9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kerja Keras a

advertisement
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Kerja Keras
a.
Pengertian Kerja Keras
Menurut Elfindri dkk (2012:102), karakter kerja keras adalah sifat
seorang yang tidak mudah berputus asa yang disertai kemauan keras
dalam berusaha dalam mencapai tujuan dan cita-citanya. Orang dengan
karakter
ini
cenderung
berusaha
memaksimalkan
potensi
yang
dimilikinya dalam penyelesaian suatu tugas atau pekerjaan.Orang ini
biasanya selalu berfikir positif dan tidak mudah dipatahkan oleh
rintangan yang menghalanginya.
Mustari (2011:51-52) menyebutkan bahwa yang dimaksud kerja
keras adalah perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam
mengatasi
berbagai
hambatan
guna
menyelesaikan
tugas
(belajar/pekerjaan) dengan sebaik-baiknya. Karakter kerja keras dapat
diindikasikan dengan:
a.
Menyelesaikan tugas dalam waktu yang ditargetkan
b.
Menggunakan segala kemampuan/daya untuk mencapai sasaran
c.
Berusaha mencari berbagai alternatif pemecahan ketika menemui
hambatan
9
Peningkatan Kerja Keras..., Anis Muzdalifah, FKIP UMP, 2013
10
Hampir sama dengan pendapat di atas, Kesuma dkk (2011:17)
menjelaskan bahwa kerja keras adalah suatu istilah yang melingkupi
suatu upaya yang terus dilakukan (tidak pernah menyerah) dalam
menyelesaikan pekerjaan yang menjadi tugasnya sampai tuntas.
Menurutnya, karakteristik kerja keras adalah perilaku seseorang yang
dicirikan oleh kecenderungan berikut:
a.
Merasa risau jika pekerjaannya belum terselesaikan sampai tuntas;
b.
Mengecek atau memeriksa terhadap apa yang harus dilakukan/apa
yang menjadi tanggung jawabnya dalam suatu jabatan atau posisi;
c.
Mampu mengelola waktu yang dimilikinya
d.
Mampu mengorganisasi sumber daya yang ada untuk menyelesaikan
tugas dan tanggung jawabnya
Sebagai simpulan dari beberapa pendapat mengenai karakter kerja
keras, maka karakter kerja keras dapat didefinisikan sebagai istilah yang
menunjukkan adanya kesungguhan dan kegigihan individu ketika ia
harus menyelesaikan suatu tugas atau tantangan yang ia dapatkan demi
mencapai suatu tujuan tertentu.
b.
Indikator Keberhasilan Karakter Kerja Keras
Menurut Fitri (2012: 41) indikator keberhasilan pendidikan
karakter kerja keras, di antaranya:
a.
Pengelolaan pembelajaran yang menantang.
b.
Mendorong semua warga sekolah untuk berprestasi.
c.
Berkompetisi secara fair.
Peningkatan Kerja Keras..., Anis Muzdalifah, FKIP UMP, 2013
11
d.
Memberikan penghargaan kepada siswa berprestasi.
2. Pengertian Prestasi Belajar
a.
Hakikat Belajar
1.
Pengertian Belajar
Slameto (2010: 2) mengemukakan bahwa belajar ialah
suatu
proses
usaha
yang
dialakukan
seseorang
untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya.
2. Ciri-ciri Tingkah Laku Dalam Belajar
Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang banyak sekali
baik sifat maupun jenisnya, oleh karena itu tidak semua
perubahan yang terjadi pada diri seseorang merupakan
perubahan dalam arti belajar. Dari hal diatas terdapat ciri-ciri
perubahan tingkah laku dalam belajar menurut pendapat
(Slameto, 2010: 2), diantaranya:
a) Perubahan terjadi secara sadar. Ini berarti bahwa
seseorang yang belajar akan menyadari perubahan itu atau
sekurang-kurangnya ia merasakan telah terjadi suatu
perubahan pada dirinya;
b) Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional.
Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri
seseorang barlangsung secara kesinambungan, tidak statis.
Peningkatan Kerja Keras..., Anis Muzdalifah, FKIP UMP, 2013
12
Satu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan
berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan ataupun proses
belajar berikutnya;
c) Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif. Dalam
perubahan belajar, perubahan-perubahan tersebut senantiasa
bertambah dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih
baik dari sebelumnya. Dengan demikian makin banyak
usaha belajar itu dilakukan, makin banyak dan makin baik
perubahan yang diperoleh. Perubahan yang bersifat aktif
artinya perubahan tersebut tidak terjadi dengan sendirinya
melainkan karena usaha individu itu sendiri;
d) Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara.
Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat
menetap atau permanen. Ini berarti tingkah laku yang terjadi
setelah belajar akan bersifat menetap;
e) Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah. Ini
berarti perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan
yang akan dicapai. Perubahan belajar terarah kepada
perubahan tingkah laku yang benar-benar disadari;
f)
Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku. Jika
seorang belajar sesuatu, sebagai hasilnya ia akan mengalami
perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap,
keterampilan, pengetahuan, dan sebagainya.
Peningkatan Kerja Keras..., Anis Muzdalifah, FKIP UMP, 2013
13
3. Prinsip-prinsip Belajar
Slameto
(2010:
27)
berpendapat
bahwa
calon
guru/pembimbing dapat menyusun sendiri prinsip-prinsip belajar,
yaitu prinsip belajar yang dapat dilaksanakan dalam situasi dan
kondisi yang berbeda, dan oleh setiap siswa secara individual.
Prinsip-prinsip belajar itu, sebagai berikut:
1) Berdasarkan prasyarat yang diperlukan untuk belajar
a) Dalam belajar setiap siswa harus diusahakan partisipasi
aktif,
meningkatkan
minat
dan
membimbing
untuk
mencapai tujuan instruksional;
b) Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan
motivasi yang kuat pada siswa untuk mencapai tujuan
instruksional;
c) Belajar perlu lingkungan yang menantang dimana anak
dapat mengembangkan kemampuannya bereksplorasi dan
belajar dengan efektif;
d) Belajar perlu ada interaksi siswa dengan lingkungannya.
2) Sesuai hakikat belajar
a) Belajar itu proses kontinu, maka harus tahap demi tahap
menurut perkembangannya;
b) Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi dan
discovery;
Peningkatan Kerja Keras..., Anis Muzdalifah, FKIP UMP, 2013
14
c) Belajar adalah proses kontinguitas (hubungan antar
pengertian yang satu dengan pengertian yang lain) sehingga
mendapatkan pengertian yang diharapkan. Stimulus yang
diberikan menimbulkan response yang diharapkan;
3) Sesuai materi/bahan yang harus dipelajari
a) Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki
struktur, penyajian yang sederhana, sehingga siswa mudah
menangkap pengertiannya;
b) Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu
sesuai dengan tujuan instruksional yang harus dicapainya.
4) Syarat keberhasilan belajar
a) Belajar memerlukan sarana yang cukup, sehingga siswa
dapat belajar dengan tenang;
b) Repetisi, dalam proses belajar perlu ulangan berkali-kali
agar pengertian/ketrampilan/sikap itu mendalam pada
siswa.
b.
Pengertian Prestasi Belajar
1.
Pengertian Prestasi
Hamdani (2011: 138) berpendapat bahwa prestasi adalah hasil
dari suatu kegiatan yang telah diciptakan, baik secara individual
maupun kelompok. Prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh
berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri
individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar. Gagne (dalam
Peningkatan Kerja Keras..., Anis Muzdalifah, FKIP UMP, 2013
15
Syah, 2011: 138) menyatakan bahwa prestasi belajar dibedakan
menjadi lima aspek, yaitu kemampuan intelektual, strategi, informasi
verbal, sikap, dan keterampilan.
Arifin (2011:12) mengemukakan bahwa kata prestasi berasal
dari bahasa Belanda yaitu prestatie. Kemudian dalam Bahasa
Indonesia menjadi prestasi yang berarti hasil usaha. Istilah prestasi
belajar (achievement) berbeda dengan hasil belajar (learning
outcome). Prestasi belajar pada umumnya berkenaan dengan aspek
pengetahuan, sedangkan hasil belajar meliputi aspek pembentukan
watak peserta didik. Kata prestasi banyak digunakan dalam berbagai
bidang dan kegiatan antara lain dalam kesenian, olah raga, dan
pendidikan khususnya pembelajaran.
Prestasi belajar merupakan suatu masalah yang bersifat
perenial/pengantar dalam sejarah kehidupan manusia, karena
sepanjang rentang kehidupannya manusia selalu mengejar prestasi
menurut bidang dan kemampuan masing-masing. Prestasi belajar
(achievement) semakin terasa penting untuk dibahas, karena
mempunyai beberapa fungsi utama, antara lain:
1) belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan
yang telah dikuasai peserta didik.
2) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu.
Para ahli psikologi biasanya menyebut hal ini sebagai “tendensi
Peningkatan Kerja Keras..., Anis Muzdalifah, FKIP UMP, 2013
16
keingintahuan (couriosity) dan merupakan kebutuhan umum
manusia”.
3) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi
pendidikan. Asumsinya adalah prestasi belajar dapat dijadikan
pendorong bagi peserta didik dalam meningkatkan ilmu
pengetahuan dan teknologi, dan berperan sebagai umpan balik
(feedback) dalam meningkatkan mutu pendidikan.
4) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ektern dari suatu
institusi pendidikan. Indikator intern dalam arti bahwa prestasi
bealajar dapat dijadikan indikator tingkat produktivitas suatu
institusi pendidikan. Asumsinya adalah kurikulum yang
digunakan relevan dengan kebutuhan masyarakat dan anak
didik. Indikator ekstern dalam arti bahwa tinggi rendahnya
prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat kesuksesan
peserta didik di masyarakat. Asumsinya adalah kurikulum yang
digunakan relevan pula dengan kebutuhan masyarakat.
5) Prestasi
belajar
dapat
dijadikan
indikator
daya
serap
(kecerdasan) peserta didik. Dalam proses pembelajaran, peserta
didik menjadi fokus utama yang harus diperhatikan, karena
peserta didiklah yang diharapkan dapat menyerap seluruh materi
pelajaran.
Peningkatan Kerja Keras..., Anis Muzdalifah, FKIP UMP, 2013
17
2.
Indikator Prestasi Belajar
Pada prinsipnya, pengungkapan prestasi belajar ideal meliputi
seganap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pangalaman
dan proses belajar siswa. Namun, dalam mengungkapkan ranah
tersebut sangat sulit. Hal ini disebabkan perubahan hasil belajar itu
ada yang bersifat intangible (tidak dapat diraba). Oleh karena itu,
yang dapat dilakukan guru dalam hal ini adalah hanya mengambil
cuplikan perubahan tingkah laku yang dianggap penting dan
diharapkan dapat mencerminkan perubahan yang terjadi sebagai
hasil belajar siswa, baik yang berdimensi cipta dan rasa maupun
yang berdiemensi karsa (Syah, 2011: 217).
3. Pembelajaran IPA di SD berdasarkan KTSP
a.
Pengertian IPA
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara
mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan
hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta,
konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu
proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana
bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar,
serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di
dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan
pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan
kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara
Peningkatan Kerja Keras..., Anis Muzdalifah, FKIP UMP, 2013
18
ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat
sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh
pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.
IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memnuhi
kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat
diidentifikasikan. Penerapan IPA perlu dilakukan secara bijaksana
agar tidak berdampak buruk terhadap lingkungan. Di tingkat SD/MI
diharapkan ada penekanan pembelajaran Salingtemas (Sains,
lingkungan, teknologi, dan masyarakat) yang diarahkan pada
pengalaman belajar untuk merancang dan membuat suatu karya
melalui penerapan konsep IPA dan kompetensi bekerja ilmiah secara
bijaksana.
Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri
ilmiah (scientifivic inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan
berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya
sebagai aspek
pembelajaran
penting
IPA
di
kecakapan
SD/MI
hidup.
Oleh
menekankan pada
karena
itu
pemberian
pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan
pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah.
Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) IPA di
SD/MI merupakan standar minimum yang secara nasional harus
dicapai oleh peserta didik dan menjadi acuan dalam pengembangan
kurikulum di setiap satuan pendidikan. Pencapaian SK dan KD
Peningkatan Kerja Keras..., Anis Muzdalifah, FKIP UMP, 2013
19
didasarkan pada pemberdayaan peserta didik untuk membangun
kemampuan, bekerja ilmiah, dan pengetahuan sendiri yang
difasilitasi oleh guru.
Menurut Jujun (dalam Trianto 2010:136), Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA) merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan atau Sains
yang semula berasal dari Bahasa Inggris science. Kata science
berasal dari kata dalam bahasa Latin scientia yang berarti saya tahu.
Science terdiri dari social sciences (Ilmu Pengetahuan Sosial) dan
Natural Science (Ilmu Pengetahuan Alam). Namun, dalam
perkembangannya science sering diterjemahkan sebagai sains yang
berarti Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) saja, walaupun pengertian ini
kurang pas dan bertentangan dengan etimologi. Untuk itu, dalam hal
ini kita tetap menggunakan istilah IPA untuk menunjuk pada
pengertian sains yang kaprah yang berarti natural science.
b.
Hakikat IPA
Pada hakikatnya, IPA dapat dipandang dari segi produk, proses
dan dari segi pengembangan sikap. Artinya, belajar IPA memiliki
dimensi proses, dimensi hasil (produk), dan dimensi pengembangan
sikap ilmiah. Ketiga dimensi tersebut berarti bahwa proses belajar
mengajar IPA seharusnya mengandung ketiga dimensi IPA tersebut.
Peningkatan Kerja Keras..., Anis Muzdalifah, FKIP UMP, 2013
20
c. Dimensi IPA
1) IPA Sebagai Produk
IPA sebagai produk merupakan akumulasi hasil upaya
para perintis IPA terdahulu dan umumnya telah tersusun secara
secara lengkap dan sistematis dalam bentuk body of knowledge
dari IPA. Buku teks memang penting, tetapi ada sisi lain IPA
yang tidak kalah pentingnya yaitu dimensi “proses”, maksudnya
proses mendapatkan ilmu itu sendiri. Dalam pengajaran IPA
seorang guru dituntut untuk dapat mengajak anak didiknya
memanfaatkan alam sekitar sebagai sumber belajar. Alam
sekitar merupakan sumber belajar yang paling otentik dan tidak
akan habis digunakan.
2) IPA Sebagai Proses
IPA sebagai “proses” di sini adalah proses mendapatkan
IPA. Kita mengetahui bahwa IPA disusun dan diperoleh melalui
metode ilmiah. Jadi yang dimaksud proses IPA tidak lain adalah
metode ilmiah. Untuk anak SD, metode ilmiah dikembangkan
secara bertahap dan berkesinambungan, dengan harapan bahwa
pada akhirnya akan terbentuk paduan yang lebih utuh sehingga
anak SD dapat melakukan penelitian sederhana. Di samping itu,
tahapan pengembangannya disesuaikan dengan tahapan dari
suatu proses penelitian atau eksperimen, yakni meliputi : 1).
Observasi; 2). Klasifikasi; 3). Interpretasi; 4). Prediksi; 5).
Peningkatan Kerja Keras..., Anis Muzdalifah, FKIP UMP, 2013
21
Hipotesis; 6). Mengendalikan Variabel; 7). Merencanakan dan
melaksanakan penelitian; 8). Inferensi; 9). Aplikasi; dan 10).
Komunikasi. Jadi, pada hakikatnya, dalam proses mendapatkan
IPA diperlukan sepuluh keterampilan dasar. Oleh karena itu,
jenis-jenis keterampilan dasar yang diperlukan dalam proses
mendapatkan IPA disebut juga “keterampilan proses “. Untuk
memahami sesuatu konsep, siswa tidak diberitahu oleh guru,
tetapi guru memberi peluang pada siswa untuk memperoleh dan
menemukan
konsep
melalui
percobaan
dan
membuat
kesimpulan. Mengapa penemuan begitu penting bagi proses
belajar siswa? J. Bruner (dalam Sulistyorini, S. 2007: 10)
memberikan empat alasan, yaitu :
a) Dapat mengembangkan kemampuan intelektual siswa;
b) Mendapatkan motivasi intrinsik;
c) Menghayati bagaimana ilmu itu diperoleh;
d) Memperoleh daya ingat yang lebih lama retensinya;
3) IPA Sebagai Pemupukan Sikap
Makna sikap pada pengajaran IPA SD/MI dibatasi
pengertiannya pada sikap ilmiah terhadap alam sekitar. Menurut
Wynne Harlen dalam Hendro Darmodjo (dalam Sulistyorini,
2007: 10), setidak-tidaknya ada sembilan aspek sikap dari ilmiah
yang dapat dikembangkan pada anak usia SD/MI, yaitu :
Peningkatan Kerja Keras..., Anis Muzdalifah, FKIP UMP, 2013
22
a) Sikap ingin tahu;
b) Sikap ingin mendapatkan sesuatu yang baru;
c) Sikap kerja sama;
d) Sikap tidak putus asa;
e) Sikap tidak berprasangka;
f)
Sikap mawas diri;
g) Sikap bertanggung jawab;
h) Sikap berpikir bebas;
i)
Sikap kedisiplinan diri;
Sikap ilmiah ini bisa dikembangkan ketika siswa
melakukan diskusi, percobaan, simulasi, atau kegiatan di
lapangan. Dalam hal ini, maksud dari sikap ingin tahu sebagai
bagian sikap ilmiah adalah suatu sikap yang selalu ingin
mendapatkan jawaban yang benar dari obyek yang diamati.
Anak usia SD/MI mengungkapkan rasa ingin tahunya dengan
jalan bertanya : kepada gurunya, temannya, atau kepada diri
sendiri. Melalui kerja kelompok, maka “tembok ketidaktahuan“
dapat dikuak untuk memperoleh pengetahuan. Di sini,
berlangsungnya kerja sama dimaksudkan untuk memperoleh
pengetahuan lebih banyak. Melalui kerja sama, anak didik akan
belajar bersikap kooperatif, dan menyadari bahwa pengetahuan
yang dimiliki orang lain mungkin lebih banyak dan lebih
sempurna daripada yang dimilikinya. Oleh karena itu, untuk
Peningkatan Kerja Keras..., Anis Muzdalifah, FKIP UMP, 2013
23
meningkatkan pengetahuannya, ia merasa membutuhkan kerja
sama dengan orang lain.
d. Nilai-nilai IPA
Sebagian besar ilmuan mengatakan bahwa IPA tidak
menjangkau nilai-nilai moral atau etika, juga tidak membahas
keindahan (estetika), Tetapi IPA mengandung nilai-nilai tertentu
yang berguna bagi masyarakat. Yang dimaksud nilai disini adalah
sesuatu yang dianggap berharga yang terdapat dalam IPA dan
menjadi tujuan yang akan dicapai.
Nilai-nilai yang terkandung
dalam IPA bukanlah nilai-nilai non kebendaan, diantaranya:
1) Nilai Praktis
Penerapan dari penemuan-penemuan IPA telah melahirkan
teknologi yang secara langsung dapat dimanfaatkan masyarakat.
Kemudian
dengan
teknologi
tersebut
membantu
pula
mengembangkan penemuan-penemuan baru yang secara tidak
langsung juga bermanfaat bagi kehidupan. Dengan demikian, sains
mempunyai nilai praktis, yaitu sesuatu yang bermanfaat dan
berharga dalam kehidupan sehari-hari
2) Nilai intelektual
Metode
ilmiah
yang
digunakan
dalam
IPA
banyak
dimanfaatkan manusia untuk memecahkan masalah. Tidak saja
masalah-masalah alamiah, tetapi juga masalah-masalah sosial,
ekonomi
dan
sebagainya.
Metode
ilmiah
telah
melatih
Peningkatan Kerja Keras..., Anis Muzdalifah, FKIP UMP, 2013
24
keterampilan, ketekunan, melatih mengambil keputusan dengan
pertimbangan yang rasional dan menuntut sikap-sikap ilmiah bagi
penggunanya. Keberhasilan memecahkan masalah tersebut akan
memberikan kepuasan intelaktual.
3) Nilai sosial, budaya, ekonomi dan politik
IPA mempunyai nilai-nilai sosial-ekonomi-politik berarti
kemajuan IPA dan teknologi suatu bangsa, menyebabkan bangsa
tersebut memperoleh kedudukan yang kuat dalam peraturan sosialekonomi-politik internasional.
4) Nilai kependidikan
Berkembangnya IPA dan teknologi serta diterapkannya
psikologi belajar pada pelajaran IPA, maka IPA diakui bukan
hanya sebagai suatu mata pelajaran melainkan sebagai alat
pendidikan.
Artinya
pelajaran
IPA
dan
pelajaran
lainnya
merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Nilai-nilai
tersebut antara lain:
a) Kecakapan bekerja dan berpikir secara teratur dan sistematis
menurut metode ilmiah.
b) Ketrampilan dan kecakapan dalam mengadakan pengamatan,
dan mempergunakan peralatan untuk memecahkan masalah.
c) Memiliki sikap ilmiah yang diperlukan dalam memecahkan
masalah.
Peningkatan Kerja Keras..., Anis Muzdalifah, FKIP UMP, 2013
25
e.
Pendidikan Karakter
Menurut Fitri (2012: 48) menyebutkan bahwa pada mata
pelajaran IPA dapat dilakukan dengan:
1) Penanaman ketelitian dan sistematisasi dalam melakukan
percobaan.
2) Pembinaan tanggung jawab melalui pengembalian alat-alat yang
dipakai untuk percobaan ke tempat semula dalam keadaan rapi,
bersih, dan aman.
3) Pembinaan kejujuran melalui pembuatan laporan sesuai dengan
hasil percobaan.
f.
Tujuan Mata Pelajaran IPA
Mulyasa (2010: 111) mengemukakan mata pelajaran IPA di
SD/MI bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai
berikut:
a. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha
Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam
ciptaan-Nya.
b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep
IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari.
c. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran
tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA,
lingkkungan, teknologi dan masyarakat.
Peningkatan Kerja Keras..., Anis Muzdalifah, FKIP UMP, 2013
26
d. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam
sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.
e. Meningkatkan
kesadaran
untuk
berperan
serta
dalam
memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam.
f.
Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala
keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
g. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA
sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.
g.
Ruang Lingkup Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Mulyasa (2010:112) menjelaskan tentang ruang lingkup bahan
kajian IPA untuk SD/MI meliputi aspek-aspek berikut:
a. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan,
tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan.
b. Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan
gas.
c. Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet listrik,
cahaya dan pesawat sederhana.
d. Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan bendabenda langit lainnya.
4. Materi Pokok Bagian Tubuh Tumbuhan
a.
Standar Kompetensi
Memahami hubungan antara struktur bagian tumbuhan dengan
fungsinya
Peningkatan Kerja Keras..., Anis Muzdalifah, FKIP UMP, 2013
27
b.
Kompetensi Dasar
1.1. Menjelaskan hubungan antara struktur akar tumbuhan dengan
fungsinya
1.2. Menjelaskan hubungan antara struktur batang tumbuhan dengan
fungsinya
1.3. Menjelaskan hubungan antara struktur daun tumbuhan dengan
fungsinya
1.4. Menjelaskan hubungan antara struktur bunga dengan fungsinya
c.
Materi Pembelajaran
Bagian-bagian tumbuhan
Akar
1) Bagian-bagian Akar
Akar pada tumbuhan bunga baik yang tertanam di
dalam tanah maupun di dalam air umumnya terdiri dari akar
utama, kemudian dari samping akar utama ini muncul
cabang akar dan di permukaaan akar tersebut terdapat
semacam serabut akar yang disebut rambut akar.
Sumber: Sulistyanto dan Edi Wiyono (2008:25)
Gambar 2.1 Bagian-bagian Akar
Peningkatan Kerja Keras..., Anis Muzdalifah, FKIP UMP, 2013
28
2) Jenis-jenis Akar dan Klasifikasinya
Bagian tumbuhan yang berada di dalam tanah adalah
akar. Akar membuat tumbuhan menjadi tidak mudah untuk
dicabut dari tanah. Jadi, akar berfungsi sebagai bagian yang
mengokohkan tumbuhan. Jika tumbuhan tidak memiliki
akar, tumbuhan akan mudah roboh ketika diterpa angin,
atau hanyut terbawa air ketika turun hujan.
Zat-zat mineral dan air yang dibutuhkan untuk
membuat makanan diserap oleh akar dari dalam tanah.
Namun, pada bebepara tumbuhan tertentu, akar tidak hanya
berfungsi menyerap air dan mineral, tetapi juga berfungsi
sebagai penyimpanan cadangan makanan, misalnya pada
beberapa tumbuhan umbi-umbian.
Sumber: Rositawaty dan Aris Muharam (2008:25)
Gambar 2.2 a) Akar napas pada tumbuhan bakau, b) Akar
gantung padapohon beringin, c) Akar tunjang
pada tumbuhan pandan
Beberapa jenis akar:
a) Akar napas pada tumbuhan bakau,
b) Akar gantung pada pohon beringin,
c) Akar tunjang pada tumbuhan pandan.
Peningkatan Kerja Keras..., Anis Muzdalifah, FKIP UMP, 2013
29
Sumber: Rositawaty dan Aris Muharam(2008:25)
Gambar 2.3 a) Akar Bawang, b)Akar Wortel, dan c)Akar
jagung memiliki bentuk akar yang berbeda.
Sumber: Rositawaty dan Aris Muharam (2008:25)
Gambar 2.4a) Akar ubi kayu digunakan sebagai tempat
cadangan makanan, b). Akar pohon bakau
berfungsi membantu penyerapan oksigen di
udara
Ada juga akar tumbuhan yang berfungsi membantu
penyerapan oksigen di udara, seperti pada tumbuhan
bakau.Berdasarkan bentuknya, terdapat dua jenis akar, yaitu
akar serabut dan akar tunggang. Perhatikan Gambar 2.5.
Akar serabut biasanya dimiliki oleh tumbuhan jenis
monokotil (biji berkeping tunggal). Misalnya, padi, jagung,
dan kelapa. Adapun akar tunggang biasanya dimilki oleh
tumbuhan jenis dikotil (biji berkeping dua). Misalnya,
mangga, jambu, jeruk, dan kacang-kacangan.
Peningkatan Kerja Keras..., Anis Muzdalifah, FKIP UMP, 2013
30
Sumber: Rositawaty dan Aris Muharam (2008: 25)
Gambar 2.5 a) Akar serabut, b) Akar tunggang
3) Fungsi akar
Kegunaan akar pada tumbuhan diantaranya:
a) Menguatkan
berdirinya
tumbuhan
pada
tempat
tumbuhnya.
b) Menyerap air dan garam-garam meniral dari dalam
tanah.
c) Menyimpan cadangan makanan.
Sumber: Sulistyanto dan Edi wiyono (2008: 27)
Gambar 2.6 Akar pada tanaman singkong berfungsi sebagai
tempat menyimpan makanan.
Batang
1) Bagian-bagian Batang
Batang memiliki buku dan ruas, pada setiap buku
melekat sehelai daun atau lebih. Adapun batang tumbuhan
berkayu tersusun dari jaringan primer yaitu:
Peningkatan Kerja Keras..., Anis Muzdalifah, FKIP UMP, 2013
31
a) Kulit luar, memiliki dinding luar sel-sel yang menebal
dan bermodifikasi menjadi rambut-rambut halus, duri,
dan lentisel.
b) Kulit pertama, terletak di sebelah dalam epidermis
tersusun
dari
jaringan
parenkim
dan
jaringan
penunjang. Jaringan penunjang terdiri dari jaringan
kolenkim yang mempunyai penebalan dinding sel di
sudut-sudutnya atau mengandung kloroplas.
c) Kulit dalam, merupakan batas antar korteks dan stele,
biasanya disebut florterma, mengandung amilum
sehingga disebut juga sarung tepung.
d) Silinder pusat, yang tersusun dari jaringa parenkim
yang membentuk emppulur batang. Terdapat lingkaran
kambium dalam berkas pembuluh. Diantara berkas
pembuluh terdapat kelanjutan parenkim empulur yang
tampak sebagai roda berjari-jari dan disebut jari-jari
empulur.
Batang dikotil
batang monokotil
Sumber: Sulistyanto dan Edi wiyono (2008: 29)
Gambar 2.7 (a) batang monokotil, (b) batang dikotil
Peningkatan Kerja Keras..., Anis Muzdalifah, FKIP UMP, 2013
32
2)
Jenis-jenis Batang dan Klasifikasinya
Berdasarkan struktur batangnya, tumbuhan ada yang
memiliki batang yang lunak seperti pohon kacang, jagung,
bayam. Ada juga tumbuhan yang berkayu misalnya pohon
jambu, mangga, pinus. Fungsi batang antara lain:
a) Penyokong tubuh tumbuhan.
b) Mengangkut makanan ke seluruh tubuh tumbuhan
c) Mengangkut air dan mineral dari akar ke da daun.
Bagian tumbuhan yang berada di atas tanah adalah
batang. Batang berfungsi sebagai tempat munculnya daun,
bunga, dan buah. Di samping itu, batang juga berfungsi
untuk mengedarkan mineral dan air yang diserap akar, serta
zat makanan hasil fotosintesis ke seluruh bagian tubuh.
Perhatikan Gambar 2.8. Gambar tersebut menunjukan
berbagai jenis batang tumbuhan yang memiliki bentuk
berbeda.
Sumber: Rositawaty dan Aris Muharam (2008: 25)
Gambar 2.8 a) batang bambu, b) batang beringin, dan c)
batang kaktus
Peningkatan Kerja Keras..., Anis Muzdalifah, FKIP UMP, 2013
33
Daun
1) Bagian-bagian daun
Daun dibedakan menjadi dua macam, yaitu daun
lengkap dan daun tidak lengkap. Daun dikatakan lengkap
jika terdiri atas tiga bagian, yaitu pelepah, tangkai, dan
helaian daun. Contoh tumbuhan yang memiliki daun
lengkap adalah pisang. Daun tanaman pisang terdiri atas
bagian pelepah, tangkai, dan helaian daun.
Daun tidak lengkap adalah daun yang hanya tersusun
atas 1-2 bagian saja. Contoh tumbuhan yang memiliki daun
tidak lengkap adalah mangga. Daun pohon mangga hanya
terdiri atas bagian tangkai dan helaian saja.
Sumber: Sulistyanto dan Edi Wiyono (2008:30)
Gambar 2.9 Bagian-bagian daun
2) Jenis-jenis Daun dan Klasifikasinya
Pada umumnya bagian daun yang paling kelihatan
adalah helai daun. Bentuk helai daun dipengaruhi oleh
susunan tulang daun. Berdasarkan bentuknya, tulang daun
Peningkatan Kerja Keras..., Anis Muzdalifah, FKIP UMP, 2013
34
terdiri dari tulang dan menyirip, tulang daun menjari, tulang
daun sejajar, dan tulang daun melengkung.
Berbagai jenis rerumputan memiliki daun dengan
tulang daun bentuk menjari. Seperti daun tebu, jagung dan
padi. Tulang daun melengkung dapat dijumpai pada daun
tumbuhan sirih dan genjer.
Berdasarkan jumlah helai daun, daun dikelompokkan
menjadi dua yaitu daun tunggal dan daun majemuk. Daun
tunggal adalah saun yang memiliki satu helai daun pada
setiap tangkainya, contohnya daun mangga. Daun majemuk
adalah daun yang memiliki beberapa helai daun pada setiap
tangkainya, contohnya daun putri malu.
Sumber: Sulistyanto dan Edi wiyono (2008: 32)
Gambar 2.10 daun tunggal dan daun majemuk
Bagian tumbuhan yang berfungsi sebagai tempat
berlangsungnya fotosintesis adalah daun. Daun banyak
mengandung zat warna hijau yang disebut klorofil. Daun
terdiri atas tangkai daun dan helaian daun. Di samping
bagian-bagian tersebut, ada beberapa jenis tumbuhan yang
mempunyai pelapah pada daunnya. Daun pun mempunyai
Peningkatan Kerja Keras..., Anis Muzdalifah, FKIP UMP, 2013
35
susunan tulang daun. Berdasarkan susunannya, tulang daun
ada yang menyirip, menjari, dan sejajar.
a) Tulang Daun Menyirip
Petiklah sehelai daun mangga dan daun jambu.
Amatilah bentuk tulang daun dari masing-masing daun
tersebut. Tulang daun pada kedua daun tersebut
berbentuk seperti sirip, lihat gambar 2.11. Tulang daun
tersusun rapi melai dari tangkai daun hingga ujung
helai daun. Oleh karena itu, bentuk tulang daun seperti
ini disebut bertulang daun menyirip.
Sumber: Rositawaty dan Aris Muharam (2008: 28)
Gambar 2.11 Daun bertulang menyirip
b) Tulang Daun Menjari
Perhatikan Gambar 2.12 Pada gambar tersebut
akan terlihat bahwa pada daun singkong terdapat lebih
dari satu tulang daun besar. Kemudian bentuk daunnya
pun berbentuk seperti jari. Daun pepaya dan daun jarak
memiliki bentuk tulang daun menjari seperti singkong.
Peningkatan Kerja Keras..., Anis Muzdalifah, FKIP UMP, 2013
36
Sumber: Rositawaty dan Aris Muharam (2008: 28)
Gambar 2.12 daun tulang menjari
c) Tulang Daun Sejajar
Daun jenis ini memilki tulang daun berbentuk
seperti garis-garis sejajar pada Gambar 2.13. Terlihat
bahwa tulang daun tersebut sejajar mulai dari pangkal
daun hingga ujung daun. Biasanya bentuk daunnya
panjang-panjang. Contohnya, jagung, tebu, padi, dan
alang-alang.
Sumber: Rositawaty dan Aris Muharam (2008: 28)
Gambar 2.13 daun bertulang sejajar
3) Fungsi Daun
Daun berfungsi:
a.
Untuk fotosintesis
b.
Penguapan air
c.
Pengeluaran air berupa tetesan air
Peningkatan Kerja Keras..., Anis Muzdalifah, FKIP UMP, 2013
37
d.
Pertukaran
oksigen
dan
karbon
dioksida
(alat
pernapasan pada tumbuhan)
Bunga
1) Bagian-bagian bunga
Bunga merupakan bagian tumbuhan yang berfungsi
sebagai alat perkembangbiakan. Amatilah bagian-bagian
yang ada dalam bunga, yaitu tangkai bunga, kelopak bunga,
mahkota bunga, benang sari, dan putik. Amati Gambar 2.14
agar lebih memahami penjelasan berikut.
a.
Tangkai Bunga
Tangkai bunga merupakan bagian yang berada pada
bagian bawah bunga. Tangkai ini berperan sebagai
penopang bunga dan sebagai penyambung antara bunga
dan batang atau ranting.
b.
Kelopak Bunga
Kelopak bunga merupakan bagian yang melindungi
mahkota bunga ketika masih kuncup. Biasanya, bentuk
dan warnanya menyerupai daun.
c.
Mahkota Bunga
Mahkota bunga umumnya memilki warna bermacammacam sehingga disebut perhiasan bunga. Perhatikan
Gambar 2.14 Warna yang menarik itu berguna untuk
memikat kupu-kupu atau serangga lainnya agar hinggap
Peningkatan Kerja Keras..., Anis Muzdalifah, FKIP UMP, 2013
38
pada bunga. Serangga tersebut dapat membantu dalam
proses penyerbukan.
Sumber: Rositawaty dan Aris Muharam (2008: 30)
Gambar 2.14 bagian-bagian bunga
d.
Putik
Putik
terdapat
di
bagian
tengah-tengah
bunga.
Biasanya, putik dikelilingi oleh benang sari. Perhatikan
Gambar 2.15. Putik berfungsi sebagai alat kelamin
betina. Putik terdiri atas kepala putuk dan tangkai putik.
Pada bagian dasar tangkai putik terdapat bagian yang
kelak akan menjadi buah dan biji. Apabila serbuk sari
berhasil menempel pada bagian kepala putik maka
terjadi
proses
merupakan
penyerbukan.
awal
dari
Proses
penyerbukan
perkembangbiakan
pada
tumbuhan.
Peningkatan Kerja Keras..., Anis Muzdalifah, FKIP UMP, 2013
39
Sumber: Rositawaty dan Aris Muharam (2008:30)
Gambar 2.15 a) Bunga lili, b) Bunga mawar, dan c)
Bunga
matahari
memilki
mahkota
dengan warna dan bentuk berbeda-beda.
e.
Benang Sari
Benang sari terdapat pada bagian tengah bunga yang
berdekatan dengan mahkota bunga. Perhatikan Gambar
2.16. Benang sari berfungsi sebagai alat kelamin jantan.
Benang sari terdiri atas tangkai sari dan kepala sari.
Pada kepala sari ini dihasilkan serbuk sari. Serbuk sari
bersifat ringan dan mudah terbang tertiup angin. Selain
itu, serbuk sari dapat menempel pada kaki, kepala, dan
tubuh kupu0kupu atau serangga yang hinggap.
Sumber: Rositawaty dan Aris Muharam (2008: 31)
Gambar 2.16 a) Putik, b) Benang Sari
Peningkatan Kerja Keras..., Anis Muzdalifah, FKIP UMP, 2013
40
2) Jenis-jenis Bunga dan klasifikasinya
Berdasarkan jenisnya, bunga dikelompokkan menjadi
dua yaitu bunga lengkap dan bunga tidak lengkap. Apabila
bunga memiliki kelopak bunga, mahkota bunga, putik, dan
benang sari maka disebut bunga lengkap. Sebaliknya, jika
bunga tidak memiliki salah satu bagian tersebut maka
merupakan bunga yang tidak lengkap.
Berdasarkan
benang
sari
dan
putik,
bunga
dikelompokkan menjadi dua, yaitu bunga sempurna dan
tidak sempurna. Bunga sempurna merupakan bunga yang
memiliki benang sari dan putik. Apabila hanya memiliki
salah satu di antaranya, maka termasuk bunga tidak
sempurna. Fungsi bunga yaitu berperan sebagai tempat
berlangsungnya perkembangbiakan. Peristiwa penyerbukan,
yaitu jatuhnya serbuk sari ke atas kepala putik merupakan
awal terjadinya perkembangbiakan pada tumbuhan.
5. Metode Discovery Strategy/strategi penemuan
1.
Pengertian Discovery Strategy/strategi penemuan
Illahi (2012: 29) berpendapat bahwa discovery strategy/strategi
penemuan merupakan salah satu metode yang memungkinkan para
anak didik terlibat langsung dalam kegiatan belajar-mengajar,
sehingga mampu menggunakan proses mentalnya untuk menemukan
suatu konsep atau teori yang sedang dipelajari. Dengan kata lain,
Peningkatan Kerja Keras..., Anis Muzdalifah, FKIP UMP, 2013
41
landasan pemikiran yang mendasari pendekatan belajar-mengajar ini
bisa lebih mudah dihafal dan diingat, serta mudah ditransformasikan
dalam menghadapi kompleksitas kehidupan yang sangat pelik.
Apalagi, bila dihadapkan pada potret buram pendidikan kita yang
kian hari mengalami kebimbangan dalam menelisik persoalan utama
pendidikan kita. Terlebih lagi, bila kita berhadapan dengan
komersialisasi dan kapitalisasi pendidikan yang menerobos sistem
pendidikan kita saat ini.
Dengan keterlibatan langsung, para anak didik diharapkan
memiliki kesadaran pribadi untuk gigih menjalankan fungsi
pendidikan sesuai realitas di lapangan dan mampu diterapkan di
tengah-tengah lingkungan mereka tinggal, terutama lingkungan
sekolah. Kesadaran pribadi tersebut dapat diperoleh melalui
pengalaman langsung dalam kegiatan belajar-mengajar, dengan
mengacu pada tingkat intensitas pemahaman yang muncul dalam
memori otak mereka. Dalam konteks ini, pengalaman langsung
dalam penerapan metode pembelajaran menjadi faktor yang cukup
dominan dalam rangka memberikan sumbangan pemikiran bagi
kelancaran didalam kelas.
Pengembangan
discovery
strategy/strategi
penemuan
memerlukan percobaan-percobaan yang memungkinkan anak didik
merasa senang dengan nuansa pembelajaran yang dianggap menarik
dan memberikan daya pikat yang cukup mengesankan. Dengan kata
Peningkatan Kerja Keras..., Anis Muzdalifah, FKIP UMP, 2013
42
lain, discovery strategy/strategi penemuan menekankan pada upaya
pendidik untuk memberikan pengalaman belajar tentang efektivitas
model pembelajaran, sehingga pembelajaran yang kreatif dan
inovatif menjadi modal serta bekal untuk mendapatkan pengalaman
secara optimal, sesuai dengan strategy pembelajaran yang diterapkan
dan dianggap relevan dalam mendukung dunia kerja.
2.
Kelebihan-Kelebihan Discovery Strategy/Strategi Penemuan
Keunggulan
pembelajaran
discovery
strategy/strategi
penemuan bagi kalangan anak didik tidak hanya terletak pada
keterampilan dalam meneliti dan mencari pemecahan permasalahan.
Lebih dari itu, anak didik didorong untuk mampu mengolah dan
menggali informasi, serta mendapatkan data-data konkret mengenai
suatu hal yang berkaitan dengan strategy pembelajaran.
Ketika para anak didik mampu mengolah dan menggali
informasi, serta mendapatkan data-data yang dianggap penting, maka
secara tidak langsung mereka akan menemukan sesuatu yang baru.
Pada saat itulah, akan lahir suatu kreativitas atau keterampilan
profesional dalam menghadapi realitas kehidupan yang menawarkan
berbagai macam perubahan. Tidak berlebihan bila kemampuan
menemukan sesuatu yang baru pada akhirnya akan berimplikasi pada
pengembangan diri (self development) mereka, yang secara faktual
memberikan latihan (training) dan pengembangan (development)
yang intensif dan terarah.
Peningkatan Kerja Keras..., Anis Muzdalifah, FKIP UMP, 2013
43
Berikut beberapa kelebihan belajar mengajar dengan discovery
strategy/strategi penemuan, yaitu:
a.
Dalam
penyampaian
bahan
discovery
strategy/strategi
penemuan, digunakan kegiatan dan pengalaman langsung.
Kegiatan dan pengalaman tersebut akan lebih menarik perhatian
anak didik dan memungkinkan pembentukan konsep-konsep
abstrak yang mempunyai makna.
b.
Dicovery
strategy/strategi
penemuan
lebih
realitis
dan
mempunyai makna. Sebab, para anak didik dapat bekerja
langsung dengan contoh-contoh nyata. Mereka langsung
menerapkan berbagai bahan uji coba yang diberikan guru,
sehingga mereka dapat bekerja sesuai dengan kemampuan
intelektual yang dimiliki.
c.
Discovery strategy/strategi penemuan merupakan suatu model
pemecahan masalah. Para anak didik langsung menerapkan
prinsip dan langkah awal dalam pemecahan masalah. Melalui
strategy ini, mereka mempunyai peluang untuk belajar lebih
intens dalam memecahkan masalah, sehingga dapat berguna
dalam menghadapi kehidupan di kemudian hari. Discovery
strategy/strategi
penemuan
yang
menitikberatkan
pada
kemampuan memecahkan suatu persoalan sangat relevan
dengan perkembangan masa kini, dimana kita dituntut untuk
berpikir solutif mengenai suatu persoalan yang terjadi di tengah-
Peningkatan Kerja Keras..., Anis Muzdalifah, FKIP UMP, 2013
44
tengah masyarakat. Itulah sebabnya, discovery strategy/strategi
penemuan perlu diaktualisasikan dalam kehidupan nyata,
sehingga memungkinkan anak didik untuk menjawab persoalan
kehidupan yang lebih kompleks.
d.
Dengan sejumlah transfer secara langsung, maka kegiatan
discovery strategy/strategi penemuan akan lebih mudah diserap
oleh anak didik dalam memahami kondisi tertentu yang
berkenaan dengan aktivitas pembelajaran.
e.
Discovery strategy/strategi penemuan banyak memberikan
kesempatan bagi para anak didik untuk terlibat langsung dalam
kegiatan
belajar.
Kegiatan
demikian
akan
banyak
membangkitkan motivasi belajar, karena disesuaikan dengan
minat dan kebutuhan mereka sendiri.
3. Langkah-langkah Discovery Strategy/strategi penemuan
Mengacu dari pendapat Mohamad Takdir Illahi tentang
discovery
strategy
maka
peneliti
membuat
langkah-langkah
discoyery strategi antara lain:
a.
Guru menyampaikan apersepsi
Guru memberikan apersepsi diawal pembelajaran kepada siswa
tentang materi yang akan diajarkan dengan tujuan agar
pembelajaran lebih kondusif dan siswa lebih siap untuk
menerima materi tersebut.
Peningkatan Kerja Keras..., Anis Muzdalifah, FKIP UMP, 2013
45
b. Guru menggali permasalan dari siswa
Untuk
dapat
memahami
pembelajaran
discovery
strategy/strategi penemuan, guru harus menggali permasalahan
atau kesulitan apa saja yang dialami siswa saat pembelajaran
berlangsung.
c. Siswa menemukan masalah
Setelah guru menggali permasalahan yang dialami siswa maka
guru memberikan suatu permasalah pada materi yang diajarkan
yang nantinya siswa dituntut untuk memecahkan permasalahan
tersebut.
d.
Pembagian kelompok belajar
Siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok yang bertujuan agar
dalam kelompok tersebut terjadi diskusi, berbagai macam
pendapat, informasi dan pemecahan masalah sehingga akan
menghasilkan berbagai pengalaman dan ketrampilan yang
bemacam-macam.
e. Pemecahan masalah yang dilakukan siswa
Berkerja
kelompok
untuk
memecahkan
permasalahan
diperlukan berbagai macam cara dan ketrampilan sehingga
siswa akan mendapatkan berbagai pemecahan masalah dan
pengetahuan yang didapat dari hasil diskusi.
Peningkatan Kerja Keras..., Anis Muzdalifah, FKIP UMP, 2013
46
f. Guru Memberi Kesempatan Anak Didik untuk Mengumpulkan
Data
Kesempatan mereka untuk mengumpulkan data akan semakin
mempermudah
pemahaman
pembelajaran
discovery
strategy/strategi penemuan, karena secara faktual mereka akan
memperoleh pengetahuan baru.
B. Penelitian Yang Relevan
Metode penemuan terbimbing sudah banyak diteliti, namun penulis
ingin mengadakan sebuah penelitian lagi menggunakan metode discovery
strategy untuk meningkatkan kerja keras dan prestasi belajar IPA kelas IV
sekolah dasar materi bagian tubuh tumbuhan. Berdasarkan penelitian Devi
Aprlina Neti dengan judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Materi
Sifat, Wujud Dan Kegunaan Benda Melalui Metode Penemuan Terbimbing
Siswa Selas IV SD Negeri 1 BROBOT Tahun Pelajaran 2010/2012”, dapat
disimpulkan bahwa :
1. Metode Penemuan Terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar IPA
Materi Sifat, Wujud Dan Kegunaan Benda Siswa Kelas IV SD Negeri 1
Brobot pada ranah kognitif. Hasil belajar ranah kognitif mengalami
peningkatan dari presentase siklus I menghasilkan rata-rata 73,5 dengan
ketuntasan belajar 72,5%, sedangkan pada siklus II menghasilkan ratarata 78,95 dengan ketuntasan belajar 87,55%.
2. Metode Penemuan Terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar IPA
Materi Sifat, Wujud Dan Kegunaan Benda Siswa Kelas IV SD Negeri 1
Peningkatan Kerja Keras..., Anis Muzdalifah, FKIP UMP, 2013
47
Brobot pada ranah afektif. Hasil belajar ranah afektif mengalami
peningkatan dari presentase siklus I menghasilkan ketuntasan belajar
87,5%, sedangkan pada siklus II menghasilkan rata-rata 86,30%.
3. Metode Penemuan Terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar IPA
Materi Sifat, Wujud Dan Kegunaan Benda Siswa Kelas IV SD Negeri 1
Brobot pada ranah psikomotorik. Hasil belajar ranah psikomotorik
mengalami peningkatan dari presentase siklus I menghasilkan ketuntasan
belajar 72,13%, sedangkan pada siklus II menghasilkan rata-rata 87,06%.
C. Kerangka Berpikir
Kerja keras dan prestasi belajar di SD Negeri 08 Bantarbolang masih
tergolong rendah. Agar kerja keras dan prestasi belajar dapat meningkat,
diperlukan suatu pembelajaran yang dapat mengikut sertakan peran aktif
siswa, menciptakan suasana yang menyenangkan, dan memberikan
pengalaman umum kepada siswa sehingga mempermudah dalam memahami
materi. Metode discovery strategy merupakan suatu metode pembelajaran
yang digunakan sebagai pedoman dalam merancang dan melaksanakan
pembelajaran IPA di kelas. Metode discovery strategy diharapkan dapat
meningkatkan kerja keras dan prestasi belajar IPA. Untuk lebih jelasnya
perhatikanlah bagan kerangka berpikir dari penelitian ini sebagai berikut:
Peningkatan Kerja Keras..., Anis Muzdalifah, FKIP UMP, 2013
48
Kerja keras dan prestasi
belajar siswa rendah
KONDISI
AWAL
Guru
menggunakan
metode
Discovery
strategy
TINDAKAN
Siklus I
Siswa melakukan
metode Discovery
Sttrategy
Siklus II
Prestasi belajar
siswa
meningkat
Kerja keras
siswa
meningkat
Siswa
melaksanakan
metode
Discovery
Strategy
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Penelitian
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori dan hasil penelitian yang relevan dapat
dirumuskan hipotesis tindakan sebagi berikut :
Metode Discovery Strategi/strategi penemuan dapat meningkatkan
kerja keras dan Prestasi Belajar IPA pada pokok bahasan bagian tubuh
tumbuhan siswa kelas IV SD Negeri 08 Bantarbolang, Kabupaten Pemalang
Tahun Pelajaran 2012-2013.
Peningkatan Kerja Keras..., Anis Muzdalifah, FKIP UMP, 2013
Download