PENDAHULUAN Latar Belakang Anjing merupakan jenis hewan kesayangan yang digemari dan dipelihara karena lucu dan pandai. Anjing juga sebagai hewan penjaga rumah, berburu, bahkan di kepolisian digunakan sebagai anjing pelacak. Dari sekian banyak ras anjing, masyarakat banyak memelihara anjing kampung (Canis lupus familiaris). Anjing mempunyai pesona tersendiri karena lucu dan cerdik serta mempunyai arti penting dalam hal penelitian, maka kesehatan hewan menjadi perhatian pemilik anjing dan dokter hewan. Populasi anjing kampung (Canis lupus familiaris) banyak dan mudah didapat, serta memiliki daya adaptasi yang baik dengan kemampuan reproduksi yang cukup tinggi. Berbagai penyakit dapat menyerang anjing, ada penyakit yang harus ditangani dengan tindakan bedah ataupun tindakan bedah yang bersifat pengendalian reproduksi seperti ovariohisterektomi dan kastrasi (Trisoli dan Gouletsou 2011). Untuk melakukan tindakan pembedahan, hewan harus dianastesi terlebih dahulu. Banyak jenis obat bius yang dapat digunakan namun mempunyai berbagai mempengaruhi efek samping. Efek dari obat bius dapat otak, otot, sistem respirasi dan sistem kardiovaskular. Jantung merupakan salah satu organ tubuh yang paling terpengaruh oleh pemberian anastetikum (Narbutas dan Lekas 2002). Fungsi jantung terutama ventrikel kiri memompakan darah keseluruh tubuh untuk memasok oksigen dan zat nutrisi ke jaringan tubuh (Egner, Carr dan Brown 2007) sehingga jika jantung terpengaruh karena pemberian obat bius maka akan mempengaruhi jaringan tubuh yang lain. Dengan mengetahui efek obat bius terhadap jantung akan lebih mudah memilih obat bius yang cocok untuk individu anjing. Selain organ jantung organ paru juga akan terpengaruh karena pemberian obat bius ini. Obat bius yang sering dipergunakan dalam dunia kedokteran hewan adalah kombinasi obat bius xylazine-ketamine dan zolazepam-tiletamine (Charmin dan Jianguo 2010, Pertiwi 2004). Selain 1 alasan tersebut pemilihan kombinasi obat bius xylazine-ketamine zolazepam-tiletamine dan dalam penelitian ini karena kombinasi obat bius xylazine-ketamine dan zolazepam-tiletamine sering digunakan di tempat praktek dokter hewan untuk membius kucing dan anjing, aplikasinya mudah, murah dan merupakan sediaan short acting anestesi. Dalam kedokteran hewan teknik ultrasonografi sudah banyak digunakan untuk diagnosa kebuntingan, melihat kelainan jaringan pada organ tubuh seperti hati, ginjal, limpa, dan lain-lain. Ultasonografi jantung atau ekhokardiografi merupakan salah satu teknik non invasif yang digunakan untuk mendiagnosa penyakit pada jantung seperti kebocoran katup jantung, kelainan pada otot jantung seperti hipertrofi otot jantung maupun dilatasi dari lumen ventrikel jantung (Nakatani dan Beppu 1992). Walaupun penelitian terhadap jantung dengan menggunakan teknik ekhokardiografi M-mode sudah banyak dilakukan (Kitahata et a.l 1999), pengamatan dinamika jantung dengan kombinasi obat bius belum dilakukan. Berdasarkan latar belakang tersebut di atas peneliti tertarik untuk mengetahui pengaruh obat bius terhadap profil atau dinamika jantung melalui teknik ekhokardiografi M-mode pada anjing lokal (Canis lupus familiaris). Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian kombinasi obat bius xylazine-ketamine dan zolazepam-tiletamine terhadap profil atau dinamika jantung melalui teknik pengamatan ekhokardiografi M-mode pada anjing kampung (Canis lupus familiaris). Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai pengaruh pemberian kombinasi obat bius xylazine-ketamine dan zolazepamtiletamine terhadap profil atau dinamika jantung serta pemilihan kombinasi obat bius yang tepat dalam melakukan tindakan pembiusan selama operasi terutama pada pasien yang mengalami kelainan jantung. 2 Hipotesa 1. Ada perbedaan dinamika jantung disebabkan oleh pemberian kombinasi obat bius xylazine-ketamine dan zolazepam-tiletamine. 2. Tidak ada perbedaan dinamika jantung disebabkan oleh pemberian kombinasi obat bius xylazine-ketamine dan zolazepam-tiletamine. 3