analisis pendapatan usaha pengolahan fillet ikan

advertisement
ANALISIS PENDAPATAN USAHA
PENGOLAHAN FILLET IKAN
(Studi Kasus PT. Ojid Kharisma Nusantara pada Tahun 2010)
Mohamad Utama
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2011 M/1432 H
ANALISIS PENDAPATAN USAHA
PENGOLAHAN FILLET IKAN
(Studi Kasus PT. Ojid Kharisma Nusantara pada Tahun 2010)
Mohamad Utama
105092002958
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada
Program Studi Agribisnis
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS SAUNS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2011 M/ 1432 H
PENGESAHAN UJIAN
Skripsi yang berjudul “Analisis Pendapatan Usaha Pengolahan Fillet Ikan
(Studi Kasus PT. Ojid Kharisma Nusantara pada Tahun 2010)”, yang ditulis
oleh Mohamad Utama NIM 105092002958 telah diuji dan dinyatakan lulus dalam
Sidang Munaqosyah Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta pada hari Selasa Tanggal 23 Agustus 2011. Skripsi ini
telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian
pada Program Studi Agribisnis.
Menyetujui,
Penguji I
Penguji II
Ir. Siti Rochaeni, M.Si
Achmad Tjachja Nugraha, MP
Pembimbing I
Pembimbing II
Drs. Acep Muhib, MMA
Masrul Huda, M.Si
Mengetahui,
Ketua
Program Studi Agribisnis
Drs. Acep Muhib, MMA
NIP. 19690605 200112 1 001
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENARBENAR HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN
SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA PADA PERGURUAN TINGGI ATAU
LEMBAGA LAIN.
MOHAMAD UTAMA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Data Pribadi
Nama
Jenis Kelamin
Tanggal Lahir
Kewarganegaraan
Agama
Contact Detail
Alamat
Contact Detail
Mobile Phone
Email
: Mohamad Utama
: Laki-laki
: 8 November 1987
: Indonesia
: Islam
: Jl. WR. Supratman Gg. Tangkil Rt 002/05 No.63 Kelurahan
Cempaka Putih - Ciputat Timur, Tangerang Selatan, Banten
15412
: 0838 71 1315 66
: [email protected]
Latar Belakang Pendidikan
Pendidikan Formal
1998 – 1999
2001 – 2002
2004 – 2005
2005 – 2011
SD Negeri Cempaka Baru II Ciputat
SLTP Negeri 2 Ciputat
SMA Negeri 2 Ciputat
Program Studi Agribisnis, Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Pendidikan Non Formal
2002
Arya Course (Lembaga Bahasa Inggris)
Pengalaman Organisasi
2006 – 2007
2007 – 2008
Staff Divisi Informasi dan Komunikasi BEMJ Agribisnis.
Menteri Informasi dan Komunikasi BEMJ Agribisnis.
Kepanitiaan yang pernah diikuti
2006
Ketua Divisi Transportasi dan Akomodasi Training
Organization Platform BEM Jurusan Agribisnis UIN Jakarta,
2006.
2008
Ketua Divisi Transportasi dan Akomodasi pada proyek
“Pemanfaatan Biogas sebagai Bahan Bakar Rumah Tangga”
Kuliah Kerja Nyata di Keamatan Ciwidey, Desa Lebak
Muncang, Bandung.
Pelatihan
2007
2007
2007
2008
Workshop Kewirausahaan “Get The Spirit of Interpreneur” di
UIN Jakarta.
“Training Motivation” Campus Enterpreneur Community di
Fakultas Sains dan Teknologi UIN Jakarta.
Pelatihan “M-Bio sebagai Pupuk Organik” di Universitas
Siliwangi Tasikmalaya.
Magang pada PT. Madu Pramuka.
Pengalaman Kerja
2007 - 2008
2011
Sales Marketing PT. Citra Consulting.
Bagian Administrasi pada Yayasan Wakaf Tengku Laksamana
Oemar dan Tajib Idie, Gintung.
Mohamad Utama
v
RINGKASAN
Mohamad Utama, Analisis Pendapatan Usaha Pengolahan Fillet Ikan (Studi
Kasus PT. Ojid Kharisma Nusantara pada Tahun 2010) (Di bawah bimbingan
Acep Muhib dan Masrul Huda)
Indonesia merupakan negara maritim dengan Kekayaan sumber daya laut
yang sangat berlimpah dengan dua per tiga wilayah Indonesia terdiri dari laut
serta potensi perikanan sebesar 6,26 juta ton/tahun dengan keragaman jenis ikan.
Hal ini menjadikan ikan sebagai salah satu sumber protein yang baik selain daging
ayam maupun daging sapi dan kambing. Ternyata, kekayaan laut yang berlimpah
ini belum seluruhnya dimanfaatkan secara optimal. Dengan jumlah penduduk
yang mencapai lebih dari 200 juta orang, menjadikan ikan sebagai alternatif
pemenuhan kebutuhan protein bagi masyarakat, seiring dengan semakin mahalnya
sumber protein seperti daging ayam maupun daging sapi. Hal inilah yang
menimbulkan minat para pengusaha untuk bergelut di bidang pengolahan ikan,
baik pengolahan dalam bentuk basah maupun kering dengan keanekaragaman
jenis ikan yang ada. Dalam memulai usaha pengolahan ikan, ternyata diperlukan
keahlian dan pengalaman yang cukup serta teknologi untuk menghasilkan produk
olahan ikan yang berkualitas yang dapat diterima masyarakat, demi
keberlangsungan usaha tersebut. Selain itu, pendapatan usaha juga menjadi salah
satu tolak ukur dari keberlangsungan serta pengembangan usaha nantinya.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya pendapatan
pengolahan ikan yang dilakukan oleh PT. Ojid Kharisma Nusantara serta biayabiaya apa saja yang dikeluarkan dalam melakukan proses produksi pengolahan
ikan. Selain itu penelitian ini juga menganalisis Net B/C Rasio, Payback Period
serta Break Even Point usaha pengolahan ikan PT. Ojid Kharisma Nusantara.
Penelitian ini dilakukan pada PT. Ojid Kharisma Nusantara yang
merupakan salah satu perusahaan pengolahan ikan yang terletak di Jl. Kertamukti
no. 49 Kelurahan Pisangan Kecamatan Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan,
Banten. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data dengan
pengamatan langsung dan kuisioner. Analisis deskriptif digunakan untuk
menjabarkan semua kegiatan yang berada di PT. Ojid Kharisma Nusantara mulai
dari pembelian bahan baku, penanganan pra produksi, proses pembuatan fillet
serta pengepakan dan pemasaran produk serta penggunaan teknologi pada PT.
Ojid Kharisma Nusantara. Sedangkan dalam analisis data yang di gunakan adalah
Analisis Pendapatan, Net B/C Ratio, Payback Periode dan Break Even Point.
Hasil penelitian diperoleh bahwa Pendapatan Usaha pada PT. Ojid
Kharisma Nusantara pada tahun 2010 sebesar Rp. 1.182.571.556,- yang berasal
dari penjualan fillet tuna Maguro sebesar, fillet tuna Maguro Co serta fillet Meka
(Swordfish). Dengan biaya-biaya yang meliputi total biaya bahan baku sebesar
Rp. 1.146.510.350,-, biaya tenaga kerja sebesar Rp. 53.160.000,-, biaya
transportasi sebesar Rp. 36.000.000,-, biaya penyusutan sebesar Rp. 28.320.000,-,
biaya listrik dan telepon sebesar Rp. 27.600.000,-, biaya bahan pembantu sebesar
Rp. 36.000.000,-, serta biaya Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) sebesar
Rp. 200.000,-.
Hasil analisis pendapatan atas biaya menunjukkan usaha Pengolahan fillet
ikan yang dilakukan oleh PT. Ojid Kharisma Nusantara pada tahun 2010
diperoleh nilai Net B/C rasio sebesar 0,76 yang menunjukkan bahwa setiap Rp.
100,- biaya yang dikeluarkan oleh PT. Ojid Kharisma Nusantara untuk melakukan
usaha pengolahan fillet ikan, akan memberikan keuntungan sebesar Rp.76,-.
Selain itu, hasil perhitungan Payback Period diperoleh bahwa usaha pengolahan
fillet ikan yang dilakukan oleh PT. Ojid Kharisma Nusantara akan mengalami
pengembalian selama 2 bulan 16 hari. Untuk hasil perhitungan Break Even Point,
dilakukan dengan perhitungan pada masing-masing produk dengan tujuan untuk
mengetahui titik impas harga dan produksi pada tiap produk yang diusahakan.
Pada perhitungan titik impas (Break Even Point) usaha pengolahan fillet Tuna
Maguro tidak akan mengalami keuntungan maupun kerugian saat harga yang
ditetapkan sebesar Rp. 48.191,- dan volume produksi saat mencapai sebesar 171,5
Kg. Pada pengolahan fillet Tuna Maguro Co diperoleh hasil bahwa usaha ini tidak
akan mengalami keuntungan maupun kerugian saat harga yang ditetapkan sebesar
Rp. 35.172,- dan volume produksi saat mencapai sebesar 154 Kg. Sedangkan
untuk pengolahan fillet Meka (Swordfish) diperoleh hasil bahwa usaha ini tidak
akan mengalami keuntungan maupun kerugian saat harga yang ditetapkan sebesar
Rp. 38.134,- dan volume produksi saat mencapai sebesar 170 Kg.
Secara keseluruhan hasil perhitungan analisis pendapatan, usaha
pengolahan fillet ikan yang dilakukan oleh PT. Ojid Kharisma Nusantara
menghasilkan pendapatan yang cukup besar selama tahun 2010 dan dapat
menutupi biaya-biaya yang telah dikeluarkan dalam proses produksi. Adapun
saran yang penulis bisa berikan kepada PT. Ojid Kharisma Nusantara yakni perlu
peningkatan produksi serta penekanan biaya yang dikeluarkan demi menjaga
kestabilan pendapatan yang diperoleh, serta tetap menjaga kualitas produk yang
dihasilkan sehingga dapat menjaga kepercayaan dan kepuasan konsumen.
vii
KATA PENGANTAR
َ ‫ﺑِ ــﺴ ْ ﻤِ ﺎﻟﻠﻬِﺎﻟﺮﱠﺣ ْ ﻤ َ ﻨِ ﺎﻟﺮﱠﺣ ِ ﻴْﻢ‬
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah, Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya yang telah memberikan kemudahan
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Pendapatan
Usaha Pengolahan Fillet Ikan (Studi Kasus PT. Ojid Kharisma Nusantara pada
Tahun 2010)” ini dengan baik dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
meraih gelar sarjana pada Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
pada Program Studi Agribisnis Fakultas Sains dan Teknologi.
Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini banyak menemukan
kesulitan yang dihadapi, namun Alhamdulillah penulis ucapkan karena banyak
pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini sehingga dapat
diselesaikan walaupun masih jauh dari kesempurnaan.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang begitu
besar kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini dan
juga telah membimbing penulis selama menempuh pendidikan di Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Sains dan Teknologi, terutama
kepada :
1. Bapak H. Ma’ruf Hidayat dan Ibu Neneng Nurseha selaku orang tua
penulis yang selalu berusaha memberikan dukungan moril maupun
materil serta motivasi yang tiada henti. Terima kasih atas doa, cinta,
viii
kasih sayang, pengertiannya, dukungannya, dan kesabarannya selama
penulis menyelesaikan kuliah dan skripsi ini. Aku bukanlah apa-apa
tanpa kalian. Semoga Allah SWT memberikan balasan yang lebih baik
lagi dan skripsi ini menjadi sebuah kado kecil yang dapat aku berikan
untuk Bapak dan Ibu.
2. Buat saudara-saudaraku yang tidak henti-hentinya memberikan support
kepada penulis, terima kasih buat Adikku Tami, Syukron dan Cici.
Semoga Allah selalu memberikan nikmat dan kasih sayangnya untuk
kalian semua.
3. Bapak Drs. Acep Muhib, MM selaku dosen pembimbing I dan Bapak
Masrul Huda, M.Si selaku dosen pembimbing II, terimakasih yang
sebesar-besarnya atas waktu, bimbingan, arahan dan dorongan serta
motivasi
yang
penuh
kesabaran
serta
keikhlasannya
dalam
membimbing penulis hingga terselesaikannya skripsi ini.
4. Ibu Ir. Siti Rochaeni, M.Si selaku dosen penguji I dan Bapak Achmad
Tjachja Nugraha selaku dosen penguji II, terimakasih telah
meluangkan waktu serta arahan dan masukan kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak Ir. Bambang serta para karyawan PT. Ojid Kharisma Nusantara
yang telah bersedia memberikan informasi yang penulis butuhkan
demi lancarnya proses penyelesaian skripsi ini.
6. Bapak Dr. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis, selaku Dekan Fakultas
Sains dan Teknologi beserta seluruh jajarannya yang telah membantu
ix
penulis dalam penyelesaian surat-surat administrasi mulai dari awal
perkuliahan sampai akhir masa kuliah
7. Terima kasih untuk Bapak Drs. Acep Muhib, MM selaku Ketua
Program Studi Agribisnis dan Ibu Rizki Adi Puspita Sari, SP, MMA
selaku Sekertaris Program Studi Agribisnis, serta seluruh Dosen
pengajar Agribisnis yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu
tanpa mengurangi rasa hormat. Terimakasih penulis sampaikan atas
segala ilmu dan pelajaran selama di bangku perkuliahan. Buat
Kak Dewi selaku staff Program Studi Agribisnis yang telah membantu
mulai dari seminar proposal sampai terselesaiaknnya skripsi ini.
Semoga Allah SWT membalasnya.
8. Buat kakak-kakak dan adik-adik kelas di Agribisnis, Fadlika yang
telah memberikan masukan tempat untuk penelitian penulis, Bang Ano
atas motivasinya sebelum ujian munaqosyah, Kak Mughni atas
motivvasi serta dukungan pemikirannya, Fahmi atas bantuannya saat
seminar hasil, Nia, Ajeng, Gina, Angger, Ulfa, dan semua yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu, terimakasih banyak atas
dukungannya. Sukses buat kalian semua.
9. Buat semua teman-teman seperjuangan, Agribisnis 2005 (Aank,
Buyung, Yudha, Agung, Icen, Ipong, Risky, Imen, Bojes, Uin, Dimas,
Yarfi, Hasyim, Rafki, Doni, Aris, Yanto, Jeje, Mita, Ayu, Alief, Ipeh,
Dita, Mega, Pury, Restu, Fikoh, Eci, Eby, Rusman, Ari, Ocid), masamasa bersama kalian adalah hal terindah selama menuntut ilmu di
x
Agribisnis. Semangat dan sukses buat kita semua. Amin Ya Rabbal
Alamin.
10. Buat temen-temen fotocopy Deby, Icad, Uda Is, Bolenk, N’trong,
Toriq, wawan. Terimakasih buat becandaan dan dukungannya. Semoga
silaturahmi ini tetep terjaga.
11. Buat Shita dan keluarga yang tiada henti-hentinya memberikan
semangat dan motivasi selama penulis menyelesaikan skripsi ini.
12. Semua pihak yang penulis tidak dapat sebutkan satu persatu. Namun,
penulis berharap semoga Allah SWT selalu memberikan rahmat dan
karuniaNya kepada kalian semua.
Akhirnya penulis menyadari bahwa skripsi masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
untuk pencapaian yang lebih baik lagi. Harapan penulis, semoga skripsi ini
bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya. Amiin Ya
Allah Ya Rabbal Allamin.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Ciputat, Agustus 2011
Mohamad Utama
xi
DAFTAR ISI
RINGKASAN .............................................................................................. iv
KATA PENGANTAR ................................................................................. vii
DAFTAR ISI ............................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xvi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xvii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................... 4
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................... 5
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori ........................................................................ 7
2.1.1 Analisis Pendapatan Usaha ........................................... 7
2.1.1.1 Pendapatan Usaha ........................................... 7
2.1.1.2 Biaya Usaha .................................................... 7
2.1.1.3 Penerimaan Usaha ........................................... 9
2.1.1.4 Analisis Rasio Keuntungan atas Biaya
(Net B/C Rasio) ............................................... 9
2.1.1.5 Payback Period ............................................... 10
2.1.1.6 Titik Pulang Pokok (Break Even Point) ........... 10
2.1.2 Fillet Ikan ...................................................................... 11
2.2 Hasil Penelitian Terdahulu ....................................................... 12
2.3 Kerangka Pemikiran ............................................................... 13
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................. 16
3.2 Jenis dan Sumber Data ........................................................... 16
3.3 Metode Pengumpulan Data .................................................... 16
3.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data ................................... 17
3.4.1 Analisis Deskriptif ........................................................ 18
3.4.2 Analisis Finansial .......................................................... 18
3.4.2.1 Pendapatan Usaha .............................................. 19
3.4.2.2 Penerimaan Usaha ............................................. 20
3.4.2.3 Analisis Rasio Keuntungan atas Biaya
(Net B/C rasio) .................................................. 20
3.4.2.4 Payback Period ................................................. 21
3.4.2.5 Titik Pulang Pokok (Break Even Point).............. 22
3.5 Definisi Operasional ................................................................ 23
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
4.1 Profil Perusahaan ..................................................................... 25
4.1.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan................. 25
4.1.2 Lokasi PT. Ojid Kharisma Nusantara.................... 26
4.1.3 Visi Misi dan Tujuan Perusahaan.......................... 26
4.2 Lingkup Usaha ....................................................................... 27
4.3 Struktur Organisasi Perusahaan .............................................. 27
4.3.1 Tenaga Kerja ........................................................ 27
4.3.2 Hari dan Jam Kerja ............................................... 29
4.3.3 Kompensasi Karyawan ......................................... 29
4.4 Fasilitas dan Teknologi PT. Ojid Kharisma Nusantara ............ 30
4.4.1 Fasilitas Perusahaan.............................................. 30
4.4.2 Teknologi ............................................................. 31
4.5 Kegiatan Produksi .................................................................. 31
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Pendapatan Usaha Pengolahan Fillet Ikan PT. Ojid Kharisma
Nusantara ............................................................................... 39
5.1.1 Biaya Usaha ......................................................... 41
5.1.2 Biaya Operasional Pengolahan Fillet Ikan
PT. Ojid Kharisma Nusantara Tahun 2010 ............ 47
5.2
Penerimaan Usaha .................................................................. 50
5.2.1 Penerimaan Usaha Pengolahan Fillet Tuna Maguro ...... 50
5.2.2 Penerimaan Usaha Pengolahan Fillet Tuna Maguro Co . 51
5.2.3 Penerimaan Usaha Pengolahan Fillet Meka
(Swordfish) ................................................................... 53
5.2.4 Total Penerimaan Usaha Pengolahan Fillet Ikan
PT. Ojid Kharisma Nusantara Tahun 2010 .................... 54
5.3
Pendapatan Usaha PT. Ojid Kharisma Nusantara
Tahun 2010 ............................................................................ 55
5.4
Analisis Pendapatan atas Biaya .............................................. 56
xiii
5.4.1 Net B/C Rasio ............................................................... 56
5.4.2 Payback Period ............................................................. 57
5.4.3 Break Even Point .......................................................... 58
5.4.3.1 Break Even Point Pengolahan Fillet
Tuna Maguro ..................................................... 58
5.4.3.2 Break Even Point Pengolahan Fillet
Tuna Maguro Co................................................ 61
5.4.3.3 Break Even Point Pengolahan Fillet
Meka (Swordfish) ............................................. 63
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1
Kesimpulan ............................................................................ 67
6.2
Saran ...................................................................................... 68
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
1. Produksi Ikan Menurut Jenis Pengolahan ................................................. 3
2. Latar belakang pendidikan Karyawan PT. Ojid Kharisma Nusantara ........ 31
3 Pemasaran Produk PT. Ojid Kharisma Nusantara ..................................... 38
4. Total produksi fillet ikan pada PT. Ojid Kharisma Nusantara Tahun 2010 40
5. Biaya Investasi PT. Ojid Kharisma Nusantara .......................................... 41
6. Biaya Bahan Baku PT. Ojid Kharisma Nusantara tahun 2010 ................... 45
7. Biaya Bahan Pembantu ............................................................................ 46
8. Biaya Tetap Pengolahan Fillet Ikan pada PT. Ojid Kharisma Nusantara
Tahun 2010 .............................................................................................. 47
9. Biaya Variabel Pengolahan Fillet Ikan pada PT. Ojid Kharisma Nusantara
Tahun 2010 .............................................................................................. 48
10. Total Biaya Operasional Penglahan Fillet Ikan pada PT. Ojid Kharisma
Nusantara Tahun 2010 ........................................................................... 50
11. Penerimaan Usaha Pengolahan Fillet Tuna Maguro Tahun 2010 ............ 51
12. Penerimaan Usaha Pengolahan Fillet Tuna Maguro Co Tahun 2010 ....... 52
13. Penerimaan Usaha Pengolahan Fillet Meka (Swordfish) Tahun 2010 ..... 53
14. Total Penerimaan PT. Ojid Kharisma Nusantara Tahun 2010 ................. 54
15. Pendapatan Usaha Pengolahan Fillet Ikan pada PT. Ojid Kharisma
Nusantara Tahun 2010 ........................................................................... 55
16. Analisis Net B/C Rasio Pengolahan Fillet Ikan PT. Ojid Kharisma
Nusantara Tahun 2010 ........................................................................... 56
17. Analisis Payback Period Pengolahan Fillet Ikan PT. Ojid Kharisma
Nusantara Tahun 2010 ........................................................................... 57
18. Break Even Point Pengolahan Fillet Tuna Maguro ................................. 59
19. Break Even Point Pengolahan Fillet Tuna Maguro Co ............................ 61
20. Break Even Point Pengolahan Fillet Meka (Swordfish) ........................... 64
DAFTAR GAMBAR
1. Kerangka Pemikiran Konseptual .............................................................. 15
2. Struktur Organisasi .................................................................................. 29
3. Alur Pembuatan Ikan Fillet ...................................................................... 34
DAFTAR LAMPIRAN
1. Biaya Penyusutan Pengolahan Fillet Ikan PT. Ojid Kharisma Nusantara
Tahun 2010 .............................................................................................. 72
2. Layout PT. Ojid Kharisma Nusantara ....................................................... 73
3. Gambar Peralatan yang digunakan pada proses produksi .......................... 74
4. Gambar Peralatan produksi serta fillet yang siap dipasarakan ................... 75
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk yang
cukup besar dan terus bertambah seiring berjalannya waktu, sehingga tingkat
konsumsi masyarakat semakin meningkat. Tentu saja kebutuhan akan daging
sebagai salah satu makanan pokok juga semakin meningkat.
Saat ini tingkat konsumsi daging sapi dan daging ayam di Indonesia masih
lebih tinggi dibandingkan tingkat konsumsi daging ikan. Akan tetapi masyarakat
mulai mengalihkan konsumsi daging sapi dan ayam ke daging ikan yang
disebabkan makin meluasnya pengetahuan masyarakat akan manfaat kesehatan
yang terkandung dalam daging ikan, serta harganya yang relatif lebih murah.
Ikan adalah salah satu sumber pangan yang nilai gizinya sangat baik
karena mengandung protein sebesar 16 persen sampai 24 persen dari
bobotnya.Selain itu, daging ikan mengandung lemak antara 0,2 persen sampai 2,2
persen, karbohidrat, mineral dan vitamin. Daging ikan juga cocok untuk
dikonsumsi oleh penderita tekanan darah tinggi karena kandungan kolesterolnya
sedikit.(Susanto, 2005: 6).
Kekayaan sumberdaya laut Indonesia sendiri sangat berlimpah, dua per
tiga wilayah Indonesia terdiri dari laut, potensi perikanan sebesar 6,26 juta
ton/tahun dengan keragaman jenis ikan namun belum seluruhnya dimanfaatkan
secara optimal. Pada tahun 2005, total produksi perikanan 4,71 juta ton, dimana
75% (3,5 juta ton) berasal dari tangkapan laut.
Konsumsi hasil perikanan sendiri Indonesia masih terbilang rendah dengan
konsumsi perkapitanya yang hanya 26,5 kg/perkapita pertahun, jauh jika
dibandingkan dengan negara tetangga yakni antara 60-80 kg/kapita pertahun.
Untuk mengatasi rendahnya konsumsi daging ikan di Indonesia, Kementerian
Kelautan dan Perikanan akan membentuk tim nasional untuk melaksanakan
program percepatan peningkatan konsumsi ikan di dalam negeri menjadi 30,47
kilogram per kapita per tahun sepanjang 2011. Konsumsi ikan di dalam negeri
yang baru berada di level 28 kilogram per kapita per tahun pada 2009 ditargetkan
naik sekitar 8.8% pada tahun ini. Dari total produksi tangkapan laut, sebesar
57,05% dimanfaatkan dalam bentuk basah, sebesar 30,19% bentuk olahan
tradisional dan sebesar 10,90 % bentuk olahan modern dan olahan lainnya yakni
1,86%. Sedangkan dari ekspor tahun 2005 sebesar 857,78 ton, yang 80%
didominasi produk olahan modern. Sedangkan produk olahan tradisional hanya
sekitar 6%. (DKP, 2010: 1)
Upaya untuk meningkatkan nilai dan mengoptimalkan pemanfaatan
produksi hasil tangkapan laut adalah dengan pengembangan produk bernilai
tambah, baik olahan tradisional maupun modern. Saat ini produk bernilai tambah
yang diproduksi di Indonesia masih dari ikan ekonomis seperti tuna, udang dan
lain sebagainya yang memiliki nilai jual meski tanpa dilakukan proses lanjutan.
Apabila ingin merubah nilai jual ikan non ekonomis maka salah satu cara yang
bisa ditempuh adalah melalui diversifikasi pengolahan produk perikanan agar
lebih bisa diterima oleh masyarakat dan sesuai dengan selera pasar dalam rangka
memenuhi
kebutuhan
gizi
masyarakat,
aman,
sehat
melalui
asupan
2
gizi/vitamin/protein dari produk hasil perikanan dan ketahanan pangan.(Bisnis
Indonesia, 2008: 1)
Berikut ini disajikan data produksi ikan olahan Indonesia tahun 2000
hingga 2005.
Tabel 1.
Produksi Ikan Olahan Menurut Jenis Pengolahan di Indonesia
Tahun 2000 - 2005
Produksi Ikan Olahan Menurut Jenis Pengolahan (Ton)
Tahun
Jenis Pengolahan
2000
2001
2002
2003
2004
2005
611.662
584.394
571.577
598.235
483.471
478.317
66.457
134.071
124.628
121.491
123.555
95.776
Terasi
16.581
21.607
7.251
9.342
15.731
13.911
Peda
7.950
13.442
4.996
4.911
5.331
6.452
76
524
2
6
204
71
Asapan
37.641
36.561
53.905
56.574
66.516
88.690
Lainnya
9.195
30.158
53.045
52.355
17.516
28.012
305.923
307.235
319.237
573.911
636.303
699.224
21.227
25.299
36.913
28.415
36.137
49.211
1.640
12.204
16.612
8.635
6.458
7.251
1.078.352
1.165.495
1.188.364
1.453.875
1.391.222
1.466.915
Kering/Asin
Pindang
Diawetkan
Peragian
Kecap
Beku
Kalengan
Tepung Ikan
JUMLAH
Sumber: Statistik Perikanan Indonesia, 2006
Berdasarkan data pada Tabel di atas menunjukkan bahwa secara umum
produksi olahan ikan laut mengalami kenaikan produksi tiap tahunnya, namun
lain halnya dengan jenis pengolahan ikan kering/asin. Jenis pengolahan ikan ini
mengalami penurunan produksi tiap tahun, sehingga jika melihat pada tabel
tersebut di atas, maka sangatlah potensial jika kita ingin mengembangkan usaha
dibidang pengolahan ikan.
3
Seiring berjalannya waktu, para pelaku bisnis mulai melihat adanya
prospek yang baik dalam menjalankan usaha dibidang pengolahan ikan ini, namun
dalam memulai suatu usaha perlu dipertimbangkan segala aspek mendasar dalam
memulai suatu usaha, sehingga usaha yang akan dijalankan dapat mencapai
keuntungan secara finansial. Saat ini banyak usaha yang bergerak dibidang
perikanan, baik pada sektor hulu maupun hilir. Salah satu usaha yang bergerak
disektor hilir yakni PT. Ojid Kharisma Nusantara yang merupakan salah satu
perusahaan yang mengolah hasil perikanan laut seperti ikan tuna, ikan gindara
serta berbagai jenis ikan laut lainnya yang nantinya diolah menjadi ikan fillet dan
dipasarkan untuk beberapa usaha restoran, hotel dan pasar swalayan. Perusahaan
ini sudah berjalan sejak tahun 1992, namun pemiliknya sendiri mengakui masih
memiliki beberapa kekurangan, bahkan dalam aspek finansial.
Analisis
pendapatan
usahatani
pada
umumnya
digunakan
untuk
mengevaluasi kegiatan suatu usaha pertanian dalam satu tahun. Tujuannya adalah
membantu pengelola usaha pertanian mengetahui usaha yang dijalankan masih
menguntungkan atau sebaliknya (Suratiyah, 2006). Akan tetapi, PT. Ojid Kharisma
Nusantara tidak melakukan evaluasi setiap periodik, sehingga keuntungan yang
dihasilkan oleh perusahaan tersebut tidak terlihat secara keseluruhan. Dalam
pengembangan usaha, pendapatan menjadi sangat penting sebagai tolak ukur
keberhasilan suatu usaha, sehingga dalam pelaksanaannya perlu adanya
pengelolaan keuangan yang baik, sehingga tercapai tujuan perusahaan. Oleh
karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian pada perusahaan tersebut
4
dengan judul “Analisis Pendapatan Usaha Pengolahan Fillet Ikan (Studi
Kasus PT. Ojid Kharisma Nusantara pada Tahun 2010)”.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar
belakang
penelitian,
maka
dapat
dirumuskan
permasalahan penelitian ini sebagai berikut:
1. Biaya-biaya apa saja yang dikeluarkan pada usaha pengolahan fillet ikan di
PT. Ojid Kharisma Nusantara?
2. Berapa besarnya pendapatan usaha pengolahan fillet ikan di PT. Ojid
Kharisma Nusantara?
3. Berapa tingkat Net B/C Ratio, Payback Period (PP) serta Break Even
Point (BEP) pada usaha pengolahan fillet ikan di PT. Ojid Kharisma
Nusantara?
1.3
Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka
tujuan penelitian ini yaitu:
1. Mengetahui biaya-biaya yang dikeluarkan usaha pengolahan fillet ikan di
PT. Ojid Kharisma Nusantara.
2. Mengetahui besarnya pendapatan usaha pengolahan fillet ikan di PT. Ojid
Kharisma Nusantara.
3. Mengetahui tingkat Net B/C Ratio, Payback Period (PP) serta Break Even
Point (BEP) pada usaha pengolahan fillet ikan di PT. Ojid Kharisma
Nusantara.
5
1.4
Manfaat penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat kepada:
1. Peneliti, dapat menambah wawasan, ilmu pengetahuan, dan menerapkan
serta membandingkan antara teori yang telah dipelajari di bangku kuliah
dengan praktek yang dijalankan oleh pihak perusahaan.
2. Perusahaan, sebagai salah satu bahan evaluasi bagi PT. Ojid Kharisma
Nusantara,
sehingga
dapat
dipakai
pertimbangan
untuk
rencana
pngembangan usaha.
3. Akademisi, sebagai bahan referensi untuk memperkaya pengetahuan serta
dapat dikembangkan menjadi topik yang lebih spesifik untuk penelitian
selanjutnya.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Landasan Teori
2.1.1 Analisis Pendapatan Usaha
2.1.1.1 Pendapatan Usaha
Pendapatan adalah sesuatu yang sangat penting dalam setiap perusahaan.
Tanpa ada pendapatan mustahil akan didapat penghasilan. Pendapatan adalah
penghasilan yang timbul dari aktivitas perusahaan yang biasa dikenal atau disebut
penjualan, penghasilan jasa (fees), bunga, dividen, royalti dan sewa (Kasmir dan
Jakfar, 2007 :85).
Menurut Kasmir dan Jakfar (2007:85), ada dua konsep tentang pendapatan
yaitu:
1. Konsep pendapatan yang memusatkan pada arus masuk aktiva sebagai
hasil dari kegiatan operasi perusahaan.
2. Konsep pendapatan yang memusatkan perhatian kepada penciptaan barang
dan jasa serta penyaluran konsumen atau produsen lainnya.
2.1.1.2 Biaya Usaha
Menurut Mulyadi (2002: 8), biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi
yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan
terjadi untuk tujuan tertentu.
Menurut Soeharjo dan Patong (1973:14), biaya usahatani atau disebut juga
pengeluaran usahatani adalah nilai semua masukan yang habis terpakai atau
dikeluarkan di dalam produksi. Biaya usahatani dapat berbentuk biaya tunai dan
biaya yang diperhitungkan. Biaya tunai adalah biaya yang dibayar dengan uang,
seperti biaya pembelian sarana produksi dan biaya upah tenaga kerja. Biaya yang
diperhitungkan digunakan untuk menghitung berapa sebenarnya pendapatan kerja
petani apabila bunga modal dan nilai kerja keluarga diperhitungkan.
Modal yang digunakan petani diperhitungkan sebagai modal pinjaman
meskipun modal itu milik petani sendiri karena modal tersebut dapat dialokasikan
untuk beberapa alternatif
biaya, sehingga harus memperhitungkan juga jasa
modal milik petani sendiri.
Menurut Makeham dan Malcolm (1991: 98-101), biaya dalam usahatani
dibagi menjadi :
1. Biaya tetap
Biaya tetap adalah biaya-biaya yang dalam batas-batas tertetu tidak
berubah ketika tigkat kegiatan berubah. Dua macam biaya tetap yang telah
diketahui secara umum adalah biaya tetap total dan biaya operasi.
Contoh biaya tetap adalah:
a.
Investasi
b.
Penyusutan
c.
Pajak
2. Biaya Variabel
Biaya variabel juga dikenal sebagai biaya-biaya langsung. Sesuai
namanya, biaya-biaya ini berubah-ubah mengikuti ukuran serta tingkat
output suatu kegiatan.
8
Contoh biaya variabel adalah:
a. Gaji Karyawan
b.
Biaya bahan baku
c.
Biaya listrik dan telepon
d.
Biaya transportasi
2.1.1.3 Penerimaan Usaha
Soekartawi (1986:76) berpendapat bahwa penerimaan usahatani adalah
nilai uang yang diterima dari penjualan produk usahatani yang dapat berwujud
dalam tiga hal yakni hasil penjualan produk yang akan dijual, hasil penjualan
produk sampingan, serta produk yang dikonsumsi rumah tangga selama
melakukan kegiatan usahatani. Menurutnya, penerimaan usahatani adalah nilai
produksi yang diperoleh dari produk total dikalikan dengan harga jual.
2.1.1.4 Analisis Rasio Keuntungan dan Biaya (Net B/C Rasio)
Analisis Rasio Keuntungan dan Biaya (Net B/C Rasio) adalah
perbandingan antara tingkat keuntungan yang diperoleh dengan total biaya yang
dikeluarkan. Suatu usaha dikatakan layak dan memberikan manfaat apabila nilai
Net B/C lebih besar dari nol (0), semakin besar nilai Net B/C maka semakin besar
pula manfaat yang akan diperoleh dari usaha tersebut (Rahardi dan Hartanto,
2003:69).
Menururt Sofyan (2003: 177), Analisis Rasio Keuntungan dan Biaya (Net
B/C Rasio) merupakan suatu rasio yang membandingkan antara benefit atau
9
keuntungan dari suatu usaha dengan biaya yang dikeluarkan untuk merealisasikan
rencana pendirian dan pengoperasian usaha tersebut.
2.1.1.5 Payback Period (PP)
Payback Period atau analisis waktu pengembalian investasi merupakan
suatu periode yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi
dengan menggunakan aliran kas (Kasmir dan Jakfar 2008: 98).
Menurut Sofyan (2003: 181), Payback Period adalah masa pengembalian
modal, artinya lama periode waktu untuk mengembalikan modal investasi. Cepat
atau lambatnya sangat tergantung pada sifat aliran kas masuknya. Jika aliran kas
masuknya besar atau lancar, maka proses pengembalian modal akan lebih cepat
dengan asumsi modal yang digunakan tetap atau tidak ada penambahan modal
selama umur proyek.
2.1.1.6 Titik Pulang Pokok (Break Event Point)
Analisis pulang pokok adalah suatu alat analisis yang digunakan untuk
mengetahui hubungan antara beberapa variabel di dalam kegiatan perusahaan.
Seperti luas produksi atau tingkat produksi yang dilaksanakan, biaya yang
dikeluarkan, serta pendapatan yang diterima perusahaan dari kegiatannya (Umar,
2005: 202).
Menururt Rahardi dan Hartanto (2003: 70), Break Even Point merupakan
titik impas usaha. Jika nilai Break Even Point dapat diketahui, maka pada tingkat
produksi dan harga berapa suatu usaha tidak memberikan keuntungan dan tidak
pula mengalami kerugian.
10
2.1.2 Fillet Ikan
2.1.2.1 Pengertian Fillet Ikan
Fillet adalah bagian daging ikan yang diperoleh dengan penyayatan ikan
utuh sepanjang tulang belakang, dimulai dari belakang kepala hingga mendekati
bagian ekor tulang belakang dan tulang rusuk yang membatasi badan dengan
rongga perut tidak terpotong pada waktu penyayatan.
Fillet memiliki beberapa keuntungan sebagai bahan baku olahan, antara
lain bebas duri dantulang, dapat disimpan lebih lama, serta dapat menghemat
waktu dan tenaga kerja karena penanganannya lebih mudah, sehingga akan
memudahkan dan mengefesienkan proses produksi serta meningkatkan mutu
produk olahannya. Seperti fillet Salmon (Anabas Testudineus), Kakap Merah
(Lutjanus
argentimaculatus),
Kerapu
(Serranidae),
Kurisi
(Nemipterus
nematophorus), Swanggi (Priacanthus tayenus), Biji Nangka/kuniran (Upeneus
sulphureus), Pisang-pisang (Caesio chrysozomus), Paperek (Leiognathus sp), dan
Gerot-gerot (Pomadasys sp)(Suparno, 2008: 2).
2.1.2.2 Jenis Fillet Ikan
Ikan yang biasanya menjadi bahan baku untuk dijadikan fillet adalah ikan
laut maupun tawar yang berukuran sedang dengan bentuk bulat atau pipih. Jenis
ikan yang digunakan sebagai bahan mentah untuk pengolahan fillet ikan
bermacam-macam, baik ikan laut atau ikan air tawar yang mumnya berukuran
sedang, dengan bentuk ikan yang badannya bulat maupun yang pipih.
11
Ikan air tawar yang biasanya menjadi bahan untuk dijadikan sebagai fillet
yakni: Lele, Nila, Gurame, dan Ikan Mas, sedangkan ikan laut yakni Kakap,
Salmon, Kerapu, Pari, Tuna dan lain-lain.
2.2
Penelitian Terdahulu
Kusumawarni (2003) mengenai tingkat pendapatan petani pembenihan
ikan hias air tawar dan ikan konsumsi ikan hias. Berdasarkan penelitian tersebut,
diperoleh informasi bahwa penerimaan yang diperoleh petani ikan hias air tawar
selama satu tahun sebesar Rp. 28.800.000 dengan nilai R/C Rasio sebesar 6,24
persen. Sementara itu, untuk tiga jenis ikan konsumsi, pendapatan yang diperoleh
sebesar Rp. 932.408,81 dengan nilai R/C Rasio sebesar 2,24 persen.
Alireza (2002) dengan penelitian berjudul “Studi Kelayakan Agribisnis
Ikan Hias Air TawarSkala Kecil” menghasilkan NPV positif sebesar Rp.
22.095.717, IRR sebesar 68,97% dan Net B/C Rasio sebesar 3,95 serta Payback
Period nya 3 tahun 11 bulan. Sedangkan usaha skala besar menghasilkan NPV
sebesar Rp. 51.950.085, IRR sebesar 84,28%, Net B/C Rasio 4,54 dan dengan
Payback Period 3 tahun 1 bulan. Hal ini menunjukkan bahwa agribisnis ikan hias
air tawar baik skala kecil maupun skala besar masih layak untuk dijalankan. Hasil
analisis sensitivitas menunjukkan bahwa agribisnis ikan hias air tawar skala besar
kurang sensitif terhadap perubahan harga output, harga input dan tingkat suku
bunga. Setiap kenaikan harga output sebesar 25%, kenaikan harga input sebesar
15%, penurunan harga input sebesar 15% dan kenaikan tingkat suku bunga
menjadi 20% tidak menyebabkan usaha menjadi tidak layak. Sedangkan agribisnis
12
ikan hias air tawar tidak layak jika terjadi penurunan harga input yang diikuti oleh
kenaikan tingkat suku bunga.
Inayah (2006) mengenai analisis pendapatan usahatani padi diperoleh
pendapatan bersih petani pemilik yaitu sebesar Rp. 3.110.000 dan petani
penggarap sebesar Rp. 1.750.000. R/C rasio untuk petani pemilik sebesar 1,5 dan
petani penggarap sebesar 1,26 yang berarti usahatani padi sudah efisien dan layak
diusahakan serta memberikan pendapatan yang lebih besar dari biaya yang
dikeluarkan.
2.3
Alur Pemikiran Penelitian
Alur Pemikiran Penelitian dalam penelitian ini mengenai analisis
pendapatan usaha pada PT. Ojid Kharisma Nusantara. PT. Ojid Kharisma
Nusantara merupakan salah satu perusahaan yang mengolah hasil perikanan laut
seperti ikan tuna, ikan meka (swordfish) serta berbagai jenis ikan laut lainnya
yang nantinya diolah menjadi ikan fillet dan dipasarkan untuk beberapa usaha
restoran, hotel dan pasar swalayan. Perusahaan tersebut terus berupaya
meningkatkan produktivitas dari produk olahan yang dihasilkan terkait
permintaan dari para konsumen maupun pelanggannya. Oleh karena itu,
produktivitas yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut harus diketahui.
Berdasarkan kondisi tersebut, pendapatan menjadi sangat penting sebagai tolak
ukur keberhasilan suatu usaha, sehingga usaha yang dijalankan dapat mencapai
keuntungan yang maksimal. Salah satu cara untuk mendapatkan informasi
pendapatan yang diterima oleh PT. Ojid Kharisma Nusantara dengan melihat
beberapa aspek yang meliputi aspek finansial dengan beberapa perhitungan seperti
13
perhitungan Penerimaan, Pendapatan, Biaya, Net B/C Ratio, Payback Period dan
Break Event Point.
Penelitian ini diawali dengan mencari informasi mengenai produksi yang
dilakukan PT. Ojid Kharisma Nusantara. Selama tahun 2010 PT. Ojid Kharisma
Nusantara telah memproduksi fillet ikan sebesar 39.940 Kg yang diperoleh dari
produksi fillet Tuna Maguro, Maguro Co serta Meka (Swordfish). Setelah
diketahui besarnya produksi, maka penelitian dilanjutkan dengan menganalisis
biaya-biaya yang telah dikeluarkan PT. Ojid Kharisma Nusantara selama tahun
2010. Dari biaya-biaya tersebut barulah dilakukan perhitungan penerimaan yang
diperoleh dari perkalian volume produksi dengan biaya yang dikeluarkan dari
penjualan ketiga produknya.
Perhitungan
analisis
pendapatan
diperoleh
dengan
menggunakan
perhitungan Net B/C rasio untuk mengetahui besarnya perbandingan pendapatan
yang diperoleh dengan biaya yang dikeluarkan. Analisis Payback Period
digunakan untuk mengetahui periode waktu yang diperlukan PT. Ojid Kharisma
Nusantara dalam melunasi seluruh pengeluaran investasi selama umur investasi.
Break Even Point (BEP) atau titik pulang pokok digunakan untuk melihat
pada tingkat produksi dan harga berapa suatu usaha peternakan tidak memberikan
keuntungan dan tidak pula mengalami kerugian selama satu periode. Sehingga
dari perhitungan analisis tersebut diharapkan dapat memperoleh gambaran
mengenai keberlangsungan usaha dari PT. Ojid Kharisma Nusantara. Alur
pemikiran penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.
14
Pendapatan Usaha
Pengolahan Fillet Ikan
PT. Ojid Kharisma
Nusantara
Penjualan Produk
Fillet Tuna Maguro
Fillet Tuna Maguro Co
Struktur biaya
1. Biaya Investasi
2. Biaya Tetap
3. Biaya tidak Tetap
Fillet Meka
Penerimaan
PT. Ojid Kharisma
Nusantara
Analisis Pendapatan
Net B/C Rasio
Break Even Point
Payback Period
KEBERLANGSUNGAN USAHA
PT. OJID KHARISMA
NUSANTARA
Gambar 1. Alur Pemikiran Penelitian Analisis Pendapatan Usaha
Pengolahan Fillet Ikan
15
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada PT. Ojid Kharisma Nusantara yang berlokasi
di Jalan Raya Kertamukti, Ciputat, Tangerang, dengan pertimbangan bahwa usaha
ini merupakan salah satu usaha yang bergerak di bidang pengolahan ikan laut
yang sudah cukup lama, yakni sejak tahun 1991. Penelitian ini dilakukan selama
satu bulan, yakni pada bulan Februari hingga Maret 2011.
3.2
Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua jenis, yaitu data primer
dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui hasil wawancara dengan pihak
terkait yakni pemilik PT. Ojid Kharisma Nusantara berupa data teknis dan non
teknis usaha, komponen biaya investasi, dan harga jual output. Sedangkan data
sekunder diperoleh dari laporan keuangan perusahaan yaitu data penjualan serta
gambaran umum usaha PT. Ojid Kharisma Nusantara. Data sekunder lainnya
diperoleh dari literatur yang berkaitan dengan penelitian ini.
3.3
Metode Pengumpulan Data
Peneliti melakukan pengumpulan data yang diperlukan selama penelitian
berlangsung dengan beberapa cara, yaitu:
1. Observasi
Observasi adalah pengamatan secara langsung ke objek penelitian
untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan (Ridwan, 2009: 30).
Observasi dilakukan melalui pengamatan secara langsung terhadap
kegiatan-kegiatan yang dilakukan tempat penelitian yang berhubungan
dengan gambaran umum usaha pengolahan fillet ikan di PT. Ojid
Kharisma Nusantara dan informasi-informasi lainnya yang dibutuhkan
dalam penelitian ini. Variabel-variabel yang akan diamati diantaranya
adalah kegiatan manajemen dan produksi, yakni proses penjualan dari
biaya-biaya yang dikeluarkan sampai pemasukan atau penerimaan yang
diperoleh oleh perusahaan dalam usaha pengolahan fillet ikan.
2. Wawancara
Wawancara adalah percakapan yang dilakukan oleh pewawancara
(interviewer) kepada responden guna menggali informasi atau data yang
digunakan untuk kebutuhan penelitian (Suharsono, 2009: 83). Wawancara.
Wawancara dilakukan kepada pemilik PT. Ojid Kharisma Nusantara untuk
memperoleh gambaran mengenai pendapatan usaha dan informasi
mengenai volume penjualan, biaya-biaya yang dikeluarkan, penerimaan
yang diperoleh perusahaan tersebutdalam usaha pengolahan fillet ikan.
3. Studi Pustaka
Studi pustaka yang dilakukan mengacu pada literatur–literatur yang
dianggap relevan dengan penelitian ini.
3.4
Metode Pengolahan dan Analisis Data
Metode pengolahan data yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan
tabulasi dengan bantuan perangkat kalkulator dan piranti lunak (software)
Microsoft Office Excel 2007. Data yang diperoleh baik berupa data primer
17
maupun sekunder disusum, disederhanakan, dan disajikan dalam bentuk tabulasi.
Kemudian data dianalisis sesuai dengan tujuan dari penelitian ini
Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah metode
kualitatif dan kuantitatif. Metode kualitatif dilakukan dengan analisis deskriptif
untuk melihat meliputi kegiatan usaha pengolahan fillet ikan di PT. Ojid Kharisma
Nusantara. Sedangkan metode kuantitatif dilakukan dengan analisis finansial
untuk mengetahui besar biaya, tingkat pendapatan, dan kriteria-kriteria analisis
pendapatan seperti, Net Benefit Cost Ratio (Net B/C Rasio), Payback Period (PP),
serta Break Even Point (BEP).
3.4.1 Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif dilakukan untuk mengetahui gambaran mengenai
karakteristik usaha pengolahan fillet ikan dan gambaran umum kegiatan usaha
pengolahan fillet ikan di PT. Ojid Kharisma Nusantara, serta melengkapi hasil
analisis kuantitatif. Data yang digunakan dalam analisis deskriptif adalah data
primer dan sekunder berupa data kualitatif maupun kuantitatif.
3.4.2 Analisis Finansial
Analisis yang dilakukan meliputi kegiatan usaha pengolahan fillet ikan di
PT. Ojid Kharisma Nusantara, yakni fillet ikan Tuna Maguro, Tuna Maguro Co
serta Meka (Swordfish). Usaha pengolahan fillet ikan tersebut akan dinilai
besarnya biaya yang dikeluarkan dan penerimaan yang diperoleh. Selisih antara
keduanya (penerimaan dikurangi biaya), akan menghasilkan pendapatan sebagai
indikator awal bahwa usaha pengolahan fillet ikan tersebut menguntungkan.
18
Analisis finansial dalam penelitian ini meliputi analisis pendapatan usaha,
analisis rasio keuntungan atas biaya atau Net Benefit Cost Ratio (Net B/C Rasio),
analisis Payback Period (PP), serta analisis titik impas atau Break Event Point
(BEP).
3.4.2.1 Pendapatan Usaha
Menurut Hermanto (1995: 203) analisis pendapatan usahatani sangat
penting dalam kaitannya dengan tujuan yang hendak dicapai oleh setiap usahatani,
demikian pula bagi mereka yang berkepentingan dalam usahatani dengan berbagai
pertimbangan dan motivasinya. Kegiatan usahatani bertujuan untuk mencapai
produksi dibidang pertanian, pada akhirnya akan dinilai dengan pendapatan yang
diperhitungkan dari nilai produksi setelah dikurangi atau memperhitungkan biaya
yang telah dikeluarkan. Penerimaan usahatani atau pendapatannya akan
mendorong petani agar petani untuk dapat mengalokasikannya dalam berbagai
kegunaan seperti: (1) biaya produksi periode selanjutnya (2) tabungan dan (3)
pengeluaran tak terduga.
Menurut Soekartawi (2006: 58), perhitungan pendapatan usaha dapat
dirumuskan sebagai berikut:
Π = TR – TC
Keterangan:
Π
= Pendapatan
TR
= Total Revenue (Total Penerimaan)
TC
= Total Cost (Total Biaya)
19
3.4.2.2 Penerimaan Usaha
Analisis pendapatan digunakan untuk menghitung pendapatan PT. Ojid
Kharisma Nusantara. Menurut Soeharjo dan Patong (1973: 23), tujuan utama dari
analisis pendapatan usahatani adalah menggambarkan tingkat keberhasilan
kegiatan usahatani dan menggambarkan keadaan yang akan datang dari
perencanaan yang akan dibuat. Adapun perhitungan penerimaan usahatani
dirumuskan sebagai berikut:
PT = P . Q
Keterangan:
PT
= Penerimaan total
P
= Price (harga)
Q
= Quantity (jumlah produksi)
3.4.2.3 Net Benefit Cost Ratio (Net B/C Ratio)
Analisis Net B/C Rasio adalah perbandingan antara tingkat keuntungan
atau pendapatan yang diperoleh dengan total keseluruhan biaya yang dikeluarkan.
Pada dasarnya suatu usaha dikatakan layak dan memberikan manfaat positif pada
perusahaan itu apabila nilai suatu Net B/C Rasio lebih besar dari nol (0), dan
semakin besarnilai Net B/C Rasio semakin besar pula manfaat positif yang akan
diterima oleh perusahaan tersebut (Rahardi 2003: 69).
Adapun rumus dari Net B/C Rasio yakni:
Net B/C Rasio =
Total Keuntungan
= Total Biaya
20
Kriteria investasi berdasarkan Net B/C Rasio :
a.
Net
B/C
>
0,
usaha
menguntungkan
dan
layak
untuk
tidak
layak
untuk
diusahakan/dilanjutkan.
b.
Net
B/C
<
0,
usaha
merugikan
dan
diusahakan/dilanjutkan.
3.4.2.4 Payback Period (PP)
Menurut Sofyan (2003: 19), teknik ini digunakan untuk menentukan
berapa lama modal yang ditanamkan dalam usaha itu akan kembali jika alternatif
aliran kas (Cash Flow) yang didapat dari usaha yang diusulkan itu akan kembali,
maka alternatif usulan usaha yang memberikan masa yang terpendek adalah yang
terbaik.
Menurut Kasmir dan Jakfar (2004: 155), perhitungan Payback Period
didapat dari perhitungan nilai kas bersih (proceed) yang diperoleh setiap tahun.
Nilai kas bersih merupakan penjumlahan laba setelah pajak ditambah dengan
penyusutan (dengan catatan jika investasi 100% menggunakan modal sendiri).
Rumus yang digunakan dalam perhitungan Payback Period adalah sebagai
berikut:
=
/
Untuk menilai apakah usaha layak diterima atau tidak dari segi Payback
Period, maka hasil perhitungan tersebut harus sebagai berikut:
1. Payback Period sekarang harus lebih kecil dari umur investasi.
2. Dengan membandingkan rata-rata industri unit usaha sejenis.
21
3. Sesuai dengan target perusahaan.
Kelemahan metode Payback Period adalah:
1. Mengabaikan time value of money
2. Tidak
mempertimbangkan
arus
kas
yang
terjadi
setelah
masa
pengembalian.
3.4.2.5 Break Event Point (BEP)
Break Event Point (BEP) merupakan suatu alat analisis yang digunakan
untuk mengetahui hubungan antar beberapa variabel didalam kegiatan perusahaan
seperti tingkat produksi yang dilaksanakan, biaya yang dikeluarkan, serta
pendapatan yang diterima perusahaan dari kegiatannya. Keadaan pulang pokok
merupakan keadaan dimana penerimaan pendapatan (total revenue) yang
disingkat TR adalah biaya yang ditanggungnya (total cost) yang disingkat TC.
Penentuan Break Event Point didasarkan pada persamaan penjualan
dengan total biaya. Adapun perhitungan BEP menurut Garrison, dkk (2008: 334)
adalah sebagai berikut:
=
−
Keterangan :
P
= Harga
AVC = Biaya Variabel
FC
= Biaya Tetap
TC
= Total Biaya
Y
= Produksi
22
3.5
Definisi Operasional
Menurut Bungin (2006: 36), definisi operasional adalah definisi yang
didasarkan atas sifat-sifat hal definitif yang dapat diukur dan diamati, sebagai
titik tolak persamaan persepsi dalam penelitian. Definisi operasional dalam
penelitian ini adalah:
1. Fillet adalah bagian daging ikan yang diperoleh dengan penyayatan ikan
utuh, yakni sepanjang tulang belakang, dimulai dari belakang kepala
hingga mendekati bagian ekor.
2. Biaya adalah seluruh pengeluaran usaha yang terdiri dari biaya investasi
dan biaya operasional (biaya tetap dan biaya variabel). Biaya dinyatakan
dalam satuan rupiah/periode.
3. Biaya tetap adalah biaya yang tidak berhubungan secara langsung dengan
proses produksi, seperti sewa lahan dan penyusutan.
4. Biaya variabel adalah biaya yang secara langsung dengan berhubungan
dengan proses produksi, seperti pisau, pengasah pisau, meja, talenan,
listrik dan air.
5. Pendapatan usaha adalah nilai uang yang diperoleh dari usaha penjualan
ikan fillet itu sendiri yang merupakan selisih antara penerimaan total
dengan biaya total usaha yang dikeluarkan. Pendapatan usaha dinyatakan
dalam satuan rupiah/periode.
6. Net B/C Rasio merupakan perbandingan antara pendapatan dengan biaya
produksi.
23
7. Payback Period (PP) adalah perbandingan antara investasi yang
dikeluarkan dengan pendapatan usaha yang diperoleh.
8. Break Event Point (BEP) adalah titik pertemuan antara biaya dan
penerimaan dimana usaha tidak mengalami untung maupun rugi.
24
BAB IV
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1
Profil Perusahaan PT. Ojid Kharisma Nusantara
4.1.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan
PT. Ojid Kharisma Nusantara merupakan salah satu perusahaan
home industry yang bergerak dibidang pengolahan ikan laut dengan produk
utamanya yakni fillet ikan tuna serta produk tambahan lain seperti, tako (gurita),
tobiko (telur ikan terbang), kepiting, udang serta sontong. PT. Ojid Kharisma
Nusantara telah berdiri sejak tahun 1992 dengan modal pribadi dan sampai saat ini
telah memiliki pasar yang cukup luas dengan cakupan seperti hotel, restoran serta
pasar swalayan yang berada di daerah Jakarta.
Pada tahun 2002, jumlah restoran Jepang mulai menurun, hal ini
memperketat persaingan di industri pemasar ikan. PT. Ojid Kharisma Nusantara
melakukan strategi memperkuat usahanya dengan mengeluarkan produk telur ikan
terbang (tobico) serta gurita (tako). Dua produk tersebut merupakan bahan
pelengkap dalam masakan-masakan Jepang, produsen dua produk di atas pun
sangat jarang di Jakarta. Dengan adanya produk tersebut, daya saing PT. Ojid
Kharisma Nusantara semakin meningkat, sehingga menjadikannya sebagai
pemasar yang cukup aktif dalam menyediakan produk-produk dari laut.
Saat ini PT. Ojid Kharisma Nusantara telah memiliki pasar yang cukup
luas dan telah bekerjasama dengan beberapa hotel besar seperti hotel Mulia, hotel
Sultan, hotel Mahakam, serta beberapa hotel lainnya. Selain itu, PT. Ojid
Kharisma Nusantara juga bekerjasama dengan beberapa restoran besar yang
umumnya adalah restoran Jepang seperti Restoran Sakana, Honsen, Sushisei,
Tokyo Kitchen, Hananoya dan bebrapa restoran Jepang lainnya.Selain hotel dan
restoran PT. Ojid Kharisma Nusantara juga bekerjasama dengan tiga pasar
swalayan seperti Hypermart, Cosmo, serta Masuya.
4.1.2 Lokasi Perusahaan
PT. Ojid Kharisma Nusantara terletak di Jl. Kertamukti Raya No. 49,
Kelurahan Pisangan, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan, Provinsi
Banten. Perusahaan ini terletak di atas lahan milik keluarga seluas 300m2 dimana
lahan tersebut telah memiliki bangunan yang terdiri dari kantor, ruang produksi,
dan gudang penyimpanan dengan lima buah lemari pendingin.
4.1.3 Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan
Sejak didirikan, PT. Ojid Kharisma Nusantara belum memiliki visi dan
misi secara tertulis. Selama ini segala aktivitas perusahaan selalu mengacu kepada
tujuan berdiri perusahaan. Tujuan PT. Ojid Kharisma Nusantara sendiri adalah
untuk mensejahtrakan karyawan dan menunjukan diri sebagai suplier ikan segar
berkualitas tinggi.
PT. Ojid Kharisma Nusantara menyadari pentingnya suatu tujuan bagi
suatu organisasi, tujuan juga yang menjadi pemersatu dalam sebuah organisasi.
Oleh karena itu mereka membuat suatu tujuan yang mampu mendefinisikan
organisasi mereka dalam lingkungannya.
26
4.2
Lingkup Usaha PT. Ojid Kharisma Nusantara
PT. Ojid Kharisma Nusantara merupakan sebuah perusahaan yang
bergerak dalam bidang pengolahan ikan laut yang menghasilkan produk berupa
fillet ikan. Berikut jenis produk yang dihasilkan oleh PT. Ojid Kharisma
Nusantara:
a. Fillet Tuna Maguro
b. Fillet Tuna Maguro Co
c. Fillet Meka (Swordfish) dan lain-lain
4.3
Stuktur Organisasi PT. Ojid Kharisma Nusantara
4.3.1 Tenaga Kerja Perusahaan
Struktur organisasi yang ada pada PT. Ojid Kharisma Nusantara sangat
sederhana, dimana Bapak Ir. Bambang sebagai pimpinan perusahaan yang
mengawasi serta bertanggung jawab akan kelangsungan perusahaan dan
menghitung segala pemasukan serta pengeluaran perusahaan dengan dibantu oleh
beberapa karyawan yang dibagi pada beberapa divisi yakni divisi administrasi dan
keuangan, divisi produksi serta divisi pemasaran. Adapun tugas dan kewajiban
dari masing-masing divisi dalam perusahaan adalah:
1. Bagian Administrasi
Bagian administrasi bertugas untuk mencatat pengeluaran dan
pendapatan penjualan produk ikan, pembuatan faktur, pemberian gaji
kepada karyawan, pencatatan stock barang dan pemesanan, kliring bank
serta pengelolaan modal perusahaan dan penagihan piutang.
27
2. Bagian produksi
Bagian produksi bertanggung jawab dalam penanganan produk
ikan, pembersihan dan pemotongan ikan, penyaringan telur ikan,
pengemasan, penyimpanan produk ikan, grading mutu ikan sebelum di
distribusikan.
3. Bagian Pemasaran
Bagian
pemasaran
bertugas
untuk
memasarkan
dan
menginformasikan harga dan jenis produk ikan dan turunannya kepada
konsumen dan calon konsumen. Sistem pemasaran yang digunakan sampai
saat ini dengan cara door to door mengunakan proposal dan sampel
produk.
PT. Ojid Kharisma Nusantara memiliki 8 karyawan yang terbagi pada tiap
divisi yang ada. 1 orang pada divisi administrasi dan keuangan, 4 orang pada
bagian produksi, 2 orang pada bagian pemasaran, serta 1 orang pada bagian
keamanan.
Tabel 2.
Latar Belakang Pendidikan Karyawan PT. Ojid Kharisma
Nusantara
No
Latar belakang Pendidikan
Jumlah Karyawan
1
Sekolah Dasar
3 orang
2
Sekolah Menengah Pertama
2 orang
3
Sekolah Menegah Atas
2 orang
4
Strata 1
1 orang
TOTAL
8 orang
Sumber :Data primer diolah (2010)
28
Berikut bagan struktur organisasi pada PT. Ojid Kharisma Nusantara.
Pemilik Perusahaan
Bagian Pemasaran
Bagian
Administrasi
Empat orang staff
bidang
Satu orang staff
bidang
Bagian
Produksi
Bagian Keuangan
Gambar 2. Struktur Organisasi PT. Ojid Kharisma Nusantara
Sumber : Data Primer diolah (2010)
4.3.2 Hari dan Jam Kerja Perusahaan
Jam kerja yang diterapkan oleh PT. Ojid Kharisma Nusantara sendiri
yakni dimulai pada pukul 08:00 sampai dengan pukul 16:00 WIB, kecuali pada
hari Sabtu, yakni mulai pukul 08:00 sampai dengan pukul 15:00 WIB. Hari kerja
sendiri yakni selama enam hari mulai hari Senin sampai dengan hari Sabtu.
4.3.3 Kompensasi Karyawan
Gaji karyawan pada PT. Ojid Kharisma Nusantara berkisar antara Rp.
600.000,- sampai dengan Rp. 1.300.000,-. Selain gaji pokok, ada juga upah
lembur jika memang diperlukan, dan para karyawan juga mendapatkan tunjangan
berupa Tunjangan Hari Raya (THR).
29
4.4
Fasilitas dan Teknologi PT. Ojid Kharisma Nusantara
4.4.1 Fasilitas Perusahaan
Fasilitas yang dimiliki oleh PT. Ojid Kharisma Nusantara demi menunjang
segala kegiatan perusahaan yakni:
a. Ruang Produksi
Ruang produksi terletak pada bagian depan yang berukuran kurang
lebih 4x6m2 yang didalamnya juga termasuk gudang tempat penyimpanan
ikan yang nantinya akan melalui proses produksi. Pada ruangan ini
terdapat beberapa alat yang akan digunakan untuk proses produksi seperti
mesin pendingin, pisau, talenan serta mesin vakum (sealer).
b. Ruang Kantor dan Ruang Rapat
Ruangan kantor sendiri berukuran kurang lebih 3x5m2 yang terletak
pada bagian belakang dan digunakan untuk menerima tamu, dengan
beberapa fasilitas seperti pesawat telepon, komputer, printer dan beberapa
meja dan kursi untuk tamu dan rapat.
c. Ruang Mushola
PT. Ojid Kharisma Nusantara juga menyediakan ruang mushola untuk
para karyawan dalam melakukan aktivitas ibadahnya.
d. Mesin Pendingin (freezer)
Mesin pendingin digunakan sebagai media penyimpanan bahan baku
yang belum dan telah melalui proses produksi. Dan demi kelancaran
proses produksi, PT. Ojid Kharisma Nusantara menyediakan 5 unit mesin
pendingin (freezer). Mesin pendingin berada dalam ruang produksi untuk
memudahkan dalam proses produksi.
30
e. Alat Transportasi
Sarana penunjang untuk penawaran dan pemasaran produk, PT. Ojid
Kharisma Nusantara memiliki 1 unit mobil pick up tertutup dan 4 unit
motor. Semua alat transportasi yang ada hanya digunakan untuk keperluan
perusahaan.
4.4.2 Teknologi Perusahaan
Teknologi yang digunakan oleh PT. Ojid Kharisma Nusantara sangat
sederhana, dan hampir semua kegiatan produksi masih dilakukan secara manual.
Pada proses penyimpanan dilakukan dengan menggunakan mesin pendingin
(freezer), pemotongan ikan dilakukan dengan menggunakan pisau dan talenan,
selanjutnya proses pengepakan dilakukan menggunakan sealer (mesin vakum).
4.5
Kegiatan Produksi PT. Ojid Kharisma Nusantara
Kegiatan produksi yang ada pada PT. Ojid Kharisma Nusantara meliputi
beberapa tahap yakni penyimpanan, penyortiran dan pembersihan, pembuatan
fillet dan pengepakan (packaging). Semua kegiatan tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut:
a. Pembelian Bahan Baku
Proses pertama yang dilakukan pada kegiatan produksi perusahaan
yakni pembelian bahan baku. Pembelian bahan baku dilakukan di daerah
Muara Baru, Jakarta Utara yang menjadi pelabuhan bongkar muat ikan di
daerah Jakarta. Pada proses ini, ikan yang dibeli hanyalah ikan yang telah
dipesan sebelumnya oleh mitra dari PT. Ojid Kharisma Nusantara. Proses
31
pengambilan ikan sendiri, PT. Ojid Kharisma Nusantara menggunakan
mobil bak tertutup yang nantinya akan diisi dengan es untuk menjaga
kesegaran ikan.
b. Penyimpanan
Proses penyimpanan yang dilakukan oleh PT. Ojid Kharisma
Nusantara tidak lama, karena sehari setelah ikan disimpan, kemudian
langsung dilakukan proses produksi. Dalam proses penyimpanan, PT. Ojid
Kharisma Nusantara menggunakan mesin pendingin (freezer) untuk
menjaga kesegaran ikan dengan suhu dibawah -150C.
c. Penyortiran dan Pembersihan
Ikan segar yang telah dipesan dan melalui proses pendinginan
langsung dicuci terlebih dahulu untuk menghilangkan kotoran yang
menempel pada ikan, lalu diolah menjadi fillet dengan cara pembersihan
isi perut ikan dan pengulitan dan hanya bagian daging saja yang akan
dikemas dan dipasarkan. Pada proses ini, daging fillet harus benar-benar
bersih baik dari kotoran maupun bagian ikan lainnya seperti tulang,
selaput perut ataupun kulit.
d. Pembuatan Fillet
Pembuatan fillet merupakan inti dari proses produksi pada PT. Ojid
Kharisma Nusantara, karena fillet inilah yang nantinya akan dipasarkan ke
hotel, restoran-restoran serta supermarket yang menjadi mitra dari PT.
Ojid Kharisma Nusantara. Alat-alat yang digunakan pada proses ini antara
lain pisau, talenan, timbangan serta mesin vakum (sealer).
32
Peralatan yang biasa dipergunakan dalam melakukan proses
pembuatan fillet diantaranya:
1.
Pisau. Pisau yang digunakan untuk penyayatan fillet umumnya
berbentuk panjang dan ramping. Kadang-kadang untuk pengulitan
fillet lebih disukai pisau fillet yang sudah usang sehingga bentuknya
lebih tipis dan ramping. Jenis-jenis pisau lainnya juga harus tersedia
sesuai dengan jenis pekerjaan seperti membuang sirip dan memotong
tulang belakang.
2.
Pengasah pisau. Pisau untuk membuat fillet ikan harus tajam agar
sayatan daging ikan permukaannya halus. Pisau harus diasah dalam
dua tahap. Pengasahan pertama dengan gerinda atau batu asah guna
memperoleh bentuk sudut dan ujung yang dikehendaki lalu
pengasahan kedua dengan pengasah batang baja bulat yang bergerigi
halus. Pengasah baja sangat sering digunakan pada waktu kerja.
3.
Talenan. Terbuat dari papan kayu atau lebih baik lagi papan komposit
(sejenis plastik) karena mudah dibersihkan dari pada papan kayu.
4.
Meja. Meja pembuatan fillet harus dibuat dengan konstruksi dari
aluminium atau baja tahan karat pada permukaannya dan mudah
dibersihkan. Bagian tengah dari meja harus lebih rendah dari
permukaan meja kerja dan harus mempunyai lubang penirisan.
Pembuatan ikan fillet sendiri sebenarnya tidak sulit seperti yang
dibayangkan. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar berikut:
33
Penyortiran ikan
Pencucian ikan
Pembuatan fillet
Penimbangan fillet sesuai
pesanan
Pengemasan dalam plastik
lalu di vacum
Pengepakan fillet ke cool
box
Gambar 3. Alur Pembuatan Ikan Fillet di PT. Ojid Kharisma
Nusantara
Sumber: PT. Ojid Kharisma Nusantara (2010)
Gambar di atas menunjukkan bagaimana alur pembuatan ikan fillet,
mulai dari penyortiran ikan, pencucian ikan, sampai proses pengepakan
fillet sebelum fillet dipasarkan. Sebelum dilakukan proses pembuatan fillet,
ikan yang telah dikirim terlebih dahulu masuk kedalam mesin pendingin
pada proses penyimpanan untuk menjaga kesegaran ikan. Setelah itu
dilakukan penyortiran ikan sesuai dengan pesanan, lalu ikan dicuci untuk
menghilangkan kotoran yang menempel pada ikan. Setelah dicuci, ikan
mulai dipotong bagian dagingnya untuk memperoleh fillet, lalu dikemas
dalam plastik dan dilakukan vakum untuk menghilangkan udara dalam
plastik agar daging ikan dapat awet lebih lama.
34
e. Prosedur Pengolahan
Teknik pembuatan fillet ikan secara umum diketahui adalah sebagai
berikut :
1.
Sisi ikan disayat dari belakang sirip sampai ke belakang kepala.
2.
Penyayatan dilakukan mulai dari arah kepala ke arah ekor sepanjang
sirip punggung, sayatan hanya sedalam tulang belakang.
3.
Dari arah tulang belakang disayat sepanjang sirip punggung menuju
arah ekor. Pisau harus dipegang sejajar dengan tulang rusuk, dan duri
kecil ikut terpotong.
4.
Pada ujung rusuk dipotong sampai ke ekor. Setelah pemotongan pada
rusuk, pisau didatarkan pada tulang belakang. Ambil fillet dimana
fillet harus dibersihkan dari selaput perut atau sirip.
5.
Tulang duri pada fillet dapat dibuang dengan mengiris bentuk “V”
pada daging.
6.
Penyayatan dilakukan dari ekor sampai ke sudut di belakang leher.
f. Pengulitan Fillet
Fillet ada yang dikuliti ada pula yang berkulit tergantung jenis ikan
maupun permintaan pasar. Cara pengulitan dapat dilakukan dengan
melepas kulit dari daging atau dengan cara penyayatan. Cara pengulitan
yang hanya melepas kulit dari fillet dilakukan dengan memotong daging
pada ujung bagian ekor, lalu pisau didorong ke depan sejajar dengan meja.
Hasilnya fillet tanpa kulit, tetapi membran di bawah kulit masih menyatu
35
dengan daging. Membran ini menjaga daging tetap lembab. Bila membran
dibuang akan memacu penurunan mutu karena pembusukan lebih cepat.
Beberapa jenis ikan mempunyai lapisan daging yang gelap berada di
bawah membran ini. Dengan membuang lapisan daging gelap penampakan
daging lebih bagus dan dapat mempertahankan mutu fillet beku waktu
disimpan. Akan tetapi bila lapisan ini dibuang menyebabkan rendemen
lebih rendah. Karena itu untuk memutuskan apakah perlu pengulitan atau
tidak harus dipertimbangkan faktor ekonomis, daya awet dan tujuan
penggunaan produk akhir.
g. Penanganan Fillet
Fillet yang diperoleh harus segera dipack dalam wadah yang sesuai
secepatnya. Setiap saat fillet harus didinginkan untuk mencegah penurunan
mutu dan selalu menjaga kebersihan. Fillet umum digunakan dalam
pembuatan fish block atau tujuan lain. Fish block adalah fillet (tanpa
tulang) yang dicetak dengan menekan fillet dalam suatu cetakan kayu atau
aluminium kemudian dibekukan menjadi suatu balok ikan yang padat
dengan dimensi tertentu. Fillet dipotong persegi di ujungnya dan
dimasukkan ke dalam box apakah diletakkan sejajar atau melintang
terhadap panjang box. Ujung fillet yang tebal diletakkan pada sisi box.
Bagian tengah yang melengkung karena ditempati bagian fillet yang tipis
harus ditambahkan fillet lagi lalu seluruhnya ditekan.
Penyusunan dan penekanan dilakukan berulang sampai box sedikit
berlebih. Box lalu ditutup, ditekan dan permukaan diratakan. Cetakan dan
36
box kemudian ditempatkan dalam contact plate freezer dan dibekukan
sampai –380C selama 3 jam atau kurang. Dalam bentuk balok fillet mudah
disimpan, diangkut, dan ditangani. Selanjutnya “fish block” dapat dipotong
dalam bentuk stick atau portion.
h. Pengepakan (packaging)
Setelah semua proses di atas selesai, maka ikan yang telah menjadi
fillet akan melalui proses pengepakan (packaging) sesuai dengan ukuran
yang telah dipesan oleh pelanggan dari PT. Ojid Kharisma Nusantara.
Dalam proses pengepakan ini alat yang digunakan adalah mesin vakum.
Dan fillet yang telah divakum, dimasukkan dalam cool box agar daging
tetap dalam keadaan segar.
i.
Distribusi dan Pemasaran
PT. Ojid Kharisma Nusantara telah bermitra dengan beberapa hotel,
restoran, serta swalayan. Pada proses pendistribusian, fillet yang akan
dikirim tersebut merupakan fillet yang telah dipesan, sehingga tidak akan
terjadi
penumpukan
bahan
baku
dalam
gudang.
Dalam
proses
pendistribusian ini PT. Ojid Kharisma Nusantara menggunakan kendaraan
roda empat yang khusus untuk mengangkut bahan baku yang berupa ikan
agar tetap dalam keadaan dingin dan segar.
Mitra dari PT. Ojid Kharisma Nusantara sampai saat ini hanya
mencakup pada wilayah Jakarta saja, dan kebanyakan adalah restoran
Jepang seperti Sakana, Honsen, Zhuma, Sushisei dan lain-lain. Berikut
Tabel pemasaran produk fillet ikan PT. Ojid Kharisma Nusantara.
37
Tabel 3.
Pemasaran Produk PT. Ojid Kharisma Nusantara
Hypermarket
Hypermart
Japanese Supermarket Cosmo, Masuya
Hotel
Mulia, Crystal, Meredien, Sultan,
Four Season, Park Land, Niko,
Mitra
PT.Ojid
Mahakam.
Restoran
Sakana,
Honsen,
Zhuma,
Kharisma
Sushisei, Z’ Bistro, Hananoya,
Nusantara
Haporio, Cikiyote, Aoki, Buffet,
Pab Café, Akasia Catering, Oke
Sushi, Tokyo Kitchen, Happy
Met, Edogin, Ra Sushi, Sosial
House, Sushi Yobu, Sobu Yobu.
Sumber: Data Primer (2010)
38
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1
Pendapatan Usaha Pengolahan Fillet Ikan PT. Ojid Kharisma
Nusantara
Analisis pendapatan pada umumnya digunakan untuk mengevaluasi
kegiatan usaha pertaniandalam satu tahun, dengan tujuan untuk membantu
perbaikan pengelolaan usatani. Analisis pendapatan usahatani bertujuan untuk
mengetahui besarnya keuntungan yang diperoleh dari usaha yang dilakukan.
Suatu usahatani dikatakan menguntungkan juka selisih antara penerimaan dengan
pengeluaran bernilai positif. Semakin besar selisih antar penerimaan dengan
pengeluaran, maka semakin menguntungkan suatu usahatani. Selisih tersebut
dinamakan pendapatan atas biaya tunai jika penerimaan totalnya dikurangkan
dengan biaya tunai. Sedangkan pendapatan total usahatani diperoleh dari selisih
antar peneriamaan hasil produksi dengan pengeluaran total usaha tani
(total farm expense). Analisis pendapatan usaha dilakukan pada salah satu
perusahaan home industry yang bergerak dibidang pengolahan ikan laut yakni PT.
Ojid Kharisma Nusantara dengan produk utamanya fillet ikan. Dengan demikian
dapat dilihat sejauh mana usaha pengolahan fillet ikan dapat memberikan
pendapatan yang menguntungkan.
Selain menghitung biaya-biaya dan pendapatan usaha pengolahan fillet
ikan di PT. Ojid Kharisma Nusantara, penelitian ini juga menghitung Net B/C
Rasio, Break Even Point (BEP) serta Payback Period (PP) dengan tujuan untuk
mengetahui seberapa besar usaha tersebut memberikan manfaat untuk diusahakan
dari hasil perhitungan di atas.
Selama tahun 2010, PT. Ojid Kharisma Nusantara telah memproduksi
fillet ikan sebanyak 39.940 kg dari ketiga produk utamanya, yakni fillet Tuna
Maguro, Tuna Maguro Co serta Meka (Swordfish). Berikut hasilnya yang
disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4.
No.
Total Produksi Fillet Ikan pada PT. Ojid Kharisma Nusantara
Tahun 2010
Jenis Fillet
1.
Fillet Tuna Maguro
2.
Fillet Tuna Maguro Co
3.
Fillet Meka (Swordfish)
TOTAL
Jumlah Produksi
Presentase
14.065,75 kg
35,22 %
15.474 kg
38,74 %
10.401,2 kg
26,04 %
39.940,95 kg
100 %
Sumber : Data Sekunder Diolah (2010)
Berdasarkan Tabel 4 yang menunjukkan jumlah total fillet ikan yang
diproduksi oleh PT. Ojid Kharisma Nusantara pada tahun 2010, jumlah produksi
pengolahan fillet ikan terbesar pada tahun 2010 yakni jenis tuna Maguro Co
sebesar 15.474 Kg yang memiliki kualitas kurang baik dibandingkan dengan tuna
Maguro yang produksinya mencapai 14.065 Kg, kemudian ikan Meka (Swordfish)
dengan total produksinya sebesar 10.401 Kg. Fillet jenis tuna baik Maguro
maupun Maguro Co merupakan produksi utama yang diusahakan oleh PT. Ojid
Kharisma Nusantara, karena permintaan dari mitra perusahaan akan jenis ikan
tersebut lebih besar. Perbedaan dari fillet jenis tuna Maguro dan Maguro Co
terletak dari kualitasnya. Fillet jenis tuna Maguro memiliki kualitas yang lebih
baik bila dibandingkan dengan fillet jenis tuna Maguro Co.
40
5.1.1 Biaya Usaha Pengolahan Fillet Ikan PT. Ojid Kharisma Nusantara
Biaya usaha adalah biaya yang dikeluarkan oleh pemilik usaha dalam
menjalankan kegiatan usahanya setiap periodik. Biaya usaha pengolahan fillet
ikan yang dikeluarkan oleh PT. Ojid Kharisma Nusantara seperti biaya investasi,
pajak, upah tenaga kerja, pembelian bahan baku maupun bahan pendukung, biaya
pemakaian listik, telepon, dan biaya untuk transportasi.
a. Biaya Investasi Usaha Pengolahan Fillet Ikan PT. Ojid Kharisma
Nusantara
Biaya investasi merupakan modal awal yang dikeluarkan oleh
pemilik perusahaan untuk memulai usaha baik dalam bentuk uang maupun
peralatan yang nantinya akan digunakan dalam proses produksi. Dalam
usaha pengolahan fillet ikan, PT. Ojid Kharisma Nusantara mengeluarkan
modal untuk keperluan pengadaan ruangan produksi, ruang kantor, 5 unit
mesin pendingin (freezer), 2 unit mesin vakum (sealer), alat transportasi
berupa 1 unit mobil pick up tertutup dan 4 unit sepeda motor, komputer,
printer, meja, kursi, pesawat telepon, perlengkapan produksi serta alat
kantor lain yang nantinya akan digunakan dalam mendukung proses
produksi pembuatan fillet ikan. Berikut ini disajikan Tabel 5 mengenai
biaya investasi yang dikeluarkan oleh PT. Ojid Kharisma Nusantara.
41
Tabel 5. Biaya Investasi PT. Ojid Kharisma Nusantara
No.
Investasi
Umur
Ekonomis
20 Tahun
Jumlah
Nilai
1.
Bangunan
2.
Freezer
5 Tahun
5 unit Rp.
30.000.000,-
3.
Mesin Vakum
5 Tahun
2 unit Rp.
150.000,-
4.
Mobil
10 Tahun
1 unit Rp.
70.000.000,-
5.
Motor
5 Tahun
4 unit Rp.
48.000.000,-
6.
Talenan
3 Tahun
2 unit Rp.
1.000.000,-
7.
Pisau
3 Tahun
3 unit Rp.
150.000,-
8.
Exhaust
2 Tahun
2 unit Rp.
200.000,-
9.
Meja
5 Tahun
3 unit Rp.
450.000,-
10.
kursi
5 Tahun
5 unit Rp.
250.000,-
11.
Pesawat Telepon
3 Tahun
1 unit Rp.
200.000,-
TOTAL
1 unit Rp. 100.000.000,-
Rp. 250.400.000,-
Sumber : PT. Ojid Kharisma Nusantara (2010)
Berdasarkan Tabel 5, menunjukkan bahwa nilai investasi yang
paling besar dikeluarkan oleh PT. Ojid Kharisma Nusantara yakni untuk
bangunan sebesar Rp. 100.000.000,- demi mendukung kegiatan produksi.
Bangunan merupakan investasi yang paling utama sebelum memulai usaha
pengolahan fillet ikan di perusahaan tersebut. Adanya bangunan, seluruh
kegiatan produksi dapat dilakukan di dalam bangunan tersebut. Biaya
investasi tebesar kedua adalah kendaraan sebesar Rp. 118.000.000,- yang
terdiri dari 1 unit mobil box dan 4 unit sepeda motor yang digunakan
untuk mendistribusikan serta mengambil bahan baku yang ada di Muara
Baru, Jakarta Utara. Selain bangunan dan kendaraan, biaya investasi
42
terbesar ketiga adalah untuk pembelian mesin pendingin atau freezer
sebesar Rp. 30.000.000,-. Freezer digunakan sebagai tempat untuk
penyimpanan ikan utuh maupun yang telah menjadi fillet. PT. Ojid
Kharisma Nusantara memiliki mesin pendingin (freezer) sebanyak 5 unit
untuk mendukung proses produksi. Biaya investasi lainnya yang
dikeluarkan oleh perusahaan yakni untuk mesin vakum, pisau, talenan,
exhaust, meja, kursi, serta pesawat telepon.
b. Biaya PBB (Pajak Bumi dan Bangunan)
Biaya PBB (Pajak Bumi dan Bangunan) merupakan biaya pajak
yang harus dikeluarkan oleh perusahaan setiap tahun. Biaya PBB yang
harus dikeluarkan oleh PT. Ojid Kharisma Nusantara setiap tahunnya
sebesar Rp. 200.000,-.
c. Biaya Tenaga Kerja
Biaya tenaga kerja dikeluarkan untuk memberikan gaji kepada
karyawan yang bekerja pada PT. Ojid Kharisma Nusantara. Karyawan
yang bekerja pada PT. Ojid Kharisma Nusantara bekerja mulai pukul
08:00 WIB sampai dengan pukul 16:00 WIB selama 5 hari dari hari Senin
sampai Jum’at. Sedangkan pada hari Sabtu jam kerja dimulai pada pukul
08:00 WIB sampai dengan pukul 14:00 WIB. PT. Ojid Kharisma
Nusantara memiliki 8 orang karyawan yang terbagi dalam beberapa divisi
yakni divisi administrasi dan keuangan, divisi produksi, divisi pemasaran
serta divisi keamanan. Selama satu bulan, total biaya tenaga yang
43
dikeluarkan oleh PT. Ojid Kharisma Nusantara sebesar Rp. 4.430.000,-,
sehingga selama satu tahun, yakni pada tahun 2010 PT. Ojid Kharisma
mengeluarkan biaya tenaga kerja sebesar Rp. 53.160.000,-.
d. Biaya Penyusutan
Biaya penyusutan
merupakan penyusutan dari biaya-biaya
peralatan yang digunakan oleh PT. Ojid Kharisma Nusantara yang
disesuaikan dengan nilai ekonomis masing-masing peralatan yang
mengacu pada lampiran satu (1) mengenai biaya investasi. Sehingga dapat
diketahui bahwa besarnya biaya penyusutan yang dikeluarkan oleh PT.
Ojid Kharisma Nusantara yakni sebesar Rp. 4.454.944,-.
e. Biaya Bahan Baku
Biaya bahan baku yang dikeluarkan oleh PT. Ojid Kharisma
Nusantara menyangkut biaya pembelian bahan baku yang berupa ikan tuna
Maguro, tuna Maguro Co dan Meka (Swordfish). Agar dapat menyediakan
bahan baku, PT. Ojid Kharisma Nusantara membeli dari pelabuhan
bongkar muat ikan yang berada di Muara Baru, Jakarta Utara dengan
memperhatikan kesegaran ikan. Semua bahan baku yang akan dibeli harus
segar, karena ikan nantinya akan diolah menjadi fillet. Sebelum diolah,
ikan disimpan terlebih dahulu dalam mesin pendingin untuk tetap menjaga
kesegarannya. Selanjutnya sebelum proses pemotongan, ikan dibersihkan
dahulu dengan air bersih untuk menghilangkan kotoran-kotoran yang
melekat pada ikan.
44
Pada tahun 2010 jumlah kebutuhan bahan baku yang diperlukan
oleh PT. Ojid Kharisma Nusantara dalam melakukan kegiatan usahanya
yakni sebesar 39.940,95 kg, dengan kebutuhan terbesar yakni untuk tuna
yakni 29.697 kg dan Meka (Swordfish) dengan kebutuhan pada tahun 2010
yakni 10.401 kg. Berikut disajikan Tabel 6 mengenai biaya bahan baku
yang dikeluarkan PT. Ojid Kharisma Nusantara.
Tabel 6.
No.
Biaya Bahan Baku PT. Ojid Kharisma Nusantara Tahun
2010
Jenis Fillet
1.
Tuna Maguro
2.
Tuna Maguro Co
3.
Meka
TOTAL
Kebutuhan
Jumlah Biaya
14.065,75 kg
Rp.
520.432.750,-
15.474 kg
Rp.
386.850.000,-
10.401,2 kg
Rp.
239.227.600,-
Rp.
1.146.510.350
Sumber : Data Sekunder Diolah (2010)
f. Biaya Bahan Pembantu
Bahan pembantu merupakan bahan pendukung dari bahan baku
untuk produksi. Bahan pembantu yang diguanakan untuk pengolahan fillet
ikan di PT. Ojid Kharisma Nusantara yakni es batu yang berfungsi untuk
menjaga kesegaran ikan pada proses penyimpanan fillet, serta plastik
ukuran besar untuk pengepakan fillet yang akan dikirim. Biaya yang
dikeluarkan untuk es batu sebesar Rp. 50.000,- per hari dan Rp. 75.000,per hari untuk plastik. Sehingga dalam kurun waktu satu tahun dengan
perhitungan 288 hari kerja, PT. Ojid Kharisma Nusantara mengeluarkan
biaya bahan pembantu sebesar Rp. 36.000.000,-. Berikut disajikan Tabel 7
45
mengenai biaya bahan baku pembantu yang dikeluarkan PT. Ojid
Kharisma Nusantara selama tahun 2010.
Tabel 7.
Biaya Bahan Pembantu PT. Ojid Kharisma Nusantara
Tahun 2010
1.
Es Batu
Kebutuhan
Per hari
Rp.
50.000,-
2.
Plastik
Rp.
No.
Komponen
75.000,-
TOTAL
Jumlah Biaya
Rp.
14.400.000,-
Rp.
21.600.000,-
Rp.
36.000.000,-
Sumber : Data Sekunder (2010)
g. Biaya Listrik dan Telepon
Biaya listrik yang dikeluarkan oleh PT. Ojid Kharisma Nusantara
selama satu bulan yakni sebesar Rp. 2.300.000,- dengan daya listrik
sebesar 2400 watt dengan rincian pemakaian yakni untuk 5 unit mesin
pendingin, 1 unit kulkas, 3 unit exhaust serta 1 unit mesin vakum.
Sedangkan biaya telepon, PT. Ojid Kharisma Nusantara mengeluarkan
biaya sebesar Rp. 500.000,-, sehingga jumlah biaya yang dikeluarkan
untuk listrik dan telepon setiap bulan yakni Rp. 2.800.000,-, maka biaya
listrik dan telepon yang dikeluarkan oleh PT. Ojid Kharisma Nusantara
selama satu tahun yakni sebesar Rp. 27.600.000,-.
h. Biaya Transportasi
Biaya transportasi yang dikeluarkan oleh PT. Ojid Kharisma
Nusantara meliputi pembelian bahan bakar untuk 1 unit mobil dan 4 unit
motor serta upah jalan supir dengan total biaya sebesar Rp. 3.000.000,-
46
dengan perincian Rp. 1.000.000,- untuk 4 motor selama satu bulan,
Rp. 1.000.000,- untuk 1 mobil selama satu bulan, serta Rp. 1.000.000,untuk upah jalan supir. Jadi, biaya transportasi yang dikeluarkan oleh
PT. Ojid Kharisma Nusantara selama satu tahun yakni sebesar
Rp. 36.000.000,-.
5.1.2 Biaya Operasional Pengolahan Fillet Ikan PT. Ojid Kharisma
Nusantara
Biaya operasional adalah biaya yang dikeluarkan oleh pemilik usaha
dalam menjalankan kegiatan usahanya setiap periodik dalam bentuk biaya tetap
dan biaya tidak tetap atau variabel.
a. Biaya Tetap
Biaya tetap adalah biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan
yang besarnya tidak dipengaruhi oleh produksi yang dihasilkan.
Komponen dalam biaya tetap yang dikeluarkan oleh PT. Ojid Kharisma
Nusantara meliputi biaya Investasi, biaya PBB (Pajak Bumi dan
bangunan) serta biaya penyusutan. Berikut disajikan Tabel 8 mengenai
biaya tetap yang dikeluarkan oleh PT. Ojid Kharisma Nusantara selama
tahun 2010.
Tabel 8.
No.
Biaya Tetap Pengolahan Fillet Ikan pada PT. Ojid
Kharisma Nusantara Tahun 2010
Komponen Biaya
Jumlah Biaya
1.
Biaya Investasi
Rp.
250.400.000,-
2.
Biaya Pajak Bumi Bangunan (PBB)
3.
Biaya Penyusutan
Rp.
Rp.
200.000,4.454.944,-
TOTAL
Rp.
255.054.944,-
Sumber : Data Sekunder Diolah (2010)
47
Berdasarkan Tabel 8, diperoleh bahwa biaya tetap pengolahan fillet
ikan yang dikeluarkan oleh PT. Ojid Kharisma Nusantara selama tahun
2010 sebesar Rp. 255.054.944,-. Biaya tetap terbesar dikeluarkan untuk
biaya investasi sebesar Rp. 250.400.000,-, biaya penyusutan sebesar Rp.
4.454.944,-, serta biaya PBB atau pajak bumi dan bangunan sebesar Rp.
200.000,-. Hal tersebut dikarenakan biaya investasi dikeluarkan untuk
pembelian peralatan dan perlengkapan yang digunakan oleh perusahaan.
b. Biaya Variabel
Biaya variabel disebut juga sebagai biaya tidak tetap yang
merupakan biaya yang biasanya berubah-ubah mengikuti ukuran serta
tingkat output suatu kegiatan. Biaya variabel yang dikeluarkan oleh
PT. Ojid Kharisma Nusantara dalam memproduksi ikan fillet ikan selama
tahun 2010 meliputi biaya tenaga kerja, biaya bahan baku, biaya listrik,
biaya telepon, serta biaya transportasi. Berikut disajikan Tabel 9 mengenai
biaya variabel yang dikeluarkan oleh PT. Ojid Kharisma Nusantara selama
tahun 2010.
Tabel 9.
No.
Biaya Variabel Pengolahan Fillet Ikan pada PT. Ojid
Kharisma Nusantara Tahun 2010
Komponen Biaya
Jumlah Biaya
1.
Biaya Bahan Baku
Rp.
1.146.432.750,-
2.
Biaya Tenaga Kerja
Rp.
53.160.000,-
3.
Biaya Bahan Pembantu
Rp.
36.000.000,-
4.
Biaya Listrik dan Telepon
Rp.
27.600.000,-
5.
Biaya Transportasi
Rp.
36.000.000,-
TOTAL
Rp.
1.299.192.750,-
Sumber : Data Sekunder Diolah (2010)
48
Berdasarkan Tabel 9, menunjukkan komponen biaya variabel yang
dikeluarkan oleh PT. Ojid Kharisma Nusantara dalam melakukan
pengolahan fillet ikan selama tahun 2010, dimana terlihat bahwa biaya
variabel terbesar yang dikeluarkan untuk biaya bahan baku yakni sebesar
Rp. 1.146.432.750,- berupa ikan segar yang merupakan bahan utama
dalam pembuatan fillet. Biaya variabel lainnya yakni biaya bahan
pembantu sebesar Rp. 36.000.000,- yang berupa es batu untuk menjaga
kesegaran daging ikan dan plastik untuk pengepakan. Biaya tenaga kerja
yang dikeluarkan selama tahun 2010 sebesar Rp. 53.160.000,-, biaya
listrik dan telepon yang dikeluarkan sebesar Rp. 27.600.000,- dan biaya
transportasi sebesar Rp. 36.000.000,- dengan total biaya variabel yang
dikeluarkan pada pengolahan fillet ikan oleh PT. Ojid Kharisma Nusantara
selama tahun 2010 sebesar Rp. 1.299.192.750,-.
c. Total Biaya
Total biaya merupakan penjumlahan antara biaya tetap dengan
biaya variabel serta biaya investasi yang dikeluarkan pada pengolahan
fillet ikan oleh PT. Ojid Kharisma Nusantara selama tahun 2010. Berikut
total biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan tersebut selama tahun 2010
yang dapat disajikan pada Tabel 10.
49
Tabel 10. Total Biaya Operasional Pengolahan Fillet Ikan pada
PT. Ojid Kharisma Nusantara Tahun 2010
No.
Komponen Biaya
Jumlah Biaya
1.
Biaya Tetap
Rp.
255.054.944,-
2.
Biaya Variabel
Rp.
1.299.192.750,-
TOTAL
Rp.
1.554.247.694,-
Sumber : Data Sekunder Diolah (2010)
Berdasarkan Tabel 10 menunjukkan bahwa total biaya operasional yang
harus dikeluarkan oleh PT. Ojid Kharisma Nusantara untuk melakukan pembuatan
fillet ikan pada tahun 2010 sebesar Rp. 1.554.247.694,-.
5.2
Penerimaan Usaha Pengolahan Fillet Ikan PT. Ojid Kharisma
Nusantara
Penerimaan dari PT. Ojid Kharisma Nusantara berasal dari penerimaan
penjualan fillet Tuna Maguro, fillet Tuna Maguro Co dan fillet Meka (Swordfish)
selama tahun 2010.
5.2.1 Penerimaan Usaha Pengolahan Fillet Tuna Maguro
Penerimaan usaha pengolahan fillet Tuna Maguro PT. Ojid Kharisma
Nusantara berasal hanya dari penjualan fillet saja dengan produksi pada tahun
2010 yang mencapai 14.065 Kg. Hasil penerimaan dari produk jenis ini cukup
besar, hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 11 berikut ini dapat dilihat hasil
penerimaan usaha pengolahan fillet Tuna Maguro setiap bulan pada tahun 2010.
50
Tabel 11. Penerimaan Usaha Pengolahan Fillet Tuna Maguro Tahun 2010
No.
Bulan
(Tahun 2010)
Volume
Produksi
(Ton)
Harga Jual
Penerimaan
(Rp)
(Rp)
1.
Januari
1,524
75.000
114.300.000
2.
Februari
1,301
75.000
97.575.000
3.
Maret
0,948
75.000
71.100.000
4.
April
1,030
75.000
77.250.000
5.
Mei
1,456
75.000
109.200.000
6.
Juni
1,459
75.000
109.443.750
7.
Juli
1,350
75.000
101.268.750
8.
Agustus
0,972
75.000
72.900.000
9.
September
0,489
75.000
36.675.000
10.
Oktober
1,039
75.000
77.925.000
11.
November
1,349
75.000
101.212.500
12.
Desember
1,147
75.000
86.081.250
TOTAL
1.054.931.250
Sumber: Data Sekunder Diolah (2010)
Berdasarkan Tabel 11 di atas menunjukkan besarnya penerimaan yang
diperoleh dari penjualan fillet Tuna Maguro pada tahun 2010, dimana jumlah
produksi yang dihasilkan sebesar 14.065 Kg dengan harga jual sebesar
Rp. 75.000,- per kg, maka penerimaan usaha pengolahan fillet jenis Tuna Maguro
PT. Ojid Kharisma Nusantara pada tahun 2010 sebesar Rp. 1.054.931.250,-.
5.2.2 Penerimaan Usaha Pengolahan Fillet Tuna Maguro Co
Penerimaan usaha pengolahan fillet Tuna Maguro Co PT. Ojid Kharisma
Nusantara sama dengan fillet Tuna Maguro yakni hanya berasal dari penjualan
51
fillet saja tanpa ada penjualan dari produk sampingan. Berikut disajikan Tabel 12
hasil penerimaan usaha pengolahan fillet Tuna Maguro Co setiap bulan pada
tahun 2010.
Tabel 12. Penerimaan
Tahun 2010
No.
Bulan
(Tahun 2010)
Usaha
Pengolahan
Volume
Produksi
(Ton)
Fillet
Tuna
Maguro
Harga Jual
Penerimaan
(Rp)
(Rp)
Co
1.
Januari
0,665
65.000
43.225.000
2.
Februari
0,839
65.000
54.535.000
3.
Maret
1,593
65.000
103.545.000
4.
April
1,575
65.000
102.375.000
5.
Mei
1,296
65.000
84.240.000
6.
Juni
0,949
65.000
61.685.000
7.
Juli
1,134
65.000
73.710.000
8.
Agustus
1,547
65.000
100.555.000
9.
September
1,849
65.000
120.185.000
10.
Oktober
1,311
65.000
85.215.000
11.
November
1,280
65.000
83.200.000
12.
Desember
1,436
65.000
93.340.000
TOTAL
1.005.810.000
Sumber: Data Sekunder Diolah (2010)
Berdasarkan Tabel 12 di atas menunjukkan besarnya penerimaan yang
diperoleh dari penjualan fillet Tuna Maguro Co pada tahun 2010. dimana
jumlah produksi yang dihasilkan sebesar 15.474 kg dengan harga jual sebesar
Rp. 65.000,- per kg, maka penerimaan usaha pengolahan fillet jenis Tuna
52
Maguro Co PT. Ojid Kharisma Nusantara pada tahun 2010 sebesar
Rp. 1.005.810.000,-.
5.2.3 Penerimaan Usaha Pengolahan Fillet Meka (Swordfish)
Penerimaan pada pengolahan fillet Meka (Swordfish) pada tahun 2010
berasal dari penjualan fillet saja. Dengan produksi mencapai 10.401 Kg, fillet
Meka (Swordfish) memberikan kontribusi yang cukup besar bagi pendapatan
PT. Ojid Kharisma Nusantara. Berikut tabel mengenai penerimaan usaha dari fillet
Meka (Swordfish) pada tahun 2010.
Tabel 13. Penerimaan
Tahun 2010
No.
Bulan
(Tahun 2010)
Usaha
Pengolahan
Volume
Produksi
(Kg)
Fillet
Meka
(Swordfish)
Harga Jual
Penerimaan
(Rp)
(Rp)
1.
Januari
1,067
65.000
69.355.000
2.
Februari
0,738
65.000
47.970.000
3.
Maret
1,502
65.000
97.630.000
4.
April
1,354
65.000
88.010.000
5.
Mei
0,438
65.000
28.437.500
6.
Juni
0,806
65.000
52.390.000
7.
Juli
1,020
65.000
66.300.000
8.
Agustus
0,857
65.000
55.724.500
9.
September
0,793
65.000
51.545.000
10.
Oktober
0,943
65.000
61.295.000
11.
November
0,525
65.000
34.151.000
12.
Desember
0,358
65.000
23.270.000
TOTAL
676.078.000
Sumber: Data Sekunder Diolah (2010)
53
Data di atas menunjukkan besarnya penerimaan yang diperoleh PT. Ojid
Kharisma Nusantara dari penjualan fillet Meka (Swordfish). Dari produksi selama
satu tahun sebesar 10.401 kg dan dengan harga jual Rp 65.000,- per kg diperoleh
penerimaan sebesar Rp. 676.078.000,-.
5.2.4 Total Penerimaan Usaha PT. Ojid Kharisma Nusantara Tahun 2010
Total penerimaan menghitung jumlah penerimaan dari ketiga produk yang
dijual oleh PT. Ojid Kharisma Nusantara. Berikut dijabarkan total penerimaan
usaha yang diperoleh PT. Ojid Kharisma Nusantara selama tahun 2010.
Tabel 14. Total Penerimaan Usaha Pengolahan Fillet Ikan PT. Ojid
Kharisma Nusantara Tahun 2010
No.
Jenis Produk
Penerimaan
1.
Fillet Tuna Maguro
Rp.
1.054.931.250,-
2.
Fillet Tuna Maguro Co
Rp.
1.005.810.000,-
3.
Fillet Meka (Swordfish)
Rp.
676.078.000,-
TOTAL
Rp.
2.736.819.250,-
Sumber : Data Sekunder Diolah (2010)
Berdasarkan tabel 14 di atas dapat dilihat bahwa total penerimaan yang
diperoleh
PT.
Ojid
Kharisma
Nusantara
pada
tahun
2010
sebesar
Rp. 2.736.819.250,-, dengan penerimaan terbesar diperoleh dari fillet tuna Maguro
sebesar
Rp.
1.054.931.250,-,
lalu
fillet
tuna
Maguro
Co
sebesar
Rp. 1.005.810.000,- dan fillet Meka (Swordfish) sebesar Rp. 676.078.000,-.
Penerimaan terbesar diperoleh dari fillet tuna Maguro dikarenakan harga bahan
baku yang cukup tinggi dibandingkan produk lainnya sehingga mempengaruhi
harga jual, walaupun produksi terbesar berasal dari fillet tuna Maguro Co.
54
Fillet tuna Maguro dan fillet tuna Maguro Co sebenarnya merupakan
produk yang sama, hanya yang membedakan adalah kualitasnya saja. Fillet tuna
Maguro memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan fillet tuna
Maguro Co karena bahan baku dari fillet tuna Maguro memiliki tekstur daging
yang lebih tebal dibandingkan dengan tuna Maguro Co.
5.3 Pendapatan Usaha PT. Ojid Kharisma Nusantara Tahun 2010
Pendapatan usaha merupakan hasil dari penerimaan dikurangi dengan
biaya-biaya yang dkeluarkan dalam melakukan suatu produksi. Berikut dijabarkan
pendapatan usaha PT. Ojid Kharisma Nusantara selama tahun 2010.
Tabel 15. Pendapatan Usaha Pengolahan Fillet Ikan pada PT. Ojid
Kharisma Nusantara Tahun 2010
No.
1.
2.
3.
Komponen
Nilai
PENERIMAAN
a. Penjualan Fillet Tuna Maguro
Rp.
1.054.931.250,-
b. Penjualan Fillet Tuna Maguro Co
Rp.
1.005.810.000,-
c. Penjualan Fillet Meka
Rp.
676.078.000,-
TOTAL PENERIMAAN
Rp.
2.736.819.250,-
BIAYA
a. Investasi
Rp.
250.400.000
b. Biaya Tetap
Rp.
4.654.944
c. Biaya Variabel
Rp.
1.299.192.750
TOTAL BIAYA
Rp.
1.578.112.750
PENDAPATAN
Rp.
1.182.571.556
Sumber : Data Sekunder Diolah (2010)
55
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat besarnya pendapatan pengolahan
fillet ikan yang diperoleh PT. Ojid Kharisma Nusantara selama tahun 2010
sebesar Rp. 1.182.571.556,-. Data di atas menunjukkan bahwa pendapatan yang
diperoleh PT. Ojid Kharisma Nusantara memiliki nilai positif yang berarti usaha
pengolahan fillet ikan yang dilakukan oleh PT. Ojid Kharisma Nusantara
menguntungkan.
5.4
Analisis Pendapatan atas Biaya
5.4.1 Net B/C Rasio
Net B/C rasio merupakan salah satu perhitungan pendapatan usaha untuk
mengetahui seberapa besar keuntungan yang diperoleh suatu usaha dari biaya
yang telah dikeluarkan dalam suatu proses produksi. Berikut dijelaskan analisis
Net B/C Rasio pada pengolahan fillet ikan PT. Ojid Kharisma Nusantara selama
tahun 2010.
Tabel 16. Analisis Net B/C Rasio Pengolahan Fillet Ikan PT. Ojid Kharisma
Nusantara Tahun 2010
No.
Komponen
Nilai
1.
Pendapatan Usaha
Rp.
1.182.571.556,-
2.
Total Biaya
Rp.
1.578.112.750,-
Analisis Net B/C Rasio
0.76
Sumber : Data Sekunder Diolah (2010)
Berdasarkan hasil analisis Net B/C rasio pada tabel 16 diperoleh bahwa
nilai Net B/C rasio sebesar 0,76. Hal ini menunjukkan bahwa setiap biaya yang
dikeluarkan sebesar Rp. 100,- akan memberikan keuntungan sebesar Rp.76,-, hal
56
ini dikarenakan biaya yang terlalu besar dibandingkan dengan pendapatan usaha
yang diperoleh. Berdasarkan teori analisis Net B/C rasio yang ada pada bab dua
menunjukkan bahwa jika nilai Net B/C rasio lebih dari nol (0) maka usaha
pengolahan fillet ikan PT. Ojid Kharisma Nusantara memberikan keuntungan.
5.4.2 Payback Period
Analisis payback period digunakan untuk mengetahui jangka waktu
pengembalian modal yang telah dikeluarkan oleh PT. Ojid Kharisma Nusantara
selama melakukan proses produksi yang diperoleh dari perbandingan nilai
investasi dengan nilai pendapatan.
Tabel 17. Analisis Payback Period Pengolahan Fillet Ikan PT. Ojid
Kharisma Nusantara Tahun 2010
No.
Komponen
Nilai
1.
Investasi Pengolahan Fillet Tuna Maguro
Rp.
250.400.000,-
2.
Pendapatan pengolahan Fillet Tuna Maguro
Rp.
1.182.571.556,-
Analisis Payback Period
0.21
Sumber : Data Sekunder Diolah (2010)
Berdasarkan hasil perhitungan di atas diperoleh nilai Payback Period
sebesar 0,21 yang diperoleh dari perbandingan antara nilai investasi sebesar
Rp. 250.400.000,- dengan pendapatan sebesar Rp. 1.182.571.556,- dikalikan
dengan umur investasi selama satu tahun. Nilai payback period tersebut
menunjukkan bahwa usaha pengolahan fillet ikan yang dilakukan PT. Ojid
Kharisma Nusantara akan mengalami pengembalian modal pada 2 bulan 16 hari.
57
5.4.3 Break Even Point
Break Even Point atau titik impas dimana suatu usaha tidak mengalami
keuntungan dan tidak mengalami kerugian. Break Even Point pada penelitian ini
dibagi menjadi 3 yakni Break Even Point Harga, Break Even Point Volume
Produksi dan Break Even Point Penerimaan usaha.
Dalam menentukan titik impas atau Break Even Point (BEP) perlu
diketahui biaya produksi total dan penerimaan total. Untuk biaya produksi total
harus diketahui biaya tetap total dan biaya variabel total.
5.4.3.1 Break Even Point Pengolahan Fillet Tuna Maguro
Perhitungan Break Even Point atau titik impas usaha digunakan untuk
mengetahui saat tingkat harga, volume produksi dan penerimaan berapakah
produk yang dijual tidak akan mengalami keuntungan maupun kerugian.
Perhitungan Break Even Point diperoleh dari penjumlahan total biaya tetap
dengan biaya variabel per unit dibagi dengan total produksi. Lebih jelasnya rumus
perhitungan Break Even Point dapat dilihat pada bab tiga. Berikut ini tabel hasil
perhitungan Break Even Point pengolahan fillet Tuna Maguro pada PT. Ojid
Kharisma Nusantara pada tahun 2010.
58
Tabel 18. Break Even Point Pengolahan Fillet Tuna Maguro
No.
1.
2.
Uraian
Nilai
Biaya Tetap
Biaya Pajak Bumi Bangunan
Rp.
200.000,-
Biaya Penyusutan
Rp.
4.454.944,-
Rp.
4.654.944,-
Biaya Variabel
Biaya Bahan Baku
Rp. 520.432.750,-
Biaya Tenaga Kerja
Rp.
53.160.000,-
Biaya Bahan Pembantu
Rp.
36.000.000,-
Biaya Listrik dan Telepon
Rp.
27.600.000,-
Biaya Transportasi
Rp.
36.000.000,-
Rp. 673.192.750,3.
Total Produksi
14.065,75 Kg
4.
Biaya Variabel fillet tuna Maguro per kilogram
Rp.
47.860,-
5.
Harga Perkilogram
Rp.
75.000,-
Break Even Point Harga Fillet Tuna Maguro
Rp.
48.191,-
Break Even Point Volume Fillet Tuna Maguro
Break Even Point Penerimaan Fillet Tuna Maguro
171.5 Kg
Rp.
8.264.756,5,-
Sumber : Data Sekunder Diolah (2010)
a. Break Even Point Harga
Data di atas menunjukkan bahwa besarnya harga minimum yang harus
ditentukan oleh PT. Ojid Kharisma Nusantara untuk menjaga tingkat keuntungan
adalah sebesar Rp. 48.191,-. Sehingga pada saat harga Rp. 48.191,- pengolahan
fillet Tuna Maguro tidak akan mengalami keuntungan maupun kerugian.
Tahun 2010, PT. Ojid Kharisma Nusantara menetapkan harga untuk fillet
Tuna Maguro sebesar Rp. 75.000/Kg, sedangkan hasil perhitungan Break Even
59
Point Harga menunjukkan bahwa harga minimal yang harus ditetapkan sebesar
Rp. 48.191,-. Ini menunjukkan bahwa harga yang ditetapkan oleh PT Ojid
Kharisma Nusantara lebih besar dari hasil perhitungan Break Even Point Harga,
yang berarti pengolahan fillet Tuna Maguro memberikan keuntungan sebesar
selisih harga yang ditetapkan dengan hasil perhitungan Break Even Point
Harganya.
b. Break Even Point Volume Produksi
Break Even Point volume produksi pengolahan fillet tuna Maguro pada PT.
Ojid Kharisma Nusantara adalah 171,5 Kg. Nilai ini berarti usaha pengolahan
fillet tuna Maguro dengan harga jual Rp. 75.000,- tidak akan mengalami
keuntungan maupun kerugian saat volume produksi mencapai 171,5 Kg.
Volume produksi pada pengolahan fillet Tuna Maguro tahun 2010 yakni
sebesar 14.065 Kg, yang berarti lebih besar dibandingkan dengan hasil
perhitungan Break Even Point volume produksi yang sebesar 171,5 Kg. hal ini
menunjukkan bahwa usaha pengolahan fillet Tuna Maguro tahun 2010 pada PT.
Ojid Kharisma Nusantara memberikan keuntungan yang cukup besar jika dilihat
dari selisih volume produksi dengan perhitungan Break Even Point volume
produksinya.
c. Break Even Point Penerimaan
Break Even Point penerimaan pengolahan fillet tuna Maguro sebesar
Rp. 8.264.756,5,-. Nilai tersebut menunjukkan pada saat harga jual fillet tuna
Maguro perkilogram sebesar Rp. 48.191,- dan volume produksi sebesar 171,5 Kg,
60
maka usaha pengolahan fillet tuna Maguro tidak akan mengalami keuntungan
maupun kerugian.
Tahun 2010, pengolahan fillet Tuna Maguro menghasilkan penerimaan
sebesar Rp. 1.054.931.250,- yang berarti lebih besar dari hasil perhitungan Break
Even Point penerimaannya yang sebesar Rp. 8.264.756,5,-. Hasil ini menunjukkan
bahwa usaha pengolahan fillet Tuna Maguro memberikan keuntungan karena
penerimaan lebih besar daripada hasil perhitungan Break Even Point nya.
5.4.3.2 Break Even Point Pengolahan Fillet Tuna Maguro Co
Berikut ini tabel hasil perhitungan Break Even Point pengolahan fillet
Tuna Maguro Co pada PT. Ojid Kharisma Nusantara pada tahun 2010.
Tabel 19. Break Even Point Pengolahan Fillet Tuna Maguro Co
No.
1.
2.
3.
4.
5.
Uraian
Biaya Tetap
Biaya Pajak Bumi Bangunan
Biaya Penyusutan
Biaya Variabel
Biaya Bahan Baku
Biaya Tenaga Kerja
Biaya Bahan Pembantu
Biaya Listrik dan Telepon
Biaya Transportasi
Total Produksi
Biaya Variabel fillet tuna Maguro Co per kilogram
Harga Perkilogram
Break Even Point Harga Fillet Tuna Maguro Co
Break Even Point Volume Produksi Fillet Tuna Maguro Co
Break Even Point Penerimaan Fillet Tuna Maguro Co
Nilai
Rp.
Rp.
Rp.
200.000,4.454.944,4.654.944,-
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
386.850.000,53.160.000,36.000.000,27.600.000,36.000.000,539.610.000,15.474 Kg
34.872,65.000,35.172,154 Kg
5.416.488,-
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Sumber : Data Sekunder Diolah (2010)
61
a. Break Even Point Harga
Break Even Point harga menunjukkan harga minimal yang harus ditentukan
oleh PT. Ojid Kharisma Nusantara sehingga tidak mengalami keuntungan maupun
kerugian. Dari data di atas menunjukkan bahwa Break Even Point Harga atau titik
impas usaha adalah saat harga ditentukan sebesar Rp. 35.172,-.
Harga yang ditetapkan oleh PT. Ojid Kharisma Nusantara untuk fillet Tuna
Maguro Co adalah sebesar Rp. 65.000,-/kg, sedangkan hasil perhitungan Break
Even Point harga menunujukkan harga minimal sebesar Rp. 35.172,-. Hal ini
menunjukkan bahwa usaha pengolahan fillet Tuna Maguro Co tidak akan
mengalami keuntungan maupun kerugian saat penetapan harga sebesar
Rp. 35.172,-.
b. Break Even Point Volume Produksi
Break Even Point volume produksi pengolahan fillet tuna Maguro Co sebesar
154 Kg. Nilai tersebut berarti bahwa saat PT. Ojid Kharisma Nusantara
memberikan harga jual fillet tuna Maguro Co sebesar Rp. 65.000,-, maka usaha
pengolahan fillet tuna Maguro Co tidak akan mengalami keuntungan maupun
kerugian saat produksi mencapai 154 Kg.
Tahun 2010 PT. Ojid Kharisma Nusantara memproduksi fillet Tuna Maguro
Co sebanyak 15.474 Kg, sementara hasil perhitungan Break Even Point volume
produksinya sebesar 154 Kg. Hal ini menunjukkan bahwa produksi yang telah
dilakukan lebih besar dari perhitungan Break Even Point volume produksi, yang
berarti usaha pengolahan fillet Tuna Maguro Co memberikan keuntungan dan
layak untuk dilanjutkan.
62
c. Break Even Point Penerimaan
Break Even Point Penerimaan pengolahan fillet tuna Maguro Co sebesar
Rp. 5.416.488,-, yang berarti bahwa, pengolahan fillet tuna Maguro Co pada PT.
Ojid Kharisma Nusantara akan mengalami titik impas saat memperoleh
penerimaan sebesar Rp. 5.416.488,- dari harga jual sebesar Rp. 35.172,-/kg dan
saat volume produksi mencapai 154 Kg.
Penerimaan yang diperoleh dari pengolahan fillet Tuna Maguro Co pada
tahun 2010 sebesar Rp. 1.005.810.000,-, yang berarti lebih besar dari hasil
perhitungan Break Even Point Penerimaannya yang sebesar Rp. 5.416.488,-. Hal
ini menunjukkan bahwa usaha pengolahan fillet Tuna Maguro Co menguntungkan
bagi PT. Ojid Kharisma Nusantara dan layak untuk dilanjutkan, karena memiliki
selisih yang cukup besar antara harga yang ditetapkan dengan hasil perhitungan
Break Even Point Penerimaannya.
5.4.3.3 Break Even Point Pengolahan Fillet Meka (Swordfish)
Berikut ini tabel hasil perhitungan Break Even Point Harga pengolahan
fillet Meka (Swordfish) pada PT. Ojid Kharisma Nusantara pada tahun 2010.
63
Tabel 20. Break Even Point Pengolahan Fillet Meka (Swordfish)
No.
1.
2.
Uraian
Nilai
Biaya Tetap
Biaya Pajak Bumi Bangunan
Rp.
200.000,-
Biaya Penyusutan
Rp.
4.454.944,-
Rp.
4.654.944,-
Biaya Variabel
Biaya Bahan Baku
Rp. 239.227.600,-
Biaya Tenaga Kerja
Rp.
53.160.000,-
Biaya Bahan Pembantu
Rp.
36.000.000,-
Biaya Listrik dan Telepon
Rp.
27.600.000,-
Biaya Transportasi
Rp.
36.000.000,-
Rp. 673.192.750,3.
Total Produksi
4.
Biaya Variabel fillet Meka (Swordfish) per kilogram
Rp.
37.686,7,-
5.
Harga Perkilogram
Rp.
65.000,-
Break Even Point Harga Fillet Meka (Swordfish)
Rp.
38.134,-
Break Even Point Volume Produksi Fillet Meka
(Swordfish)
Break Even Point Penerimaan Fillet Meka (Swordfish)
10.401,2 Kg
170 Kg
Rp.
6.482.780,-
Sumber : Data Sekunder Diolah (2010)
a. Break Even Point Harga
Tingkat Break Even Point Harga pengolahan fillet Meka pada PT. Ojid
Kharisma Nusantara adalah sebesar Rp. 38.134,-. Nilai tersebut menunjukkan
harga minimum yang harus ditentukan oleh PT. Ojid Kharisma Nusantara
sehingga usaha pengolahan fillet Meka tidak mengalami keuntungan maupun
kerugian. Dari hasil perhitungan di atas menunjukkan bahwa harga yang
ditentukan oleh PT. Ojid Kharisma Nusantara sebesar Rp. 65.000,- lebih besar
64
dibandingkan dengan nilai Break Even Point Harga yang diperoleh yakni sebesar
Rp. 38.134,-. Ini menunjukkan bahwa penetapan harga oleh PT. Ojid Kharisma
Nusantara sudah tepat dan memberikan keuntungan bagi perusahaan.
b. Break Even Point Volume Produksi
Break Even Point volume produksi pengolahan fillet Meka (Swordfish)
pada PT. Ojid Kharisma Nusantara selama tahun 2010 sebesar 170 Kg. Nilai
tersebut menunjukkan bahwa dengan harga penjualan fillet Meka (Swordfish)
sebesar Rp. 65.000,-/kg akan mengalami titik impas saat volume produksi
mencapai 170 Kg. ini menunjukkan bahwa volume produksi fillet Meka yang
diolah PT. Ojid Kharisma Nusantara pada tahun 2010 sebesar 10.401,2 Kg sudah
lebih dari nilai Break Even Point volume produksi yang diperoleh yakni sebesar
170 Kg, yang berarti usaha ini telah memberikan keuntungan sebesar selisih dari
volume produksi dengan nilai Break Even Point volume produksinya.
c. Break Even Point Penerimaan
Break Even Point Penerimaan fillet Meka (Swordfish) sebesar Rp. 6.482.780,-.
Nilai tersebut menunjukkan bahwa pada saat penetapan harga jual sebesar
Rp. 38.134,-, dan volume produksi sebanyak 170 Kg, pengolahan fillet Meka
(Swordfish) tidak akan mengalami keuntungan maupun kerugian saat memperoleh
penerimaan sebesar Rp. 6.482.780,-. Hasil penerimaan pengolahan fillet Meka
pada tahun 2010 sebesar Rp. 676.078.000,-, dan menunjukkan bahwa nilai
tersebut lebih besar dari hasil Break Even Point Penerimaan yang sebesar
65
Rp. 6.482.780,-. Ini berarti usaha pengolahan fillet Meka memberikan keuntungan
dan layak untuk dilanjutkan.
66
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1
Kesimpulan
Berdasarkan dari uraian dan penjelasan dalam hasil dan pembahasan
mengenai “Analisis Pendapatan Usaha Pengolahan Ikan (Studi Kasus PT. Ojid
Kharisma Nusantara pada Tahun 2010)” maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut :
1. Pendapatan Usaha pada PT. Ojid Kharisma Nusantara pada tahun 2010
sebesar Rp. 1.182.571.556,- yang berasal dari penjualan produk fillet tuna
Maguro, fillet tuna Maguro Co serta fillet Meka (Swordfish).
2. Biaya-biaya yang dikeluarkan oleh PT. Ojid Kharisma Nusantara dalam
menjalankan usahanya selama tahun 2010 meliputi total biaya bahan baku
sebesar Rp. 1.146.510.350,-, biaya tenaga kerja sebesar Rp. 53.160.000,-,
biaya transportasi sebesar Rp. 36.000.000,-, biaya penyusutan sebesar
Rp. 4.654.944,-, biaya listrik dan telepon sebesar Rp. 27.600.000,-, biaya
bahan pembantu sebesar Rp. 36.000.000,- serta biaya Pajak Bumi dan
Bangunan (PBB) sebesar Rp. 200.000,-.
3. Hasil perhitungan analisis Net B/C Rasio, Payback Period serta Break
Even Point:
a.
Hasil perhitungan Net B/C Rasio Pengolahan ikan fillet ikan yang
dilakukan oleh PT. Ojid Kharisma Nusantara menunjukkan angka
0,76. Hal ini menunjukkan bahwa setiap Rp. 100,- biaya yang
dikeluarkan oleh PT. Ojid Kharisma Nusantara untuk melakukan
usaha pengolahan fillet ikan, akan memberikan keuntungan sebesar
Rp.76,-.
b.
Hasil perhitungan Payback Period pengolahan fillet ikan yang
dilakukan oleh PT. Ojid Kharisma Nusantara diperoleh nilai Payback
Period sebesar 0,21. Nilai payback period tersebut menunjukkan
bahwa usaha pengolahan fillet ikan yang dilakukan PT. Ojid Kharisma
Nusantara akan mengalami pengembalian modal pada 2 bulan 16 hari.
c.
Hasil Perhitungan Break Even Point pengolahan fillet Tuna Maguro
diperoleh nilai Break Even Point Harga sebesar Rp. 48.191,-/Kg,
Break Even Point Volume Produksi sebesar 171,5 Kg, serta Break
Even Point Penerimaan sebesar Rp. 8.264.756,5,-.
Perhitungan Break Even Point pengolahan fillet Tuna Maguro Co
diperoleh nilai Break Even Point Harga sebesar Rp. 35.172,-/Kg,
Break Even Point Volume Produksi sebesar 154 Kg, serta Break Even
Point Penerimaan sebesar Rp. 5.416.488,-.
Sedangkan hasil perhitungan Break Even Point pengolahan fillet
Meka (Swordfish) diperoleh nilai Break Even Point Harga sebesar
Rp. 38.134,-/Kg, Break Even Point Volume Produksi sebesar 170 Kg,
serta Break Even Point Penerimaan sebesar Rp. 6.482.780,-.
6.2
Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka saran-saran yang dapat diberikan
oleh penulis sebagai berikut:
68
1. Menjaga kestabilan kapasitas produksi pada tiap-tiap produk untuk
menjaga tingkat pendapatan perusahaan.
2. Mencari alternatif perolehan bahan baku dari tempat lain yang memiliki
harga lebih murah sehingga dapat menekan biaya dan menambah daya
saing dengan perusahaan sejenis.
3. Penelitian lebih lanjut mengenai pengembangan usaha pada PT. Ojid
Kharisma Nusantara.
69
DAFTAR PUSTAKA
Agustika, Dwiasih. Analisis Kelayakan Perluasan Usaha Pemasok Ikan hias Air
Tawar Budi Fish Farm Kecamatan Cibinong Kabupaten Bogor. [skripsi]
Bogor. IPB, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan; 2009.
Alireza, M. Israbi. Studi Kelayakan Agribisnis Ikan Hias Air Tawar [skripsi].
Bogor: Institut Pertanian Bogor. Fakultas Pertanian; 2002.
Bank
Indonesia.
Pola
Pembiayaan
Usaha
Kecil
(PPUK).
http://www.bi.go.id/NR/rdonlyres/B42DA6A8-A712-488B-A0CC70ACBCBFD3DB/15982/FilletIkan.pdf. diakses pada tanggal 18
Desember 2010 pukul 10:00 WIB.
Dahuri, R. Prospek Bisnis Perikanan dan Kelautan Indonesia.(Jakarta;
Agrimedia, 2000)
DKP.
Konsumsi Ikan 2014 Digenjot Naik 39%. 23 maret 2010.
http://www.dkp.go.id/index.php/ind/news/2421/konsumsi-ikan-2014digenjot-naik-39. diakses pada tanggal 24 Desember 2010 pukul 10:00
WIB.
Garrison dkk. Managerial Accounting. Penerjemah: Nuri Hinduan. (Jakarta;
Salemba Empat, 2008)
Harahap, Nurasiah. Analisis Pendapatan Dan Pemasaran Ikan Hias Air Tawar
(Kasus Desa Cibitung Tengah, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor).
[Skripsi] Bogor. IPB, Fakultas Pertanian; 2007.
Kasmir & Jakfar. Studi Kelayakan Bisnis. (Jakarta; Kencana, 2004)
Kompas. Nilai Ekspor Ikan Hias Indonesia Sebesar 4,3 Juta Dollar AS dari
Target Ekspor 10 Juta Dollar AS. 18 Agustus 2009.
http://www.kompas.com. Diakses pada tanggal 7 Februari 2010, pukul
16:35 WIB.
Kusumawarni. Mengenai Tingkat Pendapatan Petani Pembenihan Ikan Hias Air
Tawar Dan Ikan Konsumsi Ikan Hias. [skripsi] Bogor. IPB,Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan; 2003.
Mahekam, J.P dan Malcolm. Manajemen Usahatani Daerah Tropis, The
Economics of Tropical Farm Management. Penerjemah: Basilus B. Teku.
Cet ke-1.(Jakarta; LPES, 1991)
Mulyadi. Akunansi Biaya. Ed. Ke-5. (Yogyakarta: Aditya Media, 2002)
70
Nazir, M. Metode Penelitian.(Jakarta; Ghalia Indonesia, 1988)
Niswonger, Rollin dkk. Prinsip-prinsip Akuntansi (Jakarta; Erlangga, 1992)
Prajnata, F. Analisis Usahatani. (Jakarta; Penebar Swadaya, 2002)
Rahardi, F & Hartanto, Rudi. Agribisnis Peternakan. (Jakarta; Penebar Swadaya,
2003)
Soeharjo & Patong. Ilmu Usahatani.(Bogor; Deprtemen Ilmu Sosial Ekonomi
Institut Pertanian Bogor, 1973)
Soekartawi. A, Soeharjo. J.L. Dillon & J.B. Hardaker. Ilmu Usahatani dan
Penelitian untuk Pengembangan Petani Kecil.(Jakarta; UI-Press, 1986)
Soekartawi. Analisis Usahatani.(Jakarta; UI-Press, 2006)
Sofyan, Iban. Studi Kelayakan Bisnis. Ed, Pertama. (Yogyakarta; Graha Ilmu,
2003)
Suparno. Pembuatan Fillet Ikan. 2008. http://www.bbrp2b.dkp.go.id/publikasi/
bukuputih/Pembuatan%20Fillet%20Ikan.pdf. Diakses pada tanggal 18
Desember 2010, pukul 10:15 WIB.
Susanto, Heru. Budidaya Ikan di Pekarangan. (Jakarta; Penebar Swadaya, 2005)
Umar, H. Studi Kelayakan Bisnis.(Jakarta; Gramedia Pustaka Utama, 2005)
71
Lampiran 1. Biaya Penyusutan Pengolahan Fillet Ikan PT. Ojid Kharisma Nusantara Tahun 2010
No
Nama Barang
1
Bangunan
2
Freezer
3
Nilai
Umur
Penyusutan
Nilai Sisa
Biaya Penyusutan/unit
(Rp)
(Tahun)
(Rp)
(Rp)
(Rp)
Unit
Total Biaya Penyusutan
(Rp/Tahun)
5,000,000 95,000,000
250,000
1
250,000
5
1,000,000
4,000,000
200,000
5
1,000,000
300,000
5
60,000
240,000
12,000
2
24,000
Sepeda motor
12,000,000
5
2,400,000
9,600,000
480,000
4
1,920,000
5
Mobil
70,000,000
10
7,000,000 63,000,000
700,000
1
700,000
6
Talenan
1,000,000
3
333,333
666,667
111,111
2
222,222
7
Pisau
150,000
2
75,000
75,000
37,500
3
112,500
8
Exhaust
200,000
2
100,000
100,000
50,000
2
100,000
9
Meja
450,000
5
90,000
360,000
18,000
3
54,000
10
Kursi
250,000
5
50,000
200,000
10,000
5
50,000
11
Pesawat Telepon
200,000
3
66,667
133,333
22,222
1
22,222
100,000,000
20
5,000,000
Mesin vakum
4
TOTAL BIAYA PENYUSUTAN
Sumber: Data Primer Diolah (2010)
4,454,944
72
Lampiran 2. Layout PT. Ojid Kharisma Nusantara
Ruangan Kantor
Ruangan Rapat serta Penerimaan Tamu
Ruang Produksi
Area Parkir
Ruang Penyimpanan
73
Lampiran 3. Gambar Peralatan yang digunakan pada proses produksi
(Pisau yang digunakan untuk memotong daging ikan)
(Talenan)
(Mesin Vakum/Sealer)
74
Lampiran 4. Gambar Peralatan produksi serta fillet yang siap dipasarakan
(Mesin Pendingin/Freezer)
(Fillet yang telah dikemas dan siap dipasarkan)
(Daging Ikan yang siap dilakukan pemfilletan)
75
Download