BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semua manusia membutuhkan makanan demi kelangsungan hidupnya, namun seiring dengan berkembangnya waktu, makanan beralih fungsi sebagai salah satu kesenangan atau kenikmatan dalam kehidupan. Misalnya es krim, berupa makanan beku dengan beragam jenis rasa yang biasanya berfungsi sebagai makanan kecil di sela makanan utama maupun pencuci mulut yang dapat dikombinasikan dengan jenis makanan lain dalam menghidangkannya. Menurut Standar Nasional Indonesia es krim adalah “sejenis makanan semi padat yang dibuat dengan cara pembekuan tepung es krim atau campuran susu, lemak hewani maupun nabati, gula, dan dengan atau tanpa bahan makanan lain yang diizinkan”. Berdasarkan pengertian tersebut, selain sebagai kegemaran dan kenikmatan, fungsi es krim juga dapat bermanfaat untuk kesehatan. Dengan demikian sebagian besar masyarakat lebih sering mengkonsumsi es krim, terutama pada musim kemarau. Meningkatnya kegemaran masyarakat terhadap es krim, menuntut produsen menghasilkan produk es krim dengan kualitas yang baik dan juga sesuai dengan permintaan konsumen. Salah satu produsen es krim yaitu PT. Walls Indonesia dibawah naungan Unilever, sebuah perusahan multinasional yang berpusat di Inggris 1 2 dan Belanda. Pada mulanya Walls dikelola secara sederhana oleh pemiliknya yaitu Mr. Wall yang berasal dari Inggris, setelah diambil alih oleh Unilever usaha ini berkembang pesat dan merambah hampir ke seluruh negara. Saat ini bendera Walls sudah ada di 40 negara dan memimpin pasar es krim di negara-negara tersebut. Indonesia merupakan negara ke-31 yang dimasuki oleh Walls, sebelum Cina, India, Pakistan, Arab dan Vietnam menurut (Soewono, 2005). PT. Walls Indonesia melihat adanya potensi pengembangan industri es krim di indonesia, dilihat dari jumlah konsumsi es krim di Indonesia per kapita yang masih relatif rendah. Konsumsi es krim di Indonesia mencapai 0,5 liter per kapita dengan jumlah penduduk 220 juta jiwa bila dibandingkan dengan konsumsi negara lain, indonesia masih tertinggal jauh karena di eropa sebagai contoh, konsumsi es krim mencapai 10 liter per kapita (fitrianingtyas, 2008). Namun, pertumbuhan pangsa pasar es krim di Indonesia setiap tahunnya mengalami kenaikan sekitar 5-10%. (kabarbisnis.com, 2011). PT Walls Indonesia merupakan market leader dalam pasar Impulse ice cream (es krim satuan), yaitu sebesar 45% pangsa pasar di indonesia diikuti oleh Campina (20%), dan Indomeiji (12%) (SWA, 2006). PT. Walls Indonesia menawarkan produknya sebanyak 13 merek dan lebih dari 40 varian (Unilever, 2012), hal ini tentunya akan memberikan alternatif bagi konsumen dalam hal permintaan produk. Proses distribusi yang cukup luas juga membuat es krim Walls tetap menjadi pilihan bagi sebagian masyarakat. Salah satu jenis es krim terbanyak yang diproduksi oleh 3 PT. Walls Indonesia adalah Magnum. Hal ini ditunjukan dari hasil distribusi PT. Walls Indonesia sebesar 90% merupakan produk es krim Magnum (Hidayat, 2011). Tantangan bagi PT. Walls Indonesia saat ini adalah mempertahankan dan memperbanyak jumlah konsumen serta memperluas pasarannya. Oleh sebab itu, PT. Walls Indonesia harus senantiasa mempertahankan dan meningkatkan kualitas produk. Namun, banyak kendala yang dihadapi perusahaan di mana kualitas berbanding lurus terhadap biaya produksi yang dikeluarkan, hal ini akan berdampak meningkatnya harga produk tersebut. Menurut hukum ekonomi (Ceteris Paribus) mengatakan “bila harga tinggi maka permintaan akan turun dan sebaliknya”. Fenomena sekarang ini produk keluaran magnum sangat digemari oleh banyak masyarakat di Indonesia, sebagian beranggapan kualitas es krim magnum di atas rata-rata kebanyakan es krim dipasaran, namun harga es krim magnum tergolong mahal dikelasnya. Berdasarkan fenomena tersebut, hukum ekonomi (ceteris paribus) tidak berlaku pada produk es krim magnum. Berdasarkan latar belakang dari uraian diatas, saya tertarik untuk melakukan penelitian laporan skripsi dengan judul “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TINGGINYA HARGA DAN PERMINTAAN MAGNUM PT. WALLS INDONESIA DI JAKARTA” ES KRIM 4 1.1 Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang, masalah-masalah yang dihadapi dalam penelitian ini. Dapat diuraikan sebagai berikut : 1) Faktor–faktor apa saja yang paling mempengaruhi permintaan dan harga pada es krim magnum? 1.2 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dan tujuan penelitian ini untuk memperoleh gambaran dan informasi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi tingginya harga dan permintaan pada es krim magnum. 1.3 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini ditujukan : 1) Bagi Perusahaan Manfaat bagi perusahaan yaitu PT. Walls Indonesia dapat mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi harga dan permintaan pada es krim magnum. Sebagai bahan masukan pengambilan keputusan strategi perusahaan dengan harga dan permintaan. 5 2) Bagi Pihak Lain Manfaat bagi pihak lain adalah sebagai bahan bacaan dan masukan bagi masyarakat yang berkeinginan mengetahui lebih lanjut tentang analisis faktorfaktor yang mempengaruhi tingginya harga dan permintaan. 3) Bagi Penulis Manfaat bagi penulis mendapat pengetahuan bagaimana cara membuat penelitian yang baik dan benar, khususnya dalam penelitian pemasaran, serta menambah pengetahuan penulis tentang faktor-faktor yang mempengaruhi tingginya harga dan permintaan. Selain itu, dalam jangka pendek penelitian ini akan membantu penulis dalam meraih gelar S1 manajemen. 1.4 Ruang Lingkup Ruang lingkup dalam penelitian ini terbatas pada area wilayah yang telah ditentukan yaitu hanya di Binus University Jakarta. Adapun kriteria es krim yang menjadi objek penelitian adalah jenis es krim batangan. Dalam penelitian ini, peneliti tidak meneliti semua merek es krim, melainkan hanya satu merek yang bersaing di jenis es krim batangan, yaitu merek es krim magnum. 6