dan
memperhitungkan persedian awal dan akhir barang jadi selama periode akuntansi.
46
Laporan Teknis Berkala Komputerisasi Akuntansi, Vol. 11 No. 1, Maret 2003:
45-53
ANALISIS
Unsur yang terdapat pada laporan harga pokok produksi dan penjualan pada metode
kalkulasi biaya proses antara lain sebagai berikut.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Persediaan awal dan akhir bahan langsung.
Pembelian bersih bahan langsung.
Biaya tenaga kerja langsung yang digunakan selama periode tertentu.
Biaya overhead pabrik yang dibebankan untuk produksi.
Total biaya produksi.
Persediaan awal dan akhir barang dalam proses.
Persediaan awal dan akhir barang jadi.
Format
PT …
Laporan Harga Pokok Produksi dan Penjualan
untuk Tahun yang Berakhir …..
Persediaan bahan langsung, awal
Ditambah : Pembelian bersih
Bahan langsung yang tersedia untuk digunakan
Dikurangi : Persediaan bahan langsung, akhir
Bahan langsung yang digunakan
Tenaga kerja langsung
Biaya overhead pabrik yang dibebankan
Total biaya produksi
Ditambah : Persediaan barang dalam proses, awal
Biaya produksi yang harus dipertanggungjawabkan
Dikurangi : Persediaan barang dalam proses, akhir
Harga pokok produksi
Ditambah : Persediaan barang jadi, awal
Barang yang tersedia untuk dijual
Dikurangi : Persediaan barang jadi, akhir
Harga pokok penjualan
Rpxxxxxxx
Rpxxxxxxx
Rpxxxxxxx
Rpxxxxxxx
Rpxxxxxxx
Rpxxxxxxx
Rpxxxxxxx
Rpxxxxxxx
Rpxxxxxxx
Rpxxxxxxx
Rpxxxxxxx
Rpxxxxxxx
Rpxxxxxxx
Rpxxxxxxx
Rpxxxxxxx
Rpxxxxxxx
Dari format laporan harga pokok produksi dan penjualan dapat diuraikan sebagai berikut.
1.
Persediaan bahan langsung (direct material inventory) merupakan suatu aktiva dalam
melaporkan bahan baku yang disimpan yang akan menjadi bagian produk jadi/barang jadi.
2.
Pembelian bersih bahan langsung merupakan pembelian bahan yang dibeli oleh bagian
pembelian atas permintaan dari bagian produksi yang membutuhkan bahan tersebut guna
memperlancar proses produksinya. Pembelian bersih berarti setelah dikurangi diskon
pembelian dan ditambah pajak serta ongkos angkut yang mungkin terjadi pada saat pembelian
bahan tersebut.
Sistem Informasi Harga Pokok Penjualan dan Produksi (Lianawati Christian)
47
3.
Tenaga kerja langsung (direct labor cost). Tujuan utama dalam mencatat biaya tenaga kerja
langsung adalah menentukan jumlah pembayaran gaji yang tepat kepada setiap pekerja pada
periode penggajian.
4.
Biaya overhead pabrik yang dibebankan (Factory overhead applied). Biaya overhead pabrik
meliputi semua biaya produksi kecuali biaya bahan langsung dan tenaga kerja langsung.
Overhead pabrik sangat berbeda dengan tenaga kerja langsung dan bahan baku langsung
karena tidak secara langsung berhubungan dengan proses produksi. Untuk mengalokasikan ke
proses produksi, biasanya digunakan tarif overhead pabrik yang ditetapkan terlebih dulu.
Terdapat lima dasar pembebanan untuk tarif overhead yang ditetapkan terlebih dulu.
a.
Jam mesin
Rumus
Estimasi overhead pabrik/ jam mesin = Rpxxx
per/jam Mesin
b.
Biaya bahan langsung
Rumus
Estimasi overhead pabrik/biaya bahan langsung x 100
= ….% biaya bahan langsung
c.
Biaya tenaga kerja langsung
Rumus
Estimasi overhead pabrik/biaya tenaga kerja langsung
x 100 = ….% biaya tenaga kerja langsung
d.
Jam tenaga kerja langsung
Rumus
Estimasi overhead pabrik/jam tenaga kerja langsung
= Rp… per jam tenaga kerja langsung
e.
Unit keluaran.
Rumus
Estimasi overhead pabrik/unit keluaran = Rp… per
unit keluaran
Tarif overhead pabrik dhitung dengan membagi estimasi jumlah overhead pabrik untuk tahun
mendatang dengan kelima dasar aktivitas tersebut, sesuai dengan kriteria proses produksi.
Contoh, jika suatu produksi lebih banyak menggunakan jam mesin maka aktivitas yang
digunakan adalah jam mesin. Jika suatu produksi lebih banyak menggunakan tenaga kerja
langsung maka aktivitas yang digunakan jam kerja langsung ataupun biaya tenaga kerja
langsung.
48
Laporan Teknis Berkala Komputerisasi Akuntansi, Vol. 11 No. 1, Maret 2003:
45-53
5.
Persediaan barang dalam proses (work in process inventory). Perkiraan itu mengumpulkan
biaya yang dikeluarkan dalam membuat suatu produk jadi. Pada tanggal neraca, biasanya
hanya beberapa unit yang selesai sebagian. Pada akhir periode perkiraan work in process
inventory menunjukkan biaya produksi unit barang setengah jadi.
6.
Persediaan barang jadi (finished goods inventory). Perkiraan itu mengakumulasikan biaya
produk jadi sampai terjual. Setelah terjual biayanya ditransfer ke harga pokok barang yang
terjual. Suatu produk jadi biasanya dapat dijual (a) ke perusahaan manufaktur lainnya yang
melakukan proses lebih lanjut; (b) ke pedagang eceran/grosiran; (c) secara langsung ke
pembeli.
Dokumen yang digunakan pada proses laporan harga pokok produksi dan penjualan
dengan metode kalkulasi biaya proses serta informasi yang dapat dihasilkan sebagai berikut.
1.
Kartu bahan baku atau sering disebut dengan kartu stock atau kartu gudang. Kartu itu berisi
informasi antara lain No. kartu, no.urut, tanggal, kode bahan, nama bahan, jumlah
(masuk, keluar, saldo), keterangan.
Untuk satu bahan akan digunakan satu bahan dan kartu itu sangat berguna pada saat akan
dilakukan stock opname.
2.
Kartu permintaan bahan berisi, antara lain, No. kartu, kode dan nama departemen produksi
tanggal, kode bahan, nama bahan, jumlah, keterangan, diminta oleh, otorisasi oleh.
Kartu itu dikeluarkan oleh bagian produksi sesuai dengan barang jadi yang akan diproduksi.
Untuk bahan langsung, sistem informasi yang dapat dihasilkan adalah Laporan Pemakaian
Bahan, Laporan Stock Opname, Laporan Penerimaan Bahan. Semua laporan tersebut dapat
diproses melalui suatu sistem informasi yang terkomputerisasi.
3.
Kartu karyawan/jam atau kartu masuk dan keluar yang sering disebut dengan Kartu Jam Kerja
(time tickets). Pada tiap akhir bulan jumlah pada kartu jam kerja yang digunakan sebagai dasar
untuk mencatat biaya tenaga kerja langsung dan tidak langsung yang dikeluarkan dalam
produksi. Informasi yang diperoleh dari kartu jam kerja antara lain NIK (Nomor Induk
Karyawan), nama pekerja, bulan, tahun, tanggal, divisi/departemen, mulai, selesai, jumlah jam
kerja, tarif per jam, jumlah biaya, total biaya, disetujui oleh.
4.
Buku pembantu untuk perkiraan barang dalam proses (work in process inventory) per
departemen produksi sehingga masing-masing departemen produksi dapat terlihat berapa
besar biaya yang telah diselesaikan. Dari departemen pertama jika proses produksi telah
selesai maka perkiraan WIP akan dikredit dan WIP akan didebet di departemen kedua, dan
seterusnya.
5.
Laporan biaya produksi (cost of production report) mengikhtisarkan total biaya dan biaya per
unit. Masing-masing pusat biaya atau departemen produksi membuat laporan seperti itu.
Laporan biaya produksi digunakan pada sistem kalkulasi biaya proses atau biasanya akuntan
menggabungkan setiap laporan dari beberapa departemen.
Langkah penting dalam
penyusunan laporan biaya produksi sebagai berikut.
Langkah 1 Menyiapkan skedul kuantitas/data produksi.
Pada data produksi akan menyajikan jumlah (kuantitas) produksi yang akan diproses serta
hasilnya sebagai berikut.
Sistem Informasi Harga Pokok Penjualan dan Produksi (Lianawati Christian)
49
Unit persediaan awal barang dalam proses
Unit dimasukkan ke proses/diterima dari
Departemen sebelumnya
Total unit yang harus dipertanggungjawabkan
xxxxx
xxxxx
xxxxx
Unit yang selesai diproduksi
Unit persediaan akhir barang dalam proses
Total unit yang dipertanggungjawabkan
xxxxx
xxxxx
xxxxx
Langkah 2 Menghitung unit ekuivalen
Menghitung unit ekuivalen dan biaya per unit dengan metode rata-rata
Unit ekuivalen = total unit yang ditransfer keluar + unit ekuivalen dalam persediaan akhir x %
selesai
Langkah 3 Menentukan biaya yang dipertanggungjawabkan atau diperhitungkan
Biaya yang harus dipertanggungjawabkan
Biaya persediaan awal barang dalam proses
Bahan
Rpxxxxxxx
Tenaga kerja langsung
Rpxxxxxxx
Overhead pabrik
Rpxxxxxxx
Total persediaan awal
Rpxxxxxxx
Biaya periode berjalan :
Bahan
Tenaga kerja langsung
Overhead pabrik
Total biaya periode berjalan
Total biaya yang harus dipertanggungjawabkan
Rpxxxxxxx
Rpxxxxxxx
Rpxxxxxxx
Rpxxxxxxx
Rpxxxxxxx
Langkah 4 Menghitung biaya per unit ekuivalen
Biaya per unit ekuivalen = Biaya yang harus dipertanggungjawabkan/ unit ekuivalen rata-rata
Biaya per unit
Langkah 5 Mendistribusikan semua biaya dan mempertanggungjawabkannya
Biaya yang ditransfer keluar
Rp.xxxxxxx
Biaya dalam proses – persediaan akhir
Bahan
Rpxxxxxxx
Tenaga kerja langsung
Rpxxxxxxx
Overhead pabrik
Rpxxxxxxx Rpxxxxxxx
Total biaya yang dipertanggungjawabkan
Rpxxxxxxx
Tahapan proses penyusunan Sistem Informasi Laporan Harga Pokok Produksi dan
Penjualan.
50
Laporan Teknis Berkala Komputerisasi Akuntansi, Vol. 11 No. 1, Maret 2003:
45-53
1.
Bagian yang terkait
a. Bagian Produksi
b. Bagian Gudang bahan baku
c. Bagian Administrasi persediaan
d. Bagian Gudang barang jadi
e. Bagian Akuntansi Biaya
2.
Urutan Proses
a. Bagian produksi mempersiapkan rencana produksi secara terus menerus (karena sistem
yang digunakan process costing).
b. Bagian produksi per departemen membuat Formulir Permintaan Bahan (FPB) ditujukan
ke bagian gudang.
c. Bagian gudang berdasarkan FPB mempersiapkan bahan dan membuat Bukti Pengeluaran
Bahan, berdasarkan bukti ini dicatat ke kartu gudang.
d. Bagian produksi per departemen juga mencatat biaya tenaga kerja langsung ke kartu jam
kerja, informasi yang ada NIK (Nomor Induk Karyawan), nama pekerja, bulan, tahun,
tanggal, divisi/departemen, mulai, selesai, jumlah jam kerja, tarif per jam, jumlah biaya,
total biaya, disetujui oleh. Akan tetapi, untuk kolom tarif per jam yang mengisi adalah
bagian akuntansi biaya.
e. Bagian administrasi persediaan akan menerima Bukti Pengeluaran Barang dari bagian
gudang dan melakukan pencatatan terhadap biaya bahan yang dikeluarkan selama proses
produksi.
f. Setelah produksi dilakukan maka tiap departemen produksi menyerahkan semua formulir
yang berhubungan dengan proses produksi ke bagian akuntansi biaya untuk dicatat
rinciannya.
g. Bagian akuntansi biaya setelah menerima rincian produksi dari bagian produksi dan
rincian biaya dari bagian administrasi persediaan melakukan penjurnalan. Setelah itu
menyusun laporan biaya produksi per departemen sedangkan untuk Overhead pabrik
harus ditetapkan terlebih dahulu sebelumnya. Contoh umum overhead pabrik sebagai
berikut.
i. Tenaga kerja tidak langsung;
ii. bahan tidak langsung;
iii. biaya listrik;
iv. biaya reparasi dan pemeliharaan peralatan pabrik;
v. asuransi gedung pabrik;
vi. biaya perlengkapan pabrik seperti oli, pelumas mesin pabrik, dan lain-lain;
vii. penyusutan peralatan/mesin pabrik;
viii. penyusutan gedung pabrik;
ix. biaya pabrik lain-lain.
Biasanya setelah overhead pabrik aktual diketahui maka akan dilakukan penghitungan
antara overhead pabrik yang dibebankan dengan overhead pabrik actual, selisihnya akan
diperhitungkan ke dalam harga pokok penjualan.
Berdasarkan laporan biaya produksi dan laporan persediaan bahan langsung yang
diinformasikan dari bagian administrasi persediaan dan laporan persediaan barang jadi maka
dilakukan penyusunan laporan harga pokok produksi dan penjualan untuk satu periode.
Sistem Informasi Harga Pokok Penjualan dan Produksi (Lianawati Christian)
51
Sistem Informasi yang dihasilkan sebagai berikut.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Laporan Pemakaian Tenaga Kerja berisi informasi nama PT, No.LPTK, judul, periode, hal,
tanggal cetak, tanggal, kode devisi, nama devisi, tarif upah, jumlah unit produksi, upah per
unit produk.
Laporan hasil produksi berisi informasi nama PT, No.LHP, judul, periode, hal, tanggal cetak,
kode barang jadi, nama barang jadi, jumlah barang jadi, jumlah barang dalam proses, nama
bahan,
Rekapitulasi hasil produksi (tahunan) berisi informasi nama PT, No. LHP, judul, periode, hal,
tanggal cetak, kode barang jadi, nama barang jadi, jumlah (Januari, Februari, Maret, April,
Mei, Juni, Juli, Agustus, September, Oktober, November, Desember).
Rekapitulasi pemakaian bahan (tahunan) berisi informasi nama PT, No. RPBB, judul, hal,
periode, tanggal cetak, kode bahan, nama bahan, jumlah bahan yang terpakai (Januari,
Februari, Maret, April, Mei, Juni, Juli, Agustus, September, Oktober, November, Desember).
Laporan Pemakaian Bahan berisi informasi nama PT, No.LPB, judul, periode, hal, tanggal
cetak, kode divisi, nama divisi tanggal, kode bahan, nama bahan, jumlah keluar (satuan).
Laporan perbandingan tarif overhead pabrik berisi informasi nama PT, judul, periode, hal,
tanggal cetak, kode BOP, Nama, jumlah (BOP dibebankan, BOP aktual), selisih.
Laporan biaya produksi berisi informasi nama PT, judul, periode, hal, tanggal cetak, nama
biaya, kode dan nama divisi, jumlah.
Laporan harga pokok produksi dan penjualan.
SIMPULAN
Dari uraian tentang sistem informasi harga pokok produksi dan penjualan, dapat dilihat
hubungan dan kaitan antara beberapa bagian dalam suatu perusahaan manufaktur. Seperti Bagian
Produksi, Gudang Bahan Baku, Bagian Administrasi Persediaan, Bagian Gudang Barang Jadi,
Bagian Akuntansi Biaya. Agar sistem informasi tersebut dapat berfungsi dengan baik, harus
didukung oleh bukti atau dokumen yang berhubungan dengan proses produksi seperti kartu jam
kerja, kartu stock atau kartu gudang, kartu permintaan bahan, buku pembantu untuk perkiraan
barang dalam proses (work in process inventory) per departemen produksi, laporan biaya produksi
(cost of production report). Sistem Informasi yang dapat dihasilkan adalah Laporan Pemakaian
Tenaga Kerja, Laporan Hasil Produksi, Rekapitulasi Hasil Produksi (tahunan), Rekapitulasi
Pemakaian Bahan (tahunan), Laporan Pemakaian Bahan, Laporan Perbandingan Tarif overhead
Pabrik, Laporan Biaya Produksi, dan Laporan Harga Pokok Produksi dan Penjualan.
DAFTAR PUSTAKA
Cushing, Barry E. 1996. Sistem Informasi Produksi. Terj. Ruchyat Kosasih. Jilid 1. Jakarta:
Gramedia.
Davis, Gordon B. 1998. Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen. Terj. Bod Widyonhartono.
Cetakan ke 1. Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo.
52
Laporan Teknis Berkala Komputerisasi Akuntansi, Vol. 11 No. 1, Maret 2003:
45-53
Maher, Michael W. and Edward B. Deakin. 1996. Cost Accounting. Terj. Herman Wibowo dan
Adjat Djatmiko.Jilid 1.Edisi 4. Jakarta: Erlangga.
Matz, Adolph, et al. 1992. Cost Accounting Planning and Control. Terj. Herman Wibowo dan
Alfonsus Sirait. Jilid 1. Edisi 9. Jakarta: Erlangga.
McLeod, Raymond, Jr. 1996. Sistem Informasi Manajemen. Terj. Teguh H. jilid 1. Jakarta:
Prenhallindo.
Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi. Edisi 3. Jakarta: Erlangga.
Rayburn, Gayle L. 1999. Akuntansi Biaya. Terj. Sugyarto, SE. Jilid 1. Edisi Keenam. Jakarta:
Erlangga.
Sistem Informasi Harga Pokok Penjualan dan Produksi (Lianawati Christian)
53
Download