AKTIVITAS SEKSUAL DAN BAGAIMANA MEREKA MEMULAINYA?

advertisement
LELAKI SEKS LELAKI: AKTIVITAS SEKSUAL DAN BAGAIMANA MEREKA
MEMULAINYA?
(Studi Kesehatan Reproduksi pada Komunitas LSL di Kota Semarang)
MEN WHO HAVE SEX WITH MEN: SEXUAL ACTIVITY AND HOW THEY START?
(Case Study of Reproduction Health on MSM Community in Semarang City)
Forman Norvindo Sidjabat1, Henry Setyawan2, Suharyo Hadisaputro3
1Fakultas Ilmu Kesehatan Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri
2 3 Bagian Epidemiologi Program Pascasarjana Universitas Diponegoro Semarang
[email protected]
Abstract
Background: LSL will be susceptible to HIV because of sexual behavior that are not safe,
either through anal or oral. Through anal sexual intercourse (anal intercourse) is mostly
done by MSM is a technique sex most at risk of transmitting HIV/AIDS. HIV/AIDS cases in
MSM has increased every year while not a lot of data and research is conducted.
Objective: This study was to determine MSM sexual activity and how they initiate sexual
activity.
Method: This research uses explanatory research approach, looking at Semarang with 108
MSM as a sample who were taken with consecutive sampling technique. All respondents were
men having sex with men at least once. Data were analyzed using field research methods by
observation and interact in a social environment.
Results: This research found MSM do high risk sexual activity to get sensation and sexual
satisfaction. Sexual activity is carried out include inserting a finger into the rectum and anal
licking, taking drugs arousal during sex group, do or get violent during sexual intercourse
that would cause injury/inflammation/infection that facilitate HIV transmission. Sexual
activity begins with finding sexual partners through community meetings or other new MSM
at regular meetings, public places or other gay special place, they first met virally by using
social media or other gay internet social networking.
Keywords: Sex Men Men, Sexual Activity, Reproduction Health
Abstrak
Pendahuluan: LSL akan mudah terkena HIV akibat perilaku hubungan seksual yang tidak
aman, baik yang dilakukan secara anal maupun oral. Hubungan seksual melalui anal (anal
intercourse) yang banyak dilakukan oleh LSL merupakan teknik hubungan seks yang
paling berisiko menularkan HIV/AIDS. Kasus HIV/AIDS pada kelompok LSL terus
meningkat tiap tahun sementara tidak banyak data dan penelitian dilakukan.
Tujuan Penelitian: Penelitian ini untuk mengetahui aktifitas seksual dan bagaimana
proses kelompok LSL memulai aktifitas seksualnya.
Metode Penelitian: Metode penelitian ini menggunakanpendekatan explanatory research
yang dilakukan di Kota Semarang dengan sampel 108 orang LSL yang diambil dengan
teknik consecutive sampling. Semua responden adalah laki-laki berhubungan seks dengan
laki-laki minimal satu kali. Data dianalisis menggunakan metode field research dengan
melakukan observasi dan berinteraksi di dalam lingkungan sosial.
Hasil Penelitian: Hasil penelitian menemukan LSL melakukan aktifitas seksual berisiko
tinggi untuk mendapatkan sensasi dan kepuasan seksual. Aktivitas seksual yang dilakukan
diantaranya memasukkan jari ke dubur dan menjilati dubur pasangan, memakai obat
pembangkit gairah saat melakukan seks grup serta melakukan dan mendapatkan
kekerasan
saat
berhubungan
seksualyang
akan
menyebabkan
perlukaan/peradangan/infeksi yang memudahkan penularan HIV. Aktifitas seksual
dimulai dengan mencari pasangan seksual melalui pertemuan komunitas atau LSL baru
1. Forman Norvindo Sidjabat Staf Pengajar Fakultas Ilmu Kesehatan Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri
2. Henry SetyawanStaf Pengajar Bagian Epidemiologi Program Pascasarjana Universitas Diponegoro Semarang
3. Suharyo Hadisaputro SetyawanStaf Pengajar Bagian Epidemiologi Program Pascasarjana Universitas
Diponegoro Semarang
65
66
Jurnal IKESMA Volume 12 Nomor 1 Maret 2016
lainnya di pertemuan rutin, tempat umum atau tempat khusus gay lain yang lebih dahulu
mereka temui secara viral dimedia sosial atau jejaring sosial internet gay lainnya.
Kata Kunci: Lelaki Seks Lelaki, Aktivitas Seksual, Kesehatan Reproduksi
PENDAHULUAN
anal maupun oral. Hubungan seksual
Homoseksual
pada
awalnya
melalui anal (anal intercourse) yang
dibagi menjadi dua kategori yaitu gay
banyak dilakukan oleh LSL merupakan
dan waria, namun muncul pola perilaku
teknik
baru yang tidak tercakup dalam dua
berisiko menularkan HIV/AIDS. Pria
kelompok tersebut, yaitu laki-laki yang
dengan peran reseptif memiliki risiko
sebenarnya
melakukan
lebih besar terinfeksi HIV dibandingkan
hubungan seks dengan sesama laki-laki.
pria dengan peran insertif, hal ini
Terminologi LSL diadopsi dari istilah
dikarenakan anus tidak didesain untuk
MSM (men who have sex with men), yaitu
berhubungan
istilah
yang
mengalami perlukaan saat melakukan
digunakan untuk menjelaskan perilaku
anal seks dan memudahkan masuknya
seksual
berhubungan
HIV kedalam tubuh.(5) Diantara LSL yang
seksual dengan laki-laki tanpa melihat
melakukan anal seks dalam 1 tahun
identitas gender, motivasi terlibat dalam
terakhir 73% melakukan anal seks satu
hubungan seks dan identifikasi dirinya
kali dalam seminggu dan 10% memiliki
dengan komunitas tertentu.(1) Tidak ada
pasangan seks perempuan atau disebut
data statistik pasti mengenai jumlah
Biseksual.(6)
homoseksual
heteroseksual
kesehatan
laki-laki
yang
seksual
yang
hingga
paling
akan
Perilaku
membeli
seks
tahun
terakhir
yang
menurut
dalam
terdapat
695.026
dilakukan LSL kemudian dikategorikan
orang gay/LSL di Indonesia dan 917 LSL
menjadi LSL risiko tinggi dan risiko
di
nasional
Semarang.(2)
satu
seks
Indonesia,
estimasi
di
masyarakat
hubungan
Diasumsikan
secara
rendah (19% dan 6%).(7) Dilihat dari
usia
tahun
perilaku menjual seks, 49% LSL yang
melakukan seks dengan laki-laki secara
menjual seks: 79% menjual seks pada
teratur,
pria saja, 4% pada perempuan saja, dan
global
laki-laki
dan
hampir
15-49
15%
diantara
mereka satu kali seumur hidup.(3) Di
17% pada pria dan wanita.(7)
Jawa Tengah usia pertama kali LSL
LSL yang membeli seks (reseptif)
melakukan hubungan seks adalah 11-25
akan
meminta
pasangannya
untuk
tahun.(4)
berperan sebagai laki-laki atau bertindak
LSL akan mudah terkena HIV
aktif (insertif) saat berhubungan seksual
akibat perilaku hubungan seksual yang
secara anal dan lebih ekstrim pasangan
tidak aman, baik yang dilakukan secara
insertif
tersebut
akan
melakukan
Forman Norvindo Sidjabat: Lelaki Seks...
rimming
(oral-anal)
akan
memantau
peningkatan
memudahkan penularan IMS, kecacingan
melakukan
penanggulangan
dan
pencegahan yang tepat dilakukan.
diare
melalui
pasangan
yang
atau
insertif,
ke
mulut
dan
kedalam
anus)
kasus,
dan
fisting
(memasukkan jari dan/atau kepalan
tangan
67
yang
METODE PENELITIAN
akan
Penelitian
ini
menyebabkan
penelitian
perlukaan/peradangan/infeksi disaluran
dengan pendekatan explanatory research.
pencernaan/anus.(8) Tindakan ekstrim
Penelitian dilakukan di Kota Semarang
ini
dengan mengambil sampel 108 orang
kemudian
dilanjutkan
dengan
LSL
kondom yang tidak konsisten karena
consecutive sampling. Semua responden
alasan kepuasan berhubungan seksual,
adalah
yang memudahkan terinfeksi IMS dan
dengan laki-laki minimal satu kali.
HIV/AIDS.(8)
Responden penelitian bersifat anonim
laki-laki
dengan
teknik
berhubungan
seks
pada
yang telah memberikan persetujuan
kelompok LSL mengalami peningkatan
secara tertulis dan disetujui oleh Komite
terus
Etik
menerus
HIV/AIDS
diambil
deskriptif,
melakukan anal seks dengan penggunaan
Prevalensi
yang
epidemiologi
merupakan
dibanding
populasi kunci lain, yaitu
kelompok
447 kasus
Universitas
dikumpulkan
Diponegoro.
dengan
Data
metode
tahun 2014, meningkat ditahun 2015
wawancara, dan analisis menggunakan
sebanyak 492 kasus dan 41 kasus di
metode field research dengan melakukan
tahun 2016 (per maret).(9) Kelompok LSL
observasi dan berinteraksi di dalam
diketahui
lingkungan sosial.
sebagai
karakteristik
sehingga
penelitian
kelompok
yang
tidak
sulit
banyak
yang
dengan
dijangkau
data
dilakukan
dan
HASIL DAN PEMBAHASAN
namun
Dari 108 responden lelaki seks
kelompok ini ada di masyarakat dan
lelaki,
mayoritas diantara mereka melakukan
biseksual, 44,5% mengaku homoseksual
perilaku
aman.
dan 9,2% responden tidak mengetahui
seksual
tidak
46,3%
mengaku
berorientasi
Mengetahuiaktifitas
seksual
dan
orientasi seksualnya.Istilah LSL selalu
bagaimana
kelompok
LSL
mengacu pada aktivitas seksual antara
memulainya sangat diperlukan untuk
laki-laki tidak terbatas pada orientasi
mengali
berpotensi
terinfeksi
proses
aktifitas
seksual
tersebut
seksual saja dan terlepas dari bagaimana
menyebabkan
mereka
mereka mengidentifikasi diri, sedangkan
sehinggadapat
gay dapat mencakup kegiatan tersebut
HIV/AIDS,
68
Jurnal IKESMA Volume 12 Nomor 1 Maret 2016
tetapi lebih dipandang sebagai identitas
Pria
yang berhubungan seks
budaya. Teori genderbread-person saat
dengan laki-laki (LSL), juga dikenal
ini dipakai untuk mengambarkan peta
sebagai laki-laki yang berhubungan seks
gender
untuk
dengan laki-laki, adalah laki-laki yang
ketertarikan
terlibat dalam aktivitas seksual dengan
dan
menjelaskan
seksualitas
mengenani
seseorang pada orang lain maupun
anggota
jenis
pemaknaan diri sendiri. Gender dan
terlepas
dari
seskualitas
4
mengidentifikasi diri mereka; banyak
aspek yaitu: Identitas gender yang
pria tidak mengidentifikasi seksualitas
berbicara mengenai konsep diri dan
mereka (atau tidak bisa karena alasan
seseorang memandang disinya sebagai
lain) sebagai gay, homoseksual atau
perempuan, lelaki ataupun gender-queer
biseksual.(11)
(bukan
diciptakan
dikategorikan
keduanya
dengan
atau
kombinasi
kelamin
yang
bagaimana
Istilah
pada
sama,
mereka
LSL
1990-an
oleh
ahli
keduanya). Orientasi seksual berbicara
epidemiologi
mengenai hati atau ketertarikan dan
penyebaran penyakit di antara pria yang
perasaan,
berhubungan
seseorang
dapat
tertarik
untuk
sendiri
seks
mempelajari
dengan
laki-laki,
secara emosional pada sesama jenis
terlepas dari identitas.(11) Beberapa pria
(homoseksual),
berhubungan seks dengan laki-laki untuk
lawan
jenis
(heteroseksual) ataupun pada kedua
kesenangan,
biasanya
jenis (biseksual). Jenis kelamin dimana
mengakses
perempuan.
secara biologis terbagi menjadi laki-laki,
disebabkan karena masyarakat yang
perempuan dan diantaranya (interseks).
konservatif
Aspek keempat ialah ekspresi gender
membatasi segregasi antara laki-laki dan
yaitu bagaimana seseorang menampilkan
perempuan,
atau
apakah
lingkungan yang seluruhnya laki-laki
androgynous
dalam waktu yang lama, seperti di
(kombinasi keduanya). Keempat faktor
penjara, lingkungan militer, lingkungan
ini bercampur-aduk dan berpadu dalam
buruh migran laki-laki, dan institusi
diri membuat tiap orang memiliki gender
pendidikan khusus laki-laki. Mereka
dan seksualitas yang unik dan bervariasi.
menyalurkan kebutuhan seksual mereka
Hal diatas membuat seseorang akan
dengan laki-laki lain, tanpa membuat
memutuskan akan tertarik kepada siapa,
mereka mengidentifikasi diri sebagai gay
berperan
atau
mengekspresikan
feminin, maskulin atau
sebagai
diri
apa,
berpenampilan seperti apa.(10)
dan
yang
atau
homoseksual.
karena
sulit
Ini
bisa
dengan
berada
Laki-laki
ketat
pada
yang
berhubungan seks hanya dengan laki-laki
akan
berhubungan
seks
dengan
Forman Norvindo Sidjabat: Lelaki Seks...
perempuan
karena
adanya
69
tekanan
dilakukan responden dalam penelitian
untuk menikah dan membina keluarga.
ini ialah ciuman mendalam (80,6%),
Beberapa
lainnya
lebih
senang
onani bersama (63,9%), menggesekkan
seks
hanya
dengan
kelamin tanpa busana (58,3), menjilati
berhubungan
perempuan tetapi harus berhubungan
tubuh
pasangan
(47,2),
memijat
seks dengan laki-laki karena kebutuhan
pasangan (33,3%), menggigit bagian
uang atau menerima bayaran.(12)
tubuh pasangan (32,4), memsukkan jari
Perilaku seksual yang dilakukan
ke dubur (22,2%) dan menjilati dubur
oleh LSL ialah orogenital (oral seks),
pasangan (15,7%) saat berhubungan
anogenital (anal seks) dan masturbasi.
seksual. Beberapa responden yang telah
Aktivitas seksual yang sering dilakukan
menikah mengaku aktif melakukan seks
untuk
vaginal.
mencapai
kepuasan
pada
Responden
juga
melakukan
umumnya ialah anal seks. Aktivitas seks
beberapa hal untuk mencapai sensasi
ini
dan kepuasan seksual seperti memakai
sangat
berbahaya
karena
anus
mengandung banyak bakteri sumber
obat
penyakit.
dalam
melakukan seks grup (18,3%) dengan
berhubungan seksual dibagi menjadi 2
jumlah laki-laki dalam satu grup seks 3
yaitu menjadi partner penetratif/insertif
orang (9,3%), 4-5 orang (8,3%) dan >10
disebut top dan menjadi partner reseptif
orang;
atau
mendapatkan (7,4%) kekerasan saat
Peran
yang
bottom.(5,13–18)
gender
LSL
dipenetrasi
Teknik
disebut
seksual
yang
pembangkit
gairah
melakukan
(11,1%)
berhubungan seksual.
Tabel 1. Distribusi Responden Menurut Teknik Seksual
Teknik Seksual
Ya
Tidak
n = 108
(%)
n = 108
(%)
36
33,3
72
66,7
63
58,3
45
41,7
Onani bersama
69
63,9
39
36,1
Menggigit bagian tubuh pasangan
35
32,4
73
67,6
Ciuman mendalam
87
80,6
21
19,4
Memasukkan jari ke dubur
24
22,2
84
77,8
Menjilati dubur
17
15,7
91
84,3
Menjilati tubuh pasangan
51
47,2
57
52,8
Memijat pasangan
Menggesekkan alat kelamin tanpa
pakaian
(7,4%);
dan
70
Jurnal IKESMA Volume 12 Nomor 1 Maret 2016
Kelompok
LSL
dalam
mencapai
kepuasan
dan
karena
anus
berhubungan seksual sesama jenis lebih
sangat
mengutamakan variasi dan sensasi untuk
mengandung banyak bakteri sumber
mendapatkan
seksual.
penyakit. Pria dengan peran reseptif
Responden akan melakukan kekerasan
memiliki risiko lebih besar terinfeksi
atau mendapatkan kekerasan seksual
HIV/AIDS
untuk
insertif.(5,13–18) Pasangan insertif akan
kepuasan
mendapatkan
sensasi
yang
berbahaya
seksualnya
dibanding
yang
berbeda dari hubungan seksual yang
melakukan
pernah ia lakukan. Responden mengaku
fisting
kekerasan seksual yang dilakukan atau
kepalan tangan kedalam anus) yang akan
didapatkan
menyebabkan
berupa
kekerasan
fisik
rimming
berperan
(oral-anal)
(memasukkan
jari
dan
dan/atau
seperti pukulan atau ikatan tali pada
perlukaan/peradangan/infeksi disaluran
bagian tubuh kecuali alat kelamin dan
pencernaan/anus
anus responden. Kepuasan seksual juga
pasangan reseptifnya.(8) Tingkah laku
didapatkan responden jika mengalami
seseorang
orgasme
tergantung kepada resiprokal antara
berkali-kali,
untuk
itu
untuk
dalam
responden akan memanfaatkan obat
lingkungan
dengan
penambah
khususnya
faktor
gairah.
Penggunaan
obat
memuaskan
situasi
tertentu
kondisi
kognitif,
kognitif
yang
penambah gairah juga dilakukan saat
berhubungan
responen melakukan pesta seks dengan
keyakinan/harapan
jumlah LSL > 10 orang.Seseorang akan
melakukan tindakan yang memuaskan.
melakukan perilaku seksual berisiko
Suksesnya
efikasi
tinggi
ada
ditunjang
dengan
komunikasi/informasi dari orang tua
responsif.
jika
tidak
mengeni perilaku seksual dan terkhusus
dengan
bahwa
diri
mampu
terjadi
jika
lingkungan
yang
menjadi
LSL
Seseorang
HIV.(19,20) Seseorang yangterlibat dalam
dipengaruhi
perilaku
tekanan yang sangat besar pada aspek
seksual
risiko
tinggi
mendapatkan
meningkatkan risiko terkena HIV dan
eksternal
IMS.(21) Hubungan anal dengan tidak
melatar-belakangi sesorang menjadi LSL
menggunakan
mudah
adalah karena adanya riwayat kekerasan
baik
seksual, kekecewaan terhadap pasangan
terjadinya
sebagai
kondom
kejadian
pasangan
akan
HIV/AIDS
reseptif
ataupun
insertif.(22,23)
yang
perempuannya,
psikologis.
hubungan
Hal
yang
keluarga
kurang harmonis hingga karena faktor
Seks anal merupakan aktivitas
seksual
dan
karena
dilakukan
LSL
untuk
ekonomi.(12) Banyak responden pada
dasarnya tidak memiliki hasrat pada laki-
Forman Norvindo Sidjabat: Lelaki Seks...
laki
namun
ketagihan
berhubungan
menjadi alasan bagi responden untuk
dengan laki-laki karena mendapatkan
sesekali
sensasi dan kepuasan saat pertama
normal.
berhubungan seksual dengan laki-laki.
Responden
mengaku
71
sengaja
mengoda
laki-laki
Responden lain mengatakan bagi
berhubungan
mereka laki-laki normal yang beristri
seksual dengan laki-laki dikarenakan
memiliki nilai seksualitas lebih tinggi dan
mendapatkan
sedang
bagi LSL yang mampu menjadikan
dalam kondisi hubungan keluarga yang
pasangan akan mendapatkan nilai sosial
tidak
belum
lebih tinggi di dalam kelompok LSL.
berhubungan dengan istri dalam waktu
Penelitian ini menemukan pertama kali
yang lama. Responden lain mengatakan
berhubungan seksual sebanyak 54,6%
melakukan aktifitas seksual berisiko
responden
dengan laki-laki dikarenakan menerima
pasangan lebih tua, beberapa responden
bayaran baik oral saja ataupun oral dan
mengaku mereka merasa membutuhkan
anal seks (11,2%). Seorang responden
kasih sayang seorang pria dewasa akibat
mengaku bahwa perilaku homoseksual
keluarga yang tidak lengkap; dan 36,1%
dapat
responden berperan sebagai insertif,
godaan
harmonis
menular
ketika
dan/atau
pada
laki-laki
lain,
berhubungan
sebagai
reseptif
dan
dengan
responden mengatakan bagi laki-laki gay
38,9%
25,0%
mendapatkan pasangan laki-laki normal
sebagai keduanya saat pertama kali
merupakan kepuasan tersendiri, hal itu
berhubungan seksual.
Tabel 2. Distribusi Responden Menurut Perilaku Seksual Responden (Memakai Obat
Gairah, Seks Grup, Kekerasan, Peran Gender Pertama, Menerima Bayaran dan Usia
Pasangan)
Perilaku Seksual
Frekuensi
n = 108
(%)
1. Memakai obat pembangkit gairah
Ya
8
7,4
Tidak
100
92,6
Total
108
100,0
Ya
20
18,5
Tidak
88
81,5
Total
108
100,0
2. Melakukan seks grup
3. Jumlah laki-laki dalam seks grup
72
Jurnal IKESMA Volume 12 Nomor 1 Maret 2016
Tidak seks grup
88
81,5
3 orang
10
9,3
4-5 orang
9
8,3
> 10 orang
1
0,9
108
100,0
Total
4. Melakukan kekerasan saat berhubungan seksual
Ya
12
11,1
Tidak
96
88,9
Total
108
100,0
5. Mendapatkan kekerasan saat berhubungan seksual
Ya
8
7,4
Tidak
100
92,6
Total
108
100,0
6. Peran gender saat berhubungan seksual pertama kali
Top
39
36,1
Bottom
42
38,9
Keduanya
27
25,0
108
100,0
Total
7. Berhubungan seksual dengan laki-laki untuk menerima
bayaran
Tidak
96
88,8
Oral
6
5,6
Oral dan anal
6
5,6
108
100,0
Sebaya
36
33,3
Lebih muda
13
12,0
Lebih tua
59
54,6
108
100,0
Total
8. Usia pasangan seks pertama kali
Total
Keberadaan dan identitas seksual LSL
masyarakat. Para LSL mulai membentuk
sulit diketahui secara terang-terangan
komunitas tertentu untuk mendapatkan
karena masih ada sinisme di tengah-
penerimaan dari sesama LSL dan untuk
tengah
dan
memperlihatkan jati diri mereka. Mereka
diskriminasi dari masyarakat sangat kuat
akan berani mengungkap identitas dan
berdasar dalih agama, budaya dan norma
orientasi
masyarakat.
Stigma
seksualnya
karena
merasa
Forman Norvindo Sidjabat: Lelaki Seks...
73
mengalami hal yang sama dengan LSL
pelabuhan, tempat fitnes, atau kolam
lainnya. Kelompok gay berkumpul di
renang.
tempat
beberapa
mempermudah bertemunya para gay.
mengadakan malam khusus gay, atau
Banyaknya situs-situs dan jejaring sosial
berkumpul
taman
menjadi media bagi mereka menemukan
umum,
teman sesama gay-nya secara viral.
hiburan,
dugem
di
yang
mall,
terminal
taman,
angkutan
Akses
internet
juga
dapat
Tabel 3. Distribusi Responden Menurut Perilaku Berkumpul Dengan Komunitas (Tempat
Dan Cara).
Frekuensi
Perilaku Berkumpul dengan
Komunitas
n = 108
(%)
1. Tempat berkumpul dengan teman gay
Diskotik gay
5
4,6
Diskotik umum
4
3,7
Mall/Pusat perbelanjaan
23
21,3
Tempat makan/restoran/siap saji
31
28,7
Taman kota/tempat umum lainnya
33
30,6
Lainnya
12
11,1
108
100,0
Total
2. Cara berkumpul dengan teman gay/komunitas
Telpon/sms
49
45,4
48
44,4
11
10,2
108
100,0
Chatting/internet (situs
gay/pertemanan gay)
Janji pertemuan rutin
Total
Responden dapat mengekspresikan
orientasi
seksual
dan
kepribadian
makan/restoran/siap
mall/pusat
saji
(28,7%),
perbelanjaan
(21,3%),
mereka dengan bebas melalui pakaian,
diskotik khusus gay (4,6%), diskotik
ekspresi, bahasa tubuh, gaya bicara,
umum
bahasa
(tempat olahraga, layanan kesehatan,
yang
digunakan
ataupun
(3,7%)
lainnya
dan
jenis mereka ketika berkumpul dengan
berkumpul
teman-teman LSL lainnya.(24) Responden
berkenalan dengan LSL lain, sebelum
penelitian
berkumpul
memilih
taman
kota/tempat umum lain (30,6%), tempat
kerja)
tempat
kemesraan dengan pasangan sesama
ini
tempat
dan
dengan
terlebih
bekomunikasi
(11,1%)
untuk
komunitas
atau
dahulu
mereka
menggunakan
media
74
Jurnal IKESMA Volume 12 Nomor 1 Maret 2016
telpon/sms (45,4%), chatting/internet
SIMPULAN DAN SARAN
(44,4%) dan janji pertemuan rutin
(10,2%).
Penelitian ini menemukan bahwa
LSL banyak melakukan aktifitas seksual
Peran
teman
terjadinya
memungkinkan
kesempatan
berisiko
tinggi
untuk
mendapatkan
pertemuan
sensasi dan kepuasan seksual. Aktivitas
dengan pasangan seks laki-laki meski
seksual yang dilakukan adalah ciuman
terkadang
mendalam,
sifatnya
terbatas.
Bagi
onani
bersama,
beberapa LSL jaringan sosial mereka
menggesekkan kelamin tanpa busana,
sangat
menjilati
berguna
untuk
menemukan
tubuh
pasangan,
pasangan seksual.(25) Hubungan yang
pasangan,
kuat antara LSL dengan teman-temannya
pasangan, memasukkan jari ke dubur
dalam komunitas gay merupakan suatu
dan menjilati dubur pasangan saat
dukungan bgai dirinya dan tekanan yang
berhubungan seksual. ncapai sensasi dan
diperoleh akibat adanya intoleransi dari
kepuasan seksual seperti memakai obat
keluarga atau masyarakat sekitar.(25)
pembangkit gairah (7,4%); melakukan
Selain sebagai tempat berekspresi,
berkumpul
dengan
mempunyai
fungsi
pasangan
(berhubungan
membayar/dibayar)
LSL
datang
bagian
tubuh
seks grup (18,3%) dengan jumlah laki-
juga
laki dalam satu grup seks 3 orang (9,3%),
untuk
mencari
4-5 orang (8,3%) dan >10 orang;
dan
transaksi
melakukan (11,1%) dan mendapatkan
seksual
dengan
(7,4%) kekerasan saat berhubungan
seksual
komunitas
menggigit
memijat
karena
dengan
beberapa
motivasi
seksual
yang
akan
menyebabkan
perlukaan/peradangan/infeksi
dan
mendapatkan pasangan dan berhasrat
memudahkan
LSL
untuk berhubungan seks dengannya.
melakukan hubungan seksual dimulai
Transaksi selalu menjurus pada cara
dengan
mengajak atau mengoda orang untuk
melalui pertemuan komunitas atau LSL
berhubungan seksual.(26) Mereka yang
baru lainnya di pertemuan rutin, tempat
bertemu atau mengunjungi komunitas
umum atau tempat khusus gay lain yang
biasanya akan berhubungan seksual
lebih dahulu mereka temui secara viral
berisiko seperti praktik seks anal insertif
dimedia
tanpa kondom(27), dan mereka yang
internet gay lainnya.LSL perlu memiliki
bertemu di tempat berkumpul gay
nilai
seperti tempat pemandian, klub seks,
melakukan hubungan seksual berisiko
diskotik terhadap infeksi HIV.(22,23)
walau menerima bayaran. Masyarakat
penularan
mencari
sosial
tawar
HIV.
pasangan
atau
(ekslusif)
jejaring
untuk
seksual
sosial
tidak
perlu diberikan konseling kepada orang
Forman Norvindo Sidjabat: Lelaki Seks...
tua, remaja, maupun masyarakat yang
merasa atau diduga orientasi seksualnya
mengarah
homoseksual
Tahun 2011-2016. Jakarta; 2013.
7.
mengenai
dan
penyakit
menular
Kementerian Kesehatan RI. STBP
Surveilans Terpadu Biologis dan
masalah orientasi seksual, kesehatan
reproduksi
75
Perilaku 2011. 2011.
8.
seksual termasuk HIV/AIDS.
Nafikadini I. Fenomena Kucing Pada
Kelompok
dengan
Laki-Laki
Laki-Laki
Suka
Seks
(LSL)
dan
DAFTAR RUJUKAN
Pemaknaan Simboliknya di Kota
1.
Asia Pasific Coalition on Male Sexual
Semarang. Universitas Diponegoro;
Health. Defining “MSM” [Internet].
2009.
[cited 2016 Apr 3]. Available from:
2.
Kasus
Kementerian Kesehatan RI. Estimasi
Dilapor s/d Maret 2016. Jakarta;
Populasi Dewasa Rawan Terinfeksi
2016.
Indonesia
http://www.msmasia.org.
[cited
Lyerla R. Estimating The Number of
2016
from:
Men Who Have Sex With Men in Low
http://itspronouncedmetrosexual.co
And Middle Income Countries. Sex
m/
Infect.
2006;82(Suppl
Apr
3].
Available
11. UNAIDS. Men Who Have Sex With
Men. Geneva; 2006.
Gessang Y. Laporan Pemetaan dan
Penelitian
Juli-Agustus
2007
12. Hartanto D. Aku Memang Gay.
Yogyakarta:
Fakultas
Ilmu
(Pengetahuan, Sikap dan Perilaku
Pendidikan UNY; 2006. 11-18 p.
MSM di 10 Kabupaten/Kota di Jawa
13. Wahyudi RS. Kesehatan Reproduksi
Tengah
Terhadap
HIV/AIDS.
Surakarta; 2007.
Remaja. Jakarta: PKBI; 2000. 32-39
p.
Goldstone, SE., Welton M. Anorectal
14. Wellings, K., Mitchell, K., Collumbien
Sexually Transmitted Infections in
M. Sexual Health: A Public Health
Men Who Have Sex with Men—
Perspective.
Special Considerations for Clinicians.
International.
Clin
2012.
Colon
Rectal
Surg
J.
2004;17(No.4):235–239.
6.
di
10. The Genderbread Person [Internet].
3):iii3-iii9.
5.
HIV/AIDS
Caceres C, K K, M P, Chatterjee. A,
Transm
4.
Kementerian Kesehatan RI. Statistik
http://www.msmasia.org
HIV 2009. Jakarta; 2009.
3.
9.
McGraw-Hill
United
Kingdom;
15. Columbia Health. Not All Gay Men
Kementerian Kesehatan RI. Estimasi
Have Anal Sex. Go Ask Alice!
dan Proyeksi HIV/AIDS di Indonesia
[Internet].
76
Jurnal IKESMA Volume 12 Nomor 1 Maret 2016
http://goaskalice.columbia.edu/.
Recent HIV Infection Among Seattle-
1996 [cited 2016 Apr 2]. Available
Area Men Who Have Sex with Men.
from:
Am J Public Heal. 2009;99:157–164.
http://goaskalice.columbia.edu/
16. Johnson,
EC.,
Johnson
Gay
Hellard M. Risk Factors for Incident
Our
HIV Infection in Men Having Sex
Homosexuality Tells Us About The
With Men: a case-control study.
Nature of God & The Universe. Lethe
Csiro
Press; 2008. 139 p.
2007;4(1):35–9.
Perspective:
T.
23. Read, TR., Hocking, J., Sinnott, V.,
Things
17. Underwood S. Gay Men and Anal
Eroticism:
Tops,
Bottoms,
pubhlising
Sex
Heal.
24. Handoyo A. Aktivitas Komunikasi
and
dan Pembentukan Realitas Sosial:
Versatiles. Harrington Park Press;
Suatu Telaah Tentang Bagaimana
2003. 98-124 p.
Kelompok “Gay” Memulai Aktifitas
18. Kalichman S. Preventing AIDS, A
Sourcebook
for
Behavioral
Interventions. London: LEA Press;
1998. 112-131 p.
19. Arida
I.
Seks
dan
Kehamilan
Yogyakarta; 2005.
Planning,
Child
Communication
Sexuallity,
HIV
Homoseksualitas Sebagai Realitas
Sosial. Universitas Indonesia; 2002.
An Contexts of Male to Male Sex In.
Melbourne; 2006.
26. Jewkes.
20. Muntengi, A., Ferede A. Effect of
Regarding
Mengonstruksi
25. La Trobe University. The Dynamic
Pranikah: Remaja Bali di Dua Dunia.
Parent
Komunikasi
on
R.,
Dunkle
Factor
Associated With HIV Sero-Status in
Young Rural South African Women:
Family
Conection Between Intimate Partner
Reproductive
Violence and HIV. Int J Epidemiol.
Health Outcomes Among Unmarried
Adolescent Girl in Rural Tanzania.
2014.
2006;35:1461–8.
27. Flores S. Gay Identitiy Related
Factors And Sexual Risk Among Men
21. Golden M, Stekler J, Hughes J, Wood
Who Have Sex With Men in San
R. HIV Serosorting in Men Who Have
Fransisco.
Sex With Men: Is It Safe? J Acquir
2009;21(2):91–103.
Immune
Defic
Syndr.
2008;49(2):208–12.
22. Thiede, H., Jenkins, RA., Carey, JW.,
Hutcheson, R., Thomas, KK., Stall,
RD.,
K.
White E. Determinants
of
AIDS
Educ
Prev.
Download