EFEKTIFITAS TES FORMATIF PADA

advertisement
EFEKTIFITAS TES FORMATIF PADA PEMBELAJARAN
MATEMATIKA DI SMPN 16 KOTA JAMBI.
Oleh :
Husni Sabil 1)
ABSTRAK
Pelaksanaan tes formatif terdapat pada bagian akhir setiap paket kegiatan pembelajaran. Tes ini
bertujuan untuk memonitor efektifitas proses pembelajaran, sebaliknya tes formatif bukan untuk memberikan
penilaian terhadap hasil belajar siswa. Pelaksanaan tes formatif dimaksud adalah pelaksanaan tes formatif yang
meliputi kegiatan yang dilakukan guru terhadap aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar.
Penelitian bertujuan untuk mengetahui efektifitas tes formatif yang di laksanakan pada bidang studi
matematika di SMP N 16 Kota Jambi. Untuk mengetahui pelaksanaan tes formatif dan efektifitasnya pada
pembelajaran matematika digunakan kuisioner tertutup dan dianalisis menggunakan prosentase dan rata-rata.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan pelaksanaan tes formatif bagi siswa tergolong
sedang (58%) dan efektifitas terhadap pemebelajaran juga tergolong sedang (63%).
1
Dosen FKIP Universitas Jambi
17
kegiatan belajar mengajar. Hasil evaluasi ini secara
I.
1.1
terus menerus dijadikan umpan balik bagi siswa
PENDAHULUAN
dan guru mengenai apa yang telah terjadi,
Latar Belakang Masalah
Matematika memegang peranan penting
dalam membentuk
Mengingat
pola
petingnya
pikir
peserta
pengajaran
didik.
kelemahan apa yang masih ada untuk segera
diperbaiki.
matematika
Dari uraian diatas tampak bahwa evaluasi
hendaknya seorang guru lebih menguasai system
formatif bukan digunakan untuk menentukan
pendidikan dan mampu mendidik serta melatih
prestasi belajar siswa. Demikian pula tes formatif
siswa dalam belajar supaya tujuan pembelajaran
bukan
tercapai semaksimal mungkin. Untuk melihat
seorang siswa sudah bisa dinyatakan berhasil naik
seberapa jauh hasil yang telah dicapai dalam proses
kelas.
belajar mengajar salah satunya adalah dengan
melaksanakan tes kepada siswa.
digunakan
untuk
menentukan
prestasi
Pada saat sekarang pemanfaatan fungsi
formulir suatu evaluasi belum maksimal. Masih
Menurut Ischak S. W ( 1987 : 65 ) tes
terlalu banyak guru tidak memanfaatkan fungsi
formatif terdapat pada bagian akhir setiap paket (
evaluasi ini untuk memperbaiki proses belajar
lembaran tes ). Tes ini bertujuan untuk memonitor
mengajar. Bahkan tidak berlebihan kalau dikatakan
efektifitas proses belajar mengajar dan bukan untuk
bahwa guru sangat jarang mengembangkan evaluasi
memberikan penilaian terhadap hasil belajar siswa.
formatif untuk mendapatkan imformasi mengenai
Hasil tes ini akan memberikan petunjuk kepada
apa yang sudah direncanakan untuk suatu interaksi.
guru mengenai perubahan tingkah laku yang terjadi
Memang diperlukan rencana dan waktu untuk
pada diri masing-masing siswa sehubungan dengan
melaksanakan suatu evaluasi formatif tetapi harus
isi bahan pelajaran yang tercantum dalam paket
diingat bahwa hasil yang diperoleh dari evaluasi
belajar. Tes ini hendaknya mampu menampilkan
formatif sangat berguna bagi guru dalam upaya
umpan balik baik untuk siswa maupun guru.
meningkatkan mutu kegiatan belajar mengajar. Hal
Mengenai dimana dan bagian materi yang mana
ini merupakan bahwa fungsi formatif suatu evaluasi
siswa perlu mempelajari kembali paket belajar. Tes
seharusnya merupakan bagian kegiatan professional
formatif tidak dipakai untuk menentukan prestasi
guru.
hasil balajar siswa melainkan untuk dapat pindah
Belajar adalah suatu aktivitas yang sadar
kepaket belajar berikutnya. Tes formatif ini
akan tujuan dimana tujuan dari belajar adalah
disyaratkan penguasaan minimal 75 % untuk dapat
terjadinya perubahan dari dalam diri individu.
pindah kepaket belajar berikutnya.
Perubahan dalam arti menuju perkembang pribadi
Menurut Hasan H. S dan Zainul A ( 1991 :
11 ) fungsi formatif merupakan fungsi evaluasi
individu seutuhnya belajar dapat juga dikatakan
usaha untuk mengubah tingkat laku.
yang paling banyak digunakan orang, termasuk
Belajar yang efektif dapat membantu siswa
guru. Sayangnya dalam praktek disekolah sekarang
untuk meningkatkan kemampuan yang diharapkan
ini
mengalami
sesuai dengan tujuan intruksional atau kompetensi
pencemaran arti. Karena fungsi formatif selalu
yang diharapkan. Sedangkan mengajar yang efektif
dicampur
sumatif
menurut Ruseffendi (1985;38) adalah mengajar
sedangkan keduanya mempunyai perbedaan yang
yang dapat membawa belajar siswa yang efektif.
mendasar. Dalam fungsi formatif hasil evaluasi
Dalam hal ini guru harus mampu merumuskan apa
digunakan untuk memperbaiki hasil belajar dan
yang harus dilakukan karena pada dasarnya
pengertian
fungsi
adukkan
formatif
dengan
fungsi
1
2
efektifitas belajar dalam hal mengerjakan tugas
-
Tes sumatif yaitu tes yang dilakukan pada
adalah merupakan dari hasil belajar.
akhir semester.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis
tertarik untuk meneliti studi tentang pelaksanaan tes
Menurut Roestiyah. N.K (1986:37), tes
fomatif dan efektifitas pembelajaran yang dalam hal
dikatakan efektif bila evaluasi memenuhi kriteria :
ini penulis mengambil judul “Efektifitas Tes
Relevansi,
Formatif Pada Pembelajaran Bidang Studi
Spesifikasi, Tingkat kesukaran, Penggolongan,
Matematika SMP N 16 Kota Jambi”
Tingkat kepercayaan ( Reliability ),Keadilan dan
Balance,
Efesiensi,
Objektif,
Kecepatan dalam mengerjakan tes.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas maka
2.2 Tes formatif
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
Dari arti kata “ form” yang merupakan
Bagaimanakah efektifitas tes formatif yang di
dasar dari istilah “formatif” maka evaluasi formatif
laksanakan pada bidang studi matematika di SMP
dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana siswa
N 16 Kota Jambi?
telah terbentuk atau telah memahami materi
pelajaran,
setelah
2.1 Pengertian Tes
diberikan pada akhir setiap program pelajaran. Tes
tes
formatif
ini merupakan post – tes atau tes akhir proses (
Arikunto,s. 1997:33 )
tugas yang harus dikerjakan oleh anak sehingga
menghasilkan suatu nilai tentang tingkah laku atau
dan
program
tertentu.
penilaian yang berbentuk tugas atau serangkaian
formatif
sesuatu
II. ACUAN TEORETIK
Tes adalah suatu cara untuk mengadakan
Evaluasi
mngikuti
Menurut Arikunto.s (1997;33 ) mamfaat
tes formatif terdiri atas:
prestasi anak tersebut yang dapat dibandingkan
a.
Manfaat tes formatif bagi siswa
dengan nilai yang dicapai oleh anak-anak lain atau
b.
Manfaat tes formatid bagi guru
dengan nilai standar yang ditetapkan ( Sujana,
c.
Manfaat tes formatif bagi program
1998: 25 )
Tes
formatif
adalah
tes
yang
Suryabrata. S mengartikan tes adalah
diselenggarakan pada saat berlangsungnya proses
pertanyaan – pertanyaan yang harus dijawab dan
belajar mengajar diselenggarakan secara periodik
perintah – perintah yang harus dijalankann yang
yang isinya mencakup semua unit pengajaran yang
mendasarkan harus bagaimana teste menjawab
telah diajarkan. Fungsinya adalah sebagai balikan
pertanyaan - pertanyaan atau melakukan perintah
bagi siswa dan guru tentang kemajuan belajar dan
itu, penyelidik mengambil kesimpulan dengan cara
tujuan
membandingkan dengan standar atau teste lainnya.
keberhasilan dan kegagalan proses belajar mengajar
Ditinjau
dari
segi
kegunaan
untuk
mengukur siswa tes dibedakan menjadi 3 yaitu:
-
-
utamanya
adalah
serta dapat dipakai untuk
menyempurnakan
proses
untuk
mengetahui
memperbaiki dan
belajar
mengajar.
Tes diagnostik yaitu tes yang digunakan
Sedangkan menurut Hasan.H.S dan Zainul.A (1991
untuk mengetahui kelemahan kelemahan
: 11 ) fungsi formatif merupakan fungsi evaluasi
siswa sehingga dapat dilakukan pemberian
yang paling banyak digunakan orang, termasuk
perlakuann yang tepat.
guru.
Tes formatif yaitu tes yang dilakukan pada
akhir paket pelajaran (lembar tes)
2.3
Efektifitas Pembelajaran
3
Menurut Sudjiono dalam Kelana. C ( 2002 :
2.3.1 Belajar siswa yang efektif
Belajar yang efektif dapat membantu siswa
28 ) sebagai indikator penting untuk mengetahui
untuk meningkatkan kemampuan yang diharapkan
atau mengukur keefektivan belajar adalah sebagai
sesuai dengan tujuan instruksional atau kompetensi
berikut
yang diharapkan. Maka dari itu guru harus
Kecepatan
membantu dalam hal mewujudkan efektifitas
prosedur, Kuantitas unjuk kerja, Kualitas hasil
belajar siswa, seperti dinyatakan Roestiyah ( 1985 :
akhir, Tingkat alih belajar dan Tingkat Retensi
:
Kecermatan
unjuk
penguasaan
kerja,
prilaku,
Kesesuaian
dengan
38 ) bahwa mengajar yang efektif adalah mengajar
yang dapat membawa belajar siswa yang efektif.
2.3.2
Dalam hal ini guru harus mampu merumuskan apa
guru
yang
harus
dilakukan
siswa
dalam
Efektifitas belajar sebagai keberhasilan
bentuk
untuk menciptakan belajar siswa yang
penampilan siswa atau unjuk kerja siswa dalam
efektif guru dituntut untuk membantu siswa dalam
menyelesaikan tugas-tugas belajar, karena pada
mencapai hasil belajar yang baik atau efektif,
dasarnya efektifitas belajar dalam hal mengerjakan
seperti dinyatakan Slameto ( 1984 : 13 ) bahwa
tugas ( unjuk kerja / produktivitas kerja ) adlaah
belajar yang efektif adalah pengajaran yang dapat
merupakan dari hasil belajar.
membawa belajar siswa yang efektif pula. Jadi
Menurut Roestiyah. N.K ( 1986 : 36 ), untuk
meningkatkan cara belajar yang efektif perlu
belajar yang efektif harus didukung oleh mengajar
yang efektif pula.
memperhatikan beberapa hal, yakni :
a.
Sudjana ( 1984 : 13 ) menyatakan bahwa
Kondisi Internal.
proses
Menurut Maslow dalam Roestiyah N.K (1986 :
merupakan
dua
37 ), ada 5 jenjang kebutuhan Primer yang
digunakan
untuk
harus dipenuhi, yakni : Kebutuhan psyologis,
pengajaran. Keberhasilan pengajaran tersebut dapat
Kebutuhan akan keamanan, Kebutuhan akan
ditinjau dari segi proses dan hasil yang dicapai.
kebersamaan dan cinta, Kebutuhan akan status
b.
belajar
dan
hasil-hasil
kriteria
umum
yang
yang
menentukan
Keefektifitas
dicapai
dapat
keberhasilan
pembelajaran
biasanya
dan Kebutuhan serlf-actualisation
diukur dengan tingkat pencapaian si pelajar pada
Kondisi Eksternal.
tujuan pembelajaran yagn telah ditetapkan. Menurut
Ruang belajar harus bersih, Ruang cukup
Reigeluth dan Merril ( dalam degeng, 1990 : 245 )
terang dan Cukup sarana yang diperlukan.
bahwa
pengukuhan
keefektifitas
pembelajaran
harus selalu dikaitkan dengan pencapaian tujuan
Menurut Roestiyah N.K (1986 : 37 ), cara
belajar yang efektif dalam belajar adalah :
Mengatur
waktu
belajar,
Mempelajari
bahan
pembelajaran.
Menurut Roestiyah N.K ( 1986 : 37 ),
mengajar yang efektif ialah belajar yang dapat
pelajaran dengan baik dan Mempelajari buku
membawa
bacaan.
melaksanakan mengajar yang efektif diperlukan
Berdasarkan
pendapat
diatas,
untuk
anak
yang
efektif
mengukur efektifitas belajar dapat digunakan
syarat-syarat sebagai berikut :
indikator-indikator yang dinyatakan oleh Reigluth
1.
dan
Meril,
menyatakan
bahwa
pengukuran
pula.
Untuk
Belajar secara aktif, baik mental
maupun fisik.
efektifitas belajar harus selalu dikaitkan dengan
2.
Banyak metode waktu mengajar.
tujuan pengajaran.
3.
Memberikan motivasi.
4
4.
Kurikulum
yang
baik
dan
Sesuai dengan permasalahan diatas maka
seimbang.
5.
6.
tujuan penelitian ini adalah :
Mempertimbangkan
perbedaan
Untuk mengetahui efektifitas tes formatif
individu.
yang dilaksanakan pada bidang studi
Membuat perencanaan sebelum
matematika di SMP N 16 Kota Jambi.
mengajar.
7.
Pengaruh
guru
yang
sugestif
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
perlu juga diberikan kepada anak.
Tempat penelitian adalah pada SMP N 16
8.
Harus memiliki keberanian.
Kota Jambi. Penelitian dilakukan selama 3 bulan,
9.
Mampu
yakni bulan September s.d Desember 2010.
menciptakan
suasana
yang demokratis di sekolah.
10.
Memberikan
masalah
yang
3.3 Metode Penelitian
merangsang anak untuk berfikir.
11.
Semua
pelajaran
perlu
diintegrasikan.
12.
13.
14.
Pelajaran
Metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah metode survey dengan tingkat eksplanasi
penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif ini untuk
perlu
dihubungkan
mengetahui
nilai
variabel
atau
tanpa
membuat
dengan kehidupan masyarakat.
perbandingkan
menghubungkan
dengan
Guru harus banyak memberikan
variabel lain. Variabel penelitian adalah efektifitas
kebebasan kepada anak.
tes formatif pada pembelajaran matematika.
Pengajaran remedial.
3.4 Sumber Data
Mengajar
yang
efektif
perlu
mempertimbangkan
hal-hal
sebagai
Sumber
data
yang
diperoleh
untuk
penelitian ini adalah siswa, guru mata pelajaran
berikut :
serta kepala sekolah SMP N 16 Kota Jambi. Dalam
1. Penguasaan bahan pelajaran.
penentuan sumber data, responden tidak ditentukan
2. Cinta kepada apa yang diajarkan.
oleh kepala sekolah, sehingga peneliti memilih
3. Pengalaman pribadi dan pengetahuan
sendiri rensponden yang ingin diminta mengisi
yang telah dimiliki anak.
kuisioner atau diwawancarai.
4. Variasi metode.
5.
6.
Seorang guru harus menyadari
3.5 Instrumen Penelitian
bahwa dirinya tidak mungkin
Untuk memperolah data tentang efektifitas
menguasai dan mendalami semua
tes formatif digunakan kuisioner. Kuisioner tersebut
bahan pelajaran.
disusun berdasarkan indicator-indikator efektifitas
Memberikan pengetahuan yang
sebagaimana yang dibahas pada kajian teoritik.
aktual.
7.
Memberikan pujian.
8.
Mampu menimbulkan semangat
secara individu.
3.6 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada dasarnya
dilakukan melalui :
1.
III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tujuan Penelitian
Teknik observasi untuk menggali data yang
terkait dengan kegiatan pembelajaran.
5
2.
3.
Teknik kuisioner untuk menggali pendapat
pembelajaran pada bidang studi metematika SMP N
warga sekolah yang terkait dengan efektifitas
16 Kota Jambi. Pelaksanaan tes formatif pada
tes formatif.
bidang studi matematika SMP N 16 Kota Jambi
Teknik wawancara untuk melihat keakuratan
dalam
data yang diperoleh melalui angket.
program, jawaban responden lebih cenderung
indikator
pengetahuan
siswa
tentang
menjawab jarang ( 23% ) dan tidak pernah ( 17 % )
dibandingkan yang menjawab selalu ( 14% ) dan
3.7 Teknik Analisis Data
Karena penilitian ini hanya menggunakan
sering ( 8% ). Berdasarkan jawaban responden
statistik deskriptif, sesuai pendapat Sugiono analisis
menunjukkan kurangnya guru dalam memberikan
data
silabus sebelum mengajar.
yang
dilakukan
secara
umum
bersifat
prosentase serta menghitung ukuran tendensi saja.
Pelaksanaan tes formatif pada bidang studi
Adapun dalam analisis data yang dilakukan hanya
matematika SMP N 16 Kota Jambi untuk indikator
dalam mencari skor rata-rata, skor maksimum dan
penguatan yang menjadi perhatian pada pernyataan
skor minimum dari masing-masing sub indicator.
no.1 karena terdapat jawaban responden yang
Dengan demikian setelah mencermati data yang
bertolak belakang dengan pernyataan yang lain.
diperoleh, peniliti akan mengaitkan informasi
Jawaban responden lebih cenderung menjawab
tersebut dengan tujuan penelitian yang dirumuskan.
kadang-kadang ( 68% ) dan jarang ( 4 % )
Data yang sudah terkumpul diperiksa dan
dibandingkan selalu ( 2 % ) dan sering ( 24 % ).
dilakukan penskoran nilai. Skor diperoleh dari
Dan untuk pernyataan yang lain dalam melakukan
pemberian nilai dari masing-masing pernyataan.
penguatan terhadap pelaksanaan tes formatif belum
Pembobotan alternatif jawaban dilakukan dengan
sepenuhnya karena dari jumlah rata-rata 23 siswa
patokan menurut pendapat Hajar ( 1999 ) adalah
menjawab kadang-kadang.
sebagai berikut :
Pada indikator usaha perbaikan dimana pada
pernyataan
Pernyataan
jawaban
responden
cendrung menjawab kadang-kadang
Alternatif Jawaban
masih
( 47 % ) dan
pada pernyataan
jawaban
Kadang-kadang
Jarang no.2
Tidak
pernahrespon cenderung
Selalu
Sering
Positif
5
4
3
menjawab 2kadang-kadang 1( 40 % ) jadi dalam hal
Negatif
1
2
3
ini keaktifan
4 belajar dan5 pengulangan pelajaran
harus
IV. HASIL PENELITIAN DAN
lebih
ditingkatkan
agar
siswa
dalam
perbaikan bisa menjawab soal sepenuhnya.
Pada indikator diangnosa yang menjadi
PEMBAHASAN
4.1
no.1
Deskripsi Data
perhatian adalah pernyataan no.1 dimana responden
Deskripsi data yang akan disajikan dari hasil
lebih cenderung menjawab sering
( 32% ) dan
penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran
selalu ( 10 % ) dibandingkan jarang ( 14% ) dan
secara umum mengenai penyebaran data masing-
tidak pernah ( 3 % ). Dalam hal ini siswa sering
masing indikator yang diperoleh dilapangan. Data
mengalami kesulitan dalam menjawab soal tes
yang disajikan berupa data mentah yang diolah
formatif dan setiap tes formatif ada soal yang
menggunakan teknik statistik deskriptif.
dianggap sulit oleh siswa untuk menjawabnya. Jadi
Hasil penelitian yang diperoleh berasal dari
data primer yaitu diperoleh dari penyebaran angket
mengenai pelaksanaan tes formatif dan efektifitas
untuk
siswa
harus
terampil
dalam
belajar
matematika dan paham terhadap materi pelajaran
6
dan paham terhadap apa yang ditanyakan dari soal
pengawasan dari guru maka dari tes formatif siswa
yang diberikan.
akan termotivasi untuk lebih giat dalam belajar.
Selanjutnya dari hasil penelitian dan analisis
Pembahasan
data studi tentang efektifitas pembelajaran pada
Hasil penelitian dan analisis data studi
bidang studi matematika SMP N 16 Kota Jambi
tentang pelaksanaan tes formatif pada bidang studi
berdasarkan jawaban responden pada indikator
matematika SMP N 16 Kota Jambi berdasarkan
kecermatan penguasaan prilaku, kecepatan unjuk
jawaban responden atau siswa dalam setiap
kerja, kesesuaian dengan prosedur, kuantitas unjuk
indikator penguasaan program, penguatan, usaha
kerja, kuantitas hasil akhir, dan tingkat retensi, dari
perbaikan, dan diagnosa diagnosa diperoleh rata-
jumlah rata-rata responden cenderung menjawab
rata jawaban responden lebih cenderung dilakukan
kadang-kadang, dan pada tingkat alih belajar
kadang-kadang. Hasil jawaban responden tidak
responden lebih cenderung menjawab sering.
begitu mengherankan jika diperoleh persentase
Dalam hal ini menunjukkan bahwa keefektifan
rata-rata studi tentang pelaksanaan tes formatif pada
pembelajaran dari siswa belum maksimal dan
bidang studi matematika SMP N 16 Kota Jambi
menuju kepada keefektifan pembelajaran yang
tergolong tinggi ( 17 % ), sedang ( 58 % ) dan
sesungguhnya karena dari tabel diatas dapat
rendah ( 25 % ). Berdasarkan hasil penelitian
diketahui bahwa efektifitas pembelajaran pada
tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa rata-rata
bidang studi matematika SMP N 16 Kota Jambi
pelaksanaan
studi
yang tergolong tinggi ( 20 % ), sedang ( 63 % ) dan
matematika SMP N 16 Kota Jambi masih sangat
rendah ( 17 % ). Jadi pada umumnya efektifitas
jauh dari pelaksanaan tes formatif yang ideal
pelaksanaan pembelajaran di SMP N 16 Kota Jambi
dilaksanakan. Dimana idealnya suatu pelaksanaan
tergolong sedang dengan persentase 63%. Jadi dari
tes formatif tersebut adalah sesuai dengan pendapat
persentase tersebut bisa dilihat bahwa pelaksanaan
berikut.
efektifitas pembelajaran yang terjadi di SMP N 16
4.2
tes
formatif
pada
bidang
Menurut Ischak S.W ( 1987 : 65 ) syarat
tersebut
tidak
berjalan
sebagaimana
yang
minimum keberhasilan siswa dalam pelaksanaan tes
seharusnya pembelajaran itu akan efektif jika makin
formatif adalah 75 %, baik dari penguasaan siswa
cermat siswa menguasai prilaku yang dipelajari,
terhadap program yang diajarkan, penguatan, dalam
kecepatan
usaha
Jika
menunjukkan yang sesuai dengan prosedur yagn
dibandingkan pendapat diatas dengan persentase
ditetapkan, kuantitas unjuk kerja dpat diandalkan
dari
tentang
dengan baik, kualitas hasil akhir yang baik, mampu
pelaksanaan tes formatif maka terlihat masih
mengikuti tingkat alih belajar dan baik dalam
dibawah batas minimum karena dalam hal ini dari
tingkat retensinya.
perbaikan
penggolongan
maupun
tanggapan
diagnosa.
siswa
unjuk
kerja
siswa,
siswa
dapat
jawaban responden perindikator rata-rata jawaban
responden cenderung menjawab kadang-kadang.
V. PENUTUP
Jadi untuk mendukung pelaksanaan tes formatif
5.1
tersebut menuju baik maka diperlukan usaha yang
Kesimpulan
Berdasarkan
pengolahan
data
dan
maksimal dari siswa sendiri baik itu penguasaan
pembahasan data penelitian dapat disimpulkan
materi, cara belajar dan lain sebagainya. Jika tes
sebagai berikut :
formatif
terlaksana
dengan
baik
dan
ada
1.
Dari
tanggapan
siswa
bahwa
pelaksanaan tes formatif pada bidang
7
studi matematika SMP N 16 Kota
Jambi
berdasarkan
kelompok
indikator
penguasaan
penguatan,
usaha
diagnosa.
Rata-rata
program,
perbaikan
dan
responden
menanggapi pelaksanaan tes formatif
adalah
“kadang-kadang”,
sehingga
Rakawali.
Ischak S.W. dan Warji. R., 1997. Program
Yogyakarta, Liberty.
dalam
pengkategorian
tes
foematif
yang
demikian pada umumnya pelaksanaan
tes
formatif
pada
bidang
studi
Nukancana dan Sunarta, 1981. Evaluasi Ilmu
Pendidikan. Surabaya, Usaha Nasional.
Roestiyah, N.K. 1986. Masalah-Masalah Ilmu
Keguruan, Jakarta, PT. Bina Aksara.
Ruseffendi T.F. 1994. Dasar-dasar Penelitian
matematika SMP N 16 Kota Jambi
Pendidikan dan Bidang Non Eksakta
tersebut
lainnyar . Semarang, IKIP Semarang Press.
adalah
tergolong
sedang
dengan porsentase 58 %.
Slameto, 1984. Belajar dan Faktor-Faktor Yang
Dari tanggapan responden tentang
efektifitas
pembelajaran
yang
tergolong tinggi ( 20% ), sedang ( 63
% ) dan rendah ( 17 % ). Jadi pada
umumnya
efektifitas
pelaksanaan
pembelajran di SMP N 16 Kota Jambi
tergolong sedang dengan persentase
63 %.
Saran
Berdasarkan
temuan
diatas,
dapat
disarankan :
Perhatian guru, kepala sekolah, siswa
terhadap program pembelajaran dan
proses
belajar
mengajar
perlu
ditingkatkan.
2.
Gordon, T., 1984. Guru Yang Efektif. Jakarta,
persentase
% ), dan rendah ( 25 % ). Dengan
1.
Pendekatan Praktek. Rineka Cipta, Jakarta.
Remidial Dalam Proses Belajar Mengajar.
tergolong tinggi ( 17 % ), sedang ( 58
5.2
Arikunto, 2002. Prosedur Penelitian Suatu
secara tidak langsung tercermin pada
pelaksanaan
2.
DAFTAR PUSTAKA
Pelaksanaan
tes
formatif
dan
efektifitas pembelajaran akan sukses
dengan adanya perhatian dari semua
pihak, baik itu dari guru maupun
kepala sekolah dalam mengelola suatu
program pengajaran yang berjalan di
sekolah tersebut.
Mempengaruhinya, Salatiga : Bina Aksara.
Download