METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Juli sampai bulan Desember 2010 di Bagian Bedah dan Radiologi, Departemen Klinik, Reproduksi dan Patologi, Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor dan Klinik Hewan My Vets, Jalan Kemang Selatan 8 nomor 7 A, Jakarta Selatan. Bahan dan Alat Hewan coba yang digunakan dalam penelitian adalah 5 ekor anjing kampung betina berumur 10 ± 2 bulan dengan berat badan 10 ± 2,5 kg. Bahan dan alat yang digunakan adalah obat bius xylazine-ketamine dan zolazepam-tiletamine, termometer, tensimeter, stetoskop, alat cukur rambut, alat EKG, alat USG dengan fasilitas tambahan monitoring EKG, dan transduser atau probe dengan frekuensi 3.7-5 MHz tipe convex. Metode Penelitian Pemeriksaan Klinis dan Tekanan Darah Pemeriksaan dilakukan terhadap semua anjing yang diawali dengan pemeriksaan klinis meliputi pemeriksaan temperatur dengan mengukur temperatur rektal menggunakan termometer digital, menghitung pulsus melalui vena femoralis, menghitung respirasi dengan mengamati gerakan pernafasan dari dada. Masing-masing pengamatan dilakukan pengulangan sebanyak tiga kali. Kemudian dilakukan pemeriksaan tekanan darah dan elektrokardiografi. Pada waktu melakukan pemeriksaan tekanan darah dan elektrokardiografi hewan dalam keadaan sadar dan tenang. Pemeriksaan tekanan darah dilakukan dengan melilitkan cuff pada kaki depan di atas atau di bawah siku (Gambar 15) , kemudian pompa ditekan hingga jarum pada tensimeter mencapai angka 240 lalu pompa dilepas, biarkan jarum pada tensimeter turun keposisi angka 0, perhatikan ada tiga lampu menyala pada tensimeter, lampu pertama pada posisi kanan menunjukkan tekanan sistol, lampu ditengah yang berkedip menunjukkan 31 Mean Arterial Pressure (MAP) dan lampu ketiga pada posisi kiri menunjukkan tekanan diastol (Gambar 16). Gambar 15. Posisi pemasangan cuff pada kaki depan (sumber: Egner et al. 2007) Gambar 16. Tensimeter (sumber: Egner et al. 2007) Pemeriksaan Elektrokardiografi Pemeriksaan elektrokardiografi dilakukan pada hewan dalam keadaan sadar dan tenang. Pertama-tama dilakukan pencukuran rambut pada kaki depan kiri dan kanan di daerah siku dan kedua kaki belakang di daerah lutut untuk meletakkan lead. Hewan ditidurkan di atas meja yang dialasi oleh handuk dengan posisi left lateral recumbancy, kemudian dilakukan pemasangan lead pada keempat kaki dengan menggunakan gel EKG. Kabel merah dipasangkan pada kaki depan kanan, kabel kuning pada kaki depan kiri, kabel hijau pada kaki belakang kiri dan kabel hitam pada kaki belakang kanan (Gambar 17). Setelah keempat lead terpasang dengan benar dan hewan sudah dalam keadaan tenang perekaman EKG baru dapat dimulai. Setelah dilakuka perekaman, hasilnya (elektrokardiogram) dievaluasi secara kualitatif dengan memperhatikan parameter ritme jantung yang teratur, frekuensi jantung berkisar 110 -140 kali per menit (Tilley dan Smith 1997), adanya gelombang P yang diikuti oleh kompleks QRS (O′Grady dan O′Sullivan 2010). 32 Gambar 17. Posisi berbaring hewan left lateral recumbancy dan posisi pemasangan lead (Data pribadi) Gambar 18. Alat elektrokardiografi (Data pribadi) Pemeriksaan Awal Ekhokardiografi Pemeriksaan nilai awal ekhokardiografi (USG jantung) dilanjutkan setelah hasil pemeriksaan klinis, tekanan darah dan rekaman listrik jantung berada dalam kisaran normal. Pemeriksaan diawali dengan pencukuran rambut di daerah dada sebelah kanan untuk peletakkan transduser. Pada pemeriksaan ekhokardiografi hewan dalam keadaan sadar ditidurkan di atas tempat berbaring khusus dengan posisi right lateral recumbancy dan posisi transduser right parasternal (RPS) short axis view (Gambar 19). Untuk membantu pengamatan ekhokardiografi M-mode, diperlukan juga tampilan elektrokardiografi secara bersamaan pada layar monitor. Transduser diposisikan setelah detak jantung terpalpasi antara intercostae 4-6 dan 33 antara sternum dan costo - condral junction. Posisi transduser short-axis view dilakukan untuk mendapatkan pencitraan B-mode dan M-mode untuk pengukuran HR, LVIDd, LVIDs, LVWd, LVWs, IVSd, IVSs, ET, FS, CO, dan SV. Heart Rate (frekuensi jantung) dihitung dengan cara mengukur antara dua gelombang R pada tampilan elektrokardiografi pada layar monitor (Gambar 21). IVSd dihitung dengan mengukur jarak interventrikular septa pada saat end diastole sedangkan IVSs dihitung dengan cara mengukur jarak interventrikular septa saat end sistole (Gambar 21) Menghitung LVIDd dengan cara mengukur jarak LVID pada saat end diastole dan LVIDs dengan mengukur jarak LVID pada saat end sistole (Gambar. 21). LVWd dihitung dengan mengukur jarak LVW pada saat end diastole dan LVWs dihitung dengan mengukur jarak LVW pada saat end sistole (Gambar 21). Pengamatan kesebelas parameter di atas dilakukan tiga kali pengulangan dan data tersimpan di komputer mesin USG (Gambar 20). Hewan dikatakan sehat jika kesebelas parameter berada dalam kisaran normal (Tabel 3). Pembiusan dan Pemeriksaan Ekhokardiografi Setelah dinyatakan sehat secara umum dan sehat jantung, kemudian hewan diberi perlakuan penyuntikkan kombinasi obat bius xylazine dengan dosis 2,2 mg/kg bb dan ketamine dengan dosis 11 mg/kg bb secara intra muscular dan dilakukan pengamatan ekhokardiografi M-mode dengan dibantu tampilan elektrokardiografi secara bersamaan pada layar monitor. Pengukuran parameter HR, IVSd, IVSs, LVIDd, LVIDs, LVWd, LVWs, CO, ET, dan FS dilakukan setiap 10 menit sampai pengamatan 60 menit, dan setiap pengamatan dilakukan tiga kali pengulangan penghitungan dan data tersimpan pada komputer USG. Anjing diistirahatkan selama satu minggu untuk menghilangkan efek dari pemberian kombinasi obat bius xylazine-ketamine. Minggu berikutnya anjing yang sama diberi perlakuan penyuntikkan kombinasi obat bius zolazepam-tiletamine dengan dosis 25 mg/kg bb secara intra muscular dan dilakukan pengamatan dan pengukuran 34 parameter ekhokardiografi yang sama dengan perlakuan sebelumnya. Semua perlakuan ini dilakukan pada kelima ekor anjing. Metode kerja dapat dilihat pada tabel 4, sedangkan protokol jadwal penelitian dapat dilihat pada tabel 5. Tabel 3. Nilai normal parameter ekhokardiografi M- mode anjing No Parameter Referensi 1 HR (x/mnt) 2 IVSd (cm) 3 IVSs (cm) 4 LVIDd (cm) 5 LVIDs (cm) 6 LVWd (cm) 7 LVWs (mm) 8 ET (detik) 9 FS (%) 10 SV (ml) 11 CO (liter) * Sumber referensi: Crippa et al. 1992 98 (74 - 122)* 0.67 (0.45 - 0.89)* 0.96 (0.66 - 1.26)* 2,63 (1,95 - 3,31)* 1,57 (0.89 - 2.25)* 0.82 (0.44 - 1.20)* 1.14 (0.76 - 1.52)* 0.40 (0.22 - 0.58)* Keterangan : HR : Heart Rate IVSd : Interventricular septal thickness at end-diastole IVSs : Interventricular septal thickness at end-systole LVIDd : Left ventricular inter dimension at end-diastole LVIDs : Left ventricular inter dimension at end-systole LVWd : Left ventricular posterior wall thickness at end-diastole LVWs : Left ventricular posterior wall thickness at end-systole ET : Ejection Time FS : Fractional Shortening SV : Stroke Volume CO : Cardiac Output Satuan pada refensi HR kali/menit ,IVSd,IVSs,LVIDd,LVIDs,LVWd,LVWs cm, ET detik, SV ml, CO liter . 35 Tabel 4. Metode Kerja Kegiatan Alat Parameter Pemerikasaan Klinis Termometer digital Stetoskop Stetoskop - Suhu - Frekuensi nafas - Frekuensi nadi Tekanan Darah Tensimeter - Sistol Diastol MAP Ritme jantung Frekuensi .jantung Gelombang.P Komplek QRS GelombangT - HR IVSd IVSs LVIDd LVIDs LVWd LVWs ET FS SV CO Kelistrikan Jantung USG jantung EKG USG Σ Pengamatan 3 kali 3 kali 3 kali 3 kali . Tabel 5. Protokol Jadwal Penelitian Hewan coba 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 0 Minggu ke1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 A1 A2 A3 A4 A5 Keterangan: A1: Anjing 1, A2: Anjing2, A3: Anjing 3, A4: Anjing4, A5: Anjing5 Minggu ke-1, 5, 9, 13 dan ke- 17: observasi hewan Minggu ke-2, 6,10, 14 dan ke- 18: pemeriksaan klinis (suhu tubuh, frekuensi nadi,frekuensi nafas), berat badan dan pemeriksaan darah Minggu ke-3, 7,11, 15 dan ke-19: pemeriksaan klinis, berat badan, tekanan darah, EKG, USG (data normal), kemudian diberi perlakuan Xylazine-Ketamine Minggu ke-4, 8, 12, 16 dan ke-20: pemeriksaan klinis, berat badan, tekanan darah, EKG, USG, kemudian diberi perlakuan zolazepam-tiletamine Minggu ke-21 s/d ke-24: pengolahan data 36 Gambar 19. Posisi tidur hewan right lateral recumbancy dan posisi transduser right parasternal short axis view (Data pribadi). Gambar 20. Alat Ultrasonografi (Data pribadi). a b c ET R----------HR--------R Gambar 21. Cara menghitung parameter pada ekhokardiografi M-mode (Data pribadi). Keterangan : a= interventricular septa, b = left ventricularinternal dimention, c = left ventricular posterior wall, HR = Heart Rate, ET = Ejection Time, R = puncak gelombang R 37 Analisa Data Data dianalisa secara statistik dengan menggunakan analisa statistik Rancangan Acak Lengkap Real in Time yang dilanjutkan dengan Uji Duncan. 38