EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PELATIHAN TEKNISI AUDIO TAHUN ANGGARAN 2012 DI BBPLKLN CEVEST Laila Nasyaliyah [email protected] (Jurusan Kurikulum & Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, UNJ) Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana efektifitas program pelatihan Teknisi Audio tahun anggaran 2012 di BBPLKLN CEVEST. Model evaluasi yang digunakan adalah model evaluasi CIPP (Context, Input, Process, Product) yang dikembangkan oleh Daniel Stufflebeam, dkk. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja Luar Negeri, Jalan Guntur Raya No.1 Bekasi. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode evaluatif dengan menggunakan teknik survey. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu penyebaran angket, observasi, wawancara dan analisa dokumen. Sumber data dalam penelitian ini ialah peserta pelatihan, pengembang yaitu bidang program dan evaluasi, pengelola yaitu bidang penyelenggaraan dan pemberdayaan serta Instruktur pelatihan. Hasil penelitian mengenai Context diperoleh bahwa permasalahan, tujuan pelatihan, sangat relevan dengan analisis kebutuhan yang dilakukan. Sedangkan dari segi lingkungan, program pelatihan Teknisi Audio bermanfaat bagi para peserta pelatihan sehingga dapat menjadikan peserta pelatihan menjadi seorang Teknisi yang professional sesuai dengan kebutuhan industri. Hasil Penelitian mengenai Input diperoleh semua peserta pelatihan sudah memenuhi persyaratan yang ditetapkan. Instruktur pelatihan juga sesuai dengan kompetensi dan persyaratan yang ada. Kurikulum sudah relevan dengan materi yang disampaikan. Metode dan media yang digunakan juga sudah cukup sesuai dengan tujuan pelatihan. Anggaran yang dibutuhkan sudah mencukupi walaupun tidak maksimal. Jadwal pelatihan sudah cukup efektif secara umum karena sudah sesuai dengan rencana yang dibuat. Sarana dan prasarana tersedia dan cukup lengkap, juga cukup nyaman namun masih perlu perawatan agar lebih layak untuk digunakan. Hasil penelitian mengenai process, diperoleh bahwa kualitas materi yang dibuat sudah relevan dengan kurikulum dan kebutuhan peserta pelatihan. Kualitas proses belajar mengajar juga sudah cukup baik melihat hasil wawancara dan penyebaran koesioner. Kualitas evaluasi yang dilaksanakan sudah cukup baik karena sudah dapat memberikan gambaran secara keseluruhan proses pelaksanaan pelatihan, dan kualitas strategi pembelajaran sudah cukup baik. 1 Hasil penelitian mengenai produk, diperoleh bahwa 50% lulus dengan nilai diatas 80. 37,5% dinyatakan lulus dengan nilai dibawah 80 dan 12,5 % dinyatakan tidak lulus dikarenakan tidak mengikuti pelatihan hingga penutupan pelatihan. Kata Kunci : Evaluasi Pelaksanaan Program, Pelatihan Teknisi Audio Pendahuluan Adanya perkembangan zaman yang semakin cepat maka setiap lembaga membutuhkan SDM yang berkualitas agar dapar bertahan dan bersaing dengan kemajuan zaman. SDM merupakan aset yang penting dalam keberlangsungan lembaga untuk mencapai visi dan misi yang ditetapkan. Saat ini setiap lembaga sangat membutuhkan SDM yang berkualitas yang memiliki keterampilan dan pengetahuan sesuai yang diharapkan. Oleh karena itu, upaya untuk mengembangkan SDM tersebut salah satunya ialah pelatihan. Pelatihan atau sering disebut dengan diklat, pendidikan dan pelatihan ini memiliki tujuan untuk dapat meningkatkan kompetensi yang dimiliki SDM sehingga kinerja yang dimiliki memiliki dampak yang positif untuk lembaga. Sehingga dapat mengatasi kesenjangan yang sering terjadi dan dapat mengerjakan pekerjaan dengan lebih efektif dan efisien. Pelatihan yang efektif merupakan pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan sehingga mengurangi kesenjangan dan meningkatkan kinerja SDM di tempat kerjanya. Pelatihan merupakan kegiatan belajar yang dirancang sesuai dengan kebutuhan, SDM diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan maupun sikap kerja yang lebih baik dalam berhubungan sesama SDM yang ada. Namun, pelatihan tersebut dapat dikatakan efektif atau tidak, diperlukan evaluasi agar dapat mengetahui sejauhmana tujuan pelatihan dapat tercapai.Evaluasi merupakan kegiatan untuk mengumpulkan data agar dapat memperoleh informasi yang valid agar dapat membantu pihak pengambil keputusan. Tujuan evaluasi ini merupakan sebagai bahan pertimbangan untuk program tersebut. Program dapat dihentikan, diberikan masukan ataupun diperluas, hal itu terjadi sesuai dengan kebutuhan lembaga yang diharapkan. BBPLKLN CEVEST merupakan lembaga pelatihan pemerintah yang memiliki tanggung jawab untuk meningkatkan kualitas SDM melalui pelatihan kerja dan mendorong lembaga-lembaga pelatihan kerja lainnya untuk menyiapkan tenaga kerja yang kompeten dan professional agar mampu bersaing di pasar kerja global. Pelatihan yang dilakukan di BBPLKLN CEVEST merupakan pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan untuk masyarakat secara umum untuk membantu meningkatkan kualitas kinerja dan membantu untuk memberikan kesempatan dan peluang pekerjaan. Oleh karena itu, pelatihan ini dirancang sesuai dengan kebutuhan perusahaan-perusahaan dan lembaga di sekitarnya sehingga ketika 2 perusahaan dan lembaga tersebut membutuhkan karyawan baru, BBPLKLN CEVEST dapat menempatkan peserta pelatihan sesuai dengan kinerja yang dimilikinya. Kegiatan pelaksanaan program pelatihan di BBPLKN CEVEST memerlukan evaluasi agar mengetahui sejauhmana efektifitas pelaksanaan pelatihan tersebut. Evaluasi yang telah dilakukan oleh lembaga sudah cukup untuk dapat menilai kekurangan dan kelebihan yang ada dalam pelaksanaan pelatihan. Akan tetapi, hal itu hanya dilakukan hanya pihak lembaga saja. Pelatihan di BBPLKLN CEVEST belum pernah di evaluasi oleh pihak evaluator luar sehingga peneliti perlu melakukan evaluasi terhadap pelatihan ini agar dapat mengetahui efektifitas pelatihan. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dapat dirumuskan menjadi : “Bagaimanakah efektifitas pelaksanaan program pelatihan Teknisi Audio tahun anggaran 2012 di BBPLKLN CEVEST ?” dengan tujuan penelitian adalah mengetahui sejauh mana efektifitas pelaksanaan program pelatihan Teknisi Audio tahun anggaran 2012 di BBPLKLN CEVEST. Kajian Teori Penelitian ini menjelaskan tentang acuan teori dan fokus yang diteliti yakni hakikat evaluasi program, hakikat pendidikan dan pelatihan, hakikat pelatihan teknisi audio. (Daniel L.Stufflebeam, 2007:9) mendefiniskan evaluasi adalah dugaan yang sistematis tentang sesuatu yang berharga atau bernilai dari suatu objek. Evaluasi program mengukur sesuatu sampai sejauhmana tujuan yang berharga dan bernilai dapat direalisasikan dengan baik. Hal ini diperkuat dengan pendapat Atwi Suparman dalam buku Evaluasi Program Diklat bahwa evaluasi adalah proses penerapan prosedur ilmiah untuk mengumpulkan informasi yang valid dan reliable untuk membuat keputusan tentang program pendidikan dan pelatihan. Dalam definisi yang telah di ungkapkan oleh kedua ahli ini dapat dilihat bahwa kegiatan evaluasi ini memiliki tujuan untuk dapat mengetahui sejauhmana tujuan pelatihan dapat tercapai dengan cara mengumpulkan informasi sebanyak mungkin yang terkait dengan pelatihan untuk dapat menganalisa sehingga informasi itu dapat bermanfaat dalam hal pengambilan keputusan. (Notoatmodjo, 2003:28) mendefinisikan pelatihan adalah upaya untuk mengembangkan SDM, terutama untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan kepribadian manusia. Dalam upaya mengembangkan SDM ini, pihak lembaga memiliki tujuan agar SDM tersebut memiliki kemampuan yang optimal dalam melaksanakan pekerjaan sehingga perusahaan atau industri memiliki SDM yang sesuai dengan harapan dan dapat membantu untuk meningkatkan kualitas perusahaan atau industri tersebut. (Nasution, 2000:71) menyatakan bahwa pelatihan adalah suatu proses belajar mengajar dengan menggunakan teknik dan metode tertentu, guna meningkatkan keterampilan dan kemampuan 3 kerja seseorang (karyawan atau sekelompok orang). Proses belajar dalam kegiatan pelatihan ini yang membantu SDM sehingga dapat meningkatkan keterampilan, pengetahuan maupun sikap kerja yang positif karena kegiatan pelatihan ini memiliki tujuan agar SDM menjadi lebih terampil dan selalu menambah pengetahuan agar kemampuan kerja yang dimiliki lebih optimal. (Achmad, 1999) Pelatihan yang efektif adalah mencapai sasaran yang ditetapkan, maka pelatihan harus mencakup sebuah pengalaman belajar harus merupakan sebuah kegiatan organisasional yang direncanakan dan dirancang sebagai jawaban atas kebutuhan organisasi yang spesifik. Sasaran tersebut dapat dicapai jika perencanaan yang dilakukan sangat matang dan analisis yang dibuat sesuai dengan kebutuhan peserta pelatihan, sehingga pengalaman belajar yang diperoleh peserta akan sesuai dengan kebutuhan peserta di dunia kerja. Pelatihan Teknisi Audio ini merupakan salah satu pelatihan yang diadakan oleh BBPLKLN CEVEST dalam Kompetensi Kejuruan Elektronika. Program pelatihan Teknisi Audio ini diselenggarakan untuk umum tanpa dikenakan biaya. Namun, ada beberapa persyaratan untuk dapat mengikuti pelatihan tersebut yaitu : 1) Tamatan SMA/SMK jurusan Elektronika 2) Sehat jasmani dan rohani 3) Umur Maximal 35 tahun 4) Berkelakuan baik 5) Tidak buta warna Adapun tujuan pelatihan Teknisi Audio tahun anggaran 2012 yaitu: 1) Peserta dapat menjelaskan macam, fungsi, prinsip kerja dan karakteristik komponen elektronika. 2) Peserta dapat menyolder dan melepaskan komponen pada PCB secara manual dengan benar. 3) Peserta dapat menggunakan alat ukur/instrument untuk keperluan pengukuran/pengujian. 4) Peserta dapat menerapkan rangkaian elektronika dasar di tempat kerja. 5) Peserta dapat memperbaiki kerusakan Amplifier. Metode Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian evaluatif dengan menggunakan teknik survey. Dengan menggunakan model evaluasi yang dikembangkan oleh Daniel L.Stufflebeam yaitu CIPP (Context, Input, Process, Product). Adapun tujuan khusus dari penelitian ini antara lain : untuk mengetahui keberhasilan pelaksanaan Program Pelatihan Teknisi Audio Tahun Anggaran 2012 pada BBPLKLN 4 CEVEST , yang mencakup aspek-aspek yaitu Context Pelaksanaan Program Pelatihan Teknisi Audio. Input yang terdapat dalam Pelaksanaan Program Pelatihan Teknisi Audio. Process Pelaksanaan Program Pelatihan Teknisi Audio. Product yang dihasilkan dari Pelaksanaan Program Pelatihan Teknisi Audio. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara observasi, penyebaran angket, wawancara dan analisis dokumentasi. Instrument yang digunakan ialah pedoman observasi digunakan untuk mengetahui pelaksanaan pelatihan teknisi audio tahun anggaran 2012 di BBPLKLN CEVEST, kisi-kisi instument sebagai acuan dalam pembuatan angket yang akan disebarkan kepada peserta pelatihan untuk mendapatkan informasi mengenai keberlangsungan pelatihan, pedoman wawancara digunakan untuk memperoleh informasi dari semua sumber untuk mengetahui informasi sebelum, saat dan sesudah pelatihan dilakukan dan pedoman dokumentasi untuk mengumpulkan informasi berupa data-data maupun dokumentasi mengenai pelaksanaan pelatihan. Sumber data yang diperlukan untuk memperoleh informasiinformasi yang dibutuhkan untuk penelitian ini ialah peserta pelatihan, pengembang yaitu bidang program dan evaluasi, pengelola yaitu bidang pemberdayaan dan pelaksanaan, serta instruktur pelatihan. Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini ialah analisa data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif berupa hasil penyebaran angket kepada peserta untuk memperoleh informasi mengenai pelaksanaan pelatihan. Data kuantitatif berupa nilai ini dapat dianalisis secara deskriptif. Dalam hal ini analisis yang digunakan adalah menggunakan analisis statistik deskriptif dengan mencari nilai rata-rata dan persentase dalam tiap-tiap aspek yang terdapat pada angket tersebut. Data yang diperoleh akan disajikan dalam bentuk tabeltabel sesuai dengan aspek-aspek yang dinilai dan diberikan penjelasan pada setiap aspekaspek yang dinilai. Sedangkan data kualitatif disajikan secara deskriptif karena berupa informasi berbentuk kalimat yang memberi gambaran tentang pelaksanaan pelatihan. Hasil dan Pembahasan Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan pada pelatihan teknisi audio tahun anggaran di BBPLKLN CEVEST, maka dapat dipaparkan berdasarkan aspek-aspek CIPP (Context, Input, Process, Product) sebagai berikut : 1. Context Indikator-indikator yang dievaluasi dalam context ini adalah permasalahan dalam lembaga, tujuan diadakan pelatihan, analisis kebutuhan pelatihan dan kondisi lingkungan. Berdasarkan data-data yang telah diuraikan sebelumnya, maka setiap indikator-indikator tersebut dapat dianalisis sebagai berikut: 5 Permasalahan yang terjadi pada lembaga adalah proses pencarian calon peserta pelatihan mengalami kesulitan, hal ini terjadi karena adanya permintaan yang banyak sedangkan kelas yang tersedia terbatas, terkadang kelas yang dibuka banyak namun peminatnya hanya sedikit. Analisis dilakukan tidak hanya melihat kebutuhan industri saja, tetapi kebutuhan tersebut harus diimbangi dengan minat masyarakat. Tujuan pelatihan ditetapkan dalam pelaksanaan pelatihan Teknisi Audio ini sangat relevan untuk mencapai visi dan misi lembaga. Dengan tujuan pelatihan ini diharapkan peserta dapat mencapainya sehingga misi mengenai peningkatan kualitas dan produktivitas tenaga kerja, pengembangan SDM dengan melaksanakan pelatihan berbasis kompetensi dapat tercapai. Analisis kebutuhan ini memiliki relevansi antara tujuan pelatihan dengan kebutuhan peserta pelatihan karena tujuan pelatihan yang ditetapkan sudah dapat menfasiitasi kebutuhan yang diperlukan oleh peserta pelatihan. Lingkungan ini meliputi adanya kesenjangan antara kondisi nyata dengan kondisi yang ditetapkan, diperoleh data dari analisis di atas bahwa dalam pelaksanaan pelatihan tidak ditemukan kesenjangan yang sangat mempengaruhi tujuan yang diharapkan. 2. Input Input yang dimaksudkan yaitu meliputi sumber daya manusia, desain pembelajaran/pelatihan, anggaran pelatihan, jadwal pelatihan, dan sarana dan prasarana yang digunakan dalam pelaksanaan pelatihan. Sumber daya manusia ini dapat disimpulkan bahwa kualifikasi peserta pelatihan ditentukan oleh instruktur pada jurusan elektronika, semua peserta pelatihan telah memenuhi persyaratan. Akan tetapi, kemampuan awal yang dimiliki oleh peserta pelatihan berbeda-beda karena tidak semua latar belakang peserta pelatihan dari jurusan elektronika sehingga instruktur sulit untuk menghubungkan materi yang akan diajarkan. Instruktur yang mengajar telah memenuhi kriteria setelah itu wajib mengikuti pelatihan dasar instruktur sehingga instruktur yang mengajar telah kompeten dalam bidangnya. Desain pembelajaran/pelatihan ini diperoleh dari hasil wawancara kepada pihak pengelola dan instruktur maka dapat disimpulkan kurikulum yang ada sangat relevan dengan tujuan pelatihan, maka materi yang dipelajari disusun berdasarkan kurikulum, lalu dijadikan bahan ajar agar peserta pelatihan memiliki panduan dalam pelaksanaan pelatihan. Metode yang digunakan sudah cukup baik, tetapi tidak semua instruktur memiliki metode pembelajaran yang menarik dan media yang digunakan juga sudah disesuaikan dengan kurikulum dan tujuan pelatihan. Namun, menurut hasil wawancara dapat diketahui bahwa tidak semua instruktur menggunakan metode pembelajaran yang menarik dan menyenangkan dan tidak semua instruktur dapat 6 memanfaatkan media yang ada sesuai dengan kebutuhan pelatihan. Intruktur dapat merumuskan tujuan pembelajaran dengan baik, tetapi dalam mengalokasi waktu pembelajaran di kelas belum efektif karena menurut salah satu instrktur masih ada instruktur yang mengulur waktu dalam proses pembelajaran dan tidak semua instruktur memiliki strategi pembelajaran untuk mencapai tujuan pelatihan. Anggaran pelatihan ini diperoleh informasi bahwa dana yang diberikan oleh pemerintah tidak mencukupi semua kebutuhan pelatihan. Akan tetapi, BBPLKLN CEVEST berusaha sebagai lembaga mandiri agar tetap menjalankan pelatihan-pelatihan sesuai dengan yang telah diprogramkan, maka banyak pihak industri yang membantu karena keluaran dari pelatihan tersebut dibutuhkan oleh pihak industri. Jadwal pelatihan ini diperoleh informasi bahwa jadwal pelaksanaan pelatihan sudah cukup efektif, namun masih ada beberapa hal yang harus diperhatikan dan diperbaiki agar waktu yang digunakan lebih efektif, alokasi waktu antara jam praktek dan teori harus dapat disusun sesuai dengan kebutuhan. Sarana dan prasarana yang tersedia sudah lengkap menurut informasi yang diperoleh dari hasil wawancara kepada pengelola, akan tetapi menurut hasil wawancara kepada instruktur yang menggunakan sarana dan prasarana tersebut, sarana dan prasarana yang ada memang sudah lengkap akan tetapi ada yang kurang layak karena kurang perawatan sehingga menjadi kotor dan tidak dapat membantu dalam proses pelaksanaan pelatihan. 3. Process Indikator-indikator yang dinilai dalam variabel proses ini meliputi kualitas materi, kualitas proses belajar mengajar, kualitas evaluasi dan kualitas strategi pembelajaran/pelatihan. Kualitas materi ini meliputi kesesuaian antara materi dengan kurikulum dan kesesuaian antara kurikulum dengan tujuan pelatihan. Informasi yang diperoleh bahwa kualitas materi yang diberikan sudah baik karena materi yang diajarkan, dibuat berdasarkan kurikulum dan tujuan pelatihan yang dibutuhkan oleh peserta pelatihan. Kualitas proses pembelajaran ini melihat kesesuaian antara SAP dengan pelaksanaannya dan peran instruktur dalam menjalankan peran dan tugasnya. Dari informasi-informasi yang diperoleh dinyatakan bahwa kualitas proses pembelajaran sudah dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Akan tetapi, instruktur tidak membuat SAP, sehingga dalam proses pembelajaran hanya mengacu kepada silabus dan kurikulum pelatihan. Kualitas evaluasi ini melihat kesesuaian perencanaan yang dibuat dengan pelaksanaan pelatihan yang terjadi. Data-data yang diperoleh menyatakan bahwa evaluasi yang dilakukan sudah efektif karena dapat menilai secara keseluruhan dalam 7 proses kegiatan pelatihan. Hal ini dapat digunakan untuk menjadi masukan untuk kegiatan pelatihan tahun berikutnya. Kualitas strategi pembelajaran ini meliputi kesesuaian antara perencanaan strategi pembelajaran dengan pelaksanaan yang terjadi pada proses pelatihan berlangsung. Data yang diperoleh bahwa strategi pelatihan yang dilakukan belum dapat efektif. Hal itu dikarenakan oleh beberapa faktor, mulai dari instruktur hingga dari pihak pengelola sebagai fasilitator dalam kegiatan tersebut. 4. Product Produk yang dimaksud disini ialah meliputi hasil belajar yang diperoleh oleh peserta pelatihan. Hasil belajar ini merupakan suatu ketercapaian tujuan pembelajaran yang dapat dilihat dari nilai akhir peserta yang akan menentukan lulus atau tidak dalam kegiatan pelatihan ini. Berdasarkan hasil analisis diperoleh informasi bahwa 50% pelatihan mendapatkan nilai diatas 80 dan 37.5% peserta pelatihan mendapatkan nilai dibawah 80 serta 12.5 % dinyatakan tidak lulus. Dari 16 peserta pelatihan dua orang tidak lulus karena tidak mengikuti kegiatan pelatihan hingga penutupan dan tiga orang sudah ditempatkan di dunia industri sehingga di anggap lulus oleh pihak BBPLKLN CEVEST karena tujuan akhir pelatihan ini ialah dapat menempatkan peserta pelatihan di dunia kerja secara langsung. Melihat analisis dokumen mengenai hasil belajar dinyatakan 11 peserta pelatihan telah mengikuti pelatihan hingga penutupan pelatihan diadakan. Menurut hasil wawancara kepada peserta pelatihan setelah pelatihan ini telah usai, peserta sangat merasakan manfaat dari pelatihan dan telah mendapatkan pekerjaan setelah mengikuti pelatihan ini sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya. Simpulan dan Saran Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penelitian evaluasi menggunakan model CIPP ini dapat menilai keseluruhan komponen yang ada pada pelatihan teknisi audio. Melihat hasil pada aspek context menyatakan bahwa secara keseluruhan sudah sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan, pada aspek Input menyatakan bahwa dari segi persyaratan peserta dan instruktur sudah sesuai akan tetapi pada kenyataannya instruktur masih memiliki kendala sehingga kurang maksimal dalam melakukan tugasnya, pada aspek process menyatakan bahwa kualitas proses pembelajaran sudah berjalan sesuai dengan yang diharapkan tetapi instruktur tidak membuat SAP sebelum mengajar di kelas dan kualitas evaluasi sudah efektif karena evaluasi yang dilakukan sudah dapat menggambarkan kekurangan yang ada pada proses pelaksanaan pelatihan, dan pada aspek product menyatakan bahwa peserta pelatihan yang mengikuti pelatihan hingga penutupan pelatihan hanya 11 orang. 8 orang dinyatakan mendapatkan nilai di atas 80 sisanya mendapatkan nilai di bawah 80. 8 Secara garis besar, pelatihan Teknisi Audio ini terlaksana dengan baik tetapi masih terdapat kekurangan dalam proses perencanaan maupun proses pelaksanaan berlangsung. Oleh karena itu, maka diperlukan perbaikan agar pelatihan selanjutnya dapat terlaksana lebih baik. Adapun beberapa saran yang dapat digunakan yaitu pada aspek konteks terlihat semua komponen sudah saling relevan satu sama lain untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Akan tetapi, permasalahan mengenai kesulitan dalam proses pencarian peserta dapat diatasi dengan cara mensosialisasikan kembali program-program pelatihan tersebut dengan menggunakan cara mengunjungi SMA/SMK sehingga pihak lembaga dapat memberikan informasi secara langsung kepada calon peserta. Selain itu, pihak lembaga dapat bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk mensosialisasikan program-program pelatihan ini. Dapat pula memasang spanduk di tempat-tempat umum yang sering dikunjungi agar masyarakat mengetahui program-program yang telah disediakan. Sehingga informasi tersebut dapat diketahui oleh banyak pihak agar masalah kesulitan tersebut dapat teratasi. Pada aspek masukan diperoleh informasi bahwa instruktur mengalami kesulitan untuk memberikan materi awal karena pengetahuan awal yang dimiliki peserta berbeda. Oleh karena itu, maka persyaratan peserta dapat dirinci lebih jelas lagi sehingga tidak ada kesenjangan. Kondisi instruktur yang mengalami kejenuhan dapat diatasi dengan adanya pengembangkan diri agar pengetahuan yang dimiliki dapat berkembang dengan cara selalu mengikuti pelatihanpelatihan atau seminar agar dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampiannya. Untuk dapat memberikan gambaran secara jelas pelaksanaan pelatihan ini maka pada aspek proses ini dapat dilihat bahwa metode pembelajaran yang digunakan oleh beberapa instruktur masih membuat peserta merasa jenuh dalam proses pembelajaran sehingga sebaiknya metode pembelajaran yang digunakan lebih bervariasi seperti bermain peran, simulasi, permainan, pemecahan masalah dan lainnya sehingga peserta pelatihan tidak merasa bosan dalam proses pembelajaran. Melihat proses pelaksanaan pelatihan peserta merasakan jam untuk praktek masih kurang sehingga Instruktur dapat mengalokasikan waktu pembelajaran sesuai dengan kebutuhan. Maka waktu praktek yang digunakan dapat ditambahkan agar kebutuhan peserta dapat terpenuhi. Sarana dan prasarana yang ada masih kurang perawatan maka sebaiknya sarana dan prasarana selalu dirawat dan dibersihkan agar dapat berfungsi dan layak untuk digunakan. Perawatan itu dapat dilakukan oleh instruktur dan juga para peserta sebelum memulai aktifitas belajar dan sesudah aktifitas belajar. Instruktur sebaiknya membuat SAP sebelum melakukan kegiatan belajar mengajar agar kegiatan pembelajaran lebih terarah karena hal ini dapat mempengaruhi pelaksanaan pembelajaran menjadi kurang optimal jika tidak ada persiapan secara detail. 9 Daftar Pustaka Stufflebeam, Daniel L & Shinkfield, Anthony J. 2007. Evaluastion Theory, Models & Applications 1st Ed. San Fransisco:Jossey-Bass. Notoatmojo, Sukidjo. 2003. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta:Rineka Cipta. Nasution, Mulia. 2000. Manajemen Personalia : Aplikasi dalam perusahaan. Jakarta:Sapdodadi. Purwanto dan Suparman, Atwi. 1999. Evaluasi Program Pendidikan dan Pelatihan. Jakarta:STIA LAN. Cetakan I. Pusat pendidikan dan pelatihan pegawai departemen pendidikan nasional Undang-Undang Kepegawaian No.43 tahun 1999 10