PENGARUH LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS TERHADAP PENJUALAN SAHAM PADA PERUSAHAAN CELLUAR PHONE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2011-2015 TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Oleh: RIRIN SUMALINDA NIM. 12000922 PROGRAM STUDI AKUNTANSI AKADEMI AKUNTANSI PERMATA HARAPAN BATAM 2016 1 PENGARUH LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS TERHADAP PENJUALAN SAHAM PADA PERUSAHAAN CELLUAR PHONE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2011-2015 Oleh: Ririn Sumalinda NIM.12000922 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh likuidtas dan profitailitas yang masing – masing di proksikan secara berurutan dengan carrent ratio dan retrun on investment secara parsial dan simultan terhadap penjualan saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Priode penelitian yang digunakan adalah 5 tahun yaitu periode 2011-2015. Populasi penelitian meliputi samua perusahaan calluar phone yang tedaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2015. Teknik pengabilan sampel yang telah ditetapkan diperoleh jumlah sampel 12 perusahaan. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder yang diproleh dari laporan tahunan di BEI. Metode analisa data yang digunakan adalah analisa regresi linier berganda. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa (1) likuiditas (current ratio) tidak berpangaruh signifikan terhadapa penjualan saham, yang dibuktikan dengan nilai signifikansi t sebesr 0.397 >0,05. (2) profitabilitas (return on investment) berpengaruh positif dan signifikan terhadap penjualan saham, yang dibuktikan dengan nilai signifikasi it sebesar 0.049 <0.05. (3) secara simulta likuiditas (current ratio) dan profitabilitas (return on investment) berpengaruh positif dan signifikansi terhadap penjualan saham, yang dibuktikan dengan nilai signifikansi F sebesar 0.025 <0.05. nilai Adjiusted R2 sebesar 0,561 yang artinya kedua variabel tersebut memengaruhi perubahan penjualan saham 56,1%. Kata Kunci : keuangan, current ratio, return on investment dan penjualan saham. 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal memiliki peranan penting dalam kegiatan ekonomi, terutama dinegara yang memangut sistem perekonomian pasar. Pasar modal menjadi salah satu sumber kemajuan ekonomi karena dapat menjadi sumber alternatif pembiayaan untuk mendapatkan modal dengan biaya yang relative murah dan juga tempat untuk investasi jangka pendek dan jangka pajang. Pasar modal adalah saranan yang mempertemukan penjualan efek ini dilakasaanakan berdasarkan satu lembaga resmi yang disebut bursa efek. Pedangangan surat berhaga merupakan cara untuk menarik dana masyarakat dalam hal ini investor untuk mengembangkan perekonomian dimana dana tersebut adalah modal yang dibutuhkan perusahaan untuk memperluas usahanya. Dengan dijualnya saham pasar modal berarti masyarakat diberi kesempatan untuk memiliki dan mendapatkan keuntungan. Dengan kata lain pasar modal dapat membantu pendapatan masyarakat. Motif dari perusahaan yang menjual sahamnya untuk memperoleh dana yang akan digunakan dalam pengembangan usahanya dan bagi pemodal adalah untuk mendapatkan penghasilan dari modalnya. Dari aktivitas pasar modal, harga saham merupakan faktor yang sangat penting dan harus diperhatikan oleh investor dalam melakukan investasi karena harga saham menunjukan prestasi emite, pergerakan harga saham searah dengan kinerja emite. Apabila emite mempunyai perstasi yang semakin 1 2 baik maka keuntungan yang dapat dihasilkan dari opeasi usaha semakin besar. Pada kondisi yang demikian, harga saham emite yang bersangkutan cenderung naik. Harga saham juga menunjukakan nilai suatu perusahaan. Nilai saham merupakan indeks yang tepat untuk efektivitas perusahaan. Sehingga sering kali dikatakan maksimumkan nilai perusahaan juga berarti memaksimumkan kekayaan pemegang saham. Dengan semakin tinggi harga saham, maka semakin tinggi pula nilai perusahaan tersebut dan sebaliknya. Oleh karena itu, setiap perusahaan yang menebitkan saham sanggat memperhatikan harga sehamnya. Harga yang terlalu rendah sering diartikan bahwa kinerja perusahaan kurang baik. Namun bila harga saham terlalu tinggi menggurang kemampuan investor untuk menjual sehingga menimbulkan harga saham sulit untuk meningkat lagi. Dengan perubahan posisi keuangan hal ini akan mempengaruhi harga saham perusahaan. Laporan keuangan dirancang untuk membantu para pemakai laporan untuk mengidentifikasi hubungan variabelvariabel dari laporan keuangan. Likuiditas mengambarkan kemapuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya yang segera harus dipenuhi. Likuiditas akan mempengaruh besar kecilnya deviden yang dibayarkan kepada para pemegang saham. Likuiditas adalah menunjukan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya pada saat ditagih. (Munawir 2004:31) 3 Profitabilitas mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba. Rasio profitabilitas dalam penelitian ini diwakili oleh (ROI). ROI merupakan rasio yang menunjukan tingkat pengambilan yang diproleh pemilik atau pemengang saham atas investasi di perusahaan. ROI membandingkan besarnya laba bersih terhadap ekuiditas saham biasa. Semakin tinggi ROI menunjukan bahwa semakin rendah ROI suatu perusahaan maka tingkat pengambilannya akan semakin rendah. Profitbilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktifa maupun modal sendiri. (Sartono 2001:122). Menurut sunariyah ( 2004:32 ). Saham adalah suatu bentuk efek yang diperdagangkan dalam pasar modal. Saham merupakan surat berharga sebagai tanda pemilik atas perusahaan penerbitnya. Saham juga berarti sebagi tanda penyertaan atau pemilik seorang atau badan suatu perusahaan terbuka. Saham menarik bagi investor karena berbagai alasan. Bagi beberapa investor membeli saham merupakan cara untuk mendapatkan kekayaan besar capital gain yang relative cepat. Sementara bagi investor yang lain, saham memberikan penghasilan yang berupa deviden. Adapun jenis-jenis saham antara lain saham biasa common stock saham preferen dan saham komulatif preferen. Berdasarkan laporan keuangan akan diketahui kinerja keuangan perusahaan dengan cara melakukan analisis laporan keuangan melalui perhitungan rasio-rasio keuangan. Analisis rasio merupakan bentuk atau cara yang umum digunakan dalam analisis laporan finansial. Dengan kata lain, di antara alat-alat analisis yang selalu digunakan untuk mengukur kekuatan dan 4 kelemahan yang dihadapi perusahaan di bidang keuangan, adalah analisis rasio (financial ratio analysis) (Sunarto, 2001:66-67). Dilihat dari kepentingan investor yang akan membeli saham perusahaan dan untuk memperoleh tingkat pengembalian yang tinggi, maka informasi yang paling dibutuhkan dari laporan keuangan suatu perusahaan adalah informasi mengenai rasio keuangan. Rasio keuangan yang akan digunakan untuk memprediksi penjualan saham dalam penelitian ini, antara lain: Likuiditas dengan menggunakan Current Rasio (CR) dan Profitabilitas dengan menggunakan return on investment (ROI). Current Ratio (CR) merupakan ukuran yang paling umum terhadap kesanggupan perusahaan membayar hutangnya dalam jangka pendek, sebab rasio tersebut menunjukkan seberapa jauh tagihan para kreditur jangka pendek mampu dipenuhi oleh aktiva yang secara cepat dapat berubah menjadi kas segera (dalam jangka pendek). Dari hasil penelitian yang meneliti hubungan CR dengan penjualan harga saham telah banyak dilakukan, diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Ulupui (2006) yang hasil penelitiannya menunjukkan bahwa CR berpengaruh positif terhadap penjualan harga saham. Penilitian yang dilakukan oleh Adri dkk (2010) juga menunjukkan adanya pengaruh secara signifikan antara CR terhadap penjualan saham. Gupa dan Houfner (1972) dan Foster (1986) dalam Tuasikal (2002:769) melakukan penelitian yang menunjukkan bahwa rasio-rasio tertentu memiliki manfaat yang berbeda, ketika diasosiasikan dengan karakteristik industri yang berbeda. Hasil penelitian ini mengindikasikan 5 bahwa rasio keuangan tertentu memiliki kemampuan prediksi yang berbeda ketika dihubungkan dengan karakteristik industri yang lain. Hal ini menjadi alasan kenapa hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian yang hampir sama sebelumnya yang dilakukan oleh Sapoetro (2004) pada perusahaan manufaktur dan Astutik (2004) pada perusahaan Celluar Phone, di mana pengaruh informasi fundamental terhadap penjualan saham dapat berbeda untuk setiap kelompok industri. Dengan kata lain, bahwa harga atau pejualan saham suatu perusahaan atau kelompok industri tertentu sangat dipengaruhi oleh kondisi ekonomi (Tuasikal, 2002:769). Dengan hasil penelitian yang berbeda-beda tersebut, maka perlu dilakukan penelitian lanjutan pada periodeperiode pengamatan yang lain, di mana kondisi ekonomi makro pada setiap periode (tahun) akan mengalami perbedaan, sehingga hasil penelitian terdahulu pun akan mengalami perbedaan pula (Ajie, 2003:185). Oleh karena itu penulis tertarik melanjutkan penelitian ini karena ingin mengetahui apakah hasil yang akan diperoleh nantinya dapat mendekati hasil atau berbeda hasil dengan penelitian. Berdasarkan data dan analisis tahunan pasar modal tahun 2011-2015, meningkatnya tingkat kebutuhan pasar dapat diketahui dengan meningkatnya tingkat penjualan dari tahun ke tahun seiring dengan meningkatnya penjualan, laba bersih perusahaan Celluar Phone juga mengalami kenaikan. Hal ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini : 6 Table 1 : Harga Penjualan Saham Sumber : Bursa Efek Indonesia (BEI) 2011-2015 Dari Tabel 1. dapat diketahui bahwa terjadi perubahan pada penjualan saham dari tahun 2011-2015 pada perusahaan-perusahaan tersebut. Falkuliatas harga atau penjualan saham tesebut dipengaruhi oleh banyak faktor sehingga perlu diketahui atau diteliti lanjut faktor-faktor yang menjadi penyebabnya. Investasi dibidang Celluar Phone pada umumnya bersifat jangka panjang dan akan tumbuh sejalan dengan pertumbuhan ekonomi. Namun, sejak kritis ekonomi tahun 1999, banyak perusahaan pengembangan mengalami kesulitan karena memiliki penurunan dolar amerika. Suku bunga melonjak hingga 50%, sehingga pengembangan mengalami kesulitan untuk penjualan. Namun pada tahun 2004, diberitakan bahwa bisnis Celluar Phone kejayaan kembali seperti 1996, Karena siklus pengembangan penjualan harga saham selama bertahun-tahun mengalami perubahan dan booming lagi tahun 2004 dan berlangsung hingga tahun 2007 (Anastasia 2003:124). 7 Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul : “Analisa Likuiditas Profitabilitas Terhadap Penjualan Saham Pada Perusahaan Celluar Phone Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia 2011-2015” B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, makan dapat diidentifikasi permaslahan antara lain: 1. Informasi laporan keuangan perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) belum menggambarkan secara terperinci posisi dan kondisi keuangan perusahaan untuk menilai kinerja kuangan. 2. Posisi aktiva lancar dan utang lancar pada perusahaan - perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) belum secara utuh memberikam informasi tentang kemampuan perusahaaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. 3. Analisa kinerja keuangan yang diterapkan pada perusahaan - perusahaan yang terdaftar di Brusa Efek Indonesia (BEI) masih belum menunjaukan adanya perbandingan antara modal (total ekuitas) dan utang (baik jangka pendek maupun jangka pajang), sehingga belum dapat diperoleh informasi tentang kemampuan perusahaan dalam memenuhi segala kewajiban finansialnya pada saat perusahaan tersebut dilikuidasi. 4. Laba yang dihasilkan oleh perusahaan - perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) belum dapat menunjukkan bahwa kinerja keuangan 8 sudah baik, maka dari itu perlu diukur profitabilitasnya dengan menggunakan return on investment (ROI) dan likuiditas Current Ratio (CR). C. Pembatasan Masalah Mengingat keterbatasan waktu, tenaga dan kemampuan dari penulis, serta agar lebih berfokus dalam pembahasan, maka penulis perlu membatasi permasalahannya. Masalah-masalah yang akan diteliti dan dibahas dalam penulisan tugas akhir ini adalah Likuditas meliputi Current Ratio (CR), dan Profitabilitas meliputi return on investment (ROI) terhadap penjualan saham. Data yang dipakai dalam analisa ini adalah Neraca dan Laporan Laba Rugi perusahaan-perusahaan Celluar Phone yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk periode 2011-2015. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah terdapat pengaruh Likuiditas (CR) terhadap penjualan saham pada perusahaan-perusahaan Celluar Phone yang terdaftar di BEI ? 2. Apakah terdapat pengaruh profitabalitas (ROI) terhadap penjualan saham pada perusahaan-perusahaan Celluar Phone yang terdaftar di BEI ? 9 3. Apakah terhadap likuiditas (CR) dan profitabilitas (ROI) secara simutan terhadap penjulan saham pada perusahaan-perusahaan Celluar Phone yang terdaftar di BEI ? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian di atas, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian adalah : 1. Pengaruh likuiditas Current Rasio (CR) terhadap penjualan Saham perusahaan-perusahaan Celluar Phone yang terdaftar di BEI. 2. Pengaruh profitabilitas return on investment (ROI) terhadap penjualan Saham perusahaan-perusahaan Celluar Phone yang terdaftar di BEI. 3. Pengaruh likuiditas (CR) dan profitabilitas return on investment (ROI) terhadap penjualan Saham perusahaan-perusahaan Celluar Phone yang terdaftar di BEI. F. Manfaat Penelitian Berdasarkan uraian di atas, maka hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis a. Bagi akademisi, penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan di bidang ekonomi, khususnya tentang investasi saham perusahaan Celluar Phone yang terdaftar di BEI dan dapat 10 memberikan informasi bagi kemungkinan adanya penelitian lebih lanjut. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Investor, hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan masukan bagi investor dalam mempertimbangkan pengambilan keputusan berkaitan dengan penanaman modal dalam saham, khususnya perusahaan Celluar Phone yang terdaftar di BEI. b. Bagi Perusahaan, penulis berharap Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat serta masukan yang berguna dalam meningkatkan kinerja perusahaan. c. Bagi Penulis, selain sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar ahli madya, Tugas Akhir ini juga dapat menjadi pengalaman yang sangat berharga bagi penulis untuk menambah pengalaman pengaplikasian ilmu akuntansi yang selama ini dipelajari oleh penulis. BAB II LANDASAN TEORI A. Saham Saham dapat didefinisikan sebagai tanda pernyataan atau kepemeilikan seorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perusahaan terbatas. Wujud saham berupa selembar kertas yang menerangkan siapa pemiliknya. Dengan memiliki saham perusahaan, maka investor akan mempunyai hak pendapatan dan kekeyaan perusahaan, setelah dikurangi dengan pembayaran semua kewajiban perusahaan. Saham merupakan salah satu jenis sekuritas uang cukup popular diperjual belikan dipasar modal. (Susanto 2007:11) Menurut bambang riyanto (2001:123) saham adalah surat bukti atau kepemilikan bagi modal sutu perusahaan. Saham adalah salah satu sumber dana yang diperoleh perusahaan yang berasal dari kepemilikan modal dengan konsekuensi perusahaan harus membayarkan deviden. Saham adalah tanda bukti pengambilan bagian atau perserta dalam suatu PT. Jadi saham adalah suatu nilai atau pembukuan dalam berbahagi instrument finansial yang mengacu pada bagian kepermelikan sebuah perusahaan. Dengan menerbitkan saham, memungkinkan perusahaan– perusahaaan yang membutuhkan pandangan jangka panjang untuk menjual kepentingan dalam bisnis saham dengan imbalan uang tunai. 11 12 1. Keuntungan saham Daya Tarik dari investasi saham adalah keuntungan yang dapat diperoleh investor dengan memiliki saham, yaitu deviden dan capital gain. Deviden merupakan salah satu bentuk penjualan yang paling umum dan merupakan salah satu faktor penting dalam investasi sekuritas saham adalah deviden. Deviden adalah keuntungan yang diberikan perusahaan penerbitann saham atas keuntungan yang dihasilkan pperusahaan dalam bentuk uang tunai kepada para pemegang sahamnya. Biaya deviden dibagikan setelah adanya persetujuan pemegang saham dan dilakukan setahun sekali. Capital gain merupakan selisih antara haga beli dan harga jual terjadi. Capital gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan dipasar sekunder. Umumnya investor jangka pendek mengharapkan keuntungan dari capital gain. 2. Jenis saham Beberapa jenis saham yang dikenal antara lain: saham atas unjuk (bearer stock), saham atas nama (registered stock), saham preferen (preferred stock), dan saham biasa (common stock). Saham atas unjuk (bearer stock), pada saham tersebut tidak tertulis nama pemiliknya agar mudah dipindah tangankan dari investor ke investor lain. Saham atas nama merupakan saham yang ditulis dengan jelas siapa pemiliknya, dimana cara peralihannya harus melalui prosedur tertentu. Saham biasa (common stock) merupakan saham kekayaan perusahaan tersebut dilikuidusi (tidak memiliki hak-hak istimewa), serta kewajiban menanggung resiko kerugian 13 yang diderita perusahaan. Saham preferen (preferred stock) merupakan saham yang pemiliknya akan memiliki hak lebih dibandingkan hak pemilik saham biasa. (Anoraga 2001:100) 3. Penilaian Saham Dalam Kaitannya Dengan Keputusan Investasi Investasi adalah pengeluaran pada saat ini dimana hasil yang diharapkan dari pengeluaran itu baru akan diterima di waktu mendatang (Indriyo, 2002:133). Investasi ini dapat digunakan oleh perusahaan untuk pertumbuhan kekayaannya melalui distribusi hasil investasi untuk apresiasi nilai investasi atau untuk manfaat lain bagi perusahaan yang berinvestasi, seperti manfaat yang diperoleh melalui hubungan dagang (Simamora, 2000:438). Motif pemodal atau investor menanamkan dananya pada sekuritas adalah mendapatkan tingkat pengembalian yang maksimal dengan risiko tertentu atau memperoleh penjualan tertentu pada risiko yang minimal. Atas pemilikan sekuritas khususnya saham dapat diperoleh dalam dua bentuk, yaitu deviden dan capital gain (kenaikan harga jual saham di atas harga belinya). Dalam melakukan investasi sekuritas saham, investor akan memilih saham perusahaan mana yang akan memberikan penjualan tinggi. Harga pasar saham memberikan ukuran yang obyektif mengenai nilai investasi pada sebuah perusahaan. Oleh karena itu, harga saham merupakan harapan investor. Variasi harga saham akan dipengaruhi oleh kinerja keuangan perusahaan yang bersangkutan, disamping dipengaruhi oleh hukum permintaan dan 14 penawaran. Kinerja perusahaan akan menentukan tinggi rendahnya harga saham di pasar saham (Resmi, 2002:276). Naik atau turunnya harga saham tergantung dari perubahan satu atau lebih faktor yang mempengaruhinya. Pada saat kondisi perusahaan menurun, pada umumnya harga saham perusahaan juga turun, demikian pula sebaliknya pada saham biasa (common stock), selain tingkat keuntungan yang belum diketahui terdapat pula ekspektasi bahwa harga saham akan naik sejalan dengan pertumbuhan perusahaan. Hal ini berbeda dengan penilaian untuk harga saham prioritas dan obligasi, dimana penilaiannya didasarkan atas tingkat keuntungan dengan persentase yang telah ditentukan (Suryaputri dan Astuti, 2003:3). Setiap investor yang berinvestasi dalam saham, setiap hari dari waktu ke waktu mereka harus rajin memantau perkembangan terakhir kondisi emiten dimana mereka menginvestasikan uang dan mengamati pergerakan saham di bursa secara keseluruhan karena perkembangan kondisi emiten, baik positif maupun negatif, pasti berpengaruh pada harga saham yang diterbitkannya (Arifin, 2002:46). Pada umumnya investor akan memilih pertimbangan-pertimbangan antara lain : a) Proyeksi pertumbuhan pendapatannya, b) Harapan adanya kenaikan penerimaan deviden, c) Stabilitas penjualan, d) Leverage financial saham dengan 15 Pengambilan keputusan untuk membeli, menahan atau menjual saham suatu perusahaan, investor tentu membutuhkan informasi yang lengkap, relevan dan akurat. Informasi ini sangat penting bagi investor mengingat investasi yang dilakukan dihadapkan dengan hasil dan risiko dalam waktu yang relatif singkat (Adiwijaya, 2000:107). Umumnya investor mempunyai sifat untuk menghindari risiko (risk averter). Investor dalam mengambil keputusan akan mempertimbangkan risiko yang diterima, bila investor dihadapkan pada suatu kesempatan investasi yang mempunyai risiko tinggi, maka para investor tersebut akan mensyaratkan tingkat keuntungan yang lebih besar. Pemodal mengahadapi kesempatan investasi yang berisiko, sehingga pilihan investasi tidak dapat hanya mengandalkan pada tingkat keuntungan yang diharapkan. Apabila pemodal mengharapkan untuk memperoleh tingkat keuntungan yang tinggi, maka ia harus bersedia menanggung risiko yang tinggi pula (Husnan, 2003:43). Dengan kata lain, bahwa semakin tinggi risiko suatu kesempatan investasi, maka semakin tinggi pula tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh investor. Sebaliknya, dengan semakin kecilnya risiko yang ditanggung pemodal, maka tingkat keuntungan yang disyaratkanpun akan lebih kecil (Husnan, 2003:230). Untuk memperkecil risiko dan untuk mendapatkan penjulan yang optimal, investor dalam mengambil keputusan investasi akan mendasarkan pada analisis kelayakan harga saham termasuk penilaian terhadap perusahaan emiten. Untuk dapat melaksanakan analisis yang baik, investor memerlukan informasi untuk 16 menghitung nilai intrinsik (intrinsic value) dan membandingkannya dengan harga pasar saham (current market price). Analisis saham bertujuan untuk mengestimasi nilai intrinsik atau harga teoritis suatu saham, dan kemudian membandingkannya dengan harga pasar saham tersebut pada saat ini. Nilai intrinsik suatu saham adalah harga wajar yang seharusnya dijadikan dasar penilaian suatu saham (Suryaputri dan Astuti, 2003:4). Nilai intrinsik (intrinsic value) merupakan nilai yang mengandung unsur kekayaan perusahaan pada saat sekarang dan unsur potensi perusahaan untuk menghimpun laba di masa yang akan datang (Sjahrizal, 1990 dalam Rosyadi, 2002:27). Berdasarkan RandomWalk Theory (Francis, 1986 dalam Rosyadi, 2002:27) yang menyatakan bahwa harga saham akan berfluktuasi (berubah-ubah) mendekati nilai intrinsiknya karena adanya informasi yang baru setiap hari, dimana informasi tersebut menyebabkan analis selalu mengestimasi kembali nilai saham akibat informasi baru tersebut. Jones (1991) dalam Purwanto dan Haryanto (2004:20), menyatakan bahwa secara tradisional investor dan analis sekuritas selalu menghubungkan antara nilai intrinsik saham dengan harga pasar saat ini. Jika nilai intrinsik lebih besar dari harga pasar, maka undervalued dan sebaliknya dilakukan pembelian atau ditahan jika telah dimiliki. Apabila nilai intrinsik lebih kecil dari harga pasar, maka saham tersebut dinilai overvalued dan sebaliknya dihindari atau dijual bila telah dimiliki. Jika 17 nilai intrinsik sama dengan harga pasar, maka saham tersebut dinilai benar dan biasanya transaksi cenderung tidak ada bagi saham tersebut. Investor memerlukan informasi mengenai prospek perusahaan yang akan dipilihnya sebagai tempat menanam dana. Akan tetapi sebagai pihak luar, investor tidak akan mengetahui seluruh informasi sebanyak yang dikuasai manajemen. Manajemen perusahaan memiliki informasi yang lebih dari pada pihak luar perusahaan. Berdasarkan teori sinyal (Brigham & Houston, 2001 dalam Widyarini, 2005), yang menyatakan bahwa suatu tindakan yang diambil manajemen perusahaan memberikan tanda kepada investor tentang bagaimana menajemen memandang prospek perusahaan. Investor harus dapat membaca sinyal-sinyal tentang prospek perusahaan pada masa yang akan datang. Bila investor menangkap sinyal bahwa manajemen memiliki prospek yang menguntungkan bagi perusahaan, maka investor akan menanamkan dananya. Sebaliknya, bila tanda yang diterimanya adalah bahwa perusahaan akan merugi, maka investor akan mengurungkan niatnya untuk membeli saham. 4. Teknik Analisis Saham Tujuan investor melakukan analisis terhadap saham-saham yang dapat menjadi alternatif investasi adalah supaya investor mendapatkan gambaran yang lebih jelas terhadap kemampuan perusahaan untuk terus tumbuh dan berkembang pada masa yang akan datang (Dharmastuti, 2004:17). 18 Ada empat teknik yang dapat digunakan untuk menganalisis saham, yaitu : a. Analisis Fundamental Analisis fundamental (Fundamental Analysis) merupakan informasi yang berkenaan dengan kondisi internal perusahaan. Menurut Jogiyanto (2003:88), bahwa analisis untuk menentukan nilai saham (fundamental atau intrinsik) dengan analisis sekuritas fundamental (fundamental security analysis : analisis perusahaan: company analysis) adalah analisis yang menggunakan data keuangan perusahaan, seperti: laba, deviden yang dibayar, penjualan, dan lainlain. Anoraga dan Pakarti (2001:108-109), mengemukakan bahwa analisis fundamental berhubungan dengan kondisi keuangan perusahaan. Dengan analisis ini diharapkan investor akan mengetahui bagaimana operasional dari perusahaan yang nantinya menjadi milik investor, apakah sehat atau tidak, apakah menguntungkan atau tidak, dan sebagainya. Karena nilai suatu saham sangat dipengaruhi oleh kinerja dari perusahaan yang bersangkutan. Hal ini penting karena nantinya akan berhubungan dengan hasil yang akan diperoleh dari investasi dan juga risiko yang ditanggung. Data yang dipakai dalam analisis fundamental menyangkut data-data historis, yaitu data-data yang telah lalu, misalnya menyangkut analisis tentang kekuatan dan 19 kelemahan dari perusahaan, bagaimana kegiatan operasionalnya, dan bagaimana prospeknya di masa yang akan datang. Analisis fundamental menyatakan bahwa saham memiliki nilai intrinsik (nilai yang seharusnya) tertentu. Analisis ini membandingkan antara nilai intrinsik suatu saham dengan harga pasarnya guna menentukan apakah harga pasar saham tersebut sudah mencerminkan nilai intrinsiknya atau belum. Nilai intrinsik suatu saham ditentukan oleh faktor-faktor fundamental yang mempengaruhinya. Ide dasar analisis ini adalah bahwa harga saham akan dipengaruhi oleh kinerja perusahaan. Kinerja perusahaan itu sendiri dipengaruhi oleh kondisi industri dan perekonomian secara makro (Halim, 2005:21). Analisis fundamental mencoba untuk membentuk opini investor mengenai harga saham di masa mendatang melalui penyelidikan mendalam terhadap kondisi keuangan dari sebuah perusahaan (likuiditas asset, jumlah utang, profit margin, pertumbuhan earning dan prospek masa depan), dan perilaku sahamnya sendiri. Pada dasarnya analisis fundamental ini mencoba untuk menyediakan sebuah dasar bagi peramalan aliran kas masa depan suatu saham (Ajie, 2003:175-176). Analisis fundamental merupakan analisis yang mencoba memperkirakan harga saham yang akan datang dengan menganalisis berbagai faktor fundamental yang diperkirakan mempengaruhi harga saham. Secara garis besar terdiri dari tiga tahap, yaitu : 20 1. Analisis terhadap kondisi makro ekonomi atau pasar Dalam tahap ini berbagai variabel makro dan mikro ekonomi dievaluasi, seperti: tingkat bunga dan inflasi, GDP, jumlah uang beredar, berbagai karakteristik demografi, dan sebagainya. 2. Analisis industri Disini berbagai analisis, seperti : analisis siklus kehidupan industri, analisis siklus bisnis, analisis kinerja historis, persaingan, kebijakan pemerintah, perubahan struktural, dan sebagainya dengan tujuan untuk menemukan industri yang mempunyai prospek terbaik. 3. Analisis terhadap kondisi spesifik perusahaan Dalam tahap ini pemodal perlu menaksir nilai intrinsik saham. Apabila harga saham di bursa efek lebih rendah dari taksiran nilai intrinsiknya, maka saham tersebut merupakan saham yang sebaiknya dibeli dan sebaliknya (Husnan, 2003:324). Analisis fundamental merupakan suatu studi yang mempelajari halhal yang berhubungan dengan keuangan suatu bisnis dengan maksud untuk lebih memahami sifat dasar dan karakteristik operasional dari perusahaan publik yang menerbitkan saham biasa tersebut. Analisis fundamental berlandaskan atas kepercayaan bahwa nilai suatu saham sangat dipengaruhi oleh kinerja perusahaan yang menerbitkan saham tersebut. Jika prospek suatu perusahaan publik adalah sangat kuat dan baik, maka harga saham perusahaan tersebut diperkirakan akan 21 merefleksikan kekuatan tersebut dan harganya akan meningkat (Ajie, 2003:18.2). Analisis fundamental pada dasarnya melaksanakan analisis secara historis atas kekuatan keuangan dari suatu perusahaan (company analysis). Dalam company analysis, investor akan mempelajari laporan keuangan perusahaan dengan tujuan untuk mengetahui kekuatan atau pertumbuhan dan kelemahan perusahaan, mengidentifikasi kecenderungan yang mungkin ada, mengevaluasi efisiensi operasional dan memahami sifat dan karakteristik operasional dari perusahaan tersebut. Dengan kata lain, dengan analisis fundamental investor dapat memperkirakan tingkat kembalian (rate ofreturn) atas investasinya dan memutuskan apakah membeli, menahan atau menjual sahamnya. Hal penting dan biasanya menjadi pusat perhatian investor maupun para analis keuangan (financial analyst) di dalam menganalisis data historis laporan keuangan, adalah : 1) Posisi keuntungan kompetitif perusahaan. 2) Profit margin dan pertumbuhan laba perusahaan. 3) Likuiditas aktiva perusahaan terutama berhubungan dengan kemampuan keuangan perusahaan di dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. 4) Tingkat leverage (penggunaan dana pinjaman) terhadap shareholder’s equity. 5) Komposisi dan pertumbuhan operasional penjualan perusahaan 22 b. Analisis Teknikal Analisis teknikal (technical : market analysis) merupakan studi yang dilakukan untuk mempelajari berbagai kekuatan yang berpengaruh di pasar saham dan implikasi yang ditimbulkannya pada harga saham. Pada dasarnya, analisis teknikal ini berusaha untuk mempelajari bagaimana pengaruh berbagai kekuatan, seperti: supply (persediaan) dan demand (permintaan) dapat memberikan pengaruh terhadap pergerakan harga saham (ajie, veno 2003:20.17). Analisis teknikal didasarkan pada data (perubahan) harga saham di masa lalu sebagai upaya untuk memperkirakan harga saham di masamendatang. Dengan analisis ini, para analis memperkirakan pergeseran penawaran (supply) dan permintaan (demand) dalam jangka pendek, serta mereka berusaha untuk cenderung mengabaikan risiko dan pertumbuhan laba dalam menentukan barometer dari penawaran dan permintaan. Oleh karena itu, analisis teknikal mendasarkan diri pada premis bahwa harga saham tergantung pada penawaran dan permintaan saham itu sendiri (Halim, 2005:5). Analisis teknikal dimulai dengan cara memperhatikan perubahan harga saham itu sendiri dari waktu ke waktu. Analisis ini beranggapan bahwa harga suatu saham akan ditentukan oleh penawaran dan permintaan terhadap saham tersebut. Sehingga asumsi dasar yang berlaku dalam analisis ini adalah : 23 1. Harga pasar saham ditentukan oleh interaksi penawaran dan permintaan. 2. Penawaran dan permintaan itu sendiri dipengaruhi oleh banyak faktor, baik yang rasional maupun irasional. 3. Perubahan harga saham cenderung bergerak mengikuti trend tertentu. 4. Trend tersebut dapat berubah karena bergesernya penawaran dan permintaan. 5. Pergeseran penawaran dan permintaan dapat dideteksi denganmempelajari diagram dari perilaku pasar. 6. Pola-pola tertentu yang terjadi pada masa lalu akan terulang kembali di masa mendatang. Analisis teknikal merupakan analisis yang cukup sering digunakan oleh investor atau calon investor. Data yang biasanya digunakan dalam analisis ini berupa grafik atau program komputer. Dari grafik atau program komputer dapat diketahui bagaimana kecenderungan pasar, sekuritas, atau future komoditas yang akan dipilih dalam berinvestasi. Teknik ini mengabaikan posisi keuangan perusahaan (Anoraga dan Pakarti, 2006:109). Analisis teknikal merupakan upaya untuk memperkirakan harga saham (kondisi pasar) dengan mengamati perubahan harga saham tersebut (kondisi pasar) di 24 waktu yang lalu. Analisis ini menggunakan grafik (charts) maupun berbagai indikator teknis. Analisis teknikal pada dasarnya merupakan upaya untuk menentukan kapan akan membeli (masuk ke pasar) atau menjual saham (keluar dari pasar), dengan memanfaatkan indikator-indikator teknis ataupun menggunakan analisis grafis (Husnan, 2003:337- 338). Di dalam melakukan analisis teknikal ini, sumber informasi yang digunakan adalah data-data historis perdagangan, baik menyangkut harga saham individual maupun perkembangan dari indeks harga saham sektoral dan gabungan. Analisis teknikal mencoba menggunakan harga saham dan informasi volume perdagangan historis untuk memprediksi pergerakan harga saham pada masa mendatang (ajie, 2003:20.18).Analisis teknikal mempelajari saham di bursa berdasarkan penawaran dan permintaan. Para analis teknikal menggunakan grafik riwayat harga dan volume transaksi untuk memprediksi pergerakan harga selanjutnya (Dharmastuti, 2004:17). Analisis teknis menurut Jogiyanto (2003:88-89), merupakan analisis yang menggunakan data pasar dari saham yang meliputi: harga dan volume transaksi saham. c. Analisis Ekonomi Analisis ekonomi merupakan analisis yang cukup penting bagi investor karena keadaan perekonomian seringkali berpengaruh 25 terhadap analisis efek secara keseluruhan. Untuk itu, investor perlu memperhatikan pertumbuhan ekonomi dengan dengan baik agar tidak mengalami kerugian (Anoraga dan Pakarti, 2001:108). d. Analisis Rasio Keuangan Analisis rasio keuangan banyak digunakan oleh investor. Analisis ini didasarkan pada hubungan antar pos-pos dalam laporan keuangan perusahaan yang akan mencerminkan keadaan keuangan serta hasil dari operasional perusahaan (Anoraga dan Pakarti, 2001:111). Rasio keuangan dirancang untuk memperlihatkan hubungan di antara pos-pos laporan keuangan. Karena laporan keuangan berisi tentang posisi keuangan perusahaan pada saat tertentu maupun hasil operasinya selama periode yang lalu, maka laporan keuangan dapat digunakan untuk membantu meramalkan laba dan deviden perusahaan di masa mendatang (Sumilir, 2003:3). 5. Proses Penjualan saham Saham hanya diperjualbelikan dipasar saham. Setiap orang yang telah memenuhi syarat-syarat, berhak untuk melaksanakan jual beli saham dipasar modal. Setiap saham informasi-informarsi. Baik postif maupun negaitf yang perlu diketahui oleh para invetor agar tidak salah dalam memilih saham. Adapun secara rill, saham berukuran atau berbentuk seperti sertifikat pada umumnya yang kertasnya terbuat dari bahan 26 tertentu. Didalam saham tertera antara lain : No.SKS atau Nomor Surat kolektif Sah, nilai modal saham perusahaan, nilai nominal saham, nama pemilik saam dan lainnya. Pada pasar perdana, pembeli atau investor tidak dapat memperoleh sahamnya dengan jangka waktu seperti ketika membeli saham dipasar sekunder. Pada pasar sekunder ditetapkan T+4 sebagai bata waktu penerimaan saham. Jika investor membeli pada tanggal 28 september 1998, ia akan menerima saham pada tanggal 2 oktober 1998. Pada pembelian saham perdana investor harus mendaftarkan terlebih dahulu melalui pialang. Dengan memesan jumlah saham yang hendak dibelinya. Prosedur pembelian sama dengan pembelian dipasar sekunder. Harga pada penawaran perdana yang telah ditetepkan belum dapat dicatatkan di BEI, sehingga inilah yang menjadi motivasi bagi para investor dalam mengejar saham perdana yang dijual dengan harga murah. Pada umumnya haga yang ditawarkan dalam perdagangan saham perdana lebih rendah atau jauh lebih rendah dibanding haraga pada saat “listing/pencatatan” diBursa Efek Indonesia. Untuk pembelian dan penjualan saham, pemodal harus membayar biaya komisi pialang saham yang melaksanakan pesanan. Artinya besarnya biaya komisi dapat dinegosiasikan dengan pialang dimana pemodal berbasis saham atau melakukan jual-beli saham. Umumnya untuk transaksi beli pemodal dikenakan free broker sebesar 0,25% dari nilai transaksi sedngkan untuk transaksi jual dikenakan 0,35% (untuk transaksi 27 permodal masih dikenakan pajak penghasilan atas penjualan saham sebesar 0,1% dari nilai transaksi). Ada komponen-komponen dari biaya pembelian dan penjualan saham sebagai berikut : a. Pembelian : Nilai pembelian saham + komisi pialang saham + PPN 10%. Sebagai ilustrasi, misalnya seorang pemodalan melakukan transaksi pembelian atas saham X sebnyak 5 lot dimana harga saham Y terjadi pada posisi Rp 3.000 per saham. Tabel 2 : Perhitungan Hasil Pembelian Saham keterangan Perhitungan transaksi beli 5X500 saham X 3000 komisi untuk broker 0,25% X 7.500.000 PPN 10% dari komisi 10% X Rp.18,750 biaya pembelian saham 18.750+ PPN 10% total biaya yang di keluarkan Sumber: http:frommewitlove.blogspot.co.id nilai uang Rp 7,500,000 Rp 18,750 Rp 1,875 Rp 20,625 Rp 7,520,625 b. Penjualan : Nilai penjualan saham + komisi pialang + PPN 10% + pajak penghasilan sebesar 0,1%. Sebagai ilustrasi, misalnya seornag melakukan transaksi penjualan atas saham A sebnyak 5 lot diman harga saham R terjadi pada posisi Rp 3.000 per saham. 28 Tabel 3: Perhitungan Hasil Penjualan Saham keterangan Perhitungan transaksi beli 5X500 saham X 3000 komisi untuk broker 0,25% X 7.500.000 PPN 10% dari komisi 10% X Rp.18,750 PPh atas transaksi jual 0,1%X 7.500.000 biaya pembelian saham 18.750+ 1.875+7.500 total biaya yang di keluarkan Sumber : http:frommewitlove.blogspot.co.id nilai uang Rp 7,500,000 Rp 18,750 Rp 1,875 Rp 7,500 Rp 28,125 Rp 7,417,875 6. Rasio Keuangan a. Pengertian Rasio Keuangan Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (matemathical relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau memberi gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka-angka tersebut dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standard (Munawir, 2004:64). Analisis rasio (ratio analysis) menunjukkan hubungan di antara pos-pos yang terpilih dari data laporan keuangan. Rasio (ratio) memperlihatkan hubungan matematis di antara satu kuantitas dan kuantitas lainnya. Rasio merupakan pedoman yang bermanfaat dalam mengevaluasi posisi dan operasi keuangan perusahaan dan 29 mengadakan perbandingan dengan hasil-hasil dari tahun-tahun sebelumnya atau perusahaan- perusahaan lain (Simamora, 2000:522). Rasio-rasio keuangan pada dasarnya disusun untuk menggabungkan angka-angka di dalam atau di antara laporan rugi laba dan neraca. Analisis rasio dapat dikelompokkan ke dalam lima macam kategori, yaitu : a) Rasio likuiditas (rasio yang mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya). b) Rasio aktivitas (rasio yang mengukur sejauh mana efektifitas penggunaan asset denganmelihat tingkat aktifitas asset). c) Rasio solvabilitas (rasio yang mengukur sejauh mana perusahaan memenuhi kewajiban jangka panjangnya). d) Rasio profitabilitas (rasio yang melihat kemampuan perusahaan menghasilkan laba (profitabilitas). e) Rasio pasar (rasio ini melihat perkembangan nilai perusahaan relatif terhadap nilai buku perusahaan). Kelima rasio tersebut ingin melihat prospek dan risiko perusahaan pada masamendatang. Faktor prospek perusahaan dalam rasio tersebut akan mempengaruhi harapan investor terhadap perusahaan pada masamasa mendatang (Hanafi dan Halim, 2005:77). Rasio keuangan dirancang untuk memperlihatkan hubungan di antara pos-pos laporan keuangan. Karena laporan keuangan berisi tentang posisi keuangan perusahaan pada saat tertentu maupun hasil operasinya selama periode 30 yang lalu, maka laporan keuangan dapat digunakan untuk membantu meramalkan laba dan deviden perusahaan di masa mendatang (Sumilir, 2003:3). Dari sudut investor, meramalkan masa depan merupakan hal terpenting dari analisis laporan keuangan, sedangkan dari sudut manajemen, analisis laporan berguna sebagai cara untuk mengantisipasi keadaan di masa mendatang, dan yang lebih penting sebagai titik tolak bagi tindakan perencanaan yang akan mempengaruhi jalannya kejadian di masa mendatang (Sumilir, 2003:3). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan analisis fundamental dalam menganalisis saham, yaitu dengan analisis rasio. Analisis rasio merupakan alat yang membantu untuk menganalisis laporan keuangan perusahaan, sehingga dapat mengetahui kekuatan dan kelemahan suatu perusahaan. Analisis rasio juga menyediakan indikator yang dapat mengukur tingkat profitabilitas, likuiditas, pendapatan, pemanfaatan asset, dan kewajiban suatu perusahaan (Dharmastuti, 2004:17). Penggolongan Angka Rasio Ang (1997:18.23-18.38), mengemukakan bahwa rasio keuangan dapat dikelompokkan menjadi lima jenis berdasarkan ruang lingkupnya, yaitu : 1. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio) Rasio likuiditas (liquidity ratio) menyatakan kemampuan perusahaan jangka pendek untuk memenuhi obligasi (kewajiban) 31 yang jatuh tempo. Rasio ini berfungsi untuk mengukur kemampuan jangka pendek perusahaan di dalam memenuhi kewajiban yang jatuh tempo. Rasio ini berfungsi untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam jangka pendek (kurang dari satu tahun) dari sisi likuiditas keuangan. Rasio ini terbagi menjadi Current Ratio, Quick Ratio, dan Net Working Capital. 2. Rasio Solvabilitas (Solvency : Leverage Ratios) Rasio solvabilitas (solvency : leverage Ratios) menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Rasio ini terbagi menjadi Debt Ratio, Debt to Equity Ratio, Long-Term Debt to Equity Ratio, Long-Term Debt to Capitalization Ratio, Times Interest Earned (Interest Coverage), Cash Flow Ratios, Rasio Cash Flow to Net Income, dan Rasio Cash Return on Sales. 3. Rasio Aktivitas (Activity Ratios: Assets Activity Ratios: Turnover Ratios) Rasio aktivitas menunjukkan kemampuan dan efisiensi perusahaan di dalam memanfaatkan aktiva yang dimilikinya atau perputaran (turnover) dari aktiva-aktiva tersebut. Rasio ini terbagi menjadi Total Asset Turnover, Total Fixed Asset Turnover, Account Receivable Turnover (A/R Turnover), Inventory Turnover, Average College Period (Day’s Sales In Accounts Receivable), dan Day’s Sales In Inventory. 32 4. Rasio Rentabilitas atau Profitabilitas (Profitability Ratios) Rasio rentabilitas atau profitabilitas (profitability ratios) menunjukkan keberhasilan perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan. Rasio ini terbagi menjadi Gross Profit Margin (GPM), Net Profit Margin (NPM), Operating Return on Assets (OPROA),Return on Assets (ROA),return on investment (ROI), Return on Equity (ROE), dan Operating Ratio (OPR). 5. Rasio Pasar (Market Ratios) Rasio ini menunjukkan informasi penting perusahaan yang diungkapkan dalam basis per saham. Rasio ini terbagi menjadi Dividend Yield (DY), Dividend Per Share (DPS), Dividend Payout Ratio (DPR), Price Earning Ratio (PER), Earning Per Share (EPS), Book Value Per Share (BVS), dan Price to Book Value (P/BV). b. Current Ratio (CR) 1. Pengertiaan Current Ratio (CR) Current Ratio (CR) merupakan ukuran yang paling umum terhadap kesanggupan perusahaan membayar hutangnya dalam jangka pendek, sebab rasio tersebut menunjukkan seberapa jauh tagihan para kreditur jangka pendek mampu dipenuhi oleh aktiva yang secara cepat dapat berubah menjadi kas segera (dalam jangka pendek). Current Ratio (CR) merupakan perbandingan antara 33 jumlah aktiva lancar dengan utang lancar. Rasio ini menunjukkan bahwa nilai kekayaan lancar (yang dapat segera dijadikan uang) ada sekian kalinya hutang. Secara kasar dapatlah dikatakan bahwa bagi perusahaan yang bukan kredit, Current Ratio kurang dari 200% dinyatakan kurang baik, pedoman ini ini hanya didasarkan pada prinsip hati-hati. (Riyanto, 2001:26). Perhitungan CR, dinyatakan dalam formula sebagai berikut : Aktiva Lancar CR = x 100% Hutang Lancar 2. Pengaruh Current Ratio (CR) terhadap penjualan Saham Dari hasil penelitian yang meneliti hubungan CR dengan penjualan saham telah banyak dilakukan, diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Ulupui (2006) yang hasil penelitiannya menunjukkan bahwa CR berpengaruh positif terhadap penjualan saham. Penilitian yang dilakukan oleh Adri dkk (2010) juga menunjukkan adanya pengaruh secara signifikan antara CR terhadap penjualan saham. Meningkatnya CR akan membawa dampak terhadap meningkatnya harga ataupun penjualan saham perusahaan, maka CR mempunyai pengaruh positif terhadap pejualan saham. 34 c. Return on investment (ROI) Return on investment (ROI) itu sendiri adalah salah satu bentuk dari rasio profitabilitas yang dimaksudkan untuk dapat mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan dalam operasinya perusahaan untuk menghasilkan keuntungan. B. Penelitian yang Relevan Sebagai acuan dari penelitian ini dikemukakan hasil-hasil penelitian yang telah dilaksanakan sebelumnya yaitu: 1. Penelitan yang dilakukan Asbi (2008) tentang Analisis Faktor Fundamental dan Nilai Kapitalisasi Pasar Terhadap Saham Perusahaan Manufaktur di BEI periode 2002-2006. Dengan variabel yang digunakan adalah price to book value, debt to equity ratio, return on assets, net profit margin dan variabel kapitalisasi pasar menunjukkan hasil bahwa ROA, NPM, dan Variabel Kapitalisasi pasar berpengaruh positif dan signifikan terhadap saham, PBV berpengaruh negatif dan signifikan terhadap saham, dan DER tidak berpengaruh secara signifikan. 2. Penelitian yang dilakukan Ratna 2009 tentang Analisis Pengaruh Inflasi, Nilai Tukar, ROA, DER dan CR Terhadap penjualan Saham pada Industri Real Estate dan Properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 35 2003-2006, mengemukakan dengan hasil bahwa Inflasi, DER, dan Nilai Tukar berpengaruh negatif dan signifikan terhadap penjualan saham, sedangkan ROA dan Current Ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap pejualan saham. 3. Penelitian yang dilakukan Subalno (2010) dengan judul “Analisis Pengaruh Faktor Fundamental dan Komposisi Ekonomi Terhadap Return Saham (Studi Kasus pada perusahaan Otomotif dan Komponen yang Listed di Bursa Efek Indonesia periode 2003-2007). Variabel independen di dalam penelitian ini adalah CR, ROI, Nilai Tukar Rupiah, dan Tingkat Suku Bungan SBI dengan variabel dependennya adalah penjualan saham. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa ROI, Nilai Tukar Rupiah, dan Suku Bunga SBI secara parsial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap return saham. Sementara hal yang sebaliknya terjadi pada variabel CR, DER, dan TATO. 4. Penelitian yang dilakukan Ulupuli (2010) tentang analisis pengaruh rasio likuiditas, leverage, aktivitas, dan profitabilitas terhadap penjualan saham pada perusahaan makanan dengan kategori industri barang konsumsi di BEJ pada tahun 1999-2005. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Current Ratio, Return On Assets, Debt to Equity Ratio dan Total Assets Turnover. Hasilnya menunjukkan bahwa current ratio dan return on assets memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap return saham. Variabel debt to equity ratio menunjukkan hasil 36 positif tetapi tidak signifikan, sedangkan variabel total assets turnover menunjukkan hasil negatif tetapi tidak signifikan. 5. Penelitian yang dilakukan Sumiadji (2011) tentang Analisis ROI, CR, DER, EPS, dan TATO terhadap DPR pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2004-2008. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah ROI, CR, DER, EPS, dan TATO. Hasilnya menunjukkan bahwa CR, EPS, dan TATO berpengaruh signifikan terhadap DPR, sedangkan variabel ROI dan DER berpengaruh tidak signifikan terhadap DPR. C. Kerangka Pemikiran Motif investor pada perusahaan Celluar Phone dalam menanamkan dananya pada sekuritas adalah untuk mendapatkan penjualan saham yang maksimal. Tujuan investor melakukan analisis terhadap saham-saham yang dapat menjadi alternatif investasi adalah supaya investor mendapatkan gambaran yang lebih jelas terhadap kemampuan perusahaan untuk terus tumbuh dan berkembang pada masa yang akan datang. Pengambilan keputusan untuk membeli, menahan atau menjual saham suatu perusahaan, investor tentu membutuhkan informasi yang lengkap, relevan dan akurat. Informasi yang dibutuhkan investor tidak hanya informasi yang bersifat fundamental saja, tetapi informasi yang bersifat teknikal juga diperlukan. Informasi fundamental diperoleh dari kondisi intern perusahaan, misalnya dari laporan keuangan perusahaan. 37 Informasi laporan keuangan adalah salah satu sumber potensial yang digunakan oleh investor dalam merevisi dan mendeteksi harga saham. Berdasarkan laporan keuangan akan diketahui kinerja keuangan perusahaan dengan cara melakukan analisis laporan keuangan melalui perhitungan rasio keuangan. Analisis rasio merupakan alat yang membantu untuk menganalisislaporan keuangan perusahaan, sehingga dapat mengetahui kekuatan dan kelemahan suatu perusahaan. Dilihat dari kepentingan investor yang akan membeli saham perusahaan dan untuk memperoleh return yang tinggi, maka Indikator rasio keuangan yang dapat digunakan untuk menganalisis nilai saham adalah : Current Ratio (CR), dan Return On Investment (ROI). Current Ratio (CR) merupakan perbandingan antara jumlah aktiva lancardengan utang lancar. Rasio ini menunjukkan bahwa nilai kekayaan lancar (yang dapat segera dijadikan uang) ada sekian kalinya hutang.Secara kasar dapatlah dikatakan bahwa bagi perusahaan yang bukan kredit, Current Ratio kurang dari 200% dinyatakan kurang baik, pedoman ini hanya didasarkan pada prinsip hati-hati. (Riyanto, 2001:26). Dengan menggunakan 2 (dua) variabel (CR & ROI) tersebut, diharapkan para investor akan dapat menilai kinerja perusahaan guna memperkirakan penjualan saham atas investasi yang mereka tanamkan. Selain itu dapat digunakan oleh perusahaan untuk mengetahui seberapa besar kinerja yang telah dihasilkan, sehingga tujuan untuk mensejahterakan pemegang 38 saham dapat tercapai. Selanjutnya akan diketahui alat ukur mana yang paling berpengaruh signifikan terhadap penjualan harga saham perusahaan. Gambar 1 Model Kerangka Pemikiran Penelitian Likuiditas (CR) (X1) H1 Penjualan Saham (Y) H3 (-) H2 Profitabilitas (ROI) (X2) Keterangan : Y : Variabel Dependen : Penjualan Saham X1 : Variabel Independen : Likuditas (CR) X2 : Variabel Independen : Profitabilitas (ROI) H3 : Pengujian Simultan (Uji F) H1, H2, : Pengujian Parsial (Uji t) D. Hipotesis Mengacu pada rumusan masalah, tinjauan teoritis, dan beberapa penelitian terdahulu seperti yang telah diuraikan sebelumnya, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: 39 H : Terdapat pengaruh antara likuiditas Current Ratio (CR) terhadap pejualan 1 saham pada perusahaan Celluar Phone yang terdaftar di BEI. H : Terdapat pengaruh antara profitabilitas return on investment (ROI) 2 terhadap penjualan saham secara perusahaan Celluar Phone yang terdaftar di BEI. H : Terdapat pengaruh antara likuiditas Current Ratio (CR) dan profitailitas 3 return on investment (ROI) terhadap penjualan saham pada perusahaan Celluar Phone yang terdaftar di BEI. BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan go public yang bergerak dalam bidang Celluar Phone yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), sebanyak 12 perusahaan. 2. Sampel Penelitian Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Dalam penelitian ini sampel diambil dengan teknik target populasi. Target populasi dalam penelitian ini 12 perusahaan. Data tanggal publikasi laporan keuangan digunakan untuk menentukan harga saham disekitar tanggal publikasi. Periode pengamatan (windows period) yang digunakan didasarkan pada hasil Riset Brown dan Wenner (1985), yaitu 15 hari = 7 hari sebelum (t-7) dan 7 hari setelah (t+7) tanggal publikasi laporan keuangan. Pemilihan 7 hari ini dianggap memadai untuk melihat reaksi pasar terhadap pengumuman atau publikasi laporan keuangan. penjualan saham yang digunakan adalah closing price untuk transaksi saham setiap harinya (Tuasikal, 2001:773). Dengan menggunakan target populasi diperoleh sampel penelitian sebesar 12 perusahaan Celluar Phone yang terdaftar di BEI. Periode pengamatan dilakukan selama 5 (lima) tahun, yaitu tahun 2011-2015. Oleh karena itu, 40 41 total sampel sebanyak 60 laporan keuangan perusahaan Celluar Phone yang terdaftar di BEI. B. Jenis dan sumber data Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut 1. Jenis data a. Data kualitatif yaitu data yang diperbolehkan dalam bentuk informasi, baik secara lisan maupun tulisan yang berkaitan dengan masalah yang teliti. b. Data kuantitatif yaitu data yang diperoleh dalam bentuk angka-angka yang dapat dihitung yang berkaitan dengan masalah diteliti. 2. Sumber data Data yang digunakan penelitian ini adalah data sekunder, yaitu berupa catatan atau laporan historis yang telah dipublikasikan, yaitu berupa data laporan keungan perusahaan – perusahaan yang terdaftar pada Brusa Efek Indonsian yang diterbitkan pada priodre 2011-2015. Dimana data-data tersebut diperoleh dari Bursa Efek Indonesia (BEI) meleui Pusat Refrensi Pasar Modal. Sedangkan menurut jenis datanya, maka data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data dokumenter, yaitu laporan keuangan tahunan perusahaan –perusahaan yang telah terdaftar di BEI sejak tahun 42 2011 – 2015. Data dokumenter dalam penelitian ini dapat menjadi bahan atau dasar analisis data yang kompleks yang dikumpulkan melalui metode observasi dan analisis dokumen. Sehingga dapat diketahui juga, bahwa horizon waktu yang digunakan peneliti pada penelitian ini adalah studi time series. Dimana studi ini lebih menekankan pada data penelitian berupa data rentetan waktu. Proses pengumpulan data dalam penelitian ini mengguakan beberapa teknik sebagai berikut : 1. Studi kepuasan Pengumpulan bahan – bahan berupa teori atau konsep yang diambil dari internet, perpustakaan berupa literature, Koran, dan artikel atau jurnal ilmiah yang dapat mendukung sebagai bahan kajian penelitian dan sebagai landasan untuk menganalisa perusahaan. 2. Studi lapangan Data sekunder berupa pengamatan dan pengambilan data langsung di Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM) atau melakukan Direct Obserrvasion di Bursa Efek Indonesia (BEI). 43 C. Batas Variabel Operasioanal Penelitian ini mengungkapkan dua variabel, yaitu variabel likuiditas dan profitabilitas terhadap penjualan saham. Variabel likuiditas dan profitabilitas sebagai variabel lepas (independen) dan pejualan saham sebagai variabel terikat (dependen). Untuk menjelaskan lingkup penelitian dan mencapai obyektivitas penelitian khususnya yang berkaitan dengan pengukuran variabel, maka perlu ditentukan definisi operasional dari variabel yang diteliti terlebih dahulu. Definisi oprasional merupakan salah satu cara dari pendefinisikan suatu gagasan. 1. Variabel bebas (independen) Variabel bebas (independen) adalah variabel yang tergantung atas variabel lain. Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : a. Likuiditas (X1) Likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untu mengetahui kewajiban jangka pendek pada saat jatuh tempo. b. Profitabilitas (X2) Profitabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemempuan perusahaan dalam memperoleh laba dengan mengunakan modal tertentu. 44 2. Variabel terikat (dependen) Adalah tipe variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh varibel independen . dalam penelitin ini variabel dependen, yaitu : penjuaan saham yang mencerminkan juga nilai dari suatu perusahaan. Jika perusahan mencapai perstsi yang baik, maka saham perusahaan tesebut akan banyak diminati oleh para investor. Prestasi bai yang dicapai perusahaan dapat dilihat didalam lapora keuangan yang dipublikasikan oleh perusahaan (emite) proses penentuan. D. Metode Analisis Data Agar mendapatkan hasil penelitian yang sesuai dengan tujuan penelitian, maka diperlukan metode analisis data yang benar. Metode analisis data pada penelitian ini adalah: 1. Uji Statistik Deskritif Statistik deskritif merupakan proses tranformasi data penelitian dalam bentuk tambulasi (rangkasan, pengaturan, atau penyusunan data dalam bentuk tabel numeri dan grafik) sehingga mudah dipahami dana diinterpretasikan. Statistic deskritif umumnya digunakan dalam penelitian untuk memberikan informasi mengenai karakteristik variabel penelitian yang utama. Ukuran yang digunakan dalam deskripsi antara lain berupa : rata-rata(mean), median, modus, dan standar deviasi. 45 2. Uji Asumsi Klasik Untuk menguji apakah model yang digunakan dapat diterima secara ekonometrika dan apakah estimator yang diperoleh dengan metode kuadrat terkecil sudah memenuhi syarat Best Linear Unbiased Estimation (BLUE), maka diperlukan uji asumsi klasik terhadap model yang telah diformulasikan yang mencakup pengujian multikolinearitas, autokorelasi dan heteroskedastisitas. 1) Uji Normalitas Data Pengujian normalitas data penelitian adalah untuk menguji apakah dalam model statistik variabel-variabel penelitian berdistribusi normal atau tidak normal. Salah satu cara untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak adalah dengan melihat grafik normal PPlot of Regression Standazzed Residual variabel independen, di mana : a) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. b) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan/ atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Model regresi yang baik adalah yang mempunyai distribusi data normal atau mendekati normal (Ghozali, 2002:112). 2) Uji Multikolinearitas Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang 46 baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas di dalam model regresi dilihat dari hubungan antar variabel bebas yang ditunjukkan oleh angka tolerance dan variance inflation factor (VIF). Apabila angka tolerance <0,10 dan VIF >10, maka menunjukkan adanya multikolinieritas dalam model regresi (Ghozali, 2002:91-92). 3) Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya) (Ghozali, 2002:96). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi dalam suatu model regresi dilakukan pengujian dengan menggunakan Uji Durbin- Watson (Uji D ). Pengambilan keputusan ada atau tidaknya w autokorelasi berdasarkan Tabel Autokorelasi, sebagai berikut : Tabel 4 Tabel Autokorelasi Dw Kurang dari 1,48 1,48 sampai 1,69 1,69 sampai 2,31 2,31 sampai 2,52 Lebih dari 2,52 Kesimpulan Ada autokorelasi Tanpa Kesimpulan Tidak ada autokorelasi Tanpa Kesimpulan Autokorelasi negatif Jika terjadi korelasi, maka ada problem autokorelasi. Untuk mendeteksi ada tidanya autokorelai perlu digunakan uji durbinwaston, dimana hipotesisnya yang akan di uji adalah : 47 1. Angka D-W dibawa -2, berarti ada autokorelasi positif. 2. Angka D-W antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi. 3. Angka D-W diatas +2, berarti autokorelasi negatif. 4) Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang Homoskedastisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dengan cara melihat grafik Scatterplot. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Begitu pula sebaliknya, jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2002:105). 3. Analisis Regresi Metode analisis data untuk pengujian terhadap hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda. Analisis regresi berganda dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui pengaruh X 48 Current Ratio (CR) dan return on investment (ROI) terhadap Y penjualan saham. Adapun bentuk model yang akan diuji dalam penelitian ini, yaitu: Y=α+b X +b X +e 1 1 2 2 Di mana : Y = penjualan saham α = Konstanta b , b = Koefisien persamaan regresi prediktor x , x , 1 2 1 2 x = Variabel CR 1 x = Variabel ROI 2 e = Faktor pengganggu 4. Uji Hipotesis Penelitian ini menguji hipotesis-hipotesis dengan menggunakan metode analisis regresi berganda (multiple regretion). Metode regresi berganda menghubungkan satu variabel dependen dengan beberapa variabel indepanden dalam suatu model prediktif tunggal. 2 a. Koefisien Determinasi (R ) Koefisien determinasi adalah salah satu nilai statistik yang dapat digunakan untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara dua variabel. Nilai koefisien determinasi yang biasanya diberi simbol 2 R menunjukkan hubungan pengaruh antara dua1 variabel yaitu variabel independen (Current Ratio (CR), Return On Investment (ROI)) dan 49 variabel dependen (penjualan Saham) dari hasil perhitungan tertentu. 2 Sedangkan r digunakan untuk mengukur derajat hubungan antara tiap variabel X terhadap variabel Y secara parsial (Sudjana, 2002:383). b. Uji Simultan (Uji F-statistik) Uji Simultan (Uji F-statistik) digunakan untuk menguji besarnya pengaruh dari seluruh variabel independen: Current Ratio (CR), Return On Investment (ROI), secara bersama-sama atau simultan tehadap variabel dependen Return Saham. Pembuktian dilakukan dengan cara membandingkan hasil dari probabilitas value. Jika probabilitas > 0,05; maka Ha ditolak dan jika probabilitas < 0,05; maka Ha diterima. c. Uji Parsial (Uji t) Uji Parsial (Uji t-statistik) digunakan untuk menguji besarnya pengaruh dari variabel independen: Current Ratio (CR), dan Return On Investment (ROI) secara individu atau parsial tehadap variabel dependen penjualan Saham. Pembuktian dilakukan dengan cara membandingkan hasil dari probabilitas value. Jika probabilitas > 0,05; maka Ha ditolak dan jika probabilitas < 0,05; maka Ha diterima.