MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 3 No.1 Januari 2016 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREEKLAMSIA PADA IBU HAMIL DI RUMAH SAKIT UNDATA PALU TAHUN 2014 Elly Yane Bangkele*, Gabriella Lintin**, Syavira Andina Anjar*** * Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Tadulako ** Bagian Anatomi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Tadulako *** Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Tadulako ABSTRAK Latar Belakang: Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat kesehatan perempuan, sampai saat ini masih tinggi di Indonesia dan jauh berada di atas negara ASEAN lainnya. Preeklamsia merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi di dunia khususnya negara-negara sedang berkembang frekuensi dilaporkan berkisar antara 0,3% sampai 0,7 %, sedangkan di negara-negara maju angka preeklamsia lebih kecil, yaitu 0,05% sampai 0,1%. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis faktor resiko terjadinya preeklamsia di RSUD Undata Palu tahun 2014. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain potong lintang (cross-sectional). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil yang tercatat di bagian rekam medis Rumah Sakit Umum Undata Palu sejak 1 Januari 2014-31 Desember 2014. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling. Hasil: Uji statistik dengan chi-square menggunakan SPSS. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara faktor umur ibu (p = 0,040), faktor graviditas (p = 0,0421) dengan kejadian preeklamsia. Sedangkan untuk faktor paritas (p = 0,500), abortus (p =0,345), dan berat bayi lahir (p =0,212) tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap kejadian preeklamsia. Kesimpulan: Terdapat hubungan yang bermakna secara statistik pada faktor umur dan graviditas dengan kejadian preeklamsia di RSUD Undata Palu tahun 2014 sedangkan tidak terdapat hubungan antara faktor paritas, abortus, dan berat bayi lahir dengan terjadinya preeklamsia di RSUD Undata Palu tahun 2014. Kata kunci : preeklamsia, faktor resiko, umur ibu, graviditas, paritas, abortus, dan berat bayi lahir 52 Elli Yane B.,Gabriella L.,& Syavira Andina A., Analisis Faktor-faktor yang Berhubungan ... MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 3 No.1 Januari 2016 kehamilan sampai dengan 42 hari setelah PENDAHULUAN berakhirnya kehamilan merupakan salah satu indikator untuk memperhatikan lama melihat derajat kesehatan perempuan, terjadinya kehamilan, yang disebabkan sampai saat ini masih tinggi di Indonesia oleh dan jauh berada kehamilannya, Angka kematian di ibu atas (AKI) negara kehamilannya dan atau tetapi tanpa tempat penanganan bukan karena kematian kecelakaan. Angka kematian ibu (AKI) untuk menggambarkan adalah jumlah kematian ibu bersalin dan status gizi dan kesehatan ibu, kondisi ditambah jumlah kematian ibu nifas per kesehatan 100.000 kelahiran hidup (KH). Angka ASEAN ibu lainnya. berguna Angka lingkungan serta tingkat pelayanan kesehatan terutama untuk ibu kematian hamil pada saat melahirkan dan masa menggambarkan nifas [1]. perilaku hidup sehat, status gizi dan Sepuluh juta wanita mengalami kesehatan ibu berguna tingkat ibu, kondisi untuk kesadaran kesehatan preeklamsia setiap tahun di seluruh lingkungan, tingkat pelayanan kesehatan dunia. Di seluruh dunia terdapat 76.000 terutama untuk ibu hamil, melahirkan dan wanita hamil meninggal setiap tahun masa nifas [4]. akibat preeklamsia dan Posisi AKI Kota Palu lima tahun gangguan hipertensi [2]. terakhir dari Tahun 2010 sebanyak Preeklamsia merupakan penyebab 173/100.000 kelahiran hidup, tahun 2011 utama morbiditas dan mortalitas ibu dan sebanyak 172/100.000 kelahiran hidup, bayi di dunia khususnya negara-negara tahun sedang berkembang frekuensi dilaporkan kelahiran hidup, tahun 2013 sebanyak berkisar antara 0,3% sampai 0,7 %, 165/100.000 kelahiran hidup, dengan sedangkan di negara-negara maju angka melihat data ini, maka nampak kematian preeklamsia lebih kecil, yaitu 0,05% ibu di Kota Palu berfluktuasi sedangkan sampai 0,1%[3]. tahun 2014 AKI sebesar 111/100.000 Kematian seorang 53 wanita ibu adalah yang terjadi kematian 2012 sebanyak 102/100.000 kelahiran hidup, mengalami penurunan selama Elli Yane B.,Gabriella L.,& Syavira Andina A., Analisis Faktor-faktor yang Berhubungan ... MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 3 No.1 Januari 2016 dibandingkan dengan tahun sebelumnya. dan tabulating, menggunakan software Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan SPSS. Uji hipotesis dan analisis bivariat Kota Palu, kasus maternal (kematian ibu) menggunakan uji chi-square. Tempat di Kota Palu tahun 2013, 41,66% akibat penelitian ini dilaksanakan adalah di perdarahan, 33,33% akibat eklamsia dan RSUD Undata Palu 25,01% akibat faktor lain. Sedangkan terhitung mulai tanggal 10 desember-16 pada tahun 2014, kasus maternal 25% desember 2016. akibat eklamsia, 25% akibat selama 6 hari ketuban pecah & ginjal, 13% akibat & jantung, HASIL 12% akibat preeklamsia berat, dan 12% 1. Analisis Bivariat akibat ketuban pecah [5]. Tabel METODE 4.1. Univariat dan Faktor umur preeklamsia Analisis dengan Pelaksanaan penelitian ini dilakukan dengan menganalisis data sekunder berupa rekam medis dengan memperhatikan etika dalam melakukan penelitian . pengambilan sampel dilakukan dengan teknik besarnya komputer SPSS menggunakan uji statistik yang telah memenuhi kriteria chi-square diperoleh bahwa ada hubungan inklusi dan ekslusi sebanyak 100 orang antara usia dengan kejadian preeklamsia yakni 79 orang mengalami preeklamsia pada ibu hamil. Berdasarkan data pada dan 21 orang non preeklamsia. Terdapat 2 tabel 4.1 , terlihat bahwa pasien dengan variabel ibu, preeklamsia umur <20 tahun dan >35 graviditas, paritas, abortus, berat bayi lahir tahun sebesar 10,1% sedangkan pasien sebagai variabel bebas dan preeklamsia yang tidak mengalami preeklamsia dengan sebagai variabel terikat. umur <20 tahun dan >35 tahun sebesar sampel purposive sampling, Dari hasil analisis data program penelitian Pengolahan yaitu ini 9,5%. Pasien dengan preeklamsia umur 20 dilakukan dengan cara editing, coding, sampai 35 tahun sebesar 89,9% sedangkan 54 data umur penelitian Elli Yane B.,Gabriella L.,& Syavira Andina A., Analisis Faktor-faktor yang Berhubungan ... MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 3 No.1 Januari 2016 pasien yang tidak mengalami preeklamsia dilaksanakan, nilai P pada variabel umur umur 20 sampai 35 tahun sebesar 90%. adalah 0,0421 hal ini berarti terdapat Menurut hasil uji chi square yang telah hubungan antara faktor graviditas dengan dilaksanakan, nilai P pada variabel umur kejadian preeklamsia. adalah 0,040 hal ini berarti terdapat Tabel hubungan antara faktor umur ibu dengan 4.3 Faktor paritas preeklamsia dengan kejadian preeklamsia. Tabel 4.2. Faktor graviditas dengan preeklamsia Dari hasil analisis data program Dari hasil analisis data program komputer SPSS menggunakan uji statistik komputer SPSS menggunakan uji statistik chi-square diperoleh bahwa tidak ada chi-square diperoleh bahwa ada hubungan hubungan antara paritas dengan kejadian antara kejadian preeklamsia pada ibu hamil dengan nilai p preeklamsia pada ibu hamil. Berdasarkan = 0,500. Berdasarkan data pada tabel 4.10 data pada tabel 4.9 , terlihat bahwa pasien ,terlihat bahwa pasien dengan preeklamsia dengan preeklamsia dengan multigravida dengan nulipara sebesar 38,0%, primipara sebesar 34,2% sedangkan pasien yang sebesar 30,4%, multipara sebesar 29,1%, tidak mengalami preeklamsia dengan grandemultipara sebesar 2,5 %, sedangkan multigravida Pasien pasien yang tidak mengalami preeklamsia dengan preeklamsia dengan primigravida dengan nulipara sebesar 23,8%, primipara sebesar sebesar 42,9%, multipara sebesar 30%, graviditas dengan sebesar 23,8%. 65,8% sedangkan pasien yang tidak mengalami preeklamsia dengan dan grandemultipara sebesar 2,0%. primigravida sebesar 76,2%. Menurut hasil 55 uji chi square yang telah Elli Yane B.,Gabriella L.,& Syavira Andina A., Analisis Faktor-faktor yang Berhubungan ... MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 3 No.1 Tabel 4.4. Faktor riwayat abortus dengan preeklamsia Januari 2016 Dari hasil analisis data program komputer SPSS menggunakan uji statistik chisquare diperoleh bahwa tidak ada hubungan antara berat badan lahir dengan kejadian preeklamsia pada ibu hamil. Hal ini didasarkan pada nilai p > nilai α yaitu p =0,212. Berdasarkan data pada Dari hasil analisis data program tabel 4.12 , terlihat bahwa pasien yang komputer SPSS menggunakan uji statistik melahirkan chi-square diperoleh bahwa tidak ada dengan berat badan lahir <2500 gram hubungan antara abortus dengan kejadian sebesar 21,5%, untuk berat badan lahir preeklamsia pada ibu hamil. Hal ini 2500-4000 gram sebesar 68,4%, dan didasarkan pada nilai p > nilai α yaitu p untuk berat badan lahir >4000 gram =0,345. Berdasarkan data pada tabel 4.11 , sebesar 10,1%, sedangkan pasien yang terlihat bahwa pasien dengan preeklamsia tidak mengalami preeklamsia melahirkan yang belum pernah abortus sebesar 83,5% bayi dengan berat badan lahir <2500 gram sedangkan yang sebesar 33,3%, untuk 2500-4000 gram pernah abortus sebesar 16,5%, sedangkan sebesar 66,7%, dan berat badan lahir pasien yang tidak mengalami preeklamsia >4000 gram sebesar 0%. pasien preeklamsia bayi dengan preeklamsia belum pernah abortus sebesar 71,4% dan pasien yang tidak mengalami preeklamsia yang pernah abortus sebesar 28,6%. Tabel 4.5. Faktor berat bayi lahir dengan preeklamsia 1. Analisis Multivariat Dari hasil analisis multivariat dengan regresi logistic ganda dengan metode backward wald diperoleh nilai signifikansi masing-masing variabel yakni 56 Elli Yane B.,Gabriella L.,& Syavira Andina A., Analisis Faktor-faktor yang Berhubungan ... MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 3 No.1 umur ibu (sig = 0.003) dan status PEMBAHASAN gravidarum 1. Umur ibu (sig = 0.005). Secara Januari 2016 keseluruhan diperoleh nilai sig di bawah Hasil analisa univariat menunjukkan dari nilai signifikansi (p = 0,05) yang kelompok umur terbanyak pada umur 20- bermakna bahwa faktor resiko umur ibu 35 tahun proporsinya adalah 90 % dengan dan status gravidarum memiliki hubungan jumlah sampel 90 orang. Uji korelasi yang diperoleh bahwa nilai p < 0,05 yaitu 0.04 signifikan preeklamsia atau dengan dengan kejadian kata lain hipotesis alternative dapat diterima. yang artinya terdapat hubungan yang bermakna antara umur ibu dengan Variabel yang berpengaruh terhadap kejadian preeklamsia di RSUD Undata preeklamsia adalah umur ibu dan status Palu tahun 2014. Hasil analisis multivariat gravidarum. Kekuatan hubungan dari menunjukkan adanya hubungan yang terbesar ke yang terkecil adalah sangat riwayat hipertensi (3,285) dan status preeklamsia gravidarum (3,035). hubungan ini mempunyai keeratan yang signifikan antara dengan umur yang kejadian ibu dan Selanjutnya nilai wald merupakan cukup tinggi dengan nilai wald paling nilai penting dalam uji regresi logistic besar (6.114) sehingga secara parsial dimana nilai ini digunakan untuk menguji faktor umur memiliki pengaruh paling tingkat signifikansi secara statistik dari besar terhadap kejadian preeklamsia di tiap-tiap parameter. Berdasarkan table RSUD Undata Palu dimana memiliki nilai diatas , diperoleh nilai wald dari masing- wald yang paling besar yaitu 6.114 masing variabel yakni umur (wald = Hal ini sesuai dengan hasil penelitian 6.114) dan status gravidarum (wald = Juraij [6] bahwa terdapat hubungan 5.019). bermakna antara faktor usia ibu dengan Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa secara parsial faktor kejadian umur memiliki pengaruh paling besar dibawah 20 tahun perkembangan organ- terhadap kejadian preeklamsia di RSUD organ reproduksi serta fungsi fisiologis Undata Palu dimana memiliki nilai wald belum optimal. Hal ini juga didukung oleh yang paling besar yaitu 6.114. hasil penelitian yang dilakukan oleh Dewi 57 preeklamsia. Wanita usia Elli Yane B.,Gabriella L.,& Syavira Andina A., Analisis Faktor-faktor yang Berhubungan ... MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 3 No.1 Januari 2016 [7] menunjukkan bahwa usia ibu beresiko preeklamsia. Preeklamsia sering terjadi secara kejadian pada primigravida karena adanya suatu preeklamsia yang menunjukkan terjadinya mekanisme imunologi terhadap antigen. hubungan yang signifikan antara faktor Preeklamsia merupakan konsekuensi dari umur dan reaksi imun maternal terhadap antigen mempunyai risiko 3,61 kali untuk terjadi ayah dinyatakan dalam plasenta dan reaksi preeklamsia pada ibu hamil yang berusia ini <20 tahun atau >35 tahun. menjadi rusak dan selanjutnya terjadi bermakna ibu terhadap dengan preeklamsia mengakibatkan invasi trofoblas disfungsi plasenta. Menurut Benson [9] menyebutkan 2. Graviditas Hasil analisa univariat menunjukkan bahwa preeklamsia merupakan gangguan bahwa pasien preeklamsia primigravida yang terutama terjadi pada primigravida, adalah 68 orang (68%) sedangkan untuk primigravida mempunyai resiko lebih multigravida yaitu sebanyak 32 orang besar (32%). Uji korelasi diperoleh bahwa ada kehamilan hubungan antara jumlah gravidia dengan multigravida. Pada kehamilan pertama kejadian preeklamsia pada ibu hamil. terjadi pembentukan blocking antibodies Hasil analisis multivariat menunjukkan terhadap antigen tidak sempurna. Pada adanya hubungan yang sangat signifikan kehamilan antara kejadian pembentukan Human Leucocyte Antigen jumlah gravida preeklamsia dalam dibandingkan dengan pertama dapat terjadi Protein G (HLA) yang berperan penting mempunyai keeratan yang cukup tinggi dalam modulasi respon imun, sehingga dengan terjadi intoleransi ibu terhadap plasenta wald hubungan jika hipertensi ini nilai dan dengan terjadinya (5.019) sehingga ditetapkan sebagai faktor resiko terjadinya sehingga terjadi preeklamsia. preeklamsia di RSUD Undata Palu tahun Status gravidarum adalah status 2014. Hal ini sesuai dengan penelitian yang menunjukkan jumlah kehamilan Artikasari [8] yang menyimpulkan bahwa yang dialami seorang wanita. Faktor status ada hubungan yang signifikan antara gravidarum memiliki pengaruh terhadap primigravida persalinan 58 dengan kejadian dikarenakan ibu hamil Elli Yane B.,Gabriella L.,& Syavira Andina A., Analisis Faktor-faktor yang Berhubungan ... MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 3 No.1 memiliki risiko untuk dengan preeklampsia pada ibu hamil di selama poli kebidanan RS Undata dimana tidak kehamilannya terutama pada ibu yang ada hubungan antara paritas dengan pertama kali mengalami masa kehamilan. kejadian mengalami lebih tinggi Januari 2016 gangguan preeklampsia (p=0,858) (OR=0,563). Banyak teori dan penelitian yang menyatakan bahwa preeklamsia 3. Paritas Hasil analisa univariat menunjukkan adalah penyulit kehamilan yang umumnya bahwa pasien preeklamsia pada pasien terjadi pada nullipara. Seperti misalnya dengan nulipara sebesar 38,0% memiliki Royston & Amstrong yang menyatakan distribusi uji bahwa preeklamsia sering terjadi pada korelasi diperoleh bahwa faktor paritas kehamilan anak pertama, dan jarang tidak terjadi pada kehamilan berikutnya[11]. tertinggi. mempunyai Berdasarkan hubungan yang signifikan dengan terjadinya preeklamsia degan nilai p < ∝ (0,500 > 0,05). Hasil akhir analisis multivariat menunjukkan 4. Riwayat Abortus Hasil analisa univariat menunjukkan nilai sig yang lebih dari nilai kemaknaan, bahwa pada pasien dengan riwayat sehingga dapat disimpulkan bahwa faktor abortus pada pasien preeklamsia yang paritas merupakan variabel bebas yang pernah mengalami abortus yaitu 19 orang secara parsial tidak memiliki hubungan (19%) sedangkan pada pasien preeklamsia bermakna dengan kejadian preeklamsia di dengan belum pernah mengalami abortus RSUD Undata Palu. yaitu 81 orang (81%). Berdasarkan uji dengan korelasi diperoleh bahwa penelitian ini juga tidak menunjukkan suatu hubungan yang terdapat bermakna antara riwayat abortus dengan hubungan yang bermakna antara paritas kejadian preeklamsia di RSUD Undata dengan kejadian preeklamsia. Berdasarkan Palu tahun 2014. Hasil akhir analisis penelitian yang dilakukan oleh Dewi [7] multivariat menunjukkan nilai sig yang mengenai faktor-faktor yang berhubungan lebih dari nilai kemaknaan, sehingga dapat Hal tersebut penelitian Indriani mendapatkan hasil sejalan [10] yang tidak disimpulkan bahwa faktor riwayat abortus 59 Elli Yane B.,Gabriella L.,& Syavira Andina A., Analisis Faktor-faktor yang Berhubungan ... MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 3 No.1 Januari 2016 merupakan variabel bebas yang secara 2500-4000 gram sebanyak 68 orang parsial hubungan (68%) memiliki distribusi yang tinggi. bermakna dengan kejadian preeklamsia di Berdasarkan uji korelasi diperoleh bahwa RSUD Undata Palu. Tetapi untuk masalah tidak ada hubungan antara berat bayi lahir signifikansi, abortus dengan kejadian preeklamsia pada ibu dalam penelitian ini tidak menunjukkan hamil. Hasil akhir analisis multivariat suatu hubungan yang bermakna, karena menunjukkan nilai sig yang lebih dari mempunyai nilai P=0,208. Hal ini sesuai nilai dengan yang dikemukakan Stone[12] dan disimpulkan bahwa faktor berat bayi lahir Sibai[13] merupakan variabel bebas yang secara tidak memiliki variabel yang riwayat menemukan bahwa kemaknaan, parsial preeklampsia. bermakna dengan kejadian preeklamsia di Menurut Stone[12] wanita yang pernah RSUD Undata Palu. Hal tersebut sejalan mengalami atau memiliki riwayat abortus dengan penelitian Reny[14] yang juga mempunyai resiko 0,5 kali lebih besar mendapatkan untuk mengalami preeklampsia dengan hubungan yang bermakna antara Berat pasangan suami yang sama. Jumlah Badan Lahir dengan kejadian preeklamsia sampel yang pernah mengalami abortus Menurut Manuaba[15] faktor-faktor yang yang terlalu kecil juga kemungkinan berhubungan dengan bayi BBLR secara menjadi penyebab tidak signifikannya umum yaitu gizi saat hamil yang kurang, hubungan dengan usia ibu kurang dari 20 tahun atau lebih kejadian preeklampsia. Hal ini karena dari 35 tahun, jarak hamil dan persalinan memang kejadian abortus yang sudah terlalu dekat, penyakit menahun ibu sangat sedikit. seperti abortus memiliki dapat riwayat abortus tidak berhubungan dengan riwayat tidak sehingga hasil gangguan hubungan tidak pembuluh terdapat darah (perokok), mengerjakan aktivitas fisik 5. Berat Bayi Lahir beberapa jam tanpa istirahat, kejadian Hasil analisa univariat menunjukkan prematuritas pada bayi yang lahir dari bahwa pada berat bayi lahir pada pasien perkawinan yang tidak sah, pengawasan dengan preeklamsia dengan berat badan antenatal yang kurang. Menurut teori, 60 Elli Yane B.,Gabriella L.,& Syavira Andina A., Analisis Faktor-faktor yang Berhubungan ... MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 3 No.1 Januari 2016 karena preeklamsia terjadi vasokontriksi SARAN pembuluh 1. Kepada Dinas kesehatan kota palu agar darah menyebabkan perifer dalam uterus peningkatan sehingga terjadi yang resistensi peningkatan memberikan penyuluhan terhadap masyarakat tentang preeklamsia dan tekanan darah. Vasokontriksi pembuluh faktor-faktor darah dalam uterus dapat mengakibatkan predisposisi penurunan aliran darah sehingga suplai agar masyarakat dapat menghindarinya oksigen dan nutrisi ke janin berkurang. sehingga angka kejadian preeklamsia Ketika hal ini terjadi, dapat menyebabkan dapat menurun. intra uterine growth retardation (IUGR) dan melahirkan bayi BBLR[14]. yang bisa terjadinya menjadi preeklamsia 2. Kepada RSUD Undata kota palu agar memberikan pelayanan yang terbaik kepada pasien preeklamsia untuk menghindari bertambahnya kematian KESIMPULAN Berdasarkan tujuan mengetahui hubungan penelitian ibu. status 3. Kepada masyarakat khususnya ibu gravida, jumlah paritas, riwayat abortus, hamil agar sebaiknya memeriksakan dan berat bayi lahir dengan kejadian kehamilannya preeklamsia di RSUD Undata Palu Tahun memperhatikan kebutuhan gizi selama 2014, maka kesimpulan yang diperoleh hamil dari informasi mengenai kebutuhan selama penelitian ini umur, yaitu adalah terdapat serta sesuai anjuran memperbanyak hubungan antara umur ibu dan status masa gravida dengan kejadian preeklamsia di mempersiapkan kehamilannya. RSUD Undata Palu Tahun 2014 dan tidak 4. Kepada kehamilan peneliti dan akses agar lain yang lebih ingin terdapat hubungan pada jumlah paritas, melanjutkan penelitian yang sejenis riwayat abortus, dan berat bayi lahir dapat menambah faktor resiko yang dengan kejadian preeklamsia. belum diteliti dalam penelitian ini. 61 Elli Yane B.,Gabriella L.,& Syavira Andina A., Analisis Faktor-faktor yang Berhubungan ... MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 3 No.1 DAFTAR PUSTAKA 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 62 Lin HC, Chen SF. Increased Risk of Adverse Pregnancy Outcomes In Women With Reumatoid Arthritis: a Nationwide Population Based Study. Journal Canadian Medical Association. 2010 Sept; 13(04): 27782. World Health Organization. Beyond the number: reviewing maternal deaths and complications to make pregnancy safer. Geneva: World Health Organization.; 2012. Arianti IS, Djannah SN. Gambaran Epidemiologi Kejadian Preeklamsia/Eklamsia DI RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta Tahun 2007-2009. Jurnal Pendidikan Kedokteran Indonesia. 2010 Januari; 01(03): 175-182. Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah. Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014.Palu: Dinkes; 2014. Dinas Kesehatan Kota Palu. Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014. Palu: Dinkes; 2014. Juraij N. Hubungan Umur ibu Hamil dengan Kejadian Preeklamsia di RSU Anutapura Palu Tahun 2011. Palu:FKIK-Untad;2012 Dewi L. Analisis Faktor Resiko Utama Preeklamsia Di Rumah Sakit Undata Pada Tahun 2012. Palu:FKIK-Untad;2012. Artikasari S. Faktor Resiko Terjadinya Kematian Ibu Oleh 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. Januari 2016 Karena Preeklamsia-Eklamsia Di Rumah Sakit Umum Tanggerang Tahun 2011. Jurnal mercubaktijaya. 2012 Mei; 11(03): 316-33. Benson RC, Pernoll ML. Buku Saku Obstetri dan Ginekologi. Edisi 9. Jakarta: EGC; 2008 . Indriani N. Analisis Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Preeklamsia/Eklamsia pada Ibu Bersalin di Rumah Sakit Umum Daerah Kardinah Kota Tegal Tahun 2011. Jurnal Kesehatan Wiraraja Medika. 2012;49 (125): 39-45. Royston E & Armstrong S. Preventing Maternal Deaths. Geneva: World Health Organization; 2013. Stone JL. Risk Factor For Severe Preeclampsia. Geneva: Obstetry and Gynaecology; 2008. Sibai BM. Risk Factors for Preeclamsia In Healthy Nulliparous Women : A Prospective Multicenter Study, AM. Canada: Obstetry Gynecol; 2014. Reny DL. Hubungan Umur, Paritas, Dan Preeklamsia Dengan Kejadian Berat Badan Lahir Rendah Di RSUD DR.H. MOCH. Ansari Saleh Banjarmasin. Jurnal Kesehatan. 2015; 3,(09): 166-175. Manuaba IG. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC;2008. Elli Yane B.,Gabriella L.,& Syavira Andina A., Analisis Faktor-faktor yang Berhubungan ...