pembunuhan anak

advertisement
PEMBUNUHAN ANAK
(INFANTICIDE)
Bagian Ilmu Kedokteran Forensik
Fakultas Kedokteran UNAIR Surabaya
PENDAHULUAN
 Kasus pembunuhan terhadap bayi yg baru lahir telah
dikenal sejak dahulu dan terjadi dimana saja. Fir’aun di
zamannya telah memerintahkan membunuh setiap bayi
laki2 yg lahir, krn takut munculnya seorang raja baru.
 Pada zaman dahulu di Jasirah arab lazimnya terjadi setiap
bayi perempuan yg dianggap membawa sial bagi
keluarganya.
 Masih banyak lagi alasan lain yg mendorong seseorang
sampai hati merampas nyawa seorang bayi yg baru
dilahirkan.
Batasan & Pengertian Pembunuhan Anak
 PEMBUNUHAN ANAK
Pembunuhan yg dilakukan oleh seorang (1)ibu
terhadap (2)anak kandungnya pada (3)saat lahir
atau (4) tdk lama kemudian (5)krn takut ketahuan
telahmelahirkan anak.
 Dengan demikian, persyaratan yg hrs dipenuhi dlm kasus pembunuhan
anak :
- Pelaku : ibu kandung
- Korban : Anak kandung
- Alasan : Takut ketahuan telah melahirkan anak
- Waktu : Pada waktu melahirkan atau beberapa saat setelah melahirkan
 LAHIR HIDUP :
Ialah bila setelah bayi terpisah lengkap/sama sekali
dari si ibu, menunjukkan tanda-tanda kehidupan
seperti jantung yg aktif, pernapasan, pergerakan
anggota tubuh, menangis dsb
 LAHIR MATI :
Ialah keadaan bila setelah bayi terpisah lengkap/sama sekali dari
si ibu tidak bernafas ataupun tidak menunjukkan tanda2
kehidupan lain.
Tanda-tanda kehidupan
1.Pernah bernafas
- Paru mengembang.
- Udara dlm lambung atau usus
2. Menangis /menangis lemah
3. Pergerakan otot
4. Sirkulasi darah & denyut jantung serta perubahan Hb.
5. Isi usus (bisanya meconium)
6. Keadaan tali pusat basih menempel ke bayi.
PERNAPASAN
 Pernapasan spontan terjadi akibat rangsangan atmosfer &
adanya gangguan sirculasi placenta, dan ini menimbulkan
perubahan penting yg permanen pada paru.
 Pernapasan dpt terjadi dlm vagina (vagitus vaginae) atau
bernafas dlm uterus (vagitus uterinus).
 Berat jenis paru sebelum pernapasan 1,04 – 1,05. Karena itu
tenggelam dlm air. Paru akan mengapung bila berta jenisnya
kurang dari 1,00 dan hal ini dpt terjadi akibat pernafasan
artificial inflation atau pembusukan. Untuk membedakannya
dilakukan test hydrostatik (DOCIMASIA HYDROSTATIKA
PULMONUM)
Percobaan Apung Paru
 Sebaiknya paru belum membusuk(syarat)
 Paru-paru bersama dgn jantung & thymus diambil sbg kesatuan kemudian




diapungkan ke dlm air.
Bila masih mengapung maka paru kanan & kiri dipisahkan kemudian masing2
diapungkan juga.
Bila masih mengapung maka diambil dari masing2 lobus dari diapungkan ke
dlm air.
Bila masih mengapung maka diambil lagi bagian kecil yg masih mengandung
beberapa alveoli kemudian ditaruh diantara 2 kasa & dilakukan penekanan
terhadapnya dgn beban berat tubuh pemeriksa & diapungkan lagi.
Bila hal ini masih mengapung berarti test apung paru positif. Berarti bayi lahir
pernah bernafas, krn masih ada udara residu dlm alveoli akibat pernafasan.
Paru belum bernafas
Paru sudah bernafas
1
Volume kecil, kolaps, menempel vertebrata,
konsistensi padat, tdk ada krepitasi
Volume 4-6x lebih besar,
sebagian menutupi jantung,
konsistensi spt karet busa
(ada krepitasi).
2
Tepi paru tajam
Tepi paru tumpul
3
Warna homogen, merah kebiruan/ungu
Warna merah muda
4
Kalau diperas dibawah permukaan air tdk keluar
gelembung gas, atau bila sudah ada pembusukan
gelembungnya besar, tak rata
Gelembung gas yang keluar
halus & rata ukurannya
5
Tdk tampak alveoli yg berkembang (air sac) pd
permukaan.
Tampak air sac, kadang2
terpisah sendiri2
6
Kalau diperas hanya keluar darah sedikit & tdk
berbuih (kecuali .bila sudah ada pembusukan)
Bila diperas keluar byk darah
berbuih walaupun belum ada
pembusukan (volume drh 2x
volume sblm nafas)
7
Berat paru +/- 1/70 bb
Berat paru 1/35 bb
8
Seluruh bagian paru tenggelam dlm air
Bagian2 paru yg mengembang
terapung dlm air
Penilaian terhadap percobaan apung paru
Bila percobaan apung positif : sudah pernah bernafas.
2. Bila percobaan apung negatif :
- Belum pernah bernafas
- Pernafasan lemah & udara diresorbsi kembali.
- Atelectase
- Pneumonia
1.
MENANGIS
 Bernafas dapat terjadi tanpa menangis, tetapi menangis
tdk dpt terjadi tanpa bernafas.
 Suara tangis yg terdengar belum berarti bayi tsb lahir
hidup krn tangisan dpt terjadi dlm uterus atau dlm
vagina.
 Yang merangsang bayi menangis dlm uterus adalah :
- Masuknya udara dlm uterus.
- Kadar oksigen dlm drh menurun & atau
kadar CO2 dlm darah meningkat.
PERGERAKAN OTOT
 Keadaan ini harus disaksikan oleh saksi mata, karena post
mortem tidak dapat dibuktikan.
 Kaku jenasah dapat terjadi pada bayi yang lahir hidup
kemudian mati maupun yang lahir mati.
PEREDARAN DARAH, DENYUT JANTUNG &
PERUBAHAN PADA HEMOGLOBIN
Meliputi bukti fungsional & bukti anatomic :
 Bukti fungsional : denyut tali pusat & detak jantung (harus
ada saksi mata).
 Bukti anatomis : Perubahan2 pada Hb, dlm duktus arteriosus.
Pd foramen ovale & dlm duktus venous (cab. Vena umbilicalis &
langsung masuk vena cava inferior)
 Bila ada yg menyaksikan denyut tali pusat/detak jantung pd bayi
yg sudah terlahir lengkap, maka ini merupakan bukti suatu
kelahiran hidup.
 Foramen ovale tertutup bila telah terjadi pernafasan & sirculasi (
1 hr sampai beberapa minggu)
PEREDARAN DARAH, DENYUT JANTUNG & PERUBAHAN
PADA HEMOGLOBIN :
 Ductus arterious perlahan-lahan menjadi jaringan ikat (paling cepat dlm 24
jam).
 Ductus venosus menutup dlm 2 – 3 hr sampai beberapa minggu.
 Perubahan pada Hb (Barcrofft) :
-Waktu lahir : Hb 20 %, 80 % Foetal Hb, Erythrocyt 6,2 juta.
- Hari ke 8 : Hb 18 %, foetal Hb menurun, Erytrocyt 5,4 juta.
- Bulan ke 3 : foetal Hb 7 –8 %
- Bulan ke 6 : foetal Hb habis.
 Foetal Hb & adult Hb berbeda dlm hal :
- Selubility
- Bentuk
- Sifat isoelektrik
- Spectrogram
- Inti sel darah merah hilang setelah 24 jam
ISI USUS & LAMBUNG
 Bila dalam lambung bayi ditemukan benda asing yg hanya dapat
masuk akibat reflek menelan, maka ini merupakan bukti
kehidupan (lahir hidup)
 Udara dalam lambung & usus dapat terjadi akibat pernafasan
wajar, pernafasan buatan atau tertelan. Keadaan2 tersebut tidak
dibedakan
 Cara pemeriksaan :
- Oesophagus diikat, dikeluarkan bersama lambung yg diikat
pada jejunum pertama, kemudian dimasukkan ke dalam air.
- Makin jauh udara masuk ke dalam usus, makin kuat dugaan
adanya pernafasan
 24-48 jam post mortem meconeum sudah keluar seluruhnya
dari usus besar.
KEADAAN TALI PUSAT
 Yang harus diperhatikan pada tali pusat adalah :





- Ada atau tidak adanya denyut tali pusat setelah kelahiran.
Pengeringan tali pusat, letak & sifat ikatan, tatacara tali pusat diputus
(secara tajam atau tumpul )
18 – 24 jam post natal : pengeringan tali pusat di daerah melekatnya
tali pusat pada dinding abdomen.
30-36 jam post natal : kemerahan melingkari pusat
5 – 8 hari post natal : tali pusat terlepas.
10 –12 hari post natal : penyembuhan tempat bekas melekatnya tali
pusat pada dinding abdomen.
KEADAAN KULIT
 Tidak satupun keadaan kulit yg dpt membuktikan adanya





kehidupan setelah bayi lahir.
Tanda yg dpt memastikan bahwa bayi tsb tidak lahir hidup 
maceration.
Terjadi bila bayi sudah mati in utero beberapa hari (8-10 hr).
Harus dibedakan dgn proses pembusukan  pd maceration
tdk terbentuk gas krn terjadi secara steril.
Bila bayi yg mengalami macerasi dibiarkan dlm udara terbuka
akan mengalami proses pembusukan biasa.
Bayi yg mati waktu dilahirkan belum sempat kemasukan
bakteri dlm paru atau GI tractnya, shg proses pembusukan
terjadi lambat, seringkali terjadi mummifikasi.
Bukti bayi mati dalam kandungan
 Adanya ante partum rigor mortis  sering
menimbulkan kesulitan waktu melahirkan.
 Maceration dengan ciri-ciri :
-Warna merah kecoklatan (pada pembusukan warnanya
hijau)
- Kutikula putih, sering membentuk bula berisi cairan
kemerahan.
- Tulang2 lentur & lepas dari jaringan lunak.
- Tidak ada gas, baunya khas.
PEMERIKSAAN KASUS INFANTICIDE
KORBAN
(bayi yg baru dilahirkan)
PELAKU/TERTUDUH
(ibu kandung)
1.
2.
3.
4.
5.
Tanda telah melahirkan.
Berapa lama telah melahirkan
Mencari tanda2 partus precipitatus
Pemeriksaan gol. Darah.
Pemeriksaan Histopatologi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Viabilitas
Penentuan umur bayi
Pernah atau tdk pernah bernafas
Berapa lama bayi hidup
Apa sebab kematiannya
Periksa gol. Darah
Tanda2 perawatan
Cara-cara korban (bayi) menemui ajalnya
Karena kelalaian :
- Inhalasi air ketuban/darah/ terbenam dlm air.
- Perdarahan dari tali pusat.
- Suffocation
- Lalai menyelimuti bayi, tidak memberi minum
2. Karena Kekerasan :
- kekerasan thd bayi dalam uterus
- kekerasanthd bayi selama proses kelahiran
- kekerasan thd bayi setelah kelahiran lengkap
1.
ASPEK HUKUM /legal aspek
 Seorang ibu dapat dinyatakan bersalah melakukan kejahatan “
PEMBUNUHAN ANAK”, walaupun yg ditemukan bukan
tubuh bayi yang utuh/lengkap.
 Kasus-kasus ‘ PEMBUNUHAN ANAK’ dapat dihubungkan
dengan pasal 341, 342 & 343 KUHP.
PASAL 341 KUHP
Seorang ibu yang karena takut akan ketahuan
melahirkan anak, pada saat dilahirkan atau tidak lama
kemudian, dengan sengaja merampas nyawa anaknya,
diancam karena membunuh anak sendiri, dengan
pidana penjara paling lama tujuh tahun.
PASAL 342 KUHP
Seorang ibu yang untuk melaksanakan niat yang
ditentukan karena takut akan ketahuan melahirkan
anak, pada saat dilahirkan atau tidak lama kemudian,
dengan sengaja merampas nyawa anaknya, diancam
karena melakukan pembunuhan anak sendiri dengan
rencana, dengan pidana penjara paling lama sembilan
tahun
PASAL 343 KUHP
Bagi orang lain yang turut serta melakukan kejahatan
yang diterangkan dalam pasal 342 KUHP diartikan
sebagai pembunuhan atau pembunuhan berencana
Download