RUU Aparatur Sipil Negara (ASN) perlu atur strategi khusus untuk perempuan di jabatan struktural? KETIMPANGAN KETERWAKILAN PEREMPUAN DALAM BIROKRASI Apakah Perempuan dalam jabatan struktural perlu ditingkatkan? Perlu 7% 57% Tidak Perlu 2% Tidak Jawab PUSKAPOL FISIP UI, 2012 91% 26% Bukan Sekedar Timpang, Bukan Sekedar Sama 11% 6% Sangat perlu Perlu Tidak perlu Tidak tahu Dukungan agar RUU ASN yang dibahas DPR dan Pemerintah memuat strategi khusus meningkatkan jumlah perempuan di jabatan struktural birokrasi. Fakta bahwa jumlah perempuan yang menduduki jabatan struktural di birokrasi timpang daripada jumlah laki-laki. Aspirasi kebijakan responsif gender yang menguat di kalangan pengambil keputusan dan gerakan perempuan, belum menyentuh secara intens di lingkup birokrasi pemerintahan. Jika diperiksa perundang-undangan dan peraturan lainnya, sangat kuat aspirasi kompetensi dan persamaan dalam promosi jabatan struktural birokrasi. Cara pandang persamaan berbasis kompetensi, tidak bisa mengatasi persoalan ketimpangan proporsi perempuan dalam jabatan struktural birokasi. Perlu cara pandang baru dalam melihat isu persamaan dan kompetensi sehingga perempuan yang memiliki beban ganda juga bisa memberikan kontribusi maksimal sebagai warga negara. Sebuah birokrasi yang representatif lebih mungkin untuk mewadahi berbagai macam permasalahan sosial. Keterwakilan gender, khususnya perempuan, diperlukan untuk mengawasi regulasi nasional yang terkait dengan isu-isu perempuan dan ketaatan penyelenggara pemerintahan dalam implementasinya. Perempuan perlu hadir di jantung pemerintahan sehingga hal ini dapat menghapus diskriminasi dan mempromosikan kedudukan perempuan dan mengintegrasikan perempuan dalam pembangunan serta meningkatkan keterlibatan perempuan. Perempuan PNS di 34 Kementerian Perempuan pada level eksekutif secara keseluruhan menunjukkan angka kehadiran yang cukup baik, tanpa mempertimbangkan perbedaan golongan dan jabatan. Jumlah perempuan PNS di 34 kementerian adalah 205.591 atau setara 40,9% (Riset Puskapol, 2011). Jumlah Perempuan : 205.951 orang (40,9%) Jumlah Laki-laki : 297.603 orang (59,1%) Jumlah (34 kementerian): 503.554 orang Laki-laki Perempuan 59,1% 40,9% Perempuan Dalam Jabatan Struktural REKOMENDASI Laki-laki 1. Menyediakan fasilitas bagi PNS perempuan. Pihak yang berwenang perlu memperhatikan kebutuhan yang berbeda antara perempuan dan laki-laki, sebagai contoh fasilitas pengasuhan anak (day care) bagi PNS perempuan di tempat kerja atau tempat diklat, 22% 78% Perempuan N Total Pejabat Struktural = 29.221 orang sehingga PNS perempuan dapat membangun karir sekaligus tetap menjalankan peran pentingnya dalam pengasuhan anak. Beberapa peraturan (termasuk UU) sebenarnya telah memfasilitasi hal tersebut, namun belum dilaksanakan dengan baik. Sebagai contoh, pasal 27 ayat (3) UU No. 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung mengamanatkan bahwa kelengkapan prasarana dan sarana pada bangunan gedung untuk kepentingan umum, salah satunya meliputi penyediaan ruang bayi. Peraturan-peraturan lain mengenai pemberian ASI eksklusif juga sebenarnya mendukung perempuan untuk tetap bisa bekerja, sekaligus menjalankan peran domestiknya. Dari total 503.554 orang PNS di 34 kementerian, hanya 29.221 orang atau setara dengan 5,8 % yang memiliki jabatan struktural (eselon). Dari jumlah tersebut, hanya 22,38%, jabatan struktural yang diisi oleh PNS perempuan, sedangkan 77,62% lainnya diisi oleh laki-laki. METODE 2. Merevisi peraturan-peraturan tentang pengangkatan jabatan struktural yang masih netral gender. UU No. 43/1999 menyebutkan bahwa pengangkatan dalam suatu jabatan dilaksanakan berdasarkan prinsip profesionalisme tanpa membedakan jenis kelamin, suku, agama, ras, atau golongan. Syarat pengangkatan dalam jabatan struktural menurut Keputusan Kepala BKN No. 13/2002 tentang Ketentuan Pelaksanaan PP 100/2000 jo. PP 13/2002 juga sama sekali tidak menyebutkan pertimbangan gender. RUU Aparatur Sipil Negara (ASN) yang akan menggantikan UU No. 43 Tahun 1999 juga tidak memuat pengaturan khusus terkait gender. Padahal, kehadiran perempuan dalam posisi penting pemerintahan dapat mendorong penghapusan diskriminasi dan mempromosikan kedudukan serta partisipasi perempuan. Terdapat 2 jenis data hasil penelitian yang dilakukan Puskapol UI Data sekunder (administrative records) yang dikumpulkan dari tiap kementerian. Proses pengumpulan data dilakukan pada bulan Oktober-Desember 2011. Data kami peroleh dengan mengajukan permintaan secara resmi data populasi PNS di 34 Kementerian serta data BKN sebagai pendamping. Data primer berupa hasil survei terhadap perempuan PNS di birokrasi kementerian. Dilakukan bulan Januari-Februari 2012. Dari 34 Kementerian yang ada di tingkat Nasional, kami melakukan pemilihan sampel secara acak untuk memilih 11 kementerian yang berasal dari 3 bidang koordinasi secara proporsional, yang terbagi menjadi 3 bidang yaitu Politik Hukum dan Keamanan; Perekonomian; serta Kesejahteraan Rakyat. Jumlah PNS perempuan yang menjadi responden sebesar 440 orang. KETIMPANGAN KETERWAKILAN PEREMPUAN DALAM BIROKRASI Apakah Perempuan dalam jabatan Laki-laki struktural perluPerempuan ditingkatkan? RUU Aparatur Sipil Negara (ASN) perlu atur strategi khusus untuk perempuan di jabatan struktural? Perlu 7% 57% Perempuan Mandek Pada Jenjang Terbawah Tidak Perlu 2% Tidak Jawab 89,72 86,02 83,99 92,86 77,72 85,89 PUSKAPOL FISIP UI, 2012 73,21 94,59 26,79 5,41 91% 10,28 26% 13,98 16,01 IA IB IIA 7,14 22,28 Bukan Sekedar Timpang, IIB Sekedar Sama IIIA Bukan 14,11 IIIB Fakta bahwa jumlah perempuan yang menduduki jabatan Sekjen, Irjen, Kabiro, Kapus, struktural di birokrasiKabag, timpangKabid, daripadadll jumlah laki-laki. kebijakan responsif gender yang menguat di 11% Dirjen, Deputi, Sekr. Dirjen, Aspirasi dll kalangan pengambil keputusan dan gerakan perempuan, Sestama, dll belum menyentuh secara intens di lingkup birokrasi 6% pemerintahan. Jika diperiksa perundang-undangan dan peraturan n = 453 n = 1.905lainnya, sangat kuat aspirasi n =kompetensi 7.102 dan persamaan dalam promosi jabatan struktural birokrasi. Cara pandang persamaan berbasis kompetensi, tidak bisa mengatasi persoalan ketimpangan proporsi perempuan Perlu Tidak perlu Tidak tahu Sangat perlu dalam jabatan struktural birokasi. Perlu cara pandang baru dalam melihat isu persamaan Dukungan agar RUU ASN yang dibahas DPR dan dan kompetensi sehingga perempuan yang memiliki Pemerintah memuat strategi khusus meningkatkan beban ganda juga bisa memberikan kontribusi maksimal jumlah perempuan di jabatan struktural birokrasi. sebagai warga negara. Mengapa Timpang? REKOMENDASI Sebuah birokrasi yang representatif lebih mungkin untuk mewadahi berbagai macam permasalahan sosial. Keterwakilan gender, khususnya perempuan, diperlukan untuk mengawasi regulasi nasional yang terkait Proporsi laki-laki dan perempuan di jabatan struktural di 34 kementerian dengan isu-isu perempuan dan ketaatan penyelenggara pemerintahan dalam implementasinya. Perempuan timpang.sehingga Hanya 22,38% jabatan struktural yang diisi oleh perlu hadir dicenderung jantung pemerintahan hal ini dapat menghapus diskriminasi dan mempromosikan perempuan. menjadi lebihdalam timpang jika dilihat berdasarkan kedudukan perempuan dan Proporsinya mengintegrasikan perempuan pembangunan serta meningkatkan keterlibatan jenjang perempuan. jabatan struktural yang diduduki. Proporsi terbesar perempuan pejabat struktural berada pada jenjang bawah, yaitu di eselon III dan IV. Sedangkan pada jenjang atas, rata-rata hanya ada 1 perempuan dari 10 Perempuan pada level IVA IVB pejabat eselon I. Padahal, pejabat struktural pada jenjang tertinggi banyak eksekutif ini secara keseluruhan menunjukkan angka terlibat dalam pembuatan kebijakan strategis di pemerintahan. Keterwakilan Kasubbag, kehadiran yang cukup baik, gender, dalam orang hal ini(40,9%) proporsi perempuan yang lebih besartanpa lagi, mempertimbangkan diperlukan Kasie, dll Jumlah Perempuan : 205.951 Jumlah Laki-laki 297.603membuat orang (59,1%) perbedaanuntuk golongan dan baik: untuk kebijakan yang berperspektif gender maupun Jumlah (34 kementerian): 503.554 orang jabatan. Jumlah perempuan mengawasi ketaatan penyelenggara pemerintahan dalam PNS di 34 kementerian adalah 205.591 atau setara mengimplementasikannya. n = 19.761 Perempuan PNS di 34 Kementerian 40,9% (Riset Puskapol, 2011). Laki-laki Perempuan 59,1% 40,9% Perempuan Dalam Jabatan Struktural Peraturan yang Netral Gender Faktor Budaya Lingkungan Kerja yang Tidak Ramah bagi Perempuan Laki-laki 1. Menyediakan fasilitas bagi PNS perempuan. Pihak yang berwenang perlu memperhatikan kebutuhan yang berbeda antara perempuan dan laki-laki, sebagai contoh fasilitas pengasuhan anak (day care) bagi PNS perempuan di tempat kerja atau tempat diklat, sehingga PNS perempuan dapat membangun karir sekaligus tetap menjalankan peran dalamyang pengasuhan Beberapa Budaya dipentingnya masyarakat masihanak. menekankan peran contohnya dalam peraturan (termasuk UU) sebenarnya telah memfasilitasi hal tersebut, namun belumdomestik dilaksanakanperempuan, dengan baik. Sebagai contoh, pasal 27 pengasuhan anak, membuat ayat (3) UU No. 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung mengamanatkansoal bahwa kelengkapan prasarana dan sarana perempuan pada bangunan harus memilih karir atau keluarga. Persoalan gedung untuk kepentingan umum, salah satunya meliputi penyediaan ruang bayi. Peraturan-peraturan lain mengenai pemberian ASI ini relatif tidak dialami oleh laki-laki. eksklusif juga sebenarnya mendukung perempuan untuk tetap bisa bekerja, sekaligus menjalankan peran domestiknya. 2. Merevisi peraturan-peraturan tentang pengangkatan jabatan struktural yang masih netral gender. UU No. 43/1999 menyebutkan bahwa pengangkatan dalam suatu jabatan dilaksanakan berdasarkan prinsip profesionalisme tanpa membedakan jenis kelamin, suku, agama, ras, atau golongan. Syarat pengangkatan dalam jabatan struktural menurut Keputusan Kepala BKN No. 13/2002 tentang Ketentuan Sumber: Riset Puskapol UI Pelaksanaan PP 100/2000 jo. PP 13/2002 juga sama sekali tidak menyebutkan pertimbangan gender. RUU Aparatur Sipil Negara (ASN) yang akan menggantikan UU No. 43 Tahun 1999 juga tidak memuat pengaturan khusus terkait gender. Padahal, kehadiran perempuan dalam posisi penting pemerintahan dapat mendorong penghapusan diskriminasi dan mempromosikan kedudukan serta partisipasi perempuan. 22% 78% Perempuan N Total Pejabat Struktural = 29.221 orang Ketentuan tentang jabatan struktural yang ada Pimpinan umumnya tidak memiliki inisiatif tidak membedakan laki-laki dan perempuan untuk memajukan perempuan. Dari total 503.554 orang PNS di 34 kementerian, hanya 29.221 orang atau setara dengan 5,8 % yang memiliki (netral), padahal aturan tersebut memiliki jabatan struktural (eselon). Fasilitas kantor yang tidak memadai untuk dampak yang berbeda bagi keduanya. Contoh: Dari jumlah tersebut, hanya 22,38%, jabatan struktural yang diisi oleh PNS perempuan, sedangkan 77,62% menyeimbangkan peran perempuan di dalam dampak program diklat yang harus lainnya diisi oleh laki-laki. keluarga dan pekerjaan (karir). Contoh: tidak meninggalkan keluarga akan berbeda bagi lakitersedianya failitas day care bagi PNS laki dan perempuan, terutama yang bagi METODE Terdapat 2 jenis data hasil penelitian dilakukan Puskapol UI perempuan dengan anak balita. mereka yang memiliki anak pada usiayang dini. Data sekunder (administrative records) yang dikumpulkan dari tiap kementerian. Proses pengumpulan data dilakukan pada bulan Oktober-Desember 2011. Data kami peroleh dengan mengajukan permintaan secara resmi data populasi PNS di 34 Kementerian serta data BKN sebagai pendamping. Data primer berupa hasil survei terhadap perempuan PNS di birokrasi kementerian. Dilakukan bulan Januari-Februari 2012. Dari 34 Kementerian yang ada di tingkat Nasional, kami melakukan pemilihan sampel secara acak untuk memilih 11 kementerian yang berasal dari 3 bidang koordinasi secara proporsional, yang terbagi menjadi 3 bidang yaitu Politik Hukum dan Keamanan; Perekonomian; serta Kesejahteraan Rakyat. Jumlah PNS perempuan yang menjadi responden sebesar 440 orang.