pengaruh ketidakpastian lingkungan dan desentralisasi terhadap

advertisement
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 9 (2013)
PENGARUH KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN DAN DESENTRALISASI
TERHADAP SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN
BERNANDET DWITA SULISTIYOWATI
[email protected]
Kurnia
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya
Abstract
The purpose of this research is to find out the influence of environmental uncertainty and decentralization to the
accounting management system at PT Garam (Persero) Surabaya. The populations used in this research are
users of accounting management system at PT Garam (Persero) Surabaya as many as 48 peoples. The analysis
technique is using multiple linier regression analysis. The test result shows that environmental uncertainty and
decentralization simultaneously has significant influence to the information system of accounting management
at PT Garam (Persero) Surabaya. This result support with the correlation coefficient of 64.8% shows that a
correlation or a relation among variables simultaneously to the accounting management information system at
PT Garam (Persero) Surabaya has a strong relation. The test result partially shows that the environmental
uncertainty and decentralization variables have positive and significant influence to the accounting
management information system at PT Garam (Persero) Surabaya. The result support with the significant level
of each variables is under α = 5%. This condition shows that the higher level of environmental uncertainty and
decentralization therefore it needs more accounting management system by PT. Garam (persero) Surabaya.
Keywords: Environmental Uncertainty, Decentralization, Accounting Management System.
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ketidakpastian lingkungan dan desentralisasi
terhadap sistem akuntansi manajemen pada PT Garam (Persero) Surabaya. Adapun populasi yang
digunakan dalam penelitian adalah pengguna sistem akuntansi manajemen pada PT Garam (Persero)
Surabaya sebanyak 48 orang. Teknik analisa yang digunakan adalah analisa regresi linier berganda.
Hasil pengujian secara simultan menunjukkan pengaruh ketidakpastian lingkungan dan
desentralisasi secara bersama-sama terhadap informasi sistem akuntansi manajemen pada PT Garam
(Persero) Surabaya adalah signifikan. Hasil ini diperkuat dengan perolehan koefisien korelasi sebesar
64,8% menunjukkan korelasi atau hubungan antara variabel tersebut secara simultan terhadap
informasi sistem akuntansi manajemen pada PT Garam (Persero) Surabaya memiliki hubungan yang
erat. Hasil pengujian secara parsial menunjukkan variabel ketidakpastian lingkungan dan
desentralisasi mempunyai pengaruh signifikan dan positif terhadap informasi sistem akuntansi
manajemen pada PT Garam (Persero) Surabaya. Hasil ini ditunjukkan dengan tingkat signifikansi
masing-masing variabel tersebut dibawah α = 5%. Kondisi ini menunjukkan semakin tinggi tingkat
ketidakpastian lingkungan dan desentralisasi semakin tinggi informasi sistem akuntansi manajemen
yang diperlukan PT. Garam (persero) Surabaya.
Kata Kunci : Ketidakpastian Lingkungan, Desentralisasi, Sistem Akuntansi Manajemen.
PENDAHULUAN
Dalam kondisi persaingan ini, semakin sulit bagi manajer untuk membuat
keputusan yang tepat karena masalah-masalah yang dihadapi semakin kompleks, oleh
karena itu perusahaan harus memiliki manajemen yang baik dan tangguh sehingga dapat
melihat dan menggunakan peluang yang ada serta dapat mengidentifikasi masalah dan
menyeleksi serta mengimplementasikan proses adaptasi dengan tepat. Manajemen juga
mempertahankan kelangsungan hidup serta mengendalikan organisasi hingga tujuan yang
diharapkan perusahaan dapat tercapai. Untuk memudahkan pencapaian tujuan tersebut
maka suatu perusahaan membutuhkan adanya manajemen, karena tanpa manajemen semua
usaha akan sia-sia dan pencapaian tujuan akan lebih sulit, dalam hal ini manajemen
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 9 (2013)
2
merupakan proses membuat perencanaan, mengorganisasikan, memimpin dan
mengendalikan berbagai usaha dari anggota organisasi dan menggunakan semua sumber
daya organisasi untuk mencapai sasaran, oleh karena itu menajemen perlu memiliki
kemampuan untuk melihat dan menggunakan peluang, mengidentifikasi masalah, dan
menyelesaikan serta mengimplementasikan proses adaptasi dengan tepat. Manajemen juga
berkewajiban mempertahankan kelangsungan hidup serta mengendalikan organisasi
hingga tujuan yang diharapkan tercapai.
Manajemen membutuhkan informasi untuk memprediksi masa depan dan
pengambilan keputusan, yaitu dengan mempertimbangkan pengaruh faktor eksternal
perusahaan. Bentuk informasi dapat berupa bentuk laporan, model diskriptif dan bentuk
statistik. Pemanfaatan informasi ini kemudian di analisis untuk pengambilan keputusan dan
dijabarkan oleh pihak manajer dalam setiap aktivitas perusahaan. Penggunaan teknologi
informasi akan berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Peningkatan kinerja individu
pada setiap bagian perusahaan. Penggunaan teknologi informasi saat ini tidak hanya pada
perusahaan swasta akan tetapi juga pada instansi pemerintah akan lebih memudahkan bagi
karyawan untuk melakukan tugas sehingga tidak lagi dilakukan secara manual.
Akuntansi manajemen disusun terutama untuk menghasilkan informasi yang
berguna bagi pengambil keputusan oleh manajemen. Biasanya informasi yang digunakan
oleh manajemen berkisar pada biaya, sehingga juga biasa disebut dengan akuntansi biaya.
Selain data biaya untuk harga pokok, akuntansi manajemen juga membutuhkan data untuk
pengawasan dan analisis biaya yang dibuat dalam bentuk standar dan lain-lainnya. Untuk
membantu aktivitasnya, para manajer membutuhkan dukungan informasi. Sistem akuntansi
manajemen (SAM) merupakan sistem formal yang dirancang untuk menyediakan informasi
bagi manajer. SAM dapat membantu manajer dalam pengendalian aktivitas sehingga
diharapkan dapat membantu perusahaan dalam pencapaian tujuan. (Nazaruddin, 2000)
mengidentifikasi empat karakteristik SAM yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan,
yaitu : broad scope (lingkup), timelines (tepat waktu), aggregation (agregasi),dan integration
(integrasi). Karakteristik informasi yang tersedia tersebut akan menjadi efektif apabila sesuai
dengan tingkat kebutuhan organisasi. Adanya informasi juga akan meningkatkan
kemampuan manajer untuk memahami keadaan lingkungan sebenarnya. Selain itu
informasi juga berfungsi dalam mengidentifikasi aktivitas yang relevan. Sesuai dengan
pendekatan kontijensi (Mardiyah dan Gudono, 2001), masing-masing karakteristik
informasi sistem akuntansi itu tidak selalu sama untuk segala situasi.
Hal ini berkaitan dengan tingkat desentralisasi atau tingkat pendelegasian otonomi
kepada para manajer yang merupakan faktor signifikan dari sistem pengendalian organisasi
dan ketidakpastian lingkungan. Pendapat ini didukung oleh (Max 1989, dan Fisher 1996,
dalam Nazaruddin, 2000) yang menyatakan bahwa ketidakpastian lingkungan merupakan
variabel kontijensi di dalam perancangan karakteristik sistem akuntansi manajemen. Hasil
penelitian (Gul dan Chia dalam Nazaruddin, 2000) menunjukan bahwa karakteristik
informasi akuntansi manajemen tergantung pada variabel kontekstual organisasi yaitu
desentralisasi. Perkembangan keadaan sekitar atau lingkungan sekitarnya pada
kenyataannya lebih komplek, karena berhubungan dengan hal yang menyangkut tentang
“ketidakpastian”. Ketidakpastian lingkungan inilah yang merupakan pembahasan pada
masa yang akan datang. Sebuah organisasi dalam mengantisipasi ketidakpastian
lingkungan harus lebih siap dengan membangun prinsip-prinsip pengorganisasian baru,
seperti: pengembangan jaringan, proses integratif dan kolaboratif, berbasis pengetahuan,
dan berdasar penciptaan nilai tambah.
Ketidakpastian lingkungan adalah kondisi lingkungan eksternal yang dapat
mempengaruhi operasionalisasi perusahaan (Desmiyawati, 2004). Perencanaan yang
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 9 (2013)
3
dilakukan oleh manajer akan menjadi suatu yang problematik dan dalam situasi operasional
yang tidak pasti karena kejadian-kejadian dimasa datang tidak dapat diprediksikan. Bagi
perusahaan, sumber utama ketidakpastian berasal dari lingkungan, yang meliputi pesaing,
konsumen, pemasok, regulator, dan teknologi yang dibutuhkan. (Desmiyawati, 2004).
Perencanaan menjadi bermasalah dalam situasi operasi yang tidak pasti karena tidak
terprediksinya kejadian masa mendatang. Mardiah dan Gudono, (2001:5) melaporkan
pentingnya tipe informasi yang berorientasi ke depan (future-oriented information) yang
terfokus pada sumber ketidakpastian bagi manajer yang sedang menghadapi
ketidakpastian. Sementara, Chenhall dan Morris (1986) menekankan hahwa dalam kondisi
seperti itu dibutuhkan informasi ang lingkupnya luas, tepat waktu, dan agregat. Hal ini
sangat logis karena manajer terdesentralisasi, yang dibentuk untuk menyesuaikan dengan
ketidakpastian lingkungan membutuhkan informasi yang bermanfaat untuk mengarahkan
dan memecahkan masalah seperti penetapan harga, pemasaran, kontrol persediaan, dan
negosiasi dengan serikat pekerja. Dalam kondisi ketidakpastian lingkungan yang tinggi,
informasi, merupakan komoditi yang sangat berguna sekali dalam proses kegiatan
perencanaan dan kontrol dalam suatu organisasi dimana semua ini merupakan tugas dari
manajer yang terkait dengan decision making (pembuat keputusan) Informasi dalam
organisasi terdesenteralisasi lebih banyak dibutuhkan dibanding didalam organisasi
tersentralisasi. Hal ini terjadi karena dalam sistem tersentralisasi manajer hanya
menjalankan tugas atas perintah atasannya saja. Sebaliknya dalam sistem desentralisasi
manajer memerlukan informasi lebih banyak untuk pembuatan keputusan mereka
(Nazaruddin, 2000).
Sistem desentralisasi merupakan pendelegasian wewenang dan tanggungjawab
kepada para manajer lebih rendah. Tingkat pendelegasian menunjukkan seberapa jauh
manajemen yang lebih tinggi mengizinkan manajemen yang lebih rendah untuk membuat
kebijakan secara independen artinya pendelegasian yang diberikan kepada manajemen
yang lebih rendah (subordinate) dalam kaitannya dengan otoritas pembuatan keputusan
(deccicion making) dan desentralisasi merupakan tanggungjawab terhadap aktivitas
subordinate tersebut (Mardiah dan Gudono, 2001 :5). Berdasarkan pada latar belakang
diatas, maka dapat dirumuskan pokok permasalahan yang akan dibahas “Apakah
ketidakpastian lingkungan dan desentralisasi berpengaruh terhadap sistem akuntansi
manajemen pada PT Garam (Persero) Surabaya ?” Berdasarkan permasalahan yang telah
dirumuskan diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah “Untuk menguji pengaruh
ketidakpastian lingkungan dan desentralisasi terhadap sistem akuntansi manajemen pada
PT Garam (Persero) Surabaya”.
TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS
Ketidakpastian Lingkungan
Merupakan rasa ketidakmampuan seseorang untuk memprediksi sesuatu secara
akurat. Seseorang berada dalam kondisi ketidakpastian bila ia merasa dirinya tidak
memiliki informasi yang cukup untuk membuat prediksi secara akurat, atau bila ia merasa
bahwa dirinya tidak mampu membedakan antara data yang relevan dengan data yang tidak
relevan. Sedangkan menurut Mardiyah dan Gudono, (2001:5), ketidakpastian lingkungan
adalah kondisi lingkungan ekternal yagn dapat mempengaruhi operasionalisasi
perusahaan. Duncan dalam Nazaruddin, (2000:105) mengidentifikasikan ketidakpastian
lingkungan
sebagai
totalitas faktor social dan fisik yang diperhitungkan atau
dipertimbangkan dalam sikap mengambil keputusan dari setiap individu-individu dalam
organisasi. Kemudian Duncan melanjutkan bahwa ketidak pastian lingkungan dapat
didefinisikan sebagai: (a). Ketiadaan informasi tentang faktor-faktor lingkungan yang
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 9 (2013)
4
berhubungan dengan situasi pengambilan keputusan. (b). Tidak diketahuinya outcome dari
keputusan tertentu tentang seberapa besar perusahaan akan mengalami kerugian jika
keputusan yang diambil ternyata salah. (c). Ketidakmampuan untuk menilai
kemungkinan pada berbagai tingkat keyakinan, tentang bagaimana faktor-faktor
lingkungan dapat mempengaruhi berhasil atau gagalnya suatu keputusan.
Tipe-Tipe Ketidakpastian Lingkungan
Ladjamudin, (2002:14) mengidentifikasikan tipe-tipe ketidakpastian lingkungan
sebagai berikut: (a). Ketidakpastian Keadaan (State Uncertainity). (b). Ketidakpastian
Pengaruh. (c).Ketidakpastian Respon.
Sedangkan sebab-sebab ketidakpastian lingkungan menurut Duncan dalam Ritonga dan
Zainuddin, (2002:109), ketidakpastian lingkungan disebabkan oleh 3 kondisi, yaitu: (a).
Kurangnya informasi mengenai faktor lingkungan yang berkaitan dengan situasi khusus
dengan pengambilan keputusan. (b). Ketidak mampuan secara tepat menetapkan
kemungkinan mengenai cara faktor-faktor llingkungan itu mempengaruhi keberhasilan atau
kegagalan sebuah unit penentu dalam melaksanakan fungsinya. (c). Kurangnya informasi
kerugian yang harus dipikul akibat keputusan atau langkah yang keliru.
Desentralisasi
Pendelegasian wewenang oleh manajer kaitannya dengan desentralisasi organisasi.
Desentralisasi (decentralitation) adalah praktek pendelegasian wewenang pengambilan
keputusan kepada jenjang yang lebih rendah (Hansen dan Mowen, 2001 :64). Semua
organisasi berada dalam rentang yang sangat tersentralisasi hingga ke sangat
terdesentralisasi. Meskipun desentralisasi diyakini dapat mengurangi beban manajemen
puncak, bukan berarti setiap organisasi harus mendesentralisasikan semua keputusannya.
Para manajer akan mendiagnosis situasi organisasi dan memilih tingkat pengambilan
keputusan yang paling memenuhi kebutuhan organisasi. Desentralisasi menurut Mulyadi
(2001 : 379) adalah pendelegasian kebebasan untuk mengambil keputusan. Desentralisasi
sebagai pemberian wewenang dan otoritas kepada menajer sub unit untuk mengambil
tindakan yang akan mempengaruhi kemampuan adaptasi dari pihak manajer sub unit.
Desentralisasi dalam bentuk pendistribusian otoritas pada manajemen yang lebih rendah
diperlukan karena semakin kompleksnya kondisi administratif, tugas, dan tanggung
jawab. Dengan pendelegasian wewenang maka akan membantu meringankan beban
manajemen yang lebih tinggi. Tingkat desentralisasi yang tinggi merupakan bentuk yang
tepat untuk menghadapi peningkatan ketidakpastian sehingga menunjang pencapaian
kinerja manajerial yang lebih baik. Pusat organisasi yang terdesentralisasi terdapat empat
kegiatan yang terjadi ketika delegasi dilakukan, (Handoko, 2003:224), antara lain : (a).
Pendelegaian menetapkan dan memberikan tujuan dan tugas kepada bawahan. (b).
Pendelegasian melimpahkan wewenang yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan tugas.
(c). Penerimaan delegasi baik implicit
atau explicit, menimbulkan kewajiban dan
tanggungjawab. (d). Pendelegasian menerima pertanggungjawaban bawahan untuk
hasilhasil yang dicapai.
Alasan-alasan Melakukan Desentralisasi
Sejauhmana desentraliasi itu membatu sebuah organisasi mencapai sasaran secara efisien,
barulah bisa dilakukan bahwa desentralisasi memang mempunyai arti. Dalam memilih
pendekatan desentralisasi terhadap manajemen, alasan-alasan berikut ini biasanya perlu
dipertimbangkan, (Hansen dan Mowen, 2001:118): (a). Kemudahan terhadap pengumpulan
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 9 (2013)
5
dan pemanfaatan informasi lokal. (b). Fokus manajemen pusat. (c). Melatih dan memotivasi
manajer. (d). Meningkatkan daya saing
Pengaruh Ketidakpastian LIngkungan terhadap Sistem Akuntansi Manajemen
Ketidakpastian lingkungan adalah kondisi lingkungan eksternal yang dapat
mempengaruhi operasionalisasi perusahaan (Otley, 1980). Ketidakpastian lingkungan
merupakan variabel kontekstual yang penting karena kondisi tersebut akan membuat
kegiatan perencanaan dan kontrol menjadi lebih sulit (Chenhall dan Morris, 1986).
Seseorang mengalami ketidakpastian karena dia merasa tidak memiliki informasi yang
cukup untuk memprediksi masa depan secara akurat. Dalam kondisi ketidakpastian
lingkungan yang tinggi, informasi merupakan komoditi yang sangat berguna dalam
proses kegiatan perencanaan dan kontrol dalam suatu organisasi.
Dalam kondisi ketidakpastian yang tinggi, informasi merupakan komoditi yang sangat
berguna sekali dalam proses kegiatan perencanaan dan control dalam suatu organisasi.
Sistem akuntansi manajemen yang andal akan memudahkan penyediaan informasi yang
tepat waktu dan relevan, dimana para manajer memiliki kebutuhan informasi yang berbeda,
dengan demikian dapat dikatakan bahwa tingkat ketidakpastian lingkungan akan
mempengaruhi tingkat ketersediaan informasi sistem akuntansi manajemen.
H1 : Ketidakpastian Lingkungan Berpengaruh Terhadap Sistem Akuntansi Manajemen
Pengaruh Desentralisasi terhadap Sistem Akuntansi Manajemen
Adanya desentralisasi ini akan menyebabkan para manajer yang dikenai limpahan
wewenang membutuhkan karakteristik system akuntansi manajemen yang andal agar dapat
menyediakan kebutuhan informasi yang tepat waktu dan relevan dalam pembuatan
kebijakan dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Kaplan dan Atkinson, 1989)
menyatakan bahwa proses informasi merupakan komplemen dari desentralisasi.
Desentralisasi juga akan mempengaruhi proses informasi itu dikumpulkan, diolah dan
dikomunikasikan dalam organisasi (Gerloff, 1985).
Hal ini terjadi karena dalam sistem terdesentralisasi manajer hanya menjalankan tugas
atas perintah atasannya saja. Sebaliknya dalam sistem desentralisasi manajer memerlukan
informasi lebih banyak untuk pembuatan keputusan mereka (Nazaruddin, 2000).
Kondisi tersebut menimbulkan perlunya keselarasan antara tingkat desentralisasi
dengan tingkat ketersediaan karakteristik sistem akuntansi manajemen. Apabila
perusahaan memiliki tingkat desentralisasi tinggi perlu didukung pula dengan
karakteristik informasi sistem akuntansi manajemen yang andal (Mardiyah dan Gudono,
2001).
H2 : Desentralisasi Berpengaruh Terhadap Sistem Akuntansi Manajemen
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis Penelitian dan Gambaran dari Populasi Penelitian
Jenis penelitian adalah penelitian yang bermaksud menjelaskan kedudukan variabelvariabel yang diteliti serta hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain. Pada
penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif asosiatif, yang bertujuan untuk
mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Dengan penelitian ini maka akan
dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan
mengontrol suatu gejala. Menurut Nurgiyantoro (2002:20), populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Populasi dalam penelitian ini adalah pimpinan dan kepala bagian yang ada pada PT Garam
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 9 (2013)
6
(Persero) Surabaya yang berlokasi Jl. Arief Rahman Hakim 93 Surabaya, dengan obyek yang
diteliti tentang ketidakpastian lingkungan dan desentralisasi dalam mempengaruhi sistem
akuntasi manajemen. Adapun pengguna sistem akuntansi manajemen pada PT Garam
(Persero) Surabaya sebanyak 48.
Teknik Pengambilan Sampel
Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah samping
jenuh, dimana teknik penetuan sampel bila semua anggota populasi anggota populasi
digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil,
kurang dari 20 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan
yang sangat kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi
dijadikan sampel (Sugiyano, 2007:96). Sampel dalam penelitian ini sebanyak 48 responden
yang menggunakan sistem akuntansi manajemen terdiri dari: (a). 1 kepala bagian biro
hukum dengan 3 kepala bagian. (b). 1 kepala biro SPI dengan 3 kepala bagian. (c). 1 kepala
divisi produksi dengan 4 kepala bagian. (d). 1 kepala divisi processing dengan 3 kepala
bagian. (e). 1 kepala biro teknik dengan 4 kepala bagian. (f). 1 kepala biro litbang dengan 3
kepala bagian. (g). 1 kepala divisi pemasaran dengan 3 kepala bagian. (g). 1 kepala divisi
garam rakyat dengan 3 kepala bagian. (h). 1 kepala divisi perkapalan dengan 3 kepala
bagian. (i). 1 kepala biro umum dengan 4 kepala bagian. (j). 1 kepala biro keuangan dengan
5 kepala bagian.
Teknik Pengumpulan Data
Sumber penggunaan data yaitu data primer, merupakan data yang diambil langsung
dari responden dalam bentuk pengisian pertanyaan – pertanyaan kuesioner atau angket
yang sudah disediakan. Dengan ini kuesioner penelitian dapat dikatakan bersifat tertutup.
Definisi Opersional dan Pengukuran Variabel
Menurut Sugiyono (2007:164) operasional variabel adalah suatu atribut dari
sekelompok obyek yang diteliti. Dalam penelitian ini definisi operasional variabel akan
dijelaskan mengenai variabel-variabel yang akan diamati sekaligus menjadi obyek
pengamatan dalam penelitian. Definisi operasional variabel yang diamati dalam penelitian
ini dapat diuraikan sebagai berikut: (1). Ketidakpastian Lingkungan (X 1). Adapun 12
indikator ketidakpastian lingkungan yang dikembangkan oleh Ladjamudin, (2005) antara
lain: (a). Lingkungan luar perusahaan dapat mempengaruhi struktur perusahaan dan
pengambilan keputusan. (b). Memiliki informasi tentang aktivitas dan strategi perusahaan
pesaing. (c). Pelanggan merupakan tujuan utama proses bisnis perusahaan. (d). Memiliki
informasi penting guna membuat keputusan dalam memperoleh dan mempertahankan
pelanggan. (e). Keyakinan tingkat kepuasan pelanggan atas produk yang dihasilkan. (f).
Keyakinan atas kemampuan pemasok dalam menyediakan bahan produksi. (g). Informasi
tentang pesaing guna mengambil keputusan. (h). Peraturan pemerintah dalam proses bisnis
perusahaan. (i). Perubahan peraturan pemerintah atas peningkatan kesempatan dan bisnis
perusahaan. (j).ondisi ekonomi dan politik. (k). Mengetahui metode yang terbaik dalam
penggunaan teknologi. (l). Masalah yang dihadapi terkait perubahan teknologi. Sementara
itu variabel Desentralisasi (X2) merupakan pendelegasian kepada jenjang yang lebih rendah
untuk mengambil keputusan tertentu di unit organisasi yang dipimpinnya (Hansen dan
Mowen, 2001 :64). Adapun indikator desentralisasi dengan menggunakan instrumen yang
telah dikembangkan oleh Gordon dan Narayanan (1984) antara lain: (a). Memberi
kesempatan jejang karier pada bawahan. (b). Memberi kesempatan pada bawahan
untuk mengembangkan ide. (c). Pimpinan dan bawahan tidak ada gap dalam
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 9 (2013)
7
berkomunikasi. (d). Memberi tugas dengan tanggungjawab penuh pada bawahan. (e).
Laporan kinerja sebagai dasar informasi pengembangan dimasa datang. Indikatornya
system akuntansi manajemen yang dikembangkan oleh Dwirandra (2007) antara lain: (a).
Informasi yang diterima berisi tentang informasi faktor-faktor eksternal perusahaan. (b).
Informasi yang diterima dapat mendukung peningkatan otoritas, tanggungjawab serta
fungsi kontrol. (c). Informasi yang diterima merupakan infomrasi yang secara otomatis atua
segera sesaat setelah informasi diproses. (d). Informasi yang diterima berisi tentang dampak
kejadian pada periode tertentu. (e). Informasi yang diterima berisi tentang dampak yang
ditimbulkan oleh keputusan yang diambil. Dalam penelitian ini dipakai skala likert,
menurut Sugiyono, (2006:86) skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan
persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Skala yang digunakan
dalam penelitian ini adalah dengan skala interval, sedangkan teknik pengukurannya
menggunakan semantic differential yang mempunyai skala 7 poin dengan pola sebagai
berikut :
 Sangat tidak setuju
1 2 3 4 5 6 7 sangat setuju
 Sangat tidak akurat
1 2 3 4 5 6 7
sangat akurat
 Sangat lambat
1 2 3 4 5 6 7 sangat cepat
 Sangat tidak membantu 1 2 3 4 5 6 7
sangat membantu
 Sangat tidak lengkap
1 2 3 4 5 6 7
sangat lengkap
 Sangat tidak puas
1 2 3 4 5 6 7 sangat puas
 Sangat tidak memenuhi 1 2 3 4 5 6 7
sangat memenuhi
Jawaban dengan nilai 1 berarti tidak setuju dengan pernyataan yang diberikan. Nilai 4
merupakan nilai tengah antara sangat tidak setuju dengan sangat setuju atas pernyataan
yang diberikan. Kesimpulan nilai 1-3 cenderung sangat tidak setuju dengan pernyataan
yang diberikan. Jawaban antara 5-7 berarti cenderung sangat setuju dengan pernyataan
yang diberikan.
Teknik Analisis Data
Menggunakan statistik deskriptif seperti mean, standar deviasi. Analisis Kuantitatif,
didalam analisa ini dapat menggunakan analisa statistik. Adapun teknik analisa yang
digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut: (1). Uji Instrumen. (a). Uji Validitas
dilakukan atas item-item pertanyaan. Bila koefisien korelasinya lebih besar dari pada nilai
kritis maka suatu pertanyaan dianggap valid (Ghozali; 2005:135). (b). Uji Reliabilitas suatu
konstruk atau variabel dapat dikatakan reliabel jika memberikan nilai cronbach aplha
masing-masing variabel lebih dari 60 % atau 0,6 maka penelitian ini dikatakan reliabel
(Ghozali, 2005:42). (2).Uji Asumsi Klasik (a). Melakukan Uji Autokorelasi (Korelasi Serial)
Konstanta Durbin-Watson (DW) dapat dipergunakan untuk pengujian, apakah terdapat
autokorelasi variabel bebas terhadap penyimpangan fungsi gangguan (Ghozali, 2005: 96).
(b). Uji Normalitas. (c). Uji Multikolinearitas, kolinearitas sering kali diduga jika R2 tinggi
(antara 0,7 dan 1) dan ketika korelasi derajat nol juga tinggi, tetapi tidak satu pun atau
sangat sedikit koefisien regresi parsial yang secara individual penting secara statistik atas
dasar pengujian t-test yang konvensial (Gujarati, 1999:166). (d). Uji Heterokesdatisitas
bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah regresi terdapat kesamaan varians dari
residul dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain sama, maka disebut
homoskedastisitas dan jika varians bebeda disebut heteroskedestisitas. (3). Analisis Regresi
Linier Berganda digunakan ketidakpastian lingkungan dan desentralisasi terhadap sisten
akuntansi manajemen. Model regresi linier berganda digunakan untuk menguji pengaruh
variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat dengan membuat persamaan garis regresi
linier berganda, yaitu : Y = a + b1X1 + b2X2
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 9 (2013)
Dimana:
Y
X1
X2
a
b1-b2
8
= Sistem akuntansi manajemen
= Ketidakpastian lingkungan
= Desentralisasi
= Konstanta (nilai Y jika X = 0)
= Koefisien regresi untuk X1 - X2
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam penelitian ini data yang diperoleh melalui penyebaran kuisioner kepada pimpinan
dan kepala bagian yang ada pada PT Garam (Persero) Surabaya yang berlokasi Jl. Arief
Rahman Hakim 93 Surabaya. Jumlah sampel yang digunakan sebagai responden
berdasarkan kuesioner berjumlah 48 responden. Pembahasan dalam uraian berangkat dari
uraian tentang gambaran subyek penelitian, yaitu menguraikan karakteristik responden
sebagai subyek penelitian, yang meliputi jenis kelamin, usia dan pendidikan. Hal ini
digunakan untuk mengungkapkan identitas responden yang diintepretasikan dari hasil
pengolahan data melalui tabulasi frekuensi guna menghitung kecenderungan nominal
empirik.
Uji Reliabilitas
Suatu kuesioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan
adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Pengukuran reliabilitas dalam penelitian
ini adalah dengan menggunakan cara one shot methode atau pengukuran sekali saja. Untuk
mengukur reliabilitas dengan melihat cronbach alpha. Suatu konstruk atau variabel dapat
dikatakan reliabel jika memberikan nilai cronbach alpha > 0,60 Ghozali, 42:2005, Dari hasil uji
reliabilitas nilai cronbach alpha dapat dilihat dibawah ini.
Tabel 4
Reliability Statistic
Sumber Data : Data Diolah Penulis
Dari hasil uji tersebut terlihat nilai cronbach’s alpha sebesar 0,684 lebih besar 0,60 yang
berarti butir-butir pertanyaan dari seluruh variabel seluruhnya reliabel dan dapat
digunakan dalam penelitian.
Validitas
Uji validitas dilakukan atas item-item pertanyaan pada kuesioner yaitu dengan jalan
menghitung koefisien korelasi dari tiap–tiap pertanyaan dengan skor total yang diperoleh
kemudian dibandingkan dengan angka kritis r product moment. Tujuan dari uji validitas
data adalah untuk melihat apakah variabel atau pertanyaan yang diajukan mewakili segala
informasi yang seharusnya diukur atau validitas menyangkut kemampuan suatu
pertanyaan atau variabel dalam mengukur apa yang harus diukur. Menurut Santoso
(2006 : 277) Dasar pengambilan keputusan, yaitu sebagai berikut: (a). Jika r hasil
positif, serta r hasil > r tabel, maka hal ini berarti bahwa butir atau item pertanyaan
tersebut valid. (b). Jika r hasil negatif, dan r hasil < r tabel maka hal ini berarti bahwa
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 9 (2013)
9
butir atau item pertanyaan tersebut tidak valid. Hasil uji validitas data sebagaimana
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5
Hasil Analisis Uji Validitas
Sumber data : Data Diolah Penulis
Berdasarkan pada tabel di atas, dapat diketahui bahwa seluruh item pertanyaan mengenai
dari seluruh variabel 22 item, mempunyai nilai r hasil > dari r tabel, dan sesuai dengan
ketentuan yang telah ditetapkan, maka hal ini berarti bahwa seluruh item pertanyaan yang
berjumlah 22 item tersebut seluruhnya valid dan dapat digunakan dalam penelitian
Uji Asumsi Klasik
Dalam suatu persamaan regresi harus bersifat BLUE (Best Linier Unbiased Estimator), artinya
pengambilan keputusan melalui uji F dan uji t tidak boleh bias. Untuk menghasilkan
keputusan yang BLUE maka harus dipenuhi beberapa asumsi dasar (Klasik), yaitu
berdasarkan hasil Uji Asumsi Klasik dengan alat bantu komputer yang menggunakan
Program SPSS. 12.0. diperoleh hasil, yaitu sebagai berikut : (1). Uji Normalitas untuk
mengetahui apakah data tersebut berdistribusi normal, dapat diuji dengan metode
Kolmogorov Smirnov maupun pendekatan grafik. (a). Pendekatan Kolmogorov Smirnov
Menurut Santoso, (2006 : 214) dasar pengambilan keputusan, yaitu sebagai beikut: (1). Nilai
Probabilitas > 0,05, maka hal ini berarti bahwa data tersebut berdistribusi normal. (2). Nilai
Probabilitas < 0,05, maka hal ini berarti bahwa data tersebut tidak berdistribusi normal.
Berdasarkan hasil Uji Normalitas dengan alat bantu komputer yang menggunakan Program
SPSS. 12.0. diperoleh hasil :
Tabel 6
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 9 (2013)
10
Hasil Uji Normalitas
Sumber : Data Diolah Penulis
Pendekatan Grafik
Pendekatan kedua yang dipakai untuk menilai normalitas data dengan pendekatan
grafik, yaitu grafik Normal P-P Plot of regresion standard, dengan pengujian ini
disyaratkan bahwa distribusi data penelitian harus mengikuti garis diagonal antara 0 dan
pertemuan sumbu X dan Y. Garfik normalitas disajikan dalam gambar berikut:
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: Sistem Akuntansi Manajemen
1.0
Expected Cum Prob
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
Observed Cum Prob
Gambar 2
Grafik Pengujian Normalitas Data
Sumber: Data Diolah Penulis
Menurut Santoso (2006: 214) jika penyebaran data (titik) di sekitar sumbu diagonal dan
mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Dari
grafik diatas dapat diketahui bahwa distribusi data telah mengikuti garis diagonal antara
0 (nol) dengan pertemuan sumbu Y (Expected Cum. Prob.) dengan sumbu X (Observed Cum
Prob.) Hal ini menunjukkan bahwa data dalam penelitian ini telah berdistribusi normal.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa baik melalui pendekatan Kolmogorov
Smirnov maupun pendekatan grafik model regresi telah memenuhi asumsi normalitas.
Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan untuk menentukan apakah dalam suatu model regresi linier
ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada
periode t – 1 (Ghozali, 2005 : 61). Dalam penelitian ini data yang digunakan bukan data
time series atau data yang diambil pada waktu tertentu, sehingga untuk Uji Autokorelasi
tidak dilakukan Gujarati , 1999 : 201.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 9 (2013)
11
Multikolinieritas
Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam persamaan regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya
tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Menurut Santoso (2006 : 206) deteksi tidak
adanya Multikolinieritas adalah (a). Mempunyai nilai VIF lebih kecil dari 10. (b).
Mempunyai angka tolerance mendekati 1. Berdasarkan hasil Uji Multikolinieritas dengan
alat bantu komputer yang menggunakan Program SPSS. 12.0. diperoleh hasil :
Tabel 7
Hasil Uji Multikolinieritas
Sumber : Data Diolah Penulis
Heteroskedaktisitas
Pengujian heteroskedaktisitas menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan
varian dari residual (kesalahan pengganggu) satu pengamatan ke pengamatan yang lain.
Jika varian dan residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut
Homoskedaktisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Pendeteksian adanya
heteroskedaktisitas menurut Santoso (2006: 210), jika sebaran titik-titik berada di atas dan di
bawah angka nol pada sumbu Y dan tidak membentuk pola yang jelas, maka tidak terjadi
heteroskedaktisitas.
Grafik pengujian Heteroskedaktisitas disajikan berikut:
Scatterplot
Dependent Variable: Sistem Akuntansi Manajemen
Regression Studentized Residual
3
2
1
0
-1
-2
-3
-4
-2
0
2
4
Regression Standardized Predicted Value
Gambar 3
Heteroskedaktisitas pada Regresi Linier Berganda
Sumber data : Data Diolah Penulis
Analisis Regresi Berganda
Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh faktor yang digunakan dalam model penelitian yaitu ketidakpastian
lingkungan dan desentralisasi dalam kaitannya dengan terhadap sistem akuntansi
manajemen secara linier.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 9 (2013)
12
Dalam analisa regresi ini penulis menggunakan software komputer program SPSS
12.0 dengan hasil sebagai berikut:
Variabel Bebas
Ketidakpastian
Lingkungan
Desentralisasi
Tabel 8
Rekapitulasi Hasil Uji Regression
Koefisien
t-hitung
Sig.
Regresi
0,114
2,322
0,025
0,346
2,497
0,016
Konstanta
Sig. F
R
R2
Sumber Data : Data Diolah Penulis
r
0,327
0,349
13,586
0,000
0,648
0,420
Dari data tabel di atas persamaan regresi yang didapat adalah:
Y = 13,586 + 0,114X1 + 0,346X2
Dari persamaan regresi di atas dapat diuraikan sebagai berikut: (1). Konstanta (a) = 13,586,
menunjukkan bahwa jika faktor ketidak pastian lingkungan dan desentralisasi = 0, maka
tingkat informasi sistem akuntansi manajemen akan sebesar 13,586. (2). Koefisien Regresi
Ketidakpastian Lingkungan (b1) = 0,114, menunjukkan arah hubungan positif (searah)
antara faktor ketidak pastian lingkungan dengan informasi sistem akuntansi manajemen,
kondisi ini menunjukkan semakin tinggi faktor ketidak pastian lingkungan akan semakin
tinggi tingkat informasi sistem akuntansi manajemen yang dibutuhkan. Dengan kata lain
jika faktor ketidak pastian lingkungan naik 1 satuan akan diikuti dengan peningkatan
informasi sistem akuntansi menejeman sebesar 0,114 dengan asumsi variabel yang lainnya
konstan. (3). Koefisien Regresi Desentralisasi (b2) = 0,346, menunjukkan arah hubungan
positif (searah) antara faktor desentralisasi dengan informasi sistem akuntansi manajemen,
kondisi ini menunjukkan semakin tinggi faktor desentralisasi akan semakin tinggi tingkat
informasi sistem akuntansi manajemen yang dibutuhkan. Dengan kata lain jika faktor
desentralisasi naik 1 satuan akan diikuti dengan peningkatan informasi sistem akuntansi
menejeman sebesar 0,346 dengan asumsi variabel yang lainnya konstan.
Pembahasan
Pengaruh Ketidakpastian Lingkungan Terhadap SAM
Pengaruh informasi akuntansi manajemen terhadap produk dari sistem informasi
akuntansi manajemen. Informasi mempunyai nilai potensial karena informasi memberikan
kontribusi langsung dalam menentukan berbagai alternatif tindakan yang bisa dijadikan
pertimbangan dalam perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan. Adanya
informasi juga akan meningkatkan kemampuan manajer untuk memahami keadaan
lingkungan sebenarnya. Perencanaan SAM yang merupakan bagian dari sistem
pengendalian organisasi perlu mendapat perhatian, hingga dapat diharapkan akan
memberikan kontribusi positif dalam mendukung keberhasilan sistem pengendalian
manajemen.
Dari hasil analisis yang telah dilakukan diatas menunjukkan pengaruh
ketidakpastian lingkungan dan desentralisasi secara bersama-sama terhadap informasi
sistem akuntansi manajemen pada PT Garam (Persero) Surabaya adalah signifikan. Hasil ini
menunjukkan bahwa tingginya tingkat kebutuhan sistem akuntansi manajemen bergantung
pada faktor ketidakpastian lingkungan dan faktor desentralisasi. Tingginya faktor ketidak
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 9 (2013)
13
pastian lingkungan dan desentralisasi membuat manajer membutuhkan sebuah sistem
akuntansi manajemen yang handal. Informasi sistem akuntansi manajemen yang handal
akan membantu perusahaan menghadapi tantangan pasar kompetitif yang berfokus pada
peningkatan nilai tambah yang dimiliki perusahaan agar melebihi kompetitornya.
Kesesuaian antara informasi sistem akuntansi manajemen dengan kebutuhan pembuat
keputusan dapat meningkatkan kualitas keputusan yang akan diambil dan akan
meningkatkan kerja unit bisnis. Kondisi ini juga didukung dengan peroleh tingkat koefisien
korelasi secara simultan sebesar 64,8% yang mengindikasikan hubungan antara variabel
tersebut secara simultan terhadap informasi sistem akuntansi manajemen pada PT Garam
(Persero) Surabaya memiliki hubungan yang erat.
Hasil pengujian secara parsial menunjukkan bahwa variabel ketidakpastian
lingkungan berpengaruh signifikan dan positif terhadap informasi akuntansi manajemen.
Kondisi ini menunjukkan semakin tinggi tingkat ketidakpastian lingkungan menyebabkan
sesorang merasa tidak memiliki informasi yang cukup untuk memprediksi masa depan
secara akurat. Dalam kondisi ketidakpastian yang tinggi, informasi merupakan komoditi
yang sangat berguna sekali dalam proses kegiatan perencanaan dan kontrol dalam suatu
organisasi. Sistem akuntansi manajemen yang andal akan memudahkan penyediaan
informasi yang tepat waktu dan relevan, dimana para manajer memiliki kebutuhan
informasi yang berbeda, dengan demikian dapat dikatakan bahwa tingkat ketidakpastian
lingkungan akan mempengaruhi tingkat ketersediaan informasi sistem akuntansi
manajemen. Besarnya pengaruh variabel ketidakpastian lingkungan dengan informasi
akuntansi manajemen 32,7%, yang menunjukkan vahwa variabel tersebut cukup kuat dalam
mempengaruhi sistem akuntansi manajemen.
Hasil ini sependapat dengan penelitian yang dilakukan oleh Gordon dan Narayanan
(1984) yang mengemukakan bahwa ketika ketidakpastian lingkungan meningkat, manajer
akan mempertimbangkan informasi eksternal, non-financial dan dukungan informasi sistem
akuntansi manajemen akan menjadi semakin penting dan berguna dalam pengambilan
keputusan. Ketidakpastian lingkungan merupakan rasa ketidakmampuan seseorang untuk
memprediksi sesuatu secara akurat. Seseorang berada dalam kondisi ketidakpastian bila ia
merasa dirinya tidak memiliki informasi yang cukup untuk membuat prediksi secara
akurat, atau bila ia merasa bahwa dirinya tidak mampu membedakan antara data yang
relevan dengan data yang tidak relevan.
Pengaruh Desentralisasi Terhadap SAM
Hasil pengujian selanjutnya menunjukkan bahwa faktor desentralisasi berpengaruh
signifikan dan positif terhadap informasi akuntansi manajemen. Kondisi ini mencerminkan
semakin tinggi tingkat desentralisasi menunjukkan semakin banyak pendelegasian
wewenang yang diberikan atasan kepada jajaran yang berada dibawahnya. Pendelegasian
yang diberikan kepada manajemen yang lebih rendah dalam otoritas pembuatan keputusan
(decision making) akan diikuti pula tanggung jawab terhadap aktivitas yang mereka lakukan.
Kondisi ini menyebabkan para manajer yang dikenai limpahan wewenang membutuhkan
karakteristik sistem akuntansi manajemen yang andal agar dapat menyediakan kebutuhan
informasi yang tepat waktu dan relevan dalam pembuatan kebijakan dan mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Hasil ini sependapat dengan penelitian yang dilakukan oleh
Mardiyah dan Gudono 2001, yang mengemukakan bahwa apabila perusahaan memiliki
tingkat desentralisasi tinggi perlu didukung pula dengan karakteristik informasi sistem
akuntansi manajemen yang andal. Desentralisasi dapat diartikan sebagai pemberian
wewenang dan otoritas kepada menajer sub unit untuk mengambil tindakan yang
akan mempengaruhi kemampuan adaptasi dari pihak manajer sub unit. Tingkat
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 9 (2013)
14
pemberian wewenang itu sendiri menunjukkan sampai seberapa jauh manajemen yang
lebih tinggi mengizinkan manajemen yang lebih rendah untuk membuat kebijakan
secara independen.
Besarnya pengaruh faktor desentralisasi terhadap sistem informasi akuntansi
manajemen sebesar 34,9% yang mengindikasikan pengaruh variabel tersebut dengan sistem
informasi manajemen cukup kuat. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa
variabel mempunyai pengaruh yang dominan adalah faktor desentralisasi karena
mempunyai koefisien determinasi partialnya paling besar.
Kesimpulan dan Saran
Simpulan
Dari pembahasan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: (1). Hasil pengujian
secara simultan menunjukkan pengaruh ketidakpastian lingkungan dan desentralisasi
secara bersama-sama terhadap informasi sistem akuntansi manajemen pada PT Garam
(Persero) Surabaya adalah signifikan. Kondisi ini menunjukkan bahwa tingginya tingkat
kebutuhan sistem akuntansi manajemen bergantung pada faktor ketidakpastian lingkungan
dan faktor desentralisasi. Tingginya faktor ketidak pastian lingkungan dan desentralisasi
membuat manajer membutuhkan sebuah sistem akuntansi manajemen yang handal, hasil
ini diperkuat dengan perolehan koefisien korelasi sebesar 64,8% menunjukkan korelasi atau
hubungan antara variabel tersebut secara simultan terhadap informasi sistem akuntansi
manajemen pada PT Garam (Persero) Garam (Persero) Surabaya. (2). Hasil pengujian secara
parsial menunjukkan variabel ketidakpastian lingkungan dan desentralisasi yang
digunakan dalam model penelitian terdiri masing-masing mempunyai pengaruh signifikan
dan positif terhadap informasi sistem akuntansi manajemen pada PT Garam (Persero)
Surabaya. (3). Hasil pengujian koefisien determinasi parsial yang dilakukan dapat
disimpulkan bahwa variabel yang berpengaruh dominan terhadap informasi sistem
akuntansi manajemen pada PT Garam (Persero) Surabaya adalah variabel desentralisasi.
Hasil mengindikasikan bahwa banyaknya pendelegasian wewenang yang diberikan atasan
kepada jajaran yang berada dibawahnya menyebabkan para manajer yang dikenai limpahan
wewenang membutuhkan karakteristik sistem akuntansi manajemen yang handal agar
dapat menyediakan kebutuhan informasi yang tepat waktu dan relevan dalam pembuatan
kebijakan dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Saran
Berdasarkan kesimpulan yang ada maka penulis dapat memberikan saran – saran sebagai
berikut: (1). Mengingat lingkungan kerja berubah sangat cepat dan dinamis, hendaknya PT
Garam (Persero) Surabaya selalu menganalisis dan mendiagnosis perubahan lingkungan
tersebut. (2). Adanya desentralisasi pada organisasi PT Garam (Persero) Surabaya
merupakan pilihan yang tepat dan sebaiknya dapat terus ditingkatkan pelaksanaannya. Hal
ini dikarenakan model pendelegasian wewenang dengan pendekatan desentralisasi akan
mempercepat pengambilan keputusan. (3). Agar dapat bersaing dengan perusahan yang
sejenis sebaiknya dapat meningkatkan kualitas informasi sistem akuntansi manajemen yang
handal, karena akan membantu perusahaan menghadapi tantangan pasar kompetitif yang
berfokus pada peningkatan nilai tambah yang dimiliki perusahaan agar melebihi
kompetitornya. Kesesuaian antara informasi sistem akuntansi manajemen dengan
kebutuhan pembuat keputusan dapat meningkatkan kualitas keputusan yang akan diambil
dan akan meningkatkan kerja unit bisnis.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 9 (2013)
15
DAFTAR PUSTAKA
Chenhall R.H. dan D. Morries. 1986. “The Impact of Structure, Environment, and
Interdependence on the Perceived Usufulness of Management Accounting Systems”.
Accounting Review.
Desmiyanti. 2004. Pengaruh Desentralisasi Ketidakpastian Lingkungan Dan Sistem
Akuntansi Manajemen Terhadap Kinerja Manajerial. Pekbis Jurnal, Vol.2, No.3,
November 2010: 346-354.
Dwirandra, N. B. 2007. Pengaruh Interaksi Ketidakpastian Lingkungan, Desentralisasi, Dan
Luas Lingkup Informasi Akuntansi Manajemen Terhadap Kinerja Manajerial. Buletin
Studi Ekonomi Volume 12 Nomor 2 Tahun 2007
Gerloff, E. A. 1985. Organizational Theory and Design – A Strategic Approach for Management.
Mc. Graw-Hill. New York.
Ghozali, I. 2005. Aplikasi Analisi Multivariate dengan program SPSS Edisi Kedua. Penertbit
Universitas Diponegoro. Semarang.
Gordon L.A & Narayanan, V.K. 1984. “Management Accounting Systems, Perceived
Environmental Uncertainty and Organization Structure: An Empirical Investigation”.
Accounting, Organizations and Society. Vol.9, No.1.
Gujarati, D. 1999. Ekonometrika Dasar, Edisi Pertama. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Handoko, T. H. 2003. Manajemen Edisi ke Dua. Penerbit BPFE. Yogyakarta.
Hansen, D. R. dan M. M. Mowen. 2001. Akuntansi Manajemen Edisi Kelima. Jilid 1. Penerbit
Erlangga. Jakarta.
Ladjamudin, B. A. 2005. Analisis dan Desaiin Sistem Informasi. Edisi Pertama. Penerbit Graha
Ilmu. Yogyakarta
Mardiyah, A. A. dan Gudono. 2001. Pengaruh Ketidakpastian Lingkungan dan
Desentralisasi terhadap Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen. Jurnal riset
Akuntansi Indonesia, Vol 4, No.1.
Mulyadi. 2001. Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen. Aditya Media. Yogyakarta.
Nazaruddin. l. 2000. Pengaruh Desentralisasi dan karakteristik Informasi Sistem
Akuntansi Manajemen terhadap Kinerja Manajerial. Jurnal Riset Akuntansi
Indonesia, Vol. 1 No. 2 Juli, hal.
Nurgiyantoro, B. 2002. Statitistik Terapan Untuk Peneltian Ilmu Sosial. Universitas Gadjah
Mada. Yogyakarta.
Otley, D. T. 1980. The Contingency Theory of Management Accounting: Achievement
dan Prognosis. Accounting. Organization dan Society. Vol.5.
Santoso, S. 2006. Statistik Multivariat. Penerbit PT Elek Media Komputindo Kelompok
Gramedia. Jakarta.
Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan Keempat. Penerbit CV.Alfabeta. Bandung.
------------. 2007. Metode Penelitian Administrasi. Edisi ke-14. Penerbit CV. Alfabeta. Bandung.
Download