LELAKI SEKS LELAKI: AKTIVITAS SEKSUAL DAN BAGAIMANA MEREKA MEMULAINYA? (Studi Kesehatan Reproduksi pada Komunitas LSL di Kota Semarang) MEN WHO HAVE SEX WITH MEN: SEXUAL ACTIVITY AND HOW THEY START? (Case Study of Reproduction Health on MSM Community in Semarang City) Forman Norvindo Sidjabat1, Henry Setyawan2, Suharyo Hadisaputro3 1Fakultas Ilmu Kesehatan Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri 2 3 Bagian Epidemiologi Program Pascasarjana Universitas Diponegoro Semarang [email protected] Abstract Background: LSL will be susceptible to HIV because of sexual behavior that are not safe, either through anal or oral. Through anal sexual intercourse (anal intercourse) is mostly done by MSM is a technique sex most at risk of transmitting HIV/AIDS. HIV/AIDS cases in MSM has increased every year while not a lot of data and research is conducted. Objective: This study was to determine MSM sexual activity and how they initiate sexual activity. Method: This research uses explanatory research approach, looking at Semarang with 108 MSM as a sample who were taken with consecutive sampling technique. All respondents were men having sex with men at least once. Data were analyzed using field research methods by observation and interact in a social environment. Results: This research found MSM do high risk sexual activity to get sensation and sexual satisfaction. Sexual activity is carried out include inserting a finger into the rectum and anal licking, taking drugs arousal during sex group, do or get violent during sexual intercourse that would cause injury/inflammation/infection that facilitate HIV transmission. Sexual activity begins with finding sexual partners through community meetings or other new MSM at regular meetings, public places or other gay special place, they first met virally by using social media or other gay internet social networking. Keywords: Sex Men Men, Sexual Activity, Reproduction Health Abstrak Pendahuluan: LSL akan mudah terkena HIV akibat perilaku hubungan seksual yang tidak aman, baik yang dilakukan secara anal maupun oral. Hubungan seksual melalui anal (anal intercourse) yang banyak dilakukan oleh LSL merupakan teknik hubungan seks yang paling berisiko menularkan HIV/AIDS. Kasus HIV/AIDS pada kelompok LSL terus meningkat tiap tahun sementara tidak banyak data dan penelitian dilakukan. Tujuan Penelitian: Penelitian ini untuk mengetahui aktifitas seksual dan bagaimana proses kelompok LSL memulai aktifitas seksualnya. Metode Penelitian: Metode penelitian ini menggunakanpendekatan explanatory research yang dilakukan di Kota Semarang dengan sampel 108 orang LSL yang diambil dengan teknik consecutive sampling. Semua responden adalah laki-laki berhubungan seks dengan laki-laki minimal satu kali. Data dianalisis menggunakan metode field research dengan melakukan observasi dan berinteraksi di dalam lingkungan sosial. Hasil Penelitian: Hasil penelitian menemukan LSL melakukan aktifitas seksual berisiko tinggi untuk mendapatkan sensasi dan kepuasan seksual. Aktivitas seksual yang dilakukan diantaranya memasukkan jari ke dubur dan menjilati dubur pasangan, memakai obat pembangkit gairah saat melakukan seks grup serta melakukan dan mendapatkan kekerasan saat berhubungan seksualyang akan menyebabkan perlukaan/peradangan/infeksi yang memudahkan penularan HIV. Aktifitas seksual dimulai dengan mencari pasangan seksual melalui pertemuan komunitas atau LSL baru 1. Forman Norvindo Sidjabat Staf Pengajar Fakultas Ilmu Kesehatan Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri 2. Henry SetyawanStaf Pengajar Bagian Epidemiologi Program Pascasarjana Universitas Diponegoro Semarang 3. Suharyo Hadisaputro SetyawanStaf Pengajar Bagian Epidemiologi Program Pascasarjana Universitas Diponegoro Semarang 65 66 Jurnal IKESMA Volume 12 Nomor 1 Maret 2016 lainnya di pertemuan rutin, tempat umum atau tempat khusus gay lain yang lebih dahulu mereka temui secara viral dimedia sosial atau jejaring sosial internet gay lainnya. Kata Kunci: Lelaki Seks Lelaki, Aktivitas Seksual, Kesehatan Reproduksi PENDAHULUAN anal maupun oral. Hubungan seksual Homoseksual pada awalnya melalui anal (anal intercourse) yang dibagi menjadi dua kategori yaitu gay banyak dilakukan oleh LSL merupakan dan waria, namun muncul pola perilaku teknik baru yang tidak tercakup dalam dua berisiko menularkan HIV/AIDS. Pria kelompok tersebut, yaitu laki-laki yang dengan peran reseptif memiliki risiko sebenarnya melakukan lebih besar terinfeksi HIV dibandingkan hubungan seks dengan sesama laki-laki. pria dengan peran insertif, hal ini Terminologi LSL diadopsi dari istilah dikarenakan anus tidak didesain untuk MSM (men who have sex with men), yaitu berhubungan istilah yang mengalami perlukaan saat melakukan digunakan untuk menjelaskan perilaku anal seks dan memudahkan masuknya seksual berhubungan HIV kedalam tubuh.(5) Diantara LSL yang seksual dengan laki-laki tanpa melihat melakukan anal seks dalam 1 tahun identitas gender, motivasi terlibat dalam terakhir 73% melakukan anal seks satu hubungan seks dan identifikasi dirinya kali dalam seminggu dan 10% memiliki dengan komunitas tertentu.(1) Tidak ada pasangan seks perempuan atau disebut data statistik pasti mengenai jumlah Biseksual.(6) homoseksual heteroseksual kesehatan laki-laki yang seksual yang hingga paling akan Perilaku membeli seks tahun terakhir yang menurut dalam terdapat 695.026 dilakukan LSL kemudian dikategorikan orang gay/LSL di Indonesia dan 917 LSL menjadi LSL risiko tinggi dan risiko di nasional Semarang.(2) satu seks Indonesia, estimasi di masyarakat hubungan Diasumsikan secara rendah (19% dan 6%).(7) Dilihat dari usia tahun perilaku menjual seks, 49% LSL yang melakukan seks dengan laki-laki secara menjual seks: 79% menjual seks pada teratur, pria saja, 4% pada perempuan saja, dan global laki-laki dan hampir 15-49 15% diantara mereka satu kali seumur hidup.(3) Di 17% pada pria dan wanita.(7) Jawa Tengah usia pertama kali LSL LSL yang membeli seks (reseptif) melakukan hubungan seks adalah 11-25 akan meminta pasangannya untuk tahun.(4) berperan sebagai laki-laki atau bertindak LSL akan mudah terkena HIV aktif (insertif) saat berhubungan seksual akibat perilaku hubungan seksual yang secara anal dan lebih ekstrim pasangan tidak aman, baik yang dilakukan secara insertif tersebut akan melakukan Forman Norvindo Sidjabat: Lelaki Seks... rimming (oral-anal) akan memantau peningkatan memudahkan penularan IMS, kecacingan melakukan penanggulangan dan pencegahan yang tepat dilakukan. diare melalui pasangan yang atau insertif, ke mulut dan kedalam anus) kasus, dan fisting (memasukkan jari dan/atau kepalan tangan 67 yang METODE PENELITIAN akan Penelitian ini menyebabkan penelitian perlukaan/peradangan/infeksi disaluran dengan pendekatan explanatory research. pencernaan/anus.(8) Tindakan ekstrim Penelitian dilakukan di Kota Semarang ini dengan mengambil sampel 108 orang kemudian dilanjutkan dengan LSL kondom yang tidak konsisten karena consecutive sampling. Semua responden alasan kepuasan berhubungan seksual, adalah yang memudahkan terinfeksi IMS dan dengan laki-laki minimal satu kali. HIV/AIDS.(8) Responden penelitian bersifat anonim laki-laki dengan teknik berhubungan seks pada yang telah memberikan persetujuan kelompok LSL mengalami peningkatan secara tertulis dan disetujui oleh Komite terus Etik menerus HIV/AIDS diambil deskriptif, melakukan anal seks dengan penggunaan Prevalensi yang epidemiologi merupakan dibanding populasi kunci lain, yaitu kelompok 447 kasus Universitas dikumpulkan Diponegoro. dengan Data metode tahun 2014, meningkat ditahun 2015 wawancara, dan analisis menggunakan sebanyak 492 kasus dan 41 kasus di metode field research dengan melakukan tahun 2016 (per maret).(9) Kelompok LSL observasi dan berinteraksi di dalam diketahui lingkungan sosial. sebagai karakteristik sehingga penelitian kelompok yang tidak sulit banyak yang dengan dijangkau data dilakukan dan HASIL DAN PEMBAHASAN namun Dari 108 responden lelaki seks kelompok ini ada di masyarakat dan lelaki, mayoritas diantara mereka melakukan biseksual, 44,5% mengaku homoseksual perilaku aman. dan 9,2% responden tidak mengetahui seksual tidak 46,3% mengaku berorientasi Mengetahuiaktifitas seksual dan orientasi seksualnya.Istilah LSL selalu bagaimana kelompok LSL mengacu pada aktivitas seksual antara memulainya sangat diperlukan untuk laki-laki tidak terbatas pada orientasi mengali berpotensi terinfeksi proses aktifitas seksual tersebut seksual saja dan terlepas dari bagaimana menyebabkan mereka mereka mengidentifikasi diri, sedangkan sehinggadapat gay dapat mencakup kegiatan tersebut HIV/AIDS, 68 Jurnal IKESMA Volume 12 Nomor 1 Maret 2016 tetapi lebih dipandang sebagai identitas Pria yang berhubungan seks budaya. Teori genderbread-person saat dengan laki-laki (LSL), juga dikenal ini dipakai untuk mengambarkan peta sebagai laki-laki yang berhubungan seks gender untuk dengan laki-laki, adalah laki-laki yang ketertarikan terlibat dalam aktivitas seksual dengan dan menjelaskan seksualitas mengenani seseorang pada orang lain maupun anggota jenis pemaknaan diri sendiri. Gender dan terlepas dari seskualitas 4 mengidentifikasi diri mereka; banyak aspek yaitu: Identitas gender yang pria tidak mengidentifikasi seksualitas berbicara mengenai konsep diri dan mereka (atau tidak bisa karena alasan seseorang memandang disinya sebagai lain) sebagai gay, homoseksual atau perempuan, lelaki ataupun gender-queer biseksual.(11) (bukan diciptakan dikategorikan keduanya dengan atau kombinasi kelamin yang bagaimana Istilah pada sama, mereka LSL 1990-an oleh ahli keduanya). Orientasi seksual berbicara epidemiologi mengenai hati atau ketertarikan dan penyebaran penyakit di antara pria yang perasaan, berhubungan seseorang dapat tertarik untuk sendiri seks mempelajari dengan laki-laki, secara emosional pada sesama jenis terlepas dari identitas.(11) Beberapa pria (homoseksual), berhubungan seks dengan laki-laki untuk lawan jenis (heteroseksual) ataupun pada kedua kesenangan, biasanya jenis (biseksual). Jenis kelamin dimana mengakses perempuan. secara biologis terbagi menjadi laki-laki, disebabkan karena masyarakat yang perempuan dan diantaranya (interseks). konservatif Aspek keempat ialah ekspresi gender membatasi segregasi antara laki-laki dan yaitu bagaimana seseorang menampilkan perempuan, atau apakah lingkungan yang seluruhnya laki-laki androgynous dalam waktu yang lama, seperti di (kombinasi keduanya). Keempat faktor penjara, lingkungan militer, lingkungan ini bercampur-aduk dan berpadu dalam buruh migran laki-laki, dan institusi diri membuat tiap orang memiliki gender pendidikan khusus laki-laki. Mereka dan seksualitas yang unik dan bervariasi. menyalurkan kebutuhan seksual mereka Hal diatas membuat seseorang akan dengan laki-laki lain, tanpa membuat memutuskan akan tertarik kepada siapa, mereka mengidentifikasi diri sebagai gay berperan atau mengekspresikan feminin, maskulin atau sebagai diri apa, berpenampilan seperti apa.(10) dan yang atau homoseksual. karena sulit Ini bisa dengan berada Laki-laki ketat pada yang berhubungan seks hanya dengan laki-laki akan berhubungan seks dengan Forman Norvindo Sidjabat: Lelaki Seks... perempuan karena adanya 69 tekanan dilakukan responden dalam penelitian untuk menikah dan membina keluarga. ini ialah ciuman mendalam (80,6%), Beberapa lainnya lebih senang onani bersama (63,9%), menggesekkan seks hanya dengan kelamin tanpa busana (58,3), menjilati berhubungan perempuan tetapi harus berhubungan tubuh pasangan (47,2), memijat seks dengan laki-laki karena kebutuhan pasangan (33,3%), menggigit bagian uang atau menerima bayaran.(12) tubuh pasangan (32,4), memsukkan jari Perilaku seksual yang dilakukan ke dubur (22,2%) dan menjilati dubur oleh LSL ialah orogenital (oral seks), pasangan (15,7%) saat berhubungan anogenital (anal seks) dan masturbasi. seksual. Beberapa responden yang telah Aktivitas seksual yang sering dilakukan menikah mengaku aktif melakukan seks untuk vaginal. mencapai kepuasan pada Responden juga melakukan umumnya ialah anal seks. Aktivitas seks beberapa hal untuk mencapai sensasi ini dan kepuasan seksual seperti memakai sangat berbahaya karena anus mengandung banyak bakteri sumber obat penyakit. dalam melakukan seks grup (18,3%) dengan berhubungan seksual dibagi menjadi 2 jumlah laki-laki dalam satu grup seks 3 yaitu menjadi partner penetratif/insertif orang (9,3%), 4-5 orang (8,3%) dan >10 disebut top dan menjadi partner reseptif orang; atau mendapatkan (7,4%) kekerasan saat Peran yang bottom.(5,13–18) gender LSL dipenetrasi Teknik disebut seksual yang pembangkit gairah melakukan (11,1%) berhubungan seksual. Tabel 1. Distribusi Responden Menurut Teknik Seksual Teknik Seksual Ya Tidak n = 108 (%) n = 108 (%) 36 33,3 72 66,7 63 58,3 45 41,7 Onani bersama 69 63,9 39 36,1 Menggigit bagian tubuh pasangan 35 32,4 73 67,6 Ciuman mendalam 87 80,6 21 19,4 Memasukkan jari ke dubur 24 22,2 84 77,8 Menjilati dubur 17 15,7 91 84,3 Menjilati tubuh pasangan 51 47,2 57 52,8 Memijat pasangan Menggesekkan alat kelamin tanpa pakaian (7,4%); dan 70 Jurnal IKESMA Volume 12 Nomor 1 Maret 2016 Kelompok LSL dalam mencapai kepuasan dan karena anus berhubungan seksual sesama jenis lebih sangat mengutamakan variasi dan sensasi untuk mengandung banyak bakteri sumber mendapatkan seksual. penyakit. Pria dengan peran reseptif Responden akan melakukan kekerasan memiliki risiko lebih besar terinfeksi atau mendapatkan kekerasan seksual HIV/AIDS untuk insertif.(5,13–18) Pasangan insertif akan kepuasan mendapatkan sensasi yang berbahaya seksualnya dibanding yang berbeda dari hubungan seksual yang melakukan pernah ia lakukan. Responden mengaku fisting kekerasan seksual yang dilakukan atau kepalan tangan kedalam anus) yang akan didapatkan menyebabkan berupa kekerasan fisik rimming berperan (oral-anal) (memasukkan jari dan dan/atau seperti pukulan atau ikatan tali pada perlukaan/peradangan/infeksi disaluran bagian tubuh kecuali alat kelamin dan pencernaan/anus anus responden. Kepuasan seksual juga pasangan reseptifnya.(8) Tingkah laku didapatkan responden jika mengalami seseorang orgasme tergantung kepada resiprokal antara berkali-kali, untuk itu untuk dalam responden akan memanfaatkan obat lingkungan dengan penambah khususnya faktor gairah. Penggunaan obat memuaskan situasi tertentu kondisi kognitif, kognitif yang penambah gairah juga dilakukan saat berhubungan responen melakukan pesta seks dengan keyakinan/harapan jumlah LSL > 10 orang.Seseorang akan melakukan tindakan yang memuaskan. melakukan perilaku seksual berisiko Suksesnya efikasi tinggi ada ditunjang dengan komunikasi/informasi dari orang tua responsif. jika tidak mengeni perilaku seksual dan terkhusus dengan bahwa diri mampu terjadi jika lingkungan yang menjadi LSL Seseorang HIV.(19,20) Seseorang yangterlibat dalam dipengaruhi perilaku tekanan yang sangat besar pada aspek seksual risiko tinggi mendapatkan meningkatkan risiko terkena HIV dan eksternal IMS.(21) Hubungan anal dengan tidak melatar-belakangi sesorang menjadi LSL menggunakan mudah adalah karena adanya riwayat kekerasan baik seksual, kekecewaan terhadap pasangan terjadinya sebagai kondom kejadian pasangan akan HIV/AIDS reseptif ataupun insertif.(22,23) yang perempuannya, psikologis. hubungan Hal yang keluarga kurang harmonis hingga karena faktor Seks anal merupakan aktivitas seksual dan karena dilakukan LSL untuk ekonomi.(12) Banyak responden pada dasarnya tidak memiliki hasrat pada laki- Forman Norvindo Sidjabat: Lelaki Seks... laki namun ketagihan berhubungan menjadi alasan bagi responden untuk dengan laki-laki karena mendapatkan sesekali sensasi dan kepuasan saat pertama normal. berhubungan seksual dengan laki-laki. Responden mengaku 71 sengaja mengoda laki-laki Responden lain mengatakan bagi berhubungan mereka laki-laki normal yang beristri seksual dengan laki-laki dikarenakan memiliki nilai seksualitas lebih tinggi dan mendapatkan sedang bagi LSL yang mampu menjadikan dalam kondisi hubungan keluarga yang pasangan akan mendapatkan nilai sosial tidak belum lebih tinggi di dalam kelompok LSL. berhubungan dengan istri dalam waktu Penelitian ini menemukan pertama kali yang lama. Responden lain mengatakan berhubungan seksual sebanyak 54,6% melakukan aktifitas seksual berisiko responden dengan laki-laki dikarenakan menerima pasangan lebih tua, beberapa responden bayaran baik oral saja ataupun oral dan mengaku mereka merasa membutuhkan anal seks (11,2%). Seorang responden kasih sayang seorang pria dewasa akibat mengaku bahwa perilaku homoseksual keluarga yang tidak lengkap; dan 36,1% dapat responden berperan sebagai insertif, godaan harmonis menular ketika dan/atau pada laki-laki lain, berhubungan sebagai reseptif dan dengan responden mengatakan bagi laki-laki gay 38,9% 25,0% mendapatkan pasangan laki-laki normal sebagai keduanya saat pertama kali merupakan kepuasan tersendiri, hal itu berhubungan seksual. Tabel 2. Distribusi Responden Menurut Perilaku Seksual Responden (Memakai Obat Gairah, Seks Grup, Kekerasan, Peran Gender Pertama, Menerima Bayaran dan Usia Pasangan) Perilaku Seksual Frekuensi n = 108 (%) 1. Memakai obat pembangkit gairah Ya 8 7,4 Tidak 100 92,6 Total 108 100,0 Ya 20 18,5 Tidak 88 81,5 Total 108 100,0 2. Melakukan seks grup 3. Jumlah laki-laki dalam seks grup 72 Jurnal IKESMA Volume 12 Nomor 1 Maret 2016 Tidak seks grup 88 81,5 3 orang 10 9,3 4-5 orang 9 8,3 > 10 orang 1 0,9 108 100,0 Total 4. Melakukan kekerasan saat berhubungan seksual Ya 12 11,1 Tidak 96 88,9 Total 108 100,0 5. Mendapatkan kekerasan saat berhubungan seksual Ya 8 7,4 Tidak 100 92,6 Total 108 100,0 6. Peran gender saat berhubungan seksual pertama kali Top 39 36,1 Bottom 42 38,9 Keduanya 27 25,0 108 100,0 Total 7. Berhubungan seksual dengan laki-laki untuk menerima bayaran Tidak 96 88,8 Oral 6 5,6 Oral dan anal 6 5,6 108 100,0 Sebaya 36 33,3 Lebih muda 13 12,0 Lebih tua 59 54,6 108 100,0 Total 8. Usia pasangan seks pertama kali Total Keberadaan dan identitas seksual LSL masyarakat. Para LSL mulai membentuk sulit diketahui secara terang-terangan komunitas tertentu untuk mendapatkan karena masih ada sinisme di tengah- penerimaan dari sesama LSL dan untuk tengah dan memperlihatkan jati diri mereka. Mereka diskriminasi dari masyarakat sangat kuat akan berani mengungkap identitas dan berdasar dalih agama, budaya dan norma orientasi masyarakat. Stigma seksualnya karena merasa Forman Norvindo Sidjabat: Lelaki Seks... 73 mengalami hal yang sama dengan LSL pelabuhan, tempat fitnes, atau kolam lainnya. Kelompok gay berkumpul di renang. tempat beberapa mempermudah bertemunya para gay. mengadakan malam khusus gay, atau Banyaknya situs-situs dan jejaring sosial berkumpul taman menjadi media bagi mereka menemukan umum, teman sesama gay-nya secara viral. hiburan, dugem di yang mall, terminal taman, angkutan Akses internet juga dapat Tabel 3. Distribusi Responden Menurut Perilaku Berkumpul Dengan Komunitas (Tempat Dan Cara). Frekuensi Perilaku Berkumpul dengan Komunitas n = 108 (%) 1. Tempat berkumpul dengan teman gay Diskotik gay 5 4,6 Diskotik umum 4 3,7 Mall/Pusat perbelanjaan 23 21,3 Tempat makan/restoran/siap saji 31 28,7 Taman kota/tempat umum lainnya 33 30,6 Lainnya 12 11,1 108 100,0 Total 2. Cara berkumpul dengan teman gay/komunitas Telpon/sms 49 45,4 48 44,4 11 10,2 108 100,0 Chatting/internet (situs gay/pertemanan gay) Janji pertemuan rutin Total Responden dapat mengekspresikan orientasi seksual dan kepribadian makan/restoran/siap mall/pusat saji (28,7%), perbelanjaan (21,3%), mereka dengan bebas melalui pakaian, diskotik khusus gay (4,6%), diskotik ekspresi, bahasa tubuh, gaya bicara, umum bahasa (tempat olahraga, layanan kesehatan, yang digunakan ataupun (3,7%) lainnya dan jenis mereka ketika berkumpul dengan berkumpul teman-teman LSL lainnya.(24) Responden berkenalan dengan LSL lain, sebelum penelitian berkumpul memilih taman kota/tempat umum lain (30,6%), tempat kerja) tempat kemesraan dengan pasangan sesama ini tempat dan dengan terlebih bekomunikasi (11,1%) untuk komunitas atau dahulu mereka menggunakan media 74 Jurnal IKESMA Volume 12 Nomor 1 Maret 2016 telpon/sms (45,4%), chatting/internet SIMPULAN DAN SARAN (44,4%) dan janji pertemuan rutin (10,2%). Penelitian ini menemukan bahwa LSL banyak melakukan aktifitas seksual Peran teman terjadinya memungkinkan kesempatan berisiko tinggi untuk mendapatkan pertemuan sensasi dan kepuasan seksual. Aktivitas dengan pasangan seks laki-laki meski seksual yang dilakukan adalah ciuman terkadang mendalam, sifatnya terbatas. Bagi onani bersama, beberapa LSL jaringan sosial mereka menggesekkan kelamin tanpa busana, sangat menjilati berguna untuk menemukan tubuh pasangan, pasangan seksual.(25) Hubungan yang pasangan, kuat antara LSL dengan teman-temannya pasangan, memasukkan jari ke dubur dalam komunitas gay merupakan suatu dan menjilati dubur pasangan saat dukungan bgai dirinya dan tekanan yang berhubungan seksual. ncapai sensasi dan diperoleh akibat adanya intoleransi dari kepuasan seksual seperti memakai obat keluarga atau masyarakat sekitar.(25) pembangkit gairah (7,4%); melakukan Selain sebagai tempat berekspresi, berkumpul dengan mempunyai fungsi pasangan (berhubungan membayar/dibayar) LSL datang bagian tubuh seks grup (18,3%) dengan jumlah laki- juga laki dalam satu grup seks 3 orang (9,3%), untuk mencari 4-5 orang (8,3%) dan >10 orang; dan transaksi melakukan (11,1%) dan mendapatkan seksual dengan (7,4%) kekerasan saat berhubungan seksual komunitas menggigit memijat karena dengan beberapa motivasi seksual yang akan menyebabkan perlukaan/peradangan/infeksi dan mendapatkan pasangan dan berhasrat memudahkan LSL untuk berhubungan seks dengannya. melakukan hubungan seksual dimulai Transaksi selalu menjurus pada cara dengan mengajak atau mengoda orang untuk melalui pertemuan komunitas atau LSL berhubungan seksual.(26) Mereka yang baru lainnya di pertemuan rutin, tempat bertemu atau mengunjungi komunitas umum atau tempat khusus gay lain yang biasanya akan berhubungan seksual lebih dahulu mereka temui secara viral berisiko seperti praktik seks anal insertif dimedia tanpa kondom(27), dan mereka yang internet gay lainnya.LSL perlu memiliki bertemu di tempat berkumpul gay nilai seperti tempat pemandian, klub seks, melakukan hubungan seksual berisiko diskotik terhadap infeksi HIV.(22,23) walau menerima bayaran. Masyarakat penularan mencari sosial tawar HIV. pasangan atau (ekslusif) jejaring untuk seksual sosial tidak perlu diberikan konseling kepada orang Forman Norvindo Sidjabat: Lelaki Seks... tua, remaja, maupun masyarakat yang merasa atau diduga orientasi seksualnya mengarah homoseksual Tahun 2011-2016. Jakarta; 2013. 7. mengenai dan penyakit menular Kementerian Kesehatan RI. STBP Surveilans Terpadu Biologis dan masalah orientasi seksual, kesehatan reproduksi 75 Perilaku 2011. 2011. 8. seksual termasuk HIV/AIDS. Nafikadini I. Fenomena Kucing Pada Kelompok dengan Laki-Laki Laki-Laki Suka Seks (LSL) dan DAFTAR RUJUKAN Pemaknaan Simboliknya di Kota 1. Asia Pasific Coalition on Male Sexual Semarang. Universitas Diponegoro; Health. Defining “MSM” [Internet]. 2009. [cited 2016 Apr 3]. Available from: 2. Kasus Kementerian Kesehatan RI. Estimasi Dilapor s/d Maret 2016. Jakarta; Populasi Dewasa Rawan Terinfeksi 2016. Indonesia http://www.msmasia.org. [cited Lyerla R. Estimating The Number of 2016 from: Men Who Have Sex With Men in Low http://itspronouncedmetrosexual.co And Middle Income Countries. Sex m/ Infect. 2006;82(Suppl Apr 3]. Available 11. UNAIDS. Men Who Have Sex With Men. Geneva; 2006. Gessang Y. Laporan Pemetaan dan Penelitian Juli-Agustus 2007 12. Hartanto D. Aku Memang Gay. Yogyakarta: Fakultas Ilmu (Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Pendidikan UNY; 2006. 11-18 p. MSM di 10 Kabupaten/Kota di Jawa 13. Wahyudi RS. Kesehatan Reproduksi Tengah Terhadap HIV/AIDS. Surakarta; 2007. Remaja. Jakarta: PKBI; 2000. 32-39 p. Goldstone, SE., Welton M. Anorectal 14. Wellings, K., Mitchell, K., Collumbien Sexually Transmitted Infections in M. Sexual Health: A Public Health Men Who Have Sex with Men— Perspective. Special Considerations for Clinicians. International. Clin 2012. Colon Rectal Surg J. 2004;17(No.4):235–239. 6. di 10. The Genderbread Person [Internet]. 3):iii3-iii9. 5. HIV/AIDS Caceres C, K K, M P, Chatterjee. A, Transm 4. Kementerian Kesehatan RI. Statistik http://www.msmasia.org HIV 2009. Jakarta; 2009. 3. 9. McGraw-Hill United Kingdom; 15. Columbia Health. Not All Gay Men Kementerian Kesehatan RI. Estimasi Have Anal Sex. Go Ask Alice! dan Proyeksi HIV/AIDS di Indonesia [Internet]. 76 Jurnal IKESMA Volume 12 Nomor 1 Maret 2016 http://goaskalice.columbia.edu/. Recent HIV Infection Among Seattle- 1996 [cited 2016 Apr 2]. Available Area Men Who Have Sex with Men. from: Am J Public Heal. 2009;99:157–164. http://goaskalice.columbia.edu/ 16. Johnson, EC., Johnson Gay Hellard M. Risk Factors for Incident Our HIV Infection in Men Having Sex Homosexuality Tells Us About The With Men: a case-control study. Nature of God & The Universe. Lethe Csiro Press; 2008. 139 p. 2007;4(1):35–9. Perspective: T. 23. Read, TR., Hocking, J., Sinnott, V., Things 17. Underwood S. Gay Men and Anal Eroticism: Tops, Bottoms, pubhlising Sex Heal. 24. Handoyo A. Aktivitas Komunikasi and dan Pembentukan Realitas Sosial: Versatiles. Harrington Park Press; Suatu Telaah Tentang Bagaimana 2003. 98-124 p. Kelompok “Gay” Memulai Aktifitas 18. Kalichman S. Preventing AIDS, A Sourcebook for Behavioral Interventions. London: LEA Press; 1998. 112-131 p. 19. Arida I. Seks dan Kehamilan Yogyakarta; 2005. Planning, Child Communication Sexuallity, HIV Homoseksualitas Sebagai Realitas Sosial. Universitas Indonesia; 2002. An Contexts of Male to Male Sex In. Melbourne; 2006. 26. Jewkes. 20. Muntengi, A., Ferede A. Effect of Regarding Mengonstruksi 25. La Trobe University. The Dynamic Pranikah: Remaja Bali di Dua Dunia. Parent Komunikasi on R., Dunkle Factor Associated With HIV Sero-Status in Young Rural South African Women: Family Conection Between Intimate Partner Reproductive Violence and HIV. Int J Epidemiol. Health Outcomes Among Unmarried Adolescent Girl in Rural Tanzania. 2014. 2006;35:1461–8. 27. Flores S. Gay Identitiy Related Factors And Sexual Risk Among Men 21. Golden M, Stekler J, Hughes J, Wood Who Have Sex With Men in San R. HIV Serosorting in Men Who Have Fransisco. Sex With Men: Is It Safe? J Acquir 2009;21(2):91–103. Immune Defic Syndr. 2008;49(2):208–12. 22. Thiede, H., Jenkins, RA., Carey, JW., Hutcheson, R., Thomas, KK., Stall, RD., K. White E. Determinants of AIDS Educ Prev.