prediktabilitas laba, relevansi nilai, dan beban karyawan

advertisement
PREDIKTABILITAS LABA, RELEVANSI NILAI, DAN BEBAN
KARYAWAN: STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN PUBLIK DI
INDONESIA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
PERIODE 2008-2012
Pungky Agusta
Departemen Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia, Kampus Baru UI Depok, Depok, 16424,
Indonesia
E-mail: [email protected]
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis apakah beban karyawan memiliki kontribusi pada prediktabilitas
pendapatan dan relevansi nilai perusahaan. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 244 perusahaan dengan
total firm-years observation sebanyak 897 pada tahun 2008-2012. Penelitian ini merupakan replikasi dari
penelitian Guenther and Schiemann (2011) yang meneliti tentang kontribusi inkremental beban karyawan
terhadap prediktabilitas pendapatan dan relevansi nilai di perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Inggris,
berdasarkan tahun dan industri penelitian. Penelitian ini menunjukkan bahwa beban karyawan memang memiliki
kontribusi pada prediktabilitas laba baik berdasarkan tahun maupun industri. Namun, beban karyawan hanya
memiliki kontribusi pada relevansi nilai ketika penelitian berdasarkan tahun tidak pada industri.
Earnings Predictability, Value Relevance, and Employee Expenses: Empirical Study of
Firms Listed in Indonesia Stock Exchange Year 2008-2012
Abstract
The purpose of this research is to analyze whether employee expense has a contribution in the earnings
predictability and value relevance of firms. The sample for this observation is 244 firms with firm-years
observations 897 during year 2008-2012. This is a research replication from Guenther and Schiemann (2011)
which examined the incremental contribution of employee expense in firms’ earnings predictability and value
relevance in UK firms, based on industry classification and year. The result from this research shows that
employee expense does have an incremental contribution on earnings predictability, both based on industry and
year. But, employee expense only has a contribution to value relevance when the research is based on year, not
on industry.
Keywords: Employee expense, earnings predictability, value relevance.
Prediktabilitas laba relevansi nilai dan..., Pungky Agusta, FE UI, 2015
Pendahuluan
Karyawan merupakan salah satu faktor terpenting yang dapat mempengaruhi kinerja
perusahaan.
Perusahaan
kerap
mengupayakan
berbagai
cara
untuk
menarik
dan
mempertahankan karyawan yang terampil dan berpengalaman, seperti memberikan
kompensasi yang baik, menyediakan lingkungan kerja yang kondusif, dan berbagai tawaran
menarik lainnya.
Namun, baru ada beberapa penelitian dalam literatur akuntansi keuangan yang
mengeksplorasi tentang karyawan. Hal ini patut diperhatikan, mengingat bahwa beban
karyawan secara umum merupakan salah satu komponen perhitungan pendapatan (earnings
component) terbesar dari laporan laba rugi. Laporan laba rugi merupakan indikator yang
paling sederhana untuk melihat kinerja perusahaan dan memberikan prediksi kasar atas
kinerja perusahaan tersebut di tahun mendatang. Kinerja keuangan perusahaan sendiri secara
garis besar tertuang dalam laporan keuangan perusahaan.
Berdasarkan analisis historis atas laporan keuangan perusahaan akan dapat dipahami kekuatan
dan kelemahan perusahaan, mengidentifikasi arah dan perkembangan, mengevaluasi efisiensi
operasional, dan memahami sifat serta operasi perusahaan (Wignjohartojo, 1995;
Puspitaningtyas, 2006, 2011; Weston dan Copeland, 2010). Analisis atas laporan keuangan
perusahaan, dalam hal ini bagian laporan laba rugi, dapat bermanfaat untuk mengetahui
hubungan informasi akuntansi dan nilai-nilai pasar, dan diharapkan dapat memberikan
manfaat bagi investor untuk mengestimasi tingkat return yang diharapkan dan risiko dari
investasi saham.
Penelitian ini berusaha mencari jawaban atas pertanyaan apakah beban karyawan berpengaruh
terhadap kinerja perusahaan di masa depan serta relevansi nilainya, dilihat dari sudut pandang
akuntansi keuangan. Hal ini berujung pada dua pendekatan penelitian: memprediksi
pendapatan di masa depan dan return saham di masa depan.
Sebagai salah satu komponen laporan laba rugi, beban karyawan (employee expense) biasanya
memiliki nilai yang cukup besar sehingga memiliki pengaruh cukup signifikan pada
keseluruhan laporan laba rugi tersebut. Komponen beban karyawan juga memiliki persistensi
yang cukup tinggi, karena tidak mudah bagi perusahaan untuk melakukan perekrutan atau
Prediktabilitas laba relevansi nilai dan..., Pungky Agusta, FE UI, 2015
pemutusan hubungan kerja dengan karyawan, mereka harus melewati prosedur-prosedur
hukum dan mematuhi peraturan-peraturan ketenagakerjaan yang berlaku. Karena beban
karyawan memiliki nilai yang cukup signifikan dalam komponen pendapatan, maka terdapat
kemungkinan bahwa ia memiliki pengaruh ke prediktabilitas laba dan relevansi nilai.
Prediktabilitas laba merupakan pengukuran yang penting karena berhubungan dengan
seberapa baik laba di periode sebelumnya dapat menjelaskan laba pada masa kini. Sedangkan
relevansi nilai penting karena ia dapat menaksir karakteristik angka akuntansi dan
hubungannya dengan nilai perusahaan (Barth, 2000).
Prediktabilitas laba dan relevansi nilai memiliki hubungan teoritis (Nichols & Wahlen, 2004).
Prediktabilitas yang lebih tepat atas laba periode berikutnya dapat mengarah ke prediktabilitas
yang lebih tepat atas dividen periode berikutnya, kemudian meningkatkan akurasi perkiraan
harga saham karena ia dapat merepresentasikan present value dividen periode mendatang
yang diharapkan.
Untuk melihat pengaruh beban karyawan dalam komponen pendapatan ke prediktabilitas laba
dan relevansi nilai tersebut, digunakan earnings model dan employee model. Komponen
earnings model terdiri dari laba sebelum pengeluaran luar biasa (net income) saja, sedangkan
employee model terdiri dari net income dan employee expense. Dalam penelitian mereka, Pope
dan Wang (2005) menunjukkan bahwa suatu komponen pendapatan dapat memberikan
kontribusi untuk penilaian perusahaan hanya jika ia memiliki karakteristik unik yang
membedakannya dari komponen lainnya, yaitu berperan sebagai sumber utama modal
intelektual (Lev, 2001), memiliki elemen investasi, bernilai signifikan, serta memiliki
persistensi tinggi. Beban karyawan memiliki karakteristik yang unik tersebut, sehingga
diperkirakan bahwa memasukkan beban komponen beban karyawan (employee model) dalam
penilaian perusahaan (earnings model) dapat meningkatkan penilaian prediktabilitas laba dan
relevansi nilai perusahaan.
Penelitian terkait karyawan di dunia bisnis Indonesia secara umum penting untuk dilakukan,
mengingat Indonesia memiliki populasi angkatan kerja yang tinggi. Dengan menganalisis
salah satu hal terpenting terkait karyawan dengan kinerja keuangan perusahaan, yaitu beban
karyawan, perusahaan-perusahaan maupun investor di Indonesia dapat mengetahui bagaimana
beban karyawan berkontribusi dalam memprediksi kinerja perusahaan di masa depan dan
relevansi nilai perusahaan.
Prediktabilitas laba relevansi nilai dan..., Pungky Agusta, FE UI, 2015
Tinjauan Teoritis
Beban karyawan adalah komponen yang bernilai material dari pendapatan inti (core
earnings). Di setiap perusahaan, beban karyawan seringkali menjadi salah satu komponen
terbesar dari beban inti. Beban karyawan bernilai hampir sama, jika tidak lebih besar, dari
komponen-komponen inti lain seperti beban material, beban energi, dan beban transportasi.
Maka dari itu, beban karyawan merupakan sumber daya yang penting dalam menggerakkan
kinerja perusahaan.
Alasan mengapa beban karyawan memiliki potensi yang tinggi untuk meningkatkan
prediktabilitas laba dan relevansi nilai adalah karena beban karyawan memiliki karakteristikkarakteristik unik yang tidak terdapat pada komponen pendapatan lainnya. Pertama, ia
berperan sebagai sumber utama modal intelektual (intellectual capital) yang juga
menjadikannya sebagai komponen utama aset tak berwujud (intangible asset) (Lev, 2001).
Kedua, beban karyawan memiliki elemen investasi yang efektif yang berpotensi
menghasilkan laba pada periode-periode berikutnya. Berdasarkan penelitian Ballester et al.
(2002) pada perusahaan-perusahaan di Amerika Serikat yang secara sukarela mengungkapkan
beban karyawan, ditemukan bahwa sekitar 16% dari beban karyawan dinilai sebagai investasi
oleh pasar modal. Namun demikian, beban karyawan tidak dapat dikapitalisasi seperti halnya
investasi jangka panjang, karena atribut kontrol pada definisi aset di IAS 38 tidak terpenuhi.
Dengan demikian, informasi tentang investasi dalam karyawan hanya terkandung dalam
beban karyawan.
Ketiga, beban karyawan memiliki nilai yang signifikan (Guenther & Schiemann, 2011).
Beban karyawan adalah salah satu komponen pendapatan tunggal terbesar dari laporan laba
rugi, sehingga magnitude-nya dalam komponen pendapatan menjadi jauh lebih besar. Dengan
ini, sedikit saja terjadi perubahan beban karyawan dapat menimbulkan banyak perubahan
dalam posisi pendapatan.
Karakteristik keempat adalah tingginya persistensi beban karyawan sebagai komponen laba.
Jumlah tenaga kerja di suatu perusahaan, terutama tenaga kerja yang memiliki keterampilan
atau pengetahuan khusus, biasanya hanya meningkat perlahan-lahan melalui perekrutan dan
pelatihan karyawan.
Prediktabilitas laba relevansi nilai dan..., Pungky Agusta, FE UI, 2015
Singkatnya, beban karyawan merupakan sumber daya perusahaan yang dapat menggerakkan
kinerja perusahaan. Ia merupakan investasi tak berwujud (intangible) yang efektif, memiliki
magnitude yang besar, dan memiliki persistensi tinggi. Walaupun komponen pendapatan lain
juga memiliki beberapa karakteristik ini, tidak ada beban lain yang memiliki kombinasi dari
empat karakteristik unik diatas.
Prediktabilitas laba adalah kemampuan pendapatan di periode sebelumnya untuk memprediksi
pendapatan di periode berikutnya, tercermin dari variansi naik-turunnya pendapatan pada
proses pendapatan univariat (univariate earnings process), yang berarti ketika variansi
menurun maka prediktabilitas laba meningkat (Lipe, 1990). Berdasarkan kerangka teoritis
Financial Accounting Standards Board (FASB) dalam Kazemi et al. (2011), prediktabilitas
digambarkan sebagai kualitas informasi yang membantu pengguna laporan keuangan untuk
meningkatkan ketepatan prediktabilitas dari hasil di masa lalu atau di masa sekarang. Dalam
Manifest of Accounting Theory yang dikeluarkan oleh American Accounting Association
(AAA) dalam Kazemi et al. (2011), dijelaskan bahwa kriteria utama dalam prediktabilitas
laba adalah informasi profitabilitas.
Walaupun komponen pendapatan (beban karyawan) tidak secara langsung dimasukkan dalam
perhitungan prediktabilitas laba, beban karyawan memiliki kontribusi dalam pengukurannya.
Hal ini karena apabila ada hubungan antara komponen pendapatan dengan subsequent
earnings, maka dengan memperhitungkan komponen pendapatan tersebut estimasi atas
subsequent earnings perusahaan dapat menjadi lebih akurat (Guenther & Schiemann, 2011).
Hubungan tersebut muncul pada komponen pendapatan yang mengandung unsur investasi
yang efektif dalam meningkatkan pendapatan di masa mendatang (future profit). Apabila
investasi ini tidak dikapitalisasi, maka pengeluaran atas investasi tersebut dapat dikaitkan
dengan meningkatnya pendapatan perusahaan di masa depan dan dengan ini meningkatkan
prediksi pendapatan dan nilai perusahaan. Pope dan Wang (2005) menunjukkan bahwa
dengan memasukkan komponen pendapatan ke dalam formula perkiraan laba, komponen
pendapatan tersebut akan berkontribusi pada penilaian prediktabilitas laba.
Informasi yang bermanfaat bagi pengambilan keputusan haruslah informasi yang mempunyai
relevansi (Naimah & Utama, 2006). Secara teoritis, relevansi nilai merupakan suatu konsep
yang menghubungkan angka-angka akuntansi yang memiliki suatu nilai prediksi yang
Prediktabilitas laba relevansi nilai dan..., Pungky Agusta, FE UI, 2015
berkaitan dengan nilai pasar ekuitas perusahaan. Dengan demikian konsep relevansi nilai ini
tidak terlepas dari kriteria relevan standar akuntansi keuangan karena jumlah suatu angka
akuntansi akan relevan jika jumlah yang disajikan merefleksikan informasi-informasi yang
relevan dengan penilaian suatu perusahaan (Barth, Beaver, & Landsman, 2001). Informasi
akuntansi disebut memiliki reliabilitas jika informasi tersebut direpresentasikan sesuai dengan
apa yang dikandungnya, dan disebut relevan apabila ia memungkinkan pengguna laporan
keuangan (pengambil keputusan) untuk mengambil keputusan yang berbeda setelah
mengetahui adanya informasi akuntansi tersebut. Pengukuran ini berbasis pasar (marketbased) karena memperhitungkan reaksi pasar (dalam hal ini stock return) ke angka akuntansi
(pendapatan yang dilaporkan).
Relevansi nilai informasi akuntansi menekankan pada how accounting information has a
value relevant for market participants (investors), sehingga informasi yang terdapat pada
nilai-nilai akuntansi pun dikatakan value relevant apabila informasi tersebut memiliki
hubungan prediksi dengan nilai pasar ekuitas (harga saham). Relevansi nilai angka akuntansi
merupakan konstruk yang didefinisikan sebagai suatu indikasi adanya asosiasi statistis antara
informasi laporan keuangan (angka-angka akuntansi) dengan harga atau return saham (Francis
dan Schipper 1999). Pengujian relevansi nilai memungkinkan investor dan kreditor
mengetahui relevansi dan keandalan informasi akuntansi. Informasi akuntansi diprediksi
memiliki nilai relevansi, karena informasi akuntansi secara statistik berhubungan dengan nilai
pasar saham (Barth et al., 2001; Kothari, 2001; Beaver, 2002; Puspitaningtyas, 2012).
Sama seperti dalam pengukuran prediktabilitas pendapatan, komponen pendapatan (beban
karyawan) pun tidak dimasukan dalam formulasi relevansi nilai secara langsung, tetapi
memiliki kontribusi dalam pengukurannya. Berbagai studi telah membuktikan bahwa laba
akuntansi berhubungan dengan harga saham (Ball dan Brown, 1968; Beaver et al ,1979; Lipe
1986; Collins dan Kothari, 1989). Beberapa studi lainnya juga menunjukkan bahwa aktiva
dan kewajiban berhubungan dengan harga saham (Landsman, 1986; Amir, 1993; Francis dan
Schipper, 1999). Pope & Wang (2005) menganalisis hubungan antara suatu komponen
pendapatan dengan valuasi perusahaan.
Pope dan Wang (2005) menunjukkan dua cara dasar bagaimana komponen pendapatan dapat
berkontribusi pada penilaian perusahaan: (1) dengan memasukkan komponen pendapatan ke
dalam rumus penilaian perusahan (firm valuation formula), dan (2) dengan memasukkan
Prediktabilitas laba relevansi nilai dan..., Pungky Agusta, FE UI, 2015
komponen pendapatan ke dalam formula perkiraan laba. Poin pertama menyoroti cara
komponen pendapatan menghasilkan peningkatan relevansi nilai sedangkan poin kedua,
menunjukkan peran komponen pendapatan dalam meningkatkan prediktabilitas pendapatan.
Oleh karena itu, memasukan komponen pendapatan dengan karakteristik yang berbeda akan
meningkatkan estimasi pendapatan pada periode berikutnya dan valuasi perusahaan.
Telah dijelaskan bahwa beban karyawan memiliki kontribusi dalam prediksi pendapatan
perusahaan di periode mendatang. Untuk melihat perbedaan yang ditimbulkan beban
karyawan pada prediktabilitas pendapatan, digunakan dua model yaitu earnings model dan
employee model. Earnings model merujuk pada pertimbangan pendapatan saja, sedangkan
employee model merujuk pada pertimbangan pendapatan dengan beban karyawan.
Beban karyawan memiliki kontribusi dalam pengukuran prediktabilitas laba walaupun dalam
perhitungannya, komponen pendapatan (beban karyawan) tidak dimasukkan secara langsung.
Hal ini karena apabila ada hubungan antara komponen pendapatan dengan subsequent
earnings, maka dengan memperhitungkan komponen pendapatan tersebut estimasi atas
subsequent earnings perusahaan dapat menjadi lebih akurat (Guenther & Schiemann, 2011).
Hubungan tersebut muncul pada komponen pendapatan yang mengandung unsur investasi
yang efektif dalam meningkatkan pendapatan di masa mendatang (future profit). Berdasarkan
argumentasi tersebut, maka hipotesis pertama dalam penelitian ini adalah:
H1.
Beban karyawan memiliki prediktabilitas pendapatan yang lebih tinggi pada employee
model dibandingkan dengan earnings model.
Selain prediktabilitas laba, telah dijelaskan pula bahwa beban karyawan memiliki kontribusi
dalam valuasi perusahaan di periode mendatang. Untuk melihat perbedaan yang ditimbulkan
beban karyawan pada relevansi nilai, juga digunakan dua model yaitu earnings model dan
employee model. Earnings model merujuk pada relevansi nilai dengan memasukan
pertimbangan pendapatan saja, sedangkan employee model merujuk pada relevansi nilai
dengan memasukan beban karyawan pada pertimbangannya.
Sama seperti dalam pengukuran prediktabilitas pendapatan, komponen pendapatan (beban
karyawan) pun tidak dimasukan dalam formulasi relevansi nilai secara langsung, tetapi
memiliki kontribusi dalam pengukurannya. Hal ini karena laba akuntansi berhubungan dengan
Prediktabilitas laba relevansi nilai dan..., Pungky Agusta, FE UI, 2015
harga saham, dimana pasar banyak mengandalkan informasi terkait laba akuntansi dalam
menilai kinerja perusahaan. Apabila pasar menilai perusahaan tersebut dengan baik, maka
akan tercermin dari nilai harga saham perusahaan tersebut. Karena komponen beban
karyawan merupakan salah satu komponen paling besar yang menkonstruk laba akuntansi
perusahaan, maka terdapat kemungkinan beban karyawan memiliki kontribusi pada valuasi
perusahaan. Berdasarkan argumentasi tersebut, maka hipotesis kedua dalam penelitian ini
adalah:
H2.
Beban karyawan memiliki relevansi nilai yang lebih tinggi pada employee model
dibandingkan dengan earnings model.
Metode Penelitian
Hipotesis pertama pada penelitian ini, H1, bertujuan untuk menganalisis apakah beban
karyawan memiliki kontribusi dalam melihat laba masa depan perusahaan. Hipotesis
berikutnya, H2, bertujuan untuk menganalisis apakah beban karyawan memiliki kontribusi
dalam relevansi nilai perusahaan. Untuk menguji hipotesis ini, pertama dianalisis mengenai
prediktabilitas laba dan relevansi nilai untuk earnings model dan kemudian untuk employee
model.
Nilai earnings model dan employee model juga akan dilihat per industri dan per tahun secara
spesifik. Kemudian dilakukan one-sided paired t-test atas kedua model tersebut, jika hasil
paired t-test dalam perhitungan laba masa depan menunjukan adanya perbedaan signifikan
antara employee model dibandingkan earnings model, maka hipotesis H1 dapat dikonfirmasi.
Begitu pula jika hasil paried t-test dalam perhitungan relevansi nilai adjusted R2 lebih tinggi
untuk employee model dibandingkan dengan earnings model, maka hipotesis H2 dapat
dikonfirmasi.
Untuk menguji hipotesis H1 yaitu kontribusi beban karyawan dalam melihat laba masa depan
digunakan dua model dibawah ini. Pertama, laba masa depan diukur berdasarkan komponen
net income saja. Berikut adalah earnings model untuk melihat apakah laba di periode
sebelumnya dapat memberikan prediksi atas laba periode kini.
Prediktabilitas laba relevansi nilai dan..., Pungky Agusta, FE UI, 2015
EBEIj,t = β0,j + β1,jEBEIj,t-1 + εj,t …………………………………………… (3.1)
Keterangan:
EBEI : Net income atau laba sebelum pengeluaran luar biasa1.
Untuk model perbandingannya, laba masa depan kemudian diukur dengan menggunakan
employee model, yang memasukan komponen beban karyawan. Berikut adalah employee
model untuk memprediksi laba masa depan.
EBEIj,t = γ0,j + γ1,jEBEIj,t−1 + γ2,jEMPEXPj,t−1 + ξj,t ……………………….. (3.2)
Keterangan:
EBEI
: Net income atau laba sebelum pengeluaran luar biasa.
EMPEXP
: Employee expenses atau beban karyawan perusahaan.
Perbedaan antara adjusted R2 model 1 dan model 2 digunakan untuk melihat perbandingan
antara kedua model tersebut dalam mempengaruhi laba masa depan. Variabel EBEI dan
EMPEXP pada kedua model diskala dengan menggunakan basis per saham.
Mengikuti Guenther dan Schiemann (2011), analisis perbandingan adjusted R2 model 1 dan
model 2 juga akan dibagi menjadi analisis per industri dan analisi tahunan. Untuk analisis
industri, dibandingkan adjusted R2 pada earnings model dan employee model di delapan
pembagian sektor industri Bursa Efek Indonesia untuk seluruh tahun penelitian. Untuk
analisis tahunan, dibandingkan adjusted R2 pada earnings model dan employee model untuk
dalam kurun waktu lima tahun, dari tahun 2008 hingga 2012. Jika adjusted R2 lebih tinggi
secara signifikan pada employee model (3.2) dibandingkan earnings model (3.1), maka
terbukti bahwa beban karyawan memiliki kontribusi dalam mempengaruhi laba masa depan
dan H1 pun dapat dikonfirmasi.
Dalam pengujian hipotesis H2 mengenai pengaruh beban karyawan dalam meningkatkan
relevansi nilai, digunakan dua model dibawah ini. Pertama dilihat apakah laba periode
sebelumnya dan perubahan laba memiliki pengaruh terhadap relevansi nilai perusahaan.
1
Pada penelitian acuan dari Guenther dan Schiemann (2011) variabel ini menggunakan Earnings Before
Extraordinary Expense (EBEI). Namun, pada PSAK 1 (Revisi 2009) extraordinary items tidak diperkenankan
lagi adanya penyajian pos-pos penghasilan dan beban sebagai pos luar biasa atau extraordinary items dalam
laporan laba rugi komprehensif. Dengan ini, penelitian menggunakan net income atau laba sebelum pengeluaran
luar biasa pada laporan keuangan perusahaan di Indonesia untuk variabel EBEI.
Prediktabilitas laba relevansi nilai dan..., Pungky Agusta, FE UI, 2015
Ukuran relevansi nilai adalah adjusted R2 dari regression of returns (RET) pada pendapatan
(EARN) dan perubahan pendapatan (ΔEARN) (Bushman, Chen, Engel, & Smith, 2004;
Collins, Maydew, & Weiss, 1997; Francis et al., 2004; Francis & Schipper, 1999). RET
diukur sebagai return saham selama 15 bulan yang berakhir tiga bulan setelah akhir tahun
fiskal. EARN diukur sebagai earnings before extraordinary items dan diskala dengan nilai
pasar perusahaan pada awal tahun fiskal. Serupa dengan model Francis et al. (2004), earnings
model dari relevansi nilai pada penelitian ini adalah sebagai berikut.
RETj,t = δ0,j + δ1,jEARNj,t−1 + δ2,jΔEARNj,t + ρj,t ………………………….. (3.3)
Keterangan:
RET
: Stock return saham perusahaan j selama 15 bulan yang berakhir tiga bulan
setelah akhir tahun fiskal t.
EARN
: Net income atau laba sebelum pengeluaran luar biasa.
ΔEARN
: Perubahan pada net income perusahaan.
Setelah mengukur relevansi nilai perusahaan berdasarkan laba periode sebelumnya dan
perubahan laba tersebut, dimasukan beban karyawan dalam model 4 agar dapat diketahui
bagaimana pengaruh beban karyawan tersebut pada relevansi nilai perusahaan. Mengikuti
pendekatan Chen dan Wang (2004), beban karyawan atau employee expenses (EMP) periode
t-1 dan perubahan employee expenses (ΔEMP) ditambahkan dalam model berikut ini.
RETj,t = φ0,j + φ1,jEARNj,t−1 + φ2,jΔEARNj,t + φ3,jEMPj,t−1 + φ4,jΔEMPj,t + ξj,t
………………………………………………………………………………... (3.4)
Keterangan:
RET
: Stock return saham perusahaan j selama 15 bulan yang berakhir tiga bulan
setelah akhir tahun fiskal t.
EARN
: Net income atau laba sebelum pengeluaran luar biasa.
ΔEARN
: Perubahan pada net income perusahaan.
EMP
: Employee expense atau beban karyawan perusahaan.
ΔEMP
: Perubahan employee expense atau beban karyawan perusahaan.
Perbedaan antara adjusted R2 model 3 dan model 4 digunakan untuk melihat perbandingan
antara kedua model tersebut dalam mengukur relevansi nilai. Variabel EARN dan EMP pada
Prediktabilitas laba relevansi nilai dan..., Pungky Agusta, FE UI, 2015
kedua model diskala dengan nilai pasar (market value) perusahaan pada pada awal tahun
fiskal.
Analisis perbandingan adjusted R2 model 3 dan model 4 juga akan dibagi menjadi analisis per
industri dan analisi tahunan. Untuk analisis industri, dibandingkan adjusted R2 pada earnings
model dan employee model di delapan pembagian sektor industri Bursa Efek Indonesia untuk
seluruh tahun penelitian. Untuk analisis tahunan, dibandingkan adjusted R2 pada earnings
model dan employee model untuk dalam kurun waktu lima tahun, dari tahun 2008 hingga
2012. Jika adjusted R2 lebih tinggi secara signifikan pada employee model (3.3) dibandingkan
earnings model (3.4), maka terbukti bahwa beban karyawan memiliki kontribusi dalam
melihat relevansi nilai dan H2 pun dapat dikonfirmasi.
Dalam melihat adjusted R2, penelitian acuan oleh Guenther dan Schiemann (2011) melakukan
rolling time-window selama periode t-10 pada setiap sampel perusahaan penelitian untuk
mengetahui
rata-rata
adjusted
R2
per
perusahaan,
yang
akan
digunakan
untuk
membandingkan antara kontribusi earnings model dengan employee model pada
prediktabilitas laba dan relevansi nilai. Namun, karena penggunaan rolling time-window
tersebut digunakan pada penelitian ini maka perusahaan yang memenuhi kriteria kelengkapan
data akan menjadi jauh lebih sedikit, sehingga perhitungan menggunakan rolling time-window
tersebut tidak dilakukan pada penelitian ini.
Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
dari periode 2008-2012. Namun karena ada beberapa variabel yang dihitung dengan
menggunakan periode t-1, maka data perusahaan yang digunakan yaitu dari tahun 2007-2012.
Data-data laporan keuangan pada penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari
Worldscope, sedangkan data harga saham diperoleh dari Thomson Reuters Datastream.
Pengambilan sampel penelitian dilakukan dengan metode purposive sampling, yang artinya
sampel dipilih secara sengaja berdasarkan kriteria tertentu. Adapun kriteria untuk pemilihan
sampel yang digunakan adalah sebagai berikut:
1.
Perusahaan publik tercatat di BEI pada tahun 2007 hingga 2012 dengan data keuangan
yang lengkap pada tiap tahunnya.
2.
Tidak termasuk perusahaan dalam jasa keuangan dan investasi.
3.
Nilai ekuitas perusahaan tidak negatif.
Prediktabilitas laba relevansi nilai dan..., Pungky Agusta, FE UI, 2015
Metode analisis yang dipakai dalam penelitian ini yaitu uji outlier, uji analisis deskriptif, uji
asumsi klasik, dan pengujian statistika.
Hasil Penelitian
Jumlah sampel perusahaan yang digunakan pada model penelitian ini yaitu 244 perusahaan
dan jumlah observasi yang digunakan yaitu 897 firm-years observations.
Untuk melihat kewajaran dan karakteristik data-data yang digunakan dalam penelitian ini,
serta menjelaskan penyebaran data dari variabel-variabel penelitian maka dapat dilihat
melalui statistik deskriptif. Statistik deskriptif untuk total sampel pada model 1 dan model 2
dapat dilihat melalui tabel 1. Statistik deskriptif untuk total sampel pada model 3 dan model 4
disajikan pada tabel 2.
Tabel 1. Statistik Deskriptif Model 1 dan Model 2
Variabel
EBEI
EBEIt-1
EMPEXPt-1
N
Rerata
Standar Deviasi
Minimum
Maksimum
897
897
897
404,315
343,692
209,939
1.880,290
1.627,546
725,768
0,114
0,043
0,087
2.4073,944
2.4073,944
7.751,685
EBEI: Net Income perusahaan pada periode t. EBEIt-1: Net Income perusahaan pada periode t-1.
EMPEXPt-1: Employee expense atau beban karyawan perusahaan pada periode t-1.
Tabel 2. Statistik Deskriptif Model 3 dan Model 4 (Sebelum Winsorize)
Variabel
RET
EARNt-1
ΔEARN
EMPt-1
ΔEMP
N
897
897
897
897
897
Rerata
0,106
0,180
1,629
0,236
0,257
Standar Deviasi
0,299
0,490
12,447
0,494
1,656
Minimum
-0,791
0,000
-0,998
0,001
-0,982
Maksimum
3
9
320,511
9,645
27,052
RET: Stock return saham perusahaan selama 15 bulan yang berakhir tiga bulan setelah akhir tahun
fiskal t. EARNt-1: Net income perusahaan pada periode t-1. ΔEARN: Perubahan pada net income
perusahaan. EMPt-1: Employee expense atau beban karyawan perusahaan pada periode t. ΔEMP:
Perubahan pada employee expense atau beban karyawan perusahaan.
Setelah model penelitian memenuhi kriteria uji asumsi klasik, yaitu BLUE (Best, Linear,
Unbiased, Estimator), maka tahap selanjutnya yaitu melihat apakah model penelitian ini telah
sesuai dengan kriteria model ekonometrika yang baik yaitu dengan pengujian signifikansi
Prediktabilitas laba relevansi nilai dan..., Pungky Agusta, FE UI, 2015
global (F-stat), signifikansi parsial (t-stat), dan R2. Ringkasan hasil regresi untuk model 1 dan
model 2 dapat dilihat pada tabel 3 dan 4.
Pengujian signifikansi global dilakukan untuk mengetahui tingkat signifikansi pengaruh
seluruh variabel terhadap variabel dependennya yaitu prediktabilitas laba. Untuk menguji
signifikansi global digunakan p-value (probability value) dengan tingkat signifikansi sebesar
alpha yaitu 5% one tailed. Model 1 dan model 2 memiliki probabilitas F-stat bernilai 0,000,
dapat dilihat pada tabel 3 dan 4. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa seluruh variabel
dalam model 1 dan model 2 memiliki pengaruh signifikan terhadap laba masa depan.
Pengujian R2 dilakukan untuk mengetahui seberapa besar perubahan variabel independen
dapat menjelaskan perubahan variabel dependen dalam suatu model. Dapat diartikan bahwa
perubahan variabel independen pada model 1 (net income periode t-1) dan variabel
independen pada model 2 (net income periode t-1 dan beban karyawan periode t-1) dapat
menjelaskan perubahan variabel dependen (net income periode t) sebesar 96,4% dan 96,5%.
Pengujian signifikansi parsial digunakan untuk melihat signifikansi masing-masing variabel
independen terhadap laba masa depan. Pengujian dilakukan dengan melihat p-value pada
variabel EBEIj,t-1 dan koefisien variabel EBEIj,t-1 pada model 1. Hasil pengujian menunjukkan
bahwa net income periode t-1 dan beban karyawan periode t-1 memiliki pengaruh signifikan
terhadap laba masa depan. Pengujian pada model 2 dilakukan dengan melihat p-value pada
variabel EBEIj,t-1 dan EMPEXPt-1 serta koefisien variabel EBEIj,t-1 dan EMPEXPt-1. Dari hasil
regresi model 2 dapat diketahui bahwa kedua variabel independen tersebut memiliki pengaruh
signifikan terhadap laba masa depan.
Tabel 3. Hasil Regresi Model 1: EBEIj,t = β0,j + β1,jEBEIj,t-1 + εj,t
Variabel
EBEIj,t-1
Prediksi Koefisien
+
0,216
2
R (model fixed effect)
F-statistik
P-value
t-statistik
4,03
P-value
0,000***
0,964
12.067,975
0,000***
EBEIj,t: Net Income perusahaan j pada periode t. EBEIj,t-1: Net Income
perusahaan j pada periode t-1.
*** p < 0,01
** p < 0,05
* p < 0,1
Prediktabilitas laba relevansi nilai dan..., Pungky Agusta, FE UI, 2015
Tabel 4. Hasil Regresi Model 2: EBEIj,t = γ0,j + γ1,jEBEIj,t−1 + γ2,jEMPEXPj,t−1 + ξj,t
Variabel
Prediksi
Koefisien
EBEIj,t-1
+
0,206
EMPEXPj,t-1
+
0,502
R2 (model fixed effect)
F-statistik
P-value
t-statistik
P-value
3,870
2,390
0,000***
0,000***
0,965
12.387,105
0,000***
EBEIj,t: Net Income perusahaan j pada periode t. EBEIj,t-1: Net Income perusahaan j
pada periode t-1. EMPEXPj,t-1: Employee expense atau beban karyawan perusahaan j
pada periode t-1.
*** p < 0,01
** p < 0,05
* p < 0,1
Dilihat dari perbandingan R2 antara model 1 dan model 2, dapat dilihat bahwa model 2
(employee model) dapat lebih menjelaskan laba masa depan dibandingkan model 1 (earnings
model). Untuk melihat signifikansi perbedaan tersebut, mengikuti penelitian Guenther dan
Schiemann (2011), dilakukan one-sided paired t-test atas adjusted R2 kedua model,
berdasarkan industri dan berdasarkan tahun. Hasil dari paired t-test berdasarkan industri dan
hasil dari paired t-test berdasarkan tahun menujukan adanya perbedaan signifikan antara
earnings model dengan employee model terhadap laba masa depan. Dengan demikian,
hipotesis pertama penelitian ini dapat diterima berdasarkan industri dan tahun. Ringkasan
hasil paired t-test berdasarkan industri dapat dilihat pada tabel 5 dan hasil paired t-test
berdasarkan tahun dapat dilihat pada tabel 6.
Tabel 5. Hasil Paired t-test Model 1 dan Model 2 berdasarkan Industri
Industri
Aneka Industri
Industri Barang Konsumsi
Industri Dasar dan Kimia
Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi
Perdagangan, Jasa dan Investasi
Pertambangan
Pertanian
Properti, Real Estate dan Konstruksi Bangunan
Jumlah Sampel
p-value
2
Adjusted R2
Observasi
Model 1
Model 2
89
117
171
59
228
55
35
143
897
0,563
0,914
0,351
0,209
0,749
0,702
0,892
0,622
0,951
0,577
0,939
0,526
0,359
0,776
0,702
0,894
0,622
0,952
0,041**
Signifikansi perbedaan adjusted R Model 1 dan Model 2 didasarkan pada p-value hasil paired t-test.
*** p < 0,01
** p < 0,05
* p < 0,1
Prediktabilitas laba relevansi nilai dan..., Pungky Agusta, FE UI, 2015
Tabel 6. Hasil Paired t-test Model 1 dan Model 2 berdasarkan Tahun
Industri
Observasi
2008
2009
2010
2011
2012
Jumlah Sampel
143
146
192
200
216
897
p-value
Adjusted R2
Model 1
Model 2
0,884
0,975
0,950
0,933
0,900
0,951
0,929
0,981
0,951
0,952
0,899
0,952
0, 084*
Signifikansi perbedaan adjusted R2 Model 1 dan Model 2 didasarkan pada p-value hasil paired t-test.
*** p < 0,01
** p < 0,05
* p < 0,1
Setelah model penelitian 3 dan 4 telah memenuhi kriteria uji asumsi klasik, yaitu BLUE (Best,
Linear, Unbiased, Estimator). Selanjutnya model penelitian ini akan diuji apakah telah sesuai
dengan kriteria model ekonometrika yang baik yaitu dengan pengujian signifikansi global (Fstat), signifikansi parsial (t-stat), dan R2. Ringkasan hasil regresi untuk model 3 dan 4 dapat
dilihat pada tabel 7 dan 8.
Pengujian signifikansi global dilakukan untuk mengetahui tingkat signifikansi pengaruh
seluruh variabel terhadap variabel dependennya yaitu relevansi nilai. Untuk menguji
signifikansi global digunakan p-value (probability value) dengan tingkat signifikansi sebesar
alpha yaitu 5% one tailed. Pada model 3 p-value F-stat bernilai 0,000 dan pada model 4 p-
value F-stat bernilai 0,000 sehingga dapat dikatakan seluruh variabel independen dalam
model 3 dan 4 memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel dependennya yaitu return
saham.
Pengujian R2 dilakukan untuk mengetahui seberapa besar perubahan variabel independen
dapat menjelaskan perubahan variabel dependen dalam suatu model. Pada model 3, nilai R2
adalah sebesar 0,210 atau bernilai 21% dan sebesar 0,215 atau 21,5% pada model 4. Dengan
demikian dapat diartikan bahwa perubahan variabel independen pada model 3 dapat
menjelaskan perubahan variabel dependen yaitu return saham sebesar 21%. Sedangkan
perubahan variabel independen pada model 4 dapat menjelaskan perubahan variabel dependen
yaitu return saham sebesar 21,5%.
Prediktabilitas laba relevansi nilai dan..., Pungky Agusta, FE UI, 2015
Pengujian signifikansi parsial digunakan untuk melihat signifikansi masing-masing variabel
independen terhadap relevansi nilai. Hasil pengujian model 3 menunjukkan bahwa net income
periode t-1 dan perubahan net income memiliki pengaruh signifikan terhadap relevansi nilai.
Dari hasil pengujian model 4 dapat diketahui bahwa net income periode t-1, perubahan net
income, dan perubahan beban karyawan yang memiliki pengaruh signifikan terhadap
relevansi nilai, sedangkan beban karyawan periode t-1 tidak memiliki pengaruh signifikan
terhadap relevansi nilai.
Tabel 7. Hasil Regresi Model 3: RETj,t = δ0,j + δ1,jEARNj,t−1 + δ2,jΔEARNj,t + ρj,t
Variabel
Prediksi Koefisien
EARNt-1
+
0,094
ΔEARN
+
0,128
2
R (model Pooled Least Square)
F-statistik
P-value
t-statistik
6,25
7,54
P-value
0,000***
0,000***
0,210
119,075
0,000***
RET: Stock return saham perusahaan j selama 15 bulan yang berakhir tiga bulan setelah akhir
tahun fiskal t. EARNt-1: Net income perusahaan j pada periode t-1. ΔEARN: Perubahan pada net
income perusahaan j. EMPt-1: Employee expense atau beban karyawan perusahaan j pada periode
t. ΔEMP: Perubahan pada employee expense atau beban karyawan perusahaan j.
*** p < 0,01
** p < 0,05
* p < 0,1
Tabel 8. Hasil Regresi Model 4: RETj,t = φ0,j + φ1,jEARNj,t−1 + φ2,jΔEARNj,t +
φ3,jEMPj,t−1 + φ4,jΔEMPj,t + ξj,t
Variabel
Prediksi Koefisien
EARNt-1
+
0, 095
ΔEARN
+
0, 122
EMPt-1
+
0, 002
ΔEMP
+
0,023
2
R (model Pooled Least Square)
F-statistik
P-value
t-statistik
3,830
4,165
0,130
1,100
P-value
0,000***
0,000***
0,398
0,014*
0,215
122,790
0,000***
RET: Stock return saham perusahaan j selama 15 bulan yang berakhir tiga bulan setelah akhir
tahun fiskal t. EARNt-1: Net income perusahaan j pada periode t-1. ΔEARN: Perubahan pada net
income perusahaan j. EMPt-1: Employee expense atau beban karyawan perusahaan j pada periode
t. ΔEMP: Perubahan pada employee expense atau beban karyawan perusahaan j.
*** p < 0,01
** p < 0,05
* p < 0,1
Dilihat dari perbandingan R2 antara model 3 dan model 4, dapat diketahui bahwa model 4
(employee model) dapat lebih menjelaskan relevansi nilai dibandingkan model 3 (earnings
model). Untuk melihat signifikansi perbedaan tersebut, mengikuti penelitian Guenther dan
Schiemann (2011), dilakukan one-sided paired t-test atas adjusted R2 kedua model. Hasil onesided paired t-test antara model 3 dan model 4 ditunjukkan pada tabel 9 dan 10.
Prediktabilitas laba relevansi nilai dan..., Pungky Agusta, FE UI, 2015
Hasil penelitian pada model 3 dan 4 berdasarkan industri menunjukkan bahwa employee
model tidak berbeda secara signifikan dibanding earnings model. Jika dilihat per secara
keseluruhan, adjusted R2 lebih tinggi pada employee model dibandingkan earnings model.
Namun, perbedaan tersebut tidak signifikan. Hasil tersebut berbeda dengan hasil yang
didapatkan Guenther dan Schiemann (2011). Namun, nilai adjusted R2 pada model 3 dan
model 4 paired t-test di setiap tahun penelitian secara konsisten menjukan bahwa model 4
memiliki nilai adjusted R2 yang lebih tinggi dibandingkan model 4. Perbedaan antara model 3
atau earnings model dengan model 4 atau employee model tersebut signifikan pada alpha 10%
(p < 0,1). Hasil penelitian berdasarkan tahun ini sesuai dengan yang ditemukan Guenther dan
Schiemann (2011), yang juga menemukan bahwa relevansi nilai pada employee model lebih
tinggi secara signifikan dibandingkan earnings model. Hal ini berarti ketika beban karyawan
dimasukan dalam perhitungan valuasi perusahaan dapat memberikan kontribusi signifikan
pada relevansi nilai perusahaan.
Tabel 9. Hasil Paired t-test Model 3 dan Model 4 berdasarkan Industri
Adjusted R2
Industri
Observasi
Model 3
Model 4
89
0,309
0,305
Aneka Industri
117
0,236
0,242
Industri Barang Konsumsi
171
0,277
0,269
Industri Dasar dan Kimia
59
0,130
0,134
Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi
228
0,095
0,093
Perdagangan, Jasa dan Investasi
55
0,570
0,559
Pertambangan
35
0,540
0,553
Pertanian
143
0,241
0,262
Properti, Real Estate dan Konstruksi Bangunan
897
0,208
0,211
Jumlah Sampel
p-value
0,278
2
Signifikansi perbedaan adjusted R Model 1 dan Model 2 didasarkan pada p-value hasil paired t-test.
*** p < 0,01
** p < 0,05
* p < 0,1
Tabel 10. Hasil Paired t-test Model 3 dan Model 4 berdasarkan Tahun
Industri
2008
2009
2010
2011
2012
Observasi
143
146
192
200
216
Adjusted R2
Model 3
Model 4
0,2117
0,1252
0,2562
0,2804
0,1678
0,2276
0,181
0,2618
0,2892
0,1672
Prediktabilitas laba relevansi nilai dan..., Pungky Agusta, FE UI, 2015
Tabel 10. Hasil Paired t-test Model 3 dan Model 4 berdasarkan Tahun (lanjutan)
Jumlah Sampel
897
p-value
0,208
0,2114
0,082*
Signifikansi perbedaan adjusted R2 Model 1 dan Model 2 didasarkan pada p-value hasil paired t-test.
*** p < 0,01
** p < 0,05
* p < 0,1
Kesimpulan
Beban karyawan memiliki kontribusi dalam laba masa depan. Hasil yang didapat konsisten
pada setiap industri dan setiap tahun penelitian. Hal ini dapat mengkonfirmasi pendapat
Guenther and Schiemann (2011) bahwa beban karyawan memiliki kontribusi inkremental
secara signifikan dalam melihat laba masa depan. Hal ini juga mendukung penelitian Pope
dan Wang (2005) yang menunjukkan bahwa komponen pendapatan dapat berkontribusi pada
penilaian perusahaan adalah dengan memasukkan komponen pendapatan ke dalam formula
perkiraan laba.
Beban karyawan memiliki kontribusi dalam relevansi nilai perusahaan hanya pada penelitian
yang didasarkan pada tahun, bukan industri. Hal ini tidak dapat sepenuhnya mengkonfirmasi
pendapat Guenther and Schiemann (2011) bahwa beban karyawan dari perspektif akuntansi
memiliki kontribusi inkremental secara signifikan dalam melihat valuasi perusahaan, baik
berdasarkan industri maupun tahun. Namun, hasil penelitian kontribusi beban karyawan
dalam relevansi nilai perusahaan berdasarkan tahun tetap dapat mendukung prediksi Barth,
Beaver, & Landsman (2001) bahwa informasi akuntansi diprediksi memiliki relevansi nilai
karena informasi akuntansi secara statistik berhubungan dengan nilai pasar saham.
Saran
Penelitian ini hanya mengambil sampel dalam kurun waktu lima tahun, yaitu 2008-2012. Hal
ini mungkin mempengaruhi siginfikansi hasil penelitian karena penelitian Guenther and
Schiemann (2011) yang menggunakan kurun waktu sebelas tahun (1999-2010) mendapatkan
hasil yang jauh lebih signifikan. Pada penelitian selanjutnya, diharapkan sampel periode
waktu yang diambil lebih panjang. Akan lebih baik apabila sampel periode waktu penelitian
paling tidak selama sepuluh tahun penelitian. Periode waktu penelitian yang lebih lama
Prediktabilitas laba relevansi nilai dan..., Pungky Agusta, FE UI, 2015
tersebut diharapkan dapat meningkatkan signifikansi hasil penelitian terkait beban karyawan
pada prediktabilitas laba dan relevansi nilai.
Dalam melihat adjusted R2, penelitian Guenther dan Schiemann (2011) melakukan rolling
time-window selama periode t-10. Namun, apabila rolling time-window tersebut digunakan
pada penelitian ini perusahaan yang memenuhi kriteria kelengkapan data akan menjadi jauh
lebih sedikit. Diharapkan penelitian selanjutnya melakukan rolling time-window paling tidak
selama periode t-10 dalam melihat adjusted R2, seperti yang dilakukan Guenther dan
Schiemann (2011). Diperkirakan bahwa perlakuan rolling time-window tersebut berpengaruh
pada signifikansi hasil yang didapat, walaupun penggunaan rolling time-window berarti
bahwa periode sampel perusahaan yang dibutuhkan menjadi lebih banyak.
Penelitian ini hanya memasukkan komponen beban karyawan secara keseluruhan. Beban
karyawan tersebut tidak di breakdown menjadi komponen-komponen yang lebih detail yang
mencakup keseluruhan beban karyawan tersebut. Apabila memungkinkan, sebaiknya pada
penelitian berikutnya komponen beban karyawan di breakdown menjadi komponenkomponen yang lebih detail. Dengan ini dapat dilihat bagian mana dari komponen beban
karyawan secara keseluruhan tersebut yang paling memiliki pengaruh terhadap prediktabilitas
laba maupun relevansi nilai perusahaan.
Daftar Referensi
Amir, Eli, & Livne, Gilad (2005). Accounting, valuation and duration of football player
contracts. Journal of Business Finance & Accounting, 32, 549–586.
Ball, Ray, & Brown, Phillip. (1968). An empirical evaluation of accounting income numbers.
Journal of Accounting Research, Autumn, 159–78.
Barth, Mary E., Beaver, William H., & Landsman, Wayne R. (2001). The relevance of the
value relevance literature for financial accounting standard setting: Another view.
Journal of Accounting and Economics, 31, 77–104.
Beaver, William H. (2002). Perspective on Recent Capital Market Research. The Accounting
Review, 77, 453-474.
Collins, Daniel W., Maydew, Edward L., & Weiss, Ira S. (1997). Changes in the valuerelevance of earnings and book values over the past forty years. Journal of Accounting
and Economics, 24, 39–67.
Prediktabilitas laba relevansi nilai dan..., Pungky Agusta, FE UI, 2015
Francis, Jennifer, LaFond, Ryan, Olsson, Per M., & Schipper, Katherine (2004). Costs of
equity and earnings attributes. Accounting Review, 79, 967–1010.
Francis, Jennifer, & Schipper, Katherine (1999). Have financial statements lost their
relevance? Journal of Accounting Research, 37, 319–352.
Guenther, Thomas, & Schiemann, Frank (2011). Earnings Predictability, Value Relevance,
and Employee Expenses. The International Journal of Accounting, 48, 149–172.
Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI). (2009). Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta :
Salemba Empat.
International Accounting Standard Board. (2012). International Accounting Standards. .
Lipe, Robert (1990). The relation between stock returns and accounting earnings given
alternative information. Accounting Review, 65, 49–71.
Lipe, Robert (1986). The information contained in the components of earnings. Journal of
Accounting Research, Supplement 1986, 37–64.
Nachrowi, D. N., & Usman, H. (2006). Ekonometrika untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan.
Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI.
Naimah, Zahroh & Utama, Siddharta (2006). Pengaruh ukuran perusahaan, pertumbuhan, dan
profitabilitas perusahaan terhadap koefisien respon laba dan koefisien respon nilai buku
ekuitas: Studi pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Simposium Nasional
Akuntansi 9 Padang.
Nichols, D. Craig, & Wahlen, James M. (2004). How do earnings numbers relate to stock
returns? A review of classic accounting research with updated evidence. Accounting
Horizons, 18, 263–286.
Penman, Stephen H. (2009). Accounting for intangible assets: There is also an income
statement. Abacus, 45, 358–371.
Pope, Peter F., & Wang, Pengguo (2005). Earnings components, accounting bias and equity
valuation. Review of Accounting Studies, 10, 387–407.
Puspitaningtyas, Zarah. (2006). Pengaruh variabel akuntansi terhadap risiko sistematis saham
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Tesis. Program Pasca
Sarjana Universitas Airlangga Surabaya.
Puspitaningtyas, Z. (2011). Pembentukan model prediksi risiko investasi saham berdasarkan
decision usefulness approach of accounting information. Prosiding Seminar Nasional dan
Call for Paper 2011: Kajian Penelitian Aktual Guna Pengembangan Teori Baru Bidang
Ekonomi dan Bisnis 43–58.
Prediktabilitas laba relevansi nilai dan..., Pungky Agusta, FE UI, 2015
Download