Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 9 (2013) PENGARUH KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN DAN DESENTRALISASI TERHADAP SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN BERNANDET DWITA SULISTIYOWATI [email protected] Kurnia Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya Abstract The purpose of this research is to find out the influence of environmental uncertainty and decentralization to the accounting management system at PT Garam (Persero) Surabaya. The populations used in this research are users of accounting management system at PT Garam (Persero) Surabaya as many as 48 peoples. The analysis technique is using multiple linier regression analysis. The test result shows that environmental uncertainty and decentralization simultaneously has significant influence to the information system of accounting management at PT Garam (Persero) Surabaya. This result support with the correlation coefficient of 64.8% shows that a correlation or a relation among variables simultaneously to the accounting management information system at PT Garam (Persero) Surabaya has a strong relation. The test result partially shows that the environmental uncertainty and decentralization variables have positive and significant influence to the accounting management information system at PT Garam (Persero) Surabaya. The result support with the significant level of each variables is under α = 5%. This condition shows that the higher level of environmental uncertainty and decentralization therefore it needs more accounting management system by PT. Garam (persero) Surabaya. Keywords: Environmental Uncertainty, Decentralization, Accounting Management System. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ketidakpastian lingkungan dan desentralisasi terhadap sistem akuntansi manajemen pada PT Garam (Persero) Surabaya. Adapun populasi yang digunakan dalam penelitian adalah pengguna sistem akuntansi manajemen pada PT Garam (Persero) Surabaya sebanyak 48 orang. Teknik analisa yang digunakan adalah analisa regresi linier berganda. Hasil pengujian secara simultan menunjukkan pengaruh ketidakpastian lingkungan dan desentralisasi secara bersama-sama terhadap informasi sistem akuntansi manajemen pada PT Garam (Persero) Surabaya adalah signifikan. Hasil ini diperkuat dengan perolehan koefisien korelasi sebesar 64,8% menunjukkan korelasi atau hubungan antara variabel tersebut secara simultan terhadap informasi sistem akuntansi manajemen pada PT Garam (Persero) Surabaya memiliki hubungan yang erat. Hasil pengujian secara parsial menunjukkan variabel ketidakpastian lingkungan dan desentralisasi mempunyai pengaruh signifikan dan positif terhadap informasi sistem akuntansi manajemen pada PT Garam (Persero) Surabaya. Hasil ini ditunjukkan dengan tingkat signifikansi masing-masing variabel tersebut dibawah α = 5%. Kondisi ini menunjukkan semakin tinggi tingkat ketidakpastian lingkungan dan desentralisasi semakin tinggi informasi sistem akuntansi manajemen yang diperlukan PT. Garam (persero) Surabaya. Kata Kunci : Ketidakpastian Lingkungan, Desentralisasi, Sistem Akuntansi Manajemen. PENDAHULUAN Dalam kondisi persaingan ini, semakin sulit bagi manajer untuk membuat keputusan yang tepat karena masalah-masalah yang dihadapi semakin kompleks, oleh karena itu perusahaan harus memiliki manajemen yang baik dan tangguh sehingga dapat melihat dan menggunakan peluang yang ada serta dapat mengidentifikasi masalah dan menyeleksi serta mengimplementasikan proses adaptasi dengan tepat. Manajemen juga mempertahankan kelangsungan hidup serta mengendalikan organisasi hingga tujuan yang diharapkan perusahaan dapat tercapai. Untuk memudahkan pencapaian tujuan tersebut maka suatu perusahaan membutuhkan adanya manajemen, karena tanpa manajemen semua usaha akan sia-sia dan pencapaian tujuan akan lebih sulit, dalam hal ini manajemen Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 9 (2013) 2 merupakan proses membuat perencanaan, mengorganisasikan, memimpin dan mengendalikan berbagai usaha dari anggota organisasi dan menggunakan semua sumber daya organisasi untuk mencapai sasaran, oleh karena itu menajemen perlu memiliki kemampuan untuk melihat dan menggunakan peluang, mengidentifikasi masalah, dan menyelesaikan serta mengimplementasikan proses adaptasi dengan tepat. Manajemen juga berkewajiban mempertahankan kelangsungan hidup serta mengendalikan organisasi hingga tujuan yang diharapkan tercapai. Manajemen membutuhkan informasi untuk memprediksi masa depan dan pengambilan keputusan, yaitu dengan mempertimbangkan pengaruh faktor eksternal perusahaan. Bentuk informasi dapat berupa bentuk laporan, model diskriptif dan bentuk statistik. Pemanfaatan informasi ini kemudian di analisis untuk pengambilan keputusan dan dijabarkan oleh pihak manajer dalam setiap aktivitas perusahaan. Penggunaan teknologi informasi akan berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Peningkatan kinerja individu pada setiap bagian perusahaan. Penggunaan teknologi informasi saat ini tidak hanya pada perusahaan swasta akan tetapi juga pada instansi pemerintah akan lebih memudahkan bagi karyawan untuk melakukan tugas sehingga tidak lagi dilakukan secara manual. Akuntansi manajemen disusun terutama untuk menghasilkan informasi yang berguna bagi pengambil keputusan oleh manajemen. Biasanya informasi yang digunakan oleh manajemen berkisar pada biaya, sehingga juga biasa disebut dengan akuntansi biaya. Selain data biaya untuk harga pokok, akuntansi manajemen juga membutuhkan data untuk pengawasan dan analisis biaya yang dibuat dalam bentuk standar dan lain-lainnya. Untuk membantu aktivitasnya, para manajer membutuhkan dukungan informasi. Sistem akuntansi manajemen (SAM) merupakan sistem formal yang dirancang untuk menyediakan informasi bagi manajer. SAM dapat membantu manajer dalam pengendalian aktivitas sehingga diharapkan dapat membantu perusahaan dalam pencapaian tujuan. (Nazaruddin, 2000) mengidentifikasi empat karakteristik SAM yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan, yaitu : broad scope (lingkup), timelines (tepat waktu), aggregation (agregasi),dan integration (integrasi). Karakteristik informasi yang tersedia tersebut akan menjadi efektif apabila sesuai dengan tingkat kebutuhan organisasi. Adanya informasi juga akan meningkatkan kemampuan manajer untuk memahami keadaan lingkungan sebenarnya. Selain itu informasi juga berfungsi dalam mengidentifikasi aktivitas yang relevan. Sesuai dengan pendekatan kontijensi (Mardiyah dan Gudono, 2001), masing-masing karakteristik informasi sistem akuntansi itu tidak selalu sama untuk segala situasi. Hal ini berkaitan dengan tingkat desentralisasi atau tingkat pendelegasian otonomi kepada para manajer yang merupakan faktor signifikan dari sistem pengendalian organisasi dan ketidakpastian lingkungan. Pendapat ini didukung oleh (Max 1989, dan Fisher 1996, dalam Nazaruddin, 2000) yang menyatakan bahwa ketidakpastian lingkungan merupakan variabel kontijensi di dalam perancangan karakteristik sistem akuntansi manajemen. Hasil penelitian (Gul dan Chia dalam Nazaruddin, 2000) menunjukan bahwa karakteristik informasi akuntansi manajemen tergantung pada variabel kontekstual organisasi yaitu desentralisasi. Perkembangan keadaan sekitar atau lingkungan sekitarnya pada kenyataannya lebih komplek, karena berhubungan dengan hal yang menyangkut tentang “ketidakpastian”. Ketidakpastian lingkungan inilah yang merupakan pembahasan pada masa yang akan datang. Sebuah organisasi dalam mengantisipasi ketidakpastian lingkungan harus lebih siap dengan membangun prinsip-prinsip pengorganisasian baru, seperti: pengembangan jaringan, proses integratif dan kolaboratif, berbasis pengetahuan, dan berdasar penciptaan nilai tambah. Ketidakpastian lingkungan adalah kondisi lingkungan eksternal yang dapat mempengaruhi operasionalisasi perusahaan (Desmiyawati, 2004). Perencanaan yang Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 9 (2013) 3 dilakukan oleh manajer akan menjadi suatu yang problematik dan dalam situasi operasional yang tidak pasti karena kejadian-kejadian dimasa datang tidak dapat diprediksikan. Bagi perusahaan, sumber utama ketidakpastian berasal dari lingkungan, yang meliputi pesaing, konsumen, pemasok, regulator, dan teknologi yang dibutuhkan. (Desmiyawati, 2004). Perencanaan menjadi bermasalah dalam situasi operasi yang tidak pasti karena tidak terprediksinya kejadian masa mendatang. Mardiah dan Gudono, (2001:5) melaporkan pentingnya tipe informasi yang berorientasi ke depan (future-oriented information) yang terfokus pada sumber ketidakpastian bagi manajer yang sedang menghadapi ketidakpastian. Sementara, Chenhall dan Morris (1986) menekankan hahwa dalam kondisi seperti itu dibutuhkan informasi ang lingkupnya luas, tepat waktu, dan agregat. Hal ini sangat logis karena manajer terdesentralisasi, yang dibentuk untuk menyesuaikan dengan ketidakpastian lingkungan membutuhkan informasi yang bermanfaat untuk mengarahkan dan memecahkan masalah seperti penetapan harga, pemasaran, kontrol persediaan, dan negosiasi dengan serikat pekerja. Dalam kondisi ketidakpastian lingkungan yang tinggi, informasi, merupakan komoditi yang sangat berguna sekali dalam proses kegiatan perencanaan dan kontrol dalam suatu organisasi dimana semua ini merupakan tugas dari manajer yang terkait dengan decision making (pembuat keputusan) Informasi dalam organisasi terdesenteralisasi lebih banyak dibutuhkan dibanding didalam organisasi tersentralisasi. Hal ini terjadi karena dalam sistem tersentralisasi manajer hanya menjalankan tugas atas perintah atasannya saja. Sebaliknya dalam sistem desentralisasi manajer memerlukan informasi lebih banyak untuk pembuatan keputusan mereka (Nazaruddin, 2000). Sistem desentralisasi merupakan pendelegasian wewenang dan tanggungjawab kepada para manajer lebih rendah. Tingkat pendelegasian menunjukkan seberapa jauh manajemen yang lebih tinggi mengizinkan manajemen yang lebih rendah untuk membuat kebijakan secara independen artinya pendelegasian yang diberikan kepada manajemen yang lebih rendah (subordinate) dalam kaitannya dengan otoritas pembuatan keputusan (deccicion making) dan desentralisasi merupakan tanggungjawab terhadap aktivitas subordinate tersebut (Mardiah dan Gudono, 2001 :5). Berdasarkan pada latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan pokok permasalahan yang akan dibahas “Apakah ketidakpastian lingkungan dan desentralisasi berpengaruh terhadap sistem akuntansi manajemen pada PT Garam (Persero) Surabaya ?” Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah “Untuk menguji pengaruh ketidakpastian lingkungan dan desentralisasi terhadap sistem akuntansi manajemen pada PT Garam (Persero) Surabaya”. TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS Ketidakpastian Lingkungan Merupakan rasa ketidakmampuan seseorang untuk memprediksi sesuatu secara akurat. Seseorang berada dalam kondisi ketidakpastian bila ia merasa dirinya tidak memiliki informasi yang cukup untuk membuat prediksi secara akurat, atau bila ia merasa bahwa dirinya tidak mampu membedakan antara data yang relevan dengan data yang tidak relevan. Sedangkan menurut Mardiyah dan Gudono, (2001:5), ketidakpastian lingkungan adalah kondisi lingkungan ekternal yagn dapat mempengaruhi operasionalisasi perusahaan. Duncan dalam Nazaruddin, (2000:105) mengidentifikasikan ketidakpastian lingkungan sebagai totalitas faktor social dan fisik yang diperhitungkan atau dipertimbangkan dalam sikap mengambil keputusan dari setiap individu-individu dalam organisasi. Kemudian Duncan melanjutkan bahwa ketidak pastian lingkungan dapat didefinisikan sebagai: (a). Ketiadaan informasi tentang faktor-faktor lingkungan yang Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 9 (2013) 4 berhubungan dengan situasi pengambilan keputusan. (b). Tidak diketahuinya outcome dari keputusan tertentu tentang seberapa besar perusahaan akan mengalami kerugian jika keputusan yang diambil ternyata salah. (c). Ketidakmampuan untuk menilai kemungkinan pada berbagai tingkat keyakinan, tentang bagaimana faktor-faktor lingkungan dapat mempengaruhi berhasil atau gagalnya suatu keputusan. Tipe-Tipe Ketidakpastian Lingkungan Ladjamudin, (2002:14) mengidentifikasikan tipe-tipe ketidakpastian lingkungan sebagai berikut: (a). Ketidakpastian Keadaan (State Uncertainity). (b). Ketidakpastian Pengaruh. (c).Ketidakpastian Respon. Sedangkan sebab-sebab ketidakpastian lingkungan menurut Duncan dalam Ritonga dan Zainuddin, (2002:109), ketidakpastian lingkungan disebabkan oleh 3 kondisi, yaitu: (a). Kurangnya informasi mengenai faktor lingkungan yang berkaitan dengan situasi khusus dengan pengambilan keputusan. (b). Ketidak mampuan secara tepat menetapkan kemungkinan mengenai cara faktor-faktor llingkungan itu mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan sebuah unit penentu dalam melaksanakan fungsinya. (c). Kurangnya informasi kerugian yang harus dipikul akibat keputusan atau langkah yang keliru. Desentralisasi Pendelegasian wewenang oleh manajer kaitannya dengan desentralisasi organisasi. Desentralisasi (decentralitation) adalah praktek pendelegasian wewenang pengambilan keputusan kepada jenjang yang lebih rendah (Hansen dan Mowen, 2001 :64). Semua organisasi berada dalam rentang yang sangat tersentralisasi hingga ke sangat terdesentralisasi. Meskipun desentralisasi diyakini dapat mengurangi beban manajemen puncak, bukan berarti setiap organisasi harus mendesentralisasikan semua keputusannya. Para manajer akan mendiagnosis situasi organisasi dan memilih tingkat pengambilan keputusan yang paling memenuhi kebutuhan organisasi. Desentralisasi menurut Mulyadi (2001 : 379) adalah pendelegasian kebebasan untuk mengambil keputusan. Desentralisasi sebagai pemberian wewenang dan otoritas kepada menajer sub unit untuk mengambil tindakan yang akan mempengaruhi kemampuan adaptasi dari pihak manajer sub unit. Desentralisasi dalam bentuk pendistribusian otoritas pada manajemen yang lebih rendah diperlukan karena semakin kompleksnya kondisi administratif, tugas, dan tanggung jawab. Dengan pendelegasian wewenang maka akan membantu meringankan beban manajemen yang lebih tinggi. Tingkat desentralisasi yang tinggi merupakan bentuk yang tepat untuk menghadapi peningkatan ketidakpastian sehingga menunjang pencapaian kinerja manajerial yang lebih baik. Pusat organisasi yang terdesentralisasi terdapat empat kegiatan yang terjadi ketika delegasi dilakukan, (Handoko, 2003:224), antara lain : (a). Pendelegaian menetapkan dan memberikan tujuan dan tugas kepada bawahan. (b). Pendelegasian melimpahkan wewenang yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan tugas. (c). Penerimaan delegasi baik implicit atau explicit, menimbulkan kewajiban dan tanggungjawab. (d). Pendelegasian menerima pertanggungjawaban bawahan untuk hasilhasil yang dicapai. Alasan-alasan Melakukan Desentralisasi Sejauhmana desentraliasi itu membatu sebuah organisasi mencapai sasaran secara efisien, barulah bisa dilakukan bahwa desentralisasi memang mempunyai arti. Dalam memilih pendekatan desentralisasi terhadap manajemen, alasan-alasan berikut ini biasanya perlu dipertimbangkan, (Hansen dan Mowen, 2001:118): (a). Kemudahan terhadap pengumpulan Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 9 (2013) 5 dan pemanfaatan informasi lokal. (b). Fokus manajemen pusat. (c). Melatih dan memotivasi manajer. (d). Meningkatkan daya saing Pengaruh Ketidakpastian LIngkungan terhadap Sistem Akuntansi Manajemen Ketidakpastian lingkungan adalah kondisi lingkungan eksternal yang dapat mempengaruhi operasionalisasi perusahaan (Otley, 1980). Ketidakpastian lingkungan merupakan variabel kontekstual yang penting karena kondisi tersebut akan membuat kegiatan perencanaan dan kontrol menjadi lebih sulit (Chenhall dan Morris, 1986). Seseorang mengalami ketidakpastian karena dia merasa tidak memiliki informasi yang cukup untuk memprediksi masa depan secara akurat. Dalam kondisi ketidakpastian lingkungan yang tinggi, informasi merupakan komoditi yang sangat berguna dalam proses kegiatan perencanaan dan kontrol dalam suatu organisasi. Dalam kondisi ketidakpastian yang tinggi, informasi merupakan komoditi yang sangat berguna sekali dalam proses kegiatan perencanaan dan control dalam suatu organisasi. Sistem akuntansi manajemen yang andal akan memudahkan penyediaan informasi yang tepat waktu dan relevan, dimana para manajer memiliki kebutuhan informasi yang berbeda, dengan demikian dapat dikatakan bahwa tingkat ketidakpastian lingkungan akan mempengaruhi tingkat ketersediaan informasi sistem akuntansi manajemen. H1 : Ketidakpastian Lingkungan Berpengaruh Terhadap Sistem Akuntansi Manajemen Pengaruh Desentralisasi terhadap Sistem Akuntansi Manajemen Adanya desentralisasi ini akan menyebabkan para manajer yang dikenai limpahan wewenang membutuhkan karakteristik system akuntansi manajemen yang andal agar dapat menyediakan kebutuhan informasi yang tepat waktu dan relevan dalam pembuatan kebijakan dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Kaplan dan Atkinson, 1989) menyatakan bahwa proses informasi merupakan komplemen dari desentralisasi. Desentralisasi juga akan mempengaruhi proses informasi itu dikumpulkan, diolah dan dikomunikasikan dalam organisasi (Gerloff, 1985). Hal ini terjadi karena dalam sistem terdesentralisasi manajer hanya menjalankan tugas atas perintah atasannya saja. Sebaliknya dalam sistem desentralisasi manajer memerlukan informasi lebih banyak untuk pembuatan keputusan mereka (Nazaruddin, 2000). Kondisi tersebut menimbulkan perlunya keselarasan antara tingkat desentralisasi dengan tingkat ketersediaan karakteristik sistem akuntansi manajemen. Apabila perusahaan memiliki tingkat desentralisasi tinggi perlu didukung pula dengan karakteristik informasi sistem akuntansi manajemen yang andal (Mardiyah dan Gudono, 2001). H2 : Desentralisasi Berpengaruh Terhadap Sistem Akuntansi Manajemen METODOLOGI PENELITIAN Jenis Penelitian dan Gambaran dari Populasi Penelitian Jenis penelitian adalah penelitian yang bermaksud menjelaskan kedudukan variabelvariabel yang diteliti serta hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain. Pada penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif asosiatif, yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Dengan penelitian ini maka akan dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala. Menurut Nurgiyantoro (2002:20), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah pimpinan dan kepala bagian yang ada pada PT Garam Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 9 (2013) 6 (Persero) Surabaya yang berlokasi Jl. Arief Rahman Hakim 93 Surabaya, dengan obyek yang diteliti tentang ketidakpastian lingkungan dan desentralisasi dalam mempengaruhi sistem akuntasi manajemen. Adapun pengguna sistem akuntansi manajemen pada PT Garam (Persero) Surabaya sebanyak 48. Teknik Pengambilan Sampel Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah samping jenuh, dimana teknik penetuan sampel bila semua anggota populasi anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 20 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel (Sugiyano, 2007:96). Sampel dalam penelitian ini sebanyak 48 responden yang menggunakan sistem akuntansi manajemen terdiri dari: (a). 1 kepala bagian biro hukum dengan 3 kepala bagian. (b). 1 kepala biro SPI dengan 3 kepala bagian. (c). 1 kepala divisi produksi dengan 4 kepala bagian. (d). 1 kepala divisi processing dengan 3 kepala bagian. (e). 1 kepala biro teknik dengan 4 kepala bagian. (f). 1 kepala biro litbang dengan 3 kepala bagian. (g). 1 kepala divisi pemasaran dengan 3 kepala bagian. (g). 1 kepala divisi garam rakyat dengan 3 kepala bagian. (h). 1 kepala divisi perkapalan dengan 3 kepala bagian. (i). 1 kepala biro umum dengan 4 kepala bagian. (j). 1 kepala biro keuangan dengan 5 kepala bagian. Teknik Pengumpulan Data Sumber penggunaan data yaitu data primer, merupakan data yang diambil langsung dari responden dalam bentuk pengisian pertanyaan – pertanyaan kuesioner atau angket yang sudah disediakan. Dengan ini kuesioner penelitian dapat dikatakan bersifat tertutup. Definisi Opersional dan Pengukuran Variabel Menurut Sugiyono (2007:164) operasional variabel adalah suatu atribut dari sekelompok obyek yang diteliti. Dalam penelitian ini definisi operasional variabel akan dijelaskan mengenai variabel-variabel yang akan diamati sekaligus menjadi obyek pengamatan dalam penelitian. Definisi operasional variabel yang diamati dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut: (1). Ketidakpastian Lingkungan (X 1). Adapun 12 indikator ketidakpastian lingkungan yang dikembangkan oleh Ladjamudin, (2005) antara lain: (a). Lingkungan luar perusahaan dapat mempengaruhi struktur perusahaan dan pengambilan keputusan. (b). Memiliki informasi tentang aktivitas dan strategi perusahaan pesaing. (c). Pelanggan merupakan tujuan utama proses bisnis perusahaan. (d). Memiliki informasi penting guna membuat keputusan dalam memperoleh dan mempertahankan pelanggan. (e). Keyakinan tingkat kepuasan pelanggan atas produk yang dihasilkan. (f). Keyakinan atas kemampuan pemasok dalam menyediakan bahan produksi. (g). Informasi tentang pesaing guna mengambil keputusan. (h). Peraturan pemerintah dalam proses bisnis perusahaan. (i). Perubahan peraturan pemerintah atas peningkatan kesempatan dan bisnis perusahaan. (j).ondisi ekonomi dan politik. (k). Mengetahui metode yang terbaik dalam penggunaan teknologi. (l). Masalah yang dihadapi terkait perubahan teknologi. Sementara itu variabel Desentralisasi (X2) merupakan pendelegasian kepada jenjang yang lebih rendah untuk mengambil keputusan tertentu di unit organisasi yang dipimpinnya (Hansen dan Mowen, 2001 :64). Adapun indikator desentralisasi dengan menggunakan instrumen yang telah dikembangkan oleh Gordon dan Narayanan (1984) antara lain: (a). Memberi kesempatan jejang karier pada bawahan. (b). Memberi kesempatan pada bawahan untuk mengembangkan ide. (c). Pimpinan dan bawahan tidak ada gap dalam Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 9 (2013) 7 berkomunikasi. (d). Memberi tugas dengan tanggungjawab penuh pada bawahan. (e). Laporan kinerja sebagai dasar informasi pengembangan dimasa datang. Indikatornya system akuntansi manajemen yang dikembangkan oleh Dwirandra (2007) antara lain: (a). Informasi yang diterima berisi tentang informasi faktor-faktor eksternal perusahaan. (b). Informasi yang diterima dapat mendukung peningkatan otoritas, tanggungjawab serta fungsi kontrol. (c). Informasi yang diterima merupakan infomrasi yang secara otomatis atua segera sesaat setelah informasi diproses. (d). Informasi yang diterima berisi tentang dampak kejadian pada periode tertentu. (e). Informasi yang diterima berisi tentang dampak yang ditimbulkan oleh keputusan yang diambil. Dalam penelitian ini dipakai skala likert, menurut Sugiyono, (2006:86) skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan skala interval, sedangkan teknik pengukurannya menggunakan semantic differential yang mempunyai skala 7 poin dengan pola sebagai berikut : Sangat tidak setuju 1 2 3 4 5 6 7 sangat setuju Sangat tidak akurat 1 2 3 4 5 6 7 sangat akurat Sangat lambat 1 2 3 4 5 6 7 sangat cepat Sangat tidak membantu 1 2 3 4 5 6 7 sangat membantu Sangat tidak lengkap 1 2 3 4 5 6 7 sangat lengkap Sangat tidak puas 1 2 3 4 5 6 7 sangat puas Sangat tidak memenuhi 1 2 3 4 5 6 7 sangat memenuhi Jawaban dengan nilai 1 berarti tidak setuju dengan pernyataan yang diberikan. Nilai 4 merupakan nilai tengah antara sangat tidak setuju dengan sangat setuju atas pernyataan yang diberikan. Kesimpulan nilai 1-3 cenderung sangat tidak setuju dengan pernyataan yang diberikan. Jawaban antara 5-7 berarti cenderung sangat setuju dengan pernyataan yang diberikan. Teknik Analisis Data Menggunakan statistik deskriptif seperti mean, standar deviasi. Analisis Kuantitatif, didalam analisa ini dapat menggunakan analisa statistik. Adapun teknik analisa yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut: (1). Uji Instrumen. (a). Uji Validitas dilakukan atas item-item pertanyaan. Bila koefisien korelasinya lebih besar dari pada nilai kritis maka suatu pertanyaan dianggap valid (Ghozali; 2005:135). (b). Uji Reliabilitas suatu konstruk atau variabel dapat dikatakan reliabel jika memberikan nilai cronbach aplha masing-masing variabel lebih dari 60 % atau 0,6 maka penelitian ini dikatakan reliabel (Ghozali, 2005:42). (2).Uji Asumsi Klasik (a). Melakukan Uji Autokorelasi (Korelasi Serial) Konstanta Durbin-Watson (DW) dapat dipergunakan untuk pengujian, apakah terdapat autokorelasi variabel bebas terhadap penyimpangan fungsi gangguan (Ghozali, 2005: 96). (b). Uji Normalitas. (c). Uji Multikolinearitas, kolinearitas sering kali diduga jika R2 tinggi (antara 0,7 dan 1) dan ketika korelasi derajat nol juga tinggi, tetapi tidak satu pun atau sangat sedikit koefisien regresi parsial yang secara individual penting secara statistik atas dasar pengujian t-test yang konvensial (Gujarati, 1999:166). (d). Uji Heterokesdatisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah regresi terdapat kesamaan varians dari residul dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain sama, maka disebut homoskedastisitas dan jika varians bebeda disebut heteroskedestisitas. (3). Analisis Regresi Linier Berganda digunakan ketidakpastian lingkungan dan desentralisasi terhadap sisten akuntansi manajemen. Model regresi linier berganda digunakan untuk menguji pengaruh variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat dengan membuat persamaan garis regresi linier berganda, yaitu : Y = a + b1X1 + b2X2 Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 9 (2013) Dimana: Y X1 X2 a b1-b2 8 = Sistem akuntansi manajemen = Ketidakpastian lingkungan = Desentralisasi = Konstanta (nilai Y jika X = 0) = Koefisien regresi untuk X1 - X2 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam penelitian ini data yang diperoleh melalui penyebaran kuisioner kepada pimpinan dan kepala bagian yang ada pada PT Garam (Persero) Surabaya yang berlokasi Jl. Arief Rahman Hakim 93 Surabaya. Jumlah sampel yang digunakan sebagai responden berdasarkan kuesioner berjumlah 48 responden. Pembahasan dalam uraian berangkat dari uraian tentang gambaran subyek penelitian, yaitu menguraikan karakteristik responden sebagai subyek penelitian, yang meliputi jenis kelamin, usia dan pendidikan. Hal ini digunakan untuk mengungkapkan identitas responden yang diintepretasikan dari hasil pengolahan data melalui tabulasi frekuensi guna menghitung kecenderungan nominal empirik. Uji Reliabilitas Suatu kuesioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Pengukuran reliabilitas dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan cara one shot methode atau pengukuran sekali saja. Untuk mengukur reliabilitas dengan melihat cronbach alpha. Suatu konstruk atau variabel dapat dikatakan reliabel jika memberikan nilai cronbach alpha > 0,60 Ghozali, 42:2005, Dari hasil uji reliabilitas nilai cronbach alpha dapat dilihat dibawah ini. Tabel 4 Reliability Statistic Sumber Data : Data Diolah Penulis Dari hasil uji tersebut terlihat nilai cronbach’s alpha sebesar 0,684 lebih besar 0,60 yang berarti butir-butir pertanyaan dari seluruh variabel seluruhnya reliabel dan dapat digunakan dalam penelitian. Validitas Uji validitas dilakukan atas item-item pertanyaan pada kuesioner yaitu dengan jalan menghitung koefisien korelasi dari tiap–tiap pertanyaan dengan skor total yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan angka kritis r product moment. Tujuan dari uji validitas data adalah untuk melihat apakah variabel atau pertanyaan yang diajukan mewakili segala informasi yang seharusnya diukur atau validitas menyangkut kemampuan suatu pertanyaan atau variabel dalam mengukur apa yang harus diukur. Menurut Santoso (2006 : 277) Dasar pengambilan keputusan, yaitu sebagai berikut: (a). Jika r hasil positif, serta r hasil > r tabel, maka hal ini berarti bahwa butir atau item pertanyaan tersebut valid. (b). Jika r hasil negatif, dan r hasil < r tabel maka hal ini berarti bahwa Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 9 (2013) 9 butir atau item pertanyaan tersebut tidak valid. Hasil uji validitas data sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 5 Hasil Analisis Uji Validitas Sumber data : Data Diolah Penulis Berdasarkan pada tabel di atas, dapat diketahui bahwa seluruh item pertanyaan mengenai dari seluruh variabel 22 item, mempunyai nilai r hasil > dari r tabel, dan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan, maka hal ini berarti bahwa seluruh item pertanyaan yang berjumlah 22 item tersebut seluruhnya valid dan dapat digunakan dalam penelitian Uji Asumsi Klasik Dalam suatu persamaan regresi harus bersifat BLUE (Best Linier Unbiased Estimator), artinya pengambilan keputusan melalui uji F dan uji t tidak boleh bias. Untuk menghasilkan keputusan yang BLUE maka harus dipenuhi beberapa asumsi dasar (Klasik), yaitu berdasarkan hasil Uji Asumsi Klasik dengan alat bantu komputer yang menggunakan Program SPSS. 12.0. diperoleh hasil, yaitu sebagai berikut : (1). Uji Normalitas untuk mengetahui apakah data tersebut berdistribusi normal, dapat diuji dengan metode Kolmogorov Smirnov maupun pendekatan grafik. (a). Pendekatan Kolmogorov Smirnov Menurut Santoso, (2006 : 214) dasar pengambilan keputusan, yaitu sebagai beikut: (1). Nilai Probabilitas > 0,05, maka hal ini berarti bahwa data tersebut berdistribusi normal. (2). Nilai Probabilitas < 0,05, maka hal ini berarti bahwa data tersebut tidak berdistribusi normal. Berdasarkan hasil Uji Normalitas dengan alat bantu komputer yang menggunakan Program SPSS. 12.0. diperoleh hasil : Tabel 6 Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 9 (2013) 10 Hasil Uji Normalitas Sumber : Data Diolah Penulis Pendekatan Grafik Pendekatan kedua yang dipakai untuk menilai normalitas data dengan pendekatan grafik, yaitu grafik Normal P-P Plot of regresion standard, dengan pengujian ini disyaratkan bahwa distribusi data penelitian harus mengikuti garis diagonal antara 0 dan pertemuan sumbu X dan Y. Garfik normalitas disajikan dalam gambar berikut: Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Dependent Variable: Sistem Akuntansi Manajemen 1.0 Expected Cum Prob 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 Observed Cum Prob Gambar 2 Grafik Pengujian Normalitas Data Sumber: Data Diolah Penulis Menurut Santoso (2006: 214) jika penyebaran data (titik) di sekitar sumbu diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa distribusi data telah mengikuti garis diagonal antara 0 (nol) dengan pertemuan sumbu Y (Expected Cum. Prob.) dengan sumbu X (Observed Cum Prob.) Hal ini menunjukkan bahwa data dalam penelitian ini telah berdistribusi normal. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa baik melalui pendekatan Kolmogorov Smirnov maupun pendekatan grafik model regresi telah memenuhi asumsi normalitas. Autokorelasi Uji Autokorelasi bertujuan untuk menentukan apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t – 1 (Ghozali, 2005 : 61). Dalam penelitian ini data yang digunakan bukan data time series atau data yang diambil pada waktu tertentu, sehingga untuk Uji Autokorelasi tidak dilakukan Gujarati , 1999 : 201. Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 9 (2013) 11 Multikolinieritas Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam persamaan regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Menurut Santoso (2006 : 206) deteksi tidak adanya Multikolinieritas adalah (a). Mempunyai nilai VIF lebih kecil dari 10. (b). Mempunyai angka tolerance mendekati 1. Berdasarkan hasil Uji Multikolinieritas dengan alat bantu komputer yang menggunakan Program SPSS. 12.0. diperoleh hasil : Tabel 7 Hasil Uji Multikolinieritas Sumber : Data Diolah Penulis Heteroskedaktisitas Pengujian heteroskedaktisitas menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual (kesalahan pengganggu) satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dan residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedaktisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Pendeteksian adanya heteroskedaktisitas menurut Santoso (2006: 210), jika sebaran titik-titik berada di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y dan tidak membentuk pola yang jelas, maka tidak terjadi heteroskedaktisitas. Grafik pengujian Heteroskedaktisitas disajikan berikut: Scatterplot Dependent Variable: Sistem Akuntansi Manajemen Regression Studentized Residual 3 2 1 0 -1 -2 -3 -4 -2 0 2 4 Regression Standardized Predicted Value Gambar 3 Heteroskedaktisitas pada Regresi Linier Berganda Sumber data : Data Diolah Penulis Analisis Regresi Berganda Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh faktor yang digunakan dalam model penelitian yaitu ketidakpastian lingkungan dan desentralisasi dalam kaitannya dengan terhadap sistem akuntansi manajemen secara linier. Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 9 (2013) 12 Dalam analisa regresi ini penulis menggunakan software komputer program SPSS 12.0 dengan hasil sebagai berikut: Variabel Bebas Ketidakpastian Lingkungan Desentralisasi Tabel 8 Rekapitulasi Hasil Uji Regression Koefisien t-hitung Sig. Regresi 0,114 2,322 0,025 0,346 2,497 0,016 Konstanta Sig. F R R2 Sumber Data : Data Diolah Penulis r 0,327 0,349 13,586 0,000 0,648 0,420 Dari data tabel di atas persamaan regresi yang didapat adalah: Y = 13,586 + 0,114X1 + 0,346X2 Dari persamaan regresi di atas dapat diuraikan sebagai berikut: (1). Konstanta (a) = 13,586, menunjukkan bahwa jika faktor ketidak pastian lingkungan dan desentralisasi = 0, maka tingkat informasi sistem akuntansi manajemen akan sebesar 13,586. (2). Koefisien Regresi Ketidakpastian Lingkungan (b1) = 0,114, menunjukkan arah hubungan positif (searah) antara faktor ketidak pastian lingkungan dengan informasi sistem akuntansi manajemen, kondisi ini menunjukkan semakin tinggi faktor ketidak pastian lingkungan akan semakin tinggi tingkat informasi sistem akuntansi manajemen yang dibutuhkan. Dengan kata lain jika faktor ketidak pastian lingkungan naik 1 satuan akan diikuti dengan peningkatan informasi sistem akuntansi menejeman sebesar 0,114 dengan asumsi variabel yang lainnya konstan. (3). Koefisien Regresi Desentralisasi (b2) = 0,346, menunjukkan arah hubungan positif (searah) antara faktor desentralisasi dengan informasi sistem akuntansi manajemen, kondisi ini menunjukkan semakin tinggi faktor desentralisasi akan semakin tinggi tingkat informasi sistem akuntansi manajemen yang dibutuhkan. Dengan kata lain jika faktor desentralisasi naik 1 satuan akan diikuti dengan peningkatan informasi sistem akuntansi menejeman sebesar 0,346 dengan asumsi variabel yang lainnya konstan. Pembahasan Pengaruh Ketidakpastian Lingkungan Terhadap SAM Pengaruh informasi akuntansi manajemen terhadap produk dari sistem informasi akuntansi manajemen. Informasi mempunyai nilai potensial karena informasi memberikan kontribusi langsung dalam menentukan berbagai alternatif tindakan yang bisa dijadikan pertimbangan dalam perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan. Adanya informasi juga akan meningkatkan kemampuan manajer untuk memahami keadaan lingkungan sebenarnya. Perencanaan SAM yang merupakan bagian dari sistem pengendalian organisasi perlu mendapat perhatian, hingga dapat diharapkan akan memberikan kontribusi positif dalam mendukung keberhasilan sistem pengendalian manajemen. Dari hasil analisis yang telah dilakukan diatas menunjukkan pengaruh ketidakpastian lingkungan dan desentralisasi secara bersama-sama terhadap informasi sistem akuntansi manajemen pada PT Garam (Persero) Surabaya adalah signifikan. Hasil ini menunjukkan bahwa tingginya tingkat kebutuhan sistem akuntansi manajemen bergantung pada faktor ketidakpastian lingkungan dan faktor desentralisasi. Tingginya faktor ketidak Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 9 (2013) 13 pastian lingkungan dan desentralisasi membuat manajer membutuhkan sebuah sistem akuntansi manajemen yang handal. Informasi sistem akuntansi manajemen yang handal akan membantu perusahaan menghadapi tantangan pasar kompetitif yang berfokus pada peningkatan nilai tambah yang dimiliki perusahaan agar melebihi kompetitornya. Kesesuaian antara informasi sistem akuntansi manajemen dengan kebutuhan pembuat keputusan dapat meningkatkan kualitas keputusan yang akan diambil dan akan meningkatkan kerja unit bisnis. Kondisi ini juga didukung dengan peroleh tingkat koefisien korelasi secara simultan sebesar 64,8% yang mengindikasikan hubungan antara variabel tersebut secara simultan terhadap informasi sistem akuntansi manajemen pada PT Garam (Persero) Surabaya memiliki hubungan yang erat. Hasil pengujian secara parsial menunjukkan bahwa variabel ketidakpastian lingkungan berpengaruh signifikan dan positif terhadap informasi akuntansi manajemen. Kondisi ini menunjukkan semakin tinggi tingkat ketidakpastian lingkungan menyebabkan sesorang merasa tidak memiliki informasi yang cukup untuk memprediksi masa depan secara akurat. Dalam kondisi ketidakpastian yang tinggi, informasi merupakan komoditi yang sangat berguna sekali dalam proses kegiatan perencanaan dan kontrol dalam suatu organisasi. Sistem akuntansi manajemen yang andal akan memudahkan penyediaan informasi yang tepat waktu dan relevan, dimana para manajer memiliki kebutuhan informasi yang berbeda, dengan demikian dapat dikatakan bahwa tingkat ketidakpastian lingkungan akan mempengaruhi tingkat ketersediaan informasi sistem akuntansi manajemen. Besarnya pengaruh variabel ketidakpastian lingkungan dengan informasi akuntansi manajemen 32,7%, yang menunjukkan vahwa variabel tersebut cukup kuat dalam mempengaruhi sistem akuntansi manajemen. Hasil ini sependapat dengan penelitian yang dilakukan oleh Gordon dan Narayanan (1984) yang mengemukakan bahwa ketika ketidakpastian lingkungan meningkat, manajer akan mempertimbangkan informasi eksternal, non-financial dan dukungan informasi sistem akuntansi manajemen akan menjadi semakin penting dan berguna dalam pengambilan keputusan. Ketidakpastian lingkungan merupakan rasa ketidakmampuan seseorang untuk memprediksi sesuatu secara akurat. Seseorang berada dalam kondisi ketidakpastian bila ia merasa dirinya tidak memiliki informasi yang cukup untuk membuat prediksi secara akurat, atau bila ia merasa bahwa dirinya tidak mampu membedakan antara data yang relevan dengan data yang tidak relevan. Pengaruh Desentralisasi Terhadap SAM Hasil pengujian selanjutnya menunjukkan bahwa faktor desentralisasi berpengaruh signifikan dan positif terhadap informasi akuntansi manajemen. Kondisi ini mencerminkan semakin tinggi tingkat desentralisasi menunjukkan semakin banyak pendelegasian wewenang yang diberikan atasan kepada jajaran yang berada dibawahnya. Pendelegasian yang diberikan kepada manajemen yang lebih rendah dalam otoritas pembuatan keputusan (decision making) akan diikuti pula tanggung jawab terhadap aktivitas yang mereka lakukan. Kondisi ini menyebabkan para manajer yang dikenai limpahan wewenang membutuhkan karakteristik sistem akuntansi manajemen yang andal agar dapat menyediakan kebutuhan informasi yang tepat waktu dan relevan dalam pembuatan kebijakan dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Hasil ini sependapat dengan penelitian yang dilakukan oleh Mardiyah dan Gudono 2001, yang mengemukakan bahwa apabila perusahaan memiliki tingkat desentralisasi tinggi perlu didukung pula dengan karakteristik informasi sistem akuntansi manajemen yang andal. Desentralisasi dapat diartikan sebagai pemberian wewenang dan otoritas kepada menajer sub unit untuk mengambil tindakan yang akan mempengaruhi kemampuan adaptasi dari pihak manajer sub unit. Tingkat Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 9 (2013) 14 pemberian wewenang itu sendiri menunjukkan sampai seberapa jauh manajemen yang lebih tinggi mengizinkan manajemen yang lebih rendah untuk membuat kebijakan secara independen. Besarnya pengaruh faktor desentralisasi terhadap sistem informasi akuntansi manajemen sebesar 34,9% yang mengindikasikan pengaruh variabel tersebut dengan sistem informasi manajemen cukup kuat. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel mempunyai pengaruh yang dominan adalah faktor desentralisasi karena mempunyai koefisien determinasi partialnya paling besar. Kesimpulan dan Saran Simpulan Dari pembahasan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: (1). Hasil pengujian secara simultan menunjukkan pengaruh ketidakpastian lingkungan dan desentralisasi secara bersama-sama terhadap informasi sistem akuntansi manajemen pada PT Garam (Persero) Surabaya adalah signifikan. Kondisi ini menunjukkan bahwa tingginya tingkat kebutuhan sistem akuntansi manajemen bergantung pada faktor ketidakpastian lingkungan dan faktor desentralisasi. Tingginya faktor ketidak pastian lingkungan dan desentralisasi membuat manajer membutuhkan sebuah sistem akuntansi manajemen yang handal, hasil ini diperkuat dengan perolehan koefisien korelasi sebesar 64,8% menunjukkan korelasi atau hubungan antara variabel tersebut secara simultan terhadap informasi sistem akuntansi manajemen pada PT Garam (Persero) Garam (Persero) Surabaya. (2). Hasil pengujian secara parsial menunjukkan variabel ketidakpastian lingkungan dan desentralisasi yang digunakan dalam model penelitian terdiri masing-masing mempunyai pengaruh signifikan dan positif terhadap informasi sistem akuntansi manajemen pada PT Garam (Persero) Surabaya. (3). Hasil pengujian koefisien determinasi parsial yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa variabel yang berpengaruh dominan terhadap informasi sistem akuntansi manajemen pada PT Garam (Persero) Surabaya adalah variabel desentralisasi. Hasil mengindikasikan bahwa banyaknya pendelegasian wewenang yang diberikan atasan kepada jajaran yang berada dibawahnya menyebabkan para manajer yang dikenai limpahan wewenang membutuhkan karakteristik sistem akuntansi manajemen yang handal agar dapat menyediakan kebutuhan informasi yang tepat waktu dan relevan dalam pembuatan kebijakan dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Saran Berdasarkan kesimpulan yang ada maka penulis dapat memberikan saran – saran sebagai berikut: (1). Mengingat lingkungan kerja berubah sangat cepat dan dinamis, hendaknya PT Garam (Persero) Surabaya selalu menganalisis dan mendiagnosis perubahan lingkungan tersebut. (2). Adanya desentralisasi pada organisasi PT Garam (Persero) Surabaya merupakan pilihan yang tepat dan sebaiknya dapat terus ditingkatkan pelaksanaannya. Hal ini dikarenakan model pendelegasian wewenang dengan pendekatan desentralisasi akan mempercepat pengambilan keputusan. (3). Agar dapat bersaing dengan perusahan yang sejenis sebaiknya dapat meningkatkan kualitas informasi sistem akuntansi manajemen yang handal, karena akan membantu perusahaan menghadapi tantangan pasar kompetitif yang berfokus pada peningkatan nilai tambah yang dimiliki perusahaan agar melebihi kompetitornya. Kesesuaian antara informasi sistem akuntansi manajemen dengan kebutuhan pembuat keputusan dapat meningkatkan kualitas keputusan yang akan diambil dan akan meningkatkan kerja unit bisnis. Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 9 (2013) 15 DAFTAR PUSTAKA Chenhall R.H. dan D. Morries. 1986. “The Impact of Structure, Environment, and Interdependence on the Perceived Usufulness of Management Accounting Systems”. Accounting Review. Desmiyanti. 2004. Pengaruh Desentralisasi Ketidakpastian Lingkungan Dan Sistem Akuntansi Manajemen Terhadap Kinerja Manajerial. Pekbis Jurnal, Vol.2, No.3, November 2010: 346-354. Dwirandra, N. B. 2007. Pengaruh Interaksi Ketidakpastian Lingkungan, Desentralisasi, Dan Luas Lingkup Informasi Akuntansi Manajemen Terhadap Kinerja Manajerial. Buletin Studi Ekonomi Volume 12 Nomor 2 Tahun 2007 Gerloff, E. A. 1985. Organizational Theory and Design – A Strategic Approach for Management. Mc. Graw-Hill. New York. Ghozali, I. 2005. Aplikasi Analisi Multivariate dengan program SPSS Edisi Kedua. Penertbit Universitas Diponegoro. Semarang. Gordon L.A & Narayanan, V.K. 1984. “Management Accounting Systems, Perceived Environmental Uncertainty and Organization Structure: An Empirical Investigation”. Accounting, Organizations and Society. Vol.9, No.1. Gujarati, D. 1999. Ekonometrika Dasar, Edisi Pertama. Penerbit Erlangga. Jakarta. Handoko, T. H. 2003. Manajemen Edisi ke Dua. Penerbit BPFE. Yogyakarta. Hansen, D. R. dan M. M. Mowen. 2001. Akuntansi Manajemen Edisi Kelima. Jilid 1. Penerbit Erlangga. Jakarta. Ladjamudin, B. A. 2005. Analisis dan Desaiin Sistem Informasi. Edisi Pertama. Penerbit Graha Ilmu. Yogyakarta Mardiyah, A. A. dan Gudono. 2001. Pengaruh Ketidakpastian Lingkungan dan Desentralisasi terhadap Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen. Jurnal riset Akuntansi Indonesia, Vol 4, No.1. Mulyadi. 2001. Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen. Aditya Media. Yogyakarta. Nazaruddin. l. 2000. Pengaruh Desentralisasi dan karakteristik Informasi Sistem Akuntansi Manajemen terhadap Kinerja Manajerial. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 1 No. 2 Juli, hal. Nurgiyantoro, B. 2002. Statitistik Terapan Untuk Peneltian Ilmu Sosial. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. Otley, D. T. 1980. The Contingency Theory of Management Accounting: Achievement dan Prognosis. Accounting. Organization dan Society. Vol.5. Santoso, S. 2006. Statistik Multivariat. Penerbit PT Elek Media Komputindo Kelompok Gramedia. Jakarta. Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan Keempat. Penerbit CV.Alfabeta. Bandung. ------------. 2007. Metode Penelitian Administrasi. Edisi ke-14. Penerbit CV. Alfabeta. Bandung.