Dinamika Vol. 3, No. 1, Juli 2012 ISSN 0854-2172 OPTIMALISASI HASIL BELAJAR IPA TENTANG SISTEM GERAK PADA MANUSIA MELALUI METODE DISKUSI DENGAN TEHNIK PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA Maria Ulfah SMP Negeri 2 Adiwerna Kab. Tegal Abstrak Salah satu alternatif untuk meningkatkan minat belajar biologi adalah dengan mengemas metode pembelajaran dalam bentuk diskusi dan dengan tehnik yang lebih berkesan bagi siswa yaitu tutor sebaya. Penelitian ini dilakukan di kelas VIII i dengan metode diskusi kelompok dan individu dengan bantuan “Tutor Sebaya” yang menyerap minat 81%. Metode Diskusi Dengan Tehnik Pembelajaran Tutor Sebaya ini berperan sebagai pengganti buku materi pelajaran biologi mengingat rendahnya minat baca anak sebanyak 70%. Hasil belajar siswa dalam pembelajaran diperoleh dari ulangan harian, dan tugas. Validasi data (hasil) dilakukan dengan triangulasi observasi dari sisi siswa, guru, dan supervisor. Secara kualitatif suasana pembelajaran IPA menjadi lebih menyenangkan, kondusif, dan menciptakan efek-efek positif bagi perkembangan jiwa siswa oleh adanya tutor sebaya, yaitu spontanitas, kerjasama, hubungan antar personal semakin akrab, saling mengajukan pertanyaan dan adu argumentasi. Hasil belajar siswa, siklus I ke pelaksanaan siklus II meningkat rata-rata 9,60. Ketuntasan belajarpun meningkat dari 73,68% menjadi 94,73% dari KKM yang ditetapkan. Simpulan melalui model cooperatif learning tipe Tutor Sebaya dapat meningkatkan minat belajar, partisipasi aktif siswa dalam diskusi kelompok, kinerja guru dalam pembelajaran dan hasil belajar bab Sistem Gerak pada Manusia. © 2012 Dinamika Kata Kunci: Hasil belajar; Tutor Sebaya PENDAHULUAN Pelajaran IPA secara umum terasa sulit dipahami siswa termasuk materi yang berkaitan dengan sistem gerak pada manusia seperti nama-nama rangka, macam-macam persendian, macam-macam otot dan gangguan-gangguannya. Bahkan berdasarkan pengalaman kami mengajar klas VIII selama 4 tahun berturut-turut, materi IPA khususnya biologi pada semester pertama dirasakan siswa lebih sulit dipelajari, lebih banyak pengertian dan istilah juga namanama organ belum lagi tentang nama-nama tulang yang terlalu banyak macam dan ragamnya. Hal ini terbukti dari setiap ulangan hariannya rata-rata nilainya 50% berada di bawah nilai 70.0 sedangkan KKM nilai IPA di SMPN2 Adiwerna adalah 70,0 (tujuh). Adapun beberapa faktor yang menyebabkan materi IPA terasa sulit dipahami siswa antara lain : 1) Proses pembelajaran yang pernah berlangsung sebelumnya pada umumnya masih bersifat konvensional; 2) Dari hasil angket siswa tentang minat belajar IPA 100% siswa menyatakan minat, melakukan praktikum di Laboratorium 97% siswa senang, kepedulian terhadap alam sekitar juga besar yaitu 97 % siswa, hanya saja memang sebagian mereka masih menganggap pelajaran IPA susah 38% siswa; 3) Dari pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa mayoritas siswa berangkat sekolah sekedar menjalani kewajiban orang tua sebagai rutinitas saja dan hanya sebagian kecil yang berniat mencari ilmu. Berdasarkan dari identi kasi dan re eksi serta berdiskusi dengan teman sejawat, kepala sekolah, maka dapat diketahui penyebab kegagalan atau ketidakberhasilan dalam pembelajaran IPA adalah sebagai berikut : Penggunaan metode yang kurang tepat dan kurang efektif, guru menerangkan terlalu cepat, guru dalam menerapkan strategi pembelajaran yang belum tepat. Permasalahan di atas bisa diatasi melalui harapan penulis antara lain: 1) Metode Diskusi dengan Tehnik pembelajaran Tutor Sebaya dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Sistem Gerak Pada manusia; 2) Metode Diskusi dengan Tehnik pembelajaran Tutor Sebaya dapat meningkatkan minat belajar siswa; 3) Metode Diskusi denga Tehnik pembelajaran Tutor Sebaya dapat meningkatkan kinerja guru dalam pembelajaran. Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatkan kemampuan memecahkan masalah pada materi Sistem Gerak Pada Manusia dengan metode Diskusi tehnik pembelajaran Tutor Sebaya Pendidikan merupakan usaha sadar manusia untuk memanusiakan manusia ke arah yang lebih baik agar dapat mengembangkan taraf hidupnya ke tingkat yang lebih baik / layak. Agar tujuan pendidikan bisa tercapai dengan maksimal tentunya guru sebagai pendidik akan terus menerus dituntut untuk selalu mengembangkan metode pembelajaran agar segala kesulitan dalam pembelajaran dapat dipecahkan dengan tetap mengacu pada tujuan semula yaitu meningkatkan prestasi siswa. Metode diskusi dengan tehnik Tutor Sebaya (Peer Tutoring) ini dilakukan dengan cara memberdayakan kemampuan siswa yang memiliki daya serap yang tinggi, siswa tersebut mengajarkan materi/latihan kepada teman-temannya yang belum faham. Metode ini banyak sekali manfaatnya baik dari sisi siswa yang berperan sebagai tutor maupun bagi siswa yang diajari. Peran guru adalah mengawasi kelancaran pelaksanaan metode ini dengan memberi pengarahan dan lain-lain. Tutor Sebaya dikenal dengan pembelajaran teman sebaya atau antar peserta didik, hal ini bisa terjadi ketika peserta didik yang lebih mampu menyelesaikan pekerjaannya sendiri dan kemudian membantu peserta didik lain yang kurang mampu dalam menyelesaikan pekerjaannya. Tutor Sebaya merupakan salah satu strategi pembelajaran untuk membantu memenuhi kebutuhan peserta didik. Ini merupakan pendekatan kooperatif bukan kompetitif. Rasa saling menghargai dan mengerti dibina diantara peserta didik yang bekerja sama. Di nisi lain bahwa belajar adalah sebuah proses perubahan tingkah laku yang meliputi perubahan kecenderungan manusia, seperti sikap, minat atau nilai dan perubahan kemampuannya, yakni peningkatan kemampuan untuk melakukan berbagai jenis performance (kinerja).(Najib S, 2010) Pengertian minat belajar siswa secara bahasa berarti kecenderungan hati yang tertinggi terhadap sesuatu (Kamus Besar, 2008:1027). Menurut Slameto (2004:180), minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau akti tas tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungannya tersebut, semakin besar minatnya. Penelitian Tindakan Kelas diharapkan mampu mengatasi hambatan dan kelemahan metode penelitian pada umumnya; 1) Para guru merupakan patner aktif yang diajak secara kolaboratif dari perencanaan penelitian sampai penerapan hasil penelitian; 2) Guru ikut bertanggungjawab dan berperan serta secara aktif untuk mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan sendiri melalui Penelitian Tindakan yang dilakukan terhadap prooses pembelajaran yang dikelolanya; 3) Guru dan peneliti dapat menciptakan kemitraan yang fungsional dan profesional. Dengan kemitraan itu, kedua faktor tersebut akan mampu menciptakan kondisi yang kondusif, baik bagi peneliti maupun guru dalam mengembangkan profesionalisme masing-masing secara simbiotik mutualistik.(Sukidi, 2008) 20 Dinamika Vol. 3. No. 1. (2012) METODE PENELITIAN Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Adiwerna yang beralamatkan di Jl. Sadewa Desa Kedungsukun, Kecamatan Adiwerna, Kabupaten Tegal. Dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan Oktober tahun 2011 semester ganjil tahun pelajaran 2011 / 2012. Pada siswa kelas VIII i sebanyak 38 siswa yang terdiri dari 18 siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan. Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah Classroom Action Research atau Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu penelitian yang bersifat kaloboratif atau kooperatif, artinya dalam pelaksanaannya selalu terjadi kerja sama antara peneliti (guru) dan pihak lain demi keabsahan dan tercapainya tujuan penelitian. Setiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan re eksi sebagai prosedur baku penelitian. Pertama perencanaan adapaun rencana perbaikan yang dilakukan oleh penulis adalah mengamati proses belajar mengajar di kelas, penulis mengumpulkan data berupa peristiwa dan hasil belajar yang dicapai oleh siswa, melakukan wawancara dengan siswa untuk mengetahui keinginan mereka untuk belajar, melakukan pemeriksaan kembali dokumen yang ada seperti rencana persiapan mengajar dan soal evaluasi. Kedua Pelaksanaan guru memberikan materi pokok tentang Sistem Gerak pada Manusia, siswa memperhatikan penjelasan guru, siswa dan guru melakukan tanya jawab dan guru memberikan soal-soal latihan, siswa mengerjakan soal latihan, membahas soal latihan bersama-sama, diakhir pembelajaran guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran dan memberikan tindak lanjut berupa PR. Ketiga pengamatan dalam proses belajar mengajar siswa kurang aktif dan masih ada yang bermain dengan temannya, anak masih ada yang tidak dapat menyelesaikan tugas tepat waktu, guru kurang memantau siswa saat mengerjakan latihan atau tugas yang diberikan. Keempat re eksi hasil evaluasi sesuai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70, siswa yang bertugas sebagai Tutor sebaya diberi bimbingan lagi oleh guru agar lebih tepat melaksanakan tugasnya, masih adanya siswa yang tidak dapat menyelesaikan tugas karena belum tepatnya penggunaan metode pembelajaran. Untuk mengetahui keefektivan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran perlu diadakan analisa data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai torso sistem rangka yang tersedia di laboratorium untuk mengetahui prestasi hasil belajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian dilaksanakan di kelas VIII i SMP Negeri 2 Adiwerna. Peneltian ini dilakukan pada 2 siklus pada pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA ) tentang Sistem Gerak pada Manusia. Waktu yang digunakan untuk setiap kali pertemuan adalah 80 menit. Perolehan hasil belajar siswa pada siklus I dan II dengan KKM 70. OPTIMALISASI HASIL BELAJAR IPA TENTANG SISTEM GERAK PADA MANUSIA MELALUI METODE DISKUSI DENGAN TEHNIK PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA Maria Ulfah 21 Tabel 1. Daar Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I dan II Siklus Rentang perolehan nilai Kurang dari 60.00 60 – 69.90 Lebih dari atau sama dengan 70.00 I Jumlah siswa 3 7 28 II Jumlah % siswa 0 0 2 5,26 36 94,73 % 7,90 18,42 73,68 Nilai tes siklus I terdapat sebanyak 28 siswa mendapat nilai tuntas atau lulus KKM (70,0). Persentase ketuntasan kelas 73,68 %, sedangkan yang belum tuntas 10 siswa dengan persentase 26,31 %. Sedangkan nilai tes siklus II dipersentase mencapai 94,73% tuntas KKM. Tabel 2. Tingkat Aktivitas Siswa Siklus I dan II Siklus Komponen yg diamati I Jumlah II Jumlah % Bertanya kepada Tutor Sebaya 26 81,25 10 31,25 Menjawab pertanyaan Tutor Sebaya 16 50,00 25 78,12 Aktif dalam diskusi Mengerjakan dengan baik Ketepatan mengumpulkan tugas Tutor Sebaya memotivasi dan menjawab benar 19 14 21 59,38 43,75 65,63 28 24 25 87,25 75,00 78,12 5 83,33 6 100,00 % Menurunnya jumlah siswa yang bertanya kepada Tutor Sebaya yaitu sebanyak 26 siswa atau 81,25% menjadi 10 siswa atau 32, 25 % yang masih selalu bertanya kepada Tutor Sebaya menunjukkan bahwa anggota kelompok semakin mandiri. Selanjutnya menjadi terbalik menjawab pertanyaan Tutor Sebaya. Aktif berdiskusi, mengerjakan LKS dengan baik, dan mengumpulkan hasil kerja dengan tepat. Tutor Sebaya juga semakin percaya diri dengan menjawab benar dan memberi motivasi. Tabel berikut menggambarkan minat siswa terhadap proses pembelajaran dengan metode diskusi tehnik pendekatan Tutor Sebaya. Tabel 3. (Skala garis ) Tidak minat kurang minat cukup minat Minat Sangat minat 1579 !___________!___________I____________|____!______| 380 760 1140 1520 1900 Berdasarkan angket mengenai aktivitas siswa diperoleh gambaran siswa yang sangat aktif dan berminat memiliki rentang scor nilai 1579. Hal ini menunjukkan bahwa siswa mendekati kriteria sangat minat dan berada di atas rentang nilai minat. 22 Dinamika Vol. 3. No. 1. (2012) Tabel 4. Pengamatan pengelolaan pembelajaran oleh guru Pengelolaan Pembelajaran Siklus I 85,41% Siklus II 95,83% Berdasarkan pengamatan kinerja guru yang dilakukan oleh pengamat pada siklus I dan II menurut kriteria kinerja guru yaitu baik. Hasil pengamatan pengelolaan guru dalam pengelolaan pembelajaran dengan pendekatan Tutor Sebaya pada siklus II adalah 95,83%, artinya kemampuan guru dalam mengelola kelas sudah baik dari siklus I yaitu 85,41%. Dari pengamatan yang dilakukan oleh pengamat, dapat digambarkan bahwa kemampuan guru dalam mengelola kelas sudah menggambarkan perbaikan yang cukup signi kan. Ini terlihat dari kemampuan guru dalam melakukan apersepsi dan dalam membimbing siswa sudah sangat baik. Penggunaan metode diskusi tutor sebaya juga sudah sesuai dengan materi yang ada, dan dapat dipahami dengan mudah oleh siswa serta dapat menarik perhatian dan minat siswa. Terbuktinya hipotesis penelitian, sejalan dengan pernyataan karakteristik pembelajaran IPA yang menyatakan bahwa pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scienti c inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Selain itu, sejalan dengan karakteristik pembelajaran IPA dimana pembelajaran IPA harus dengan menggunakan berbagai macam cara (teknik) salah satunya metode diskusi dengan tutor sebaya juga pembelajaran IPA merupakan sesuatu yang harus siswa lakukan, bukan sesuatu yang dilakukan untuk siswa. Secara keseluruhan dari hasil pengamatan di atas dapat diketahui hal-hal sebagai berikut: 1) Hasil penilaian terhadap lembar kerja siswa dari setiap siklus menunjukkan meningkatnya kemampuan siswa dalam melengkapi lembar kerja siswa. Pada siklus II, kemampuan siswa dalam melengkapi lembar kerja siswa sudah mencapai indikator keberhasilan dalam waktu sesuai rancangan penelitian; 2) Dari siklus I sampai siklus II tampak bahwa rata-rata nilai tes siswa semakin menunjukkan hasil yang lebih baik, dan indikator keberhasilan terlampaui pada siklus II dalam waktu sesuai rancangan penelitian; 3) Lembar pengamatan aktivitas siswa menunjukkan bahwa pembelajaran dengan model CTL mampu memicu siswa untuk lebih aktif, baik aktif dalam melakukan diskusi kelompok maupun dalam mengikuti proses pembelajaran, seperti kekompakan kelompok, kemandirian kelompok, aktif bertanya, berani menuliskan gagasan di papan tulis, mampu melakukan presentasi, memberi tanggapan terhadap presentasi, serta keterlibatan dalam menyimpulkan materi pembelajaran; 4) Setelah menganalisis hasil tes seluruh siklus, diperoleh rata-rata nilai siswa adalah 85,7 dan siswa tuntas mencapai standar ketuntasan 70,00 sebanyak 94,73 % . Berdasarkan hal tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan metode diskusi dengan tutor sebaya akan menumbuhkan kreativitas dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran IPA. Sehingga siswa tidak jenuh atau bosan selama proses pembelajaran dan hasil belajar siswa pun meningkat jika dibandingkan dengan metode pembelajaran sebelumnya. PENUTUP Simpulan berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas di kelas VIII i SMP Negeri 2 Adiwerna, melalui metode diskusi dengan tehnik Tutor Sebaya dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dapat: 1) Meningkatkan hasil belajar pada materi Sistem Gerak pada Manusia; 2) Dapat meningkatkan minat belajar siswa; 3) Meningkatkan kinerja guru (khususnya penulis ) dalam pembelajaran IPA. Beberapa saran yang disampaikan pada penelitian ini pertama guru dalam penggunaan metode diskusi model tutor sebaya yang disesuaikan dengan materi ajar dapat membantu siswa untuk lebih mudah memahami materi pembelajaran yang disampaikan di banding hanya OPTIMALISASI HASIL BELAJAR IPA TENTANG SISTEM GERAK PADA MANUSIA MELALUI METODE DISKUSI DENGAN TEHNIK PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA Maria Ulfah 23 menggunakan metode ceramah saja, sebelum pembelajaran dimulai guru harus menyiapkan suatu strategi pembelajaran yang tepat, lengkap dan terencana, dalam menyampaikan materi pembelajaran agar lebih sistematis dan mudah dimengerti siswa guru harus mengunakan metode dan media pembelajaran yang sesuai dengan materi pelejaran. Kedua siswa pandai-pandailah membagi waktu antara belajar, bermain, beribadah dan beristirahat, usahakan selalu aktif dan kreatif dalam mengikuti pelajaran, kerjakanlah tugas dengan sungguh-sungguh dan tepat waktu/ disiplin. Ketiga sekolah dapat meningkatkan sarana dan prasarana pembelajaran, sehingga dapat digunakan pada semua mata pelajaran demi meningkatkan mutu pembelajaran. DAFTAR PUSTAKA Masrokhah. 2006. Metode Pembelajaran Tutor Sebaya meningkatkan Prestasi Belajar Akuntansi. Internet. Nana Syaodih Sukmadinat. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Penerbit PT Remaja Rosdakarya. program Pasca Sarjana UPI. Bandung. Najib Sulhan. 2010. Manajemen Pembelajaran Menuju Sekolah Efektif. Penerbit Surabaya Intelektual Club. Surabaya. Siti Rahmawati. 2007. Peningkatan Prestasi Belajar Siswa kelas XII IPA 7 terhadap Redoks dan Elektronika dengan menggunakan Sistem Tutor Sebaya. Palu. Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Pendidikan, Penerbit Alfabeta. Bandung. Sukidin, Basrowi, Suranto. 2008. Manajemen Penelitian Tindakan Kelas. Insan Cendekia. Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI. 2007. Ilmu Dan Aplikasi Pendidikan. PT Imperial Bhakti Utama. Bandung. 24 Dinamika Vol. 3. No. 1. (2012)