pengaruh likuiditas dan profitabilitas terhadap penjualan saham

advertisement
PENGARUH LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS TERHADAP
PENJUALAN SAHAM PADA PERUSAHAAN CELLUAR
PHONE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA TAHUN 2011-2015
TUGAS AKHIR
Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan
Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya
Oleh:
RIRIN SUMALINDA
NIM. 12000922
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
AKADEMI AKUNTANSI PERMATA HARAPAN BATAM
2016
1
PENGARUH LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS TERHADAP
PENJUALAN SAHAM PADA PERUSAHAAN CELLUAR
PHONE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA TAHUN 2011-2015
Oleh:
Ririn Sumalinda
NIM.12000922
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh likuidtas dan
profitailitas yang masing – masing di proksikan secara berurutan dengan carrent
ratio dan retrun on investment secara parsial dan simultan terhadap penjualan
saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Priode
penelitian yang digunakan adalah 5 tahun yaitu periode 2011-2015.
Populasi penelitian meliputi samua perusahaan calluar phone yang tedaftar
di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2015. Teknik pengabilan sampel yang telah
ditetapkan diperoleh jumlah sampel 12 perusahaan. Jenis data yang digunakan
adalah data sekunder yang diproleh dari laporan tahunan di BEI. Metode analisa
data yang digunakan adalah analisa regresi linier berganda.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa (1) likuiditas (current ratio) tidak
berpangaruh signifikan terhadapa penjualan saham, yang dibuktikan dengan nilai
signifikansi t sebesr 0.397 >0,05. (2) profitabilitas (return on investment)
berpengaruh positif dan signifikan terhadap penjualan saham, yang dibuktikan
dengan nilai signifikasi it sebesar 0.049 <0.05. (3) secara simulta likuiditas
(current ratio) dan profitabilitas (return on investment) berpengaruh positif dan
signifikansi terhadap penjualan saham, yang dibuktikan dengan nilai signifikansi
F sebesar 0.025 <0.05. nilai Adjiusted R2 sebesar 0,561 yang artinya kedua
variabel tersebut memengaruhi perubahan penjualan saham 56,1%.
Kata Kunci : keuangan, current ratio, return on investment dan penjualan
saham.
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pasar modal memiliki peranan penting dalam kegiatan ekonomi,
terutama dinegara yang memangut sistem perekonomian pasar. Pasar modal
menjadi salah satu sumber kemajuan ekonomi karena dapat menjadi sumber
alternatif pembiayaan untuk mendapatkan modal dengan biaya yang relative
murah dan juga tempat untuk investasi jangka pendek dan jangka pajang.
Pasar modal adalah saranan yang mempertemukan penjualan efek ini
dilakasaanakan berdasarkan satu lembaga resmi yang disebut bursa efek.
Pedangangan surat berhaga merupakan cara untuk menarik dana masyarakat
dalam hal ini investor untuk mengembangkan perekonomian dimana dana
tersebut adalah modal yang dibutuhkan
perusahaan untuk memperluas
usahanya. Dengan dijualnya saham pasar modal berarti masyarakat diberi
kesempatan untuk memiliki dan mendapatkan keuntungan. Dengan kata lain
pasar modal dapat membantu pendapatan masyarakat. Motif dari perusahaan
yang menjual sahamnya untuk memperoleh dana yang akan digunakan dalam
pengembangan usahanya dan bagi pemodal adalah untuk mendapatkan
penghasilan dari modalnya.
Dari aktivitas pasar modal, harga saham merupakan faktor yang sangat
penting dan harus diperhatikan oleh investor dalam melakukan investasi
karena harga saham menunjukan prestasi emite, pergerakan harga saham
searah dengan kinerja emite. Apabila emite mempunyai perstasi yang semakin
1
2
baik maka keuntungan yang dapat dihasilkan dari opeasi usaha semakin besar.
Pada kondisi yang demikian, harga saham emite yang bersangkutan cenderung
naik.
Harga saham juga menunjukakan nilai suatu perusahaan. Nilai saham
merupakan indeks yang tepat untuk efektivitas perusahaan. Sehingga sering
kali dikatakan maksimumkan nilai perusahaan juga berarti memaksimumkan
kekayaan pemegang saham. Dengan semakin tinggi harga saham, maka
semakin tinggi pula nilai perusahaan tersebut dan sebaliknya. Oleh karena itu,
setiap perusahaan
yang menebitkan saham sanggat memperhatikan harga
sehamnya. Harga yang terlalu rendah sering diartikan bahwa kinerja
perusahaan kurang baik. Namun bila harga saham terlalu tinggi menggurang
kemampuan investor untuk menjual sehingga menimbulkan harga saham sulit
untuk meningkat lagi. Dengan perubahan posisi keuangan hal ini akan
mempengaruhi harga saham perusahaan. Laporan keuangan dirancang untuk
membantu para pemakai laporan untuk mengidentifikasi hubungan variabelvariabel dari laporan keuangan.
Likuiditas
mengambarkan
kemapuan
suatu
perusahaan
untuk
memenuhi kewajiban finansialnya yang segera harus dipenuhi. Likuiditas akan
mempengaruh besar kecilnya deviden yang dibayarkan kepada para pemegang
saham. Likuiditas adalah menunjukan kemampuan suatu perusahaan untuk
memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi atau
kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya pada saat
ditagih. (Munawir 2004:31)
3
Profitabilitas mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
laba. Rasio profitabilitas dalam penelitian ini diwakili oleh (ROI). ROI
merupakan rasio yang menunjukan tingkat pengambilan yang diproleh pemilik
atau pemengang saham atas investasi di perusahaan. ROI membandingkan
besarnya laba bersih terhadap ekuiditas saham biasa. Semakin tinggi ROI
menunjukan bahwa semakin rendah ROI suatu perusahaan maka tingkat
pengambilannya akan semakin rendah. Profitbilitas adalah kemampuan
perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total
aktifa maupun modal sendiri. (Sartono 2001:122).
Menurut sunariyah ( 2004:32 ). Saham adalah suatu bentuk efek yang
diperdagangkan dalam pasar modal. Saham merupakan surat berharga sebagai
tanda pemilik atas perusahaan penerbitnya. Saham juga berarti sebagi tanda
penyertaan atau pemilik seorang atau badan suatu perusahaan terbuka. Saham
menarik bagi investor karena berbagai alasan. Bagi beberapa investor membeli
saham merupakan cara untuk mendapatkan kekayaan besar capital gain yang
relative cepat. Sementara bagi investor yang lain, saham memberikan
penghasilan yang berupa deviden. Adapun jenis-jenis saham antara lain saham
biasa common stock saham preferen dan saham komulatif preferen.
Berdasarkan laporan keuangan akan diketahui kinerja keuangan
perusahaan dengan cara melakukan analisis laporan keuangan melalui
perhitungan rasio-rasio keuangan. Analisis rasio merupakan bentuk atau cara
yang umum digunakan dalam analisis laporan finansial. Dengan kata lain, di
antara alat-alat analisis yang selalu digunakan untuk mengukur kekuatan dan
4
kelemahan yang dihadapi perusahaan di bidang keuangan, adalah analisis
rasio (financial ratio analysis) (Sunarto, 2001:66-67).
Dilihat dari kepentingan investor yang akan membeli saham
perusahaan dan untuk memperoleh tingkat pengembalian yang tinggi, maka
informasi yang paling dibutuhkan dari laporan keuangan suatu perusahaan
adalah informasi mengenai rasio keuangan. Rasio keuangan yang akan
digunakan untuk memprediksi penjualan saham dalam penelitian ini, antara
lain: Likuiditas dengan menggunakan Current Rasio (CR) dan Profitabilitas
dengan menggunakan return on investment (ROI).
Current Ratio (CR) merupakan ukuran yang paling umum terhadap
kesanggupan perusahaan membayar hutangnya dalam jangka pendek, sebab
rasio tersebut menunjukkan seberapa jauh tagihan para kreditur jangka pendek
mampu dipenuhi oleh aktiva yang secara cepat dapat berubah menjadi kas
segera (dalam jangka pendek). Dari hasil penelitian yang meneliti hubungan
CR dengan penjualan harga saham telah banyak dilakukan, diantaranya
penelitian yang dilakukan oleh Ulupui (2006) yang hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa CR berpengaruh positif terhadap penjualan harga saham.
Penilitian yang dilakukan oleh Adri dkk (2010) juga menunjukkan adanya
pengaruh secara signifikan antara CR terhadap penjualan saham.
Gupa dan Houfner (1972) dan Foster (1986) dalam Tuasikal
(2002:769) melakukan penelitian yang menunjukkan bahwa rasio-rasio
tertentu memiliki manfaat yang berbeda, ketika diasosiasikan dengan
karakteristik industri yang berbeda. Hasil penelitian ini mengindikasikan
5
bahwa rasio keuangan tertentu memiliki kemampuan prediksi yang berbeda
ketika dihubungkan dengan karakteristik industri yang lain. Hal ini menjadi
alasan kenapa hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian yang hampir
sama sebelumnya yang dilakukan oleh Sapoetro (2004) pada perusahaan
manufaktur dan Astutik (2004) pada perusahaan Celluar Phone, di mana
pengaruh informasi fundamental terhadap penjualan saham dapat berbeda
untuk setiap kelompok industri. Dengan kata lain, bahwa harga atau pejualan
saham suatu perusahaan atau kelompok industri tertentu sangat dipengaruhi
oleh kondisi ekonomi (Tuasikal, 2002:769). Dengan hasil penelitian yang
berbeda-beda tersebut, maka perlu dilakukan penelitian lanjutan pada periodeperiode pengamatan yang lain, di mana kondisi ekonomi makro pada setiap
periode (tahun) akan mengalami perbedaan, sehingga hasil penelitian
terdahulu pun akan mengalami perbedaan pula (Ajie, 2003:185). Oleh karena
itu penulis tertarik melanjutkan penelitian ini karena ingin mengetahui apakah
hasil yang akan diperoleh nantinya dapat mendekati hasil atau berbeda hasil
dengan penelitian.
Berdasarkan data dan analisis tahunan pasar modal tahun 2011-2015,
meningkatnya tingkat kebutuhan pasar dapat diketahui dengan meningkatnya
tingkat penjualan dari tahun ke tahun seiring dengan meningkatnya penjualan,
laba bersih perusahaan Celluar Phone juga mengalami kenaikan. Hal ini dapat
dilihat pada tabel di bawah ini :
6
Table 1 : Harga Penjualan Saham
Sumber : Bursa Efek Indonesia (BEI) 2011-2015
Dari Tabel 1. dapat diketahui bahwa terjadi perubahan pada penjualan
saham dari tahun 2011-2015 pada perusahaan-perusahaan tersebut. Falkuliatas
harga atau penjualan saham tesebut dipengaruhi oleh banyak faktor sehingga
perlu diketahui atau diteliti lanjut faktor-faktor yang menjadi penyebabnya.
Investasi dibidang Celluar Phone pada umumnya bersifat jangka
panjang dan akan tumbuh sejalan dengan pertumbuhan ekonomi. Namun,
sejak kritis ekonomi tahun 1999, banyak perusahaan pengembangan
mengalami kesulitan karena memiliki penurunan dolar amerika. Suku bunga
melonjak hingga 50%, sehingga pengembangan mengalami kesulitan untuk
penjualan. Namun pada tahun 2004, diberitakan bahwa bisnis Celluar Phone
kejayaan kembali seperti 1996, Karena siklus pengembangan penjualan harga
saham selama bertahun-tahun mengalami perubahan dan booming lagi tahun
2004 dan berlangsung hingga tahun 2007 (Anastasia 2003:124).
7
Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan diatas, maka penulis
tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul : “Analisa
Likuiditas Profitabilitas Terhadap Penjualan Saham Pada Perusahaan
Celluar Phone Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia 2011-2015”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, makan dapat
diidentifikasi permaslahan antara lain:
1. Informasi laporan keuangan perusahaan-perusahaan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) belum menggambarkan secara terperinci
posisi dan kondisi keuangan perusahaan untuk menilai kinerja kuangan.
2. Posisi aktiva lancar dan utang lancar pada perusahaan - perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) belum secara utuh memberikam
informasi tentang kemampuan perusahaaan dalam memenuhi kewajiban
jangka pendeknya.
3. Analisa kinerja keuangan yang diterapkan pada perusahaan - perusahaan
yang terdaftar di Brusa Efek Indonesia (BEI) masih belum menunjaukan
adanya perbandingan antara modal (total ekuitas) dan utang (baik jangka
pendek maupun jangka pajang), sehingga belum dapat diperoleh informasi
tentang kemampuan perusahaan dalam memenuhi segala kewajiban
finansialnya pada saat perusahaan tersebut dilikuidasi.
4. Laba yang dihasilkan oleh perusahaan - perusahaan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI) belum dapat menunjukkan bahwa kinerja keuangan
8
sudah baik, maka dari itu perlu diukur profitabilitasnya dengan
menggunakan return on investment (ROI) dan likuiditas Current Ratio
(CR).
C. Pembatasan Masalah
Mengingat keterbatasan waktu, tenaga dan kemampuan dari penulis,
serta agar lebih berfokus dalam pembahasan, maka penulis perlu membatasi
permasalahannya. Masalah-masalah yang akan diteliti dan dibahas dalam
penulisan tugas akhir ini adalah Likuditas meliputi Current Ratio (CR), dan
Profitabilitas meliputi return on investment (ROI) terhadap penjualan saham.
Data yang dipakai dalam analisa ini adalah Neraca dan Laporan Laba Rugi
perusahaan-perusahaan Celluar Phone yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) untuk periode 2011-2015.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka yang menjadi
permasalahan dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah terdapat pengaruh Likuiditas (CR) terhadap penjualan saham pada
perusahaan-perusahaan Celluar Phone yang terdaftar di BEI ?
2. Apakah terdapat pengaruh profitabalitas (ROI) terhadap penjualan saham
pada perusahaan-perusahaan Celluar Phone yang terdaftar di BEI ?
9
3. Apakah terhadap likuiditas (CR) dan profitabilitas (ROI) secara simutan
terhadap penjulan saham pada perusahaan-perusahaan Celluar Phone yang
terdaftar di BEI ?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian di atas, maka tujuan yang hendak dicapai dalam
penelitian adalah :
1. Pengaruh likuiditas Current Rasio (CR) terhadap penjualan Saham
perusahaan-perusahaan Celluar Phone yang terdaftar di BEI.
2. Pengaruh profitabilitas return on investment (ROI) terhadap penjualan
Saham perusahaan-perusahaan Celluar Phone yang terdaftar di BEI.
3. Pengaruh likuiditas (CR) dan profitabilitas return on investment (ROI)
terhadap penjualan Saham perusahaan-perusahaan Celluar Phone yang
terdaftar di BEI.
F. Manfaat Penelitian
Berdasarkan uraian di atas, maka hasil penelitian ini diharapkan dapat
bermanfaat sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
a. Bagi akademisi, penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu
pengetahuan di bidang ekonomi, khususnya tentang investasi saham
perusahaan Celluar Phone
yang terdaftar di BEI dan dapat
10
memberikan informasi bagi kemungkinan adanya penelitian lebih
lanjut.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Investor, hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai
bahan masukan bagi investor dalam mempertimbangkan pengambilan
keputusan berkaitan dengan penanaman modal dalam saham,
khususnya perusahaan Celluar Phone yang terdaftar di BEI.
b. Bagi Perusahaan, penulis berharap Tugas Akhir ini dapat memberikan
manfaat serta masukan yang berguna dalam meningkatkan kinerja
perusahaan.
c. Bagi Penulis, selain sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
ahli madya, Tugas Akhir ini juga dapat menjadi pengalaman yang
sangat
berharga
bagi
penulis
untuk
menambah
pengalaman
pengaplikasian ilmu akuntansi yang selama ini dipelajari oleh penulis.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Saham
Saham dapat didefinisikan sebagai tanda pernyataan atau kepemeilikan
seorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perusahaan terbatas. Wujud
saham berupa selembar kertas yang menerangkan siapa pemiliknya. Dengan
memiliki saham perusahaan, maka investor akan mempunyai hak pendapatan
dan kekeyaan perusahaan, setelah dikurangi dengan pembayaran semua
kewajiban perusahaan. Saham merupakan salah satu jenis sekuritas uang
cukup popular diperjual belikan dipasar modal. (Susanto 2007:11)
Menurut bambang riyanto (2001:123) saham adalah surat bukti atau
kepemilikan bagi modal sutu perusahaan. Saham adalah salah satu sumber
dana yang diperoleh perusahaan yang berasal dari kepemilikan modal dengan
konsekuensi perusahaan harus membayarkan deviden. Saham adalah tanda
bukti pengambilan bagian atau perserta dalam suatu PT.
Jadi saham adalah suatu nilai atau pembukuan dalam berbahagi
instrument finansial yang mengacu pada bagian kepermelikan sebuah
perusahaan. Dengan menerbitkan saham, memungkinkan perusahaan–
perusahaaan yang membutuhkan pandangan jangka panjang untuk menjual
kepentingan dalam bisnis saham dengan imbalan uang tunai.
11
12
1. Keuntungan saham
Daya Tarik dari investasi saham adalah keuntungan yang dapat
diperoleh investor dengan memiliki saham, yaitu deviden dan capital gain.
Deviden merupakan salah satu bentuk penjualan yang paling umum dan
merupakan salah satu faktor penting dalam investasi sekuritas saham
adalah deviden. Deviden adalah keuntungan yang diberikan perusahaan
penerbitann saham atas keuntungan yang dihasilkan pperusahaan dalam
bentuk uang tunai kepada para pemegang sahamnya. Biaya deviden
dibagikan setelah adanya persetujuan pemegang saham dan dilakukan
setahun sekali. Capital gain merupakan selisih antara haga beli dan harga
jual terjadi. Capital gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan
dipasar sekunder. Umumnya investor jangka pendek mengharapkan
keuntungan dari capital gain.
2. Jenis saham
Beberapa jenis saham yang dikenal antara lain: saham atas unjuk
(bearer stock), saham atas nama (registered stock), saham preferen
(preferred stock), dan saham biasa (common stock). Saham atas unjuk
(bearer stock), pada saham tersebut tidak tertulis nama pemiliknya agar
mudah dipindah tangankan dari investor ke investor lain. Saham atas nama
merupakan saham yang ditulis dengan jelas siapa pemiliknya, dimana cara
peralihannya harus melalui prosedur tertentu. Saham biasa (common stock)
merupakan saham kekayaan perusahaan tersebut dilikuidusi (tidak
memiliki hak-hak istimewa), serta kewajiban menanggung resiko kerugian
13
yang diderita perusahaan. Saham preferen (preferred stock) merupakan
saham yang pemiliknya akan memiliki hak lebih dibandingkan hak
pemilik saham biasa. (Anoraga 2001:100)
3. Penilaian Saham Dalam Kaitannya Dengan Keputusan Investasi
Investasi adalah pengeluaran pada saat ini dimana hasil yang
diharapkan dari pengeluaran itu baru akan diterima di waktu mendatang
(Indriyo, 2002:133). Investasi ini dapat digunakan oleh perusahaan untuk
pertumbuhan kekayaannya melalui distribusi hasil investasi untuk
apresiasi nilai investasi atau untuk manfaat lain bagi perusahaan yang
berinvestasi, seperti manfaat yang diperoleh melalui hubungan dagang
(Simamora, 2000:438). Motif pemodal atau investor menanamkan
dananya pada sekuritas adalah mendapatkan tingkat pengembalian yang
maksimal dengan risiko tertentu atau memperoleh penjualan tertentu pada
risiko yang minimal. Atas pemilikan sekuritas khususnya saham dapat
diperoleh dalam dua bentuk, yaitu deviden dan capital gain (kenaikan
harga jual saham di atas harga belinya). Dalam melakukan investasi
sekuritas saham, investor akan memilih saham perusahaan mana yang
akan memberikan penjualan tinggi. Harga pasar saham memberikan
ukuran yang obyektif mengenai nilai investasi pada sebuah perusahaan.
Oleh karena itu, harga saham merupakan harapan investor. Variasi harga
saham akan dipengaruhi oleh kinerja keuangan perusahaan yang
bersangkutan, disamping dipengaruhi oleh hukum permintaan dan
14
penawaran. Kinerja perusahaan akan menentukan tinggi rendahnya harga
saham di pasar saham (Resmi, 2002:276).
Naik atau turunnya harga saham tergantung dari perubahan satu
atau lebih faktor yang mempengaruhinya. Pada saat kondisi perusahaan
menurun, pada umumnya harga saham perusahaan juga turun, demikian
pula sebaliknya pada saham biasa (common stock), selain tingkat
keuntungan yang belum diketahui terdapat pula ekspektasi bahwa harga
saham akan naik sejalan dengan pertumbuhan perusahaan. Hal ini berbeda
dengan penilaian untuk harga saham prioritas dan obligasi, dimana
penilaiannya didasarkan atas tingkat keuntungan dengan persentase yang
telah ditentukan (Suryaputri dan Astuti, 2003:3). Setiap investor yang
berinvestasi dalam saham, setiap hari dari waktu ke waktu mereka harus
rajin memantau perkembangan terakhir kondisi emiten dimana mereka
menginvestasikan uang dan mengamati pergerakan saham di bursa secara
keseluruhan karena perkembangan kondisi emiten, baik positif maupun
negatif, pasti berpengaruh pada harga saham yang diterbitkannya (Arifin,
2002:46).
Pada
umumnya
investor
akan
memilih
pertimbangan-pertimbangan antara lain :
a) Proyeksi pertumbuhan pendapatannya,
b) Harapan adanya kenaikan penerimaan deviden,
c) Stabilitas penjualan,
d) Leverage financial
saham
dengan
15
Pengambilan keputusan untuk membeli, menahan atau menjual
saham suatu perusahaan, investor tentu membutuhkan informasi yang
lengkap, relevan dan akurat. Informasi ini sangat penting bagi investor
mengingat investasi yang dilakukan dihadapkan dengan hasil dan risiko
dalam waktu yang relatif singkat (Adiwijaya, 2000:107).
Umumnya investor mempunyai sifat untuk menghindari risiko
(risk
averter).
Investor
dalam
mengambil
keputusan
akan
mempertimbangkan risiko yang diterima, bila investor dihadapkan pada
suatu kesempatan investasi yang mempunyai risiko tinggi, maka para
investor tersebut akan mensyaratkan tingkat keuntungan yang lebih besar.
Pemodal mengahadapi kesempatan investasi yang berisiko, sehingga
pilihan investasi tidak dapat hanya mengandalkan pada tingkat keuntungan
yang diharapkan. Apabila pemodal mengharapkan untuk memperoleh
tingkat keuntungan yang tinggi, maka ia harus bersedia menanggung risiko
yang tinggi pula (Husnan, 2003:43). Dengan kata lain, bahwa semakin
tinggi risiko suatu kesempatan investasi, maka semakin tinggi pula tingkat
keuntungan yang disyaratkan oleh investor. Sebaliknya, dengan semakin
kecilnya risiko yang ditanggung pemodal, maka tingkat keuntungan yang
disyaratkanpun akan lebih kecil (Husnan, 2003:230). Untuk memperkecil
risiko dan untuk mendapatkan penjulan yang optimal, investor dalam
mengambil keputusan investasi akan mendasarkan pada analisis kelayakan
harga saham termasuk penilaian terhadap perusahaan emiten. Untuk dapat
melaksanakan analisis yang baik, investor memerlukan informasi untuk
16
menghitung nilai intrinsik (intrinsic value) dan membandingkannya
dengan harga pasar saham (current market price).
Analisis saham bertujuan untuk mengestimasi nilai intrinsik atau
harga teoritis suatu saham, dan kemudian membandingkannya dengan
harga pasar saham tersebut pada saat ini. Nilai intrinsik suatu saham
adalah harga wajar yang seharusnya dijadikan dasar penilaian suatu saham
(Suryaputri dan Astuti, 2003:4). Nilai intrinsik (intrinsic value) merupakan
nilai yang mengandung unsur kekayaan perusahaan pada saat sekarang dan
unsur potensi perusahaan untuk menghimpun laba di masa yang akan
datang (Sjahrizal, 1990 dalam Rosyadi, 2002:27). Berdasarkan RandomWalk Theory (Francis, 1986 dalam Rosyadi, 2002:27) yang menyatakan
bahwa harga saham akan berfluktuasi (berubah-ubah) mendekati nilai
intrinsiknya karena adanya informasi yang baru setiap hari, dimana
informasi tersebut menyebabkan analis selalu mengestimasi kembali nilai
saham akibat informasi baru tersebut.
Jones
(1991)
dalam
Purwanto
dan
Haryanto
(2004:20),
menyatakan bahwa secara tradisional investor dan analis sekuritas selalu
menghubungkan antara nilai intrinsik saham dengan harga pasar saat ini.
Jika nilai intrinsik lebih besar dari harga pasar, maka undervalued dan
sebaliknya dilakukan pembelian atau ditahan jika telah dimiliki. Apabila
nilai intrinsik lebih kecil dari harga pasar, maka saham tersebut dinilai
overvalued dan sebaliknya dihindari atau dijual bila telah dimiliki. Jika
17
nilai intrinsik sama dengan harga pasar, maka saham tersebut dinilai benar
dan biasanya transaksi cenderung tidak ada bagi saham tersebut.
Investor memerlukan informasi mengenai prospek perusahaan
yang akan dipilihnya sebagai tempat menanam dana. Akan tetapi sebagai
pihak luar, investor tidak akan mengetahui seluruh informasi sebanyak
yang dikuasai manajemen. Manajemen perusahaan memiliki informasi
yang lebih dari pada pihak luar perusahaan. Berdasarkan teori sinyal
(Brigham & Houston, 2001 dalam Widyarini, 2005), yang menyatakan
bahwa suatu tindakan yang diambil manajemen perusahaan memberikan
tanda kepada investor tentang bagaimana menajemen memandang prospek
perusahaan. Investor harus dapat membaca sinyal-sinyal tentang prospek
perusahaan pada masa yang akan datang. Bila investor menangkap sinyal
bahwa manajemen memiliki
prospek
yang
menguntungkan bagi
perusahaan, maka investor akan menanamkan dananya. Sebaliknya, bila
tanda yang diterimanya adalah bahwa perusahaan akan merugi, maka
investor akan mengurungkan niatnya untuk membeli saham.
4. Teknik Analisis Saham
Tujuan investor melakukan analisis terhadap saham-saham yang
dapat menjadi alternatif investasi adalah supaya investor mendapatkan
gambaran yang lebih jelas terhadap kemampuan perusahaan untuk terus
tumbuh dan berkembang pada masa yang akan datang (Dharmastuti,
2004:17).
18
Ada empat teknik yang dapat digunakan untuk menganalisis
saham, yaitu :
a. Analisis Fundamental
Analisis fundamental (Fundamental Analysis) merupakan
informasi yang berkenaan dengan kondisi internal perusahaan.
Menurut Jogiyanto (2003:88), bahwa analisis untuk menentukan nilai
saham (fundamental atau intrinsik) dengan
analisis sekuritas
fundamental (fundamental security analysis : analisis perusahaan:
company analysis) adalah analisis yang menggunakan data keuangan
perusahaan, seperti: laba, deviden yang dibayar, penjualan, dan lainlain.
Anoraga dan Pakarti (2001:108-109), mengemukakan bahwa
analisis
fundamental
berhubungan
dengan
kondisi
keuangan
perusahaan. Dengan analisis ini diharapkan investor akan mengetahui
bagaimana operasional dari perusahaan yang nantinya menjadi milik
investor, apakah sehat atau tidak, apakah menguntungkan atau tidak,
dan sebagainya. Karena nilai suatu saham sangat dipengaruhi oleh
kinerja dari perusahaan yang bersangkutan. Hal ini penting karena
nantinya akan berhubungan dengan hasil yang akan diperoleh dari
investasi dan juga risiko yang ditanggung. Data yang dipakai dalam
analisis fundamental menyangkut data-data historis, yaitu data-data
yang telah lalu, misalnya menyangkut analisis tentang kekuatan dan
19
kelemahan dari perusahaan, bagaimana kegiatan operasionalnya, dan
bagaimana prospeknya di masa yang akan datang.
Analisis fundamental menyatakan bahwa saham memiliki nilai
intrinsik (nilai yang seharusnya) tertentu. Analisis ini membandingkan
antara nilai intrinsik suatu saham dengan harga pasarnya guna
menentukan apakah harga pasar saham tersebut sudah mencerminkan
nilai intrinsiknya atau belum. Nilai intrinsik suatu saham ditentukan
oleh faktor-faktor fundamental yang mempengaruhinya. Ide dasar
analisis ini adalah bahwa harga saham akan dipengaruhi oleh kinerja
perusahaan. Kinerja perusahaan itu sendiri dipengaruhi oleh kondisi
industri dan perekonomian secara makro (Halim, 2005:21).
Analisis fundamental mencoba untuk membentuk opini
investor mengenai harga saham di masa mendatang melalui
penyelidikan mendalam terhadap kondisi keuangan dari sebuah
perusahaan (likuiditas asset, jumlah utang, profit margin, pertumbuhan
earning dan prospek masa depan), dan perilaku sahamnya sendiri.
Pada dasarnya analisis fundamental ini mencoba untuk menyediakan
sebuah dasar bagi peramalan aliran kas masa depan suatu saham (Ajie,
2003:175-176). Analisis fundamental merupakan analisis yang
mencoba memperkirakan harga saham yang akan datang dengan
menganalisis
berbagai
faktor
fundamental
yang
diperkirakan
mempengaruhi harga saham. Secara garis besar terdiri dari tiga tahap,
yaitu :
20
1. Analisis terhadap kondisi makro ekonomi atau pasar
Dalam tahap ini berbagai variabel makro dan mikro ekonomi
dievaluasi, seperti: tingkat bunga dan inflasi, GDP, jumlah uang
beredar, berbagai karakteristik demografi, dan sebagainya.
2. Analisis industri
Disini berbagai analisis, seperti : analisis siklus kehidupan industri,
analisis siklus bisnis, analisis kinerja historis, persaingan,
kebijakan pemerintah, perubahan struktural, dan sebagainya
dengan tujuan untuk menemukan industri yang mempunyai
prospek terbaik.
3. Analisis terhadap kondisi spesifik perusahaan
Dalam tahap ini pemodal perlu menaksir nilai intrinsik saham.
Apabila harga saham di bursa efek lebih rendah dari taksiran nilai
intrinsiknya, maka saham tersebut merupakan saham yang
sebaiknya dibeli dan sebaliknya (Husnan, 2003:324).
Analisis fundamental merupakan suatu studi yang mempelajari halhal yang berhubungan dengan keuangan suatu bisnis dengan maksud
untuk lebih memahami sifat dasar dan karakteristik operasional dari
perusahaan publik yang menerbitkan saham biasa tersebut. Analisis
fundamental berlandaskan atas kepercayaan bahwa nilai suatu saham
sangat dipengaruhi oleh kinerja perusahaan yang menerbitkan saham
tersebut. Jika prospek suatu perusahaan publik adalah sangat kuat dan
baik, maka harga saham perusahaan tersebut diperkirakan akan
21
merefleksikan kekuatan tersebut dan harganya akan meningkat (Ajie,
2003:18.2). Analisis fundamental pada dasarnya melaksanakan analisis
secara historis atas kekuatan keuangan dari suatu perusahaan (company
analysis). Dalam company analysis, investor akan mempelajari laporan
keuangan perusahaan dengan tujuan untuk mengetahui kekuatan atau
pertumbuhan
dan
kelemahan
perusahaan,
mengidentifikasi
kecenderungan yang mungkin ada, mengevaluasi efisiensi operasional
dan memahami sifat dan karakteristik operasional dari perusahaan
tersebut. Dengan kata lain, dengan analisis fundamental investor dapat
memperkirakan tingkat kembalian (rate ofreturn) atas investasinya dan
memutuskan apakah membeli, menahan atau menjual sahamnya. Hal
penting dan biasanya menjadi pusat perhatian investor maupun para
analis keuangan (financial analyst) di dalam menganalisis data historis
laporan keuangan, adalah :
1) Posisi keuntungan kompetitif perusahaan.
2) Profit margin dan pertumbuhan laba perusahaan.
3) Likuiditas aktiva perusahaan terutama berhubungan dengan
kemampuan keuangan perusahaan di dalam memenuhi kewajiban
jangka pendeknya.
4) Tingkat
leverage
(penggunaan
dana
pinjaman)
terhadap
shareholder’s equity.
5) Komposisi dan pertumbuhan operasional penjualan perusahaan
22
b. Analisis Teknikal
Analisis teknikal (technical : market analysis) merupakan studi
yang
dilakukan
untuk
mempelajari
berbagai
kekuatan
yang
berpengaruh di pasar saham dan implikasi yang ditimbulkannya pada
harga saham. Pada dasarnya, analisis teknikal ini berusaha untuk
mempelajari bagaimana pengaruh berbagai kekuatan, seperti: supply
(persediaan) dan demand (permintaan) dapat memberikan pengaruh
terhadap pergerakan harga saham (ajie, veno 2003:20.17).
Analisis teknikal didasarkan pada data (perubahan) harga
saham di masa lalu sebagai upaya untuk memperkirakan harga saham
di masamendatang. Dengan analisis ini, para analis memperkirakan
pergeseran penawaran (supply) dan permintaan (demand) dalam jangka
pendek, serta mereka berusaha untuk cenderung mengabaikan risiko
dan pertumbuhan laba dalam menentukan barometer dari penawaran
dan permintaan. Oleh karena itu, analisis teknikal mendasarkan diri
pada premis bahwa harga saham tergantung pada penawaran dan
permintaan saham itu sendiri (Halim, 2005:5).
Analisis
teknikal
dimulai
dengan
cara
memperhatikan
perubahan harga saham itu sendiri dari waktu ke waktu. Analisis ini
beranggapan bahwa harga suatu saham akan ditentukan oleh
penawaran dan permintaan terhadap saham tersebut. Sehingga asumsi
dasar yang berlaku dalam analisis ini adalah :
23
1. Harga pasar saham ditentukan oleh interaksi penawaran dan
permintaan.
2. Penawaran dan permintaan itu sendiri dipengaruhi oleh banyak
faktor, baik yang rasional maupun irasional.
3. Perubahan harga saham cenderung bergerak mengikuti trend
tertentu.
4.
Trend tersebut dapat berubah karena bergesernya penawaran dan
permintaan.
5. Pergeseran
penawaran
dan
permintaan
dapat
dideteksi
denganmempelajari diagram dari perilaku pasar.
6. Pola-pola tertentu yang terjadi pada masa lalu akan terulang
kembali di masa mendatang.
Analisis teknikal merupakan analisis yang cukup sering
digunakan oleh investor atau calon investor. Data yang biasanya
digunakan dalam analisis ini berupa grafik atau program komputer.
Dari grafik atau program komputer dapat diketahui bagaimana
kecenderungan pasar, sekuritas, atau future komoditas yang akan
dipilih dalam berinvestasi. Teknik ini mengabaikan posisi keuangan
perusahaan (Anoraga dan Pakarti, 2006:109). Analisis teknikal
merupakan upaya untuk memperkirakan harga saham (kondisi pasar)
dengan mengamati perubahan harga saham tersebut (kondisi pasar) di
24
waktu yang lalu. Analisis ini menggunakan grafik (charts) maupun
berbagai indikator teknis.
Analisis teknikal pada dasarnya merupakan upaya untuk
menentukan kapan akan membeli (masuk ke pasar) atau menjual
saham (keluar dari pasar), dengan memanfaatkan indikator-indikator
teknis ataupun menggunakan analisis grafis (Husnan, 2003:337- 338).
Di dalam melakukan analisis teknikal ini, sumber informasi
yang
digunakan
adalah
data-data
historis
perdagangan,
baik
menyangkut harga saham individual maupun perkembangan dari
indeks harga saham sektoral dan gabungan. Analisis teknikal mencoba
menggunakan harga saham dan informasi volume perdagangan historis
untuk memprediksi pergerakan harga saham pada masa mendatang
(ajie, 2003:20.18).Analisis teknikal mempelajari saham di bursa
berdasarkan penawaran dan permintaan. Para analis teknikal
menggunakan grafik riwayat harga dan volume transaksi untuk
memprediksi pergerakan harga selanjutnya (Dharmastuti, 2004:17).
Analisis teknis menurut Jogiyanto (2003:88-89), merupakan analisis
yang menggunakan data pasar dari saham yang meliputi: harga dan
volume transaksi saham.
c. Analisis Ekonomi
Analisis ekonomi merupakan analisis yang cukup penting bagi
investor karena keadaan perekonomian seringkali berpengaruh
25
terhadap analisis efek secara keseluruhan. Untuk itu, investor perlu
memperhatikan pertumbuhan ekonomi dengan dengan baik agar tidak
mengalami kerugian (Anoraga dan Pakarti, 2001:108).
d. Analisis Rasio Keuangan
Analisis rasio keuangan banyak digunakan oleh investor.
Analisis ini didasarkan pada hubungan antar pos-pos dalam laporan
keuangan perusahaan yang akan mencerminkan keadaan keuangan
serta hasil dari operasional perusahaan (Anoraga dan Pakarti,
2001:111).
Rasio
keuangan
dirancang
untuk
memperlihatkan
hubungan di antara pos-pos laporan keuangan. Karena laporan
keuangan berisi tentang posisi keuangan perusahaan pada saat tertentu
maupun hasil operasinya selama periode yang lalu, maka laporan
keuangan dapat digunakan untuk membantu meramalkan laba dan
deviden perusahaan di masa mendatang (Sumilir, 2003:3).
5. Proses Penjualan saham
Saham hanya diperjualbelikan dipasar saham. Setiap orang yang
telah memenuhi syarat-syarat, berhak untuk melaksanakan jual beli saham
dipasar modal. Setiap saham informasi-informarsi. Baik postif maupun
negaitf yang perlu diketahui oleh para invetor agar tidak salah dalam
memilih saham. Adapun secara rill, saham berukuran atau berbentuk
seperti sertifikat pada umumnya yang kertasnya terbuat dari bahan
26
tertentu. Didalam saham tertera antara lain : No.SKS atau Nomor Surat
kolektif Sah, nilai modal saham perusahaan, nilai nominal saham, nama
pemilik saam dan lainnya.
Pada pasar perdana, pembeli atau investor tidak dapat memperoleh
sahamnya dengan jangka waktu seperti ketika membeli saham dipasar
sekunder. Pada pasar sekunder ditetapkan T+4 sebagai bata waktu
penerimaan saham. Jika investor membeli pada tanggal 28 september
1998, ia akan menerima saham pada tanggal 2 oktober 1998. Pada
pembelian saham perdana investor harus mendaftarkan terlebih dahulu
melalui pialang. Dengan memesan jumlah saham yang hendak dibelinya.
Prosedur pembelian sama dengan pembelian dipasar sekunder. Harga pada
penawaran perdana yang telah ditetepkan belum dapat dicatatkan di BEI,
sehingga inilah yang menjadi motivasi bagi para investor dalam mengejar
saham perdana yang dijual dengan harga murah. Pada umumnya haga
yang ditawarkan dalam perdagangan saham perdana lebih rendah atau jauh
lebih rendah dibanding haraga pada saat “listing/pencatatan” diBursa Efek
Indonesia.
Untuk pembelian dan penjualan saham, pemodal harus membayar
biaya komisi pialang saham
yang melaksanakan pesanan. Artinya
besarnya biaya komisi dapat dinegosiasikan dengan pialang dimana
pemodal berbasis saham atau melakukan jual-beli saham. Umumnya untuk
transaksi beli pemodal dikenakan free broker sebesar 0,25% dari nilai
transaksi sedngkan untuk transaksi jual dikenakan 0,35% (untuk transaksi
27
permodal masih dikenakan pajak penghasilan atas penjualan saham
sebesar 0,1% dari nilai transaksi). Ada komponen-komponen dari biaya
pembelian dan penjualan saham sebagai berikut :
a. Pembelian : Nilai pembelian saham + komisi pialang saham + PPN
10%.
Sebagai ilustrasi, misalnya seorang pemodalan melakukan transaksi
pembelian atas saham X sebnyak 5 lot dimana harga saham Y terjadi
pada posisi Rp 3.000 per saham.
Tabel 2 : Perhitungan Hasil Pembelian Saham
keterangan
Perhitungan
transaksi beli
5X500 saham X 3000
komisi untuk broker
0,25% X 7.500.000
PPN 10% dari komisi
10% X Rp.18,750
biaya pembelian saham
18.750+ PPN 10%
total biaya yang di
keluarkan
Sumber: http:frommewitlove.blogspot.co.id
nilai uang
Rp
7,500,000
Rp
18,750
Rp
1,875
Rp
20,625
Rp
7,520,625
b. Penjualan : Nilai penjualan saham + komisi pialang + PPN 10% +
pajak penghasilan sebesar 0,1%.
Sebagai ilustrasi, misalnya seornag melakukan transaksi penjualan
atas saham A sebnyak 5 lot diman harga saham R terjadi pada posisi
Rp 3.000 per saham.
28
Tabel 3: Perhitungan Hasil Penjualan Saham
keterangan
Perhitungan
transaksi beli
5X500 saham X 3000
komisi untuk broker
0,25% X 7.500.000
PPN 10% dari komisi
10% X Rp.18,750
PPh atas transaksi jual
0,1%X 7.500.000
biaya pembelian saham
18.750+ 1.875+7.500
total biaya yang di
keluarkan
Sumber : http:frommewitlove.blogspot.co.id
nilai uang
Rp
7,500,000
Rp
18,750
Rp
1,875
Rp
7,500
Rp
28,125
Rp
7,417,875
6. Rasio Keuangan
a. Pengertian Rasio Keuangan
Rasio
menggambarkan
suatu
hubungan
atau
perimbangan
(matemathical relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan
jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio
ini akan dapat menjelaskan atau memberi gambaran kepada
penganalisa tentang baik atau buruknya posisi keuangan suatu
perusahaan terutama apabila angka-angka tersebut dibandingkan
dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standard
(Munawir, 2004:64).
Analisis rasio (ratio analysis) menunjukkan hubungan di antara
pos-pos yang terpilih dari data laporan keuangan. Rasio (ratio)
memperlihatkan hubungan matematis di antara satu kuantitas dan
kuantitas lainnya. Rasio merupakan pedoman yang bermanfaat dalam
mengevaluasi
posisi
dan
operasi
keuangan
perusahaan
dan
29
mengadakan perbandingan dengan hasil-hasil dari tahun-tahun
sebelumnya atau perusahaan- perusahaan lain (Simamora, 2000:522).
Rasio-rasio
keuangan
pada
dasarnya
disusun
untuk
menggabungkan angka-angka di dalam atau di antara laporan rugi laba
dan neraca. Analisis rasio dapat dikelompokkan ke dalam lima macam
kategori, yaitu :
a)
Rasio likuiditas (rasio yang mengukur kemampuan perusahaan
memenuhi kewajiban jangka pendeknya).
b)
Rasio aktivitas (rasio yang mengukur sejauh mana efektifitas
penggunaan asset denganmelihat tingkat aktifitas asset).
c)
Rasio solvabilitas (rasio yang mengukur sejauh mana perusahaan
memenuhi kewajiban jangka panjangnya).
d)
Rasio profitabilitas (rasio yang melihat kemampuan perusahaan
menghasilkan laba (profitabilitas).
e)
Rasio pasar (rasio ini melihat perkembangan nilai perusahaan
relatif terhadap nilai buku perusahaan).
Kelima rasio tersebut ingin melihat prospek dan risiko perusahaan
pada masamendatang. Faktor prospek perusahaan dalam rasio tersebut
akan mempengaruhi harapan investor terhadap perusahaan pada masamasa mendatang (Hanafi dan Halim, 2005:77). Rasio keuangan
dirancang untuk memperlihatkan hubungan di antara pos-pos laporan
keuangan. Karena laporan keuangan berisi tentang posisi keuangan
perusahaan pada saat tertentu maupun hasil operasinya selama periode
30
yang lalu, maka laporan keuangan dapat digunakan untuk membantu
meramalkan laba dan deviden perusahaan di masa mendatang (Sumilir,
2003:3).
Dari sudut investor, meramalkan masa depan merupakan hal
terpenting dari analisis laporan keuangan, sedangkan dari sudut
manajemen,
analisis
laporan
berguna
sebagai
cara
untuk
mengantisipasi keadaan di masa mendatang, dan yang lebih penting
sebagai
titik
tolak
bagi
tindakan
perencanaan
yang
akan
mempengaruhi jalannya kejadian di masa mendatang (Sumilir,
2003:3).
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan analisis fundamental
dalam menganalisis saham, yaitu dengan analisis rasio. Analisis rasio
merupakan alat yang membantu untuk menganalisis laporan keuangan
perusahaan, sehingga dapat mengetahui kekuatan dan kelemahan suatu
perusahaan. Analisis rasio juga menyediakan indikator yang dapat
mengukur tingkat profitabilitas, likuiditas, pendapatan, pemanfaatan
asset, dan kewajiban suatu perusahaan (Dharmastuti, 2004:17).
Penggolongan
Angka
Rasio
Ang
(1997:18.23-18.38),
mengemukakan bahwa rasio keuangan dapat dikelompokkan menjadi
lima jenis berdasarkan ruang lingkupnya, yaitu :
1. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)
Rasio
likuiditas
(liquidity
ratio)
menyatakan
kemampuan
perusahaan jangka pendek untuk memenuhi obligasi (kewajiban)
31
yang jatuh tempo. Rasio ini berfungsi untuk mengukur kemampuan
jangka pendek perusahaan di dalam memenuhi kewajiban yang
jatuh tempo. Rasio ini berfungsi untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam jangka pendek (kurang dari satu tahun) dari sisi
likuiditas keuangan. Rasio ini terbagi menjadi Current Ratio,
Quick Ratio, dan Net Working Capital.
2. Rasio Solvabilitas (Solvency : Leverage Ratios)
Rasio solvabilitas (solvency : leverage Ratios) menunjukkan
kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka
panjangnya. Rasio ini terbagi menjadi Debt Ratio, Debt to Equity
Ratio, Long-Term Debt to Equity Ratio, Long-Term Debt to
Capitalization Ratio, Times Interest Earned (Interest Coverage),
Cash Flow Ratios, Rasio Cash Flow to Net Income, dan Rasio
Cash Return on Sales.
3. Rasio Aktivitas (Activity Ratios: Assets Activity Ratios: Turnover
Ratios)
Rasio aktivitas menunjukkan kemampuan dan efisiensi perusahaan
di dalam memanfaatkan aktiva yang dimilikinya atau perputaran
(turnover) dari aktiva-aktiva tersebut. Rasio ini terbagi menjadi
Total Asset Turnover, Total Fixed Asset Turnover, Account
Receivable Turnover (A/R Turnover), Inventory Turnover, Average
College Period (Day’s Sales In Accounts Receivable), dan Day’s
Sales In Inventory.
32
4. Rasio Rentabilitas atau Profitabilitas (Profitability Ratios)
Rasio
rentabilitas
atau
profitabilitas
(profitability
ratios)
menunjukkan keberhasilan perusahaan di dalam menghasilkan
keuntungan. Rasio ini terbagi menjadi Gross Profit Margin (GPM),
Net Profit Margin (NPM), Operating Return on Assets
(OPROA),Return on Assets (ROA),return on investment (ROI),
Return on Equity (ROE), dan Operating Ratio (OPR).
5. Rasio Pasar (Market Ratios)
Rasio ini menunjukkan informasi penting perusahaan yang
diungkapkan dalam basis per saham. Rasio ini terbagi menjadi
Dividend Yield (DY), Dividend Per Share (DPS), Dividend Payout
Ratio (DPR), Price Earning Ratio (PER), Earning Per Share
(EPS), Book Value Per Share (BVS), dan Price to Book Value
(P/BV).
b. Current Ratio (CR)
1. Pengertiaan Current Ratio (CR)
Current Ratio (CR) merupakan ukuran yang paling umum
terhadap kesanggupan perusahaan membayar hutangnya dalam
jangka pendek, sebab rasio tersebut menunjukkan seberapa jauh
tagihan para kreditur jangka pendek mampu dipenuhi oleh aktiva
yang secara cepat dapat berubah menjadi kas segera (dalam jangka
pendek). Current Ratio (CR) merupakan perbandingan antara
33
jumlah aktiva lancar dengan utang lancar. Rasio ini menunjukkan
bahwa nilai kekayaan lancar (yang dapat segera dijadikan uang)
ada sekian kalinya hutang. Secara kasar dapatlah dikatakan bahwa
bagi perusahaan yang bukan kredit, Current Ratio kurang dari
200% dinyatakan kurang baik, pedoman ini ini hanya didasarkan
pada prinsip hati-hati. (Riyanto, 2001:26). Perhitungan CR,
dinyatakan dalam formula sebagai berikut :
Aktiva Lancar
CR
=
x 100%
Hutang Lancar
2. Pengaruh Current Ratio (CR) terhadap penjualan Saham
Dari hasil penelitian yang meneliti hubungan CR dengan
penjualan saham telah banyak dilakukan, diantaranya penelitian
yang dilakukan oleh Ulupui (2006) yang hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa CR berpengaruh positif terhadap penjualan
saham. Penilitian yang dilakukan oleh Adri dkk (2010) juga
menunjukkan adanya pengaruh secara signifikan antara CR
terhadap penjualan saham. Meningkatnya CR akan membawa
dampak terhadap meningkatnya harga ataupun penjualan saham
perusahaan, maka CR mempunyai pengaruh positif terhadap
pejualan saham.
34
c. Return on investment (ROI)
Return on investment (ROI) itu sendiri adalah salah satu bentuk dari
rasio profitabilitas yang dimaksudkan untuk dapat mengukur
kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan
dalam aktiva yang digunakan dalam operasinya perusahaan untuk
menghasilkan keuntungan.
B. Penelitian yang Relevan
Sebagai acuan dari penelitian ini dikemukakan hasil-hasil penelitian
yang telah dilaksanakan sebelumnya yaitu:
1. Penelitan
yang
dilakukan
Asbi
(2008)
tentang
Analisis
Faktor
Fundamental dan Nilai Kapitalisasi Pasar Terhadap Saham Perusahaan
Manufaktur di BEI periode 2002-2006. Dengan variabel yang digunakan
adalah price to book value, debt to equity ratio, return on assets, net profit
margin dan variabel kapitalisasi pasar menunjukkan hasil bahwa ROA,
NPM, dan Variabel Kapitalisasi pasar berpengaruh positif dan signifikan
terhadap saham, PBV berpengaruh negatif dan signifikan terhadap saham,
dan DER tidak berpengaruh secara signifikan.
2. Penelitian yang dilakukan Ratna 2009 tentang Analisis Pengaruh Inflasi,
Nilai Tukar, ROA, DER dan CR Terhadap penjualan Saham pada Industri
Real Estate dan Properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
35
2003-2006, mengemukakan dengan hasil bahwa Inflasi, DER, dan Nilai
Tukar berpengaruh negatif dan signifikan terhadap penjualan saham,
sedangkan ROA dan Current Ratio berpengaruh positif dan signifikan
terhadap pejualan saham.
3. Penelitian yang dilakukan Subalno (2010) dengan judul “Analisis
Pengaruh Faktor Fundamental dan Komposisi Ekonomi Terhadap Return
Saham (Studi Kasus pada perusahaan Otomotif dan Komponen yang
Listed di Bursa Efek Indonesia periode 2003-2007). Variabel independen
di dalam penelitian ini adalah CR, ROI, Nilai Tukar Rupiah, dan Tingkat
Suku Bungan SBI dengan variabel dependennya adalah penjualan saham.
Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa ROI, Nilai Tukar Rupiah, dan
Suku Bunga SBI secara parsial berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap return saham. Sementara hal yang sebaliknya terjadi pada
variabel CR, DER, dan TATO.
4. Penelitian yang dilakukan Ulupuli (2010) tentang analisis pengaruh rasio
likuiditas, leverage, aktivitas, dan profitabilitas terhadap penjualan saham
pada perusahaan makanan dengan kategori industri barang konsumsi di
BEJ pada tahun 1999-2005. Variabel-variabel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Current Ratio, Return On Assets, Debt to Equity
Ratio dan Total Assets Turnover. Hasilnya menunjukkan bahwa current
ratio dan return on assets memiliki pengaruh positif dan signifikan
terhadap return saham. Variabel debt to equity ratio menunjukkan hasil
36
positif tetapi tidak signifikan, sedangkan variabel total assets turnover
menunjukkan hasil negatif tetapi tidak signifikan.
5. Penelitian yang dilakukan Sumiadji (2011) tentang Analisis ROI, CR,
DER, EPS, dan TATO terhadap DPR pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI periode 2004-2008. Variabel-variabel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah ROI, CR, DER, EPS, dan TATO. Hasilnya
menunjukkan bahwa CR, EPS, dan TATO berpengaruh signifikan
terhadap DPR, sedangkan variabel ROI dan DER berpengaruh tidak
signifikan terhadap DPR.
C. Kerangka Pemikiran
Motif investor pada perusahaan Celluar Phone dalam menanamkan
dananya pada sekuritas adalah untuk mendapatkan penjualan saham yang
maksimal. Tujuan investor melakukan analisis terhadap saham-saham yang
dapat menjadi alternatif investasi adalah supaya investor mendapatkan
gambaran yang lebih jelas terhadap kemampuan perusahaan untuk terus
tumbuh dan berkembang pada masa yang akan datang.
Pengambilan keputusan untuk membeli, menahan atau menjual saham
suatu perusahaan, investor tentu membutuhkan informasi yang lengkap,
relevan dan akurat. Informasi yang dibutuhkan investor tidak hanya informasi
yang bersifat fundamental saja, tetapi informasi yang bersifat teknikal juga
diperlukan. Informasi fundamental diperoleh dari kondisi intern perusahaan,
misalnya dari laporan keuangan perusahaan.
37
Informasi laporan keuangan adalah salah satu sumber potensial yang
digunakan oleh investor dalam merevisi dan mendeteksi harga saham.
Berdasarkan laporan keuangan akan diketahui kinerja keuangan perusahaan
dengan cara melakukan analisis laporan keuangan melalui perhitungan rasio
keuangan.
Analisis
rasio
merupakan
alat
yang
membantu
untuk
menganalisislaporan keuangan perusahaan, sehingga dapat mengetahui
kekuatan dan kelemahan suatu perusahaan. Dilihat dari kepentingan investor
yang akan membeli saham perusahaan dan untuk memperoleh return yang
tinggi, maka Indikator rasio keuangan yang dapat digunakan untuk
menganalisis nilai saham adalah : Current Ratio (CR), dan Return On
Investment (ROI).
Current Ratio (CR) merupakan perbandingan antara jumlah aktiva
lancardengan utang lancar. Rasio ini menunjukkan bahwa nilai kekayaan
lancar (yang dapat segera dijadikan uang) ada sekian kalinya hutang.Secara
kasar dapatlah dikatakan bahwa bagi perusahaan yang bukan kredit, Current
Ratio kurang dari 200% dinyatakan kurang baik, pedoman ini hanya
didasarkan pada prinsip hati-hati. (Riyanto, 2001:26).
Dengan menggunakan 2 (dua) variabel (CR & ROI) tersebut,
diharapkan para investor akan dapat menilai kinerja perusahaan guna
memperkirakan penjualan saham atas investasi yang mereka tanamkan. Selain
itu dapat digunakan oleh perusahaan untuk mengetahui seberapa besar kinerja
yang telah dihasilkan, sehingga tujuan untuk mensejahterakan pemegang
38
saham dapat tercapai. Selanjutnya akan diketahui alat ukur mana yang paling
berpengaruh signifikan terhadap penjualan harga saham perusahaan.
Gambar 1
Model Kerangka Pemikiran Penelitian
Likuiditas (CR)
(X1)
H1
Penjualan Saham
(Y)
H3
(-)
H2
Profitabilitas (ROI)
(X2)
Keterangan :
Y
: Variabel Dependen
: Penjualan Saham
X1
: Variabel Independen
: Likuditas (CR)
X2
: Variabel Independen
: Profitabilitas (ROI)
H3
: Pengujian Simultan (Uji F)
H1, H2, : Pengujian Parsial (Uji t)
D. Hipotesis
Mengacu pada rumusan masalah, tinjauan teoritis, dan beberapa
penelitian terdahulu seperti yang telah diuraikan sebelumnya, maka hipotesis
yang diajukan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
39
H : Terdapat pengaruh antara likuiditas Current Ratio (CR) terhadap pejualan
1
saham pada perusahaan Celluar Phone yang terdaftar di BEI.
H : Terdapat pengaruh antara profitabilitas return on investment (ROI)
2
terhadap penjualan saham secara perusahaan Celluar Phone yang
terdaftar di BEI.
H : Terdapat pengaruh antara likuiditas Current Ratio (CR) dan profitailitas
3
return on investment (ROI) terhadap penjualan saham pada perusahaan
Celluar Phone yang terdaftar di BEI.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi Penelitian
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Populasi yang
digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan go public yang bergerak
dalam bidang Celluar Phone yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI),
sebanyak 12 perusahaan.
2. Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti.
Dalam penelitian ini sampel diambil dengan teknik target populasi. Target
populasi dalam penelitian ini 12 perusahaan.
Data tanggal publikasi laporan keuangan digunakan untuk
menentukan harga saham disekitar tanggal publikasi. Periode pengamatan
(windows period) yang digunakan didasarkan pada hasil Riset Brown dan
Wenner (1985), yaitu 15 hari = 7 hari sebelum (t-7) dan 7 hari setelah
(t+7) tanggal publikasi laporan keuangan. Pemilihan 7 hari ini dianggap
memadai untuk melihat reaksi pasar terhadap pengumuman atau publikasi
laporan keuangan. penjualan saham yang digunakan adalah closing price
untuk transaksi saham setiap harinya (Tuasikal, 2001:773). Dengan
menggunakan target populasi diperoleh sampel penelitian sebesar 12
perusahaan Celluar Phone yang terdaftar di BEI. Periode pengamatan
dilakukan selama 5 (lima) tahun, yaitu tahun 2011-2015. Oleh karena itu,
40
41
total sampel sebanyak 60 laporan keuangan perusahaan Celluar Phone
yang terdaftar di BEI.
B. Jenis dan sumber data
Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut
1. Jenis data
a. Data kualitatif yaitu data yang diperbolehkan dalam bentuk informasi,
baik secara lisan maupun tulisan yang berkaitan dengan masalah yang
teliti.
b. Data kuantitatif yaitu data yang diperoleh dalam bentuk angka-angka
yang dapat dihitung yang berkaitan dengan masalah diteliti.
2. Sumber data
Data yang digunakan penelitian ini adalah data sekunder, yaitu
berupa catatan atau laporan historis yang telah dipublikasikan, yaitu
berupa data laporan keungan perusahaan – perusahaan yang terdaftar pada
Brusa Efek Indonsian yang diterbitkan pada priodre 2011-2015. Dimana
data-data tersebut diperoleh dari Bursa Efek Indonesia (BEI) meleui Pusat
Refrensi Pasar Modal.
Sedangkan menurut jenis datanya, maka data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah jenis data dokumenter, yaitu laporan keuangan
tahunan perusahaan –perusahaan yang telah terdaftar di BEI sejak tahun
42
2011 – 2015. Data dokumenter dalam penelitian ini dapat menjadi bahan
atau dasar analisis data yang kompleks yang dikumpulkan melalui metode
observasi dan analisis dokumen. Sehingga dapat diketahui juga, bahwa
horizon waktu yang digunakan peneliti pada penelitian ini adalah studi
time series. Dimana studi ini lebih menekankan pada data penelitian
berupa data rentetan waktu.
Proses pengumpulan data dalam penelitian ini mengguakan
beberapa teknik sebagai berikut :
1. Studi kepuasan
Pengumpulan bahan – bahan berupa teori atau konsep yang
diambil dari internet, perpustakaan berupa literature, Koran, dan artikel
atau jurnal ilmiah yang dapat mendukung sebagai bahan kajian
penelitian dan sebagai landasan untuk menganalisa perusahaan.
2. Studi lapangan
Data sekunder berupa pengamatan dan pengambilan data
langsung di Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM) atau melakukan
Direct Obserrvasion di Bursa Efek Indonesia (BEI).
43
C. Batas Variabel Operasioanal
Penelitian ini mengungkapkan dua variabel, yaitu variabel likuiditas
dan profitabilitas terhadap penjualan saham. Variabel likuiditas dan
profitabilitas sebagai variabel lepas (independen) dan pejualan saham sebagai
variabel terikat (dependen).
Untuk menjelaskan lingkup penelitian dan mencapai obyektivitas
penelitian khususnya yang berkaitan dengan pengukuran variabel, maka perlu
ditentukan definisi operasional dari variabel yang diteliti terlebih dahulu.
Definisi oprasional merupakan salah satu cara dari pendefinisikan suatu
gagasan.
1. Variabel bebas (independen)
Variabel bebas (independen) adalah variabel yang tergantung atas
variabel lain. Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini antara
lain :
a. Likuiditas (X1)
Likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan
untu mengetahui kewajiban jangka pendek pada saat jatuh tempo.
b. Profitabilitas (X2)
Profitabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
kemempuan perusahaan dalam memperoleh laba dengan mengunakan
modal tertentu.
44
2. Variabel terikat (dependen)
Adalah tipe variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh varibel
independen . dalam penelitin ini variabel dependen, yaitu : penjuaan
saham yang mencerminkan juga nilai dari suatu perusahaan. Jika
perusahan mencapai perstsi yang baik, maka saham perusahaan tesebut
akan banyak diminati oleh para investor. Prestasi bai yang dicapai
perusahaan dapat dilihat didalam lapora keuangan yang dipublikasikan
oleh perusahaan (emite) proses penentuan.
D. Metode Analisis Data
Agar mendapatkan hasil penelitian yang sesuai dengan tujuan
penelitian, maka diperlukan metode analisis data yang benar. Metode analisis
data pada penelitian ini adalah:
1. Uji Statistik Deskritif
Statistik deskritif merupakan proses tranformasi data penelitian
dalam bentuk tambulasi (rangkasan, pengaturan, atau penyusunan data
dalam bentuk tabel numeri dan grafik) sehingga mudah dipahami dana
diinterpretasikan. Statistic deskritif umumnya digunakan dalam penelitian
untuk memberikan informasi mengenai karakteristik variabel penelitian
yang utama. Ukuran yang digunakan dalam deskripsi antara lain berupa :
rata-rata(mean), median, modus, dan standar deviasi.
45
2. Uji Asumsi Klasik
Untuk menguji apakah model yang digunakan dapat diterima
secara ekonometrika dan apakah estimator yang diperoleh dengan metode
kuadrat terkecil sudah memenuhi syarat Best Linear Unbiased Estimation
(BLUE), maka diperlukan uji asumsi klasik terhadap model yang telah
diformulasikan yang mencakup pengujian multikolinearitas, autokorelasi
dan heteroskedastisitas.
1) Uji Normalitas Data
Pengujian normalitas data penelitian adalah untuk menguji apakah
dalam model statistik variabel-variabel penelitian berdistribusi normal
atau tidak normal. Salah satu cara untuk mengetahui apakah data
berdistribusi normal atau tidak adalah dengan melihat grafik normal PPlot of Regression Standazzed Residual variabel independen, di mana :
a) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah
garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
b) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan/ atau tidak
mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi
asumsi normalitas.
Model regresi yang baik adalah yang mempunyai distribusi
data normal atau mendekati normal (Ghozali, 2002:112).
2) Uji Multikolinearitas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang
46
baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Untuk
mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas di dalam model regresi
dilihat dari hubungan antar variabel bebas yang ditunjukkan oleh
angka tolerance dan variance inflation factor (VIF). Apabila angka
tolerance
<0,10
dan
VIF
>10,
maka
menunjukkan
adanya
multikolinieritas dalam model regresi (Ghozali, 2002:91-92).
3) Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi
linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya) (Ghozali,
2002:96). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi dalam
suatu model regresi dilakukan pengujian dengan menggunakan Uji
Durbin- Watson (Uji D ). Pengambilan keputusan ada atau tidaknya
w
autokorelasi berdasarkan Tabel Autokorelasi, sebagai berikut :
Tabel 4
Tabel Autokorelasi
Dw
Kurang dari 1,48
1,48 sampai 1,69
1,69 sampai 2,31
2,31 sampai 2,52
Lebih dari 2,52
Kesimpulan
Ada autokorelasi
Tanpa Kesimpulan
Tidak ada autokorelasi
Tanpa Kesimpulan
Autokorelasi negatif
Jika terjadi korelasi, maka ada problem autokorelasi. Untuk
mendeteksi ada tidanya autokorelai perlu digunakan uji durbinwaston, dimana hipotesisnya yang akan di uji adalah :
47
1. Angka D-W dibawa -2, berarti ada autokorelasi positif.
2. Angka D-W antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi.
3. Angka D-W diatas +2, berarti autokorelasi negatif.
4) Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan
ke pengamatan lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika
berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah
yang Homoskedastisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas. Untuk
mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dengan cara melihat
grafik Scatterplot. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada
membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar
kemudian
menyempit),
maka
mengindikasikan
telah
terjadi
heteroskedastisitas. Begitu pula sebaliknya, jika tidak ada pola yang
jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada
sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2002:105).
3. Analisis Regresi
Metode analisis data untuk pengujian terhadap hipotesis dalam
penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda. Analisis regresi
berganda dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui pengaruh X
48
Current Ratio (CR) dan return on investment (ROI) terhadap Y penjualan
saham. Adapun bentuk model yang akan diuji dalam penelitian ini, yaitu:
Y=α+b X +b X +e
1
1
2
2
Di mana :
Y = penjualan saham
α = Konstanta
b , b = Koefisien persamaan regresi prediktor x , x ,
1
2
1
2
x = Variabel CR
1
x = Variabel ROI
2
e = Faktor pengganggu
4. Uji Hipotesis
Penelitian ini menguji hipotesis-hipotesis dengan menggunakan
metode analisis regresi berganda (multiple regretion). Metode regresi
berganda menghubungkan satu variabel dependen dengan beberapa
variabel indepanden dalam suatu model prediktif tunggal.
2
a. Koefisien Determinasi (R )
Koefisien determinasi adalah salah satu nilai statistik yang
dapat digunakan untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara dua
variabel. Nilai koefisien determinasi yang biasanya diberi simbol 2 R
menunjukkan hubungan pengaruh antara dua1 variabel yaitu variabel
independen (Current Ratio (CR), Return On Investment (ROI)) dan
49
variabel dependen (penjualan Saham) dari hasil perhitungan tertentu.
2
Sedangkan r digunakan untuk mengukur derajat hubungan antara tiap
variabel X terhadap variabel Y secara parsial (Sudjana, 2002:383).
b. Uji Simultan (Uji F-statistik)
Uji Simultan (Uji F-statistik) digunakan untuk menguji
besarnya pengaruh dari seluruh variabel independen: Current Ratio
(CR), Return On Investment (ROI), secara bersama-sama atau simultan
tehadap variabel dependen Return Saham. Pembuktian dilakukan
dengan cara membandingkan hasil dari probabilitas value. Jika
probabilitas > 0,05; maka Ha ditolak dan jika probabilitas < 0,05;
maka Ha diterima.
c.
Uji Parsial (Uji t)
Uji Parsial (Uji t-statistik) digunakan untuk menguji besarnya
pengaruh dari variabel independen: Current Ratio (CR), dan Return
On Investment (ROI) secara individu atau parsial tehadap variabel
dependen penjualan Saham. Pembuktian dilakukan dengan cara
membandingkan hasil dari probabilitas value. Jika probabilitas > 0,05;
maka Ha ditolak dan jika probabilitas < 0,05; maka Ha diterima.
Download