JURNAL GEOGRAFI VOLUME 14 NO. 1 JANUARI 2017 JURNAL GEOGRAFI Media Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujet KOMPETENSI PENGEMBANGAN PROFESI DAN POLA PEMBINAAN GURU BIDANG STUDI GEOGRAFI SMA NEGERI SE EKS KARESIDENAN PATI Apik B udi Santoso, Erni Suharini, Sriyono Dosen Jurusan Geografi, FIS, Unnes Email: [email protected] Info Artikel ________________ Sejarah Artikel: Diterima desember 2016 Disetujui Januari 2017 Dipublikasikan Januari 2017 ________________ Keywords: competence, profession, geography teacher. ____________________ Abstract ___________________________________________________________________ In order to achieve the objectives of the National Education educating the nation and develop the whole person is needed role professional educators. In accordance with the Law of the Republic of Indonesia No. 20 Year 2003 on National Education System, the position of teachers as educators are professional positions. Development of teacher competency standards aimed at improving the quality of teachers and teacher development patterns in a structured and systematic. However, the reality on the ground needs to be studied more in depth whether the teachers have been able to improve the competence of their professional development and how development patterns regarding the agencies or other competent parties. The population is all Geography teacher who has been certified and teach in high schools in Pati residency Ex se, but the data information obtained by means of random sampling. Variables include teacher professional development competence variable Geography and development patterns related to geography teacher professional development competencies. Data collection using documents, questionnaires and interviews. While data analysis using descriptive analysis percentage. The results showed that: 1) the research subjects have had a long teaching experience, have all been certified thus formally as a professional teacher. Professional development activities that stand turned out to be activities of the new book, student work activities (LKS). In MGMPs rides, teachers often team up matter for LKS material. Competence is quite encouraging professional development is the productivity of the preparation of papers, preparation of props Although there has been an increase in productivity of academic scholarly side in supporting the development of the profession, but in general (71.00%) level of competence of their professional development is still far from ideal, 2) pattern coaching competence Geography teacher professional development in SMA se Ex Pati residency, in the form of in-house training, discussions, workshops have been conducted by the teachers of Geography. However, other activities such as internships, partnerships with other schools and distance learning has not been optimally implemented either by the government (Kemendikbud, District Education Office, LPMP) and profider / other competent parties. So generally coaching competency Geography teacher professional development in the study area is not patterned in a clear and steady. Suggestions put forward related to this include: a). need to change the paradigm that every teacher to achieve keprofesinalannya level should be supported by scientific work, not just teaching and a pass UKG and graduated as a teacher learners, b). teachers need to be encouraged ability / competence development profession with appreciation and / reward (it may include funding), in order to awaken the passion attitudes and behavior as a professional teacher, c). the schools and other government agencies as well as to always earnestly reprogrammed professional development activities of teachers in a structured time and funding. Alamatkorespondensi: Gedung C1 Lantai 1 FIS UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229 E-mail : [email protected] 79 JURNAL GEOGRAFI VOLUME 14 NO. 1 JANUARI 2017 I. PENDAHULUAN Dalam Sehubungan rangka mencapai tujuan undang Pendidikan Nasional yakni mencerdaskan Program kehidupan bangsa berisi manusia seutuhnya dan mengembangkan dibutuhkan peran profesional. Sesuai maka sangat pendidik dengan yang Undang- undang Republik Indonesia No. 20 Tahun No. dengan 25 itu, Undang- Tahun 2000 Pembangunan perintisan tentang Nasional pembentukan yang Badan Akreditasi dan Sertifikasi Mengajar daerah merupakan bentuk di dari upaya peningkatan kualitas tenaga kependidikan secara nasional. 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Berdasarkan uraian di atas, jabatan guru sebagai pendidik merupakan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan jabatan Menengah, profesional. Untuk itu Departemen Pendidikan profesionalisme guru dituntut agar terus Nasional menerapkan standar kompetensi berkembang sesuai dengan perkembangan guru jaman, ilmu pengetahuan dan teknologi, Komponen serta Pembelajaran kebutuhan masyarakat termasuk yang berhubungan Kompetensi dengan (1) Pengelolaan dan Wawasan kebutuhan terhadap sumber daya manusia Kependidikan; (2) Komponen Kompetensi yang berkualitas dan memiliki kapabilitas Akademik/Vokasional untuk pembelajaran; (3) Pengembangan Profesi. mampu bersaing baik di forum regional, nasional maupun internasional. Berbagai masalah dengan kondisi guru, adanya keberagaman yang Komponen-komponen berkaitan Kompetensi Guru antara lain: (1) kompetensi profesional, materi Standar ini mewadahi personal dan guru sosial yang harus dimiliki oleh seorang dan guru. Pengembangan standar kompetensi (2) belum guru diarahkan pada peningkatan kualitas yang akurat untuk guru mengetahui kemampuan guru, (3) pembinaan yang dalam proses penguasaan adanya alat mencerminkan kemampuan sesuai pembelajaran pengetahuan, ukur dilakukan kebutuhan, dan dan pola pembinaan guru yang terstruktur dan sistematis. belum Disadari atau tidak, sampai saat ini (4) masih dijumpai kompetensi profesi guru kesejahteraan guru yang belum memadai. khususnya, dirasa masih memprihatinkan Jika hal tersebut tidak segera diatasi, maka kalau tak mau dibilang rendah. Demikian akan berdampak pada rendahnya kualitas pula kondisi yang dialami oleh banyak pendidikan. guru (termasuk para guru bidang studi 80 JURNAL GEOGRAFI VOLUME 14 NO. 1 JANUARI 2017 Geografi – di SMA) se Eks Karesidenan Pati. Kompetensi sangat diperlukan untuk melaksanakan Berdasarkan latar belakang masalah 2008:3). fungsi profesi Adapun (Hamalik, Kompetensi guru tersebut, maka dapat dijabarkan tujuan (teacher competency) the ability of a penelitian untuk teacher to responsibibly perform has or kompetensi her duties appropriately. Kompetensi guru antara mengetahui lain : 1) kondisi pengembangan profesi guru bidang studi merupakan Geografi dalam melaksanakan kewajiban-kewajiban di SMA Negeri se Eks kemampuan Karesidenan Pati, dan 2) untuk mengetahui secara bertanggung pola pembinaan yang telah dilakukan baik (Usman, 2011:14). seorang jawab dan guru layak oleh lembaga sekolah maupun lembaga Tujuan adanya Standar Kompetensi lain yang berkompeten terhadap kondisi Guru adalah sebagai jaminan dikuasainya kompetensi pengembangan tingkat profesi guru tersebut. Telah banyak yang dilakukan oleh pemerintah dalam rangka meningkatkan kompetensi minimal sehingga yang melakukan tugasnya bersangkutan secara serta satunya adalah meningkatkan kinerja guru berkepentingan berupa terwujudnya sikap profesionalitas pembelajaran, insan sesuai bidang tugasnya. selain komponen-komponen guru dapat profesional, dapat dibina secara efektif dan efisien kualitas pendidikan di Indonesia. Salah guru, oleh dapat melayani pihak terhadap dengan yang proses sebaik-baiknya yang dapat mempengaruhi produk kualitas Adapun manfaat disusunnya Standar pendidikan. Dalam pembahasan penelitian Kompetensi Guru ini adalah sebagai acuan ini pelaksanaan akan menyoroti kompetensi penyelenggaraan pengembangan profesi guru. Kompetensi uji diartikan sebagai maupun acuan diklat, kompetensi, dan pembinaan, bagi pihak yang pengetahuan, keterampilan, dan nilai- nilai berkepentingan terhadap kompetensi guru dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan untuk melakukan evaluasi, berpikir bahan ajar dan sebagainya bagi tenaga dan bertindak. kompetensi adalah Arti lain dari spesifikasi dari pengembangan kependidikan. pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang Standar Kompetensi Guru meliputi dimiliki seseorang serta penerapannya di tiga komponen yaitu : (1) Komponen dalam pekerjaan, sesuai dengan standar Kompetensi kinerja yang dibutuhkan oleh lapangan. dan Pengelolaan Wawasan Pembelajaran Kependidikan; (2) 81 JURNAL GEOGRAFI VOLUME 14 NO. 1 JANUARI 2017 Komponen Kompetensi Akademik/Vokasional pembelajaran; (3) Masing-masing mencakup ketiga sesuai materi Pengembangan Profesi. komponen kompetensi seperangkat kompetensi. Selain komponen kompetensi tersebut, Cara pengumpulan data menggunakan : kuesioner (untuk menggali dan informasi disertifikasi), positip dimana sikap tersebut senantiasa dan yang kepribadian melingkupi dan melekat pada setiap komponen kompetensi yang menunjang profesi guru. Eks dan guru Pati yang dokumen telah (untuk memperoleh data guru, kinerja dan pola pembinaan profesi yang telah dilakukan). Analisis persentase data dilakukan analisis untuk gambaran Populasi dalam penelitian ini adalah profesi Karesidenan menggunakan II. METODE PENELITIAN pembinaan khususnya guru Geografi di SMA Negeri memiliki kepribadian tentang pengembangan se dan data pengembangan profesi, wawancara (untuk guru sebagai pribadi yang utuh harus juga sikap memperoleh deskriptif maksud menyeluruh dengan memberikan mengenai kondisi kompetensi pengembangan profesi guru seluruh guru bidang studi Geografi yang bidang studi Geografi dan pola pembinaan telah tersertifikasi dan mengajar di SMA terkait dengan kompetensi pengembangan Negeri di se Eks Karesidenan Pati. Dalam profesi memperoleh informasi, bersangkutan. menggunakan sebagian random digunakan (acak). penelitian populasi Teknik dengan ini yang undian untuk menentukan tiga lokasi kabupaten yang juga dengan tiga sebagai (Geografi) Rumus Deskriptif Persentase adalah: DP = 𝑛 𝑁 x 100% sekolah (SMA Negeri) sampel, namun guru yang Keterangan dijadikan responden ada sejumlah tujuh % : Tingkat persentase yang diperoleh orang. n : Jumlah jawaban responden Variabel meliputi yang secara random cara guru dalam variabel : penelitian 1). ini kompetensi pengembangan profesi guru bidang studi Geografi, dan 2) pola pembinaan yang terkait dengan kompetensi pengembangan N : Jumlah Responden (Ali, 1984: 184) Formulasi ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran kuantitatif kondisi para guru mengenai tingkat kompetensinya dalam pengembangan profesi. profesi guru Geografi. 82 JURNAL GEOGRAFI VOLUME 14 NO. 1 JANUARI 2017 III. HASIL DAN PEMBAHASAN Demikian pula dalam hal menulis 3.1 Kompetensi Pengembangan Profesi Guru. tulisan ilmiah pendidikan Untuk mengetahui kompetensi pengembangan tingkat profesi guru sekolah d. juga bidang menyatakan Menulis prasaran/makalah berupa tinjauan, komponen-komponen ilmiah meliputi, antara lain: a. di belum pernah. khususnya guru Geografi perlu dijabarkan yang popular gagasan yang atau ulasan disampaikan pada pertemuan ilmiah Menulis karya ilmiah hasil penelitian/pengkajian/survei di bidang pendidikan Dalam menulis prasaran/makalah, ternyata ada 28 % guru pernah menulis makalah untuk disajikan dalam pertemuan Dalam menulis karya ilmiah baik ilmiah baik tingkat regional maupun lokal. dari hasil penelitian, survei maupun hasil Mereka membuat makalah tersebut rerata pengkajian, dalam 4 ternyata terungkap bahwa yang menyatakan setahun dapat menulis makalah. sebuah karya ilmiah ada 14 % dan e. tahun baru membuat sebuah Menulis buku pelajaran/modul umumnya belum ada yang pernah menulis Para guru bidang studi Geografi karya ilmuah tersebut dalam bentuk buku yang menjadi subjek penelitian ini ternyata teks. 72 % menyatakan sudah pernah menulis b. Menulis karya tulis berupa tinjauan buku atau ulasan ilmiah hasil gagasan sebagian besar mereka menulisnya dalam sendiri bentuk di bidang pendidikan sekolah pelajaran/modul/diktat. modul/diktat untuk Tetapi kebutuhan internal sekolah. Berdasarkan penelitian ternyata para f. guru Geografi umumnya ( 79 %) juga Menulis buku teks/diktat Hanya seorang guru (7 %) yang belum pernah menulis karya tulis berupa pernah tinjauan atau ulasan ilmiah hasil gagasan pelajaran (buku teks). Itupun masih hanya sendiri dan hanya 21 % yang menyatakan bersifat kolaborasi (sebagai anggota). setahun menulis sebuah karya tersebut. g. c. Menulis tulisan ilmiah popular di bidang pendidikan sekolah pada media massa menulis dalam bentuk buku Menemukan teknologi tepat guna Dari sekian guru Geografi yang menjadi subjek penelitian belum ada yang menyatakan pernah menemukan teknologi tepat guna. 83 JURNAL GEOGRAFI VOLUME 14 NO. 1 JANUARI 2017 h. Membuat alat pelajaran/peraga atau alat bimbingan Hampir semua (72 %) guru lainnya (71,00%) masih dinyatakan guru Demikian gambaran belum yang professional. tingkat kompetensi menyatakan pernah membuat alat peraga pengembangan atau media pembelajaran untuk / sebagai yang pada dasarnya terasa masih perlu alat bimbingan belajar siswa. Alat peraga dipupukkembangkan tersebut baik yang konvensional maupun peningkatan yang berbasis IT. Rerata sebuah produk melalui system dan paradigma. dalam rentang waktu 2 tahun. 3.2 Pola i. Menciptakan karya seni Semua guru menyatakan belum menciptakan karya hal ini yang pernah Ini karena seni. guru Geografi, baik kompetensi melalui diri Pembinaan Pengembangan dalam ada profesi dapat maupun Kompetensi Profesi Guru Bidang Studi Geografi. Para guru siapapun orangnya yang telah tersertifikasi sebagai guru yang geografi tidak terkait dengan karya seni. professional j. Mengikuti kegiatan pengembangan sikap dan sifat profesionalismenya melalui kurikulum proses pembinaan. Proses pembinaan ini Dalam mengikuti kegiatan sangat perlu dapat melalui pengembangan kurikulum ternyata ada 35 bentuk baik % guru bidang studi Geografi di se Eks eksternal yakni dari pemerintah maupun Karesidenan Pati yang pernah mengikuti. pihak Umumnya berwenang. mereka adalah para ketua MGMP atau mantan ketua/pengurusnya. Sementara yang 43 mengikuti sosialisasi % hanya tugas kurikulum, dan internal lain (non dijabarkan a. kurikulum sekolah (SMA). kompetensi pengembangan Geografi yang “professional” hanya memiliki “cukup 25,50 sedangkan pemerintah) yang penelitian IHT ini ternyata dilaksanakan oleh sekolah-sekolah yang bersangkutan yang pada umumnya berupa kategori peninjauan , yang workshop perangkat pembelajaran dengan professional” ada 3,50 berkategori %, profesi guru maupun Kegiatan In House Training (IHT) Kegiatan Berdasarkan hasil analisis, ternyata sekolah hasil data subjek terlibat pengembangan maupun pembinaan perihal tersebut, maka akan sebagai berikut. kegiatan jalur Untuk memperoleh gambaran pola masih ada 22 % yang belum pernah dalam beberapa ditingkatkan % sebagian besar mengundang program nara kurikulum sumber dan (kebanyakan pengawas). Bagi semua sekolah kini tidak 84 JURNAL GEOGRAFI VOLUME 14 NO. 1 JANUARI 2017 ada pembedaan (dulu SBI dan RSBI) , hanya semua berkesempatan sama tidak ada yang berpartisipasi lebih intensif dan lebih mengarah kepada Namun pembinaan internal kegiatan MGMP mereka sering kompetensi pengembangan sekitar melaksanakan karya ilmiah dan buku/diktat. sekali. b. f. Kegiatan program magang peningkatan kompetensi dan/keahlian ternyata belum yang kegiatan aktif diskusi. diskusi yang bersifat sekurang-kurang sebulan Kegiatan Workshop untuk keprofesian dalam demikian profesi guru, seperti workshop penulisan Kegiatan Program Magang separuhnya Kegiatan workshop baik yang dilakukan oleh sekolah, dinas pendidikan pernah kabupaten, LPMP (propinsi) telah sering dilakukan oleh para guru bidang studi diikuti oleh para guru Geografi, terlebih Geografi. bagi guru yang berstatus sebagai pengurus Kalaupun ada berupa upaya pribadi dengan studi lanjut dengan biaya MGMP. sendiri (tanpa bantuan). berupa c. maupun karya-karya ilmiah lain seperti: Kegiatan Kemitraan Sekolah Kegiatan kemitraan hanya dilakukan oleh SMA RSBI, sedangkan yang Materi workshop penyusunan penulisan Kerja artikel Siswa, sering pula proposal penelitian ilmiah, Buku/Lembar perangkat pembelajaran, berstandar nasional kemitraan ini belum penyusunan bahan ajar dan lain sejenisnya. dilakukan. g. biasanya Kegiatan berupa kemitraan penyatubahasa ini Kegiatan Penelitian dalam Kegiatan penelitian hampir tidak manajemen perangkat pembelajaran. pernah dilakukan oleh para guru Geografi. d. Hal Kegiatan Belajar Jarak Jauh Sedangkan kegiatan belajar jarak ini terbentur pada dana dan kemampuan guru serta regulasi apresiasi jauh, ternyata juga belum ada yang pernah kualitas melaksanakan. Penggunaan media internet Padahal menurut pengakuannya, mereka hanya berupa pencarian sumber-sumber sering belajar yang secara langsung kurang/tidak proposal/desain penelitian (PTK). terkait dengan kompetensi pengembangan 3.3 Pembahasan keprofesian guru. e. memiliki Kegiatan diskusi ilmiah relatif telah dilakukan, mengikuti yang workshop terabaikan. penyusunan Secara umum subjek penelitian telah Kegiatan Diskusi sering penelitian baik tingkat cukup pengalaman lama bahkan mengajar ada yang yang telah lokal mengajar 30 tahun. Sehingga semua dari maupun regional bahkan nasional. Mereka mereka telah tersertifikasi rerata 5 tahun 85 JURNAL GEOGRAFI VOLUME 14 NO. 1 JANUARI 2017 yang lalu. Mereka ini tergolong guru yang karena secara formal legal sebagai guru yang direkomendasi professional (memiliki sertifikat pendidik). dikonsumsi oleh semua siswa yang ada di Tingkat pendidikan rerata sarjana, bawah secara financial telah Diknas untuk oleh naungan wilayah bersangkutan. telah sisa hasil usaha dari penyusunan LKS ini Magister. Kompetensi informasi pengembangan profesi para guru Geografi digunakan di wilayah eks Karesidenan Pati ini, dari MGMP itu sendiri selain dari iuran rutin tingkat para anggota MGMP. produk karya-karya ilmiahnya secara umum masih minim, seperti halnya untuk menurut yang namun ada 14 % guru (Geografi) yang bergelar Meski MGMP Kompetensi karya ilmiah berupa penulisan buku teks, yang artikel produktifitas popular, artikel ilmiah bahkan cukup pendanaan kegiatan pengembangan profesi menggembirakan adalah penyusunan makalah. penelitian. Hanya ada 7 % guru yang Mereka ternyata hampir separuhnya rajin pernah berkolaborasi menyusun buku teks, membuat makalah untuk disajikan dalam namun kegiatan seminar atau pertemuan ilmiah. terbentur masalah penerbitan / pencetakan. Sehingga praktis belum ada Dalam produk buku teks yang mereka buat. bersifat lokal, regional maupun nasional, Sumbangan tulisan untuk menyusun buku mereka teks ini juga sering didorong oleh pihak peserta penerbit, makalah (meski beberapa ada yang hanya namun pada akhirnya juga mentah di tengah jalan. Kendala ini terjadi mungkin karena apresiasi dari kurang/belum pihak sekolah selain juga ilmiah baik berpartisipasi ada yang yang sebagai mengumpulkan sebagai makalah pendamping). ada untuk pertemuan Alat peraga telah banyak mereka susun sebagai bahan sumber belajar, mendorong ke arah sana. Selain itu juga bahkan kebanyakan berupa alat peraga secara yang berbasis IT (terkhusus yang sekolah akademik belum terkondisi atmosfer akademiknya seperti para dosen SBI/RSBI). di perguruan tinggi. semua Kegiatan yang paling pengembangan menonjol ternyata Ini sekolah dimungkinkan yang menjadi karena objek profesi penelitian telah memiliki computer yang berupa dilengkapi dengan IT (internet). kegiatan menyusun buku kegiatan kerja Meskipun telah ada sisi peningkatan siswa (LKS). Dalam wahana MGMP, para produktivitas akademik keilmiahan dalam guru sering secara tim menyusun materi menunjang pengembangan profesi, namun untuk secara bahan LKS. Dorongan ini ada umum tingkat kompetensi 86 JURNAL GEOGRAFI VOLUME 14 NO. 1 JANUARI 2017 pengembangan keprofesionalan mereka masih jauh dari harapan ideal. Pola profesi guru Geografi di daerah penelitian belum terpola secara jelas dan mantap. pembinaan kompetensi Nampak di sana-sini pengembangan profesi guru Geografi di yang SMA Negeri se Eks Karesidenan Pati, pengembangan yang berupa in house training dapat nampak dikatakan dan sekolah, pendanaannya (oleh sekolah), meski esensi maupun kegiatannya belum berkompeten, kepada pembinaan cukup terpola jadwal mengarah langsung kompetensi terkait kegiatan-kegiatan dengan profesi sering pembinaan guru, dilakukan Diknas baik oleh Kabupaten, profider/pihak ternyata “insidental” (tak kalaupun LPMP lain yang masih bersifat terpola penjadwalannya pengembangan profesi. Ini terbukti bahwa maupun pendanaannya). Ini tampak sekali esensinya pada pengadaan kegiatan-kegiatan seperti yang berupa pengarahan pengawas terkait dengan pembelajaran. perangkat Sedangkan kegiatan workshop, diklat dan sejenisnya itu tidak ada program berkelanjutannya. pemagangan dan kemitraan juga belum workshop terarah pada tujuan pembinaan kompetensi (PTK), setelah proposal jadi (atau sering pengembangan tidak jadi sempurna / jadi asal-asalan) guru profesi bidang belajar studi jarak pengayaan khususnya Geografi. Kegiatan tidak ditindaklanjuti hanya sekedar dana atau jauh materi/bahan pengembangan guru, penyusunan profesi desain Misal dengan bimbingan hingga penelitian penyediaan “action” ajar (bukan penelitiannya. yang nyata). bahwa tingkat profesionalisme guru-guru Kegiatan diskusi telah sering dilakukan Geografi khususnya pada sesama rekan (kolega) Karesidenan Pati belum optimal. guru bidang studi dalam forum pertemuan di Sehingga dapat dikatakan Kondisi SMA Negeri semacam ini se Eks terbangun MGMP. Workshop-workshop juga sering karena adanya paradigm yang kurang pas dilakukan oleh para guru Geografi, meski kalau menunggu dana (blokgrand) dari LPMP. semata dengan UKG (Uji Kompetensi Hampir Guru) yang berupa tes tentang konsep- semua terancang kegiatan tersebut tidak dalam perencanaan kegiatan keprofessionalan guru itu diukur konsep / teori keilmuan dari bidangnya yang terstruktur (short term and long masing-masing term). mengulang seperti waktu kuliah dulu). Dengan pembinaan demikian, kompetensi secara (sama tak ubahnya umum pengembangan 87 JURNAL GEOGRAFI VOLUME 14 NO. 1 JANUARI 2017 IV. KESIMPULAN DAN SARAN Pertama, penelitian secara telah umum memiliki umum sehingga kompetensi subjek pengembangan profesi guru Geografi di pengalaman daerah penelitian belum terpola secara mengajar yang cukup lama, semua telah tersertifikasi pembinaan secara jelas dan mantap. formal Terkait dengan kendala-kendala sebagai guru yang profesional. Kegiatan yang berupa belum terdongkraknya tingkat pengembangan kompetensi pengembangan profesi yang menonjol ternyata berupa kegiatan menyusun buku Geografi kegiatan Karesidenan Pati dan pola pembinaannya, kerja siswa (LKS). Dalam di SMA profesi guru Eks maka tim menyusun materi untuk bahan LKS. diungkapkan saran sebagai berikut: a). Kompetensi pengembangan profesi yang perlu mengubah paradigma bahwa setiap cukup guru produktifitas adalah penyusunan kesempatan se wahana MGMP, para guru sering secara menggembirakan pada Negeri untuk ini perlu mencapai tingkat makalah, keprofesinalannya harus ditunjang dengan penyusunan alat peraga Meskipun telah karya ilmiah, bukan hanya mengajar dan ada sekedar lulus UKG serta lulus sebagai sisi akademik peningkatan keilmiahan pengembangan umum pengembangan dalam profesi, (71,00%) produktivitas menunjang namun tingkat secara kompetensi keprofesionalan mereka masih jauh dari harapan ideal guru pembelajar, b). didorong kemampuan/kompetensi pengembangan profesinya apresiasi dan/ para guru perlu reward dengan (bisa berupa pendanaan), agar terbangun gairah sikap Kedua, pola pembinaan kompetensi dan perilaku guru yang pihak sekolah dan pengembangan profesi guru Geografi di professional, SMA Negeri se Eks Karesidenan Pati, pemerintah (dalam hal ini Kemendikbud yang dan jajaran di bawahnya) agar senantiasa berupa in house b). sebagai training,diskusi,workshop telah dilakukan bersungguh-sungguh oleh para guru Geografi. Namun kegiatan- kegiatan pengembangan profesi para guru kegiatan lain seperti magang, kemitraan secara dengan sekolah lain dan belajar jarak jauh pendanaannya. terstruktur memprogram waktu dan belum optimal terlaksana baik oleh pihak pemerintah (Kemendikbud, Diknas Kabupaten, LPMP) maupun profider/pihak lain yang berkompeten. Sehingga secara 88 JURNAL GEOGRAFI VOLUME 14 NO. 1 JANUARI 2017 V. DAFTAR PUSTAKA Dawam, Ainurrofiq. 2008. KiatMenjadi Guru Profesional.Jogjakarta: ArRuzz Media. Hamalik, Oemar. 2008. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Bandung: Bumi Aksara. Moh Uzer Usman. 2011. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Hlm. 14. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tetang Standar Nasional Pendidikan (SNP). Soekirno, Soewalni. 2014. Jurnal Pendidikan Ikatan Sarjana Pendidikan Nasional (ISPI) Jawa Tengah. Hubungan antara Kebutuhan Pengembangan Diri, Pemilihan Strategi dan Sikap Inovatif dengan Kemampuan Profesional Guru SD di Kota Surakarta Jawa Tengah. ISSN 2442-6350 Volume 1 Nomor 1 Nopember 2014. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tetang Guru dan Dosen. 89